• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPRESI SENI LUKIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA FESTIVAL DAN LOMBA SENI SISWA NASIONAL (FLS2N) SMP TINGKAT JAWA BARAT TAHUN 2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSPRESI SENI LUKIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA FESTIVAL DAN LOMBA SENI SISWA NASIONAL (FLS2N) SMP TINGKAT JAWA BARAT TAHUN 2010."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR BAGAN ...x

DAFTAR GAMBAR ...xii

BAB I. PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah... ………..……... 1

B. Rumusan Masalah ... ………....….... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ...11

E. Metode Penelitian ...………...11

F. Sistematika Penulisan ...12

BAB II. EKSPRESI SENI LUKIS ...14

A. ESTETIKA ...14

1. Pengertian Estetika ...14

2. Estetika dalam Seni Lukis ...15

B. SENI LUKIS ...17

1. Pengertian Seni Lukis ...17

2. Unsur Seni Lukis ...18

(2)

a. Unsur-unsur Visual ...18

1). Garis ...18

2). Bentuk ...19

3). Ruang ...20

a). Kedudukan ...20

b). Jarak ...20

c). Jumlah ...21

d). Ukuran Pengambilan Obyek ...22

e). Sudut Pandang ...23

4). Warna ...24

a) Dimensi Warna ...24

b) Skema Warna ...26

c) Temperatur Warna ...28

d) Makna Warna ...28

e) Penggunaan Warna ...30

5). Tekstur ...30

b. Unsur-unsur Non-Visual ...31

3. Prinsip-prinsip dalam Seni Lukis ...32

a. Kesatuan (Unity) ...33

b. Pusat Perhatian (Centre of Interest) ...34

c. Keseimbangan (Balance) ...34

d. Irama (Rhythm) ...35

e. Proporsi ...36

4. Media dan Teknik dalam Seni Lukis ...36

a. Alat dan Bahan ...36

b. Teknik ...39

5. Melukis sebagai Aktivitas Ekspresi ...41

6. Aliran dan Gaya dalam Seni Lukis ...41

a. Realisme ...42

(3)

b. Naturalisme ...43

c. Romantisisme ...44

d. Impresionisme ...45

e. Ekspresionisme ...47

f. Fauvisme ...48

g. Kubisme ...49

h. Futurisme ...50

i. Dadaisme ...51

j. Surealisme ...52

k. Seni Abstrak ...53

7. Kreativitas dalam Seni Lukis ...54

a. Pengertian ...54

b. Ciri Berpikir Kreatif ...55

c. Proses Kreasi Seniman ...56

d. Pendekatan Pola Berpikir dalam Proses Kreatif ...60

C. SENI LUKIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 1. Periodesasi Seni Lukis Anak-anak ...61

a. Masa Coreng-Moreng (Scribbling Period) Usia 2-3 Tahun...62

b. Masa Pra Bagan (Pre Schematic Period) Usia 4-7 Tahun ...62

c. Masa Bagan (Schematic Period) Usia 7-9 Tahun ...64

d. Masa Realisme Awal (Early Realism) Usia 9-12 Tahun ...65

e. Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) Usia 12-14 Tahun ...66

f. Periode Penentuan (Period of Decision) Usia 14-17 Tahun ...67

2. Tipologi Gaya Ungkapan Gambar Anak dan Remaja ...68

3. Potensi Seni Lukis Remaja ...69

D. APRESIASI KARYA SENI LUKIS ...73

1. Aspek-aspek Penilaian dalam Apresiasi Karya Seni Rupa ...72

a. Aspek Idea atau Gagasan ...72

b. Aspek Penguasaan Teknik ...72

(4)

c. Aspek Penguasaan Bahan ...73

d. Aspek Wujud (Form) ...73

e. Aspek Gaya atau Corak ...73

f. Aspek Kreativitas ...73

BAB III. METODE PENELITIAN ...75

A. Lokasi dan Subyek Populasi Penelitian ...75

B. Penjelasan Istilah ...75

C. Instrumen Penelitian ...76

D. Jenis Data ...77

E. Teknik Pengumpulan Data ...77

F. Metode dan Pendekatan Penelitian ...79

G. Prosedur Penelitian ...81

H. Teknik Analisa Data ...82

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN LOMBA LUKIS PADA FESTIVAL DAN LOMBA SENI SISWA NASIONAL (FLS2N) SMP TINGKAT JAWA BARAT TAHUN 2010 ...85

