iv ABSTRAK
PE GARUH MI YAK BUAH MERAH (Pandanus cdndideus Lam.) TERHADAP CLI ICAL SCORE KOLITIS ME CIT YA G DEFISIE SI
PLAQUE PEYERI DA DII DUKSI KOLITIS DE GA DSS
Monica Paotiana, 2011. Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr., M.Kes., PA(K). Pembimbing II: Daniel W. Purwadisastra, dr., PA.
(IBD) merupakan suatu keadaan inflamasi kronik pada usus sebagai akibat kelainan regulasi sistem imun mukosa yang disebabkan oleh kerentanan genetik, rangsangan flora usus normal, dan disfungsi barier sel epitel. Mencit defisien (PP) yang diinduksi kolitis menunjukkan derajat kolitis yang lebih berat. Tujuan Penelitian ini adalah melihat peranan buah merah dalam mengurangi derajat diare dan pendarahan rektum pada mencit defisensi PP yang diinduksi kolitis dengan DSS.
Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental laboratorium sungguhan dengan rancangan acak lengkap, bersifat komparatif. Mencit jantan galur Balb/C dengan berat badan 20- 30 gram dibagi dalam 4 kelompok (n=7); kelompok kontrol negatif (mencit normal tanpa pemberian DSS 2,5%), kelompok kontrol DSS (mencit normal diberi DSS 2,5%), kelompok defisiensi PP (mencit defisiensi PP diberi DSS 2,5%, tanpa pemberian minyak buah merah), kelompok perlakuan (mencit defisiensi PP diberi DSS 2,5%, dan minyak buah merah 0,1 mL/hari). Parameter diamati setiap dua hari sekali selama 15 hari meliputi derajat diare dan perdarahan rectum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada hari ke-15 kelompok perlakuan buah merah memiliki derajat diare dan perdarahan rektum yang lebih rendah dibandingkan kelompok defisiensi PP (p<0,01).
Disimpulkan bahwa minyak buah merah dapat menurunkan derajat diare dan perdarahan rektum mencit defisiensi PP yang diinduksi kolitis dengan DSS.
v ABSCRACC
CHE EFFECC OF RED FRUIC OIL (Pandanus cdndideus Lam.) COWARDS CLI ICAL SCORE I PEYER’S PACCHES DEFICIE CY MICE I DUCED
COLICIS WICH DSS
Monica Paotiana, 2011. : Sylvia Soeng, dr., M.Kes., PA(K). : Daniel W. Purwadisastra, dr., PA.
! "
# $
" %%
# $
& ' (! )*+)
' ,
%% %% %%
-. // // %% -.
// %% -.
) 0( - &
-#
-1) )
2
" %%
vi DAFTAR ISI
(Judul Dalam ... (i))
Lembar Persetujuan ... (ii)
Surat Pernyataan ... (iii)
Abstrak ... (iv)
Abstrack ... (v)
Kata Pengantar ... (vi)
Daftar Isi ... (ix)
Daftar Tabel ... (xii)
Daftar Gambar ... (xiii)
Daftar Lampiran ... (xiv)
BAB I PE DAHULUA 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 3
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 4
1.5.1. Kerangka Pemikiran ... 4
1.5.2. Hipotesis Penelitian ... 6
1.6. Metode Penelitian ... 6
BAB II TI JAUA PUSTAKA 2.1. Kolon ... 8
2.1.1. Anatomi Kolon ... 8
2.1.2. Histologi Kolon ... 10
2.2. Plak Peyeri ... 13
2.3. 14
vii
2.5. Stress Oksidatif pada Inflamasi ... 20
2.6. Buah Merah ... 22
BAB III BAHA DA METODE PE ELITIA 3.1. Alat dan Bahan / Subjek Penelitian ... 30
3.1.1. Alat dan Bahan ... 30
3.1.2. Subjek Penelitian ... 31
3.1.3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31
3.2. Metode Penelitian ... 31
3.2.1. Disain Penelitian ... 31
3.2.2. Variabel Penelitian ... 32
3.2.2.1. Definisi Konsepsional Variabel ... 32
3.2.2.2. Definisi Operasional Variabel ... 32
3.2.3. Perhitungan Besar Sampel ... 33
3.2.4. Prosedur Kerja ... 34
3.2.4.1. Pengumpulan Bahan ... 34
3.2.4.2. Persiapan Bahan Uji ... 34
3.2.4.3. Persiapan Hewan Coba ... 35
3.2.4.4. Sterilisasi Alat ... 35
3.2.4.5. Pelaksanaan Penelitian ... 35
3.2.5. Cara Pemeriksaan ... 36
3.2.6. Metode Analisis ... 37
3.2.6.1. Hipotesis Statistik ... 37
3.2.6.2. Kriteria Uji ... 38
3.2.7. Aspek Etik ... 38
BAB IV HASIL DA PEMBAHASA 4.1. Hasil Penelitian 39 4.1.1. Derajat Diare Mencit ... 39
4.1.2. Derajat Perdarahan Rektum Mencit ... 42
viii
4.3. Uji Hipotesis ... 48
4.3.1. Hipotesis I ... 48
4.3.2. Hipotesis II ... 49
BAB V SIMPULA DA SARA 5.1. Simpulan ... 51
5.2. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 52
LAMPIRA ... 56
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Kandungan Nutrisi Minyak Buah Merah ... 26 Tabel 4.1 Median Derajat Diare Mencit antar Kelompok Perlakuan ... 39 Tabel 4.2. Perbandingan Derajat Diare Mencit Berdasarkan Uji Statistik
Kruskal Wallis H ... 40 Tabel 4.3 Hasil Uji Beda Mann-Whitney U Derajat Diare Hari ke-13 ... 41 Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Mann-Whitney U Derajat Diare Hari ke-15 ... 42 Tabel 4.5 Median Derajat Perdarahan Rektum Mencit antar Kelompok
Perlakuan ... 43 Tabel 4.6 Perbandingan Derajat Perdarahan Rektum Mencit
Berdasarkan Uji Statistik Kruskal Wallis H ... 44 Tabel 4.7 Hasil Uji Beda Mann-Whitney U Derajat Perdarahan Rektum
Hari ke-13 ... 45 Tabel 4.8 Hasil Uji Beda Mann-Whitney U Derajat Perdarahan Rektum
x DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Kolon ... 8
Gambar 2.2 Suplai Darah pada Kolon ... 9
Gambar 2.3 Kolon,! 0 56 dan Sel-Sel Epitelium ... 11
Gambar 2.4 Mikroskopis Kolon ... 12
Gambar 2.5 Mikroskopis Ileum dan PP ... 13
Gambar 2.6 Perbedaan ! " dan 7 ! ... 15
Gambar 2.7 Organogenesis PP ... 19
Gambar 2.8 Sumber ROS dan Sifat-Sifat Biokimiawi ... 21
Gambar 2.9 Peran RONS terhadap 7!* ! ... 22
Gambar 2.10 Pohon Buah Merah dan Buah Merah ... 25
Gambar 2.11 Minyak Buah Merah ... 27
Gambar 2.12 Struktur Kimia α-Tokoferol ... 28
Gambar 2.13 Struktur Kimia α-Karoten, β-Karoten, β-Kriptosantin ... 28
Gambar 4.1 Grafik Median Derajat Diare Mencit antar Kelompok Perlakuan ... 40
xi
DAFTAR LAMPIRA
Lampiran 1. Alat dan Bahan Penelitian ... 55 Lampiran 2. Perhitungan Dosis ... 56 Lampiran 3. Hasil Analisis Median Derajat Diare Menggunakan Analisis
Kruskal Wallis ... 57 Lampiran 4. Hasil Analisis Derajat Diare Menggunakan Analisis
Mann-Whitney U Hari Ke-13 ... 59 Lampiran 5. Hasil Analisis Derajat Diare Menggunakan Analisis
Mann-Whitney U Hari Ke-15 ... 51 Lampiran 6. Hasil Analisis Derajat Perdarahan Rektum Menggunakan
Analisiss Kruskal Wallis ... 63 Lampiran 7. Hasil Analisis Derajat Perdarahan Menggunakan Analisi
Mann-Whitney U Hari Ke-13 ... 65 Lampiran 8. Hasil Analisis Derajat Perdarahan Menggunakan Analisis
56
Kandang Mencit Anti IL 7Rα Minyak Buah Merah
Tabung 15 mL dan 50 mL Sonde mencit
1 mL dan jarum 26G (PBS)
Lampiran 2. Perhitungan Dosis
1. Anti IL 7Rα
Anti IL 7Rα yang dipakai adalah 1 g dilarutkan dalam 99 L PBS 1x sehingga
didapatkan larutan Anti IL 7Rα 1%. Larutan ini deberikan pada mencit secara
intravena.
