• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Dekok Biji Adas (Foeniculum vulgare semen) Terhadap Aktivitas Seksual Mencit Galur Swiss-Webster Jantan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Dekok Biji Adas (Foeniculum vulgare semen) Terhadap Aktivitas Seksual Mencit Galur Swiss-Webster Jantan."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

iv

ABSTRAK

PENGARUH DEKOK BIJI ADAS (Foeniculum vulgare semen) TERHADAP AKTIVITAS SEKSUAL MENCIT

GALUR Swiss-Webster JANTAN

Sylvia Christiani, 2009, Pembimbing I: Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes

Sebagian masyarakat mengonsumsi obat modern yang memiliki efek samping membahayakan untuk mengatasi impotensi sehingga diupayakan obat alternatif, misalnya adas. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh dekok biji adas (Foeniculum vulgare semen) terhadap aktivitas seksual mencit galur Swiss-Webster

jantan berdasarkan jumlah introducing dan mounting. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental sungguhan menggunakan Rancangan Acak Lengkap, bersifat komparatif. Hewan coba 25 mencit jantan, berat badan 20-25 gram. Mencit dibagi secara acak dalam 5 kelompok (n=5), masing-masing diberi dekok biji adas dosis 1 (325 mg/kgBB), dosis 2 (650 mg/kgBB), dosis 3 (1300 mg/kgBB), kontrol (Na-CMC 1%) dan pembanding (Eugenol 620 mg/kgBB) selama 7 hari. Data yang diukur adalah jumlah introducing dan mounting pada 15 menit pertama dan kedua, dilakukan pada hari ketiga, kelima, dan ketujuh. Analisis statistik berdasarkan uji

ANOVA dan jika bermakna dilanjutkan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan α =

0,05. Hasil penelitian hari ketiga, kelima, dan ketujuh : Introducing, dosis 1 berbeda signifikan (p=0.020, p=0.034, p=0.033), dosis 2 berbeda sangat signifikan (p=0.001,

p=0.000, p=0.002), dosis 3 berbeda sangat signifikan (p=0.004, p=0.001, p=0.008) dibanding kontrol, Mounting tidak terdapat perbedaan signifikan antar kelompok pada uji ANOVA (p= 0.224, p=0.413, p= 0.431). Kesimpulan dekok biji adas dosis 1, 2, 3 berpengaruh meningkatkan aktivitas seksual terutama introducing.

(2)

v

ABSTRACT

THE EFFECT OF FENNEL SEED (Foeniculum vulgare semen) DECOCTION ON SEXUAL ACTIVITY

IN MALE MICE STRAIN Swiss-Webster

Sylvia Christiani, 2009, 1st Tutor: Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes

Some people choose to consume modern treatment that cause hazardous side effect to cure impotence so traditional treatment is suggest. One of traditional plant that can cure impotence is fennel. The purpose of this research is to know the effect of decoction fennel seed (Foeniculum vulgare semen) on sexual activity in male mice strain Swiss-Webster based on introducing and mounting. This research is the real experimental with comparative characteristic method using complete random design. The animals using 25 male mice that weight 20-25 grams. Twenty five male mice of Swiss-Webster strain were devided randomly into 5 groups (n=5) that were administered in 7 days decoction fennel seed dose 1 (325 mg/kgBW), dose 2 (650 mg/kgBW), dose 3 (1300 mg/kgBW), control (Na-CMC 1%) and comparison (Eugenol 620 mg/kgBW). Data observed were introducing and mounting in first and second 15 minutes period on the 3rd, 5th, and 7th day. Data were analyzed by ANOVA, continued with Tukey HSD test with α = 0,05. The results on 3rd, 5th, and 7th day are: Introducing, dose 1 significantly different (p=0.020, p=0.034, p=0.03), dose 2 very significantly different (p=0.001, p=0.000, p=0.002), dose 3 very significantly different (p=0.004, p=0.001, p=0.008) compared to control, Mounting is not significantly different between groups on ANOVA test (p= 0.224, p=0.413, p= 0.431).

The conclusion is dose 1, 2, 3 decoction fennel seed increase sexual activity especially introducing.

