Sandi Novian, 2013
PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh
Sandi Novian 060803
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Sandi Novian, 2013
PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Profil Tingkat Agresivitas
Karateka UKM KKI UPI
Oleh Sandi Novian
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Sandi Novian 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Sandi Novian, 2013
PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI
vi
Sandi Novian, 2013
PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Masalah Penelitian ... 2
C. Tujuan Penelitian ... 2
D. Manfaat Penelitian ... 3
E. Batasan Penelitian ... 3
F. Batasan Istilah ... 4
G. Metode Penelitian ... 4
H. Populasi dan Sampel ... 5
I. Instrumen Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Agresivitas ... 7
1. Definisi Agresivitas ... 7
2. Teori Agresi... 8
3. Macam-macam Agresivitas... 10
4. Pengendalian Agresivitas dalam Olahraga ... 12
vii
Sandi Novian, 2013
PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Proses-proses Sosial yang Dapat Menimbulkan
Perilaku Agresif ... 17
1. Perilaku Agresif sebagai Perilaku Belajar ... 18
2. Perilaku Agresif sebagai Perilaku Belajar Sosial ... 19
3. Perilaku Agresif sebagai Dorongan yang Berasal Dari Luar ... 20
4. Perilaku Agresif sebagai Perilaku Katarsis ... 21
C. Hakekat Bela Diri Karate ... 22
1. Definisi Karate ... 22
2. Teknik Karate ... 23
3. Pertandingan Karate ... 28
D. Profil Karateka UKM KKI UPI ... 31
E. Kerangka Pemikiran ... 37
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 42
B. Tujuan Penelitian ... 42
C. Tahapan Penelitian ... 43
D. Desain Penelitian ... 43
E. Populasi dan Sampel ... 44
F. Alat Pengumpul Data ... 45
G. Teknik dan Analisis Data ... 54
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 56
viii
Sandi Novian, 2013
PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66
ix
Sandi Novian, 2013
PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Daftar Anggota UKM KKI UPI . ... 34
2.2 Daftar Anggota UKM KKI UPI Berdasarkan Tingkatan Sabuk ... 35
2.3 Daftar Anggota UKM KKI UPI Berdasarkan Usia ... 36
3.1 Kisi-kisi Angket Agresivitas Atlet dalam Cabang Olahraga Beladiri Karate ... 46
3.2 Nilai Skala Sikap ... 48
3.3 Hasil Uji Validitas Butir Angket ... 51
3.4 Kriteria Frekwensi Persentase ... 55
4.1 Data hasil penelitian tiap sub komponen mengenai profil tingkat Agresivitas karateka UKM KKI UPI ... 56
4.2 Hasil persentase sub komponen agresivitas instrumental ... 57
x
Sandi Novian, 2013
PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
1. Persentase sub komponen agresivitas instrumental ... 60
2. Persentase sub komponen agresivitas hostile ... 61
xi
Sandi Novian, 2013
PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Angket uji coba profil tingkat agresivitas dalam cabang
olahraga beladiri karate ... 68
2. Data awal angket profil tingkat agresivitas karateka UKM KKI UPI ... 71
3. Data hasil uji validitas profil tingkat agresivitas karateka UKM KKI UPI ... 73
4. Angket penelitian profil tingkat agresivitas karateka UKM KKI UPI ... 80
5. Data penelitian angket profil tingkat agresivitas karateka UKM KKI UPI ... 83
6. Data hasil penelitian angket tingkat agresivitas karateka UKM KKI UPI ... 85
7. Daftar G ... 89
8. Surat keputusan Dekan FPOK ... 90
9. Surat mengadakan penelitian ... 95
10. Surat keterangan penelitian ... 96
11. Kartu Bimbingan ... 97
12. Foto Penelitian ... 101
1
Sandi Novian, 2013
PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Olahraga bela diri karate identik dengan kekerasan. Hal ini terjadi tidak
hanya di lingkungan bermasyarakat, bahkan dalam pertandingan pun kekerasan
ini dapat terjadi. KKI merupakan salah satu perguruan yang telah berdiri di
Indonesia yang sukup lama yaitu pada tahun 1967. Banyak prestasi yang diraih
karateka perguruan KKI dari sejak awal berdiri hingga saat ini. Berbanding
terbalik dengan kenyaatan prestasi yang di raih, ternyata berita-berita kekerasan
pun sering terjadi oleh dalam pertandingan.
