• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PENGAWASAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KAB. BANDUNG : Studi Deskriptif pada Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) di Kementerian Agama Kab. Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN PENGAWASAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KAB. BANDUNG : Studi Deskriptif pada Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) di Kementerian Agama Kab. Bandung."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PENGAWASAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN BANDUNG (Studi Deskriptif di Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) Kementerian

Agama Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Wina Rosmelawati 0901113

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2013

(2)

MANAJEMEN PENGAWASAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN BANDUNG (Studi Deskriptif di Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) Kementerian

Agama Kabupaten Bandung)

Oleh

Wina Rosmelawati

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial

© Wina Rosmelawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Skripsi ini tidak boleh diperbanyak

seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI WINA ROSMELAWATI

(0901113)

MANAJEMEN PENGAWASAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI

KABUPATEN BANDUNG

(Studi Deskriptif di Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) Kementerian Agama Kabupaten Bandung)

Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing : Pembimbing I

Dr. H. Abas Asyafah, M.Pd. NIP. 19581016 198601 1 003

Pembimbing II

Agus Fakhruddin, S.Pd, M.Pd. NIP. 19760817 200501 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi ini telah diuji pada:

Hari/Tanggal : Juni 2013

Tempat : Gedung FPIPS UPI

Panitia Ujian :

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag. NIP. 19570303 198803 1 001

3. Penguji :

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag. NIP. 19570303 198803 1 001

Dr. Edi Suresman, S.Pd., M.Ag. NIP. 1960 1124 198803 1 001

(5)

ABSTRAK

MANAJEMEN PENGAWASAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KAB. BANDUNG (Studi Deskriptif pada Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) di

Kementerian Agama Kab. Bandung ) Oleh

Wina Rosmelawati (0901113)

Manajemen merupakan suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Manajemen menjadikan alat/media suatu kegiatan untuk mencapai keberhasilan yang ditargetkan. Manajemen pengawasan bertujuan untuk mengungkapkan upaya-upaya yang dilakukan oleh pengawas terhadap Guru PAI dalam meningkatkan kualitas PAI yang dilaksanakan di Sekolah sehingga dapat diketahui kondisi saat ini mengenai pelaksanaan PAI. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pertimbangan penggunaan metode ini adalah untuk mendeskripsikan secara realitas mengenai manjemen pengawasan PAI SMP di Kab. Bandung yang dilaksanakan oleh Pokjawas.

Berdasarkan data penelitian diperoleh gambaran mengenai Manajemen Pengawas PAI SMP di Kab. Bandung yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) meliputi Perencanaan program dibuat berdasarkan penyusunan program yang matang dan sebagai tugas pokok pengawas didasari evaluasi hasil program sebelumnya. Program yang ada terdiri dari perencanaan program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang di dokumenkan dalam program tahunan, program semester dan program bulanan. Disosialisasikan awal tahun ajaran dengan persiapan melalui pemberitahuan sebelumnya kepada stakeholder kepala sekolah atau Guru PAI yang bersangkutan. Pengorganisasian dimulai dari perekruitan pengawas yang dilakukan oleh pimpinan wilayah, pengawas melakukan pengawasan melalui Surat Keputusan Pimpinan wilayah, pengawas di dalam bekerja selalu melakukan koordinasi dengan pengawas lainnya setiap bulan pada tanggal 17. Pengawas dalam kinerjanya berdasarkan Permenag Nomor 21 tahun 2010 tentang pengangkatan dalam jabatan fungsional pengawas sekolah. Pelaksanaan pengawasan meliputi 8 standar nasional pendidikan yang diawasi adalah Guru Pendidikan Agama Islam dengan pengawasan tergantung dari permasalahan guru tersebut misalkan Guru yang malas atau kurang profesional dilakukan melalui pembinaan pemberian materi dan instrument isian. Evaluasi pengawasan memberi rekomendasi dan penyampaian usulan kepada instansi dari hasil temuan pengawasan dan dibuat laporan bulanan serta laporan tahunan.

(6)

ABSTRACT

SUPERVISION MANAGEMENT OF ISLAMIC EDUCATION PROGRAM IN JUNIOR HIGH SCHOOL OF BANDUNG REGENCY

(DESCRIPTIVE STUDY TOWARD THE POKJAWAS IN THE MINISTRY OF RELIGION)

by

Wina Rosmelawati (0901113)

Management is a process of using resources effectively to achieve the goals or objectives that include: planning, organizing, practicing and evaluating. Management makes all tools or media to achieve success that has been targeting. The monitoring management aimed to supervising to reveal all of the efforts that have been made to improve the quality of Islamic Education held by the Islamic

Religion teacher’s supervisors, so we are able to know the recent condition about

the Islamic Religion teaching program at schools.

In this research, I use the qualitative approach with descriptive method in order to describe the reality of the supervisory management toward the Islamic Education program in Junior High School in Bandung regency held by Pokjawas (Working Group supervisors).

Based on my research, we can see the supervisory activities that showed how the planning was design based on the evaluation from the result of the previous programs. The existing programs are planning about the short term programs, middle term and the long term programs. All of those programs have been implemented in yearly program, six monthly programs and monthly programs. Those programs are socialized to the teachers and all stakeholders before the academic year is started. The organizing activities started with the recruitment of supervisors done by the area manager, these supervisors do the supervision

through the Area Manager’s Decision Letter, these supervisors are always

communicate their activities with the other member on the seventeenth day in every month. The Government rules, through the Ministry of Religion affair (Permenag No.20/ 2010) become the guidance in their activities, especially about their staff recruitment. These supervision activities include eight standards in National Education System that monitors the performance of our Islamic Religion Teachers. All teachers who are not professional, who are lazy are given the

training materials or writing test or any other form of evaluation. Teacher’s

performance reports are made based on that evaluation.

