• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN DI SMKN 1 SUMEDANG : Penelitian Eksperimen Terhadap Peserta Didik Paket Keahlian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN DI SMKN 1 SUMEDANG : Penelitian Eksperimen Terhadap Peserta Didik Paket Keahlian"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATA PELAJARAN

KONSTRUKSI BANGUNAN DI SMKN 1 SUMEDANG

(Penelitian Eksperimen Terhadap Peserta Didik Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMKN 1 Sumedang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Arsitektur Departemen Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI

oleh

Ekawati Sukandar

NIM 1104434

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN

(2)

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATA PELAJARAN

KONSTRUKSI BANGUNAN DI SMKN 1 SUMEDANG

(Penelitian Eksperimen Terhadap Peserta Didik Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMKN 1 Sumedang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

LEMBAR HAK CIPTA

Oleh

Ekawati Sukandar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Arsitektur Departemen Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI

© Ekawati Sukandar 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

EKAWATI SUKANDAR

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATA PELAJARAN

KONSTRUKSI BANGUNAN DI SMKN 1 SUMEDANG

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I,

Ir.H. Sidik Hananto, M.T NIP. 19500123 197803 1 002

Pembimbing II,

Adi Ardiansyah, S.Pd, M.T NIP. 19750123 200812 1 001

Mengetahui:

Ketua Departemen Pendididikan Teknik Arsitektur

(4)

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATA PELAJARAN

KONSTRUKSI BANGUNAN DI SMKN 1 SUMEDANG

(Penelitian Eksperimen Terhadap Peserta Didik Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMKN 1 Sumedang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

Ekawati Sukandar

Departemen Pendidikan Teknik Arsitektur, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Latar belakang masalah dari penelitian ini adalah pada pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan di SMKN 1 Sumedang terlihat bahwa setiap siswa cenderung berdiskusi secara homogen, siswa yang relatif pandai berdiskusi dengan siswa yang relatif pandai, dan sebaliknya. Selain itu, siswa memiliki tingkat pemahaman yang berbeda dalam menerima materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Hal tersebut berdampak pada proses pembelajaran dan hasil belajar siswa, siswa yang relatif rajin dan pandai dapat dengan cepat menerima dan menganalisis informasi yang diberikan oleh guru. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Salah satunya dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Pada pelaksanaan model pembelajaran tipe STAD ini siswa dituntut untuk berdiskusi secara heterogen, berdasarkan kemampuan dan latar belakang. Hal tersebut bertujuan agar siswa yang relatif pandai dapat membantu pemahaman siswa yang relatif kurang pandai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan dan peningkatan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dengan kooperatif tipe STAD. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif eksperimen, dengan desain Quasi experimental design yaitu Nonequivalent Control Group Design. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan model pembelajaran Discovery Learning, serta peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.

(5)

COMPARISON LEARNING MODEL OF DISCOVERY LEARNING WITH COOPERATIVE TYPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) ON THE SUBJECT OF BUILDING CONSTRUCTION

AT SMKN 1 SUMEDANG

(Experimental Research Againts Student Skills Package Architecture Engineering SMKN 1 Sumedang Second Semester of Academic Year 2014/2015)

Ekawati Sukandar

Department of Architecture Education, Faculty of Technology and Vocational Skills Education, Indonesia University of Education

ABSTRACT

The background of problem from this research is implementation of learning process using learning model of Discovery Learning on the subjects of Building Construction at SMKN 1 Sumedang that each student is likely to discuss homogeneous, student are relatively smart discussing with student relatively smart, and otherwise. Moreover, students have a different level of understanding in accepting the subject matter given by the teacher. It has an impact on the learning process and student learning outcomes, students are relatively diligent and resourceful can quickly receive and analyze information provided by the teacher. One of effort to overcome this problem is by using the appropriate learning models. One ofthem is the use of Cooperative Learning model Student Teams Achievement Division (STAD). In the implementation of this learning model STAD students are required to discuss heterogeneous, based on ability and background. It is intended that the relatively clever students can help comprehension students relatively less intelligent. The purpose of this research is to know the difference and enhancement in learning outcomes among students who use learning model Discovery Learning with cooperative type STAD. The research method used is Quantitative Experiments, with designs Quasi-experimental design that is Nonequivalent Control Group Design. The results showed that there are differences between the results of student learning using Cooperative Learning model type STAD with learning model Discovery Learning, as well as enhancement student learning outcomes by using Cooperative Learning model type STAD higher compared to using a learning model Discovery Learning.

