• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chapter.00 Case Introduction

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Chapter.00 Case Introduction"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Chapter.00 – Case Introduction

Misalkan kita di rumah mempunyai sumber koneksi internet dari sebuah ISP dengan spesifikasi network sebagai berikut :

IP Address : 10.10.101.169/24 Gateway : 10.10.101.1

DNS ISP : 203.6.148.2

Dan kita ingin membuat sebuah router dengan tambahan DNS Server di dalamnya dan sebuah web server dengan detail seperti gambar dibawah ini

eth0:10.10.101.169/24

eth1:192.168.1.1/24

eth0:192.168.1.3/24 10.10.101.1/24

192.168.1.2/24

Dari data topologi di atas dapat diambil keterangan jaringan network lokal/internal adalah 192.168.1.0/24

(2)

Chapter.01 – Simple Gateway (NAT)

Untuk menjalankan sebuah mesin Debian sebagai gateway, minimal membutuhkan 2 buah network card, satu untuk mengkoneksikan mesin dengan internet, biasanya diberi identitas external interface (kita gunakan eth0 dalam pelatihan ini) dan satu lagi digunakan sebagai interface gateway untuk jaringan lokal/internal (eth1). Sehingga yang pertama kita lakukan adalah menyetting ip pada masing-masing interaface.

# vi /etc/network/interfaces dan isinya seperti berikut :

allow-hotplug eth0 iface eth0 inet static

address 10.10.101.169 netmask 255.255.255.0 network 10.10.101.0 broadcast 10.10.101.255 gateway 10.10.101.1 dns-nameservers 203.6.148.2 dns-search puskom.it allow-hotplug eth1 iface eth1 inet static

address 192.168.1.1 netmask 255.255.255.0 network 192.168.1.0 broadcast 192.168.1.255

Tutup dan simpan, kemudian kita jalankan perintah berikut agar ip yang kita setting terpasang

# ifdown eth0 eth1 # ifup eth0 eth1

Mulai Debian Squeeze kita tidak dapat menggunakan perintah /etc/init.d/networking restart karena sedang mengalami isuue/masalah (lihat http://bugs.debian.org/cgi-bin/bugreport.cgi?bug=550240), sehingga kita perlu mengecek juga pada

file nameserver secara manual pada /etc/resolv.conf. Cek apakah ip apakah sudah terpasang dengan perintah ifconfig. Jika sudah terpasang, cek koneksitas ke internet dengan perintah ping

# vi /etc/resolv.conf nameserver 203.6.148.2 # ping google.com

Kita telah berhasil mengkoneksikan mesin router kita dengan internet (jika tidak ada masalah ), lakukan ping juga ke ip 192.168.1.1 untuk memastikan tidak ada masalah pada interface lokal/internal.

Agar mesin Debian dapat bertindak sebagai gateway kita perlu mengaktifkan fitur ip_forward dan mengeset rules rute paket dengan iptables, jadi kita perlu mengerti dasar-dasar iptables.

Dalam iptables, rules disimpan dalam table-table yang berbeda, defaultnya adalah filter, yang bertanggungjawab pada INPUT, OUTPUT and FORWARD chains, masing-masing digunakan untuk incoming, outgoing dan redirected traffic. Tabel lainnya yaitu mangle, nat dan raw, kita juga bisa membuat tabel custom sendiri atau menghapusnya. Untuk melihat isi tabel nat gunakan perintah berikut :

# iptables –L –t nat atau

# iptables --list --table nat

Seperti yang kita lihat di atas, default policy pada instalasi default Debian adalah ACCEPT all traffic dan tidak ada rules pada semua chain. Kita tambahkan cukup 1 rule masquerade agar network lokal kita dapat terkoneksi dengan internet

(3)

# iptables -t nat -A POSTROUTING -o eth0 -j MASQUERADE

Jangan lupa aktifkan paket ip_forward dengan perintah ini # echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward

Sekarang kita setting ip address pada sisi client, sebagai contoh seperti pada gambar berikut

