KONVERSI LIGNOSELULOSA TANDAN PISANG MENJADI
5-HIDROKSIMETIL-2-FURFURAL (HMF) : OPTIMASI KOMPOSISI ZnCl2 DAN
CrCl3 SERTA EKSPLORASI METODE PEMISAHAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Kimia
Diajukan oleh:
Indra Melta Siswara 1100068
PROGRAM STUDI KIMIA DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KONVERSI LIGNOSELULOSA TANDAN PISANG MENJADI
5-HIDROKSIMETIL-2-FURFURAL (HMF) : OPTIMASI KOMPOSISI ZnCl2 DAN
CrCl3 SERTA EKSPLORASI METODE PEMISAHAN
Oleh
Indra Melta Siswara
110068
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Sains pada Program Studi Kimia Fakultas Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Indra Melta Siswara 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,
Indra Melta Siswara
KONVERSI LIGNOSELULOSA TANDAN PISANG MENJADI
5-HIDROKSIMETIL-2-FURFURAL (HMF) : OPTIMASI KOMPOSISI ZnCl2 DAN
CrCl3 SERTA EKSPLORASI METODE PEMISAHAN
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Dosen Pembimbing I
Dr. Agus Setiabudi, M.Si. NIP. 196808031992031002
Dosen Pembimbing II
Galuh Yuliani, Ph.D. NIP. 198007252001122001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Kimia
ABSTRAK
Fungsi senyawa 5-hidroksimetil-2-furfural (HMF) sebagai senyawa platform untuk produksi berbagai bahan kimia, termasuk biofuel, semakin menjadi perhatian seiring meningkatnya kebutuhan akan alternatif sumber energi terbarukan. HMF dapat diperoleh dari hasil konversi selulosa. Limbah biomassa tandan pisang merupakan salah satu sumber selulosa yang melimpah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis katalis CrCl3 dan konsentrasi media ZnCl2 yang optimal terhadap
perolehan HMF dari hasil konversi selulosa. Selulosa yang dikonversi diperoleh dari proses delignifikasi lignoselulosa tandan pisang menggunakan NaOH 25 % dan H2O2 5
%. Proses konversi dilakukan dengan teknik refluks pada suhu 120o C selama 40 menit dengan lima variasi massa katalis yaitu 12,5 mg; 25 mg; 50 mg; 100 mg dan 200 mg serta dengan 4 variasi konsentrasi media, yaitu 60 %; 66,67 %; 70 % dan 75 %. Keberhasilan dalam memperoleh HMF dari proses konversi selulosa dikonfirmasi dengan hasil pengujian HPLC. Dalam penelitian ini dilakukan juga tinjauan awal terhadap kemampuan resin penukar ion dalam memisahkan logam Zn dari hasil konversi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa HMF terbanyak berhasil diperoleh dari proses konversi 1 gram selulosa tandan pisang menggunakan 30 gram ZnCl2 66,67 % dan 100 mg CrCl3, yaitu
sebesar 6,64 %. Sementara itu, pemisahan menggunakan resin penukar ion mampu mengurangi kandungan Zn dari 66,67 % menjadi 3,76 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dosis katalis CrCl3 dan konsentrasi media ZnCl2 dapat
mempengaruhi perolehan HMF hasil konversi selulosa tandan pisang serta menunjukkan bahwa resin penukar ion berpotensi untuk mengurangi kandungan Zn dari hasil reaksi.
iii
Indra Melta Siswara, 2015
KONVERSI LIGNOSELULOSA TANDAN PISANG MENJADI 5-HIDROKSIMETIL-2-FURFURAL (HMF) : OPTIMASI KOMPOSISI ZnCl2 DAN CrCl3 SERTA EKSPLORASI METODE PEMISAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
The function of 5-hydroximethyl-2-furfural (HMF) as a chemical platform for several chemical productions, including biofuel, becomes more noticed as the need of renewable energy sources becomes higher. HMF can be obtained from the results of cellulose conversion process. The waste of banana bunch biomasses is one of cellulose sources which are abundant in Indonesia. This research aimed to know the optimum effect of CrCl3 dosage as the catalyst and ZnCl2 as the mediato the HMF yield from cellulose conversion. The converted cellulose was obtained from delignified banana bunch lignocelluloses using NaOH 25 % and H2O2 5 %. The conversion process was done by using reflux method at 120o C for 40 minutes with five variations of the catalyst mass which are 12.5 mg, 25 mg, 50 mg, 100 mg and 200 mg, and also with six variations of the media concentration which are 60 %, 66.67 %, 70 %, and 75 %. The success of obtaining HMF from the conversion process was confirmed by HPLC characterization results. In this research, the potential of ion-exclusion resin to exclude the Zn in conversion result was also observed. The results showed that the optimum HMF yield, which is 6.64 %, was obtained from the reaction of 1 gram of cellulose with 30 grams of ZnCl2 66.67 % and 100 mgs of CrCl3. The results also showed that the separation process using ion-exclusion resins had the ability to decrease the Zn concentration from 66.67 % to 3.76 %. These results showed that the CrCl3 dosage and ZnCl2 concentration affected the yield of HMF from banana bunch cellulose conversion, and also showed that the ion-exclusion resin has the potential to separate Zn from the product of the reaction.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN……… i
ABSTRAK………. ii
ABSTRACT……….. iii