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

ABSTRACT ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

KATA PENGANTAR ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

UCAPAN TERIMA KASIH ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

DAFTAR ISI 1

DAFTAR BAGAN 3

DAFTAR TABEL 4

DAFTAR LAMPIRAN 5

BAB PENDAHULUAN ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Struktur Organisasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB MANAJEMEN PENGAWASAN PENDIDIKAN AGAMA ISL M

SEKOLAH MENENGAH PERTAMAERROR! BOOKMARK NOT

DEFINED.

A. Manajemen Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Manajemen Error! Bookmark not defined.

2. Pengertian Manajemen Pendidikan Error! Bookmark not defined.

3. Tujuan Manajemen Pendidikan Error! Bookmark not defined.

4. Fungsi Manajemen Pendidikan Error! Bookmark not defined.

5. Prinsip Manajemen Pendidikan Error! Bookmark not defined.

B. Pengawasan ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Pengawasan Error! Bookmark not defined.

2. Tujuan Pengawasan Error! Bookmark not defined.

3. Fungsi Pengawasan Error! Bookmark not defined.

4. Prinsip Pengawasan Error! Bookmark not defined.

C. Manajemen Pengawasan ... Error! Bookmark not defined.

1. Perencanaan Pengawasan Error! Bookmark not defined.

(8)

4. Evaluasi Pengawasan Error! Bookmark not defined. D. Pendidikan Agama Isl m pada Jenjang Sekolah Menengah PertamaError! Bookmark not

defined.

1. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islām Error! Bookmark not defined.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islām Error! Bookmark not defined.

3. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Agama Islām Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIANERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

A. Metode dan Pendekatan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Lokasi Penelitian Error! Bookmark not defined.

2. Subjek Penelitian Error! Bookmark not defined.

C. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.

E. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

F. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

G. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

A. GAMBARAN UMUM ... Error! Bookmark not defined.

1. Lokasi Penelitian Error! Bookmark not defined.

2. Pengawas Pendidikan Agama Islām Error! Bookmark not defined.

3. Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) Error! Bookmark not defined.

B. PEMAPARAN DATA HASIL PENELITIAN MANAJEMEN PENGAWASAN PENDIDIKAN AGAMA ISL M SMP DI KAB BANDUNG .. Error! Bookmark not defined.

1. Perencanaan Pengawasan Pendidikan Agama Islām Error! Bookmark not defined.

2. Pengorganisasian Pengawasan Pendidikan Agama Islām Error! Bookmark not defined.

3. Pelaksanaan Pengawasan Pendidikan Agama Islām Error! Bookmark not defined.

4. Evaluasi Pengawasan Pendidikan Agama Islām Error! Bookmark not defined.

C.PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN MANAJEMEN PENGAWASAN PENDIDIKAN AGAMA ISL M SMP DI KAB BANDUNG .. Error! Bookmark not defined.

a. Perencanaan Pengawasan PAI SMP di Kab. Bandung Error! Bookmark not defined.

b. Pengorganisasian Pengawasan Pendidikan Agama Islām Error! Bookmark not defined.

c. Pelaksanaan Pengawasan Pendidikan Agama Islām Error! Bookmark not defined.

(9)

e. Analisis Kekurangan dan Kelebihan Pelaksanaan Program Pengawasan di Kab. Bandung

Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASIERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

A. KESIMPULAN ... Error! Bookmark not defined.

B. REKOMENDASI ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

DAFTAR BAGAN

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel. 4.1. :Susunan Pengurus Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) periode 2011-2013………..……...……66 Tabel. 4.2. : Program Pembinaan Supervisi Akademik………...71 Tabel. 4.3. : Program Pembinaan Supervisi Manajerial………..72 Tabel. 4.4. : Program Pemantauan………...….………...74 Tabel. 4.5. : Program Khusus Pengawas………...………...75 Tabel. 4.6. : Perencanaan Program Jangka Menengah Semester I…………..76 Tabel. 4.7. : Perencanaan Program Jangka Menengah Semester II……..…...78 Tabel. 4.8. : Rencana Kepengawasan Manajerial (RKM).………...80 Tabel. 4.9. : Rencana Kepengawasan Akademis (RKA).………...81 Tabel. 4.10. : Masalah- masalah yang ditemukan dalam pengawasan………...98 Tabel. 4.11. : Analisis Perencanaan Program Pengawasan……….106 Tabel 4.12. : Analisis Perencanaan dan Pelakasanaan Pokjawas Kemenag Kab

Bandung……….………..………111

Tabel.4.13. : Analisis Evaluasi Pengawasan..………..………...113 table. 4. 14. : Analisis Kekurangan dan Kelebihan Program Pengawasan di Kab

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran. 1 Surat Izin Pra penelitian dari UPI

Lampiran. 2 Surat Izin Mengadakan Penelitian dari UPI

Lampiran. 3 Surat Telah Selesei Melakukan Penelitian dari Pokjawas Lampiran. 4 Instrumen

Lampiran. 5 Kategorisasi dan Koding Data Lampiran. 6 Pedoman Dokumentasi Lampiran. 7 Pedoman Wawancara

Lampiran. 8 Hasil Wawancara Responden 1 Lampiran. 9 Hasil Wawancara Responden 2

Lampiran. 10 Hasil Observasi di Mts Al-Hidayah Cikancung Lampiran. 11 Hasil Observasi di SMP Negeri 1 Cicalengka Lampiran. 12 Hasil Dokumen

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Manusia terlahir dengan fitrahnya yang mempunyai daya nalar dan daya pikir, sehingga manusia dikatakan makhluk yang paling istimewa di antara makhluk lain yang diciptakan oleh Allāh SWT. Oleh karena itu untuk maju dan berkembang manusia harus menjalani proses kehidupannya yang bermakna yaitu dengan manusia membutuhkan pendidikan.

