• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN GAYA EKSPLORASI TERBATAS DAN GAYA KOMANDO TERHADAP HASIL BELAJAR PUKULAN GROUNDSTROKE TENIS LAPANG PADA SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN GAYA EKSPLORASI TERBATAS DAN GAYA KOMANDO TERHADAP HASIL BELAJAR PUKULAN GROUNDSTROKE TENIS LAPANG PADA SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN GAYA EKSPLORASI TERBATAS DAN GAYA KOMANDO TERHADAP HASIL BELAJAR PUKULAN GROUNDSTROKE TENIS LAPANG

PADA SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

IKHWAN NURFALAH

0900120

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Contoh Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

Perbandingan Gaya Eksplorasi Terbatas

Dan Gaya Komando Terhadap Hasil

Belajar Pukulan

Groundstroke

Tenis

Lapang Pada Siswa SMAN 1 Tasikmalaya

(3)

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Ikhwan Nurfalah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : IKHWAN NURFALAH

NIM : 0900120

JUDUL : PERBANDINGAN GAYA EKSPLORASI TERBATASDAN GAYA KOMANDOTERHADAP HASIL BELAJAR PUKULAN GROUNDSTROKE TENIS LAPANGPADA SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

Drs. Andi Suntoda, M. Pd

(5)

Pembimbing II

Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd

NIP. 196807071992032001

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Sucipto, M.Kes.

(6)

ABSTRAK

Ikhwan Nurfalah, NIM 0900120, Jurusan Pendidikan Jasmanai Kesehatan dan

Rekreasi, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Judul “Perbandingan Gaya Mengajar Ekplorasi Terbatas dan Gaya Komando Terhadap Hasil Belajar Pukulan Groundstroke Tenis Lapang Pada Siswa SMAN 1 Tasikmalaya”. Pembimbing I. Drs. Andi Suntoda. M. Pd dan Pembimbing II Dr. Hj Tite Juliantine. M.Pd.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya seorang guru dalam menerapkan gaya-gaya mengajar dalam proses belajar mengajar khususnya belajar pukulan groundstroke dalam permainan tenis lapang. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mencoba membandingkan pengaruh dua gaya mengajar yaitu gaya mengajar ekplorasi terbatas dan gaya komando yang diterapkan pada proses pembelajaran pukulan groundstroke dalam permainan tenis lapang. Tujuan dari penelitian ini adalah: pertama “menguji perbedaan pengaruh gaya mengajar ekplorasi terbatas terhadap hasil belajar pukulan groundstroke dalam permainan tenis lapang”; kedua “menguji perbedaan pengaruh gaya mengajar komando terhadap hasil belajar pukulan groundstroke dalam permainan tenis lapang”; dan ketiga “menguji gaya mengajar manakah yang memberikan pengaruh lebih baik terhadap hasil belajar pukulan groundstroke dalam permainan tenis lapang”.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan pre-test-post-test. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas ( X ) sebanyak 320 orang di SMA Negeri 1 Tasikmalaya. Sampel dari penelitian ini sebanyak 40 orang siswa diambil dari kelas X-4, terdiri dari 20 orang kelompok eksperimen 1 dan 20 orang kelompok ekperimen 2 yang dipilih memakai teknik sampling purposive. Menurut Brown (2007 : 32-35) “Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dengan 12 indikator”, indikator tersebut adalah membungkukkan badan sedikit ke depan, lutut ditekuk, raket ada di depan badan, mata tertuju pada bola, mengayunkan raket terlebih dahulu ke belakang (backswing), memilih cara melangkah dan mencari posisi untuk memukul yang tepat, mengayun raket sejajar lapangan, tidak menggerakkan gerakkan pergelangan tangan, fokus pada bola, dan mampu memilih memukul bola dengan cara penempatan, cepat dan bertenaga, melanjutkan ayunan setelah pukulan, ayunan menyilang dan naik, mengarahkan raket menunjuk ke sasaran.

(7)

DAFTAR ISI

D. Pengaruh Gaya Mengajar Ekplorasi Terbatas Dalam Pembelajaran Pukulan Groundstroke Pada Permainan Tenis lapang ... 44

E. Pengaruh Gaya Mengajar Komando Dalam Pembelajaran Pukulan Groundstroke Pada Permainan Tenis lapang ... 45

F. Anggapan Dasar ... 46

G. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 55

H. Teknik Pengumpulan Data ... 57

(8)

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 61

C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 73

D. Lembar Observasi ... 86

E. Hasil Tes Postes Validitas dan Reabilitas ... 90

F. Hasil Pretes Gaya Explorasi Terbatas ... 92

G. Hasil Pretes Gaya Komando ... 93

H. Hasil Simpangan Baku dan Rata-Rata Pada Kelompok Gaya Komando ... 94

I. Hasil Simpangan Baku dan Rata-Rata Pada Kelompok Gaya Ekplorasi terbatas ... 95

J. Uji Normalitas Ekplorasi Terbatas ... 96

K. Uji Normalitas Komando ... 97

L. Uji Homogenitas ... 98

M. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Gaya Ekplorasi Terbatas ... 99

N. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Gaya Komando ... 100

O. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Gaya Ekplorasi Terbatas dan Gaya Komando ... 101

