commit to user
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BENANG
DENGAN METODE EOQ PADA DEPARTEMEN WEAVING II
PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Ali Madya Ekonomi
Diploma III pada Jurusan Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
Dwi Kurnia Wati
F3509020
PROGRAM STUDI DIII MANAJEMEN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user ABSTRAK
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BENANG DENGAN METODE EOQ PADA DEPARTEMEN WEAVING II
PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR DWI KURNIA WATI
F3509020 MANAJEMEN BISNIS
Persediaan selalu dibutuhkan oleh setiap perusahaan yang menghasilkan produk untuk menunjang jalannya proses produksi dalam suatu perusahaan. Dengan kebijakan pengadaan diharapkan proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Tanpa adanya persediaan perusahaan dihadapkan pada resiko bahwa suatu saat perusahaan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang mendadak. Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam pengalokasian modal kerja, kesalahan dalam pengalokasian modal kerja untuk persediaan akan mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, penulis menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity). Metode ini digunakan untuk menentukan kebutuhan bahan baku, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, jumlah pesanan yang optimal, persediaan pengaman (safety stock), pemesanan kembali (re order point), dan total biaya persediaan (total cost).
Hasil penelitian pengendalian persediaan bahan baku tahun 2011 menurut kebijakan perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan melakukan pembelian bahan baku tiap satu bulan sekali dengan jumlah yang berbeda. Perusahaan belum dapat menentukan Re Order Point (ROP). Menurut kebijakan perusahaan dapat diperoleh hasil bahwa frekuensi pembelian sebanyak 12 kali dalam satu tahun dengan pembelian bahan baku sebanyak 1.463,3 ball, serta biaya persediaan sebesar Rp. 12.943.155,14, sedangkan dengan pendekatan EOQ diperoleh hasil bahwa frekuensi pembelian adalah 9 kali dalam satu tahun dengan pembelian bahan baku sebanyak 1.861,49 ball, serta dapat dihasilkan total biaya persediaan sebesar Rp. 12.577.133,58 . Safety Stock (SS) sebesar 196,482 ball dan Re Order Point (ROP) sebesar 245,74 ball.
Berdasarkan penelitian tersebut sebaiknya perusahaan menggunakan metode EOQ dalam kebijakan pengadaan bahan baku agar perusahaan dapat melakukan pembelian bahan baku yang optimal dengan biaya yang minimal serta meminimalkan biaya persediaan bahan baku dan mengoptimalkan waktu pemesanan kembali yang harus dilakukan perusahaan.
commit to user MOTTO
" " " " " eminimalkan biaya "sXNVlpg6‘ "
R O
P). Menurut kebijakan perusahaan dapat
V U G AS AKHIR
Langkah pertama yang sangat diperlukan untuk menentukan hal yang kamu inginkan dalam hidup adalah ; tentukan apa yang kamu inginkan.
(Ben Stein)
“Sebelum kedua telapak kaki seseorang menetap di hari kiamat
Akan ditanyakan tentang empat hal lebih dahulu :
Pertama tentang umurnya untuk apa dihabiskan,
Kedua tentang masa mudanya untuk apakah dipergunakan,
Ketiga tentang hartanya dari mana ia peroleh dan untuk apakah dibelanjakan,
Dan keempat tentang ilmunya, apa saja yang ia amalkan dengan ilmunya itu.”
commit to user PERSEMBAHAN
Ku persembahka Tugas Akhir ini untuk :
Bapak dan Alm. Ibu tercinta
Kakakku Rusdiyanto & kakak ipar purwanti tersayang
Tatto Priambodo
Mayones
Teman-teman Manajemen Bisnis 2009
commit to user KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia – Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini Penulis memilih judul “PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BENANG DENGAN METODE EOQ PADA DEPARTEMEN WEAVING II PT.
KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR”.
Pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak –
pihak yang telah membantu penyusunan Tugas Akhir ini, terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Wisnu Untoro MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi,
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu. Sinto Sunaryo, SE, M.Si. Selaku Ketua Program Studi Diploma III
Manajemen Bisnis, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Djoko Purwanto, MBA. Selaku Pembimbing Akademik,
yang telah menyediakan waktu untuk membimbing penulis sehingga
tugas akhir ini selesai sesuai rencana.
4. Bapak Drs. Heru Purnomo, MM selaku Pembimbing Tugas Akhir,
Sebagai ungkapan terima kasih atas kebaikan, ketenangan dan
kesabaran beliau yang luar biasa selama memberikan bimbingan,
sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan sesuai rencana penulis.
5. Bapak Edi selaku Manajer Personalia PT. Kusumahadi Santosa, yang
telah memberikan kami kesempatan untuk melaksanakan magang kerja
commit to user
6. Bapak Ndondon selaku Manajer Weaving 1 dan 2 PT. Kusumahadi
Santosa.
7. Ibu Setiyowati selaku Ka.Sie. Adm dan QC Weaving 1 dan 2 atas
bimbingan dan bantuannya dalam mencarikan data.
8. Bapak dan Ibu selaku staff dan karyawan di Departemen Weaving 2
yang telah membantu penulis dalam pencarian data.
9. Bapak, Alm ibu, kak rusdi, mbak pur dan dek taro, terimakasih untuk
doa dan waktunya serta bantuan berupa materi dan supportnya.
10. Teman-teman Angkatan 2009 yang telah banyak memberikan
keceriaan.
11. Dan semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam pengungkapan, pembahasan dan pemilihan kata dalam penulisan Tugas Akhir jauh dari sempurna, Karena keterbatasan pemikiran dan kemapuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Namun demikian semoga Tugas Akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak – pihak yang membutuhkan.
Surakarta, Mei 2012 Penulis
commit to user DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
ABSTRAK ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
HALAMAN MOTTO ... v
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Persediaan ... 15
B. Penggolongan Persediaan ... 15
C. Fungsi dan Tujuan Persediaan ... 17
commit to user
E. Pengawasan dan Pengendalian Persediaan ... 23
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku . .. 25
G. Bahan Baku... 25
H. Model Analisis EOQ... 27
commit to user DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
3.1 Tabel Jumlah Tenaga Kerja PT. Kusumahadi Santosa ... 40
3.2 Tabel Jumlah Tenaga Kerja Weaving II ... 41
3.3 Tabel Kebutuhan Bahan Baku Benang PT. Kusumahadi Santosa tahun 2011... 57
3.4 Rincian Biaya Pemesanan Bahan Baku 2011 ... 59
3.5 Rincian BiayaPenyimpanan Bahan Baku 2011 ... 61
3.6 Tabel Perhitungan Standar Deviasi ... 65
commit to user DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
1.1 Kerangka Pemikiran ... 7
3.2 Lay-out PT. Kusumahadi Santosa ... 38
3.3 Struktur Organisasi PT. Kusumahadi Santosa ... 45
commit to user DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pernyataan
Lampiran 2. Surat Keterangan Magang Lampiran 3. Penilaian Magang
Lampiran 4. Analisis dengan menggunakan software POM Lampiran 5. Gambar mesin
commit to user ABSTRAK
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BENANG DENGAN METODE EOQ PADA DEPARTEMEN WEAVING II
PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR DWI KURNIA WATI
F3509020 MANAJEMEN BISNIS
Persediaan selalu dibutuhkan oleh setiap perusahaan yang menghasilkan produk untuk menunjang jalannya proses produksi dalam suatu perusahaan. Dengan kebijakan pengadaan diharapkan proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Tanpa adanya persediaan perusahaan dihadapkan pada resiko bahwa suatu saat perusahaan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang mendadak. Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam pengalokasian modal kerja, kesalahan dalam pengalokasian modal kerja untuk persediaan akan mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, penulis menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity). Metode ini digunakan untuk menentukan kebutuhan bahan baku, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, jumlah pesanan yang optimal, persediaan pengaman (safety stock), pemesanan kembali (re order point), dan total biaya persediaan (total cost).
