• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKAP GURU SD SURABAYA PADA PEMBERITAAN CONTEK MASSAL SDN GADEL 2 SURABAYA DI SURAT KABAR JAWA POS (Studi Deskriptif Guru SD Pada Pemberitaan Contek Massal SDN Gadel 2 Surabaya di Surat Kabar Jawa pos).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SIKAP GURU SD SURABAYA PADA PEMBERITAAN CONTEK MASSAL SDN GADEL 2 SURABAYA DI SURAT KABAR JAWA POS (Studi Deskriptif Guru SD Pada Pemberitaan Contek Massal SDN Gadel 2 Surabaya di Surat Kabar Jawa pos)."

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian per syar atan memperoleh Gelar Sar jana pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur

OLEH:

WIWOHO RAHENDRA P NPM. 05 43010 279

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA 2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(2)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa, Sang Pemberi nafas hidup pada

seluruh makhluk. Hanya kepadaNya-lah syukur dipanjatkan atas terselesaikannya

Skripsi ini. Sejujurnya penulis mengakui bahwa pendapat memang sulit adanya, tetapi

faktor kesulitan itu lebih banyak datang dari diri, karena itu kebanggaan penulis bukan

hanya sampai di sini, tetapi penulis bangga telah berusaha untuk menundukkan diri

sendiri.

Hal ini bertujuan untuk dijadikan bahan acuan penulis dalam penyelesaian

Skripsi nantinya. Selama melakukan penulisan ini, tak lupa penulis menyampaikan

ucapan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu penulis selama melakukan

penulisan dan pengajuan skripsi ini.

Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih, kepada:

1. Ibu Dra. Hj. Suparwati. M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Juwito, S.Sos., M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Bapak Drs. Saifuddin Zuhri, S.Sos., M.Si., Sekretaris Program Studi Ilmu

Komunikasi.

4. Ibu Diana Amalia S.sos, M.Si, yang telah memberikan dorongan pada saya selaku

anak didik

5. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu dan dorongan

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Serta tak lupa penulis ucapkan rasa terima kasih secara khusus kepada :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(3)

iv

1. Terima kasih buat Ayah dan Ibu yang memberi semangat doa dan Semangatnya

dalam proses pengerjaan skripsi ini.

2. Terima kasih kepada keluarga besar Trah Hadisuwarno dan keluarga ketintang yang

selalu mensemangati saya

3. Radhesti Vitnalia Pemberi semangat dan motivasi saya untuk menempuh Skripsi

yang terbengkalai beberapa tahun.

4. Kepada Bapak Heri pimpinan CV. Bina BatuBara Abadi memberikan toleransi

kepada penulis untuk meneruskan kuliahnya beserta rekan kerja .

5. Teman-teman angkatan 2005,2006,2007 dan 2008 yang sering membantu saya

khususnya temen temen seperjuangan di kampus dan komunitas INKUBATOR

yang di isi anak komunikasi dan bisnis.

6. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-satu oleh penulis. Penulis menyadari

masih banyak sekali kekurangan-kekurangan dalam penyusunan ini. Maka penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Terima Kasih.

Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini belum sempurna dan penuh

keterbatasan. Dengan harapan bahwa Insya Allah berguna bagi rekan-rekan di Program

Studi Ilmu Komunikasi, maka saran serta kritik yang membangun sangatlah dibutuhkan

untuk memperbaiki kekurangan yang ada.

Surabaya,05 desember 2011

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(4)

iii KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa, Sang Pemberi nafas hidup pada seluruh makhluk. Hanya kepadaNya-lah syukur dipanjatkan atas terselesaikannya Skripsi ini. Sejujurnya penulis mengakui bahwa pendapat memang sulit adanya, tetapi faktor kesulitan itu lebih banyak datang dari diri, karena itu kebanggaan penulis bukan hanya sampai di sini, tetapi penulis bangga telah berusaha untuk menundukkan diri sendiri.

Hal ini bertujuan untuk dijadikan bahan acuan penulis dalam penyelesaian Skripsi nantinya. Selama melakukan penulisan ini, tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu penulis selama melakukan penulisan dan pengajuan skripsi ini.

Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih, kepada:

1. Ibu Dra. Hj. Suparwati. M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur. 2. Bapak Juwito, S.Sos., M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi 3. Bapak Drs. Saifuddin Zuhri, S.Sos., M.Si., Sekretaris Program

Studi Ilmu Komunikasi.

4. Ibu Diana Amalia S.sos, M.Si, yang telah memberikan dorongan pada saya selaku anak didik

5. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(5)

iv

1. Terima kasih buat Ayah dan Ibu yang memberi semangat doa dan Semangatnya dalam proses pengerjaan skripsi ini.

2. Terima kasih kepada keluarga besar Trah Hadisuwarno dan keluarga ketintang yang selalu mensemangati saya

3. Radhesti Vitnalia Pemberi semangat dan motivasi saya untuk menempuh Skripsi yang terbengkalai beberapa tahun.

4. Kepada Bapak Heri pimpinan CV. Bina BatuBara Abadi memberikan toleransi kepada penulis untuk meneruskan kuliahnya beserta rekan kerja .

5. Teman-teman angkatan 2005,2006,2007 dan 2008 yang sering membantu saya khususnya temen temen seperjuangan di kampus dan komunitas INKUBATOR yang di isi anak komunikasi dan bisnis.

6. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-satu oleh penulis. Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan-kekurangan dalam penyusunan ini. Maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Terima Kasih.

Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini belum sempurna dan penuh keterbatasan. Dengan harapan bahwa Insya Allah berguna bagi rekan-rekan di Program Studi Ilmu Komunikasi, maka saran serta

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(6)

v

kritik yang membangun sangatlah dibutuhkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada.

Surabaya,05desember 2011

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(7)

vi 1.3 Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian ………

1.3.1. Tujuan Penelitian... 2.1.3. Surat kabar sebagai media komunikasi……… 2.1.4. Pengertian Berita………..

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(8)

vii

3.1.1. Definisi operasional……… 3.1.2. Pengukuran variabel... 3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel...

3.2.1. Populasi... 4.2.1.2 Jenis kelamin responden ………... 4.2.1.3 Pendidikan responden ……… 4.2.1.4 Deskripsi terpaan berita “pemberitaan contek massal

SDN gadel 2” pada media cetak ……….. 4.3 Sikap setelah membaca berita contek massal SDN gadel 2 di

media cetak ………... 4.3.1. Aspek kognitif ……… 4.3.1.1 Melalui pemberitaan ini anda mengetahuipemberitaan

contek massal SDN gadel 2 Surabaya……….. 4.3.1.2. Melalui pemberitaan ini anda mengetahui peristiwa

contek massal SDN gadel 2 di karenakan kesengajaan yang dilakukan pihak sekolah ……… 4.3.1.3. Melalui pemberitaan ini anda mengetahui peristiwa

contek massal SDN Gadel 2 akibat target dan standar kelulusan UN yang di tetapkan pemerintah…………. 4.3.1.4. Melalui pemberitaan ini anda mengetahui peristiwa

contek massal SDN gadel 2 membuat tamparan keras pada dunia pendidikan surabaya yang selalu berlindung

30

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(9)

viii

dispendik surabaya untuk mengevaluasi proses pembelajaran akademik dan non

akademik………. 4.3.1.6. Rekapitulasi aspek kognitif ……… 4.3.2. Aspek afektif ……… 4.3.2.1 Apa yang anda rasakan pada pro dan kontra peristiwa

contek massal SDN Gadel 2 yang berkembang luas di masyarakat ………

4.3.2.2. Bagaimana perasaan anda tentang pemberitaan contek massal SDN Gadel 2 yang di besar besarkan media yang berakibat tercorengnya nama baik guru sebagai pendidik ………

4.3.2.3. Apakah anda merasa peran guru dalam pembentukan karakter siswa seperti kejujuran merupakan proses pembelajaran pendidikan moral ……… 4.3.2.4. Anda mengharapkan peristiwa contek massal di dunia

pendidikan tidak boleh dibiarkan karena kecurangan akan merusak moral siswa ………

4.3.2.5 Anda merasa faktor target kelulusan pada UN

merupakan salah satu yang mendorong ketidakjujuran dalam proses ujian ……….