P. Surat Pengesahan Judul Skripsi... 102

Q. Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian ... 106

R. Surat Keterangan Sudah Melaksanakan Penelitian ... 107

(9)
(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani merupakan upaya agar dapat mengaktualisasikan

seluruh potensi aktivitasnya sebagai manusia berupa sikap, tindakan dan karya

yang diberi bentuk, isi dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai cita-cita

kemanusiaan. Dalam hal ini Supandi (1990:29) mengemukakan bahwa “Pendidikan jasmani adalah suatu aktivitas yang menggunakan fisik atau tubuh sebagai alat untuk mencapai tujuan melalui aktivitas-aktivitas jasmani”. Aktivitas

tersebut merupakan suatu gerakan tubuh yang menggunakan fisik sesuai yang di

intrusikan guru, biasanya berupa permainan dan dilanjut ke inti materi seperti

teknik pukulan groundstroke dalam tenis lapang. Adapun menurut Lutan

(Ardiansyah, 2009:01) menjelaskan bahwa Pendidikan jasmani adalah: “Pendidikan Jasmani sebagai proses pendidikan via gerak insani (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau olahraga untuk

mencapai tujuan pendidikan“. Permainan ini bertujuan supaya semua siswa

melakukan gerakan serta mendorong siswa untuk bersosialisasi satu sama lain

bersama temanya dan saling bekerjasama. Human movement yang dalam bahasa

Indonesia dapat diartikan gerak insani atau gerak manusiawi yang merupakan inti

dari semua bentuk istilah seperti: olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga

tradisional, olahraga prestasi, olahraga kesehatan dan termasuk di dalamnya

Pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga.

Menurut Lawson (Ardiansyah, 2009:1) menyatakan bahwa :

(11)

2

Tujuan pembelajaran Pendidikan jasmani yang dirumuskan guru dalam

proses belajar mengajar harus mengacu pada tujuan kurikulum. Setiap kali

mengajar guru diharapakan dapat merumuskan tujuan pengajaran, secara spesifik

dalam bentuk perilaku yang dapat diamati, menggambarkan secara jelas isi tugas

yang diberikan, serta dapat diukur dan dievaluasi tingkat keberhasilannya.

Berdasarkan pendapat diatas yaitu bagaimana supaya siswa dapat ikut serta

berperan aktif dalam pembelajaran, salah satu contohnya dalam pembelajaran

tenispun menjadikan peserta didik harus bergerak aktif ketika pembelajaran tenis.

Menurut Bonaventura Bunadi (1985:7) Tenis adalah salah satu cabang

olahraga yang mempergunakan raket sebagai alat pemukul dan bola tennis sebagai

objek yang dipukul dan dapat dipertandingkan antara 2 (dua) pemain yang disebut

permainan tunggal atau 2 (dua) pasang pemain (4 orang) yang dinamakan

permainan ganda. Permainan ganda ini adalah suatu permainan yang di tuntut

bekerjasama dengan teman pasangannya, di dalam permainan dilapang sesering

mungkin harus berkomunikasi, karena itu bisa membuat kita kompak untuk

memenangkan permainan.

Tenis dimainkan bisa di dalam ruangan tertutup maupun di udara terbuka di tempat yang cukup luas yang disebut “lapangan tenis” yang dibagi oleh net setinggi pinggang kita. Secara mudahnya permainan ini adalah memukul bola

dengan raket melewati jaring (net) dan harus memantul di daerah lawan anda, di

dalam garis batas ada dan sukar atau tidak dapat dikembalikan oleh lawan anda.

Adapun beberapa teknik dasar tenis yang di anggap sulit dipelajari dan

dilakukan oleh siswa ketika pembelajaran tenis yaitu salah satunya adalah pukulan

groundstroke.

Kemudian Brown (2007:31) menerjemahkan bahwa “Groundstroke adalah

pukulan setelah bola memantul ke lapangan. Groundstroke forehand mengarah ke

samping tubuh ketika memegang raket sedangkan groundstroke backhand

mengarah ke sisi yang berlawanan”.

Groundstroke merupakan salah satu teknik dasar tenis yang harus dikuasai

oleh seorang yang ingin bisa belajar bermain tenis maupun pemain, karena itu

(12)

jenis pukulan Groundstroke yang penulis ketahui adalah : pukulan groundstroke

drive, groundstroke flat dan groundstroke spin.

Proses pembelajaran keterampilan dasar tenis lapang di SMAN 1

Tasikmalaya terdapat suatu masalah pada kelas X yang berjumlah delapan kelas,

setiapa kelas berjumlah 40 siswa, pada penelitian ini saya menggunakan teknik

purposive sampling untuk mengambil sampel dan sampelnya itu kelas X.4 yang

berjumlah 40 siswa. Disana menunjukkan bahwa ditemukan adanya

masalah-masalah, yaitu secara umum kurangnya tingkat keterampilan siswa dalam

melakukan teknik dasar pukulan groundstroke pada pembelajaran tenis lapang di

SMA N 1 Tasikmalaya. Selain itu tenis lapang merupakan permainan yang

membutuhkan kemampuan individu sehingga seorang petenis lapang diwajibkan

menguasai teknik, skill dan fisik yang baik agar dapat bermain dengan baik dalam

suatu pertandingan. Dalam permainan tenis lapang terdapat berbagai macam

teknik diantaranya yaitu pukulan groundstroke, teknik tersebut paling sering

digunakan seorang petenis pemula untuk memantapkan pukulannya.

Bagi seorang pemain tenis lapangan apalagi pemula pukulan groundstroke

merupakan sebuah teknik dasar pukulan yang harus dikuasi dengan benar dan

baik karena hal itu merupakan modal dasar yang penting untuk bisa mengusai

permainan dan memantapkan pukulan.