Keyword : fennel, sexual activity, introducing, mounting

(3)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 3

1.3Maksud dan Tujuan ... 3

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 4

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 4

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 5

1.6Metodologi Penelitian ... 5

(4)

vii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Limbik ... 6

2.1.1 Amigdala ... 7

2.1.2 Hipokampus ... 7

2.1.3 Cingulate gyrus ... 8

2.1.4 Hipotalamus ... 8

2.1.5 Talamus ... 9

2.2 Feromon ... 10

2.3 Anatomi Genital Laki-laki ... 11

2.4 Aksi Seksual ... 12

2.4.1 Sistem Persarafan dalam Ereksi ... 12

2.4.2 Sistem Pembuluh Darah Penis ... 15

2.4.3 Mekanisme Terjadinya Ereksi ... 16

2.4.4 Siklus Respon Seksual ... 17

2.4.4.1 Fase Perangsangan (Excitement phase) ... 17

2.4.4.2 Fase Plateau ... 18

2.4.4.3 Fase Orgasme ... 19

2.4.4.4 Fase Resolusi ... 20

2.5 Impotensi atau Disfungsi Ereksi ... 20

2.5.1 Definisi Impotensi atau Disfungsi Ereksi ... 20

2.5.2 Penyebab Disfungsi Ereksi ... 21

2.5.3 Diagnosis Disfungsi Ereksi ... 21

2.5.4 Pengobatan Disfungsi Ereksi ... 22

2.6 Sildenafil Sitrat ... 22

2.6.1 Mekanisme Kerja Sildenafil Sitrat ... 23

2.7 Eugenol ... 24

2.8 Nitrit Oksida Sintase ... 25

(5)

viii

2.9 Adas (Foeniculum vulgare Mill) ... 26

2.9.1 Taksonomi ... 26

2.9.2 Deskripsi Tanaman ... 27

2.9.3 Sifat dan Manfaat ... 28

2.9.4 Kandungan Kimia ... 28

2.9.4.1 Arginin ... 28

2.9.4.2 Rutin ... 29

2.9.4.3 Quersetin ... 29

BAB III BAHAN / SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan / subjek Penelitian ... 30

3.1.1 Bahan Penelitian ... 30

3.1.2 Alat-alat yang Digunakan ... 30

3.1.3 Subjek Penelitian ... 31

3.1.4 Persiapan Bahan Uji ... 31

3.1.5 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

3.2 Metode Penelitian ... 32

3.2.1 Desain Penelitian ... 32

3.2.2 Variabel Penelitian ... 32

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 32

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 32

3.2.3 Besar Sampel Penelitian ... 34

3.2.4 Prosedur Kerja ... 34

3.2.5 Cara Pemeriksaan ... 35

3.2.6 Metode Analisis ... 35

(6)

ix

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 38

4.2 Uji Hipotesis ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN ... 57

(7)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Tiga macam NOS ... 25 Tabel 4.1 Rerata introducing selama 30 menit (dalam ln+1) ... 38 Tabel 4.2 Uji One Way ANOVA terhadap frekuensi rerata

introducing (dalam ln+1) hari ketiga. ... 40 Tabel 4.3 Uji Tukey HSD terhadap frekuensi rerata

introducing (dalam ln+1) hari ketiga ... 40 Tabel 4.4 Uji One Way ANOVA terhadap frekuensi rerata

introducing (dalam ln+1) hari kelima. ... 41 Tabel 4.5 Uji Tukey HSD terhadap frekuensi rerata

introducing (dalam ln+1) hari kelima ... 42 Tabel 4.6 Uji One Way ANOVA terhadap frekuensi rerata

introducing (dalam ln+1) hari ketujuh. ... 43 Tabel 4.7 Uji Tukey HSD terhadap frekuensi rerata

introducing (dalam ln+1) hari ketujuh ... 43 Tabel 4.8 Rerata mounting selama 30 menit (dalam ln+1) ... 44 Tabel 4.9 Uji One Way ANOVA terhadap frekuensi rerata

mounting (dalam ln+1) hari ketiga. ... 46 Tabel 4.10 Uji One Way ANOVA terhadap frekuensi rerata

mounting (dalam ln+1) hari kelima. ... 46 Tabel 4.11 Uji One Way ANOVA terhadap frekuensi rerata

mounting (dalam ln+1) hari ketujuh. ... 47

(8)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Sistem Limbik ... 6

Gambar 2.2 Amigdala dan Hipokampus ... 7

Gambar 2.3 Cingulate gyrus ... 8

Gambar 2.4 Hipotalamus ... 9

Gambar 2.5 Mekanisme kerja hipotalamus ... 9

Gambar 2.6 Talamus dan Hipotalamus ... 9

Gambar 2.7 Organ vomeronasal pada septum nasal ... 10

Gambar 2.8 Organ vomeronasal pada binatang pengerat ... 10

Gambar 2.9 Anatomi genital laki-laki... 11

Gambar 2.10 Struktur bagian dalam penis ... 12

Gambar 2.11 Reseptor yang berhubungan dengan aktivitas seksual ... 13

Gambar 2.12 Persarafan pada proses ereksi... 14

Gambar 2.13 Arteri (atas) dan vena (bawah) pada penis ... 15

Gambar 2.14 Reproduksi pria dalam keadaan rileks dan ereksi ... 16

Gambar 2.15 Siklus respon seksual ... 17

Gambar 2.16 Fase perangsangan ... 18

Gambar 2.17 Fase plateau ... 18

Gambar 2.18 Fase orgasme ... 19

Gambar 2.19 Fase resolusi ... 20

Gambar 2.20 Struktur sildenafil sitrat ... 23

Gambar 2.21 Tablet sildenafil ... 23

Gambar 2.22Mekanisme kerja sildenafil sitrat ... 23

Gambar 2.23 Struktur eugenol ... 24

Gambar 2.24 Contoh sediaan eugenol ... 24

(9)

