• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF SISWA PADA PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI TEPAK PALEREDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF SISWA PADA PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI TEPAK PALEREDAN."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Implementasi Model Pembelajaraan

Cooperative Learning Dalam

Meningkatkan Partisipasi Aktif

Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas

Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

Oleh

Mohamad Syarip Hidayat

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Asaretkha Adjane 2012

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(2)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF SISWA PADA

PEMBELAJARAN AKTIVITAS PENCAK SILAT SENI TEPAK

PALEREDAN

(Studi PenelitianTindakanKelas

padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI

Kab. BANDUNG)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Mohamad Syarip Hidayat

1001546

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(3)

MOHAMAD SYARIP HIDAYAT

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE

LEARNING DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF SISWA

PADA PEMBELAJARAN AKTIVITAS PENCAK SILAT SENI TEPAK PALEREDAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Drs. Sucipto, M.Kes AIFO NIP. 196106121987031002

Pembimbing II

Dr Hj. Tite Juliantine, M.Pd NIP 196807071992032001

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

(4)

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Pendidikan Jasmani ... 9

2. Aktivitas Pencak Silat ... 10

a. Aspek-apek Pembelajaran Pencak Silat ... 10

b. Pencak Silat Seni ... 11

c. Pengertian Pencak Silat Seni ... 11

d. Asal Mula Ibing Penca ... 13

(5)

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

f. Hakekat Paleredan ... 15

3. Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 26

a. Model Pembelajaran ... 26

b. Macam-macam Model Pembelajaran ... 26

4. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 27

a. Pengertian Model Pembelajaran kooperatif ... 27

b. Tujuan Model Pembelajaran cooperative Learning ... 29

c. Manfaat Model Pembelajaran cooperative Learning ... 30

d. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative learning ... 31

e. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif ... 33

5. Konsep Partisipasi Siswa ... 35

6. Implementasi ... 38

B. Kerangka Berfikir ... 39

C. Hipotesis Tindakan ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 41

1. Lokasi ... 41

2. Subjek Penelitian ... 41

B. Desain dan Langkah-langkah Penelitian ... 41

1. Desain Penelitian ... 41

2. Prosedur Penelitian ... 45

a. Siklus I ... 46

b. Siklus II ... 47

C. Metode Penelitian ... 47

D. Variabel Penelitian ... 48

1. Variabel Proses ... 48

2. Variabel Output ... 48

3. Variable Input ... 48

E. Instrument Penelitian dan Pengumpulan Data ... 48

1. Instrumen Penelitian ... 48

a. Angket ... 49

2. Teknik Pengumpulan Data ... 54

(6)

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data ... 56

1. Angket/Kuesioner ... 56

2. Teknik Pengumpulan Data ... 54

3. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Deskripsi ... 57

B. Hasil Monitoring ... 57

1. Tahap Awal Proses Pembelajaran ... 57

2. Tahap Inti Pembelajaran ... 58

3. Tahap Akhir Pembelajaran... 58

C. Analisis Data dan Hasil Penelitian ... 58

1. Siklus 1 ... 58

2. Evaluasi dan Releksi Siklus 1 ... 63

3. Siklus 2 ... 64

4. Evaluasi Siklus 2 ... 79

D. Hasil Temuan ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(7)

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

3.1 Jurus Paleredan FPOK UPI ... 17

2.2 Gerakan Paleredan Mincid Mundur, Mincid L, Mincid Naga Keluar dari

Lautan, Mincid Belah Ketupat dan Limbung Panutup ... 20

3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Dalam Meningkatkan Partisipasi

Siswa ... 36

3.2 Pernyataan Angket Dalam Implementasi Model Pembelajaran

Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada

(8)

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

(9)

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

4.1 Grafik Peningkatan Partisipasi Siswa Melalui Implementasi Model

Pembelajaran Kooperatif pada Siklus 1……… 66

4.2 Grafik Peningkatan Partisipasi Siswa Melalui Implementasi Model

Pembelajaran Kooperatif pada Siklus 2……… 72

4.3 Grafik Peningkatan Partisipasi Siswa Melalui Implementasi Model

(10)

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Mohamad Syarip Hidayat. NIM: 1001546. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Judul: Implementasi Model Pembelajaran Cooperative

Learning dalam meningkatkan partisipasi aktif siswa pada pembelajaran

pencak silat seni tepak paleredan. Pembimbing I: Drs. Sucipto. M.Kes, AIFO Pembimbing II: Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan partisipasi aktif siswa pada pembelajaran pencak silat seni tepak paleredan di ekstrakurikuler dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning dengan metode teknis. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 60 orang dan yang menjadi sampel adalah 30 orang.

Desain penelitian ini adalah sebuah penelitan tindakan kelas menurut Yusuf. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket yang disusun melalui mencari sub komponen dari komponen partisipasi. Sub komponen partisipasi, diantaranya keterlibatan mental, adanya ketersediaan siswa untuk memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan, tanggung jawab yang selanjutnya setiap indikator disusun menjadi lima deskripsi tingkah laku setiap deskripsi tingkah laku kemudian dibuat menjadi sebuah angket pernyataan sebanyak 30 soal, yang di berikan kepada 30 responden di ekstrakurikuler pencak silat SMP Plus Muthahhari Kabupaten Bandung.

