Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang
PROFIL KEBUGARAN JASMANI DAN SOFTSKILL SANTRI SMP ISLAM NURUL FIKRI BOARDING SCHOOL
LEMBANG BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh
Hakmal Purnama Sultan 0607603
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang
Profil Kebugaran Jasmani dan
Softskill Santri SMP Islam Nurul Fikri
Boarding School Bandung
Oleh
Hakmal Purnama Sultan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Hakmal Purnama Sultan 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : Hakmal Purnama Sultan
NIM : 0607603
JUDUL : Profil Kebugaran Jasmani dan Softskill Santri SMP Islam
Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung
Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I
Dr.H.j Nina Sutresna NIP. 196412151989012001
Pembimbing II
Sagitarius M.Pd. NIP. 196911132001121001
Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ketua,
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung
ABSTRAK
PROFIL KEBUGARAN JASMANI DAN SOFTSKILL SANTRI SMP ISLAM NURUL FIKRI BOARDING SCHOOL LEMBANG BANDUNG
Pembimbing : 1. Dr. Hj. Nina Sutresna 2. Sagitarius, M.Pd
Hakmal Purnama Sultan * 0607603
Tujuan dari penelitian ini adalah mengambarakan kondisi real mengenai kebugaran jasmani serta softskill yang dimiliki oleh santri SMP Islam Nurul Fikri
Boarding School Lembang Bandung. Ada 2 macan tes yang dilakukan untuk
mengetahui tingkat kebugaran jasmani dilakukan TKJI (Tes Kebugaran Jasmani Indonesia) untuk usia anak sekolah SMP dan untuk mengetahui tingkat softskill yang dimiliki dengan cara menyebarkan angket.
Metode deskriptif dengan data yang diperoleh melalui TKJI dan penyebaran angket. Populasi dalam penelitian ini adalah santri putra sementara untuk sampelnya peneliti mengambil santri putra kelas 9 dengan jumla 26 orang.
Hasil pengolaan data didapat bahwa santri SMP Islam Nurul Fikri Boarding
School Lembang Bandung memiliki tingkat kebugaran jasmani pada kategori
sedang. Sementara untuk softskill yang dimiliki yaitu sikap interpersonal yang lebih tinggi sedikit dibanding dengan sikap intrapersonalnya dengan perbandingan 69.23% : 66.85%. kemudian dari sikap interpersonal yang dominan dimiliki yaitu sikap kerjasama dengan perolehan prosentase sebesar 72.11%. kemudian untuk sikap intrapersonal yang dominan yaitu sikap menghargai diri dengan prosentase sebesar 79.49%.
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………..……… i
KATA PENGANTAR……….……….. ii
UCAPAN TERIMA KASIH……….……… iii
DAFTAR ISI………...……… A. Latar Belakang Masalah……….. 1
B. Rumusan Masalah ...………... 4
C. Tujuan Penelitian………. 4
D. Manfaat Penelitian ...………... 5
E. Batasan Penelitian ..………...……….. 5
F. Batasan Istilah ...………..………... 6
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung
d. Manfaat kebugaran jasmani……… 13
e. Cara meningkatkan kebugaran jasmani……….. 14
f. Pengukuran kebugaran jasmani……….…. 15
2. Hakekat softskill...………. 17
a. Definisi softskill……….. 18
b. Variabel softskill………. 19
c. Peranan softskill dalam kehidupan………. 20
d. Kehidupan bermasyarakat……… 21
e. Interaksi santri di pesantren………. 22
f. Metode pengembangan softskill ………. 22
3. Profil pesantren Nurul Fikri Boarding School Lembang….. 23
a. Aktivitas Santri……… 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode penelitian……… 26
B. Prosedur Penelitian………. 27
1. Lokasi dan objek penelitian………. 27
2. Populasi dan sampel………. 27
3. Langkah-langkah penelitian………. 28
4. Instrument penelitian……… 29
a. Angket……… 29
b. Tes kebugaran jasmani……….. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil pengolahan data……….………. 38
1. Hasil penelitian……….. 38
a. Softskill……… 38
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan……… 47
B. Saran………. 48
DAFTAR PUSTAKA ………. 49
LAMPIRAN- LAMPIRAN……… 50
Hakmal Purnama Sultan, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga mengandung arti mengolah raga atau mengolah jasmani, dari
sudut pandang Fisiologi olahraga mengandung makna aktivitas fisik yang
dilakukan dengan sadar, terencana, teratur dalam upaya untuk meningkatkan
kemampuan fungsional organ tubuh seseorang.