KATA PENGANTAR……….. iv
UCAPAN TERIMA KASIH……….... v
DAFTAR ISI………. vii
DAFTAR GAMBAR……….... ix
DAFTAR TABEL………. x
DAFTAR LAMPIRAN………. xi
BAB I PENDAHULUAN……….. 1
1.1Latar Belakang……….. 1
1.2 Rumusan Masalah………. 5
1.3 Tujuan Penelitian……….……….. 5
1.4 Manfaat Penelitian………..………... 5
1.5 Struktur Organisasi Skripsi……… 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….. 7
2.1 Biomassa Lignoselulosa……… 7
2.2 Pre-treatment Biomassa ………..……… 8
2.3 Hidroksimetil Furfural……….. 10
2.4 Konversi Selulosa Menjadi HMF………. 12
2.5 Metode Pemisahan HMF……….. 15
BAB III METODE PENELITIAN ………. 17
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian……… 17
3.2 Alat dan Bahan………. 17
3.3 Prosedur Penelitian………. 18
viii
Indra Melta Siswara, 2015
KONVERSI LIGNOSELULOSA TANDAN PISANG MENJADI 5-HIDROKSIMETIL-2-FURFURAL (HMF) : OPTIMASI KOMPOSISI ZnCl2 DAN CrCl3 SERTA EKSPLORASI METODE PEMISAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3.2 Konversi Selulosa Tandan Pisang menjadi HMF ………...… 20
3.3.3 Eksplorasi Metode Pemisahan………. 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 23
4.1 Proses Delignifikasi Tandan Pisang………... 23
4.1.1 Penampakan Fisik……….. 23
4.1.2 Hasil Uji FTIR……… 25
4.2 Konversi Selulosa Menjadi HMF……….. 27
4.2.1 Konversi dengan Variasi Konsentrasi Media………... 28
4.2.2 Konversi dengan Variasi Massa Katalis………….….. 30
4.3 Eksplorasi Metode Pemisahan HMF dari Zn..……….. 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 35
5.1 Kesimpulan ……….. 35
5.2 Saran ………. 35
DAFTAR PUSTAKA……… 36 LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Lignoselulosa, Selulosa, Hemiselulosa dan Lignin…… 8
Gambar 2.2 Skema Pre-treatment Biomassa Lignoselulosa………. 9
Gambar 2.3 Struktur HMF dan Struktur Furfural………...………. 10
Gambar 2.4 Konversi Selulosa Menjadi HMF ……… 12
Gambar 2.5 Mekanisme Pembentukan HMF dari Selulosa ………. 13
Gambar 2.6 Struktur Matrix Stiren-Divinilbenzen ………... 16
Gambar 3.1 Tahap Umum Penelitian Konversi Tandan Pisang Menjadi HMF…… 18
Gambar 3.2 Bagan Alir Proses Delignifikasi………. 20
Gambar 3.3 Bagan Alir Konversi Selulosa Menjadi HMF……… 21
Gambar 3.4 Bagan Alir Pemisahan HMF……….. 22
Gambar 4.1 Spektra FTIR Hasil Delignifikasi………... 26
Gambar 4.2 Perolehan HMF dari Konversi Selulosa : Variasi Konsentrasi ZnCl2... 28
Gambar 4.3 Mekanisme Konversi Selulosa Menjadi HMF dalam Larutan ZnCl2… 29 Gambar 4.4 Perolehan HMF dari Konversi Selulosa : Variasi Massa CrCl3………. 30
Gambar 4.5 Mekanisme Reaksi Isomerisasi Glukosa Menjadi Fruktosa…….. 31
x
Indra Melta Siswara, 2015
KONVERSI LIGNOSELULOSA TANDAN PISANG MENJADI 5-HIDROKSIMETIL-2-FURFURAL (HMF) : OPTIMASI KOMPOSISI ZnCl2 DAN CrCl3 SERTA EKSPLORASI METODE PEMISAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sifat Kimia dan Fisika HMF ……… 11
Tabel 4.1 Perbandingan Kondisi Fisik Hasil Delignifikasi………... 24
Tabel 4.2 Puncak Serapan Hasil Analisis FTIR ……….. 26
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan……….. 41
Lampiran 2 Hasil Karakterisasi FTIR………. 47
Lampiran 3 Hasil Karakterisasi HPLC……….. 49
1
Indra Melta Siswara, 2015
KONVERSI LIGNOSELULOSA TANDAN PISANG MENJADI 5-HIDROKSIMETIL-2-FURFURAL (HMF) : OPTIMASI KOMPOSISI ZnCl2 DAN CrCl3 SERTA EKSPLORASI METODE PEMISAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemenuhan kebutuhan bahan bakar saat ini masih sangat bergantung pada
sumber daya fosil. Sumber energi berbasis fosil masih merupakan sumber energi
utama yang digunakan di hampir setiap negara tak terkecuali Indonesia. Data yang
dimiliki Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
menunjukkan bahwa konsumsi energi nasional pada tahun 2011 masih didominasi
oleh penggunaan sumber energi berbasis fosil, yaitu minyak bumi sebesar 594 juta
SBM (Setara Barel Minyak) atau sebesar 39 % dari total konsumsi energi
nasional. Sementara itu, penggunaan sumber energi yang lain semisal batu bara,
biomassa, gas alam, tenaga air dan panas bumi masing-masingnya sebesar 22 %,
18 %, 17 %, 2 % dan 1 % (Kementerian ESDM RI, 2011). Salah satu masalah
yang timbul saat ini adalah tidak disertainya ketergantungan terhadap sumber
energi berbasis fosil tersebut oleh ketersediaannya. Lain dari pada itu, tingginya
emisi gas CO2 dari pembakaran bahan bakar fosil serta harganya yang fluktuatif
cukup untuk dijadikan alasan untuk menimbang ulang penggunaan bahan bakar
fosil sebagai sumber bahan bakar utama.
Dalam pencarian alternatif sumber bahan bakar yang dapat mengurangi
ketergantungan terhadap sumber daya fosil di Indonesia, penggunaan biomassa
merupakan salah satu alternatif yang menjanjikan. Sampai saat ini penggunaan
biomassa sebagai sumber bahan bakar di Indonesia masih menempati posisi ketiga
di bawah minyak bumi dan batu bara. Melimpahnya sumber biomassa di
Indonesia dapat dijadikan modal penting untuk memenuhi kebutuhan energi
Indonesia di masa depan tanpa harus terus bergantung pada sumber daya fosil.