2. (DSS)
DSS yang dipakai adalah 2,5 g dilarutkan dalam aquadest 100 mL sehingga
didapatkan larutan DSS 2,5% (v/w). Larutan ini diberikan pada mencit melalui
air minum
3. Dosis Buah Merah
Dosis manusia 70 kg = 2 x 15 mL (1 sendok makan) = 30 mL
Dosis mencit 20 g = 30 mL x 0,0026 = 0,078 mL
Lampiran 3. Hasil Analisis Derajat Diare Menggunakan Analisis Kruskal Wallis
Hari ke 1
Hari ke 3
Ranks Ranks
Perlakuan N Mean Rank Perlakuan N Mean Rank
Hasil KN 6 12.50 Hasil KN 6 3.67
KDSS 6 12.50 KDSS 6 11.75
KDPP 6 12.50 KDPP 6 20.17
KP 6 12.50 KP 6 14.42
Total 24 Total 24
Test Statisticsa,b Test Statisticsa,b
Hasil Hasil
Chi Square
.000 Chi
Square
17.727
df 3 df 3
Asymp . Sig.
1.000 Asymp
. Sig.
.001
Hari ke 5
Hari ke 7
Ranks Ranks
Perlakua
n N
Mean
Rank
Perlakua
n N
Mean Rank
Hasil KN 6 3.75 Hasil KN 6 3.50
KDSS 6 12.58 KDSS 6 10.00
KDPP 6 19.58 KDPP 6 20.17
KP 6 14.08 KP 6 16.33
Total 24 Total 24
Test Statisticsa,b Test Statisticsa,b
Hasil Hasil
Chi Square
16.127 Chi
Square
20.367
df 3 df 3
Asymp . Sig.
.001 Asymp
. Sig.
Hari ke 9 Hari ke 11
Ranks Ranks
Perlakua
n N
Mean
Rank
Perlakua
n N
Mean Rank
Hasil KN 6 3.50 Hasil KN 6 3.50
KDSS 6 9.83 KDSS 6 10.50
KDPP 6 20.50 KDPP 6 20.50
KP 6 16.17 KP 6 15.50
Total 24 Total 24
Test Statisticsa,b Test Statisticsa,b
Hasil Hasil
Chi Square
21.076 Chi
Square
19.940
df 3 df 3
Asymp . Sig.
.000 Asymp
. Sig.
.000
Hari ke 13 Hari ke 15
Ranks Ranks
Perlakua
n N
Mean
Rank
Perlakua
n N
Mean Rank
Hasil KN 6 3.67 Hasil KN 6 4.25
KDSS 6 15.92 KDSS 6 15.00
KDPP 6 20.67 KDPP 6 21.50
KP 6 9.75 KP 6 9.25
Total 24 Total 24
Test Statisticsa,b Test Statisticsa,b
Hasil Hasil
Chi Square
20.320 Chi
Square
20.622
df 3 df 3
Asymp . Sig.
.000 Asymp
. Sig.
Lampiran 4. Hasil Analisis Derajat Diare Menggunakan Analisis Mann Whitney U Hari Ke 13
KN KDSS
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KN 6 3.50 21.00 Mann Whitney U .000
KDSS 6 9.50 57.00 Wilcoxon W 21.000
Total 12 Z 3.000
Asymp. Sig. (2 tailed)
.003
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
.002a
KN KDPP
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KN 6 3.50 21.00 Mann Whitney U .000
KDPP 6 9.50 57.00 Wilcoxon W 21.000
Total 12 Z 2.983
Asymp. Sig. (2 tailed)
.003
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
.002a
KN KP
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KN 6 3.67 22.00 Mann Whitney U 1.000
KP 6 9.33 56.00 Wilcoxon W 22.000
Total 12 Z 2.900
Asymp. Sig. (2 tailed)
.004
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
.004a
KDSS KDPP
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KDSS 6 3.50 21.00 Mann Whitney U .000
KDPP 6 9.50 57.00 Wilcoxon W 21.000
Total 12 Z 2.983
Asymp. Sig. (2 tailed)
.003
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
.002a
KDSS KP
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KDSS 6 8.67 52.00 Mann Whitney U 5.000
KP 6 4.33 26.00 Wilcoxon W 26.000
Total 12 Z 2.373
Asymp. Sig. (2 tailed)
.018
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
.041a
KDPP KP
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KDPP 6 9.50 57.00 Mann Whitney U .000
KP 6 3.50 21.00 Wilcoxon W 21.000
Total 12 Z 3.035
Asymp. Sig. (2 tailed)
.002
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
Lampiran 5. Hasil Analisis Derajat Diare Menggunakan Analisis Mann Whitney U Hari Ke 15
KN KDSS
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KN 6 3.50 21.00 Mann Whitney U .000
KDSS 6 9.50 57.00 Wilcoxon W 21.000
Total 12 Z 2.983
Asymp. Sig. (2 tailed)
.003
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
.002a
KN KDPP
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KN 6 3.50 21.00 Mann Whitney U .000
KDPP 6 9.50 57.00 Wilcoxon W 21.000
Total 12 Z 2.983
Asymp. Sig. (2 tailed)
.003
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
.002a
KN KP
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KN 6 4.25 25.50 Mann Whitney U 4.500
KP 6 8.75 52.50 Wilcoxon W 25.500
Total 12 Z 2.345
Asymp. Sig. (2 tailed)
.019
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
KDSS KDPP
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KDSS 6 3.50 21.00 Mann Whitney U .000
KDPP 6 9.50 57.00 Wilcoxon W 21.000
Total 12 Z 3.000
Asymp. Sig. (2 tailed)
.003
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
.002a
KDSS KP
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KDSS 6 9.00 54.00 Mann Whitney U 3.000
KP 6 4.00 24.00 Wilcoxon W 24.000
Total 12 Z 2.559
Asymp. Sig. (2 tailed)
.011
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
.015a
KDPP KP
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KDPP 6 9.50 57.00 Mann Whitney U .000
KP 6 3.50 21.00 Wilcoxon W 21.000
Total 12 Z 2.983
Asymp. Sig. (2 tailed)
.003
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
Lampiran 6. Hasil Analisis Derajat Perdarahan Rektum Menggunakan Analisis Kruskal Wallis
Hari ke 1 Hari ke 3
Ranks Ranks
Perlakuan N
Mean
Rank Perlakuan N
Mean Rank
Hasil KN 6 12.50 Hasil KN 6 10.50
KDSS 6 12.50 KDSS 6 10.50
KDPP 6 12.50 KDPP 6 14.50
KP 6 12.50 KP 6 14.50
Total 24 Total 24
Test Statisticsa,b Test Statisticsa,b
Hasil Hasil
Chi Square
.000 Chi
Square
4.600
df 3 df 3
Asymp. Sig.
1.000 Asymp.
Sig.
.204
Hari ke 5 Hari ke 7
Ranks Ranks
Perlakuan N
Mean
Rank Perlakuan N
Mean Rank
Hasil KN 6 9.50 Hasil KN 6 9.00
KDSS 6 9.50 KDSS 6 13.00
KDPP 6 15.50 KDPP 6 15.00
KP 6 15.50 KP 6 13.00
Total 24 Total 24
Test Statisticsa,b Test Statisticsa,b
Hasil Hasil
Chi Square
7.667 Chi
Square
3.672
df 3 df 3
Asymp. Sig.
.053 Asymp.
Sig.
Hari ke 9 Hari ke 11
Ranks Ranks
Perlakuan N
Mean
Rank Perlakuan N
Mean Rank
Hasil KN 6 7.00 Hasil KN 6 7.00
KDSS 6 15.00 KDSS 6 13.00
KDPP 6 13.00 KDPP 6 15.00
KP 6 15.00 KP 6 15.00
Total 24 Total 24
Test Statisticsa,b Test Statisticsa,b
Hasil Hasil
Chi Square
6.916 Chi
Square
6.916
df 3 df 3
Asymp. Sig.
.075 Asymp.
Sig.
.075
Hari ke 13 Hari ke 15
Ranks Ranks
Perlakuan N
Mean
Rank Perlakuan N
Mean Rank
Hasil KN 6 7.00 Hasil KN 6 8.00
KDSS 6 15.00 KDSS 6 16.00
KDPP 6 19.00 KDPP 6 18.00
KP 6 9.00 KP 6 8.00
Total 24 Total 24
Test Statisticsa,b Test Statisticsa,b
Hasil Hasil
Chi Square
14.636 Chi
Square
14.141
df 3 df 3
Asymp. Sig.
.002 Asymp.
Sig.
