USULAN PENELITIAN
ANALISIS NILAI TAMBAH DAN EFISIENSI USAHA PRODUK OLAHAN CARICA PADA CV. YUASA FOOD BERKAH MAKMUR
DI KECAMATAN MOJOTENGAH KABUPATEN WONOSOBO
Oleh:
Nindya Astari Navaliani NIM A1C013004
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Melaksanakan Penelitian pada Pendidikan Strata Satu Fakultas Pertanian
Universitas Jenderal Soedirman
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO
USULAN PENELITIAN
ANALISIS NILAI TAMBAH DAN EFISIENSI USAHA PRODUK OLAHAN CARICA PADA CV. YUASA FOOD BERKAH MAKMUR
KECAMATAN MOJOTENGAH KABUPATEN WONOSOBO
Oleh:
Nindya Astari Navaliani NIM A1C013004
Diterima dan disetujui Tanggal:
Pembimbing I,
Akhmad Rizqul Karim, SP., M.Sc. NIP. 19840212 200912 1 004
Pembimbing II,
Indah Widyarini, S.P., M.Sc. NIP. 19800429 200501 2 002
Mengetahui:
Wakil Dekan Bidang Akademik,
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 5
C. Manfaat ... 5
II. KERANGKA PEMIKIRAN ... 6
III. METODE PENELITIAN ... 9
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 10
B. Sasaran Penalitian ... 10
C. Rancangan Penelitian ... 10
D. Metode Pengambilan Data dan Jenis Data ... 11
E. Variabel dan Pengukuran... 12
F. Analisis Data ... 15
G. Jadwal Pelaksanaan ... 28
DAFTAR PUSTAKA ... 29
DAFTAR TABEL Tabel
1. Prosedur Perhitungnan Nilai Tambah Metode Hayami ... 19
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agroindustri adalah suatu kegiatan mengolah bahan yang dihasilkan
dari usaha pertanian dalam arti luas baik dari pertanian tanaman pangan,
maupun non pangan, peternakan ataupun perikanan. Agroindustri merupakan
industrialisasi di bidang pertanian dalam rangka peningkatan nilai tambah dan
daya saing produk pertanian. Agroindustri merupakan solusi penting dalam
rangka menjembatani keinginan konsumen dan karakteristik produk pertanian
yang variatif dan tidak bisa disimpan (Kusnandar et al, 2010 dalam Ervita
Kurniasari).
Nilai tambah suatu produk adalah hasil dari nilai produk akhir dikurangi
dengan biaya antara yang terdiri dari biaya bahan baku dan bahan penolong
(Tarigan, 2004). Komoditas pertanian yang dapat ditingkatkan nilai tambahnya
melalui agroindustri salah satunya yaitu buah carica. Carica (Carica pubescens)
atau sering disebut pepaya Dieng merupakan salah satu komoditas
buah-buahan yang tidak mudah ditemukan di daerah lain, namun tumbuh subur di
Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo. (Dinas Pertanian
KabupatenWonosobo, 2008 dalam Ervita Kurniasari).
Salah satu perusahaan di Jawa Tengah yang bergerak dalam usaha
pengolahan buah carica di daerah Wonosobo yaitu CV. Yuasa Food Berkah
Makmur yang beralamat di jalan Dieng km 3,5 Desa Krasak , Kecamatan
Produk yang dihasilkan oleh CV. Yuasa Food Berkah Makmur yaitu carica syrup
yang dikemas dalam berbagai bentuk dengan masa kadaluarsa 12 bulan..
Kapasitas produksi yang dihasilkan dari pengolahan carica sebesar 6000 karton
perbulan . Selama ini CV. Yuasa Food Berkah Makmur mengekspor hasilnya ke
luar negeri. Keberadaan CV. Yuasa Food Berkah Makmur ini sangat bermanfaat
bagi masyarakat sekitar karena dapat menyediakan lapangan pekerjaan. Selain itu,
bermanfaat pula bagi petani carica karena mempermudah petani dalam menjual
hasil panennya.
Bahan baku yaitu carica diperoleh dari mitra tani di sekitar Kecamatan
Mojotengah dan di luar Kecamatan Mojotengah dengan harga sebesar Rp
4.000,00 per kilogram. Selain bertujuan untuk memperoleh laba, pihak
perusahaan juga perlu mengelola usahanya secara efisien. Meskipun perusahaan
telah memperoleh nilai tambah yang dapat memberikan keuntungan dalam
produksi olahan carica namun tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi pasar syrup
carica saat ini perlu diwaspadai oleh perusahaan olahan carica.
Menurut Riyanto (1995), efisiensi merupakan salah satu tujuan yang ingin
dicapai dalam suatu usaha. Efisiensi memiliki tujuan memperkecil biaya produksi
per satuan produk dengan maksud memperoleh keuntungan yang optimal.