1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Lomba ...86

2. Ketentuan Lomba ...86

3. Tema Lomba ...87

4. Aspek yang di nilai ...87

5. Juri Lomba ...87

6. Prosedur Lomba ...87

7. Peserta Lomba ...88

8. Hasil Lomba ...89

(5)

B. ANALISIS KARYA PESERTA LOMBA LUKIS PADA FESTIVAL DAN LOMBA SENI SISWA NASIONAL (FLS2N) SMP TINGKAT JAWA

BARAT TAHUN 2010 ...93

1. Acep Hendra (SMPN 1 Panjalu, Kabupaten Ciamis) ...95

2. Adelita Bulan Mentari (SMPN 7 Kota Bekasi) ...102

3. Annisa Kantya (SMPN 1 Kabupaten Sumedang) ...108

4. Annisa Sundari (SMPN 1 Kadipaten, Kabupaten Majalengka) ...113

5. Aulya Azhar (SMPN 3 Kabupaten Kuningan) ...117

6. Ayi Cahyati (SMPN 1 Cijambe, kabupaten Subang) ...122

7. Dian Dhifani (SMPN 13 Kota Bandung) ...127

8. Dina Ramadanti (SMPN 1 Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya) ...131

9. Egi Mulki Juliawan (SMPN 1 Kabupaten Purwakarta) ...135

10.Elyada Wigati (SMP Regina Pacis, Kota Bogor) ...139

11. Heru Sanjaya (SMPN 1 Klari, Kabupaten Karawang) ...143

12. Jihan Al-amin (SMPN 2 Kabupaten Garut) ...148

13. Lina Latifah (SMPN 3 Kota Cimahi) ...153

14. Melya Hijriyani (SMPN 1 Kota Banjar) ...159

15. Nanda Revizal (SMPN 1 Padalarang, Kabupaten Bandung Barat) ...163

16. Pramadya Fazriandi (SMPN 2 Kota Sukabumi) ...171

17. Putri Ayu R (SMPN Unggulan Sindang, Kabupaten Indramayu)...176

18. Renita Rahayu (SMPN 1 Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi) ...182

19. Riki Saparoni (SMPN 17 Kota Tasikmalaya) ...190

20. Rina Anggraeni (SMPN 1 Ciampea, Kabupaten Bogor) ...195

21. Rismayanti (SMPN 1 Cileunyi Kabupaten Bandung)...202

22. Roshita Mujika (SMPN 1 Ciledug, Kabupaten Cirebon) ...211

23. Siti Aisyah (SMPN 2 Kota Cirebon) ...216

24. Willy Maqtal (SMPN Babelan, Kabupaten Bekasi)...221

(6)

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...228

A. KESIMPULAN ...228

1. Pelaksanaan Kegiatan Lomba Lukis pada Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) SMP Tingkat Jawa Barat Tahun 2010 ...228

2. Interpretasi Peserta Lomba Lukis pada Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) SMP Tingkat Jawa Barat Tahun 2010 terhadap Tema “Kekayaan Warisan Budaya Bangsaku” ...228

3. Visualisasi Karya Peserta Lomba ...229

B. REKOMENDASI ...229

DAFTAR PUSTAKA ...231

GLOSARIUM ...235

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...239 RIWAYAT HIDUP

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Garis dan Kesan Efek Fisiknya...19 Tabel 2.2. Karakter dan Simbolisasi Warna ...29 Tabel 2.3. Fungsi Belahan Otak Kiri dan Kanan Menurut Anita E. Woolfolk

(1995) ...57 Tabel 4.1. Daftar Peserta Lomba Lukis pada FLS2N SMP Tingkat Jawa -

Barat Tahun 2010 ...88 Tabel 4.2 Daftar Peringkat Hasil Lomba ...90 Tabel 4.3 Urutan Urutan Analisi Karya ...93

