commit to user
Perancangan Re-Branding Homestudio Islamic Videography
Fahmi Kusumaatmaja1 , Drs. Mohamad Suharto, M.Sn2, Arief Imam Santoso, S.Sn3
Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Email : fahmikusumaatmaja@gmail.com
ABSTRAK
Pengantar karya Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Re-Branding Dalam Menciptakan Citra baru Homestudio Islamic Videography. Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana merancang perubahan yang dilakukan oleh perusahaan yang berawal dari perusahaan dokumentasi biasa menjadi perusahaan dokumentasi Islami. Berawal dari production house biasa Homestudio Spesialist Videography berubah menjadi Homestudio Islamic Videography yang mulai mengubah segmen pasar kepada konsumen muslim yang berada di kota yogjakarta. Akan tetapi, masih banyak kekurangan Homestudio untuk mengubah citra sebelumnya. Sebagai salah satu pelopor production house Islami diperlukan sebuah strategi yang tepat sasaran kepada konsumen muslim. Pendekatan-pendekatan Islami diperlukan untuk menanamkan citra baru Homestudio Islamic Videography. Peracangan ini diharapakan mampu mengubah Image Homestudio Islamic Videography ke khalayak segmen pasar sehingga membentuk heart share yang kuat dan membentuk citra perusahaan yang sesuai dengan positioning yang direncanakan. Media yang akan digunakan dalam perancangan re-branding tersebut adalah media korporat dan media periklanan.
Kata Kunci :
Homestudio Islamic Videography, Re-branding
ABSTRACT
commit to user
PendahuluanDakwah di zaman yang serba modern dan canggih sekarang ini memerlukan metode yang canggih dan modern pula, sebab jika tidak ada keseimbangan/kesesuaian antara metode dakwah dan kondisi zaman, maka materi dakwah yang disampaikan bisa jadi tidak akan sampai pada sasaran dakwah atau tidak sesuai dengan target dakwah. Sekarang ini kita hidup di era yang disebut dengan era persaingan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Semua aspek kehidupan banyak yang dijalankan oleh mesin-mesin robot yang serba modern. Umat diluar agama Islam dalam menyampaikan dakwahnya di daerah transmigrasi sudah menggunakan pesawat terbang, sementara itu para ulama kita dalam menyampaikan dakwahnya di daerah tranmigrasi harus berjalan kaki yang membuat waktu tersita begitu banyak.
Sarana dan media dakwah yang digunakan oleh umat untuk menyeru kepada agama Islam ini senantiasa juga berkembang sesuai dengan perkembangan kemajuan ilmu dan teknologi, mulai dari seruan langsung dari ulama kepada jamaah, melalui surat menyurat, media perdagangan, melalui media cetak dan elektronik, buku, kaset dan berbagai media yang lainnya. Namun isi dari dakwah adalah tetap tidak berubah, yakni untuk menegakkan agama Islam. Oleh karena itu dalam dakwah, umat Islam wajib membuat dan menggunakan sarana yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Pada era globalisasi sekarang ini kemajuan peradaban manusia ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi pada berbagai bidang kehidupan. Teknologi informasi menjadi salah satu pilar utama pembangunan peradaban manusia saat ini. Teknologi ini merupakan sarana penting untuk transformasi sebuah masyarakat menjadi masyarakat yang lebih maju. Teknologi informasi mampu mempengaruhi pola hidup dan perilaku sebuah masyarakat.
Seiring dengan kemajuan teknologi zaman sekarang membuat sistem berdakwah berkembang pesat. beberapa contoh dari kemajuan teknologi seperti ; DVD, CD, kamera, internet, jejaring sosial, gadget-gadget terbaru dan lain-lain membuat cara dakwah semakin banyak dan
variatif. Inti dari dakwah adalah proses penyampaian informasi atau komunikasi, oleh karena itu dengan memanfaatkan teknologi informasi dapat diperoleh manfaat antara lain: tidak tergantung waktu dan tempat, cakupan yang luas, pendistribusian yang cepat, dan keragaman cara penyampaian.
