PERBANDINGAN GAYA EKSPLORASI TERBATAS DAN GAYA KOMANDO TERHADAP HASIL BELAJAR PUKULAN GROUNDSTROKE TENIS LAPANG
PADA SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
IKHWAN NURFALAH
0900120
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Contoh Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
Perbandingan Gaya Eksplorasi Terbatas
Dan Gaya Komando Terhadap Hasil
Belajar Pukulan
Groundstroke
Tenis
Lapang Pada Siswa SMAN 1 Tasikmalaya
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Ikhwan Nurfalah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : IKHWAN NURFALAH
NIM : 0900120
JUDUL : PERBANDINGAN GAYA EKSPLORASI TERBATASDAN GAYA KOMANDOTERHADAP HASIL BELAJAR PUKULAN GROUNDSTROKE TENIS LAPANGPADA SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Disetujui dan Disahkan Oleh :
Pembimbing I
Drs. Andi Suntoda, M. Pd
Pembimbing II
Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd
NIP. 196807071992032001
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Drs. Sucipto, M.Kes.
ABSTRAK
Ikhwan Nurfalah, NIM 0900120, Jurusan Pendidikan Jasmanai Kesehatan dan
Rekreasi, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Judul “Perbandingan Gaya Mengajar Ekplorasi Terbatas dan Gaya Komando Terhadap Hasil Belajar Pukulan Groundstroke Tenis Lapang Pada Siswa SMAN 1 Tasikmalaya”. Pembimbing I. Drs. Andi Suntoda. M. Pd dan Pembimbing II Dr. Hj Tite Juliantine. M.Pd.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya seorang guru dalam menerapkan gaya-gaya mengajar dalam proses belajar mengajar khususnya belajar pukulan groundstroke dalam permainan tenis lapang. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mencoba membandingkan pengaruh dua gaya mengajar yaitu gaya mengajar ekplorasi terbatas dan gaya komando yang diterapkan pada proses pembelajaran pukulan groundstroke dalam permainan tenis lapang. Tujuan dari penelitian ini adalah: pertama “menguji perbedaan pengaruh gaya mengajar ekplorasi terbatas terhadap hasil belajar pukulan groundstroke dalam permainan tenis lapang”; kedua “menguji perbedaan pengaruh gaya mengajar komando terhadap hasil belajar pukulan groundstroke dalam permainan tenis lapang”; dan ketiga “menguji gaya mengajar manakah yang memberikan pengaruh lebih baik terhadap hasil belajar pukulan groundstroke dalam permainan tenis lapang”.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan pre-test-post-test. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas ( X ) sebanyak 320 orang di SMA Negeri 1 Tasikmalaya. Sampel dari penelitian ini sebanyak 40 orang siswa diambil dari kelas X-4, terdiri dari 20 orang kelompok eksperimen 1 dan 20 orang kelompok ekperimen 2 yang dipilih memakai teknik sampling purposive. Menurut Brown (2007 : 32-35) “Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dengan 12 indikator”, indikator tersebut adalah membungkukkan badan sedikit ke depan, lutut ditekuk, raket ada di depan badan, mata tertuju pada bola, mengayunkan raket terlebih dahulu ke belakang (backswing), memilih cara melangkah dan mencari posisi untuk memukul yang tepat, mengayun raket sejajar lapangan, tidak menggerakkan gerakkan pergelangan tangan, fokus pada bola, dan mampu memilih memukul bola dengan cara penempatan, cepat dan bertenaga, melanjutkan ayunan setelah pukulan, ayunan menyilang dan naik, mengarahkan raket menunjuk ke sasaran.
DAFTAR ISI
D. Pengaruh Gaya Mengajar Ekplorasi Terbatas Dalam Pembelajaran Pukulan Groundstroke Pada Permainan Tenis lapang ... 44
E. Pengaruh Gaya Mengajar Komando Dalam Pembelajaran Pukulan Groundstroke Pada Permainan Tenis lapang ... 45
F. Anggapan Dasar ... 46
G. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 55
H. Teknik Pengumpulan Data ... 57
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 61
C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 73
D. Lembar Observasi ... 86
E. Hasil Tes Postes Validitas dan Reabilitas ... 90
F. Hasil Pretes Gaya Explorasi Terbatas ... 92
G. Hasil Pretes Gaya Komando ... 93
H. Hasil Simpangan Baku dan Rata-Rata Pada Kelompok Gaya Komando ... 94
I. Hasil Simpangan Baku dan Rata-Rata Pada Kelompok Gaya Ekplorasi terbatas ... 95
J. Uji Normalitas Ekplorasi Terbatas ... 96
K. Uji Normalitas Komando ... 97
L. Uji Homogenitas ... 98
M. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Gaya Ekplorasi Terbatas ... 99
N. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Gaya Komando ... 100
O. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Gaya Ekplorasi Terbatas dan Gaya Komando ... 101
P. Surat Pengesahan Judul Skripsi... 102
Q. Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian ... 106
R. Surat Keterangan Sudah Melaksanakan Penelitian ... 107
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani merupakan upaya agar dapat mengaktualisasikan
seluruh potensi aktivitasnya sebagai manusia berupa sikap, tindakan dan karya
yang diberi bentuk, isi dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai cita-cita
kemanusiaan. Dalam hal ini Supandi (1990:29) mengemukakan bahwa “Pendidikan jasmani adalah suatu aktivitas yang menggunakan fisik atau tubuh sebagai alat untuk mencapai tujuan melalui aktivitas-aktivitas jasmani”. Aktivitas
tersebut merupakan suatu gerakan tubuh yang menggunakan fisik sesuai yang di
intrusikan guru, biasanya berupa permainan dan dilanjut ke inti materi seperti
teknik pukulan groundstroke dalam tenis lapang. Adapun menurut Lutan
(Ardiansyah, 2009:01) menjelaskan bahwa Pendidikan jasmani adalah: “Pendidikan Jasmani sebagai proses pendidikan via gerak insani (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau olahraga untuk
mencapai tujuan pendidikan“. Permainan ini bertujuan supaya semua siswa
melakukan gerakan serta mendorong siswa untuk bersosialisasi satu sama lain
bersama temanya dan saling bekerjasama. Human movement yang dalam bahasa
Indonesia dapat diartikan gerak insani atau gerak manusiawi yang merupakan inti
dari semua bentuk istilah seperti: olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga
tradisional, olahraga prestasi, olahraga kesehatan dan termasuk di dalamnya
Pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga.
