• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) Terhadap Clinical Score Kolitis Mencit Yang Defisiensi Plaque Peyeri dan Diinduksi Kolitis Dengan DSS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) Terhadap Clinical Score Kolitis Mencit Yang Defisiensi Plaque Peyeri dan Diinduksi Kolitis Dengan DSS."

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

PE GARUH MI YAK BUAH MERAH (Pandanus cdndideus Lam.) TERHADAP CLI ICAL SCORE KOLITIS ME CIT YA G DEFISIE SI

PLAQUE PEYERI DA DII DUKSI KOLITIS DE GA DSS

Monica Paotiana, 2011. Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr., M.Kes., PA(K). Pembimbing II: Daniel W. Purwadisastra, dr., PA.

(IBD) merupakan suatu keadaan inflamasi kronik pada usus sebagai akibat kelainan regulasi sistem imun mukosa yang disebabkan oleh kerentanan genetik, rangsangan flora usus normal, dan disfungsi barier sel epitel. Mencit defisien (PP) yang diinduksi kolitis menunjukkan derajat kolitis yang lebih berat. Tujuan Penelitian ini adalah melihat peranan buah merah dalam mengurangi derajat diare dan pendarahan rektum pada mencit defisensi PP yang diinduksi kolitis dengan DSS.

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental laboratorium sungguhan dengan rancangan acak lengkap, bersifat komparatif. Mencit jantan galur Balb/C dengan berat badan 20- 30 gram dibagi dalam 4 kelompok (n=7); kelompok kontrol negatif (mencit normal tanpa pemberian DSS 2,5%), kelompok kontrol DSS (mencit normal diberi DSS 2,5%), kelompok defisiensi PP (mencit defisiensi PP diberi DSS 2,5%, tanpa pemberian minyak buah merah), kelompok perlakuan (mencit defisiensi PP diberi DSS 2,5%, dan minyak buah merah 0,1 mL/hari). Parameter diamati setiap dua hari sekali selama 15 hari meliputi derajat diare dan perdarahan rectum.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada hari ke-15 kelompok perlakuan buah merah memiliki derajat diare dan perdarahan rektum yang lebih rendah dibandingkan kelompok defisiensi PP (p<0,01).

Disimpulkan bahwa minyak buah merah dapat menurunkan derajat diare dan perdarahan rektum mencit defisiensi PP yang diinduksi kolitis dengan DSS.

(2)

v ABSCRACC

CHE EFFECC OF RED FRUIC OIL (Pandanus cdndideus Lam.) COWARDS CLI ICAL SCORE I PEYER’S PACCHES DEFICIE CY MICE I DUCED

COLICIS WICH DSS

Monica Paotiana, 2011. : Sylvia Soeng, dr., M.Kes., PA(K). : Daniel W. Purwadisastra, dr., PA.

! "

# $

" %%

# $

& ' (! )*+)

' ,

%% %% %%

-. // // %% -.

// %% -.

) 0( - &

-#

-1) )

2

" %%

(3)

vi DAFTAR ISI

(Judul Dalam ... (i))

Lembar Persetujuan ... (ii)

Surat Pernyataan ... (iii)

Abstrak ... (iv)

Abstrack ... (v)

Kata Pengantar ... (vi)

Daftar Isi ... (ix)

Daftar Tabel ... (xii)

Daftar Gambar ... (xiii)

Daftar Lampiran ... (xiv)

BAB I PE DAHULUA 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 4

1.5.1. Kerangka Pemikiran ... 4

1.5.2. Hipotesis Penelitian ... 6

1.6. Metode Penelitian ... 6

BAB II TI JAUA PUSTAKA 2.1. Kolon ... 8

2.1.1. Anatomi Kolon ... 8

2.1.2. Histologi Kolon ... 10

2.2. Plak Peyeri ... 13

2.3. 14

(4)

vii

2.5. Stress Oksidatif pada Inflamasi ... 20

2.6. Buah Merah ... 22

BAB III BAHA DA METODE PE ELITIA 3.1. Alat dan Bahan / Subjek Penelitian ... 30

3.1.1. Alat dan Bahan ... 30

3.1.2. Subjek Penelitian ... 31

3.1.3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

3.2. Metode Penelitian ... 31

3.2.1. Disain Penelitian ... 31

3.2.2. Variabel Penelitian ... 32

3.2.2.1. Definisi Konsepsional Variabel ... 32

3.2.2.2. Definisi Operasional Variabel ... 32

3.2.3. Perhitungan Besar Sampel ... 33

3.2.4. Prosedur Kerja ... 34

3.2.4.1. Pengumpulan Bahan ... 34

3.2.4.2. Persiapan Bahan Uji ... 34

3.2.4.3. Persiapan Hewan Coba ... 35

3.2.4.4. Sterilisasi Alat ... 35

3.2.4.5. Pelaksanaan Penelitian ... 35

3.2.5. Cara Pemeriksaan ... 36

3.2.6. Metode Analisis ... 37

3.2.6.1. Hipotesis Statistik ... 37

3.2.6.2. Kriteria Uji ... 38

3.2.7. Aspek Etik ... 38

BAB IV HASIL DA PEMBAHASA 4.1. Hasil Penelitian 39 4.1.1. Derajat Diare Mencit ... 39

4.1.2. Derajat Perdarahan Rektum Mencit ... 42

(5)

viii

4.3. Uji Hipotesis ... 48

4.3.1. Hipotesis I ... 48

4.3.2. Hipotesis II ... 49

BAB V SIMPULA DA SARA 5.1. Simpulan ... 51

5.2. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRA ... 56

(6)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Kandungan Nutrisi Minyak Buah Merah ... 26 Tabel 4.1 Median Derajat Diare Mencit antar Kelompok Perlakuan ... 39 Tabel 4.2. Perbandingan Derajat Diare Mencit Berdasarkan Uji Statistik

Kruskal Wallis H ... 40 Tabel 4.3 Hasil Uji Beda Mann-Whitney U Derajat Diare Hari ke-13 ... 41 Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Mann-Whitney U Derajat Diare Hari ke-15 ... 42 Tabel 4.5 Median Derajat Perdarahan Rektum Mencit antar Kelompok

Perlakuan ... 43 Tabel 4.6 Perbandingan Derajat Perdarahan Rektum Mencit

Berdasarkan Uji Statistik Kruskal Wallis H ... 44 Tabel 4.7 Hasil Uji Beda Mann-Whitney U Derajat Perdarahan Rektum

Hari ke-13 ... 45 Tabel 4.8 Hasil Uji Beda Mann-Whitney U Derajat Perdarahan Rektum

(7)

x DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Kolon ... 8

Gambar 2.2 Suplai Darah pada Kolon ... 9

Gambar 2.3 Kolon,! 0 56 dan Sel-Sel Epitelium ... 11

Gambar 2.4 Mikroskopis Kolon ... 12

Gambar 2.5 Mikroskopis Ileum dan PP ... 13

Gambar 2.6 Perbedaan ! " dan 7 ! ... 15

Gambar 2.7 Organogenesis PP ... 19

Gambar 2.8 Sumber ROS dan Sifat-Sifat Biokimiawi ... 21

Gambar 2.9 Peran RONS terhadap 7!* ! ... 22

Gambar 2.10 Pohon Buah Merah dan Buah Merah ... 25

Gambar 2.11 Minyak Buah Merah ... 27

Gambar 2.12 Struktur Kimia α-Tokoferol ... 28

Gambar 2.13 Struktur Kimia α-Karoten, β-Karoten, β-Kriptosantin ... 28

Gambar 4.1 Grafik Median Derajat Diare Mencit antar Kelompok Perlakuan ... 40

(8)

xi

DAFTAR LAMPIRA

Lampiran 1. Alat dan Bahan Penelitian ... 55 Lampiran 2. Perhitungan Dosis ... 56 Lampiran 3. Hasil Analisis Median Derajat Diare Menggunakan Analisis

Kruskal Wallis ... 57 Lampiran 4. Hasil Analisis Derajat Diare Menggunakan Analisis

Mann-Whitney U Hari Ke-13 ... 59 Lampiran 5. Hasil Analisis Derajat Diare Menggunakan Analisis

Mann-Whitney U Hari Ke-15 ... 51 Lampiran 6. Hasil Analisis Derajat Perdarahan Rektum Menggunakan

Analisiss Kruskal Wallis ... 63 Lampiran 7. Hasil Analisis Derajat Perdarahan Menggunakan Analisi

Mann-Whitney U Hari Ke-13 ... 65 Lampiran 8. Hasil Analisis Derajat Perdarahan Menggunakan Analisis

(9)

56

Kandang Mencit Anti IL 7Rα Minyak Buah Merah

Tabung 15 mL dan 50 mL Sonde mencit

1 mL dan jarum 26G (PBS)

(10)

Lampiran 2. Perhitungan Dosis

1. Anti IL 7Rα

Anti IL 7Rα yang dipakai adalah 1 g dilarutkan dalam 99 L PBS 1x sehingga

didapatkan larutan Anti IL 7Rα 1%. Larutan ini deberikan pada mencit secara

intravena.