Hasil penelitian pengendalian persediaan bahan baku tahun 2011 menurut kebijakan perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan melakukan pembelian bahan baku tiap satu bulan sekali dengan jumlah yang berbeda. Perusahaan belum dapat menentukan Re Order Point (ROP). Menurut kebijakan perusahaan dapat diperoleh hasil bahwa frekuensi pembelian sebanyak 12 kali dalam satu tahun dengan pembelian bahan baku sebanyak 1.463,3 ball, serta biaya persediaan sebesar Rp. 12.943.155,14, sedangkan dengan pendekatan EOQ diperoleh hasil bahwa frekuensi pembelian adalah 9 kali dalam satu tahun dengan pembelian bahan baku sebanyak 1.861,49 ball, serta dapat dihasilkan total biaya persediaan sebesar Rp. 12.577.133,58 . Safety Stock (SS) sebesar 196,482 ball dan Re Order Point (ROP) sebesar 245,74 ball.
Berdasarkan penelitian tersebut sebaiknya perusahaan menggunakan metode EOQ dalam kebijakan pengadaan bahan baku agar perusahaan dapat melakukan pembelian bahan baku yang optimal dengan biaya yang minimal serta meminimalkan biaya persediaan bahan baku dan mengoptimalkan waktu pemesanan kembali yang harus dilakukan perusahaan.
commit to user ABSTRACT
THE SUPPLIES CONTROL OF RAW MATERIAL OF YARN USING EOQ METHOD IN THE DEPARTMENT OF WEAVING II
PT. SANTOSA KUSUMAHADI KARANGANYAR
DWI KURNIA WATI F3509020 MANAJEMEN BISNIS
Supplies are always needed by every company that produces products in order to support the process of production. The procurement policy is expected to keep the process run smoothly. Without supplies, a company has a high risk that someday the company will not be ready to meet the sudden needs of consumers. Raw material is one of factors that plays an important role in the allocation of working capital. Error in the capital allocation supplies will affect the company's profit.
To achieve the research goals, the author uses the method of EOQ (Economic Order Quantity). This method is used to determine the need for raw materials, ordering fees, storage fees, the quantity of optimal order, safety stock, reordering (re order point), and total inventory cost (total cost).
In 2011, according to the company’s policy, the results of supplies control of raw materials indicate that the company purchases raw materials every single month with a different number. The company could not Re Order Point (ROP). According to the policy, the frequency of purchase is as much as 12 times a year by the purchases of raw materials as much as 1463.3 ball and the inventory cost is Rp. 12,943,155.14. The results obtained with the approach that the EOQ purchase frequency is 9 times a year by the purchases of raw materials as much as 1861.49 ball and the total cost of inventory can be produced at Rp. 12,577,133.58. Safety Stock (SS) is 196.482 ball and Re Order Point (ROP) is 245.74 ball.
According to the result of the research, the company should use the EOQ method in the policy of raw material supplies in order to minimize the supplies cost and to optimize the re ordering activity.
commit to user
ketat, baik perusahaan jasa maupun manufaktur. Tiap perusahaan
berlomba-lomba memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Karena dengan
keuntungan tersebut menjadikan perusahaan bertahan dan mengalami
kemajuan. Untuk memperoleh keuntungan, perusahaan harus memperbaiki
dan meningkatkan koordinasi antar bagian fungsional, memperluas daerah
pemasaran, meningkatkan produktifitas karyawan, membangun kepercayaan
konsumen, dan meningkatkan kinerja dalam proses produksi supaya
menghasilkan produk yang berkualitas dan mampu bersaing dengan pasar
lokal bahkan internasional serta menekan biaya produksi.
Faktor penting untuk memperlancar sistem produksi yaitu adanya
persediaan bahan baku. Dalam penggunaan bahan baku disesuaikan dengan
kebutuhan jenis dan jumlah produk yang akan diproduksi. Sehingga
diperlukan suatu perencanaan produksi yang berorientasi pada ketepatan
jenis dan jumlah komponen yang digunakan dalam proses produksi, yang
nantinya akan berpengaruh pada keuntungan perusahaan.
Kesalahan dalam menentukan persediaan maka akan mengalami
kerugiaan, oleh karena itu persediaan harus ditentukan sebaik mungkin.
Perusahaan harus mempersiapkan dana yang cukup untuk pembelian barang.
commit to user
2
modal yang kurang efektif. Namun bila persediaan bahan baku yang terlalu
kecil dapat juga mengganggu kelancaran proses produksi. Sehingga,
perusahaan tidak mencapai targetnya dan mengalami kekurangan dalam
memenuhi pesanan yang berakibat perusahaan akan kehilangan pelanggan.
Disamping itu, persediaan bahan baku dalam jumlah relatif kecil akan
mengakibatkan frekuensi pembelian bahan baku semakin sering. Sehingga,
biaya pemesanan bahan baku perusahaan akan semakin besar.
Menurut Render dan Heizer (2010), EOQ adalah sebuah teknik kontrol
persediaan yang meminimalkan biaya total dan pemesanan dan penyimpanan.
Selain itu menurut Nasution (2003), masalah utama persediaan bahan baku
adalah menentukan berapa jumlah pemesanan yang ekonomis ( Economic
Order Quantity ) yang akan menjawab persoalan berapa jumlah bahan baku
dan kapan bahan baku itu dipesan sehingga dapat meminimasi ordering cost
dan holding cost. Ordering cost (biaya pemesanan) adalah semua pengeluaran
yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar, sedangkan holding cost
(biaya penyimpanan) adalah semua pengeluaran yang timbul akibat
menyimpan barang.
PT. KUSUMAHADI SANTOSA merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang industri tekstil yang memproduksi kain grey sampai kain
printing. Pada bagian departemen weaving II memproduksi kain grey dengan
bahan baku benang. Untuk menjaga kelangsungan proses produksi diperlukan
persediaan bahan baku yang optimal. Agar dapat mencapai target produksi
commit to user
3
Industri tekstil ini selayaknya mendapat perhatian lebih dari pemerintah
karena merupakan padat karya dan menciptakan lapangan kerja yang luas,
industri ini merupakan sektor ekonomi yang besar dalam kemajuan
pertumbuhan ekonomi. Tapi sayangnya, pemerintah belum terlihat serius
menanggani masalah industri. Masalahnya antara lain : upah tenaga kerja
yang kecil dan industri tekstil masih banyak menggunakan mesin-mesin yang
sudah tua dan tidak efisien. Padahal persaingan bisnis dipasar lokal bahkan
internasional yang sangat ketat.
Selama ini PT. Kusumahadi Santosa belum menerapkan metode EOQ
(Economic Order Quantity) untuk mengatur persediaan bahan baku benang.
Maka perlu diadakan sistem pengawasan persediaan dan perhitungan
menggunakan metode EOQ. Karena sistem dalam penulisan tugas akhir ini,
dapat digunakan untuk menentukan jumlah pembelian bahan baku yang
optimal untuk meminimalkan total biaya persediaan, jumlah persediaan
pengaman dan kapan melakukan pemesanan kembali. Sehingga, sebagai
perbandingan antara kebijakan yang telah dilaksanakan. Maka perusahaan
dapat memilih kebijakan yang lebih efisien dalam pengeluaran biaya
persediaan. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas penulis
melakukan penelitian dengan judul “PENGENDALIAN PERSEDIAAN
BAHAN BAKU BENANG DENGAN METODE EOQ PADA
DEPARTEMEN WEAVING II PT KUSUMAHADI SANTOSA
commit to user
4
B. Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut di atas penulis merumuskan permasalahan yang
akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah :
1. Berapa jumlah pembelian bahan baku yang optimal berdasarkan metode
EOQ pada perusahaan PT. Kusumahadi Santosa?