Lakukan ping ke google, jika berhasil, berarti sukses . Langkah terakhir adalah kita simpan perintah-perintah yang telah lakukan agar nantinya jika mesin melakukan reboot, perintah tersebut akan diload dan dijalankan, buka file rc.local

# vi /etc/rc.local

Dan tambahkan baris perintah berikut tepat diatas exit0

ifdown eth0 eth1 ifup eth0 eth1

iptables -t nat -A POSTROUTING -o eth0 -j MASQUERADE

echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward

Chapter.02 – Domain Name System (DNS) Server

Mempunyai mesin DNS pada jaringan kita memungkinkan kita untuk mengganti alamat ip pada mesin-mesin server kita dengan nama, seperti 192.168.1.1 dinamai router.puskom.it, atau mesin web server dengan ip 192.168.1.3 kita namai www.puskom.it

Akibatnya, kita dapat mempunyai beberapa nama pada mesin yang sama dengan layanan yang berbeda, sebagai contoh www.puskom.it, sat.puskom.it dan blog.puskom.it dapat menunjukkan dimana server web utama Puskom, situs SAT (Self Access Terminal) Puskom dan web blog Puskom berada, dengan domain puskom.it. Sangat mudah untuk diingat bahwa kenyataannya ketiga situs tersebut berjalan pada mesin yang sama yaitu pada ip 192.168.1.3

Bayangkan jika seorang administrator memutuskan untuk memindahkan server mail dari yang lama yang baru, administrator hanya butuh mengubah konfigurasi pada DNS Server.

Terminologi Definisi

BIND Berkeley Internet Name Domain, saat ini dikelola oleh Internet Systems Consortium (ISC) http://www.isc.org

TLD Top Level Domain, lihat RFC2606 Forward DNS Memetakan dari hostname ke ip address Reverse DNS Memetakan dari ip address ke hostname

Resolver Proses sistem di mana sebuah mesin menquery server name untuk information zone

Origin Mengacu pada domain yang tercakup dalam zona file tertentu

Root zone Awal hirarki zona internet. Semua zona berada di bawah root zone, mirip dengan bagaimana semua file dalam sistem file jatuh di bawah direktori root.

Zone Domain individu, subdomain, atau bagian dari DNS yang dikelola oleh otoritas yang sama.

(4)

Contoh sebuah zone :

.

adalah root zone

org.

adalah Top Level Domain (TLD) di bawah the root zone

example.org.

adalah zone di bawah

org.

TLD

1.168.192.in-addr.arpa

adalah zone referensi semua

alamat ip yang berada di bawah network 192.168.1.0

Kita akan menggunakan BIND versi 9 dalam pembuatan DNS Server, untuk menginstalnya, gunakan perintah

# apt-get install bind9 bind9-doc Kita deklarasikan zona forward and reverse # cd /etc/bind # vi named.conf.local zone "puskom.it" { type master; file "/etc/bind/puskom"; }; zone "1.168.192.in-addr.arpa" { type master; file "/etc/bind/puskom.rev"; };

Setelah dideklarasikan, kita buat masing-masing filenya.

# cp db.local puskom && cp db.127 puskom.rev Buka dengan editor dan isi file puskom sesuai dengan domain kita # vi puskom

;

; Forward DNS for puskom.it ;

$ORIGIN puskom.it. $TTL 604800

@ IN SOA ns.puskom.it. root.puskom.it. ( 2013110201 ; Serial 604800 ; Refresh 86400 ; Retry 2419200 ; Expire 604800 ) ; Negative Cache TTL ; @ IN NS ns.puskom.it. @ IN A 192.168.1.3 ; IN AAAA ::1 rt IN A 192.168.1.1 router IN A 192.168.1.1 ns IN A 192.168.1.1 blog IN A 192.168.1.3 sat IN A 192.168.1.3 www IN CNAME puskom.it. www.blog IN CNAME blog.puskom.it. www.sat IN CNAME sat.puskom.it. Lakukan hal yang sama dengan puskom.rev # vi puskom.rev

;

; Reverse DNS for 1.168.192.in-addr.arpa ;