2. (DSS)

DSS yang dipakai adalah 2,5 g dilarutkan dalam aquadest 100 mL sehingga

didapatkan larutan DSS 2,5% (v/w). Larutan ini diberikan pada mencit melalui

air minum

3. Dosis Buah Merah

Dosis manusia 70 kg = 2 x 15 mL (1 sendok makan) = 30 mL

Dosis mencit 20 g = 30 mL x 0,0026 = 0,078 mL

(11)

Lampiran 3. Hasil Analisis Derajat Diare Menggunakan Analisis Kruskal Wallis

Hari ke 1

Hari ke 3

Ranks Ranks

Perlakuan N Mean Rank Perlakuan N Mean Rank

Hasil KN 6 12.50 Hasil KN 6 3.67

KDSS 6 12.50 KDSS 6 11.75

KDPP 6 12.50 KDPP 6 20.17

KP 6 12.50 KP 6 14.42

Total 24 Total 24

Test Statisticsa,b Test Statisticsa,b

Hasil Hasil

Chi Square

.000 Chi

Square

17.727

df 3 df 3

Asymp . Sig.

1.000 Asymp

. Sig.

.001

Hari ke 5

Hari ke 7

Ranks Ranks

Perlakua

n N

Mean

Rank

Perlakua

n N

Mean Rank

Hasil KN 6 3.75 Hasil KN 6 3.50

KDSS 6 12.58 KDSS 6 10.00

KDPP 6 19.58 KDPP 6 20.17

KP 6 14.08 KP 6 16.33

Total 24 Total 24

Test Statisticsa,b Test Statisticsa,b

Hasil Hasil

Chi Square

16.127 Chi

Square

20.367

df 3 df 3

Asymp . Sig.

.001 Asymp

. Sig.

(12)

Hari ke 9 Hari ke 11

Ranks Ranks

Perlakua

n N

Mean

Rank

Perlakua

n N

Mean Rank

Hasil KN 6 3.50 Hasil KN 6 3.50

KDSS 6 9.83 KDSS 6 10.50

KDPP 6 20.50 KDPP 6 20.50

KP 6 16.17 KP 6 15.50

Total 24 Total 24

Test Statisticsa,b Test Statisticsa,b

Hasil Hasil

Chi Square

21.076 Chi

Square

19.940

df 3 df 3

Asymp . Sig.

.000 Asymp

. Sig.

.000

Hari ke 13 Hari ke 15

Ranks Ranks

Perlakua

n N

Mean

Rank

Perlakua

n N

Mean Rank

Hasil KN 6 3.67 Hasil KN 6 4.25

KDSS 6 15.92 KDSS 6 15.00

KDPP 6 20.67 KDPP 6 21.50

KP 6 9.75 KP 6 9.25

Total 24 Total 24

Test Statisticsa,b Test Statisticsa,b

Hasil Hasil

Chi Square

20.320 Chi

Square

20.622

df 3 df 3

Asymp . Sig.

.000 Asymp

. Sig.

(13)

Lampiran 4. Hasil Analisis Derajat Diare Menggunakan Analisis Mann Whitney U Hari Ke 13

KN KDSS

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KN 6 3.50 21.00 Mann Whitney U .000

KDSS 6 9.50 57.00 Wilcoxon W 21.000

Total 12 Z 3.000

Asymp. Sig. (2 tailed)

.003

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

.002a

KN KDPP

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KN 6 3.50 21.00 Mann Whitney U .000

KDPP 6 9.50 57.00 Wilcoxon W 21.000

Total 12 Z 2.983

Asymp. Sig. (2 tailed)

.003

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

.002a

KN KP

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KN 6 3.67 22.00 Mann Whitney U 1.000

KP 6 9.33 56.00 Wilcoxon W 22.000

Total 12 Z 2.900

Asymp. Sig. (2 tailed)

.004

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

.004a

(14)

KDSS KDPP

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KDSS 6 3.50 21.00 Mann Whitney U .000

KDPP 6 9.50 57.00 Wilcoxon W 21.000

Total 12 Z 2.983

Asymp. Sig. (2 tailed)

.003

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

.002a

KDSS KP

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KDSS 6 8.67 52.00 Mann Whitney U 5.000

KP 6 4.33 26.00 Wilcoxon W 26.000

Total 12 Z 2.373

Asymp. Sig. (2 tailed)

.018

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

.041a

KDPP KP

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KDPP 6 9.50 57.00 Mann Whitney U .000

KP 6 3.50 21.00 Wilcoxon W 21.000

Total 12 Z 3.035

Asymp. Sig. (2 tailed)

.002

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

(15)

Lampiran 5. Hasil Analisis Derajat Diare Menggunakan Analisis Mann Whitney U Hari Ke 15

KN KDSS

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KN 6 3.50 21.00 Mann Whitney U .000

KDSS 6 9.50 57.00 Wilcoxon W 21.000

Total 12 Z 2.983

Asymp. Sig. (2 tailed)

.003

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

.002a

KN KDPP

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KN 6 3.50 21.00 Mann Whitney U .000

KDPP 6 9.50 57.00 Wilcoxon W 21.000

Total 12 Z 2.983

Asymp. Sig. (2 tailed)

.003

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

.002a

KN KP

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KN 6 4.25 25.50 Mann Whitney U 4.500

KP 6 8.75 52.50 Wilcoxon W 25.500

Total 12 Z 2.345

Asymp. Sig. (2 tailed)

.019

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

(16)

KDSS KDPP

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KDSS 6 3.50 21.00 Mann Whitney U .000

KDPP 6 9.50 57.00 Wilcoxon W 21.000

Total 12 Z 3.000

Asymp. Sig. (2 tailed)

.003

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

.002a

KDSS KP

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KDSS 6 9.00 54.00 Mann Whitney U 3.000

KP 6 4.00 24.00 Wilcoxon W 24.000

Total 12 Z 2.559

Asymp. Sig. (2 tailed)

.011

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

.015a

KDPP KP

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KDPP 6 9.50 57.00 Mann Whitney U .000

KP 6 3.50 21.00 Wilcoxon W 21.000

Total 12 Z 2.983

Asymp. Sig. (2 tailed)

.003

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

(17)

Lampiran 6. Hasil Analisis Derajat Perdarahan Rektum Menggunakan Analisis Kruskal Wallis

Hari ke 1 Hari ke 3

Ranks Ranks

Perlakuan N

Mean

Rank Perlakuan N

Mean Rank

Hasil KN 6 12.50 Hasil KN 6 10.50

KDSS 6 12.50 KDSS 6 10.50

KDPP 6 12.50 KDPP 6 14.50

KP 6 12.50 KP 6 14.50

Total 24 Total 24

Test Statisticsa,b Test Statisticsa,b

Hasil Hasil

Chi Square

.000 Chi

Square

4.600

df 3 df 3

Asymp. Sig.

1.000 Asymp.

Sig.

.204

Hari ke 5 Hari ke 7

Ranks Ranks

Perlakuan N

Mean

Rank Perlakuan N

Mean Rank

Hasil KN 6 9.50 Hasil KN 6 9.00

KDSS 6 9.50 KDSS 6 13.00

KDPP 6 15.50 KDPP 6 15.00

KP 6 15.50 KP 6 13.00

Total 24 Total 24

Test Statisticsa,b Test Statisticsa,b

Hasil Hasil

Chi Square

7.667 Chi

Square

3.672

df 3 df 3

Asymp. Sig.

.053 Asymp.

Sig.

(18)

Hari ke 9 Hari ke 11

Ranks Ranks

Perlakuan N

Mean

Rank Perlakuan N

Mean Rank

Hasil KN 6 7.00 Hasil KN 6 7.00

KDSS 6 15.00 KDSS 6 13.00

KDPP 6 13.00 KDPP 6 15.00

KP 6 15.00 KP 6 15.00

Total 24 Total 24

Test Statisticsa,b Test Statisticsa,b

Hasil Hasil

Chi Square

6.916 Chi

Square

6.916

df 3 df 3

Asymp. Sig.

.075 Asymp.

Sig.

.075

Hari ke 13 Hari ke 15

Ranks Ranks

Perlakuan N

Mean

Rank Perlakuan N

Mean Rank

Hasil KN 6 7.00 Hasil KN 6 8.00

KDSS 6 15.00 KDSS 6 16.00

KDPP 6 19.00 KDPP 6 18.00

KP 6 9.00 KP 6 8.00

Total 24 Total 24

Test Statisticsa,b Test Statisticsa,b

Hasil Hasil

Chi Square

14.636 Chi

Square

14.141

df 3 df 3

Asymp. Sig.

.002 Asymp.

Sig.

