• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi METODE PEMBUATAN SEL SURYA DENGAN PENYEMPROTAN TiO2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Deskripsi METODE PEMBUATAN SEL SURYA DENGAN PENYEMPROTAN TiO2"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

Deskripsi

METODE PEMBUATAN SEL SURYA DENGAN PENYEMPROTAN TiO2

Bidang Teknik Invensi 5

Invensi ini berhubungan dengan metode pembuatan sel surya menggunakan penyemprotan TiO2 (spraying), khususnya

sel surya dengan induksi dye atau dye-sensitized solar

cells (DSSC). Proses penyemprotan TiO2 dilakukan dengan

menggunakan peralatan sederhana tetapi prosesnya relatif

10

cepat dan dapat menghasilkan film TiO2 yang homogen,

kuat, memiliki ukuran partikel dalam orde nanometer, serta dapat diaplikasikan untuk skala besar (industri).

Latar Belakang Invensi 15

Material TiO2 banyak digunakan dalam sel surya,

misalnya sel surya dengan induksi dye (DSSC), karena ukuran partikelnya kecil, luas permukaan dan pori yang cukup besar. Sejumlah karakteristik unik tersebut memungkinkan permukaan material TiO2 dapat ditempati 20

molekul dye dan berfungsi sebagai saluran elektron. Performansi sel surya DSSC sangat ditentukan oleh karakteristik lapisan TiO2. Parameter lapisan TiO2 seperti

ketebalan, homogenitas, kekuatan kontak antara partikel TiO2 dan substrat serta ukuran partikel dipengaruhi oleh 25

metode pembuatan lapisan TiO2 (metode deposisi) yang

digunakan. Hingga saat ini, ada beberapa metode deposisi yang biasa digunakan, antara lain metode hidrothermal,

doctor blade, printing, spin coating dan dip coating.

Namun demikian, sejumlah metode tersebut cukup sulit

(2)

2

diterapkan untuk memproduksi sel surya DSSC dalam skala besar (industri) karena prosesnya relatif lambat dan membutuhkan peralatan yang cukup mahal.

Invensi sebelumnya oleh Julie Baker et al. dengan nomor paten US2011/011473 mengklaim pembuatan sel surya

5

dengan metode printing menggunakan bahan dasar TiO2

sintetis mampu menghasilkan film TiO2 yang uniform dan

ketebalannya dapat dikontrol. Namun demikian, invensi tersebut cukup sulit untuk diaplikasikan dalam skala besar (industri) karena prosesnya relatif lambat dan

10

membutuhkan peralatan yang cukup mahal.

Invensi oleh Sri Kusumawardhani tentang pembuatan

sel surya DSSC dengan metode hidrothermal mampu

menghasilkan efisiensi lebih baik. Namun demikian, metode hidrotermal yang digunakan dalam invensi tersebut

15

membutuhkan suhu dan tekanan yang tinggi serta waktu reaksi yang cukup lama sehingga membutuhkan biaya yang besar. Selain itu, dye sintetik yang digunakan dalam komponen sel surya tidak ramah terhadap lingkungan.

Oleh karena itu tujuan invensi ini adalah

20

menyediakan metode untuk membuat sel surya dengan induksi

dye menggunakan TiO2 yang dideposisi dengan penyemprotan,

yang membutuhkan peralatan sederhana; prosesnya relatif cepat dan mudah, serta dapat menghasilkan film TiO2 yang

uniform. Selain itu, dengan invensi ini beberapa

25

parameter penting yang menentukan performansi sel surya seperti homogenitas, ketebalan, ukuran partikel, dan kontak antar partikel dapat dikontrol. Invensi ini dapat menjawab tantangan dunia industri dalam pembuatan sel surya berskala besar dengan cepat dan berbiaya rendah.

(3)

3

Uraian Singkat Invensi

Sesuai invensi ini disediakan suatu metode pembuatan sel surya yang menggunakan dye dengan pelapisan TiO2 pada

sel surya menggunakan teknik penyemprotan, dimana memiliki langkah-langkah sebagai berikut: memasukan bubuk

5

TiO2 ke dalam aquades kemudian diaduk dengan menggunakan

pengaduk magnet; melapisi substrat ITO dengan scotch type (isolasi) sepanjang 1 cm untuk membuat kontak elektroda (anoda) sel surya; memasukkan suspensi TiO2 ke dalam alat

semprot yang dihubungkan dengan kompresor; menyemprotkan

10

suspensi TiO2 didalam alat semprot pada substrat ITO yang

ditempatkan pada alat pemanas bersuhu 150 C secara berulang agar diperoleh lapisan TiO2 yang terbentuk

homogen; memanaskan film TiO2 yang dihasilkan di dalam

tungku pembakar, yang dicirikan bubuk TiO2 sebanyak 5 15

gram dimasukkan ke dalam 10 mL aquades kemudian diaduk dengan menggunakan pengaduk megnet selama 45 menit dan jarak antara ujung alat semprot (nozzle) dengan substrat ITO sebesar 20-25 cm.

