• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan media animasi dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende pada materi sistem ekskresi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan media animasi dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende pada materi sistem ekskresi."

Copied!
209
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelasXI IPA SMAK Frateran Ndao Ende melalui pemanfaatan media animasi pada materi sistem ekskresi. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model Sanford dan Kemmis. Tahap penelitian terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi serta refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri atas 2 kali pertemuan. Data hasil penelitian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende tahun ajaran 2012/2013. Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil pre-test dan hasil post-test akhir masing-masing siklus. Data motivasi diperoleh dari hasil kuisioner dan didukung hasil observasi keaktifan siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan media animasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini diperoleh melalui hasil kuisioner dan hasil observasi keaktifan siswa. Persentase siswa termotivasi yang diukur melalui kuisioner motivasi siswa siklus I yaitu 78,86 % dengan skor rata-rata kelas 66,25 meningkat menjadi 82,73% dengan skor rata-rata 69,5 di siklus II. Hasil observasi keaktifan siswa yang diukur melalui melalui lembar observasi keaktifan siswa juga mengalami peningkatan dari 66,66 % pada siklus I dan meningkat menjadi 75% di siklus II. Pemanfaatan media animasi juga meningkatkan hasil belajar siswa dari 76,08 pada postes siklus I dan meningkat menjadi 77,5 pada postes siklus II. Jumlah siswa yang tuntas KKM sebanyak 75% pada akhir siklus I dan mengalami penurunan menjadi 70,83% di akhir siklus II. Hasil tersebut tetap menunjukkan pencapaian indikator target penelitian. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media animasi pada materi sistem ekskresi dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Kelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende.

Kata Kunci :

(2)

ABSTRACK

The purpose of this study is to figure out the increasing of motivation and learning outcome of students at XI IPA grades SMAK Frateran Ndao Ende by using animation media in excretion system. This study is a Classroom Action Research by using Sanford and Kemmis method. The process consists of planning, application, observation and reflection. The data collection is taking place through 2 cycles and 2 meeting for each cycle. The data were analyzed using qualitative and quantitative method. The subjects of this study are students of XI IPA grades on SMAK Frateran Ndao Ende class of 2012/2013. Student learning outcomes data obtained from the pre-test and post-test results of the end of each cycle. The data obtained from the questionnaire motivation and supported the observation of student activity.

The result of this research shows that the using of animation media increased student’s motivation from first cycle to the second cycle. It is taken from the result of questioner and observation of student’s active respond.

In this part, the rate of student’s motivation increased from 78,86% with 66,25 score raises to 82,73% with 69,5 score of the second cycle. The students’ activity also increased from 66,66% of the first cycle to 75% of the second cycle. The using animation media increased learning outcome from 76,08 of the first cycle to 77,5 of the second cycle. The learning outcome still reaches the target as stated by this research. It can be concluded that animation media on excretion system can increase motivation and learning outcome student’s at XI IPA grades on SMAK Frateran Ndao Ende.

Key words:

(3)

PEMANFAATAN MEDIA ANIMASI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMAK FRATERAN NDAO

ENDE PADA MATERI SISTEM EKSKRESI.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

SISILIA KORNELIA LONDA (091434023)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kar ya kecil ku ini ku per sembah kan u nt uk :

Tuh an Yesus Kr ist us d an Bund a M ar ia yang l uar biasa

Ked ua or ang t uaku t er cint a, Bapak Si mon Sed a

d an M ama Ter sit a M ei

A d ik- ad ikku t er sayang El t on Sed a d an Faust in Sed a

Pr ogr am St ud i Pend id ikan Biol ogi ser t a

A l mamat er ku Univer sit as Sanat a Dh ar ma

(7)

M ot t o:

(8)
(9)
(10)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelasXI IPA SMAK Frateran Ndao Ende melalui pemanfaatan media animasi pada materi sistem ekskresi. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model Sanford dan Kemmis. Tahap penelitian terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi serta refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri atas 2 kali pertemuan. Data hasil penelitian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende tahun ajaran 2012/2013. Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil pre-test dan hasil post-test akhir masing-masing siklus. Data motivasi diperoleh dari hasil kuisioner dan didukung hasil observasi keaktifan siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan media animasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini diperoleh melalui hasil kuisioner dan hasil observasi keaktifan siswa. Persentase siswa termotivasi yang diukur melalui kuisioner motivasi siswa siklus I yaitu 78,86 % dengan skor rata-rata kelas 66,25 meningkat menjadi 82,73% dengan skor rata-rata 69,5 di siklus II. Hasil observasi keaktifan siswa yang diukur melalui melalui lembar observasi keaktifan siswa juga mengalami peningkatan dari 66,66 % pada siklus I dan meningkat menjadi 75% di siklus II. Pemanfaatan media animasi juga meningkatkan hasil belajar siswa dari 76,08 pada postes siklus I dan meningkat menjadi 77,5 pada postes siklus II. Jumlah siswa yang tuntas KKM sebanyak 75% pada akhir siklus I dan mengalami penurunan menjadi 70,83% di akhir siklus II. Hasil tersebut tetap menunjukkan pencapaian indikator target penelitian. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media animasi pada materi sistem ekskresi dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Kelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende.

Kata Kunci :

Hasil Belajar, Motivasi Belajar, Sistem Ekskresi, Media Animasi

(11)

ABSTRACK

The purpose of this study is to figure out the increasing of motivation and learning outcome of students at XI IPA grades SMAK Frateran Ndao Ende by using animation media in excretion system. This study is a Classroom Action Research by using Sanford and Kemmis method. The process consists of planning, application, observation and reflection. The data collection is taking place through 2 cycles and 2 meeting for each cycle. The data were analyzed using qualitative and quantitative method. The subjects of this study are students of XI IPA grades on SMAK Frateran Ndao Ende class of 2012/2013. Student learning outcomes data obtained from the pre-test and post-test results of the end of each cycle. The data obtained from the questionnaire motivation and supported the observation of student activity.

The result of this research shows that the using of animation media increased student’s motivation from first cycle to the second cycle. It is taken from the result of questioner and observation of student’s active respond.

In this part, the rate of student’s motivation increased from 78,86% with 66,25 score raises to 82,73% with 69,5 score of the second cycle. The students’ activity also increased from 66,66% of the first cycle to 75% of the second cycle. The using animation media increased learning outcome from 76,08 of the first cycle to 77,5 of the second cycle. The learning outcome still reaches the target as stated by this research. It can be concluded that animation media on excretion system can increase motivation and learning outcome student’s at XI IPA grades on SMAK Frateran Ndao Ende.