KKI salah satu perguruan yang terkenal dengan sifat keras dalam melatih,
tidak sedikit hal tersebut berimbas kepada karakter anggota perguruan KKI ini.
Berdasarkan pengalaman penulis perguruan ini sering bersifat agresif dalam setiap
pertandingan, dan tidak sedikit sebuah kemenangan terhapus oleh sebuah tindakan
agresif yang merugikan.
Sebagai universitas terbaik di Indonesia, UPI (Universitas Pendidikan
Indonesia) memiliki suatu wadah aktivitas minat dan bakat. Pembinaan dan
pengembangan bakat dan minat adalah mengembangkan apresiasi dan kegiatan
lain yang sesuai dengan visi, misi dan fungsi UPI. Kegiatan-kegiatan tersebut
salah satunya dilaksanakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Jenis kegiatan UKM yang berada di lingkungan kampus UPI diantaranya
bidang olahraga, salah satunya yaitu UKM KKI (Kushin Ryu M Karate-Do
Indonesia) UPI. Latihan karate di UKM KKI UPI dilakukan dengan
mengkombinasikan berbagai gerakan teknik karate dan teknik ju-jitsu. Selain itu,
adanya pengembangan dalam memelihara kepribadian, pengembangan diri akan
kejujuran, mempertinggi prestasi, menjaga sopan santun dan sanggup menguasai
diri. Hal lainnya yaitu aliran KKI, memiliki falsafah tenangnya seperti air dan
2
Menjadi seorang karateka yang berhasil, adalah dambaan setiap orang.
Karateka yang berhasil yang dimaksud adalah menjadi seorang sosok
olahragawan khususnya pada cabang beladiri karate, yang dapat mengukir prestasi
baik di pertandingan maupun di luar pertandingan. Artinya karateka tersebut tidak
saja berhasil sebagai atlet dengan gemilang dilapangan, tetapi juga berhasil dalam
kehidupannya dibidang lain dengan kesuksesan.
Atas dasar uraian di atas, maka perlu diadakan penelitian yaitu "Profil
Agresivitas Karateka UKM KKI UPI". Adapun alasan peneliti memilih judul
penelitian diatas adalah ingin mengetahui tingkat agresivitas karateka UKM KKI
UPI.
B. MASALAH PENELITIAN
Dalam suatu penelitian mempunyai permasalahan yang perlu diteliti,
dianalisis dan dicari permasalahannya. Kegiatan latihan di UKM merupakan
kegiatan yang bermanfaat bagi mahasiswa di setiap universitas, akan tetapi tidak
semua jenis UKM sebagai penyalur minat dan bakat.
UKM KKI UPI sebagian besar anggotanya non-atlet, sehingga tujuan
berlatih karate sangat beragam dan perlu diteliti lebih lanjut khususnya dalam hal
tingkat agresivitasnya. Oleh karena itu, permasalahan penelitian ini yaitu profil
tingkat agresivitas karateka UKM KKI UPI.
1. Bagaimanakah profil tingkat agresivitas instrumental karateka UKM
KKI UPI?
2. Bagaimanakah profil tingkat agresivitas hostile karateka UKM KKI
UPI ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Selain penelitian harus memiliki tujuan yang hendak dicapai, adapun
penetapan tujuan dalam suatu penelitian merupakan awal untuk menentukan
3
1. Untuk mengetahui lebih jelas profil tingkat agresivitas instrumental pada
karateka UKM KKI UPI.
2. Untuk mengetahui lebih jelas profil tingkat agresivitas hostile pada
karateka UKM KKI UPI.
