Semester Genap 2014/2015
KARYA TULIS ILMIAH
JUDUL:
Permasalahan Banjir dan Kurang baiknya Sistem Drainase di area FTK ITS
Oleh :
DIMAS EKO KUSWANTORO (4212100085) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sistem drainase merupakan salah satu bagian yang penting dalam perencanaan pembangunan suatu kawasan permukiman. Sistem drainase yang baik harus dapat menampung pembuangan air semaksimal mungkin, sehingga apabila debit air lebih dari yang diperkirakan, sistem drainase tersebut masih dapat menampung dan mengalirkannya sehingga tidak terjadi genangan air pada saat hujan turun dan banjir pada saat air sungai pasang di kawasan pemukiman tersebut. Selain itu, drainase juga berfungsi untuk mengurangi erosi tanah dan penyaluran dengan meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah. Sistem saluran drainase kampus sangat penting untuk menjamin kenyamanan penghuninya, karena tidak sedikit komplek kampus yang mengalami banjir karena sistem saluran drainase yang kurang baik(Suripin, 2004).
Drainase kampus merupakan sarana atau prasarana untuk mengalirkan air hujan, dari suatu tempat ke tempat yang lain. Masalah ini juga terjadi diarea kampus FTK ITS Surabaya. Pada dasarnya sistem drainase dibagi menjadi dua macam yaitu sistem drainase tetutup dan sistem drainase terbuka. Sistem drainase tertutup jarang dipakai di kampus karena dibutuhkan biaya untuk pembuatan resapannya, sedang untuk sistem drainase terbuka tidak membutuhkan bak resapan.
Pada komplek area kampus FTK ITS menggunakan system drainase terbuka, yaitu saluran drainase terdiri dari saluran sekunder yang mengalir ke saluran primer kemudian diteruskan ke sungai sebagai tempat pembuangan akhir. Pada komplek ini saluran sekunder mengelilingi tiap komplek fakultas. Kondisi dari saluran drainase sebagian sudah tidak memenuhi syarat akibat kurang adanya perhatian dan perawatan. Selain itu banyaknya keluhan dari sebagian besar mahasiswa mengenai bau busuk di sekitar lokasi tersebut yang disebabkan oleh genangan air permukaan drainase akibat terhambat oleh sampah dan beberapa tanaman air seperti alga dan dedaunan kering dari pohon-pohon di sekitar saluran drainase
1.2.Tujuan
Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1.mengetahui kelayakan dari sistem saluran drainase yang ada di lingkungan daerah FTK ITS
2. menemukan solusi yang tepat dan efektif untuk menyelesaikan masalah sistem drainase yang masih buruk
1.3. Manfaat
2.1. Kondisi Kekinian
Bila di lihat permasalahan yang ada di kawasan FTK adalah adanya genangan air di kawasan tersebut setiap kali setelah hujan. Ada beberapa penyebab yang menyebabkan hal tersebut terjadi, salah satunya adalah kondisi saluran drainase di FTK terlihat mengalami pendangkalan karena adanya sampah di dalam saluran drainase yang tidak segera di bersihkan sehingga sampah tersebut mengendap di dasar saluran dan membuat kedalaman saluran menjadi berkurang hal inilah yang dapat mengurangi daya tampung air dari saluran drainase tersebut, penyebab lain adalah adanya tanaman air yang tumbuh di saluran drainase tersebut hal ini menyebabkan terganggunya aliran air di saluran tersebut sehingga genangan air pun terjadi. Kondisi jalan juga mempengaruhi terjadinya genangan di kawasan tersebut. Air dari jalan tidak dapat langsung mengalir ke saluran drainase karena minimnya pengalir air dari jalan menuju ke saluran drainase. Selain itu tidak adanya sumur resapan membuat air terjebak di jalan sehingga
muncul genangan air setiap kali turun hujan.
Gambar 1. (a)Genangan air karena terhambat oleh sampah dedaunan pohon dan beberapa tumbuhan air, (b) Tumpukan sampah disamping sistem drainase
yang kemudian berserakan dan menghambat aliran drainase
Pada gambar diatas terlihat kondisi sistem drainase pada daerah FTK ITS kurang mendapat perawatan yang optimal, dimana pada sistem drainase tersebut sudah di penuhi oleh sampah dan tumbuhan liar yang bisa menghambat aliran air dari sistem drainase sehingga mengakibatkan adanya genangan air saat turun hujan.
Gambar 2. Sistem Drainase yang dangkal karena tumpukan dedaunan (a) dan sedimen (b)
Akibat yang ditimbulkan dari sistem drainase yang kurang baik serta kurang optimalnya
pemeliharaan sistem drainase di daerah FTK ITS. Air yang berada di badan jalan tidak dapat
mengalir menuju ke saluran drainase di karenakan pengalir air dari badan jalan ke saluran
drainase cenderung kurang berfungsi dengan baik sehingga air terjebak dan menyebabkan
genangan air. Ketinggian jalan pun dirasa kurang tingggi sehingga posisi jalan lebih rendah di
banding saluran drainase hal tersebut juga membuat air terjebak di jalan dan tidak mau mengalir
ke saluran drainase karena sifat dari air adalah mengalir dari permukaan tinggi ke rendah.
