RELEVANSI KURIKULUM SMK TEKNOLOGI & INDUSTRI 1999
PROGRAM KEAHLIANTEKNIKINSTALASI LISTRIK
DENGAN TUNTUTAN
PEKERJAAN INSTALATUR LISTRIK
(Studi Evaluatif Terhadap Kemampuan dan Tugas-Tugas yang dituntut
dari Instalatur Listrik di Lingkungan Asosiasi Kontraktor Listrik
Indonesia dan Perusahaan Listrik Negara Kota Cimahi)TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pengembangan Kurikulum
Oleh
Karmon Sigalingging
NIM 009601
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
LEMBAR PERSETUJUAN
Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing
Prof. Dr. H. Nana-Syaodih Sukmadinata
Pembimbing II
ABSTRAK
Pendidikan sebagai wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
merupakan faktor vital yang menunjang pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dari dunia
usaha dan industri muncul keluhan bahwa lulusan yang memasuki dunia kerja belum
memiliki kesiapan kerja yang baik. Studi Blazely dkk (1997) melaporkan bahwa
pembelajaran di sekolah cenderung sangat teoritik, yang berakibat peserta didik tidak
mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah guna memecahkan masalah kehidupan
yang dihadapi dalam kesehariannya. Secara internasional tahun 2003 AFTA (Asean Free
Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour Area) akan dimulai, yang berarti sejak saat
itu persaingan tenaga kerja akan menjadi terbuka. Konsekuensinya tenaga kerja kita
harus mampu bersaing secara terbuka dengan tenaga kerja asing dari berbagai negara,
yang selama ini menjadi suatu kekhawatiran bagi ketenagakerjaan di Indonesia. Di
dalam UUSPN tahun 1989 pasal 11 ayat 3 dinyatakan secara tegas bahwa " Pendidikan
kejuman merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didiknya untuk dapat
bekerja pada bidang pekerjaan tertentu ".
Penelitian ini
merupakan suatu studi evaluatif dengan metodologi penelitian
kualitatif dan bersifat deskriptif berdasarkan fakta-fakta, terhadap kemampuan dan
tugas-tugas yang dituntut dari Instalatur Listrik, dengan maksud untuk menjawab pertanyaan
penelitian "bagaimanakah relevansi antara komponen pembelajaran pengetahuan /
keterampilan dari Garis-Garis Besar Program Diklat paket keahlian program produktif
kurikulum SMK 1999 Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik, dengan pekerjaan dan
tugas-tugas yang dibebankan kepada instalatur listrik ?".
Untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut dilakukan penelitian di dua
kontraktor listrik yang berlokasi di kota Cimahi.
Metoda pengumpulan data yang
digunakan terdiri dari; observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil interpretasi
dan pembahasan diperoleh temuan-temuan sebagai berikut;
• Bidang pekerjaan instalatur listrik terdiri dari; (a) pekerjaan instalasi listrik
penerangan dan tenaga untuk rumah tinggal, (b) pekerjaan instalasi listrik penerangan
dan tenaga untuk kebutuhan yang bersifat komersial, (c) pekerjaan instalasi listrik
industri, dan (d) pekerjaan penarikan jaringan tegangan menengah dan rendah.
• Komponen pembelajaran pengetahuan / keterampilan dari mata diklat paket keahlian
program produktif, kurikulum tertulis SMK 1999 Program Keahlian Teknik Instalasi
Listrik,
relevan
dengan kemampuan dan tugas-tugas yang dituntut dari instalatur
listrik.
• Komponen pembelajaran pengetahuan / keterampilan dari mata diklat paket keahlian
program produktif, kurikulum tertulis SMK 1999 Program Keahlian Teknik Instalasi
Listrik,
belum mencukupi
terhadap kemampuan dan tugastugas yang dituntut dari
-instalatur listrik.
Kesenjangan ditemukan terhadap bidang pekerjaan instalatur listrik, yang berkaitan
dengan penarikan jaringan listrik tegangan rendah dan menengah, hal mana bidang
pekerjaan ini belum ada dan diberikan pada kurikulum tertulis SMK 1999 program
keahlian Teknik Instalasi Listrik. Implikasinya adalah direkomendasikan menambah
mata diklat dan komponen pembelajaran pengetahuan/keterampilan, serta penyesuaian
(penggabungan) beberapa keahlian menjadi satu keahlian, yang dapat mewadahi
pekerjaan dan tugas-tugas instalatur listrik.
DAFTARISI
Halaman
KATA PENGANTAR
iv
UCAPAN TERIMAKASIH
vi ABSTRAK
viii DAFTARISI
DAFTARTABEL
xi
DAFTARGAMBAR
xii
DAFTARLAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
8
B Perumusan Masalah
11
C Pembatasan Masalah
11
D Defenisi Operasional
13
E Tuiuan dan Manfaat Penelitian
. 14
F. Metodologi Penelitian
BAB II
STUDI KURIKULUM SMK TEKNOLOGI &INDUSTRI EDISI 1999
17
., , 17
A. Kurikulum
17
1. PengertianKurikulum
90
2.
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
B.
Konsep Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi
22
22
1. Pengertian Kompetensi
2.
Pengembangan Standar Kompetensi
90
3. Konsep Pelatihan Berbasis Kompetensi
32
C. Kurikulum Berbasis Kompetensi
1.
Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi
32
2.
Landasan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
35
3.
iangkah-Langkah Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
36
D.
Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi
40
1. Perumusan Tujuan
2.
Penilaian Hasil Belajar
42
3.
Pengorganisasian Kurikulum
43
, a- 44
4.
Pengembangan Bahan Ajar
D Kurikulum SMK Teknologi &Industri 1999 dan Pembelajarannya
45
45
1
Krakteristik Kurikulum SMK 1999
2
PenyelenggaraanPendidikandanPelatihan
47
3
Pengembangan Kurikulum
, , • . 5 1
4. Pendekatan Pembelajaran
5
Garis-Garis Besar Program Diklat Bidang Keahlian Teknik Elektro
53
Program Keahlian Teknik Instalasi Listnk
BABHI METODOLOGI PENELITIAN
59
59
A Metode Penelitian
60
B Objek Penelitian
* ~ 61
C Metode PengumpulanData
62
D Instrumen Penelitian
63
E. AnalisisData
64
F Pembahasan Penelitian
f\f\
BAB IV. DESKRIPSI DATA
66
A. Pelaksanaan Penelitian
B. Ruang Lingkup Tugas dan Fungsi PLN Area Pelayanan dan Jaringan Cimahi.
67
C. Ruang Lingkup Pekerjaan Instalatur Menumt Kontraktor Listrik dan AKLI
70
D. Ruang Lingkup Pekerjaan dan Tugas Instalatur di Lingkungan AKLI dan PLN.
71
BABV.
INTERPRETASI PENELITIAN
A. Pola Program Diklat Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik
89
B Susunan Program Diklat Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik
90
92
C. Deskripsi Pembelajaran
D. Bidang Pekerjaan, Kemampuan dan Tugas yang Dituntut dari Instalatur
92
E.
Relevansi kompetensi dan pembelajaran paket keahlian program produktif,
dengan kemampuan dan tugas-tugas instalatur listrik
F.
Interpretasi dan Pembahasan
BAB VI. KESMPULANDANREKOMENDASI
115
„ . , 115
A. Kesimpulan •
117
B. Rekomendasi •
DAFTARPUSTAKA
•
119
ix
DAFTARTABEL
Halaman
Tabel
Tabel
I.
Traditional Versus Competency Based Vocational
Education Program
Tabel
2.
Twelve Task To Be Accomplished To Develop
ACompetency Based Training Program
38
Occupational Analysis Outline...
Kisi-kisi pengumpulan data
Tabel j .
Tabel 4.
Tabel 5
Bidang pekerjaan, kemampuan dan tugas-tugas
92
yang dituntut dari instalatur listrik
Tabel
6.
Relevansi kompetensi / sub kompetensi dan
pembelajaran pengetahuan / keterampilan mata
diklat paket keahlian program produktifdengan pekerjaan dan
99
tugas-tugas instalatur listrik
Tabel
7
Ringkasan pembahasan hasil penelitian relevansi kurikulum
SMK 1999 dengan tuntutan pekerjaan instalatur listrik...
113
Gambar Gambar Gambar
Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar Gambar
DAFTAR GAMBAR
1.1 Diagram pendidikan kejuruan 3
1.2 Peta kelompok variabel pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Keahlian Teknik Elektro
Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik 9 1.3 Peta kelompok variabel penelitian 10
1.4 Kerangka penelitian 16
2.1 Keterkaitan aspek kegiatan pada kurikulum 18 2.2 Keterkaitan antar komponen kurikulum 19
2.3 Azas-azas pengembangan kurikulum 20
2.4 Kinerja sebagai fungsi kemampuan, usaha dan
Keterampilan 24
2.5 Skema hubungan standar kompetensi dengan bagian
Komponen 27
2.6 Tahapan pengembangan kurikulum berbasis
Kompetensi 37
2.7 Langkah-langkah pengembangan kurikulum
Berbasis kompetensi 40
2.8 Prosedur penilaian acuan kriteria 43 4.1 Struktur Organisasi PLN Area Pelayanan dan
Jaringan Cimahi 69
XI
Lampiran Lampiran 1. Lampiran 2.
