• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iklan TV membangun realitas baru di Masy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Iklan TV membangun realitas baru di Masy"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM & ETIKA KOMUNIKASI BISNIS kelas B Image VS Reality

Iklan TV membangun realitas baru di Masyarakat dan Melanggar Kode Etik Indonesia

Disusun oleh :

Agatha Lorenza Aronggear / 140905339

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

Iklan TV Membangun Realitas Baru di Masyarakat dan Melanggar Kode

Etik Indonesia

A. Pendahuluan.

Suatu Iklan merupakan cerminan nyata negaranya. Saat ini iklan sering kita jumpai dimana saja tanpa batasan waktu. Bentuk-bentuk iklanpun tergolong banyak dari iklan cetak hingga kini memasuki iklan yang berbasis digital. Namun untuk kategori iklan sendiri dapat dibagi menjadi tiga yang direspon cepat oleh masyarakat Indonesia iklan radio, TVC dan Iklan print ad. Ketiga bentuk iklan ini hingga sekarang masih digunakan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, walaupun dengan peminat yang berbeda-beda.

TVC sendiri merupakan singkatan dari Television Commercial atau kita menyebutnya iklan TV. (definisi.com). Tvc sering kita jumpai melalui tayangan di televisi, dan Tvc tergolong cepat diresap oleh masyarakat karena berbentuk gambar visual. Hal ini memudahkan masyarakat untuk mengerti dan paham dengan tujuan dari Tvc itu sendiri. Tvcpun Memiliki daya penyampaian dan pengaruh yang kuat karena dapat memberikan kombinasi antara suara dengan gambar(yang bergerak). Memudahkan para audiensnya untuk memahami yang diiklankan. Tidak memerlukan keahlian dan kemampuan membaca seperti pada media cetak. (kelebihan dan kekurangan, 2012). Meskipun demikian Tvc juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan dari Tvc ini berupa biaya dari Tvc itu sendiri mahal, penyampaian pesan dan masyarakat hanya dapat menikmati iklan ini sebentar saja.

(3)

harus sesuai dengan pandangan msyarakat Indonesia pada umumnya dan tidak menyimpang dari norma yang ada. Iklan Tvpun mampu membuat para penontonnya cepat terpengaruh dengan gambar visual membuat suatu produk menjadi lebih lebih memilih nilai tambah. Disisi lain iklan juga berguna bagi komunikasi, penyampaian informasi, dan pesan mengenai suatu produk kepada target konsumen produk teresebut. Iklan Tv menyajikan isi pesannya agar lebih informatif dan menarik dengan memberikan hasil gambar yang bagus, dan sentuhan audio visual yang menarik dan modern sehingga penonton akan lebih percaya dengan yang ditampilkan di Tv.

B. Iklan Tv di Indonesia

Iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi dan promosi gagasan, barang, jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. (Kotler, 2005 : 277). Iklan Indonesia sendiri diawali dengan iklan cetak yang biasa saja, terkesan jujur dan langsung pada intinya. Pada 1930 muncul konsep positioning, 1950-1972 terdapat 21 perusahaan iklan di Jakarta, 1950 penggunaan logo pada produk/layanan perusahaan (tokoh kartun), 1952 PT Balai Iklan, 1967 InterVista Ltd, Inc, 1969 masuk biro iklan asing: Benson SH Ltd., Ogilvy and Mather. Selain itu Harus diakui, bahwa tokoh periklanan pertama di Indonesia adalah Jan Pieterzoon Coen, orang Belanda yang menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1619-1629. Toko ini bukan hanya bertindak sebagai pemrakarsa iklan pertama di Indonesia, tetapi juga sebagai pengiklan dan perusahaan periklanan. Bahkan dia pun menjadi penerbit dari Bataviasche Nouvelle, suratkabar pertama di Indonesia yang terbit tahun 1744, satu abad setelah J.P. Coen meninggal. (Vinsensius, 2008).

