IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR RESIPROKAL DALAM AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENCAK SILAT UNTUK
MENGEMBANGKAN SIKAP DISIPLIN SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Gegerkalong KPAD)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi PGSD Penjas
Oleh
HASYIM ROHMAN SYAH 0902648
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Implementasi Gaya Mengajar
Resiprokal dalam Aktivitas
Pembelajaran Pencak Silat Untuk
Mengembangkan Sikap Disiplin
Siswa
Oleh
Hasyim Rohman Syah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Hasyim Rohman Syah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
HASYIM ROHMANSYAH
IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR RESIPROKAL DALAM AKTIFITAS PEMBELAJARAN PENCAK SILAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP
DISIPLIN DI SDN GEGERKALONG KPAD - KOTA BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Drs. Sucipto, M. Kes. AIFO NIP. 196106121987031002
Pembimbing II
Didin Budiman, M. Pd NIP. 197409072001121001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani
Hasyim Rohmansyah, 2014
Implementasi Gaya Mengajar Resiprokal Dalam Aktivitas Pembelajaran Pencak Silat Untuk Mengembangkan Sikap Disiplin Siswa
Hasyim Rohmansyah
Pembimbing I Drs. Sucipto, M.Kes.AIFO Pembimbing II Didin Budiman, M.Pd
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sikap disiplin siswa dalam mengikuti aktivitas pembelajaran pencak silat dengan menggunakan gaya mengajar resiprokal, metode yang digunakan adalah peneltian tindakan kelas, dengan populasi/sampel penelitian siswa kelas 5-B Sekolah Dasar Negeri Gegerkalong KPAD-Bandung yang berjumlah 35 siswa. Desain dalam penelitian ini mengacu pada rancangan penelitian yang dikembangkan oleh Kurt Lewin yang terdiri dari (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Instrument yang digunakan adalah lembar observasi, catatan lapangan dan dokumentasi, perolehan data dari pra-siklus sampai siklus 2 tindakan 4 dianalisis dengan menggunakan rumus Persentase untuk diketahui peningkatannya. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan gaya mengajar resiprokal dapat mengembangkan sikap disiplin siswa dalam mengikuti aktivitas pembelajaran pencak silat. Hal itu dapat diketahui dari jumlah hasil nilai penelitian yaitu pada saat pra siklus 40,45% dan pada siklus 2 tindakan 4 yaitu 72,74%. Dengan demikian penerapan gaya mengajar resiprokal sangat cocok untuk mengembangkan disiplin siswa. Peneliti juga merekomendasikan bahwa untuk mengembangkan disiplin siswa sebaiknya menggunakan gaya mengajar resiprokal dalam aktivitas pembelajaran pencak silat.
The implementation of reciprocal teaching style in learning activity of "Pencak Silat" to improve the discipline behavior for the students
Hasyim rohmansyah
Supervisor I Drs. Sucipto, M.Kes.AIFO Supervisor II Didin Budiman, M.Pd
Abstract
The aim of the research is to develop the student's discipline behavior by joining the learning activity of "Pencak Silat" used reciprocal teaching style,the method that is used in this research is Class Action,it used the fifth grade class B students of SDN Gegerkalong KPAD-Bandung which has 35 students as the population/sample. The design on this research refers to the research plan which is developed by Kurt Lewin and it has four stages,they are (1) Planning (2) Implementation ,(3) Observation ,and (4) Reflection. The instrument that is used is observation sheets,field record, and documentation,the data acquisition from the pre-cycle until cycle 2 action 4 is analyzed by using precentage formula in purpose to know the progress. The result of the data analysis shows that the implementation of reciprocal teaching style can develop the student's discipline behavior when they participated in learning activity of "Pencak Silat". It can be known from the total summary of the research,on pre cycle 40.45% and on the cycle 2 action 4 is 72.74% . It can be concluded that the implementation of reciprocal teaching style is really appropriate to develop the student's discipline behavior. The researcher also recommended in order to improve the student's discipline behavior,it would be better to use reciprocal teaching style in the "Pencak Silat" learning activity.
Hasyim Rohmansyah, 2014 2. Disiplin Ditinjau dari Beberapa Aspek... 3. Manfaat dan Fungsi Disiplin... 4. Hubungan Disiplin dengan Pencak Silat... B. Hakikat Gaya Mengajar Resiprokal... 1. Pengertian Gaya Mengajar Resiprokal ... 2. Manfaat dan Fungsi Gaya Mengajar Resiprokal. 3. Hubungan Gaya Resiprokal dan Disiplin... C. Hakikat Pencak Silat...
BAB III B. Jenis dan Rancangan Peneltian... C. Waktu dan Tempat Peneltian... D. Subjek Penelitian... E. Variabel dan Definisi Operasional... F. Prosedur Penelitian... G. Instrumen Penelitian... H. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data...