(6)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Ucapan Terimakasih ... iii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Penelitian Sejenis ... 6

BAB II LANDASAN TEORI, ANGGAPAN DASAR DAN HIPOTESIS 8 A. Landasan Teori

1. Hubungan Belajar, Pembelajaran dan Model Pembelajaran ... a. Definisi Belajar ...

b. Definisi Pembelajaran ... c. Definisi Model Pembelajaran ... 2. Model Pembelajaran Discovery Learning ...

a. Definisi Model Pembelajaran Discovery Learning ... b. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Discovery

Learning ...

3. Model Pembelajaran Kooperatif ... a. Definisi Model Pembelajaran Kooperatif ... b. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif ... c. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ...

4. Hasil Belajar ... 5. Materi Pokok Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan ...

(7)

B.Anggapan Dasar ... C.Hipotesis ...

22 25 BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Metode Penelitian ... B. Desain Penelitian ... C. Lokasi Penelitian ... D. Populasi dan Sampel Peneltian ... E. Variabel Penelitian ... F. Alur Penelitian ... G. Instrumen Penelitian ... 1. Tes ... 2. Non Tes ... H. Teknik Analisis Data ... 1. Validitas Tes ... 2. Data Hasil Tes ... a. Menghitung Skor Tes Individu ...

b. Pengelompokan Nilai Tes ... 3. Analisis Data ...

a. Analisis Data Hasil Belajar Siswa ... b. Uji Hipotesis ... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 41

A. Deskripsi Data ... B. Data Hasil Penelitian ... 1. Data Hasil Kelas Kontrol ...

a. Hasil Pre-Test kelas Kontrol ... b. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... c. Data Hasil Post-Test Kelas Kontrol ... 2. Data Hasil Kelas Eksperimen ... a. Data Hasil Pre-Test Kelas Eksperimen ... b. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... c. Data Hasil Post-Test Kelas Eksperimen ... C. Perbedaan Hasil Belajar Kelas Kontrol dengan Kelas Eksperimen

(8)

D. Analisis Data Peningkatan (Gain) ... 1. Uji Peningkatan (Gain) Kelas Kontrol ... 2. Uji Peningkatan (Gain) Kelas Eksperimen ... 3. Perbedaan Peningkatan (Gain) Kelas Kontrol dengan Kelas Eksperimen ... 4. Pengujian Hipotesis ... a. Uji Normalitas Data ... b. Uji Homogenitas ... c. Uji t-test ... E. Pembahasan Hasil dan Temuan Penelitian ...

64 64 66

68 69 69 71 71 72 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 75

A. Simpulan ... B. Saran ...

75 75

(9)

DAFTAR TABEL

Penelitian Sejenis ... Tahapan Model Pembelajaran Discovery Learning ... Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif Membagi Siswa ke dalam Tim ... Tahapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... Menghitung Skor Individu ... Menghitung Skor Kelompok ... Kompetensi Dasar dan Materi Pokok Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan Semester Genap ... Skema Nonequivalent Control Group Design ... Jumlah siswa kelas X B SMKN 1 Sumedang ... Jumlah sampel siswa kelas X B SMKN 1 Sumedang ... Observasi Kegiatan Guru ... Obsevasi Kegiatan Siswa ... Kisi-kisi klasifikasi Soal Kognitif ...

Kisi-kisi Klasifikasi Soal Berdasarkan Materi Pokok ... Kriteria Penilaian di SMKN 1 Sumedang ...

Nilai Gain Ternormalisasi dan Klasifikasinya ... Tabel Penolong untuk Pengujian Normalitas Data dengan

Chi-Kuaadrat ...

Sampel yang digunakan pada penelitian ... Hasil Pre-test Kelas Kontrol ... Kriteria Standar Kelulusan Hasil Pre-test Kelas Kontrol ... Pembagian waktu pada kegiatan pembelajaran Kelas Kontrol ... Hasil Post-test Kelas Kontrol ... Kriteria Standar Kelulusan Hasil Post-test Kelas Kontrol ... Hasil Pre-test Kelas Eksperimen ... Kriteria Standar Kelulusan Hasil Pre-test Kelas Eksperimen ... Pembagian waktu pada kegiatan pembelajaran Kelas Eksperimen Hasil Post-Test Kelas Eksperimen ...