2. Berapa jumlah persediaan pengaman (safety stock) yang harus diadakan
oleh perusahaan PT. Kusumahadi Santosa?
3. Kapan PT. Kusumahadi Santosa melakukan pemesanan kembali
persediaan bahan baku?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui jumlah pembelian persediaan bahan baku optimal yang harus
dipesan oleh PT. Kusumahadi Santosa.
2. Mengetahui jumlah persediaan pengaman yang harus diadakan oleh PT.
Kusumahadi Santosa.
3. Mengetahui waktu pemesanan kembali persediaan bahan baku PT.
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi PT. Kusumahadi
Santosa, bagi penulis maupun pembaca. Adapun manfaat atau kegunaan
penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu :
1. Manfaat Akademis
a. Bagi Peneliti
Penelitian yang dilakukan penulis pada PT. Kusumahadi Santosa ini
diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu :
1) Merupakan wahana latihan untuk mengaplikasikan teori-teori mata
kuliah manajemen bisnis dan mengenai manajemen persediaan
yang didapat di bangku kuliah didalam sebuah kasus penelitian
lapangan, untuk kemudian diselesaikan melalui metode tertentu.
2) Memberikan gambaran langsung tentang dunia kerja yang nyata,
dan gambaran proses persediaan bahan baku di dalam sebuah
perusahaan.
b. Bagi Pembaca
Menambah wawasan pengetahuan tentang manajemen persediaan, serta
sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk kasus sejenis.
c. Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan
pertimbangan pada perusahaan bahwa dengan menggunakan metode
commit to user
6
2. Manfaat Praktis
Penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan akan memperoleh
gambaran dalam pengambilan keputusan, khususnya dalam hal persediaan
bahan baku dan menghindari kerugian yang diakibatkan penumpukan
commit to user
7
E. Kerangka Pemikiran
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
commit to user
8
Gambar di atas menjelaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan
bahan baku, perusahaan terlebih dahulu melakukan pemesanan atau
pembelian bahan baku benang dari supplier. Penggunaan kebutuhan bahan
baku perusahaan dapat memperkirakan jumlah pembelian bahan baku
kemudian dilakukan perhitungan dengan biaya persediaan yang
dikeluarkan. Dalam hal ini perusahaan dapat menggunakan metode
kebijakan perusahaan maupun dengan menggunakan metode EOQ.
Penggunaan metode EOQ dipengaruhi beberapa faktor seperti
biaya pemesanan, biaya penyimpanan, kebutuhan bahan baku, frekuensi
pembelian, maupun leadtime. Sehingga dari metode tersebut akan
diketahui jumlah persediaan bahan baku yang optimal dan total biaya
persediaan yang dihasilkan. Perusahaan juga melakukan pengadaan
persediaan pengaman (safety stock), hal ini bertujuan untuk menghindari
masalah kekurangan bahan baku (out of stock) sebelum pesanan atau
pembelian bahan baku dilakukan. Dan untuk mengatasi permasalahan
tentang kekurangan bahan baku maupun kehabisan bahan baku,
perusahaan harus menentukan waktu pemesanan kembali (Re order point)
supaya masalah tersebut tidak terjadi lagi. Dengan penentuan biaya
pemesanan dan penyimpanan dan EOQ maka akan diketahui perbandingan
commit to user
9
F. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah
menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan
mengenai status terakhir dari subjek penelitian (Kuncoro, 2009:12). yang
meneliti secara rinci persediaan bahan baku yang digunakan pada
departemen weaving II PT. Kusumahadi Santosa. Dalam hal ini
melakukan analisis data menggunakan metode EOQ. EOQ merupakan
sebuah teknik kontrol persediaan yang meminimalkan biaya total dan
pemesanan dan penyimpanan. (Render dan Heizer, 2010:92)
2. Objek Penelitian
Peneliti melakukan penelitian pada departemen weaving II PT.
Kusumahadi Santosa, yang berlokasi di JL. Raya Jaten KM 9,4, Jaten,
Karanganyar, Surakarta.
3. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
1) Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam
skala numerik (Kuncoro, 2009:145), meliputi:
a) Informasi tentang sejarah singkat berdirinya
perusahaan.
commit to user
10
2) Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala
numerik (Kuncoro, 2009:145), meliputi :
a) Data jumlah kebutuhan bahan baku 2011.
b) Data biaya pemesanan tahun 2011.
c) Data biaya penyimpanan tahun 2011.
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan antara lain :
1) Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dengan survei
lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan
data original (Kuncoro, 2009:148).
Selain pengamatan secara langsung pada bagian persediaan
juga diperoleh informasi dari staff maupun karyawan pada
PT. Kusumahadi Santosa.
2) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh
lembaga pengumpulan data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2009:148).
Berupa sejarah dan perkembangan perusahaan, struktur
organisasi, uraian proses produksi, data-data mesin, data
jumlah bahan baku 2011, data biaya pemesanan dan
commit to user
11
Kesimpulan yang dapat ditarik oleh peneliti dalam data ini menggunakan
sumber data sekunder, karena peneliti hanya mendapatkan data-data yang
diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan.
4. Metode Pengumpulan Data
Data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan (Kuncoro, 2009:145). Guna untuk mendapatkan
data yang sesuai dengan pokok pembahasan atau Tugas Akhir maka
diperlukan dalam penelitian penulis menggunakan metode pengumpulan
data sebagai berikut :
a. Wawancara Personal (personal interviewing)
Wawancara personal diartikan wawancara antar orang, yaitu
antara peneliti dengan responden yang diarahkan oleh pewawancara
untuk tujuan memperoleh informasi yang relevan (Kuncoro, 2009:160).
Kegiatan ini dilakukan dengan tanya kepada beberapa pihak yang
berkaitan dengan permasalahan yang dibahas, antara lain :
1) Ibu Harsi
2) Bapak Padi
3) Bapak Mardi
b. Observasi
Observasi adalah teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data
primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya. Peneliti
commit to user
12
c. Studi Pustaka
Data yang diperoleh dengan mempelajari buku-buku mengenai
manajemen yang berhubungan dengan kasus yang diangkat pada Tugas
Akhir, sehingga dapat membantu dalam memecahkan masalah.
5. Metode Analisis Data
Metode analisis yang dipergunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah
menggunakan beberapa metode, antara lain:
a. Menentukan Besarnya EOQ (Economic Order Quantity)
EOQ merupakan suatu jumlah pembelian bahan yang dapat
mencapai biaya persediaan yang paling minimal, sehingga
perhitungan biaya hanya didasarkan pada biaya yang
mempengaruhi pemesanan dan pembelian yaitu total biaya
pemesanan dan total biaya penyimpanan, sehingga :
Rumus EOQ yang biasa digunakan adalah (Render dan Heizer,
2010:95) :
Q* =
Dimana :
Q* = Jumlah optimum unit per pesanan (EOQ )
D = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan
S = Biaya penyetelan atau pemesanan untuk setiap pesanan
commit to user
13
b. Menentukan Frekuensi Pembelian
(Render dan Heizer, 2010:96)
Dimana :
D = Permintaan yang diperkirakan per periode
Q* = Kuantitas Pesanan
c. Menentukan Total Biaya Persediaan
Total persediaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
(Render dan Heizer, 2010:97)
Dimana :
TIC = Total biaya persediaan
D = Jumlah kebutuhan selama satu tahun
Q* = Kuantitas sekali pesan
S = Biaya pemesanan sekali pesan
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun
d. Menenetukan Besarnya Persediaan Pengaman (safety stock)
Standar Deviasi
commit to user
14
Dimana :
SD = Standar deviasi
X = Jumlah pemakaian bahan baku sesungguhnya
= Jumlah rata-rata pemakaian bahan baku
n = Periode pemakaian bahan baku
Sedangkan rumus yang digunakan untuk menghitung persediaan
pengamanan adalah
e. Menentukan besarnya titik pemesanan kembali atau Re-Order
Point (ROP)
ROP = (Penggunaan rata-rata x lead time) + safety stock
f. Analisis tentang perbandingan EOQ dengan kebijakan perusahaan
1) Kuantitas pembelian bahan baku yang optimal
2) Total biaya persediaan
3) Frekuensi Pembelian
4) Persediaan pengamanan (safety stock)
commit to user
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Persediaan
Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha
tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau
proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu proses
produksi (Rangkuti, 2002:3).