20

Uraian Singkat Gambar

Untuk memudahkan pemahaman mengenai inti invensi ini, selanjutnya akan diuraikan perwujudan invensi melalui gambar-gambar terlampir.

Gambar 1, adalah struktur sel surya dye-sensitized

25

solar cells (DSSC). Pada Gambar 1 terdapat gelas kaca(1),

lapisan TCO (2), lapisan TiO2 (3), dye (4), elektrolit

(4)

4

Gambar 2, adalah gambar teknik dari setup peralatan semprot TiO2 sesuai dengan invensi ini. Pada Gambar 2

terdapat air brush (7), ujung nozzle (8), pemanas (9) dan kompresor (10).

Gambar 3, adalah hasil karakterisasi XRD film TiO2 5

yang dibuat sesuai invensi ini.

Gambar 4, adalah hasil karakterisasi UV-Vis film TiO2 sesuai dengan invensi ini.

Gambar 5, adalah hasil karakterisasi SEM film TiO2

sesuai dengan invensi ini.

10

Gambar 6, adalah kurva IV sel surya DSSC dengan menggunakan film TiO2 sesuai dengan invensi ini.

Uraian Lengkap Invensi

Struktur sel surya DSSC diperlihatkan oleh Gambar 1.

15

Melalui gambar tersebut diketahui bahwa sel surya ini terdiri atas enam bagian, yaitu: (1) substrat kaca,

(2) lapisan TCO, (3) lapisan TiO2, (4) dye,

(5) elektrolit yang mengandung kopel redoks I-/I3-, dan

(6) counter elektroda yang terdiri atas platina yang

20

dilapiskan pada kaca TCO. Dalam invensi ini dilakukan pengembangan sel surya DSSC dengan metode semprot yang digunakan untuk mendeposisi lapisan TiO2 di atas substrat indium tin oxide (ITO).

Metode penyemprotan ini pertama kali digunakan oleh

25

Halme et al. (2006) untuk membuat sel surya DSSC berefisiensi 2,8%. Namun terdapat perbedaan antara invensi ini dengan hasil yang dilaporkan Halme et al. tersebut. Perbedaan tersebut terletak pada sumber bahan TiO2 yang digunakan, lama pengadukan suspensi TiO2, jarak 30

(5)

5

antara nozzle dan kolektor, tekanan kompresor yang digunakan serta perlakuan (treatment) setelah film TiO2

dihasilkan.

Setup peralatan metode penyemprotan sesuai invensi ini ditunjukkan oleh Gambar 2. Gambar ini memperlihatkan

5

alat semprot (air brush) yang dihubungkan dengan kompresor bertekanan serta substrat ITO yang ditempatkan di atas alat pemanas. Dalam proses penyemprotan, suspensi TiO2 akan keluar dalam bentuk bulir dari ujung alat

semprot (nozzle) karena didorong oleh gas dari kompresor

10

sehingga menempel pada substrat ITO yang diletakkan di atas alat pemanas bersuhu 150C. Partikel TiO2 akan

menempel pada substrat sedangkan pelarutnya (aquades) akan menguap. Penyemprotan dilakukan beberapa kali sehingga diperoleh lapisan TiO2 dengan ketebalan beberapa 15

mikron.

Secara lengkap metode pembuatan film TiO2 dengan

cara semprot seperti invensi ini adalah sebagai berikut: (1) Memasukan bubuk TiO2 sebanyak 5 gram ke dalam 10 mL

aquades kemudian diaduk dengan menggunakan pengaduk

20

magnet selama 45 menit dan ultrasonic bath selama 30 menit;

(2) Melapisi substrat ITO dengan scotch type (isolasi) sepanjang 1 cm untuk membuat kontak elektroda (anoda) sel surya DSSC;

25

(3) Memasukan suspensi TiO2 ke dalam alat semprot (air brush) yang dihubungkan dengan kompresor bertekanan 4

kPa, dimana jarak ujung alat semprot dengan substrat ITO sebesar 20 cm;

(6)

6

(4) Menyemprotkan suspensi TiO2 pada substrat ITO yang

ditempatkan pada pemanas bersuhu 150C;

(5) Menyemprotkan suspensi TiO2 sebanyak 10 kali dengan

selang waktu 1 menit agar diperoleh lapisan TiO2 yang

homogen;

5

(6) Memanaskan film TiO2 yang dihasilkan di dalam tungku

pembakar pada suhu 450C selama 45 menit.