4.3.2.6 Rekapitulasi Aspek Afektif ……… 4.3.3. Aspek Konatif ………. 4.3.3.1 Setelah mengerti dan menerima pemberitaancontek

massal SDN Gadel 2 menjadikan sebagai bahan evaluasi target kelulusan UN yang seringkali menjadi momok dunia pendidikan ………

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(10)

ix

4.3.3.2. Setelah mengerti dan menerima Pemberitaan contek massal SDN Gadel 2 anda mendukung sanksi tegas pada semua pihak yang terlibat ……… 4.3.3.3. Setelah mengerti dan menerima pemberitaan contek massal SDN Gadel 2 anda akan menjadikan berita tersebut sebagai bahan tolak ukur dalam evaluasi keberhasilaan proses pendidikan pada saat ini……… 4.3.3.4 Setelah mengerti dan menerima pemberitaan contek

massal SDN gadel 2 anda akan mendukung dispendik surabaya untuk memberikan pendidikan karakter yang didalamnya ada nilai nilai kejujuran…

4.3.3.5 Setelah mengerti dan menerima pemberitaan contek massal SDN gadel 2 apakah anda akan mendukung terbentuknya gerakan awal kejujuran dan gerakan anti contek massal di kalangan guru ……….. 4.3.3.6 Rekapitulasi Aspek Konatif ……….. 4.4.4. Rekapitulasi Hasil Komponen Sikap (Kognitif,

Afektif, dan Konatif) ... BAB V KESIMPULAAN DAN SARAN ………. 5.1 Kesimpulan ………...

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(11)

x

Lampiran 3. Berita 1 ……….. Lampiran 4. Berita 2 ……….. Lampiran 5. Berita 3 ……….. Lampiran 6. Berita 4………

105 106 107 108

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(12)

xi DAFTAR TABEL

Tabel 1 Identitas responden berdasarkan umur responden

Tabel 2. Identitas responden berdasarkan jenis kelamin responden Tabel 3. Identitas responden berdasarkan pendidikan responden Tabel 4. Deskripsi apakah anda seorang Guru

Tabel 5. Deskripsi apakah anda pernah membaca pemberitaan contek massal SDN Gadel di surat kabar jawa pos

Tabel 6. Melalui pemberitaan ini anda mengetahui pemberitaan contek massal SDN gadel 2 Surabaya

Tabel 7. Melalui pemberitaan ini anda mengetahui peristiwa contek massal SDN gadel 2 di karenakan kesengajaan yang dilakukan pihak sekolah

Tabel 8. Melalui pemberitaan ini anda mengetahui peristiwa contek massal SDN Gadel 2 akibat target dan standar kelulusan UN yang di tetapkan pemerintah

Tabel 9. Melalui pemberitaan ini anda mengetahui peristiwa contek massal SDN gadel 2 membuat tamparan keras pada dunia pendidikan surabaya yang selalu berlindung pada alasan kejujuran pada penurunan presentase siswa lulus tiap tahunnya

Tabel 10. Melalui pemberitaan ini anda mengetahui pemberitaan contek massal SDN gadel 2 menjadi sinyal keras pada dispendik surabaya untuk mengevaluasi proses pembelajaran akademik dan non akademik Tabel 11. Rekapitulasi aspek kognitif

Tabel 12. Apa yang anda rasakan pada pro dan kontra peristiwa contek massal SDN Gadel 2 yang berkembang luas di masyarakat

Tabel 13. Bagaimana perasaan anda tentang pemberitaan contek massal SDN Gadel 2 yang di besar besarkan media yang

51

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(13)

xii

Tabel 15. Anda mengharapkan peristiwa contek massal di dunia pendidikan tidak boleh dibiarkan karena kecurangan akan merusak moral siswa

Tabel 16. Anda merasa faktor target kelulusan pada UN merupakan salah satu yang mendorong ketidakjujuran dalam proses ujian

Tabel 17. Rekapitulasi Aspek afektif

Tabel 18. Setelah mengerti dan menerima pemberitaancontek massal SDN Gadel 2 menjadikan sebagai bahan evaluasi target kelulusan UN yang seringkali menjadi momok dunia pendidikan

Tabel 19. Setelah mengerti dan menerima Pemberitaan contek massal SDN Gadel 2 anda mendukung sanksi tegas pada semua pihak yang terlibat

Tabel 20. Setelah mengerti dan menerima pemberitaan contek massal SDN Gadel 2 anda akan menjadikan berita tersebut sebagai bahan tolak ukur dalam evaluasi keberhasilaan proses pendidikan pada saat ini

Tabel 21. Setelah mengerti dan menerima pemberitaan contek massal SDN gadel 2 anda akan mendukung dispendik surabaya untuk memberikan pendidikan karakter yang didalamnya ada nilai nilai kejujuran

Tabel 22. Setelah mengerti dan menerima pemberitaan contek massal SDN gadel 2 apakah anda akan mendukung terbentuknya gerakan awal kejujuran dan gerakan anti contek massal di kalangan guru

Tabel 23. Rekapitulasi Aspek konatif

68

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(14)

xiii

Tabel 24. Rekapitulasi Hasil Komponen (Kognitif, Afektif, danKonatif)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(15)

xiii

Deskr iptif Sikap Gur u SD Sur abaya Pada Pemberitaan Contek Massal SDN Gadel 2 Sur abaya di Sur at Kabar J awa pos)

Penelitian ini di dasarkan pada fenomena pemberitaan yang beredar seputar peristiwa Contek Massal SDN Gadel 2 Surabaya yang di prakarsai oleh oknum Guru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah sikap dari para guru terhadap pemberitaan Contek Massal SDN Gadel 2 di surat kabar Jawa Pos.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah guru SD di surabaya. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah simpel random sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan kuesioner sebagai suatu sumber data primer. Analsis datanya mengunakan analsis deskriptif yang hasil selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel yang disebut tabulasi.

Hasil sikap responden terhadap pemberitaan contek massal SDN Gadel 2 di surat kabar jawa pos mempunyai sikap positif, karena responden mendukung adanya pemberitaan tersebut karena dengan adanya berita tersebut akan terjadi perubahaan dalam proses pendidikan yang selama ini telah rusak dan menjadikan semua ini tolak ukur untuk membuat dunia pendidikan semakin baik.

Kunci: Sikap, Guru, pemberitaan, Contek massal, Surat kabar jawa pos

ABSTRACT

This study is based on the phenomenon of the outstanding coverage of events surrounding the SDN Gadel 2 Contek Mass in Surabaya initiated by unscrupulous teachers. The purpose of this study was to determine how the attitude of the teachers to the preaching of the Bulk Contek SDN Gadel 2 at Java Post newspaper.

The research method used was quantitative method dekriptif. The population in this study were elementary school teachers in Surabaya. The sampling technique used was simple random sampling. Data collection techniques in this study using a questionnaire as a primary data source. Data analysis using descriptive analysis of subsequent results are presented in tabular form called tabulation.

The results of the attitude of respondents to the preaching of mass contek SDN Gadel Java 2 in the post newspaper has a positive attitude, because the respondents supported the existence of the reports due by the news of the change will occur in the educational process that had been damaged and made all of these benchmarks to make the world education the better.

Keywords: Attitudes, Teachers, Coverage, ContekMassal, Jawa Post Newspaper

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belaka ng Masa lah

Pers termasuk media massa yang sangat penting dalam kehidupan. Selain memiliki informasi pendidikan dan hiburan, pers juga sebagai alat perjuangan bangsa. Dengan adanya pers, masyarakat dapat mengakses informasi sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. pers juga berfungsi sebagai alat control dalam membatasi kekuasaan, memberdayakan yang tertindas dari tindakan anarkis. (Suroso,2001 : 176 )

Pers sebagai lembaga kemasyarakatan yang bergerak dibidang pengumpulan dan penyebaran informasi mempunyai misi ikut mencerdaskan masyarakat. Selama melaksanakan tugasnya, pers terkait erat dengan tata nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Untuk itulah, pers sebagai lembaga kemasyarakatan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakatnya ( Djuroto,2002:8 ).