(8)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Model Kajian Estetis pada Karya Seni, Menurut Agus Sachari...81

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kesan Ruang dalam Lukisan Jacopo Tintoretto...22

Gambar 2.2 Klasifikasi Warna Brewster ...25

Gambar 2.3 Komposisi Keselaran Momokromatik ...26

Gambar 2.4 Komposisi Warna Kontras ...27

Gambar 2.5 Lukisan Karya Gustave Courbet “The Stone Breaker” ...43

Gambar 2.6 Lukisan Hiperrrealis Karya Chusin “ Pasar di Bali” ...43

Gambar 2.7 Lukisan Bercorak Naturalis Karya Basuki Abdullah “Sister and Brother” ...44

Gambar 2.8 Theodore Gericault, “The Raft of the Medusa” ...45

Gambar 2.9 Lukisan Bergaya Impresionisme, Karya Georges Seurat “Sunday Afternoon on the Island of La Grande Jatte” ...46

Gambar 2.10 Lukisan Beraliran Ekspresionisme, Karya Afandi “Pengemis” ...48

Gambar 2.11 Lukisan Karya Van Gogh “Starry Naight” ...48

Gambar 2.12 Lukisan beraliran Fauvisme, Karya Henri Matisse “Red Room” ....49

Gambar 2.13 Lukisan karya Pablo Picasso “Guernica” ...50

Gambar 2.14 Lukisan Karya Sutjipto Adi yang Beraliran Futurisme ...51

Gambar 2.15 Karya Marcel Ducham “Fountain” ...52

Gambar 2.16 Karya Salvador Dali ...53

Gambar 2.17 Goresan yang tak beraturan ...62

Gambar 2.18 Kepala berkaki, ciri umum gambar anak usia 2-4 tahun ...63

(10)

Gambar 2.19 Objek yang penting, “Bapak” dan “Ibu” dibuat lebih besar ...63

Gambar 2.20 Penempatan objek gambar terletak pada garis dasar gambar (base line) ...64

Gambar 2.21 Idioplastis, objek yang digambar tampak tembus pandang ...65

Gambar 2.22 Gambar pemandangan, upaya anak dalam meniru bentuk alam...66

Gambar 2.23 Tokoh Kartun banyak digemari anak-anak ...67

Gambar 2.24 Contoh Karya Anak 17 tahun ...68

Gambar 4.1 Lukisan Karya Acep Hendra ...95

Gambar 4.2 Cara penggambaran obyek jalan yang kurang menunjukkan gejala perspektif yang baik ...92

Gambar 4.3 Penggunaan warna murni pada obyek gunung ...98

Gambar 4.4 Penggunaan gelap-terang (half-tone) pada obyek pohon ...99

Gambar 4.5 Lukisan Karya Adelita Bulan Mentari ...102

Gambar 4.6 Gejala similaritas dan repetisis ...104

Gambar 4.7 Penggambaran gesture dan mimik muka gembira ...106

Gambar 4.8 Obyek symbol-simbol negara dalam Lukisan Adelita ...106

Gambar 4.9 Lukisan Karya Annisa Kantya ...108

Gambar 4.10 Bentuk yang cenderung Dekoratif ...110

Gambar 4.11 Gejala Repetisi dan Similritas ...111

Gambar 4.12 Lukisan Karya Annisa Sundari ...113

Gambar 4.13 Gejala Repetisi dan Similaritas ...115

Gambar 4.14 Bagian Lukisan yang belum selesai ...116

(11)