Lampiran 3. Lampiran 4.
Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9
Lampiran 10.
Lampiran 11
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Struktur Organisasi CV Gemilang 1.23
Struktur Organisasi Lapangan C.V Gemilang 124 Struktur Organisasi AKLI Cabang Cimahi 125
Struktur Organisasi CV Central 126
Permohonan penelitian ke AKLI Cimahi 127
Permohonan penelitian ke PLN Cabang Cimahi 128
Persetujuan penelitian di AKLI kota Cimahi 129 Persetujuan penelitian di PLN Kota Cimahi 130 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Dari AKLI Cimahi/sekaligus CV Central 131 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Dari CV Gemilang 132
Deskripsi Pembelajaran 133
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia merupakan faktor vital yang menunjang pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah lama dilakukan. Dalam setiap GBHN dan REPEL1TA selalu tercantum bahwa peningkatan mutu merupakan salah satu prioritas pembangunan di bidang pendidikan. Berbagai inovasi dan program pendidikan juga telah dilaksanakan, antara lain penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku paket belajar dan buku referensi lainnya, peningkatan mutu gum dan tenaga kependidikan
melalui pelatihan dan peningkatan kualifikasi pendidikan mereka, peningkatan
menejemen pendidikan, serta pengadaan fasilitas lainnya. Namun berbagai indikator menunjukkan bahwa mutu pendidikan masih belum meningkat secara signifikan.
Dari dalam negeri diketahu bahwa Nilai Ebtanas Murni siswa, mulai jenjang
pendidikan SD sampai dengan SMU relatif rendah dan tidak mengalami peningkatan
yang berarti. Sementara dari dunia usaha dan industri muncul keluhan bahwa lulusan yang memasuki dunia kerja belum memiliki kesiapan kerja yang baik. Ketidak puasan
berjenjang juga terjadi, kalangan SLTP merasa bekal lulusan SD kurang baik untuk
memasuki SLTP, kalangan SLTA merasa bekal lulusan SLTP tidak siap mengikuti
pembelajaran di SLTA, dan kalangan perguman tinggi merasa bekal lulusan SLTA belum cukup untuk mengikuti perkuliahan.
Pendidikan menumt Nana Syaodih dalam (Asep BS, 1997:1) dibedakan antara
kualitas hasil dan kualitas proses, kualitas hasil menunjukkan kemampuan yang dimiliki
siswa atau individu yang telah mengalami proses pendidikan, kualitas proses
di pasar merasa malu. Juga disebutkan studi Blazely dkk (1997) melaporkan bahwa
pembelajaran di sekolah cenderung sangat teoritik dan tidak terkait dengan lingkungan
dimana anak berada, yang berakibat peserta didik tidak mampu menerapkan apa yang
dipelajari di sekolah guna memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi dalam
kesehariannya.Dari komparasi internasional, hasil penilaian terhadap Human Development Index
(HDI) maupun hasil studi the Third International Mathematics and Science Studi-Repeat
(TIMSS-R 1999) dan survai the Political Economic Risk Consultation (PERC) dengan
segala indikatomya, menjadi pelajaran yang sangat berharga, yaitu bahwa upaya peningkatan mutu pendidikan yang salama ini dilakukan belum mampu memecahkan masalah dasar pendidikan di Indonesia. Sementara mutu pendidikan di Indonesia belum menggembirakan, tantangan di masa depan sangat berat. Dari dalam pendidikan sendiri
(BBE Diknas :2002) diketahui
terdapat 88,4% lulusan SLTA tidak melanjutkan ke
perguruan tinggi, dan 34,4 % lulusan SLTP yang tidak melanjutkan ke SLTA. Hal ini
berarti bahwa
perlu dipikirkan bagaimana pendidikan dapat berperan
mengubah
manusia sebagai beban menjadi menjadi manusia produktif, bekal apa yang harus
diberikan kepada peserta didik agar dapat segera memasuki dunia kerja, sehingga
setidaknya mampu menghidupi dirinya beserta keluargannya.
Secara internasional tahun 2003 AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean
Free Labour Area) akan dimulai, yang berarti sejak saat itu persaingan tenaga kerja akan
menjadi terbuka. Konsekuensinya tenaga kerja kita hams mampu bersaing secara terbuka
dengan tenaga kerja asing dari berbagai negara, yang selama ini menjadi suatu
kekhawatiran bagi ketenagakerjaan di Indonesia. Oentoro (Kompas, selasa 30-4-2002)
sangat menyakini bahwa pendidikan kejuman mempakan jawaban bagi mereka yang
setelah selesai sekolah ingin cepat bekerja dan ingin mengembangkan diri. Bagi mereka
yang memiliki semangat seperti itu pendidikan kejuruan sangat cocok untuk diminati.
Pakarpendidikan J. Drost mengatakan sekolah-sekolah umum (SLTP/SMU) di negeri ini
sesungguhnya hanya diperuntukkan bagi anak-anak pandai yang berjumlah sekitar 30%
dari populasi pelajar. Adapun 70 % lagi adalah pelajar yang memiliki kepandaian
kejuman atau sekolah-sekolah yang memberikan keterampilan khusus kepada peserta
didik adalah sangat mahal dan secara umum biaya pengoperasian sekolah kejuruan yang
baik bermutu dapat limakali lebih mahal dari sekolah umum. Sebagai negara
berkembang yang sedang menuju ke tahap industrialisasi, Indonesia juga telah menamh
perhatian dan memberikan prioritas kepada pendidikan tenaga kerja pada berbagai
jenjang. Pemerintah terns mengadakan perluasan berbagai pendidikan kejuman, termasuk
di sejumlah SLTP yang mendapat tambahan muatan pendidikan keterampilan.
Finch & Cmnkilton (1979:5) menguraikan pendidikan ke-dalam pendidikan formal
dan informal. Pembagian ini memposisikan pendidikan kejuman pada jalur pendidikan
formal dan pendidikan non formal seperti ditunjukkan pada gambar 1.1 berikut:
[image:11.595.94.437.241.538.2](ZZZZZZZZZl
Gambar 1. 1 Diagram Pendidikan kejuman
mendefenisikan pendidikan kejuruan sebagai pendidikan non akademis yang berorientasi pada praktik dalam bidang-bidang pertukangan, bisnis, industri, pertanian, transportasi, pelayanan jasa, kesehatan dan Iain-lain. Definisi tersebut mengambarkan bahwa; (a) pendidikan kejuruan merupakan pendidikan lebih berorientasi pada praktik, kurang
berorientasi pada akademik, (b) pendidikan kejuman lebih menggambarkan sebagai
pendidikan atau pelatihan bagi pencari kerja dan (c) pendidikan kejuruan menggambarkan pelatihan di luar sekolah. Juga dinyatakan bahwa Sekolah Menengah Kejuman (SMK) adalah lembaga pendidikan formal tingkat menengah yang berfungsi
menghasilkan tenaga kerja.
Pada pasal 11 ayat 3 dinyatakan secara tegas bahwa " Pendidikan kejuman merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didiknya untuk dapat bekerja pada
bidang pekerjaan tertentu ". Hal ini memberi syarat bahwa SMK sebagai sumber utama
penghasil tenaga kerja formal tingkat menengah memegang peranan yang sangat strategis
dalam mempersiapkan sumber tenaga kerja di Indonesia. Dari isyarat tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan atau kegagalan SMK mempersiapkan tamatannya
menjadi tenaga kerja tingkat terampil akan mempengaruhi penyiapan sumber daya
manusia, yang pada gilirannya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional.
Dari pendapat Soemardi dalam Masriam (1997:7) dapat disimpulkan bahwa, masalah-masalah yang menjadi ganjalan besar dalam sistim pendidikan kejuman di Indonesia adalah, tamatan SMK pada umumnya kurang menguasai pekerjaan praktik di lapangan. Pendapat tersebut sangat sesuai dengan keadaan sebenarnya, bahkan
ditambahkannya lagi bahwa, sikap lulusan SMK sebagai teknisi masih hams
dikembangkan yakni hal-hal yang menyangkut tentang disiplin, ketekunan, kesungguhan
dan kecermatan. Hal lain yang perlu dikembangkan adalah kemampuan akan
bekerjasama, kemandirian dan stamina dalam kekuatan bekerja. Kerjasama dalam bentuk
tim kerja lulusan sekolah menengah kejuman masih rendah, terbukti dari kurang tumbuhnya pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan suatu tim kerja, juga hal ini erat kaitannya dengan kemampuan berkerjasama diantara sesama semasa proses pendidikannya. Pendapat lain dari Sri Harjoko dalam sumber yang sama, dalam
kurang sinkronnya antara lulusan SMK dengan kebutuhan akan tenaga kerja di tingkat
dunia usaha dan dunia industri.