Dari angket yang disebar pada setiap tindakan dianalisis untuk mengetahui tingkat partisipasi siswa. Dari data yang diperoleh siklus 1 Tindakan I sebesar 13%, siklus 1 Tindakan II sebesar 40.6%, Siklus 2 Tindakan III sebesar 60% dan pada Siklus 2 Tindakan IV sebesar 85%,

Berdasarkan data yang diperoleh sudah mencapai 85%, maka implementasi model pembelajaran Cooperative Learning dalam meningkatkan partisipasi aktif siswa pada pembelajaran aktivitas pencak silat ini dinyatakan berhasil.

Dari penelitian ini disarankan bagi guru atau pembaca yang ingin lebih meningkatkan partisipasi siswa dapat melakukan pada siklus berikutnya.

(11)

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL IN INCREASING THE ACTIVE PARTICIPATION OF STUDENTS ON LEARNING THE ACTIVITY OF PENCAK SILAT THE ART OF TEPAK

PALEREDAN By :

Mohamad Syarip Hidayat Drs. Sucipto M.Pd AIFO Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd

This research aims to understand the increase active participation students in learning pencak silat the art tepak paleredan in extracurricular by using a learning model of cooperative learning with technical method. The population in this research are 60 people and sample was 30 people. The design of this research is a study of a class act according to Yusuf. The instrument in this study was a questionnaire prepared by searching the sub-components of the participation component. Sub-components of participation, including mental involvement, the availability of students to contribute in achieving the objectives, responsibilities of each, and then the indicator organized into five behavioral descriptions of each behavior description was later made into a 30 question questionnaire statement, which is given to 30 respondents of Pencak Silat extracurricular at SMP Plus Mutahahhari Bandung.

(12)

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(13)

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memainkan peranan yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan satu Bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia. Negara-negara yang

sedang berkembang seperti Indonesia misalnya, haruslah lebih mengedepankan pendidikan secara formal dikarenakan dengan dikarenakan dengan pendidikan akan menjamin terjadinya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan sumber daya manusia yang baik tersebut, akan mingkatkan pula tarap hidup bangsa Indonesia.

Dewasa ini terdapat kecenderungan bahwa untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, masyarakat lebih memilih pendidikan formal atau jalur sekolah meskipun tidak mengabaikan pendidikan di keluarga dan masyarakat yang bersifat informal dan non-formal. Masyarakat beranggapan bahwa melalui pendidikan formal atau sekolah, akan terjamin peluang untuk kehidupan masa depan yang lebih baik, atau lebih dikenal dengan ungkapan bahwa pendidikan sekolah merupakan investasi bagi kehidupan di masa yang akan datang.

Dalam menjalankan proses kependidikannya, sekolah tidak bisa terlepas dari kegiatan pembelajaran, yang terdiri dari kegiatan intra-kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler. Ketiga kegiatan tersebut sangat berkaitan satu sama lain dalam proses pendidikan yang sifatnya saling melengkapi, sehingga memperbesar peluang pencapaian tujuan pendidikan suatu lembaga atau tujuan intitusional. Hal ini dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

(14)

2

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional tersebut dapat diwujudkan melaui kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi waktunya tidak ditetapan dalam kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat operasioal (supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran bagi siswa yang dilakukan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah dan di luar jam pelajaran biasa. Pola pembelajaran yang diberikan dalam ekstrakurikuler bersifat sangat beragam seperti PRAMUKA, PASKIBRA, PMR, Olahraga (Basket, Sepakbola, Beladiri, dll), dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler lainnya.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Dalam teori-teori modern kegiatan belajar mengajar harus dibangun berdasarkan hubungan timbal balik antara guru dan siswa, yakni kedua belah pihak berperan dan berbuat baik secara aktif di dalam suatu kerangka kerja dan dengan menggunakan cara dan kerangka berpikir yang seyogianya dipahami dan disepakati bersama.

Dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen penting dimana salah satunya adalah guru. Seorang guru harus bisa mengembangkan individu siswa yang terus berusaha mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui berbagai kegiatan belajar untuk mencapai tujuannya sesuai dengan tahapan perkembangan yang dijalaninya. Guru merupakan orang dewasa yang karena jabatannya secara formal

(15)

3

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

mengarahkan segala sumber dan menggunakan strategi belajar mengajar yang tepat. Sebagai perencana guru harus bisa menetapkan apa yang harus dilakukan dalam kegiatan proses belajar mengajar sehingga tujuan yang diharapkan tercapai setelah diadakan kegiatan belajar mengajar.

Dalam proses pembelajaran guru harus bisa menggunakan berbagai macam model pembelajaran sebagai salah satu upaya untuk membuat pembelajaran menjadi

menarik dan menyenangkan. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dikenal banyak model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa adalah model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siwa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Menurut Slavin dalam Juliantine (2011, hlm. 57) “Hakekat pembelajaran kooperatif adalah bekembangnya sikap kerjasama antar siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, artinya pembelajaran Cooperative Learning merupakan strategi pembelajaran gotong royong.”