Gambar 4.15 Lukisan Karya Aulya Azhar ...117

Gambar 4.16 Gejala Repetisi dan Similaritas ...119

Gambar 4.17 Gejala Sinar X (penggambaran obyek tembus pandang) ...119

Gambar 4.18 Lukisan Karya Ayi Cahyati ...122

Gambar 4.19 Gejala Repetisi dan Similaritas ...124

Gambar 4.20 Pewarnaan Secara Blur ...125

Gambar 4.21 Lukisan Karya Dian Dhifani Anjarsari ...127

Gambar 4.22 Bentuk Globe sebagai Simbolisasi Negara Kesatuan Indonesia...129

Gambar 4.23 Teknik Chiaroscuro pada beberapa obyek ...130

Gambar 4.24 Lukisan Karya Dina Rama D...131

Gambar 4.25 Bentuk Awan yang Digambarkan Menyerupai Motif Batik “Mega Mendung” ...132

Gambar 4.26 Penggambaran bentuk orang secara Skematis ...133

Gambar 4.27 Lukisan Karya Egi Mulki Juliawan ...135

Gambar 4.28 Motif Hias dan Tulisan Sebagai Unsur Penghias ...137

Gambar 4.29 Lukisan Karya Elyada Wigati Paramesti ...139

Gambar 4.30 Obyek Penari yang menjadi Center of Interest ...141

Gambar 4.31 Penciptaan draperi melalui pengaturan gelap-terang (half-tone)....142

Gambar 4.32 Lukisan Karya Heru Sanjaya ...143

Gambar 4.33 Bayangan (shadow) pada obyek orang ...146

Gambar 4.34 Lukisan Karya Jihan Al-Amin ...148

Gambar 4.35 Unsur Arsir dalam lukisan karya Jihan ...150

(12)

Gambar 4.37 Teknik Siluet pada lukisan Lina ...156

Gambar 4.38 Motif hias Batik dengan tema flora ...156

Gambar 4.39 Teknik Graffito pada obyek “Gunungan” ...157

Gambar 4.40 Perbandingan karya ...158

Gambar 4.41 Lukisan Karya Melya Hijriyani ...159

Gambar 4.42 Penggambaran Sosok Perempuan secara Ideal ...161

Gambar 4.43 Teknik Chiaroscuro pada background untuk menciptakan kesan dramatis ...162

Gambar 4.44 Lukisan Karya Nanda Revizal ...163

Gambar 4.45 Penggambaran obyek gunung secara simetris (setangkep)...165

Gambar 4.46 Ornamen hias dalam lukisan Nanda ...166

Gambar 4.47 Proporsi bentuk yang terkesan janggal ...167

Gambar 4.48 Penempatan obyek utama ecara center ...169

Gambar 4.49 Lukisan Karya Pramadya Fazriandi ...171

Gambar 4.50 Motif hias pada bagian Tameng yang digambar secara cermat ...172

Gambar 4.51 Arah obyek secara diagonal ...174

Gambar 4.52 Bagian obyek yang belum diwarnai ...174

Gambar 4.53 Lukisan Karya Putri Ayu Rismayanti ...176

Gambar 4.54 Proporsi obyek yang belum sempurna ...178

Gambar 4.55 Penggambaran obyek dengan nada gelap-terang (half-tone) ...179

Gambar 4.56 Kemiripan pada beberapa obyek ...180

Gambar 4.57 Lukisan Karya Renita Rahayu ...182

(13)

Gambar 4.59 Bentuk obyek yang beragam ...184

Gambar 4.60 Penciptaan ruang secara Imajinatif ...185

Gambar 4.61 Ruang simbolik dalam lukisan Dede Eri Supria ...186

Gambar 4.62 Arah bentuk obyek dalam lukisan karya Renita ...188

Gambar 4.63 Lukisan Karya Riki Saparoni ...190

Gambar 4.64 Bentuk-bentuk yang mengalamai Distorsi ...192

Gambar 4.65 Obyek yang mengarah pada bentuk dua dimensi ...192

Gambar 4.66 Bentuk yang mengarah pada komposisi Segi tiga ...194

Gambar 4.67 Lukisan Karya Rina Anggraeni ...195

Gambar 4.68 Bagian jari tangan yang disembunyikan di belakang obyek lain ...198

Gambar 4.69 Obyek yang digambarkan secara simetris ...199

Gambar 4.70 Ruang imajinatif pada background ...200

Gambar 4.71 Lukisan Karya Rismayanti ...202

Gambar 4.72 Pengaruh gaya Manga dan gejala similaritas ...204

Gambar 4.73 Gejala repetisi dan similaritas bentuk, raut, ukuran, arah serta value pada obyek Penari ...206