Karakterisasi (Pengujian) Struktur, Absorbansi dan

Morfologi Film TiO2

Gambar 3 memperlihatkan hasil karakterisasi XRD film

10

TiO2 yang dihasilkan dalam invensi ini. Hasil

karakterisasi XRD tersebut memperlihatkan bahwa partikel TiO2 yang dihasilkan berbentuk kristalin serta berada

dalam fase anatase dengan puncak difraksi pada sudut 25,281; 37,80; 48,049; 53,890; 55,080; 62,688;

15

68,760; 75,029 dan 82,659 (JSPDS 21-1272). Dari hasil

perhitungan dengan menggunakan persamaan Scherrer

diketahui bahwa ukuran kristal TiO2 adalah sebesar 100

nm. Partikel TiO2 seukuran ini diyakini berperan penting

dalam menentukan performansi sel surya DSSC.

20

Hasil karakterisasi dengan menggunakan UV-Vis, seperti ditunjukkan Gambar 4, membuktikan bahwa material TiO2 dapat mengabsorbsi foton dalam rentang panjang

gelombang 0 s/d 400 nm. Berdasarkan hasil karakterisasi ini energi gap TiO2 sebesar 3,2 eV dapat diketahui.

25

Hasil karakterisasi morfologi permukaan film TiO2

dengan SEM yang ditunjukkan oleh Gambar 5(a)

memperlihatkan bahwa film TiO2 yang dibuat dengan metode

(7)

7

memperlancar saluran elektron. Di sisi lain, hasil SEM

penampang lintang film TiO2 pada Gambar 5(b)

memperlihatkan bahwa film TiO2 hasil invensi ini juga

memiliki ruang antar partikel yang cukup lebar sehingga potensial untuk diaplikasikan sebagai komponen sel surya

5

DSSC. Selain itu, kontak antar partikel TiO2 dan partikel

TiO2 dengan substrat juga menentukan performansi sel

surya DSSC yang dihasilkan.

Aplikasi Film TiO2 pada Sel Surya DSSC 10

Film TiO2 yang telah dibuat dengan metode semprot

kemudian diaplikasikan dalam sel surya DSSC dengan menggunakan dye alami dari ekstrak ketan hitam sesuai prosedur berikut:

(1) Proses ekstraksi dye dari ketan hitam dilakukan

15

sesuai dengan prosedur yang dilaporkan oleh Brian Yuliarto (2010);

(2) Film TiO2 kemudian direndam dalam larutan dye selama

24 jam lalu dibilas dengan aquades dan dipanaskan di atas alat pemanas bersuhu 40C selama 10 menit;

20

(3) Polimer elektrolit dibuat dengan mencampurkan 0,09 gram LiOH yang didispersi pada 10 mL aquades dan diaduk selama 1 jam. Larutan ini kemudian ditambahkan ke dalam 10 mL polimer PVA berbentuk gel yang diaduk

selama 2 jam. Selanjutnya, larutan iodolyte

25

(Solaronix, Swiss) yang mengandung kopel I-/I

3-ditambahkan pada polimer elektrolit.

(4) Devais sel surya dengan struktur berlapis kemudian dibuat dengan mendeposisikan polimer elektrolit di

(8)

8

atas film TiO2 dan ditutup dengan elektroda bantu

yang terbuat dari indium tin oxide dilapisi platina dengan ketebalan 70 nm.

Sel surya DSSC yang dibuat kemudian dikarakterisasi performansinya dengan menggunakan peralatan Keithley 617

5

di bawah penyinaran sinar matahari berintensitas 67,08 mW/cm2. Hasil karakterisasi ini dapat dilihat pada Gambar

6. Dari gambar tersebut diketahui bahwa melalui

penggunaan metode penyemprotan ini, sel surya DSSC berefisiensi 0,17% dapat dihasilkan.