Menurut Lawson (Ardiansyah, 2009:1) menyatakan bahwa :
2
Tujuan pembelajaran Pendidikan jasmani yang dirumuskan guru dalam
proses belajar mengajar harus mengacu pada tujuan kurikulum. Setiap kali
mengajar guru diharapakan dapat merumuskan tujuan pengajaran, secara spesifik
dalam bentuk perilaku yang dapat diamati, menggambarkan secara jelas isi tugas
yang diberikan, serta dapat diukur dan dievaluasi tingkat keberhasilannya.
Berdasarkan pendapat diatas yaitu bagaimana supaya siswa dapat ikut serta
berperan aktif dalam pembelajaran, salah satu contohnya dalam pembelajaran
tenispun menjadikan peserta didik harus bergerak aktif ketika pembelajaran tenis.
Menurut Bonaventura Bunadi (1985:7) Tenis adalah salah satu cabang
olahraga yang mempergunakan raket sebagai alat pemukul dan bola tennis sebagai
objek yang dipukul dan dapat dipertandingkan antara 2 (dua) pemain yang disebut
permainan tunggal atau 2 (dua) pasang pemain (4 orang) yang dinamakan
permainan ganda. Permainan ganda ini adalah suatu permainan yang di tuntut
bekerjasama dengan teman pasangannya, di dalam permainan dilapang sesering
mungkin harus berkomunikasi, karena itu bisa membuat kita kompak untuk
memenangkan permainan.
Tenis dimainkan bisa di dalam ruangan tertutup maupun di udara terbuka di tempat yang cukup luas yang disebut “lapangan tenis” yang dibagi oleh net setinggi pinggang kita. Secara mudahnya permainan ini adalah memukul bola
dengan raket melewati jaring (net) dan harus memantul di daerah lawan anda, di
dalam garis batas ada dan sukar atau tidak dapat dikembalikan oleh lawan anda.
Adapun beberapa teknik dasar tenis yang di anggap sulit dipelajari dan
dilakukan oleh siswa ketika pembelajaran tenis yaitu salah satunya adalah pukulan
groundstroke.
Kemudian Brown (2007:31) menerjemahkan bahwa “Groundstroke adalah
pukulan setelah bola memantul ke lapangan. Groundstroke forehand mengarah ke
samping tubuh ketika memegang raket sedangkan groundstroke backhand
mengarah ke sisi yang berlawanan”.
Groundstroke merupakan salah satu teknik dasar tenis yang harus dikuasai
oleh seorang yang ingin bisa belajar bermain tenis maupun pemain, karena itu
jenis pukulan Groundstroke yang penulis ketahui adalah : pukulan groundstroke
drive, groundstroke flat dan groundstroke spin.
Proses pembelajaran keterampilan dasar tenis lapang di SMAN 1
Tasikmalaya terdapat suatu masalah pada kelas X yang berjumlah delapan kelas,
setiapa kelas berjumlah 40 siswa, pada penelitian ini saya menggunakan teknik
purposive sampling untuk mengambil sampel dan sampelnya itu kelas X.4 yang
berjumlah 40 siswa. Disana menunjukkan bahwa ditemukan adanya
masalah-masalah, yaitu secara umum kurangnya tingkat keterampilan siswa dalam
melakukan teknik dasar pukulan groundstroke pada pembelajaran tenis lapang di
SMA N 1 Tasikmalaya. Selain itu tenis lapang merupakan permainan yang
membutuhkan kemampuan individu sehingga seorang petenis lapang diwajibkan
menguasai teknik, skill dan fisik yang baik agar dapat bermain dengan baik dalam
suatu pertandingan. Dalam permainan tenis lapang terdapat berbagai macam
teknik diantaranya yaitu pukulan groundstroke, teknik tersebut paling sering
digunakan seorang petenis pemula untuk memantapkan pukulannya.