Penggunaan biomassa sebagai sumber bahan bakar jika dibandingkan dengan
penggunaan sumber daya fosil memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah
harga bahan mentahnya yang lebih murah, ketersediaannya yang lebih melimpah
serta kemampuannya untuk dapat diperbaharui.
Salah satu limbah biomassa yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar adalah lignoselulosa. Di Indonesia, limbah biomassa lignoselulosa
2
kebanyakan bersumber dari sektor pertanian dan kehutanan serta sampah perkotaan. Salah satu sumber biomassa dari sektor pertanian adalah limbah biomassa tandan pisang. Tandan pisang merupakan bagian dari pohon pisang yang menghubungkan batang pisang dengan buahnya. Data FAO pada tahun 2012 menunjukkan bahwa produksi pisang di Indonesia telah mencapai 6,2 juta ton dan merupakan negara peringkat ketujuh terbanyak dalam jumlah produksi pisang pada tahun tersebut. Ketika dipanen, buah pisang diambil beserta dengan tandannya. Namun pada umumnya, tandan pisang tidak dikonsumsi oleh konsumen akhir dan biasanya dianggap sebagai sampah dan dibuang sehingga menjadi limbah. Limbah tandan pisang tersebut dapat menjadi sumber biomassa yang murah dan melimpah yang selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar dengan mengubah lignoselulosanya menjadi 5-Hidroksimetil-2-Furfural (HMF) yang merupakan salah satu prekursor biofuel (Kim, 2004).
Pemanfaatan tandan pisang sebagai sumber bahan bakar alternatif dapat menjadi solusi untuk mengatasi ketergantungan terhadap sumber daya fosil. Selain itu, dapat juga menjadi solusi bagi masalah pengolahan limbah tandan pisang agar memiliki nilai manfaat dan tidak mencemari lingkungan.
HMF merupakan satu dari 12 senyawa building block yang dapat dihasilkan
dari biomassa baik melalui proses fermentasi maupun konversi. (U.S.
Departement of Energy, 2004). Senyawa building block selain HMF diantaranya
adalah asam glutamat, asam levulinat, gliserol, dan asam propionat. Selain
senyawa-senyawa yang telah disebutkan, Departemen Energi Amerika Serikat
telah menemukan setidaknya 18 senyawa kimia lainnya yang telah dapat
diperoleh dari pengolahan biomassa. Dewasa ini penelitian mengenai konversi
selulosa dari biomassa menjadi HMF yang dapat menjadi intermediet bagi
senyawa lain semakin berkembang. Penelitian yang telah dilakukan banyak
memanfaatkan berbagai macam katalis baik homogen maupun heterogen.
Penelitian yang ada juga meneliti media yang digunakan semisal pelarut aqueous
pelarut organik dan cairan ionik. (Wang dkk., 2013; Binder dkk., 2009; Li dkk.,
2010)
Derivat HMF yang dapat digunakan sebagai biofuel adalah DMF
(Dimethylfuran). DMF memiliki kandungan energi sebesar 31,5 MJ/L.
Kandungan energi yang dimiliki DMF tersebut hampir setara dengan kandungan
energi bensin (35 MJ/L) dan 40% lebih besar daripada kandungan energi etanol
3
Indra Melta Siswara, 2015
KONVERSI LIGNOSELULOSA TANDAN PISANG MENJADI 5-HIDROKSIMETIL-2-FURFURAL (HMF) : OPTIMASI KOMPOSISI ZnCl2 DAN CrCl3 SERTA EKSPLORASI METODE PEMISAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
HMF juga dapat diubah menjadi senyawa biodiesel yang menjanjikan, yaitu EMF
(ethoxymethyl-2-furfural). EMF dapat diperoleh dari HMF melalui proses
eterifikasi menggunakan etanol dan zeolit yang dilapisi asam (Nurjamilah, 2013).
Ada tiga komponen utama yang menyusun biomassa lignoselulosa yaitu
hemiselulosa, selulosa dan lignin. Lignoselulosa merupakan senyawa yang sukar
larut dalam beberapa pelarut dikarenakan strukturnya yang cukup kompleks.
Sukar larutnya lignoselulosa membuat proses konversi biomassa secara umum
menjadi kurang efektif dan efisien. Salah satu pelarut yang diketahui dapat
melarutkan lignoselulosa dengan baik adalah cairan ionik seperti [OMIM]Cl yang
ketika dipasangkan dengan katalis krom-halida mampu menghasilkan 58,7%
perolehan HMF (Lee dkk., 2010). Namun, cairan ionik memiliki suatu
kekurangan yaitu harganya yang relatif mahal. Karena itu perlu dicari pelarut
alternatif yang dapat melarutkan lignoselulosa sebaik cairan ionik namun dengan
harga yang lebih murah.
Salah satu pelarut selain cairan ionik yang dapat melarutkan lignoselulosa
dengan baik adalah larutan ZnCl2 (Deng dkk., 2012; Wang dkk., 2013). Selain
dapat melarutkan lignoselulosa, larutan ZnCl2 dapat mendehidrasi glukosa,
fruktosa, maltosa, sukrosa, selulosa pati dan serat. Oleh karena itu, ZnCl2 dapat
berperan sebagai media pelarut pada proses konversi biomassa menjadi HMF.
Larutan ZnCl2 memiliki potensi yang besar untuk menggantikan cairan ionik
sebagai pelarut dalam proses konversi lignoselulosa menjadi senyawa turunannya.
Hal ini dikarenakan keberadaan ZnCl2 yang cukup melimpah serta harganya yang
relatif lebih murah jika dibandingkan dengan cairan ionik. Untuk mengetahui
lebih jauh potensi ZnCl2 sebagai media dalam proses konversi lignoselulosa
menjadi HMF, perlu dilakukan pengujian terhadap pengaruh dari konsentrasi
ZnCl2 sebagai media terhadap perolehan HMF hasil konversi lignoselulosa.