Menurut pengamatan peneliti, dalam pembelajaran tenis lapang di SMAN 1

Tasikmalaya, terdapat kesulitan melakukan pukulan groundstroke, hal tersebut

dapat ditemukan solusinya dengan menggunakan gaya mengajar yang cocok,

sehingga peneliti tertarik untuk menggunakan dua gaya yaitu gaya exsplorasi

terbatas dan gaya komando, yang kemudian akan dibandingkan dalam peneltian

ini.

Menurut Paturusi (2012:129) Penjelasan mengenai Gaya Eksplorasi

Terbatas adalah sebagai berikut :

a) Ciri

(13)

4

cocok untuk pengayaan gerak dan mengembangkan beberapa pola gerak untuk keterampilan khusus.

b) Penerapan

Bila mempelajari keterampilan manipulative (misal, keterampilan melempar bola dengan tangan) siswa dapat memperlihatkan beberapa cara melambung dan menangkap bola sambil berdiri di tempat. Faktor apa yang terbatas ? Keterampilan menangkap sambil berdiri di tempat. Contoh lainnya, bila siswa berlatih bersama temannya, misalnya keterampilan memainkan bola, mereka dapat melempar atau memantulkan bola dengan beberapa cara, seperti bolak-balik diantara mereka.

c) Simpulan

Gaya eksplorasi terbatas dapat juga diterapkan untuk tujuan yang lebih luas, seperti untuk mengeksplorasi variasi gerak yang lebih kaya dalam kaitannya dengan ruang, waktu, daya, dan arus gerak.

Menurut penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa gaya ekplorasi terbatas

adalah suatu gaya mengajar yang peranan siswa lebih dominan dibandingkan

guru, siswa bisa bergerak bebas menentukan respon sendiri sesuai gerakan yang di

demonstrasikan oleh guru.

Menurut Hipni, Rohman (2011).“Eksplorasi adalah upaya awal membangun

pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena (American

Dictionary)”. Strategi yang digunakan memperluas dan memperdalam

pengetahuan dengan menerapkan strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran

yang berkembang saat ini secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada

proses belajar. Tidak hanya berfokus pada apa yang dapat siswa temukan, namun

sampai pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang populer untuk menggambarkan kegiatan ini ialah “explorative learning”. Konsep ini mengingatkan kita pada pernyataan Lao Tsu, seorang filosof China yang menyatakan “I hear and I forget. I see and I remember. I do and I understand”.

Heimo H. Adelsberger (2000) menyatakan bahwa “Pendekatan belajar

exsplorasi tidak hanya berfokus pada bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan,

pemahaman, dan interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu

materi ajar”. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan

siswa untuk memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas

inisiatifnya. Dalam hal ini siswa menyusun dan memvalidasi informasi sebagai

(14)

(2002) dalam tulisan Heimo menunjukkan kompleksitas kegiatan eksplorasi

dalam proses pembelajaran yang mengharuskan adanya proses dialog yang (1)

interaktif (2) adaptif, interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat

penguasaan pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan

dengan meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memeperoleh

pengalaman yang bermakna.

Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar siswa

dari tidak tahu menjadi tahu. Siswa menghubungkan pikiran yang terdahulu

dengan pengalaman belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang

mendalam untuk memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana

membedakan peran masing-masing dalam kegiatan belajar bersama. Mereka

melakukan pembagian tugas seperti dalam tugas merekam, mencari informasi

melalui internet serta memberikan respon kreatif dalam berdialog.

Melalui kegiatan eksplorasi siswa dapat mengembangkan pengalaman

belajar, meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan serta menerapkannya untuk

menjawab fenomena yang ada. Siswa juga dapat mengeksploitasi informasi untuk

memperoleh manfaat tertentu sebagai produk belajar. Adapun menurut Husdarta

dan Saputra (2000: 31) menyatakan bahwa “Gaya mengajar Eksplorasi yaitu gaya

mengajar memfokuskan proses belajar pada siswa (child centered)”. Dalam gaya

mengajar eksplorasi, tugas gerak di desain untuk memungkinkan siswa bergerak

secara bebas seperti yang siswa itu inginkan. Gaya mengajar ini sama dengan

gaya mengajar problem solving, tetapi siswa mengeksplorasi gerak dengan cara

yang lebih umum dengan sedikit sekali arahan dari guru. Gaya ini dapat

digunakan untuk memperkenalkan konsep, ide, dan memperoleh respons yang

original dari siswa.

Sedangkan untuk gaya mengajar komando menurut Husdarta dan Saputra

(2000: 28) mengemukakan bahwa :

(15)

6

a. Membuat segela keputusan dalam pembelajaran.

b. Membuat segala keputusan yang terkait dengan: mata pelajaran, susunan pelakasanaan tugas, memulai dan mengakhiri waktu pelaksanaan pengajaran, interval, dan mengklarifikasi berbagai pertanyaan siswa. c. Memberi umpan balik kepada siswa mengenai peran guru dan

materiAdapun peran siswa adalah hanya mengikuti dan melakukan tugas yang diinstrusikan guru.

Menurut pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar

komando merupakan peranan guru lebih dominan di bandingkan siswa, tujuan

gaya mengajar ini adalah siswa bisa belajar dengan cepat.

