• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA KOTAK GAMBAR PUTAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA PEMBELAJARAN TENTANG KERAGAMAN BUDAYA MASYARAKAT (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Cibala Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA KOTAK GAMBAR PUTAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA PEMBELAJARAN TENTANG KERAGAMAN BUDAYA MASYARAKAT (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Cibala Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang)."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN TENTANG KERAGAMAN BUDAYA MASYARAKAT

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Cibala Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Oleh:

ENI SUKI SUKAENI 0905369

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG

(2)

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Cibala Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang)

Oleh

ENI SUKI SUKAENI 0905369

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing 1,

Nurdinah Hanifah, M.Pd NIP. 197403152006041001

Pembimbing II,

DR. Prana Dwija Iswara, M.Pd NIP. 197212262005011002

Mengetahui,

Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Kelas UPI Kampus Sumedang,

(3)

Gambar Putar Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Pembelajaran

Tentang Keragaman Budaya Masyarakat (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV

SDN Cibala Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang)” adalah sepenuhnya

karya saya sendiri.

Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan

saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak

sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas

pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya

apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam

karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Januari 2013

Yang membuat pernyataan,

Eni Suki Sukaeni

(4)

ii

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah... 6

1. Rumusan Masalah ... 6

2. Pemecahan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 10

1. Tujuan Penelitian ... 10

2. Manfaat Penelitian ... 10

D. Batasan Istilah ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat IPS... 13

4. Pemilihan Media Pembelajaran... 22

5. Media Kotak Gambar Putar ... 26

a. Pengertian ……….…… 26

b. Langkah-Langkah Penggunaan Kotak Gambar Putar ... 26

c. Teori yang Melandasi Penggunaan Media Kotak Gambar Putar ... 27

C.Keragaman Budaya Masyarakat ... 27

D. Hipotesis Tindakan ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

(5)

iii

2. Desain Penelitian ... 33

D.Prosedur Penelitian... 34

E.Instrumen Penelitian... 42

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 44

1. Teknik Pengolahan Data ... 44

2. Analisis Data ... 51

G.Validasi Data ... 52

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A.Paparan Data Awal ... 55

B. Paparan Data Tindakan ... 60

1. Paparan Data Tindakan Siklus 1 ... 60

a. Paparan Data Perencanaan ... 60

b. Paparan Data Proses Siklus 1 ... 61

c. Paparan Data Hasil Siklus 1 ... 65

d. Analisis Data Refleksi Siklus 1 ... 69

2. Paparan Data Tindakan Siklus 2 ... 73

a. Paparan Data Perencanaan ... 74

b. Paparan Data Proses Siklus 2 ... 75

c. Paparan Data Hasil Siklus 2 ... 82

d. Analisis Data Refleksi Siklus 2 ... 85

C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ... 88

1. Paparan Pendapat Siswa ... 89

2. Paparan Pendapat Guru ... 89

D. Pembahasan ... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 98

B.Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

(6)

iv

3.1 Proses Pelaksanaan Penggunaan Media Kotak Gambar Putar ... 36

3.2 Klasifikasi Interpretasi ... 45

3.3 Indikator Kinerja Guru Selama Proses Pembelajaran ... 46

3.4 Kinerja Guru ... 49

3.5 Aktivitas Siswa ... 50

4.1 Kinerja Guru Pada Data Awal ... 57

4.2 Aktivitas Siswa Pada Data Awal ... 58

4.3 Hasil Penilaian Awal Pembelajaran IPS Tentang Keragaman Budaya Masyarakat di Kelas IV SDN Cibala ... 59

4.4 Data Observasi Kinerja Guru Siklus 1 ... 63

4.5 Data Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus 1 ... 64

4.6 Hasil Penilaian Siklus 1 Pembelajaran IPS Tentang Keragaman Budaya Masyarakat di Kelas IV SDN Cibala ... 66

4.7 Perbandingan Hasil Siswa pada Data Awal dengan Siklus 1 ... 67

4.8 Analisis Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 1 ... 70

4.9 Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus 1 ... 71

4.10 Rangkuman Hasil Siklus 1 ... 73

4.11 Data Observasi Kinerja Guru Siklus 2 ... 79

4.12 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 ... 80

4.13 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus 1 dengan Siklus 2 ... 81

4.14 Hasil Penilaian Siklus 2 Pembelajaran IPS Tentang Keragaman Budaya Masyarakat di Kelas IV SDN Cibala ... 82

4.15 Perbandingan Hasil Siswa pada Siklus 1 dengan Siklus 2 ... 83

4.16 Analisis Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 2 ... 86

4.17 Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus 2 ... 87

4.18 Rangkuman Hasil Siklus 2 ... 88

4.19 Hasil Observasi Kinerja Guru pada Setiap Siklus ... 92

4.20 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Setiap Siklus 93 4.21 Perbandingan Hasil Siswa pada Setiap Siklus ... 94

4.22 Perbandingan Jumlah Siswa yang Tuntas dan Persentase Ketuntasan ... 96

(7)

v

4.1 Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Data Awal dan Siklus 1 ... 68 4.2 Presentase Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Data

Awal dan Siklus 1 ... 69 4.3 Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1 dan

Siklus 2 ... 83 4.4 Presentase Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa Pada

(8)

vi

(9)

vii

(10)

viii Lampiran Halaman

A Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Data Awal ... 274

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 281

A.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ... 293

A.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 3 ... 305

B Instrumen Penelitian B.1 Observasi Kinerja Guru ... 316

B.2 Observasi Proses Aktifitas Siswa ... 320

B.3 Deskriptor Penilaian Kinerja Guru ... 323

B.4 Deskriptor Penilaian Aktifitas Siswa ... 333

B.3 Pedoman Wawancara Guru ... 339 C.1 Hasil Observasi Kinerja Guru C.1.1 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 1 ... 348

C.1.2 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 2 ... 352

C.1.3 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 3 ... 356

C.2 Hasil Observasi Kinerja Siswa C.2.1 Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus 1 ... 360

C.2.2 Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus 2 ... 363

C.2.3 Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus 3 ... 366

C.3 Hasil Wawancara C.3.1 Hasil Wawancara Siswa Siklus 2 ... 369

C.3.2 Hasil Wawancara Siswa Siklus 3 ... 370

C.3.3 Hasil Wawancara Guru ... 371

(11)

ix

C.6.4 Foto Kegiatan Siklus 3 ... 381

D Dokumen Surat

D.1 Surat Keputusan Pembimbing ... 382 D.2 Surat Izin Penelitian di SDN Jatihurip ... 383 D.3 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian dari SDN

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu sektor kehidupan yang memiliki peranan

dominan terhadap sistem kehidupan manusia. Dengan pendidikan manusia

bisa tahu perkara benar dan salah. Dengan pendidikan manusia juga mampu

untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya sejak jaman ajali.

Dengan pendidikan pula seseorang mampu untuk memperbaiki atau

meningkatkan taraf kehidupannya. Begitu istimewanya pendidikan sehingga

penyelenggaraannya pun hendaknya mendapatkan perhatian yang ekstra dari

berbagai pihak yang terlibat di dalamnya, terutama pemerintah sebagai

pemegang kebijakan konstitusional di negeri ini.