Manusia yang berilmu, ia dapat membedakan antara yang benar dan yang salah. Manusia yang berbudi pekerti, ia tidak suka merampas dan mengambil hak orang lain tanpa izin. Manusia yang berakal, berbahasa dan berbudaya dalam pergaulannya, ia dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dan lingkungannya. Akan tetapi terkadang ia lupa dan tidak selalu ada dalam kebenaran. Untuk itu hanya dengan pendidikan manusia bisa mempertahankan fitrahnya tersebut. Sebagaimana Danim (2002 : 3) mengemukakan bahwa :

Proses memanusiakan manusia agar dia secara riel menjadi manusia dalam makna mampu menjalankan tugas pokok dan fungsi secara penuh sebagai pemegang mandat Illāhiat dan kultural. Mandat Illāhiat merujuk pada hubungan manusia dengan Tuhannya, berikut perilaku yang dikehendaki di dalamnya. Mandat kultural mengandung makna sebagai insan berbudaya, manusia berinteraksi secara arif dan bijaksana dengan manusia dan lingkungannya.

(13)

2

Ketika dirasakan pendidikan pun sebagai kebutuhan yang penting tiada terbatas ukurannya, dan sasarannya dari berbagai kalangan berhak mendapatkan pendidikan, dan harus menentukan tujuan yang ingin dicapai bagi pelaku yang mendapatkan pendidikan dengan arahan atau petunjuk untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan dasar kebutuhan pendidikan ternyata masih luas cakupannya karena perkembangan zaman dengan berbagai kebutuhan yang berbeda dan permasalahan-permasalahan yang membutuhkan pemecahan masalahnya maka pendidikan pun dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan potensi manusia itu sendiri.

Dan tidak semua pelaksana pendidikan dapat mengemban tugas dan fungsi pendidikan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, diperlukan penataan ulang konsep pendidikan yang ditawarkan sehingga lebih berperan bagi pengemban manusia yang berkualitas, tanpa menghilangkan nilai-nilai fitrah manusia yang dimiliki.

Penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islām, memerlukan Pendidikan Islāmi sebagai kebutuhan membenahi kualitas hidup manusia itu agar menjadi lebih baik. Sebagaimana Ramayulis (2010 : 12) menyatakan bahwa “Dengan pendidikan Islām manusia sebagai khālifah tidak akan berbuat sesuatu yang mencerminkan kemungkaran kepada Allah, dan bahkan ia berusaha agar segala aktifitasnya sebagai khalifah harus dilaksanakan dalam rangka „ubūdiyah kepada Allah SWT”.

(14)

3

Berangkat dari konsep pendidikan Islām sekarang ini pendidikan Islām masuk dalam kurikulum sekolah yang dinamakan dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islām (PAI). Menurut Syahidin (2009:1) bahwa “Mata pelajaran PAI merupakan mata pelajaran wajib di sekolah umum sejak TK sampai Perguruan tinggi, kurikulum PAI dirancang secara khusus sesuai dengan situasi kondisi dan penjenjangan pendidikan Islām secara utuh”.

Sebagaimana Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 30 bahwa :

Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal (Depdiknas : 2003).

Menurut Panduan Pengawas PAI untuk di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada prinsipnya memiliki tujuan yang sama, yaitu:

1. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islām sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;

2. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, disiplin, toleran (tasāmuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama (religious culture) dalam komunitas sekolah (Girmono : 2012).

(15)

4

antara lain pendidikan agama" termasuk PAI salah satunya (Depdiknas : 2003).

PAI dilaksanakan untuk mengembangkan potensi keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia. Akan tetapi dalam pelaksanaannya PAI di sekolah kurang sesuai dengan ketercapaian tujuan menurut konsep Islām, yang ada kebanyakan PAI dilaksanakan hanya memenuhi ketercapaian terlaksananya jadwal mata pelajaran PAI serta kurang memperhatikan tujuan konsep Islām yang telah di rumuskan. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Mochtar Buchori (Muhaimin, 2008: 88) bahwa :

Kurang berhasilnya PAI di sekolah ini di antaranya disebabkan karena praktek pendidikannya hanya memperhatikan aspek kognitif semata dari pertumbuhan kesadaran nilai-nilai (agama), dan mengabaikan pembinaan aspek Afektif dan konatif-volutif, yakni kemauan dan tekad untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama.

Dengan mencermati kutipan tersebut, nampaknya perlu ada manajer PAI untuk melakukan pengawasan terhadap setiap guru PAI agar mencermati apa yang disampaikan terhadap peserta didik dan meluruskan apabila ada kesalahan dalam pelaksanaan PAI di sekolah. Aturan atau tata tertib pelaksanaan PAI haruslah dilaksanakan dengan baik, agar mencapai tujuan yang diinginkan dengan melaksanakan proses yang sedang berjalan dan yang akan dikembangkan.

Dewasa ini dunia pendidikan selalu mengalami perubahan dan inovasi yang lebih baik, seperti saat ini terdengar dan masih merangkak dalam perkembangannya yaitu tentang manajemen pendidikan yang diadopsi dari dunia bisnis, manajemen dianggap bisa menyelesaikan tata tertib yang administratif.

(16)

5

Pendidikan yang baik merupakan tolak ukur bagi sebuah bangsa dan negara dalam hal kemajuan yang dicapai, tidak terkecuali dalam pendidikan Islām. Dalam ajaran Islām, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, teratur atau tidak boleh dilakukan dengan asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran Islām. (Didin dan Hendri : 2003)

Manajemen dalam pendidikan itu sangat penting, terutama dalam lembaga pendidikan Islām. Lembaga pendidikan Islām harus mampu menciptakan bagaimana pelaksanaan manajemen pendidikan yang efektif dan efisien. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pengelola lembaga pendidikan Islām harus mampu memanfaatkan setiap sumber yang tersedia sesuai dengan perencanaannya. Pendidikan dalam Islām sudah semestinya dikelola dengan sebaik-baiknya. Manajemen pendidikan Islām merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas kehidupan umat dari keterbelakangan, baik secara moral, materi, dan spiritual ( Farhansyandad : 2009).