$ORIGIN 1.168.192.in-addr.arpa. $TTL 604800

@ IN SOA ns.puskom.it. root.puskom.it( 2013110201 ; Serial 604800 ; Refresh 86400 ; Retry 2419200 ; Expire 604800 ) ; Negative Cache TTL ; @ IN NS ns.puskom.it. 1 IN PTR ns.puskom.it. 1 IN PTR rt.puskom.it 1 IN PTR router.puskom.it 3 IN PTR www.puskom.it 3 IN PTR blog.puskom.it 3 IN PTR sat.puskom.it

(5)

Istilah yang biasanya ada di DNS record

SOA Awal dari sebuah zone authority NS Sebuah authoritative name server A Sebuah alamat host

CNAME Canonical name untuk sebuah alias MX Mail Exchanger

PTR Sebuah domain name pointer (digunakan di reverse) Untuk memastikan tidak ada error pada konfigurasi zone yang telah kita buat, kita gunakan tool yang telah disediakan dnsutils

# named-checkzone puskom.it /etc/bind/puskom OK

# named-checkzone 1.168.192.in-addr.arpa /etc/bind/puskom.rev

OK

Cek juga konfigurasi named-nya, dengan perintah # named-checkconf named.conf.local

Jika tidak ada pesan apapun, berarti tidak ada masalah. Sekarang apa lagi? Dengan langkah yang telah kita lakukan, jika client menggunakannya sebagai mesin DNS Server, maka client belum dapat terkoneksi dengan internet, karena DNS kita hanyalah DNS lokal, lalu bagaimana agar client dapat terkoneksi dengan internet dengan memakai DNS Server yang kita buat?

Kita perlu mengaktifkan fitur forwarders, dimana DNS Server kita akan memanfaatkan cache DNS Server uplink ( DNS-nya ISP kita) sehingga akan mempercepat proses resolv dan mengurangi DNS traffic di internet secara keseluruhan.

# vi named.conf.options

Buang tanda // pada baris berikut dan tambahkan ip address DNS Server ISP kita (uplink).

forwarders {

203.6.148.2; };

Kita restart service bind kita agar me-load konfigurasi baru # service bind9 restart

[ ok ] Starting domain name service...: bind9. Sekarang ganti ip nameserver pada mesin router dan client kita dengan ip dns yang telah kita setting (pada tutorial ini menggunakan 192.168.1.1) # vi /etc/network/interfaces dns-nameservers 192.168.1.1 dns-search puskom.it # vi /etc/resolv.conf search puskom.it nameserver 192.168.1.1

Lakukan testing terhadap zone yang telah kita buat baik forward maupun reverse dengan tool nslookup atau dig, contohnya seperti di bawah ini. # nslookup router.puskom.it

Server : 192.168.1.1 Address : 192.168.1.1#53 Name : router.puskom.it Address : 192.168.1.1

Kita tinggal sebutkan hostname yang ingin kita cari, atau jika reverse tinggal kita ketikkan ip addressnya

# nslookup 192.168.1.3 Server : 192.168.1.1

(6)

Address : 192.168.1.1#53

3.1.168.192.in-addr.arpa name = sat.puskom.it. 1.168.192.in-addr.arpa

3.1.168.192.in-a dd r.arpa name = www.puskom.it.

1.168.192.in-addr.arpa

1.168.192.in-addr.arpa name = blog.puskom.it. 1.168.192.in-addr.arpa

Lakukan hal serupa pada sisi client, tes juga koneksi ke internet baik di router maupun di client

# ping google.com

Chapter.04 – Apache Web Server

Pada sesi DNS Server, kita telah mendaftarkan 3 alamat pada ip yang sama yaitu 192.168.1.3, dimana alamat tersebut adalah sat.puskom.it, blog.puskom.it dan puskom.it itu sendiri, nantinya akan berada di web server yang akan kita buat. Untuk menampung 3 alamat kita membutuhkan konfigurasi VirtualHost yang ada pada web server, tepatnya kita akan menggunakan Name-based VirtualHost, karena kita membedakannya berdasarkan nama hostnya (cek http://httpd.apache.org/docs/2.2/vhosts/). Sekarang kita install dulu apache-nya