Di dalam sistim pendidikan kejuman di Indonesia penyebab dari hal-hal tersebut
di atas tentunya banyak faktor antara lain: (1) kurang tersediannya tenaga pendidik
praktik yang berpengalaman dalam proses industri, (2) mahalnya peralatan praktik yang
memenuhi syarat seperti yang seharusnya terdapat dalam praktik industri yang
sebenarnya, (3) rendahnya relevansi antara kurikulum sekolah dengan tuntutan dunia
kerja, (4) sulitnya menciptakan suasana praktik di sekolah yang benar-benar mewakili
keadaan nyata di industri dan (5) dunia usaha dan dunia industri di Indonesia belum
menampilkan usaha dan industri yang sesungguhnya, dalam arti pekerjaan yang tersedia
tidak menuntut kemampuan
yang benar-benar harus sesuai dengan latar belakang
spesialisasi pendidikan yang sesungguhnya. Sebagai salah satu cara untuk dapat
meningkatkan mutu lulusan pendidikan menengah kejuman ini, temtama menjembatani
kesenjangan antara lulusan dan dunia kerja sehingga tercipta link and match
diantarannya, maka
tahun 1993 pada pendidikan menengah kejuman diberlalukan
Pendidikan Sistim Ganda atau PSG yang pelaksanaannya disesuaikan dengan
kemampuan kemampuan dan sumber daya yang tersedia baik di sekolah maupun industri.
Keluhan-keluhan lain yang bersumber dari pihak pengguna lulusan SMK adalah
bahwa kelemahan para lulusan antara lain; produktivitas rendah, motivasi kerja rendah,
kualifikasi kurang memuaskan, ketekunan kurang dan loyalitas rendah (Hadiwiratama,
1990:32). Salah satu usaha meningkatkan mutu pendidikan SMK, diantaranya melalui
peningkatan pengembangan kurikulum dan kebijakan dalam strategi belajar mengajamya.
Kesesuaian kurikulum SMK dengan tuntutan dunia kerja mempakan tema sentral yang
diharapkan juga mampu menutupi kelemahan-kelemahan tersebut, sehingga SMK
sebagai penghasil tenaga kerja dan industri sebagai pengguna saling berkontribusi dalam
menjembatani kesenjangan antara dunia kerja dengan penghasil tenaga kerja.
Penelitian-penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dan menjadikan Penelitian-penelitian ini penting, antara
lain:
Penelitian Yusuf Supratman (1996) tentang kesesuaian kurikulum STM Program
Studi Bangunan Gedung dengan tuntutan dunia kerja, dapat disimpulkan bahwa, masih
hal itu sangat diperlukan di dunia kerja. Implikasi lebih jauh adalah adanya materi / isi
pelajaran yang tidak tersampaikan dibangku sekolah walaupun dituntut dalam dunia
kerja.
Penelitian Harry Suderajat (1989) mengenai studi relevansi kurikulum 1984 SMKTA Program Studi Listrik Instalasi dengan Tuntutan Dunia Kerja, juga dikaitkan dengan mutu lulusan SMK ini, dapat disimpulkan bahwa " kesenjangan antara
kemampuan lulusan dengan tuntutan jabatan kerja dapat diakibatkan oleh kurikulum yang kurang relevan ". Bahkan dijelaskan bahwa presentasi bahan (materi) pengajaran kurikulum program studi Listrik Instalasi yang mendukung performansi sebagai Instalatur listrik hanyalah 87,69%. Penjelasannya adalah presentasi kesesuaian bahan pengajaran dari seleksi Mata Pelajaran Dasar Kejuruan (MPDK) dan Mata Pelajaran Kejuman (MPK) yang dinilai kesesuaiannya dengan tuntutan dunia kerja adalah 61,57%, sedangkan bahan pengajaran yang diperhitungkan kurang mendukung kompetensi intalatur adalah 26,12%. Juga dari hasil Penelitian Tim Jumsan pendidikan Teknik Bangunan FPTK IKIP Bandung mengenai materi matematika aplikatif sebagai penunjang pengajaran bidang studi pendidikan teknologi dan kejuruan (teknik bangunan), dapat
disimpulkan bahwa materi matematika dalam kurikulum tersebut masih memerlukan penyempurnaan secara meluas dan mendalam, baik dalam bentuk format, struktur dan susunan materinya.
Permana.E.H, (1997) dalam penelitiannya mengenai " Relevansi Kurikulum Akademi Industri Prawisata Program Studi Perhotelan Dengan Kebutuhan Hotel "
menguraikan hal-hal yang prinsipil menyangkut relevansi yaitu: (a) berorientasi kepada tujuan, dengan menetapkan tujuan-tujuan yang hams dicapai mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah, (b) prinsip efisiensi dan efektifitas dalam menggunakan daya, dana dan waktu dalam mencapai tujuan pendidikan, (c) prinsip fleksibilitas, (d) prinsip kontinuitas (berkaitan dengan kesempatan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi) dan
(e) prinsip relevansi suatu pendidikan akan bermakna apabila kurikulum yang
dipergunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Juga dalam buku Nana Syaodih.S
(1988: 167-168) mengemukakan tentang relevansi yang hams dimiliki oleh kurikulum
Ishak Abdulhak. .DR dkk, (1995) yang meneliti tentang " Relevansi Struktur
Kurikulum Program Studi PLS dengan Reformasi Kerja di Lingkungan Instansi Pemerintah di Jawa Barat" mengungkap beberapahal yang disimpulkan sebagai berikut
• Relevansi dimaksudkan adalah ketepatan dan kesesuaian antara cakupan kurikulum yang bempa program pengajaran dengan penampilan kerja
dilapangan.
• Kurikulum mempakan alat untuk merealisasikan tujuan-tujuan pendidikan yang
diharapkan ke dalam bentuk praktis dan berguna.
Juga penelitian Karmon S (1982) mengenai " Kesulitan-Kesulitan dalam Mempelajari Mata Pelajaran Mesin Listrik dan Pembangkitan Ditinjau dari Aspek Materi
Matematika di Jumsan Listrik STM Negeri II Bandung " menyimpulkan bahwa terjadi
kekurangsinkronan umtan-umtan materi (bahan pelajaran) matematika dengan mata pelajaran kejuman Mesin Listrik Listrik dan Pembangkitan per-semesternya , dikaitkan dengan fungsi dan hakekat matematika itu sendiri. Kekurangsinkronan urutan tersebut mengakibatkan penggunaan waktu penyampaian materi pada pembelajaran mata
pelajaran Mesin Listrik dan Pembangkitan kurang efektif.
Kurikulum SMK 1994 dikembangkan dengan pendekatan pengembangan kurikulum berdasarkan kompetensi. Pengembangan kurikulum berdasarkan kompetensi, diartikan sebagai suatu proses pengembangan kurikulum yang didasarkan kepada kemampuan-kemampuan atau kompetensi apa saja yang hams dikuasai peserta didik setelah mereka tamat (Kurikulum SMK :1994). Persoalannya adalah apakah kompetensi yang menjadi dasar acuan kurikulum tersebut mempakan kompetensi yang dituntut dunia
kerja yang nyata. Mengingat ilmu pengetahuan dan teknologi terns berkembang, apakah
teknologi yang diperkenalkan dalam kurikulum persekolahan sesuai dengan teknologi
yang digunakan di dunia kerjaDalam GBPP kurikulum SMK 1999
Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik,
hal mana disebutkan Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik mempakan satu keahlian
yang mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja tingkat menengah dalam bidang
program ini antara lain; (a) Instalasi Listrik Rumah Tinggal, (b) Instal Bangunan Bertingkat dan (c) Instalasi Listrik Industri.
Perkembangan teknologi listrik yang mempakan salah satu rekayasa dasai engineering), khususnya dalam teknologi instalasinya akan mensyaratkan a pembahan dalam pendidikan kejuman listrik instalasi yang menyiapkan tenaga-tenaga teknisi dalam bidang tersebut. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis ingin
meneliti " Relevansi kompetensi/subkompetensi serta pembelajaran pengetahuan
dan pembelajaran keterampilan Kurikulum SMK 1999 Program Keahlian
Teknik Instalasi Listrik dengan tuntutan pekerjaan Instalatur Listrik ".
B. Perumusan Masalah.
Inti permasalahan dalam penelitian ini adalah mengkaji lebih lanjut mengenai " Relevansi Kurikulum SMK 1999 Bidang Keahlian Teknik Elektro Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik dengan tuntutan pekerjaan instalatur listrik", sebagaimana diuraikan pada Kurikulum SMK 1999, Garis-Garis Besar Program Pendidikan dan Pelatihan, bahwa bidang pekerjan yang dapat diisi tamatan ini adalah; (a) Instalasi Listrik Rumah Tinggal, (b) Instalasi Listrik Bangunan Bertingkat dan (c) Instalasi Listrik Industri, dalam pengertian lanjutan mencakup perencanaan, pemasangan, pengujian, perawatan dan perbaikannya.