Demikianlah perkembangan teknologi informasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan aktifitas dakwah dan mengeliminasi dampak negatif dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Salah satu penyedia dakwah yang bergerak di bidang videografi adalah Homestudio. Homestudio yang dirikan oleh Aditya Wimar Setyo 2 tahun lalu pada tanggal 1 oktober 2011, mengawali kariernya dengan sebuah studio yang menawarkan jasa spesialist dalam bidang fotografi dan videografi. Berjalannya waktu Homestudio sering sekali mendapatkan pekerjaan mendokumentasikan kajian-kajian dari ustadz terkenal. Contoh seperti Ustadz Yusuf Mansur, Ustadz Felix Siauw, Ustadz Muhammad Assad dan masih banyak lagi. Homestudio juga sering berkerja sama dengan Spiritual Company dalam mendokumentasikan perjalanan haji yang di adakan oleh Spiritual Company. Maka dari itu semua, berdasarkan pengalaman yang ada Homestudio memutuskan untuk mengubah brandnya menjadi Homestudio Islamic Videograhpy.
Walaupun pada awalnya memiliki keraguan dalam berubahan brand yang ada. Aditya Wimar Setyo sudah membulatkan tekad untuk tetap mengubah brand lamanya. Akan tetapi, Homestudio masih banyak kekurangan disana sini. Seperti kurangnya penerapan image baru dari Homestudio itu sendiri, kurangnya promosi yang dilakukan, dan pencitraan yang kurang maksimal terhadap target audience.
commit to user
baik untuk para konsumen maupun orang-orang yang berada di dalam perusahaan tersebut.
Re-branding bukan sekedar berganti logo. Tugas berat yang dipikul sebuah proses re-branding adalah memastikan bahwa repositioning yang merupakan agenda utamanya, berjalan dengan baik. Persepsi konsumen perlu digiring dengan menciptakan pengalaman baru yang lebih menyenangkan dalam berinteraksi dengan brand.
Cerita tentang perubahan yang digarap dalam re-branding haruslah ‘believable’ dan meyakinkan, mengingat ada hal-hal yang harus dihapus atau diganti dari ingatan konsumennya. Proses re-branding tidak semata-mata ditujukan pada konsumen saja, tetapi pada seluruh stakeholders, termasuk orang-orang yang bekerja untuk brand itu sendiri, yaitu internal perusahaan. Jika pada kalangan yang secara kesehariannya bekerja untuk brand sudah mempertanyakan
“kemampuan cerita baru” yang ingin
diproyeksikan perusahaan dalam re-branding, kebenaran itu akan segera dipertanyakan oleh pihak eksternal perusahaan dalam waktu singkat.
Oleh karena itu, diperlukan perancangan re-branding yang tepat dan mampu meningkatkan daya tarik dan daya jual Homestudio untuk dapat bersaing secara ketat dengan kompetitor.
Berdasarkan latar belakang tersebut, diambil judul "Perancangan re-branding
Homestudio Islamic Videography”.
Metode Perancangan
1. Metode perancangan secara umum
Kajian perancangan ini berdasarkan atas metode deskriptif analisis Homestudio Islamic Videograhpy. Metode ini merupakan paparan/deskripsi yang terjadi saat ini disertai dengan literatur dan hasil penelitian yang berkaitan dengan promosi yang dilakukan oleh pengurus Homestudio Islamic Videograhpy.
Analisis data dilakukan secara campuran, yaitu dengan kuantitatif dan kualitatif. Metode deskriptif digunakan untuk membahas
teknik-teknik pengumpulan, pengolahan atau analisis, dan penyajian terhadap sekelompok data. Analisis data secara kualitatif dilakukan berdasarkan logika, fakta, dan argumentasi yang bersifat ilmiah yang berasal dari survey obek, survey objek komparasi, lokasi tapak untuk mendapatkan data, dan komparasi yang berhubungan dengan objek perancangan. Analisis data secara kuantitatif mengunakan metode angket/kuesioner untuk mengetahui seberapa jauh citra perusahaan di mata konsumen.