Pendidikan merupakan salah satu hak asasi bagi setiap manusia yang

diatur dalam undang-undang, untuk mengembangkan kehidupannya sebagai

pribadi, anggota masyarakat dan warga negara agar menjadi seorang warga

negara yang berkualitas. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang No. 20

Tahun 2003 (Sanjaya, 2006: 2) tentang sistem pendidikan nasional yang

isinya menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Untuk mewujudkan hal tersebut bukan hal yang mudah, harus

direalisasikan oleh semua pihak yang terkait bidang pendidikan, mulai dari

jajaran pemerintah sampai para pelaksana lapangan di dunia pendidikan, yang

tidak lain yaitu guru.

Melalui mata pelajaran IPS SD, siswa diarahkan untuk dapat menjadi

warga negara Indonesia yang sesuai dengan acuan sistem pendidikan nasional.

Hal ini sejalan dengan tujuan mata pelajaran IPS yang tertuang dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Di dalam KTSP 1

(13)

(2006: 45) mata pelajaran IPS bertujuan agar anak didik (siswa) memiliki

kemampuan sebagai berikut:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

dan lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan

sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Dari tujuan yang hendak dicapai dalam pelajaran IPS, terlihat jelas bahwa

IPS tidak hanya memfokuskan pada pengetahuan siswa, tetapi mengajarkan

seluruh aspek yang ada pada diri manusia yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotor. Hal ini sesuai dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (2009: 26) yang menyatakan bahwa: “Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap lingkungannya”. Aspek kognitif terlihat pada tujuan yang ada dalam KTSP pada poin a dan b.

Di sana dipaparkan bahwa siswa diarahkan untuk mengenal konsep-konsep

yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Selain itu,

memiliki kemampuan berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,

memecahkan masalah dan keterampilan kehidupan sosial. Aspek afektif

terlihat pada poin c, bahwa siswa diarahkan memiliki komitmen dan

kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Aspek psikomotor

terlihat pada poin d, yaitu siswa diarahkan untuk bisa melakukan tidak hanya

tahu dan hafal, tetapi siswa harus memiliki kemampuan berkomunikasi,

bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat

lokal, nasional, dan global.

Peneliti dapat menjabarkan keterkaitan ketiga aspek tersebut di atas

dengan tujuan IPS dalam KTSP 2006 , atas dasar pendapat dari Sudjana

(14)

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom, yang secara garis besar membaginya dalam tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.

Adapun penjabaran dari ketiga ranah taksonomi Benyamin Bloom tersebut

ialah sebagai berikut:

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi,

Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif (Sudjana, 2008: 22-23).

Melihat kenyataan di lapangan bahwa pelajaran IPS di SD khususnya di

SDN Cibala Kecamatan Jatinumggal Kabupaten Sumedang tahun ajaran

2012-2013, bahwa pelajaran IPS telah diupayakan untuk dapat mewujudkan tujuan

IPS SD sesuai KTSP 2006, akan tetapi hal tersebut belum tercapai secara

optimal.

Siswa terlihat bosan dan jenuh dengan pelajaran IPS karena mereka

merasa terlalu banyak hafalan yang harus dihafal pada pelajaran IPS. Padahal,

pelajaran IPS tidak hanya mementingkan suatu hapalan saja.

Selain itu, melihat kenyataan di lapangan, pembelajaran IPS selama ini

dominan dilakukan oleh guru hanya satu arah, dimana guru sebagai

satu-satunya sumber informasi dan siswa sebagai pendengar setia informasi

tersebut. Dalam hal ini tentunya siswa hanya dijadikan objek dalam

pembelajaran, serta pembelajaran berpusat kepada guru. Kesempatan untuk

siswa mengeksplor apa yang menjadi pemahamannya, pengetahuannya dan

(15)

Berdasarkan hasil tes mata pelajaran IPS kelas IV SDN Cibala tahun

ajaran 2012-2013, ditemukan bahwa siswa masih kesulitan dalam memahami

materi keragaman budaya masyarakat. Hal ini terbukti dari perolehan hasil tes

mengenai materi keragaman budaya masyarakat yang dilaksanakan pada 13

September 2012, sebagian besar siswa belum tuntas menurut Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) SDN Cibala. Dari siswa kelas IV SDN Cibala

yang berjumlah 20 siswa, yang mencapai ketuntasan yaitu 45% atau 9 siswa,

sedangkan yang belum tuntas yaitu 55% atau 11 siswa. Hasil ini belum sesuai

target yang diharapkan yaitu 80% siswa mencapai ketuntasan atau 16 siswa.

Hal ini bisa dilihat dari data awal nilai hasil belajar siswa, di bawah ini:

Tabel 1.1

Data Awal Hasil Evaluasi Belajar Siswa

(16)

Keterangan:

 Skor maksimal adalah 2

 Nilai 1 = jawaban kurang sempurna

Pembelajaran dilaksanakan secara klasikal. Hasilnya, pembelajaran

tersebut menjadi kurang bermakna bagi siswa. Hal ini berdampak pada

pemahaman siswa pada materi keragaman budaya bangsa, terutama pada

penanaman sikap saling menghargai keragaman dalam kehidupan sehari-hari

siswa.

Keadaan seperti ini tentunya sangat menghambat keadaan belajar siswa.

Untuk itu sebagai alternatif solusi dari permasalahan yang muncul, diperlukan

sebuah media pembelajaran yang mampu membuat siswa paham terhadap

materi keragaman budaya masyarakat yang akan mempermudah penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Untuk itu peneliti mengupayakan sebuah alternatif penyelesaian masalah

yaitu dengan menggunakan media Kotak Gambar Putar. Media yang

merupakan salah satu komponen komunikasi didefinisikan sebagai pembawa

pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Berdasarkan

definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan

proses komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen

komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran,

siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran

adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan

pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan

perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Kotak Gambar Putar adalah suatu media yang digunakan untuk

mempermudah dan mempercepat siswa untuk memahami materi keragaman

budaya masyarakat. Media ini berupa kotak yang di permukaannya dipenuhi

gambar keragaman budaya masyarakat dan kotak tersebut bisa diputar untuk

melihat berbagai jenis keragaman budaya bangsa.

Melalui media tersebut diharapkan siswa dapat dengan mudah memahami

(17)

dalam pembelajaran, terjadinya interaksi multiarah antara siswa dengan guru

maupun siswa dengan siswa, guru dapat melaksanakan fungsinya sebagai

fasilitator dan motivator dengan lebih leluasa. Seperti yang dikemukakan oleh

Sadiman (1986:17) bahwa media pendidikan mempunyai kegunaan sebagai

berikut ini:

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan berkala).

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif pada anak didik.

4. Memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.

Dari uraian di atas, dilakukanlah suatu penelitian mengenai penggunaan

media Kotak Gambar Putar untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajarankeragaman budaya masyarakat dengan judul “Penggunaan Media Kotak Gambar Putar untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa pada

Pembelajaran tentang Keragaman Budaya Masyarakat (Penelitian Tindakan

Kelas di Kelas IV SDN Cibala Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang)”.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti merumuskan masalah yang

jadikan landasan atas dilakukannya penelitian di kelas IV SDN Cibala

Kecamatan Jatinunggal tahun ajaran 2012-2013, diataranya yaitu sebagai

berikut:

a. Bagaimana perencanaan penggunaan media Kotak Gambar Putar

untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran tentang

keragaman budaya masyarakat di kelas IV SDN Cibala Kecamatan

Jatinunggal Kabupaten Sumedang?

b. Bagaimana pelaksanaan penggunaan media Kotak Gambar Putar untuk

(18)

keragaman budaya masyarakat di kelas IV SDN Cibala Kecamatan

Jatinunggal Kabupaten Sumedang?

c. Bagaimana penimgkatan pemahaman yang dicapai oleh siswa setelah

menggunakan media Kogamter pada pembelajaran tentang keragaman

budaya masyarakat di kelas IV SDN Cibala Kecamatan Jatinunggal

Kabupaten Sumedang?