(19)

Lampiran 7. Hasil Analisis Derajat Perdarahan Rektum Menggunakan Analisis Mann Whitney U Hari Ke 13

KN KDSS

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KN 6 4.50 27.00 Mann Whitney U 6.000

KDSS 6 8.50 51.00 Wilcoxon W 27.000

Total 12 Z 2.345

Asymp. Sig. (2 tailed)

.019

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

.065a

KN KDPP

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KN 6 3.50 21.00 Mann Whitney U .000

KDPP 6 9.50 57.00 Wilcoxon W 21.000

Total 12 Z 3.317

Asymp. Sig. (2 tailed)

.001

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

.002a

KN KP

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KN 6 6.00 36.00 Mann Whitney U 15.000

KP 6 7.00 42.00 Wilcoxon W 36.000

Total 12 Z 1.000

Asymp. Sig. (2 tailed)

.317

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

(20)

KDSS KDPP

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KDSS 6 5.50 33.00 Mann Whitney U 12.000

KDPP 6 7.50 45.00 Wilcoxon W 33.000

Total 12 Z 1.483

Asymp. Sig. (2 tailed)

.138

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

.394a

KDSS KP

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KDSS 6 8.00 48.00 Mann Whitney U 9.000

KP 6 5.00 30.00 Wilcoxon W 30.000

Total 12 Z 1.682

Asymp. Sig. (2 tailed)

.093

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

.180a

KDPP KP

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KDPP 6 9.00 54.00 Mann Whitney U 3.000

KP 6 4.00 24.00 Wilcoxon W 24.000

Total 12 Z 2.803

Asymp. Sig. (2 tailed)

.005

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

(21)

Lampiran 8. Hasil Analisis Derajat Perdarahan Rektum Menggunakan Analisis Mann Whitney U Hari Ke 15

KN KDSS

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KN 6 4.50 27.00 Mann Whitney U 6.000

KDSS 6 8.50 51.00 Wilcoxon W 27.000

Total 12 Z 2.345

Asymp. Sig. (2 tailed)

.019

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

.065a

KN KDPP

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KN 6 3.50 21.00 Mann Whitney U .000

KDPP 6 9.50 57.00 Wilcoxon W 21.000

Total 12 Z 3.317

Asymp. Sig. (2 tailed)

.001

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

.002a

KN KP

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KN 6 6.50 39.00 Mann Whitney U 18.000

KP 6 6.50 39.00 Wilcoxon W 39.000

Total 12 Z .000

Asymp. Sig. (2 tailed)

1.000

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

(22)

KDSS KDPP

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KDSS 6 6.50 39.00 Mann Whitney U 18.000

KDPP 6 6.50 39.00 Wilcoxon W 39.000

Total 12 Z .000

Asymp. Sig. (2 tailed)

1.000

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

1.000a

KDSS KP

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KDSS 6 8.50 51.00 Mann Whitney U 6.000

KP 6 4.50 27.00 Wilcoxon W 27.000

Total 12 Z 2.345

Asymp. Sig. (2 tailed)

.019

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

.065a

KDPP KP

Ranks Test Statisticsb

Perlakuan N

Mean Rank

Sum of

Ranks Hasil

Hasil KDPP 6 9.00 54.00 Mann Whitney U 3.000

KP 6 4.00 24.00 Wilcoxon W 24.000

Total 12 Z 2.803

Asymp. Sig. (2 tailed)

.005

Exact Sig. [2*(1 tailed Sig.)]

(23)
(24)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Monica Paotiana

NRP : 0810031

Agama : Kristen Protestan

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 29 Oktober 1990

Alamat : Komplek Taman Kopo Indah I Blok B2 No. 89

Bandung

Riwayat Pendidikan :

− TKK 3 Bina Bakti Bandung (1995 1996)

− SDK 3 Bina Bakti Bandung (1996 2002)

(25)

1

1.1 LatarBBelakangBB

B

Ulcerative Colitis (UC) adalah penyakit yang termasuk Inflamatory Bowel

Disease (IBD), bersamaan dengan Crohn’s disease (CD). Inflamatory Bowel

Disease (IBD) merupakan suatu keadaan inflamasi kronik akibat kelainan regulasi

sistem imun mukosa yang disebabkan oleh kerentanan genetik, rangsangan flora

usus normal, dan disfungsi barier sel epitel (Kumar et al., 2010). IBD mengenai

1,4 juta orang Amerika dengan onset usia 15&30 tahun (Abraham et al., 2009).

Komplikasi jangka panjang yang sangat tidak diinginkan pada IBD adalah

perkembangan menjadi neoplasia, terutama pada UC yang mengenai seluruh

kolon selama 10 tahun atau lebih (Papivanova et al., 2008). Meskipun insidensi

IBD untuk daerah Asia kecil, namun angka ini telah mengalami kenaikan secara

global (Kumar et al., 2010).

Pemberian DSS secara oral pada mencit telah dilaporkan dapat menginduksi

kolitis akut dan kronik (Dieleman et al., 1998). Gejala dan histopatologis kolon

mencit yang diinduksi kolitis dengan DSS lebih menyerupai UC pada manusia,

dibandingkan dengan kolitis yang diinduksi oleh zat kimiawi lain, dimana hal ini

telah menjadi alat penelitian bagi patogenesis UC dan perkembangan obat&obatan

baru (Zheng et al., 2005).

Pemberian 3&5 siklus DSS 3% (w/v) secara oral selama 7 hari dan diikuti

pemberian air distilasi selama 14 hari juga terbukti dapat menyebabkan karsinoma

kolon pada tikus (Okayasu et al., 2002). Ini membuktikan bahwa hanya dengan

respon inflamasi saja dapat menyebabkan terjadinya karsinoma kolon. Selain

pemberian DSS, Azoxymehane (AOM) juga sering digunakan dalam menginduksi

tumor pada kolon distal. Penelitian membuktikan bahwa aktivasi NF&кB dan

TNF&α mengambil peranan yang penting dalam perkembangan kolitis menjadi

(26)

Salah satu penyebab terjadinya IBD adalah hilangnya toleransi terhadap

mikroba yang normal terdapat dalam usus dan aktivasi sistem imunologi pada gut

associated lymphoreticular tissues (GALT). GALT terdiri dari Plaque peyeri

(Peyer’s Patches / PP) dan nodus limfatikus mesenterik (Mesenteric Lymph $odes

/ MLN). PP memiliki lymphoepithelium yang mengandung sel M untuk inisiasi

respon imun terhadap IgA antigen spesifik, yang kemudian akan menginduksi

mukosa untuk mensekresikan IgA antibodi (Spahn et al., 2002; Yamamoto et al.,

2004; Mc Ghee et al., 2005).

Mencit dengan defisien PP yang diinduksi kolitis dengan DSS menunjukkan

derajat penyakit kolitis yang lebih berat daripada mencit normal yang diinduksi

dengan DSS. Mencit yang defisien PP bila diinduksi kolitis dengan DSS akan

menunjukkan derajat clinical score yang lebih parah. Diduga bahwa derajat

keparahan kolitis ini disebabkan oleh hilangnya PP dan MLN yang mungkin

berhubungan dengan hilangnya sel&sel regulator normal seperti sel dendritik yang

ada dalam usus (Spahn et al., 2002).

Dalam banyak penelitian dilaporkan bahwa antioksidan menunjukkan efek

yang menguntungkan dalam kolitis eksperimental (Harputluoğlu et al., 2006).

Salah satu sumber senyawa antioksidan eksogen adalah buah merah yang banyak

dimanfaatkan oleh masyarakat Papua dalam kehidupan sehari&hari. Masyarakat

Papua memanfaatkan buah merah sebagai sumber pangan sehari&hari dan ternyata

memiliki kondisi kesehatan yang lebih baik dibandingkan wilayah lainnya. Buah

merah mengandung banyak zat berkhasiat alami antara lain karotenoid,

beta&karoten, alfa&tokoferol, asam linoleat dan dekanoat, omega&3 dan omega&9

yang dapat berperan sebagai senyawa antioksidan. Testimoni mengenai khasiat

buah merah secara empiris sebagai pengendali beragam penyakit seperti kanker,

hipertensi, dan infeksi telah banyak dilaporkan, namun penelitian baik secara in

vitro maupun secara in vivo belum banyak dilakukan (I Made Budi, 2005).

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Buah Merah

sebanyak 0,1 mL/hari selama 15 hari menyebabkan peningkatan proliferasi

limfosit mencit yang diinokulasi Listeria monocytogenes (Hana et al., 2008).

(27)

menurunkan derajat keparahan penyakit yang ditandai dengan menurunnya

clinical score colitis juga dapat meningkatkan proliferasi limfosit pada mencit

yang diinduksi kolitis dengan DSS (Khiong et al., 2008).

Berdasarkan hal&hal yang telah disebutkan di atas perlu dilakukan penelitian

sebagai upaya untuk mengetahui apakah Buah Merah dapat mengurangi clinical

score pada mencit defisien terhadap PP yang diinduksi kolitis dengan DSS,

dengan mengamati derajat diare dan derajat perdarahan rektum.