Bagi seorang pemain tenis lapangan apalagi pemula pukulan groundstroke
merupakan sebuah teknik dasar pukulan yang harus dikuasi dengan benar dan
baik karena hal itu merupakan modal dasar yang penting untuk bisa mengusai
permainan dan memantapkan pukulan.
Menurut pengamatan peneliti, dalam pembelajaran tenis lapang di SMAN 1
Tasikmalaya, terdapat kesulitan melakukan pukulan groundstroke, hal tersebut
dapat ditemukan solusinya dengan menggunakan gaya mengajar yang cocok,
sehingga peneliti tertarik untuk menggunakan dua gaya yaitu gaya exsplorasi
terbatas dan gaya komando, yang kemudian akan dibandingkan dalam peneltian
ini.
Menurut Paturusi (2012:129) Penjelasan mengenai Gaya Eksplorasi
Terbatas adalah sebagai berikut :
a) Ciri
4
cocok untuk pengayaan gerak dan mengembangkan beberapa pola gerak untuk keterampilan khusus.
b) Penerapan
Bila mempelajari keterampilan manipulative (misal, keterampilan melempar bola dengan tangan) siswa dapat memperlihatkan beberapa cara melambung dan menangkap bola sambil berdiri di tempat. Faktor apa yang terbatas ? Keterampilan menangkap sambil berdiri di tempat. Contoh lainnya, bila siswa berlatih bersama temannya, misalnya keterampilan memainkan bola, mereka dapat melempar atau memantulkan bola dengan beberapa cara, seperti bolak-balik diantara mereka.
c) Simpulan
Gaya eksplorasi terbatas dapat juga diterapkan untuk tujuan yang lebih luas, seperti untuk mengeksplorasi variasi gerak yang lebih kaya dalam kaitannya dengan ruang, waktu, daya, dan arus gerak.
Menurut penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa gaya ekplorasi terbatas
adalah suatu gaya mengajar yang peranan siswa lebih dominan dibandingkan
guru, siswa bisa bergerak bebas menentukan respon sendiri sesuai gerakan yang di
demonstrasikan oleh guru.
Menurut Hipni, Rohman (2011).“Eksplorasi adalah upaya awal membangun
pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena (American
Dictionary)”. Strategi yang digunakan memperluas dan memperdalam
pengetahuan dengan menerapkan strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran
yang berkembang saat ini secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada
proses belajar. Tidak hanya berfokus pada apa yang dapat siswa temukan, namun
sampai pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang populer untuk menggambarkan kegiatan ini ialah “explorative learning”. Konsep ini mengingatkan kita pada pernyataan Lao Tsu, seorang filosof China yang menyatakan “I hear and I forget. I see and I remember. I do and I understand”.
Heimo H. Adelsberger (2000) menyatakan bahwa “Pendekatan belajar
exsplorasi tidak hanya berfokus pada bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan,
pemahaman, dan interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu
materi ajar”. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan
siswa untuk memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas
inisiatifnya. Dalam hal ini siswa menyusun dan memvalidasi informasi sebagai
(2002) dalam tulisan Heimo menunjukkan kompleksitas kegiatan eksplorasi
dalam proses pembelajaran yang mengharuskan adanya proses dialog yang (1)
interaktif (2) adaptif, interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat
penguasaan pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan
dengan meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memeperoleh
pengalaman yang bermakna.
Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar siswa
dari tidak tahu menjadi tahu. Siswa menghubungkan pikiran yang terdahulu
dengan pengalaman belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang
mendalam untuk memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana
membedakan peran masing-masing dalam kegiatan belajar bersama. Mereka
melakukan pembagian tugas seperti dalam tugas merekam, mencari informasi
melalui internet serta memberikan respon kreatif dalam berdialog.
Melalui kegiatan eksplorasi siswa dapat mengembangkan pengalaman
belajar, meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan serta menerapkannya untuk
menjawab fenomena yang ada. Siswa juga dapat mengeksploitasi informasi untuk
memperoleh manfaat tertentu sebagai produk belajar. Adapun menurut Husdarta
dan Saputra (2000: 31) menyatakan bahwa “Gaya mengajar Eksplorasi yaitu gaya
mengajar memfokuskan proses belajar pada siswa (child centered)”. Dalam gaya
mengajar eksplorasi, tugas gerak di desain untuk memungkinkan siswa bergerak
secara bebas seperti yang siswa itu inginkan. Gaya mengajar ini sama dengan
gaya mengajar problem solving, tetapi siswa mengeksplorasi gerak dengan cara
yang lebih umum dengan sedikit sekali arahan dari guru. Gaya ini dapat
digunakan untuk memperkenalkan konsep, ide, dan memperoleh respons yang
original dari siswa.
Sedangkan untuk gaya mengajar komando menurut Husdarta dan Saputra
(2000: 28) mengemukakan bahwa :
6
a. Membuat segela keputusan dalam pembelajaran.
b. Membuat segala keputusan yang terkait dengan: mata pelajaran, susunan pelakasanaan tugas, memulai dan mengakhiri waktu pelaksanaan pengajaran, interval, dan mengklarifikasi berbagai pertanyaan siswa. c. Memberi umpan balik kepada siswa mengenai peran guru dan
materiAdapun peran siswa adalah hanya mengikuti dan melakukan tugas yang diinstrusikan guru.