Pengujian terhadap pengaruh konsentrasi ZnCl2 terhadap perolehan HMF
pernah dilakukan Deng dkk. (2012), yang melakukan pengujian hingga
konsentrasi ZnCl2 65 %. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah, HMF baru
bisa diperoleh dengan bantuan ZnCl2 dengan konsentrasi diatas 60 % dan semakin
tinggi konsentrasi ZnCl2 semakin banyak HMF yang diperoleh. Namun,
4
ZnCl2 yang digunakan di atas 65 % masih belum dilakukan dan masih perlu untuk
diamati.
Dalam sintesis HMF terjadi dehidrasi tiga molekul air dan untuk meningkatkan
hasilnya diperlukan peranan katalis. Salah satu katalis yang menunjukkan hasil
positif dalam proses konversi biomassa menjadi HMF adalah CrCl3 yang ketika
dikombinasikan penggunaannya dengan DMA-LiCl mampu menghasilkan
perolehan HMF sebesar 48% (Binder dkk., 2009). Untuk lebih mengetahui lebih
jauh potensi CrCl3 sebagai katalis dalam proses konversi lignoselulosa menjadi
HMF, perlu dilakukan pengujian terhadap pengaruh dosis CrCl3 terhadap
perolehan HMF dari hasil konversi lignoselulosa. Pengujian terhadap pengaruh
dosis CrCl3 ini utamanya adalah untuk mengetahui kombinasi optimal dari CrCl3
sebagai katalis jika dipasangkan dengan media ZnCl2 karena pada pada
penelitian-penelitian sebelumnya CrCl3 dipasangkan dengan katalis lain semisal cairan ionik.
Sementara itu, pada penggunaan CrCl3 yang digabungkan dengan ZnCl2 (A’dawiyah R.A., 2014 ; Herlina, E., 2014), komposisi optimal dari katalis dan media tersebut belum ditemukan.
Setelah proses konversi, pemisahan HMF yang diperoleh dari sisa pereaksi
serta produk samping yang ada di dalamnya merupakan tantangan yang harus
dihadapi selanjutnya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memurnikan
HMF adalah dengan menggunakan resin penukar ion. Penggunaan resin penukar
ion pernah dilakukan oleh Binder dkk. (2009) sebagai fasa diam dan air hasil
destilasi sebagai fasa geraknya dalam proses pemurnian HMF dari kandungan
logam Li.
Fokus dari penelitian ini adalah optimasi konsentrasi ZnCl2 dan dosis katalis
CrCl3 dalam proses konversi biomassa lignoselulosa tandan pisang menjadi HMF
yang kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi kemampuan resin penukar ion
dalam memisahkan pereaksi dari HMF. Dari penelitian ini diharapkan dapat
diketahui jumlah optimal dari dosis CrCl3 serta konsentrasi ZnCl2 untuk konversi
lignoselulosa tandan pisang menjadi HMF serta dapat diketahui pula potensi resin
5
Indra Melta Siswara, 2015
KONVERSI LIGNOSELULOSA TANDAN PISANG MENJADI 5-HIDROKSIMETIL-2-FURFURAL (HMF) : OPTIMASI KOMPOSISI ZnCl2 DAN CrCl3 SERTA EKSPLORASI METODE PEMISAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah dari
penelitian ini adalah:
1. Berapa konsentrasi media ZnCl2 yang optimal untuk konversi lignoselulosa
tandan pisang menjadi HMF?
2. Berapa dosis katalis CrCl3 yang optimal untuk konversi lignoselulosa
tandan pisang menjadi HMF?
3. Bagaimana potensi resin penukar ion dalam memurnikan HMF hasil
konversi lignoselulosa dari logam Zn ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui konsentrasi media ZnCl2 yang optimal untuk konversi
lignoselulosa tandan pisang menjadi HMF,
2. Mengetahui pengaruh dosis katalis CrCl3 yang optimal untuk konversi
lignoselulosa tandan pisang menjadi HMF,
3. Mengetahui potensi resin penukar ion dalam memurnikan HMF hasil
konversi lignoselulosa dari logam Zn.
.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi tandan pisang
sebagai substrat dalam konversi lignoselulosa menjadi HMF dan mengetahui
konsentrasi ZnCl2 dan dosis CrCl3 yang optimal untuk konversi lignoselulosa
menjadi HMF serta mengetahui potensi resin penukar ion dalam memurnikan
hasil konversi dari logam Zn.
1.5 Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini terdiri dari lima bab utama yaitu bab I yang berisi pendahuluan, bab
II tentang tinjauan pustaka, bab III tentang metode penelitian, bab IV yang berisi
6
Secara umum, bab I terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. Pada latar belakang
dikemukakan alasan yang mendasari penelitian yang dilakukan peneliti.
Menindaklanjuti latar belakang, muncul rumusan masalah yang mengetengahkan
masalah-masalah yang muncul dalam penelitian. Tujuan penelitian memberi
poin-poin dari tujuan penelitian ini. Pada bagian akhir, dibahas manfaat penelitian yang
berisi manfaat dari penelitian secara keseluruhan dan struktur organisasi skripsi
yang menguraikan susunan skripsi.
Bab II berjudul tinjauan pustaka yang mengulas dasar-dasar ataupun teori
penelitian yang mendasari penelitian ini. Bab III membahas metode penelitian
secara keseluruhan. Sub-bab dari bab III terdiri dari pertama, waktu dan tempat
pelaksanaan penelitian. Kedua, alat dan bahan digunakan selama proses
penelitian. Ketiga, metode penelitian yang memperinci prosedur dari penelitian
dari satu tahap ke tahap lain. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan hasil
berdasarkan literatur. Adapun bab V berisi kesimpulan umum yang menjawab
17
Indra Melta Siswara, 2015
KONVERSI LIGNOSELULOSA TANDAN PISANG MENJADI 5-HIDROKSIMETIL-2-FURFURAL (HMF) : OPTIMASI KOMPOSISI ZnCl2 DAN CrCl3 SERTA EKSPLORASI METODE PEMISAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian konversi lignoselulosa tandan pisang menjadi
5-hidroksimetil-2-furfural (HMF) untuk optimasi ZnCl2 dan CrCl3 serta eksplorasi metode
pemisahan ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Material-Hayati dan
Laboratorium Instrumen Kimia Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia
(FPMIPA UPI) dan pengujian AAS dilakukan di Laboratorium Pengujian Prodi
Kimia ITB. Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan terhitung sejak bulan Februari
hingga Oktober 2015.