Beberapa rumusan masalah di atas akan dikaji dan diberikan suatu

tindakan dengan beberapa langkah-langkah penelitian sesuai dengan

tujuan penelitian yang diinginkan.

2. Pemecahan Masalah

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu

strategi untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran tentang

keragaman budaya masyarakat di kelas IV SDN Cibala Kecamatan

Jatinunggal Kabupaten Sumedang. Dalam hal ini, media Kotak Gambar

Putar dipilih sebagai salah satu alternatif pemecahan permasalahan

tersebut.

Kotak Gambar Putar adalah suatu media yang digunakan untuk

mempermudah dan mempercepat siswa untuk memahami materi

keragaman budaya masyarakat. Media ini berupa kotak yang di

permukaannya dipenuhi gambar keragaman budaya masyarakat dan kotak

tersebut bisa diputar untuk melihat berbagai jenis keragaman budaya

bangsa. Dengan media tersebut pemahaman siswa akan keragaman budaya

masyarakat meningkat serta mampu menjelaskan cara menghargai tentang

keragaman budaya masyarakat.

Adapun aturan penggunaan media Kotak Gambar Putar sebagai berikut

ini:

1) Siswa diinstruksikan untuk mengamati keragaman budaya masyarakat

yang ada pada media Kotak Gambar Putar.

2) Siswa diinstruksikan untuk melepas gambar setiap keragaman budaya

(19)

3) Siswa diinstruksikan untuk menempel kembali gambar setiap

keragaman budaya masyarakat yang ada pada media Kotak Gambar

Putar,

4) Siswa diinstruksikan untuk untuk mengulangi kegiatan 3) dan 4).

Adapun keberhasilan dari penggunaan Media Kotak Gambar Putar dapat

dilihat dari kriteria sebagai berikut:

1) Kriteria Keberhasilan Proses

a) Kinerja Guru

Kinerja guru ditafsirkan dengan menggunakan persentase

kriteria penilaian dengan target yang ingin dicapai, yaitu 80%.

Adapun aspek-aspek yang menjadi bahan penilaian kinerja guru,

sebagaimana diuraikan di bawah ini:

(1) Perumusan tujuan pembelajaran dengan jelas, lengkap, dan

sesuai kurikulum.

(2) Pengorganisasian materi dan kegiatan pembelajaran yang

sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan siswa.

(3) Pembuatan alat penilaian yang sesuai dengan tujuan.

(4) Pengkondisian kelas memperhatikan kehadiran, kesiapan, dan

memotivasi siswa.

(5) Penyampaian tujuan pembelajaran secara komprehensif dan

jelas

(6) Pelaksanaan apersepsi menggunakan konteks kehidupan

sehari-hari sebagai titik tolak pembelajaran.

(7) Penguasaan terhadap materi pembelajaran.

(8) Penerapan pendekatan/strategi pembelajaran yang sesuai

dengan tujuan yang akan dicapai.

(9) Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar.

(10)Pembelajaran memicu dan memeliharan keterlibatan siswa.

(11)Pembelajaran ditutup dengan melakukan refleksi

pembelajaran, evaluasi akhir sesuai dengan indicator

(20)

(12)Penilaian/evaluasi hasil belajar jelas, lengkap, dan

menggunakan pedoman penskoran untuk penilaian.

b)Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa ditafsirkan dengan menggunakan persentase

kriteria penilaian dengan target yang ingin dicapai, yaitu 80%.

Adapun aspek-aspek yang jadi bahan penilaian adalah

sebagaimana diuraikan di bawah ini:

(1) Siswa memberi contoh konteks yang berkaitan dengan

pembahasan.

(2) Siswa bertanya atau meminta penjelasan guru atau teman

terhadap permasalahan yang ditemui dalam pembelajaran.

(3) Siswa terlibat langsung dalam beragam kegiatan

pembelajaran.

(4) Siswa tampak antusias terhadap aktivitas pembelajaran.

(5) Siswa tampak percaya diri dalam pembelajaran.

(6) Siswa menunjukkan keberanian dalam bertanya atau

menjawab pertanyaan.

(7) Siswa melakukan tindakan yang sesuai dengan kegiatan

pembelajaran.

(8) Siswa mengerjakan tugas dengan baik sesuai dengan waktu

yang disediakan.

(9) Siswa mengerjakan tes secara mandiri.

2) Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Siswa

Target untuk hasil belajar adalah 80% siswa tuntas mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam tes pemahaman materi

keragaman budaya masyarakat. Pemahaman materi keragaman

budaya masyarakat dinilai menggunakan indikator sebagai berikut:

a) Menyebutkan sekurang-kurangnya 3 pakaian adat daerah dengan

benar.

b)Menyebutkan sekurang-kurangnya 3 tarian daerah dengan benar.

(21)

d)Menyebutkan sekurang-kurangnya 3 senjata tradisional daerah

dengan benar.

e) Menjelaskan 3 cara menghargai keragaman budaya masyarakat

dengan tepat.

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui perencanaan penggunaan media Kotak Gambar

Putar untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran

tentang keragaman budaya masyarakat di kelas IV SDN Cibala

Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan penggunaan media Kotak Gambar

Putar untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran

tentang keragaman budaya masyarakat di kelas IV SDN Cibala

Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang.

3. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman yang dicapai oleh siswa

setelah menggunakan media Kotak Gambar Putar pada pembelajaran

tentang keragaman budaya masyarakat di kelas IV SDN Cibala

Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang.

2. Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini

diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Untuk Siswa

a. Penggunaan media Kotak Gambar Putar dapat mengoptimalkan

hasil belajar siswa pada materi keragaman budaya masyarakat.

b. Penggunaan media Kotak Gambar Putar yang difasilitasi guru dapat

melatih siswa untuk selalu mencoba dan berusaha mengamati

(22)

2. Untuk Guru

a. Dengan menggunakan media Kotak Gambar Putar diharapkan dapat

memberikan kontribusi kepada guru tentang alternatif media

pembelajaran untuk pembelajaran materi keragaman budaya

masyarakat.

b. Memberikan pengetahuan baru dengan menggunakan media Kotak

Gambar Putar dapat memaksimalkan hasil belajar siswa.

3. Untuk Lembaga

Untuk memberikan kontribusi dan dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran di SD.

4. Untuk Peneliti

Sebagai bahan data atau informasi aktual tentang ketepatan media

Kotak Gambar Putar dalam memecahkan masalah.

D. Batasan Istilah

1. Media adalah perantara yang dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi

(Sumantri, 1998;176)

2. Media Kotak Gambar Putar adalah suatu media yang digunakan untuk

mempermudah dan mempercepat siswa untuk memahami materi

keragaman budaya masyarakat. Media ini berupa kotak yang di

permukaannya dipenuhi gambar keragaman budaya masyarakat dan kotak

tersebut bisa diputar untuk melihat berbagai jenis keragaman budya

bangsa.