Persediaan adalah sumberdaya yang menganggur ( idle resources )
yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih
lanjut tersebut adalah berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur,
kegiatan pemasaran pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi
pangan pada sistem rumah tangga (Nasution, 2003:103).
Maka pengertian dari persediaan ialah aktiva perusahaan yang
disimpan dalam bentuk bahan baku dan dipergunakan dalam proses
produksi yang lebih lanjut untuk pembuatan barang produksi.
B. Penggolongan Persediaan
Penggolongan persediaan berdasarkan jenisnya terdiri dari (Render
dan Heizer, 2010:82) :
1. Persediaan bahan mentah
Yang dimaksud dengan persediaan bahan mentah adalah
commit to user
16
Persediaan ini dapat digunakan untuk melakukan decouple
(memisahkan) pemasok dari proses produksi. Bagaimanapun juga,
pendekatan yang lebih dipilih adalah menghilangkan variabilitas
pemasok akan kualitas, kuantitas, atau waktu pengantaran sehingga
tidak diperlukan pemisahan. Persediaan bahan mentah ini merupakan
kegiatan yang sangat penting karena merupakan awal dari proses
produksi. Dengan adanya persediaan ini maka akan memperlancar
produksi karena bahan yang diperlukan sudah tersedia.
2. Persediaan barang setengah jadi
Persediaan barang setengah jadi adalah produk-produk atau
komponen-komponen yang tidak lagi merupakan bahan mentah, tetapi
belum menjadi barang jadi. Dengan demikian akan mengalami proses
produksi selanjutnya akan menjadi barang jadi. Persediaan ini harus
optimal dikarenakan untuk mengatasi permintaan pelanggan yang tidak
menentu.
3. MRO ( pemeliharaan, perbaikan, operasi )
MRO adalah persediaan-persediaan yang disediakan untuk
persediaan pemeliharaan, perbaikan, operasi ( maintenance, repair,
operating ) yang dibutuhkan untuk menjaga agar mesin-mesin dan
proses-proses tetap produktif. MRO ada karena kebutuhan serta waktu
untuk pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa perlengkapan tidak
commit to user
17
jadwal pemeliharaan, permintaan-permintaan MRO lainnya yang tidak
terjadwal harus dapat diantisipasi.
4. Persediaan barang jadi
Persediaan barang jadi adalah produk yang telah selesai dan
tinggal menunggu pengiriman. Barang ini sudah siap dijual tetapi masih
merupakan aset dalam pembukuan perusahaan. Barang jadi ini dapat
dimasukkan dalam persediaan karena permintaan pelanggan dimasa
mendatang yang tidak diketahui.
C. Fungsi dan Tujuan Persediaan
Fungsi utama persediaan yaitu sebagai penyangga, penghubung
antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. Fungsi
lain persediaan adalah sebagai stabilisator harga terhadap fluktuasi
permintaan. Terdapat beberapa alasan diadakannya persediaan dalam suatu
sistem (fungsi persediaan) antara lain sebagai berikut (Purnomo, 2004:97):
1. Persediaan cadangan dalam sistem persediaan terdapat ketidakpastian
dalam pemasok, permintaan, dan tenggang waktu. Persediaan yang
diadakan untuk menghilangkan resiko ketidakpastian diatas disebut
dengan stock pengaman (safety stock). Persediaan pengaman ini
digunakan untuk menyerap perubahan permintaan (permintaan
melebihi peramalan), perubahan atau perbedaan jadwal produksi
(proses produksi lebih rendah dari rencana), juga digunakan untuk
commit to user
18
2. Persediaan dalam lot-size atau dalam jumlah besar. Persediaan dalam
lot-size memungkinkan produksi dan pembelian lebih ekonomis.
3. Persediaan antisipasi, perusahaan perlu melakukan antisipasi terhadap
ketersediaan bahan dan perubahan harga yang diakibatkan oleh
penurunan persediaan dan kenaikan permintaan. Dalam hal ini motif
spekulasi dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan
harga barang pada masa mendatang.
Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan
antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Render dan
Heizer, 2010:82). Menyediakan persediaan yang dibutuhkan untuk
menyokong operasi dengan biaya minimum.
Persediaan memiliki beberapa fungsi yang menambahkan
fleksibilitas bagi operasi perusahaan. Fungsi tersebut meliputi (Render dan
Heizer, 2010:82) :
1. “Decouple” atau memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi.
Sebagai contoh, jika persediaan sebuah perusahaan berfluktuasi,
persediaan tambahan mungkin diperlukan untuk melakukan decouple
proses produksi dari pemasok.
2. Melakukan “decouple” perusahaan dari fluktuasi permintaan dan
menyediakan persediaan barang-barang yang akan memberikan
pilihan bagi pelanggan. Persediaan seperti ini digunakan secara umum
commit to user
19
3. Mengambil keuntungan dari diskon kuantitas karena pembelian dalam
jumlah besar dapat mengurangi biaya pengiriman barang.
4. Melindungi terhadap inflasi dan kenaikan harga.
D. Biaya-biaya Persediaan
Secara umum dapat dikatakan bahwa biaya sistem persediaan
adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat adanya
persediaan. Biaya sistem persediaan terdiri dari biaya pembelian, biaya
pemesanan, biaya simpan dan biaya kekurangan persediaan (Nasution,
2003:105) :
1. Biaya pembelian ( Purchasing Cost )
Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk
membeli barang. Besarnya biaya pembelian ini tergantung pada
jumlah barang yang dibeli dan harga satuan barang. Biaya pembelian
menjadi faktor penting ketika harga barang yang dibeli tergantung
pada ukuran pembelian. Situasi ini akan diistilahkan sebagai quantity
discount atau price break dimana harga barang per unit akan turun
bila jumlah barang yang dibeli meningkat.
2. Biaya pengadaan ( Procurement Cost )
Macam-macam biaya pengadaan dibedakan menjadi dua jenis
sesuai asal-usul barang, yaitu :
commit to user
20
Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul
untuk mendatangkan barang dari luar. Biaya ini meliputi : Biaya
untuk menentukan pemasok (supplier), pengetikan pesanan,
pengiriman pesanan, biaya pengangkutan, biaya penerimaan,
dan seterusnya. Biaya ini diasumsikan konstan untuk setiap kali
pesan.
b. Biaya Pembuatan ( Setup Cost )
Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang timbul
dalam mempersiapkan produksi suatu barang. Biaya ini timbul
di dalam pabrik yang meliputi biaya menyusun peralatan
produksi, menyetel mesin, mempersiapkan gambar kerja dan
seterusnya.