SDM Kepala Sekolah Guru Staf Administrasi Penjaga Sekolah SARANA & PRASARANA
- Lahan, Gedung - R. kelas, Kantor
- Peralatan Kantor
- SIM
FASILITAS PENGAJARAN - Laboratorium
- Bengkel kerja - Perpustakaan
- Pusat Media
- AlatOlahRaga
KERJASAMA
- Lembaga Pemerintah
- Swasta
- Organisasi profesi - Masyarakat
- Industri pasangan
BIAYA
- Sumber biaya - Pengelolaan - Pengawasan
1
I
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN DESAIN t IMPLEMENTASI t EVALUASI* - ^ r
t
SISWA
- Jumlah
- latar belakang pendidikan
Dan sosial ekonomi - Motivasi
- Usia dan performance
MANAJEMEN - Fungsi - Pendekatan - Kepemimpinan HASIL PENDIDIKAN - Mutu - Jumlah - Waktu LINGKUNGAN - Geogragis - Sosial Budaya - Ekonomi - Politik
- Religi
Gambar 1.2
Peta kelompok variabel pendidikan pada Sekolah Menengah
Kejuman Bidang Keahlian Teknik Elektro Program Keahlian
Dari peta kelompok variabel pendidikan tersebut di atas, selanjutn
menjadi peta variabel penelitian sebagaimana diperlihatkan padagambar 1.
Desain Kurikulum
T
Keterbacaan GBPP
Kurikulum SMK Program Keahlian Teknik Instalasi
Listrik
Efektifitas pengajaran (pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan
di sekolah dan institusi pasangan).
V
"=>
Mutu lulusan
Program
Keahlian Teknik Instalasi Listrik.
n
Sarana dan Fasilitas pendidikan di sekolah dan institusi pasangan
(industri, asosiasi profesi dan sebagainya).
3
Kebutuhan akan
tuntutan pekerjaan
instalatur listrik.
Gambar 1.3 Peta kelompok variabel penelitian.
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan membutuhkan pengkajian secara holistik. Faktor-faktor itu antara lain konteks sekolah, tenaga kependidikan, program sekolah, proses pembelajaran, material dan
lain-lainnya. Setelah aktivitas belajar di sekolah, studi perlu dilanjutkan ke produk pembelajaran, yaitu kemampuan lulusan mengakomodasikan pengetahuan dan keterampilan hasil belajar mereka terhadap tuntutan kerja di lingkungan industri.
belajar yang terdiri atas prestasi akademik di sekolah dan adaptabilitas kemampuan
lulusan dalam bekerja, serta (4) konsep gum dalam menerjemahkan ide-ide kurikulum ke
pelaksanaan pengajaran di kelas. Dari penjelasan di atas, maka rumusan permasalahan
dari penelitian ini adalah; " Bagaimanakah relevansi kurikulum SMK 1999 Program
Keahlian Teknik Instalasi Listrik, dengan pekerjaan dan tugas-tugas yang dibebankan
kepada instalatur listrik ".
C. Pembatasan Masalah
Kajian tentang peta kelompok variabel pendidikan pada Sekolah Menengah
Kejuman Bidang Keahlian Teknik Elektro Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik,
yang telah dikemukakan sebelumnya tentunya sangat luas cakupannya. Demikian pula
halnya dari peta variabel penelitian, didapatkan hal yang sama yakni pembahasan yang
masih sangat luas dan sangat diperlukan pembatasan masalah, agar penelitian lebih
terfokus. Dengan penjelasan tersebut, maka permasalahan yang akan dibahas pada
penelitian ini dibatasi pada;
" Relevansi antara komponen pembelajaran
pengetahuan / keterampilan
dari
Garis-Garis Besar Program Pendidikan dan Pelatihan
paket keahlian
program produktif
kurikulum SMK 1999 Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik, dengan pekerjaan dan
tugas-tugas yang dibebankan kepada instalatur listrik ".
D. Defenisi Operasional
Agar istilah-istilah dalam penelitian ini menjadi jelas dan tidak mengundang
penafsiran yang berbeda-beda, maka penjelasan istilah-istilah yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Relevansi Kurikulum,
Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 SMKTA, prinsip relevansi mempakan
salah satu prinsip umum yang digunakan pada pengembangan kurikulum di Indonesia.
Prinsip
relevansi menekankan bahwa suatu pendidikan akan bermakna apabila
kurikulum yang dipergunakan relevan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Ditinjau dari arti kata, relevansi dapat diartikan sebagai kesesuaian, perlunya,
hubungan, pertalian, sangkutpautnya. Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa
relevansi diartikan dengan keterkaitan, kesesuaian, ataukeselarasan antara dua hal. Pada
penelitian ini, relevansi kurikulum diartikan sebagai
kesesuaian komponen
pembelajaran
pengetahuan / keterampilan
yang tertulis dalam kurikulum SMK 1999
Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik, dengan pekerjaan
dan tugas-tugas yang
dibebankan kepada instalatur listrik.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Nana S. Sukmadinata (1988)
tentang dua macam relevansi yang hams dimiliki oleh kurikulum yaitu relevan ke luar
dan relevan dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar atau relevansi external
maksudnya, tujuan, isi dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya
relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Dalam penelitian ini
relevansi lebih menekankan dengan tuntutan dunia kerja, meskipun relevansi terhadap
perkembangan kemajuan ilmu dan teknologi mempakan bagian yang sulit dipisahkan
dari tuntutan dunia kerja. Nasution (1990:3) dalam tulisannya mengemukakan bahwa dalam membicarakan relevansi pendidikan perlu jawaban terhadap pertanyaan relevan
bagi siapa. Dalam penelitian ini relevansi bagi siapa, ditujukan bagi masyarakat pemberi
kerja terhadap tamatan atau masyarakat yang menerima pelayanan jasa instalasi listrik.
Oleh karena itu Kriteria yang digunakan untuk menentukan relevansi antara kurikulum SMK 1999 Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik dengan tuntutan pekerjaan
instalatur listrik adalah; dikatakan relevan apabila; " Kemampuan dan tugas-tugas
yang dituntut dari instalatur listrik, ada dan diberikan pada komponen pembelajaran
pengetahuan /
keterampilan,
mata diklat paket keahlian
program produktif
kurikulum tertulis SMK 1999 Program keahlian Teknik Instalasi Listrik".
Kriteria yang ditetapkan tersebut mempakan kriteria secara formal, yang berarti relevansi hanya dilihat dari dokumen kurikulum tertulis, dan direlevansikan dengan pekerjaan dan tugas-tugas yang dibebankan kepada instalatur listrik (yang diperoleh dari adegan-adegan instalatur di lapangan). Sedangkan kriteria subtansial, yang menyangkut kualitas implementasi kurikulum di sekolah dan institusi pasangannya, belum diungkap pada penelitian ini, dan diharapkan perlu dilakukan penelitian lanjutan.
SMK Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik,
Adalah bentuk satuan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar, mempersiapkan peserta didik untuk
memasuki lapangan kerja, serta mengembangkan sikap profesional tingkat menengah
dalam bidang Teknik Instalasi Listrik.
Tuntutan Pekerjaan Instalatur Listrik,
Dalam penelitian ini dimaksudkan, adalah kebutuhan akan kemampuan dan
keterampilan yang harus dimiliki tamatan, untuk menjadi tenaga kerja tingkat menengah
dalam bidang Instalasi Listrik yang mampu bekerja mandiri secara profesional, serta
mampu mengembangkan diri dalam bidangnya.
Kurikulum SMK 1999
Dalam penelitian ini dimaksudkan adalah kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) kelompok Teknologi &Industri edisi tahun 1999.
Dari penjelasan pembatasan masalah dan defenisi operasional di atas, dan untuk
lebih operasionalnya masalah tersebut, maka permasalahan itu dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan penelitian yaitu;
" Bagaimanakah relevansi antara kompetensi/subkompetensi dan pembelajaran
pengetahuan/keterampilan dari Garis-Garis Besar Program Pendidikan dan Pelatihan
mata diklat
paket keahlian
kurikulum SMK 1999 Program Keahlian Teknik Instalasi
Listrik, dengan pekerjaan dan tugas-tugas yang dibebankan kepada instalatur listrik ?".
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tu juanPenelitian
Dengan memperhatikan latar belakang dan permasalahan di atas, adapun tujuan
penelitian ini adalah:
• Untuk menemukan bidang pekerjaan, kemampuan dan tugas-tugas yang dituntut dari
instalatur listrik.
• Untuk menemukan kesesuaian antara komponen kompetensi dan pembelajaran dari
Garis-Garis Besar Program Diklat Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik dengan
bidang pekerjaan, kemampuan dan tugas-tugas yang dituntut dari instalatur listrik.
Manfaat Penelitian
• Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk memperdalam teori
pengembangan kurikulum khususnya, berkenaan dengan pengembangan kurikulum
SMK 1999 yang menggunakan dua pendekatan utama yaitu; pengembangan
kurikulum
berdasarkan
kompetensi
(competency
based
curriculum)
dan
pengembangan kurikulum berbasis luas (broad based curriculum).