xii

Gambar 2.26 Siklus nitrit oksida ... 26

Gambar 2.27 Tanaman adas ... 27

Gambar 2.28 Biji adas ... 27

Gambar 2.29 Proses oksidasi arginin ... 29

Gambar 3.1 Introducing ... 33

(10)

xiii

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1Rerata frekuensi introducing pada hari ketiga,

kelima, ketujuh (dalam ln + 1) ... 39 Grafik 4.2Rerata frekuensi mounting pada hari ketiga,

(11)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Komisi Etik Penelitian ... 57

Lampiran 2 Perhitungan dosis ... 58

Lampiran 3 Data Kasar Penelitian ... 60

Lampiran 4 Hasil Uji Statistik Introducing... 62

(12)

Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

(13)

Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN 2 Perhitungan dosis

I.Perhitungan dosis biji adas (Foeniculum vulgare Mill)

Dosis efektif pada manusia = 10 gram (H.Arief Hariana, 2008). Mencit yang digunakan dalam percobaan adalah 25 gram. Volume lambung mencit ± 0,5 ml.

Perhitungan dosis : Dosis 3 :

Manusia70 = 10 gram  mencit25 = 25/20 x 0,0026 = 0.0325

= 10000 x 0,0325 = 32.5 mg / ½ cc 1 cc = 65 mg

100 cc = 6.5 gram

Dosis dekok biji adas untuk mencit per kgBB yaitu 32.5 mg/25 gram = 1300 mg/kgBB.

Pertama membuat dosis 3 terlebih dahulu, untuk mendapatkan dosis 1 dan 2 menggunakan prinsip pengenceran.

Dosis 2 ( ½ dosis 3) = 16.25 mg/25 gram = 650 mg/kgBB.

Dari dosis 3, diambil 30 ml dekok biji adas dan dicampur dengan 30 ml aquades.

Dosis 1 ( ¼ dosis 3) = 8.125 mg/25 gram = 325 mg/kgBB.

Dari dosis 3, diambil 30 ml dekok biji adas dan dicampur dengan 90 ml aquades.

Cara kerja :

(14)

Universitas Kristen Maranatha mendidih. Saring dekok dengan menggunakan kain flanel sampai diperoleh sebanyak 300 ml.

II. Perhitungan dosis eugenol

Sediaan eugenol 93% dalam kemasan 10 cc (Zhermack, USA). Sediaan eugenol 9,3 g/10 cc = 930 mg/cc

Perhitungan :

Dosis yang digunakan = 500 mg/kgBB mencit.

Dosis untuk mencit 25 gram = 0.025 x 500 mg/kgBB = 12.5 mg/0.5 cc Sediaan yang dibuat = 3 cc larutan eugenol dalam Na-CMC 1%. Jadi eugenol yang digunakan untuk volume 3 cc adalah 3/0,5 x 12.5 mg = 75 mg. Eugenol yang diambil = 75 mg / 930 mg x 20 tetes (1cc)

= 0.0806452 mg x 20 tetes

= 1.612903 tetes ≈ 2 tetes

Dosis yang digunakan sebenarnya = (2 tetes : 1.612903 tetes) x 500 mg = 620 mg/kgBB

Cara kerja :

(15)

Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN 4

Hasil Uji Statistik Introducing

Introducing Hari Ketiga

Descriptives

LN

5 2.2631 .81061 .36252 1.2566 3.2696 1.10 3.00

5 3.0128 .28352 .12679 2.6608 3.3649 2.64 3.33

5 2.6072 1.15935 .51848 1.1677 4.0467 1.39 4.51

5 .6931 .69315 .30998 -.1675 1.5538 .00 1.39

5 3.2216 .23665 .10583 2.9278 3.5155 2.83 3.47

25 2.3596 1.12841 .22568 1.8938 2.8254 .00 4.51

Adas 325 Adas 650 Adas 1300 Kontrol Pembanding Total

N Mean Std. Deviation Std. Er ror Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Inter val for

Mean

Minim um Maximum

Test of Homogeneity of Variances

LN

2.131 4 20 .115

Levene Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

LN

20.087 4 5.022 9.591 .000

10.472 20 .524

30.560 24

Between Groups

Within Groups

Total

(16)