Kegiatan olahraga di sekolah pada umumnya terangkum dalam kegiatan
intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Pendidikan jasmani bertujuan untuk
mengembangkan 3 aspek diantaranya; aspek fisik (kebugaran, keterampilan
gerak), aspek kognitif (keterampilan berfikir kritis, penalaran) dan aspek afektif
(keterampilan sosial, stabilitas emosional, tindakan moral) serta juga mengenalkan
pola hidup sehat dan bersih melalui aktivitas jasmani yang direncanakan secara
sistematis.
Kebugaran jasmani sebagai salah satu faktor berpengaruh signifikan dalam
kegiatan olahraga didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan
kerja sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti
sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Kebugaran jasmani
dikelompokan kedalam 3 kelompok yakni :
1. Kebugaran statis yaitu keadaan seseorang yang bebas dari penyakit.
2. Kebugaran dinamis yaitu kemampuan untuk bekerja efesien yang tidak
memerlukan keterampilan. misal: berjalan, mengangkat dll
3. Kebugaran motoris yaitu kemampuan untuk melakukan kerja dengan
keterampilan tinggi dan efisien.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa orang sehat belum tentu
bugar sedangkan orang bugar semestinya sehat. Status kebugaran jasmani
dikelompokan menjadi 2 golongan yaitu : 1) Komponen kebugaran yang
2
Hakmal Purnama Sultan, 2013
2) komponen kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan, meliputi :
kecepatan, koordinasi, kelincahan dan power. Terkait dengan tujuan proses belajar
mengajar penjas di Sekolah, dijelaskan oleh Sutresna (2002:49).
Pendidikan jasmani sebagai bagian dari pendidikan secara umum memiliki tujuan yang selaras dengan tujuan pendidikan menyeluruh. Berangkat dari makna yang terkandung dalam proses belajar yakni suatu proses yang berupaya untuk memberikan beragam pengalaman agar anak yang tidak tahu menjadi tahu, serta tidak bisa menjadi bisa, serta diharapkan bisa lebih mandiri, maka terangkum pendidikan jasmani yang bersifat menyeluruh. Aktifitas fisik yang dilakukan mempunyai sasaran yang tidak saja menyentuh aspek fisik, namun sangat peduli pada perkembangan mental (psikhis) dan juga bagian kognitif siswa.
Sasaran utama pendidikan jasmani dalam konteks pendidikan di sekolah
adalah berkenaan dengan keterampilan gerak seorang siswa, sedangkan sasaran
dampak penggiringnya seorang siswa diharapkan berkembang pengetahuan dan
penaralan, serta pengamalan nilai-nilai yang positif di lingkungannya.
Softskill adalah suatu istilah dalam sosiologi tentang EQ (Emotional
Intellegence Quotien) seseorang yang dapat dikategorikan menjadi kehidupan
sosial, komunikasi, bertutur bahasa, keramahan, optimisme, kebiasaan dan
sebagainya. Softskill sangat berbeda sekali dengan hardskill yang lebih
menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, keterampilan
teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya tersebut. Contoh softskill dan
hardskill dalam cabang olahraga sepakbola. Hardskill diantaranya kemampuan
menendang, berlari, mengumpan bola, menyundul dan sebagainya. Sementara,
softskill diantaranya kemampuan bekerja sama, keberanian mengambil keputusan,
gigih, mengambil inisiatif, dan sebagainya. Pada kurikulum 2013 sangat
ditekankan para peserta didik untuk memiliki softskill.
Pondok pesantren merupakan salah satu model pendidikan yang sudah
lama mengakar dalam kehidupan masyarakat Indonesia, bahkan pesantren
merupakan cikal bakal dari sistem pendidikan Islam yang ada di tanah air.