(10)

Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16

Tabel 4.17

Tabel 4.18

Kriteria Standar Kelulusan Hasil Post-Test Kelas Eksperimen ... Perbedaan Hasil Belajar Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol Data Peningkatan Kelas Kontrol ... Data Peningkatan Kelas Eksperimen ... Perbedaan Peningkatan Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... Hasil Perhitungan Normalitas Data menggunakan SPSS Statistics 17.0 ... Hasil Perhitungan Chi Kuadrat (χ2) menggunakan SPSS

Statistics 17.0 ...

Hasil Perhitungan Varians menggunakan SPSS Statistics 17.0 ... 62 63 64 66 68

69

(11)

DAFTAR GAMBAR

Diagram Lingkaran Nilai Pre-Test Kelas Kontrol ... Pelaksanaan Pre-Test Kelas kontrol ... Kegiatan mengamati pada proses pembelajaran kelas kontrol Kegiatan berdiskusi ketika ada siswa yang bertanya pada proses pembelajaran kelas kontrol ... Kegiatan mencoba pada proses pembelajaran kelas kontrol ... Kegiatan berdiskusi dalam mengerjakan tugas pada kelas kontrol ... Kegiatan Post-Test pada kelas kontrol ... Kegiatan penutup pada kelas kontrol ... Diagram Lingkaran Nilai Post-Test Kelas Kontrol ... Diagram Lingkaran Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen ... Kegiatan Pre-Test pada kelas eksperimen ... Tahap penyajian materi oleh peneliti pada kelas eksperimen

Tahap kegiatan kelompok pada kelas eksperimen ... Tahap kegiatan diskusi kelompok pada kelas eksperimen ...

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Para ahli pendidikan sudah banyak menemukan berbagai macam model pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran didalam kelas. Penerapan model pembelajaran tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga tidak semua model pembelajaran dapat diterapkan pada semua pelajaran yang diajarkan di sekolah. Penggunaan model pembelajaran menjadi salah satu faktor utama dalam proses pembelajaran, karena dalam proses pembelajaran tersebut guru memiliki peranan yang sangat penting untuk mengembangkan potensi anak didik dan meningkatkan hasil belajar.

Berkaitan dengan diterapkannya kurikulum 2013 di Indonesia, terdapat beberapa perbaikan dalam sistem pembelajarannya. Salah satunya yaitu mengenai model pembelajaran. Pembelajaran pada kurikulum 2013

menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dimaksudkan agar peserta didik aktif dalam proses mencari informasi, mengenal dan

memahami materi menggunakan pendekatan ilmiah. Sehingga informasi yang mereka dapat tidak tergantung pada guru saja. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pendekatan saintifik diantaranya adalah mengamati (observasi), bertanya, mengolah informasi atau menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Adapun beberapa model pembelajaran yang dipandang sejalan dan cocok dengan prinsip-prinsip pendekatan saintifik antara lain model pembelajaran Discovery Learning, Problem Based

Learning, Project Based Learning, dan model pembelajaran Kooperatif.

(dalam Kurniasih dan Sani, 2014, hlm. 64).

(13)

2

siswa untuk belajar secara aktif, pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa. Sehingga dalam proses pembelajarannya guru tidak memberikan materi dalam bentuk final, melainkan siswa sendiri yang harus mencari informasi, dan siswa diharapkan dapat menemukan jawaban secara mandiri. Beberapa kelebihan dari model pembelajaran Discovery Learning adalah mendorong siswa untuk berpikir atas inisiatif sendiri, merumuskan hipotesis sendiri, serta siswa berkembang dengan cepat sesuai dengan kemampuan masing-masing individu. Kekurangan dari model Discovery Learning ini adalah bagi siswa yang relatif kurang pandai, akan mengalami kesulitan berpikir dalam mengungkapkan konsep-konsep dalam materi pelajaran.

Berdasarkan pengamatan peneliti pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan, siswa diharuskan untuk berpikir dan mengungkapkan konsep-konsep materi pelajaran secara mandiri. Pada pelaksanaanya setiap siswa cenderung berdiskusi secara homogen, siswa yang relatif pandai berdiskusi dengan siswa yang relatif pandai, dan sebaliknya. Selain itu, siswa

memiliki tingkat pemahaman yang berbeda dalam menerima materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Hal tersebut berdampak pada proses pembelajaran dan hasil belajar siswa, siswa yang relatif rajin dan pandai dapat dengan cepat menerima dan menganalisis informasi yang diberikan oleh guru. Sedangkan siswa yang relatif kurang pandai kesulitan dan membutuhkan waktu yang lama dalam menerima dan menganalisis informasi yang diberikan oleh guru. Sehingga hasil belajar yang diperoleh oleh siswa menjadi beragam dan terdapat kesenjangan nilai antara siswa yang relatif pandai dan relatif kurang pandai.