Mengukur efisiensi usaha berdasarkan keuntungan yang diperoleh merupakan
cara yang kurang tepat, karena keuntungan yang tinggi belum tentu disertai
dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Cara yang ditempuh untuk mencapai
efisiensi adalah memperkecil biaya keseluruhan dengan mempertahankan tingkat
keseluruhan. Efisiensi dalam suatu usaha lebih penting dari pada masalah laba.
Hal ini disebabkan karena laba yang besar belum merupakan ukuran bahwa suatu
usaha telah bekerja secara efisien. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Nilai Tambah dan
Efisiensi Usaha Produk Olahan Carica Pada CV. Yuasa Food Berkah Makmur
Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo”.
Penggunaan faktor produksi dalam suatu proses produksi akan menimbulkan
biaya. Besarnya biaya yang dikeluarkan akan mempengaruhi besarnya pendapatan
yang akan diterima oleh produsen. Perpaduan antara faktor produksi tersebut juga
akan menimbulkan adanya nilai tambah. Hal ini dikarenakan dengan melakukan
perlakuan tertentu dalam suatu proses produksi misalnya dengan pengubahan
bentuk, pemindahan tempat maupun proses penyimpanan akan dapat
menyebabkan pertambahan nilai. Pengolahan carica menjadi manisan maupun
syrup memberikan nilai lebih besar dibandingkan dengan produk primernya
sehingga apabila dijual pendapatan yang diperoleh akan menjadi lebih besar.
Wirapati (1976) dalam Daniel Se tyo (2010) mendefinisikan efisiensi
sebagai usaha untuk mencapai hasil yang maksimal dengan menggunakan
sumber daya yang tersedia, yang meliputi sumber daya alam, modal, dan
manusia dalam suatu waktu. Jadi menurut Wirapati, efisiensi dapat dilihat dari
2 segi, yaitu pertama, hasil yang telah dicapai, dan kedua adalah usaha yang
telah dilakukan. The Liang Gie dan Miftah Thoha (1978) dalam Daniel Setyo
(2010) menjelaskan bahwa suatu kegiatan dapat disebut efisien jika usaha yang
maupun kualitas. Suatu kegiatan juga dapat dikatakan efisien jika dengan
usaha minimum dapat mencapai output tertentu. Usaha yang dimaksud
mencakup material, pikiran, tenaga jasmani, ruang, dan waktu.
CV Yuasa Food Berkah Makmur berproduksi secara efisien dan mempunyai
daya saing tinggi jika perusahaan ini mampu memanfaatkan faktor produksi
secara optimal , daya saing tersebut meliputi daya saing untuk mendapatkan
sumber daya manusia, penggunaan teknologi dan persaingan untuk mendapatkan
konsumen. Oleh karena itu perlu dilakukan pula analisis efisiensi usaha untuk
mengetahui apakah pengolahan produk carica efisien atau tidak dalam
memproduksi produk olahan carica. Perusahaan dapat memperbaiki,
memproduksi carica apabila telah diketahui tingkat efisiensi dlm produksi carica
tersebut .Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai nilai tambah dan efisiensi usaha produk olahan carica di CV Yuasa
Food Berkah Makmur. Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan pokok yang
dikemukakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Berapa besar biaya produksi yang dibutuhkan dan besarnya pendapatan yang
diperoleh dari produksi olahan carica ?
2. Berapa besar nilai tambah carica setelah diolah menjadi manisan maupun syrup
pada CV. Yuasa Food Berkah Makmur di Kecamatan Mojotengah Kabupaten
Wonosobo, Jawa Tengah?
3. Apakah usaha pengolahan carica di CV. Yuasa Food Berkah Makmur dilakukan
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui besarnya biaya produksi dan pendapatan yang diperoleh dari
produksi olahan carica .
2. Mengetahui besarnya nilai tambah yang diperoleh setelah carica diolah
menjadi manisan maupun syrup pada CV.Yuasa Food Berkah Makmur di
Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
3. Mengetahui apakah usaha pengolahan carica di CV.Yuasa Food Berkah
Makmur dilakukan dengan efisien.
C. Manfaat
Berdasarkan tujuan tersebut, maka diperoleh beberapa manfaat penelitian
sebagai berikut:
1. Dari aspek teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan yang lebih luas dalam agribisnis khususnya
tentang nilai tambah dan efisensi usaha produksi carica.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau sarana
perbaikan dan dapat dijadikan pertimbangan dan pengambilan kebijakan di
masa yang akan datang.
3. Dari aspek praktis, hasil penelitian dapat memberikan bahan referensi
II. KERANGKA PEMIKIRAN
Putra (2008) mendefinisikan agroindustri sebagai suatu kegiatan industri
yang memanfaatkan produk primer hasil pertanian sebagai bahan bakunya untuk
diolah sedemikian rupa sehingga menjadi produk baru, baik yang bersifat jadi
maupun setengah jadi yang dapat dikonsumsi. Salah satu konsep yang sering
digunakan untuk membahas pengolahan komoditas pertanian adalah konsep nilai
tambah.. CV. Yuasa Food Berkah Makmur merupakan salah satu agroindustri
yang bergerak dibidang pengolahan carica menjadi produk manisan maupun
syrup. Dalam hal ini, carica merupakan produk primer hasil pertanian yang
dijadikan sebagai bahan baku industri.