Keberhasilan pesantren dalam melaksanakan tugas pendidikan tidak diragukan
3
Hakmal Purnama Sultan, 2013
pesantren yang banyak tampil di tengah–tengah masyarakat sebagai pembawa
obor dan pengerak laju pembangunan, masyarakat pun semakin yakin akan
pentingnya keberadaan pesantren.
Bukti kuatnya hal diatas karena sistem pendidikan di pesantren senantiasa
berorientasi kepada akhlaq, budi pekerti yang luhur atau social skill. Hal itu
terlihat dari sekian banyak visi dan misi pesantren di Indonesia. Menjadikan
komponen akhlaq salah satu capaian atau targetan para lulusannya. Sehingga akan
mudah diterima di tengah-tengah masyarakat umum. Rasulullah shallallahu „alaihi
wassalam pun diutus oleh Allah subhanahu wata‟ala untuk menyempurnakan
akhlaq, budi pekerti atau social skill. Dalam salah satu hadist. Nabi bersabda
”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sholeh”. (HR:
Bukhari dalam shahih Bukhari kitab adab, Baihaqi dalam kitab syu‟bil Iman dan
Hakim). Serta di dalam Al-Qur‟an surat Al-Ahzab: 21. “Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah”.
Kajian awal di lapangan yang ditelusuri oleh penulis, ada sebagian sekolah
yang melarang siswa-siswanya melakukan aktivitas olahraga (Futsal, Basket, Voli,
dan sebagainya) selama ujian tengah semester (UTS), ujian akhir semester (UAS)
dan ujian nasional (UN). Mereka beranggapan ada efek negative jika
siswa-siswanya berolahraga selama ujian berlangsung.
SMP-SMA Nurul Fikri Boarding School Lembang merupakan salah satu
pondok pesantren modern yang berlokasi di dataran tinggi Bandung utara.
Pesantren ini menggabungkan antara kurikulum pendidikan umum diantaranya
mata pelajaran matematika, fisika, biologi, penjas, bahasa Indonesia, ekonomi,
geografi, pendidikan jasmani, dan sebagainya. Dengan kurikulum pesantren
seperti aqidah, tafsir, bahasa arab, figh, tahfidzhul qur‟an, tariq, life skill,
leadership course dan sebagainya. Sehingga diharapkan lulusan pesantren Nurul
Fikri ini menjadi santri yang soleh, cerdas dan mampu memimpin sesuai dengan
4
Hakmal Purnama Sultan, 2013
juga memfasilitasi para santrinya untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya. Diantaranya ekstra kurikuler futsal, basket, bulutangkis, panahan,
tenis meja, kirsos, robotika, pramuka dan lain-lain. Prestasi yang pernah diraih
diantaranya juara 1 MTQ, juara 1 lomba kaligrafi pramuka kwartir Lembang,
juara 1 lomba fotografi di SMA Krida Nusantara serta juara 1 Futsal se-Bandung
raya di SMP Fitrah Insani.
Aktifitas di pesantren nurul fikri ini cukup padat, mulai dari bangun tidur
jam 04:00 sampai tidur lagi jam 22:00. Diisi dengan ibadah shalat tahajjud, shalat
subuh, menghafal Al-Qur‟an, belajar di sekolah sampai menjelang asar, sore hari
diisi dengan kegiatan ekstrakurikuler, selesai shalat magrib kembali lagi
menghafal Al-Qur‟an dan kegiatan sebelum tidur belajar mandiri. Dengan kondisi
seperti itu sangat dibutuhkan kondisi tubuh yang prima sehingga bisa melakukan
semua aktivitas dengan maksimal.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengkaji
kebugaran jasmani dan softskill Santri SMP Islam Nurul Fikri Boarding School
Lembang Bandung.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dan alasan pemilihan judul, maka
muncullah permasalahan yang dirumuskan dalam bentuk pertannyaan sebagai
berikut:
1. Bagaimana Profil Kebugaran Jasmani Santri SMP Islam Nurul Fikri
Boarding School Lembang Bandung ?