Meskipun peranan pers ditengah-tengah masyarakat mempunyai “otonomi”, bukan berarti ia mempunyai eksistensi yang mandiri. Intensitas pers ditengah masyarakat diperlukan oleh masyarakat itu sendiri. Karena kehidupan pers itu ada keterikatan organisatoris dengan lembaga-lembaga atau anggota masyarakat itu sendiri.

Secara fisik, kehidupan pers di Indonesia sekarang ini memang menunjukan kemajuan yang luar biasa. Peningkatan jumlah perusahaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(17)

penerbitan pers berkembang pesat, baik perusahaan penerbitan media cetak maupun media elektronik kini jumlahnya telah mencapai ribuan.

Dalam perkembangan pers mempunyai dua pengertian yakni pers dalam pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Pers dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk media massa elektronik, radio siaran dan televisi. Sedangkan pengertian sempit hanya terbatas pada media cetak, yakni surat kabar, majalah dan buletin. Masing-masing bentuk media tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menjalankan fungsinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi. Media massa cetak termasuk didalamnya surat kabar, majalah dan tabloid sekarang banyak diterbitkan dengan berbagai macam tema untuk berbagai segmen khalayak ( Effendy,1989 :145 ).

Salah satu bentuk media massa cetak yang saat ini juga mengalami perkembangan yang sangat cepat adalah surat kabar. Djafar Assegaff dalam bukunya “Jurnalistik Masa Kini” menyatakan surat kabar adalah :

Surat kabar adalah penerbitan berupa lembaran-lembaran yang berisi berita- berita karangan-karangan dan iklan yang dicetak dan terbit secara tetap dan periodic dan dijual untuk umum (Assegaff,1991:140)

Tanpa berita, surat kabar mungkin akan ditinggalkan oleh masyarakat dan berpaling ke media massa lainnya. Muatan berita di surat kabar sekitar 60-70 persen (Koesworo, Margontoro, Viko, 1994:72). Surat kabar cukup mudah didapatkan dan didokumentasikan sebagai referensi pencarian informasi, sehingga berita menjadi muatan yang sangat penting bagi media cetak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(18)

3

Surat kabar dalam memuat dan menampilkan berita-berita selain berasal dari wilayah nasional juga berasal dari wilayah lokal, hal ini disebabkan perkembangan media cetak dalam arus informasi kini telah mengalami kemajuan pesat, karena surat kabar sendiri berkeinginan mengangkat taraf kehidupan masyarakat dalam menambah wawasan informasi dalam penyajian bentuk berita yang aktual.

Kurniawan junaedhi dalam buku ensiklopedia pers indonesia menyebutkan pengertian surat kabar sebagai sebutan bagi pers yang masuk dalam media massa cetak ,lembaran lembaran berita, karangan karangan dan iklan yang diterbitkan secara berkala, bisa harian, minguan, bulanan serta di edarkan secara umum (junaedhi,1999 : 257).

Seperti di ketahui media massa tidak hanya menyediakan informasi, tetapi dengan informasi itu media bisa mempengaruhi. Media massa menjadi hal yang penting untuk menetukan suatu bangsa dalam waktu ke depan, karena media bukan sekedar institusi bisnis tempat mencari pekerjaan dan keuntungan tetapi media massa juga merupakan institusi sosial sekaligus politik yang menyentuh alam pikiran masyarakat luas yang potensial mempengaruhi apa yang terjadi pada masyarakat di masa yang akan datang, baik dalam proses politik, kehidupan sosial, atau ekonomi.

Kehadiran media massa merupakan gejala awal yang menandai kehidupan masyarakat modern sekarang ini. Hal ini dapat di lihat dari ketergantungan masyarakat pada media itu sendiri. Gejala ini mulai muncul dari setiap kemasaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(19)

media terhadap isu atau peristiwa yang akan di beritakan kepada khlayak kemudian isu yang di anggap penting oleh media otomatis akan di anggap penting pula oleh masyarakat.

Assegaff (1983 : 5) mengemukakan : “berita adalah laporan tentang suatu kejadian yang dapat menarik perhatian perhatian pembaca “ sedangkan menurut Charnley berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka. ( Romli ,2005 : 5 )

Salah satu berita yang diulas adalah peristiwa contek masal di SDN GADEL 2 TANDES pada ujian nasional sekolah dasar pada 10 – 12 mei tahun 2011.

Pemberitaan jawa pos mengenai contek massal SDN gadel 2 tandes amat sangat memprihatinkan dalam dunia pendidikan pada saat ini, pemberitaan ini melibatkan kalangan akademis yaitu guru yang merupakan sosok panutan bagi masyarakat bukan saja bagi murid muridnya namun juga bagi rekan seprofesi lingkungan maupun bagi bangsa ini. Seorang guru adalah suri tauladan yang baik yang merupakan pengambaran kehidupan sosial kemasyarakatan, guru di tuntut mengaktualisasikan segala bentuk perilaku dan perbuataan dalam kehidupan sehari hari. Guru hendaknya memiliki motivasi dan dorongan moral serta kesadaraan akan pentingnya makna kejujuran dan peranannya dalam peradaban dunia disamping itu guru harus mampu memiliki etos kerja serta dedikasi yang tinggi sehingga bisa di contoh dan di teladani.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(20)

5

Selain menjadi seorang pengajar seorang guru juga berperan sebagai pendidik dan motivator bagi siswa siswinya. Sebagai seorang pengajar, guru di tuntut bekerja cerdas dan kreatif dalam mentransformasikan ilmu dan materi kepada siswa dan berupaya sebaik mungkin dalam menjelaskan suatu materi sehingga materi tersebut bisa di aplikasikan dalam keseharian siswa itu sendiri. Tugas sebagai pendidik adalah tugas yang berat bagi seorang guru. Guru di tuntut mampu menanamkan nilai nilai moral, kedisplinan, sopan santun dan ketertiban kepada anak didiknya sesuai dengan peraturan yang berlaku di sistem pendidikan nasional tahun 2003 .

Namun dari pemberitaan di jawa pos timbul berita yang beredar pada masyarakat luas tentang ketidakjujuran oknum guru yang dirasa sangat menyimpang dari moral dan kodrat seorang guru. Hal tersebut tidak seharusnya terjadi karena di sekolah seharusnya nilai nilai budi pekerti itu ditanamkan. Pemberitaan tentang contek massal yang melibatkan oknum guru dan pihak sekolah menghalalkan segala cara untuk memperoleh nilai dan tingkat kelulusan tinggi menjadi kenyataan yang berkembang di kalangan masyarakat luas terutama masyarakat di dunia pendidikan, hal ini timbul akibat adanya pro dan kontra masyarakat pendidikan di indonesia tentang ujian nasional yang menjadi momok bagi sebagian besar pihak sekolah dan pendidik. Faktor tingkat pendidikan yang berbeda beda sampai faktor fasilitas sarana dan prasarana di sekolah menjadi kendala yang membuat pihak sekolah menghalalkan segala cara untuk mencari nilai tinggi dalam pencapaian target kelulusan pada ujian nasional dan peningkataan akreditasi sekolah melalui presentase nilai dan kelulusan siswa siswi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(21)

pada ujian nasional. Realita seperti itu seakan akan menjadi masalah klasik bagi dunia pendidikan. Sudah seharusnya pemerintah harus serius dalam menangani permasalahan ini karena pendidikan sangat berpengaruh bagi moral para penerus bangsa ini.

Dalam sistem pendidikan nasional tahun 2003 tentang ‘pendidik dan tenaga kependidikan’ dengan tegas menyatakan bahwa guru diharapkan menjalankan kewajibannya untuk : a) menciptakaan suasana pendidikan yang amat menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis : b) mempunyai komitmen secara profesional dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan : c) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukannya sesuai kepercayaan yang di berikan kepadanya. Dan dalam salah satu rumusan kode etik guru yang di rumuskan PGRI pada kongres ke 13 pada tahun 1997 pun menjelaskan bahwa guru secara perorangan atau bersama sama secara kontinu harus berusaha menciptakan, memelihara serta mengembangkan suasana sekolah yang empatis serta bernuansa kejujuran sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisin bagi siswa. Namun sepertinya kebijakan kebijakan ini tidak lagi berlaku keberadaaanya mengingat banyaknya kasus contek massal di indonesia yang salah satu nya terjadi di SDN Gadel 2 yang menjadi fokus perhatian masyarakat luas tentang ketidakberesan sistem pada dunia pendidikan.