1.2 IdentifikasiBMasalah

B

Apakah minyak Buah Merah mengurangi derajat diare dan perdarahan rektum

pada mencit defisiensi PP yang diinduksi kolitis dengan DSS.

1.3 MaksudBdanBTujuan

B

Maksud penelitian adalah untuk melihat peranan Buah Merah dalam

memodulasi sistem imun pada mencit defisiensi PP.

Tujuan penelitian adalah untuk melihat peranan Buah Merah dalam

mengurangi derajat diare dan derajat perdarahan rektum yang diukur dari

penurunan derajat diare dan derajat perdarahan rektum pada mencit defisensi PP

yang diinduksi kolitis dengan DSS.

1.4 ManfaatBPenelitian

B

Manfaat akademis adalah memperluas wawasan pembaca mengenai tanaman

obat asli Indonesia, khususnya buah merah dalam menghambat perkembangan

kolitis mencit yang defisiensi PP.

Manfaat praktis adalah untuk mengeksplorasi potensi buah merah dengan

menilai derajat keparahan/clinical score pada perkembangan kolitis mencit yang

(28)

1.5 KerangkaBPemikiranBdanBHipotesis

1.5.1 KerangkaBPemikiran

B

Ulcerative Colitis (UC) merupakan manifestasi kerusakan DNA dengan

keadaan sel mukosa yang tidak stabil. Kejadian yang berulang akan mengarah ke

perburukan dan menyebabkan displasia epitel dan dapat berkembang menjadi

kanker. UC menunjukkan gejala diare dengan darah yang terkadang berlangsung

berbulan&bulan. UC yang mengenai seluruh bagian kolon selama lebih dari 10

tahun merupakan predisposisi terjadi kanker kolon. Risiko terjadinya kanker 20&

30 kali lipat lebih tinggi dibandingkan kontrol populasi. Insidensi UC di Amerika

mencapai 4&12 / 100.000 jiwa dan mengalami peningkatan pada dekade terakhir.

Oleh karena itu banyak penelitian dilakukan dilakukan untuk mengetahui dan

mencegah kanker pada pasien UC (Papivanova et al., 2008).

Pemberian DSS secara oral pada mencit sudah banyak digunakan untuk

merekapitulasi UC pada manusia, karena pemberian DSS ini menyebabkan reaksi

inflamasi akut dan ulserasi pada seluruh bagian kolon yang juga ditemukan pada

pasien UC. Dengan hanya pemberian 3&5 siklus DSS 3% secara oral selama 7 hari

dan diikuti pemberian air distilasi selama 14 hari juga terbukti dapat

menyebabkan karsinoma kolon pada mencit (Okayasu et al., 2002). Ini

menunjukkan bahwa suatu respon inflamasi dapat menyebabkan kanker kolon.

Pemberian Azoxymethane (AOM) juga sering digunakan untuk menginduksi

tumor pada kolon distal mencit bersamaan dengan pemberian DSS (Papivanova et

al., 2008).

Mekanisme terjadinya kolitis pada mencit yang diinduksi DSS masih belum

sepenuhnya diketahui. Diduga bahwa DSS merusak sel epitel kolon secara

langsung dan menyebabkan gangguan pada barier epitel kolon sehingga monosit&

makrofag pada lamina propia dapat teraktivasi dan makrofag akan

mempresentasikan peptida asing kepada sel T dan kemudian akan disekresikan

(29)

peranan penting pada kolitis yang diinduksi DSS, namun mekanisme pastinya

masih belum sepenuhnya terungkap (Kim et al., 2006).

IBD berasosiasi dengan menurunnya toleransi terhadap flora normal intestinal

dan terjadi aktivasi imun pada gut associated lymphoreticular tissues (GALT).

GALT terdiri dari Plaque peyeri (Peyer’s Patches / PP) dan nodus limfatikus

mesenterikus (Mesenteric Lymph $odes / MLN). PP merupakan folikel limfoid

pada dinding intestinal yang mengandung sel M untuk inisiasi respon imun

terhadap IgA antigen spesifik, yang kemudian akan menginduksi mukosa untuk

mensekresikan IgA antibodi (Spahn et al., 2002; Yamamoto et al., 2004; Mc Ghee

et al., 2005).

Organogenesis PP secara umum terdiri dari 3 tahapan, yaitu: tahap pertama

ditandai dengan ekspresi VCAM&1+ dan ICAM&1+ pada 15,5 hari postcoitus, tahap

kedua ditandai dengan akumulasi IL&7R+ dan atau CD4+ pada 17,5 hari postcoitus,

dan tahap ketiga adalah formasi limfosit yang mengekspresikan CD3 dan B220

pada 18,5 hari postcoitus (Adachi et al., 1997). Dari serangkaian proses

hematopoetik, IL&7Rα+ merupakan sel yang terpenting dalam organogenesis PP.

Maka dari itu injeksi anti& IL&7Rα dapat menghambat perkembangan PP pada

mencit yang bunting (Honda et al., 2001).

Penelitian menunjukkan bahwa mencit dengan defisiensi PP yang diinduksi

kolitis dengan DSS memiliki derajat penyakit kolitis yang lebih berat, luas

ulserasi yang lebih luas, panjang kolon yang lebih pendek, dan penurunan berat

badan yang lebih tinggi. Diduga bahwa derajat keparahan kolitis ini disebabkan

oleh hilangnya PP dan MLN sehingga terjadi kegagalan toleransi yang mungkin

berhubungan dengan hilangnya sel&sel regulator normal seperti sel dendritik yang

ada dalam usus (Spahn et al., 2002).

Patogenesis terjadinya IBD berhubungan dengan disregulasi respon imun

terhadap antigen bakteri yang normal terdapat dalam usus. Akibat aktivasi sistem

imun yang tidak terkontrol ini terjadi produksi reactive oxygen species (ROS)

yang berlebihan. ROS yang berlebihan akan menyebabkan stres oksidatif yang

menyebabkan gangguan stabilitas membran seluler dan kematian sel, yang

(30)

kronik didapatkan ketidakseimbangan mekanisme prooksidan dan antioksidan.

Banyak penelitian menyebutkan bahwa pemberian antioksidan menunjukkan efek

yang menguntungkan dalam mengatasi kolitis eksperimental (Harputluoğlu et al.,

2006).

Salah satu sumber senyawa antioksidan eksogen adalah buah merah yang

banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Papua dalam kehidupan sehari&hari. Buah

merah mengandung banyak zat berkhasiat alami antara lain karotenoid, beta&

karoten, alfa&tokoferol, asam linoleat dan dekanoat, omega&3 dan omega&9 yang

dapat berperan sebagai senyawa antioksidan (I Made Budi, 2005).

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian 0,1 mL minyak buah

merah setiap hari selama 3 minggu ternyata selain dapat menurunkan derajat

clinical score colitis juga dapat meningkatkan proliferasi limfosit pada mencit

yang diinduksi kolitis dengan DSS (Khiong et al, 2008). Penelitian lain juga

menunjukkan bahwa pemberian buah merah dengan dosis 0,1 mL selama 48 hari

terbukti dapat menurunkan ekspresi COX&2 pada mencit yang diinduksi kanker

kolorektal (Khiong et al., 2010).

Berdasarkan hal&hal di atas maka penelitian ini dilakukan untuk memberikan

gambaran mengenai pengaruh Buah Merah dalam memodulasi respon imun

mencit defisien terhadap PP yang diinduksi kolitis dengan DSS.

1.5.2 HipotesisB

Buah merah mengurangi derajat diare pada mencit defisiensi PP yang diinduksi

kolitis dengan DSS.

Buah merah mengurangi derajat perdarahan rektum pada mencit defisiensi PP

yang diinduksi kolitis dengan DSS.

1.6 MetodeBPenelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah prospektif eksperimental

(31)

(RAL). Clinical score diukur berdasarkan penurunan diare dan pendarahan

rektum. Analisis statistik dengan menggunakan uji Krukal Wallis dan akan

dilanjutkan bila diperoleh hasil yang bermakna dengan Mann Withney&U dengan

tingkat kepercayaan 95%.

(32)

1

1.1 LatarBBelakangBB

B

Ulcerative Colitis (UC) adalah penyakit yang termasuk Inflamatory Bowel

Disease (IBD), bersamaan dengan Crohn’s disease (CD). Inflamatory Bowel

Disease (IBD) merupakan suatu keadaan inflamasi kronik akibat kelainan regulasi

sistem imun mukosa yang disebabkan oleh kerentanan genetik, rangsangan flora

usus normal, dan disfungsi barier sel epitel (Kumar et al., 2010). IBD mengenai

1,4 juta orang Amerika dengan onset usia 15&30 tahun (Abraham et al., 2009).

Komplikasi jangka panjang yang sangat tidak diinginkan pada IBD adalah

perkembangan menjadi neoplasia, terutama pada UC yang mengenai seluruh

kolon selama 10 tahun atau lebih (Papivanova et al., 2008). Meskipun insidensi

IBD untuk daerah Asia kecil, namun angka ini telah mengalami kenaikan secara

global (Kumar et al., 2010).