2. Bagaimana Profil Softskill Santri SMP Islam Nurul Fikri Boarding School
Lembang Bandung ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini diantaranya :
1. Untuk memperoleh data yang objektif mengenai profil kebugaran jasmani
5
Hakmal Purnama Sultan, 2013
2. Serta mendapatkan data tentang softskill santri SMP Islam Nurul Fikri
Boarding School Lembang Bandung.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelusuran data dan informasi mengenai profil kebugaran jasmani
dan softskill santri yang mengikuti pendidikan di SMP Islam Nurul Fikri
Boarding School lembang ini diharapkan dapat dijadikan dasar untuk
mengambil kebijakan terkait dengan pengelolaan proses belajar mengajar penjas
di sekolah. Disamping itu hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan yang
berharga bagi pimpinan pondok pesantren, para ustadz, guru olahraga, Pembina
olahraga dan pelatih.
E. Batasan Penelitian
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan penelitian tidak terlalu luas
ruang lingkupnya maka penulis membatasi penelitian sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya mengkaji profil kebugaran jasmani dan softskiil
santri tingkat Sekolah Menengah Pertama.
2. Instrumen atau alat ukur yang digunakan adalah tes kesegaran jasmani
Indonesia untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani santri SMP.
Sedangkan untuk menelaah profil softskill menggunakan angket yang
memuat tentang kepribadian santri.
3. Penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Islam Nurul Fikri Boarding
School Lembang Bandung.
4. Tempat penelitian dilaksanakan didalam kelas dan dilapangan olahraga
6
Hakmal Purnama Sultan, 2013 F. Batasan Istilah
Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini diperlukan batasan
yang jelas untuk menghindari penafsiran yang keliru. Adapun istilah yang harus
didefinisikan adalah sebagai berikut:
Kebugaran Jasmani
Giriwijoyo dkk, kebugaran jasmani secara garis besar ialah
kecocokan keadaan fisik terhadap tugas yang harus dilaksanakan oleh
fisik tersebut. Sadoso Sumosardjuno (1989 : 9 ) mendefinisikan
kebugaran jasmani ialah kemampuan seseorang untuk menunaikan
tugasnya sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang
berlebihan, serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk
menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan
mendadak.
Softskill
Softskill adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan
orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Atribut softskill, dengan
demikian meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan,
karakter dan sikap. Atribut softskill ini dimiliki oleh setiap orang dengan
kadar yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata,
bertindak dan bersikap. Namun atribut ini dapat berubah jika yang
bersangkutan mau merubahnya dengan cara berlatih membiasakan diri
dengan hal-hal yang baru.
Menurut Widhiarso (2009) yang mendefinisikan softskill sebagai
seperangkat kemampuan yang memengaruhi bagaimana seseorang
bertinteraksi dengan orang lain. Softskill membuat komunikasi efektif,
berfikir kreatif dan kritis serta membangun team yang terkait
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian memerlukan sebuah metode untuk mencapai tujuan penelitian. Tujuan penelitian diantaranya adalah mengungkapkan, mengambarkan dan menyimpulkan data guna memecahkan suatu masalah melalui cara-cara
tertentu yang sesuai dengan prosedur penelitian.
Metode penelitian adalah salah satu cara penelitian yang dilakukan dengan cara berturut-turut dengan menggunakan alat dan prosedur penelitian. Metode
penelitian bertujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimum dalam penelitian, maka dari itu dalam suatu penelitian harus ditentukan penelitian yang sesuai dengan permasalahan dan ruang lingkup penelitian.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengadakan suatu penelitian diantaranya seperti metode historis, deskriptif dan eksperimen. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Alasan penulis menggunakan metode deskriptif adalah untuk memecahkan permasalahan yang ada pada masa sekarang dan masalah-masalah aktual. Untuk itu, penulis
menggunakan metode deskriptif. Whitney dalam Nazir, (1988:63) menjelaskan:
Metode yang mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
Selanjutnya dikemukakan juga oleh Surakhmad (1997:140) mengenai ciri
-ciri metode deskriptif sebagai berikut :
Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada saat sekarang pada masalah-masalah yang aktual. Kemudian dianalisa (karena metode ini, data yang dikumpulkan mula-mula disusun dijelaskan dan sering pula disebut metode analitik).