Key words:

(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan dan cinta-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ PEMANFAATAN MEDIA ANIMASI DAPAT MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMAK FRATERAN NDAO ENDE PADA MATERI SISTEM EKSKRESI”.

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Biologi. Dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari akan keterlibatan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu membimbing penulis dengan sabar dan teliti dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi.

2. Ibu Luisa Diana Handoyo S. Si., M.Si., selaku wakil ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan dosen pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu membimbing penulis dengan sabar dan teliti dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi.

3. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Biologi yang tercinta, yang telah membagikan ilmu kepada penulis untuk diteruskan kepada generasi muda selanjutnya. 4. Segenap dosen dan Staf Sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.

5. Fr.Maria Sarto BHK, selaku kepala SMAK Frateran Ndao Ende yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SMAK Frateran Ndao Ende.

6. Ibu Maria Teku Keli, SPd, selaku guru Biologi yang telah membantu dan memberikan pengarahan dan selaku observer kepada penulis dalam melaksanakan penelitian di SMAK Frateran Ndao Ende.

7. Siswa-siswi kelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende tahun ajaran 2012/2013 yang telah membantu dan memberikan partisipasi baiknya selama melaksanakan penelitian. 8. Segenap guru dan karyawan SMAK Frateran Ndao Ende yang telah membantu dalam

pelaksanaan penelitian sehingga dapat berjalan dengan lancar dan baik.

9. Bapak dan mama tersayang, Simon Seda dan Tersita Mei yang senantiasa mendoakan, memenuhi segala kebutuhan penulis baik secara moril dan materil serta segala cinta dan kasih sayang yang sangat luar biasa bagi penulis.

10.Kakak dan adik-adikku tersayang, Eton Seda, Faustin Seda, Bang Pat, Marny Ere, dan Inar yang selalu mendoakan penulis dan memberikan dukungan serta kasih sayang kepada penulis.

(13)
(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 6

1. Pengertian Belajar ... 6

2. Pengertian Pembelajaran ... 7

B. Motivasi ... 9

1. Pengertian Motivasi ... 9

2. Fungsi Motivasi ... 9

3. Jenis Motivasi...10

4. Prinsip Motivasi...10

C. Hasil Belajar ... 11

(15)

D. Media Pembelajaran ... 16

1. Fungsi Media...17

2. Manfaat Media...18

3. Prinsip-prinsip serta Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media...19

4. Jenis-jenis Media Pembelajaran...23

5. Media Animasi...26

6. Sistem Ekskresi...29

7. Hasil Penelitian yang Relevan...30

8. Kerangka Berpikir...30

9. Hipotesis...32

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Desain Penelitian ... 33

C. Setting Penelitian ... 34

1. Lokasi Penelitian ... 34

2. Obyek Penelitian ... 35

3. Subyek Penelitian... 35

4. Waktu Penelitian ... 35

D. Rancangan Tindakan ... 35

1. Pra Tindakan...35

2. Siklus I... 36

a. Perencanaan (Planning)...36

b. Pelaksanaan (Acting)...37

c. Observasi dan Evaluasi (Observation and Evaluation)...38

d. Refleksi (Reflection)...38

3. Siklus II...39

a. Perencanaan (Planning)...39

b. Pelaksanaan (Acting)...39

c. Observasi dan Evaluasi (Observation and Evaluation)...40

d. Refleksi (Reflection)...40

E. Instrumen Penelitian ... 40

(16)

a. Silabus... 41

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 41

c. Lembar Kerja Siswa ... 41

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 42

a. Tes ... 42

b. Non-tes ... 42

1) Angket/Kuisioner ... 42

2) Lembar Observasi Keaktifan Siswa ... 43

F. Analisa Data ... 44

1. Analisis Kuantitatif ... 44

a. Hasil Belajar Kognitif ... 45

1) Ketuntasan Individu...45

2) Ketuntasan Klasikal...46

3) Nilai Rata-rata Kelas...46

b. Lembar Observasi Keaktifan Siswa...46

c. Kuisioner Motivasi Belajar Siswa ... 47

2. Analisis Kualitatif ... 49

G. Indikator Keberhasilan ... 49

H. Jadwal Penelitian...49

I. Personalia Penelitian... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 50

A. Deskripsi Penelitian ... 50

1. Siklus I... 51

a. Rencana Tindakan ... 51

b. Pratindakan...51

c. Pelaksanaa Tindakan dan Pengamatan ... 51

d. Refleksi ... 54

2. Siklus II ... 55

a. Rencana Tindakan ... 55

b. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan ... 55

c. Refleksi ... 59

B. Hasil Penelitian ... 59

1. Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 60

(17)

3. Hasil Observasi Keaktifan Siswa...65

C. Pembahasan...67

1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif...67

2. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa ...70

3. Peningkatan Keaktifan Siswa...72

4. Faktor Pendukung Pemanfaatan Media Animasi dalam Pembelajaran...74

5. Faktor Penghambat Pemanfaatan Media Animasi dalam Pembelajaran...77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... .78

A. Kesimpulan ... .78

B. Saran ... .79

DAFTAR PUSTAKA ... .80

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi kuisioner motivasi belajar siswa ... 43

Tabel 2. Kisi-kisi lembar observasi keaktifan siswa ... 44

Tabel 3. Kriteria skor ketuntasan individu ... 45

Tabel 4. Kriteria keaktifan kelompok siswa ... 47

Tabel 5. Penetapan skor kuisioner ... 47

Tabel 6. Skor motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah diberi tindakan ... 48

Tabel 7. Kriteria motivasi siswa ... 48

Tabel 8. Indikator keberhasilan penelitian ... 49

Tabel 9. Hasil analisis nilai pretes siswa ... 60

Tabel 10.Hasil analisis nilai postes siswa siklus I ... 61

Tabel 11. Hasil analisis nilai postes siswa siklus II ... 62

Tabel 12. Hasil analisis kuisioner siswa sebelum dan sesudah tindakan ... 63

Tabel 13 Hasil Observasi Keaktifan Siswa ... 65

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema kerangka berpikir ... 32

Gambar 2. Model PTK gabungan Sanford dan Kemmis ... 34

Gambar 3. Siswa berdiskusi dalam kelompok dan mengamati animasi siklus I . 54 Gambar 4. Siswa berdiskusi dalam kelompok dan mengamati animasi siklus II 59 Gambar 5. Grafik rata-rata nilai persiklus ... 68