Gambar 3. Genangan air di daerah FTK ITS
2.2. Solusi yang Pernah Ditawarkan
a. Kampus ITS
Upaya community development salah satunya telah dilakukan oleh Rektor ITS,
diadakannya kerja bakti seluruh mahasiswa ITS dan karyawan untuk membersihkan selokan dan
sampah disekitaran kampus ITS. Pembersihan dengan alat berat dengan cara pengambilan
sedimen yang dapat membuat dangkal aliran air.
Community development yang dilakukan belum mampu mengatasi masalah
penyumbatan selokan secara maksimal. Warga hanya melakukan pembersihan selokan secara
tidak berkala. Ditambah lagi Rektor khususnya kurang respon terhadap masalah ini.
Penyempitan dan pendangkalan selokan berpotensi menimbulkan banjir. Sebenarnya masalah
ini bisa diatasi jika terdapat perencanaan berbasis teknologi yang dikembangkan maka akan
menjadi lebih sustainable. Selain itu pelaksanaannya masih terbatas pada daerah tertentu saja.
Hal ini tidak sesuai atas potensi banjir untuk suatu daerah kedepan, serta tingkat kepedulian
masyarakat untuk dikembangkan.
b.Luar Kampus ITS
Keinginan untuk bebas dari banjir terus dilakukan Pemkot Surabaya dan warga sekitar
bersama-sama melakukan upaya mencegah terjadinya banjir, yakni mulai dari membangun
gorong-gorong dan membersihkan selokan air di kampung-kampung.
Tidak hanya itu, Pemkot Surabaya juga membuat bozem mini atau waduk tempat
penampungan air hujan. Saat ini sudah ada sembilan bozem mini yang dibangun dan beroperasi
di antaranya berada di Dukuh Kupang Timur, Bundaran Satelit, Dukuh Kupang Barat dan Darmo
Permai.
Bozem mini yang dibangun ini berukuran 3 x 20 meter dengan kedalaman 1,5-3 meter.
"Keberadaan bozem mini cukup melegakan. Minimal kehadirannya bisa menampung air dalam
jumlah yang besar sehingga tidak air yang meluber," Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
2.3. Gagasan Baru yang Ditawarkan
Tabel 1. Gagasan yang di tawarkan
N o.
Gagasan yang Ditawarkan
Uraian atau Deskripsi Gagasan (meliputi: Uraian Cara Kerja secara detail )
Pustaka
1 Pembuatan Biopori
Pembuatan biopori atau sumur resapan :
1. Buat lubang silindris secara vertical ke dalam tanah dengan diameter10 cm. Kedalaman kurang lebih 100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah bila air tanahnya dangkal 2. Mulut lubang dapet diperkuat dengan semen selebar 2-3 cm
dengan tebal 2 cm di sekeliling mulut lubang.
3. Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur,sisa tanaman, dedaunan, atau pangkasan rumput 4. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang
yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan.
www.biopori.com
2 Terowongan Multi fungsi
Berupa terowongan bawah tanah yang berdiameter cukup besar. Digunakan pompa untuk mengalirkan air ke laut. Bersifat multifungsi karena pada saat musim kemarau dapat digunakan sebagai jalan bebas hambatan.
Prihatin, Rohani
Budi.”Mengurangi Masalah Banjir di Jakarta”.Vol V, No. 02/II/P3DI/Januari/2013
3
Penghijauan di sekitar daerah banjir
Menanam pohon yang berfungsi sebagai penyerap air dan sebagaai penghalang air yang akan masuk ke jalanan.
Prihatin, Rohani
Budi.”Mengurangi Masalah Banjir di Jakarta”.Vol V, No. 02/II/P3DI/Januari/2013
4 Drainase Jalan Raya
Drainase jalan raya perkotaan elevasi sisi atas selalu lebih tinggi dari sisi atas muka jalan Untuk menyalurkan air pada saluran ini pada jarak tertentu,direncanakan adanya pipa nol yang
diposisikan dibawah badan jalan untuk mengalirkan air dari saluran.
Membuat pipa di pinggiran jalan dan menyalurkannya menuju ke persawahan. Membuat waduk di sekitar tempat yang rawan banjir sehingga memiliki tempat penampungan air
Masduki, H.S.
.2008.”Drainase Permukiman (Hand Book)”.Institut
Teknologi
Tabel 3. Tinjauan gagasan berdasarkan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.
No.