Hasyim Rohmansyah, 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Telah diketahui bahwa belakangan ini dibangsa kita telah banyak terjadi penyimpangan moral, sikap atau tingkah laku masing-masing individu. Diantaranya adalah rendahnya sikap disiplin, yang mana merupakan hal yang penting bagi tercapainya masa depan atau harapan hidup seseorang itu sendiri.
Menurut Prijodarminto, S.H (1992:23). Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian prilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Disiplin akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan dengan keteladanan-keteladanan tertentu, yang harus dimulai sejak berada pada lingkungan keluarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang dan menjadikannya bentuk disiplin yang sangat kuat.
Secara sederhana disiplin berarti kontrol penguasaan diri terhadap impuls yang tidak diinginkan atau proses mengarahkan impuls kepada suatu cita-cita dan tujuan tertentu untuk mencapai dampak yang lebih besar.
Disiplin bukan merupakan sikap mental yang dibawa sejak lahir, tetapi banyak dipengaruhi olah pengalaman sekitar, khususnya pengalaman pendidikan, meskipun sifat-sifat kepribadian yang dibawa sejak lahir juga akan ikut menentukan.
Jika seorang tidak memiliki sikap disiplin dalam kehidupannya, maka akan berdampak negatif pada kepribadiannya sendiri seperti halnya 1. Menganggap remeh suatu pekerjaan, 2. Banyak mengulur waktu, dan 3. Tidak memiliki rasa tanggungjawab yang besar, dan lain sebagainya
Disiplin akan terasa manfaatnya jika kita memiliki suatu impian dan cita-cita yang ingin dicapai. Kita harus mendisiplinkan (melatih) diri untuk mengerjakan hal-hal yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu disiplin sangatlah penting dalam kehidupan. Jika seseorang terbiasa dalam disiplin, maka seseorang akan selalu berfikir bahwa waktu yang dilewatkan sangatlah bermanfaat. Dampak positif yang diperoleh bagi seseorang atau anak yang mempunyai sikap disiplin adalah 1. Tidak menganggap remeh suatu pekerjaan, 2. Tidak banyak mengulur waktu, dan 3. Mempunyai sikap tanggungjawab yang besar, dan lain sebagainya
Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang memberi kesempatan luas pada siswa untuk merealisasikan dirinya sehingga dapat mencapai tingkat perkembangan yang optimal. Dalam proses pendidikan disekolah siswa tidak terlepas dari perbuatan belajar yang memerlukan sikap disiplin, sikap disiplin sangat mutlak diperlukan oleh setiap individu karena seseorang yang memiliki sikap disiplin tidak sedikit bisa mencapai apa yang mereka inginkan. Sikap disiplin dapat kita peroleh dengan pembelajaran yang berharga, seperti halnya dilingkungan sekolah dan tempat-tempat belajar lainnya yang mencangkup pendidikan. Semua itu karena pendidikan merupakan hal yang terbesar dalam terbentuknya sikap, watak dan karakter seseorang, sebagaimana fungsi pendidikan yang tercantum dalam pasal 3 UU No 20 tahun 2003, dalam http://fadlolymasterteacher.wordpress.com yaitu sbb :
3
Hasyim Rohmansyah, 2014
Pada hakekatnya, disiplin merupakan hal yang dapat dilatih. pelatihan disiplin diharapkan dapat menumbuhkan kendali diri, karakter atau keteraturan, dan efisiensi. Jadi secara singkat dapat disimpulkan bahwa disiplin berhubungan dengan pengendalian diri supaya dapat membedakan mana hal yang benar dan mana hal yang salah sehingga dalam jangka panjang diharapkan bisa menumbuhkan perilaku yang bertanggung jawab.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia dalam http://carapedia.com. Disiplin adalah tata tertib atau ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan. Lebih lanjut Andrias Harefa dalam http://carapedia.com. Disiplin adalah proses pelatihan pikiran dan karakter, yang meningkatkan kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dan menumbuhkan ketaatan atau kepatuhan terhadap tata tertib atau nilai tertentu.
Dengan mengkaji beberapa pendapat tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa sifat dari sikap sebagai berikut :
1. Sikap bukan pembawaan
2. Dapat berubah melalui pengalaman
3. Merupakan organisasi keyakinan-keyakinan 4. Merupakan kesiapan untuk merespon 5. Relatif bersifat tetap
6. Hanya cocok untuk situasi tertentu
7. Selalu berhubungan dengan objek atau subjek tertentu 8. Merupakan penilaian dan penafsiran terhadap seuatu 9. Bervariasi dalam kualitas dan intensitasnya
10. Mengandung komponen kognitif, afektif, dan konatif
Dengan demikian maka jelaslah bahwa sikap dapat berubah dan dipengaruhi, serta dapat dibina untuk dikembangkan dalam berbagai bidang, termasuk juga dalam bidang olahraga.
selain ilmu yang mempelajari tentang bagaimana seeorang mempertahankan dirinya dari bahaya yang menghampiri atau dianggap membahayakannya. Beladiri juga salah satu yang sangat penting yang dapat memanage diri seseorang atau individu, diantaranya adalah bagaimana seseorang menjaga sikap, emosi, menghargai seseorang ataupun hal-hal yang sangat berharga bagi kehidupan dirinya maupun orang lain agar masyarakat dan lingkungan menghargai bahkan menghormati dirinya sebagi orang yang bijaksana dalam kehidupan. Dan merupakan orang yang berharga bagi masyarakat dan lingkungan.