Gambar 6. Grafik ketuntasan klasikal persiklus...69

Gambar 7. Grafik peningkatan motivasi belajar siswa...71

Gambar 8. Grafik peningkatan keaktifan siswa...73

Gambar 9. Ginjal dan bagian-bagiannya...166

Gambar 10. Bagian-bagian nefron ...167

Gambar 11. Proses pembentukan urin ...168

Gambar 12. Paru-paru dengan bagian-bagiannya...172

Gambar 13. Hati dengan bagian-bagiannya...173

Gambar 14. Kulit dengan bagian-bagiannya...175

Gambar 15. Sistem ekskresi ikan...182

Gambar 16. Mekanisme ekskresi ikan air tawar dan ikan air laut...182

Gambar 17. Sistem ekskresi reptil...183

Gambar 18. Sistem ekskresi planaria...184

Gambar 19. Sistem ekskresi cacing tanah...185

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran ... 82

Lampiran 2. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 86

Lampiran 3. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II...107

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 107

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa Siklus II...109

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa 3 siklus II ... 111

Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa 4 siklus II ... 112

Lampiran 8. Soal Pretes... 113

Lampiran 9. Soal Postes siklus I ... 116

Lampiran 10. Soal Postes siklus II ... 119

Lampiran 11. Kisi-kisi soal Pretes ... 122

Lampiran 12. Kisi-kisi soal Postes siklus I ... 124

Lampiran 13. Kisi-kisi soal Postes siklus II ... 125

Lampiran 14. Panduan Skoring Pretes ... 126

Lampiran 15. Panduan Skoring Postes siklus I ... 127

Lampiran 16. Panduan Skoring Postes siklus II ... 128

Lampiran 17. Lembar Observasi Siswa ... 129

Lampiran 18. Lembar Kuisioner ... 131

Lampiran 19. Hasil Pretes Siswa ... 133

Lampiran 20. Analisis Nilai Pretes Siswa ... 137

Lampiran 21. Hasil Postes Siswa Siklus I ... 138

(21)

Lampiran 22. Analisis Nilai Postes Siswa Siklus I ... 142

Lampiran 23. Hasil Postes Siswa Siklus II ... 143

Lampiran 24. Analisis Nilai Postes Siswa siklus II ... 147

Lampiran 25. Hasil Observasi Siswa siklus I dan II ... 148

Lampiran 26. Analisis Observasi siklus I dan II ... 152

Lampiran 27. Hasil Kuisioner I Siswa ... 153

Lampiran 28. Analisis Kuisioner I ... 157

Lampiran 29. Hasil Kuisioner II Siswa ... 159

Lampiran 30. Analisis Kuisioner II... 163

Lampiran 31. Materi Ajar Siklus I ... 165

Lampiran 32. Materi Ajar Siklus II ... 177

Lampiran 33. Surat Ijin Penelitian...187

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar di dalam kelas merupakan salah satu bentuk komunikasi antara guru dan siswa saling bertukar pikiran dan mengembangkan ide atau konsep. Proses pembelajaran di kelas juga berperan penting dalam menentukan hasil belajar siswa serta merupakan kegiatan yang dialami peserta didik dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Penyampaian konsep dalam proses pembelajaran dapat melalui media yang mana mampu menjembatani isi materi pelajaran dari guru kepada para murid. Penggunaan media mempermudah siswa dalam memahami materi yang dirasa sulit.

Biologi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari banyak konsep dan proses dari suatu peristiwa yang abstrak, sehingga pada pembelajaran Biologi dibutuhkan suatu media pembelajaran yang dapat memvisualisasikan konsep abstrak agar konsep tersebut dapat lebih jelas dan dipahami siswa. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa. Media pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Pada pembelajaran Biologi media pembelajaran dapat

membantu para siswa dalam memahami suatu proses yang tidak dapat diamati secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajaran di SMAK Frateran Ndao Ende saat ini masih kurang mengoptimalkan media-media pembelajaran diantaranya adalah media animasi.

(23)

Untuk pembelajaran Biologi khususnya materi sistem ekskresi manusia, guru biasanya dalam proses pembelajaran sebagian besar menggunakan media konvensional dengan metode ceramah yang diselingi dengan tanya jawab.

Guru belum bisa menggunakan media yang bervariasi sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Dampaknya siswa menjadi jenuh, tidak berkonsentrasi serta kurangnya interaksi siswa dalam kelas karena guru lebih banyak mendominasi proses belajar mengajar. Motivasi belajar siswa rendah, hal ini terlihat dari adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa yang tidak ada hubungannya dengan proses pembelajaran seperti melamun, ngantuk, ngobrol bahkan ada yang memainkan handphone untuk membuka media sosial.

Materi sistem ekskresi manusia merupakan salah satu materi yang masih dianggap sulit bagi siswa. Hal ini dibuktikan berdasarkan rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas XI IPA pada materi sistem ekskresi pada manusia yaitu 70 dan masih berada dibawah kriteria ketuntasan minimal nilai Biologi di SMAK Frateran Ndao Ende yaitu 75. Terdapat 58% siswa yang memperoleh nilai di atas KKM yang telah ditentukan. Sementara itu 42% siswa memperoleh nilai di bawah KKM yang ditentukan. Dari data tersebut jelas bahwa hasil belajar siswa kelas XI IPA pada materi sistem ekskresi manusia masih perlu ditingkatkan dan ditargetkan 70% siswa mencapai KKM.

(24)

Melalui penggunaan media animasi, diharapkan siswa dapat lebih mudah menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Animasi pada dasarnya adalah rangkaian gambar yang membentuk sebuah gerakan, memiliki keunggulan dibanding media lain seperti gambar statis atau teks. Animasi sangat membantu dalam menjelaskan prosedur dan urutan kejadian yang bersifat abstrak. Materi sistem ekskresi manusia, merupakan salah satu materi yang memerlukan tingkat pemahaman tinggi agar siswa dapat mengerti. Oleh karena itu, media animasi dirasa tepat untuk membantu proses pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian menggunakan media animasi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Selanjutnya penelitian ini diberi judul: “ Pemanfaatan media animasi dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende pada materi sistem ekskresi “.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah pemanfaatan media animasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende pada materi sistem ekskresi ?

2. Apakah pemanfaatan media animasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende pada materi sistem ekskresi ?

C.Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah pada tujuan yang akan ditetapkan, maka dibuat batasan masalah yang meliputi, yaitu :

(25)

sebelum tindakan dan sesudah tindakan sedangkan lembar observasi dari setiap siklus.

2. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif yang dijaring melalui tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda, sesuai dengan standar kompetensi dan indikator yang digunakan.

3. Materi sistem ekskresi yang akan disampaikan dalam penelitian ini dibatasi pada Standar Kompetensi 3 : Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

Kompetensi Dasar 3.5 : Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya ikan dan serangga).

4. Media animasi yang dimaksud merupakan media pembelajaran yang terdiri dari media audio-visual yang dapat bergerak dan menggambarkan proses ekskresi manusia. Animasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa kumpulan animasi yang dikumpulkan dalam bentuk macromedia flash.

D.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan yang telah ditentukan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemanfaatan media animasi dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende pada materi sistem ekskresi.

E.Manfaat Penelitian

(26)

mengajar dengan tujuan meningkatkan motivasi dan hasil belajar agar pembelajaran lebih berkualitas.

2. Bagi guru dapat dijadikan sebagai media alternatif dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran yang dilaksanakan di kelas, sehingga tercipta ketertarikan siswa dalam pembelajaran Biologi.

3. Bagi siswa dapat digunakan untuk melatih diri agar lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga diharapkan motivasi dan hasil belajar Biologi dapat meningkat.

4. Bagi institusi pendidikan, penelitian ini berfungsi sebagai referensi bagi peningkatan dan perbaikan kualitas pendidikan yang dilaksanakan.

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Belajar juga merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya.

Pengertian belajar menurut beberapa ahli pendidikan sebagai berikut :

a. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan dalam diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu belajar. (Sudjana, 1996 dalam Asep dan Abdul 2012).

(28)

kompleksitas yang berbeda mulai dari yang sederhana sampai yang canggih. (John Dewey dalam Asep dan Abdul 2012).

c. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Slameto, 2003 dalam Asep dan Abdul 2012)

d. Menurut Hamalik (2003), belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing).

e. W.S. Winkel (1996) seorang kognitivis, menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Dalam berbagai definisi di atas, ditekankan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku akibat pengalaman yang relatif menetap, menuju kebaikan, perubahan positif-kualitatif. Belajar dimaknai sebagai kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Tanggung jawab belajar ada pada diri siswa, sedangkan guru bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat. Belajar membutuhkan keterlibatan mental dan aktivitas siswa sendiri. Belajar dapat terjadi di mana saja dan kapan saja serta sesuai dengan kenyataan faktual yang dialami siswa.

2. Pengertian Pembelajaran

(29)

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Istilah pembelajaran mempunyai banyak makna. Pembelajaran bisa diartikan sebagai proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup untuk belajar.

Para tokoh pendidikan mendefinisikan pembelajaran sebagai berikut :

a. Pembelajaran adalah inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang utama pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu (Usman, 1991 dalam Asep dan Abdul 2012).

b. Menurut Oemar Hamalik (1995) pembelajaran adalah kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, materil, fasilitas perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. c. Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan guru

dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.

Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya laboran, serta material, meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape.

(30)

sosio-emosional, motorik dan intelektual. Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar di kelas atau di sekolah, karena diwarnai oleh organisasi dan interaksi antar berbagai komponen yang saling berkaitan untuk membelajarkan peserta didik.

B.Motivasi

1. Pengetian Motivasi

Menurut Nanang dan Cucu (2012) motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Menurut Sadirman (2007) motivasi dalam belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arahan pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan keseluruhan karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar.

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, sehingga siswa merasa senang dan semangat dalam belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

2. Fungsi Motivasi

(31)

Berikut ini merupakan beberapa fungsi dari motivasi :

a. Motivasi merupakan alat pendorong terjadinya perilaku belajar peserta didik; b. Motivasi merupakan alat untuk mempengaruhi prestasi belajar peserta didik; c. Motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian

tujuan pembelajaran;

d. Motivasi merupakan alat untuk membangun sistem pembelajaran lebih bermakna.

3. Jenis Motivasi

Berdasarkan sumbernya motivasi dibedakan atas 2, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

a. Motivasi Instrinsik

Motivasi instrinsik, yaitu motivasi yang datangnya secara alamiah atau murni dari diri peserta didik itu sendiri sebagai wujud adanya kesadaran diri (self awareness) dari lubuk hati yang paling dalam.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya disebabkan faktor-faktor di luar diri peserta didik, seperti adanya pemberian nasihat dari gurunya, hadiah (reward), kompetisi sehat antarpeserta didik, hukuman (punishment), dan sebagainya.

4. Prinsip Motivasi

Berikut merupakan beberapa prinsip yang ada di dalam motivasi :

a. Peserta didik memilih motivasi belajar yang berbeda-beda sesuai dengan pengaruh lingkungan internal dan eksternal peserta didik itu sendiri;

(32)

c. Motivasi belajar peserta didik akan berkembang jika disertai pujian daripada hukuman;

d. Motivasi intrinsik peserta didik dalam belajar akan lebih baik daripada motivasi ekstrinsik, meskipun keduanya saling menguatkan;

e. Motivasi belajar peserta didik yang satu dapat merambat kepada peserta didik lain;

f. Motivasi belajar peserta didik akan berkembang jika disertai dengan tujuan yang jelas;

g. Motivasi belajar peserta didik akan berkembang jika disertai dengan implementasi keberagaman metode;

h. Bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar akan menumbuhkembangkan motivasi belajar peserta didik;

i. Motivasi yang besar dapat mengoptimalkan potensi dan prestasi belajar peserta didik;

j. Gangguan emosi siswa dapat menghambat terhadap motivasi dan mengurangi prestasi belajar siswa;

k. Tinggi rendahnya motivasi berpengaruh terhadap tinggi rendahnya gairah belajar peserta didik;

l. Motivasi yang besar akan berpengaruh terhadap terjadinya proses pembelajaran secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

C. Hasil Belajar

(33)

pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Masing-masing hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu : a. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu: motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.

b. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar).

Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep, keterampilan dan pembentukan sikap.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor (Winkel,1996 dalam Angkowo dan Kosasih, 2007). Dengan perinciannya adalah sebagai berikut:

1. Ranah Kognitif

Taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl yaitu mengingat (remember), memahami/mengerti (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create).

a) Mengingat (Remember)

(34)

dalam proses pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) dan pemecahan masalah (problem solving). Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali (recognition) dan memanggil kembali (recalling). Mengenali berkaitan dengan mengetahui pengetahuan masa lampau yang berkaitan dengan hal-hal yang konkret, misalnya tanggal lahir, alamat rumah, dan usia, sedangkan memanggil kembali (recalling) adalah proses kognitif yang membutuhkan pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat.

b) Memahami (Understand)

Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami/mengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification) dan membandingkan (comparing). Mengklasifikasikan akan muncul ketika seorang siswa berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota dari kategori pengetahuan tertentu.

c) Menerapan (Apply)

Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural (procedural knowledge). Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan mengimplementasikan (implementing).

d) Menganalisis (Analyze)

(35)

tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut (attributeing) dan mengorganisasikan (organizing). e) Evaluasi (Evaluate)

Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria atau standar ini dapat pula ditentukan sendiri oleh siswa. Standar ini dapat berupa kuantitatif maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh siswa.

f) Menciptakan (Create)

Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Menciptakan di sini mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima aspek kemampuan yaitu :

a) Stimulasi

(36)

b) Jawaban

Jawaban yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab rangsang dari luar kepada dirinya.

c) Penilaian

Penilaian yakni penilaian ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

d) Organisasi

Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai. e) Karakteristik

Karakteristik yakni keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

3. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu ada enam aspek, yaitu:

a) Gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar) b) Keterampilan pada gerakan dasar

c) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan audity dan motoris

d) Kemampuan di bidang fisik misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan e) Gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai yang komplek

(37)

D. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin, yaitu medius atau medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar, yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Menurut Hamdani (2011) media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung meteri instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Ada dua pengertian media, yaitu dengan arti sempit dan arti luas.

1. Arti sempit, media itu berwujud grafik, foto, alat mekanik, dan alat mekatronika yag digunakan untuk menangkap, memproses, serta menyampaikan informasi.

2. Menurut arti luas, yaitu kegiatan yang dapat diciptakan suatu kondisi sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan sikap baru. Menurut Syaiful dan Aswan (2010) kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting dalam proses belajar mengajar. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media.

Adapun media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional dalam pembelajaran. Media pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, serta membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.

(38)

1. Fungsi Media

Sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, media mempunyai beberapa fungsi. Sudjana (dalam Saiful dan Aswan 2012) merumuskan fungsi media pengajaran menjadi enam kategori, sebagai berikut :

a. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

b. Media pengajaran dalam pembelajaran, penggunaannya integral dengan tujuan dari isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.

c. Penggunaan media bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

d. Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.

e. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan kata lain, menggunakan media, hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama diingat siswa, sehingga mempunyai nilai yang tinggi.

(39)

2. Manfaat Media

Manfaat media pengajaran menurut Sadirman N., dkk. (dalam Saiful dan Aswan 2012) adalah :

a. Meletakkan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi kepahaman yang bersifat verbalisme. Misalnya, untuk menjelaskan bagaimana sistem peredaran darah pada manusia, digunakan film. b. Menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak memungkinkan untuk dibawa ke dalam kelas; misalnya pasar, pabrik, binatang-binatang yang besar, alat-alat perang. Objek-objek tersebut cukup ditampilkan melalui foto, film atau gambar.

c. Memperlambat gerakan yang terlalu cepat dan mempercepat gerakan yang lambat. Gerakan yang terlalu cepat misalnya gerakan kapal terbang, mobil, mekanisme kerja suatu mesin, perubahan wujud suatu zat, dan metamorphosis. d. Karena informasi yang diperoleh siswa berasal dari satu sumber serta dalam

situasi dan kondisi yang sama, maka dimungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi pada siswa.

e. Membangkitkan motivasi belajar siswa

f. Dapat mengontrol dan mengatur waktu belajar siswa.

g. Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya (sumber belajar).

h. Bahan pelajaran dapat diulang sesuai dengan kebutuhan dan atau disimpan untuk digunakan pada saat yang lain.

(40)

j. Menampilkan objek yang sulit diamati oleh mata telanjang, misalnya mempelajari tentang bakteri dengan menggunakan mikroskop.

3. Prinsip-prinsip serta Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media Setiap media pengajaran memiliki keampuhan masing-masing, maka diharapkan kepada guru agar menentukan pilihannya sesuai dengan kebutuhan pada saat suatu kali pertemuan. Hal ini dimaksudkan jangan sampai penggunaan media menjadi halangan proses belajar mengajar yang akan guru lakukan di kelas. Harapan yang besar tentu saja agar media menjadi alat bantu yang dapat mempercepat atau mempermudah pencapaian tujuan pengajaran. Ketika suatu media akan dipilih, ketika suatu media akan dipergunakan, ketika itulah beberapa prinsip perlu guru perhatikan dan dipertimbangkan. Sadirman N., dalam Syaiful dan Aswan (2010) mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pengajaran yang dibaginya ke dalam tiga kategori, sebagai berikut:

a. Tujuan Pemilihan

Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan yang jelas. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran (siswa belajar), untuk informasi yang bersifat umum, ataukah untuk sekadar hiburan saja mengisi waktu kosong ? Lebih spesifik lagi, apakah untuk pengajaran individual, apakah untuk sasaran tertentu seperti anak TK, SD, SMP, SMU, tuna rungu, tuna netra, masyarakat pedesaan, ataukah masyarakat perkotaan. Tujuan pemilihan ini berkaitan dengan kemampuan berbagai media.

b. Karakteristik Media Pengajaran

(41)

harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran.

Di samping itu, memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai jenis media pengajaran secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif.

c. Alternatif Pilihan

Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat media yang dapat diperbandingkan. Sedangkan apabila media pengajaran itu hanya ada satu, maka guru tidak dapat memilih, tetapi menggunakan apa adanya.

Dalam menggunakan media hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan media tersebut dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip itu menurut Sudjana (dalam Saiful dan Aswan 2012) adalah :

a. Menentukan jenis media dengan tepat; artinya, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.

b. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat; artinya perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan atau kemampuan anak didik.

(42)

d. Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan.

Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media pengajaran adalah sebagai berikut :

1) Objektivitas

Unsur subjektivitas guru dalam memilih media pengajaran harus dihindarkan. Artinya guru tidak boleh memilih suatu media pengajaran atas dasar kesenangan pribadi. Apabila secara objektif, berdasarkan hasil penelitian atau percobaan, suatu media harus menunjukkan keefektifan dan efisiensi yang tinggi, maka guru jangan merasa bosan menggunakannya. Untuk menghindari pengaruh unsur subjektivitas guru, alangkah baiknya apabila dalam memilih media pengajaran itu guru meminta pandangan atau saran dari teman sejawat, dan atau melibatkan siswa.