Adapun ciri-ciri, kelemahan dan keuntungan dari gaya komando menurut

Lutan (2000 : 31) yaitu sebagai berikut:

Ciri-ciri gaya Komando adalah pendekatan yang paling bergantung pada guru. Keuntungan dari gaya mengajar ini adalah sangat efektif apabila ingin membina keseragaman dan keserentakan gerakan dengan bentuk yang diinginkan guru, mempertinggi disiplin dan, pengontrolan dikuasi oleh guru dan pemakaian waktu tergolong efesien. Kelemahan gaya ini yakni menghambat kreatifitas dan individualitas, tidak membangkitkan gairah untuk berlatih atau belajar diluar jam pelajaran.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri gaya

komando adalah gaya mengajar yang bergantung pada guru, jadi semua proses

pengajaran dikendalikan oleh guru, siswa hanya bisa menuruti intruksi saja, tidak

diberi kesempatan untuk berpikir dan berkreatifitas. Namun penerapan gaya ini

siswa bisa belajar cepat dalam menguasai teknik serta waktupun lebih efesien.

Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada siswa

SMAN 1 Tasikmalaya dengan judul : Perbandingan Gaya Explorasi Terbatas dan

Gaya Komando Terhadap Hasil Belajar Pukulan Groundstroke Pada Siswa

SMAN 1 Tasikmalaya.

B. RUMUSAN MASALAH

Dengan memperhatikan latar belakang masalah tersebut, penulis

(16)

eksplorasi terbatas dan gaya komando terhadap hasil belajar pukulan groundstroke

pada siswa SMAN 1 Tasikmalaya?”

Dengan demikian pertanyaan penelitian yang harus dijawab secara ilmiah

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh gaya eksplorasi terbatas terhadap hasil belajar pukulan

groundstroke pada petenis pemula ( siswa SMAN 1 Tasikmalaya) ?

2. Bagaimana pengaruh gaya komando terhadap hasil belajar pukulan

groundstroke pada petenis pemula (siswa SMAN 1 Tasikmalaya) ?

3. Mana yang lebih berpengaruh antara gaya eksplorasi terbatas dengan gaya

komando terhadap hasil belajar pukulan groundstroke tenis lapang ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Setelah penulis merumuskan pertanyaan penelitian mengenai perbandingan

penggunaan gaya exsplorasi terbatas dan komando terhadap hasil belajar pukulan

forhand groundstroke pada pembelajaran tenis lapang, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk megetahui pengaruh gaya eksplorasi terbatas terhadap hasil belajar

pukulan groundstroke pada petenis pemula (siswa SMAN 1 Tasikmalaya).

2. Untuk megetahui pengaruh gaya komando terhadap hasil belajar pukulan

groundstroke pada petenis pemula (siswa SMAN 1 Tasikmalaya).

3. Untuk megetahui mana yang lebih berpengaruh antara gaya eksplorasi

terbatas dengan gaya komando terhadap hasil belajar pukulan groundstroke

tenis lapang.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan antara lain

(17)

8

baik secara teoritis maupun secara praktis. Maka kegunaan penelitian ini

mencakup:

1. Secara Teoritis

a. Bisa menambah wawasan dan pengetahuan tentang gaya mengajar dalam

mengajar tenis lapang.

b. Bisa dijadikan sebagai tolak ukur bagi guru penjas dalam mengajar tenis

lapang agar tidak terpusat pada satu gaya mengajar saja.

c. Bagi penulis penelitian ini bisa dijadikan untuk mengetahui gaya

mengajar mana yang cocok dalam hasil akhir pukulan groundstroke pada

pembelajaran tenis lapang.

2. Secara Implementasi

a. Penelitian ini dapat dilakukan oleh guru untuk menerapkan gaya

mengajar yang cocok untuk hasil akhir pukulan groundstroke pada

pembelajaran tenis lapang.

b. Dapat dijadikan panduan oleh peneliti untuk meneliti gaya-gaya

mengajar mana yang cocok dalam pembelajaran tenis lapang.

E. BATASAN PENELITIAN

Agar penelitian ini tepat sasaran dan untuk menghindari kesalahan

penafsiran dalam penelitian ini, dan nantinya bisa diperoleh hasil yang diinginkan,

maka perlu adanya pembatasan penelitian.

Penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Variable bebas (independen) pada penelitian ini adalah gaya exsplorasi

terbatas dan gaya komando.

2. Variable terikat (dependen) pada penelitian ini adalah hasil belajar pukulan

groundstroke pada pembelajaran tenis lapang.

3. Penelitian ini hanya membahas tentang perbandingan penggunaan gaya

exsplorasi terbatas dengan gaya komando terhadap hasil belajar pukulan

(18)

4. Penelitian ini dilaksanakan di lapang tenis outdor Dadaha pada siswa SMAN

1 Tasikmalaya.

5. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki dan perempuan SMAN 1

Tasikmalaya sedangkan sampel berjumlah 40 orang yang di ambil dengan

teknik purvosif sampling. Adapun sampel dalam penelitian merupakan siswa

SMAN 1 Tasikmalaya. Kelompok yang menggunakan gaya exsplorasi

terbatas berjumlah 20 orang, kelompok yang menggunakan gaya komando

berjumlah 20 orang.

