• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA LPD TUNAS MEKAR DESA PEKRAMAN PEGOSEKAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA LPD TUNAS MEKAR DESA PEKRAMAN PEGOSEKAN."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PROSED PADA L TUNAS M

PROG F

DUR PEMBERIAN KREDIT MODAL KER A LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD

MEKAR DESA PEKRAMAN PENGOSEK

Oleh:

NI KADEK DESI YANTI NIM : 1306013041

GRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANS FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

2016

ERJA PD) EKAN

(2)

PROSED PADA L TUNAS M

Tugas Akhir Stu menyelesaikan

Fakultas E

DUR PEMBERIAN KREDIT MODAL KER A LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD

MEKAR DESA PEKRAMAN PENGOSEK

Oleh:

NI KADEK DESI YANTI NIM : 1306013041

tudi ini ditulis untuk memenuhi sebagaian p an studi pada Program Studi Diploma III A ltas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayan

Denpasar 2016

ERJA PD) EKAN

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir Studi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji padahari/tanggal………….

Tim Penguji: Tanda Tangan

1. Ketua :……… …………..

2. Sekretaris :………..

Mengetahui

Ketua Program Dosen Pembimbing

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Studi yang berjudul “Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan”.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir Studi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan Tugas Akhir Studi ini. Dalam kesempatanini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Udayana.

3. Bapak Drs. Komang Ardana, MM., selaku Ketua Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

(5)

iv

5. Ibu Komang Ayu Krisnadewi, SE., M.Si., Ak., selaku Pembimbing Akademik (PA) selama penulis menjalankan kuliah pada Program Studi Diploma III akunatnsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

6. Seluruh dosen pengajar di Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang telah membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan.

7. Bapak I Wayan Semarayasa, SE, selaku pimpinan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan yang telah memberikan penulis izin melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL). 8. Seluruh staf karyawan pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Tunas

Mekar Desa Pekraman Pengosekan yang telah mendampingi serta banyak membantu memberikan pengarahan pada saat Praktik Kerja Lapangan (PKL).

9. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moral dan material serta doa restu sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Studi ini.

10. Sahabat dan teman-teman di Program Diploma III kelas Akuntansi 2 angkatan 2013 yang telah memberikan banyak bantuan serta informasi-informasi kepada penulis selama melakukan studi.

(6)

v

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir Studi ini, masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan serta pengalaman penulis.Namun demikian Tugas Akhir Studi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.

Denpasar, Mei2016

(7)

vi

Judul : Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja pada LPD Tunas Mekar Desa Pengosekan

Nama : Ni Kadek Desi Yanti

NIM : 1306013041

ABSTRAK

LPD Tunas Mekar Desa Pekramanan Pengosekan merupakan lembaga yang dibentuk sebagai unit dari desa adat yang aktivitas operasionalnya berupa penyediaan jasa keuangan dalam bentuk penghimpunan dana dan penyaluran dana serta memberikan jasa-jasa lainnya dibidang keuangan.

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode wawacara, metode observasi, dan metode dokumentasi.Dan teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis deskriptif komparatif.

Berdasarkan penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa prosedur pemberian kredit modal kerja pada LPD Tunas Mekar Desa Pekramanan Pengosekan dimulai dari surat permohonan kredit, surat kuasa jaminan, surat perjanijian jaminan serta kwitansi pencairan kredit. Dalam pemberian kredit modal kerja bagian yang terkait dalam pencairan kredit adalah Bendesa Desa Adat Pengosekan, Kelian Banjar Desa Adat Pengosekan, Kepala LPD, bagian kredit dan bagian dana.

(8)

vii

DAFTAR ISI

Isi Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 5

1.3 Kegunaan Penelitian ... 5

1.4 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 8

2.1.1 Pengertian Prosedur ... 8

2.1.2 Definisi Pemberian Kredit ... 8

2.1.3 Unsur-unsur Kredit ... 10

2.1.4 Tujuan dan Fungsi Kredit ... 10

2.1.5 Jenis-jenis Kredit ... 13

2.1.6 Prinsip Pemberian Kredit ... 16

2.1.7 Kredit Modal Kerja ... 19

2.1.8 Prosedur Pemberian Kredit ... 20

(9)

viii BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian ... 24

3.2 Objek Penelitian ... 24

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 24

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 25

3.5 Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah/Deskripsi Hasil Penelitian ... 28