2) Program Pengajaran

(43)

3) Sasaran Program

Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang akan menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran. Pada tingkat usia tertentu dan dalam kondisi tertentu anak didik mempunyai kemampuan tertentu pula, baik cara berpikirnya, daya imajinasinya, kebutuhannya, maupun daya tahan dalam belajarnya. Untuk itu maka media yang akan digunakan harus dilihat kesesuainnya dengan tingkat perkembangan anak didik, baik dari segi bahasa, simbol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan penyajiannya, ataupun waktu penggunaannya.

4) Situasi dan Kondisi

Situasi dan kondisi yang ada juga perlu mendapat perhatian dalam menentukan pilihan media pengajaran yang akan digunakan. Situasi dan kondisi yang dimaksud meliputi :

a) Situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan dipergunakan, seperti ukurannya, perlengkapannya, ventilasinya.

b) Situasi serta kondisi anak didik yang akan mengikuti pelajaran mengenai jumlahnya, motivasi, dan kegairahannya. Anak didik yang sudah melakukan praktik berat, seperti praktik olahraga, biasanya kegairahan belajarnya sangat menurun.

5) Kualitas Teknik

(44)

atau gambar yang kurang jelas bukan saja tidak menarik, tetapi juga dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.

6) Keefektifan dan Efisiensi Penggunaan

Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut. Keefektifan dalam penggunaan media meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap oleh anak didik dengan optimal, sehingga menimbulkan perubahan tingkah lakunya. Sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut sedikit mungkin. Ada media yang dipandang sangat efektif untuk mencapai tujuan, namun proses pencapaiannya tidak efisien, baik dalam pengadaan atau penggunaannya. Demikian pula sebaliknya, ada media yang efisien dalam pengadaannya atau penggunaannya, namun tidak efektif dalam pencapaian hasilnya. Memang sangat sulit untuk mempertahankan keduanya (efektif dan efisien) secara bersamaan, tetapi di dalam memilih media pengajaran guru sedapat mungkin menekan jarak di antara keduanya.

4. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Ada beberapa media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran, antara lain :

a. Media Grafis

(45)

fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan apabila tidak digrafiskan. Jenis-jenis media grafis adalah sebagai berikut :

1) Gambar/foto

Foto dan gambar adalah media yang paling umum di pakai yang merupakan bahasa yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. 2) Sketsa

Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draf kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Sketsa dapat di buat secara cepat dan dapat dipakai untuk tujuan pembelajaran. Sketsa, selain dapat menarik perhatian anak didik, juga menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan. Harganya pun tidak harus mahal sebab media ini dibuat langsung oleh guru.

3) Diagram

Diagram atau skema menggambarkan struktur dari objek secara garis besar. Diagram menunjukkan hubungan antara komponennya dan sifat-sifat proses di dalamnya. Selain berisi petunjuk-petunjuk, diagram dapat menyederhanakan hal yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan.

4) Bagan/chart

(46)

bagan , kita sering menemukan jenis media grafis yang lain, seperti gambar, diagram, kartun, atau lambang-lambang verbal.

5) Grafik (Graphic)

Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Simbol-simbol verbal sering digunakan di dalam grafik. Grafik berfungsi menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan suatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas, yang bermanfaat untuk mempelajari dan mengingat data-data kuantitatif dan hubungan-hubungannya.

b. Teks

Media teks membantu anak didik untuk berfokus pada materi yang dipelajari karena mereka hanya mendengarkan, tanpa melakukan aktivitas lain yang menuntut konsentrasi. Teks sangat cocok bila digunakan sebagai media untuk memberikan motivasi. Dalam multimedia, media ini memerlukan tempat penyimpanan yang besar di dalam komputer, serta memerlukan software dan hardware yang spesifik agar suara dapat disampaikan melalui komputer.

c. Audio

(47)

d. Grafik

Media grafik berfungsi menunjukkan objek dengan ide, menjelaskan konsep yang sulit, menjelaskan konsep yang abstrak menjadi konkret, menunjukkan dengan jelas suatu langkah prosedural.

e. Animasi

Media animasi mampu menunjukkan proses abstrak sehingga anak didik mampu melihat pengaruh perubahan suatu variabel terhadap proses tersebut. Media animasi menyediakan suatu tiruan yang bila dilakukan pada peralatan yang terlalu mahal atau berbahaya (misalnya simulasi melihat bentuk tegangan listrik dengan simulasi oscilloscope atau melakukan praktik menerbangkan pesawat dengan simulasi penerbangan ).

f. Video

Video sangat cocok untuk mengajarkan materi dalam ranah perilaku atau psikomotor. Akan tetapi, video mungkin saja kehilangan detail dalam pemaparan materi karena anak didik harus mampu mengingat secara detail dari satu gambar ke gambar lainnya. Umumnya, pengguna menganggap belajar melalui video lebih mudah dibandingkan melalui teks sehingga pengguna kurang terdorong untuk lebih aktif di dalam berinteraksi dengan materi. Video memaparkan keadaan real dari suatu proses, fenomena atau kejadian sehingga dapat memperkaya pemaparan.

5. Media Animasi

(48)

komputer sebagai media pembelajaran memiliki banyak kelebihan. Salah satunya adalah dapat menambah kesan realisme dan merangsang siswa untuk merespon dengan adanya warna, musik dan gambar (Latuheru,1988). Animasi adalah proses penciptaan efek gerak atau efek perubahan bentuk yang terjadi selama beberapa waktu. Animasi bisa berupa gerak sebuah objek dari satu tempat ke tempat yang lain, perubahan warna, atau perubahan bentuk (Sinau, 2009).

Pengertian animasi juga dipaparkan oleh Reiber dalam (Nurtjahjawilasa, 2004) bahwa animasi merupakan salah satu bagian penting pada multimedia. Animasi dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa jika digunakan secara tepat. Adanya animasi dalam proses penyampaian materi, membuat proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan lebih mudah dimengerti. Hal ini dikarenakan animasi memiliki beberapa kelebihan diantaranya penyederhanaan gambar sehingga akan lebih mudah dipahami.