Proses produksi carica diolah melalui beberapa tahapan yang meliputi
pengupasan, pencucian, setelah dicuci ditempatkan dikeranjang, persiapan
kemasan, penirisan penimbangan penambahan syrup dan ekshausting penutupan.
Proses pembuatan syrup pula melalui beberapa tahapan yaitu syrup proses ,
pasteurisasi, observasi, pelabelan, pengepakan, quality control, control pH, kadar
gula dan penimbangan. Dalam melakukan berbagai tahapan pengolahan,
perusahaan dituntut untuk mengeluarkan biaya yaitu biaya tetap dan biaya
variabel. Menurut Hanafie (2010), biaya tetap adalah semua jenis biaya yang
besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi, sedangkan biaya
variabel merupakan biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung atau
Penerimaan merupakan nilai total dari seluruh produk yang dihasilkan
dalam jangka waktu tertentu. Penerimaan merupakan hasil perkalian antara
produk yang dihasilkan dengan tingkat harga yang berlaku di pasar. Pendapatan
timbul karena adanya perbedaan nilai produksi yang dihasilkan dan harga jual
produk dengan korbanan yang dilakukan dalam proses produksi. Suatu usaha
dikatakan menguntungkan apabila nilai produksi yang diperoleh lebih besar dari
pada biaya produksi selama proses produksi, sehingga besarnya pendapatan yang
diperoleh sangat dipengaruhi oleh besarnya biaya yang dikeluarkan. Pendapatan
yang diterima oleh pengusaha merupakan balas jasa atas penggunaan faktor
produksi seperti tenaga kerja, modal yang dipakai dan pengelolaan yang
dilakukan. Analisis pendapatan ini digunakan untuk mengevaluasi kegiatan usaha
yang dijalankan dapat menghasilkan keuntungan atau tidak (Soekartawi, 1995).
Sumberdaya pertanian di Indonesia selayaknya dapat menjadi modal dasar
bagi industri yang berbasis pertanian atau agroindustri dengan beragam produk
bernilai tambah tinggi dan jika pertanian hanya berhenti sebagai aktivitas
budidaya maka nilai tambahnya akan rendah. Nilai tambah pertanian dapat
ditingkatkan melalui kegiatan hilir berupa agroindustri. Setelah perusahaan
memperoleh penerimaan dari hasil penjualan produk carica, dapat dihitung
besarnya nilai tambah produk, besarnya keuntungan yang diperoleh dan efisiensi
usaha perusahaan .
Penggunaan faktor produksi carica yang terdiri dari gula, syrup, kemasan
dan tenaga kerja menentukan besar kecilnya produksi carica. Masing-masing
proses produksi. Bahan baku berupa carica dan bahan penolong seperti, gula,
syrup sebagai campuran bahan dalam memproduksi carica sangat diperlukan
didalam proses produksi carica. Selain itu, tenaga kerja dibutuhkan tenaga dan
keterampilannya dalam memproduksi carica. Efisiensi atau tidaknya penggunaan
faktor produksi dapat berpengaruh terhadap pendapatan usaha carica.
Efisiensi usaha adalah tingkat efisiensi yang dicapai perusahaan dalam
melaksanakan usahanya dan dapat digunakan untuk mangetahui seberapa efisien
perusahaan menggunakan aktivanya. Pengukuran efisiensi bertujuan mengukur
keberhasilan proses produksi (Mubyarto, 1977).Konsep efisiensi yang digunakan
mengacu pada efisiensi yang digolongkan menjadi tiga yaitu efisiensi
teknik,efisiensi alokatif (harga), dan efisiensi ekonomi.
Untuk menghitung efisiensi teknis dapat dilihat dari nilai produksi
optimal secara keseluruhan, dibandingkan dengan nilai produksi pada saat
melakukan penelitian.Efisiensi harga atau efisiensi alokatif adalah apabila
nilai dari produk marginal sama dengan harga produksi yang bersangkutan.
Efisiensi merupakan upaya penggunaan input sekecil-kecilnya untuk mencapai
apabila perbandingan antara nilai input tersebut (Px). (Nicholson 1995 dalam Tuti
2012).
Efisiensi ekonomi merupakan hasil kali antara seluruh efisiensi teknis
dengan efisiensi harga dari seluruh faktor input, sebuah alokasi sumber daya yang
efisien secara teknis dimana kombinasi output yang diproduksi juga
mencerminkan preferensi masyarakat (Nicholson, 2002 dalam Tuti 2012).
sehingga efisiensi ekonomis dapat tercapai jika efisensi teknis (syarat keharusan)
dan efisiensi harga (syarat kecukupan) dapat dicapai.