3. Pemahaman adalah ketika siswa mengerti apa yang sedang

dikomunikasikan kepadanya dan dapat menggunakannya pada materi

yang sedang dipelajarinya. Definisi pemahaman ini dikembangkan dari

Kamus Besar Bahasa dan Berbahasa Indonesia (2000).

Adapun indikator pemahaman dalam penelitian ini adalah:

1) Menyebutkan sekurang-kurangnya 3 pakaian adat daerah dengan

benar.

2) Menyebutkan sekurang-kurangnya 3 tarian daerah dengan benar.

(23)

4) Menyebutkan sekurang-kurangnya 3 senjata khas daerah dengan

benar.

5) Menjelaskan 3 cara menghargai keragaman budaya masyarakat

dengan tepat.

4. Keragaman Budaya Masyarakat meliputi pakaian adat, tarian daerah, lagu

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi tempat dilaksanakannya penelitian adalah SDN Cibala

Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang. Pemilihan lokasi ini

didasari alasan sebagai berikut:

1) Masih adanya sejumlah masalah yang dihadapi oleh praktisi di

sekolah tersebut dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,

khususnya dalam pembelajaran keragaman budaya masyarakat.

2) Masih adanya sejumlah masalah yang dihadapi oleh praktisi di

sekolah tersebut dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

sehingga membuat peneliti sebagai salah satu alumnus dari sekolah

tersebut merasa terpanggil dan berkewajiban untuk membantu

sekolah tersebut dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam

pembelajaran keragaman budaya masyarakat.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian di kelas IV

SDN Cibala Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang diperkirakan

selama 5 bulan, dari bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan Desember

2012.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Cibala

Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2012/2013, yang

terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan dan total

seluruhnya berjumlah 20 orang siswa. Adapun alasan dipilihnya siswa kelas

IV SDN Cibala, yaitu karena hampir seluruh siswa kelas IV SDN Cibala

(25)

masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran tentang keragaman budaya

masyarakat.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode penelitian tindakan kelas (PTK). Banyak ahli pendidikan dan

psikologi yang memberi arti dari Penelitian Tindakan Kelas. Meski

banyak para ahli yang mengartikannya namun pengertian dari Penelitian

Tindakan Kelas tersebut makna yang mereka berikan hampir sama.

Pertama peneliti mengutip pengertian Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) menurut Hopkins (Wiriatmadja, 2009;11) yang berisi sebagai

berikut:

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk terlibat dalam proses perbaikan dan perubahan.

Selanjutnya peneliti mengutip pendapat Ropoport (Wiraatmadja, 2009:

11-12) yang mengartikan penelitian tindakan kelas yaitu:

Untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas yang dikemukakan oleh Hopkins

dan Ropoport di atas ada kata kunci yang bisa dikatakan secara makna

hampir mirip yaitu menurut Hopkins suatu usaha seseorang untuk

memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses

perbaikan dan perubahan. Jadi Penelitian Tindakan Kelas menurut

Hopkins adalah suatu usaha untuk memahami masalah yang terjadi yang

direalisasikan dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan atas masalah

yang terjadi tersebut oleh peneliti, serta posisi peneliti adalah sebagai

pelaksana proses perbaikan dan perubahan tersebut, bukan hanya sebagai

(26)

Lain halnya menurut Kemmis (Wiraatmadja, 2009: 11) yang

menjelaskan bahwa:

Penelitian tindakan adalah sebuah inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari;

a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka,

b) Pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan

c) Situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Satu lagi menurut pendapat ahli mengenai penelitian tindakan kelas

yang peneliti kutip yaitu menurut Ebbutt (Wiraatmadja, 2009: 12) yang

mengemukakan bahwa:

Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematis dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Pendapat Kemmis dan Ebbut di atas lebih mengarah dan spesifik

bahwa penelitian tindakan kelas merupakan upaya perbaikan pelaksanaan

praktek di dalam dunia pendidikan oleh sekelompok guru dalam kegiatan

pembelajaran. Setelah mengetahui pengertian dari Penelitian Tindakan

Kelas, maka peneliti selanjutnya akan memaparkan karakteristik dari

Penelitian Tindakan Kelas yang dikutip menurut pendapat Kasbolah.

Menurut Kasbolah (1999: 22) penelitian tindakan kelas memiliki

karakteristik yang bersifat umum yang menjadi ciri dalam penelitian

tindakan kelas. Karakteristik tersebut ialah:

a.Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan oleh guru sendiri. Sebagai pengelola program di kelas guru merupakan sosok yang benar-benar mengenal lapangan tempat dia mengajar.

b.Penelitian Tindakan Kelas berangkat dari permasalahan praktik faktual. Permasalahan faktual adalah permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. c.Ciri lain yang ada pada Penelitian Tindakan Kelas adalah adanya

(27)

Selanjutnya peneliti mengutip beberapa alasan dalam melakukan

penelitian tindakan kelas yang diajukan oleh beberapa pakar, yang menjadi

landasan dalam pemilihan metode penelitian yang dilakukan. Pakar

penelitian mengajukan alasan tentang pentingnya Penelitian Tindakan

Kelas sebagai suatu jenis penelitian untuk dilaksanakan, beberapa alasan

tersebut ialah:

a.Penelitian Tindakan Kelas menawarkan suatu cara baru untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan atau profesionalisme guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas guru dapat memperbaiki praktik pembelajaran menjadi lebih efektif.

b.Penelitian tindakan kelas membuat guru dapat meneliti dan mengkaji sendiri kegiatan praktik pembelajaran sehari-hari yang dilakukan di kelas. Sehingga permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan yang aktual. Dengan demikian guru dapat langsung berbuat sesuatu untuk memperbaiki praktik-praktik pengajaran yang kurang berhasil agar menjadi lebih baik dan lebih efektif.

c.Penelitian Tindakan Kelas tidak membuat guru meninggalkan tugasnya. Artinya guru tetap melakukan kegiatan mengajar seperti biasa. Namun pada saat bersamaan dan secara terintegrasi guru melaksankan penelitian.

d.Penelitian Tindakan Kelas mampu menjebatani kesenjangan antara teori dan praktik. Guru dapat mengadaptasi teori-teori yang berhubungan dengan bidang studi atau mata pelajaran yang dibinanya (Kasbolah, 1999: 9).

2. Desain Penelitian

Peneliti memutuskan memilih prosedur penelitian model Spiral

Kemmis dan Mc. Taggart dalam pelaksanaan penelitian. Model Spiral

Kemmis dan Mc. Taggart yaitu “model siklus yang dilakukan secara

berulang dan berkelanjutan” (Wiraatmadja, 2009: 66). Artinya setiap

siklus yang dilakukan ada perbaikan dalam pencapaian hasil sesuai dengan

yang ditargetkan. Rangkaian kegiatan yang dilakukan setiap siklus yaitu:

perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali

merupakan dasar untuk melakukan siklus selanjutnya apabila siklus yang

(28)

66-67). Desain penelitian yang dilakukan pada setiap siklus dapat dilihat

pada gambar 1 berikut:

Gambar 3.1

Model Spiral Kemis & Taggart

Tahapan prosedur pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan oleh

peneliti menurut model Spiral Kemis dan Taggart akan dijelaskan dalam

bahasan berikutnya.