Lampiran 7. Hasil Analisis Derajat Perdarahan Rektum Menggunakan Analisis Mann Whitney U Hari Ke 13
KN KDSS
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KN 6 4.50 27.00 Mann Whitney U 6.000
KDSS 6 8.50 51.00 Wilcoxon W 27.000
Total 12 Z 2.345
Asymp. Sig. (2 tailed)
.019
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
.065a
KN KDPP
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KN 6 3.50 21.00 Mann Whitney U .000
KDPP 6 9.50 57.00 Wilcoxon W 21.000
Total 12 Z 3.317
Asymp. Sig. (2 tailed)
.001
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
.002a
KN KP
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KN 6 6.00 36.00 Mann Whitney U 15.000
KP 6 7.00 42.00 Wilcoxon W 36.000
Total 12 Z 1.000
Asymp. Sig. (2 tailed)
.317
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
KDSS KDPP
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KDSS 6 5.50 33.00 Mann Whitney U 12.000
KDPP 6 7.50 45.00 Wilcoxon W 33.000
Total 12 Z 1.483
Asymp. Sig. (2 tailed)
.138
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
.394a
KDSS KP
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KDSS 6 8.00 48.00 Mann Whitney U 9.000
KP 6 5.00 30.00 Wilcoxon W 30.000
Total 12 Z 1.682
Asymp. Sig. (2 tailed)
.093
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
.180a
KDPP KP
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KDPP 6 9.00 54.00 Mann Whitney U 3.000
KP 6 4.00 24.00 Wilcoxon W 24.000
Total 12 Z 2.803
Asymp. Sig. (2 tailed)
.005
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
Lampiran 8. Hasil Analisis Derajat Perdarahan Rektum Menggunakan Analisis Mann Whitney U Hari Ke 15
KN KDSS
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KN 6 4.50 27.00 Mann Whitney U 6.000
KDSS 6 8.50 51.00 Wilcoxon W 27.000
Total 12 Z 2.345
Asymp. Sig. (2 tailed)
.019
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
.065a
KN KDPP
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KN 6 3.50 21.00 Mann Whitney U .000
KDPP 6 9.50 57.00 Wilcoxon W 21.000
Total 12 Z 3.317
Asymp. Sig. (2 tailed)
.001
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
.002a
KN KP
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KN 6 6.50 39.00 Mann Whitney U 18.000
KP 6 6.50 39.00 Wilcoxon W 39.000
Total 12 Z .000
Asymp. Sig. (2 tailed)
1.000
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
KDSS KDPP
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KDSS 6 6.50 39.00 Mann Whitney U 18.000
KDPP 6 6.50 39.00 Wilcoxon W 39.000
Total 12 Z .000
Asymp. Sig. (2 tailed)
1.000
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
1.000a
KDSS KP
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KDSS 6 8.50 51.00 Mann Whitney U 6.000
KP 6 4.50 27.00 Wilcoxon W 27.000
Total 12 Z 2.345
Asymp. Sig. (2 tailed)
.019
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
.065a
KDPP KP
Ranks Test Statisticsb
Perlakuan N
Mean Rank
Sum of
Ranks Hasil
Hasil KDPP 6 9.00 54.00 Mann Whitney U 3.000
KP 6 4.00 24.00 Wilcoxon W 24.000
Total 12 Z 2.803
Asymp. Sig. (2 tailed)
.005
Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]
RIWAYAT HIDUP
Nama : Monica Paotiana
NRP : 0810031
Agama : Kristen Protestan
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 29 Oktober 1990
Alamat : Komplek Taman Kopo Indah I Blok B2 No. 89
Bandung
Riwayat Pendidikan :
− TKK 3 Bina Bakti Bandung (1995 1996)
− SDK 3 Bina Bakti Bandung (1996 2002)
1
1.1 LatarBBelakangBB
B
Ulcerative Colitis (UC) adalah penyakit yang termasuk Inflamatory Bowel
Disease (IBD), bersamaan dengan Crohn’s disease (CD). Inflamatory Bowel
Disease (IBD) merupakan suatu keadaan inflamasi kronik akibat kelainan regulasi
sistem imun mukosa yang disebabkan oleh kerentanan genetik, rangsangan flora
usus normal, dan disfungsi barier sel epitel (Kumar et al., 2010). IBD mengenai
1,4 juta orang Amerika dengan onset usia 15&30 tahun (Abraham et al., 2009).
Komplikasi jangka panjang yang sangat tidak diinginkan pada IBD adalah
perkembangan menjadi neoplasia, terutama pada UC yang mengenai seluruh
kolon selama 10 tahun atau lebih (Papivanova et al., 2008). Meskipun insidensi
IBD untuk daerah Asia kecil, namun angka ini telah mengalami kenaikan secara
global (Kumar et al., 2010).
Pemberian DSS secara oral pada mencit telah dilaporkan dapat menginduksi
kolitis akut dan kronik (Dieleman et al., 1998). Gejala dan histopatologis kolon
mencit yang diinduksi kolitis dengan DSS lebih menyerupai UC pada manusia,
dibandingkan dengan kolitis yang diinduksi oleh zat kimiawi lain, dimana hal ini
telah menjadi alat penelitian bagi patogenesis UC dan perkembangan obat&obatan
baru (Zheng et al., 2005).
Pemberian 3&5 siklus DSS 3% (w/v) secara oral selama 7 hari dan diikuti
pemberian air distilasi selama 14 hari juga terbukti dapat menyebabkan karsinoma
kolon pada tikus (Okayasu et al., 2002). Ini membuktikan bahwa hanya dengan
respon inflamasi saja dapat menyebabkan terjadinya karsinoma kolon. Selain
pemberian DSS, Azoxymehane (AOM) juga sering digunakan dalam menginduksi
tumor pada kolon distal. Penelitian membuktikan bahwa aktivasi NF&кB dan
TNF&α mengambil peranan yang penting dalam perkembangan kolitis menjadi
Salah satu penyebab terjadinya IBD adalah hilangnya toleransi terhadap
mikroba yang normal terdapat dalam usus dan aktivasi sistem imunologi pada gut
associated lymphoreticular tissues (GALT). GALT terdiri dari Plaque peyeri
(Peyer’s Patches / PP) dan nodus limfatikus mesenterik (Mesenteric Lymph $odes
/ MLN). PP memiliki lymphoepithelium yang mengandung sel M untuk inisiasi
respon imun terhadap IgA antigen spesifik, yang kemudian akan menginduksi
mukosa untuk mensekresikan IgA antibodi (Spahn et al., 2002; Yamamoto et al.,
2004; Mc Ghee et al., 2005).
Mencit dengan defisien PP yang diinduksi kolitis dengan DSS menunjukkan
derajat penyakit kolitis yang lebih berat daripada mencit normal yang diinduksi
dengan DSS. Mencit yang defisien PP bila diinduksi kolitis dengan DSS akan
menunjukkan derajat clinical score yang lebih parah. Diduga bahwa derajat
keparahan kolitis ini disebabkan oleh hilangnya PP dan MLN yang mungkin
berhubungan dengan hilangnya sel&sel regulator normal seperti sel dendritik yang
ada dalam usus (Spahn et al., 2002).
Dalam banyak penelitian dilaporkan bahwa antioksidan menunjukkan efek
yang menguntungkan dalam kolitis eksperimental (Harputluoğlu et al., 2006).
Salah satu sumber senyawa antioksidan eksogen adalah buah merah yang banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat Papua dalam kehidupan sehari&hari. Masyarakat
Papua memanfaatkan buah merah sebagai sumber pangan sehari&hari dan ternyata
memiliki kondisi kesehatan yang lebih baik dibandingkan wilayah lainnya. Buah
merah mengandung banyak zat berkhasiat alami antara lain karotenoid,
beta&karoten, alfa&tokoferol, asam linoleat dan dekanoat, omega&3 dan omega&9
yang dapat berperan sebagai senyawa antioksidan. Testimoni mengenai khasiat
buah merah secara empiris sebagai pengendali beragam penyakit seperti kanker,
hipertensi, dan infeksi telah banyak dilaporkan, namun penelitian baik secara in
vitro maupun secara in vivo belum banyak dilakukan (I Made Budi, 2005).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Buah Merah
sebanyak 0,1 mL/hari selama 15 hari menyebabkan peningkatan proliferasi
limfosit mencit yang diinokulasi Listeria monocytogenes (Hana et al., 2008).
menurunkan derajat keparahan penyakit yang ditandai dengan menurunnya
clinical score colitis juga dapat meningkatkan proliferasi limfosit pada mencit
yang diinduksi kolitis dengan DSS (Khiong et al., 2008).