Menurut pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar
komando merupakan peranan guru lebih dominan di bandingkan siswa, tujuan
gaya mengajar ini adalah siswa bisa belajar dengan cepat.
Adapun ciri-ciri, kelemahan dan keuntungan dari gaya komando menurut
Lutan (2000 : 31) yaitu sebagai berikut:
Ciri-ciri gaya Komando adalah pendekatan yang paling bergantung pada guru. Keuntungan dari gaya mengajar ini adalah sangat efektif apabila ingin membina keseragaman dan keserentakan gerakan dengan bentuk yang diinginkan guru, mempertinggi disiplin dan, pengontrolan dikuasi oleh guru dan pemakaian waktu tergolong efesien. Kelemahan gaya ini yakni menghambat kreatifitas dan individualitas, tidak membangkitkan gairah untuk berlatih atau belajar diluar jam pelajaran.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri gaya
komando adalah gaya mengajar yang bergantung pada guru, jadi semua proses
pengajaran dikendalikan oleh guru, siswa hanya bisa menuruti intruksi saja, tidak
diberi kesempatan untuk berpikir dan berkreatifitas. Namun penerapan gaya ini
siswa bisa belajar cepat dalam menguasai teknik serta waktupun lebih efesien.
Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada siswa
SMAN 1 Tasikmalaya dengan judul : Perbandingan Gaya Explorasi Terbatas dan
Gaya Komando Terhadap Hasil Belajar Pukulan Groundstroke Pada Siswa
SMAN 1 Tasikmalaya.
B. RUMUSAN MASALAH
Dengan memperhatikan latar belakang masalah tersebut, penulis
eksplorasi terbatas dan gaya komando terhadap hasil belajar pukulan groundstroke
pada siswa SMAN 1 Tasikmalaya?”
Dengan demikian pertanyaan penelitian yang harus dijawab secara ilmiah
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh gaya eksplorasi terbatas terhadap hasil belajar pukulan
groundstroke pada petenis pemula ( siswa SMAN 1 Tasikmalaya) ?
2. Bagaimana pengaruh gaya komando terhadap hasil belajar pukulan
groundstroke pada petenis pemula (siswa SMAN 1 Tasikmalaya) ?
3. Mana yang lebih berpengaruh antara gaya eksplorasi terbatas dengan gaya
komando terhadap hasil belajar pukulan groundstroke tenis lapang ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Setelah penulis merumuskan pertanyaan penelitian mengenai perbandingan
penggunaan gaya exsplorasi terbatas dan komando terhadap hasil belajar pukulan
forhand groundstroke pada pembelajaran tenis lapang, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk megetahui pengaruh gaya eksplorasi terbatas terhadap hasil belajar
pukulan groundstroke pada petenis pemula (siswa SMAN 1 Tasikmalaya).
2. Untuk megetahui pengaruh gaya komando terhadap hasil belajar pukulan
groundstroke pada petenis pemula (siswa SMAN 1 Tasikmalaya).
3. Untuk megetahui mana yang lebih berpengaruh antara gaya eksplorasi
terbatas dengan gaya komando terhadap hasil belajar pukulan groundstroke
tenis lapang.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan antara lain
8
baik secara teoritis maupun secara praktis. Maka kegunaan penelitian ini
mencakup:
1. Secara Teoritis
a. Bisa menambah wawasan dan pengetahuan tentang gaya mengajar dalam
mengajar tenis lapang.
b. Bisa dijadikan sebagai tolak ukur bagi guru penjas dalam mengajar tenis
lapang agar tidak terpusat pada satu gaya mengajar saja.
c. Bagi penulis penelitian ini bisa dijadikan untuk mengetahui gaya
mengajar mana yang cocok dalam hasil akhir pukulan groundstroke pada
pembelajaran tenis lapang.
2. Secara Implementasi
a. Penelitian ini dapat dilakukan oleh guru untuk menerapkan gaya
mengajar yang cocok untuk hasil akhir pukulan groundstroke pada
pembelajaran tenis lapang.
b. Dapat dijadikan panduan oleh peneliti untuk meneliti gaya-gaya
mengajar mana yang cocok dalam pembelajaran tenis lapang.
E. BATASAN PENELITIAN
Agar penelitian ini tepat sasaran dan untuk menghindari kesalahan
penafsiran dalam penelitian ini, dan nantinya bisa diperoleh hasil yang diinginkan,
maka perlu adanya pembatasan penelitian.
Penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Variable bebas (independen) pada penelitian ini adalah gaya exsplorasi
terbatas dan gaya komando.
2. Variable terikat (dependen) pada penelitian ini adalah hasil belajar pukulan
groundstroke pada pembelajaran tenis lapang.
3. Penelitian ini hanya membahas tentang perbandingan penggunaan gaya
exsplorasi terbatas dengan gaya komando terhadap hasil belajar pukulan
4. Penelitian ini dilaksanakan di lapang tenis outdor Dadaha pada siswa SMAN
1 Tasikmalaya.
5. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki dan perempuan SMAN 1
Tasikmalaya sedangkan sampel berjumlah 40 orang yang di ambil dengan
teknik purvosif sampling. Adapun sampel dalam penelitian merupakan siswa
SMAN 1 Tasikmalaya. Kelompok yang menggunakan gaya exsplorasi
terbatas berjumlah 20 orang, kelompok yang menggunakan gaya komando
berjumlah 20 orang.