Kerangka pemikiran analisis nilai tambah dan efisiensi usaha carica menjadi
manisan maupun syrup pada CV. Yuasa Food Berkah Makmur Desa Krasak,
Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka pemikiran analisis nilai tambah dan efisiensi usaha produk olahan carica pada CV. Yuasa Food Berkah Makmur di Desa Krasak Kecamatan
Mojotengah Kabupaten Wonosobo Carica
Proses Pengolahan Carica
Produk Olahan Carica
Biaya Produksi
Penerimaan
Nilai Tambah
Pendapatan
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada salah satu industri carica yang terletak di Desa
Krasak, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Pemilihan
lokasi dilakukan secara purposive dengan pertimbangaan bahwa daerah tersebut
merupakan sentra agroindustri pengolahan carica. Penelitian akan dilaksanakan
setelah usulan penelitian disetujui.
B. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian ini adalah CV. Yuasa Food Berkah Makmur selaku
produsen pengolahan produk carica yang terletak di Desa Krasak, Kecamatan
Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian adalah studi kasus.
Metode studi kasus merupakan suatu metode penelitian yang rinci mengenai suatu
objek tertentu selama kurung waktu tertentu dengan cukup mendalam dan
D. Metode Pengambilan Data dan Jenis Data
Data yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Pengambilan data diperoleh dengan cara:
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari pengamatan dan wawancara dengan
menggunakan pertanyaan atau kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya.
Kuesioner berisi pertanyaan kepada pengusaha carica. Data primer yang
digunakan antara lain mengenai identitas responden, jumlah faktor produksi
yang digunakan, biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan faktor produksi
jumlah produksi carica yang dihasilkan dan nilai tambah carica .
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang mendukung hasil wawancara dan hasil
penelitian yang akan dilakukan. Data sekunder diperoleh dari catatan-catatan
dan dokumen perusahaan atau literatur yang dapat menujang permasalahan
yang akan dibahas dalam penelitian. Data sekunder yaitu data yang diperoleh
secara tidak langsung melalui internet, intansi atau lembaga yang terkait
dengan pustaka yang ada hubungannya dengan penelitian. Data sekunder yang
akan diambil yaitu data time series selama satu bulan penelitian.
2. Teknik Pengumpulan Data
Wawancara adalah teknik yang dilakukan untuk mendapatkan informasi
dengan wawancara langsung kepada responden berdasarkan daftar pertanyaan
(kuesioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya.
b. Observasi
Observasi adalah teknik yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan
langsung terhadap obyek yang diteliti sehingga didapatkan gambaran yang
jelas mengenai obyek yang diteliti.
c. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya.
E. Variabel dan Pengukuran
Variabel dan pengukuran dalam penelitian nilai tambah dan efisiensi usaha
pengolahan produk carica menjadi manisan maupun syrup pada CV. Yuasa Food
Berkah Makmur adalah sebagai berikut:
1. Produksi pengolahan carica adalah jumlah produksi per periode produksi.
2. Biaya produksi pengolahan carica adalah semua biaya yang digunakan untuk
proses produksi, yang terdiri atas biaya tetap dan biaya tidak tetap (variabel),
dinyatakan dalam satuan rupiah.
a. Biaya tetap pengolahan carica adalah biaya yang nilainya tidak
penyusutan alat dan bangunan, upah tenaga kerja bulanan, serta
pajak bumi dan bangunan, dinyatakan dalam satuan rupiah.
b. Biaya variabel pengolahan carica adalah biaya yang nilainya
bergantung pada besar kecilnya volume produksi, yaitu biaya bahan
baku (carica), biaya bahan penolong, upah tenaga kerja langsung
(tenaga kerja yang menangani proses produksi secara langsung) dan
biaya overhead pabrik (biaya yang dikeluarkan untuk proses
produksi pengolahan carica selain biaya tenaga kerja dan biaya
bahan baku), dinyatakan dalam satuan rupiah.
3. Biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan,
diperoleh dari penjumlahan biaya tetap total dan biaya variabel total,
dinyatakan dalam satuan rupiah.
4. Penerimaan adalah banyaknya produksi pengolahan carica dikalikan harga
jual pengolahan carica , dinyatakan dalam satuan rupiah.
5. Pendapatan adalah penerimaan perusahaan pengolahan carica dikurangi biaya
produksi pengolahan carica, dinyatakan dalam satuan rupiah.
6. Nilai tambah adalah selisih antara nilai output pengolahan carica dengan nilai
bahan baku carica sumbangan input lain, dinyatakan dalam satuan rupiah dan
persen.
7. Faktor konversi adalah banyaknya output yang dapat dihasilkan dari satu
satuan input, yaitu banyaknya pengolahan carica yang dihasilkan dari satu
8. Koefisien tenaga kerja langsung adalah banyaknya tenaga kerja langsung
yang diperlukan untuk mengolah satu satuan input, dalam hal ini untuk
mengolah satu kilogram bahan baku utama carica.
9. Pendapatan tenaga kerja langsung adalah upah yang diterima tenaga kerja
langsung untuk mengolah satu satuan input, dalam hal ini adalah untuk
mengolah satu kilogram bahan baku utama carica, dinyatakan dalam satuan
rupiah.