Universitas Kristen Maranatha

Homogeneous Subsets

Multiple Comparisons

Dependent Variable: LN Tukey HSD

-.74974 .45765 .492 -2.1192 .6197 -.34411 .45765 .941 -1.7136 1.0253 1.56994* .45765 .020 .2005 2.9394 -.95854 .45765 .261 -2.3280 .4109 .74974 .45765 .492 -.6197 2.1192 .40563 .45765 .899 -.9638 1.7751 2.31969* .45765 .001 .9502 3.6891 -.20879 .45765 .990 -1.5782 1.1607 .34411 .45765 .941 -1.0253 1.7136 -.40563 .45765 .899 -1.7751 .9638 1.91406* .45765 .004 .5446 3.2835 -.61442 .45765 .669 -1.9839 .7550 -1.56994* .45765 .020 -2.9394 -.2005 -2.31969* .45765 .001 -3.6891 -.9502 -1.91406* .45765 .004 -3.2835 -.5446 -2.52848* .45765 .000 -3.8979 -1.1590 .95854 .45765 .261 -.4109 2.3280 .20879 .45765 .990 -1.1607 1.5782 .61442 .45765 .669 -.7550 1.9839 2.52848* .45765 .000 1.1590 3.8979 (J) Introducing

Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level. *.

Subset for alpha = .05

(17)

Universitas Kristen Maranatha

Introducing Hari Kelima

Descriptives

LN

5 2.0946 1.06266 .47524 .7751 3.4140 1.10 3.50 5 3.6138 .45758 .20463 3.0457 4.1820 3.04 4.08 5 2.7745 .88734 .39683 1.6727 3.8762 1.61 4.09

5 .4970 .78357 .35042 -.4759 1.4699 .00 1.79

5 3.6236 .37467 .16756 3.1583 4.0888 3.30 4.20 25 2.5207 1.37363 .27473 1.9537 3.0877 .00 4.20 Adas 325

Adas 650 Adas 1300 Kontrol Pembanding Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

LN

1.456 4 20 .253

Levene Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

LN

33.763 4 8.441 14.652 .000

11.521 20 .576

45.284 24

Between Groups

Within Groups

Total

(18)

Universitas Kristen Maranatha

Homogeneous Subsets

Multiple Comparisons Dependent Variable: LN

Tukey HSD

-1.51924* .48003 .035 -2.9557 -.0828 -.67988 .48003 .625 -2.1163 .7565 1.59759* .48003 .025 .1612 3.0340 -1.52898* .48003 .034 -2.9654 -.0926 1.51924* .48003 .035 .0828 2.9557 .83936 .48003 .429 -.5971 2.2758 3.11683* .48003 .000 1.6804 4.5533 -.00974 .48003 1.000 -1.4462 1.4267 .67988 .48003 .625 -.7565 2.1163 -.83936 .48003 .429 -2.2758 .5971 2.27747* .48003 .001 .8410 3.7139 -.84910 .48003 .418 -2.2855 .5873 -1.59759* .48003 .025 -3.0340 -.1612 -3.11683* .48003 .000 -4.5533 -1.6804 -2.27747* .48003 .001 -3.7139 -.8410 -3.12657* .48003 .000 -4.5630 -1.6901 1.52898* .48003 .034 .0926 2.9654 .00974 .48003 1.000 -1.4267 1.4462 .84910 .48003 .418 -.5873 2.2855 3.12657* .48003 .000 1.6901 4.5630 (J) Introducing Adas H5

Adas 650 (I) Introducing Adas H5 Adas 325

Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level. *.

Subset for alpha = .05

(19)

Universitas Kristen Maranatha

Introducing Hari Ketujuh

Descriptives

LN

5 2.0423 1.29475 .57903 .4347 3.6500 .69 3.99 5 2.7863 1.02334 .45765 1.5157 4.0570 1.39 4.09 5 2.4299 .80993 .36221 1.4242 3.4356 1.61 3.69 5 .2197 .49131 .21972 -.3903 .8298 .00 1.10 5 3.1316 .67912 .30371 2.2884 3.9748 2.30 3.93 25 2.1220 1.32651 .26530 1.5744 2.6695 .00 4.09 Adas 325

Adas 650 Adas 1300 Kontrol Pembanding Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

LN

1.089 4 20 .389

Levene Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

LN

25.902 4 6.476 7.931 .001

16.329 20 .816

42.231 24

Between Groups

Within Groups

Total

(20)