Berdasarkan ciri-ciri dari metode deskriptif diatas, maka dalam penelitian
27
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung
Penggunaan metode penelitian didasarkan pada masalah yang akan dipecahkan dan tujuan yang akan dicapai. Dalam suatu penelitian sudah tentu harus dipikirkan mengenai cara memperoleh data yang diperlukan, cara memperoleh data ini dikenal dengan metode penggumpulan data, antara lain : wawancara, observasi, metode tes dan angket. Alat pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode penelitian dengan menggunakan tes dan angket.
B. Prosedur Penelitian
1. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung. Objek penelitiannya adalah Santri Putra SMP Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung sebanyak 26 Santri
2. Populasi dan Sampel
a) Populasi
Populasi menurut Arikunto (2010:130) adalah keseluruhan subyek peneliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2011:80) populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas : Obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapka oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sehingga dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek/subyek penelitian yang memiliki karakteristik. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah Santri Laki-laki SMP Islam Nurul Fikri kelas IX sebanyak 48 orang
b) Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2011:81) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilikioleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Arikunto (2010:131) adalah sebagian dari wakil populasi yang diteliti. Lebih lanjut mengenai besar kecilnya sampel dari jumlah populasi oleh Arikunto (2002:117), menjelaskan bahwa:
28
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung
jumlah besar dapat diambil 10-15 % atau lebih tergantung setidak
-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan biaya. Sehingga dapat disimpulkan sampel adalah jumlah dari anggota populasi yang mewakili untuk diteliti. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah Santri Putra kelas IX yang berjumlah 26 orang.
3. Langkah-langkah Penelitian
Adapun langkah-langkah penelitian, penulis mengacu pada paparan
Sutresna (2002:125) yang diadaptasi dari LR Gay sebagai berikut :
Gambar 3.1
and definition of a problem)
29
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung
4. Instrumen Penelitian
Agar penelitian yang dilakukan ini menjadi lebih konkrit, maka perlu adanya data. Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Sebagaimana yang dijelaskan Nurhasan (1988:2) bahwa : “Dalam proses pengukuran membutuhkan alat pengukur. Dengan alat ini kita akan mendapatkan data yang berupa hasil pengukuran”. Jadi instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan dalam penelitian terutama berkaitan
dengan proses pengumpulan data.
Dalam pengumpulan data ini penulis menyebarkan angket dan juga
melakukan Tes kebugaran jsamani untuk tingkat SMP.
a. Angket
Mengenai penyebaran angket Arikunto (2006: 151) menjelaskan
sebagai berikut “ kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”. Angket dalam
penelitian ini terdiri dari variabel yang dijabarkan melalui sub variabel,
indikator-indikator, dan pertanyaan. Butir-butir pertanyaan itu
merupakan gambaran tentang softskill santri dilingkungan pesantren.
Bentuk angket yang digunakan oleh penulis ialah angket tertutup.
Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pertanyaan
atau pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, maka responden hanya diperkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban dipilih oleh responden didasarkan pada kondisi yang sedang dialami oleh responden.
Agar penyusunan angket berjalan dengan baik, maka diperlukan langkah dalam penyusunan angket. Langkah-langkah penyusunan angket
30
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung
1) Penyusunan kisi-kisi angket
Tujuan penyusunan kisi-kisi angket diantaranya untuk
memudahkan penulis dalam menyusun data penelitian. Oleh karena itu, penulis membuat kisi-kisi angket.
2) Penyusunan angket
Setelah variabel serta indikator-indikator disusun dalam kisi-kisi
tersebut di atas, selanjutnya dijadikan acuan untuk menyusun suatu pertanyaan yang akan disebarkan dalam suatu kuesioner atau angket. Mengenai jawaban dalam angket penulis menggunakan skala sikap yaitu skala Likert. Mengenai skala Likert diuraikan oleh Nazir (2005:338) bahwa ini:
Sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert menggunakan hanya item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk, tidak dimasukan yang agak baik, yang agak kurang, yang netral dan ranking lain diantara dua sikap yang pasti diatas.