D. MANFAAT PENELITIAN
Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut:
1. Secara teoritis, dapat dijadikan sebagai informasi dan sumbangan
keilmuan yang berarti bagi lembaga-lembaga yang berkaitan dengan
disiplin ilmu keolahragaan khususnya kepelatihan olahraga dan pelatihan
olahraga karate yaitu dalam hal profil tingkat agresivitas karateka.
2. Secara praktis, dapat dijadikan acuan bagi para pelatih dan pengajar
dalam memahami kedudukan pelatihan karate dalam fungsinya sebagai
wadah pengembangan diri yang positif berkepribadian atau berkarakter
yang dilandasi dengan Sumpah Karate untuk mengontrol agresivitas.
E. BATASAN PENELITIAN
Didalam penelitian ini penulis melakukan batasan masalah, agar tidak
terlalu luas dan akurat dalam pelaksanaannya. Batasan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada profil tingkat
agresivitas karateka.
2. Profil tingkat agresivitas secara spesifik diarahkan kepada agresivitas
instrumental dan agresivitas hostile.
3. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah karateka UKM KKI
UPI.
4. Hanya sebatas mengungkap derajat X dan Y secara sederhana, baik
dilihat secara keseluruhan maupun tiap aspeknya.
5. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu profil tingkat agresivitas dan
4
6. Instrumen penelitian ini menggunakan angket tertutup (closed ended
question)
F. BATASAN ISTILAH
Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian ini, maka
penulis membuat batasan istilah sebagai berikut :
1. Profil adalah pemeran atau disebut juga tokoh yang berperan sebagai.
2. Agresif menurut John Dollar (1970) dalam Ibrahim (2008:141)
merupakan konsekuensi lebih lanjut dari gejala frustasi, dengan kata lain
frustasi dapat mendorong timbulnya tingkah laku agresif.
3. Agresivitas instrumental yaitu niat melawan tidak disertai rasa marah dan
tidak disebabkan oleh rasa frustasi serta hanya digunakan sebagai alat
untuk mencapai tujuan.
4. Agresivitas hostile yaitu tindakan agresif yang disertai rasa permusuhan
dengan tujuan utamanya adalah melukai orang lain dengan perasaan
marah.
5. UKM adalah ormawa yang mengkhususkan kegiatannya pada bidang
bakat, minat dan penalaran mahasiswa.
6. Karateka adalah orang yang mempelajari bela diri karate.
7. KKI adalah salah satu perguruan karate beraliran Kushin Ryu yang
termasuk anggota FORKI. KKI singkatan dari Kushin Ryu M Karate-Do
Indonesia.
G. METODE PENELITIAN
Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode.
Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan
penelitian tersebut. Dalam hal ini metode penelitian sangat penting dalam
5
Mengenai metode penelitian, Suharsimi Arikunto (2002) mengemukakan,
“metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya.”
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksplorasi. Penelitian eksplorasi adalah penelitian terhadap permasalahan yang
belum dijejaki, belum pernah ditemukan orang lain, begitu pula objek penelitian
adalah wilayah yang masih baru untuk hal yang akan diteliti tersebut, sehingga
walaupun dalam keadaan yang sangat miskin informasi, atau keadaan yang
tertutup informasi, peneliti eksplorasi tetap berusaha menemukan atau
mengungkap permasalahan yang sedang dibutuhkan atau akan diteliti tersebut.
H. POPULASI DAN SAMPEL
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini diperlukan sumber data, dan
pada umumnya disebut populasi dan sampel penelitian. Berdasarkan kutipan,
populasi adalah kelompok yang lebih besar di mana penelitian berharap dapat
menggeneralisasikan hasil temuannya ( Rusli Lutan, dkk : 2007 ). Maka populasi
dari penelitian ini adalah karateka UKM KKI UPI yang berjumlah 40 orang.
Populasi ini diambil karena UKM KKI UPI adalah ormawa yang dalam
kegiatannya berada di lingkungan kampus UPI, sehingga dalam melakukan
penelitian akan lebih memudahkan penulis, mengefesienkan waktu dan materi
karena jarak tempuh yang tidak terlalu jauh.