• Manfaat praktisHasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak pengembang
kurikulum SMK Direktorat Pendidikan Menengah Kejuman, khususnya dalam dua
hal yaitu;
(1) Perbaikan dan penyempurnaan
komponen pembelajaran pengetahuan /
keterampilan deskripsi
program
diklat paket keahlian program produktif
kurikulum SMK 1999 Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik, dan
(2)
Penyempurnaan pola program pendidikan dan pelatihan program keahlian
Teknik Instalasi Listrik.
F. Metodologi Penelitian
Metoda Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi evaluatif dengan metoda penelitian
kualitatif deskriptif, yakni penelitian yang bemsaha mendeskripsikan suatu gejala,
peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dalam penelitian ini, peneliti ingin
memotret dan menyelidiki secara terperinci tugas-tugas dan aktivitas orang-orang yang
bekerja dalam bidang pekerjaan instalasi listrik
dengan cara meneliti langsung
kelapangan untuk mengumpulkan data yang sesuai dan kemudian diberi makna.
Data-data bersifat
deskriptif yang dikumpulkan dapat berupa dokumen pribadi, catatan
lapangan, ucapan responden dan
potret pelaksanaan di lapangan.
Sebagai hasil
penelitian dengan metoda kualitatif diskriptif lebih menekankan makna daripada
generalisasi (Sugiyono, DR : 2002).
Objek Penelitian
Sesuai dengan metoda penelitian yang digunakan yakni metoda kualitatif
deskriptif, maka yang menjadi objek penelitian pada penelitian
ini adalah dua
kontraktor listrik yang wilayah kerjanya melayani PLN Area Pelayanan dan Jaringan
Cimahi. Pemilihan ini didasarkan atas kesimpulan dari hasil diskusi antara peneliti
dengan pihak menejemen PLN dan pengums AKLI cabang Cimahi. Kedua kontraktor
listrik tersebut mempakan kontraktor yang mendapat pengakuan dari PLN dan
mempunyai kemampuan kerja berdasarkan Surat Ijin Kerja (S1KA) C. Empat instalatur
yang dijadikan informan atau sampel dalam penelitian ini merupakan tenaga kerja yang
menjadi andalan kedua kontraktor tersebut, yakni yang bekerja pada pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan perencanaan, pemasangan, pengujian, perawatan dan perbaikan pada; (a) instalasi listrik rumah tinggal, (b) instalasi listrik gedung bertingkat, (c) instalasi listrik industri dan, (d) penarikan jaringan tegangan rendah/menengah.
Sebagai sumber data pada penelitian ini juga melibatkan beberapa orang pihak
menejemen dan karyawan PLN cabang kota Cimahi, khususnya dari bagian
pemeliharaan pelayanan distribusi jaringan listrik.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi dokumenter. Instrumen yang dikembangkan yakni, pedoman observasi tak berstruktur, pedoman wawancara tak berstmktur dan pedoman studi dokumentasi tak berstrukur, dengan bentuk instrumen catatan lapangan.
Wawancara dilakukan terhadap personil sumber data penelitian (pihak menejemen dan karyawan PLN Cabang Cimahi) temtama yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi P.T PLN (PERSERO) Area Pelayanan dan Jaringan Cimahi, dan uraian tugas kemitraannya dengan pihak Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI) cabang Cimahi. Observasi dilakukan terhadap personil objek penelitian (instalatur listrik) temtama yang berkaitan dengan pekerjaan dan tugas-tugas yang dibebankan kepada seorang instalatur listrik di lapangan, meliputi perencanaan, pemasangan, pengujian,
perawatan dan perbaikan pada; (a) instalasi listrik rumah tinggal, (b) instalasi listrik
gedung bertingkat, (c) instalasi listrik industri dan, (d) penarikan jaringan tegangan
rendah/menengah.
Studi dokumenter dilakukan terhadap komponen kompotensi/subkompetensi serta
komponen pembelajaran pengetahuan dan pembelajaran keterampilan dari Garis-Garis
Besar Program Pendidikan dan Pelatihan mata pelajaran program produktif kurikulum SMK 1999 Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik. Adapun kerangka penelitiannya dapat diperlihatkan pada gambar 1.4 di halaman berikut.
Kerangka Penelitian
Rumusan Masalah
Suasana lapangan Yang alamiah
Analisis
Kemampuan yang dipersyaratkan
dunia kerja (AKLI-PLN)
Profil Kemampuan
Instalatur Listrik
I
Kurikulum 1999 Program Keahlian Teknik Instalasi
Listrik
Analisis GBPP Program
Keahlian Teknk Instalasi Listrik
Kepustakaan. Teori Kurikulum SMK
Berdasarkan kompetensi, dan Organisasi
Kurikulumnya.
Prinsip Organisasi Kurikulum SMK 1999
Kompetensi Pembelajaran
Kesesuaian komponen Pembelajaran
dengan tuntutan dunia kerja Kesesuaian Teoritis tentang
Organisasi Kurikulum
Saran-Saran Kurikulum 1999
[image:24.595.46.503.79.635.2]Materi Diklat
Gambar 1.4 Kerangka Penelitian
16
BAB HI
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian
studi evaluasi
(evaluation research) yang
menggunakan metoda penelitian kualitatif dan bersifat deskriptifanalitik berdasarkan
fakta-fakta. Metoda ini pada hakekatnya mengamati orang dalam lingkungan hidupnya,
berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang
dunia sekitarnya, (Nasution, 1988:5).
Penggunaan metode penelitian kualitatif yang
bersifat deskriptif analitik pada penelitian ini dirancang sesuai dengan maksud dari
penelitian, yang ingin mengungkapkan hal-hal sesungguhnya mengenai " relevansi
kurikulum SMK 1999 Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik Dengan Tuntutan
Pekerjaan Instalatur Listrik", dengan berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Nana Sudjana & Ibrahim, 1989:64)
Dalam penelitian ini, peneliti ingin memotret dan menyelidiki secara rinci
tugas-tugas dan aktivitas orang-orang yang bekerja dalam bidang Instalatur Listrik dengan cara
meneliti langsung kelapangan untuk mengumpulkan data yang sesuai dan kemudian
diberi makna. Data-data bersifat deskriptif yang dikumpulkan, berupa dokumen pribadi,
catatan lapangan, ucapan responden, potret lapangan dan sebagainya, adalah merupakan
hasil penelitian dengan metoda kualitatif diskriptif yang lebih menekankan makna
daripada generalisasi (Sugiyono,: 2002).
Krakteristik penelitian
kualitatif menurut Bogdan dan Biklen dalam Masriam
(1997:) mengemukakan sebagai berikut:
a. Qualitative research has the natural setting as the source of data and researcher is the key instrument.
b. Qualitative research is descriptive. The data collected is in the form of words of picture rather than numbers.
c. Qualitative researchers are concernned with proses rathen then simply with
outcomes or products.
d. Qualitative researchs tend to analyse their data inductively
e. Meaning is of essential to the qualitative approach
Krakteristik yang dikemukakan tersebut, memberi gambaran bahwa dalam
penelitian kualitatif sangat mementingkan situasi yang wajar (natural setting) sebagai
sumber datanya. Pengumpulan data tidak menggunakan alat-alat seperti test atau angket,
sebaliknya peneliti adalah " key instrument «atau alat peneliti utama. Hal ini berarti
bahwa peneliti sendiri mengadakan eksplorasi melalui pengamatan, wawancara, serta
studi dokumentasi. Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptifyang banyak untuk
dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian, dan sebaliknya tidak mengutamakan
angka-angka statistik, walaupun tidak menolak data kuantitatif sepanjang dimaksudkan untuk
melengkapi serta memperjelas data kualitatif.
Penelitian kualitatif mengutamakan data langsung dari tangan pertama. Untuk itu
peneliti harus terjun sendiri serta melakukan observasi melalui turut berpartisipasi
kelapangan. Kedudukan sumber data dan peneliti dianggap setaraf, dengan maksud
peneliti datang untuk belajar dan menambah pengetahuan dan pemahaman tentang
masalah yang diteliti.B. Objek Penelitian
Sesuai dengan metoda penelitian yang digunakan yakni metoda kualitatif yang
bersifat deskriptif analitik, maka yang menjad, objek dalam penelitian in, adalah dua
kontraktor listrik yang wilayah kerjanya melayani cabang PLN Kota Cimahi. Pemilihan
ini didasarkan atas kesimpulan hasil diskusi antara peneliti dengan pihak menejemen
PLN dan pengurus AKLI cabang Kota Cimahi. Dua
kontraktor listrk tersebut
merupakan kontraktor yang mendapat pengakuan dan PLN dan mempunyai kemampuan
kerja berdasarkan Surat Ijm Kerja (SKA) C. Dan dua kontaktor listrik tersebut,
ditetapkan empat orang (dua orang dan tiap kontraktor) instalatur yang dijadikan
informan atau sampel dalam penelitian ini, yang merupakan tenaga kerja yang andalan
kedua kontraktor tersebut, yakni yang bekerja pada pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan
dengan perencanaan, pemasangan, pengujian, perawatan dan perbaikan pada; (a) instalasi
listnk rumah tinggal, (b) instalasi listrik gedung bertingkat, (c) instalasi listrik industri,
,dan (d) penarikan jaringan tegangan menengah dan rendah. Sebagai sumber data pada
penelitian ini juga melibatkan beberapa orang pihak menejemen PLN cabang kota
Cimahi, terutama menyangkut data tugas dan fungsinya.