(14)

3

pembelajaran, dan diharapkan khususnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga ketercapaian hasil belajar siswa tidak mengalami kesenjangan nilai yang signifikan.

Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) merupakan salah satu dari model pembelajaran yang

bersifat student center (berpusat pada siswa). Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi dengan latar belakang yang beragam seperti kemampuan, jenis kelamin, suku/ras. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa yang memiliki latar belakang yang berbeda untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas setiap anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang diberikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar. (dalam Trianto, 2009, hlm. 58).

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Model Pembelajaran

Discovery Learning dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Mata Pelajaran

Konstruksi Bangunan di SMKN 1 Sumedang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Setiap siswa cenderung berdiskusi secara homogen, siswa yang relatif pandai berdiskusi dengan siswa yang relatif pandai, dan sebaliknya.

2. Setiap siswa memiliki tingkat pemahaman yang berbeda dalam menerima materi pelajaran yang diberikan oleh guru.

(15)

4

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas maka penulis membatasi sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan, materi pokok yang digunakan adalah pekerjaan utilitas pada bangunan.

2. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan penggunaan model pembelajaran Discovery Learning dan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siswa kelas X Bangunan SMKN 1 Sumedang.

3. Hasil belajar hanya dilihat pada domain kognitif (pengetahuan).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan

model pembelajaran Discovery Learning dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Konstruksi

Bangunan di SMKN 1 Sumedang?

2. Berapa besar peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Discovery Learning dan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan di SMKN 1 Sumedang?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran

(16)

5

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Discovery Learning dan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan di SMKN 1 Sumedang.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan menjadi bahan pertimbangan dan sumber data bagi pendidik dalam upaya peningkatan proses belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran Konstruksi Bangunan pada kelas X Bangunan di SMKN 1 Sumedang.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif pilihan model pembelajaran pada mata pelajaran teori lainnya. Serta

(17)

6

G. Penelitian Sejenis

Tabel 1.1 Penelitian Sejenis

No. Nama/NIM Judul Universitas/

Tahun Isi

1. Astrid Octaviani/ 0700160

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Division

(STAD) pada Mata Pelajaran Utilitas di Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMKN 1 Cilaku-Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia/

2011

Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi

experimental design (nonequivalent control group design). Ada dua kelompok sampel yang dipilih

(18)

7

No. Nama/NIM Judul Universitas/

Tahun Isi

2. Muhammad Ibrahim/ 060913

Penerapan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP (SMPN 2 Kota Garut)

Universitas Pendidikan Indonesia/

2013

Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi

experiment dengan desain one group pre-test post-test design. Sampel dalam penelitian ini dilakukan

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan secara kuantitatif, karena dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, serta analisis data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Penelitian kuantitatif ini termasuk metode penelitian kuantitatif eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap suatu objek tertentu. Dengan kata lain, penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi

experimental design (eksperimental semu) karena dalam penelitian ini

tidak dapat mengukur variabel luar yang berpengaruh dan sulit untuk mengkontrolnya. Selain itu, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol ditentukan (tidak dipilih secara random).

(20)

27

Tabel 3.1 Skema Nonequivalent Control Group Design

Random Tes awal

(pre-test)

Perlakuan Tes Akhir

(post-test)

Kelas Eksperimen O1 X O2

Kelas Kontrol O3 - O4

Sumber: Sugiyono (2014, hlm. 116)

C. Lokasi Penelitian

Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sumedang yang berada di Jalan Mayor Abdurakhman No. 209 Sumedang. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

D. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Bangunan yang mengontrak mata pelajaran Konstruksi Bangunan (paket keahlian Teknik Gambar Bangunan) SMKN 1 Sumedang yang terdiri dari 3 kelas yaitu kelas X B1, X B2, dan X B3. Data mengenai populasi penelitian dapat di lihat pada tabel 3.2 sebagai berikut.

Tabel 3.2 Jumlah siswa kelas X B SMKN 1 Sumedang

Kelas Jumlah Populasi

X B1 33

X B2 31

X B3 32

Jumlah 96

(21)

28

2. Sampel Penelitian

Teknik pengumpulan sampel pada penelitian ini termasuk kedalam teknik nonprobability sampling yang dilakukan secara

sampling purposive yakni teknik pengambilan anggota sampel dari

populasi dilakukan dengan pertimbangan tertentu.