Dari pemberitaan contek massal di SDN gadel 2 yang mencuat di kalangan masyarakat luas terutama di dunia pendidikan. Membuat sebagian yang berkecimpung di dunia pendidikan menjadi seolah olah tersentak akan berita ini

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(22)

7

padahal informasi tentang contek massal banyak di temui dunia pendidikan di indonesia.

Bagi sebagian pihak menilai pelaksanaan UN masih menjadi polemik tentang cara penyelengaraan UN dan target kelulusan yang di bebankan pemerintah, gugatan-gugatan oleh masyarakat pada Ketua Badan Standart Pendidikan (BSNP) yang di anggap lalai memenuhi kebutuhan HAM di bidang pendidikan di indonesia. Peradilan pun berlanjut hingga MA mengeluarkan surat keputusan dengan nomor register 2586 K/PDT/2008 tertanggal 14 september 2009 yang melarang ujian nasional yang di selengarakan Depdiknas.

Rencana penghapusan ujian nasional (UN) menjadi perhatian kalangan guru. Bagi mereka pelaksanaan UN yang selama ini dilaksanakan negara itu berdampak luas pada mental siswa dan guru dalam mempersiapkan kelulusan siswa. Bagi guru bertangung jawab pada kelulusan siswanya dengan memberikan porsi latihan yang cukup sedangkan bagi para siswa merupakan pertaruhan untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi.

Sebagian siswa dan sekolah mulai senang dengan rencana di tiadakannya UN berdasarkan keputusan mahkhamah agung, karena bagi siswa dan guru. UN adalah salah satu pangkal stres. Karena jalur pendidikan yang di tempuh dalam beberapa tahun hanya bisa di nilai pada ujian yang berlangsung hanya beberapa hari saja.

Namun Badan Penelitian dan Pengembangan (balitbang) depdiknas bersama Badan Standart Nasional Pendidikan (BSNP) berkeras tetap mengelar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(23)

UN, mereka terus mematangkan UN meski putusan MA seputar kasasi penolakan ujian itu masih menimbulkan perdebataan di kalangan akademik pendidikan.

Seiringan polemik tentang Ujian Nasional mulai timbul perbedaan sikap pada setiap masing masing pendidik dan kalangan akademis mengenai ujian nasional, hal ini berhubungan dengan ketidak tegasan peraturan peraturan pemerintah yang saling bertolak belakang beberapa contoh yaitu UUD pasal 1 ayat 17 yang menyebutkan Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pasal 1 ayat 21 Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggung-jawaban penyelenggaraan pendidikan. Dan peraturan yang kontra dengan UN yaitu Dalam pasal 68 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan : Hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk : (a) Pemetaan mutu program atau satuan pendidikan; tetapi dalam butir (c) disebutkan : penentuan kelulusan peserta didik dari program / satuan pendidikan. Kecuali itu, dalam PP No. 19/2005 tidak disebutkan secara tegas siapa yang menentukan kelulusan peserta didik. Pasal 72 menyebutkan, (1) Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah : a. Menyelesaikan seluruh program pengajaran; b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir seluruh mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.; c. Lulus

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(24)

9

ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, dan d. Lulus Ujian Nasional .

Hal hal seperti itu yang membuat perbedaan sikap pada setiap masing masing diri pendidik dalam memahami ujian nasional yang sampai sekarang masih belum mendapatkan titik temu jawaban permasalahan. Ini menjadikan setiap pendidik di kalangan akademis memilih jalan yang berbeda beda dalam mensikapi perbedaan sikap seperti yang terjadi di kota surabaya yaitu di temukan kasus skandal contek massal SDN gadel 2 melibatkan oknum guru dan kepala sekolah yang menyuruh murid kelas 6 untuk menghadapi Ujian Nasional dan melibatkan ‘aam’ sebagai murid yang di eksploitasi memberikan jawaban kepada teman temannya di SDN gadel 2, kemudian di ketahui oleh ibu siami selaku orang tua aam melalui anaknya dan teman sekelas yang di berikan contekan oleh aam sewaktu Ujian Nasional berlangsung, ibu siami melaporkan kepada dispendik surabaya yang langsung di tindak lanjuti saat itu juga yang pada akhirnya berkembang di masyarakat luas.

Seorang pengamat pendidikan dari ITS Daniel M Rosyied “ amat sangat menyesalkan kejadian ini dan memberikan statement “ini kecurangan terburuk yang pernah saya dengar “

Dengan pemberitaan ini timbul pro dan kontra dari masyarakat ,bahkan dari kalangan guru sendiri, di satu sisi dengan adanya pemberitaan tersebut dapat mengetahui informasi yang ada seputar tingkat kejujuran di sekolah , namun di sisi lain hal tersebut dapat mencoreng nama baik guru sebagai pendidik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(25)

berdasarkan hal tersebutlah yang melatarbelakangi peneliti untuk mengangkat permasalahaan mengenai sikap guru di surabaya terhadap pemberitaan tentang skandal contek massal di SDN GADEL 2 di surat kabar jawa pos.

Berdasarkan konteks di atas, peneliti menempatkan media massa khususnya media cetak sebagai saluran informasi berita mempunyai peran penting. Surat kabar sabagai bagian dari media massa dapat menjadi instrumen untuk mempengaruhi kesadaran masyarakat. Sesuatu yang sebenarnya tidak berarti dapat menjadi berarti melalui penciptaan data-data yang disajikan media cetak, sekalipun data tersebut hanya merupakan rekaan imajiner dari sang penulis berita atau sumber berita. Hal seperti ini sering terjadi di tengah-tengah masyarakat yang masih kuat dihadapi budaya isu dan intrik, dimana berita dianggap sebagai kenyataan dan kebenaran. Pada intinya berita yang ada dalam sebuah surat kabar bisa mengarahkan kesadaran masyarakat. ( Winarko,2001:1 ) yang dimaksud masyarakat di sini adalah bagaimana respon guru di surabaya setelah membaca berita mengenai berita contek massal di SDN gadel 2.

Sedangkan alasan peneliti menggunakan pemberitaan media cetak (Jawa Pos), karena merupakan salah satu media yang memuat berita contek massal secara berturut turut dan merupakan media yang memliki pelanggan sebesar 70 % atau sekitar 90.000 lebih pelangan dari koran yang beredar dan memiliki tingkat kepercayaan di mata masyarakat surabaya.

Responden dalam penelitian ini adalah guru yang berada di wilayah surabaya. Peneliti memilih responden guru di wilayah surabaya karena objek yang akan di teliti mempunyai kesamaan tempat geografis yaitu wilayah surabaya dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(26)

11

mengingat surabaya merupakan ibu kota jawa timur, hal tersebut di dukung dengan banyaknya jumlah sekolah baik sekolah dasar ( SD ), sekolah menengah pertama ( SMP ), sekolah menengah atas ( SMA ) ataupun (SMK) sekolah menengah kejuruan.

1.2. Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

” Bagaimanakah sikap guru SD surabaya pada pemberitaan contek massal SDN gadel 2 di surat kabar jawa pos

1.3. Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sikap guru terhadap pemberitaan contek masal SDN Gadel 2 pada surat kabar Jawa Pos pasca pemberitaan di surat kabar jawa pos.

1.3.2. Kegunaan Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian sikap guru terhadap contek massal di SDN gadel 2 pada pemberitaan media cetak, diharapkan dapat :

1. Secara teoritis

Bagi kepentingan ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui efek apa yang dihasilkan dari guru yang berada pada wilayah surabaya tentang peristiwa contek massal di SDN gadel 2 dan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(27)

pengembangan ilmu komunikasi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai masukan atau tambahan referensi penelitian komunikasi selanjutnya.