6. Instrumen untuk mengukur hasil belajar pukulan groundstroke memakai
lembar observasi dengan indikator pengukurannya mengambil dari teknik
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal pada bulan April tanggal 23, 24 s.d.
tanggal 29 bulan Mei, Lokasi penelitian di SMAN 1 Tasikmalaya yaitu di
lapangan Dadaha Tasikmalaya. Sugiyono (2007:117) menjelaskan bahwa :
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Kesimpulanya yaitu hasil dari
yang sudah dipelajari pada populasi yang akan di teliti. Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa SMAN 1 Tasikmalaya, sedangkan sampelnya adalah siswa
SMAN 1 Tasikmalaya, yang berjumlah 40 orang. Arikunto (1992 : 107)
menjelaskan : “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari
100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi”. Maka peneliti harus bisa memperhitungkan untuk mengambil sampel
dari populasi sesuai dengan yang dibutuhkan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purvosif sampling. Hal
ini dilakukan berdasarkan pertimbangan yaitu, peneliti memilih siswa-siswi yang
tidak bisa melakukan olahraga tenis sehingga pengambilan sampel sesuai dengan
tujuan penelitian.
Setelah mendapatkan sampel peneliti membagi ke dalam dua kelompok,
dengan secara acak yaitu kelompok satu menggunakan gaya eksplorasi terbatas
yang terdiri dari 20 orang dan kelompok dua yang menggunakan gaya komando
yang terdiri dari 20 orang.
B. Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian dibutuhkan desain penelitian, untuk dijadikan acuan
dalam langkah-langkah penelitian. Mengenai desain penelitian Nasution, (1991
:40) menjelaskan bahwa desain penelitian merupakan “Suatu rencana tentang cara
50
bagaiaman caranya untuk mengumpulkan data sesuai tujuan yang dibutuhkan.
Adapun fungsi dari desain penelitian menurut Sudjana dan Ibrahim (1989 : 31)
mengemukakan sebagai berikut :
1. Memberikan kesempatan untuk membandingkan kondisi yang dituntut oleh hipotesis penelitian.
2. Memungkinkan penelitian membuat interpretasi dari hasil studi melalui analisis data secara statistik.
Menurut pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa desain memudahkan kita
dalam melakukan penelitian secara sistematik dan teratur. Untuk itu diperlukan
dalam sebuah penelitian untuk mengukur alur penelitian yang akan dilakukan dan
dengan adanya desain penelitian tersebut acuan penelitian bisa terarah. Merujuk
pada Ruseffendi, E.T (2005: 51). Desain penelitian ini termasuk kategori desain
penelitian eksperimen, desain kelompok eksperimen hanya postes. Rancangan
penelitian tersebut dapat dilihat dalam gambar 3.1.
Tabel 3.1
Ruseffendi, E.T (2005: 51)
Keterangan:
A = Pengelompokkan sampel secara acak.
0 = Pretes
X1 = Kelompok sampel yang memperoleh perlakuan menggunakan gaya
eksplorasi terbatas.
X2 = Kelompok sampel yang memperoleh perlakuan menggunakan gaya
mengajar komando.
O = Postes.
A 0 X1 O
C. Tahapan Penelitian
D. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2007:107), metode eksperimen dapat diartikan “Sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode penelitian
eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan untuk tujuan untuk
menyelidiki suatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil. Metode ini yaitu
mengadakan kegiatan percobaan terhadap variabel-variabel yang diselidiki
untuk mendapatkan suatu hasil dari suatu sebab akibat dalam kondisi tertentu. Populasi
Sampel
Kelompok A Kelompok B
Gaya Mengajar Ekplorasi terbatas Gaya Mengajar Komando
Tes Akhir
Pengolahan Data Analisis Data
52
Variabel penelitian meliputi satu variabel bebas dan satu variabel terikat,
variabel bebas terdiri dari pemberian bentuk gaya mengajar eksplorasi terbatas
dan pemberian bentuk gaya mengajar komando. Variabel terikat adalah hasil
belajar pukulan groundstroke dalam permain tenis lapang. Selain variabel utama,
terdapat pula variable kontrol yang akan terlibat dan diduga akan mempengaruhi
variabel utama. Oleh karena itu variabel-variabel itu harus dikendalikan agar
tidak membiaskan penelitian.
Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut :
1. Usia Subjek
Untuk menghindari pengaruh usia terhadap hasil dari eksperimen, maka
perlu subjek dalam proses belajar pukulan groundstroke pada tenis lapang ini
berusia 15-17 tahun. Dengan demikian usia subjek yang terlibat dalam
eksperimen ini bersifat homogen.
2. Lamanya waktu latihan
Lamanya waktu kegiatan eksperimen ini adalah 6 minggu atau 16 kali
pertemuan.
3. Penggunaan fasilitas dan alat latihan
Kualitas alat dan fasilitas latihan yang berbeda dapat mempengaruhi hasil
latihan. Oleh sebab itu, alat dan fasilitas latihan yang dipergunakan oleh kedua
kelompok tersebut setara dalam kualitas maupun kuantitas.