3. Biaya penyimpanan (Holding Cost / Carrying Cost )
Biaya simpan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat
menyimpan barang. Biaya ini meliputi :
a. Biaya Memiliki Persediaan ( biaya modal )
Penumpukan barang di gudang berarti penumpukan modal,
dimana modal perusahaan mempunyai ongkos (expense) yang
dapat diukur dengan suku bunga bank. Oleh karena itu, biaya
yang ditimbulkan karena memiliki persediaan harus
diperhitungkan dalam biaya sistem persediaan. Biaya memiliki
persediaan diukur sebagai presentase nilai persediaan untuk
commit to user
21
b. Biaya Gudang
Barang yang disimpan memerlukan tempat penyimpanan
sehingga timbul biaya gudang. Bila gudang dan peralatannya
disewa maka biaya gudangnya merupakan biaya sewa
sedangkan bila perusahaan mempunyai gudang sendiri maka
biaya gudang merupakan biaya depresiasi.
c. Biaya Kerusakan dan Penyusutan
Barang yang disimpan dapat mengalami kerusakan dan
penyusutan karena beratnya berkurang ataupun jumlahnya
berkurang karena hilang. Biaya kerusakan dan penyusutan
biasanya diukur dari pengalaman sesuai dengan presentasenya.
d. Biaya Kadaluarsa
Barang yang disimpan dapat mengalami penurunan nilai karena
perubahan teknologi dan model seperti barang-barang
elektronik. Biaya kadaluarsa biasanya diukur dengan besarnya
penurunan nilai jual dari barang tersebut.
e. Biaya Asuransi
Barang yang disimpan diasuransikan untuk menjaga hal-hal
yang tidak diinginkan seperti kebakaran. Biaya asuransi
tergantung jenis barang yang diasuransikan dan perjanjian
dengan perusahaan asuransi.
commit to user
22
Biaya ini dikeluarkan untuk mengadministrasikan persediaan
barang yang ada. Baik pada saat pemesanan, penerimaan barang
maupun penyimpanannya dan biaya untuk memindahkan barang
dari, ke, dan di dalam tempat penyimpanan, termasuk upah
buruh dan biaya peralatan handling.
4. Biaya kekurangan persediaan (Shortage Cost )
Bila perusahaan kehabisan barang pada saat permintaan, maka
akan terjadi keadaan kekurangan persediaan. Keadaan ini akan
menimbulkan kerugian karena proses produksi akan terganggu dan
kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan atau kehilangan
konsumen pelanggan karena kecewa sehingga beralih ke tempat lain.
Biaya kekurangan persediaan dapat diukur dari :
a. Kuantitas yang tidak dapat dipenuhi
Biasanya diukur dari keuntungan yang hilang karena tidak dapat
memenuhi permintaan atau dari kerugian akibat terhentinya
proses produksi. Kondisi ini diistilahkan sebagai biaya pinalti
atau hukuman kerugian bagi perusahaan dengan satuan misalnya
: Rp atau unit.
b. Waktu Pemenuhan
Lamanya gudang kosong berarti lamanya proses produksi
terhenti atau lamanya perusahaan tidak mendapatkan
keuntungan, sehingga waktu menganggur tersebut dapat
commit to user
23
diukur berdasarkan waktu yang diperlukan untuk memenuhi
gudang dengan satuan misalnya ; Rp atau satuan waktu.
c. Biaya Pengadaan Darurat
Supaya konsumen tidak kecewa, maka dapat dilakukan
pengadaan darurat yang biasanya menimbulkan biaya yang lebih
besar dari pengadaan normal. Kelebihan biaya dibandingkan
pengadaan normal ini dapat dijadikan ukuran untuk menentukan
biaya kekurangan persediaan dengan satuan, misalnya Rp /
setiap kali kekurangan.
E. Pengawasan dan Pengendalian Persediaan
Tujuan pengawasan persediaan adalah sebagai berikut (Rangkuti,
2002:9) :
1. Menjaga jangan sampai kehabisan persediaan
Dengan adanya pengawasan persediaan dapat dihindari adanya stock
out karena karyawan pada bagian yang berkaitan dapat mengetahui
tentang persediaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan dengan barang atau bahan yang sudah tidak mencukupi
jumlahnya dan perlu untuk melakukan pemesanan.
2. Supaya pembentukan persediaan stabil
Pengadaan persediaan sudah melalui perhitungan dan kebijakan dari
perusahaan, yang bertujuan untuk menjaga kestabilan persediaan.
commit to user
24
Pembelian dalam jumlah kecil dapat terjadi pemborosan pengeluaran
perusahaan dibandingkan apabila perusahaan membeli dalam jumlah
yang cukup besar karena kemungkinan adanya diskon.
4. Pemesanan yang ekonomis
Pemesan lebih ekonomis dari segi biaya, waktu dan jumlah barang
yang dipesan.
Pengendalian Persediaan
Walaupun sebuah organisasi mungkin telah membuat usaha-usaha
besar untuk mencatat persediaan secara akurat, catatan-catatan ini harus
diverifikasi melalui audit berkelanjutan. Audit-audit semacam ini dikenal
dengan perhitungan siklus (cycle counting). Praktik ini kerap harus
dilakukan dengan menutup fasilitas dan menugaskan orang-orang tidak
berpengalaman untuk menghitung bagian-bagian dan bahan. Dengan
prosedur-prosedur perhitungan siklus, barang-barang dihitung,
catatan-catatan diverifikasi, dan ketidakakuratan didokumentasikan secara
periodik. Kemudian, penyebab ketidakakuratan dilacak dan diambil
tindakan perbaikan yang tepat untuk menjamin integritas sistem
commit to user
25
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku
Besar kecilnya persediaan bahan baku yang dimiliki perusahaan ditentukan
oleh beberapa faktor antara lain (M.Narafin, 2000:56) :
1. Anggaran produksi
2. Harga beli bahan baku
3. Biaya penyimpanan bahan baku di gudang dalam hubungannya
dengan biaya ekstra yang dikeluarkan sebagai akibat kehabisan
persediaan
4. Ketepatan pembuatan standart pemakaian bahan baku
5. Ketepatan leferensi atau penjualan bahan baku dalam penyerahan
bahan baku yang dipesan
6. Jumlah bahan baku tiap kali pesan
G. Bahan Baku
1. Arti Penting Bahan Baku
Bahan baku yaitu yang merupakan input awal dari proses
transformasi menjadi produk jadi (Nasution, 2003:103). Cara
pengadaan bahan baku benang pada PT KUSUMAHADI SANTOSA
yaitu dengan membeli 60 % dari PT KUSUMAHADI PUTRA dan 40
% kekurangannya membeli dari perusahaan lokal di kota sekitar
perusahaan.
commit to user
26
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku antara lain :
a. Harga bahan baku
Perusahaan harus bisa memperkirakan harga bahan baku karena
hal ini merupakan faktor penentu terhadap persediaan bahan
baku. Perusahaan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan bahan
baku terhadap kemampuan perusahaan dalam menyediakan bahan
baku.
b. Pemakaian bahan baku
Perusahaan membutuhkan data pemakaian bahan baku pada
periode sebelumnya sebagai bahan pertimbangan dan
menyediakan bahan baku pada periode selanjutnya.
c. Waktu tunggu (lead time)
Ialah waktu tenggang yang diperlukan antara saat pemesanan
sampai datangnya bahan baku yang dipesan.
d. Model pembelian bahan
Model pembelian bahan yang digunakan perusahaan akan
menentukan besar kecilnya bahan baku yang dipakai perusahaan.
e. Persediaan pengaman (safety stock)
Persediaan pengaman ini merupakan persediaan tambahan yang
diadakan untuk menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan
commit to user
27
H. Model Analisis EOQ ( Economic Order Quantity )
Metode EOQ merupakan sebuah teknik kontrol persediaan yang
meminimalkan biaya total dari pemesanan dan penyimpanan (Render dan
Heizer, 2010 : 92).
Asumsi dasar untuk menggunakan metode EOQ :
1.Jumlah permintaan diketahui, konstan, dan independen.
2.Waktu tunggu, yakni waktu antara pemesanan dan penerimaan
pesanan diketahui dan konstan.
3.Penerimaan persediaan bersifat instan dan selesai seluruhnya.
Dengan kata lain, persediaan dari sebuah pesanan datang dalam
satu kelompok pada suatu waktu.
4.Tidak tersedianya diskon kuantitas.
5.Biaya variabel hanya biaya untuk menyiapkan atau melakukan
pemesanan ( biaya penyetelan ) dan biaya menyimpan persediaan
dalam waktu tertentu ( biaya penyimpanan atau membawa ).