10. Sumbangan input lain adalah nilai dari semua korbanan selain bahan baku
utama dan tenaga kerja langsung yang terjadi selama proses produksi
berlangsung, antara lain biaya bahan penolong, Pajak Bumi dan Bangunan,
biaya penyusutan, biaya bahan bakar, biaya kemasan dinyatakan dalam satuan
rupiah.
11. Contribution Margin adalah selisih antara hasil penjualan dan seluruh
komponen biaya variabel
12. Penyusutan adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan karena
penggantian nilai prestasi yang hilang dari aktifa tetap yang mengakibatkan
nilai aktifa tersebut berkurang (turun) dinyatakan dalam rupiah.
13. Produksi pengolahan carica (Y) yaitu total produk carica yang dihasilkan
dalam satu kali produksi yang diusahakan oleh pengelola dinyatakan dalam
satuan kilogram
14. Gula (X1) digunakan untuk campuran dalam pengolahan carica. Penggunaan
15. Syrup (X2) digunakan untuk campuran dalam pengolahan carica. Penggunaan
syrup dinyatakan dalam satuan liter.
16. Kemasan cup mangkuk (X3) digunakan untuk pengemasan dalam pengolahan
carica yang meliputi cap expired dan karton dalam pengepakan carica yang
berbentuk cup mangkuk (kg/karton).
17. Kemasan metal cup (X4) digunakan untuk pengemasan dalam pengolahan
carica yang meliputi cap expired dan karton dalam pengepakan carica yang
berbentuk metal cup/Glass jar (kg/karton).
18. Kemasan flexible plastik X5 digunakan untuk pengemasan dalam pengolahan
carica yang meliputi cap expired dan karton dalam pengepakan carica yang
berbentuk flexible plastik (kg/karton).
19. Tenaga kerja langsung (X6) adalah tenaga kerja yang bekerja di bagian
produksi dan mempunyai andil secara langsung untuk menghasilkan produk
dinyatakan dalam satuan Hari Orang Kerja (HOK).
F. Analisis Data
Penelitian ini akan menggunakan beberapa alat analisis yaitu:
1. Analisis Biaya,Penerimaan Dan Pendapatan
a. Analisis biaya dilakukan dengan menjumlahkan semua biaya yang
dikeluarkan untuk membiayai kegiatan produksi pengolahan menjadi.
Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan perilaku biaya yaitu :
a) Biaya tetap, yaitu biaya yang konstan secara total sekalipun terjadi
b) Biaya variabel, yaitu biaya yang berubah secara proposional dengan
perubahan tingkat aktivitas.
Menurut Soekartawi (1995) besarnya biaya yang dikeluarkan dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
TC = TFC + TVC
Keterangan :
TC : Total Cost (biaya total)
TFC : Total Fixed Cost (total biaya tetap)
TVC : Total Variable Cost (total biaya variabel)
Biaya penyusutan digunakan untuk menghitung biaya tetap dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut (Mulyadi, 1997) :
penyusutan=Nilai Investasi−Nilai Sisa Umur ekonomis
b. Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga
jual dan biasanya produksi berhubungan negatif dengan harga yang
dihitung dalam periode satu tahun, artinya harga akan turun ketika
produksi berlebihan (Soekartawi, 1995). Pendapatan usaha didefinisikan
sebagai selisih antara penerimaan total dengan pengeluaran total:
TR = Q x P
Keterangan :
TR : Total Revenue (penerimaan total)
TC : Total Cost (biaya total)
Q :Quantity (volume penjualan)
P :Price (Harga)
Π :Pendapatan bersih atau keuntungan
2. Analisis Nilai Tambah
Analisis nilai tambah merupakan instrumen analisis yang ditujukan untuk
mengetahui kondisi perolehan kekayaan perusahaan sebagai hasil dari sebuah
proses produksi. Analisis nilai tambah bermanfaat untuk memperoleh
informasi mengenai faktor yang menaikkan nilai tambah atau sebaliknya.
Analisis nilai tambah dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam perencanaan
pengalokasian sumber daya, perbaikan metode kerja, serta lebih
mengefisienkan penggunaan masukan (input). Analisis nilai tambah juga
menunjukkan distribusi dari penerimaan yang diperoleh sebagai balas jasa
kepada faktor produksi.
Analisis nilai tambah yang akan digunakan adalah metode Hayami.
Metode Hayami merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui
sejauh mana bahan baku yang mendapat perlakuan mengalami perubahan
nilai. Metode tersebut bermanfaat untuk mengetahui kondisi perolehan
kekayaan perusahaan sebagai hasil dari proses produksi dan juga
menunjukkan distribusi nilai tambah yang dihasilkan terhadap faktor produksi
perhitungan nilai tambah dibagi menjadi dua macam metode yaitu metode
perhitungan nilai tambah untuk kegiatan pengolahan dan untuk kegiatan
pemasaran. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah nilai tambah
untuk kegiatan pengolahan, karena carica yang mengalami proses pengolahan
menjadi manisan maupun syrup akan memiliki nilai tambah bila dibandingkan
dengan carica dalam bentuk produk primer. Besarnya nilai tambah karena
proses pengolahan diperoleh dari pengurangan biaya bahan baku dan input
lain terhadap nilai produk yang dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja.