(4)

TV ini. Hal ini mendorong masyarakat Indonesia akhirnya tertarik dan menyukai iklan TV. Pada tahun 90-an, ada stasiun televisi yang membuat kuis bernama: "Kuis Promosia", yang isinya lomba menebak iklan-iklan yang ada di televisi. Presenternya saat itu adalah komedian Ulfa Dwiyanti. Seiring dengan berjalannya waktu, iklan-iklan yang muncul di televisi menjadi penanda laris tidaknya sebuah acara. Semakin banyak iklan menghiasi sebuah acara, pertanda acara tersebut disukai oleh banyak orang. Para pengiklan memburu acara-acara yang ditonton oleh banyak pemirsa. (Khumaini, 2014).

Hingga saat ini iklan Tv Indonesia dinilai baik dan bagus. Selain itu iklan Tv di Indonesia dinilai mampu mengikuti zaman yang modern. Iklan Tv di Indonesiapun mampu bertahan meskipun kini telah berkembang media baru yakni digital. Iklan Tv menempatin tingkat tertinggi hal ini didukung oleh frekuensi menonton masyarakat Indonesia yang besar. Kehadiran Gadgetpun tidak mengurangin perkembangan iklan Tv di Indonesia. Menurut hasil survei perusahaan konsultan brand Millward Brown, selain memiliki jumlah pengguna yang jauh lebih banyak, para pemirsa Indonesia juga lebih peka terhadap iklan-iklan di TV dibanding perangkat teknologi lainnya. Survei dilakukan kepada sekitar 400 orang berumur 16 hingga 45 tahun di Indonesia yang memiliki akses ke smartphone atau tablet dan sebuah TV. 46 persen responden menjawab bahwa mereka menyambut baik iklan yang ada di TV dibanding yang ada di smartphone (25 persen), laptop (24 persen), dan tablet (27 persen). Dalam hal jumlah perhatian, televisi juga merupakan medium paling kuat di antara semuanya dengan 67 persen, walau smartphone, laptop, dan tablet tetap mendapatkan lebih dari 50 persen perhatian para responden. (Lukman, 2014).

(5)

C. Iklan Tv Membangun Realitas Sosial Baru kepada Masyarakat Indonesia

Iklan juga menjadi salah satu sarana komunikasi yang efektif dalam penyampaian suatu pesan kepada target audiens. Komunikasi dalam media dapat sangat mempengaruhi sikap dan perilaku kita, secara langsung atau tidak kita menerima apa yang disampaikan oleh media dan kemudian menerapkannya. Media merefleksikan budaya moral yang ada pada masyarakat. Kitapun tidak dapat menghindari media dan pengaruh media pada kita dalam beberapa cara dari dampak baik maupun buruk.(Bivins, T. 2014 : 1). Iklan Tv yang modern ternyata tidak selamanya dapat memberikan dampak positif. Maksud tujuan dari iklan televisipun tidak selamanya sesuai dengan persepsi yang ada dimasyarakat. Dalam membuat iklan para pengiklanpun harus dapat memperhatikan etika periklanan. Indonesiapun dikenal dengan Negara yang mengutamakan etika dan moral. Indonesiapun memiliki beragam suku bangsa yang memiliki etika dan kebudayaan serta kebiasaan yang berbeda-beda. Inilah yang menyebabkan iklan Tv harus memperhatikan dengan benar etika dalam iklan agar tidak menyinggung pihak manapun.

(6)