3.2 Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah limbah tandan pisang yang
diperoleh dari limbah perkebunan pisang dan limbah yang dihasilkan pedagang
pisang. Padatan ZnCl2 (Merck) digunakan untuk membuat campuran ZnCl2-H2O
yang berperan sebagai pelarut pada proses konversi selulosa menjadi HMF.
Katalis yang digunakan pada proses konversi adalah CrCl3.6H2O (Merck).
Mikrokristalin selulosa (Sigma Aldrich) digunakan sebagai standar untuk
mengkonfirmasi keberhasilan memperoleh selulosa dari hasil delignifikasi. HMF
(Sigma Aldrich) dengan kemurnian 99,99% digunakan sebagai standar untuk
mengkonfirmasi keberhasilan dalam memeroleh HMF dari hasil konversi. Etanol
96% (Merck) digunakan sebagai pelarut HMF. Semua bahan yang telah
disebutkan dipesan melalui CV. Agung Menara. Untuk proses delignifikasi dan
pencucian selulosa tandan pisang digunakan NaOH 25% dan H2O2 5%. Aquades
digunakan untuk melarutkan ZnCl2. Bahan-bahan tersebut tersedia di Lab Riset
Kimia Material-Hayati FPMIPA UPI. Proses pemisahan HMF dari ZnCl2
dilakuakan dengan menggunakan resin penukar kation jenis Dowex 50WX8-200
sebagai fasa diam dan aquades sebagai fasa geraknya.
Alat yang digunakan untuk menghaluskan tandan pisang adalah pisau dan
blender dan dikeringkan menggunkan oven. Alat yang digunakan pada proses
18
delignifikasi adalah neraca analitik, gelas kimia, mantel pemanas, set alat refluks
dengan labu leher tiga, statif, klem, kaca arloji, termometer 100oC, labu
Erlenmeyer berpenghisap, corong vakum, indikator pH, kertas saring, batang
pengaduk, oven dan spatula. Alat yang digunakan pada proses konversi adalah set
alat refluks dengan labu leher tiga, pemanas listrik, termometer 300oC, pengaduk
magnetik, corong, labu Erlenmeyer berpenghisap, gelas kimia, botol timbang,
neraca analitik, corong leher pendek, spatula, batang pengaduk, pipet tetes, pipet
mikro, labu ukur, pipet seukuran, kertas saring, serta alat dan tabung sentrifuge.
Alat yang digunakan pada proses pemisahan adalah kolom, corong, gelas ukur,
pipet dan batang pengaduk. Analisis gugus fungsi hasil delignifikasi dilakukan
menggunakan instrumen FTIR-8400 SHIMADZU. Adapun hasil konversi HMF
dianalisis menggunakan instrumen HPLC-D700 HITACHI dan hasil pemisahan
dianalisis menggunakan instrumen AAS.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian konversi lignoselulosa tandan pisang menjadi HMF dilakukan
dengan melalui tiga tahap, yaitu proses delignifikasi tandan pisang, konversi
selulosa hasil delignifikasi menjadi HMF dan pemisahan HMF hasil reaksi dari
pelarutnya. Hasil delignifikasi dianalisis menggunakan instrumen FTIR. Hasil
konversi dianalisis menggunakan instrumen HPLC. Hasil pemisahan dianalisis
menggunakan instrumen AAS. Tahapan umum penelitian ini ditunjukkan pada
Gambar 3.1
Delignifikasi Tandan Pisang Analisis FTIR
Konversi Selulosa menjadi HMF
Analisis FTIR
19
Indra Melta Siswara, 2015
KONVERSI LIGNOSELULOSA TANDAN PISANG MENJADI 5-HIDROKSIMETIL-2-FURFURAL (HMF) : OPTIMASI KOMPOSISI ZnCl2 DAN CrCl3 SERTA EKSPLORASI METODE PEMISAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penjelasan yang lebih lengkap untuk tiap tahapan penelitian tersebut
diljelaskan pada uraian-uraian berikut.
3.3.1 Proses Delignifikasi Tandan Pisang
Proses delignifikasi tandan pisang diawali dengan pengumpulan limbah tandan
pisang. Tandan pisang dibersihkan kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
selama seminggu, setelah itu, tandan pisang juga melalui pengeringan di dalam
oven selama 24 jam pada suhu 60oC. Sampel yang sudah kering kemudian
dihaluskan dengan cara diblender. Tandan pisang halus kemudian ditimbang
sebanyak 10 gram dan dimasukkan ke dalam gelas kimia yang kemudian diisi air
100 mL yang kemudian dipanaskan selama satu jam pada suhu 100oC. Residu
yang diperoleh dari proses hidrolisis tersebut kemudian diambil dan ditambahkan
NaOH 25% sebanyak 100 mL (1:10) dan direfluks selama dua jam pada suhu
92oC. Hasil refluks disaring menggunakan vakum. Residu yang diperoleh
kemudian dicuci menggunakan aquades hingga pH aquades yang digunakan untuk
pencucian menjadi netral. Setelah itu, residu dikeringkan di dalam oven pada suhu
60oC selama 24 jam.