Berdasarkan hal&hal yang telah disebutkan di atas perlu dilakukan penelitian
sebagai upaya untuk mengetahui apakah Buah Merah dapat mengurangi clinical
score pada mencit defisien terhadap PP yang diinduksi kolitis dengan DSS,
dengan mengamati derajat diare dan derajat perdarahan rektum.
1.2 IdentifikasiBMasalah
B
Apakah minyak Buah Merah mengurangi derajat diare dan perdarahan rektum
pada mencit defisiensi PP yang diinduksi kolitis dengan DSS.
1.3 MaksudBdanBTujuan
B
Maksud penelitian adalah untuk melihat peranan Buah Merah dalam
memodulasi sistem imun pada mencit defisiensi PP.
Tujuan penelitian adalah untuk melihat peranan Buah Merah dalam
mengurangi derajat diare dan derajat perdarahan rektum yang diukur dari
penurunan derajat diare dan derajat perdarahan rektum pada mencit defisensi PP
yang diinduksi kolitis dengan DSS.
1.4 ManfaatBPenelitian
B
Manfaat akademis adalah memperluas wawasan pembaca mengenai tanaman
obat asli Indonesia, khususnya buah merah dalam menghambat perkembangan
kolitis mencit yang defisiensi PP.
Manfaat praktis adalah untuk mengeksplorasi potensi buah merah dengan
menilai derajat keparahan/clinical score pada perkembangan kolitis mencit yang
1.5 KerangkaBPemikiranBdanBHipotesis
1.5.1 KerangkaBPemikiran
B
Ulcerative Colitis (UC) merupakan manifestasi kerusakan DNA dengan
keadaan sel mukosa yang tidak stabil. Kejadian yang berulang akan mengarah ke
perburukan dan menyebabkan displasia epitel dan dapat berkembang menjadi
kanker. UC menunjukkan gejala diare dengan darah yang terkadang berlangsung
berbulan&bulan. UC yang mengenai seluruh bagian kolon selama lebih dari 10
tahun merupakan predisposisi terjadi kanker kolon. Risiko terjadinya kanker 20&
30 kali lipat lebih tinggi dibandingkan kontrol populasi. Insidensi UC di Amerika
mencapai 4&12 / 100.000 jiwa dan mengalami peningkatan pada dekade terakhir.
Oleh karena itu banyak penelitian dilakukan dilakukan untuk mengetahui dan
mencegah kanker pada pasien UC (Papivanova et al., 2008).
Pemberian DSS secara oral pada mencit sudah banyak digunakan untuk
merekapitulasi UC pada manusia, karena pemberian DSS ini menyebabkan reaksi
inflamasi akut dan ulserasi pada seluruh bagian kolon yang juga ditemukan pada
pasien UC. Dengan hanya pemberian 3&5 siklus DSS 3% secara oral selama 7 hari
dan diikuti pemberian air distilasi selama 14 hari juga terbukti dapat
menyebabkan karsinoma kolon pada mencit (Okayasu et al., 2002). Ini
menunjukkan bahwa suatu respon inflamasi dapat menyebabkan kanker kolon.
Pemberian Azoxymethane (AOM) juga sering digunakan untuk menginduksi
tumor pada kolon distal mencit bersamaan dengan pemberian DSS (Papivanova et
al., 2008).
Mekanisme terjadinya kolitis pada mencit yang diinduksi DSS masih belum
sepenuhnya diketahui. Diduga bahwa DSS merusak sel epitel kolon secara
langsung dan menyebabkan gangguan pada barier epitel kolon sehingga monosit&
makrofag pada lamina propia dapat teraktivasi dan makrofag akan
mempresentasikan peptida asing kepada sel T dan kemudian akan disekresikan
peranan penting pada kolitis yang diinduksi DSS, namun mekanisme pastinya
masih belum sepenuhnya terungkap (Kim et al., 2006).
IBD berasosiasi dengan menurunnya toleransi terhadap flora normal intestinal
dan terjadi aktivasi imun pada gut associated lymphoreticular tissues (GALT).
GALT terdiri dari Plaque peyeri (Peyer’s Patches / PP) dan nodus limfatikus
mesenterikus (Mesenteric Lymph $odes / MLN). PP merupakan folikel limfoid
pada dinding intestinal yang mengandung sel M untuk inisiasi respon imun
terhadap IgA antigen spesifik, yang kemudian akan menginduksi mukosa untuk
mensekresikan IgA antibodi (Spahn et al., 2002; Yamamoto et al., 2004; Mc Ghee
et al., 2005).
Organogenesis PP secara umum terdiri dari 3 tahapan, yaitu: tahap pertama
ditandai dengan ekspresi VCAM&1+ dan ICAM&1+ pada 15,5 hari postcoitus, tahap
kedua ditandai dengan akumulasi IL&7R+ dan atau CD4+ pada 17,5 hari postcoitus,
dan tahap ketiga adalah formasi limfosit yang mengekspresikan CD3 dan B220
pada 18,5 hari postcoitus (Adachi et al., 1997). Dari serangkaian proses
hematopoetik, IL&7Rα+ merupakan sel yang terpenting dalam organogenesis PP.
Maka dari itu injeksi anti& IL&7Rα dapat menghambat perkembangan PP pada
mencit yang bunting (Honda et al., 2001).
Penelitian menunjukkan bahwa mencit dengan defisiensi PP yang diinduksi
kolitis dengan DSS memiliki derajat penyakit kolitis yang lebih berat, luas
ulserasi yang lebih luas, panjang kolon yang lebih pendek, dan penurunan berat
badan yang lebih tinggi. Diduga bahwa derajat keparahan kolitis ini disebabkan
oleh hilangnya PP dan MLN sehingga terjadi kegagalan toleransi yang mungkin
berhubungan dengan hilangnya sel&sel regulator normal seperti sel dendritik yang
ada dalam usus (Spahn et al., 2002).
Patogenesis terjadinya IBD berhubungan dengan disregulasi respon imun
terhadap antigen bakteri yang normal terdapat dalam usus. Akibat aktivasi sistem
imun yang tidak terkontrol ini terjadi produksi reactive oxygen species (ROS)
yang berlebihan. ROS yang berlebihan akan menyebabkan stres oksidatif yang
menyebabkan gangguan stabilitas membran seluler dan kematian sel, yang
kronik didapatkan ketidakseimbangan mekanisme prooksidan dan antioksidan.
Banyak penelitian menyebutkan bahwa pemberian antioksidan menunjukkan efek
yang menguntungkan dalam mengatasi kolitis eksperimental (Harputluoğlu et al.,
2006).
Salah satu sumber senyawa antioksidan eksogen adalah buah merah yang
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Papua dalam kehidupan sehari&hari. Buah
merah mengandung banyak zat berkhasiat alami antara lain karotenoid, beta&
karoten, alfa&tokoferol, asam linoleat dan dekanoat, omega&3 dan omega&9 yang
dapat berperan sebagai senyawa antioksidan (I Made Budi, 2005).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian 0,1 mL minyak buah
merah setiap hari selama 3 minggu ternyata selain dapat menurunkan derajat
clinical score colitis juga dapat meningkatkan proliferasi limfosit pada mencit
yang diinduksi kolitis dengan DSS (Khiong et al, 2008). Penelitian lain juga
menunjukkan bahwa pemberian buah merah dengan dosis 0,1 mL selama 48 hari
terbukti dapat menurunkan ekspresi COX&2 pada mencit yang diinduksi kanker
kolorektal (Khiong et al., 2010).
Berdasarkan hal&hal di atas maka penelitian ini dilakukan untuk memberikan
gambaran mengenai pengaruh Buah Merah dalam memodulasi respon imun
mencit defisien terhadap PP yang diinduksi kolitis dengan DSS.
1.5.2 HipotesisB
Buah merah mengurangi derajat diare pada mencit defisiensi PP yang diinduksi
kolitis dengan DSS.
Buah merah mengurangi derajat perdarahan rektum pada mencit defisiensi PP
yang diinduksi kolitis dengan DSS.
1.6 MetodeBPenelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah prospektif eksperimental
(RAL). Clinical score diukur berdasarkan penurunan diare dan pendarahan
rektum. Analisis statistik dengan menggunakan uji Krukal Wallis dan akan
dilanjutkan bila diperoleh hasil yang bermakna dengan Mann Withney&U dengan
tingkat kepercayaan 95%.
1
1.1 LatarBBelakangBB
B
Ulcerative Colitis (UC) adalah penyakit yang termasuk Inflamatory Bowel
Disease (IBD), bersamaan dengan Crohn’s disease (CD). Inflamatory Bowel
Disease (IBD) merupakan suatu keadaan inflamasi kronik akibat kelainan regulasi
sistem imun mukosa yang disebabkan oleh kerentanan genetik, rangsangan flora
usus normal, dan disfungsi barier sel epitel (Kumar et al., 2010). IBD mengenai
1,4 juta orang Amerika dengan onset usia 15&30 tahun (Abraham et al., 2009).