Dalam penelitian ini penulis membatasi jumlah sampel dari keseluruhan
populasi. Agar sampel dapat mewakili cari populasi, maka anggota populasi
diambil dari anggota UKM KKI UPI yaitu sebanyak 20 orang atau 50% dari
populasi.
Penarikan sampel dari populasi dilakukan dengan cara purposive
samplling (Margono, 2007:128), didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang
mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui
6
Mengenai ciri-ciri mengapa penulis mengambil sampel sebanyak 20
orang didasarkan kepada :
1. Adanya perilaku agresif pada anggota UKM KKI UPI.
2. Tingkatan sabuk pada anggota UKM KKI UPI.
3. Tingkatan usia pada anggota UKM KKI UPI.
4. Pengalaman bertanding anggota UKM KKI UPI .
I. INSTRUMEN PENELITIAN
Suatu penelitian sudah pasti memerlukan alat ukur untuk mengumpulkan
data. Seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi (1996), “ instrumen penelitian
adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.”
Margono (2007:165), “Kuesioner suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis
pula oleh responden”. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam
42
Sandi Novian, 2013
PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENILITIAN
A. Metode Penelitian
Untuk pemecahan atau menyelesaikan suatu masalah penilitian diperlukan
suatu metode. Tentang suatu metode dalam penilitian oleh Arikunto (2006: 160), dijelaskan bahwa: “Metode penilitian adalah cara yang digunakan oleh peniliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Dinyatakan demikian karena metode merupakan
cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian ini adalah
mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil pemecahan suatu
masalah melalui cara-cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian. Terdapat
beberapa jenis metode penilitian yang sering digunakan untuk menjawab suatu
permasalahan, seperti metode historis, deskriptif, dan eksperimen.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, yang bertujuan
menggambarkan suatu kondisi yang sedang terjadi melalui data-data yang
dikumpulkan. Tentang hal tersebut Arikunto (2006:208) mengungkapkan sebagai berikut: “Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang diwujudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala apa adanya pada suatu penelitian yang dilakukan”.
B. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian yang penulis tetapkan dan rumuskan, maka
dalam penelitian ini tujuan yang akan di capai adalah :
1. Bagaimana profil tingkat agresivitas instrumental karateka UKM KKI UPI ?
43
C. Tahapan Penelitian
1. Tempat penelitian:
Penelitian ini dilaksanakan di Gedung PKM UPI
2. Waktu penelitian :
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26-28 Juli 2013
3. Mempersiapkan angket yang akan di uji kepada responden
4. Memberikan penjelasan cara pengisian angket kepada responden
5. Membagikan angket untuk diisi kepada responden
6. Responden mengumpulkan hasil angket kepada peneliti
7. Menghitung hasil pengisian angket dari responden
D. Desain Penelitian
Gambar 3.1
Desain Penelitian
(Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, 2006:186)
Populasi
Sampel
Uji coba angket
Angket
Kesimpulan data
44
E. Populasi dan Sampel
Selain pentingnya metode penelitian, ada hal yang tidak kalah penting adalah
sumber data. Menurut Arikunto (2006: 129) mengenai sumber data dijelaskan bahwa: “Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh”. Pada umumnya sumber data dalam suatu penelitian menggunakan teknik angket yaitu
responden atas dalam penelitian ini disebut juga populasi atau sampel. Menurut Arikunto (2006:130) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian sedangkan sampel adalah sebagaian atau wakil populasi yang diteliti”.
Berdasarkan pengertian di atas maka penulis tentukan, populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah anggota UKM KKI UPI.
Sampel dalam penelitian ini berpedoman pada pendapat Margono (2007: 128)
bahwa:
Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.