Media animasi pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran di sekolah khususnya mata pelajaran IPA (Biologi). Tujuan dari pengembangan media animasi pembelajaran adalah untuk mengembangkan suatu media animasi pembelajaran yang efektif dan efisien untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Adapun kelebihan dan kelemahan dalam menggunakan media animasi adalah sebagai berikut:

Kelebihan :

(49)

b. Memberikan penekanan, karena butiran yang berubah dan bergerak dapat menarik perhatian penonton melihat topik dan merangang pengguna untuk melaksanakan suatu tindakan.

c. Menyediakan jembatan visual dan penarik perhatian pengguna secara tidak disadari dari topik-topik yang disediakan.

d. Peningkatan keterampilan dan kemampuan.

e. Peserta didik akan lebih cepat belajar, dan memiliki sikap terhadap pembelajaran yang lebih baik.

f. Pembelajaran interaktif dengan live-action animasi, simulasi, video, audio, grafik, umpan balik, saran ahli dan menyenangkan.

g. Peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar lebih banyak. h. Fleksibilitas dan keselamatan.

i. Menghilangkan frustasi. j. Praktis.

k. Konsisten.

l. Menarik dan menahan perhatian. Kelemahan :

a. Pengembangannya memerlukan adanya ahli yang profesional, tidak sembarang orang dapat membuatnya.

b. Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama. c. Memerlukan memori dan ruang penyimpanan yang lebih. d. Memerlukan peralatan yang khusus untuk presentasi kualitas.

(50)

6. Sistem Ekskresi

Sistem Ekskresi merupakan salah satu materi belajar pada kelas XI IPA yang terdapat dalam Kompetensi Dasar 3.5 yaitu; Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya ikan dan serangga) dengan indikator pembelajaran yaitu; Menyebutkan organ-organ ekskresi pada manusia, menjelaskan struktur dan fungsi organ-organ ekskresi pada manusia, menjelaskan proses kerja organ-organ ekskresi pada manusia, menjelaskan gangguan atau penyakit pada organ-organ ekskresi manusia, menjelaskan proses hemodialisis darah, menyebutkan organ-organ ekskresi pada hewan vertebrata dan invertebrata, menjelaskan fungsi organ ekskresi pada hewan vertebrata dan invertebrata dan menjelaskan proses ekskresi pada hewan vertebrata dan invertebrata.

a. Sistem Ekskresi Manusia

Sistem ekskresi manusia mencakup struktur, fungsi serta mekanisme ekskresi pada alat-alat ekskresi manusia. Alat-alat ekskresi pada manusia terdiri atas ginjal, paru-paru, hati dan kulit.

b. Gangguan atau Penyakit pada Alat-alat Ekskresi Manusia

Gangguan atau penyakit pada alat-alat ekskresi pada manusia seperti diabetes insipidus, albuminuria, batu ginjal, hepatitis, panu,kurap dan biang keringat serta proses hemodialisis darah.

c. Sistem Ekskresi Hewan Vertebrata dan Invertebrata

(51)

7. Hasil Penelitian yang Relevan

Hatminingsih, (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ekonomi di kelas X SMK Sanjaya Pakem, Sleman” dengan hasil dari penelitian adalah: 1) penggunaan media audio visual dalam pembelajaran ekonomi dapat meningkatkan motivasi siswa; sebelum implementasi tindakan terdapat 48% siswa (15 siswa) memiliki tingkat motivasi cukup sedangkan sesudah implementasi tindakan menjadi 80% siswa (20 siswa) memiliki tingkat motivasi tinggi; (2) penggunaan media audio visual dalam pembelajaran ekonomi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa; sebelum implementasi tindakan terdapat 59% siswa (18 siswa) yang tuntas belajar sedangkan sesudah implementasi tindakan siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak 88% (22 siswa) siswa.

Nurrohmah (2010) dalam penelitiannya yang berjudul“ Upaya Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Biologi melalui Media Kombinasi Audiovisual dan LKS pada Pokok Bahasan Virus Kelas X SMA Negeri 2 Playen” dengan hasil penelitian adalah : prestasi siswa mengalami peningkatan pada tiap siklusnya, yaitu ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata postes pada siklus I yaitu 6,9 menjadi 7,4 pada siklus II, maka dapat diketahui effect size yang dihasilkan sebesar 0,5. Dengan demikian, penggunaan media kombinasi Audiovisual dan LKS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X A SMA Negeri 2 Playen tahun ajaran 2009/2010.

8. Kerangka Berpikir

(52)

partisipasi aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran masih rendah, sehingga proses kegiatan belajar mengajar hanya berjalan satu arah dari guru. Siswa kurang berkonsentrasi dalam proses belajarnya sehingga mengganggu penerimaan pelajaran yang disampaikan oleh guru, akibatnya hasil belajar siswa rendah. Permasalahan lain yang terjadi adalah media yang digunakan dalam proses pembelajaran kurang menarik bagi siswa.

Penggunaan media pembelajaran sekarang ini banyak dikembangkan agar siswa lebih tertarik pada suatu materi sehingga motivasi belajar siswa meningkat salah satunya dengan menggunakan media animasi. Dengan penggunaan animasi ini dapat mempermudah peserta didik untuk dapat belajar mandiri, selain itu bagi guru juga mempermudah dalam menyampaikan materi, sehingga efektivitas dalam mengajar akan meningkat dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Media animasi dapat digunakan untuk menampilkan materi pembelajaran secara menarik dan interaktif. Media interaktif dapat menggambarkan yang abstrak menjadi lebih jelas sehingga pembelajaran sistem ekskresi lebih menarik dan tidak membosankan. Berdasarkan hubungan-hubungan tersebut maka diduga ada perbedaan motivasi dan hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran berbantuan animasi.

Dalam proses pembelajaran akan ditayangkan animasi mengenai mekanisme ekskresi organ-organ ekskresi manusia. Animasi ditayangkan di tengah kegiatan diskusi siswa. Dengan melihat tayangan animasi dapat mempermudah siswa untuk memahami proses kerja organ ekskresi dan juga mempermudah guru dalam menjelaskan materi sistem ekskresi.

(53)

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir

9. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian yang relevan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

a. Pemanfaatan media animasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende pada materi sistem ekskresi.

b. Pemanfaatan media animasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende pada materi sistem ekskresi.

1. Dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah

2. Interaksi siswa dalam kelas masih kurang, motivasi belajar masih rendah sehingga hasil belajar pun masih rendah.

Kondisi awal

Berdasarkan hasil pnelitian yg terkait penggunaan media animasi dlm pembelajaran maka pada penelitian ini peneliti juga menggunakan media animasi dalam proses pembelajaran . Pemanfaatan media animasi pada materi sistem ekskresi ditargetkan dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi T

Siklus I : peneliti menerapkan media animasi dalam proses pembelajaran.

Siklus II : peneliti menerapkan media animasi dalam proses

pembelajaran serta memperbaiki proses pembelajaran pada siklus I.