D. Prosedur Penelitian

Pada Penelitian Tindakan Kelas model Spiral dari Kemmis dan Taggart,

ada prosedur yang dilaksanakan saat penelitian berlangsung. Prosedur yang

dimulai dari tahap perencanaan (plan), tahap tindakan (act), tahap observasi

(observe), sampai tahap refleksi (reflect). Uraian prosedur dari tiap tahap di

(29)

1. Tahap Perencanaan (Plan)

Tahap perencanaan adalah bagian awal dari rancangan Penelitian

Tindakan Kelas model Spiral dari Kemmis dan Taggart. Menurut Hasan at

al. (Kasbolah, 1999: 81) dalam rencana tindakan ini hendaknya dilakukan

sebagai berikut:

a. Penentuan bukti yang akan dijadikan indikator untuk mengukur pencapaian pemecahan masalah sebagai akibat dilakukannya tindakan.

b. Penetapan tindakan-tindakan yang diharapkan akan menghasilkan dampak kearah perbaikan program.

c. Pemilihan metode dan alat yang akan digunakan untuk mengamati dan merekam atau mendokumentasikan semua informasi tentang pelaksanaan tindakan.

d. Perencanaan metode dan teknik pengolahan data sesuai dengan sifat data dan tujuan penelitian.

Adapun tahap-tahap perencanaan tindakan adalah sebagai berikut:

1) Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan media

Kotak Gambar Putar sebagai media pembelajaran yang akan

digunakan.

2)Membuat instrumen observasi untuk melihat bagaimana kondisi

belajar mengajar di kelas IV SDN Cibala ketika menggunakan

media Kotak Gambar Putar.

3)Membuat media Kotak Gambar Putar.

4)Mendesain alat evaluasi belajar.

2. Tahap Tindakan (Act)

Tahap tindakan merupakan tahap pelaksanaan dari suatu perencanaan

tindakan yang sudah dirancang. Adapun penjelasan dari Sumarno

(Kasbolah, 1999: 87-88) mengenai tindakan dalam penelitian tindakan

kelas yaitu sebagai berikut:

(30)

Pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi

rancangan, yaitu melaksanakan tindakan di kelas. Langkah-langkah

pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada perencanaan yang telah

ditetapkan. Tindakan yang akan dilakukan pada siklus ini mencakup

hal-hal sebagaimana dimuat dalam tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1

Proses Pelaksanaan Penggunaan Media Kotak Gambar Putar

Jenis Kegiatan

Alokasi

(31)

Jenis Kegiatan

Alokasi

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 2. Guru menceritakan

gambaran kehidupan

dalam suatu

masyarakat dengan

sebuah cerita sambil

mengajak siswa untuk

menyebutkan asal

daerah masyarakat

penghuninya.

2. Siswa mendengarkan

dan memperhatikan

penjelasan guru serta

menyebutkan asal

kotak bergambar yang

(32)

Jenis Kegiatan

Alokasi

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 5. Guru meminta siswa

melepas gambar

keragaman budaya

bangsa pada media

tersebut dan meminta

siswa memasang

gambar sesuai dengan

daerahnya

tersebut dan meminta

siswa memasang

perintah guru dengan

(33)

Jenis Kegiatan

Alokasi

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

8. Guru meminta

yang telah diberikan

guru.

Tindak lanjut Guru menyarankan kepada siswa untuk selalu menghargai

(34)

3. Tahap Observasi (Observe)

Observasi menurut pendapat Kasbolah (1999: 91) ialah sebagai

berikut:

Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingnya.

Tahap observasi yang dilakukan oleh peneliti dilakukan bersamaan

dengan tahap pelaksanaan penelitian. Yang dimulai dari kegiatan

mengenali siswa saat pengambilan data awal untuk menemukan suatu

permasalahan yang ada di kelas khususnya siswa kelas IV SDN Cibala.

Merekam semua yang terjadi di dalam kelas saat proses pembelajaran

berlangsung pada setiap siklus yang dilakukan, kemudian dituangkan

dalam catatan lapangan. Serta mendokumentasikan baik secara fisik saat

proses pembelajaran berlangsung maupun mendokumentasikan

indikator-indikator penilaian terhadap kinerja siswa dan guru yang dituangkan dalam

lembar observasi kinerja guru dan siswa.

Lembar observasi kinerja guru dan siswa tersebut menjadi sebuah alat

dokumentasi untuk lebih memfokuskan pada hal yang sedang diteliti oleh

peneliti. Observasi seperti ini dinamakan jenis observasi terfokus, yaitu

jenis observasi yang difokuskan pada sasaran penelitian yang telah

ditentukan sebelumnya. Hal ini sependapat dengan pendapat Kasbolah

(1999: 95) mengenai observasi terfokus, yaitu:

Pada jenis observasi terfokus, maksud dan sasaran observasi telah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian alat-alat bantu pelaksanaan observasi pun telah juga dapat dipersiapkan. Jika ada banyak orang yang akan melakukan observasi, format dan isi alat bantu observasi ini perlu disepakati, agar faktor subjektivitas dapat ditekan sekecil mungkin. Biasanya digunnakan lembar panduan pengamatan yang sudah terinci sehingga pengamat (observer) tinggal merekam sasaran observasinya dengan memberi tanda pada kode-kode yang sudah disepakati.

Penilaian indikator kinerja guru dan siswa diberi penjelasan berupa

(35)

kode-kode tertentu yaitu dengan pemberian skor. Tahap penskoran

tersebut besar, sedang, dan kecil dengan skala penilaian dari satu sampai

tiga. Penskoran terhadap masing-masing indikator tersebut dimaksudkan

untuk melihat perubahan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru

dan siswa, serta sebagai pembanding penilaian perubahan yang dilakukan

pada setiap siklus yang akhirnya bisa merefleksikan dari hasil yang

diperoleh dari penskoran tersebut. Selain daripada itu, penskoran terhadap

indikator kinerja guru dan siswa dapat mengetahui berhasil atau tidaknya

skor yang telah ditargetkan dengan hasil yang didapat dari jumlah skor

akhir yang didapat.

4. Tahap Refleksi (Reflect)

Kasbolah (1999: 100) mengemukakan bahwa:

Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan.

Adapun beberapa kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti yaitu

sebagai berikut:

a. Merumuskan masalah yang terjadi pada saat penelitian tindakan

kelas berlangsung, yaitu masalah-masalah yang menghambat

tercapainya target penelitian yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Melakukan pemeriksaan terhadap instrumen penelitian yang telah

digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian, baik secara

kualitatif maupun kuantitatif.

c. Melakukan diskusi dengan guru rekan dalam penelitian mengenai

proses pembelajaran yang telah berlangsung yaitu mengenai

penggunaan media Kotak Gambar Putar dalam menyampaikan

materi keragaman budaya masyarakat, sehingga diperoleh beberapa

pendapat sebagai perbaikan untuk proses pelaksanaan siklus

(36)

Tiga kegiatan di atas dilakukan oleh peneliti pada tahap refleksi yaitu

sebagai sebuah bentuk pengevaluasian terhadap penelitian yang dilakukan

pada setiap siklus untuk mencapai target yang telah ditentukan pada

sebelumnya. Hal ini sependapat dengan pendapat menurut Kasbolah

(1999: 101) yaitu: “salah satu aspek penting dari refleksi yaitu melakukan

evaluasi, terjadinya peningkatan dalam profesionalisasi jabatan guru”.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

yaitu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan dan

tes hasil belajar siswa. Instrumen ini digunakan atas dasar dari:

1. Pedoman Observasi

Observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu jenis observasi terfokus,

dimana dilaksanakannya observasi yang dilakukan peneliti memfokuskan

pada penggunaan Media Kotak Gambar Putar dalam menyampaikan

materi keragaman budaya masyarakat di kelas IV SDN Cibala, yang

menjadi objek observasinya yaitu siswa dan guru. Alasan menggunakan

pedoman observasi, peneliti mengutip pendapat Achsan (Dimyati, 2009:

97) yaitu:

Pedoman observasi digunakan agar peneliti dapat melakukan pengamatan sesuai tujuan penelitian. Pedoman observasi disusun berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku subjek selama penelitian dan observasi terhadap lingkungan atau setting penelitian, serta pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan informasi yang muncul pada saat berlangsungnya penelitian.