Pemberian DSS secara oral pada mencit telah dilaporkan dapat menginduksi

kolitis akut dan kronik (Dieleman et al., 1998). Gejala dan histopatologis kolon

mencit yang diinduksi kolitis dengan DSS lebih menyerupai UC pada manusia,

dibandingkan dengan kolitis yang diinduksi oleh zat kimiawi lain, dimana hal ini

telah menjadi alat penelitian bagi patogenesis UC dan perkembangan obat&obatan

baru (Zheng et al., 2005).

Pemberian 3&5 siklus DSS 3% (w/v) secara oral selama 7 hari dan diikuti

pemberian air distilasi selama 14 hari juga terbukti dapat menyebabkan karsinoma

kolon pada tikus (Okayasu et al., 2002). Ini membuktikan bahwa hanya dengan

respon inflamasi saja dapat menyebabkan terjadinya karsinoma kolon. Selain

pemberian DSS, Azoxymehane (AOM) juga sering digunakan dalam menginduksi

tumor pada kolon distal. Penelitian membuktikan bahwa aktivasi NF&кB dan

TNF&α mengambil peranan yang penting dalam perkembangan kolitis menjadi

(33)

Salah satu penyebab terjadinya IBD adalah hilangnya toleransi terhadap

mikroba yang normal terdapat dalam usus dan aktivasi sistem imunologi pada gut

associated lymphoreticular tissues (GALT). GALT terdiri dari Plaque peyeri

(Peyer’s Patches / PP) dan nodus limfatikus mesenterik (Mesenteric Lymph $odes

/ MLN). PP memiliki lymphoepithelium yang mengandung sel M untuk inisiasi

respon imun terhadap IgA antigen spesifik, yang kemudian akan menginduksi

mukosa untuk mensekresikan IgA antibodi (Spahn et al., 2002; Yamamoto et al.,

2004; Mc Ghee et al., 2005).

Mencit dengan defisien PP yang diinduksi kolitis dengan DSS menunjukkan

derajat penyakit kolitis yang lebih berat daripada mencit normal yang diinduksi

dengan DSS. Mencit yang defisien PP bila diinduksi kolitis dengan DSS akan

menunjukkan derajat clinical score yang lebih parah. Diduga bahwa derajat

keparahan kolitis ini disebabkan oleh hilangnya PP dan MLN yang mungkin

berhubungan dengan hilangnya sel&sel regulator normal seperti sel dendritik yang

ada dalam usus (Spahn et al., 2002).

Dalam banyak penelitian dilaporkan bahwa antioksidan menunjukkan efek

yang menguntungkan dalam kolitis eksperimental (Harputluoğlu et al., 2006).

Salah satu sumber senyawa antioksidan eksogen adalah buah merah yang banyak

dimanfaatkan oleh masyarakat Papua dalam kehidupan sehari&hari. Masyarakat

Papua memanfaatkan buah merah sebagai sumber pangan sehari&hari dan ternyata

memiliki kondisi kesehatan yang lebih baik dibandingkan wilayah lainnya. Buah

merah mengandung banyak zat berkhasiat alami antara lain karotenoid,

beta&karoten, alfa&tokoferol, asam linoleat dan dekanoat, omega&3 dan omega&9

yang dapat berperan sebagai senyawa antioksidan. Testimoni mengenai khasiat

buah merah secara empiris sebagai pengendali beragam penyakit seperti kanker,

hipertensi, dan infeksi telah banyak dilaporkan, namun penelitian baik secara in

vitro maupun secara in vivo belum banyak dilakukan (I Made Budi, 2005).

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Buah Merah

sebanyak 0,1 mL/hari selama 15 hari menyebabkan peningkatan proliferasi

limfosit mencit yang diinokulasi Listeria monocytogenes (Hana et al., 2008).

(34)

menurunkan derajat keparahan penyakit yang ditandai dengan menurunnya

clinical score colitis juga dapat meningkatkan proliferasi limfosit pada mencit

yang diinduksi kolitis dengan DSS (Khiong et al., 2008).

Berdasarkan hal&hal yang telah disebutkan di atas perlu dilakukan penelitian

sebagai upaya untuk mengetahui apakah Buah Merah dapat mengurangi clinical

score pada mencit defisien terhadap PP yang diinduksi kolitis dengan DSS,

dengan mengamati derajat diare dan derajat perdarahan rektum.

1.2 IdentifikasiBMasalah

B

Apakah minyak Buah Merah mengurangi derajat diare dan perdarahan rektum

pada mencit defisiensi PP yang diinduksi kolitis dengan DSS.

1.3 MaksudBdanBTujuan

B

Maksud penelitian adalah untuk melihat peranan Buah Merah dalam

memodulasi sistem imun pada mencit defisiensi PP.

Tujuan penelitian adalah untuk melihat peranan Buah Merah dalam

mengurangi derajat diare dan derajat perdarahan rektum yang diukur dari

penurunan derajat diare dan derajat perdarahan rektum pada mencit defisensi PP

yang diinduksi kolitis dengan DSS.

1.4 ManfaatBPenelitian

B

Manfaat akademis adalah memperluas wawasan pembaca mengenai tanaman

obat asli Indonesia, khususnya buah merah dalam menghambat perkembangan

kolitis mencit yang defisiensi PP.

Manfaat praktis adalah untuk mengeksplorasi potensi buah merah dengan

menilai derajat keparahan/clinical score pada perkembangan kolitis mencit yang

(35)

1.5 KerangkaBPemikiranBdanBHipotesis

1.5.1 KerangkaBPemikiran

B

Ulcerative Colitis (UC) merupakan manifestasi kerusakan DNA dengan

keadaan sel mukosa yang tidak stabil. Kejadian yang berulang akan mengarah ke

perburukan dan menyebabkan displasia epitel dan dapat berkembang menjadi

kanker. UC menunjukkan gejala diare dengan darah yang terkadang berlangsung

berbulan&bulan. UC yang mengenai seluruh bagian kolon selama lebih dari 10

tahun merupakan predisposisi terjadi kanker kolon. Risiko terjadinya kanker 20&

30 kali lipat lebih tinggi dibandingkan kontrol populasi. Insidensi UC di Amerika

mencapai 4&12 / 100.000 jiwa dan mengalami peningkatan pada dekade terakhir.

Oleh karena itu banyak penelitian dilakukan dilakukan untuk mengetahui dan

mencegah kanker pada pasien UC (Papivanova et al., 2008).

Pemberian DSS secara oral pada mencit sudah banyak digunakan untuk

merekapitulasi UC pada manusia, karena pemberian DSS ini menyebabkan reaksi

inflamasi akut dan ulserasi pada seluruh bagian kolon yang juga ditemukan pada

pasien UC. Dengan hanya pemberian 3&5 siklus DSS 3% secara oral selama 7 hari

dan diikuti pemberian air distilasi selama 14 hari juga terbukti dapat

menyebabkan karsinoma kolon pada mencit (Okayasu et al., 2002). Ini

menunjukkan bahwa suatu respon inflamasi dapat menyebabkan kanker kolon.

Pemberian Azoxymethane (AOM) juga sering digunakan untuk menginduksi

tumor pada kolon distal mencit bersamaan dengan pemberian DSS (Papivanova et

al., 2008).

Mekanisme terjadinya kolitis pada mencit yang diinduksi DSS masih belum

sepenuhnya diketahui. Diduga bahwa DSS merusak sel epitel kolon secara

langsung dan menyebabkan gangguan pada barier epitel kolon sehingga monosit&

makrofag pada lamina propia dapat teraktivasi dan makrofag akan

mempresentasikan peptida asing kepada sel T dan kemudian akan disekresikan

(36)

peranan penting pada kolitis yang diinduksi DSS, namun mekanisme pastinya

masih belum sepenuhnya terungkap (Kim et al., 2006).

IBD berasosiasi dengan menurunnya toleransi terhadap flora normal intestinal

dan terjadi aktivasi imun pada gut associated lymphoreticular tissues (GALT).

GALT terdiri dari Plaque peyeri (Peyer’s Patches / PP) dan nodus limfatikus

mesenterikus (Mesenteric Lymph $odes / MLN). PP merupakan folikel limfoid

pada dinding intestinal yang mengandung sel M untuk inisiasi respon imun

terhadap IgA antigen spesifik, yang kemudian akan menginduksi mukosa untuk

mensekresikan IgA antibodi (Spahn et al., 2002; Yamamoto et al., 2004; Mc Ghee

et al., 2005).

Organogenesis PP secara umum terdiri dari 3 tahapan, yaitu: tahap pertama

ditandai dengan ekspresi VCAM&1+ dan ICAM&1+ pada 15,5 hari postcoitus, tahap

kedua ditandai dengan akumulasi IL&7R+ dan atau CD4+ pada 17,5 hari postcoitus,

dan tahap ketiga adalah formasi limfosit yang mengekspresikan CD3 dan B220

pada 18,5 hari postcoitus (Adachi et al., 1997). Dari serangkaian proses

hematopoetik, IL&7Rα+ merupakan sel yang terpenting dalam organogenesis PP.

