ABSTRAK
PERANAN ISOTRETINOIN DALAM TERAPI ACNE VULGARIS
Adhi, 2003. Pembimbing Utama : Widura, dr., M.S.
Acne vulgaris adalah suatu kelainan multifaktorial yang berhubungan dengan pembentukan komedo, stimulasi hormonal, kolonisasi bakteri dan respon inflamasi, biasa terjadi pada orang muda dan orang pada masa pubertas. Lima faktor yang berkaitan dengan patofisiologi akne, yaitu keratinisasi folikel rambut yang abnormal, peningkatan hormon androgen, produksi sebum berlebih, respon
imun serta Propionibacterium acnes. Prinsip terapi akne bertujuan untuk
memperbaiki faktor patofisiologi tadi dengan antibiotika, zat-zat keratolitik, anti
androgen/esterogen cian penggunaan gluko kortikoid. Meskipun demikian, banyak
penderita akne tidak sembuh dengan terapi tersebut.
Berbagai penelitian menunjukkan, Isotretinoin atau 13-cis retinoic acid, suatu
dervat vitamin A (retinoic acid), dapat mengurangi produksi sebum, menghambat
pertumbuhan bakteri, mempunyai efek anti inflamasi, mencegah pembentukan komedo serta menormalkan kembali keratinisasi.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa efektivitasnya mencapai 60% - 90%,
sehingga secara oral dapat digunakan untuk mengobati akne.
ABSTRACT
THE ROLE OF ISOTRETINOIN IN ACNE VULGARIS’s THERAPY
Adhi, 2003. Tutor : Widura, dr., M.S.
Acne vulgaris is a multifactorial disorder related to formation of comedones, hormonal stimulation, bacterial colonization and host inflammatory response. It usually happens in young people, especially during puberty. There are five factors related to pathophysiology of acne, namely abnormal hair follicle keratinization, increased androgen hormone secretion, excessive sebum production, immune response and Propionibacterium acnes. Principal therapy of acne is aimed to correct the factors involved in pathophysiology, to be mentioned are antibiotic, keratolytic agents, anti androgen/estrogen and usage of glukocortikoid. Nevertheless, many acne patients have not recovered as expected.
Researches showed that Isotretinoin or 13-cis retinoic acid, a member of vitamin A (retinoic acid) family, can decrease sebum production, inhibit bacteria, have anti-inflammatory properties, prevent the formation of comedones and also normalize the keratinization, therefore it is supposed to be an effective oral medicine to treat Acne vulgaris.
Many Studies showed that the effectiveness of Isotretinoin orally to cure acne reached 60% - 90%.
DAFTAR ISI
Halaman
..
LEMBAR PERSETUJUAN
...
11SURAT PERNYATAAN
...
111ABSTRAK
...
ivABSTRACT v PRAKATA ...vi
..
DAFTAR ISI
...
v11DAFTAR TABEL
...
xDAFTAR GAMBAR
...xi
...
...
BAB I PENDAHULUAN 1.
1 Latar Belakang...
11.2 Identifikasi Masalah
...
21.3 Maksud dan Tujuan
...
21.4 Kegunaan Studi Pustaka
...
21.5 Metode Penelitian
...
21.6 Lokasi dan
Waktu
...
2BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Kulit
...
32.1.1 Anatomi kulit secara histologis
...
32.1.1.1 Lapisan epidermis
...
42.1.1.2 Lapisan dermis
...
72.1.1.3 Lapisan subkutis/hipodermis
...
92.1.2 Adneksa kulit
...
102.1.2.1 Kelenjar kulit
...
112.1.2.2
Kuku
...
132.1.2.3 Rambut
...
132.2 Fungsi kulit
...
142.2.2 Fungsi absorpsi
...
152.2.3 Fungsi ekskresi
...
152.2.4 Fungsi persepsi
...
162.2.5 Fungsi pengaturan suhu tubuh/termoregulasi
...
162.2.6 Fungsi pembentukan pigmen
...
162.2.7 Fungsi keratinisasi
...
172.2.8 Fungsi pembentukan vitamin D
...
182.3 Flora normal pada kulit
...
182.4 Acne Vulgaris
...
242.5 Klasifikasi Acne Vulgaris
...
252.5.1 Akne komedonal
...
252.5.2 Akne inflamatori
...
262.5.3 Akne nodulkistik
...
272.2.1 Fungsi proteksi
...
14...
V l l l2.5.4 Acne conglobata
...
292.5.5 Acne fulminans
...
292.5.6 Acne exocoriee
...
292.6 Etiologi Acne Vulgaris
...
302.6.2 Faktor makanan
...