Universitas Kristen Maranatha

Homogeneous Subsets

Multiple Comparisons Dependent Variable: LN

Tukey HSD

-.74403 .57147 .693 -2.4541 .9660 -.38759 .57147 .959 -2.0976 1.3225 1.82259* .57147 .033 .1125 3.5326 -1.08927 .57147 .346 -2.7993 .6208 .74403 .57147 .693 -.9660 2.4541 .35644 .57147 .969 -1.3536 2.0665 2.56662* .57147 .002 .8566 4.2767 -.34525 .57147 .973 -2.0553 1.3648 .38759 .57147 .959 -1.3225 2.0976 -.35644 .57147 .969 -2.0665 1.3536 2.21018* .57147 .008 .5001 3.9202 -.70168 .57147 .736 -2.4117 1.0084 -1.82259* .57147 .033 -3.5326 -.1125 -2.56662* .57147 .002 -4.2767 -.8566 -2.21018* .57147 .008 -3.9202 -.5001 -2.91186* .57147 .000 -4.6219 -1.2018 1.08927 .57147 .346 -.6208 2.7993 .34525 .57147 .973 -1.3648 2.0553 .70168 .57147 .736 -1.0084 2.4117 2.91186* .57147 .000 1.2018 4.6219 (J) Introducing Adas H7

Adas 650 (I) Introducing Adas H7 Adas 325

Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level. *.

Subset for alpha = .05

(21)
(22)

LAMPIRAN 3

Data Kasar Penelitian Pengaruh Dekok Biji Adas Terhadap Aktivitas Seksual 3.1 Hasil Introducing

Introducing 15 menit pertama

Kelompok

Introducing 15 menit kedua

Kelompok

Introducing selama 30 menit

(23)

3.2 Hasil mounting

Mounting 15 menit pertama Kelompok

Mounting 15 menit kedua Kelompok

(24)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Disfungsi ereksi atau impotensi adalah ketidakmampuan yang persisten dalam mencapai atau mempertahankan fungsi ereksi untuk aktivitas seksual yang memuaskan. Batasan tersebut menunjukkan bahwa proses fungsi seksual laki-laki mempunyai dua komponen yaitu mencapai keadaan ereksi dan mempertahankannya (Samekto Wibowo dan Abdul Gofir, 2008). Hal ini sangat penting bagi laki-laki sebab disfungsi ereksi dapat menimbulkan depresi bagi penderita yang berujung terganggunya hubungan suami istri serta menyebabkan masalah dalam kehidupan rumah tangga (Infosehat, 2007). Secara garis besar, penyebab disfungsi ereksi terdiri dari faktor organik, psikis, dan andropause. Umumnya laki-laki berumur lebih dari 40 tahun mengalami penurunan kadar testosteron secara bertahap. Saat mencapai usia 40 tahun, laki-laki akan mengalami penurunan kadar testosteron dalam darah sekitar 1,2 % per tahun. Bahkan di usia 70, penurunan kadar testosteron dapat mencapai 70% (Bin Muhsin, 2008).

Penelitian National Institutes of Health 2002 menunjukkan kurang lebih 15 juta sampai 30 juta laki-laki di Amerika mengalami disfungsi ereksi. Insidensi terjadinya gangguan bervariasi dan meningkat seiring dengan usia. Pada usia 40 tahun, terdapat kurang lebih 5% laki-laki mengalami keadaan disfungsi ereksi, pada usia 65 tahun, terdapat kurang lebih 15-25% (Handriadi Winaga, 2006). Prevalensi disfungsi ereksi di Indonesia belum diketahui secara tepat, diperkirakan 16 % laki-laki usia 20 – 75 tahun di Indonesia mengalami disfungsi ereksi (Samekto Wibowo dan Abdul Gofir, 2008).

(25)

2

sitrat antara lain sakit kepala, muka memerah, gangguan penglihatan (degenerasi makula, retinitis pigmentosa), takikardia, palpitasi, muntah, mulut kering, hipotensi, transient ischaemic attack, stroke, penurunan pendengaran yang bersifat sementara, dan priapisme (Netdoctor.com, 2008; Bocco, 2009).

Seiring dengan meningkatnya efek samping obat-obat modern, masyarakat cenderung untuk kembali ke alam. Penggunaan bahan dari alam sebagai obat semakin diminati, salah satu penyebabnya adalah efek samping yang ditimbulkan oleh ramuan obat dari tanaman hampir tidak ada dibandingkan obat-obatan kimia (Diah Krisnatuti dan Lina Mardiana, 2005).

Obat atau bahan yang membangkitkan libido, membangkitkan naluri seksual dinamakan afrodisiak (Dorland, 2006). Beberapa tanaman dan bahan makanan yang bersifat afrodisiak antara lain adas, tiram, kucai, ginseng, jahe, terung ungu, pare, ketumbar, pasak bumi, bawang putih, cokelat, biji selasih, seledri, ginko biloba dan pisang (Hembing Wijayakusuma, 2006).