Pada model pembelajaran kooperatif ini guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya narasumber dalam proses belajar mengajar, tetapi berperan sebagai mediator, stabilisator, dan manajer pembelajaran. Kelebihan pada pembelajaran kooperatif ini menurut Risal (2011, http://www.kelebihan-dan-kelemahan-model.html) yaitu :

1. Siswa dapat terlibat secara aktif dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya dalam suasanabelajar mengajar yang bersifat terbuka dan demokratis

2. Dapata mengembangkan aktualisasi berbagai potensi diri yang telah dimiliki oleh siswa

3. Dapat mengembangkan dan melatih berbagai sikap, nilai, dan keterampilan-keterampilan sosial untuk diterapkan dalam kehidupan di masyarakat

(16)

4

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

5. Siswa dilatih untuk bekerjasama, karena bukan materi saja yang dipelajari tetapi juga tuntutan untuk mengambangkan poteni dirinya secara optimal bagi kesuksesan kelompoknya

6. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar memperoleh dan memahami pengetahuan yang dibutuhkan secara langsung, sehingga apa yang dipelajarinya lebih bermakna pada dirinya

Jika dikaitkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, pembelajaran

menggunakan model kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling bekerjasama, saling membantu, saling mendiskusikan dan saling mengemukakan pendapat untuk mengasah keterampilan dan pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing mengenai materi yang sedang dipelajari.

Materi pembelajaran di sekolah dilakukan pada kegiatan intra-kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Dan pencak silat merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang dilakukan di ekstra-kurikuler SMP PLUS MUTHAHHARI.

Pencak silat selain sebagai sarana bela diri, pencak silat juga memiliki beberapa aspek yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam belajar pencak silat terdapat empat aspek yang dikembangkan di setiap kegiatannya yaitu :

1. Aspek Olahraga 2. Aspek Seni 3. Aspek Bela Diri 4. Aspek Mental Spiritual

Sesuai dengan materi yang diajarkan dalam pembelajaran pencak silat di SMP PLUS MUTHAHHARI yaitu pencak silat seni tepak paleredan. Aspek yang

(17)

5

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

mempunyai keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara wirama (irama), wirasa (perasaan), wiraga (ketetapan gerakan).

Pencak silat merupakan salah satu kegiatan olahraga yang dilakukan secara individual. Dalam penelitian ini model pembelajaran kooperatif diterapkan untuk menggugah partisipasi siswa saat pembelajaran berlangsung. Jadi maksudnya, dengan model pembelajran kooperatif diharapkan ketika seorang siswa melakukan gerakan

pencak silat seni tepak paleredan, siswa lainnya tidak diam melainkan harus ikut berpartisipasi aktif dengan membantu, dan menganalisa gerakan yang sedang dilakukan temannya.

Partisipasi siswa berarti keikutsertaan siswa dalam suatu kegiatan yang ditunjukkan dengan prilaku fisik dan psikisnya. Belajar yang baik akan terjadi apabila siswa berpartisipasi aktif secara tanggung jawab dalam proses belajar. Keaktifan siswa ditunjukkan dengan partisipasinya. Partisipasi diperlukan dalam pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan maksudnya siswa harus aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

Berdasarkan data awal yang penulis peroleh dari penyebaran angket, diperoleh tingkat partisipasi aktif siswa pada pembelajaran pencak silat seni tepak paleredan di ekstrakurikuler SMP PLUS MUTHAHHARI, diperoleh hasil tingkat partisipasi aktif siswa sebesar 10%. Siswa banyak mengalami kesulitan, dan bahkan mereka enggan untuk ikut berpartisipasi dalam melakukan gerakan, karena model pembelajaran yang digunakan oleh guru yang mengajar adalah guru menjadi sumber utama pembelajaran (teacher centered). Dan dengan tempat yang sempit dan waktu yang terbatas mengakibatkan siswa kurang berpartisipasi karena kesempatan untuk

(18)

6

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

seorang guru pendidikan jasmani dituntut untuk berpikir secara kreatif dan inovatif dalam menggunakan berbagai model dan pendekatan pembelajaran yang tepat demi mengoptimalkan siswa belajar.

Penulis tertarik untuk menindaklanjutinya dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan fokus penelitian “Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Belajar Siswa pada

Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan pada Ekstrakurikuler di SMP PLUS MUTHAHHARI Kabupaten Bandung.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang terkait dengan pembelajaran aktivitas pencak silat seni paleredan yang terjadi pada ekstrakurikuler di SMP PLUS MUTHAHHARI Kabupaten Bandung dapat di identifikasikan sebagai berikut :

1. Kurangnya partisipasi aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran aktivitas pencak silat.

2. Singkatnya waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran.

3. Tempat yang sempit dalam melaksanakan proses pembelajaran.

4. Metode yang digunakan oleh guru monoton selalu berpusat pada guru itu sendiri tidak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

C. Rumusan Masalah Penelitian

(19)

7

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pembelajaran Cooperative Learning dalam meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran aktivitas pencak silat seni paleredan pada ekstrakurikuler SMP PLUS MUTHAHHARI Kabupaten Bandung?”