Komplikasi jangka panjang yang sangat tidak diinginkan pada IBD adalah
perkembangan menjadi neoplasia, terutama pada UC yang mengenai seluruh
kolon selama 10 tahun atau lebih (Papivanova et al., 2008). Meskipun insidensi
IBD untuk daerah Asia kecil, namun angka ini telah mengalami kenaikan secara
global (Kumar et al., 2010).
Pemberian DSS secara oral pada mencit telah dilaporkan dapat menginduksi
kolitis akut dan kronik (Dieleman et al., 1998). Gejala dan histopatologis kolon
mencit yang diinduksi kolitis dengan DSS lebih menyerupai UC pada manusia,
dibandingkan dengan kolitis yang diinduksi oleh zat kimiawi lain, dimana hal ini
telah menjadi alat penelitian bagi patogenesis UC dan perkembangan obat&obatan
baru (Zheng et al., 2005).
Pemberian 3&5 siklus DSS 3% (w/v) secara oral selama 7 hari dan diikuti
pemberian air distilasi selama 14 hari juga terbukti dapat menyebabkan karsinoma
kolon pada tikus (Okayasu et al., 2002). Ini membuktikan bahwa hanya dengan
respon inflamasi saja dapat menyebabkan terjadinya karsinoma kolon. Selain
pemberian DSS, Azoxymehane (AOM) juga sering digunakan dalam menginduksi
tumor pada kolon distal. Penelitian membuktikan bahwa aktivasi NF&кB dan
TNF&α mengambil peranan yang penting dalam perkembangan kolitis menjadi
Salah satu penyebab terjadinya IBD adalah hilangnya toleransi terhadap
mikroba yang normal terdapat dalam usus dan aktivasi sistem imunologi pada gut
associated lymphoreticular tissues (GALT). GALT terdiri dari Plaque peyeri
(Peyer’s Patches / PP) dan nodus limfatikus mesenterik (Mesenteric Lymph $odes
/ MLN). PP memiliki lymphoepithelium yang mengandung sel M untuk inisiasi
respon imun terhadap IgA antigen spesifik, yang kemudian akan menginduksi
mukosa untuk mensekresikan IgA antibodi (Spahn et al., 2002; Yamamoto et al.,
2004; Mc Ghee et al., 2005).
Mencit dengan defisien PP yang diinduksi kolitis dengan DSS menunjukkan
derajat penyakit kolitis yang lebih berat daripada mencit normal yang diinduksi
dengan DSS. Mencit yang defisien PP bila diinduksi kolitis dengan DSS akan
menunjukkan derajat clinical score yang lebih parah. Diduga bahwa derajat
keparahan kolitis ini disebabkan oleh hilangnya PP dan MLN yang mungkin
berhubungan dengan hilangnya sel&sel regulator normal seperti sel dendritik yang
ada dalam usus (Spahn et al., 2002).
Dalam banyak penelitian dilaporkan bahwa antioksidan menunjukkan efek
yang menguntungkan dalam kolitis eksperimental (Harputluoğlu et al., 2006).
Salah satu sumber senyawa antioksidan eksogen adalah buah merah yang banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat Papua dalam kehidupan sehari&hari. Masyarakat
Papua memanfaatkan buah merah sebagai sumber pangan sehari&hari dan ternyata
memiliki kondisi kesehatan yang lebih baik dibandingkan wilayah lainnya. Buah
merah mengandung banyak zat berkhasiat alami antara lain karotenoid,
beta&karoten, alfa&tokoferol, asam linoleat dan dekanoat, omega&3 dan omega&9
yang dapat berperan sebagai senyawa antioksidan. Testimoni mengenai khasiat
buah merah secara empiris sebagai pengendali beragam penyakit seperti kanker,
hipertensi, dan infeksi telah banyak dilaporkan, namun penelitian baik secara in
vitro maupun secara in vivo belum banyak dilakukan (I Made Budi, 2005).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Buah Merah
sebanyak 0,1 mL/hari selama 15 hari menyebabkan peningkatan proliferasi
limfosit mencit yang diinokulasi Listeria monocytogenes (Hana et al., 2008).
menurunkan derajat keparahan penyakit yang ditandai dengan menurunnya
clinical score colitis juga dapat meningkatkan proliferasi limfosit pada mencit
yang diinduksi kolitis dengan DSS (Khiong et al., 2008).
Berdasarkan hal&hal yang telah disebutkan di atas perlu dilakukan penelitian
sebagai upaya untuk mengetahui apakah Buah Merah dapat mengurangi clinical
score pada mencit defisien terhadap PP yang diinduksi kolitis dengan DSS,
dengan mengamati derajat diare dan derajat perdarahan rektum.
1.2 IdentifikasiBMasalah
B
Apakah minyak Buah Merah mengurangi derajat diare dan perdarahan rektum
pada mencit defisiensi PP yang diinduksi kolitis dengan DSS.
1.3 MaksudBdanBTujuan
B
Maksud penelitian adalah untuk melihat peranan Buah Merah dalam
memodulasi sistem imun pada mencit defisiensi PP.
Tujuan penelitian adalah untuk melihat peranan Buah Merah dalam
mengurangi derajat diare dan derajat perdarahan rektum yang diukur dari
penurunan derajat diare dan derajat perdarahan rektum pada mencit defisensi PP
yang diinduksi kolitis dengan DSS.
1.4 ManfaatBPenelitian
B
Manfaat akademis adalah memperluas wawasan pembaca mengenai tanaman
obat asli Indonesia, khususnya buah merah dalam menghambat perkembangan
kolitis mencit yang defisiensi PP.
Manfaat praktis adalah untuk mengeksplorasi potensi buah merah dengan
menilai derajat keparahan/clinical score pada perkembangan kolitis mencit yang
1.5 KerangkaBPemikiranBdanBHipotesis
1.5.1 KerangkaBPemikiran
B
Ulcerative Colitis (UC) merupakan manifestasi kerusakan DNA dengan
keadaan sel mukosa yang tidak stabil. Kejadian yang berulang akan mengarah ke
perburukan dan menyebabkan displasia epitel dan dapat berkembang menjadi
kanker. UC menunjukkan gejala diare dengan darah yang terkadang berlangsung
berbulan&bulan. UC yang mengenai seluruh bagian kolon selama lebih dari 10
tahun merupakan predisposisi terjadi kanker kolon. Risiko terjadinya kanker 20&
30 kali lipat lebih tinggi dibandingkan kontrol populasi. Insidensi UC di Amerika
mencapai 4&12 / 100.000 jiwa dan mengalami peningkatan pada dekade terakhir.
Oleh karena itu banyak penelitian dilakukan dilakukan untuk mengetahui dan
mencegah kanker pada pasien UC (Papivanova et al., 2008).
Pemberian DSS secara oral pada mencit sudah banyak digunakan untuk
merekapitulasi UC pada manusia, karena pemberian DSS ini menyebabkan reaksi
inflamasi akut dan ulserasi pada seluruh bagian kolon yang juga ditemukan pada
pasien UC. Dengan hanya pemberian 3&5 siklus DSS 3% secara oral selama 7 hari
dan diikuti pemberian air distilasi selama 14 hari juga terbukti dapat
menyebabkan karsinoma kolon pada mencit (Okayasu et al., 2002). Ini
menunjukkan bahwa suatu respon inflamasi dapat menyebabkan kanker kolon.
Pemberian Azoxymethane (AOM) juga sering digunakan untuk menginduksi
tumor pada kolon distal mencit bersamaan dengan pemberian DSS (Papivanova et
al., 2008).
Mekanisme terjadinya kolitis pada mencit yang diinduksi DSS masih belum
sepenuhnya diketahui. Diduga bahwa DSS merusak sel epitel kolon secara
langsung dan menyebabkan gangguan pada barier epitel kolon sehingga monosit&
makrofag pada lamina propia dapat teraktivasi dan makrofag akan
mempresentasikan peptida asing kepada sel T dan kemudian akan disekresikan
peranan penting pada kolitis yang diinduksi DSS, namun mekanisme pastinya
masih belum sepenuhnya terungkap (Kim et al., 2006).
IBD berasosiasi dengan menurunnya toleransi terhadap flora normal intestinal
dan terjadi aktivasi imun pada gut associated lymphoreticular tissues (GALT).
GALT terdiri dari Plaque peyeri (Peyer’s Patches / PP) dan nodus limfatikus
mesenterikus (Mesenteric Lymph $odes / MLN). PP merupakan folikel limfoid
pada dinding intestinal yang mengandung sel M untuk inisiasi respon imun
terhadap IgA antigen spesifik, yang kemudian akan menginduksi mukosa untuk
mensekresikan IgA antibodi (Spahn et al., 2002; Yamamoto et al., 2004; Mc Ghee
et al., 2005).