6. Instrumen untuk mengukur hasil belajar pukulan groundstroke memakai

lembar observasi dengan indikator pengukurannya mengambil dari teknik

(19)
(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal pada bulan April tanggal 23, 24 s.d.

tanggal 29 bulan Mei, Lokasi penelitian di SMAN 1 Tasikmalaya yaitu di

lapangan Dadaha Tasikmalaya. Sugiyono (2007:117) menjelaskan bahwa :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Kesimpulanya yaitu hasil dari

yang sudah dipelajari pada populasi yang akan di teliti. Populasi dalam penelitian

ini adalah siswa SMAN 1 Tasikmalaya, sedangkan sampelnya adalah siswa

SMAN 1 Tasikmalaya, yang berjumlah 40 orang. Arikunto (1992 : 107)

menjelaskan : “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari

100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi”. Maka peneliti harus bisa memperhitungkan untuk mengambil sampel

dari populasi sesuai dengan yang dibutuhkan.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purvosif sampling. Hal

ini dilakukan berdasarkan pertimbangan yaitu, peneliti memilih siswa-siswi yang

tidak bisa melakukan olahraga tenis sehingga pengambilan sampel sesuai dengan

tujuan penelitian.

Setelah mendapatkan sampel peneliti membagi ke dalam dua kelompok,

dengan secara acak yaitu kelompok satu menggunakan gaya eksplorasi terbatas

yang terdiri dari 20 orang dan kelompok dua yang menggunakan gaya komando

yang terdiri dari 20 orang.

B. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian dibutuhkan desain penelitian, untuk dijadikan acuan

dalam langkah-langkah penelitian. Mengenai desain penelitian Nasution, (1991

:40) menjelaskan bahwa desain penelitian merupakan “Suatu rencana tentang cara

(21)

50

bagaiaman caranya untuk mengumpulkan data sesuai tujuan yang dibutuhkan.

Adapun fungsi dari desain penelitian menurut Sudjana dan Ibrahim (1989 : 31)

mengemukakan sebagai berikut :

1. Memberikan kesempatan untuk membandingkan kondisi yang dituntut oleh hipotesis penelitian.

2. Memungkinkan penelitian membuat interpretasi dari hasil studi melalui analisis data secara statistik.

Menurut pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa desain memudahkan kita

dalam melakukan penelitian secara sistematik dan teratur. Untuk itu diperlukan

dalam sebuah penelitian untuk mengukur alur penelitian yang akan dilakukan dan

dengan adanya desain penelitian tersebut acuan penelitian bisa terarah. Merujuk

pada Ruseffendi, E.T (2005: 51). Desain penelitian ini termasuk kategori desain

penelitian eksperimen, desain kelompok eksperimen hanya postes. Rancangan

penelitian tersebut dapat dilihat dalam gambar 3.1.

Tabel 3.1

Ruseffendi, E.T (2005: 51)

Keterangan:

A = Pengelompokkan sampel secara acak.

0 = Pretes

X1 = Kelompok sampel yang memperoleh perlakuan menggunakan gaya

eksplorasi terbatas.

X2 = Kelompok sampel yang memperoleh perlakuan menggunakan gaya

mengajar komando.

O = Postes.

A 0 X1 O

(22)

C. Tahapan Penelitian

D. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2007:107), metode eksperimen dapat diartikan “Sebagai

metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode penelitian

eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan untuk tujuan untuk

menyelidiki suatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil. Metode ini yaitu

mengadakan kegiatan percobaan terhadap variabel-variabel yang diselidiki

untuk mendapatkan suatu hasil dari suatu sebab akibat dalam kondisi tertentu. Populasi

Sampel

Kelompok A Kelompok B

Gaya Mengajar Ekplorasi terbatas Gaya Mengajar Komando

Tes Akhir

Pengolahan Data Analisis Data

(23)

52

Variabel penelitian meliputi satu variabel bebas dan satu variabel terikat,

variabel bebas terdiri dari pemberian bentuk gaya mengajar eksplorasi terbatas

dan pemberian bentuk gaya mengajar komando. Variabel terikat adalah hasil

belajar pukulan groundstroke dalam permain tenis lapang. Selain variabel utama,

terdapat pula variable kontrol yang akan terlibat dan diduga akan mempengaruhi

variabel utama. Oleh karena itu variabel-variabel itu harus dikendalikan agar

tidak membiaskan penelitian.

Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut :

1. Usia Subjek

Untuk menghindari pengaruh usia terhadap hasil dari eksperimen, maka

perlu subjek dalam proses belajar pukulan groundstroke pada tenis lapang ini

berusia 15-17 tahun. Dengan demikian usia subjek yang terlibat dalam

eksperimen ini bersifat homogen.

2. Lamanya waktu latihan

Lamanya waktu kegiatan eksperimen ini adalah 6 minggu atau 16 kali

pertemuan.

3. Penggunaan fasilitas dan alat latihan

Kualitas alat dan fasilitas latihan yang berbeda dapat mempengaruhi hasil

latihan. Oleh sebab itu, alat dan fasilitas latihan yang dipergunakan oleh kedua

kelompok tersebut setara dalam kualitas maupun kuantitas.

4. Pembina/ Petugas

Untuk menghindari bias dari hasil latihan. Kedua kelompok subjek dibina

dan dikelola oleh Pembina/ petugas pelaksana yang sama. Penulis dalam hal ini

dibantu oleh guru mata pelajaran PENJAS di sekolah tersebut. Beliau mengawasi

siswa dalam pelaksanaan eksperimen termasuk penulis sendiri.

5. Kesungguhan Berlatih

Berkaitan dengan perlakuan (Treatment) yang berbeda pada kedua

kelompok, maka subjek sama sekali tidak mengetahui bahwa mereka itu

termasuk dalam salah satu kelompok tersebut selama eksperimen berlangsung.