Sesuai dengan pendapat di atas maka penulis mengambil sampel 50% dari
jumlah 40 anggota UKM KKI UPI Bandung, maka sampel yang digunakan sebanyak
20 orang. Adapun teknik dalam pengambilan sampel yang digunakan adalah
memakai teknik-teknik purposive sampling atau sampel bertujuan.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dasar pertimbangan dalam pemilihan
sampel yang peneliti lakukan adalah sampel latihan secara rutin dan terdaftar sebagai
anggota UKM KKI UPI. Penarikan sampel dari populasi dilakukan dengan cara
purposive samplling (Margono, 2007:128), didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah
45
Mengenai ciri-ciri mengapa penulis mengambil sampel sebanyak 20 orang
didasarkan kepada :
1. Adanya perilaku agresif pada anggota UKM KKI UPI.
2. Tingkatan sabuk pada anggota UKM KKI UPI.
3. Tingkatan usia pada anggota UKM KKI UPI.
4. Pengalaman bertanding anggota UKM KKI UPI .
F. Alat Pengumpul Data
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang
disebut instrumen. Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket sebagai alat
pengumpul datanya. Sehubungan dengan angket atau kuesioner dijelaskan oleh
Arikunto (2006: 151) sebagai berikut “ kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”.
Angket dalam penelitian ini terdiri dari variabel yang dijabarkan melalui sub
variabel, indikator-indikator, dan pertanyaan. Butir-butir pertanyaan itu merupakan
gambaran tenatang agresivitas atlet dalam bertanding karate. Bentuk angket yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup.
Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pertanyaan atau pertanyaan
angket serta alternatif jawaban yang tersedia, maka responden hanya diperkenankan
untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban dipilih oleh responden
didasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya.
Agar penyusunan angket berjalan dengan baik, maka diperlukan langkah
dalam penyusunan angket. Langkah-langkah penyusunan angket tersebut adalah
46
a. Penyusunan Kisi-kisi Angket.
Tujuan penyusunan kisi-kisi angket adalah untuk lebih memudahkan penulis
dalam menyusun data penelitian. Adapun sub komponen dan beberapa indikator
terkait, penulis mengambil referensi peneliti salah satunya kisi-kisi angket agresivitas
(Lita : 2010) seperti yang tergambar dalam tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1
Kisi-kisi angket agresivitas karateka dalam cabang olahraga beladiri karate
Komponen SubKomponen Indikator
Agresivitas
bertanding karate
Agresif Instrumental
(instrumental
aggression)
Agresid Benci
(hostile aggression) a.
b. Kemenangan tujuan utama
c. Dapat mencederai
d. Tidak sengaja
e. Tidak disertai rasa marah
f. Verbal
g. Menyerang secara agresif
a. Frustasi
b. Marah
c. Mencederai
d. Sengaja
e. Kemenangan tujuan kedua
f. Menggunakan segala cara
g. Non verbal
h. Tekanan pertandingan
47
b. Penyusunan Angket
Setelah indikator-indikator disusun dalam kisi-kisi tersebut di atas,
selanjutnya dijadikan acuan untuk menyusun suatu pertanyaan yang akan disebarkan
dalam suatu kuesioner atau angket. Mengenai jawaban dalam angket penulis
menggunakan skala sikap yaitu skala Likert. Mengenai skala Likert dijelaskan oleh
Nazir (2005:338) bahwa:
Sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert menggunakan hanya item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk, tidak dimasukan yang agak baik, yang agak kurang, yang netral dan ranking lain diantara dua sikap yang pasti diatas.
Menurut Sudjana mengenai skala Likert adalah sebagai berikut :
Skala Likert dinyatakan dalam bentuk perrtanyaan untuk dinilai oleh responden, apakah pertanyaan itu didukung atau ditolak, melalui rentang nilai tertentu. Oleh sebab itu pertanyaan yang diajukan ada dua kategori,yakni pertanyaan positif atau pertanyaaan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik pertanyaan positif maupun nilai negatif dinilai subjek sangat setuju, setuju, tidak ada pilihan, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Menurut Saswinadi (1988: 82) dijelaskan bahwa responden menilai
pernyataan itu dengan salah satu jawaban sebagai berikut:
1. Sangat Setuju (SS)
2. Sejutu (S)
3. Tidak Tahu (TT)
4. Tidak Sejutu (TS)
5. Sangat Tidak Setuju (STS)
Untuk setiap pernyataan meiliki nilai/skor skala sikap masing-masing yang
48
Tabel 3.2
Nilai Skala Sikap
Arah dari pernyataan (SS) (S) (TT) (TS) (STS)
Positif atau Menyenangkan 4 3 2 1 0
Negatif atau Tidak menyenangkan 0 1 2 3 4
Penyusunan pernyataan-pernyataan tidak dilakukan dengan sembarang,
melainkan harus bertolak ukur dari penjelasan Likert dalam Saswinadi (1988:83)
sebagai berikut:
1. Pernyataan itu harus merupakan gambaran dari perilaku yang diinginkan dan bukan menyatakan suatu fakta.
2. Setiap pernyataan harus jelas,singkat, terarah dan tidak mempunyai tafsiran ganda (ambiguity).
3. Hendaknya diusahakan supaya model jawaban tidak terhimpun di data ujung kontinium, tetapi sebagaian berada di ujung lain terletak di tengah kontinium arah sikap itu.
4. Keseluruhan perangkat skala sikap itu hendaknya mencakup dua kelompok pernyataan, ialah yang berarah positif dan yang berarah neatif. Hal ini diperlukan untuk menghindarkan jawaban yang steriotipis dari responden. 5. Tiap pernyataan harus mengandung satu variabel sikap dan tidak boleh lebih.
Dari penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam menyusun
suatu pernyataan dalam angket harus bersifat jelas, singkat dan terah serta tidak
memiliki tafsiran ganda.
c. Uji Coba Angket
Setelah disusunnya angket, tidak lekas diberikan kepada sampel yang
sesungguhnya. Perlu adanya suatu pengujian angket, oleh karena itu penulis menguji
coba angket untuk mengukur tingkat validitas dan realibilitas angket tersebut. Tidak
49
Hanya pernyataan-pernyataan yang memenuhi syarat yang dapat digunakan sebagai
pengumpul data dalam penelitian ini. Untuk memenuhi pernyataan tersebut
memenuhi syarat maka perlu di tentukan tingkat validitasnya.
Uji angket ini dilaksanakan kepada mahasiswa yang aktif mengikuti kegiatan latihan
karate di perguruan tinggi Kota Bandung yang tidak termasuk kedalam sampel
penelitian, pada tangal 24-26 Juli 2013. Angket tersebut diberikan kepada 20 orang
sampel penelitian.
Adapun langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas
intrumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Data yang diperoleh dari hasil uji coba dikumpulkan dan dipisahkan antara skor
tertinggi dan terendah.
2. Menentukan 50% responden yang memperoleh skor tinggi dan 50% yang
memperoleh skor rendah.
3. Kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor tinggi disebut
kelompok atas sedangkan kelompok yang terdiri dari responden yang
memperoleh skor rendah disebut kelompok bawah.
4. Mencari nilai rata-rata ( ) setiap butir pernyataan kelompok atas dan nilai
rata-rata ( ) setiap butir kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
: nilai rata-rata yang dicari : jumlah skor
50
5. Mencari simpangan baku (S) setiap butir pernyataan kelopok atas dan kelompok
bawah dengan rumus sebagai berikut:
S =
Keterangan:
S : simpangan baku yang dicari
: jumlah hasil penguadratan nilai skor dikurangi rata-rata
1 : jumlah sampel dikurangi satu
6. Mencari variansi gabungan (S2) untuk setiap butir pernyataan kelompok atas dan
kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:
S2 =
Keterangan:
S2 : varians gabungan
S1 : simpangan baku kelompok satu
S2 : simpangan baku kelompok dua
n : sampel
7. Mencari nilai t-hitung untuk setiap butir pernyataan dengan rumus sebagai
berikut:
t =
51
8. Selanjutnya membandingkan nilai t-hitung dengan nilai tabel dalam taraf nyata
0.10 atau dengan tingkat kepercayaan 90%. Instrumen ini memiliki tingkat
kebebasan + = 10 + 10 – 2 = 18, nilai t-tabel menunjukkan harga 1.33.