Organogenesis PP secara umum terdiri dari 3 tahapan, yaitu: tahap pertama
ditandai dengan ekspresi VCAM&1+ dan ICAM&1+ pada 15,5 hari postcoitus, tahap
kedua ditandai dengan akumulasi IL&7R+ dan atau CD4+ pada 17,5 hari postcoitus,
dan tahap ketiga adalah formasi limfosit yang mengekspresikan CD3 dan B220
pada 18,5 hari postcoitus (Adachi et al., 1997). Dari serangkaian proses
hematopoetik, IL&7Rα+ merupakan sel yang terpenting dalam organogenesis PP.
Maka dari itu injeksi anti& IL&7Rα dapat menghambat perkembangan PP pada
mencit yang bunting (Honda et al., 2001).
Penelitian menunjukkan bahwa mencit dengan defisiensi PP yang diinduksi
kolitis dengan DSS memiliki derajat penyakit kolitis yang lebih berat, luas
ulserasi yang lebih luas, panjang kolon yang lebih pendek, dan penurunan berat
badan yang lebih tinggi. Diduga bahwa derajat keparahan kolitis ini disebabkan
oleh hilangnya PP dan MLN sehingga terjadi kegagalan toleransi yang mungkin
berhubungan dengan hilangnya sel&sel regulator normal seperti sel dendritik yang
ada dalam usus (Spahn et al., 2002).
Patogenesis terjadinya IBD berhubungan dengan disregulasi respon imun
terhadap antigen bakteri yang normal terdapat dalam usus. Akibat aktivasi sistem
imun yang tidak terkontrol ini terjadi produksi reactive oxygen species (ROS)
yang berlebihan. ROS yang berlebihan akan menyebabkan stres oksidatif yang
menyebabkan gangguan stabilitas membran seluler dan kematian sel, yang
kronik didapatkan ketidakseimbangan mekanisme prooksidan dan antioksidan.
Banyak penelitian menyebutkan bahwa pemberian antioksidan menunjukkan efek
yang menguntungkan dalam mengatasi kolitis eksperimental (Harputluoğlu et al.,
2006).
Salah satu sumber senyawa antioksidan eksogen adalah buah merah yang
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Papua dalam kehidupan sehari&hari. Buah
merah mengandung banyak zat berkhasiat alami antara lain karotenoid, beta&
karoten, alfa&tokoferol, asam linoleat dan dekanoat, omega&3 dan omega&9 yang
dapat berperan sebagai senyawa antioksidan (I Made Budi, 2005).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian 0,1 mL minyak buah
merah setiap hari selama 3 minggu ternyata selain dapat menurunkan derajat
clinical score colitis juga dapat meningkatkan proliferasi limfosit pada mencit
yang diinduksi kolitis dengan DSS (Khiong et al, 2008). Penelitian lain juga
menunjukkan bahwa pemberian buah merah dengan dosis 0,1 mL selama 48 hari
terbukti dapat menurunkan ekspresi COX&2 pada mencit yang diinduksi kanker
kolorektal (Khiong et al., 2010).
Berdasarkan hal&hal di atas maka penelitian ini dilakukan untuk memberikan
gambaran mengenai pengaruh Buah Merah dalam memodulasi respon imun
mencit defisien terhadap PP yang diinduksi kolitis dengan DSS.
1.5.2 HipotesisB
Buah merah mengurangi derajat diare pada mencit defisiensi PP yang diinduksi
kolitis dengan DSS.
Buah merah mengurangi derajat perdarahan rektum pada mencit defisiensi PP
yang diinduksi kolitis dengan DSS.
1.6 MetodeBPenelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah prospektif eksperimental
(RAL). Clinical score diukur berdasarkan penurunan diare dan pendarahan
rektum. Analisis statistik dengan menggunakan uji Krukal Wallis dan akan
dilanjutkan bila diperoleh hasil yang bermakna dengan Mann Withney&U dengan
tingkat kepercayaan 95%.
1
1.1 LatarBBelakangBB
B
Ulcerative Colitis (UC) adalah penyakit yang termasuk Inflamatory Bowel
Disease (IBD), bersamaan dengan Crohn’s disease (CD). Inflamatory Bowel
Disease (IBD) merupakan suatu keadaan inflamasi kronik akibat kelainan regulasi
sistem imun mukosa yang disebabkan oleh kerentanan genetik, rangsangan flora
usus normal, dan disfungsi barier sel epitel (Kumar et al., 2010). IBD mengenai
1,4 juta orang Amerika dengan onset usia 15&30 tahun (Abraham et al., 2009).
Komplikasi jangka panjang yang sangat tidak diinginkan pada IBD adalah
perkembangan menjadi neoplasia, terutama pada UC yang mengenai seluruh
kolon selama 10 tahun atau lebih (Papivanova et al., 2008). Meskipun insidensi
IBD untuk daerah Asia kecil, namun angka ini telah mengalami kenaikan secara
global (Kumar et al., 2010).
Pemberian DSS secara oral pada mencit telah dilaporkan dapat menginduksi
kolitis akut dan kronik (Dieleman et al., 1998). Gejala dan histopatologis kolon
mencit yang diinduksi kolitis dengan DSS lebih menyerupai UC pada manusia,
dibandingkan dengan kolitis yang diinduksi oleh zat kimiawi lain, dimana hal ini
telah menjadi alat penelitian bagi patogenesis UC dan perkembangan obat&obatan
baru (Zheng et al., 2005).
Pemberian 3&5 siklus DSS 3% (w/v) secara oral selama 7 hari dan diikuti
pemberian air distilasi selama 14 hari juga terbukti dapat menyebabkan karsinoma
kolon pada tikus (Okayasu et al., 2002). Ini membuktikan bahwa hanya dengan
respon inflamasi saja dapat menyebabkan terjadinya karsinoma kolon. Selain
pemberian DSS, Azoxymehane (AOM) juga sering digunakan dalam menginduksi
tumor pada kolon distal. Penelitian membuktikan bahwa aktivasi NF&кB dan
TNF&α mengambil peranan yang penting dalam perkembangan kolitis menjadi
Salah satu penyebab terjadinya IBD adalah hilangnya toleransi terhadap
mikroba yang normal terdapat dalam usus dan aktivasi sistem imunologi pada gut
associated lymphoreticular tissues (GALT). GALT terdiri dari Plaque peyeri
(Peyer’s Patches / PP) dan nodus limfatikus mesenterik (Mesenteric Lymph $odes
/ MLN). PP memiliki lymphoepithelium yang mengandung sel M untuk inisiasi
respon imun terhadap IgA antigen spesifik, yang kemudian akan menginduksi
mukosa untuk mensekresikan IgA antibodi (Spahn et al., 2002; Yamamoto et al.,
2004; Mc Ghee et al., 2005).
Mencit dengan defisien PP yang diinduksi kolitis dengan DSS menunjukkan
derajat penyakit kolitis yang lebih berat daripada mencit normal yang diinduksi
dengan DSS. Mencit yang defisien PP bila diinduksi kolitis dengan DSS akan
menunjukkan derajat clinical score yang lebih parah. Diduga bahwa derajat
keparahan kolitis ini disebabkan oleh hilangnya PP dan MLN yang mungkin
berhubungan dengan hilangnya sel&sel regulator normal seperti sel dendritik yang
ada dalam usus (Spahn et al., 2002).
Dalam banyak penelitian dilaporkan bahwa antioksidan menunjukkan efek
yang menguntungkan dalam kolitis eksperimental (Harputluoğlu et al., 2006).
Salah satu sumber senyawa antioksidan eksogen adalah buah merah yang banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat Papua dalam kehidupan sehari&hari. Masyarakat
Papua memanfaatkan buah merah sebagai sumber pangan sehari&hari dan ternyata
memiliki kondisi kesehatan yang lebih baik dibandingkan wilayah lainnya. Buah
merah mengandung banyak zat berkhasiat alami antara lain karotenoid,
beta&karoten, alfa&tokoferol, asam linoleat dan dekanoat, omega&3 dan omega&9
yang dapat berperan sebagai senyawa antioksidan. Testimoni mengenai khasiat
buah merah secara empiris sebagai pengendali beragam penyakit seperti kanker,
hipertensi, dan infeksi telah banyak dilaporkan, namun penelitian baik secara in
vitro maupun secara in vivo belum banyak dilakukan (I Made Budi, 2005).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Buah Merah
sebanyak 0,1 mL/hari selama 15 hari menyebabkan peningkatan proliferasi
limfosit mencit yang diinokulasi Listeria monocytogenes (Hana et al., 2008).
menurunkan derajat keparahan penyakit yang ditandai dengan menurunnya
clinical score colitis juga dapat meningkatkan proliferasi limfosit pada mencit
yang diinduksi kolitis dengan DSS (Khiong et al., 2008).