Menurut Sucipto (2009:10) mengemukakan bahwa Pencak silat merupakan ilmu beladiri warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia. Untuk mempertahankan kehidupannya, manusia selalu membela diri dari ancaman alam, binatang maupun sesamanya yang dianggap mengancam integritasnya. Lebih lanjut Engkos Kosasih mengemukakan (1983:1) dalam eprints.uny.ac.id diantara cabang olahraga yang ada dan cukup banyak dilakukan oleh masyarakat adalah olahraga beladiri pencaksilat.
Pencak silat atau silat (berkelahi dengan menggunakan pertahanan diri) merupakan seni biladiri asia yang berakar dari budaya melayu. Seni beladiri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura. tapi bisa pula ditemukan dalam berbagai variasi diberbagai negara sesuai dengan penyebaran suku melayu, seperti di Filipna Selatan dan Thailand Selatan.
Terdapat empat sikap watak dan prilaku yang menjadikan banyak orang belajar pencak silat adalah sebagia berikut : 1. Akan menumbuhkan rasa jujur dan welas asih 2. Menumbuhkan percaya diri sendiri 3. Memperoleh keserasian dan keselarasan gerak, hal ini terwujudkan dalam sikap serta penampilannya sehari-hari 4. Bagi pesilat yang benar-benar menghayati apa yang didapatkan dari pelajaran akan menumbuhkan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa.
5
Hasyim Rohmansyah, 2014
Disamping itu pencak silat juga memiliki kelebihan dalam membina jiwa atau mental seseorang, yang membedakannya dari jenis olahraga lainnya, yaitu : 1. Menambah kepercayaan diri
2. Disamping fisik juga melatih mental dan fikiran 3. Menimbulkan kewaspadaan yang tinggi
4. Memupuk kegesitan dan kelincahan mental 5. Lebih menumbuhkan jiwa kesatria
6. Mempertebal kedisiplinan dan keuletan yang lebih tinggi karena sifat latihannya yang sulit dan lama
7. Melatih lebih banyak berfikir disamping hanya sekedar menggunakan otot belaka.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang penulis teliti, ada beberapa faktor penyebab timbulnya suatu masalah. Diantaranya adalah sebagai berilut : 1. Pengaruh pergaulan yang kurang baik di dalam lingkungan bermain dalam
terbentunya suatu prilaku kurang baik
2. Kurangnya peranan orang tua dalam mendisiplinkan anak-anaknya
C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dirumuskan, serta untuk memfokuskan permaslahan dalam penelitian maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan gaya mengajar Reciprocal dalam pembelajaran pencak silat dapat mengembangkan disiplin siswa.
D. Rencana Pemecahan Masalah
Kurangnya sikap disiplin dalam aktivitas pembelajaran pencak silat, penulis berencana memecahkannya melalui gaya mengajar Reciprocal yang diterapkan pada langkah-langkah penelitian tindakan kelas (PTK).
E. Tujuan Penelitian
dimana secara khusus difokuskan: Untuk mengetahui apakah penerapan gaya pembelajaran resiprokal dalam pembelajaran pencak silat dapat meningkatkan sikap disiplin siswa
F. Manfaat Penelitian
Dalam sebuah penelitian yang penulis beri judul “Implementasi gaya mengajar Reciprocal dalam aktivitas Pembelajaran Pencak Silat untuk meningkatkan Sikap Disiplin siswa” diharapkan mempunyai manfaat yang baik, baik bagi peneliti atau penulis maupun pembaca. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini sebagai referensi/rujukan untuk guru-guru pendidikan jasmani dalam meningkatkan sikap disiplin terhadap siswa-siswanya khusunya disekolah dasar.
2. Manfaat Praktis
Hasyim Rohmansyah, 2014
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian merupakan salah satu cara dalam mencari suatu kebenaran melalui cara-cara ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan.