D. Tujuan Penelitian

Melalui penelitian tindakan kelas, tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan partisipasi aktif belajar siswa dalam pembelajaran aktivitas pencak silat seni paleredan melalui implementasi model pembelajaran Cooperative Learning pada ekstrakurikuler di SMP PLUS MUTHAHHARI Kabupaten Bandung.

E. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori yang sudah ada dan menyempurnakannya terkait dengan proses pembelajaran aktivitas pencak silat seni paleredan pada ekstrakulikuler Sekolah Menengah Pertama (SMP)

2. Secara Praktis

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang sangat besar bagi semua pihak terkait masalah proses pembelajaran aktivitas pencak silat seni paleredan di Sekolah Menengah Pertama, diantaranya:

a. Bagi Guru

(20)

8

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

b. Bagi siswa

Siswa diharapkan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik serta siswa menjadi lebih antusias terhadap aktivitas pembelajaran pencak silat seni paleredan pada ekstrakulikuler Sekolah Menengah Pertama (SMP).

c. Bagi SMP PLUS MUTHAHHARI

Hasil penelitian akan memberikan sumbangan praktis untuk sekolah tersebut

dalam rangka perbaikan proses pembelajaran aktivitas pencak silat seni paleredan.

F. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I. Latar Belakang Penelitian, dalam Bab ini membahas mengenai latar belakang

penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian

BAB II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian, dalam Bab

ini mengemukakan konsep atau teori yang relevan dengan judul penelitian serta

diuraikan mengenai kerangka pemikiran penelitian dan hipotesis penelitian.

BAB III. Metode Penelitian, dalam Bab ini mengemukakan mengenai metodologi

penelitian yang dilakukan oleh penulis yang meliputi: Definisi operasional, metode penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data.

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam Bab ini mengemukakan mengenai

deskripsi dari hasil penelitian yang meliputi gambaran umum objek penelitian, gambaran variabel yang diamati, analisis data, dan pengujian hipotesis serta pembahasannya.

BAB V. Kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi, dalam Bab ini mengemukakan

(21)

9

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(22)

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian adalah tempat penelitian yang akan dilaksanakan peneliti yaitu SMP Plus Muthahhari Kabupaten Bandung.

2. Subjek Penelitian

a. Populasi

Disampaikan oleh Sugiyono (2010, hlm. 81) “Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya”.

Maka yang menjadi populasi adalah siswa SMP Plus Muthahhari Kabupaten Bandung yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat yang berjumlah 60.

b. Sampel

Sample Menurut Sugiyono (2010, hlm. 81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh pupulasi tersebut”. Dan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat smp plus muthahhari yang berjumlah 30.

B. Desain dan Langkah-langkah Penelitian

1. Desain Penelitian

(23)

42

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

aktivitas pencak silat pada ekstrakurikuler. Berdasarkan tujuan tersebut maka penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru penjas dikelas melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinejanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR) yaitu suatu

kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Ada tiga pengertian yang dapat diterangkan sebagai berikut :

a. Penelitian, yaitu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. b. Tindakan, yaitu suatu gerak yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.

Dalam penelitian ini bentuk rangkaian siklus kegiatan siswa.

c. Kelas, yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula

Dalam konteks pendidikan PTK mempunyai makna bahwa PTK adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suat usituasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang : a) praktik-praktik kependidikan mereka, b) pemahaman mereka, c) situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.

PTK termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana uraiannya bersifat deskriptif dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk. Perhatian peneliti diarahkan kepada pemahaman siswa tentang bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari

(24)

43

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

PTK bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah.pada sisi lain, PTK akan mendorong para guru untuk memikirkan apa yang meraka lakukan sehari-hari dalam menjalankan tugasnya. Meraka akan kritis terhadap apa yang mereka lakukan tanpa tergantung pada teori-teori yang bersifat universal yang ditemukan oleh para pakar peneliti yang sering kali tidak cocok dengan situasi dan kondisi kelas.

Untuk mencapai tujuan penelitian tindakan kelas ini, dilakukan proses pengkajian berbaur terdiri atas beberapa siklus. Siklus pada kesempatan ini adalah putaran kegiatan yang terdiri dari :

a. Perencanaan (planning)

Perancanaan dalam setiap siklus disusun perencanaan pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran. Dengan demikian dalam perencanaan bukan hanya berisi tentang tujuan atau kompetensi yang harus dicapai akan tetapi juga harus lebih ditonjolkan perlakukan khususnya oleh guru dalam proses pembelajaran, ini berarti perencanaan yang disusun dijadikan pedoman seutuhnya dalam proses pembelajaran. Ada dua jenis perencanaan yang dapat disusun oleh peneliti, yakni perencanaan awal dan perencanaan lanjutan. Perencanaan awal diturunkan dari berbagai asumsi perbaikan hasil dari kajian studi pendahuluan; sedangkan perencanaan lanjutan disusun berdasarkan hasil refleksi setelah peneliti mempelajari berbagai kelemahan yang harus diperbaiki.

b. Tindakan (acting)

Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan guru berdasarkan

(25)