Adapun contoh dari iklan – iklan Tv yang dinilai menyimpang dari sisi etika maupun iklan yang membangun realitas baru di masyarakat. Diantaranya, JAKARTA: Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melalui surat No. 332/K/KPI/05/12 tertanggal 31 Mei 2012 mengimbau seluruh stasiun televisi di Indonesia tidak menayangkan iklan "Jagoan Neon" yang memuat adegan 4 orang anak yang sedang bersepeda dan berhenti di depan jurang dan melompat. Hal tersebut dikarenakan adanya adegan melompati jurang yang dilakukan anak-anak yang takutnya dapat ditiru oleh anak lain yang menonton. (Iklan televisi, 2012). Iklan lainnya seperti iklan rokok, dimana dalam penayangan beberapa detik iklan rokok menampilkan realitas sosial yang berbeda dengan kondisi Indoensia. Dalam satu iklan rokok yakni Djarum Super Mild, yang menunjukkan 4 orang aktor iklan yang sedang menjalahi suatu tempat dan disana ditunjukkan gaya yang glamour, mewah kita dapat menilainya dari atribut yang digunakan. Salah stau atribut dalam iklan tersebut adalah Flyboard. Flyboard merupakan salah satu sarana olahraga atau penyaluran hobbi yang masih dalam kategori mahal bila digunakan oleh masyarakat luas. Untuk harga sewa permainnya pengguna harus mengeluarkan Rp. 500.000,- lebih. Hal ini bertolak belakang dengan realitas sosial yang ada di masyarakat. Kemudian terdapat juga iklan TV Betadine Feminim Hygines yang menggugunakan “Fakta Bicara”, hal ini berpotensi melanggar EPI karena ditayangkan di luar klasifkasi jam tayang dewasa. EPI yang dilanggar adalah BAB IIIA No. 4.3.1, yaitu “produk khusus orang dewasa hanya boleh disiarkan mulai pukul 21.30 hingga 05.00 waktu setempat”, selain itu juga EPI BAB IIIA No. 2.8.2 yang menjelaskan bahwa: “produk-produk yang bersifat intim harus ditayangkan pada waktu penyiaran yang khusus untuk orang dewasa.”(Putra, 2012). Beberapa kasus ini kita dapat melihat adanya perbedaan antara iklan dengan realitas masyarakat Indonesia. Pengiklan rata-rata melakukan ini karena dorongan dari client dan permintaan client.

(7)

yang berlebihan, sebagin gambarnya dibatasi, sehingga tidak menampilkan realitas sosial yang ada. Tugas utama iklan televisi adalah menjual barang atau jasa bukan menghibur. Horace Schwerin melaporkan bahwa tidak ada hubungan antara rasa suka kepada iklan-iklan dan termakan iklan tersebut (Ogilvy,1987:170). Artinya jika seorang penonton yang termakan atau tergiur oleh suatu iklan dan terkena dampak iklan itu sendiri beda dengan seorang yang mengagumi suatu iklan.

Memang belum terlihat dengan jelas pengaruh iklan pada Masyarakat. Namun sebagian dampak telah terasa. Contohnya ditengah modernnya zaman ini. Masyarakatnya yang sudah modern akhirnya menjadi berlebihan dalam pola mengonsumsi barang bahkan yang tidak dibutuhkan sekalipun dibeli. Kebanyakan masyarakat mengonsumsi barang bukan karena faktor atau kebutuhan ekonomi namun karena korban iklan, pengaruh dari isi iklan tersebut. Hal ini membuat gaya hidup masyarakat menjadi berbeda. Para konsumen menjadi lebih memilih gaya hidup yang tinggi dan mengabaikan kewajibannya.

D.

Image vs Reality

(8)

Realitas Negara Indonesia sendiri merupakan Negara berkembang. Masyarakat Indonesiapun masih dalam tingkat pengangguran yang tinggi. Tidak hanya itu tingkat oendidikan yang rendah masih dirasakan di daerah – daerah terpencil Indonesia, akses pengomatan kesehatandinilai sulit untuk didapati oleh masyarakat Indonesia. Namun lima kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung dan Makasar merupakan kota – kota yang banyak menjadi korban iklan. Lima kota ini tergolong besar, maju dan modern. Pengiklan seharusnya membuat iklan berdasarkan kenyataan yang ada. Pengiklan atau suatu agenda iklan membuat iklan didsasari oleh keinginan Client. Hal ini karena agensi iklan bekerja berbasis Client artinya clientlah yang akan membiayai hidup pengiklan dari hasil kerja mereka.

Penyampaian kebenaran menjadi nilai utama bagi semua media, akan tetapi hal – hal yang mendasari kebenaran itu terlihat berbeda dari tiap media. Masyarakat adalah Stakeholder utama pada setiap aktivitas media. Cara yang paling instruksional untuk melihat perbedaan utama antara media adalah dengan melihat dua aspek penting yakni tujuan dan loyalitas mereka (Bivins, T. 2004 :13, 1). Maka itu kita tidak dapat menyalahkan hanya pada pihak pengiklan namun kita harus melihat apa sebenarnya tujuan ikla tersebut karena seorang advertiser mempunyai loyalitas dalam bekerja kepad clientnya. Inilah yang mendorong sebagian iklan masih ada yang menyeleweng dari aturan Etika Periklanan Indonesia. .