Tanaman adas sering digunakan sebagai bumbu masak, selain itu juga mempunyai banyak kegunaan mulai dari daun, akar, buah dan bijinya. Buah dan bijinya diketahui secara umum sebagai obat perangsang (stimulant). Buah juga berefek sebagai peluruh dahak (ekspektoran), dan mengeluarkan angin/karminatif (Devi Rusmin, 2007). Adas sering dikombinasi dengan daun sendok, tapak liman, lengkuas merah, dan jahe merah untuk memberikan efek optimal sebagai afrodisiak (Kompas Cyber Media, 2007).

Penelitian untuk menguji efektivitas suatu bahan herbal terhadap aktivitas seksual pada mencit dilakukan dengan menghitung jumlah introducing dan

mounting yang dilakukan oleh mencit jantan (Tajuddin, 2003).

Berdasarkan efek tersebut, peneliti ingin mengetahui apakah dekok biji adas

(Foeniculum vulgare semen) berefek dalam meningkatkan aktivitas seksual

(26)

3

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian ini adalah: Apakah dekok biji adas (Foeniculum vulgare semen) (DBA) berpengaruh terhadap aktivitas seksual pada mencit galur Swiss-Webster jantan yang dihitung berdasarkan jumlah peningkatan introducing dan mounting.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menjadikan biji adas (Foeniculum vulgare semen) sebagai obat tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi keadaan disfungsi ereksi.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dekok biji adas

(Foeniculum vulgare semen) terhadap aktivitas seksual pada mencit galur

Swiss-Webster jantan yang dihitung berdasarkan peningkatan jumlah introducing dan

mounting.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan farmakologi tanaman obat tradisional, khususnya biji adas (Foeniculum vulgare semen) terhadap aktivitas seksual.

1.4.2 Manfaat Praktis

(27)

4

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Mekanisme ereksi dipengaruhi oleh interaksi yang kompleks antara faktor psikologis, saraf (sistem saraf pusat dan perifer), vaskularisasi, dan endokrin (English, 2007). Penis dipersarafi oleh sistem persarafan otonom (simpatis dan parasimpatis). Sumber perdarahan penis berasal dari arteri dorsalis penis dan arteri helisin yang merupakan cabang dari arteri kavernosus (Nur Rasyid, 2007). Pada saat terjadi perangsangan saraf parasimpatis, akan terjadi vasodilatasi pembuluh darah (Cardoso, 2007).

Kandungan dalam biji adas yang berhubungan dengan aktivitas seksual adalah arginin, rutin, dan quersetin (Diah Krisnatuti dan Lina Mardiana, 2005 ; Kompas Cyber Media, 2007 ; Drugs.com, 2008). Di dalam tubuh, arginin akan dikonversi menjadi sitrulin dan nitrit oksida (Katzung, 2001). Nitrit oksida merupakan vasodilator yang poten (Belton, 2008). Rutin dan quersetin bekerja dengan cara mengaktivasi guanilate siklase (Zhou, 2005), sehingga menyebabkan relaksasi pada otot polos dan vasodilatasi pembuluh darah. Relaksasi otot polos di sekitar korpora kavernosa dan vasodilatasi pembuluh darah menyebabkan meningkatnya aliran darah ke region genital sehingga terjadi ereksi (Belton, 2008).

Pelebaran pembuluh darah juga terjadi di area hipotalamus, sehingga

Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) dilepaskan dan akan menstimulasi

hipofisis bagian anterior untuk mensekresikan LH dan FSH yang akan memasuki aliran darah menuju organ target yaitu testis. Testosteron adalah hormon yang dihasilkan oleh testis (Cardoso, 2007). Keadaan ini turut serta dalam meningkatkan aktivitas seksual.

(28)

5

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Dekok biji adas (Foeniculum vulgare semen) berpengaruh terhadap aktivitas seksual pada mencit galur Swiss-Webster jantan yang dihitung berdasarkan peningkatan jumlah introducing dan mounting.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental sungguhan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif. Data yang dihitung adalah

introducing (pengenalan) dan mounting (penunggangan).

Analisis statistik berdasarkan uji One Way ANOVA dan jika bermakna dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan α = 0,05. Kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p < 0,05.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha dimulai bulan November 2008 - November 2009.

(29)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan Utama :

Dekok biji adas (Foeniculum vulgare semen) berpengaruh terhadap aktivitas seksual pada mencit galur Swiss-Webster jantan terutama meningkatkan

introducing.

Kesimpulan Tambahan :

Dekok biji adas (Foeniculum vulgare semen) dosis 1, dosis 2 dan dosis 3 berpengaruh meningkatkan introducing yang setara dengan eugenol.

5.2 Saran

 Penelitian selanjutnya dilakukan dengan variasi peningkatan dosis yang berbeda.

 Penelitian untuk mencari efek samping dan efek toksik dari tanaman adas,

agar manusia yang mengonsumsi dapat memperoleh hasil yang optimal dengan efek samping yang minimal.