Sugiyono (2010 : 3) menyatakan ciri-ciri keilmuan sebagai berikut, yaitu
“rasional, empiris, dan sistematis.” Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengetahui dan mengamati cara-cara yang digunakan. Sistematis adalah proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Untuk mempermudah penulis dalam mengambil langkah-langkah dalam suatu penelitian, tentunya penulis menggunakan suatu metode. Dimana metode adalah langkah-langkah yang diambil untuk mempermudah penelitian. Setiap penelitian terlebih dahulu harus menentukan metode apa yang akan digunakan dalam penelitian, hal ini sangat perlu dilakukan karena metode merupakan cara yang akan menentukan berhasil atau tidaknya tujuan yang akan dicapai. Hal ini diperkuat oleh pendapat ahli yaitu Surakhmad (1998 ; 131) dalam repository.upi.edu/2830/6/s_jkr_0808559_chapter3.pdf, menjelaskan tentang metode, yaitu :
Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik dan alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.
“metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan
penelitian yang didasari oleh asumsi dasar, pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu yang dihadapi.” Karena kegiatan tersebut dilakukan setiap melaksanakan penelitian, maka beberapa ahli menyebutnya sebagai tradisi penelitian (research traditions).
Dari pendapat beberapa para ahli yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu prosedur, alat dan desain penelitian yang bersangkutan dengan jalannya suatu penelitian, agar penelitian benar-benar bersifat abstrak dan ilmiah. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Karena metode deskriptif dapat menjawab dan menggambarkan suatu permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.
Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Class Action Research/CAR) sebagai cara untuk menjawab permasalahan yang ada, metode ini didasarkan pada bentuk penelitian yang bertujuan untuk meneliti suatu peristiwa atau suatu masalah dan kemudian melihat apa penyebab dari timbulnya masalah atau peristiwa itu terjadi. Dimana manfaat yang dapat diambil dari Penelitian Tindakan Kelas adalah perbaikan praktis yang meliputi penanggulangan berbagai masalah yang telah dialami oleh siswa yang diajar oleh guru sebagi pelaku PTK.
Menurut Harjodipuro dalam Iskandar (2011:22) menjelaskan bahwa:
25
Hasyim Rohmansyah, 2014
Menutut pandangan ahli diatas, penulis menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu proses mensiasati kekurangan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, guna memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi, sehingga tercipta suatu pembelajaran atau pengajaran yang efektif dan lebih bbaik.
B. Jenis dan Rancangan Penelitian
Menurut Hidayat, (2011:34) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan jenis atau tipologi penelitian tindakan, selain tiga jenis penelitian tindakan yang lain, yaitu Participatory, critical, dan Institusional action research.” PTK juga merupakan metode penelitian seperti halnya metode penelitian eksperimen, deskriptif korelasional atau komparatif, dan lain-lain. Oleh karena SPTK dilaksanakan di jenjang persekolahan mulai Taman Kanak-Kanak sampai Sekolah Menengah Atas, maka jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research/CAR).
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research/CAR). Pada tingkatan Sekolah Dasar. PTK merupakan suatu penelitian berbentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari berbagai macam tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang telah dilakukannya, dan memperbaiki kondisi tindakannya itu. Jenis Penelitian Tindakan Kelas ini merujuk pada rancangan Model Kurt Lewin (Yusuf, 2011). Alasannya karena Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model penelitian tindakan yang lain, rancangan modelnya sederhana dan lebih mudah dipahami, serta paling banyak digunakan dalam penelitian-penelitian tindakan kelas. Menurut Kurt Lewin (tahun 1996) yang dikutip oleh Susilana 2005:74-75 (dalam Hidayat, 2011) menyatakan bahwa:
Bagan 3.1
(Rancangan PTK oleh Kurt Lewin )
Berdasarkan pemaparan gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran dalam proses belajar mengajar di kelas yang dilakukan secara berkesinambungan melalui teknik-teknik yang tepat, yang dilakukan sesuai dengan masalah yang dihadapi dan tingkat perkembangan siswa.
Dalam hal ini peneliti mengkaji dan mengimplementasikan gaya mengajar resiprokal untuk meningkatkan sikap disiplin siswa dalam aktivitas pembelajaran pencak silat. Khususnya disekolah dasar negeri gegerkalong KPAD kelas V (lima). Dalam hal ini peneliti atau penulis mengapa menggunakan gaya mengajar resiprokal? Tidak lain karena dalam aktivitas pembelajaran pencak silat peserta didik dituntut untuk mandiri dalam setiap pembelajaran yang peserta didik laksanakan, yaitu bekerjasama dan belajar bersama teman sebayanya, sehingga lambat laun peserta didik dapat terbiasa disiplin untuk melakukannya tanpa harus diperintah oleh pengajar atau guru. Jika seseorang telah bterbiasa untuk rajin dan disiplin dalam pembelajaran, khususnya dalam aktivitas pembelajaran pencak silat, dan menganggap bahwa pentingnya waktu serta pembelajaran yang dia peroleh, serta tidak menganggap remeh waktu dan pembelajaran, maka tidak dipungkiri seseorang tersebut akan menghargai pembelajaran lainnya, dan akan terbiasa bersikap disiplin.