Biaya-biaya ini telah dibahas pada bagian sebelumnya.
6.Kehabisan persediaan ( kekurangan persediaan ) dapat sepenuhnya
dihindari jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.
Tujuan perhitungan dengan EOQ untuk mengetahui :
1. Biaya penyetelan
Biaya penyetelan tahun = (Jumlah pemesanan per tahun) x ( Biaya
penyetelan atau pesanan per pesanan)
commit to user
28
2. Biaya penyimpanan tahunan
Biaya penyimpanan tahunan = (Tingkat persediaan rata-rata) x
(Biaya penyimpanan per unit per tahun)
(Render dan Heizer, 2010:95)
3. Economic Order Quantity ( EOQ / Jumlah Pemesanan Ekonomis )
Rumus EOQ yang biasa digunakan adalah (Render dan Heizer,
2010:95) :
Q* =
Dimana :
Q* = Jumlah optimum unit per pesanan (EOQ )
D = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang
persediaan
S = Biaya penyetelan atau pemesanan untuk setiap pesanan
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun.
4. Persediaan Pengamanan ( Safety Stock )
Persediaan pengamanan ini merupakan persediaan tambahan yang
mengizinkan terjadinya ketidaksamaan permintaan sebuah
penyangga (Render dan Heizer, 2010:100).
Standar Deviasi
commit to user
Sedangkan rumus yang digunakan untuk menghitung persediaan
pengamanan adalah
5. Titik Pemesanan Ulang ( Re Order Point )
Keputusan kapan harus memesan bahan baku dinyatakan dengan
menggunakan titik pemesanan ulang, yaitu tingkat ( titik )
persediaan di mana tindakan harus diambil untuk mengisi kembali
persediaan barang (Render dan Heizer, 2010:99).
Agar resiko perusahaan dapat ditekan seminimal mungkin. Waktu
antara penempatan dan penerimaan pesanan disebut dengan waktu
commit to user
30
ROP = (Penggunaan rata-rata x lead time) + safety stock
6. Total Biaya Persediaan
(Render dan Heizer, 2010:97)
Dimana :
TIC = total biaya persediaan
D = Jumlah kebutuhan selama satu tahun
Q* = Kuantitas sekali pesan
S = Biaya pemesanan sekali pesan
commit to user
31
BAB III
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Gambaran umum PT. Kusumahadi Santosa
Di Indonesia pada umumnya dan Jawa Tengah khususnya banyak
sekali terdapat perindustrian yang bergerak dibidang pertekstilan, hal ini
sejalan dengan pertumbuhan perekonomian dalam arti luas. Di Jawa
Tengah perindustrian tekstil banyak mengalami kemajuan dan
perkembangan yang cukup pesat dalam memenuhi kebutuhan sandang
baik untuk pemasaran lokal maupun eksport. Sehingga perusahaan tekstil
yang ada didorong untuk memenuhi kebutuhan akan sandang tersebut.
Di Jawa Tengah tepatnya di Surakarta berdiri perusahaan keluarga
yang memproduksi tekstil tradisional yang bercorak batik, perusahaan
tersebut bernama PT. DANARHADI SANTOSA. Perusahaann ini
bergerak dalam bidang garmen khusus batik. Kemudian untuk pemasok
bahan baku berupa kain cambric (kain putih polos) yang dipasok dari
perusahaan-perusahaan lain baik lokal maupun luar negeri. PT.
Danarhadi Santosa berkembang pesat, sehingga dalam menghemat
pemasok bahan baku melakukan ekspansi dengan mendirikan anak
perusahaan yang bergerak dalam bidang tekstil khusunya membuat kain
cambric (kain putih polos). Anak perusahaan tersebut bernama PT.
KUSUMAHADI SANTOSA, yang berdiri pada tanggal 14 Mei 1980 dan
commit to user
32
Perusahaan ini berdiri berdasarkan akte notaries Maria Theresia Budi
Santosa. Serta Surat Keputusan No. YA5/ 287/ 4 tanggal 14 Mei 1980.
Sejak berdirinya, perusahaan ini berbentuk perseroan terbatas (PT) dan
merupakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dimana UU No. 6
tahun 1980 tentang PMDN menjadi dasar hukumnya.
Sejak berdirinya PT. Kusumahadi Santosa pada tahun 1980,
perusahaan tekstil ini mengalami perkembangan dan kemajuan sehingga
pada tanggal 21 September 1982 PT. Kusumahadi Santosa diresmikan
oleh Menteri Tata Negara Republik Indonesia Bapak Soedomo dengan
fasilitas yaitu :
a. Bangunan pabrik : Perumahan karyawan dan fasilitasnya, bangunan
kantor dan peralatannya.
b. Delapan (8) mesin di departemen weaving
c. Enam belas (16) mesin di departemen finishing.
d. Sarana olahraga dan bangunan lain sebagai pelengkap.
PT. Kusumahadi Santosa kadang-kadang sulit mendapatkan benang
baik dan halus, maka pada tahun 1987 didirikan PT. KUSUMAPUTRA
SANTOSA. PT. Kusumaputra Santosa bergerak di bidang spinning
(Pemintalan benang), menempati tanah seluas 5 hektar dan mulai trial
running pada bulan juli 1990. Hasil produksi PT. Kusumaputra Santosa
dipergunakan untuk PT. Kusumahadi Santosa sebesar 60% selebihnya
dijual di pasar bebas, PT. Kusumahadi Santosa terdiri tiga (3) unit
commit to user
33
(pengecapan). Sedangkan PT. Kusumaputra Santosa hanya memiliki satu
(1) unit produksi saja yaitu spinning (pemintalan benang) yang dihasilkan
sangat bervariasi sesuai dengan permintaan konsumen.
Adapun mesin-mesin yang dipergunakan untuk produksi di PT.
Kusumahadi Santosa adalah sebagai berikut :
A. Mesin-mesin tenun PT. Kusumahadi Santosa
a. Suttle loom
1) Type GH-9 Shedding Lobby 56”
2) Type GH-9 Shedding Lappet 65”
b. Air jet loom
2) Sizing (Shuccer Muller, Zell, Baba)
commit to user
34
5) Cassingeing
6) Parble
D. Printing
Mesin-mesin yang digunakan adalah :
1) Mesin Flat Inchinose
2) Mesin Stenter Wakayana
3) Mesin Cold Pad Batch mesin Rotary print
4) Mesin Steamer untuk Print
2. Tujuan PT. Kusumahadi Santosa
Tekstil atau kain merupakan kebutuhan pokok setiap orang, sejak
lahir sampai mati, mudah mengikuti situasi, kondisi dan zamannya.
Industri tekstil yang relatif menarik banyak tenaga kerja selalu menjadi
perintis industrialisasi bagi negara yang sedang berkembang. Dengan
pertumbuhan penduduk atau pertumbuhan ekonomi, maka permintaan
tekstil semakin meningkat, tetapi persaingan juga semakin ketat. Oleh
karena itu, PT. Kusumahadi Santosa selalu waspada dan siap menghadapi
tantangan dengan selalu memperhatikan dan berusaha memenuhi
kebutuhan dan keinginan pelanggan melalui peningkatan mutu,
pelayanan dan daya saing.
a. Tujuan perusahaan sebagai berikut :
1) Meningkatkan sumber daya manusia yang terlatih disiplin
yang tinggi, mampu bekerja keras dalam menghadapi ketatnya
commit to user
35
2) Meningkatkan mutu pelayanan dan daya saingnya.
3) Mengarahkan segala sumberdaya dan usaha yang disertai
dengan sistem manajemen yang tepat guna dan berdaya guna.
4) Menjamin dan memenuhi permintaan para pelanggan sebaik
mungkin.
5) Mendapatkan keuntungan atau laba dari penjualan produksi.
6) Membantu pemerintah dalam menunjang pembangunan
khususnya dalam pengadaan sandang untuk masyarakat.