2. Objek Perancangan
Objek penelitian yang di ambil penulis Homestudio Islamic Videograhpy.
3. Data yang digunakan
Data yang digunakan dalam penulisan Perancangan ini adalah :
a. Data Primer
Data primer dalam perancangan ini didapatkan dengan melakukan wawancara secara langsung kepada ketua untuk membahas strategi visual re-branding yang efektif bagi Homestudio Islamic Videograhpy serta pada konsumen Homestudio Islamic Videograhpy.
b. Data Sekunder
Data Sekunder diperoleh dari data yang dikumpulkan dari referensi, literatur, jurnal yang berasal dari buku-buku serta penulisan ilmiah lainnya yang berkaitan dengan promosi, dan perancangan.
Metode Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan penelitian penyusunan melakukan teknik-teknik pengumpulan data berupa:
a. Studi kepustakaan
commit to user
b. Penelitian lapangan ( Field Research )
1) Observasi
Yaitu melakukan pengamatan langsung ke lokasi yaitu Homestudio Islamic Videograhpy untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
2) Wawancara
Yaitu mengadakan wawancara langsung dengan pemimpin, staff, dan konsumen Homestudio Islamic Videograhpy. Untuk mencari tahu ciri khas atau brand visual yang tepat untuk re-branding Homestudio Islamic Videography.
3) Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dengan menggunakan kuesioner penulis bisa mendapatkan data tentang pikiran, perasaan, sikap, keyakinan, nilai, persepsi, kepribadian dan sikap responden penelitian untuk mencari tahu ciri khas atau brand visual yang tepat untuk re-branding Homestudio Islamic Videography.
Konsep Perancangan
Pada Peracangan ini penulis akan menyajikan karya Re-branding Homestudio Islamic Videography beserta deskripsi singkat / penjelasan mengenai objek yang diambil.
Pembahasan
Perancangan Re-branding Homestudio Islamic Videography memiliki tujuan :
1. Re-branding ini dapat digunakan untuk mengubah image lama Homestudio Islamic Videography.
2. Memberikan pengetahuan proses apa saja yang dilakukan saat melakukan re-branding pada perusahaan.
3. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa Homestudio Islamic Videography telah melakukan perubahan pada image perusahaannya.
Konsep Kreatif
Dalam perancangan re-branding ini menggunakan konsep kreatif sesuai dengan positioning yang direncanakan, yaitu membentuk citra Homestudio Islamic Videograhpy sebagai rumah produksi dalam jasa fotografi dan videografi yang Islami. Langkah pertama yang dilakukan untuk merealisasikan tujuan positioning tersebut dengan mengganti desain logo yang lama dengan desain logo yang baru, mengingat logo adalah gerbang utama dalam identitas suatu brand. Hal ini dikarenakan desain logo lama memiliki kemiripan desain dengan perusahaan lain yang bergerak dibidang yang sama. Jika dibiarkan maka akan terjadi Kesalahpahaman yang terjadi pada konsumen.
Dalam penyampaian iklan juga dibutuhkan
yang namanya strategi yang kreatif. “kreatif”
dalam hal ini adalah menarik dan menjual. Artinya, dari segi pendekatan visual maupun copywriting, iklan tersebut mampu menarik khalayak umtuk melihat, mengerti dan kemudian mengambil tindakan yang diharapkan dari iklan, yaitu menggunakan produk atau jasa dari Homestudio Islami Videography. Konsep kreatif dalam perancangan visual re-branding Homestudio Islami Videography ini juga ditekanan pada promosi (iklan) yang bukan tertanam pada konsumen, tetapi harus menggerakan khalayak untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan.