Dalam pelaksanaan eksperimen ini subyek diberikan dorongan semangat agar

(24)

Jadi, metode eksperimen merupakan metode yang cocok untuk penelitian

yang akan dilaksanakan, yaitu perbandingan gaya eksplorasi terbatas dengan gaya

komando terhadap hasil belajar pukulan groundstroke kepada petenis pemula.

E. Definisi Operasional

1. Pukulan Groundstroke

Pukulan groundstroke dalam penelitian ini adalah skor nilai tiap tahapan

gerakan pukulan atau aspek psikomotor siswa yang dijaring melalui lembar

observasi sebanyak 12 indikator mengenai pukulan groundstroke tenis lapang.

Menurut Brown (2007:32-35) tahapan groundstroke meliputi 3 tahapan

pukulan, yaitu :

a. Tahapan Persiapan pukulan adalah tahapan dalam proses belajar ketika subjek

memperlihatkan sikap siap membungkukan badan sedikit kedepan, lutut

ditekuk, raket ada didepan badan, mata tertuju pada bola dan mengayunkan

raket.

b. Tahapan pelakasanaan pukulan adalah tahapan dalam proses belajar ketika

subjek memilih cara melangkah dan mencari posisi untuk memukul yang tepat,

memindahkan tubuh kedepan, mengayun raket sejajar lapangan, tidak

menggerakan pergelangan tangan, fokus pada bola dan pegangan raket saat

memukul antara lengan dan tangan terbuka, ditekuk sedikit keatas.

c. Tahapan gerakan lanjutan adalah tahapan dalam proses belajar ketika subjek

melanjutkan ayunan setelah pukulan, ayunan menyilang dan naik,

mengarahkan raket menuju ke sasaran.

2. Gaya Mengajar Ekplorasi Terbatas

Gaya mengajar merupakan cara yang dipergunakan guru dalam

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.

Sedangkan gaya mengajar yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini salah

satunya adalah gaya mengajar ekplorasi terbatas , yakni suatu gaya mengajar

dimana guru hanya menyiapkan pelajaran dan memberikan petunjuk umum, jadi

(25)

54

beberapa gerakan yang dicontohkan oleh guru. Tahapan-tahapan dengan

menggunakan gaya ekplorasi terbatas dalam penelitian ini adalah :

a. Guru menyiapakan materi dan petunjuk umum cara penggunaan alat,

b. Memberikan contoh gerakan pukulan groundstroke drive, groundstroke flat

dan groundstroke spin.

mengajar komando, yaitu suatu gaya mengajar yang paling bergantung pada guru.

Tujuannya adalah penampilan yang cermat. Guru menyiapkan semua aspek

pengajaran dan ia sepenuhnya bertanggung jawab dan berinisiatif terhadap

pengajaran dan memantau kemajuan besar dari perkembangan siswanya.

Tahapan-tahapan dengan menggunakan gaya komando dalam penelitian ini

adalah :

a. Guru menyiapkan beberapa rancangan untuk pembelajaran pukulan

groundstroke seperti cara penggunaan alat.

b. pemberian contoh gerak dasar pukulan groundstroke dari persiapan gerakan

awalan, cara bergerak, posisi siap pukul, dan terakhir adalah cara atau teknik

memukul.

c. Siswa mengikuti semua intruksi dari guru tentang materi pelajaran.

Berdasarkan penjelasan definisi oprasional diatas bahwa dalam mengajar

tenis lapang itu harus mengetahui ilmu mengajar supaya dalam mengajar tidak

salah dan bisa berjalan sesuai dengan yang kita inginkan. Adapun setelah

mengetahui ilmu mengajar kita juga harus mengetahui cara mengajar dalam suatu

pembelajaran supaya prosesnya bisa berjalan dengan lancar, maka pada penelitian

ini adapun cara mengajarnya yaitu dengan menggunakan gaya ekplorasi terbatas

dan gaya mengajar komando yang nanti dua gaya tersebut dibandingkan mana

(26)

F. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diinginkan dalam penelitian ini, digunakan

instrumen penelitian berupa lembar observasi yang digunakan untuk menjaring

data postes. Lembar observasi ini digunakan untuk melihat hasil pukulan

groundstroke setelah diberikan perlakuan yaitu gaya mengajar ekplorasi terbatas

pada kelompok eksperimen 1 (X1) dan gaya mengajar komando pada kelompok

eksperimen 2 (X2). Lembar observasi yang digunakan terdiri dari 12 indikator

yang merupakan tiga tahapan pukulan groundstroke yaitu persiapan, pelaksanaan

dan pukulan lanjutan.

Pemberian skor nilai untuk hasil pukulan groundstroke yaitu, setiap

indikator yang muncul diberi skor 1 sampai 5, tergantung dari tepat atau tidaknya

gerakan yang dilakukan siswa. Pemberian skor 1 sampai 5 ditentukan melalui

rubrik yang telah peneliti buat sebelumnya. Rubrik lembar observasi dapat dilihat

pada Lampiran A. Poin yang diperoleh dari masing-masing siswa akan

dijumlahkan dan diolah.