1. Etika Periklanan

(9)

2.24 Kebijakan Publik

Iklan kebijakan publik (iklan pamong, iklan politik, dan iklanPemilu/Pilkada), harus memenuhi ketentuan berikut:

2.24.1 Tampil jelas sebagai suatu iklan.

2.24.2 Tidak menimbulkan keraguan atau ketidaktahuan atas identitas pengiklannya. Identitas pengiklan yang belum dikenal secara umum, wajib mencantumkan nama dan alamat lengkapnya.

2.24.3 Tidak bernada mengganti atau berbeda dari suatu tatanan atau perlakuan yang sudah diyakini masyarakat umum sebagai kebenaran atau keniscayaan.

2.24.4 Tidak mendorong atau memicu timbulnya rasa cemas atau takut yang berlebihan terhadap masyarakat.

2.24.5 Setiap pesan iklan yang mengandung hanya pendapat sepihak, wajib menyantumkan kata-kata “menurut kami”, “kami berpendapat” atau sejenisnya.

2.24.6 Jika menyajikan atau mengajukan suatu permasalahan atau pendapat yang bersifat kontroversi atau menimbulkan perdebatan publik, maka harus dapat – jika diminta – memberikan bukti pendukung dan atau penalaran yang dapat diterima oleh lembaga penegak etika, atas kebenaran permasalahan atau pendapat tersebut.

2.24.7 Terkait dengan butir 2.24.6 di atas, iklan kebijakan public dinyatakan melanggar etika periklanan, jika pengiklannya tidak dapat atau tidak bersedia memberikan bukti pendukung yang diminta lembaga penegak etika periklanan.

2.24.8 Jika suatu pernyataan memberi rujukan faktual atas temuan sesuatu riset, maka pencantuman data-data dari temuan tersebut harus telah dibenarkan dan disetujui oleh pihak penanggungjawab riset dimaksud.

2.24.9 Tidak boleh merupakan, atau dikaitkan dengan promosi penjualan dalam bentuk apa pun.

(10)

Bentuk sanksi terhadap pelanggaran memiliki bobot dan tahapan, sebagai berikut, Peringatan Pelanggaran, Perintah Pencabutan / Penghentian dan Rekomendasi Sanksi.

E. Profesional Pengiklan dan Hubungan dengan Client

Kebanyakkan orang akan mengira Iklan dan Humas memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama. Iklan dan Humas memiliki kesamaan dalam hal Client. Client adalah seseorang yang akan melakukan kontrak dengan kita (pengiklan dan Humas), sedangkan konsumen orang yang menggunakan jasa atau produk dan tidk memiliki kewajiban kontrak. Iklan dibuat oleh suatu agensi iklan yang berbasis Client atrtiny Clientlah tujuan utama mereka. Dalam buku Thomas Bivins dalam chaper 3 dalam buku Mixed Media menjelaskan mengenai professional media dan Client. Selain itu Iklan dan Humas dapat dikatakan praktek mereka berorientasi pada advokasi. Seorang pengiklam haruslah bersikap professional dalam bekerja. Namun pada dasarnya kita akan bekerja professional berdasarkan Client.

(11)

F. Kesimpulan

Iklan merupakan cerminan nyata negaranya. Iklan muncul dengan berbagai bentuk dan kualitas dari antara banyak iklan, iklan Tv atau yang biasa di sebut dengan TVC meiliki peminat yang paling tinggi. Ini disukung dengan tingkat menonton masyarakat Indoenesia yang tinggi. Iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi dan promosi gagasan, barang, jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. (Kotler, 2005 : 277). Iklan sendiri muncul pada tahun 1930. Pada masa penjajahan iklan telah mewarnai bangsa Indonesia. Hingga saat ini iklan sendiri telah masuk dalam kategori media digital. Iklan juga menjadi salah satu sarana komunikasi yang efektif dalam penyampaian suatu pesan kepada target audiens. Komunikasi dalam media dapat sangat mempengaruhi sikap dan perilaku kita, secara langsung atau tidak kita menerima apa yang disampaikan oleh media dan kemudian menerapkannya. Tanpa disadari iklan dapat membangun realitas sosial baru yang berbeda dengan kondisi masyarakat Indonesia sendiri.