Hasil akhir Pemanfaat media animasi pada materi sistem

ekskresi dapat meningkatkan motivasi dan

(54)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research). Arikunto (2010) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. Sedangkan menurut Wiraatmadja (dalam Taniredja, 2011). Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Karakteristik yang khas dari penelitian ini yakni tindakan (aksi) yang berulang-ulang untuk memperbaiki proses pembelajaran, terutama pada aspek pengajaran guru.

Istilah penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Ciri-ciri penelitian tindakan kelas adalah adanya tindakan yang nyata, tindakan dilakukan pada situasi yang alami yang ditujukan untuk memecahkan masalah praktis. Tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dan dilaksanakan dalam rangkaian siklus kegiatan (Hopkins. 2008).

B. Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas merupakan bentuk investigasi yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif yang bertujuan memperbaiki sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi. Model yang digunakan dalam PTK ini adalah model Sanford

(55)

dan Kemmis. Guru dilibatkan dalam proses penelitian kelasnya, terutama pada aspek aksi dan refleksi terhadap praktik-praktik pembelajaran di kelas (Arikunto, 2010). Proses siklus dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. Model PTK Gabungan Sanford dan Kemmis

Gambar di atas menggambarkan aktivitas dalam PTK yang diawali dengan (1) perencanaan tindakan (Planning), (2) pelaksanaan tindakan (Acting), (3)

mengobservasi dan mengevaluasi proses hasil tindakan (Observation and evaluation), (4) Refleksi (Reflection), dan seterusnya sampai dicapainya kualitas pembelajaran yang diinginkan.

C.Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian

(56)

2. Obyek Penelitian

Obyek dari penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar pada materi Sistem Ekskresi.

3. Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA semester genap tahun pelajaran 2012/2013, dengan jumlah 24 siswa.

4. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 7-14 Mei 2013 D.Rancangan Tindakan

Rancangan tindakan ini direncanakan dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri atas 2 kali pertemuan dengan beberapa tahap yaitu : tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan evaluasi, dan tahap refleksi.

1. Pra Tindakan

a. Identifikasi masalah, langkah ini diawali dengan menganalisis hasil belajar siswa berdasarkan hasil ulangan harian pada materi sistem ekskresi dari tahun sebelumnya.

b. Observasi, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal tentang kegiatan belajar mengajar Biologi dikelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende.

c. Analisis studi pustaka sesuai dengan permasalahan dan judul penelitian. d. Menyelesaikan rancangan penelitian dengan bimbingan dosen, hingga

(57)

e. Permintaan izin untuk melakukan penelitian kepada Sekretariat Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.

f. Menghubungi pihak SMAK Frateran Ndao Ende, dengan menemui kepala sekolah, bagian kurikulum dan guru mata pelajaran Biologi dengan menyerahkan surat izin penelitian dari Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.

2. Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran menggunakan media animasi, yaitu:

1) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasarkan jenis kelamin, kemampuan dan membagi siswa secara heterogen menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 4 orang.

2) Pada siklus I akan dibahas tentang Sistem Ekskresi pada Manusia. 3) Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

tentang sistem ekskresi pada manusia dengan menggunakan media animasi yang akan digunakan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Silabus dan RPP selengkapnya dapat dilihat pada halaman 103, 107 dan 117

4) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai instrumen pembelajaran.

Lembar Kerja Siswa selengkapnya dapat dilihat pada halaman

128,130,132 dan 133

(58)

(a) Lembar evaluasi hasil belajar siswa. Evaluasi hasil belajar siswa selengkapnya dapat dilihat pada halaman 134, 137 dan 140

(b) Lembar kuisioner motivasi belajar siswa. Lembar kuisioner motivasi siswa selengkapnya dapat dilihat pada halaman 151

(c) Lembar observasi keaktifan. Lembar observasi keaktifan siswa selengkapnya dapat dilihat pada halaman 150

b. Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap ini, pembelajaran dilaksanakan menggunakan media animasi sesuai dengan rencana tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Peneliti bertindak sebagai guru yang membimbing dan mengarahkan siswa.

2) Mengadakan pre-test

3) Melakukan apersepsi dengan menyajikan materi Biologi yang akan dipelajari.

4) Siswa dimotivasi untuk merangsang minat dan sikapnya dalam pembelajaran

5) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan

(59)

7) Melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah dirancang dengan menggunakan media animasi pada materi sistem ekskresi manusia dalam proses belajar mengajar.

c. Observasi dan evaluasi (Observation and evaluation)

Tahap observasi, dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Di dalam tahap ini peneliti/observer mengadakan pengamatan atas dampak dan hasil dari pelaksanaan tindakan, yaitu motivasi dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Motivasi siswa dijaring menggunakan lembar kuisioner motivasi dan lembar observasi keaktifan. Hasil belajar ranah kognitif menggunakan lembar tes tertulis.

Observasi dimaksudkan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Biologi materi sistem ekskresi yang dilaksanakan guru dan siswa. Peneliti dan observer mengamati, mengenali dan mendokumentasikan proses, hasil pengaruh dan masalah baru yang mungkin saja muncul selama tindakan kelas dilakukan. Evaluasi pemahaman siswa pada akhir pertemuan siklus I melalui tes hasil belajar (post-test). Data hasil hasil tes kognitif, lembar observasi keaktifan siswa ini akan dijadikan bahan analisis dan dasar refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan bagi penyusunan rencana tindakan berikutnya. Pengamatan juga menggunakan kamera foto.

d. Refleksi (Reflection)

Gambar

Grafik berfungsi menggambarkan data kuantitatif secara teliti,
gambar sehingga akan lebih mudah dipahami.
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir
Gambar 2. Model PTK Gabungan Sanford dan Kemmis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan yang memiliki prediktabilitas laba yang tinggi akan memberikan sinyal kepada investor bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan yang stabil dan mampu

bdn pada bayi Nilai cnergi ydng dihosilkan berrs nedh lebih bdsd dtui p.da beras putih.. Unsusiziyse l.in yana Ierd4d pada ber6 Denh xdalsh

Bila mahar tidak dalam bentuk tunai kemudian terjadi putus perkawinan (cerai) setelah melakukan hubungan suami istri, sewaktu akad maharnya adalah dalam bentuk

[r]

The majority of guided writing students perceived teacher written feedback as a facilitator in their writing such as teacher written feedback helping students to

bentuk tulisan. Selain itu, para siswa juga masih belum begitu mengerti mengenai cara penulisan ejaan yang benar, pemilihan kosakata yang tepat, penggunaan diksi

jula\ keroqDok relr va!,

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah terlampaui dan Bendahara tidak mengganti kerugian negara secara tunai, instansi yang