 Penyediaan ruangan khusus yang gelap untuk dilakukannya percobaan agar

hasil percobaan (introducing dan mounting) diperoleh lebih optimal.

(30)

52

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Amaral & Oliveira. 2007. Limbic system : the center of emotions.

http://www.healing-arts.org/n-r-limbic.htm., June 27th, 2009

Amir. 2009. Thesexual response cycle.

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://mahmoud-amir.com/, June 6th , 2009

Alphaero. 2008. VNO and pheromones.

http://www.alphaero.com/science/vno-and-pheromones.aspx., June 25th, 2009

Aoshima H & Hamamoto K. 1999. Potentiation of GABA receptor expressed in xeropus oocytes by perfume and phytoncid.

www.soc.nii.ac.jp/jsbba/e/e/_05/bbindex_e_html., July 4th, 2009

Badan Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. 2008. Adas tanaman yang berpotensi dikembangkan sebagai bahan obat alami .http://balittro.litbang.deptan.go.id., 10 Mei 2009

Bailey. 2009. Limbic system.

http://biology.about.com/od/anatomy/a/aa042205a.htm., June 25th , 2009

Belton, Aine. 2008. Nature’s aphrodisiacs foods to get you in the mood.

www.giftsofloveforyou.com/ebooks/NaturesAphrodisiacs.pdf., September 23th , 2008.

Bocco. 2009. Viagra benefit and side effect.

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://i.ehow.com/images/GlobalPhoto/ Articles/4673424/92., Mei 20th, 2009

Caitlain. 2007. The sexual response cycle.

http://www.caitlainscorner.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id= 531 , Mei 17th, 2009

Cakmoki. 2007. Disfungsi ereksi.

http://writer.zoho.com/public/cakmoki/disfungsi2., June 5th , 2009

Cardoso S.H. 2007. Human sexual response cycle.

(31)

53

Universitas Kristen Maranatha Dash. 2009. Nitric oxide research group.

http://www.reading.ac.uk/nitricoxide/intro/no/cgmp.., Mei 7th, 2009

Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI. 2001. Inventaris tanaman obat

Indonesia. Jilid 2. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Hal

143-144

Diah Krisnatuti, Lina Mardiana. 2005. Ramuan dan menu untuk meningkatkan gairah seksual. Jakarta : Penebar Swadaya. hal 14.

Dorland. 2006. Kamus kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta : EGC.

Drugs.com. Fennel. http://www.drugs.com/npp/fennel.html, 27 September 2008

Eardley. 2005. The hemodynamics of sex.

http://www.heartandmetabolism.org/issues/HM28/HM28refresherc.asp.,July10th,2 009

English J. 2007. Arginine and select phytonutrients enhance libido

.

http://intelegen.com/nutrients/enhancing_sexual_libido_performance.htm., September 28th , 2008.

Ganong, W.F. 2003. Dasar Persarafan Perilaku Insting dan Emosi. Dalam : Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta : EGC. Hal 248-250

Guyton & Hall. 1997. Mekanisme perilaku dan motivasi pada otak-sistem limbic dan hipotalamus. Dalam : Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC. Hal 940-941

Handriadi Winaga, 2006. Disfungsi ereksi / impoten.

http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2006/09/erectile-dysfunction-disfungsi-ereksi-impoten., 15 Desember 2008.

H. Arief Hariana. 2008.Tumbuhan obat & khasiatnya.Seri 1.Jakarta : Penebar Swadaya.

HealthCare.com. 2007. Eugenol.

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.sultanhealthcare.com/sw/sw channel/images., June 10th , 2009

(32)

54

Universitas Kristen Maranatha Jacob T. 2005. Human pheromones.

http://feathers.cf.ac.uk/cs.html?charset=iso-8859-1&url., April 24th , 2009

Katzung, B.G. 2001. Farmakologi dasar dan klinik. Edisi 1. Jakarta : Salemba Medika

Kemas Ali Hanafiah. 1991. Rancangan percobaan, teori dan aplikasi. Jakarta : Rajawali Pers.

Kenyon CAP. 2006. Hormones & sexual behavior.

http://www.flyfishingdevon.co.uk/salmon/year1/psy128sexual_behaviour/sexbeha v.htm., January 10th , 2009.

Kidney. 2005. Erectile dysfunction.

http://kidney.niddk.nih.gov/kudiseases/pubs/impotence/index., July 10th , 2009

Kompas Cyber Media. 2007. Herbal untuk gairah & potensi seksusl.

http://www.depkes.go.id/index.php?option=article&task=viewarticle&artid=300& Itemid=3., 15 Desember 2008.

K.M. Arsyad. 2007. Permasalahan disfungsi seksual pada pria.

http://www.tempo.co.id/medika/arsip/022001/kor-1.htm., Mei 25th , 2009

Medicine.com. 2005. The sexual response cycle:what happens to our bodies during sex. http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=51105.,June 20th,2009

Meredith M. 2007. The vomeronasal organ.

http://neuro.fsu.edu/mmered/index.htm., June 25th,2009

Mitka. 2003. Researchers seek new uses for sildenafil.