Residu hasil pengeringan ditimbang kemudian direfluks kembali menggunakan
larutan H2O2 5% sebanyak 100 mL selama dua jam pada suhu 60oC. Hasil refluks
ini juga kemudian disaring menggunakan vakum dan dicuci hingga netral dan
selanjutnya dikeringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 60oC. Hasil
delignifikasi ini, baik setelah refluks dengan NaOH maupun setelah refluks
dengan H2O2, dikarakterisasi dengan FTIR untuk dibandingkan dengan hasil
karakterisasi FTIR terhadap mikrokristalin selulosa dan juga tandan pisang halus
sebelum delignifikasi. Preparasi untuk analisis ini menggunakan garam KBr yang
dibuat pellet. Instrumen yang digunakan adalah FTIR-8400 SHIMADZU. Hasil
dari proses delignifikasi ini selanjutnya disebut sebagai selulosa tandan pisang.
20
Gambar 3.2 Bagan Alir Proses Delignifikasi
3.3.2 Konversi Selulosa Tandan Pisang menjadi HMF
Proses konversi selulosa tandan pisang menjadi HMF dilakukan dengan
mencampurkan satu gram selulosa ke dalam campuran 30 gram larutan ZnCl2
67% dan katalis CrCl 3 dengan variasi massa katalis 0,0125 g; 0,025 g; 0,05 g; 0,1
g; dan 0,2 g yang sebelumnya telah dipanaskan hingga 120oC. Larutan kemudian
derefluks pada suhu 120o C selama 45 menit disertai dengan pengadukan. Hasil
konversi dianalisis menggunakan HPLC. Setelah dibandingkan dengan hasil
pengujian HPLC HMF standar, dua variasi massa katalis dengan perolehan terbaik
diambil. Proses konversi selanjutnya menggunakan dua varisi massa katalis
tersebut dengan memvariasikan konsentrasi larutan ZnCl2 yang digunakan, yaitu
60 %, 70 %, 67 % dan 75 %. Campuran kemudian direfluks dengan kondisi yang - Dinetralkan
- Dikeringkan
Tandan Pisang
- Dibersihkan - Dikeringkan
Tandan Pisang Kering
- Dihaluskan
Tandan Pisang Halus
- Ditimbang 10 gram - Ditambah aquades 100 mL - Dipanaskan 100oC selama 1 jam
Residu
Residu
Residu
Filtrat - Ditambah NaOH 25 % (1:10)
- Direfluks selama 2 jam pada suhu 92o C
- Disaring Filtrat Filtrat Residu Kering Residu Kering Analisis FTIR Analisis FTIR - Dinetralkan - Dikeringkan
- Ditambah 100 mL H2O2 5 %
- Direfluks selama 2 jam pada 60oC
21
Indra Melta Siswara, 2015
KONVERSI LIGNOSELULOSA TANDAN PISANG MENJADI 5-HIDROKSIMETIL-2-FURFURAL (HMF) : OPTIMASI KOMPOSISI ZnCl2 DAN CrCl3 SERTA EKSPLORASI METODE PEMISAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sama dengan proses konversi sebelumnya dan hasilnya dianalisis dengan HPLC.
Proses konversi selulosa tandan pisang menjadi HMF ditampilkan di Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Bagan Alir Konversi Selulosa Tandan Pisang Menjadi HMF
Preparasi analisis menggunakan HPLC dilakukan dengan melarutkan 1 mL
hasil konversi dalam 9 mL etanol 96%. Campuran kemudian disentrigugasi
selama 10 menit dengan kecepatan 1200 rpm. Supernatan hasil sentrifugasi
diambil secukupnya untuk diuji HPLC. Analisis kualitatif dilakukan dengan
membandingkan data waktu retensi yang diperoleh dengan waktu retensi HMF
standar. Sedangkan untuk analisis kuantitatif, dilakukan uji kalibrasi dengan
menggunakan deret standar larutan HMF dalam etanol. Standar yang digunakan
memiliki konsentrasi 100, 150, 200, 300, 450 dan 500 ppm. Parameter dari HPLC
pada proses uji ini adalah:
Instrumentasi : HPLC-D700 HITACHI
Detektor : UV 280 nm
Laju alir : 1 mL/menit
Fasa Gerak : Asetonitril:aquabides (10:90)
Suhu kolom : 30oC
Larutan ZnCl2
- Ditimbang 30 gram - Ditambah CrCl3
- Dipanaskan sampai 100o C
- Ditambah 1 g selulosa tandan pisang
Campuran Selulosa Tanda Pisang, Larutan ZnCl2 dan CrCl3
- Direfluks 40 menit disertai pengadukan
22
3.3.3 Eksplorasi Metode Pemisahan
Proses pemisahan dilakukan terlebih dahulu terhadap sampel model. Sampel
model adalah larutan ZnCl2 66,67 %. Sebelum proses pemisahan dilakukan, resin
penukar ion disiapkan terlebih dahulu dengan dimasukkan ke dalam kolom
dengan diameter 2 cm dengan tinggi 5 cm. Sebelum ditambahkan sampel, kolom
dialiri terlebih dahulu fasa geraknya yaitu aquades. Model dipisahkan dari Zn
dengan cara menambahkan 2,7 mL sampel ke dalam kolom yang sudah berisi
resin dan aquades. Sampel kemudian dielusikan dengan aquades bervolume total
25 mL. Laju alir dihitung dengan satuan mL per menit, untuk pemisahan model
dan hasil konversi ini, laju alir yang digunakan adalah 1,6 mL/menit. Hasil
konversi juga dipisahkan dengan cara yang sama. Hasil-hasil pemisahan
ditampung untuk kemudian diuji dengan instrumen AAS. Bagan alir proses
pemisahan dapat dilihat pada Gambar 3.4. Pengamatan terhadap pengaruh laju alir
terhadap hasil pemisahan juga dilakukan dengan cara memisahkan sampel model
dengan laju alir yang divariasikan, yaitu selain 1,6 mL/menit yang sebelumnya
sudah dilakukan, ditambah juga variasi laju alir 0,8 mL/menit, 0,4 mL/menit dan
0,27 mL/menit.