Refleksi (Reflecting)
Melakukan Tindakan
(Acting)
Merencanakan (Planing)
27
Hasyim Rohmansyah, 2014
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini temepat atau lokasi yang dijadikan untuk sarana penelitian oleh penulis adalah Sekolah Dasar Negeri Gegerkalong KPAD, dimana dalam hal ini peneliti mengambil tempat atau lokasi penelitian SDN Gegerkalong KPAD dengan alasan atau pertimbangan antara lain :
1. Tersedianya lapangan yang cukup luas untuk aktivitas pembelajaran 2. Memeiliki fasilaitas sarana dan prasarana yang lengkap
3. Dalam pelaksanaan pembelajaran pencak silat khususnya, siswa mengalami banyak hal, yakni diantaranya bersikap kurang sungguh-sungguh dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran (kurang disiplin), dan
4. Selain itu penulis atau peneliti pernah melakukan peraktek atau mengajar di sekolah yang bersangkutan.
5. Selama Praktek mengajar berlangsung peneliti telah mengamati dan kemudian menemukan banyak persoalan yang terjadi dalam proses pembelajaran.
D. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah para siswa kelas V-B Sekolah Dasar Negeri Gegerkalong KPAD yang berjumlah 35 siswa dengan rincian 21 orang siswa laki-laki dan 14 orang Siswa Putri.
E. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian
penelitian formal akademik biasanya disebut variabel terikat atau dependent
variable).
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Input : Siswa Kelas V-B SDN Gegerkalong KPAD b. Variabel Proses : Gaya Mengajar Resiprokal
c. Variabel output : Sikap Disiplin Siswa dalam Pembelajaran Pencak Silat 2. Definisi Operasional Variabel
Dari ketiga variabel yang telah dipaparkan diatas, perlu dioperasionalisasikan agar dapat diukur, berikut definisi dari setiap variabel :
a. Gaya mengajar Resiprokal adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasi pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dengan melibatkan strategi belajar dan strategi pengolaan belajar
b. Pembelajaran Pencak Silat adalah salah satu ranah atau alat sebagai proses untuk mencapai suatu prilaku sikap disiplin dari para peserta didik atau siswa
c. Sikap disiplin adalah presentase skor tingakat atau hasil dari apa yang telah diajarkan selama proses perbaikan dalam pembelajaran
F. Prosedur Penelitian
Sesuai dengan rancangan PTKS yang direkomendasikan dalam buku pedoman penulisan penelitian tindakan kelas dalam pendidikan jasmani, olahraga daan kesehatan, maka prosedur PTKS merujuk pada rancangan penelitian secara bertahap, yaitu :
1. Tahapan menentukan rencana tindakan 2. Pelaksanaan tindakan, observasi 3. Analisis dan refleksi.
29
Hasyim Rohmansyah, 2014
Pelaksanaan
Perencanaan Pengamatan -- Tindakan 1 & 2
Refleksi Pengamatan
Tindakan 3 & 4 --- Perencanaan ulang Pengamatan
Refleksi
Bagan 3.2
(Siklus Penelitian oleh Kurt Lewin)
1. Tahap Merencanakan Tindakan
Dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis atau peneliti merincikan beberapa langkah dalam melakuka tahap perencanaan tindakan, adapun tahapan yang dilakukan dalam perencanaan yaitu :
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1) Nama mata pelajaran
2) Tandar kompetensi 3) Kompetensi dasar 4) Indikator
b. Mempersiapkan Sarana dan Prasarana alat-alat pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran, sangat perlu diperhatikan tentang sarana dan prasana pembelajaran, karena hal ini yang dapat menentukan tingkat ketercapaian atau baik tidaknya proses belajar mengajar.
SIKLUS I
c. Menyusun dan mengembangkan instrumen atau alat pengumpul data, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : (1) menentukan indikator setiap variabel (2) membuat format observasi dan catatan lapangan, (3) menyiapkan instrumen tes, (4) menentukan target pencapaian dalam bentuk presentase sebagai kriteria ketuntasan minimal, (5) menyiapkan dokumentasi/foto
d. Melakukan simulasi pembelajaran untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang mungkin ada sebelum pelaksanaan tindakan.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti bertugas sebagai pengajar dan dibantu oleh seorang observator sekaligus kolaborator, yaitu Evi Apriliani (Guru Mata Pelajaran Pencak Silat SDN Gegerkalong KPAD), Rahendri Fauji, Riswan Haris, dan Budi Sukarno. Langkah-langkah dalam penelitian tindakan adalah : a. Ide Awal
Dalam tahapan ini peneliti mengidentifikasikan masalah yang terjadi dan ditemukan dalam proses pembelajaran, dimana identifikasi masalah dilakukan dengan cara observasi langsung pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Gegerkalong KPAD-Bandung
b. Temuan Analisis
Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Gegerkalong KPAD, peneliti menemukan permasalahan yang diantaranya adalah banyaknya siswa yang bersikap kurang dan tidak mentaati peraturan, bersikap tertib, konsentrasi dan lain sebagainya, dalam proses pembelajaran pencak silat. Sehingga dalam hal ini peneliti memutuskan siswa kelas V-B untuk dijadikan sebagai subjek penelitian.
c. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, langkah-langkah yang diambil atau dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Meminta Izin kepada Kepala sekolah SDN Gegerkalong KPAD
31
Hasyim Rohmansyah, 2014
2. Melakukan sosialisasi dengan guru Pencak Silat, Wali kelas dan siswa
Peneliti meminta izin kepada guru bidang studi pencak silat dan wali kelas untuk melakukan penelitian dengan meminta siswanya sebagai subjek penelitian. Dan juga bersosialisasi dengan para siswa yang akan dijadikan objek penelitian.
3. Observasi
Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai situasi dan kondisi siswa yang akan dijadikan objek penelitian. Selain itu peneliti juga menganalisis silabus untuk mempelajari kompetensi dasar dari mata pelajaran pencak silat.
4. Identifikasi masalah
Pada tahap ini, peneliti menentukan pemecahan masalah sebelum melakukan tindakan, dan juga sudah menelaah silabus pembelajaran yang sebelumnya dianalisis dalam tahap observasi. Adapun tahapan dalam tahap identifikasi masalah adalah sebagai berikut :
a) Menentukan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pemebelajaran, Materi Pokok.
b) Menentukan gaya/cara pembelajaran, (gaya mengajar Resiprokal dalam aktivitas pembelajaran pencak silat).
c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
d) Memilih dan menyusun teknik pengumpulan data penelitian yaitu dengan menggunakan lembar observasi (Lembar observasi siswa, catatan lapangan dan rekaman/dokumentasi.
d. Implementasi/Penerapan
SIKLUS I
Pada pelaksanaan siklus 1, terdapat 2 tindakan pembelajaran/pertemuan, dimana kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Tindakan 1 a. Pelaksanaan
pembelajaran pencak silat tentang pertandingan pencak silat seni, yang didalamnya peneliti juga menerapkan agar siswa dapat disiplin dalam proses pembelajaran tersebut.
b. Melaksanakan tindakan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana (skenario) yang telah ditetapkan pada perencanaan di siklus 1.
c. Observasi
Mengamati proses pembelajaran serta mengevaluasi prilaku siswa sesuai dengan target yang harus dicapai.
d. Refleksi
Mengevaluasi hal-hal yang berkaitan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus 1 tindakan 1, dan kemudian menentukan tindakan selanjutnya yaitu tindakan 2
2. Tindakan 2
Pada tindakan 2, langkah-langkah atau cara proses pembelajaran sama seperti halnya dalam tindakan 1, yaitu tentang pembelajaran pencak silat dengan menggunakan gaya mengajar resiprokal untuk meningkatkan sikap disiplin siswa.
SIKLUS II
1. Tindakan 1
a. Pelaksanaan
Pada siklus 2 tindakan 1, jenis pembelajaran yang peneliti gunakan adalah masih dalam konteks pembelajaran pencak silat dengan gaya mengajar resiprokal, namun materi yang diajarkan adalah tentang ibingan jurus prasetya 1 dan 2, serta penerapan sikap disiplin.
b. Melaksanakan Tindakan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana atau skenario yang telah ditetapkan dalam perencanaan disiklus 2.
c. Observasi
33
Hasyim Rohmansyah, 2014 d. Refleksi
Mengevaluasi secara keseluruhan yang berkaitan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus 1 dan menentukan tindakan selanjutnya.
2. Tindakan 2
Pada siklus 2 tindakan 2, aktivitas pembelajaran pencak silat yang dilakukan adalah menggunakan gaya mengajar resiprokal dengan materi yaitu tentang ibingan jurus prasetya 3 dan pola langkah 4 penjuru mata angin, serta mengungkap aspek-aspek atau nilai yang terkandung didalamnya, serta disiplin dalam melakukan atau mengikuti proses pembelajaran, setelah itu guru melakukan tes dan sesi tanya jawab kepada siswa, untuk mencapai keberhasilan siswa dalam melakukan feed Back atau biasa disebut dengan umpan balik.
a. Observasi dan Evaluasi
Observer melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran dalam setiap tindakan secara sistematis dan objektif dengan menggunakan lembar atau format observasi yag telah disediakan oleh peneliti. Yang kemudian natinya dievaluasi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada atau dialami pada saat proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung.
3. Tahap Melakukan Observasi dan evaluasi
Pada tahap melakukan observasi peneliti dan observer bekerjasama dalam merekam dan mencatat data hasil dari pelaksanaan kegiatan. Perekaman dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar format analisis waktu yang digunakan oleh observer.