Pada penelitian ini sampel yang diambil terdapat 2 kelas, yaitu kelas XB2 sebagai kelas eksperimen, dan XB3 sebagai kelas kontrol. Peneliti menentukan sampel XB2 dan XB3 dikarenakan pertimbangan sebagai berikut:

a. Rata-rata nilai kelas XB2 dan XB3 relatif sama, dibandingkan dengan XB1 berdasarkan data nilai akhir semester 1 pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan.

b. Penentuan XB2 sebagai kelas eksperimen dikarenakan siswa pada kelas XB2 relatif pasif, serta siswa cenderung berkelompok secara homogen.

Data mengenai sampel penelitian yang dipilih dapat di lihat

pada tabel 3.3 sebagai berikut.

Tabel 3.3 Jumlah sampel siswa kelas X B SMKN 1 Sumedang

Kelas Jumlah Populasi

X B2 (Eksperimen) 31 X B3 (Kontrol) 32

Jumlah 63

Sumber: Jurusan TGB SMKN 1 Sumedang

E. Variabel Penelitian

(22)

29

atau yang menjadi akibat dari variabel bebas, yaitu hasil belajar. (Sugiyono, 2014, hlm. 61).

Variabel Bebas (X) :

F. Alur Penelitian

Adapun alur penelitian dalam penelitian ini dapat di lihat pada gambar 3.1 sebagai berikut.

Sumber: Hasil analisis peneliti, 2015 Kelas

Eksperimen Kelas X Teknik Gambar Bangunan

Analisis Temuan Penelitian

(23)

30

G. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2014, hlm. 148) mengemukakan bahwa “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes

Tes berupa soal kognitif (pengetahuan) mengenai materi pokok pekerjaan utilitas pada bangunan, dengan jenis pilihan ganda

dengan jumlah 25 soal. Setiap soal memiliki 5 pilihan jawaban. a. Tes Awal (pre-test)

Tes Awal digunakan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan. Tes awal dilaksanakan pada awal pembelajaran untuk memberikan data awal kemampuan siswa sebelum memperoleh materi pembelajaran.

b. Tes Akhir (post-test)

Post-test digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan akhir siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan. Post-test dilakukan diakhir penelitian, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Division (STAD) pada kelas eksperimen dan model pembelajaran Discovery

Learning pada kelas kontrol.

2. Non Tes

a. Lembar Observasi (pengamatan)

(24)

31

Pada penelitian ini terdiri dari 2 lembar observasi yakni lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran

Discovery Learning dan model pembelajaran kooperatif tipe

Students Team Achievement Division (STAD), serta lembar

observasi siswa digunakan untuk mengukur data tentang respon siswa terhadap pembelajaran. Observasi dalam penelitian ini menggunakan observasi langsung. Penelitian ini diamati oleh 2 observer (pengamat) yaitu guru mata pelajaran dan teman sejawat. Tabel observasi kegiatan guru dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut.

Tabel 3.4 Observasi Kegiatan Guru

Sumber: Kunandar (2012, hlm 235)

Observasi mengenai kegiatan siswa dapat di lihat pada tabel 3.5 sebagai berikut.

Tabel 3.5 Observasi Kegiatan Siswa

Sumber: Kunandar (2012, hlm 233)

b. Dokumen

Dokumen yang digunkan dalam proses penelitian eksperimen ini adalah perangkat pembelajaran berupa silabus, rencana

(25)

32

pelaksanaan pembelajaran (rpp), bahan ajar, foto proses penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk pengolahan data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif, analisis data dilakukan setelah data terkumpul dari sumber data (data hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen), kemudian dapat dilakukan analisis statistik untuk mengetahui perbedaan kedua kelompok tersebut. Analisis data yang dilakukan sebagai berikut:

1. Validitas Tes

Menurut Arikunto (2013, hlm. 211) menyebutkan bahwa “sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat”.

“Adapun uji validitas tes pada penelitian ini menggunakan

pengujian validitas Isi (Content Validity) dengan cara membandingkan materi pelajaran dengan rancangan yang telah ditetapkan yang dikonsultasikan dengan ahli (Judgment expert). (Sugiyono, 2014, hlm. 182). Objek penilaian ahli dalam penelitian ini terdiri dari lembar tes (kisi-kisi soal, serta soal tes) dan lembar observasi (pengamatan terhadap siswa dan guru). Adapun kisi-kisi mengenai klasifikasi soal kognitif dapat dilihat pada tabel 3.6 sebagai berikut.