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Marno dan Supriyatno (2008 : 6) bahwa:

Manajemen Pendidikan Islām menjadi sangat urgent ketika melihat realitas lembaga-lembaga pendidikan Islām dihadapkan dengan tantangan yang berkembang di Masyarakat. Begitupun menurut beberapa pengamat, sebagian besar lembaga pendidikan Islām masih menghadapi problem internal kelembagaan sementara tantangan yang dihadapi semakin berat. Problem internal kelembagaan yang dirasakan oleh lembaga-lembaga pendidikan Islām, meliputi seluruh sistem kependidikannya, terutama system manajemen dan etos kerja, kualitas dan kuantitas guru, kurikulum, dan sarana fisik dan fasilitasnya.

Untuk itu sejauhmana para pengelola menerapkan manajemen pendidikan sehingga mendapatkan hasil yang diharapkan.

(17)

6

Dalam konteks ini, pengawasan merupakan terjemahan langsung dari istilah controlling dan bukan terjemahan dari tema supervisi semata, karena sesungguhnya pelaksanaan supervisi merupakan salah satu bagian kecil dalam kegiatan controlling. Hal ini juga dikuatkan oleh PP Nomor 19 tahun 2005 pasal 23 yang menyebutkan bahwa “Pengawasan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (3) adalah meliputi: pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan” (Arikunto : 2004).

Pentingnya pengelolaan pengawasan saat ini harus ditingkatkan untuk mengantisipasi maraknya problem pendidikan yang akan mengurangi kualitas pendidikan itu sendiri, seperti kasus pendidikan ini yang ditemukan dan telah disebarkan oleh salah satu media cetak yaitu koran Harian Pikiran Rakyat Kamis, 3 Januari, 2013 dengan judul PAK Guru Kota Bandung Banyak yang Palsu bahwa :

Penetapan Angka Kredit (PAK) guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) golongan 4A ke atas periode Oktober 2012 banyak yang palsu. "PAK ini sebagai bukti penilaian kinerja guru yang dijadikan bahan untuk kenaikan pangkat. Kalau golongan 4A ke bawah dinilai tim penilai angka kredit di Dinas Pendidikan kota/kabupaten. Jika dilihat adanya PAK asli tapi palsu seperti ini bukan hanya di gurunya sendiri tapi juga pada pelaksanaan penilaian PAK. Berarti ada oknum lain diluar guru yang juga ikut terlibat. Akan tetapi masih belum diketahui oknum lain diluar guru itu darimana apakah dari Kemendikbud, dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Jabar ataukah dari Dinas Pendidikan Kota Bandung? "BKD itu administratif menerima kenaikan pangkat guru, diantaranya PAK yang ditandatangani oleh pejabat berwenang . Kami tidak tahu tanda-tandanya yang asli dan palsu apa dari sisi administratif. Kami sulit mendeteksi mana PAK asli atau palsu, kecuali kami diberitahu Kemendikbud ciri-ciri yang asli dan palsu seperti apa (Evi Saleha : 2013).

(18)

7

Sejauh ini ketika peneliti melakukan Survei pendahuluan pada hari Jum‟at tanggal 1 Februari 2013 ditemukan bahwa pada Pengawas Sekolah Menengah Pertama merupakan tenaga kependidikan yang dalam strukturnya berada pada tingkat kabupaten, ia menangani atau mengawasi beberapa sekolah sesuai dengan wilayah yang diberikan kepadanya. Pengawas PAI pada sekolah adalah Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional pengawas PAI yang tugas, tanggungjawab, dan wewenangnya melakukan pengawasan penyelenggaraan PAI pada Sekolah.

Dalam kepengawasan PAI berada dalam jajaran kementrian Agama Islām dan dikenal sebagai Pokjawas yaitu Kelompok Kerja Pengawas, wadah kegiatan pembinaan profesi untuk meningkatkan hubungan kerjasama secara koordinatif dan fungsional antar pengawas di lingkungan Kementrian Agama. Survei peneliti juga bahwa pengawas di tingkat kabupaten ini hanya dilakukan oleh beberapa orang tidak lebih dari sepuluh orang pengawas yang berada dalam jajaran pokjawas sehingga menjadi pertanyaan bagaimana melakukan pengawasan guru PAI di Kab Bandung dan menerapkan manajemen pengawasan terhadap guru PAI agar tanggung jawabnya sebagai guru terlaksana dengan baik.

Untuk itu peneliti mengajukan judul penelitian “Manajemen Pengawasan Pendidikan Agama Islām Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Bandung (Studi Deskriptif di Kelompok Kerja Pengawas (Pokjakwas) Kementrian Agama Kabupaten Bandung)”.

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

Permasalahan yang ada disini adalah bagaimana penerapan manajemen pengawasan pendidikan agama Islām yang dilakukan oleh kelompok kerja pengawas (Pokjawas) terhadap guru PAI Sekolah Menengah Pertama sehingga menjadikan guru PAI yang profesional.

(19)

8

Berdasarkan masalah umum tersebut dapat dirinci kepada beberapa pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana Perencanaan Pengawasan PAI SMP di Kabupaten Bandung ? 2. Bagaimana Pengorganisasian Pengawasan PAI SMP di Kabupaten

Bandung?

3. Bagaimana Pelaksanaan Pengawasan PAI SMP di Kabupaten Bandung ? 4. Bagaimana Evaluasi Pengawasan PAI SMP di Kabupaten Bandung ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan pokok dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tujuan Umum: Untuk mengetahui peranan manajemen lembaga pendidikan Islām tertinggi dalam pengembangan kualitas PAI.