2. Secara praktis

Dapat digunakan sebagai acuan atau bahan masukan bagian surat kabar dalam rangka penyebaran informasi khususnya yang berkaitan dengan sikap pembaca terhadap kegiataan pendidikan yang di dasarkan kejujuran.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(28)

13

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Sikap

Sikap adalah suatu kecenderungan untuk memberikan reaksi yang

menyenangkan atau normal terhadap suatu objek atau sebuah kumpulan objek. Sikap

relatif menetap, berbagai study menunjukan bahwa sikap kelompok cenderung

dipertahankan dan jarang mengalami perubahan. ( Rahmat,2001:33 )

Dapat dipahami bahwa setiap manusia dilingkupi dengan masalah-masalah

yang mengharuskan untuk memiliki sikap. Sikap dikatakan sebagai respon yang akan

timbul dari reaksi individu. Respon yang terjadi sangat evaluatif, berarti bentuk

respon yang dinyatakan sebagai sikap itu didasari oleh proses evaluasi dalam diri

individu yang memberi kesimpulan nilai terhadap stimulus dalam bentuk baik,

buruk, positif dan negative, menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka atau tidak

suka, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap.

( Rahmat,2001:40 ).

Sikap terbentuk dengan adanya pengalaman dan melalui proses belajar.

Dengan adanya pendapat seperti ini maka mempunyai dampak terpaan, yaitu bahwa

berdasarkan pendapat tersebut bisa disusun berbagai upaya ( pendidikan, komunikasi,

dan lain sebagainya ) untuk mengubah sikap seseorang. ( Rahmat,2001:42 )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(29)

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai efek,

dimana efek tersebut ada 3 yaitu :

1. Efek kognitif

Yaitu sikap yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi,

keyakinan dan pendapat yang dimiliki seseorang tentang objek

sikapnya. Komponen ini berkaitan dengan proses berpikir yang

menekankan pada rasionalistis dan logika. Adanya keyakinan dan

evaluatif yang dimiliki seseorang diwujudkan dalam kesan baik atau

tidak baik terhadap lingkungannya.

2. Efek afektif

Sikap emosional atau perasaan seseorang yang berhubungan dengan

rasa senang atau tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang

berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan dan sistem nilai yang

dimiliki.

3. Efek konatif

Sikap yang merupakan kecenderungn seseorang bertindak terhadap

lingkungan dengan ramah, sopan, bermusuhan, menentang,

melaksanakan dengan baik dan lain sebagainya.

( Djalaludin Rahmat,2003 : 119 )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(30)

15

2.1.2. Gur u sebagai khalayak Pembaca

Dinamika masyarakat dalam memperoleh informasi-informasi atau berita di

media massa jelas menentukan seberapa jauh media massa tersebut dalam hal ini

adalah media massa cetak ( surat kabar ) itu mempunyai dampak yang menyentuh di

kehidupan masyarakat. Dampak tersebut meliputi aspek kepribadian khalayak secara

emosional, intelektual maupun sosial, setiap proses komunikasi selalu ditujukan

kepada pihak tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator.

Pengertian guru itu sendiri adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (pasal 1 ayat 1 UU

guru dan dosen ).

Definisi lain dari guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak

usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah. Guru guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi normal.

Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru

dapat juga di anggap seorang guru. (http://id.wikipedia .org/wiki/guru).

Guru sebagai khalayak media cetak juga mempunyai sifat aktif dan selektif.

Aktif yaitu seperti apabila mereka menjumpai seseuatu yang menarik dari sebuah

surat kabar. Mereka berfikir aktif, aktif melakukan interprestasi.

Guru di sini adalah masyarakat yang menjadi pembaca dari media massa

cetak ( surat kabar ) yang bersangkutan di mana pembaca tersebut heterogen, anonim,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(31)

dan banyak sekali jumlahnya, serta berasal dari semua lapisan sosial dalam sosiologi

komunikasi massa. ( Sutaryo, 2005:114 )

Guru di sini merupakan khalayak sasaran ( target audience ). Khalayak

pembaca sasaran dalam penelitian ini dilakukan pada responden yang mempunyai

profesi sebagai guru pengajar di sekolah. Yang mempunyai tanggung jawab atas anak

didiknya. dengan alasan guru adalah seorang pendidik, pengajar dan bahkan menjadi

seorang wali murid bagi muridnya. Hingga terbentuk sebuah title yang di alamatkan

untuk seorang guru yaitu pahlawan tanpa tanda jasa.

2.1.3 Sur at kabar sebagai media komunikasi

Banyak pengertiaan yang memberikan penjelasaan tentang komunikasi

masssa secara umum. Komunikasi massa di artikan sebagai komunikasi yang

mengunakan media massa baik cetak maupun media elektronik, yang di kelola oleh

suatu lembaga yang di tunjukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak

tempat yang bersifat anomin dan heterogen.

Komunikasi massa merupakan proses komunikasi melalui media massa

dengan kata lain komunikasi dapat di artikan sebagai suatu proses di mana

komunikator secara profesional mengunakan media massa dalam menyebarkan

pesannya untuk mempengaruhi khlayak banyak. Komunikasi massa menyiarkan

informasi, gagasan dan sikap kepada komunikaan yang beragam pada jumlah banyak

dengan mengunakan media (effendi,2009:79)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(32)

17

Menurut pendapat Tan Wright(dalam liliweri ,1991) komunikasi massa

merupakan bentuk komunikasi yang mengunakan saluran (media) dalam

menghubungkan komunikator dengan komunikan secara massal, berjumlah banyak

,bertempat tinggal yang jauh, sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu.

Media massa merupakan sarana penyampaian isi pesan atau informasi, yang

bersifat umum kepada sejumlah orang yang relatif besar, tersebar heterogen, anonim

dan mempunyai perhatian pada isi pesan yang sama, serta tidak mampu memberikan

arus balik secara langsung pada saat itu juga. Media massa di terbitkan secara

periodik , isi pesanharus bersifat umum, menyangkut permasalahan, mengutamakan

aktualitas dan harus dapat di sajikan secara berkesinambungan (wahyudi,1991:90)

Media komunikasi massa bersifat tidak langsung oleh karena itu

perencanaan, pengolahaan dan penyampaian pesan baik bersifat informasi ,edukasi,

persuasi dan hiburan kepada khlayak di buat sedemikian rupa sehingga mencapai

sasaran yang di kehendaki. Komunikasi massa bersifat satu arah, begitu pesan di

sebarkan komunikator, tidak diketahui apakah pesan itu diterima,dimengerti atau di

lakukan oleh komunikan. Bila dikaitkan dengan fungsi komunikasi massa maka surat

kabar merupakaan salah satu media massa yang mampu menyampaikan pesan secara

akurat kepada pembacanya. Surat kabar berfungsi menyampaikan informasi,mendidik

,menghibur dan mempengaruhi pembaca .

Menurut Dennis McQuail (1991:9-10) surat kabar merupakaan sebuah media

massa cetak yang bisa bersifat individualisme, orientasi pada kenyataan, kegunaan,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(33)

sekuritas dan kecocokannya dengan tuntutan kelas sosial baru yaitu para usahawan

kota dan orang profsional. Sedangkan menurut Majadikara (2004:11) pengertian surat

kabar adalah suatu kumpulan media informasi yang di buat (diproduksi) dan di

sampaikan kepada khalyak sasaran (pembaca) melalui tulisan (cetakan) dan

seringkali disertai gambar sehingga dilihat dan di baca.

2.1.4 Pengertian Berita

Dean M.Lyle Spencer dalm bukunya yang berjudul News Writings, yang

kemudian dikutip oleh George Fox Mott ( News survey Journalism ), menyatakan

bahwa :

” Berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca”

Sedangkan menurut Mitcel V.Charnley, menyebutkan :

” Berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas”

Cakupan tersebut dapat dicatat bahwa kata-kata seperti fakta, akurat, ide,

tepat waktu, menarik, penting, opini dan sejumlah pembaca merupakan hal-hal yang

perlu mendapatkan perhatian. Dengan demikian disimpulkan bahwa berita adalah

suatu fakta, ide atau opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi

sejumlah besar pembaca, pendengar, penonton. ( iskandar Muda, 2003:22 )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(34)

19

Dalam upaya menarik perhatian pembaca perlu diperhatikan unsur-unsur penting

dalam berita antara lain :

1. Faktual

Isi berita harus merupakan sesuatu yang berdasarkan fakta, bukan fakta yang

dibuat-buat. Suatu berita harus sesuai dengan fakta yang sebenarnya, jujur,

tanpa prasangka, dan tidak didramatisir.