7) Ikut membantu pemerintah dalam hal menciptakan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat.
8) Meningkatkan kwalitas dan kwantitas agar dapat memenuhi
selera dan permintaan masyarakat.
9) Membantu pendapatan pemerintah daerah tempat perusahaan
didirikan.
10) Melestarikan batik dan mendukung pengadaan bahan baku
yang dibutuhkan dalam pembuatan batikk halus.
b. Sasaran mutu perusahaan sebagai berikut :
1) Meningkatkan produktivitas.
2) Mengurangi jumlah keluhan (complains) dari pelanggan.
commit to user
36
3. Lokasi PT. Kusumahadi Santosa
Lokasi perusahaan merupakan hal yang sangat penting dalam
kelancaran suatu proses produksi dan tercapainya tujuan yang diinginkan
perusahaan. PT. Kusumahadi Santosa berada di Jalan Raya Jaten Km 9.4
Jaten, Karanganyar, Surakarta.
Pemilihan lokasi tersebut atas dasar pertimbangan sebagai berikut :
a. Sarana transportasi yang mudah
PT. Kusumahadi Santosa berada di jalan Solo – Tawangmangu
yang merupakan jalan alternatif menuju Jawa Timur dan
sebaliknya. Pemilihan lokasi ini dipastikan memudahkan akses
transportasi keluar – masuk perusahaan. Dengan kemudahan akses
ini diharapkan dapat meminimumkan biaya operasi perusahaan.
b. Tersedianya sumber tenaga kerja
PT. Kusumahadi Santosa merupakan perusahaan yang mudah
mendapatkan tenaga kerja yang murah dikarenakan melakukan
kerjasama dengan beberapa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
yang ada di Karanganyar.
c. Faktor fasilitas
Tersedianya listrik dan air merupakan faktor yang sangat penting
dalam memilih suatu lokasi perusahaan. Dikarenakan tersediannya
listrik dan kemudahan mendapatkan air menjadikan kegiatan
commit to user
37
manajemen PT. Kusumahadi Santosa memilih lokasi di Jaten
Karanganyar karena di lokasi tersebut hal itu dapat terpenuhi.
d. Rencana pengembangan perusahaan
Lingkungan di sekitar PT. Kusumahadi Santosa masih area
persawahan, karena lokasi perusahaan yang strategis serta masih
banyak lahan kosong di sekitar perusahaan yang sangat
memungkinkan untuk melakukan pengembangan dan perluasan
bangunan perusahaan dimasa yang akan datang.
e. Perijinan
Perijinan untuk mendirikan perusahaan di daerah Jaten,
Karanganyar ini cukup mudah mengingat di daerah tersebut juga
banyak terdapat perusahaan.
4. Lay-out PT. Kusumahadi Santosa
Pengaturan tata letak serta susunan mesin – mesin, peralatan –
peralatan, dan fasilitas – fasilitas lain dalam perusahaan harus ditentukan
sedemikian rupa sehingga benar – benar efektif dan efisien. Penyusunan
serta pengaturan letak ini harus disesuaikan dengan kondisi dalam
38
commit to user
39
a. Sistem personalia PT. Kusumahadi Santosa
Tenaga kerja di PT. Kusumahadi Santosa telah memenuhi
ketentuan – ketentuan ketenagakerjaan yang diatur oleh Departemen
Tenaga Kerja Republik Indonesia antara lain mengenai jam kerja,
sistem kompensasi, jaminan sosial dan lain – lain.
Pengembangan sumber daya manusia secara menyeluruh dilakukan
perusahaan guna mengoptimalkan kinerja sumber daya yang ada
dengan memberikan kesempatan kepada seluruh karyawan untuk
latihan dan pendidikan guna meningkatkan kemampuannya.
Jumlah tenaga kerja PT. Kusumahadi Santosa ± 2.257 karyawan,
yang terdiri dari karyawan kantor, spinning, weaving I, weaving II dan
commit to user
40
Tabel 3.1
Jumlah Tenaga Kerja PT. Kusumahadi Santosa
Keterangan L P Jumlah
Komisaris - 2 2
Direksi 3 1 4
Staff 29 7 36
Weaving I 450 247 697
PPC 6 9 15
Weaving II 142 76 218
Finishing 101 23 124
Printing 340 52 392
Utility 54 - 54
Keuangan 8 13 21
Umum 90 6 96
Pemasaran 49 7 56
Jumlah 1272 443 1715
commit to user
41
b. Sistem Ketenagakerjaan
Sistem kerja di PT. Kusumahadi Santosa, dapat di lihat dibawah ini :
Tenaga kerja produktif yang secara langsung menangani produksi
yang meliputi : Bagian produksi, maintenance, energi dan lain – lain.
Berdasarkan jam kerjanya dibedakan meliputi :
1. Normal
Jumlah Tenaga Kerja Weaving II
Administrasi dan Quality Control 43
Maintenance 29
Jumlah 218
commit to user
42
Pengaturan kerja bagi karyawan shiff adalah sebagai berikut :
a) Shiff I Jam 06.00 – 14.00 WIB
b) Shiff II Jam 14.00 – 22.00 WIB
c) Shiff III Jam 22.00 – 06.00 WIB
c. Jaminan Sosial
1. Jaminan Kesejahteraan Karyawan :
a) Jaminan beribadah
b) Jaminan olahraga dan rekreasi
c) Jaminan koperasi karyawan
d) Jaminan kesehatan dan pengobatan
e) Jaminan untuk upah lembur
f) Jaminan jamsostek
g) Perusahaan menyediakan bus antar jemput untuk karyawan
h) Perusahaan memberikan pakaian kerja untuk karyawan
produksi, maintenance, karyawan kantor dan karyawan
masing-masing mendapatkan 2 pasang dalam 1 tahun.
i) Perusahaan memberikan makanan dan minuman pada saat
jam istirahat di perusahaan.
2. Pemberian Tunjangan, antara lain :
a) Tunjangan perkawinan
b) Tunjangan hari raya
commit to user
43
3. Memberikan cuti dan hari-hari libur, antara lain :
a) Hari libur resmi / istirahat minggu dan bagi shiff tiap 3 hari
libur 1 hari
b) Cuti karena haid dan sakit
c) Cuti tahunan
d) Cuti kepentingan sosial
e) Cuti kehamilan
6. Struktur Organisasi dan Job Description
a. Struktur Organisasi
Organisasi dalam perusahaan adalah kerjasama antara
orang- orang dalam perusahaan untuk mencapai suatu keuntungan
dengan berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi. Dalam perusahaan
sangat diperlukan adanya struktur organisasi karena memudahkan
dan membantu pimpinan dalam mengawasi jumlah kegiatan
perusahaan serta memperlancar tugas-tugas karyawan. Jadi dengan
struktur organisasi maka akan tercipta hasil kerjasama yang baik
dan membantu mencapai tujuan organisasi yang lebih efektif dan
efisien.
Manfaat yang diharapkan dari penyusunan struktur
organisasi bagi perusahaan, antara lain :
commit to user
44
sehingga dapat tercapainya tujuan yang telah direncanakan.
3) Karyawan dapat mengetahui kepada siapa ia bertanggung
jawab dan mengetahui kepada siapa seorang atasan memberi
tugas.
4) Menghindari kekosongan kerja maupun duplikasi tugas, karena
dengan adanya struktur organisasi karyawan mengetahui
dengan jelas akan tugas dan tanggung jawabnya.
Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi PT.
Kusumahadi Santosa berikut ini adalah bagan struktur organisasi
45
commit to user
46
b. Job Description
Dibagan organisasi PT. Kusumahadi Santosa dapat dijelaskan
mengenai tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah
sebagai berikut :
1) Pemegang Saham
Pemegang saham merupakan orang-orang yang mempunyai
saham secara hukum atas kepemilikan perusahaan.