44

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

adalah perlakukan yang dilakasanakan oleh guru sesusai dengan fokus masalah. Tindakan inilah yang menjadi inti dari PTK, sebagai upaya meningkatkan kinerja guru untuk menyelesaikan masalah. Tindakan dilakukan dalam program pembelajaran apa adanya. Artinya, tindakan itu tidak direkayasa untuk kepentingan penelitian, akan tetapi dilaksanakan sesuai dengan program pembelajaran keseharian. Hal ini penting untuk dipahami, karena PTK tidak berangkat dari keingintahuan

peneliti akan tetapi berangkat dari kebutuhan guru untuk meningkatkan kinerjanya.

c. Obervasi (observation)

Obervasi, dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pebelaajran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telah disusun. Melalui pengumpulan informasi, observer dapat mencatat berbagai kelemahan dan kekuatan yang dilakukan guru dalam melaksanaakn tindakan, sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan refleksi untuk penyusunan rencana ulang memasuki putaran atau siklus berikutnya.

d. Refleksi (reflecting)

(26)

45

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Adapun siklusnya dapat digambarkan sebagai berikut :

Perencanaan

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II

(27)

46

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto (2006, hlm. 16)

2. Prosedur Penelitan

Prosedur penelitian yang akan dilakukan pada penelitian tindkan kelas ini adalah sebagai berikut :

a. Siklus I

1. Perencanaan (planning)

Dalam penelitian ini, peneliti sebagai guru merencanakan tindakan. Peneliti bertindak sebagai guru sebagai pelaksana.

Adapun rincian kegiatan pada tahap perencaan adalah sebagai berikut:

a. Peneliti merencanakan pembelajaran Pendidikan Jasmani dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning

b. Menetukan hari dan tanggal penelitian

c. Persiapan model pembelajaran cooperative learning yang akan digunakan dalam

(28)

47

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

d. Menyiapkan pernyataan melalui angket yang diajukan kepada siswa disetiap pembelajaran dan setiap siklus berlangsung.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada pelaksanaan tindakan ini, peneliti melaksanakan desain pembelajaran Pendidikan Jasmani yang telah disusun oleh peneliti. Penelitian ini dilaksanakan

dalam dua siklus dan dalam tiap siklus terdiri dari dua kegiatan atau pertemuan.

3. Pengamatan (Observating)

Kegiatan pengamatan merupakan waktu dimana proses pengumpulan data dilaksanakan. Proses pengumpulan data ini dengan cara menyebarkan angket yang sudah diuji validitasnya kepada seluruh sample dan dihitung untuk mengetahui tingkat partisipasi aktif siswa.

4. Refleksi ( Reflection)

Refleksi ini dilaksanakan untuk mengetahui pelaksanaan tindakan baik yang bersifat positif maupun negatif. Pelaksanaan refleksi berupa pengamatan peneliti sebagai guru berupa sikap yang terjadi pada pembelajaran aktivitas pencak silat dan dari data hasil angket yang sudah diperoleh. Kemudian peneliti merumuskan perencanaan untuk siklus berikutnya.

b. Siklus II

(29)

48

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Pendidikan Jasmani dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif pada siklus I.

C. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode yang sesuai untuk membantu memecahkan masalah yang akan dikaji kebenarannya, penggunaan metode dalam

penelitian ini harus disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya, maka dari itu metode penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analsis data. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode adalah suatu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan tujuan dari suatu penelitan adalah mengungkapkan, menggambarkan, dan menyimpulkan hasil pemecahan melalui cara-cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian. Ada beberapa macam metode yang digunakan dalam penelitan, diantaranya metode historis, deskriptif, metode penelitian tindakan kelas dan eksperimen.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau dikenal juga dengan istilah classroom action research. Penelitian ini terdiri dari 4 tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan suaatu proses dimana melalui proses tersebut guru dan siswa menginginkan terjadinya perbaikan, peningkatan dan perubahan pembelajaran yang lebih baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk mengubah prilaku pengajaran guru, prilaku peserta

(30)

49

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

menigkatkan kreatifits hasil PTK yang memiliki inovatif. Berikut ini adalah karakteristik penelitian tindakan kelas menurut Sulipan (2007, hlm. 5)

1). Didasarkan atas masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran. 2). Dilakukan secara kolaboratif melalui kerja sama dengan pihak lain. 3) Peneliti sekaligus praktis yang melakukan refleksi. 4). Bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran. 5). Dilaksanakan dalam rangkaian langkah yang teridri beberapa siklus. 6). Yang diteliti adalah tindakan yang dilakukan meliputi efektifitas metode, teknik atau proses pembelaajran (termasuk perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian).