Perhitungan nilai tambah pengolahan carica bertujuan untuk mengukur
besarnya nilai tambah carica. Perhitungan dilakukan berdasarkan pada satuan
bahan baku yang digunakan yaitu carica sebagai bahan baku utama.
Selanjutnya prosedur perhitungan nilai tambah pengolahan menggunakan
Tabel 1. Format analisis nilai tambah menurut metode Hayami 4 Faktor Konversi D = A/B 5 Koefisien Tenaga Kerja E = C/B 6 Harga Produk (Rp/kg) F 7 Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) G
Pendapatan dan Keuntungan
8 Harga Bahan Baku (Rp/kg) H 9 Sumbangan Input Lain (Rp/kg) I
Keterangan:
A = Nilai output yang diproduksi, dalam satuan kg per 12 bulan (kg/12 bulan)
B = Jumlah input bahan baku utama, dalam satuan kg per 12 bulan (butir/12
bulan)
C = Nilai HOK dari tenaga kerja langsung dalam satuan HOK per 12 bulan
(HOK/12 bulan)
D = Nilai faktor konversi yang diperoleh dari hasil bagi antara nilai output
dengan jumlah input bahan baku
E = Koefisien dari tenaga kerja langsung yang diperoleh dari hasil bagi nilai
HOK tenaga kerja langsung dengan input bahan baku carica.
F = Harga produk per kgdiukur dalam satuan rupiah per kg (Rp/kg)
G = Upah dari tenaga kerja langsung, dalam satuan rupiah per HOK (Rp/HOK)
H = Harga bahan baku utama dalam satuan rupiah per kg (Rp/kg)
I = Sumbangan input lain dalam satuan rupiah per kg (Rp/kg)
J = Nilai produk yang diperoleh dari hasil kali nilai faktor konversi dengan
harga produk dalam satuan rupiah per kg(Rp/kg)
K = Nilai tambah yang diperoleh dari nilai produk dikurangi harga bahan baku
utama dan sumbangan input lain dalam satuan rupiah per kg (Rp/kg)
L = Rasio nilai tambah dalam presentase diperoleh dari hasil bagi nilai tambah
dengan nilai produk dikali seratus persen (%)
M = Pendapatan tenaga kerja langsung diperoleh dari hasil kali koefisien tenaga
kerja langsung dengan upah tenaga kerja langsung dalam satuan rupiah per
N = Nilai dari bagian tenaga kerja yang diperoleh dari hasil bagi pendapatan
tenaga kerja langsung dengan nilai tambah dikali seratus persen (%)
O = Keuntungan yang diperoleh dari perhitungan nilai tambah dikurangi
pendapatan tenaga kerja langsung dalam satuan rupiah per kg (Rp/kg)
P = Tingkat keuntungan perusahaan dalam persen (%)
Q = Margin yang diperoleh dari nilai produk dikurangi dengan harga bahan
baku utama dalam satuan rupiah per kg (Rp/kg)
R = Presentase sumbangan input lain terhadap margin (%)
S = Presentase pendapatan tenaga kerja langsung terhadap margin (%)
T = Presentase keuntungan perusahaan terhadap margin (%)
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda yaitu model yang menjelaskan pengaruh dua atau
lebih variabel bebas terhadap variabel terikat (Muhidin dan Maman, 2007).
Persamaan regresi linier berganda dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + u
Keterangan:
Y = produk carica (kg)
α = konstanta
b1-b5 = koefisien regresi
X1 = Gula (kg)
X2 = Syrup (kg)
X3 = Kemasan cup mangkuk (kg/carton)
X6 = tenaga kerja langsung (HOK)
u = kesalahan pengganggu (disturbance term)
Analisis data menggunankan metode Ordinary Least Square (OLS)
dengan bantuan program Eviews 4 sehingga diperoleh:
a. Koefisien determinasi (R2), digunakan untuk mengetahui berapa persen dari
variasi variabel terikat dapat diterangkan oleh variabel bebas. Nilai R2
berkisar dari 0 hingga 1 (Lind, dkk., 2014).
b. Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor produksi secara
bersama-sama terhadap hasil produksi. Hipotesis yang digunakan adalah:
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0
Ha : minimal terdapat satu nilai b ≠ 0
Pengujian hipotesis dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α=5%) dengan
kriteria pengujian:
- jika nilai probabilitas < α (0,025) maka H0 ditolak, artinya penggunaan
faktor produksi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap produksi carica.