Maka dari itu injeksi anti& IL&7Rα dapat menghambat perkembangan PP pada

mencit yang bunting (Honda et al., 2001).

Penelitian menunjukkan bahwa mencit dengan defisiensi PP yang diinduksi

kolitis dengan DSS memiliki derajat penyakit kolitis yang lebih berat, luas

ulserasi yang lebih luas, panjang kolon yang lebih pendek, dan penurunan berat

badan yang lebih tinggi. Diduga bahwa derajat keparahan kolitis ini disebabkan

oleh hilangnya PP dan MLN sehingga terjadi kegagalan toleransi yang mungkin

berhubungan dengan hilangnya sel&sel regulator normal seperti sel dendritik yang

ada dalam usus (Spahn et al., 2002).

Patogenesis terjadinya IBD berhubungan dengan disregulasi respon imun

terhadap antigen bakteri yang normal terdapat dalam usus. Akibat aktivasi sistem

imun yang tidak terkontrol ini terjadi produksi reactive oxygen species (ROS)

yang berlebihan. ROS yang berlebihan akan menyebabkan stres oksidatif yang

menyebabkan gangguan stabilitas membran seluler dan kematian sel, yang

(37)

kronik didapatkan ketidakseimbangan mekanisme prooksidan dan antioksidan.

Banyak penelitian menyebutkan bahwa pemberian antioksidan menunjukkan efek

yang menguntungkan dalam mengatasi kolitis eksperimental (Harputluoğlu et al.,

2006).

Salah satu sumber senyawa antioksidan eksogen adalah buah merah yang

banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Papua dalam kehidupan sehari&hari. Buah

merah mengandung banyak zat berkhasiat alami antara lain karotenoid, beta&

karoten, alfa&tokoferol, asam linoleat dan dekanoat, omega&3 dan omega&9 yang

dapat berperan sebagai senyawa antioksidan (I Made Budi, 2005).

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian 0,1 mL minyak buah

merah setiap hari selama 3 minggu ternyata selain dapat menurunkan derajat

clinical score colitis juga dapat meningkatkan proliferasi limfosit pada mencit

yang diinduksi kolitis dengan DSS (Khiong et al, 2008). Penelitian lain juga

menunjukkan bahwa pemberian buah merah dengan dosis 0,1 mL selama 48 hari

terbukti dapat menurunkan ekspresi COX&2 pada mencit yang diinduksi kanker

kolorektal (Khiong et al., 2010).

Berdasarkan hal&hal di atas maka penelitian ini dilakukan untuk memberikan

gambaran mengenai pengaruh Buah Merah dalam memodulasi respon imun

mencit defisien terhadap PP yang diinduksi kolitis dengan DSS.

1.5.2 HipotesisB

Buah merah mengurangi derajat diare pada mencit defisiensi PP yang diinduksi

kolitis dengan DSS.

Buah merah mengurangi derajat perdarahan rektum pada mencit defisiensi PP

yang diinduksi kolitis dengan DSS.

1.6 MetodeBPenelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah prospektif eksperimental

(38)

(RAL). Clinical score diukur berdasarkan penurunan diare dan pendarahan

rektum. Analisis statistik dengan menggunakan uji Krukal Wallis dan akan

dilanjutkan bila diperoleh hasil yang bermakna dengan Mann Withney&U dengan

tingkat kepercayaan 95%.

(39)

1

1.1 LatarBBelakangBB

B

Ulcerative Colitis (UC) adalah penyakit yang termasuk Inflamatory Bowel

Disease (IBD), bersamaan dengan Crohn’s disease (CD). Inflamatory Bowel

Disease (IBD) merupakan suatu keadaan inflamasi kronik akibat kelainan regulasi

sistem imun mukosa yang disebabkan oleh kerentanan genetik, rangsangan flora

usus normal, dan disfungsi barier sel epitel (Kumar et al., 2010). IBD mengenai

1,4 juta orang Amerika dengan onset usia 15&30 tahun (Abraham et al., 2009).

Komplikasi jangka panjang yang sangat tidak diinginkan pada IBD adalah

perkembangan menjadi neoplasia, terutama pada UC yang mengenai seluruh

kolon selama 10 tahun atau lebih (Papivanova et al., 2008). Meskipun insidensi

IBD untuk daerah Asia kecil, namun angka ini telah mengalami kenaikan secara

global (Kumar et al., 2010).

Pemberian DSS secara oral pada mencit telah dilaporkan dapat menginduksi

kolitis akut dan kronik (Dieleman et al., 1998). Gejala dan histopatologis kolon

mencit yang diinduksi kolitis dengan DSS lebih menyerupai UC pada manusia,

dibandingkan dengan kolitis yang diinduksi oleh zat kimiawi lain, dimana hal ini

telah menjadi alat penelitian bagi patogenesis UC dan perkembangan obat&obatan

baru (Zheng et al., 2005).

Pemberian 3&5 siklus DSS 3% (w/v) secara oral selama 7 hari dan diikuti

pemberian air distilasi selama 14 hari juga terbukti dapat menyebabkan karsinoma

kolon pada tikus (Okayasu et al., 2002). Ini membuktikan bahwa hanya dengan

respon inflamasi saja dapat menyebabkan terjadinya karsinoma kolon. Selain

pemberian DSS, Azoxymehane (AOM) juga sering digunakan dalam menginduksi

tumor pada kolon distal. Penelitian membuktikan bahwa aktivasi NF&кB dan

TNF&α mengambil peranan yang penting dalam perkembangan kolitis menjadi

(40)

Salah satu penyebab terjadinya IBD adalah hilangnya toleransi terhadap

mikroba yang normal terdapat dalam usus dan aktivasi sistem imunologi pada gut

associated lymphoreticular tissues (GALT). GALT terdiri dari Plaque peyeri

(Peyer’s Patches / PP) dan nodus limfatikus mesenterik (Mesenteric Lymph $odes

/ MLN). PP memiliki lymphoepithelium yang mengandung sel M untuk inisiasi

respon imun terhadap IgA antigen spesifik, yang kemudian akan menginduksi

mukosa untuk mensekresikan IgA antibodi (Spahn et al., 2002; Yamamoto et al.,

2004; Mc Ghee et al., 2005).

Mencit dengan defisien PP yang diinduksi kolitis dengan DSS menunjukkan

derajat penyakit kolitis yang lebih berat daripada mencit normal yang diinduksi

dengan DSS. Mencit yang defisien PP bila diinduksi kolitis dengan DSS akan

menunjukkan derajat clinical score yang lebih parah. Diduga bahwa derajat

keparahan kolitis ini disebabkan oleh hilangnya PP dan MLN yang mungkin

berhubungan dengan hilangnya sel&sel regulator normal seperti sel dendritik yang

ada dalam usus (Spahn et al., 2002).

Dalam banyak penelitian dilaporkan bahwa antioksidan menunjukkan efek

yang menguntungkan dalam kolitis eksperimental (Harputluoğlu et al., 2006).

Salah satu sumber senyawa antioksidan eksogen adalah buah merah yang banyak

dimanfaatkan oleh masyarakat Papua dalam kehidupan sehari&hari. Masyarakat

Papua memanfaatkan buah merah sebagai sumber pangan sehari&hari dan ternyata

memiliki kondisi kesehatan yang lebih baik dibandingkan wilayah lainnya. Buah

merah mengandung banyak zat berkhasiat alami antara lain karotenoid,

beta&karoten, alfa&tokoferol, asam linoleat dan dekanoat, omega&3 dan omega&9

yang dapat berperan sebagai senyawa antioksidan. Testimoni mengenai khasiat

buah merah secara empiris sebagai pengendali beragam penyakit seperti kanker,

hipertensi, dan infeksi telah banyak dilaporkan, namun penelitian baik secara in

vitro maupun secara in vivo belum banyak dilakukan (I Made Budi, 2005).

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Buah Merah

sebanyak 0,1 mL/hari selama 15 hari menyebabkan peningkatan proliferasi

limfosit mencit yang diinokulasi Listeria monocytogenes (Hana et al., 2008).

(41)

menurunkan derajat keparahan penyakit yang ditandai dengan menurunnya

clinical score colitis juga dapat meningkatkan proliferasi limfosit pada mencit

yang diinduksi kolitis dengan DSS (Khiong et al., 2008).

Berdasarkan hal&hal yang telah disebutkan di atas perlu dilakukan penelitian

sebagai upaya untuk mengetahui apakah Buah Merah dapat mengurangi clinical

score pada mencit defisien terhadap PP yang diinduksi kolitis dengan DSS,

dengan mengamati derajat diare dan derajat perdarahan rektum.