Gambar 3.4 Bagan Alir Pemisahan HMF
Hasil pemisahan dianalisis dengan AAS untuk mengetahui konsentrasi Zn2+
setelah sampel melewati proses pemisahan. Konsentrasi Zn2+ ditentukan dengan
memasukkan nilai absorbansi sampel pada persamaan garis yang diperoleh dari
kurva kalibrasi deret standar. Deret standar yang digunakan memiliki konsentrasi
Zn2+ sebesar 3, 6, 9 dan 12 ppm.
Hasil Reaksi / Model
- Ditakar sebanyak 2,7 mL - Dimasukkan ke dalam kolom berisi resin Dowex
- Dielusi aquades 25 mL
35
Indra Melta Siswara, 2015
KONVERSI LIGNOSELULOSA TANDAN PISANG MENJADI 5-HIDROKSIMETIL-2-FURFURAL (HMF) : OPTIMASI KOMPOSISI ZnCl2 DAN CrCl3 SERTA EKSPLORASI METODE PEMISAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian konversi lignoselulosa tandan pisang menjadi HMF
yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu:
• Pelarut ZnCl2 dapat digunakan sebagai media dalam konversi biomassa lignoselulosa tandan pisang menjadi HMF dengan konsentrasi optimum
66,67%.
• Katalis CrCl3 dapat digunakan sebagai katalis pada konversi biomassa lignoselulosa tandan pisang menjadi HMF dengan dosis optimum yang
didapat dari perbandingan massa katalis : massa selulosa = 1 : 10 sehingga
kombinasi ZnCl2 dan CrCl3 yang optimal diperoleh dari kombinasi 30 gram
ZnCl2 66,67% dan 100 mg CrCl3 yang menghasilkan 66,4 mg HMF atau
perolehan 6,64 % dari 1 gram selulosa tandan pisang.
• Metode pemisahan menggunakan resin penukar ion mampu mengurangi kandungan Zn model dari 66,67 % menjadi 3,76% dan kandungan Zn hasil
konversi dari 66,67 % menjadi 8,44 % serta laju alir diketahui dapat
mempengaruhi hasil dari proses pemisahan ini.
5.2 Saran
Penelitian konversi lignoselulosa menjadi HMF di masa depan dapat berfokus
pada pencarian komposisi optimum dari media dan katalis lain. Dapat dilakukan
pula pengujian metode lain untuk pemisahan hasil HMF dari pereaksinya atau
mengoptimalkan penggunaan resin penukar ion dengan menguji pengaruh dari
variabel-variabel lain yang belum diuji. Selain pemurnian HMF dari pereaksinya,
pemurnian HMF dari produk sampingan dapat dilakukan juga pada penelitian
36
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, N., Fauziah Sulaiman, M. Azman Miskam, Rahmad Hohd Taib. (2014).
Characterization of Banana (Musa spp.) Pseudo-Stem and Fruit-Bunch-Stem as
a Potential Renewable Energy Resource. WAS, 8, 108-111.
A’dawiyah S.R. (2014). Konveri Lignoselulosa Jerami Jagung (Corn Stover) Menjadi HMF dalam Media ZnCl2 dengan Co-Catalyst Zeolit, CrCl3 dan
DMA-LiCl. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Alam, M.I., Sudipta, D., Dutta S., dan Saha, B. (2012). “Solid-Acid and Ionic Catalyzed One-Pot Transformation of Biorenewable Substrates Into A Platform Chemical and A Promising Biofuel”. The Royal Society of Chemistry. 2,
6890-6896.
Alonso, D.M., Bond, J.Q. dan Dumesic, J.A. (2010). Catalytic conversion of
biomass to biofuels. Critical review: Green Chem., 12, 1493-1513.
Arvela, P.M., Salminen, E., Riitonen, E., Virtanen, P., Kumar, N., dan Mikkola, J. (2012). “The Challenge of Efficient Synthesis of Biofuels from Lignocellulose for Future Renewable Transportation Fuels”. International Journal of Chemical Engineering. 674761.
Binder, J.B. dan Raines, R.T. (2009). Simple chemical transformation of
lignocellulosic biomass into furan for fuels and chemicals. J. Am. Chem. Soc.,
Vol. 131 No.5.
De Almeida, R., Li, J., Nederlof, C., O’Connor, P., Makkee, M., dan Mouljin, J. (2012). “Cellulose Conversion to Isosorbide in Molten Salt Hydrate Media”.
ChemSusChem. 3, 325-328.
Deng, T., Cui, X., Qi, Y., Wang, Y., Hou, X. dan Zhu, Y. (2012). Conversion of
carbohydrates into 5-hydroxymethylfurfural catalyzed by ZnCl2 in water.
37
Indra Melta Siswara, 2015
KONVERSI LIGNOSELULOSA TANDAN PISANG MENJADI 5-HIDROKSIMETIL-2-FURFURAL (HMF) : OPTIMASI KOMPOSISI ZnCl2 DAN CrCl3 SERTA EKSPLORASI METODE PEMISAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ESDM. (2013). Energi Fosil dikurangi, EBT ditingkatkan. [Online] Tersedia:
http://www.esdm.go.id/news-archives/323-energi-baru-dan-terbarukan/6485-energi-fosil-dikurangi-ebt-ditingkatkan.html. [Diakses: 28 September 2015]
Firdaus, F.H.Z. (2012). Studi Pendahuluan Reaksi Konversi Selulosa dari
Biomassa Jerami Padi (Rice Straw) Menjadi 5-Hydroxymethylfurfural (HMF)
Sebagai Prekursor Biofuel 2,5-Dimethylfuran (DMF) Menggunakan Radiasi
Microwave. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Harmsen, P., Lips, S. Dan Bakker, R. (2013). Pretreatment of lignocellulosic for
biotechnological production of lactic acid. Wageningen: Wageningen UR &
Biobased Research.