Untuk memudahkan pengambilan data masing-masing sampel (responden) di beri
kode sebagai berikut:
1.
RA dan RB masing-masing tenaga instalatur yang bekerja pada kontraktor listrik
CV Gemilang, beralamat di Jalan Sukajaya no 9 Kota Cimahi
2.
RC dan RD masing-masing tenaga instalatur yang bekerja pada kontraktor listrik
CV Central, beralamat di Jalan Central no 1 Kota Cimahi.
C.
Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan focus dan
tujuan penelitian. Oleh sebab itu sesuai dengan metode penelitian yang ditetapkan, maka
teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi. Penggunaan ke-tiga teknik pengumpulan data
tersebut diharapkan saling melengkapi sehingga didapatkan data yang lebih akurat.
1.
Observasi (Pengamatan)
Observasi merupakan salah satu teknik yang dapat menghasilkan data lapangan
secara lebih objektif. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data berupa deskripsi yang
faktual, cermat, dan terinci mengenai lapangan, kegiatan manusia dan situasi sosial, serta
konteks dimana kegiatan itu terjadi. Pada penelitian mi observasi ke lapangan dilakukan
untuk mengamati kegiatan para instalatur yang dijadikan sebagai responden terutama
pada pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan perencanaan, pemasangan, pengujian,
perawatan dan perbaikan pada; (a) instalasi listrik rumah tinggal, (b) instalasi listrik
gedung bertingkat, (c) instalasi listnk industn, dan (d) penarikan jaringan tegangan
menengah dan rendah.
2. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan wawancara dipergunakan dengan maksud untuk
mendapatkan informasi dan orang yang terlibat langsung dengan kegiatan pelaksanaan
tugas instalatur listrik. Pertama, wawancara dengan pihak menejemen PLN Cabang Kota
Cimahi sebagai mitra kerja kotraktor listrik, dimaksudkan untuk memperoleh data
mengenai ruang lingkup pekerjaan kontraktor listnk dimana instalatur listrik bekerja.
Kedua, wawancara dengan pimpinan AKLI cabang kota Cimahi, dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang ruang lingkup pekerjaan dan tugas instalatur listrik, sehingga dapat mengarahkan pelaksanaan penelitian tentang profil seorang instalatur listrik. Ketiga, wawancara terhadap responden, dimaksudkan untuk melengkapi dan mencocokkan data yang diperoleh melalui obervasi (pengamatan) lapangan yang mereka lakukan, menyangkut pekerjaan dan tugas-tugas yang berkaitan dengan perencanaan, pemasangan, pengujian, perawatan dan perbaikan pada; (a) instalasi listrik rumah tinggal, (b) instalasi listrik gedung bertingkat, (c) instalasi listrik industri, dan (d) penarikan jaringan tegangan menengah dan rendah.
3. Studi Dokumentasi
Selain melalui observasi dan wawancara, data penelitian juga dikumpulkan
melalui pengkajian dokumen-dokumen yang tersedia. Studi dokumentasi dilakukan terhadap; pertama, kurikulum SMK edisi 1999 Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik, terutama yang berkaitan dengan kompetensi / sub kompetensi dan komponen pembelajaran yang bersifat pengetahuan maupun keterampilan,; kedua, dokumen Surat Penunjukan Pekerjaan (SPP) atau Surat Perintah Kerja (SPK) yang dikeluarkan Pihak PLN yang ditujukan ke kontraktor listrik, menyangkut pekerjaan-pekerjaan yang diberikan ke kontaraktor listrik dan ketiga, dokumen ruang lingkup pekerjaan instalatur listrik menurut kontraktor listrik dan Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI).
Data-data yang terkumpul melalui studi dokumentasi ini, secara keseluruhan dimaksudkan untuk menjaring ruang lingkup pekerjaan dan tugas-tugas yang dibebankan kepada Instalatur Listrik.
D. Instrumen Penelitian
Sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan, maka instrumen utama
adalah peneliti.
Mengutip pendapat Bogdan dan Biklen dalam Masriam (1997)
mengatakan " the researcher is the key instruments " dalam arti peneliti merupakan
instrumen kunci dalam penelitian kualitatif Untuk memperoleh data yang lebih akurat
maka dalam hal ini peneliti terjun langsung ke lapangan penelitian dengan menggunakan
beberapa alat bantu, diantaranya berupa catatan lapangan, pedoman wawancara, dan alat
rekam. Selain itu peneliti juga menggunakan dokumentasi untuk melengkapi informasi
yang dibutuhkan.
E. Analisis Data
Data dari hasil studi dokumentasi, wawancara, dan observasi dianalisis secara
bertahap. Pertama, data ditelaah seluruhnya dan berikutnya diadakan reduksi data dengan
cara membuat rangkuman. Reduksi data dilaksanakan dengan membuat ringkasan,
pengelompokan, penarikan tema, dan penulisan memo. Kedua, data disusun dalam
satuan-satuan yang akan dikategorisasikan (coding). Dan ketiga, data divalidasi melalui
'member check , atau triangulasi.'
Analisis data dilakukan sejak awal hingga selesai penulisan laporan, dengan alur
atau tahapan kegiatan analisis data yaitu, tahap reduksi data, display data, dan penarikan
kesimpulan / verifikasi (Miles & Huberman, 1994: 10 - 11). Reduksi data merujuk
kepada proses pemilihan, penentuan fokus, penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi
data yang muncul dalam transkrip atau catatan-catatan lapangan. Tampilan data sangat
membantu peneliti untuk memahami sejauhmana data tersebut dapat memberikan
gambaran yang konkrit, mengenai informasi yang diperlukan bagi penelitian. Penarikan
kesimpulan / verfikasi. Dari awal pengumpulan data, peneliti dalam tugas analisisnya
mencoba menginterpretasi atau memahami arti dari sesuatu data atau gejala, mencatat
ketetapan-ketetapan, pola-pola, penjelasan-penjelasan, atau mungkin konfigurasi,
alur-alur serta penyebabnya. Hal ini masih dianggap sebagai kesimpulan, yang awalnya
samar-samar, belum lengkap, dan selanjutnya bertambah nyata (eksplisit). Kesimpulan
akhir belum dapat diperoleh sampai pengumpulan data selesai. Bogdan dan Biklen
dalam Yusuf S (1996) mencoba memisahkan proses analisis data selama dilapangan
dengan analisis setelah data terkumpul dan kegiatan lapangan telah cukup memadai.
Berdasarkan hal tersebut, maka data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan
dianalisis dengan mengikuti pedoman sebagai berikut:
Pertama, analisis pada saat pengumpulan data.
Selama pengumpulan data peneliti merekam dan membuat catatan lapangan,
melakukan member chek dengan objek yang bersangkutan, mengadakan audit trail,
melakukan triangulasi data untuk mendapatkan keabsahan data, melakukan revisi sesuai
dengan objek penelitian dan sumber aslinya, pemberian kode terhadap catatan lapangan
yang telah direvisi untuk menyesuaikan dengan perkembangan proses dan jenis data yang
diperoleh. Kesemuanya itu merujuk pada apa yang dikembangkan oleh peneliti dan data
yang didapatkan dipilih yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan penelitian, yang ingin
mencari relevansi antara kurikulum dengan tuntutan dunia kerja.
Kedua, analisis setelah data terkumpul.
Setelah data terkumpul selajutnya peneliti mereduksi data dengan cara merangkum
laporan lapangan, mencatat, menggolongkan, dan mengklasifikasi hal-hal yang relevan
dengan focus penelitian, mendisplay data sehingga hubungan data yang satu dengan data
yang lainnya menjadi jelas dan saling terkait membentuk kesatuan yang utuh,
membandingkan dan menganalisis
diantara data yang ada, menarik kesimpulan,
merumuskan implikasi dan memberikan rekomendasi.
Keselumhan data yang terkumpul melalui
observasi, studi dokumentasi dan
wawancara, dianalisis dengan mengikuti kedua pedoman di atas secara kualitatif, untuk
dapat mengungkapkan secara rinci tentang kemampuan dan tugas-tugas yang dibebankan
kepada instalatur listrik. Selanjutnya dimaknai relevansinya dengan kompetensi / sub
kompetensi serta komponen pembelajaran yang bersifat pengetahuan dan keterampilan
dari Garis-Garis Besar Program Pendidikan dan Pelatihan mata diklat paket keahlian
program produktif kurikulum SMK 1999 Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik.