Melalui penelitian tindakan kelas banyak manfaat yang diraih yaitu: 1. Manfaaat PTK bagi guru adalah sebagai berikut :

a. Mambantu guru memperbaiki pelajaran b. Membantu berkembang secara professional c. Meningkatkan rasa percaya diri

d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan

2. Manfaat PTK bagi siswa adalah untuk meningkatkan proses atau hasil belajar dan bersikap kritis terhadap hasil belajarnya

3. Manfaat PTK bagi sekolah adalah membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan atau kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah tersebut

D. Variable Penelitian Definisi Operasional

1. Variable Penelitian

(31)

50

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Cooperative Learning.

b. Variabel Output

Variable terkait dalam penelitian ini adalah meningkatkan partisipasi siswa

c. Variabel Input

Siswa ekstrakurikuler pencak silat SMP Plus Muthahhari Kab. Bandung

E. Instrumen Penelitian Dan Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengukur data. Arikunto (2006, hlm. 149), menjelaskan pengertian instrument sebagai berikut “Instrumen peneletian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik”.

Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan adalah observasi dan angket.

a. Angket

Sugiyono (2010, hlm. 199) “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada respondern untuk dijawabnya”.

Dari pemaparan diatas angket (kuesioner) adalah suatu alat pengumpulan data yang digunakan untuk menompang jawaban dari responden dengan jumlah pertanyaan yng sudah ditentukan, dan angket ini dapat mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data dengan jumlah responden yang cukup banyak.

Penyusunan angket terdiri dar indikator-indikator yang telah dirumuskan kedalam bentuk kisi-kisi yang selanjutnya dijadikan sebagai bahan penyusunan butir-butir pertanyaan atau soal dalam angket. Penyusunan butir-butir soal dibuat dalam bentuk

(32)

51

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

sikap,yakni skala Likert. Sugiyono (2010:134) mengungkapkan mengenai skala Liker bahwa:

“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial dalam penelitian, fenomena sosial dalam penelitian, fenomena sosial inni telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Skala yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dalam Yasinta (2007, hlm. 57) yaitu “Tiap pernyataan positif diberi skor 5,4,3,2,1, sedangkan negative diberi skor sebaliknya 1,2,3,4,5.”

Instrumen yang dibuat untuk mengukur partisipasi siswa, penulis mengacu dari Keith Davis dalam http://prismanika.blogsopot.com dalam Yasinta (2012, hlm. 57). Dan yang termasuk kedalam indikator dari partisipasi adalah keterlibatan mental

dan perasaan, adanya kesediaan siswa untuk memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan dan tanggung jawab.

Dalam penyusunan angket ini penulis menyusun kisi-kisinya terlibih dahulu. Adapun kisi-kisi tersebut dijelaskan melalui tabel 3.1

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Dalam Meningkatkan Partisipasi Siswa

Komponen Indikator Deskripsi tingkah laku Partisipasi  Keterlibatan mental

dan perasaan

 Mengikutsertakan diri untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran

(33)

52

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

 Adanya ketersediaan siswa untuk memberikan

kontribusi dalam mencapai tujuan

 Dengan senang hati memberikan bantuan untuk kelompoknya  Memberikan pendapat dan

evaluasi terhadap hal yang dilakukan kelompok dalam proses pembelajaran

 Tanggung Jawab  Adanya rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan kelompok dalam mengajarkan tugas yang diberikan

(sumber: Keith Davis dalam http://prismanika.blogsopot.com)

Angket ini dimaksudkan untuk mengungkapkan suatu gambaran yang jelas tentang implementasi model pembelajaran cooperative learning dalam meningkatkan partisipasi siswa pada pembelajaran pencak silat seni tepak paleredan.

Tabel 3.2

Pernyataan Angket Dalam Implementasi Model Pembelajaran Cooperative

Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Aktivitas

Pembelajaran Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

Deskripsi Tingkah Laku

(34)

53

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1. Mengikutsertakan diri untuk terlibat

1. Saya mengikuti semua aktivitas pembelajaran pencak silat seni tepak paleredan

V

2. Saya mengikuti beberapa aktivitas pembelajaran pencak silat seni tepak paleredan

V

3. Saya melakukan semua apa yang di instruksikan oleh guru dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran

V

4. Saya melakukan beberapa instruksi yang guru berikan kepada saya selama

pembelajaran berlangsung

V

5. Saya berperan aktif dalam mengikuti aktivitas

pembelajaran pencak silat seni tepak paleredan

V

6. Saya pasif dalam mengikuti aktivitas pembelajaran pencak silat seni tepak paleredan

V pencak silat seni tepak paleredan

(35)

54

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2. Saya mengikuti aktivitas pembelajaran dengan rasa malas

V

3. Saya senang dalam mengikuti aktivitas pencak silat seni tepak paleredan

V

4. Saya bosan dalam mengikuti aktivitas pembelajaran pencak silat seni tepak paleredan

V

5. Suasana pembelajaran dikelas menyenangkan

V

6. Suasana pembelajan dikelas sangat membosankan

1. Saya menolong teman sekelompok jika terjadi kesulitan dalam melakukan gerakan pencak silat

V

2. Saya membiarkan teman sekelompok saya kesulitan dalam melakukan gerakan pencak silat

V

3. Saya memperhatikan gerakan yang sedang dilakukan oleh teman sekelompok untuk mengetahui kesalahan yang dilakukan

(36)