Kisi-kisi Klasifikasi Soal Kognitif

No. Klasifikasi Bobot No. Soal Jumlah

1. C1 (Pengetahuan)

2

1, 2, 3, 12,

16, 17, 21 7

2. C2 (Pemahaman) 10, 13, 15

19, 22 5

3. C3 (Penerapan) 4, 5, 6 ,8

9, 14, 18 7 4. C4 (Analisis)

4

11 1

5. C5 (Sintesis) 20, 23 2

6. C6 (Evaluasi) 7, 24, 25 3

(26)

33

Sumber: Arifin (2009, hlm. 230)

Kisi-kisi mengenai klasifikasi soal tes kognitif berdasarkan materi pokok dapat di lihat pada tabel 3.7 sebagai berikut.

Tabel 3.7 Kisi-kisi Klasifikasi Soal berdasarkan Materi Pokok

No. Materi

C1,2,3,4,5,6 Bobot

1.

pengertian, dan syarat air minum. penyedian air minum.

3. C1 2 pipa, penangkap, dan perangkap. sistem plambing air hujan

15. C2 2

(27)

34

C1,2,3,4,5,6 Bobot

4.

Total Bobot Angka Mentah 66

Sumber: Dokumen Peneliti, 2015

2. Data Hasil Tes

a. Menghitung Skor Tes Individu

Data diperoleh dari hasil tes awal (pre-test) dan tes akhir

(post-test) yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

Hasil tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) siswa dinilai

dengan kriteria yang sudah ditentukan.

Untuk mengetahui hasil belajar tersebut diperlukan penghalusan angka mentah. Rentangan nilai yang digunakan adalah nilai 1 hingga 100. Rumus penghalusan angka mentah sebagai berikut:

� � =���� � �

(28)

35

Keterangan:

AMH = Angka mentah yang dihaluskan AHU = Angka hasil ujian (angka mentah)

AM = Angka mentah tertinggi yang dapat dicapai apabila semua soal dalam ujian dijawab dengan tepat

Na = Nilai tertinggi dalam rentangan akhir yang dimaksudkan

b. Pengelompokan Nilai Tes

Nilai tes (pre-test dan post-test) kemudian dikelompokan berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) yaitu krietria pencapaian standar kelulusan nilai konversi yang telah ditetapkan di SMK Negeri 1 Sumedang. Kriteria penialaian dapat dilihat pada tabel 3.8 sebagai berikut.

Tabel 3.8 Kriteria Penilaian di SMKN 1 Sumedang Interval

Skor Hasil Konversi Predikat Kriteria

96-100 4,00 A

Sangat Baik 91-95 3,67 A-

86-90 3,33 B+

Baik 81-85 3,00 B

75-80 2,67 B-

71-74 2,33 C+

Cukup 67-70 2,00 C

61-66 1,67 C-

56-60 1,33 D+

Kurang

≤55 1,00 D

(29)

36

3. Analisis Data

a. Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Analisis data hasil belajar siswa dilihat dari rata-rata peningkatan hasil belajar siswa yang berupa soal tes kognitif (pre-test dan post-test) dengan perhitungan N-Gain. Hal ini dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

< g >= � − �− �

Keterangan:

<g> = gain skor ternormalisasi Sf = skor posttest

Si = skor pretest 100 = skor maksimal

Tingkat perolehan gain skor ternormalisasi dikategorikan ke dalam tiga kategori, yaitu dapat dilihat pada tabel 3.9 sebagai berikut.

Tabel 3.9 Nilai Gain Ternormalisasi dan Klasifikasinya Gain Ternormalisasi Klasifikasi

(<g>) > 0,7 Tinggi 0,7 (<g>) > 0,3 Sedang

(<g>) < 0,3 Rendah

Sumber: Hake (dalam Meltzer, 2002)

b. Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan adalah “Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) dengan siswa yang menggunakan model

pembelajaran Discovery Learning”.

(30)

37

Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif, tergantung pada jenis datanya. Terdapat 2 jenis teknik pada pengujian hipotesis, yaitu teknik statistik parametrik dan non-parametrik. Teknik statistik parametrik dapat digunakan jika data berdistribusi normal. Untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal atau tidak maka diperlukan Uji Normalitas Data. Jika data tidak berdistribusi normal maka harus menggunakan teknik statistik non-parametrik.