Sementara menurut Sudjana skala Likert adalah sebagai berikut :
Skala Likert dinyatakan dalam bentuk perrtanyaan untuk dinilai oleh responden, apakah pertanyaan itu didukung atau ditolak, melalui rentang nilai tertentu. Oleh sebab itu pertanyaan yang diajukan ada dua kategori,yakni pertanyaan positif atau pertanyaaan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik pertanyaan
positif maupun nilai negatif dinilai subjek sangat setuju, setuju, tidak ada pilihan, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Menurut Saswinadi (1988: 82) dijelaskan bahwa responden menilai
pernyataan itu dengan salah satu jawaban sebagai berikut:
1. Sangat setuju (SS)
2. Setuju (S)
31
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung
4. Tidak setuju (TS)
5. Sangat tidak setuju (STS)
Untuk setiap pernyataan memiliki nilai/skor skala sikap
masing-masing yang dapat dilihat dari tabel berikut di bawah ini:
Tabel 3.1 Nilai Skala Sikap
Arah dari pernyataan (SS) (S) (R) (TS) (STS)
Positif 4 3 2 1 0
Negatif 0 1 2 3 4
Penyusunan pernyataan-pernyataan tersebut tidak dilakukan
dengan serampangan, melainkan harus ada tolak ukur dari penjelasan
Likert dalam Saswinadi (1988:83) sebagai berikut:
1. Pernyataan itu harus merupakan gambaran dari perilaku yang
diinginkan dan bukan menyatakan suatu fakta.
2. Setiap pernyataan harus jelas, singkat, terarah dan tidak
mempunyai tafsiran ganda (ambiguity).
3. Hendaknya diusahakan supaya model jawaban tidak terhimpun di
data ujung kontinium, tetapi sebagaian berada di ujung lain terletak di tengah kontinium arah sikap itu.
4. Keseluruhan perangkat skala sikap itu hendaknya mencakup dua
kelompok pernyataan, ialah yang berarah positif dan yang berarah negatif. Hal ini diperlukan untuk menghindarkan jawaban yang steriotipis dari responden.
5. Tiap pernyataan harus mengandung satu variabel sikap dan tidak
boleh lebih.
Dari penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam
menyusun suatu pernyataan dalam angket harus bersifat jelas, singkat
32
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung
3) Uji coba angket
Setelah disusunya angket, tidak lekas diberikan kepada sampel yang sesungguhnya. Perlu adanya suatu pengujian angket, oleh karena itu penulis menguji coba angket untuk mengukur tingkat validitas dan realibilitas angket tersebut. Tidak semua pernyataan dalam angket akan kembali diberikan pada angket sebenarnya. Hanya pernyataan
-pernyataan yang memenuhi syarat yang dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini. Untuk memenuhi pernyataan tersebut memenuhi syarat maka perlu di tentukan tingkat validitasnya.
Uji angket ini dilaksanakan kepada santri SMP Islam Nurul Fikri kelas 8 yang tidak termasuk kedalam sampel penelitian, adapun langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas
intrumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Data yang diperoleh dari hasil uji coba dikumpulkan dan
dipisahkan antara skor tertinggi dan terendah.
2. Menentukan 50% responden yang memperoleh skor tinggi dan
50% yang memperoleh skor rendah.
3. Kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor
tinggi disebut kelompok atas sedangkan kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor rendah disebut kelompok bawah.
4. Mencari nilai rata-rata (�̅) setiap butir pernyataan kelompok atas
dan nilai rata-rata (�̅) setiap butir kelompok bawah dengan rumus
33
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung
5. Mencari simpangan baku (S) setiap butir pernyataan kelopok atas
dan kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:
S = √∑ �−�̅�−
Keterangan:
S : simpangan baku yang dicari
∑ � − �̅ : jumlah hasil penguadratan nilai skor dikurangi rata-rata
�−1 : jumlah sampel dikurangi satu
6. Mencari variansi gabungan (S2) untuk setiap butir pernyataan
S1 : simpangan baku kelompok satu
S2 : simpangan baku kelompok dua
n : sampel
7. Mencari nilai t-hitung untuk setiap butir pernyataan dengan rumus
sebagai berikut:
S1 : simpangan baku kelompok satu
S2 : simpangan baku kelompok dua
n : sampel
8. Selanjutnya membandingkan nilai t-hitung dengan nilai tabel
34
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung
Instrumen ini memiliki tingkat kebebasan � + � = 10 + 10 – 2 = 18, nilai t-tabel menunjukkan harga 1.32.