G. Analisis Hasil Ujicoba Instrumen Penelitian

Data hasil ujicoba instrumen dianalisis untuk mengetahui layak atau

tidaknya instrumen tes tersebut dipakai dalam penelitian. Analisis yang dilakukan

yaitu analisis daya pembeda, taraf kesukaran, validitas, dan reliabilitasnya.

a. Analisis Validitas

Validitas tes adalah tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Tes

dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur

(Arikunto, 2007:65). Nilai validitas dapat diukur dengan menggunakan teknik

korelasi product moment. Teknik ini digunakan untuk mengetahui kesejajaran

sebuah tes. Rumus korelasi product moment sebagai berikut:

(Sumber : Arikunto, 2007: 72)

Keterangan:

(27)

56

N : Jumlah siswa

X : Skor tiap butir indikator untuk setiap siswa uji coba

Y : Skor total tiap siswa ujicoba

Dari hasil analisis validitas ujicoba lembar observasi, dari 12 indikator yang

diujicobakan keseluruhan indikator tersebut adalah valid. . Rekapitulasi hasil uji

coba instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.6

Tabel 3.6 Rekapitulasi hasil ujicoba Validitas instrumen

(28)

b. Analisis Reliabilitas

Reliabilitas menurut Arikunto (2007:86) adalah ketetapan hasil tes apabila

diuji kepada subjek atau orang dan soal yang sama namun waktu yang berbeda.

Nilai reliabilitas ditentukan dengan menggunakan rumus Spearman Brown,

perumusannya sebagai berikut.

( )

(Sumber : Jajat, 2010: 139)

Tabel 3.6 Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0.80 - 1.00 Sangat Tinggi

0.60 - 0.79 Tinggi

0.40 - 0.59 Cukup

0.20 - 0.39 Rendah

0.00 - 0.19 Sangat Rendah

(Sumber : Arikunto, 2007: 112)

Nilai reliabilitas yang diperoleh dari hasil ujicoba instrumen adalah 0,89

dengan kategori sangat tinggi. Rekapitulasi hasil uji coba instrumen dapat dilihat

pada Tabel 3.7

Tabel 3.7 Rekapitulasi hasil ujicoba Reliabilitas instrument

Lembar Observasi

Tes Reliabilitas Nilai Katagori Keterangan 1/2 Gasal Geap 0.794 Tinggi Reliabel

Gasal Genap 0.885 Sangat Tinggi Reliabel Sumber : Hasil Pengolahan, Perhitungan Terlampir

H. Teknik Pengumpulan Data

Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik

(29)

58

(X2). Tes akhir bertujuan mengetahui hasil pukulan groundstroke tenis lapang

pada kedua kelas setelah diberikan perlakuan, yaitu dengan menggunakan gaya

mengajar eksplorasi terbatas pada kelas X1 dan menggunakan gaya mengajar

komando pada kelas X2 . Langkah-langkah yang ditempuh untuk menganalisis

data postest adalah sebagai berikut :

1. Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok sampel dengan

menggunakan rumus Sudjana (2005:67) :

Uji statistik dilakukan pada masing-masing pengukuran data, yaitu data

hasil dari postes kelas eksperimen 1 (X1) dan data hasil dari postes kelas

eksperimen 2 (X2) . Data postest tersebut diuji statistik dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

(30)

Melakukan uji statistik untuk mengetahui perbandingan gaya mengajar

ekplorasi terbatas dan gaya mengajar komando terhadap hasil pukulan

groundstroke tenis lapang kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2. Untuk

menentukan uji statistik yang sesuai maka harus dilakukan uji prasyarat terlebih

dahulu.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan

uji liliefors. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Pengamatan X1, X2,…,Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,…,Zn.

Dengan menggunakan rumus : = – (X dan S masing-masing

merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel).

b. Untuk bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F(Zi) = P (Z ≤ Zi).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1,Z2,…,Zn yang lebih kecil atau sama,

dengan Zi, jika diproposi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka:

S (Z1) =

d. Hitung selisih F(Zi) - S(Zi) kemudian harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut yang disebut Lo.

f. Kriteria hipotesis adalah hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi

normal jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi Ltabel dari

daftar. Dalam hal lainya hipotesis nol diterima.

2) Uji Homogenitas

Untuk menguji kesamaan varian dari kedua kelompok sampel digunakan

rumus :

(31)

60

Ditolak Ho hanya jika F ≥ F ½ ɑ (V1…V2) di daftar distribusi F dengan

peluang ½ ɑ sedang derajat kebebasan V1 dan V2 masing-masing sesuai dengan

pembilang dan penyebut. Jadi kedua kelompok adalah homogeny apabila Fhitung ≤

Ftabel.

b. Melakukan uji hipotesis

Uji kesamaan dua rata-rata (satu pihak)

Uji ini dipakai bila peneliti sudah menonjolkan salah satu kelompok

eksperimen yang dibandingkan, oleh karena itu dinamakan uji satu pihak.

Adapun pendekatan statistik yang digunakan adalah sebagai berikut :

Uji beda

Terima

Hipotesis jika – t hitung ≤ t tabel dengan tabel t(1- ɑ), dk (n-1) dengan ɑ = 0,05 setelah

melakukan uji beda kelompok A dan kelompok B maka dilanjutkan dengan uji t

karena dua kelompok normal dan homogen maka dilakukan pendekatan statistika

seperti dibawah ini.

(Sumber : Sudjana, 1996 : 243)

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis

Kriteria pengujian menggunakan daftar distribusi siswa dengan tingkat

kepercayaan atau taraf ɑ = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n1 + n2 – 2) terima

hipotesis (Ho) ditolak.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan nilai thitung dengan

(32)
(33)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka hasil kesimpulan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Gaya mengajar ekplorasi terbatas memberikan pengaruh terhadap hasil belajar

pukulan groundstroke dalam permainan tenis lapang.