Konsep kreatif dalam perancangan visual re-branding Homestudio Islamic Videography ini adalah sebagai berikut :
1. Tahap pendekatan dalam menyampaikan pesan, yaitu dengan mengaitkan isi pesan dan penampilannya dengan tujuan yang ditetapkan, seperti memberikan pengertian atau pemahaman kepada calon konsumen tentang produk atau jasa yang ditawarkan, melakukan sosialisasi pemahaman mengenai produk pembiayaan dan memberikan kelebiahan pada produk yang ditawarkan.
commit to user
standart visual perancangan desain dengan mempertimbangkan media apa yang digunakan.
Aplikasi Desain
Gambar 1. Logo Homestudio Islamic Videography
Logo ini terinspirasi dari rana kamera dan desain kufii yang mengartikan nama homestudio untuk mencitraan islami.
Dibawah ini merupakan beberapa aplikasi dari desain baru homestudio :
Gambar 2. Kartu Nama
Gambar 3. Kop Surat
commit to user
Gambar 5. Iklan KoranGambar 6. Flyer
Gambar 7. Paper Bag
commit to user
Gambar 9. Kemeja KerjaGambar 10. T-shirt
Gambar 11. Pin Homestudio
commit to user
Gambar 13. Gantungan KunciGambar 14. Mobil Ad
Gambar 15. Flipbook
commit to user
Gambar 17. Neon boxGambar 18. Ambient Media
Gambar 19. Brosur
commit to user
Gambar 21. Neon BoxGambar 22. Front Office
Gambar 23. Achigraphic
commit to user
Ucapan Terima KasihPenulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik dari mas perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini sangatlah sulit bagu penulis untuk menyelasaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada. :
1. Allah SWT
2. Keluarga tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan.
3. Bapak Drs, Mohamad Suharto M.Sn dan Bapak Arief Imam Santoso S.Sn selaku pembimbing yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan memberikan masukan-masukan yang sangat berguna dalam proses penyusunan laporan Tugas Akhir ini. 4. Teman-teman DKV yang membantu
Penyelesaian Peracangan ini.
5. Mba Dahlia Endang Kustanti yang telah memberikan informasi sangat penting. 6. Segenap dosen pengajar jurusan Desain
Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra Surabaya.
7. Sahabat-sahabat yang telah memberi bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penyusunan laporan ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat terbuka untuk segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar demi kemajuan pengetahuan kita bersama.
DAFTAR PUSTAKA
College, R.M. 2008. Kamus Istilah Desain Grafis dan Periklanan. PT Elex Media Komuntindo. Jakarta.
Hartajaya, Hermawan. 2004. Seri 9 Elemen Marketing On Posistioning. Penerbit PT Mizan Pustaka. Bandung.
Jefkins, Frank. 1996. Public Relations. Erlangga. Jakarta
Juntunen, M., Saraniemi, S. & Jussila, R. 2009. Corporate re-branding as a processin a professional health care organization 6-7 April 2009, Athens, Greece.
Kotler, P & Keller, K L 2006, Marketing Management 12e, PearsonInternational Edition, USA.
Kasali, Rhenald. 1994. Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya diIndonesia. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.
Lwin, May., & Aitchison, Jim. 2005. Clueless in Advertising; Pengalih Bahasa, Paul A, Rajoe. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer
Lwin, May., & Aitchison, Jim. 2005. Clueless in Marketing Communication;
Pengalih Bahasa, Paul A, Rajoe. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer
Muzellec, L., Doogan, M and Lambkin, M., 2003,
“Corporate Rebranding-
Exploratory Review”, Irish Marketing Review, Vol.16, No.2, p31-40.
Muktiyo, Widodo. (2006). Membangun Usaha Dengan Kekuatan Image. Penerbit PINUS : Yogyakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 15 tahun 2001 tentang merek
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 24 tahun 1997 tentang penyiaran
Zook and Allen, 2001, “Profit from the Core”,
Havard Business School Press,
Boston.
Website.
http://www.puspitakirana.com/2012/07/pengurusa n-perancangan.html Kamis 20/03/2014