4. Pembina/ Petugas
Untuk menghindari bias dari hasil latihan. Kedua kelompok subjek dibina
dan dikelola oleh Pembina/ petugas pelaksana yang sama. Penulis dalam hal ini
dibantu oleh guru mata pelajaran PENJAS di sekolah tersebut. Beliau mengawasi
siswa dalam pelaksanaan eksperimen termasuk penulis sendiri.
5. Kesungguhan Berlatih
Berkaitan dengan perlakuan (Treatment) yang berbeda pada kedua
kelompok, maka subjek sama sekali tidak mengetahui bahwa mereka itu
termasuk dalam salah satu kelompok tersebut selama eksperimen berlangsung.
Dalam pelaksanaan eksperimen ini subyek diberikan dorongan semangat agar
Jadi, metode eksperimen merupakan metode yang cocok untuk penelitian
yang akan dilaksanakan, yaitu perbandingan gaya eksplorasi terbatas dengan gaya
komando terhadap hasil belajar pukulan groundstroke kepada petenis pemula.
E. Definisi Operasional
1. Pukulan Groundstroke
Pukulan groundstroke dalam penelitian ini adalah skor nilai tiap tahapan
gerakan pukulan atau aspek psikomotor siswa yang dijaring melalui lembar
observasi sebanyak 12 indikator mengenai pukulan groundstroke tenis lapang.
Menurut Brown (2007:32-35) tahapan groundstroke meliputi 3 tahapan
pukulan, yaitu :
a. Tahapan Persiapan pukulan adalah tahapan dalam proses belajar ketika subjek
memperlihatkan sikap siap membungkukan badan sedikit kedepan, lutut
ditekuk, raket ada didepan badan, mata tertuju pada bola dan mengayunkan
raket.
b. Tahapan pelakasanaan pukulan adalah tahapan dalam proses belajar ketika
subjek memilih cara melangkah dan mencari posisi untuk memukul yang tepat,
memindahkan tubuh kedepan, mengayun raket sejajar lapangan, tidak
menggerakan pergelangan tangan, fokus pada bola dan pegangan raket saat
memukul antara lengan dan tangan terbuka, ditekuk sedikit keatas.
c. Tahapan gerakan lanjutan adalah tahapan dalam proses belajar ketika subjek
melanjutkan ayunan setelah pukulan, ayunan menyilang dan naik,
mengarahkan raket menuju ke sasaran.
2. Gaya Mengajar Ekplorasi Terbatas
Gaya mengajar merupakan cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
Sedangkan gaya mengajar yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini salah
satunya adalah gaya mengajar ekplorasi terbatas , yakni suatu gaya mengajar
dimana guru hanya menyiapkan pelajaran dan memberikan petunjuk umum, jadi
54
beberapa gerakan yang dicontohkan oleh guru. Tahapan-tahapan dengan
menggunakan gaya ekplorasi terbatas dalam penelitian ini adalah :
a. Guru menyiapakan materi dan petunjuk umum cara penggunaan alat,
b. Memberikan contoh gerakan pukulan groundstroke drive, groundstroke flat
dan groundstroke spin.
mengajar komando, yaitu suatu gaya mengajar yang paling bergantung pada guru.
Tujuannya adalah penampilan yang cermat. Guru menyiapkan semua aspek
pengajaran dan ia sepenuhnya bertanggung jawab dan berinisiatif terhadap
pengajaran dan memantau kemajuan besar dari perkembangan siswanya.
Tahapan-tahapan dengan menggunakan gaya komando dalam penelitian ini
adalah :
a. Guru menyiapkan beberapa rancangan untuk pembelajaran pukulan
groundstroke seperti cara penggunaan alat.
b. pemberian contoh gerak dasar pukulan groundstroke dari persiapan gerakan
awalan, cara bergerak, posisi siap pukul, dan terakhir adalah cara atau teknik
memukul.
c. Siswa mengikuti semua intruksi dari guru tentang materi pelajaran.
Berdasarkan penjelasan definisi oprasional diatas bahwa dalam mengajar
tenis lapang itu harus mengetahui ilmu mengajar supaya dalam mengajar tidak
salah dan bisa berjalan sesuai dengan yang kita inginkan. Adapun setelah
mengetahui ilmu mengajar kita juga harus mengetahui cara mengajar dalam suatu
pembelajaran supaya prosesnya bisa berjalan dengan lancar, maka pada penelitian
ini adapun cara mengajarnya yaitu dengan menggunakan gaya ekplorasi terbatas
dan gaya mengajar komando yang nanti dua gaya tersebut dibandingkan mana
F. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang diinginkan dalam penelitian ini, digunakan
instrumen penelitian berupa lembar observasi yang digunakan untuk menjaring
data postes. Lembar observasi ini digunakan untuk melihat hasil pukulan
groundstroke setelah diberikan perlakuan yaitu gaya mengajar ekplorasi terbatas
pada kelompok eksperimen 1 (X1) dan gaya mengajar komando pada kelompok
eksperimen 2 (X2). Lembar observasi yang digunakan terdiri dari 12 indikator
yang merupakan tiga tahapan pukulan groundstroke yaitu persiapan, pelaksanaan
dan pukulan lanjutan.