Berdasarkan hal&hal yang telah disebutkan di atas perlu dilakukan penelitian
sebagai upaya untuk mengetahui apakah Buah Merah dapat mengurangi clinical
score pada mencit defisien terhadap PP yang diinduksi kolitis dengan DSS,
dengan mengamati derajat diare dan derajat perdarahan rektum.
1.2 IdentifikasiBMasalah
B
Apakah minyak Buah Merah mengurangi derajat diare dan perdarahan rektum
pada mencit defisiensi PP yang diinduksi kolitis dengan DSS.
1.3 MaksudBdanBTujuan
B
Maksud penelitian adalah untuk melihat peranan Buah Merah dalam
memodulasi sistem imun pada mencit defisiensi PP.
Tujuan penelitian adalah untuk melihat peranan Buah Merah dalam
mengurangi derajat diare dan derajat perdarahan rektum yang diukur dari
penurunan derajat diare dan derajat perdarahan rektum pada mencit defisensi PP
yang diinduksi kolitis dengan DSS.
1.4 ManfaatBPenelitian
B
Manfaat akademis adalah memperluas wawasan pembaca mengenai tanaman
obat asli Indonesia, khususnya buah merah dalam menghambat perkembangan
kolitis mencit yang defisiensi PP.
Manfaat praktis adalah untuk mengeksplorasi potensi buah merah dengan
menilai derajat keparahan/clinical score pada perkembangan kolitis mencit yang
1.5 KerangkaBPemikiranBdanBHipotesis
1.5.1 KerangkaBPemikiran
B
Ulcerative Colitis (UC) merupakan manifestasi kerusakan DNA dengan
keadaan sel mukosa yang tidak stabil. Kejadian yang berulang akan mengarah ke
perburukan dan menyebabkan displasia epitel dan dapat berkembang menjadi
kanker. UC menunjukkan gejala diare dengan darah yang terkadang berlangsung
berbulan&bulan. UC yang mengenai seluruh bagian kolon selama lebih dari 10
tahun merupakan predisposisi terjadi kanker kolon. Risiko terjadinya kanker 20&
30 kali lipat lebih tinggi dibandingkan kontrol populasi. Insidensi UC di Amerika
mencapai 4&12 / 100.000 jiwa dan mengalami peningkatan pada dekade terakhir.
Oleh karena itu banyak penelitian dilakukan dilakukan untuk mengetahui dan
mencegah kanker pada pasien UC (Papivanova et al., 2008).
Pemberian DSS secara oral pada mencit sudah banyak digunakan untuk
merekapitulasi UC pada manusia, karena pemberian DSS ini menyebabkan reaksi
inflamasi akut dan ulserasi pada seluruh bagian kolon yang juga ditemukan pada
pasien UC. Dengan hanya pemberian 3&5 siklus DSS 3% secara oral selama 7 hari
dan diikuti pemberian air distilasi selama 14 hari juga terbukti dapat
menyebabkan karsinoma kolon pada mencit (Okayasu et al., 2002). Ini
menunjukkan bahwa suatu respon inflamasi dapat menyebabkan kanker kolon.
Pemberian Azoxymethane (AOM) juga sering digunakan untuk menginduksi
tumor pada kolon distal mencit bersamaan dengan pemberian DSS (Papivanova et
al., 2008).
Mekanisme terjadinya kolitis pada mencit yang diinduksi DSS masih belum
sepenuhnya diketahui. Diduga bahwa DSS merusak sel epitel kolon secara
langsung dan menyebabkan gangguan pada barier epitel kolon sehingga monosit&
makrofag pada lamina propia dapat teraktivasi dan makrofag akan
mempresentasikan peptida asing kepada sel T dan kemudian akan disekresikan
peranan penting pada kolitis yang diinduksi DSS, namun mekanisme pastinya
masih belum sepenuhnya terungkap (Kim et al., 2006).
IBD berasosiasi dengan menurunnya toleransi terhadap flora normal intestinal
dan terjadi aktivasi imun pada gut associated lymphoreticular tissues (GALT).
GALT terdiri dari Plaque peyeri (Peyer’s Patches / PP) dan nodus limfatikus
mesenterikus (Mesenteric Lymph $odes / MLN). PP merupakan folikel limfoid
pada dinding intestinal yang mengandung sel M untuk inisiasi respon imun
terhadap IgA antigen spesifik, yang kemudian akan menginduksi mukosa untuk
mensekresikan IgA antibodi (Spahn et al., 2002; Yamamoto et al., 2004; Mc Ghee
et al., 2005).
Organogenesis PP secara umum terdiri dari 3 tahapan, yaitu: tahap pertama
ditandai dengan ekspresi VCAM&1+ dan ICAM&1+ pada 15,5 hari postcoitus, tahap
kedua ditandai dengan akumulasi IL&7R+ dan atau CD4+ pada 17,5 hari postcoitus,
dan tahap ketiga adalah formasi limfosit yang mengekspresikan CD3 dan B220
pada 18,5 hari postcoitus (Adachi et al., 1997). Dari serangkaian proses
hematopoetik, IL&7Rα+ merupakan sel yang terpenting dalam organogenesis PP.
Maka dari itu injeksi anti& IL&7Rα dapat menghambat perkembangan PP pada
mencit yang bunting (Honda et al., 2001).
Penelitian menunjukkan bahwa mencit dengan defisiensi PP yang diinduksi
kolitis dengan DSS memiliki derajat penyakit kolitis yang lebih berat, luas
ulserasi yang lebih luas, panjang kolon yang lebih pendek, dan penurunan berat
badan yang lebih tinggi. Diduga bahwa derajat keparahan kolitis ini disebabkan
oleh hilangnya PP dan MLN sehingga terjadi kegagalan toleransi yang mungkin
berhubungan dengan hilangnya sel&sel regulator normal seperti sel dendritik yang
ada dalam usus (Spahn et al., 2002).
Patogenesis terjadinya IBD berhubungan dengan disregulasi respon imun
terhadap antigen bakteri yang normal terdapat dalam usus. Akibat aktivasi sistem
imun yang tidak terkontrol ini terjadi produksi reactive oxygen species (ROS)
yang berlebihan. ROS yang berlebihan akan menyebabkan stres oksidatif yang
menyebabkan gangguan stabilitas membran seluler dan kematian sel, yang
kronik didapatkan ketidakseimbangan mekanisme prooksidan dan antioksidan.
Banyak penelitian menyebutkan bahwa pemberian antioksidan menunjukkan efek
yang menguntungkan dalam mengatasi kolitis eksperimental (Harputluoğlu et al.,
2006).
Salah satu sumber senyawa antioksidan eksogen adalah buah merah yang
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Papua dalam kehidupan sehari&hari. Buah
merah mengandung banyak zat berkhasiat alami antara lain karotenoid, beta&
karoten, alfa&tokoferol, asam linoleat dan dekanoat, omega&3 dan omega&9 yang
dapat berperan sebagai senyawa antioksidan (I Made Budi, 2005).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian 0,1 mL minyak buah
merah setiap hari selama 3 minggu ternyata selain dapat menurunkan derajat
clinical score colitis juga dapat meningkatkan proliferasi limfosit pada mencit
yang diinduksi kolitis dengan DSS (Khiong et al, 2008). Penelitian lain juga
menunjukkan bahwa pemberian buah merah dengan dosis 0,1 mL selama 48 hari
terbukti dapat menurunkan ekspresi COX&2 pada mencit yang diinduksi kanker
kolorektal (Khiong et al., 2010).
Berdasarkan hal&hal di atas maka penelitian ini dilakukan untuk memberikan
gambaran mengenai pengaruh Buah Merah dalam memodulasi respon imun
mencit defisien terhadap PP yang diinduksi kolitis dengan DSS.
1.5.2 HipotesisB
Buah merah mengurangi derajat diare pada mencit defisiensi PP yang diinduksi
kolitis dengan DSS.
Buah merah mengurangi derajat perdarahan rektum pada mencit defisiensi PP
yang diinduksi kolitis dengan DSS.
1.6 MetodeBPenelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah prospektif eksperimental
(RAL). Clinical score diukur berdasarkan penurunan diare dan pendarahan
rektum. Analisis statistik dengan menggunakan uji Krukal Wallis dan akan
dilanjutkan bila diperoleh hasil yang bermakna dengan Mann Withney&U dengan
tingkat kepercayaan 95%.