Beberapa iklanpu pernah melanggar etika Indonesia. Contohnya seperti iklan jagoan neon, iklan rokok dan iklan Betadine Feminim Hygines. Ketiga iklan ini dinilai telah melanggar kode etik iklan Indonesia. Selain itu jika iklan diputar berulang-ulang kali akan membentuk suatu persepsi baru. Hal inilah yang akan berbalik dengan kenyataan dan kondisi Indonesia. Namun kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya kepada pengiklan. Iklan dibuat oleh suatu agensi iklan yang berbasis Client atrtinya Clientlah tujuan utama mereka.

(12)

G. Daftar Pustaka

Aria, P. ( 2015 Oktober 06). Delapan dari 10 konsumen Indonesia percaya ilan tv. Diakses dari:

Tempo.com.http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/10/06/090706759/delapan-dari-10-konsumen-indonesia-percaya-iklan-tv

Bivins, T. (2004). Mixed media. Mahwa New Jersey London. Lawrence elbraum associates publisher.

Iklan televisi : kpi tegur iklan jagoan neon. (2012 Juni 02). Diakses dari : Bisnis.com. http://kabar24.bisnis.com/read/20120602/79/79557/iklan-televisi-kpi-tegur-iklan-jagoan-neon

Kelebihan dan kekurangan media iklan. (2013 Desember 12). Diakses dari : http://www.uterogroup.com/news/kelebihan-dan-kekurangan-media-iklan.app

Khumaini, A. (2014 November 15). Sejarah iklan televisi di Indonesia. Diakses dari : Merdeka.com http://www.merdeka.com/peristiwa/sejarah-iklan-televisi-di-indonesia.html

Lukman, E. (2014 Juni 02). Seberapa efektifkah iklan tv di Indonesia. Diakses dari : https://id.techinasia.com/seberapa-efektifkah-iklan-di-tv-indonesia/

Ogilvy, David, Pengakuan Orang Iklan. (Jakarta: Pustaka Tangga,1987).

Putra, F, J, M. (2012 April 04). Tentang iklan yang melanggar kode etik. Diakses dari : Pariwaraindonesia.com.http://www.pariwaraindonesia.com/index.php/id/suara/opini/ite m/191-tentang-iklan-yang-melanggar-kode-etik

Philip Kotler,Kevin Lane Keller, 2005, Manajemen Pemasaran, PT Indeks

Tvc. Arti kata.diakses dari : http://www.arti-definisi.com/TVC

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Kurva Daya Listrik sebagai Fungsi Tekanan Flasher pada Double Flash Steam Optimisasi dilakukan pada kondisi operasi flasher yaitu tekanan operasi (kPa) untuk mendapatkan

Në frymën e mendimeve filozofike ndër shekuj lidhur me shpjegimet e shkencës dhe duke i sintetizuar ato, (neo)pozitivistët synuan të gjenin parimin bazë të shkencës sipas të

Dalam penelitian ini berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain, seperti judul yang peneliti angkat yaitu, “Korelasi Kreatifitas

Hasil perhitungan uji beda rata-rata pendapatan usahatani padi organik antara peserta SL-PTT dan non peserta SL-PTT diperoleh nilai signifikan lebih dari 0,05

Persamaan (6.9) menyatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh gaya luar pada benda sama dengan selisih energi kinetik benda, dan persamaan (6.10) menyatakan bahwa energi gaya

Hasil penelitian di Kafe KL Express disimpulkan bahwa hasil analisis diketahui nilai R sebesar 0,808 artinya bahwa hubungan Disiplin Kerja, Motivasi Kerja, dan Gaji terhadap

Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke

merupakan suatu proses irreversible yang terjadi dan terus berkembang sejak seorang mature dan akan menghasilkan sejumlah perubahan dan penyimpangan dari kondisi yang ideal,