Pemberian skor nilai untuk hasil pukulan groundstroke yaitu, setiap
indikator yang muncul diberi skor 1 sampai 5, tergantung dari tepat atau tidaknya
gerakan yang dilakukan siswa. Pemberian skor 1 sampai 5 ditentukan melalui
rubrik yang telah peneliti buat sebelumnya. Rubrik lembar observasi dapat dilihat
pada Lampiran A. Poin yang diperoleh dari masing-masing siswa akan
dijumlahkan dan diolah.
G. Analisis Hasil Ujicoba Instrumen Penelitian
Data hasil ujicoba instrumen dianalisis untuk mengetahui layak atau
tidaknya instrumen tes tersebut dipakai dalam penelitian. Analisis yang dilakukan
yaitu analisis daya pembeda, taraf kesukaran, validitas, dan reliabilitasnya.
a. Analisis Validitas
Validitas tes adalah tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Tes
dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur
(Arikunto, 2007:65). Nilai validitas dapat diukur dengan menggunakan teknik
korelasi product moment. Teknik ini digunakan untuk mengetahui kesejajaran
sebuah tes. Rumus korelasi product moment sebagai berikut:
√
(Sumber : Arikunto, 2007: 72)
Keterangan:
56
N : Jumlah siswa
X : Skor tiap butir indikator untuk setiap siswa uji coba
Y : Skor total tiap siswa ujicoba
Dari hasil analisis validitas ujicoba lembar observasi, dari 12 indikator yang
diujicobakan keseluruhan indikator tersebut adalah valid. . Rekapitulasi hasil uji
coba instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.6
Tabel 3.6 Rekapitulasi hasil ujicoba Validitas instrumen
b. Analisis Reliabilitas
Reliabilitas menurut Arikunto (2007:86) adalah ketetapan hasil tes apabila
diuji kepada subjek atau orang dan soal yang sama namun waktu yang berbeda.
Nilai reliabilitas ditentukan dengan menggunakan rumus Spearman Brown,
perumusannya sebagai berikut.
( )
(Sumber : Jajat, 2010: 139)
Tabel 3.6 Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0.80 - 1.00 Sangat Tinggi
0.60 - 0.79 Tinggi
0.40 - 0.59 Cukup
0.20 - 0.39 Rendah
0.00 - 0.19 Sangat Rendah
(Sumber : Arikunto, 2007: 112)
Nilai reliabilitas yang diperoleh dari hasil ujicoba instrumen adalah 0,89
dengan kategori sangat tinggi. Rekapitulasi hasil uji coba instrumen dapat dilihat
pada Tabel 3.7
Tabel 3.7 Rekapitulasi hasil ujicoba Reliabilitas instrument
Lembar Observasi
Tes Reliabilitas Nilai Katagori Keterangan 1/2 Gasal Geap 0.794 Tinggi Reliabel
Gasal Genap 0.885 Sangat Tinggi Reliabel Sumber : Hasil Pengolahan, Perhitungan Terlampir
H. Teknik Pengumpulan Data
Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik
58
(X2). Tes akhir bertujuan mengetahui hasil pukulan groundstroke tenis lapang
pada kedua kelas setelah diberikan perlakuan, yaitu dengan menggunakan gaya
mengajar eksplorasi terbatas pada kelas X1 dan menggunakan gaya mengajar
komando pada kelas X2 . Langkah-langkah yang ditempuh untuk menganalisis
data postest adalah sebagai berikut :
1. Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok sampel dengan
menggunakan rumus Sudjana (2005:67) :
Uji statistik dilakukan pada masing-masing pengukuran data, yaitu data
hasil dari postes kelas eksperimen 1 (X1) dan data hasil dari postes kelas
eksperimen 2 (X2) . Data postest tersebut diuji statistik dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Melakukan uji statistik untuk mengetahui perbandingan gaya mengajar
ekplorasi terbatas dan gaya mengajar komando terhadap hasil pukulan
groundstroke tenis lapang kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2. Untuk
menentukan uji statistik yang sesuai maka harus dilakukan uji prasyarat terlebih
dahulu.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan
uji liliefors. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Pengamatan X1, X2,…,Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,…,Zn.
Dengan menggunakan rumus : = – (X dan S masing-masing
merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel).
b. Untuk bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(Zi) = P (Z ≤ Zi).
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1,Z2,…,Zn yang lebih kecil atau sama,
dengan Zi, jika diproposi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka:
S (Z1) =
d. Hitung selisih F(Zi) - S(Zi) kemudian harga mutlaknya.
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut yang disebut Lo.
f. Kriteria hipotesis adalah hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi
normal jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi Ltabel dari
daftar. Dalam hal lainya hipotesis nol diterima.
2) Uji Homogenitas
Untuk menguji kesamaan varian dari kedua kelompok sampel digunakan
rumus :
60
Ditolak Ho hanya jika F ≥ F ½ ɑ (V1…V2) di daftar distribusi F dengan
peluang ½ ɑ sedang derajat kebebasan V1 dan V2 masing-masing sesuai dengan
pembilang dan penyebut. Jadi kedua kelompok adalah homogeny apabila Fhitung ≤
Ftabel.
b. Melakukan uji hipotesis
Uji kesamaan dua rata-rata (satu pihak)
Uji ini dipakai bila peneliti sudah menonjolkan salah satu kelompok
eksperimen yang dibandingkan, oleh karena itu dinamakan uji satu pihak.