2) Dewan Komisaris
Dewan komisaris merupakan badan tertinggi dalam organisasi
perusahaan yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh
rapat umum pemegang saham. Adapun tugasnya dewan
komisaris ialah mengatur dan mengkoordinir kepentingan para
pemegang saham sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam kebijaksanaan umum perusahaan.
3) Direktur Utama
Tugas direktur utama sebagai berikut :
a) Memimipin perusahaan.
b) Mengawasi perusahaan.
c) Menentukan kebijakan pokok dalam perencanaan,
penyusunan, pengendalian dan pengembangan perusahaan.
d) Mendelegasikan sebagian wewenang dan tanggung jawab
commit to user
47
e) Melakukan pembinaan kegiatan dan menilai hasil dari
tujuan perusahaan yang dibantu oleh staff ahli operasional,
pengawasan, dan internal audit.
4) Kepala Divisi Pemasaran
Kepala divisi pemasaran mempunyai tugas dan wewenang
membawahi tiga (3) bidang pemasaran yaitu :
a) Manajer Gudang Pemasaran
Manajer gudang pemasaran bertanggung jawab untuk
menjaga stabilitas penyimpanan produk yang akan dijual.
b) Manajer Penjualan
Manajer penjualan mempunyai tugas mencari calon
konsumen dan menjaga relasi hubungan baik dengan
konsumen dalam negeri.
c) Manajer Eksport
Manajer eksport bertanggung jawab menangani masalah
penjualan produksi yang akan dieksport.
5) Kepala Divisi Produksi I
Kepala divisi produksi I mempunyai tugas dan wewenang
membawahi lima (5) bidang produksi yang dikhususkan
commit to user
48
a) Manajer Utility
Manajer utility bertanggung jawab atas pemeliharaan dan
pengadaan diesel dan listrik yang dipergunakan untuk
operasi perusahaan.
b) Manajer PPC
Manajer PPC bertanggung jawab atas perencanaan dan
pengendalian bahan baku benang.
c) Manajer Spinning
Manajer spinning bertanggung jawab atas jalannya proses
produksi pemintalan benang secara keseluruhan.
d) Manajer Weaving I dan Manajer Weaving II
Manajer weaving I dan II bertanggung jawab atas jalannya
proses produksi kain polos (cambric) baik secara kualitas
maupun kuantitas.
6) Kepala Divisi Produksi II
Kepala divisi produksi II mempunyai tugas dan wewenang
membawahi lima (5) bidang produksi yang dikhususkan
produksi kain polos (cambric) menjadi kain yang bercorak,
yaitu :
a) Manajer Produksi Printing
Manajer produksi printing bertanggung jawab atas produksi
commit to user
49
b) Manajer Persiapan
Manajer persiapan bertanggung jawab akan persediaan
kualitas dan kuantitas kain sebelum dan sesudah proses di
bagian printing.
c) Manajer Desain
Manajer desain bertanggung jawab atas pengadaan desain
kain bercorak.
d) Manajer Pre Treatment
Manajer pre treatment bertanggung jawab atas penguji
bahan baku yang menggunakan bahan kimia yang
digunakan dalam proses produksi.
7) Kepala Divisi Umum dan Keuangan
Kepala divisi umum dan keuangan mempunyai tugas dan
wewenang membawahi tiga (3) bidang umum dan keuangan,
yaitu :
a) Manajer Akuntansi dan Keuangan
Manajer akutansi dan keuangan bertanggung jawab
mengurusi bidang keuangan (siklus dalam perusahaan),
melakukan pembayaran gaji karyawan, dan menyalin
laporan keuangan bagi pihak yang bersangkutan dengan
commit to user
50
b) Manajer Umum dan Personalia
Manajer umum dan personalia bertanggung jawab
memperlancar perkembangan perusahaan dan
kesejahteraan pegawai serta menentukan urusan
kepegawaiaan, mencari dan menyeleksi tenaga kerja yang
sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan, dan mengadakan
hubungan dengan pihak luar untuk hal-hal tertentu.
Misalnya, kunjungan ke perusahaan lain, pelatihan, dan
penelitian.
c) Manajer EDP (Electronic Data Processing)
Manajer EDP bertanggung jawab memproses berbagai data
commit to user
51
7. Proses Produksi
Adapun proses produksi di bagian departemen weaving II, sebagai
berikut :
Gambar 3.4 Proses Produksi Weaving II Bahan Baku
Benang
Warping
Sizing
Cone Winding
Tying Draw in
leasing in dan Reaching in
Air Jet Loom
Inspecting
commit to user
52
a. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi PT. Kusumahadi
Santosa, meliputi :
1) Benang
Bahan baku berupa benang disuplay 60% dari PT. Kusumaputra
Santosa dan 40% dari pabrik pemintalan lainnya.
2) Bahan-bahan Kimia
Bahan-bahan kimia di datangkan 30% dari import dan sisanya
didapat pabrik kimia di Indonesia.
3) Spare Part
Spare part dari import untuk shuttle 20% dan 50% untuk air jet loom
sisanya di datangkan dari pabrik di Indonesia.
b. Warping
Proses warping merupakan proses penggulungan benang lusi ke dalam
beam lusi yang akan dipasang pada mesin tenundalam bentuk gulungan
yang sejajar dengan panjang tertentu lebar tertentu, jumlah lusi tertentu
dengan tegangan lusi yang sama.
c. Sizing
Sizing merupakan proses penganjian dengan formula bahan kimia
tertentu untuk meningkatkan daya tenun lusi, menambah sifat licin
commit to user
53
d. Cone Winding
Cone winding merupakan proses penggulungan benang pakan dari
bentuk cone menjadi bentuk palet yang rata dan padat dengan diameter
dan panjang yang telah ditentukan.
e. Reaching In
Reaching in merupakan proses pencucukan (memasukkan) benang lusi
pada dropper, gun dan sisir sesuai dengan rencana tenun.
f. Leasing In
Leasing in merupakan proses penghitungan jumlah benang lusi sesuai
dengan rencana tenun.
g. Tying
Tying merupakan proses penyambungan benang lusi dengan jenis
kontruksi yang sama pada saat penenunan.
h. Air Jet Loom
Air jet loom merupakan proses pembuatan jalinan benang dengan
gerakan-gerakan naik turun vertikal dilakukan dengan cara
menggerakkan exentrik dengan injakan untuk memasukkan benang
pakan sehingga menjadi lembaran kain mentah (grey).
i. Inspecting
Inspecting merupakan proses pengendalian kualitas untuk mengetahui
cacat-cacat kain sehingga, dapat menentukan macam dari grade kain
commit to user
54
j. Folding
Folding merupakan proses pelipatan hasil akhir yaitu, kain yang telah
diperbaiki di mesin inspecting dengan ukuran satu(1) meter perlapis
kain.
B. Laporan Magang Kerja
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang
Kegiatan magang dilakukan di JL. Raya Jaten Km 9,4 Jaten,
Karanganyar, Surakarta, Jawa Tengah. Telp: 271)825636, Fax
(62-271)825478, 825628.
Magang kerja dilaksanakan pada tanggal 16 januari s/d 16 februari
2012, yaitu selama satu bulan. Magang kerja dilaksanakan setiap hari
Senin – Sabtu yang dimulai pada pukul 08.00 s/d 16.00 WIB, kecuali hari
Sabtu magang dimulai pukul 08.00 s/d 13.00 WIB.
2. Kegiatan Magang Kerja
Selama kegiatan magang kerja berlangsung, mahasiswa diwajibkan
untuk mengikuti tata tertib yang telah ditentukan oleh perusahaan
diantaranya sebagai berikut :
a. Peserta magang diwajibkan melapor kepada pembimbing lapangan
sebelum pelaksanaan magang kerja.
b. Peserta magang diwajibkan memakai pakaian baju putih dan celana
hitam dengan ketentuan rapi dan sopan.