F. Pembahasan Penelitian
Data yang telah diolah (dari hasil observasi,wawancara dan studi dokumentasi)
tersebut dibahas sesuai dengan pertanyaan penelitian yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Pembahasan ini dilakukan terhadap kompetensi / sub kompetensi serta komponen
pembelajaran yang bersifat pengetahuan dan keterampilan yang terdapat pada
Garis-Garis Besar Program Pendidikan dan Pelatihan
mata diklat paket keahlian
program
produktif kurikulum SMK 1999 Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik. Dengan
langkah-langkah yang ditempuh di atas diharapkan diperoleh rekomendasi untuk
pengembangan kurikulum SMK Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik. Kisi-kisi
pengumpulan data diperlihatkan pada tabel 4 halaman berikut.
Tabel 4
Kisi-Kisi Pengumpulan Data
No Tujuan Pengumpulan Data
Data Yang Akan
Dikumpulkan
Sumber Data Teknik Pengumpu
lan Data 1 Untuk mendapatkan
ruang lingkup tugas
pokok, dan fungsi
PLN Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi
Data tentang ruang
lingkup tugas pokok, dan fungsi PLN Area
Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi
• Menejer PLN APJ Cimahi • Personil PLN
APJ Cimahi
• Doku mentasi • Wawan
c a r a
2 Untuk mendapatkan
ruang lingkup
pekerjaan, dantugas-Instalatur Listrik menurut kontraktor listrik dan AKLI
Data tentang ruang
lingkup pekerjaan, dan tugas Instalatur Listrik
menurut kontraktor listrik dan AKLI
• Ketua AKLT • Direktur CV
Gemilang • Direktur CV
Sentral
• Doku mentasi • Wawan
c a r a
3 Untuk mendapatkan
data ruang lingkup pekerjaan, dantugas-Instalatur Listrik di
lingkungan AKLI dan
PLN
Data tentang ruang lingkup pekerjaan, dan
tugas- Instalatur Listrik
di lingkungan AKLI dan PLN
• Menejer PLN APJ Cimahi • Personil PLN
APJ Cimahi • Ketua AKLI • Direktur CV
Gemilang
• Direktur CV Sentral
• Doku mentasi • Wawan
c a r a
4 Untuk mendapatkan
bidang pekerjaan,
kemampuan dan tugas-tugas yang dibebankan kepada instalatur listrik
Data tentang bidang
pekerjaan, kemampuan
dan tugas-tugas yang dibebankan kepada instalatur listrik
• Ka. Pelaksana dan staf CV. Gemilang
• Ka. Pelaksana dan staf CV. Sentral • Obser vasi • Wawan-Cara • Doku mentasi
5 Untuk mengetahui relevansi kurikulum SMK 1999 Program
Keahlian Teknik
Instalasi Listrik, dengan tuntutan pekerjaan Instalatur Listrik
Data tentang relevansi kurikulum SMK 1999 Program Keahlian
Teknik Instalasi Listrik,
dengan tuntutan pekerjaan Instalatur Listrik • Dikmenjur • SMK kelompok Teknologi dan Industri • CV Gemilang • CV Sentral • AKLI
• Doku mentasi
BABV
INTERPRETASI PENELITL\N
Sebagaimana telah diuraikan pada bab IV, yakni deskripsi data dari has!
yang telah dilakukan, menyangkut mang lingkup pekerjaan dan tugas-tugas yang dibebankan pada instalatur listrik, baik yang bersumber dari pihak Asosiasi Kontraktor
Listrik Indonesia, kontraktor listrik itu sendiri maupun pekerjaan dan tugas-tugas yang
dilakukan di lapangan, maka selanjutnya pada bab V ini akan dilakukan interpretasi data tersebut dengan maksud untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dimmuskan
terdahulu (pada bab I) yakni " Bagaimanakah relevansi antara kompetensi / sub kompetensi dan pembelajaran pengetahuan / keterampilan dari Garis-Garis Besar Program Pendidikan dan Pelatihan mata diklat paket keahlian program produktif kurikulum SMK 1999 Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik, dengan pekerjaan dan tugas-tugas yang dibebankan kepada instalatur listrik ". Oleh karena itu sebelum dibahas secara rinci mengenai jawaban pertanyaan pokok penelitian di atas, maka perlu
kembali dipaparkan terlebih dahulu mengenai beberapa hal, yang mempakan bagian yang tak terpisahkan dari pembahasan ini, antara lain sebagai berikut:
• Garis-Garis Besar Program Pendidikan dan Pelatihan Bidang Keahlian Teknik
Elektro Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik kurikulum SMK 1999 yang
meliputi;
o Pola Program Pendidikan Dan Pelatihan o Susunan Program Pendidikan dan Pelatihan o Deskripsi Pembelajaran
• Bidang pekerjaan, kemampuan dan tugas-tugas yang dituntut dari instalatur listrik dan
• Relevansi antara kompetensi / sub kompetensi dan pembelajaran pengetahuan / keterampilan dari Garis-Garis Besar Program Pendidikan dan Pelatihan mata diklat paket keahlian program produktif kurikulum SMK 1999 Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik, dengan kemampuan dan
tugas-tugas yang dituntut dari instalatur listrik.
Pola Program Pendidikan dan Pelatihan. Bidang Keahlian Teknik Elektro
Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik
Teknisi Teknisi Teknisi Teknisi Teknisi Teknisi Teknisi Teknisi Teknisi Instalasi Listrik Listrik Listrik Tekono- Audio Elektro Elektronika
Pendingi-Listrik Jaringan Pemakaian Industri logi
Informasi
Video nika Industri
Komunikasi nan& Tata Udara
'Instalasi * Pembang *Pemeliharaan *Proteksi *Teknolo- * Audio- *Instru- *Transmisi •Tata Rumah kit Listrik dan Perbaikan Sistem gi Infor Video mentasi dan Instru Udara/air
Tinggal * Distribusi Mesin Listrik Tenaga masi. dan m e n Conditio
'Instalasi dan * Pemeliharaan Listrik Kontrol Komuni ning
Bangunan Transmisi dan Perbaikan *Pengendali kasi *Refigrasi/
Bertingkat Peralatan Mekanik
Pendingi-'Instalasi Listrik Rumah Dan nan.
Listrik Tinggal (home Magnetik
Industri Appliance) *Pengendali
Elektro Hidroulik Dan Elektro Pneumatik
*Pengedali
Elektronik Dan PLC.
Pendi-LISrr R i K ELEKT RONIK^L
nginan
dan
Tata
Udara
E L E 1K T R O
B. Susunan Program Pendidikan dan Pelatihan
Bidang Keahlian Teknik Elektro
Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik PROGRAM
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PROGRAM NORMATD7
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2. Pendidikan Agama
3. Bahasa dan Sastra Indonesia 4. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 5. Sejarah Nasional dan Sejarah Umum
PROGRAM ADAPTEF
1. Matematika 2. Bahasa Inggris
3. Fisika 4. Kimia 5. Komputer 6. Kewirausahaan
PROGRAM PRODUKTIF
1. Menggambar Teknik Elektro 2. Pekerjaan Mekanik Elektro 3. Penggunaan Alat Ukur Listrik
4. Penerapan KonsepDasar Listrikdan Elektro 5. Pemasangan Dasar Instalasi Listrik
6. Pemasangan Instalasi Listrik Penerangan danTenaga 7. Pengujian Krakteristik Mesin Listrik
8. Pembuatan Rangkaian Pengendalli Dasar
9. Pengkajian Sumber-Sumber TenagaListrik Alternatif
10. Paket Keahlian
• Instalasi Rumah Tinggal
• Instalasi Bangunan Bertingkat
• Instalasi Listrik Industri
JUMLAH JAM PELAJARAN
90
JAMPEMBELA
Tk.1 Tk.II TK.DT
Keterangan:
• Waktu pembelajaran efektif per tahun untuk tingkat I dan II minimum 40
minggu dan untuk tingkat m minimum 36 minggu; jam pembelajaran per-minggu
maksimun 50 jam @ 45 menit.
• Jam pembelajaran adalah alokasi waktu untuk pelaksanaan PBM termasuk
evaluasi sumatif Evaluasi sumatif yang dimaksud adalah tes untuk satu atau
beberapa pokok bahasan dalam program normative dan adaptif, dan tes untuk
setiap pencapaian suatu kompetensi tertentu dalam program produktif.
• Pelaporan administratif dan akademik kemajuan program pendidikan dan
pelatihan dilakukan setiap semester atau minimal 2kali setiap tahun pembelajaran
• Alokasi waktu pembelajaran praktek dalam program produktif minimum 70%
• Pengaturan waktu pembelajaran dalam bentuk mingguan dalam setahun dilakukan
oleh masing-masing sekolah dengan memperhatikan:
(a) Keutuhan dan ketuntasan penguasaan kompetensi; (b) Kesinambungan
pembelajaran dan
(c) Efisiensi penggunaan sumber daya pendidikan
• Paket keahlian produktif dilaksanakan di industri atau sebagian di sekolah
• Waktu praktek kerja industri diatur sebagai berikut:
a. Minimum 6 bulan kerja, mengikuti minggu dan jam kerja industri
b. Boleh lebih 6 bulan kerja jika kegiatan bekerja di industri memberikan nilai
tambah yang lebih tinggi bagi industri maupun siswa yang bersangkutan
c. Kegiatan di industri dapat dimulai dari tingkat I dengan cacatan industri
yang bersangkutan mampu memberi keterampilan dasar dan sebaiknya tidak
langsung bekerja di lini produksi.