Sebuah pernyataan tes dinyatakan dapat dijadikan sebagai alat pengumpul
data jika hitung lebih besar atau sama dengan tabel, jika hitung lebih kecil dari
t-tabel maka pernyataan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data.
Hasil uji validitas butir angket pada penelitian ini dpat dilihat pada tabel 3.3 di bawah
ini:
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Butir Angket
No. Soal t-hitung t-tabel Keterangan
54
Berdasarkan tabel 3.3 menunjukkan bahwa butir angket yang berjumlah 60
butir soal terdapat 30 butir soal yang tidak valid, sehingga tidak dapat digunakan
sebagai alat pengumpul data, sisanya sebanyak 30 soal dapat dijadikan sebagai alat
pengumpul data dan siap untuk disebarkan sesuai dengan rencana penyebaran angket
yang telah dijadwalkan sebelumnya.
d. Pelaksanaan Penyebaran Angket
Setelah menguji validitas butir soal dan telah diketahui validitasnya maka
butir soal yang valid dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data. Kemudian penulis
sebarkan kepada sampel penelitian yang sumber data untuk penelitian ini. Penulis
menyebarkan angket pada tanggal 26-28 Juli 2013
G. Teknik Analisis Data
Agar analisis data dalam penelitian ini berjalan dengan lancar, maka penulis
menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melihat dan memutuskan hasil sah atau tidak. Setelah angket dibagikan kepada
sumber data, penulis mengumpulkan kembali yang kemudian diperiksa untuk
melihat dan memutuskan keabsahan pengisian angket tersebut. Mungkin saja
dalam pengisian angket responden tidak mengisi salah satu butir pernyataan atau
terisi lebih dari satu jawaban
2. Memberikan nilai pada tiap butir pernyataan dalam angket yang telah dijawab
dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Pernyataan positif: SS = 4, S = 3, TT = 2, TS = 1 dan STS = 0
b. Pernyataan negatif: SS = 0, S = 1, TT = 2, TS = 3 dan STS = 4
3. Mengelompokkan setiap butir pernyataan.
4. Menjumlahkan nilai seluruh pernyataan untuk setiap responden.
55
Untuk memperoleh hasil akhir yaitu berupa persentasi teantang profil
agresivitas karateka UKM KKI UPI, penulis menggunakan perhitungan dengan
rumus sebagai berikut:
P =
x 100%
Keterangan:
P : jumlah atau besarnya persentase yang dicari ∑ : jumlah skor berdasarkan alternatif jawaban ∑ : jumlah total skor
Setelah data didapat kemudian menafsirkan dan menyimpulkan untuk
mempermudah dalam penafsiran dan penyimpulan, dalam hal ini memilih parameter
yang dikemukakan oleh Arikunto dalam Sarwanto (2010:54), dengan menafsirkan
kriteria penilaian persentase sebagai berikut :
Tabel 3.4
Kriteria Frekwensi Persentase
Rentang Nilai Kriteria
76 – 100% Baik
56 – 75% Cukup
40 – 55% Kurang
64
Sandi Novian, 2013
PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, perhitungan, serta analisa data, maka penulis
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Profil agresivitas instrumental karateka UKM KKI UPI berada pada
kategori cukup dengan persentase sebesar 57.79%. Hal ini mengartikan
bahwa karakter dalam kepribadian karateka UKM KKI UPI dalam kondisi
agresivitas instrumental yang terkontrol.
2. Profil agresivitas hostile karateka UKM KKI UPI berada pada kategori
kurang dengan persentase sebesar 49.56%. Hal ini mengartikan bahwa
karakter dalam kepribadian karateka UKM KKI UPI pada tingkat
agrsivitas hostile yang rendah.
3. Profil karateka di UKM KKI UPI dalam kategori yang baik, ditinjau dari
tingkat agresivitas.
Perilaku agresif merupakan dorongan naluriah yang dilatarbelakangi oleh
faktor individu dan faktor lingkungan sosial. Perilaku agresif merupakan
dorongan yang muncul akibat perlakuan tertentu,dan terjadi pada situasi tertentu.