2. Objektif

Apa yang dilihat dan didengar itulah yang ditulis seorang wartawan menjadi

sebuah tulisan yang berisi pemaparan dan penguraian peristiwa atau pendapat.

Suatu berita yang objektif tidak dicampuri dengan sifat subjektifitas atau opini

pribadi dari peliput beritanya.

3. Nilai Berita

Suatu berita akan dianggap penting jika menyangkut kepentingan orang

banyak. Berita yang bernilai harus terdapat keterikatan dengan kepentingan

umum. Sebuah berita dianggap bernilai jika berita itu merupakan kejadian

atau peristiwa yang akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat secara luas,

atau dinilai perlu diketahui dan diinformasikan kepada khalayak seperti

kebijakan baru pemerintah, kenaikan harga, dan sebagainya.

4. Aktual

Jarak antara terjadinya peristiwa ataupun suatu pendapat saat diucapkan

dengan diturunkannya berita itu hendaknya secepatnya, sebab jika terlewati

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(35)

beberapa hari saja terutama berisi peristiwa, maka nilai aktualitasnya sudah

basi.

5. Menarik

Berita yang disajikan harus berisi peristiwa atau pendapat yang memang

menarik perhatian sebagian besar pembaca. Biasanya cerita yang menarik

adalah tentang sesuatu yang aneh, yang luar biasa, atau tentang sesuatu yang

belum pernah terjadi. Suatu berita dikatakan menarik apabila informasi yang

disajikan membangkitkan kekaguman, rasa lucu, atau humor, dan informatif

mengenai pilihan hidup.

Sebuah berita menjadi menarik untuk dibaca, didengar, atau ditonton. Jika

berita tersebut memiliki nilai atau bobot yang berbeda antara satu dan yang lainnya.

Nilai berita tersebut sangat tergantung pada pertimbangan seperti berikut :

a. Timeliness

Timeliness berarti waktu yang tepat, artinya memiliki berita yang akan

disajikan harus sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh masyarakat

pemirsa atau pembaca.

b. Proximity

Proximity artinya kedekatan. Kedekatan di sini maknanya sangat bervariasi

yakni dapat berarti dekat dilihat dari segi lokasi, pertalian, ras, profesi,

kepercayaan, kebudayaan maupun kepentingan terkait lainnya.

c. Prominence

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(36)

21

Prominence artinya adalah orang yang terkemuka. Semakin seseorang itu

terkenal maka akan semakin menjadi bahan yang menarik pula.

d. Consequence

Consequence artinya konsekuensi atau akibat. Pengertiannya yaitu, segala

tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan dan lain-lain yang dapat

berakibat merugikan atau menyenangkan orang banyak merupakan bahan

berita yang menarik.

e. Conflict

Conflict ( konflik ) memiliki nilai berita yang sangat tinggi karena konflik

adalah bagian dalam kehidupan. Di sisi lain berita adalah sangat berhubungan

dengan peristiwa kehidupan.

f. Development

Development ( pembangunan ) merupakan materi berita yang cukup menarik

apabila reporter yang bersangkutan mampu mengulasnya dengan baik.

g. Disaster and crimes

Disaster ( bencana ) dan crimes ( kriminal ) adalah 2 peristiwa berita yang

pasti akan mendapatkan tempat bagi para pemirsa dan penonton.

h. Weather

Weather ( cuaca ) di Indonesia atau di negara-negara yang berada di

sepanjang garis khatulistiwa memang tidak banyak terganggu.

i. Sport

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(37)

Berita olah raga sudah lama daya tariknya

j. Human Interest

Kisah-kisah yang dapat membangkitkan emosi manusia seperti lucu, sedih,

dramatis, aneh dan ironis merupakan peristiwa dari segi human interest.

( Muda, 2003 : 29-39 )

2.1.5 Sur at Kabar Sebagai Kontrol Sosial

Menegakkan nilai-nilai demokrasi, memperjuangkan keadilan dan kebenaran

serta hak-hak asasi manusia merupakan contoh idealisme yang harus senantiasa

diperjuangkan oleh pers. Idealisme yang melekat pada pers harus dijabarkan dalam

pelaksanaan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol

sosial yang konstuktif dengan menyalurkan segala aspirasi masyarakat. ( Sumardiria,

2005:46 ).

Sementara ( Sumandiria, 2005:32-35 ) dalam Jurnalistik Indonesia

menunjukan 5 fungsi pers yaitu :

1. Fungsi Informasi, sebagai sarana untuk menyampaikan informasi

secepat-cepatnya kepada masyarakat yang seluas-luasnya yang aktual, akurat, faktual

dan bermanfaat.

2. Fungsi Edukasi, makhsudnya di sini informasi yang disebarluaskan pers

hendaknya dalam kerangka mendidik. Dalam istilah sekarang pers harus mau

dan mampu memerankan dirinya sebagai guru pers.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(38)

23

3. Fungsi Hiburan, pers harus mampu memerankan dirinya sebagai wahana

hiburan yang menyenangkan sekaligus menyehatkan bagi semua lapisan

masyarakat.

4. Fungsi Kontrol sosial atau koreksi, pers mengemban fungsi sebagai pengawas

pemerintah dan masyarakat. Pers akan senantiasa menyalak ketika melihat

penyimpangan dan ketidakadilan dalam suatu masyarakat atau negara.

5. Fungsi Mediasi, dengan fungsi mediasi pers mampu menjadi fasilitator atau

mediator menghubungkan tempat yang satu dengan yang lain. Peristiwa yang

satu dengan peristiwa lain, atau orang yang satu dengan yang lain.

Kontrol sosial menurut J.S Roucek dalam pengendalian sosial ( 1987 : 2 ),

adalah sekelompok proses yang direncanakan atau tidak yang mana individu

diajarkan atau dipaksa untuk menerima cara-cara dan nilai kehidupan kelompok.

Dari definisi ini menonjol sifat kolektif dan usaha kelompok untuk

mempengaruhi individu agar tidak menyimpang dari apa yang oleh kelompok dinilai

sangat baik. Dalam hubungan ini individu bahkan dapat dipaksa untuk perlu

bertindak bertentangan dengan keinginannya untuk mengikuti nilai-nilai yang benar

menurut kepentingan bersama.

Sedangkan pengertian lain dari kontrol sosial ( Susanto, 2000:115 ) adalah

tekanan mental setiap individu dalam bersikap dan bertindak sesuai dengan penilaian

kelompok. Dalam hal ini sebenarnya kontrol sosial bertujuan :

1. Menyadarkan individu tentang apa yang sedang dilakukannya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(39)

2. Mengadakan himbauan kepada individu untuk mengubah sikap diri

3. Perubahan sikap yang kemudian diusahakan untuk menjadi norma baru

( Susanto, 2000:1)

2.1.6 Teori S-O-R

Pada awalnya teori ini berasal dari psikologi kemudian menjadi teori

komunikasi. Karena obyek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama,

yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen sikap, opini, kognitif, afektif, dan

konatif.

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organisme-Response.

Stimulus sendiri berarti pesan di antara dua unsur komunikasi yaitu komunikator dan

komunikan. Komunikator memberikan pesan berupa tanda, lambang dan gambar

kepada komunikan. Organisme berarti diri komunikan sebagai penerima pesan atau

informasi dari komunikator. Setelah komunikan memberikan tanda, lambang maupun

gambar, kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan dan memahami

pesan yang disampaikan. Selanjutnya response diartikan efek sebagai akhir dalam

proses komunikasi yang menimbulkan perubahan kognitif, afektif dan konatif pada

diri komunikan.

Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap

stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan

kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu teori menjelaskan tentang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(40)

25

pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari ilmu komunikasi

( McQuail, 1994:234 ). Akibat atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi

tertentu dari rangsangan tertentu. Artinya stimulus dan dalam bentuk apa pengaruh

atau stimulus tersebut tergantung dari isi pesan yang ditampilkan.

Unsur-unsur dalam model ini adalah :

1. Pesan ( stimulus ) merupakan pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa

tanda dan lambang.