Gagasan yang Ditawarkan
Aspek yang Ditinjau
Ekonomi Sosial Lingkungan
1 Pembuatan manfaatkan oleh semua kalangan masyarakat
Meningkatkan daya resapan air
Mengubah sampah organik menjadi kompos
Memanfaatkan Peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman
Menyuburkan tanaman
Meningkatkan kualitas air tanah
Mencegah banjir
Analisis Biaya (Budget)
Usaha di lakukan di semua kawasan kampus ITS agar kondisi genangan air dapat teratasi di semua titik,untuk 25 jurusan akan di buat lubang resapan biopori. Dimana tiap jurusan akan di buat 30 buah lubang resapan biopori dengan biaya tiap jurusan Rp 25.000,-
Personil : relawan mahasiswa tiap jurusan A.Pengeluaran awal :
Bahan Jumlah Harga
Bor tanah 2 buah x Rp 150.000 Rp 300.000 Pipa PVC Rp 35.000
Semen 1 sak x Rp 55.000 Rp 110.000
Sendok semen 2 buah x Rp 10.000 Rp 20.000 Total Rp 465.000,-
B. Pengeluaran Perbulan :
biaya perawatan per bulan Rp 100.000 C. Pemasukan tiap bulan :
Jasa yang dibayarkan tiap jurusan 25 jurusan x Rp 25.000 Rp 625.000 Hasil panen kompos 25 jurusan x Rp 3000 Rp 70.000
Total Rp 695.000 ,- D. Keuntungan awal
= Pemasukan perbulan – (pengeluaran awal + pengeluaran perbulan) = Rp 695.000 – (Rp 465.000 + Rp 100.000 )
= Rp695.000 – Rp 565.000 = Rp 130.000 ,-
E. Keuntungan tiap bulan
= pemasukan perbulan – pengeluaran perbulan = Rp 695.000 – Rp 100.000
= Rp 595.000,-
Sistem Biopori dan Drainase jalan raya dibuat dengan konsep seperti sumur resapan dari
tanah dan konsep elevasi sisi jalan. Gagasan ini memang sudah banyak di terapkan di daerah
perkotaan untuk mengurangi genangan air dan pengoptimalan sistem drainase. Saat ini sistem
drainase menjadi salah satu infrastruktur perkotaan yang sangat penting, untuk membebaskan
dari genangan air yang dapat menyebabkan lingkungan kotor dan sarang penyakit. Daerah
ITS adalah pembuatan lubang biopori maupun perbaikan elevasi jalan pada kawasan ITS untuk
menanggulangi genangan yang ada. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai dua sistem tersebut.
2.3.1. Sistem biopori
Biopori berasal dari kata Bio (artinya makhluk hidup) dan Pori (artinya lubang), jadi Biopori dapat diartikan sebagai lubang yang terbentuk akibat aktivitas makhluk hidup (mikroba). Lubang Resapan Biopori (LRB) merupakan teknologi sederhana yang dikembangkan oleh Institut Pertanian Bogor. Latar belakang penemuan teknologi Lubang Resapan Biopori ini adalah sering terjadinya banjir di kota-kota besar di Indonesia yang dikarenakan kurangnya daerah resapan air di daerah tersebut (Kamir,2007).
Gb. Konstruksi biopori (Kodoatie, 2003)
Teknologi Biopori berfungsi untuk meresapkan air ke dalam tanah sehingga air tidak menggenang di permukaan tanah. Selain itu, lubang penampang Biopori juga bisa digunakan untuk membuat kompos dengan cara memasukkan sampah organik ke dalam lubang penampang Biopori(Kamir,2007).
2.3.2. Drainase Jalan Raya
tertutup (terbuka lebar), dengan sisi atas saluran rata dengan muka jalan sehingga air dapat masuk dengan bebas (Pandebesie, 2003).
Drainase jalan raya perkotaan elevasi sisi atas selalu lebih tinggi dari sisi atas muka jalan .Air masuk ke saluran melalui inflet. Inflet yang ada dapat berupa inflet tegak ataupun inflet horizontal. Untuk jalan raya yang lurus, kemungkinan letak saluran pada sisi kiri dan sisi kanan jalan. Jika jalan ke arah lebar miring ke arah tepi, maka saluran akan terdapat pada sisi tepi jalan atau pada bahu jalan, sedangkan jika kemiringan arah lebar jalan kearah median jalan maka saluran akan terdapat pada median jalan tersebut(Masduki, 2008).
Gb. Kontruksi drainase jalan raya (Kodoatie, 2003)
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa sistem drainase yang ada di daerah FTK ITS masih kurang
terencana dengan baik. Selain itu kurangnya perawatan membuat aliran air di sistem drainase
menjadi terhambat, banyaknya sampah dan tanaman liar menjadi faktor utama dan juga
kurangnya resapan air sehingga terjadi genangan air. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi
permasalahan tersebut adalah dengan pembuatan lubang biopori dan mengatur elevasi jalan pada
sisi jalan sehingga air dari badan jalan dapat mengalir ke saluran drainase yang pada akhirnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamir R. 2007.Pelestarian lingkungan hidup dengan teknologi tepat guna lubang resapan biopori. Fakultas Pertanian.IPB
Kodoatie, R.J. .2003.Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur.Pustaka Pelajar.Yogyakarta Masduki, H.S.2008.Drainase Permukiman (Hand Book).Institut Teknologi Bandung, Bandung. Pandebesie, E. .2003.Pengelolaan Sistem Drainase dan Penyaluran Air Limbah. Pusat Pendidikan
Keahlian Teknik Departemen Kimpraswil.Bandung