1.2 IdentifikasiBMasalah

B

Apakah minyak Buah Merah mengurangi derajat diare dan perdarahan rektum

pada mencit defisiensi PP yang diinduksi kolitis dengan DSS.

1.3 MaksudBdanBTujuan

B

Maksud penelitian adalah untuk melihat peranan Buah Merah dalam

memodulasi sistem imun pada mencit defisiensi PP.

Tujuan penelitian adalah untuk melihat peranan Buah Merah dalam

mengurangi derajat diare dan derajat perdarahan rektum yang diukur dari

penurunan derajat diare dan derajat perdarahan rektum pada mencit defisensi PP

yang diinduksi kolitis dengan DSS.

1.4 ManfaatBPenelitian

B

Manfaat akademis adalah memperluas wawasan pembaca mengenai tanaman

obat asli Indonesia, khususnya buah merah dalam menghambat perkembangan

kolitis mencit yang defisiensi PP.

Manfaat praktis adalah untuk mengeksplorasi potensi buah merah dengan

menilai derajat keparahan/clinical score pada perkembangan kolitis mencit yang

(42)

1.5 KerangkaBPemikiranBdanBHipotesis

1.5.1 KerangkaBPemikiran

B

Ulcerative Colitis (UC) merupakan manifestasi kerusakan DNA dengan

keadaan sel mukosa yang tidak stabil. Kejadian yang berulang akan mengarah ke

perburukan dan menyebabkan displasia epitel dan dapat berkembang menjadi

kanker. UC menunjukkan gejala diare dengan darah yang terkadang berlangsung

berbulan&bulan. UC yang mengenai seluruh bagian kolon selama lebih dari 10

tahun merupakan predisposisi terjadi kanker kolon. Risiko terjadinya kanker 20&

30 kali lipat lebih tinggi dibandingkan kontrol populasi. Insidensi UC di Amerika

mencapai 4&12 / 100.000 jiwa dan mengalami peningkatan pada dekade terakhir.

Oleh karena itu banyak penelitian dilakukan dilakukan untuk mengetahui dan

mencegah kanker pada pasien UC (Papivanova et al., 2008).

Pemberian DSS secara oral pada mencit sudah banyak digunakan untuk

merekapitulasi UC pada manusia, karena pemberian DSS ini menyebabkan reaksi

inflamasi akut dan ulserasi pada seluruh bagian kolon yang juga ditemukan pada

pasien UC. Dengan hanya pemberian 3&5 siklus DSS 3% secara oral selama 7 hari

dan diikuti pemberian air distilasi selama 14 hari juga terbukti dapat

menyebabkan karsinoma kolon pada mencit (Okayasu et al., 2002). Ini

menunjukkan bahwa suatu respon inflamasi dapat menyebabkan kanker kolon.

Pemberian Azoxymethane (AOM) juga sering digunakan untuk menginduksi

tumor pada kolon distal mencit bersamaan dengan pemberian DSS (Papivanova et

al., 2008).

Mekanisme terjadinya kolitis pada mencit yang diinduksi DSS masih belum

sepenuhnya diketahui. Diduga bahwa DSS merusak sel epitel kolon secara

langsung dan menyebabkan gangguan pada barier epitel kolon sehingga monosit&

makrofag pada lamina propia dapat teraktivasi dan makrofag akan

mempresentasikan peptida asing kepada sel T dan kemudian akan disekresikan

(43)

peranan penting pada kolitis yang diinduksi DSS, namun mekanisme pastinya

masih belum sepenuhnya terungkap (Kim et al., 2006).

IBD berasosiasi dengan menurunnya toleransi terhadap flora normal intestinal

dan terjadi aktivasi imun pada gut associated lymphoreticular tissues (GALT).

GALT terdiri dari Plaque peyeri (Peyer’s Patches / PP) dan nodus limfatikus

mesenterikus (Mesenteric Lymph $odes / MLN). PP merupakan folikel limfoid

pada dinding intestinal yang mengandung sel M untuk inisiasi respon imun

terhadap IgA antigen spesifik, yang kemudian akan menginduksi mukosa untuk

mensekresikan IgA antibodi (Spahn et al., 2002; Yamamoto et al., 2004; Mc Ghee

et al., 2005).

Organogenesis PP secara umum terdiri dari 3 tahapan, yaitu: tahap pertama

ditandai dengan ekspresi VCAM&1+ dan ICAM&1+ pada 15,5 hari postcoitus, tahap

kedua ditandai dengan akumulasi IL&7R+ dan atau CD4+ pada 17,5 hari postcoitus,

dan tahap ketiga adalah formasi limfosit yang mengekspresikan CD3 dan B220

pada 18,5 hari postcoitus (Adachi et al., 1997). Dari serangkaian proses

hematopoetik, IL&7Rα+ merupakan sel yang terpenting dalam organogenesis PP.

Maka dari itu injeksi anti& IL&7Rα dapat menghambat perkembangan PP pada

mencit yang bunting (Honda et al., 2001).

Penelitian menunjukkan bahwa mencit dengan defisiensi PP yang diinduksi

kolitis dengan DSS memiliki derajat penyakit kolitis yang lebih berat, luas

ulserasi yang lebih luas, panjang kolon yang lebih pendek, dan penurunan berat

badan yang lebih tinggi. Diduga bahwa derajat keparahan kolitis ini disebabkan

oleh hilangnya PP dan MLN sehingga terjadi kegagalan toleransi yang mungkin

berhubungan dengan hilangnya sel&sel regulator normal seperti sel dendritik yang

ada dalam usus (Spahn et al., 2002).

Patogenesis terjadinya IBD berhubungan dengan disregulasi respon imun

terhadap antigen bakteri yang normal terdapat dalam usus. Akibat aktivasi sistem

imun yang tidak terkontrol ini terjadi produksi reactive oxygen species (ROS)

yang berlebihan. ROS yang berlebihan akan menyebabkan stres oksidatif yang

menyebabkan gangguan stabilitas membran seluler dan kematian sel, yang

(44)

kronik didapatkan ketidakseimbangan mekanisme prooksidan dan antioksidan.

Banyak penelitian menyebutkan bahwa pemberian antioksidan menunjukkan efek

yang menguntungkan dalam mengatasi kolitis eksperimental (Harputluoğlu et al.,

2006).

Salah satu sumber senyawa antioksidan eksogen adalah buah merah yang

banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Papua dalam kehidupan sehari&hari. Buah

merah mengandung banyak zat berkhasiat alami antara lain karotenoid, beta&

karoten, alfa&tokoferol, asam linoleat dan dekanoat, omega&3 dan omega&9 yang

dapat berperan sebagai senyawa antioksidan (I Made Budi, 2005).

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian 0,1 mL minyak buah

merah setiap hari selama 3 minggu ternyata selain dapat menurunkan derajat

clinical score colitis juga dapat meningkatkan proliferasi limfosit pada mencit

yang diinduksi kolitis dengan DSS (Khiong et al, 2008). Penelitian lain juga

menunjukkan bahwa pemberian buah merah dengan dosis 0,1 mL selama 48 hari

terbukti dapat menurunkan ekspresi COX&2 pada mencit yang diinduksi kanker

kolorektal (Khiong et al., 2010).

Berdasarkan hal&hal di atas maka penelitian ini dilakukan untuk memberikan

gambaran mengenai pengaruh Buah Merah dalam memodulasi respon imun

mencit defisien terhadap PP yang diinduksi kolitis dengan DSS.

1.5.2 HipotesisB

Buah merah mengurangi derajat diare pada mencit defisiensi PP yang diinduksi

kolitis dengan DSS.

Buah merah mengurangi derajat perdarahan rektum pada mencit defisiensi PP

yang diinduksi kolitis dengan DSS.

1.6 MetodeBPenelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah prospektif eksperimental

(45)

(RAL). Clinical score diukur berdasarkan penurunan diare dan pendarahan

rektum. Analisis statistik dengan menggunakan uji Krukal Wallis dan akan

dilanjutkan bila diperoleh hasil yang bermakna dengan Mann Withney&U dengan

tingkat kepercayaan 95%.

(46)

1

1.1 LatarBBelakangBB

B

Ulcerative Colitis (UC) adalah penyakit yang termasuk Inflamatory Bowel

Disease (IBD), bersamaan dengan Crohn’s disease (CD). Inflamatory Bowel

Disease (IBD) merupakan suatu keadaan inflamasi kronik akibat kelainan regulasi

sistem imun mukosa yang disebabkan oleh kerentanan genetik, rangsangan flora

usus normal, dan disfungsi barier sel epitel (Kumar et al., 2010). IBD mengenai

1,4 juta orang Amerika dengan onset usia 15&30 tahun (Abraham et al., 2009).

Komplikasi jangka panjang yang sangat tidak diinginkan pada IBD adalah

perkembangan menjadi neoplasia, terutama pada UC yang mengenai seluruh

kolon selama 10 tahun atau lebih (Papivanova et al., 2008). Meskipun insidensi

IBD untuk daerah Asia kecil, namun angka ini telah mengalami kenaikan secara

global (Kumar et al., 2010).