55

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

4. Saya hanya memikirkan kepentingan diri sendiri

V

5. Saya mempraktikkan gerakan pencak silat kepada teman yang meminta saya untuk

memperagakannya

V

6. Saya acuh terhadap teman sekelompok

1. Saya mengkoreksi teman sekelompok jika melakukan kesalahan dalam proses pembelajaran

V

2. Saya membiarkan teman sekelompok jika melakukan kesalahan dalam proses pembelajaran

V

3. Saya dan teman sekelompok saling mengevaluasi terhadap hal yang dilakukan dalam proses pembelajaran

V

4. Saya dan teman sekelompok acuh terhadap prose

pembelajaran pencak silat

V

5. Saya selalu mengevaluasi diri sendiri setelah melakukan gerakan pencak silat seni tepak

(37)

56

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

paleredan

6. Saya malas-malasan jika saya tau saya tidak bisa melakukan gerakan pencak silat seni tepak paleredan

1. Saya bisa melakukan gerakan pencak silat seni tepak

paleredan

V

2. Saya belum mengerti cara melakukan gerakan pencak silat

V

3. Saya memakai pakaian olahraga dalam melakukan pembelajaran

pencak silat

V

4. Saya memakai pakaian bebas dalam melakukan pembelajaran pencak silat

V

5. Saya datang tepat waktu V

6. Saya datang terlambat ketika pembelajaran pencak silat

V

2. Teknik Pengumpulan Data

(38)

57

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pembelajaran cooperative learning dalam pembelajaran aktivitas pencak silat. Selain peneliti yang terjun sebagai pengajar dan sekaligus melakukan observasi, proses pengumpulan data dibantu pula oleh observer (mitra sejawat peneliti) selama proses pembelajaran.

Setiap akhir pembelajaran atau akhir pelaksanaan tindakan pada umumnya peneliti melakukan wawancara atau diskusi tentang pelaksanaan pembelajaran yang

telah dilaksananakan. Setalah data-data terkumpul, kemudian direfleksi melalui rencana perbaikan-perbaikan pelaksanaan tindakan pembelajaran berikutnya.

3. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data

Proses pengolahan data beriringan dengan proses pelaksanaan tindakan pembelajaran sebagai bentuk dari rancangan pengolahan dan kualitatif dalm kerangka penelitian tindakan kelas. Sedangkan analisis data dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan kelas untuk menjawab pertanyaan penelitian. Teknik analisis data yang dilakukan adalah tringulasi, yaitu teknik menganalisis, mensistensis, memaknai, menerangkan dan menyimpulkan data yang telah didiskusikan antara peneliti, guru pamong dan teman sejawat yang menjadi observer, namun demikian untuk kepentingan tertentu analisis data juga dapat dilakukan beriringan dengan pengolahan data disetiap selesainya satu tindakan. Secara umum kegiatan pengolahan data dan analisis data dalam proses peneletian ini adalah :

a) Mengumpulkan setiap format hasil obervasi dari setiap kegiatan pembelajaran pada siklus penelitian yang sudah dilakukan

b) Menelaah seluruh data yang dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan dan menyimpulkan

(39)

58

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Sebelum data diolah dan dianalisis ada beberapa tahap yang harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

a. Pengolahan dan Kategorisasi Data

Data mentah yang terkumpul dari hasil angket dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data mentah. Berdasarkan unit-unit-unit-unit yang ada kemudian diterapkan kategorisasi. Dalam pengolahan data ini perilaku siswa pada saat melaksanakan kegiatan belajarnya dikategorikan sebagai keaktifan siswa dalam melakukan aktivitas belajar, dan prilaku siswa selama belajar melakukan tugas gerak yang diinstruksikan guru penjas melalui implementasi model pembelajaran cooperative learning

b. Validitas

Tahap validitas melalui empat tahapan yang terdiri dari:

1) Tringulasi adalah rumusan hipotesa yang divalidasi berdasarkan tiga sudut pandang atau kajian yang berbeda yakni masing-masing sudut pandang mengakses data yang relevan sebagai situasi proses waktu pembelajaran. Menurut Nasution (1996) dalam Yasinta (2012, hlm. 60). Ketiga sudut pandang tersebut adalah:

a) Peneliti sebagai pengajar (mengakses intropeksi diri terhadap pembelajaran yang sedang dan telah dilaksanakan)

b) Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaiman proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh peneliti sebagai pengajar)

(40)

59

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2) Member Check yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan data temuan penelitian

dan mendiskusikannya dengan observer pada setiap akhir tindakan pembelajaran dari setiap siklusnya

3) Audit trail yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian dengan mengkonfirmasikan pada bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan mengecek kesahihan pada sumber dan hasil member check

4) Expert opinion adalah pengecekkan terakhir terhadap kesahihan data-data hasil temuan penelitian dengan para pembimbing penellitian ini

c. Interpretasi

Pada tahap ini hipotesis yang telah divaliditaskan diinterpretasikan berdasarkan kajian literature atau kerangka teoritik, norma-norma praktis yang disepakati bersama antara peneliti dan mitra peneliti dengan pembimbing peneliti,

(41)