# apt-get install apache2

Setelah selesai instalasi, buka browser dan ketikkan ‘puskom.it’, seharusnya tampil seperti ini

Itu berarti apache sudah jalan, atau kita bisa mengeceknya dengan perintah ps atau top. Sekarang kita lakukan konfigurasi untuk halaman default atau halaman utama dengan alamat puskom.it atau www.puskom.it

# cd /etc/apache2/sites-available # vi default <VirtualHost *:80> ServerName puskom.it ServerAlias www.puskom.it ServerAdmin [email protected] DocumentRoot /var/www <Directory /> Options FollowSymLinks AllowOverride None </Directory> <Directory /var/www/>

Options Indexes FollowSymLinks MultiViews AllowOverride None

Order allow,deny allow from all </Directory>

ScriptAlias /cgi-bin/ /usr/lib/cgi-bin/ <Directory "/usr/lib/cgi-bin">

AllowOverride None

Options +ExecCGI -MultiViews

+SymLinksIfOwnerMatch

Order allow,deny Allow from all </Directory>

ErrorLog ${APACHE_LOG_DIR}/error.log

# Possible values include: debug, info, notice, warn, error, crit,

# alert, emerg. LogLevel warn

CustomLog ${APACHE_LOG_DIR}/access.log combined </VirtualHost>

(7)

Untuk alamat blog.puskom.it, kita copy file default dan mengganti namanya dengan blog

# cp default blog # vi blog <VirtualHost *:80> ServerName blog.puskom.it ServerAlias www.blog.puskom.it ServerAdmin [email protected] DocumentRoot /var/www/blog <Directory /> Options FollowSymLinks AllowOverride None </Directory> <Directory /var/www/blog/>

Options Indexes FollowSymLinks MultiViews AllowOverride None

Order allow,deny allow from all </Directory>

ScriptAlias /cgi-bin/ /usr/lib/cgi-bin/ <Directory "/usr/lib/cgi-bin">

AllowOverride None

Options +ExecCGI -MultiViews

+SymLinksIfOwnerMatch

Order allow,deny Allow from all </Directory>

ErrorLog ${APACHE_LOG_DIR}/error.log

# Possible values include: debug, info, notice, warn, error, crit,

# alert, emerg. LogLevel warn

CustomLog ${APACHE_LOG_DIR}/access.log combined </VirtualHost>

Lakukan hal yang sama dengan sat.puskom.it, jika sudah, kita buat direktori untuk blog dan sat, lalu aktifkan VirtualHost baru kita

# mkdir /var/www/blog && mkdir /var/www/sat # a2ensite blog sat

# service apache2 reload

Jika sudah aktif, kita akan melihat link 2 file tersebut pada direktori sites-enabled, kita lihat dengan perintah ls

# ls –l ../sites-enabled/

Kita isi blog dengan halaman index untuk membedakan ketiga alamat tersebut dengan meng-copy file index.html ke masing-masing direktori VirtualHost.

# cp /var/www/index.html /var/www/blog # cp /var/www/index.html /var/www/sat

Ganti judul masing-masing halaman diantara <h1> dan </h1> agar terlihat perbedaan masing-masing situs, lakukan hal berikut pada blog dan sat. # vi /var/www/blog/index.html

<html> <body>

<h1>Blog Puskom UNS</h1>

<p>This is the default web page for this server.</p> <p>The web server software is running but no content has been added, yet.</p>

</body> </html>

# vi /var/www/sat/index.html <html>

<body>

<h1>SAT Puskom UNS</h1>

<p>This is the default web page for this server.</p> <p>The web server software is running but no content has been added, yet.</p>

</body> </html>

(8)

Coba lihat di browser dengan mengetikkan ketiga alamat (blog.puskom.it, sat.puskom.it, www.puskom.it atau puskom.it) yang telah kita buat pada tab yang berbeda.