302.6.3 Faktor psikis dan hormonal
...
302.6.4 Faktor kelenjar sebasea dan infeksi bakteri
...
312.7 Patogenesis Acne Vulgaris
...
312.8 Diagnosa banding Acne Vulgaris
...
362.8.1 Erupsi akneiformis dan True acne
...
362.6.1 Faktor genetik dan musim
...
302.8.2 Akne rosasea
...
372.8.3 Dermatitis perioral
...
372.8.5 Akne steroid
...
382.8.4 Folikulitis oleh batang gram-negatif
...
372.8.6 Folikulitis oleh pityrosporum
...
382.8.7 Oil acne/Chlor acne
...
382.9 Terapi Acne Vulgaris
...
392.10 Terapi non farmakologi
...
392.1 1 Terapi farmakologi
...
412.1 1.1 Benzoil peroksida
...
412.1 1.2 Sulfur
...
422.1 1.3 Asam salisilat
...
422.1 1.4 Tetrasiklin topikal
...
442.1 1.5 Eritromisin topikal
...
442.1 1.6 Klindamisin fosfat topikal
...
442.1 1.7 Tretinoin (Retin - A) topikal
...
452.1 1.8 Asam azelaik (Azelex) topikal
...
452.1 1.9 Adapalene (Differin) topikal
...
462.1 1
.
10 Tetrasiklin oral...
472.1 1.1 1 Doksisiklin oral
...
482.1 1
.
12 Minosiklin oral...
482.1 1
.
13 Eritromisin oral...
492.1 2 Terapi hormonal
...
532.13 Terapi spesifik lain
...
542.13.1 Pembedahan
...
542.13.2 Pengobatan pada komedo
...
542.13.3 Penyuntikan kolagen pada daerah sikatrik
...
542.13.4 Irradiasi UVB
...
552.13.5 Steroid sistemik
...
552.13.6 Pemberian Kenacort A intralesi
...
552.13.7 Terapi seng per oral
...
552.15 Isotretinoin
...
572.1 5.1 Pengertian Isotretinoin
...
572.1 5.2 Kegunaan Isotretinoin
...
58ix
2.1 5.3 Mekanisme kerja Isotretinoin
...
592.1 5.4 Indikasi Isotretinoin
...
592.1 5.5 Efek samping Isotretinoin
...
602.1 5.5.1 Bibir kering dan pecah-pecah (cheilitis)
...
602.15.5.2 Kulit kering
...
612.1 5.5.3 Kering pada mukosa hidung
...
612.15.5.4 Matakering
...
612.1 5.5.5 Kering pada mukosa genital dan anus
...
622.1 5.5.6 Kulit yang pecah-pecah
...
622.1 5.5.7 Peningkatan keringat
...
622.1 5.5.8 Eritema dan atau pengelupasan pada waj ah
...
622.15.5.10 Ekzema/eczema
...
632.1 5.5.1 1 Impetigo
...
632.15.5.13 Paronychia
...
642.1 5 5.14 Rambut rontok
...
642.1 5.5.1 5 Penggantian kuku
...
652.15.5.16 Sakit kepala
...
652.1 5.5.9 Kulit terbakar sinar matahari/sunburn
...
632.15.5.12 Pyogenic granuloma
...
642.1 5.5.1 7 Sakit otot/myalgia
...
652.1 5.5.1 8 Kelelahan
...
662.1 5.5.1 9 Perubahan mood dan depresi
...
662.1 5.5.20 Masalah pada mata
...
662.1 5.5.21 Hipertrigliseridaemia
...
662.1 5.5.23 Periode menstruasi yang irreguler atau bertambah
...
672.15.5.24 Alergi
...
672.1 5.6 Monitoring Isotretinoin
...
682.15.7 Respon lambat dari Isotretinoin
...
702.1 5.8 Interaksi Isotretinoin dengan obat lain
...
702.1 5.9 Dosis dan terapi Isotretinoin
...
712.15.5.22 Diare atau perdarahan usus
...
672.1 5.1 0 Prognosis
...
71BAB III PEMBAHASAN
...
73BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 78
DAFTAR PUSTAKA
...
79DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Tingkatan Akne
...
282.2 Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Akne
...
402.3 Perbandingan Obat Akne Topikal Tanpa Resep
...
432.4 Perbandingan Obat Akne Topikal yang Menggunakan Resep
...
462.5 Pilihan Pengobatan Untuk Akne
...
502.6 Dosis Antibiotika Sistemik
...
512.7 Efek Samping Yang Ditimbulkan Saat Penggunaan Antibiotika Sistemik ....52
2.8 Monitoring Pemeriksaan Laboratorium yang Dianjurkan Bagi Pasien Pengguna Isotretinoin
...
69DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Struktur Kulit
...
42.2 Lapisan-Lapisan Epidermis
...
52.3 Struktur Dennis
...
82.4 Struktur Adneksa Kulit
...
102.5 Struktur Kelenjar Kulit Dan Rambut
...
112.6 Proses Keratinisasi
...
172.7 Propionibacterium acnes
...
192.8 Corynebacterium acnes
...
192.9 Staphylococcus
...
202.10 Sarcina
...
202.1 1 Bacillus spp
...
212.1 2 Neisseria
...
222.13 Streptococcus
...
222.14 Blackhead
...
252.1 5 Whitehead
...
252.16 Akne Komedonal
...
262.1 7 Tingkatan Akne
...
262.18 Akne Inflamatori (1)
...
272.19 Akne Inflamatori (2)
...
272.20 Akne Nodulkistik (1)
...
272.21 Akne Nodulkistik (2)
...
282.22 Kulit Manusia
...
322.23 Patogenesis Terjadinya Akne
...
342.24 Patogenesis Akne
...
352.25 Alogaritma Terapi Akne
...
562.26 Struktur Kimia Isotretinoin
...
572.27 Model Isotretinoin
...
57BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akne atau jerawat adalah suatu kelainan multifaktorial yang berhubungan
dengan pembentukan komedo, stimulasi hormonal, kolonisasi bakteri dan respon inflamasi. Akne yang paling umum terjadi adalah Acne vulgaris, yang biasanya terjadi pada orang muda dan orang pada masa pubertas.
Menurut Hempel (1997), akne terjadi pada sekitar 80% orang berusia
antara 11 sampai 30 tahun, selain itu, akne juga dapat menyerang 12% wanita dan
3% pria di atas 30 tahun. Di Amerika Serikat, akne menyerang 80% wanita muda
dan 90% pria muda (Ehrlich&Kahn, 2002).
Ada 5 faktor yang berkaitan dengan patofisiologi akne, yaitu keratinisasi
folikel rambut yang abnormal, peningkatan hormon androgen, produksi sebum
berlebih, respon imun serta Propionibacterium acnes (Ehrlich&Kahn, 2002).
Bakteri penyebab akne lain adalah Propionibacterium granulosum,
Staphylococcus epidermidis. Selain itu, Malassezia furfur, suatu jamur, diduga
juga dapat menyebabkan akne (www.demetnz.org/index.html).
Prinsip terapi akne bertujuan untuk memperbaiki faktor patofisiologi tadi dengan antibiotika, zat-zat keratolitik, anti androgen/esterogen dan penggunaan glukokortikoid. Meskipun demikian, banyak penderita akne tidak sembuh dengan
terapi tersebut.
Berbagai penelitian menunjukkan, Isotretinoin atau 23-cis retinoic acid,
suatu derivat vitamin A (retinoic acid), dapat mengurangi produksi sebum, menghambat pertumbuhan bakteri, mempunyai efek anti inflamasi, mencegah pembentukan komedo serta menormalkan kembali keratinisasi, sehingga secara
oral dapat digunakan untuk mengobati akne (Johnson&Nunley, 2000). Di Amerika Serikat, efektivitasnya mencapai 60% (www.sinacne-roche.com.co).
Di Indonesia, penggunaan Isotretinoin belum dikenal luas, oleh karena
itu, bagaimana peranannya dalam pengobatan akne perlu dipelajari secara lebih
rinci.
2
1.2 Identifikasi Masalah
Bagaimana peranan Isotretinoin dalam terapi Acne vulgaris ?
1.3 Maksud dan Tujuan
Karya tulis
ini
bermaksud untuk memahami bagaimana Isotretinoin dapatberperan sebagai obat per oral yang efektif untuk pengobatan Acne vulgaris. Tujuannya adalah agar penderita Acne vulgaris dapat diobati secara lebih
efektif dan tepat.
1.4 Kegunaan Studi Pustaka
Dengan pemahaman yang lebih baik, Isotretinoin diharapkan dapat
menjadi cara alternatif yang efektif dalam pengobatan Acne vulgaris
1.5 Metode Penelitian
Karya tulis
ini
dibuat dengan cara studi pustaka.1.6 Lokasi dan Waktu
Karya tulis
ini
dibuat selama semester genap 2002/2003 di lingkunganBAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Acne vulgaris merupakan penyakit kulit yang umum terjadi dan dapat
mengenai siapapun, terutama golongan remaja, baik pria maupun wanita.