Pemberian DSS secara oral pada mencit telah dilaporkan dapat menginduksi

kolitis akut dan kronik (Dieleman et al., 1998). Gejala dan histopatologis kolon

mencit yang diinduksi kolitis dengan DSS lebih menyerupai UC pada manusia,

dibandingkan dengan kolitis yang diinduksi oleh zat kimiawi lain, dimana hal ini

telah menjadi alat penelitian bagi patogenesis UC dan perkembangan obat&obatan

baru (Zheng et al., 2005).

Pemberian 3&5 siklus DSS 3% (w/v) secara oral selama 7 hari dan diikuti

pemberian air distilasi selama 14 hari juga terbukti dapat menyebabkan karsinoma

kolon pada tikus (Okayasu et al., 2002). Ini membuktikan bahwa hanya dengan

respon inflamasi saja dapat menyebabkan terjadinya karsinoma kolon. Selain

pemberian DSS, Azoxymehane (AOM) juga sering digunakan dalam menginduksi

tumor pada kolon distal. Penelitian membuktikan bahwa aktivasi NF&кB dan

TNF&α mengambil peranan yang penting dalam perkembangan kolitis menjadi

(47)

Salah satu penyebab terjadinya IBD adalah hilangnya toleransi terhadap

mikroba yang normal terdapat dalam usus dan aktivasi sistem imunologi pada gut

associated lymphoreticular tissues (GALT). GALT terdiri dari Plaque peyeri

(Peyer’s Patches / PP) dan nodus limfatikus mesenterik (Mesenteric Lymph $odes

/ MLN). PP memiliki lymphoepithelium yang mengandung sel M untuk inisiasi

respon imun terhadap IgA antigen spesifik, yang kemudian akan menginduksi

mukosa untuk mensekresikan IgA antibodi (Spahn et al., 2002; Yamamoto et al.,

2004; Mc Ghee et al., 2005).

Mencit dengan defisien PP yang diinduksi kolitis dengan DSS menunjukkan

derajat penyakit kolitis yang lebih berat daripada mencit normal yang diinduksi

dengan DSS. Mencit yang defisien PP bila diinduksi kolitis dengan DSS akan

menunjukkan derajat clinical score yang lebih parah. Diduga bahwa derajat

keparahan kolitis ini disebabkan oleh hilangnya PP dan MLN yang mungkin

berhubungan dengan hilangnya sel&sel regulator normal seperti sel dendritik yang

ada dalam usus (Spahn et al., 2002).

Dalam banyak penelitian dilaporkan bahwa antioksidan menunjukkan efek

yang menguntungkan dalam kolitis eksperimental (Harputluoğlu et al., 2006).

Salah satu sumber senyawa antioksidan eksogen adalah buah merah yang banyak

dimanfaatkan oleh masyarakat Papua dalam kehidupan sehari&hari. Masyarakat

Papua memanfaatkan buah merah sebagai sumber pangan sehari&hari dan ternyata

memiliki kondisi kesehatan yang lebih baik dibandingkan wilayah lainnya. Buah

merah mengandung banyak zat berkhasiat alami antara lain karotenoid,

beta&karoten, alfa&tokoferol, asam linoleat dan dekanoat, omega&3 dan omega&9

yang dapat berperan sebagai senyawa antioksidan. Testimoni mengenai khasiat

buah merah secara empiris sebagai pengendali beragam penyakit seperti kanker,

hipertensi, dan infeksi telah banyak dilaporkan, namun penelitian baik secara in

vitro maupun secara in vivo belum banyak dilakukan (I Made Budi, 2005).

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Buah Merah

sebanyak 0,1 mL/hari selama 15 hari menyebabkan peningkatan proliferasi

limfosit mencit yang diinokulasi Listeria monocytogenes (Hana et al., 2008).

(48)

menurunkan derajat keparahan penyakit yang ditandai dengan menurunnya

clinical score colitis juga dapat meningkatkan proliferasi limfosit pada mencit

yang diinduksi kolitis dengan DSS (Khiong et al., 2008).

Berdasarkan hal&hal yang telah disebutkan di atas perlu dilakukan penelitian

sebagai upaya untuk mengetahui apakah Buah Merah dapat mengurangi clinical

score pada mencit defisien terhadap PP yang diinduksi kolitis dengan DSS,

dengan mengamati derajat diare dan derajat perdarahan rektum.

1.2 IdentifikasiBMasalah

B

Apakah minyak Buah Merah mengurangi derajat diare dan perdarahan rektum

pada mencit defisiensi PP yang diinduksi kolitis dengan DSS.

1.3 MaksudBdanBTujuan

B

Maksud penelitian adalah untuk melihat peranan Buah Merah dalam

memodulasi sistem imun pada mencit defisiensi PP.

Tujuan penelitian adalah untuk melihat peranan Buah Merah dalam

mengurangi derajat diare dan derajat perdarahan rektum yang diukur dari

penurunan derajat diare dan derajat perdarahan rektum pada mencit defisensi PP

yang diinduksi kolitis dengan DSS.

1.4 ManfaatBPenelitian

B

Manfaat akademis adalah memperluas wawasan pembaca mengenai tanaman

obat asli Indonesia, khususnya buah merah dalam menghambat perkembangan

kolitis mencit yang defisiensi PP.

Manfaat praktis adalah untuk mengeksplorasi potensi buah merah dengan

menilai derajat keparahan/clinical score pada perkembangan kolitis mencit yang

(49)

1.5 KerangkaBPemikiranBdanBHipotesis

1.5.1 KerangkaBPemikiran

B

Ulcerative Colitis (UC) merupakan manifestasi kerusakan DNA dengan

keadaan sel mukosa yang tidak stabil. Kejadian yang berulang akan mengarah ke

perburukan dan menyebabkan displasia epitel dan dapat berkembang menjadi

kanker. UC menunjukkan gejala diare dengan darah yang terkadang berlangsung

berbulan&bulan. UC yang mengenai seluruh bagian kolon selama lebih dari 10

tahun merupakan predisposisi terjadi kanker kolon. Risiko terjadinya kanker 20&

30 kali lipat lebih tinggi dibandingkan kontrol populasi. Insidensi UC di Amerika

mencapai 4&12 / 100.000 jiwa dan mengalami peningkatan pada dekade terakhir.

Oleh karena itu banyak penelitian dilakukan dilakukan untuk mengetahui dan

mencegah kanker pada pasien UC (Papivanova et al., 2008).

Pemberian DSS secara oral pada mencit sudah banyak digunakan untuk

merekapitulasi UC pada manusia, karena pemberian DSS ini menyebabkan reaksi

inflamasi akut dan ulserasi pada seluruh bagian kolon yang juga ditemukan pada

pasien UC. Dengan hanya pemberian 3&5 siklus DSS 3% secara oral selama 7 hari

dan diikuti pemberian air distilasi selama 14 hari juga terbukti dapat

menyebabkan karsinoma kolon pada mencit (Okayasu et al., 2002). Ini

menunjukkan bahwa suatu respon inflamasi dapat menyebabkan kanker kolon.

Pemberian Azoxymethane (AOM) juga sering digunakan untuk menginduksi

tumor pada kolon distal mencit bersamaan dengan pemberian DSS (Papivanova et

al., 2008).

Mekanisme terjadinya kolitis pada mencit yang diinduksi DSS masih belum

sepenuhnya diketahui. Diduga bahwa DSS merusak sel epitel kolon secara

langsung dan menyebabkan gangguan pada barier epitel kolon sehingga monosit&

makrofag pada lamina propia dapat teraktivasi dan makrofag akan

mempresentasikan peptida asing kepada sel T dan kemudian akan disekresikan

(50)

peranan penting pada kolitis yang diinduksi DSS, namun mekanisme pastinya

Referensi

Dokumen terkait

Harapan pasien pada pelayanan administrasi pasien tidak menunggu lama (5- 10 menit) tetapi pada kenyataanya 36,7% pasien menyatakan kurang puas. Waktu tunggu pasien

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai persepsi tidak setuju terhadap waktu antrian lebih banyak terdapat pada responden

Sistem yang memberikan pembelajaran bahasa isyarat (SIBI) dengan menggunakan metode komunikasi total dan berbasis video akan lebih mampu untuk menjelaskan deskripsi dari

This is a comparative study, the researcher compared both the subjects and identified strategy used in every line. This study mainly focused on

Misalkan kedua orangtua adalah figur yang sama baik di mata anak, anak akan tidak enak hati bila harus memilih salah satu dari agama yang dianut

[r]

bagaimana kelompok dan identitas seni tersebut terbentuk yang akan diaplikasikan ke ranah globalisasi untuk menghadapi penggerusan budaya yang ada, untuk berusaha

Variasi nilai MAR yang diperoleh pada tiap-tiap limbah cair rumah sakit disebabkan oleh banyak faktor, antara lain keberadaan pasien kolera pada rumah