2. Komunikan ( Organisme ) merupakan keadaan komunikan di saat menerima

pesan. Pesan yang disampaikan kepada komunikan oleh komunikator diterima

sebagai informasi dan komunikan akan memperhatikan informasi yang

disampaikan oleh komunikator. Perhatian di sini diartikan bahwa komunikan

akan memperhatikan setiap pesan yang disampaikan melalui tanda dan

lambang. Selanjutnya, komunikan mencoba untuk mengartikan dan

memahami setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator.

3. Efek (Response) merupakan dampak dari komunikasi. Efek dari komunikasi

adalah perubahan sikap yaitu sikap kognitif, afektif dan konatif. Efek kognitif

merupakan efek yang ditimbulkan setelah adanya komunikasi. Efek kognitif

berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan pengetahuan bagi komunikan.

( Effendi, 2003:255 )

Jika unsur stimulus berupa pesan, unsur organisme berupa perhatian,

pengertian dan penerimaan komunikan dan unsur respon berupa efek maka sangat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(41)

tepat jika peneliti menggunakan teori S-O-R untuk dipakai sebagai pijakan teori

dalam penelitian. Teori S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1 : Model Teori S-O-R ( Effendy, 2003 : 255 )

Menurut gambar ini model di atas menunjukan bahwa stimulus atau pesan

yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan berupa ” Pemberitaan

Contek Massal di SDN gadel 2 ” pemberitaan Media Cetak Mungkin diterima atau

mungkin saja terjadi penolakan. Dalam tahapan berikutnya bila komunikan menerima

stimulus atau pesan yang disampaikan, maka akan memperhatikan. Proses

selanjutnya komunikan mengolahnya dan menerimanya, Dan proses terakhir adalah

kesediaan diri komunikan untuk mengubah sikap yang menandakan keberhasilan

dalam proses komunikasi. ( Effendy, 2003:256 ), organism dalam penelitian ini

adalah guru yang merupakan pelaksana dari UN dan mempunyai tanggng jawab besar Stimulus

Organisme

a. Perhatian

b. Pengertian

c. Penerimaan

Response

( Perubahan Sikap )

a. Kognitif

b. Afektif

c. Konatif

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(42)

27

terhadap kelulusan para siswanya, tentunya dalam sebuah ujian semua guru berharap

siswa mereka lulus dan mendapatkan nilai yang memuaskan.

2.2 Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini yang di teliti adalah sikap guru di surabaya tentang

pemberitaan contek massal di SDN gadel 2 melalui pemberitaan di surat kabar jawa

pos.

Guru menerima terpaan mengenai pemberitaan contek massal pada ujian

nasional . Sebenarnya polemic ini bermula dari gugataan terhadap penyelengaraan

UN. Yang berlanjut MA mengeluarkan surat keputusan dengan no register

2596K/PDT/2008 tertanggal 14 september 2009 yang melarang ujian nasional yang

di selengarakan Depdiknas. Majelis menilai pemerintah lalai dalam meningkatkan

kualitas guru , sarana, dan prasarana pendidikan serta informasi, khususnya di daerah

pedesaan. Selain itu ujian nasional juga di nilai membuka peluang untuk berbuat

kecurangaan baik yang dilakukan murid atau guru seperti contek massal di SDN

Gadel 2 yang melibatkan oknum guru, kepala sekolah dan murid yang bersangkutan

agar mendapatkan nilai baik sebagai persyarat untuk presentase nilai kelulusan siswa

Sebagai salah satu media cetak yang cukup dikenal di masyarakat surat kabar

jawa pos juga merupakan media yang mengangkat tentang skandal contek massal di

SDN gadel 2 sebagai bahan masukan untuk memperlihatkan fenomena pendidikan

nasional pada saat ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(43)

Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti sikap guru di surabaya terhadap

pemberitaan di jawa pos tentang contek massal di SDN gadel 2 dengan mengunakan

teori S-O-R .Teori S-O-R singkataan dari stimulus – organism - response, stimulus

sendiri berarti pesan di antara dua unsur komunikasi yaitu komunikator dan

komunikan, komunikator memberikan pesan berupa tanda,lambang dan gambar

kepada komunikan, organism berarti diri sebagai penerima pesan atau informasi dari

komunikator, setelah komunikaan memperhatikan dan memahami pesan yang di

sampaikan, kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan dan

memahami pesan yang di sampaikan . Selanjutnya respon diartikan efek sebagai akhir

dari proses komunikasi . Keberhasilan dalam proses komunikasi adalah menimbulkan

perubahaan konatif, afektif, kognitif pada diri komunikaan (Rahmat,2005:219).

Dalam penelitian ini stimulus yang ada berupa pemberitaan tentang skandal contek

massal di SDN gadel 2 terhadap siswa di sekolah yang di muat dalam surat kabar

jawa pos. Organism di sini adalah guru sebagai penerima pesan atau informasi dari

berita yang di sampaikan oleh jawa pos. Pesan yang di sampaikan berupa berita

tentang contek massal pada SDN gadel 2 akan di respon dengan diperhatikan dan di

pahami oleh komunikan yaitu guru di surabaya. Efek komunikasi yang berupa

perubahan konatif, afektif dan kognitif pada diri komunikan di artikan sebagai respon

Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus

khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian

antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu teori menjelaskan tentang pengaruh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(44)

29

yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari ilmu komunikasi ( McQuail,

1994:234 ). Akibat atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari

rangsangan tertentu Artinya stimulus dan dalam bentuk apa pengaruh atau stimulus

tersebut tergantung dari isi pesan yang ditampilkan.

Gambar 2 : Bagan kerangka berpikir Sikap Guru terhadap contek massal di SDN

gadel 2 di pemberitaan jawa post Stimulus:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(45)

30

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1 Definisi operasional

Definsi opersional adalah suatu pembahasaan atau perincian prosedur yang

memungkinkan penegasaan ada atau tidaknya relitas tertentu sebagimana di

gambarkan menurut konsepnya. penelitian ini hanya di fokuskan pada bagaimana

sikap guru terhadap adanya pemberitaan tentang contek massal di SDN gadel 2 di

surat kabar jawa pos. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan

mengunakaan metode analisis kuantitatif yang bertujuan untuk mengambarkan

,meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau variabel yang timbul di

masyarakat yang menjadi objek penelitian, kemudian menarik kepermukaan sebagai

suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variabel tertentu

(Bungin,2001:48).

Sikap guru terhadap pemberitaan tentang contek massal di SDN gadel 2 di

surat kabar jawa pos di lihat dari dari seluruh aspek meliputi kognitif, afektif dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(46)

31

konatif sehingga pada akhirnya penelitian ini di dapatkan hasil akhir berupa

penelitian dari keseluruhan aspek apakah itu positif ,netral atau negatif.

adapun sikap guru di surabaya di bedakan dalam tiga hal yaitu komponen kognitif

,komponen afektif dan komponen konatif.

1. komponen kognitif berkaitan dengan keyakinan atau kepercayaan para guru

mengenai pemberitaan tentang contek massal di SDN gadel 2 setelah

membaca berita tentang kasus tersebut di harian jawa pos. Pengetahuan

seorang di dasarkan pada tingkat pendidikan jika tingkat pendidikan

seseorang tinggi maka seorang akan dengan mudah untuk memahami suatu

informasi. Pengetahuan ini kemudian memberikan keyakinan tertentu dalam

diri individu terhadap objek sikap. Pengetahuan disini berupa bagaimana

pengetahuan para guru tentang pemberitaan contek massal di SDN gadel 2 di

koran jawa post dan bagaimana juga isi dari pemberitaan tersebut.

a. dalam pemberitaan ini guru mengetahui adanya peristiwa contek massal di

SDN gadel 2 Surabaya.

b. dalam pemberitaan ini guru mengetahui bahwa contek massal di

karenakan kesengajaan yang dilakukan oleh pihak sekolah

c. terjadinya contek massal akibat target dan standart kelulusan UN yang

ditetapkan oleh pemerintah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(47)

d. dalam pemberitaan ini membuat tamparan keras dunia pendidikan di

surabaya yang selalu berlindung pada alasaan kejujuran dalam penurunan

presentase siswa lulus tiap tahunnya.

e. Dalam pemberitaan ini menjadi sinyal keras bagi dispendik surabaya

untuk mengevaluasi proses pembelajaraan non akademik dan akademik.