Tujuan khusus :

1. Untuk mengidentifikasi Perencanaan Pengawasan PAI SMP di Kabupaten Bandung

2. Untuk mengidentifikasi Pengorganisasian Pengawasan PAI SMP di Kabupaten Bandung

3. Untuk memperoleh gambaran Pelaksanaan Pengawasan PAI SMP di Kabupaten Bandung

4. Untuk memperoleh gambaran Evaluasi Pengawasan PAI SMP di Kabupaten Bandung

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan memperkaya teori Manajemen Pendidikan Agama Islām dan dapat menjadi model manjemen terhadap lembaga yang lainnya.

(20)

9

1. Bagi Pendidik PAI

Dapat menambah cakrawala pandangan dan pengetahuan tentang manajemen pengawasan Pendidikan Agama Islām.

2. Bagi Pokjawas (Kelompok Kerja Pengawas) PAI

Mampu memberikan gambaran secara objektif tentang manajemen pengawasan PAI yang diterapkan di Pokjawas

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat meneliti yang tidak hanya meneliti manajemen dalam bidang pengawasan akan tetapi mencakup seluruh aspek manajemen pendidikan.

4. Untuk UPI khususnya Prodi IPAI

Diharapkan mampu memberikan Informasi dan punya dokumentasi tentang manajemen pengawasan Pendidikan Agama Islām yang dapat dijadikan referensi lembaga-lembaga pendidikan lainnya

E. Struktur Organisasi Penelitian

Adapun sistematika dalam penulisan skripsi. Peneliti akan menyusun dalam lima Bab. Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian pustaka, Bab III Metode dan Prosedur Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Bab V Kesimpulan dan Saran

BAB I, Pendahuluan memaparkan beberapa alasan mengapa masalah tersebut penting untuk diteliti. Pendahuluan meliputi Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat/Signifikasi Penelitian, dan Struktur Organisasi Penelitian.

BAB II, Kajian Pustaka Peneliti memaparkan mengenai Manjemen Pengawasan Pendidikan Agama Islām, meliputi Manajemen Pendidikan, Manajemen Pengawasan dan Pendidikan Agama Islām Sekolah Menengah Pertama.

(21)

10

Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data

BAB IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang peneliti memaparkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan menganalisis hasil penelitian dengan cara menghadirkan beberapa teori sesuai data yang diperoleh. Bab IV, meliputi Gambaran Umum tentang Lokasi Penelitian, Pengawas Pendidikan Agama Islām dan Kelompok Kerja Pengawas Islām. Pemaparan Data Hasil Penelitian tentang perencanaan pengawasan, pengorganisasian pengawasan, pelaksanaan pengawasan dan cara mengevaluasi pengawasan. Pembahasan Data Hasil penelitian tentang Manajemen Pengawasan Pendidikan Agama Islām SMP di Kab. Bandung meliputi analisis perencanaan pengawasan, analisis pengorganisasian pengawasan, analisis pelaksanaan pengawasan dan analisis cara mengevaluasi pengawasan.

(22)

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Dalam kegiatan penelitian, metode diperlukan untuk mengarahkan penelitian agar mencapai tujuan secara efektif. Penelitian dapat dikatakan efektif apabila kriteria mutu penelitian terpenuhi yaitu, ilmiah, logis, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sebagaimana Sukmadinata (2011 : 52) Bahwa :“Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”.

Metode yang peneliti gunakan yaitu melalui pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dimaksudkan untuk mengungkapkan dan memahami kenyataan-kenyataan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya mengungkapkan kajian tentang manjemen pengawasan PAI SMP di kabupaten Bandung.

Sebagaimana Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007: 4) bahwa :

“Mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Untuk itu dalam penelitan ini, maka peneliti menempuh beberapa langkah, adapun langkah-langkah tersebut mulai dari persiapan, pengamatan, pengumpulan, penganalisaan dan penafsiran data.

B. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

(23)

51

Kabupaten Bandung Jalan Adipati Agung No. 42 Baleendah Telp. 0225940821.

2. Subjek Penelitian

Penelitian kualitatif diperlukan data-data atau informasi dari berbagai sumber yang dapat memberikan informasi sesuai dengan tujuan dari penelitian. Untuk itu harus ditentukan subjek penelitian yang dapat dijadikan sumber informasi tersebut hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2005 : 53) menyatakan bahwa :

Dalam penellitian kualitatif, teknik sampling yang sering di gunakan adalah purposive sampling, dan snowball sampling. Bahwa, Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi social yang diteliti.

Dengan demikian pada penelitian ini, subjek penelitian dipilih secara purposive bertalian dengan purposive atau tujuan tertentu seperti halnya Moleong (2007: 224) bahwa : “Pada penelitian kualitatif tidak ada sampling acak tetapi sampel bertujuan (purposive sample). Untuk itu pengambilan sampel sumber data pada saat ini peneliti mengambil 2 responden dengan menimbang kriteria inklusif yaitu diharapkan pengawas bersedia menjadi responden dan telah lama berpengalaman di dunia pendidikan khususnya PAI sehingga menjadi pengawas lebih dari satu tahun jabatannya.

Berdasarkan uraian di atas maka yang dijadikan sebagai subjek penelitian dalam penelitian ini adalah pengawas guru PAI Sekolah Menengah Pertama yang tergabung dalam kelompok kerja pengawas (Pokjawas) di Kementerian Agama Kabupaten Bandung.

C. Desain Penelitian

(24)

52

Dalam penelitian ini mendeskripsikan tentang manajemen pengawasan, pengawasan yang dilakukan dalam bidang pendidikan ada beberapa orang yang berperan sebagai pengawas akan tetapi dalam penelitian ini di fokuskan kepada pokjawas yaitu kelompok kerja pengawas PAI yang berada di kementerian agama kabupaten Bandung.