Herlina E. (2014) Konversi Biomassa Limbah Kulit Durian (Durio zibhetinus
Murray) Menjadi 5-Hidroksimetilfurfural dalam Larutan ZnCl2 Menggunakan
Katalis CrCl3.Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Jadhav, A.H., Hern Kim, In Taek Hwang. (2013). An Efficient and Heterogeneous
Recycleable Silicotungstic Acid with Modified Acid Sites as a Catalyst for
Conversion of Fructose and Sucrose into 5-hydroxymethyl Furfural in
Superheted Water. Bioresource Technology. 132. 342-350.
Jan van Putten, R., C. van der Waal, J., Jong, E., Rasrendra, C., Heeres, H., dan G. deVries, J. (2013). “Hydroxymethylfurfural, A Versatile Platform Chemical
Made from Renewable Resources”. Journal of The American Chemical
Society. 113, 1499-1597.
Kim, S.B., Lee, S.J., Lee, J.H., Jung, Y.R., Thapa, L.P., Kim, J.S. (2013).
Pretreatment of rice straw with combined process using dilute sulfuric acid and
38
Kumar, P., Barrett, D.M., Delwiche, M.J., dan Stroeve, P. (2009). Methods for
pretreatment of lignocellulosic biomass for efficient hydrolysis and biofuel
production. Review: Industrial & Engineering Chemistry Research, xxx, (xx),
A-Q.
Lee, J-W., Ha, M-G., Yi, Y-B dan Chung., C-H. (2011) Chromium halide
mediated production of hydroxyl methyl furfural from starch-rich acorn
biomass in an acidic ionic liquid. Carbohydrate Research, 346, 177-182.
Lestari, A.D. Konversi Selulosa dari Biomassa Jerami Padi Menjadi HMF
Sebagai Precursor Biofuel Menggunakan Media ZnCl2dan Katalis CrCl3.
Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Li, C., Zhao, Z.K., Wang, A., Zheng, M. dan Zhan, T. (2010). Production of
5-hydroxymethylfurfural in ionic liquids under high fructose concentration
conditions. Carbohydrate Research, 345, 1846-1850.
Lim, S.J. (2012). A Review on utilization of biomass from rice industry as a
source of renewable energy. Elsevier: Science Direct. 16, 3084-3094.
Liu, F. (2012). Separation and purification of valuable chemicals from suimulated
hydrothermal conversion product solution. Tesis. University of Waterloo,
Waterloo.
Martinez, A.T.., Ruiz-Duenas, F.J., Martinez., M.J., del Rio, J.C. dan Gutierrez,
A. (2009). Enzymatic delignification of plant cell wall: from nature to mill.
Current Opinion in Biotechnology, 20, 348-357.
Nurjamilah, R. (2013). Aktivitas zeolit alam dan zeolit termodifikasi
heteropolytungstate (HPW) sebagaoi satalia dalam konversi fruktosa menjadi
39
Indra Melta Siswara, 2015
KONVERSI LIGNOSELULOSA TANDAN PISANG MENJADI 5-HIDROKSIMETIL-2-FURFURAL (HMF) : OPTIMASI KOMPOSISI ZnCl2 DAN CrCl3 SERTA EKSPLORASI METODE PEMISAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjadi 5-ethoxymethyl-2-furfural (EMF). Skripsi. Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Rosatella, A.A., Simeonov, S.P., Frade, R.F.M. dan Afonso, C.A.M. (2011).
5-Hydroxymethylfurfural (HMF) as a building block platform: Biological
properties, synthesis and synthetic applications. Critical review : Green Chem.,
13, 754.
Roman-Leskov, Y., Barret, C.J., Liu, Z.Y. dan Dumesic, J.A. (2007). Production
of 5-hydroxymethylfurfural and furfural by dehydration of biomass-derived
mono- and poly-saccharides. Green Chem., 9:342-350.
U.S. Department of Energy. (2004). Top value added chemicals from biomass
(Volume I). U.S.A.: U.S. Departement of Energy.
Wang, Y., Pedersen, C.M., Deng, T., Qiao, Y. dan Hou, X. (2013). Direct
conversion of chitin biomass to 5-hydroxymethylfurfural in concentrated ZnCl2
aqueous solution. Bioresource Technology, 143, 384-390.
Wettstein, S.G., Alonso, D., Gurbuz, E., dan Dumesic, J. (2012). A Roadmap for
Conversion of Lignocellulosic Biomass to Chemicals and Fuels.
Elsevier:Science Direct,. 1, 218-224.
Yang, Z,P,, Xu, S.W., Ma, X.L. dan Wang S.Y. (2008). Characterization and
acetylation behavior of bamboo pulp. Wood Sci. Technol., 42 (8), 621-632.
Yi, Young-Byung, Myoung-Gyu Ha, Jin-Woo Lee, Suk-Man Park, Young-Hun
Choi, Chung-Han Chung. (2013). Direct Conversion of Citrus Peel Waste into
HMF in Ionic Liquid by Mediation of Flourinated Metal Catalysts. Journal of
40
Zaldivar, J., Nielsen, J. Dan Olsson, L. (2001). Fuel ethanol production from
lignocellulosic : a challenge for metabolic engineering and process integration.
Applied Microbiology and Biotechnology, 56 (1-2), 17-34.
Zeitsh, K.J. (2000). The Chemistry and Technology of Furfural and Its Many
By-Products. Sugar Series, First ed. Vol. 13. Elsevier. The Netherlands.
Zhang, L., Hongbing Yu, Pan Wang, Heng Dong, Xinhong Peng. (2013)
Conversion of xylan, D-xylose and Lignocellulosic Biomass into Furfural
using AlCl3 as Catalyst in Ionic Liquid. Bioresource Technology. 130.
110-116.
Zhao, X., van der Heide, E., Zhang, T. Dan Liu, D. (2010). Delignification of
sugarcane bagasse with alkali and peratic acid and characterization of the pulp.