1) Teknik Statistik Parametrik

Pada jenis teknik statistik parametrik dapat menggunakan

t-test. Untuk menentukan rumus t-test, terlebih dahulu

diperlukan Uji varians ke dua sampel homgen atau tidak. 2) Teknik Statistik Non-Parametrik

Sedangkan teknik statistik non-parametrik menggunakan

Median Test, Mann-Whitney, Kolmogorve-Smirnov,

Fisher Exact, Chi Kuadrat, Test Run Wald-Wolfowitz.

(Sugiyono, 2014, hlm. 77, 137-138).

Adapun dalam pengujian hipotesis penelitian ini dibantu dengan menggunakan aplikasi SPSS Statistics 17.0.

Berikut akan dijelaskan rumus-rumus yang digunakan dalam teknik statistik parametrik.

1) Uji Normalitas Data

Langkah-langkah yang diperlukan adalah:

a) Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan chi-kuadrat, kelas interval ditetapkan = 6. Hal ini sesuai dengan 6 bidang yang ada pada Kurva Normal Baku (2,27%; 13,53%; 34,13%; 34,13%; 13,53; 2,27%).

b) Menentukan panjang kelas interval.

(31)

38

c) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk menghitung

Chi-Kuadrat hitung. Lihat tabel 3.10 di halaman

berikutnya.

Tabel 3.10 Tabel Penolong untuk Pengujian Normalitas Data dengan Chi-Kuadrat Interval fo fh fo-fh (fo-fh)2 (fo-fh)2/ fh

Jumlah

Sumber: (Sugiyono, 2014, hlm. 81)

Keterangan:

fo : Frekuensi/jumlah data hasil observasi

fh : Jumlah/frekuensi yang diharapkan (prosentase

luas tiap bidang dikalikan dengan n) fo-fh : Selisih data fo dengan fh

d) Menghitung fh didasarkan pada prosentase luas tiap

bidang kurva normal dikalikan dengan jumlah data observasi (jumlah individu dalam sampel).

e) Memasukan harga-harga fh ke dalam kolom tabel fh,

sekaligus menghitung harga-harga(fo-fh)2 dan harga

(fo-fh)2/ fh. Harga (fo-fh)2/ fh merupakan harga

Chi-Kuadrat (χ2

) hitung.

f) Membandingkan harga Chi-Kuadrat (χ2) hitung dengan Chi-Kuadrat (χ2) tabel. Jika Chi-Kuadrat (χ2) hitung lebih kecil dari pada Chi-Kuadrat (χ2) tabel, maka distribusi data dinyatakan normal, dan jika besar dinyatakan tidak normal. Jika data normal, maka dapat dilanjutkan dengan uji homogenitas.

2) Uji Homogenitas

(32)

39

merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individual terhadap rata-rata kelompok. Rumus varians sebagai berikut:

=√∑ �n − � − �

Keterangan:

s2 : Varians sampel x : Rata-rata n : Jumlah sampel xi Nilai siswa

Selanjutnya pengujian homogenitas varians dengan uji F, sebagai berikut:

� = Varians terbesarVarians terkecil

Jika harga F hitung > F tabel maka varians tidak homogen, sehingga rumus yang digunakan pada t-test menggunakan

Separated Varians, sedangkan jika F hitung < F tabel

maka varians homogen, sehingga menggunakan rumus

Polled Varians.

3) Uji t-test

Setelah uji normalitas dan uji homogenitas, maka ada 2 rumus t-test yang dapat digunakan dengan beberapa ketentuan, sebagai berikut: (Sugiyono, 2014, hlm. 138-139).

a) Separated Varians

= � − �

√� + �

b) Polled Varians

= � − �

√ � − � + � − �

(33)

40

Keterangan:

x : Rata-rata s2 : Varians sampel n : Jumlah sampel

Adapun ketentuan penggunaan rumus t-test sebagai berikut:

(1) Jika jumlah anggota sampel n1 = n2 dan varians

homogen (σ12 = σ22), maka dapat digunakan rumus

t-test, baik untuk separated maupun polled varians.

Untuk mengetahui t-tabel digunakan dk yang besarnya dk = n1 + n2 – 2.

(2) Jika n1 ≠ n2, varians homogen (σ12 = σ22) dapat

digunakan t-test dengan polled varians, besarnya dk = n1 + n2 – 2.

(3) Jika n1 = n2, varians tidak homogen (σ12 ≠ σ22) dapat

digunakan rumus t-test, baik untuk separated maupun

polled varians, dengan dk = n1– 1 atau dk n2 – 1.