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada pembahasan bab-bab sebelumnya yaitu mulai dari pemaparan latar belakang masalah, perumusan masalah penelitian, serta pengajuan

hipotesis. Kemudian pemahaman pada kajian teori, penerapan model penelitian yaitu model pembelajaran kooperatif, serta pengolahan data, peneliti mendapatkan kesimpulan dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning yang menitik beratkan kepada siswa untuk bekerasama, menganalisis dan mengamati secara berkelompok suatu permasalahan, akan mempengaruhi tingkat partisipasi aktif siswa dalam melakukan pembelajaran aktivitas pencak silat seni tepak paleredan menjadi lebih tinggi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari siklus 1 sampai siklus 2 menunjukkan bahwa Implementasi model pembelajaran Cooperative Learning dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran aktivitas pencak silat seni tepak paleredan pada ekstrakurikuler SMP Plus Muthahhari Kabupaten Bandung

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, sebagai bahan rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan, baik di lapangan maupun secara teoritis, maka peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

(42)

73

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dalam proses pembelajaran,baik dalam proses pembelajaran intrakurikuler maupun ekstrakurikuler, khususnya dalam pembelajaran pencak silat seni tepak paleredan

2. Untuk meningkatkan partisipasi siswa menjadi lebih optimal maka disarankan penelitian ini dilanjutkan dengan siklus berikutnya sampai semua siswa dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran aktivitas pencak

silat seni tepak paleredan

(43)

74

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alfiansyah, Y. (2011). Perbandingan Kompetensi Pedagogi Guru Pria Dan Wanita Dalam Proses Pembelajaran Penjas Di SMAN Kota Bandung. Skirpsi, Fpok, Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto.(2006). Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.

Hidayat,, T. (2011). Proses Pembelajaran Permainan Bola Voli Mini di Sekolah Dasar. Bandung: Skripsi Fpok Universitas Pendidikan Indonesia

Juliantine, Tite, dkk. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: Fpok, Universitas Pendidikan Indonesia

Rahmawati, D. (2008). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif pada Pembelajaran Senam Terhadap Kepedulian Sosial pada SMK Budi Bakti Padalarang Kabupaten Bandung Barat.Skripsi, Fpok, Universitas Pendidikan Indonesia

Rahmawati (2008).Kelebihandan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif [online].Tersedia di: http://kelebihan-dan-kelemahan-model.html. Diakses 01 Juli 2014

Risal (2011).Kelebihandan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif [Online].Tersedia di :http://www.kelebihan-dan-kelemahan-model.html. Di akses 01 Juli 2014

Riyanto, Y. (2012). Paradigma baru pembelajaran.Jakarta :Kencana Prenada Media Group

Sucipto.(2006). Teoripembelajaranpencaksilatuntukmahasiswa FPOK UPI. Bandung FPOK UPI

Sugiyono.(2010) Metode Peneltian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung

Sulipan.(2007). Penelitian Tindakan Kelas, Departemen Pendidikan Nasional.

(44)

75

Mohamad Syarip Hidayat, 2014

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan

(Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Wismana, D. (2010). Hubungan Partisipasi Aktif Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani dengan Keterampilan Kecabangan di Sma Kota Bandung. Bandung: Skripsi Fpok Universitas Pendidikan Indonesia

Yasinta, S. (2012). Upaya Meningkatkan Pengetahuan dan Pemahaman serta Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Senam Lantai Melalui Model Pembelajaran Kooperatif di Sman5 Bandung: Skripsi. Fpok Universitas Pendidikan Indonesia

Yulianti, P. (2007). Upaya-upaya Guru Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Belajar Siswa Pada Pembelajaran Penjas Pada Siswa Sman 4 Bandung. Bandung: Skripsi, Fpok, Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber Internet:

http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/991/T1_292008285_ BAB%20III.pdf?sequence=4 . Diaksestanggal 26 September jam 15.30

https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2013/08/lampiran-iii-pedoman-kegiatan-ekstrakurikuler.Diakses tanggal 14 Oktober jam 11.44

http://kbbi.web.id/partisipasi. diakses tanggal 14 Oktober jam 12.54

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

tingkat kecemasan anak ketika melakukan olahraga arung jeram. seberapa besarkah perbandingan olahraga arung jeram

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Calcutta pada tahun 2002, dari 30 sampel buah pepaya potongan yang dijajakan dijalanan, terdeteksi bakteri koliform dari 70% sampel..

Setelah membaca teks terkait, siswa mampu menuliskan kembali teks eksplanasi ilmiah tentang aktivitas astronaut dalam rangka penjelajahan angkasa luar dengan menggunakan

LULUK YUNAN

Analisis menggunakan statistik parametrik sub menu, One Way Anova untuk menguji perbedaan lebih dari tiga variabel, yaitu tingkat kecemasan sebelum, selama dan

Wirosaban di bagian Instalasi Unit Gawat Darurat /yang tetap akan buka pada hari natal// Bahkan saat pemkot melakukan cuti bersama hingga tanggal 27 Desember 2009 /RSUD wirosaban

membuat, menguji, dan mempresentasikan karya rekayasa pembuatan penjernih air dari bahan buatan di wilayah setempat berdasarkan teknik dan prosedur

masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana keragaman gen pks dan identifikasi gen 16S rRNA pada bakteri endofit A. Pertanyaan