10

15

20

25

(9)

9

Klaim

1. Suatu metode pembuatan sel surya terinduksi dye dengan pelapisan TiO2 menggunakan cara penyemprotan, dimana

memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

 memasukan bubuk TiO2 ke dalam aquades kemudian 5

diaduk dengan menggunakan pengaduk magnet dan

ultrasonic bath;

 melapisi substrat ITO dengan scotch type (isolasi) sepanjang 1 cm untuk membuat kontak elektroda (anoda) sel surya;

10

 memasukkan suspensi TiO2 ke dalam alat semprot yang

dihubungkan dengan kompresor;

 menyemprotkan suspensi TiO2 didalam alat semprot

pada substrat ITO yang ditempatkan pada pemanas

bersuhu 150 C secara berulang agar diperoleh

15

lapisan TiO2 yang terbentuk homogen;

 memanaskan film TiO2 yang dihasilkan di dalam tungku

pembakar;

dicirikan dimana :

 memasukan bubuk TiO2 sebanyak 5 gram ke dalam 10 mL 20

aquades kemudian diaduk menggunakan pengaduk magnet selama 45 menit;

 menyemprotkan suspensi TiO2 pada substrat ITO dengan

jarak antara ujung alat semprot dengan substrat ITO sebesar 20-25 cm.

25

2. Suatu metode pembuatan sel surya terinduksi dye dengan

pelapisan TiO2 seperti pada klaim 1, dimana

menyemprotkan suspensi TiO2 pada substrat ITO

(10)

10

3. Suatu metode pembuatan sel surya terinduksi dye dengan pelapisan TiO2 seperti pada klaim 1, dimana memanaskan

film TiO2 didalam tungku pembakar dilakukan secara

bertingkat sebesar 250C dan 450C selama 30 menit dan 45 menit, secara berurut.

5

4. Suatu metode pembuatan sel surya terinduksi dye dengan

pelapisan TiO2 seperti pada klaim 1, dimana

menyemprotkan suspensi TiO2 didalam alat semprot pada

substrat ITO dilakukan sebanyak 10 kali dengan selang waktu 1 menit.

10

5. Suatu metode pembuatan sel surya yang menggunakan dye (DSSC) dengan seperti pada klaim-klaim sebelumnya, dimana memiliki efisiensi 0,17% dan fill faktor 0,35.

15

20

(11)

11

Abstrak

METODE PEMBUATAN SEL SURYA DENGAN PENYEMPROTAN TiO2

Invensi ini berhubungan dengan pembuatan lapisan

5

TiO2 sebagai salah satu komponen sel surya DSSC. Bubuk

TiO2 ditimbang sebanyak 1 gram kemudian didispersi dalam

10 mL aquades sehingga diperoleh suspensi TiO2. Suspensi

TiO2 tersebut kemudian disemprotkan pada substrat ITO

yang ditempatkan pada pemanas bersuhu 150C. Film TiO2 10

yang diperoleh kemudian dipanaskan pada tungku pembakar (furnace) bersuhu 450C selama 45 menit. Film TiO2 yang

dibuat kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan SEM, XRD dan UV-Vis. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa lapisan TiO2 yang tersusun dari partikel TiO2 berukuran 15

nanometer telah terbentuk. Dengan perwujudan invensi ini, sel surya DSSC dapat dibuat dengan pencapaian efisiensi sebesar 0,17% dan fill factor 0,35.

20

(12)

12

(13)

13

(14)

14

Gambar

Gambar  1,  adalah  struktur  sel  surya  dye-sensitized  25
Gambar  2,  adalah  gambar  teknik  dari  setup  peralatan  semprot  TiO 2  sesuai  dengan  invensi  ini
Gambar 3 memperlihatkan hasil karakterisasi XRD film  10

Referensi

Dokumen terkait

Pada suatu perusahaan yang memroduksi komponen press ditemukan bahwa pelaksanaan pemuatan material blank pada proses drawing suatu produk dilaksanakan secara manual

An-Nisa’ (4): 1 kesimpulan dari kajian yang dilakukan berupa rumusan metode- metode dakwah Demonstrasi metode dakwah di kelas Memahami ayat- ayat al-Qur’an yang

Pengganti 0umayun adalah raja Mughal paling kontroBersial, yaitu !kbar Masa  pemerintahannya dikenal sebagai masa kebangkitan dan kejayaan Mughal sebagai

Dengan lumpuhnya kekuatan tersebut, menjadi alasan persatuan cendekiawan untuk mendirikan kembali sebuah ikatan persatuan kaum intelektual muslim. Pada tanggal 26-28 Desember

INTI CAD MAIN CAD TDK MIN PLAYED KK KM GOAL.

Hal ini menunjukkan ditolak artinya pencapaian kemampuan pemahaman konseptual matematis kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran

13 Pada orang tua yang mengasuh dengan cara permisif atau penuh kebebasan, yaitu tanpa adanya pembatasan dan aturan-aturan yang mengikat, mengijinkan anak untuk membuat