Situasi dan karakteristik pertandingan menuntut karateka mengembangkan
perilaku agresif. Lingkungan sosial adalah faktor terpenting yang dapat
mengembangkan perilaku agresif, baik yang instrumental maupun yang hostile.
Oleh karena itu, latihan mengendalikan agresif perlu dikembangkan, karena
dipandang sebagai perilaku yang diperlukan untuk dapat memenangkan
pertandingan, tetapi perilaku agresif yang tidak terkendali perlu dicegah karena
65
B. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah ditempuh oleh penulis serta kesimpulan
yang diambil dari hasil pengolahan data penelitian, penulis ingin menyampaikan
beberapa saran yang dapat mengembangkan olahraga beladiri karate.
1. Bagi para pelatih harus dapat membedakan cara melatih karateka yang
memiliki agresivitas instrumental atau hostile agar karateka dapat
diarahkan dalam mengontrol tingkat agresivitas. Adapun cara
penerapannya melalui tipe atau gaya kepemimpinan pelatih kepada
karateka.
2. Pelatih mampu memahami bagaimana cara mengembangkan dan
meningkatkan maupun menurunkan perilaku agresif.
3. Pelatih harus dapat menjaga dorongan agresif karateka agar tetap
terkendali, agar tidak menimbulkan permusuhan.
4. Selanjutnya pelatih mengendalikan perilaku agresif karateka tersebut
melalui proses penerapan Sumpah Karate yang terdiri dari :
1. Sanggup menguasai kepribadian
2. Sanggup patuh pada kejujuran
3. Sanggup mempertinggi prestasi
4. Sanggup menjaga sopan santun
66
Sandi Novian, 2013
PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta
Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan UPI. (2009). Aktivitas, Dinamika Prestasi
Kemahasiswaan Tahun 2009. Bandung : UPI
Gunarsa, Singgih. (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia
Gunarsa, Singgih. (2004). Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta:
Ibrahim, Rusli. (2008). Modul Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK UPI
Maryani, Lita. (2010). Profil Agresivitas Atlet Cabang Olahraga Sepak Bola : FPOK
UPI
Lutan, Rusli. ( 2007 ). Penelitian pendidikan dalam Pelatihan Olahraga. Bandung : FPOK UPI Bandung
Margono, S. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Matjan, bastinus. (2009). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Bogor: PT. Ghalia Indonesia
Nurhasan, (2002). Pengembangan sistem Pembelajaran Modul mata Kuliah Statistik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Nurosi Nurasjati, N. (2010). Menjadi Karate-ka Tangguh. [Online]. Tersedia http://www.scribd.com/doc/50782076/Menjadi-Karateka-Tangguh-Nurosi. html [24 Maret 2011]
Sagitarius. (2008). Modul Karate. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Sagitarius. (2010). Pengaruh Kondisi Fisik dan Agresivitas Terhadap Penampilan
(Performance) Atlet pada Pertandingan Karate Nomor Kumite. Tesis. Bandung : UPI
67
Sarwono, Sarlito (2005). Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka
Sasmojo, Saswinadi. (1988). Metode Penelitian. Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Setyobroto, Sudibyo. (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta: PT. Anem Kosong Anem
Sitanggang, Hennry. (1994). Kamus Psikologi. Bandung: PT. CV Armico
TIM Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa. (1988) . Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung: UPI
Wahid, Abdul. (2007). SHOTOKAN (Sebuah Tinjauan Alternatif terhadap aliran
Karate-Do Tersebar di Dunia). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
http://www.17376693-Agresivitas-Dan_Kecemasan.pdf
http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/perspektifagresi_avin.pdf
http://elisabetyas.wordpress.com/2009/10/03/jenis-jenis-penelitian-kuantitatif. html
http://www.indoskripsi/2009/lusiannafrianti.pdf
http://referensimakalah.com/2012/08pengertian-pengolahan-data-dalam-penelitian.html