Sebagaimana Sukmadinata, (2011: 99) mengemukakan bahwa : “Penelitian kualitatif menggunakan desain penelitian studi kasus dalam arti penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan ingin dipaham secara mendalam, dengan mengabaikan fenomena-fenomena yang lainnya”. Untuk itu ada beberapa tahapan rencana penelitian untuk mengggambarkan manajamen pengawasan PAI SMP di kabupaten Bandung yaitu :

1. Tahap Pra penelitian

Pada Tahap ini, peneliti mencoba menyusun rancangan penelitian terlebih dahulu dengan melakukan pra penelitian ke Pokjawas Kab. Bandung yang bertempat di Jl. Adipati Agung 42 Baleendah dengan maksud untuk mengetahui terlebih dahulu kondisi umum dari tempat tersebut. Hal ini dilakukan guna mendapatkan data umum tentang pokjawas dan konsolidasi dengan orang-orang yang berperan di pokjawas dan dijadikan data dan informasi awal.

2. Tahap Pelaksanaan penelitian

(25)

53

Tujuan wawancara ini untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan menjawab permasalahan yang dihadapi yang tidak dapat penulis ketahui melalui observasi. Setiap selesai mengadakan wawancara dan observasi peneliti menuliskan kembali data-data yang terkumpul ke dalam catatan lapangan, dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data secara detail. Data yang diperoleh dengan suatu metode wawancara dilengkapi, diperkuat dan disempurnakan dengan penggunaan lain seperti observasi dan studi dokumenter. Penelitian kualitatif didasarkan atas asumsi bahwa data dapat dilengkapi dan disempurnakan sepanjang proses penelitian.

3. Tahap Analisis Data

Peneliti menganalisis tentang keberadaan pengawasan guru PAI yang ternyata dilaksanakan oleh Pokjawas, selanjutnya dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah pengumpulan selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisi terasa belum memuaskan, maka peneliti melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Begitupun pengumpulan data dari hasil observasi untuk penyempurnaan datanya dibantu dengan catatan kaki sewaktu observasi di lapangan.

Setelah data terkumpul maka diklasifikasikan data-data tersebut kemudian dihasilkan menjadi sebuah tema dan jawaban dari permasalahan

peneleitian dengan mencapai tujuan umumnya dan tujuan khususnya.

D. Definisi Operasional

Supaya tidak terjadi perbedaan persepsi maka akan dijelaskan beberapa istilah yang menjadi variabel penelitian ini, definisi operasional variabel penelitian yang dimaksud dari Manajemen Pengawasan Pendidikan Agama

(26)

54

1. Manajemen menurut George R. Terry (Engkoswara dan Komariah, 2011: 87) mendefinisikan bahwa : Management is distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and other resources. Definisi tersebut melihat manajemen sebagai suatu proses yang jelas terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengendalian yang dilaksanakan untuk menentukan serta melaksanakan sasaran/tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan sumber daya dan sumber yang lainnya.

2. Pengawas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 104)

mengemukakan bahwa : “Orang yang mengawasi; mengawasi ialah

melihat dan memperhatikan (tingkah laku orang) mengamat-amati dan menjaga baik-baik, mengontrol.; pengawasan ialah penilikan dan penjagaan, penilikan dan pengarahan kebijakan jalannya perusahaan”. Dalam penelitian ini pengawasan yang dimaksud fungsi yang berhubungan dengan pemantauan, pengamatan, pembinaan, dan pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan lembaga pendidikan”.

3. Pendidikan Agama Islām (PAI) menurut Mudjib dan Mudzakir (2008 : 27)

mengemukakan bahwa :pendidikan Islām dapat dirumuskan dari istilah

seperti Tarbiyah, ta’līm, ta’dīb, dan Riyaȡah maka Pendidikan Islām dapat dirumuskan “Proses transinternalisasi pengetahuan dan nilai Islām kepada Peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan, dan pengembangan potensinya, guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan di akhirat”. Dan Menurut Daradjat (2004 : 86) menjelaskan bahwa : PAI ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahamidan mengamalkan ajaran agama Islām serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).

(27)

55

belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran pada jenjang pendidikan formal setelah pendidikan dasar.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Menurut Nasution (Sugiyono, 2012: 223) mengemukakan bahwa : Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. lain hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya. Peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi peneliti

b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

c. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrument berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia

d. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita

(28)

56

f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan

g. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi agar dapat diolah data secara statistic, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak dihiraukan. Dengan manusia sebagai insrumen, respon yang aneh, yang menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain daripada yang lain, bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.

Di samping penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, Maka dari itu peneliti mengklasifikasikan bahan-bahan data yang dibutuhkan seperti aspek yang diteliti, rincian data, teknik pengumpulan data dan sumberdata terutama pada wawancara, peneliti akan menyiapkan pedoman wawancara sebagai salah satu instrumen yang digunakan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penalitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting kondisi yang alamiah, sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta/parsipatif, wawancara mendalam dan dokumentasi untuk itui teknik pengumpulan data yang akan digunakan peneliti adalah :

1. Observasi atau pengamatan

(29)

57

kegiatan yang berlangsung. Sebagaiman Sugiyono (2012: 227) mengemukakan bahwa salah satu dari klasifikasi observasi terdapat :

Observasi parsipatif , dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

Seperti yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi paripatif dimana peneliti mengikuti jalan pelaksanaannya pengawasan terhadap sekolah menengah pertama yang berada di kabupaten bandung yang dilakukan oleh salah satu responden dengan memaparkan peristiwa yang terjadi pada tekniknya peneliti menyiapkan catatan kaki sebagai bukti penelitian.

2. Wawancara atau interviu (interview)

Wawancara atau interviu (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak dilakukan dalam penelitian deskriptif kualitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual. Jadi dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpetasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.