2. Gaya mengajar komando memberikan pengaruh terhadap hasil belajar pukulan

groundstroke dalam permainan tenis lapang.

3. Gaya mengajar komando memberikan pengaruh yang lebih signifikan

dibandingkan dengan gaya mengajar ekplorasi terbatas terhadap hasil belajar

pukulan groundstroke dalam permainan tenis lapang.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diperoleh yang telah dirumuskan baik

berupa hasil penelitian, pembahasan hasilnya, maupun beberapa kesimpulan,

maka ditarik beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi guru pendidikan jasmani sebaiknya menerapakan berbagi gaya mengajar

pada psoses pembelajaran, terutama pada proses pembelajaran pukulan

groundstroke dalam permainan tenis lapang.

2. Berbagai gaya mengajar dapat diterapkan dalam proses pembelajaran,

terutama pada proses pembelajaran pukulan groundstroke dalam permainan

tenis lapang.

3. Gaya mengajar komando dianjurkan dapat dipakai dalam proses

pembelajaran karena berdasarkan penelitian gaya mengajar komando

memberikan pengaruh yang lebih signfikan terhadap hasil belajar pukulan

groundstroke dalam permainan tenis lapang.

4. Bagi lembaga diharapkan penelitian ini menjadi sumbangan ilmu

(34)

5. Perlu adanya pengulangan penelitian yang lebih banyak dalam cabang

(35)

69

DAFTAR PUSTAKA

Abdul jabar (2010). Pedagogi Olahraga. Bandung : FPOK UPI.

Abdurrohman(2012). Uji Validitas dan Realibilitas Tes Ketepatan Pukulan Forhand dan Backhand pada Cabang Olahraga Tenis. Bandung : UPI

Alsa dan Widhiarso (2011) Pembelajaran gaya eksplorasi [Online]. Tersedia : hl=id&output=search&sclient=psyab&q=pembelajaran+gaya+eksplorasi&o q=pembelajaran+gaya+eksplorasi&gs_l=hp.3 [5 Maret 2013]

Arikunto, 2007: 75. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Bambang A. dan Jajat D. (2010). Aplikasi Statistika Dalam PENJAS. Bandung : FPOK UPI.

Brown (2007). Tenis Tingkat Pemula. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Bonaventura bunadi Berkah Saputra. (1985). Dasar-dasar Pelajaran Tennis Pada sekolah Tennis (BLUE BIRD TENNIS SCHOOL).

Budi (2009) Teknik dasar pukulan Groundstroke [Online]. Tersedia : http://buditfc.blogspot.com/2009_09_01_archive.html

Budi (2007) Teknik Dasar Bermain Tenis [Online]. Tersedia :

http://prasso.wordpress.com/2007/08/31/teknik-dasar-bermain-tenis-forehand/

Djamarah dan Zein. (2006). Hakikat Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Effendi (2012) Definisi belajar menurut beberapa ahli [online]. Tersedia : http://effendi-dmth.blogspot.com/2012/09/pengertian-belajar-menurut-para-ahli.html?m=1 [3 Maret 2013].

Hipni dan Rohman. (2011). Definisi Metode Pembelajaran [Online]. Tersedia: http://hipnirohman.blogspot.com [25 April 2012].

Husdarta dan Saputra, Y. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Departermen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setera D-III.

(36)

Paturusi, Achmad. (2012). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta : Rineka Cipta.

Rudi. (2010). Definisi groundstroke. [Online]. Tersedia:

http://vhariss.wordpress.com/2011/12/15/tenis-lapangan. [Online]

Lutan Rusli. (2001). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode, 70 Jakarta: P2LPTK Depdikbud RI.

Sudjana. (1996). Metode Statistika. Edisi Ke 6. Bandung: Tarsito

Sugiyono.(2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.

Supandi, Dkk. (1986) Pengelolaan Interaksi Belajar Mengajar Intrakulikuler, Kokulikuler dan Eksteakulikuler. Jakarta: Karunika.

(37)

Gambar

    Tabel 3.1    Ruseffendi, E.T (2005: 51)
Tabel 3.5 Kriteria validitas
Tabel 3.6 Interpretasi Reliabilitas

Referensi

Dokumen terkait

Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk) atau integrative (integrasi

Furthermore we research the relation between the varying initial velocities and the values of maximum pressure, exactly at the instant time when the valve is completely closed..

Sirup glukosa yang dihasilkan dari empulur dan ampas sagu secara asam juga memiliki karakteristik nilai dan kandungan padatan kering yang hampir sama dengan sirup glukosa dari pati

Hal tersebut menunjukkan bahwa pada kontrol negatif dan kelompok perlakukan yang menggunakan ekstrak propolis dengan konsentrasi 10%,20% dan 40% tidak menunjukkan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa secara statistik terdapat pengaruh negatif antara pengembangan keprofesian

Indikasi terjadinya pencemaran pada airtanah maupun air sungai di daerah penelitian terlihat dari beberapa kadar kandungan kimia yang menunjukkan pencemaran ringan sampai sedang

yang berasal atau disandarkan kepada selain Nabi Salallahu Alaihi Wasallam ., Hadits sebagai.. sesuatu yang berasal atau disandarkan kepada Nabi Salallahu Alaihi

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, diharapkan agar Saudara dapat hadir tepat waktu dengan membawa dokumen asli dan 1 (satu) rangkap fotocopy untuk setiap data yang