Kita akan install wordpress pada situs blog.puskom.it, sehingga kita perlu interpreter (penerjemah bahasa) php dan MySQL sebagai database blog # apt-get install php5 php5-mysql mysql-server Saaat dimintai password saat instalasi mysql-server, ketikkan ‘root’ (sebenarnya sembarang, tapi pada latihan ini kita gunakan itu), dan kita coba lihat apakah php-nya sudah jalan atau belum dengan membuat file berekstensi php (misalkan kita taruh pada situs sat.puskom.it

# vi /var/www/sat/test.php <?php phpinfo(); ?>

Kita akses melalui browser dengan mengetikkan ‘sat.puskom.it/test.php’, maka akan tampil seperti pada gambar di bawah ini

Sekarang kita buat databasenya # mysql –u root –p

mysql> create database wordpress; mysql> exit;

Setelah buat database-nya, kini kita download dan install wordpress di direktori blog # cd /var/www/ # rm –Rf blog # wget http://wordpress.org/latest.tar.gz # tar –zxvf latest.tar.gz # mv wordpress blog

# chown root:root –Rf blog # cd blog

# cp wp-config-sample.php wp-config.php # vi wp-config.php

// ** MySQL settings - You can get this info from your web host ** //

/** The name of the database for WordPress */ define( 'DB_NAME', 'wordpress' );

/** MySQL database username */ define( 'DB_USER', 'root' ); /** MySQL database password */ define( 'DB_PASSWORD', 'root' ); /** MySQL hostname */

define( 'DB_HOST', 'localhost' );

Sekarang buka blog.puskom.it pada browser, seharusnya akan muncul halaman instalasi wordpress. Selanjutnya tinggal ikuti langkah instalasi wordpressnya hingga selesai.

Sekedar tambahan, untuk memudahkan kita dalam mengelola database MySQL, gunakan tool phpMyAdmin, sehingga tidak perlu khawatir jika belum bisa menggunakan perintah-perintah di MySQL, perhatikan langkah-langkah instalasinya dengan seksama (agar tidak salah )

(9)

# apt-get install phpmyadmin

Biasanya kita akan menjumpai 3 kali permintaan password, yang pertama dan kedua masukkan password root MySQL, dan yang ketiga biasanya password untuk masuk ke phpMyAdmin (biasanya kalau menggunakan dbconfig-common)

Kita dapat meng-custom alamat phpmyadmin seperti halnya VirtualHost pada umumnya di /etc/phpmyadmin/apache2.conf, atau mengedit koneksi ke MySQL pada file /etc/phpmyadmin/config-db.php. Jika dibiarkan default, untuk mengaksesnya gunakan alamat ‘puskom.it/phpmyadmin/’ dan masukkan username dan password seperti yang telah kita masukkan saat instalasi

Sekian.

Tim Modul

Penyusun : Akbar Ibnu Sholla ([email protected]) Auditor : Dwi Nurhadi A. ([email protected])

Lisensi

Dokumen ini di bawah lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License.

http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/3.0/deed.en_US

Useful Links

https://wiki.debian.org/ http://www.server-world.info/en/note?os=Debian_7.0 http://www.cyberciti.biz/ http://www.howtoforge.com/

Referensi

Dokumen terkait

Pokok masalah penelitian ini adalah bagaimana metode komunikasi majelis taklim Babul Rezqi dalam memotivasi salat pada pedagang pasar Terong di Kota Makass ar.

Imam Malik dan sebagian ulama Kufah berpendapat bahwa hal tersebut adalah sunnah, namun tidak selayaknya ditinggalkan, jika ia sholat tanpa beristinja, maka tidak

Kemudian siput pindah ke dalam lubang yang ada di batang pohon, Jika hari panas, siput terlindung dengan baik, bahkan jika hujan turun, siput tidak akan basah dan

Tujuan penelitian untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis dan pemecahan masalah melalui Problem Based Learning (PBL). Populasi penelitian adalah mahasiswa

Definisi operasional pada penelitian mengenai penerapan model pencapaian konsep ( concept attainment ) berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran menulis wacana

Bagian dari conus medullaris, yang berada dalam daerah vertebrae lumbal, akan berjalan turun keluar dari vertebra L1 bawah dan vertebrae L2 atas menjadi jaringan ikat

[r]

merangsang kemampuan berpikir siswa, serta membantu siswa dalam belajar. Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa. Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan. Difokuskan