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://jama.ama., Mei 5th , 2009

Moore, K.L. 2002. Pelvis dan Perineum. Dalam : Anatomi klinis dasar. Hipokrates. Hal 182-189

Net Docter. 2008. Main use active ingredient manufacturer erectile dysfunction sildenafil citrate. http://www.netdoctor.co.uk/medicines/100002749.html., December 21th, 2008.

Nur Rasyid. 2007. Proses terjadinya ereksi.

(33)

55

Universitas Kristen Maranatha Pasteur. 2005. Nitric oxide as a biological mediator.

http://www.pasteur.fr/applications/euroconf/nitric/nitric-abs.html., Mei 7th, 2009

Rose. 2008. Internal structure of penis.

http://www.fiu.edu/~srose/anatomy.html., July 2nd , 2009

Samekto Wibowo, Abdul Gofir. 2008. Manajemen disfungsi ereksi. http://klinikneurologi.com/., 15 Desember 2008.

Sebastian. 2009. Mekanisme kerja sildenafil sitrat.

http://kiathidupsehat.files.wordpress.com/2009/02/citrulline-sildenafil-action-1bb.jpg., 5 Mei 2009

Setiawan Dalimartha. 2002. Adas (Foeniculum vulgare Mill). Dalam : Atlas tumbuhan obat Indonesia. Jilid 1. Jakarta : Trubus Agriwidya. Hal 1-6

Silverberg. 2007. Penis anatomy.

http://sexuality.about.com/od/anatomyresponse/a/penis_anatomy.htm., July 2nd, 2009

Snell, R.S. 1991. Perineum. Dalam : Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 3. Jakarta : EGC. Hal 95

Starr. 2005. The four phases of the sexual response cycle.

http://www.associatedcontent.com/article/9252/the_four_phases_of_the_sexual_re sponse.html., June 6th, 2009

SteadyHealth.com. 2009. Foeniculum vulgare Mill.

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.steadyhealth.com/articles/us er_files/3481., February 16th, 2009

Tajuddin, Ahmad S., Latif A., Qasmi I.A. 2003. Aphrodisiac activity of 50% ethanolic extracts of myristica fragrans houtt. (nutmeg) and syzygium aromaticum (L) merr. & perry. (clove) in male mice.

http://www.biomedcentral.com/1472-6882/3/6., January 10th , 2009.

Taylor & Francis. 2001. Nerve of erection.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=endocrin&part=A972&rend ertype=box&id=A1209., July 5th, 2009

Wikipedia. 2009. Eugenol.

(34)

56

Universitas Kristen Maranatha _____. 2009. Vomeronasal organ.

http://en.wikipedia.org/wiki/Vomeronasal_organ., June 9th, 2009

_____. 2009. Feromon.

http://id.wikipedia.org/wiki/Feromon., Mei 12th, 2009

_____. 2009. Sildenafil sitrat.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/ff/Sildenafil.png/220px- Sildenafil.png , 5 Mei 2009

_____. 2007. Nitric oxide synthases.

http://id.wikipedia.org/wiki/Nitricoxidesynthases., June 9th, 2009

Wordpress. 2008. The limbic system.

http://outernazionalista.wordpress.com/2008/06/29/the-limbic-system.,June 25th,2009

Zavos. 2009. Hypothalamus axis.

www.homofertility.com., June 27th, 2009

Zhou. 2005. Comparison of vasodilatation effect between quersetin and rutin in the isolated rat thoracic aorta. http://rutinandquersetin.vasodilatation.html., April 4th, 2009

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada materi Merawat Kulit Wajah dengan menggunakan

Berdasarkan studi yang telah dilakukan, beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia antara lain: usia, jenis kelamin, riwayat keluarga depresi,

Dari 114 responden, yang merasa terhambat dalam menyelesaikan hambatan siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Pontianak dalam Proses Pembelajaran Pendidikan

Ketinggian gelombang perairan Laut Jawa bagian Barat sebelah Utara Jakarta dapat diprediksi dengan menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik dimana

Metod sejarah bermaksud sesuatu proses bagi menentukan adanya pendapat yang tepat mengenai sesuatu kejadian. 70 Metod ini digunakan adalah bertujuan bagi memperolehi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal suntik DMPA dengan peningkatan berat badan.. Penelitian dilakukan di Puskesmas

VIII Pekerjaan atap gantung untuk teras IX Pekerjaan instalasi listrik. Pekerjaan tangga dan ramp

latihan dan tes, (4) multimedia interaktif berbasis internet ini juga dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran secara konvensional maupun