Sebuah pernyataan tes dinyatakan dapat dijadikan sebagai alat
pengumpul data jika t-hitung lebih besar atau sama dengan t-tabel, jika
t-hitung lebih kecil dari t-tabel maka pernyataan tersebut tertolak atau
tidak dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data. Hasil uji validitas
butir angket pada penelitian ini menunjukkan bahwa butir angket yang
berjumlah 48 butir soal terdapat 22 butir soal yang tidak valid, sehingga
tidak dapat digunakan sebagai alat pengumpul data, sisanya sebanyak
26 soal dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data dan siap untuk
disebarkan sesuai dengan rencana penyebaran angket yang telah
dijadwalkan sebelumnya.
b. Tes kebugaran jasmani Indonesia
Untuk mengetaui tingkat kesegaran jasmani pada anak sekolah
menengah pertama. Maka penulis mengambil tes kebugaran jasmani
Indonesia (TKJI) untuk anak SMP. Adapun fungsinya tes kebugaran
jasmani dalam program pengajaran Pendidikan Jasmani di tingkat
Sekolah menengah pertama (SMP) adalah sbb.
1) Mengukur kemampuan fisik siswa
2) Menentukan status kondisi fisik siswa
3) Menilai kemampuan fisik siswa, sebagai salah satu tujuan
pengajaran Pendidikan Jasmani.
4) Mengetahui perkembangan kemampuan fisik siswa
5) Sebagai bahan untuk memberikan bimbingan dalam
meningkatkan kebugaran jasmaninya
6) Sebagai salah satu bahan masukan dalam memberikan nilai
pelajaran Pendidikan Jasmani
35
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung
1) Lari cepat 50 meter
- Tujuan : mengukur kecapatan lari seseorang.
- Alat/fasilitas : lintasan lari, peluit, stopwatch, bendera start,
dan tiang pancang.
- Pelaksanaan: Siswa berdiri dibelakang garis start dengan
sikap berdiri .
- Apabila ada aba-aba “ya” siswa lari kedepan secepat
mungkin menempuh jarak 50 m.
- Cara member skor
Skor hasil tes yaitu waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 50 m. Waktu dicatat sampai 10 detik.
2) Tes angkat tubuh 60 detik untuk putra
- Tujuan : mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan
otot bahu.
- Alat/fasilitas : lantai, palang tunggal, stopwatch, dan formulir
pencatat hasil.
- Pelaksanaan: Siswa bergantung pada palang tunggal sehingga
kepala, badan, dan tungkai lurus
- Kedua lengan dibuka selebar bahu dan keduanya lurus.
- Kemudian siswa mengangkat tubuhnya dengan
membengkokkan kedua lengan sehingga dagu menyentuh atau melewati palang tunggal, lalu kembali kesikap semula.
- Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang, tanpa
istirahat selama 30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra.
- Cara memberi skor
36
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung
3) Tes Baring Duduk 60 detik
- Tujuan : mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut.
- Alat/fasilitas : lantai, palang tunggal, stopwatch dan formulai
pencatat hasil.
- Pelaksanaan: Siswa berbaring diatas lantai/rumput, kedua
lutut ditekuk kurang lebih 90 derajat
- Kedua tangan dilipat dan diletakkan dibelakang kepala
dengan jari tangan saling berkaitan dan kedua tangan menyentuh lantai.
- Salah seorang teman membantu memegang dan menekan
kedua pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat.
- Apabila ada aba-aba “ya”, siswa bergerak sambil mengambil
sikap duduk, sehingga kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali kesilap semula.
- Lakukan gerakan itu berulang-ulang dengan cepat tanpa
istirahat dalam waktu 60 detik.
- Cara memberi skor
Skor hasil tes yaitu jumlah baring duduk yang dilakukan dengan benar selama 60 detik. Setiap gerakan angkat tubuh yang tidak benar diberi nilai 0 (nol)
4) Tes Loncat tegak
- Tujuan : mengukur gaya ledak (tenaga eksplosif) otot tungkai.