2. komponen afektif di bentuk oleh aspek perasaan terhadap objek. Komponen

ini berkaitan dengan aspek emosional dari guru di surabaya terhadap

pemberitaan contek massal di SDN gadel 2. Seperti perasaaan suka atau

tidak suka dengan adanya pemberitaan seputar kasus contek massal di SDN

gadel 2 yang di lakukan oleh oknum guru di sekolah tersebut .

a. pro dan kontra dalam pemberitaan contek massal SDN gadel 2 yang

berkembang luas di masyarakat.

b. dalam pemberitaan contek massal yang di besar besarkan oleh media

dapat mencoreng nama baik guru.

c. peran guru dalam pembentukan karakter siswa seperti kejujuran

merupakan proses pembelajaran pendidikan moral siswa.

d. dalam pemberitaan contek massal di dunia pendidikan tidak boleh di

biarkan karena kecurangan akan merusak moral siswa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(48)

33

e. Dalam pemberitaan ini faktor target kelulusan pada UN merupakaan

salah satu yang mendorong ketidakjujuran dalam ujian nasional.

3. komponen konatif berkaitan dengan kecendrungan guru memberikan respon

terhadap pemberitaan tentang contek massal di SDN gadel 2. Pada aspek ini

seseorang berperilaku sesuai keinginannya sendiri. Jika hal tersebut

menurutnya berdampak baik maka mereka akan melakukan atau bertindak

untuk mendukung hal tersebut namun, bila hal tersebut menurutnya tidak baik

maka kecendrungan akan mengkritik pemberitaan yang ada seputar kasus

contek massal di SDN gadel 2.

a. Dalam pemberitaan ini sebagai bahan evaluasi target kelulusan UN yg

seringkali menjadi momok di dunia pendidikan.

b. Dalam pemberitaan contek massal menjadikan tolak ukur untuk

mengukur keberhasilaan proses pendidikan di surabaya.

c. adanya sangsi tegas terhadap semua pihak yang ikut dalam proses

kejadian contek massal SDN gadel 2.

d. Pemberitaan ini membuat dispendik surabaya akan memberikan

pendidikan karakter yang di dalam nya ada nilai nilai kejujuran.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(49)

e. Dalam pemberitaan ini terbentuk gerakan awal kejujuran dan gerakan

anti contek massal di kalangan guru dan akademis dalam penciptaan

karakter siswa yang baik.

3.1.2 Pengukur an variabel

Skala yang sering dipakai dalam poling adalah skala penilaian (rating scale)

yaitu mengurutkan sikap dari yang tertinggi sampai yang terendah. Skala ini sering di

sebut skla likert. Skala likert di gunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang

objek sikap. Indikator indikator dari variabel sikap terhadap suatu objek merupakaan

titik tolak dalam membuat pertanyaan atau pertanyaan yang harus diisi responden .

Setiap pernyataan atau pertanyaan tersebut di hubungkan dengan jawaban yang

berupa dukungan atau pertanyaan sikap. Dalam penelitian ini responden di minta

untuk menyatakaan setuju atau tidak setuju terhadap pemberitaan yang ada tentang

contek masal di SDN gadel 2.

Untuk mengetahui sikap guru terhadap contek massal di SDN gadel pada

pemberitaan jawa pos, maka dalam penelitian ini di sediakaan 15 item pertanyaan

tentang sikap guru terhadap contek massal di SDN gadel pada pemberitaan jawa pos

dan diukur dengan alternatif pilihan yang dinyatakan dalam pernyataan untuk

mengukur komponen kognitif, afektif, dan konatif dinyatakan dalam jumlah skor.

Yaitu :

Sangat setuju (SS) = skor 4

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(50)

35

Setuju (S) = skor 3

Tidak Setuju (TS) = skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) = skor 1

Pilihan jawaban hanya di golongkan menjadi 4 kategori jawaban dengan

meniadakan jawaban “ragu-ragu” ( undecided ), alasannya menurut hadi ( 1986:20)

adalah sebagai berikut :

1. Kategori undecided memiliki arti ganda, bias diartikan belum bisa memberikan

jawaban ,netral dan ragu-ragu. Kategori jawaban yang memiliki arti ganda

instrument.

2. Tersedianya jawaban di tengah, menimbulkan multi interpretable. Hal ini tidak

diharapkan dalam kecenderungan menjawab ke tengah ( central tendency ),

terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan kecenderungan jawabannya.

3. Disediakannya jawaban di tengah akan menghilangkan banyaknya data

penelitian, sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring

responden.

Maka selanjutnya batasan-batasan dalam menentukan lebar interval dari

pernyataan di atas yang akan dijawab yaitu dengan menggunakan rumus :

Range = Skor Jawaban Tertinggi – Skor Jawaban Terendah Jenjang yang diinginkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(51)

Keterangan :

Range (R) : batasan dari setiap tingkatan

Skor tertinggi : perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah item pertanyaan

Skor terendah : perkalian antara nilai terendah dengan jumlah item

Jenjang : 3 (positif, netral, negatif)

Perhitungan interval keseluruhaan :

Skor terendah : 15 x 1 = 15

Skor tertinggi : 15 x 4 = 60

Jenjang : 3

Lebar interval : 60 - 15 = 15 3

a. Negatif bila interval jawabaan antara 15 – 29

Apabila kategori jawabaan menyatakaan tidak setuju dengan berbagai pertanyaan

Yang di ajukaan dalam kuesioner mengenai sikap guru di surabaya tentang

contek massal di SDN Gadel 2 pada pemberitaan surat kabar Jawa Pos maka

sikap responden dapat di simpulkan memiliki sikap negatif.

b. Netral bila interval jawabaan antara 30 – 44

Apabila kategori jawabaan menyatakaan antara setuju dan tidak setuju

(ragu-ragu) dengan berbagai pertanyaan yang di ajukaan dalam kuesioner mengenai

sikap guru di surabaya tentang contek massal di SDN Gadel 2 pada pemberitaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(52)

37

surat kabar jawa pos maka sikap responden dapat disimpulkan memiliki sikap

netral.

c. Positif bila interval jawabaan antara 45 – 60

Apabila kategori jawabaan menyatakaan setuju dengan berbagai pertanyaan yang

di ajukan dalam kuesioner mengenai sikap guru terhadap contek massal di SDN

Gadel 2 pada pemberitaan surat kabar jawa pos maka sikap responden dapat di

simpulkan sikap positif.

Perhitungan interval persikap :

Sikap kognitif = 20 - 5 = 5 3

a. positif bila interval jawabaan antara 15 - 20

b. netral bila interval jawabaan antara 10 - 14

c. negatif bila interval jawabaan antara 5 – 9

Sikap afektif = 20 - 5 = 5 3

a. positif bila interval jawabaan antara 15 - 20

b. netral bila interval jawabaan antara 10 - 14

c. negatif bila interval jawabaan antara 5 – 9

Sikap konatif = 20 - 5 = 5 3

a. positif bila interval jawabaan antara 15 - 20

b. netral bila interval jawabaan antara 10 - 14

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Gambar

Gambar 1 : Model Teori S-O-R ( Effendy, 2003 : 255 )
Gambar 2 :
Tabel 1
Tabel 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Kualitas

Oleh Anugerah, Berkat, dan Tuntunan Tuhan penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tesis ini dengan judul “ Ketentuan Sanksi Disiplin Kedokteran Indonesia Dalam Upaya

Hasil penelitian Farook dkk (2012), menunjukan bahwa proporsi pembiayaan non investasi berpengaruh secara positif terhadap profit distribution management penelitian ini

Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa variabel economic value added, tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham

Traffic count was conducted to vehicles passing the stopping line and classified into light vehicle, motorcycle and heavy vehicle.. Observation was conducted on

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keterlibatan kosumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian beras merah dengan memperhatikan atibut-atribut

Gambaran penggunaan obat tradisional di RW 005 Desa Sindurjan, yaitu masyarakat menggunakan obat tradisional karena mudah didapat (44%), sumber informasi yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa servant leadership memiliki pengaruh positif terhadap komitmen organisasi pada PT Penta Dharma Karsa.. Hal ini ditunjukkan oleh