(4) Jika n1 ≠ n2 dan varians tidak homogen (σ12 ≠ σ22).

Digunakan rumus separated varians, harga t sebagai pengganti harga t tabel dihitung dari selisih harga t tabel dengan dk = n1 – 1 dan dk = n2 – 1, dibagi dua

dan kemudian ditambah dengan harga t yang terkecil. Setelah harga t-hitung diperoleh, kemudian dibandingkan dengan t-tabel, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

(34)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan

model pembelajaran Discovery Learning dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Konstruksi

Bangunan di SMKN 1 Sumedang. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) lebih besar dibandingkan

dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning.

2. Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model

pembelajaran Discovery Learning adalah 0,44, sedangkan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) adalah 0,68.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Pihak Sekolah

Pihak sekolah dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) sebagai alternatif pilihan

dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran teori lainnya di SMKN 1 sumedang.

2. Guru

(35)

76

siswa, meminimalkan kesenjanagan hasil belajar antara siswa, serta membuat suasana belajar yang lebih aktif.

3. Siswa

Siswa hendaknya berusaha mengikuti kegiatan pembelajaran, karena situasi kelas yang kondusif akan berpengaruh pula pada keterlaksanaan model pembelajaran, dan hasil belajar akan didapatkan secara maksimal.

4. Peneliti Selanjutnya

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Abidin, Yunus. (2009). Guru dan Pembelajaran Bermutu. Bandung: Rizki Press.

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Huda, Miftahul. (2014). Cooperatif learning (metode, teknik, struktur dan model

penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kunandar. (2012). Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kurniasih, Imas & Sani, Berlin. (2014). Sukses Mengimplementasikan Kurikulum

2013. Jakarta: Kata Pena.

Peraturan Rektor UPI. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas

Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Saputra, Suprian Atmaja. (2007). Statistika. Bandung: FPTK UPI.

Slameto. (2013). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

(37)

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suprihatiningrum, Jamil. (2014). Strategi Pembelajaran (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Trianto. (2012). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Uno, Hamzah B. (2009). Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

-. (2014). Silabus Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan. Sumedang: Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMKN 1 Sumedang.

Skripsi:

Octaviani, Astrid. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) pada Mata Pelajaran Utilitas di

Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMKN 1 Cilaku-Cianjur. (Skripsi). FPTK,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Ibrahim, Muhammad. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery

Learning) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP.

(Skripsi). FP-MIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Online:

Gambar

Tabel 4.11
Tabel 1.1 Penelitian Sejenis
Tabel 3.1 Skema Nonequivalent Control Group Design
Tabel 3.3 Jumlah sampel siswa kelas X B SMKN 1 Sumedang
+6

Referensi

Dokumen terkait

NEWS READER : DEKRANAS ADAKAN PAMERAN KREASI JOGJA UNTUK INDONESIA. PAMERAN PRODUK KERAJINAN / SELAMA INI TETAP MENJADI ANDALAN PERAJIN UNTUK MENJUAL HASIL

Apabila memperhatikan Core bussines (M. Bryson, 1995 : 87) dalam kaitannya dengan kewenangan akademik sekolahdan penyelenggaraan pendidikan di Sekolah, maka, tujuan

Untuk itu kami meminta kepada saudara untuk menunjukan asli dokumen yang sah dan masih berlaku ( beserta copynya ), sebagaimana yang terlampir dalam daftar

Pada makalah ini akan dipaparkan mengenai pengembangan digital library yang ditujukan untuk perpustakaan Smk Yasmida Ambarawa .Teknologi dan komunikasi tak

difasilitasi oleh dua orang instruktur yang memiliki Nomor Induk Asesor yang relevan, termasuk pada saat ujian. Rayon LPTK merancang strategi pelaksanaan PLPG, materi

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi dokumen penawaran paket pekerjaan Peningkatan Jalan Dengan Konstruksi HRS-Base dalam kawasan Perumahan RSS Oesapa dan

Tanggal Pembayaran atas Pembelian Saham Publik 30 Juni 2012 Tanggal Efektif Penggabungan Usaha 01 Juli 2012 Tanggal Awal Perdagangan Saham Hasil Penggabungan di Bursa 01 Juli

Dokumen ini adalah f ormulir Resmi VerVal NUPTK periode 2013, untuk inf o lebih lanjut kunjungi http://padamu.kemdikbud.go.id.. FORMULIR