C. Deskripsi Pembelajaran
Deskripsi pembelajaran mata diklat program produktif kurikulum SMK 1999
Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik, diberikan pada bagian lampiran.
D.
Bidang Pekerjaan, Kemampuan dan Tugas-Tugas yang Dituntut dari
Instalatur Listrik
Dari ruang lingkup pekerjaaan dan tugas-tugas instalatur yang telah diuraikan
terdahulu (bab IV) di atas, kemudian dimjuk kepada kemampuan-kemampuan yang
ditunjukkan dan mendukung terhadap pekerjaan itu, maka berikut ini secara keselumhan
dirangkum kembali kemampuan dan tugas-tugas yang dituntut dari instalatur listrik
dilapangan, sekaligus dengan pengkodean dan bidang-bidang pekerjaannya (tabel.5).
Tabel 5
Bidang pekerjaan kemampuan, dan tugas-tugas
yang dituntut dari instalatur listrik.
Biadang Pekerjaan
1
• Pekerjaan Instalasi Listrik Penerangan dan Tenaga Untuk
Rumah Tinggal
Kemampuan dan Tugas-Tugas
Menginterpretasikan gambar instalasi penerangan
dan tenaga dari pemberi order
Membuat gambar situasi, denah dan rencana
penyambungan daya
Mengidentifikasi dan memilih peralatan listrik yang
dibutuhkan sesuai gambar
Menentukan jenis & kapasitas pengaman yang
dipakai
Menentukan tata letak peralatan listrik yang akan
dipasang (saklar utama, stop kontak, saklar, fuse,
fitting dan MCB)
Membuat gambar pemasangan instalasi listrik
penerangan dan tenaga
Melaksanakan
pemasangan
peralatan
listrik,
sekaligus dengan
pengawatan instalasi sesuai
dengan PUIL
92
Kode
Al
A2
A3
A4
A5
A6
Pekerjaan Instalasi Listrik Penerangan dan
Tenaga untuk
kebutuhan yang bersifat
komersil.
dengan PUIL
Memasang peralatan pengaman instalasi termasuk
pentanahan berdasarkan standar PUIL
Melakukan pengujian instalasi berdasarkan standar
PUIL
Membuat berkas usulan, untuk pengujian instalasi,
dan penyambungan daya ke PLN
Melaksanakan
pemasangan Kwh
meter
dan
peralatan pengaman listriklainnya.
Melaksanakan pengujian instalasi penerangan dan
tenaga, sekaligus dengan penarikan daya dari
jaringan tegangan rendah (tiang terdekat) sesuai
dengan PUIL
Melaksanakan perbaikan instalasi/pengembangan
instalasi listrik penerangan dan tenaga sesuai
dengan PUIL
Melakukan pengujian dari instalasi yang diperbaiki
sesuai dengan standar PUIL
Mengkoordinir prosedur kerja pemasangan instalasi
penerangan dan tenaga.
Mengidentifikasi pekerjaan yang di order pihak
konsumen.
Membuat gambar situasi dan
denah lokasi
pemasangan instalasi termasuk lokasi gardu dan
tiang JTR untuk penyambungan daya
Mengidentifikasi komponen peralatan listrik yang
akan dipasang, sekaligus dengan perhitungan
kapasitas daya terpasang
Membuat
gambar
instalasi
sesuai
dengan
kebutuhan peralatan yangakan dipasang
93
A8
A9
A10
All
A12
A13
A14
A15
Bl
B2
B3
Menentukan tata letak pemasangan semua
peralatan listrik, termasuk PHB utama dan PHB
mangan
Melaksanakan pemasangan komponen peralatan
listrik (saklar, stop kontak, fitting) sesuai PUIL
Melaksanakan pemasangan peralatan pengaman
(saklar utama, fuse, PHB dan pentanahan) sesuai
dengan PUIL
Melaksanakan penyambungan instalasi semua
komponen peralatan listrik termasuk dengan
peralatan pengaman sesuai PUIL
Merakit PHB sesuai dengan pembagian grup daya
sekaligus dengan pengawatannya
Menentukan dan memasang sistim pengaman
penangkal petir
Melakukan pengujian instalasi sesuai dengan
persyaratan PUIL
Membuat
berkas
usulan
pengujian
dan
penyambungan daya ke PLN (terlebih dahulu
legalisir oleh AKLI dan PLN)
Memasang Kwh meter dan penyambungan daya ke
tiang JTR terdekat.
Mengkoordinir pekerjaan dan prosedur kerja
(termasuk sistim keselamatan kerja saat melakukan
pekerjaan di lapangan).
Mengidentifikasi kesalahan instalasi penerangan
dan tenaga dan menentukan letak kesalahan
• Melaksanakan perbaikan/pengembangan instalasi
penerangan &tenaga serta pengujian instalasi yang
diperbaiki.
94
B5
B6
B7
B8
B9
BIO
Bll
B12
B13
B14
B15
Pekerjaan Instalasi Listrik Industri
Membaca dan menginterpretasikan gambar instalasi
listrik industri yang di oder pihak konsumen/PLN
Mengkordinir pembagian kerja dan prosedur kerja
Menentukan tata letak semua komponen peralatan
listrik yang dipasang untuk penerangan maupun
tenaga
Menentukan tataletak penempatan PHB utama dan
PHB lain sesuai peruntukannya
Menentukan
saluran utama penarikan kabel
melalui kanal
Mengidentifikasi seluruh komponen peralatan
listrik yang akan dipasang, termasuk beban-beban
1 fasa dan tiga fasa
Memasang komponen peralatan listrik penerangan
dan tenaga sesuai gambar dan persyaratan PUIL
Mengidentifikasi dan memasang panel-panel bagi
Melakukan penyambungan / pengawatan ke selumh
peralatan listrik penerangan dan tenaga
Merakit panel utama dan panel bagi, termasuk
tataletak komponen CB dan MCB lfasa / 3 fasa
disesuaikan dengan gmp, dan lampu indikator
sesuai PUIL
» Melakukan penyambungan semua komponen
peralatan listrik ke panel bagi yang bersesuaian
» Memasang penangkal petir dan sistim pentanahan
instalasi, sekaligus dengan pengawatannya susuai
dengan peruntukannya.
• Melaksanakan pengujian seluruh instalasi listrik
industri sesuai PUTL• Melaksanakan pemasangan dan penyambungan
1™U01 +—~U A~~ "»<-A, Vg Tv>n^l ntomi fPPini
95
CI
C 2 C3
C4
C5
C6
C 7
C8 C9
CIO
Cll
C12
C13
Pekerjaan Penarikan Jaringan
Tegangan
Menengah dan
Rendah
kabel tanah dari gardu ke panel utama sesuai
dengan PULL
Membuat
berkas
usulan
pengujian,
dan
penyambungan daya ke PLN (legalisir AKLI dan
PLN)
Memasang KWH meter dan penyambungan ke
jaringan.
Mencari keasalahan dan memperbaiki instalasi
listrik industri
Melaksanakan pengujian dari instalasi listrik
industri yang diperbaiki.
Membaca
dan menginterpretasikan gambar
penarikan jaringan JTM dan JTR
Mengkoordinir kegiatan dan prosedur kerja sesuai
dengan gambar dan persyaratan PUIL
Mengkoordinir kebutuhan material yang diperlukan
danpengambilan material dari PLN
Memasang
tiang
JTM
beserta
dudukan
transformator, anester dan asesoris lainnya sesuai
SPLN dan PUIL
Memasang tiang-tiang yang lain sesuai dengan
gambar yang ada, beserta dudukan isolator tumpu
dan isolator aspan sesuai dengan peruntukannya.
Memasang penyangga pada tiang jaringan dengan
menggunakan plat isolator, plat simpul dan
komponen lainnya sesuai dengan SPLN
Memasang instalasi transformator, anester dan
sistim pentanahannya (untuk penangkal petir dan
trafo)
Memasang panel utama dan peralatan pengaman
utama dan asesorisnya .
96
C15
C16
C17
C18
D I
D 2
D 3
D 4
D 5
D 6
D 7
utama dan asesorisnya
Merakit panel utama dan peralatan pengaman
utama dan asesorisnya
Melakukan penarikan kabel udara JTM sesuai
dengan prosedur
Mengkoodinir penggunaan peralatan keselamatan
kerja
Melakukan pengujian penarikan jaringan dan
transformator distribusi
Membuat
usulan
pengujian
JTM
dan
penyambungan daya kePLN
Melaksanakan
peme