1
1.1 LatarBBelakangBB
B
Ulcerative Colitis (UC) adalah penyakit yang termasuk Inflamatory Bowel
Disease (IBD), bersamaan dengan Crohn’s disease (CD). Inflamatory Bowel
Disease (IBD) merupakan suatu keadaan inflamasi kronik akibat kelainan regulasi
sistem imun mukosa yang disebabkan oleh kerentanan genetik, rangsangan flora
usus normal, dan disfungsi barier sel epitel (Kumar et al., 2010). IBD mengenai
1,4 juta orang Amerika dengan onset usia 15&30 tahun (Abraham et al., 2009).
Komplikasi jangka panjang yang sangat tidak diinginkan pada IBD adalah
perkembangan menjadi neoplasia, terutama pada UC yang mengenai seluruh
kolon selama 10 tahun atau lebih (Papivanova et al., 2008). Meskipun insidensi
IBD untuk daerah Asia kecil, namun angka ini telah mengalami kenaikan secara
global (Kumar et al., 2010).
Pemberian DSS secara oral pada mencit telah dilaporkan dapat menginduksi
kolitis akut dan kronik (Dieleman et al., 1998). Gejala dan histopatologis kolon
mencit yang diinduksi kolitis dengan DSS lebih menyerupai UC pada manusia,
dibandingkan dengan kolitis yang diinduksi oleh zat kimiawi lain, dimana hal ini
telah menjadi alat penelitian bagi patogenesis UC dan perkembangan obat&obatan
baru (Zheng et al., 2005).
Pemberian 3&5 siklus DSS 3% (w/v) secara oral selama 7 hari dan diikuti
pemberian air distilasi selama 14 hari juga terbukti dapat menyebabkan karsinoma
kolon pada tikus (Okayasu et al., 2002). Ini membuktikan bahwa hanya dengan
respon inflamasi saja dapat menyebabkan terjadinya karsinoma kolon. Selain
pemberian DSS, Azoxymehane (AOM) juga sering digunakan dalam menginduksi
tumor pada kolon distal. Penelitian membuktikan bahwa aktivasi NF&кB dan
TNF&α mengambil peranan yang penting dalam perkembangan kolitis menjadi
Salah satu penyebab terjadinya IBD adalah hilangnya toleransi terhadap
mikroba yang normal terdapat dalam usus dan aktivasi sistem imunologi pada gut
associated lymphoreticular tissues (GALT). GALT terdiri dari Plaque peyeri
(Peyer’s Patches / PP) dan nodus limfatikus mesenterik (Mesenteric Lymph $odes
/ MLN). PP memiliki lymphoepithelium yang mengandung sel M untuk inisiasi
respon imun terhadap IgA antigen spesifik, yang kemudian akan menginduksi
mukosa untuk mensekresikan IgA antibodi (Spahn et al., 2002; Yamamoto et al.,
2004; Mc Ghee et al., 2005).
Mencit dengan defisien PP yang diinduksi kolitis dengan DSS menunjukkan
derajat penyakit kolitis yang lebih berat daripada mencit normal yang diinduksi
dengan DSS. Mencit yang defisien PP bila diinduksi kolitis dengan DSS akan
menunjukkan derajat clinical score yang lebih parah. Diduga bahwa derajat
keparahan kolitis ini disebabkan oleh hilangnya PP dan MLN yang mungkin
berhubungan dengan hilangnya sel&sel regulator normal seperti sel dendritik yang
ada dalam usus (Spahn et al., 2002).
Dalam banyak penelitian dilaporkan bahwa antioksidan menunjukkan efek
yang menguntungkan dalam kolitis eksperimental (Harputluoğlu et al., 2006).
Salah satu sumber senyawa antioksidan eksogen adalah buah merah yang banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat Papua dalam kehidupan sehari&hari. Masyarakat
Papua memanfaatkan buah merah sebagai sumber pangan sehari&hari dan ternyata
memiliki kondisi kesehatan yang lebih baik dibandingkan wilayah lainnya. Buah
merah mengandung banyak zat berkhasiat alami antara lain karotenoid,
beta&karoten, alfa&tokoferol, asam linoleat dan dekanoat, omega&3 dan omega&9
yang dapat berperan sebagai senyawa antioksidan. Testimoni mengenai khasiat
buah merah secara empiris sebagai pengendali beragam penyakit seperti kanker,
hipertensi, dan infeksi telah banyak dilaporkan, namun penelitian baik secara in
vitro maupun secara in vivo belum banyak dilakukan (I Made Budi, 2005).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Buah Merah
sebanyak 0,1 mL/hari selama 15 hari menyebabkan peningkatan proliferasi
limfosit mencit yang diinokulasi Listeria monocytogenes (Hana et al., 2008).
menurunkan derajat keparahan penyakit yang ditandai dengan menurunnya
clinical score colitis juga dapat meningkatkan proliferasi limfosit pada mencit
yang diinduksi kolitis dengan DSS (Khiong et al., 2008).
Berdasarkan hal&hal yang telah disebutkan di atas perlu dilakukan penelitian
sebagai upaya untuk mengetahui apakah Buah Merah dapat mengurangi clinical
score pada mencit defisien terhadap PP yang diinduksi kolitis dengan DSS,
dengan mengamati derajat diare dan derajat perdarahan rektum.
1.2 IdentifikasiBMasalah
B
Apakah minyak Buah Merah mengurangi derajat diare dan perdarahan rektum
pada mencit defisiensi PP yang diinduksi kolitis dengan DSS.
1.3 MaksudBdanBTujuan
B
Maksud penelitian adalah untuk melihat peranan Buah Merah dalam
memodulasi sistem imun pada mencit defisiensi PP.
Tujuan penelitian adalah untuk melihat peranan Buah Merah dalam
mengurangi derajat diare dan derajat perdarahan rektum yang diukur dari
penurunan derajat diare dan derajat perdarahan rektum pada mencit defisensi PP
yang diinduksi kolitis dengan DSS.
1.4 ManfaatBPenelitian
B
Manfaat akademis adalah memperluas wawasan pembaca mengenai tanaman
obat asli Indonesia, khususnya buah merah dalam menghambat perkembangan
kolitis mencit yang defisiensi PP.
Manfaat praktis adalah untuk mengeksplorasi potensi buah merah dengan
menilai derajat keparahan/clinical score pada perkembangan kolitis mencit yang
1.5 KerangkaBPemikiranBdanBHipotesis
1.5.1 KerangkaBPemikiran
B
Ulcerative Colitis (UC) merupakan manifestasi kerusakan DNA dengan
keadaan sel mukosa yang tidak stabil. Kejadian yang berulang akan mengarah ke
perburukan dan menyebabkan displasia epitel dan dapat berkembang menjadi
kanker. UC menunjukkan gejala diare dengan darah yang terkadang berlangsung
berbulan&bulan. UC yang mengenai seluruh bagian kolon selama lebih dari 10
tahun merupakan predisposisi terjadi kanker kolon. Risiko terjadinya kanker 20&
30 kali lipat lebih tinggi dibandingkan kontrol populasi. Insidensi UC di Amerika
mencapai 4&12 / 100.000 jiwa dan mengalami peningkatan pada dekade terakhir.
Oleh karena itu banyak penelitian dilakukan dilakukan untuk mengetahui dan
mencegah kanker pada pasien UC (Papivanova et al., 2008).
Pemberian DSS secara oral pada mencit sudah banyak digunakan untuk
merekapitulasi UC pada manusia, karena pemberian DSS ini menyebabkan reaksi
inflamasi akut dan ulserasi pada seluruh bagian kolon yang juga ditemukan pada
pasien UC. Dengan hanya pemberian 3&5 siklus DSS 3% secara oral selama 7 hari
dan diikuti pemberian air distilasi selama 14 hari juga terbukti dapat
menyebabkan karsinoma kolon pada mencit (Okayasu et al., 2002). Ini
menunjukkan bahwa suatu respon inflamasi dapat menyebabkan kanker kolon.
Pemberian Azoxymethane (AOM) juga sering digunakan untuk menginduksi
tumor pada kolon distal mencit bersamaan dengan pemberian DSS (Papivanova et
al., 2008).
Mekanisme terjadinya kolitis pada mencit yang diinduksi DSS masih belum
sepenuhnya diketahui. Diduga bahwa DSS merusak sel epitel kolon secara
langsung dan menyebabkan gangguan pada barier epitel kolon sehingga monosit&
makrofag pada lamina propia dapat teraktivasi dan makrofag akan
mempresentasikan peptida asing kepada sel T dan kemudian akan disekresikan
peranan penting pada kolitis yang diinduksi DSS, namun mekanisme pastinya