Pelaksanaan teknik wawancaranya yaitu dengan wawancara terstruktur dengan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan dan wawancara tidak terstruktur, peneliti akan bebas melakukannya sewaktu-waktu ada data yang kurang dan mempertanyakan kembali atas jawaban yang tidak dimengerti oleh peneliti.

3. Analisis dokumen

(30)

58

digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen dapat mengungkapkan bagaimana subjek mendefinisikan dirinya sendiri, lingkungan, dan situasi yang dihadapinya pada suatu saat, dan bagaimana kaitan antara definisi diri tersebut dalam hubungan dengan orang-orang disekelilingnya dengan tindakan-tindakannya. Analisis dokumen ini peneliti pun menganalisis beberapa buku dan arsip yang telah diberi pinjam dan diberi izin untuk menggandakan dari responden.

4. Triangulasi

Triangulasi yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari beberapa teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada, Dengan melakukan tersebut peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

G. Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data bermacam-macam dan dilakukan secara terus menerus sampai titik jenuh jawaban yang dibutuhkan. Sebagaimana Sugiyono (2012: 244) menjelaskan bahwa :

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusub ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh disri sendiri maupun orang lain.

Dalam proses analisa data, peneliti melakukannya dengan mengikuti sebagaimana apa yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012: 244) menjelaskan bahwa:

(31)

59

dan conclusion. Setelah peneliti melakukan pengumpulan data, maka peneliti melakukan anticipatory reduksi data.

1. Reduksi Data

Langkah pertama dalam menganalisis hasil penelitian ini adalah dengan mereduksi data. Data tersebut direduksi dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok sesuai dengan permasalahan. Sebagaimana yang dinyatakan Sugiyono (2012: 247) mengemukakan bahwa :

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

Adapun yang peneliti lakukan dalam mereduksi data dari hasil penelitian melalui dokumen, wawancara dan observasi, peneliti mengklasifikasikan data yang diperoleh berdasarkan kategori-kategori yang diambil dari rumusan masalahnya yaitu tentang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi dari pengawasan PAI SMP Kab. Bandung. Adapun untuk memperjelas sumber data yang diperoleh dan mempermudah dalam mengklasifikasikan berdasarkan kategori-kategori, peneliti menggunakan teknik koding. Sebagaimana Alwasilah

(2009: 160) menjelaskan bahwa : “Koding adalah membagi-bagi data dan

mengelompokkannya dalam sebuah kategori. Gunanya untuk memudahkan peneliti dalam membandingkan temuan dalam satu kategori atau silang kategori”. Koding digunakan terhadap data yang telah diperoleh seperti:

Koding untuk sumber data seperti Dokumen (D), Wawancara (W) Observasi (O). Koding untuk jenis responden Pengawas (P). Koding untuk lokasi Observasi seperti MTS (M), dan SMP (S) (selanjutnya dalam lampiran 2).

(32)

60

2. Display data

Setelah dan informasi diperoleh dari lapangan direduksi, kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan display data yaitu menyajikan data secara jelas dan singkat, yang bertujuan agar dapat melihat gambaran keseluruhan dari hasil penelitian tersebut. Penyajian data dilakukan secara bertahap dengan dikategorisasikan, kemudian dalam bentuk tabulasi. Selanjutnya disajikan dalam bentuk deskripsi dan interpretasi dengan harapan menggambarkan perspektif sesuai data yang diperoleh di lapangan

3. Conclusion drawing (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi)

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, serta hasil analisis pembahasan hasil penelitian, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan yang dapat diambil mengenai manajemen Pengawasan PAI SMP di Kab. Bandung.

Manajemen Pengawas PAI SMP di Kab. Bandung yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian dan Evaluasi.

1. Perencanaan pengawasan dilakukan dengan mengacu kepada Visi program kerja kepengawasan yaitu guna menunjang peningkatan mutu pendidikan kelembagaan agama dan pendidikan agama di sekolah umum. bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas semua sumber daya pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan agama Islām di sekolah dan penyelenggaraan pendidikan di madrasah. adapun sasarannya pelaksanaan pengawasan pendidikan agama Islām di sekolah yang meliputi kurikulum, proses pembelajaran, ketenagaan, sarana prasarana serta evaluasi hasil pembelajaran dan penyelenggaraan pendidikan pada madrasah yang meliputi 8 standar pendidikan sesuai PP No 19 tahun 2005. Jadi segala program pengawasan yang akan dilaksanakan berdasarkan kebijakan-kebijakan pemerintah yang telah diputuskan.

(34)

121

3. Pelaksanaan pengawasan PAI SMP di Kab. Bandung dilaksanakan terhadap Guru PAI dalam proses belajar mengajar dan mengawasi kelengkapan perangkat pembelajaran dan hal lainnya yang berkaitan. Dalam pelaksanaan pengawasan ini menggunakan pendekatan secara langsung bertatap muka terhadap Guru PAI dengan pengawas mengunjunginya. Adapun dalam pelaksanaannya pengawas lebih banyak mensosialisasikan kebijakan-kebijakan pemerintah dan melakukan pembinaan secara langsung itu pun harus diketahui permasalahan-permasalahan atau kendala-kendala yang dialami oleh Guru PAI.

4. Adapun untuk evaluasi pengawasan diadakan setiap satu bulan sekali dengan membuat laporan perbulan dengan diketahui oleh ketua pokjawas untuk mendiskusikan keputusan tindak lanjut sehingga dapat terlihat perkembangan dari hasil pengawasan apakah sudah berhasil atau tidak. Evaluasi yang diadakan oleh pengawas dengan ditehui ketua Pokjawas dapat menjadi salah tolak ukur keberhasilan program yang dilaksanakan apakah sesuai dengan rencana awal atau tidak. Jika ada program yang tidak terlaksana maka akan di tindak lanjut pelaksanaannya pada perencanaan program berikutnya agar menghasilkan pengawasan yang lebih baik dari sebelumnya.