Adapun pedoman observasi dirancang untuk mengetahui tingkat

pencapaian target perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan

oleh guru dan siswa. Pada pedoman observasi untuk menilai kinerja guru

berisi rangkaian penilaian mulai dari perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, sampai dilaksanakannya evaluasi

(37)

yang ditargetkan yaitu siswa belajar dengan menggunakan strategi

pembelajaran berbasis masalah untuk memecahkan suatu permasalahan

yang ada di wilayah sekitar mereka.

Pelaksanaan penggunaan Media Kotak Gambar Putar oleh siswa

diobservasi dari kegiatan awal, inti dan akhir. Pada kegiatan awal siswa

dilakukan observasi terhadap persiapan pembelajaran yang akan

dilaksanakan. Untuk kegiatan inti siswa diobservasi saat proses

pembelajaran berlangsung, yaitu berkelompok untuk memahami bentuk

keragaman budaya di masyarakat dan mendiskusikan cara menyikapi

keragaman budaya tersebut, sehingga ditemukan pemecahan masalahnya.

Sedangkan kegiatan akhir penilaian dilakukan untuk melihat proses

pelaksanaan kegiatan akhir dari pembelajaran yaitu kegiatan kesimpulan

pembelajaran, dan pengerjaan kegiatan evaluasi. Pada kegiatan akhir siswa

melakukan evaluasi dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 65.

2. Pedoman Wawancara

Peneliti mengutip penjelasan dari Sugiyono (2008:194) mengenai

wawancara, adapun penjelasnnya ialah sebagai berikut:

Wawancara digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Dari pendapat Sugiyono di atas maka peneliti menggunakan pedoman

wawancara dalam instrumen penelitian. Pedoman wawancara yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara bebas (tak berstruktur),

jawaban tidak perlu dipersiapkan sehingga responden bebas

mengemukakan pendapatnya. Instrumen wawancara ini yaitu berupa

lembar wawancara guru (terlampir) dan lembar wawancara siswa

(terlampir). Wawancara ini dilakukan oleh peneliti untuk mewawancarai

(38)

3. Catatan Lapangan

Menurut Wiraatmadja (2005: 125):

Catatan lapangan adalah data yang memuat secara deskriptif berbagai kegiatan, suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial dan nuansa-nuansa lainnya.

Peneliti menggunakan catatan lapangan supaya lebih tergambarkan

berbagai kegiatan yang terjadi saat kegiatan penelitian berlangsung, baik

itu suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai interaksi sosial

yang ada di kelas, ataupun hal yang lainnya, bisa permasalahan maupun

suatu kemajuan dalam proses pembelajaran.

4. Tes Hasil Belajar

Peneliti mengutip pendapat Sudjana (2008: 35) mengenai pengertian

dari suatu tes, menurutnya tes sebagai alat penilaian hasil belajar, lebih

jelasnya sebagai berikut:

Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

Peneliti menyediakan tes kepada siswa untuk mengevaluasi siswa

dalam memahami materi keragaman budaya masyarakat. Pemberian tes

hasil belajar berupa tes tertulis yang berbentuk soal isian. Tujuannya yaitu

untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa sebelum dan sesudah

pemberian tindakan dengan cara membandingkan nilai rata-rata yang

diperoleh.

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Hasil data mentah yang diperoleh dari berbagai instrumen yang

(39)

dirangkum serta dikumpulkan. Kemudian peneliti mengelompokkan data

tersebut ke dalam dua (2) kelompok, yaitu berupa data kualitatif (observasi

dan wawancara) dan data kuantitatif (tes hasil belajar).

a. Data proses (kualitatif)

Data proses (kualitatif) diperoleh dari hasil observasi terhadap

kinerja guru dan aktifitas siswa diolah dengan teknik persentase (%)

terhadap indikator yang dilaksanakan, kemudian diinterpretasikan dan

dideskripsikan.

Data hasil observasi kinerja guru ditafsirkan dengan menggunakan

persentase kriteria penilaian dengan target yang ingin dicapai, yaitu

80%. Untuk memudahkan dalam melakukan interpretasi, digunakan

kategori persentase yang dikutip menurut pendapat Kuntjaraningrat

(Maulana: 2006), adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

0 % : Pelaksanaan indikator tidak dilakukan sama sekali. 1 – 25 % : Pelaksanaan indikator hanya sebagian kecil. 26 – 49 % : Pelaksanaan indikator hampir setengahnya. 50% : Pelaksanaan indikator sudah setengahnya. 51 – 75 % : Pelaksanaan indikator sudah sebagian besar. 76 – 99 % : Pelaksanaan indikator hampir seluruhnya. 100 % : Pelaksanaan indikator sepenuhnya dilaksanakan.

Adapun aplikasi dari pengolahan data-data yang didapat dari

(40)

1) Pengolahan Data Proses Kinerja Guru

Untuk pengolahan data proses kinerja guru ditentukan sebagai

berikut:

Kriteria Penilaian

Skor idealnya ialah 36, terdiri dari 12 poin deskriptor

penilaian pemberian skor 3, 2, atau 1.

Prosentase : Jumlah skor keseluruhan x 100%

Skor ideal

Interpretasi:

Baik (B) : Jika jumlah skor yang didapat 25-36

Cukup (C) : Jika jumlah skor yang didapat 13-24

Kurang (K) : Jika jumlah skor yang didapat 1-12

Untuk pengolahan data proses kinerja guru ada tiga bagian

penilaian yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Lebih

rincinya dari masing-masing pengolahan data proses kinerja guru

tersebut ialah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Indikator Kinerja Guru Selama Proses Pembelajaran

No Indikator

Perencanaan

1 Merumuskan Tujuan Pembelajaran

a. Kejelasan rumusan tujuan yang tidak ambigu

b. Kelengkapan cakupan rumusan tujuan sesuai dengan prinsip

Audience, Behaviour, Condition, dan Degree.

c. Kesesuaian dengan standar kompetensi, kompetensi dasar,

dan indikator.

2 Mengorganisasi Materi dan Kegiatan Pembelajaran

a. Cakupan materi dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan

(41)

b. Sistematika materi dan kegiatan pembelajaran dari mudah ke

sukar

c. Sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.