4.1.1 Sejarah Berdirinya LPD Tunas Mekar. ... 28

4.1.2 Bidang Kegiatan LPD Tunas Mekar ... 29

4.1.3 Struktur Organisasi LPD Tunas Mekar ... 30

4.1.4 Uraian Jabatan ... 31

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 34

4.2.1 Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja ... 34

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 41

5.2 Saran ... 41 DAFTAR RUJUKAN

(10)

ix

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

4.1 Struktur Organisasi LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Permohonan Pinjaman Lampiran 2 : Surat Kuasa Jaminan

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat mulai melakukan kegiatan pinjam meminjam uang sejak mengenal uang sebagai alat pembayaran. Kegiatan pinjam meminjam uang kini dianggap sesuatu yang sangat penting oleh sebagian masyarakat dengan tujuan untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya serta dapat membantu kegiatan usaha yang sedang dijalankan oleh masyarakat.Memanfaatkan waktu yang relatif singkat untuk melakukan pencarian dana dengan cara menggali sendiri sangat tidak mudah. Keterbatasan kemampuan sebagian besar orang dalam menghadapi kesulitan dana menyebabkan orang melakukan peminjaman uang atau berhutang dengan pihak lain. Namun, seiring dengan berkembang zaman, peminjaman uang dengan pihak lain tidak lagi disebut hutang, melainkan kredit. Kredit yang dipinjam kepada pihak lain akan dikembalikan pada saat jatuh tempo pembayaran.

(14)

2

kredit mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pemberian, pengelolaan dan penatalaksanaan kredit tersebut dalam kesepakatan yang dilakukan antara debitur dengan kreditur, apabila debitur menandatangani perjanjian kredit yang dianggap mengikat kedua belah pihak.

Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang ditentukan oleh Undang – Undang dengan fungsinya sebagai penyalur kredit kepada masyarakat. Fasilitas kredit yang disalurkan oleh bank memang lebih dikenal secara umum oleh masyarakat.Sebagian besar orang yang menjalankan usaha dapat dengan mudah memperoleh fasilitas kredit. Berbeda halnya dengan orang yang menjalankan usahanya di daerah pedesaan. Masyarakat yang menjalankan usahanya di daerah pedesaan mengalami kesulitan memperoleh fasilitas kredit karena kurangnya sosialisasi tentang fasilitas kredit.

(15)

3

masyarakat yang mandiri serta mewujudkan pertumbuhan usaha mikro dalam wilayah pedesaan.

LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan sebagai lembaga keuangan yang melakukan kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana masyarakat. Pihak penghimpunan dana masyaratkat akan menanamkan uangnya pada LPD dalam bentuk deposito, tabungan dan produk-produk simpanan lainnya. Sedangkan pihak masyarakat yang kekurangan dana (debitur) memperoleh bantuan keuangan dari LPD dalam bentuk pinjaman. Adanya rentan waktu pengembalian pinjaman menimbulkan resiko sangat besar yang memungkinkan ditanggung oleh LPD terhadap ketidakpastian pengembalian pinjaman dari debitur.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan kesulitan debitur melaksanakan kewajiban kepada LPD ataupun LPD kesulitan menagih kredit kepada debitur.Hal itu terbukti dengan menurunnya pendapatan usaha debitur, timbul kerugian usaha debitur, atau larinya debitur.Dengan adanya resiko dan ketidakpastian ini menyebabkan diperlukan suatu pengamanan kredit.Tujuan dari pengamanan ini untuk menghilangkan resiko.Untuk meyakinkan kesesuaian praktek perkreditan dengan kebijakan perkreditan LPD, diperlukan suatu prosedur pemberian kredit yang baik.Dengan adanya prosedur pemberian kredit yang baik maka diharapkan terjadinya praktek-praktek perkreditan yang tidak sehat dapat dihindari.

(16)

4

yangdigunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. Pemberian kredit modal kerja pada LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan setiap tahunnya mengalami peningkatan.Hal tersebut sangat baik bagi perusahaan, karena disamping dapat membantu masyarakat dalam modal untuk usahanya, LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan juga mendapatkan keutungan.

[image:16.595.176.485.388.594.2]

Di bawah ini disajikan tabel jumlah kredit modal kerja pada tahun 2013 sampai dengan 2015:

Tabel 1.1

Jumlah Kredit Modal Kerja pada

LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan Tahun 2013-2015

(Dalam ribuan rupiah) Tahun Jumlah kredit

modal kerja (Rp)

Pertumbuhan Presentase

2013 15.655.278 -

-2014 19.705.242 4.049.964 26%

2015 21.436.452 1.731.210 9%

Sumber: LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan, 2016

(17)

5

MekarDesaPekramanPengosekandibutuhkan prosedur-prosedur yang baik untuk memperlancar proses penanganan kredit modal kerja.