(35)

122

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kesimpulan yang diambil, maka penulis mengajukan beberapa saran yang kiranya bisa dijadikan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan agama Islām khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Pertama. Adapun saran yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Pemerintah (Kementrian Agama )

Hasil penelitian ini dianjurkan untuk dipelajari sebagai informasi untuk tindak lanjut dalam melaksanakan peningkatan kualitas pelaksanaan pendidikan agama Islām di Kab. Bandung

2. Pokjawas (Kelompok Kerja Pengawas) PAI

a. Program pengawasan yang sudah ada sebaiknya di tingkatkan lagi agar pelaksanaannya semakin baik dan optimal.

b. Pengawas hendaknya lebih terbuka dari sebelumnya dengan Guru PAI dan pihak yang lainnya agar koordinasi semakin baik dan hal ini berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan agama Islām

3. Bagi Peneliti selanjutnya

(36)

DAFTAR PUSTAKA

... (2009). Al-Hikmah Al-Qur'an dan Terjemahnya. Penerjemeh: Tim Penerjemah Departemen Agama RI, Lajnah Pentashih Mushaf al-Qur’an. Bandung: Diponegoro Akdon. (2009). Strategic Management For Educational Management (Manajemen

Strategik Untuk Manajemen Pendidikan). Bandung: Alfabeta. Al-Wasilah, C. (2009). Pokoknya Kualitatif. Bandung: Pustaka Jaya.

Amtu, O. (2011). Manajemen Pendidikan Di Era Otonomi Daerah (Konsep, Strategi Dan Implementasi). Bandung: Alfabeta.

Arikunto, S. (2004). Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Azhari, A. (2004). Supervisi Rencana Program Pembelajaran . Jakarta: Rian Putra. Danim, S. (2002). Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan.

Bandung: Pustaka Setia.

Daradjat, Z. (2004). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. (2003). Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Pasal 30. Jakarta: Depdiknas.

Didin dan Hendri. (2003). Manajemen Syariah Dalam Praktik Gema Insan : Jakarta Engkoswara Dan Komariah, A. (2011). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Evi S. (2013). PAK Guru Kota Bandung Banyak yang Palsu. [Online]. Tersedia :

HYPERLINK "http://rakyat.com/node/217443" www.pikiran-rakyat.com 3 januari 2013

Fatah, N. (2008). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Faturrahman, D. S. (2011). Supervisi Pendidikan Dalam Pengembangan Proses

Pengajaran. Bandung: Refika Aditama.

Farhansyaddad. (2009). Pendidikan Islam [Online]. Tersedia : www.farhansyaddad.wordpress.com

Girmono. (2012). Panduan Pengawas PAI. [Online]. Tersedia : http://tangerangkab.pokjawas.com

(37)

125

Hikmat. (2011). Manajemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Imron, A. (2011). Supervisi Tingkat Satuan Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara. Marno Dan Supriyatno, T. (2008). Manajemen Dan Kepemimpinan Islam. Bandung:

Refika Aditama.

Moleong, L. (2007). Metodologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Muhaimin. (2010). Manajemen Pendidikan Aplikasinya Dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana.

Muhaimin. (2008). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Rosdakarya.

Mulyono. (2010). Manajemen Administrasi Dan Organisasi Pendidikan . Jogjajakarta: Ar-Ruzz Media.

Pidarta, M. (2004). Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Purwanto, M. (2008). Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pustakabahasa. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Ed Ke-4. Jakarta: Gramedia. Ramayulis. (2010). Ilmu Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Rohiat. (2009). Manajemen Sekolah (Teori Dasar Dan Praktik). Bandung: Refika Aditama.

Saefulloh, U. (2012). Mzanajemen Pendidikan Islam. Bandung : Pustaka Setia. Sagala, S. (2010). Manajemen Pendidikan Islam. Bandung : Alfabeta.

Silalahi, U. (2011). Asas-Asas Manajemen . Bandung: Refika Aditama. Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: Remaja Rosdakarya.

(38)

126

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan Dalam Al-Quran. Bandung: Alfabeta.

Syamsudin, D. S. (2005). Perencanaan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syamsudin. (2012). Manajemen Pendidikan (Pengawasan dalam manajamen

pendidikan). [Online]. Tersedia : http://syamsuddincoy.blogspot.com selasa 21 Februari 2012

Umar, B. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.

Umiarso Dan Gojali, I. (2011). Manajemen Mutu Sekolah Di Era Otonomi Pendidikan. Jogjakarta: Ircisod.

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan sekolah dalam pemberdayaan guru adalah: (1) rasio jumlah guru-siswa belum proporsional, yang berdampak pada beban kerja; (2) beberapa guru mengajar di

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan panitia penguji skripsi Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Dilaksanakan

Confirmation and classification of carbapenemases according to Ambler can be done with combination of phenotypic methods, i.e., Modified Hodge Test (MHT), Sodium

Dalam penulisan skripsi ini, unit variabel dependen (variabel yang dipengaruhi) yaitu: “Dengan disepakatinya Merida Initiative antara Amerika Serikat - Meksiko.”

"parkir motor ^PJntu keluar kendaraan bermotor fpfntu keluar/masuk pejalan kakl S clupturo ^PJntu masuk kendaraan bermotor Gambar site plan ini me imperii hat kar layout ruang

Penelitian ini dilakukan oleh ketua tim mobil hybrid yang sekaligus bertindak sebagai peneliti yang melakukan self report terhadap aktivitas perencanaan,

Satu perisian modul ABM yang bertajuk Pengangkutan Oksigen Di Dalam Badan Manusia dalam Bahasa Inggeris telah berjaya dibangunkan dengan menggunakan Microsoft PowerPoint 2003

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: Faktor pertama berat jengkok tembakau yang masuk ke dalam alat pirolisis pada temperature yang sama dengan waktu