Adapun pendekatan statistik yang digunakan adalah sebagai berikut :
Uji beda
√
Terima
Hipotesis jika – t hitung ≤ t tabel dengan tabel t(1- ɑ), dk (n-1) dengan ɑ = 0,05 setelah
melakukan uji beda kelompok A dan kelompok B maka dilanjutkan dengan uji t
karena dua kelompok normal dan homogen maka dilakukan pendekatan statistika
seperti dibawah ini.
√
(Sumber : Sudjana, 1996 : 243)
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis
Kriteria pengujian menggunakan daftar distribusi siswa dengan tingkat
kepercayaan atau taraf ɑ = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n1 + n2 – 2) terima
hipotesis (Ho) ditolak.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan nilai thitung dengan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka hasil kesimpulan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Gaya mengajar ekplorasi terbatas memberikan pengaruh terhadap hasil belajar
pukulan groundstroke dalam permainan tenis lapang.
2. Gaya mengajar komando memberikan pengaruh terhadap hasil belajar pukulan
groundstroke dalam permainan tenis lapang.
3. Gaya mengajar komando memberikan pengaruh yang lebih signifikan
dibandingkan dengan gaya mengajar ekplorasi terbatas terhadap hasil belajar
pukulan groundstroke dalam permainan tenis lapang.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang telah diperoleh yang telah dirumuskan baik
berupa hasil penelitian, pembahasan hasilnya, maupun beberapa kesimpulan,
maka ditarik beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi guru pendidikan jasmani sebaiknya menerapakan berbagi gaya mengajar
pada psoses pembelajaran, terutama pada proses pembelajaran pukulan
groundstroke dalam permainan tenis lapang.
2. Berbagai gaya mengajar dapat diterapkan dalam proses pembelajaran,
terutama pada proses pembelajaran pukulan groundstroke dalam permainan
tenis lapang.
3. Gaya mengajar komando dianjurkan dapat dipakai dalam proses
pembelajaran karena berdasarkan penelitian gaya mengajar komando
memberikan pengaruh yang lebih signfikan terhadap hasil belajar pukulan
groundstroke dalam permainan tenis lapang.
4. Bagi lembaga diharapkan penelitian ini menjadi sumbangan ilmu
5. Perlu adanya pengulangan penelitian yang lebih banyak dalam cabang
69
DAFTAR PUSTAKA
Abdul jabar (2010). Pedagogi Olahraga. Bandung : FPOK UPI.
Abdurrohman(2012). Uji Validitas dan Realibilitas Tes Ketepatan Pukulan Forhand dan Backhand pada Cabang Olahraga Tenis. Bandung : UPI
Alsa dan Widhiarso (2011) Pembelajaran gaya eksplorasi [Online]. Tersedia : hl=id&output=search&sclient=psyab&q=pembelajaran+gaya+eksplorasi&o q=pembelajaran+gaya+eksplorasi&gs_l=hp.3 [5 Maret 2013]
Arikunto, 2007: 75. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Bambang A. dan Jajat D. (2010). Aplikasi Statistika Dalam PENJAS. Bandung : FPOK UPI.
Brown (2007). Tenis Tingkat Pemula. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Bonaventura bunadi Berkah Saputra. (1985). Dasar-dasar Pelajaran Tennis Pada sekolah Tennis (BLUE BIRD TENNIS SCHOOL).
Budi (2009) Teknik dasar pukulan Groundstroke [Online]. Tersedia : http://buditfc.blogspot.com/2009_09_01_archive.html
Budi (2007) Teknik Dasar Bermain Tenis [Online]. Tersedia :
http://prasso.wordpress.com/2007/08/31/teknik-dasar-bermain-tenis-forehand/
Djamarah dan Zein. (2006). Hakikat Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Effendi (2012) Definisi belajar menurut beberapa ahli [online]. Tersedia : http://effendi-dmth.blogspot.com/2012/09/pengertian-belajar-menurut-para-ahli.html?m=1 [3 Maret 2013].
Hipni dan Rohman. (2011). Definisi Metode Pembelajaran [Online]. Tersedia: http://hipnirohman.blogspot.com [25 April 2012].
Husdarta dan Saputra, Y. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Departermen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setera D-III.
Paturusi, Achmad. (2012). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta : Rineka Cipta.
Rudi. (2010). Definisi groundstroke. [Online]. Tersedia:
http://vhariss.wordpress.com/2011/12/15/tenis-lapangan. [Online]
Lutan Rusli. (2001). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode, 70 Jakarta: P2LPTK Depdikbud RI.
Sudjana. (1996). Metode Statistika. Edisi Ke 6. Bandung: Tarsito
Sugiyono.(2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.
Supandi, Dkk. (1986) Pengelolaan Interaksi Belajar Mengajar Intrakulikuler, Kokulikuler dan Eksteakulikuler. Jakarta: Karunika.