3 Membuat Alat Penilaian

a. Prosedur dan alat penilaian sesuai dengan tujuan

b. Tafsiran penilaian mewakili hasil ketepatan

c. Membuat alat penilaian proses dan hasil

Pelaksanaan

4 Pengkondisian Kelas

a. Memperhatikan kehadiran siswa

b. Memeriksa kesiapan siswa

c. Memotivasai siswa

5 Penyampaian Tujuan Pembelajaran

a. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

kepada siswa

b.Menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran secara komprehensif

dan jelas

6 Pelaksanaan Apersepsi

a. Menggunakan konteks kehidupan sehari-hari sebagai titik

tolak pembelajaran

b. Mengaitkan materi dengan konsep yang telah dipelajari

sebelumnya

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

7 Penguasaan Materi Pembelajaran

a. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

b.Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

c. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar

8 Penerapan pendekatan/Strategi Pembelajaran

(42)

dicapai

b. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan siswa

c. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah

dialokasikan

9 Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar

a. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media

b. Menggunakan media secara efektif dan efisien

c. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

10 Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan

Siswa

a. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

b.Merespons positif partisipasi siswa

c. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber

belajar

11 Menutup Pembelajaran

a. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

b. Memberikan evaluasi akhir sesuai dengan indikator

pembelajaran

c. Melaksanakan tindak lanjut

Evaluasi

12 Evaluasi/Penilaian Hasil Belajar

a. Adanya pedoman penskoran untuk penilaian

b. Kejelasan prosedur penilaian

c. Kelengkapan instrumen

Keterangan:

3 : Apabila semua indikator dilaksanakan

2 : Hanya 2 indikator yang dilaksanakan

(43)

Target: 80% ketercapaian kinerja guru

Persentase Nilai = Jumlah skor yang diperoleh X 100%

Jumlah keseluruhan skor

Adapun data hasil observasi aktivitas siswa ditafsirkan dengan

menggunakan persentase kriteria penilaian dengan target yang ingin

dicapai yaitu 80% siswa yang memperoleh interpretasi baik.

Tabel 3.4 Kinerja Guru

Nilai Simbol Kisaran Persentase

Baik (B) 67 – 100%

Cukup (C) 33 – 66% Kurang (K) 0 – 33%

2) Pengolahan Data Proses Aktivitas Siswa

Untuk pengolahan data proses aktivitas siswa ditentukan sebagai

berikut:

Kriteria Penilaian

Skor idealnya ialah 9, terdiri dari 3 poin deskriptor penilaian

yang masing-masing skor terbesarnya adalah 3.

Prosentase : Jumlah skor keseluruhan x 100%

Skor ideal

Interpretasi

Baik (B) : Jika jumlah skor yang didapat 7-9

Cukup (C) : Jika jumlah skor yang didapat 4-6

Kurang (K) : Jika jumlah skor yang didapat 1-3

Untuk pengolahan data proses aktifitas siswa ada tiga bagian

penilaian yaitu partisipasi, motivasi, dan disiplin. Ketiga bagian ini

dinilai pada tahap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan

(44)

(1) Siswa memberi contoh konteks yang berkaitan dengan

pembahasan.

(2) Siswa bertanya atau meminta penjelasan guru atau teman terhadap

permasalahan yang ditemui dalam pembelajaran.

(3) Siswa terlibat langsung dalam beragam kegiatan pembelajaran.

(4) Siswa tampak antusias terhadap aktivitas pembelajaran.

(5) Siswa tampak percaya diri dalam pembelajaran.

(6) Siswa menunjukkan keberanian dalam bertanya atau menjawab

pertanyaan.

(7) Siswa melakukan tindakan yang sesuai dengan kegiatan

pembelajaran.

(8) Siswa mengerjakan tugas dengan baik sesuai dengan waktu yang

disediakan.

(9) Siswa mengerjakan tes secara mandiri.

Keterangan:

Kesembilan butir di atas mewakili aspek partisipasi, motivasi dan

disiplin. Masing-masing butir dalam aspek penilaian tersebut jika

dilaksanakan diberikan nilai 1, sehingga total penilaian aktifitas siswa

adalah 9.

Adapun data hasil observasi aktivitas siswa ditafsirkan dengan

menggunakan persentase kriteria penilaian dengan target yang ingin

dicapai yaitu 80% siswa yang memperoleh interpretasi baik. Kriteria

penilaian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Aktivitas Siswa

Nilai Simbol Kisaran Persentase

Baik (B) 67 – 100%

(45)

b. Data Kuantitatif (hasil tes belajar)

Cara yang ditempuh dalam pengolahan data, yaitu dengan cara

menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), yaitu KKM yang

ditetapkan sebesar 65, yang perhitungannya berdasarkan rumus

berikut:

KKM = Kompleksitas + Daya dukung + Intake Siswa

3

Untuk nilai tes hasil belajar diperoleh dengan rumus:

Nilai Tes = Jumlah skor yang diperoleh X 100

Skor maksimum

2. Analisis Data

Miles and Huberman (Sugiyono, 2008: 246) mengemukakan bahwa “aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Analisis data yang dilakukan oleh peneliti mengacu kepada pendapat Miles and Huberman (Sugiyono, 2008: 246) yang menyatakan

bahwa “aktifitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display,

dan conclusion drawing/ verification”. Adapun penjelasannya ialah

sebagai berikut:

a. Reduksi Data (data reduction)

Reduksi data (data reduction) menurut Sugiyono (2008: 247) ialah

sebagai berikut:

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b. Penyajian Data (data display)

Penyajian Data (data display) menurut Sugiyono (2008: 248)

ialah sebagai berikut:

(46)

flowchart, dan sejenisnya. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.

c. Conclusion Drawing/ Verification

Pengertian Conclusion Drawing/ Verification atau kesimpulan

menurut Sugiyono (2008: 253) ialah sebagai berikut:

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

G. Validasi Data

Dalam mengecek validasi data, peneliti menggunakan alat validasi data

yang merujuk pada pendapat Hopkins (Kunandar, 2008:107), yaitu sebagai

berikut:.

1. Member Check

Pengertian member check, peneliti mengutip menurut pendapat

Hopkins (Wiriaatmadja, 2009: 168) yang menjelaskan sebagai berikut:

Member check yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara narasumber, siapapun juga (kepala sekolah, guru, teman sejawat guru, siswa, pegawai administrasi sekolah, orang tua siswa, dan lain-lain) apakah keterangan atau informasi, atau penjelasan itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan data itu terperiksa kebenarannya.

Dalam pelaksanaan member check peneliti melakukan pemeriksaan

kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama

observasi atau wawancara dari narasumber, baik kepada kepala sekolah,

guru, siswa, teman sejawat, pegawai administrasi ataupun yang lainnya.

Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan member check sebagai

wahana untuk memeriksa data-data yang didapat, baik dari data yang

(47)

aktifitas siswa. Hal ini digunakan untuk mengetahui gambaran kebenaran

dari pengambilan kesimpulan dari analisis data-data tersebut.

2. Triangulasi

Pengertian Triangulasi, peneliti mengutip menurut pendapat Hopkins

(Wiriaatmadja, 2009: 168), adapun penjelasan Triangulasi yaitu: Triangulasi yakni memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis dari peneliti dengan membandingkan hasil orang lain, misal mitra peneliti

lain, yang hadir, menyaksikan situasi yang sama”.

Jadi, pelaksanaan Triangulasi yakni memeriksa kebenaran hipotesis,

konstruks, atau analisis dari peneliti dengan membandingkan hasil dari

mitra penelitian. Triangulasi dilakukan untuk memeriksa jawaban dari

peneliti yang merupakan suatu kebenaran atau tidaknya jawaban setelah

dibandingkan dengan data-data yang telah diisi oleh mitra peneliti

(observer), seperti observasi kinerja guru, aktifitas siswa dan catatan

lapangan.