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul“Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja Pada LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan”.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana prosedur pemberian kredit modal kerja pada LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan.

1.3 Kegunaan penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu:

1. Bagi peneliti

Dalam penelitian ini penulis dapat menambah pengetahuan tentang prosedur pemberian kredit modal kerja pada LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan dan untuk mengetahui bagaimana dunia kerja yang sebenarnnya dalam menerapkan teori yang di dapat dibangku kuliah.

2. Bagi perusahaan

(18)

6 1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penyajian pada tugas akhir studi ini dapat memberikan gambaran secara umum mengenai isi dan susunan penelitian. Penjabaran sistematika penulisan dari masing-masing bab adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini akan menjelaskan tentang apa yang menjadi pokok permasalahan secara umum yang meliputi latar belakang masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka

Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai landasan teori dan penelitian sebelumnya.

BAB III : Metode Penelitian

Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan penulis yang didalamnya akan membahas tentang lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi penelitian, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV : Pembahasan Hasil Penelitian

(19)

7 BAB V : Simpulan dan Saran

(20)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Prosedur

Pengertian Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi – transaksi perusahaan yang sering terjadi.Prosedur adalah urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang – ulang (Mulyadi, 2010:5).Dari berbagai definisi dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah suatu urutan langkah-langkah pemrosesan data atau urutan kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap suatu transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

2.1.2 Definisi Pemberian Kredit

Kredit berasal dari bahasa Yunani “Credere” yang berarti

“kepercayaan”. Dalam pemberian kredit harus ada unsur kepercayaan

(21)

9

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang diwajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

2.1.3 Unsur–Unsur Kredit

Beberapa unsur yang terkandung dalam setiap pemberian fasilitas kredit.Menurut Kasmir (2014:87) menyatakan bahwa unsur– unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit yaitu:

1. Kepercayaan

Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, jasa atau barang) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang.

2. Kesepakatan

Di samping unsur percaya, dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.

3.Jangka waktu

(22)

10 4. Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagih/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya, demikian pula sebaliknya.Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun risiko yang tidak sengaja.

5. Balas Jasa

Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bagi bank.

2.1.4 Tujuan dan Fungsi Kredit 1. Tujuan Kredit

Dalam pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Adapun tujuan-tujuan pemberian kredit menurut Kasmir (2014:88) adalah sebagai berikut :

a. Mencari keuntungan

Mencari keutungan bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

b. Membantu usaha nasabah

(23)

11

kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

c. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. 2. Fungsi Kredit

Menurut Kasmir (2014:89), suatu fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Untuk meningkatkan daya guna

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikan kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit.

b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. c. Untuk meningkatkan daya guna barang

(24)

12 d. Meningkatkan peredaran barang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang beredar bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.

e. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyrakat.

f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.

g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Misalnya juka sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Di samping itu, bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat meningkatkan pendapatan.

h. Untuk meningkatkan hubungan internasional.

(25)

13 2.1.5 Jenis- jenis Kredit

Dari berbagai jenis kredit kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan jenis kredit.Menurut Kasmir (2014:90), secara umum jenis – jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain sebagai berikut:

1. Dilihat dari segi kegunaan a. Kredit investasi

Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin.Pendek kata masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama.

b. Kredit modal kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. 2. Dilihat dari segi tujuan kredit

a. Kredit produktif

(26)

14 b.Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi.Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga, dan kredit konsumsi lainnya.

c. Kredit perdagangan

Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor.

3. Dilihat dari segi jangka waktu a. Kredit jangka pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanaman padi.

b. Kredit jangka menengah

(27)

15 c. Kredit jangka panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang.Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun.Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

4. Dilihat dari segi jaminan a. Kredit dengan Jaminan

Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.

b. Kredit tanpa Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atas nama baik si calon debitur selama ini.

5. Dilihat dari sektor usaha

a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.

b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang kambing atau sapi.

(28)

16

d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau timah.

e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.

f. Kredit profesi, diberikan kepada para profesional seperti, dosen, dokter atau pengacara.

g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan

2.1.6 Prinsip Pemberian Kredit

Dalam proses pemberian kredit ini harus mengandung beberapa prinsip yaitu bahwa kredit yang diberikan kepada nasabahnya harus bersifat wajar dan adil serta dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga fasilitas kredit dapat di manfaatkan sebaik-baiknya.

Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilainya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap bank.Biasanya penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar – benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5 C dan 7 P.

Adapun penjelasan untuk analisis kredit dengan 5 C menurut Kasmir (2014:95) yaitu:

1. Character

(29)

17

latar belakang si nasabah baik yang latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan sosial standingnya. Ini semua merupakan ukuran “kemauan” membayar.

2. Capacity

Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah.Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada akhirnya akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.

3. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi).Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.

4. Collateral

Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik.Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

5. Condition

(30)

18

Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P adalah sebagai berikut:

1. Personality

Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya.

2. Party

Party yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.

3. Perpose

Perpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.

4. Prospect

Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.

5. Payment

(31)

19 6. Profitability

Profitability yaitu untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.

7. Protection

Protection tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan.

2.1.7 Kredit Modal Kerja

Kredit modal kerja merupakan salah satu jenis kredit yang diberikan bank kepada nasabahnya untuk membiayai operasional perusahaan yang berhubungan dengan pengadaan barang maupun proses produksi sampai barang tersebut terjual, dan digunakan debitur atau penerima kredit untuk modal kerja usaha, baik sebagai penambah modal kerja ataupun sebagai modal kerja awal.

(32)

20 2.1.8 Prosedur Pemberian Kredit

1. Prosedur pemberian kredit

Menurut Kasmir (2014:101), bahwa secara umum dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut: a. Pengajuan berkas–berkas

Dalam hal pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian lampirkan dengan berkas- berkas lainnya yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredit hendaknya berisi tentang latar belakang perusahaan, riwayat hidup perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, maksud dan tujuan pencarian kredit, besar kredit dan jangka waktu, cara pemohon mengembalikan kredit, dan jaminan kredit.

b. Penyelidikan berkas pinjaman

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau cukup, maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.

c. Wawancara I

(33)

21

untuk meyakinkan apakah berkas –berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank inginkan.

d. On the spot

On the spot merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil on the spot dicocokkan dengan hasil wawancara I.

e. Wawancara II

Wawancara II merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan.

f. Keputusan kredit

Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diterima atau ditolak. Jika diterima, maka akan dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit mencakup: jumlah uang yang diterima, jangka waktu kredit dan biaya - biaya yang harus dibayar.

g. Penandatanganan akad/perjanjian lainnya

(34)

22 h. Realisasi kredit

Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat – surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.

i. Penyaluran/penarikan dana

Penyaluran/penarikan adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit, yaitu pengambilan secara sekaligus atau secara bertahap.

2. Dokumen yang digunakan

a. Akta pendirian Perusahaan dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas) atau Yayasan yang dikelurakan oleh notaris dan disahkan oleh Departemen kehakiman.

b. Bukti diri (KTP) para pengurus dan pemohon kredit. c. Fotocopy sertifikat yang dijadikan jaminan.

(35)

23 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Eka Maha Putra (2012), melakukan penelitian tentang Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Kuta II. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Kuta II. Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif. Hal ini dilakukan dengan mempelajari prosedur pemberian kredit yang telah ditetapkan dan melakukan evaluasi terhadap proses pemberian kredit.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Kuta II dinilai baik dan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.

Gambar

Tabel 1.1Jumlah Kredit Modal Kerja pada

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan inkuiri terbimbing dipadu dengan diagram alir adalah salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa karena dengan menggunakan

[r]

Untuk menilai berpikir kritis seseorang, Ennis (1995: 4- 8) memperkenalkan enam kriteria berpikir kritis (yang disingkat FRISCO) meliputi: (1) focus yaitu mengetahui poin

11 hukum, pengertian pembuktian, alat bukti dalam Hukum Acara Perdata dan alat bukti elektronik berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan

Jumlah media saat menyemai juga menjadi perhatian karena media yang ketinggiannya lebih dari 1,5 cm, setelah umur 15 hari cendrung masih bersisa banyak ini

Penggunaan model pembelajaran Inkuiri sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran dengan materi pokok menyusun teks rekaman percobaan, karena secara kompetensi

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Fungsional Pengembangan Teknologi Nuklir IX Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN. Jakarta, 5 Nopember 2014 ISSN

Analisis menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) dari 50 jumlah sampel hanya terdapat 6 sampel nelayan yang efisien dalam menggunakan kapasitas tangkap yang dapat diukur