4. Tahap Analisis Data dan Refleksi
oleh Yusuf (2011:39) tentang analisis data dan refleksi terhadap data penelitian, yaitu:
ada 4 kegiatan yang harus dilakukan peneliti, yaitu: (a) menentukan prosedur analisis (b) membuat refleksi berkenaan dengan proses tindakan (c) merumuskan dampak tindakan (d) menentukan kriteria dan rencana bagi tindakan daur berikutnya.
Berdasarkan dari penjelasan kutipan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa daalam suatu penelitian haruslah mencangkup beberapa komponen tahapan penelitian, agar proses penelitian dapat berjalan sesuai dengan tatanan atau urutannya, jika suatu penelitian tidak mencangkup 4 komponen kegiatan yang sudah terpapar jelas diatas, maka proses penelitian tidak dapat berlangsung atau terlaksana.
G. Instrumen Penelitian
Menurut Hidayat (2011:39) mengemukakan bahwa “instrumen adalah alat bantu untuk mengumpulkan informasi, melakukan pengukuran, atau mengumpulkan data.” Dalam penelitian ini penulis atau peneliti menggunakan beberapa Instrumen, yaitu :
1. Observasi
Lembar observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berfungsi juga sebagai bahan refleksi pembelajaran berikutnya. Observasi dilakukan dengan rekan-rekan dan guru mata pelajaran pencak silat dengan menggunakan lembar observasi sebagai pedomannya, yang dilakukan secara terus menerus dalam setiap siklus.
Tugas penilaian hanya memberi tanda cek (√) dalam kolom rentangan nilai.
35
Hasyim Rohmansyah, 2014
(Tabel 3.1)
Lembar Observasi Sikap Disiplin Siswa Sumber : Pedoman PPL UPI No Aspek yang
di Observasi
Indikator Kriteria
1 2 3 4 5
1 Ketaatan 1. Berantusias dalam mengikuti dan memperhatikan proses pembelajaran 2. Menguasai materi belajar pencak
silat yang telah diberikan oleh guru 3. Menunjukan sikap dalam aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor yg baik
4. Sungguh-sungguh dalam melakukan gerakan Pencak Silat yang sudah diajarkan
2. Ketertiban 5. Tidak melakukan gerakan dan/atau ungkapan yang mengganggu guru dan temannya
6. Menghargai guru dan teman sejawatnya
7. Memiliki motivasi yang besar dalam mempelajari pembelajaran
3. Konsentrasi 8. Konsentrasi pada saat seorang guru menjelaskan atau menerangkan pembelajaran yang diajarkan (Pencak Silat)
9. Konsentrasi dalam mempelajari dan melakukan materi pembelajaran
F = jumlah skor siswa yang diperoleh N = jumlah siswa
K = jumlah butir soal dalam observasi 100% = Bilangan Tetap
2. Catatan lapangan
Catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam suatu penelitian tindakan kelas. Dimana catatan lapangan berisi tentang deskripsi hal-hal yang terjadi atau muncul pada saat pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan. Format catatan lapangan memiliki fungsi untuk mengamati perilaku siswa ketika melaksanakan pembelajaran. Catatan lapangan diisi oleh para observer, yang nantinya observer tersebut memberitahukan kepada penulis atau peneliti tentang hal-hal yang terjadi pada saat aktivitas pembelajaran berlangsung.
Adapun format catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
37
Hasyim Rohmansyah, 2014
3. Rekaman Foto
Rekaman foto digunakan untuk mengabadikan tindakan yang telah dilaksanakan. Selain itu, rekaman foto berguna untuk menggambarkan situasi dan kondisi yang terjadi di kelas ataupun lapangan pada waktu aktivitas pembelajaran berlangsung, untuk menangkap suasana pembelajaran, detail peristiwa penting yang perlu didokumentasikan sebagai tanda bukti fisik. Selain itu, foto juga dapat menjadi bukti kuat bahwa telah dilakukannya penelitian, sehingga laporan yang diberikan menjadi lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
4. Indikator Keberhasilan
Dari hasil yang diperoleh berdasarkan observasi awal, yang mencerminkan sikap disiplin siswa kelas V-B SDN Gegerkalong KPAD dalam mengikuti aktivitas pembelajaran pencak silat, diharapkan adanya peningkatan sikap disiplin setelah dilakukannya pembelajaran pencak silat dengan menggunakan gaya mengajar resiprokal. Indikator keberhasilan yang ditentukan adalah minimal 70%.
H. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, sehingga dapat menjawab permasalahan penelitian. Adapun cara yang ditempuh itu terdiri dari berbagai teknik yang digunakan seperti: obsevasi, mencatat gejala-gejala yang timbul dan dokumentasi data sebagai bukti dalam pelaksanaan.
Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal penelitian, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Penulis juga dapat langsung menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan teman yang lainnya.
Proses analisis data dalam penelitian ini adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden siswa kelas VB, menyajikan tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang sudah diajukan.