- jika nilai probabilitas > α (0,025) maka H0 diterima, artinya
penggunaan faktor produksi secara bersama-sama tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap produksi carica.
c. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor produksi secara parsial
terhadap hasil produksi. Hipotesis yang digunakan adalah:
H0 : bi = 0
Pengujian hipotesis dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α=5%) dengan
kriteria pengujian:
- jika nilai probabilitas < α (0,025) maka H0 ditolak, artinya penggunaan
faktor produksi secara parsial mempunyai pengaruh yang nyata
terhadap produksi carica.
- jika nilai probabilitas > α (0,025) maka Ho diterima, artinya
penggunaan faktor produksi secara parsial tidak mempunyai pengaruh
yang nyata terhadap produksi carica.
4. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi
Menurut Soekartawi (2010), efisiensi merupakan penggunaan faktor
produksi yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produk yang
sebesar-besarnya. Efisiensi akan tercapai apabila nilai produk marjinal suatu faktor
produksi sama dengan harga faktor produksi yang dinyatakan dalam rumus:
NPM Xi
NPMXi = nilai produk marjinal faktor produksi ke-i PXi = harga faktor produksi ke-i
bi = koefisien regresi faktor produksi ke-i
Y = jumlah produk
PY = harga produk Xi = faktor produksi ke-i
BKMXi = biaya korbanan marjinal faktor produksi ke-i
Jika NPM Xi
BKM Xi < 1, maka penggunaan faktor produksi tidak efisien
Jika NPM Xi
BKM Xi = 1, maka penggunaan faktor produksi sudah efisien
Jika NPM XiBKM Xi > 1, maka penggunaan faktor produksi belum efisien
Hipotesis yang digunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan faktor
produksi adalah:
H0 : NPM XiBKM Xi = 1
Ha : NPM XiBKM Xi ≠ 1
Uji statistik yang digunakan adalah uji t. Pengujian hipotesis dilakukan
pada taraf kepercayaan 95% (α=5%) yang dinyatakan dalam rumus:
thitung=
BKM Xi dari faktor produksi ke-i
Ūi = nilai NPM XiBKM Xi rata-rata dari faktor produksi ke-i
U0 = nilai NPM XiBKM Xi maksimum hipotesis (=1) Se = simpangan baku dari faktor produksi ke-i
S = simpangan baku
i. H0 diterima jika thitung ≤ ttabel (α/2, n-k), artinya penggunaan faktor-faktor produksi sudah efisien.
ii. H0 ditolak jika thitung > ttabel (α/2, n-k), artinya penggunaan faktor-faktor produksi belum atau tidak efisien.
5. Analisis Efisiensi Teknis
Efisiensi teknis adalah proses produksi dengan menggunakan kombinasi
beberapa input saja untuk menghasilkan output yang maksimal. Efisiensi
teknis pada pengolahan carica diartikan sebgai kondisi output actual terhadap
(Yi) terhadap output Frontier (Yi *) dengan menggunakan teknologi yang
tersedia.Menurut Fauziah (2010) efisiensi teknis (TE) dapat dihitung dengan :
TE = Yi/Yi * = [E (Yi │Ui,Xi) / E (Yi│Ui = 0 Xi ]
TE = exp [-E (Ui) │ i)]ɛ
TE adalah efisiensi teknis pengolahan carica dan exp [-E (Ui) │ i)]ɛ
adalah harapan Ui dengan syarat i . Nilai efisiensi teknis juga didapat dariɛ
hasil pengolahan data Frontier versi 4.1c. Besarnya nilai efisiensi teknis
adalah 0<TE<1 . Jika nilai TE semakin mendekati 1maka pengolahan carica
dapat dikatakan semakin efisien secara teknik dan jika nilai TE semakin
mendekati 0 maka dapat dikatakan pengolahan carica semakin tidak efisien
secara teknik.
6. Analisis Efisiensi Harga Alokatif
Efisiensi harga atau efisiensi alokatif adalah apabila nilai dari
produk marginal sama dengan harga produksi yang bersangkutan. Efisiensi
tercapai jika suatu perusahaan mampu memaksimalkan keuntungan dengan
menyamakan nilai produksi marjinal setiap faktor produksi dengan harganya.
Efisiensi ini terjadi jika perusahaan memproduksi output yang paling disukai
konsumen (McEachern, 2001 dalam Panca Kurniasari). Efisiensi merupakan
upaya penggunaan input sekecil-kecilnya untuk mencapai apabila
perbandingan antara nilai input tersebut (Px).(Nicholson 1995 dalam Panca
Kurniasari). Tingkat efisiensi harga dihitung berdasarkan nilai produk marginal
(NPMx)dan harga jual pengolahan carica (Px) . Rumus yang digunakan adalah
NPMx = Px.
Jika NPMx / Px >1, berarti penggunaan input X belum efisien secara harga,
agar efisien maka penggunaan input X perlu ditambah.
NPMx / Px = 1, berarti penggunaan inputX sudah efisien secara harga
NPMx / Px < 1, berarti penggunaan input X tidak efisien secara harga,.