- Alat/fasilitas : dinding, papan berwarna gelap, berukuran
37
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung
- Pelaksanaan: Siswa berdiri tegak dekat dinding, kedua kaki
berada dekat papan dinding disamping tangan kiri atau tangannya
- Kemudian tangan yang berada dekat dindign diangkat lurus
ketas, telapak tangan ditempelkan pada papan berskala sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya.
- Kedua tangan lurus berada disamping badan kemudian siswa
mengambil sikap awalan dengan membengkokan kedua lutut dan kedua tangan diayun kebelakang.
- Seterusnya siswa meloncat setinggi mungkin sambil menepuk
papan berskala dengan tangan yang terdekat dengan dinding sehingga meninggalkan bekas raihan pada papan berskala. Tanda ini menampilkan tinggi raihan loncatan siswa tersebut.
- Cara member skor
Ambil tinggi raihan yang tertinggi dari ketiga kali loncatan, sebagai hasil tes loncat tegak. Hasil loncat tegak diperoleh dengan cara hasil raihan tertinggi dari salah satu loncatan tersebut dikurangi tinggi raihan tanpa loncatan. Misalnya, Anton tinggi raihan tanpa loncatan 168 cm, sedangkan tinggi raihan loncatannya mencapai 220 cm, maka skor tegaknya yaitu 220 cm – 168 cm = 52 cm.
5) Lari jauh 1000 m
- Tujuan : mengukur daya tahan (cardio respiratory andurance).
- Alat/fasilitas : lapangan, bendera start, peluit, stopwatch,
nomor dada, tanda/garis start dan finish, dan formulir pencatat hasil.
- Pelaksanaan : Siswa berdiri dibelakang garis start. Pada aba
38
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung
siswa menempuh jarak 1000 m. Jika ada siswa yang mencuri start, maka siswa tersebut dapat mengurangi tes tersebut
- Cara member skor: Hasil yang dicatat sebagai skor lari 1000
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data statistika dan kebugaran jasmani yang telah
dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Kebugaran Jasmani
Dari data yang telah diolah. Kebugaran jasmani santri-santri SMP
Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung berada pada
kondisi sedang dengan perolehan skor 16 poin.
2. Softskill
a. Santri-santri SMP Islam Nurul Fikri Boarding school dapat
disimpulkan mengenai softskill yang paling dominan adalah
interpersonal yaitu kemampuan mereka mengelola diri mereka
terhadap orang lain
b. Sementara komponen interpersonal yang dominan mereka miliki
adalah sikap kerjasama kemudian menghargai peraturan,
komunikasi, berani mengambil keputusan, sosialisasi dan terakhir
adalah menghargai orang lain.
c. Komponen intrapersonal antara lain semangat, kerja keras, disiplin,
kejujuran, mengargai diri dan percaya diri. Diantara ke enam sikap
tersebut yang paling dominan adalah sikap menghargai diri atau
self esteem.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat
dipertimbangkan sebagai berikut :
1. Bagi para pengurus pesantren
Diharapkan untuk dapat mendorong, mengarahkan para santri untuk
48
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang 2. Bagi para santri
Memanfaatkan waktunya untuk berolahraga
3. Guru Olahraga
Dapat mengefektikan waktu-waktu olahraga pada jam pelajaran olahraga serta
49
Hakmal Purnama Sultan, 2013
Profil Kebugaran Jasmani Dan Softskill Santri Smp Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Cholil, Hasanudin (2009). Tes Kemampuan Komponen Fisik Cabang-cabang
Olahraga. Bandung: FPOK.
Furqon (2009). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Griwijoyo, Komaryah, dan Kartinah. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Lutan, R. Berliana dan Sunaryadi, Y. (2007). Metode Penelitian Pendidikan
Dalam Pelatihan Olahraga. Bandung: FPOK.
Matjan, B Nicholaus. (2009). Ilmu Kesehatan Olahraga. FPOK. Bahan Ajar. Bandung. FPOK UPI
Moh, Nazir. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nurhasan. (2000). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah
Statistik. Bandung: FPOK.
Satriya (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK.
Sidik, Dikdik Zafar. (2011). Pembinaan Kondisi Fisik. Bahan Ajar. PKO. Bandung: Star Perfomance.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Tim Penyusun UPI.(2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumber dari internet :