Gambar 4.74 Komposisi bentuk yang menghasilkan keseimbangan simetris ...208

Gambar 4.75 Lukisan Karya Roshita Mujika...211

Gambar 4.76 Gejala repetisi bentuk, warna,dan arah pada obyek Penari ...213

Gambar 4.77 Penggambaran lipatan kain (draferi) ...214

Gambar 4.78 Ornamen motif Batik sebagai unsure hiasan ...215

Gambar 4.79 Lukisan Karya Siti Aisyah ...216

(14)

Gambar 4.80 Arah mata yang memicing ...218

Gambar 4.81 Wayang Kulit sebagai salah satu unsure dalam lukisan...220

Gambar 4.82 Teknik Graffito ...220

Gambar 4.83 Lukisan Karya Willy Maqtal ...221

Gambar 4.84 Bentuk obyek secara Skematis......223

Gambar 4.85 Penggambaran obyek dari sudut atas ...224

Gambar 4.86 Bagian obyek yang belum selesai ...225

Gambar 4.87 Gejala repetisi dan setangkep ...226

(15)
(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pada dasarnya setiap manusia memiliki cita rasa dan potensi pengungkapan perasaan melalui karya seni. Filsuf Italia Benedetto Croce (1866-1952) dalam The (1976:75) menyatakan ’Art is expression of impressions’ (Seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan). Bentuk ungkapan itu dapat berupa karya seni audio, visual, maupun audio visual. ”Seni lukis merupakan salah satu karya seni visual (seni rupa) yang sampai saat ini dianggap sebagai salah satu media pengucapan pengalaman artistik yang ditumpahkan dalam bidang dua dimensional dengan menggunakan garis dan warna” (Soedarso, 1990:11). Sejak masa prasejarah, manusia telah melakukan kegiatan melukis sebagai sarana pengungkapan ekspresi dengan berbagai media yang ada.

(17)

2

Karya seni lukis anak-anak dan remaja merupakan wujud ekspresi dan kreasi yang diciptakan melalui berbagai medium seni dengan gaya ungkap yang beraneka ragam. Ekspresi adalah sesuatu yang dikeluarkan melalui tahapan-tahapan yang disebut proses kreasi. Buah dari proses kreasi akan menghasilkan suatu karya yang memiliki bobot nilai. Salah satu nilai yang terkandung dalam karya seni lukis adalah nilai estetis (keindahan). Dalam perkembangannya, karya seni diciptakan tidak selalu memenuhi unsur keindahan untuk menyenangkan perasaan manusia, tetapi juga dapat memberikan nilai-nilai yang diperlukan manusia seperti perenungan, ajakan, penyadaran, pencerahan, dan lain sebagainya. Memahami karya lukis anak dan remaja tidak sebatas berbicara mengenai nilai estetis sebuah karya, tetapi menyangkut pula nilai-nilai lain yang terkandung di dalamnya, seperti nilai kognisi, psikologi, maupun kreativitas. Hal ini tidak terlepas dari faktor perkembangan anak berdasarkan usianya. Periodesasi tahap perkembangan seni rupa anak menurut Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain (Tocharman et.al, 2006:92) meliputi: (1) Masa Coreng-moreng, (2) Masa Pra Bagan, (3) Masa Bagan, (4) Masa Realisme Awal, (5) Masa Naturalisme Semu, (6) Masa Penentuan.

(18)

3

saja akan tetapi apa-apa yang dilihatnya juga. Berbagai perubahan cepat terjadi pada fisik dan jiwa anak. Remaja secara perlahan-lahan mulai terbimbing dalam mengem-bangkan kemampuannya di bidang seni rupa melalui mata pelajaran Seni Budaya di bangku sekolah formal, sedangkan kelompok lainnya lebih tertarik terhadap kegiatan-kegiatan lain di luar yang mereka anggap lebih menarik.