3. Expert Opinion

Pengertian expert opinion, peneliti mengutip menurut pendapat

Hopkins (Wiriaatmadja, 2009: 171) yang menjelaskan sebagai berikut:

Expert opinion yakni melakukan dengan meminta nasehat kepada pakar, seperti dosen pembimbing penelitian, pakar atau penguji yang akan memeriksa semua tahapan penelitian yang dilakukan dengan memberikan arahan atau judgements terhadap masalah-masalah penelitian yang akan dilakukan.

Expert opinion dilakukan oleh peneliti dengan meminta nasehat

kepada pakar, seperti dosen pembimbing penelitian, pakar atau penguji

yang akan memeriksa semua tahapan penelitian yang dilakukan dengan

memberikan arahan atau judgements terhadap masalah-masalah penelitian

yang akan dilakukan. Selain itu, expert opinion dilakukan sebagai wahana

(48)

4. Key Respondent Review

Pengertian Key Respondent Review, peneliti mengutip menurut

pendapat Hopkins (Wiriaatmadja, 2009: 171) yang menjelaskan sebagai

berikut:

Key Respondent Review yakni meminta salah seorang atau beberapa mitra peneliti atau orang yang banyak mengetahui tentang penelitian tindakan kelas (PTK) untuk membaca draft awal laporan penelitian dan meminta pendapatnya.

Dalam penelitian ini, key respondent review dilakukan untuk

mengetahui kekurangan dari isi penelitian yang dilakukan. Hal ini bisa

dilakukan dengan meminta arahan/ masukan dari dosen pembimbing

penelitian, dan teman sejawat yang mengetahui tentang penelitian

tindakan kelas, sehingga penelitian yang dilakukan berhasil mencapai

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berikut ini kesimpulan dan saran yang diperoleh berdasarkan temuan di

lapangan selama pelaksanaan penerapan media kotak gambar putar.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IV

SDN Cibala Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang pada pembelajaran

keragaman budaya masyarakat dengan menerapkan media kotak gambar putar

untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi keragaman budaya

masyarakat serta untuk meningkatkan hasil belajar. Pembelajaran ini terdiri dari

dua siklus, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan media kotak

gambar putar pada pembelajaran keragaman budaya masyarakat berjalan dengan

baik. Adapun paparannya sebagai berikut.

a. Membuat rancangan tindakan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan media kotak gambar putar.

b. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan dijadikan pedoman bagi

siswa dalam diskusi.

c. Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dalam proses

pembelajaran.

d. Menyiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan dalam pelaksanaan

tindakan.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan media kotak gambar putar

pada pembelajaran keragaman budaya masyarakat dimulai dengan guru

menjelaskan materi yang akan dipelajari. Setelah itu siswa dibagi menjadi

beberapa kelompok untuk mendiskusikan LKS yang ada dimasing-masing

kelompok.

(50)

a. Kinerja Guru

Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan media kotak gambar putar

pada pembelajaran keragaman budaya masyarakat terbukti dapat meningkatkan

kinerja guru dalam proses pembelajaran. Adapun berdasarkan hasil observasi

kinerja guru terdapat peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus 1, guru

melaksanakan 6 aspek yang memperoleh skor 3 dari 15 aspek yang ditetapkan dan

mendapat skor 30 atau 83,33% dan mendapat kriteria Baik (B). Pada siklus 2,

guru telah melaksanakan 9 aspek yang memperoleh skor 3 dari 15 aspek yang

ditetapkan dan mendapat skor 33 atau 91,67% dan mendapat kriteria Baik (B).

b. Aktivitas Siswa

Pelaksanaan pembelajaran dalam menerapkan media kotak gambar putar pada

pembelajaran keragaman budaya masyarakat berjalan dengan baik dan terbukti

siswa kelas IV SDN Cibala sangat antusias, senang, dan termotivasi sehingga

siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

Penilaian aktivitas siswa selama pelaksanakan dua siklus ini selalu

mengalami peningkatan, hal ini terbukti dengan terus bertambahnya siswa yang

memperoleh kriteria baik (B) pada setiap siklusnya. Pada siklus 1, siswa yang

ditafsirkan baik (B) berjumlah 7 orang atau 35%. Pada siklus 2, siswa yang

ditafsirkan baik (B) bertambah menjadi 16 orang atau 80%.

3. Hasil

Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran keragaman budaya

masyarakat dengan menerapkan media kotak gambar putar terlihat dari

bertambahnya siswa yang dinyatakan tuntas pada setiap siklus. Adapun

peningkatan hasil belajar siswa berdasarkan siswa yang dinyatakan tuntas adalah

sebagai berikut.

Pada data awal, siswa yang dinyatakan tuntas hanya berjumlah 9 orang

siswa atau 45%, sedangkan 11 orang siswa atau 55% dinyatakan belum tuntas.

Pada siklus 1, siswa yang dinyatakan tuntas telah bertambah menjadi 12 orang

(51)

Pada siklus 2, siswa yang dinyatakan tuntas bertambah 5 orang menjadi 17 orang

atau 85%, dan siswa yang dinyatakan belum tuntas sebanyak 3 orang atau 15%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dalam rangka memperbaiki proses dan hasil

belajar siswa pada pembelajaran keragaman budaya masyarakat dengan

menerapkan media kotak gambar putar, ada beberapa saran yang dapat

disampaikan dari hasil penelitian ini, antara lain:

1. Bagi Guru

a. Sebaiknya guru lebih kreatif dan inovatif dalam mengemas pembelajaran yang

akan disampaikan sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan dalam

mengikuti pembelajaran.

b. Hendaknya guru selalu menumbuhkan motivasi siswa agar pembelajaran dapat

menarik perhatian siswa.

c. Diharapkan penerapan media kotak gambar putar dapat menjadi salah satu

alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran keragaman budaya masyarakat.

2. Bagi Siswa

a. Diharapkan siswa mampu bersikap aktif dan kreatif serta mampu berpikir

logis dalam mengikuti pembelajaran.

b. Hendaknya siswa harus lebih memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan,

tidak hanya dengan belajar di sekolah tetapi dalam kehidupan sehari-hari.

3. Bagi Sekolah

Diharapkan mampu memberikan dukungan yang maksimal dalam hal

meningkatkan kualitas pembelajaran, pengadaan fasilitas pembelajaran,

peningkatan profesionalisme guru, dan kebijakan sekolah yang memungkinkan

Gambar

Gambar Putar Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Pembelajaran
Gambar    3.1 Spiral Kemmis & Taggart .......................................................
Gambar              Halaman Kinerja Guru pada Setiap Siklus .. ..........................................
Tabel 1.1 Data Awal Hasil Evaluasi Belajar Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang berarti tidak terdapat stock selection skills.Akan tetapi Panin Dana Maksima malah memiliki beta > 1 (1,418 > 1),yang berarti setiap reksa dana terdapat. market

Hal inilah yang menjadi suatu ketertarikan sendiri bagi penulis untuk menelusuri masalah ini, sehingga penulis memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul

Ketidak bergantungan permitivitas subtansi nonpolar pada frekuensi membuat bahan ini lebih banyak dipakai dibandingkan dengan bahan yang bersifat polar. Misalnya air

[r]

© www.arithmetic4kids.com Sign up at: www.kizmath.com.

Skripsi/Tesis/Disertasi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk.. telah saya nyatakan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.. MEDAN

Untuk mencegah resiko terjadinya berbagai penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit dapat dilakukan perilaku hidup bersih dan sehat agar masyarakat yang