Teknik analisis data yang akan dilakukan adalah menggunakan teknik analisis data kuantitatif dalam bentuk presentase. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pengolahan dan Penafsiran Data
Pengolahan dan penafsiran data dilakukan pada proses penelitian dan hasil dokumentasi selama pelaksanaan penelitian di lapangan, yaitu berupa hasil lembar observasi, hasil pengamatan dan dokumentasi gambar serta berbagai data pendukung lainnya yang digunakan. Kemudian data yang diperoleh ditafsirkan ke dalam kalimat atau kata-kata berupa kategori, serta dijelaskan melalui tabel hasil penelitian.
b. Hasil Analisis Data
Dari data hasil penelitian, penulis melakukan pencocokkan, yang kemudian didiskusikan dengan observer, serta dilakukan konfirmasi terhadap sampel. Untuk keabsahan data, penulis mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai sumber untuk mencocokkan kevalidan data.
39
Hasyim Rohmansyah, 2014
Tabel 3.3
Hasil Observasi Sikap Disiplin Aktivitas Pembelajaran Pencak Silat Pra - Siklus
No NAMA Ketaatan Ketertiban Konsentrasi Jumlah
Ket : ∑ = Jumlah P =
P = Nilai Peresentase P =
f = Jumlah Skor Siswa yang diperoleh P =
N = Jumlah Siswa P = 40,45714%
K = Jumlah Skor Maksimal
100% = Bilangan Tetap Sudjana (2012:129)
c. Rekomendasi Selama Proses penelitian
Dalam rekomendasi data, penulis mengacu pada hasil analisis data yang ada, yang selanjutnya dicocokkan dengan data yang diperoleh selama di lapangan. Hasil interpretasi digunakan untuk dapat menjawab permasalahan dalam penelitian, yang akhirnya menjadi sebuah kesimpulan dari penelitian yang dilaksanakan. Kesimpulan tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi guru dan siswa, sebagai upaya untuk perbaikan proses pembelajaran, terutama dalam meningkatkan sikap disiplin siswa.
d. Diskusi Hasil Temuan
66
Hasyim Rohmansyah, 2014
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dari pra-siklus sampai siklus 2 (dua) tindakan 4 (empat), dapat disimpulkan bahawa penerapan gaya mengajar resiprokal dalam aktivitas pembelajaran pencak silat dapat mengembangkan sikap disiplin siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Gegerkalong KPAD-Kota Bandung. dari 40,45% menjadi 72,74%.
B. Saran
1. Untuk mengembangkan disiplin siswa sebaiknya menggunakan pembelajaran pencak silat.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Sucipto, Uhamisastra, dkk. (2010). Pembelajaran Pencak Silat. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Notosoejitno, (1997). Khazanah Pencak Silat. Jakarta.
Juliantine Tite, Toto Subroto, dkk. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Husdarta, Yusuf Hidayat, (2008). Psikologi Olahraga. Bandung
Wiriatmaja Rochiati, (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Effendi Ridwan, Elly Malihah, (2007). Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya dan Teknologi. Bumi Siliwangi
UPI, (2012). Pedoman Karya Penulisan Karya Ilmiah. UPI: Bandung
Buku Panduan PPL Kependidikan UPI Tahun 2013 – Bandung.
Soegeng Prijodarminto (1992). Disiplin Kiat Menuju Sukses, PT Pradnya Paramita-Jakarta
Sugiyono (2010). Metode Penelitian, Bandung
Nana Sudjana (2012). Penilaian hasil proses belajar mengajar, PT Remaja Rosdakarya-Bandung
Hasyim Rohmansyah, 2014
Sumber Lain:
file:/MikrosoftWork/PerkembanganPesertaDidik/di/UniversitasPendidikanIndone sia.htm
file:/PowerPoint/PenelitianTindakanKelas/di/UniversitasPendidikanIndonesia.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/PencakSilat.Nilai Positif Pencak Silat.
http://cbibogor.wordpress.com/2011/01/27/hakikat-disiplin-dalam-pencak-silat/
http://carapedia.com/pengertian_definisi_disiplin_info2133.html.
http://www.academia.edu/5660348/Ranah_Kognitif_Dalam_Pembelajaran_Doma in_Kognitif_Bloom_Instructional_Taxonomies_Bloom_Ausubel_Anderson_Merr il_und_Reigeluth
repository.upi.edu/2830/6/s_jkr_0808559_chapter3.pdf
eprints.uny.ac.id/1882/1/nilai-nilai_esensial_olahraga_.pdf
mbegedut, (2011). Pengertian Disiplin Menurut Para Ahli. [Online]. tersedia:http://mbegedut.blogspot.com/2011/06/pengertian-disiplin-menurut-para-ahli.html.
http://onopirododo.wordpress.com/2012/12/14/10-gaya-mengajar-menurut-moska-mosston/
http://fadlolymasterteacher.wordpress.com/2011/10/14/uu-no-20-tahun-2003-pasal-3