Walaupun demikian, penanganan yang tepat dan cepat harus selalu dilakukan
guna menghindari perkembangan akne ke arah yang lebih buruk, sehingga
meninggalkan sikatrik. Penanganan untuk akne adalah serf treatment serta
penggunaan terapi obat-obatan,
baik
secara sistemik maupun topikal.Isotretinoin merupakan obat sistemik yang dapat dijadikan pilihan dalam terapi akne, terutama pada kasus akne yang berat dan sudah resisten terhadap terapi
obat-obatan umum.
Namun
penggunaannya harus diawasi secara khusus,mengingat efek samping isotretinoin yang cukup banyak, khususnya terhadap wanita yang mungkin hamil yang sedang dalam terapi isotretinoin.
Keberhasilan isotretinoin dalam menghilangkan akne sangat baik, mencapai 60%, bahkan hingga 90%, sehingga terbukti efektif dalam mengobati akne.
4.2 Saran
Mengingat begitu banyak keunggulan yang dimiliki isotretinoin,
penggunaannya untuk terapi akne dapat dijadikan terapi alternatif sesuai dengan
indikasi, selain terapi dengan antibiotika.
DAFTAR PUSTAKA
Benny E. Wiryadi. 1993. Mikrobiologi Kulit. dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi 1, Jakarta: FKUI. 19
-
2 1Bickers D.R., Saurat J.H. 2001. Isotretinoin: A State of the Art Conference.
Journal of the American Academy of Dermatology. 5(45): 125-128
http://www sinacne-roche.com.co
Domonkus A.N. 1971. Andrew's Diseases of the Skin: Clinical Dermatology.
ed. Japan: W.B.Saunders Company. 254
-
270Ehrlich M., and
Kahn
T.
2002. Acne and Other Related Disorders.htt p ://www
.
clevelandclinicmeded. com/diseasemanagment/dermat o lo gy/acne/acne. htm
Harrison, K. 2002. Isotretinoin-Molecule of the Month-June 2002.
http ://chem.ox. ac .uk/mom/isotret inoin/iso tret inoin. html
Hempel K. 1997. The Treatment of Acne. http://tfh.net/healthgazette/acne.htm
Horwitz R. 2002. The Integument
-
Structure and Function.http://www.med-ed.virginia.edu/public/histology/handouts/Skin/handout
.
htmlhtt p://www.bmb.psu.edu/courses/bisci004a/ tissue/tissno te. htm
http://www.dermnetnz.org/index.html, 2003
http://www.geocities.com/hotsprings/9209/Accutance_General_Info. html
http://medlib.med.utah.edu/kw/derm/pages/acO 1_2. htm
http://www.roaccutaesurvivors.com/literature/section/cumulative. htm
Johnson
B.A.,
Nunley J.R. 2000. Topical Therapy for Acne Vulgaris.http://www.postgradmed.com/issues/2000/03_00/johnson. htm
Johnson B.A, Nunley J.R. 2000.
Use
of SystemicAgents in the Treatment of AcneVulgaris. http://www.aafp.org/afp/20001015/1023.html
Koh-Knox C.P, Scott S.A., Popovich N.G. 1997. Therapy and Topical Treatment
of Acne Vulgaris Vol. 22:4.
http://www.uspharmacist.com/oldformat .asp?url=newlook/files/feat/ acfleea. htm
80
Leyden J.J. 1997. Therapy for Acne Vulgaris. The New England Journal of
Medicine, 16(336): 1 156
-
1 162Moses S. 2003. Acne Vulgaris.
http://www. familydoctor.org/healthfacts/00 1 /acnevulgaris. htm
Pirouzi, P. and Pirouzi, M.A. 2003. Acne Vulgaris. http://members. fortunecity .com/pirouzi/acne. htm
Prescott, Harley, and Klein. 2002. Microbiology. ed. New York: McGraw-Hill
Book Company. 546,701
PT Surya Dermato Medica Laboratories. Konsep Terapi Untuk Acne Vulgaris.
Surabaya
-
IndonesiaStrauss J.S., Pochi P.E. 1964. Effect of Cyclic Progestin-Estrogen Therapy on
Sebumand Acne in Women. J.A.M.A. 190:815 - 819
Syarif M. Wasitaatmadja. 1993. Akne Vulgaris. dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi 1. Jakarta: FKUI. 209
-
2 10Syarif M. Wasitaatmadja. 1993. Anatomi Kulit. dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi 1. Jakarta: FKUI. 3 - 6
Syarif M. Wasitaatmadja. 1993. Faal Kulit. dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi 1. Jakarta: FKUI. 7
-
8Tortora, Funke, and
Case.
1998. Microbiology: A n Introduction. ed.