Agar efisien ,maka penggunaan input X perlu dikurangi
Apabila Px tidak berubah-ubah besarnya dengan keadaan penawaran dan
permintaan , maka Px merupakan biaya yang diperlukan untuk menambah
satu- satuan korbanan yang dinamakan biaya korbanan marginal atau BKM
(Taken, 1968).
7. Analisis Ekonomi
Efisiensi ekonomis merupakan produk dari efisiensi teknis dan efisiensi
ekonomi merupakan hasil kali antara seluruh efisiensi teknis dengan efisiensi
harga dari seluruh faktor input, sebuah alokasi sumber daya yang efisien secara
teknis dimana kombinasi output yang diproduksi juga mencerminkan
preferensi masyarakat (Nicholson, 2002 dalam Tuti 2012).
EE = ET . EH
Dimana :
EE : Efisiensi Ekonomi
ET : Efisiensi Teknik
EH : Efisiensi Harga
Untuk megetahui apakah nilai efisiensi teknis sudah efisien atau tidak efisien
adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai efisiensi teknis sama dengan 1, maka penggunaan input atau faktor
produksinya sudah efisien.
2. Jika nilai efisiensi teknis kurang dari 1 (tidak sama dengan 1), maka
penggunaan input atau faktor produksinya tidak efisien.
3. Jika nilai efisiensi teknis lebih besar dari satu (tidak sama dengan
1),maka
penggunaan input atau faktor produksinya belum efisiensi.
G. Jadwal Pelaksanaan
Suatu penelitian dapat berjalan secara sistematis dan terencana apabila
1. Persiapan, meliputi pembuatan usulan penelitian dan izin penelitian.
2. Pengumpulan data yaitu kegiatan untuk mengumpulkan data primer maupun
data sekunder.
3. Tabulasi, dilakukan untuk mempermudah dalam menganalisis data yang
diperoleh.
4. Analisis data, dilakukan berdasarkan data yang telah diperoleh pada saat
pengumpulan data di lapangan.
5. Penyusunan laporan, merupakan tahap akhir kegiatan penelitian yang
dilakukan sesuai dengan data yang diperoleh dan analisis data yang
digunakan.
Tabel 2. Jadwal pelaksanaan penelitian
No. Kegiatan Bulan
ke-1 2 3 4
1 Persiapan penelitian
2 Pengumpulan data di lapang
3 Tabulasi data
4 Analisis data
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pertanian Kabupaten Wonosobo. 2008. Deskripsi Usulan Flora Carica (Carica candamarcensis) Kabupaten Wonosobo. Dinas Pertanian Kabupaten Subdin Hortikultura Wonosobo.
Ervita Kurniasari. Analisis Nilai Tambah Manisan Carica Di Kabupaten
Wonosobo. Jurnal (On-line). Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Diakses 28 Februari 2017.
Fauziah E 2010. Analisis Efisiensi Teknis Usaha Tani Tembakau ( Suatu Kajian dengan Menggunakan Fungsi Produksi Frontinier Stohastik. Embry 0 Vol 7 No. 1. Diakses 26 Maret 2017.
Hanafie. R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Andi Offset, Yogyakarta.
Kusnandar, A. Wibowo, T. Mardikanto. 2010. Manajemen Agroindustri. UNS Press. Surakarta.
Kusnadi, N. et al. 2011. Analisis Efisiensi Usaha Tani Padi di Beberapa Sentra Produksi Padi di Indonesia . Jurnal Agro Ekonomi. Volume29 No.1, Mei 20011; 25- 48.
Lind, Douglas A., William G. Marchal dan Samuel A. Wathen. 2014. Teknik-teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi. Salemba Empat. Jakarta.
McEachern William. 2001. Ekonomi Mikro: Pendekatan Kontemporer. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Mubyarto. 1977. Pengantar Ekonomi Pertanian. LB3ES. Jakarta.
Muhidin, Sambas A. dan Maman Abdurahman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Pustaka Setia. Bandung.
Panca Kurniasari. Analisis Efisiensi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Industri Kecil Kabupaten Kendal (Studi Kasus pada Industri Kecil Genteng Press di Desa Meteseh Kecamatan Boja) . Jurnal (on-line). Diakses 28 Mei 2017.
Putra, D. H. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Agroindustri di Kota Medan.Jurnal (on-line). Tesis. Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan. Diakses 7 Mei 2017.
Setyo, Daniel. 2010. Efisiensi Relatif. Fakultas Ekonomi. Jurnal (on-line) Universitas Indonesia Jakarta. Diakses 28 Februari 2017.
Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. UI-Press, Jakarta.
. 1999. Agribisnis Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
. 2000. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Sudiyono, A. 2004. Pemasran Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Taken, I.B. 1968. Ekonomi Produksi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Tarigan 2004. Profil Pengusahaan (Budidaya) Gaharu. Pusat Bina Penyuluhan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.
Tuty Flower. 2012. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Padi Sawah Di Desa Sei Belutu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal (on-line). Universitas Sumatera Utara
Medan.Diakses 7 Mei 2017.