(19)

4

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ataupun belajar lewat sanggar lukis. Di kalangan masyarakat, kelompok tersebut dijuluki sebagai remaja berbakat dalam seni rupa dan memiliki kecerdasan spasial/visual (visual-spatial

intelligence). Ada delapan bentuk kecerdasan yang dikemukakan Goleman

(1999:50), salah satunya adalah kecerdasan spasial/visual (visual-spatial

intellegence) tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dapat menghasilkan karya dalam bidang seni di antaranya bakat, kemampuan, kecerdasan, pendidikan dan lingkungan. Menurut Munandar (1985:17), ”bakat (aptitude) pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih, sedangkan kemampuan merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari latihan”. Kecerdasan menurut Munzert (1994) dalam Sagala (2006:82) adalah ’sikap intelektual mencakup kecepatan memberikan jawaban, penyelesaian, dan kemampuan memecahkan masalah’. Faktor penunjang lainnya yang tak kalah penting adalah melalui jalur pendidikan.

(20)

5

Yang pertama kemampuan melakukan kegiatan seni itu sendiri dan kedua kemampuan lain sebagai dampak dari proses pembimbingan (kapabilitas nonseni) seperti menghargai buah pikiran dan menghargai karya orang lain apapun bentuknya. De Francesco (1958) dalam Tocharman et.al. (2006:25) menyatakan bahwa ’pendidikan seni mempunyai kontribusi terhadap pengembangan individu antara membantu pengembangan mental, emosional, kreativitas, estetika, sosial, dan fisik’. Aspek kreativitas mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan seni khususnya seni rupa memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk mengembangkan kreativitas melalui kegiatan berekspresi dan berkreasi. Di dalam seni rupa terdapat kegiatan menggambar/melukis yang secara naluriah merupakan kegemaran anak-anak. Hal ini muncul oleh desakan perkembangan emosi artistik yang bersifat kodrati. Setelah melakukan hal tersebut sebagai ekspresi spontan berdasarkan nalar dalam dirinya. Mereka melalui masa gemilang sebagai seniman kecil yang mengungkapkan imajinasinya dalam berbagai bentuk coretan.

(21)

6

dewasa (profesional) yang selama ini telah terselenggara berupa kegiatan rutin dua tahunan (biennale), tiga tahunan (triennale) atau pameran berkala lainnya. Salah satu institusi yang aktif mempelopori kegiatan kompetisi seni lukis di Indonesia adalah Yayasan Seni Rupa Indonesia (YSRI). YSRI mengambil peran aktif dalam mendorong perkembangan seni lukis melalui kegiatan kompetisi Seni Lukis Tingkat Nasional untuk menjaring pemenang penghargaan Indonesia Art

Awards, dan penghargaan berikutnya ialah ASEAN Art Awards.

(22)

7

bidang seni sekaligus menanamkan nilai-nilai tradisi yang berakar pada budaya bangsa. Melalui kegiatan seni, siswa akan mampu mengasah kepekaan hati dan nurani yang pada akhirnya akan memperhalus budi pekerti dan tingkah lakunya.

Pada dasarnya karya seni lukis tercipta melalui sebuah proses kreasi yang dilakukan oleh seseorang menyangkut pengalaman artistik dengan berbagai dorongan (motivasi) yang beraneka ragam. Bagi anak-anak, remaja maupun seniman dewasa, kegiatan mengikuti sebuah lomba atau kompetisi dalam seni lukis dapat dikategorikan sebagai wasilah lahirnya sebuah karya. Motivasi untuk menjadi juara, adalah hal yang lumrah dan tidak diharamkan dalam setiap perlombaan. Terlepas dari semua itu karya yang dihasilkan tetaplah sebuah karya yang patut untuk diapresiasi. Mengikuti sebuah lomba ataupun kompetisi seni lukis, merupakan salah satu alternatif untuk menimba pengalaman sekaligus menjadi tolak ukur sebuah pencapaian dalam berkarya.

(23)

8

hanya dalam konteks untuk menentukan juara, sedangkan analisis dari kritik tersebut jarang sekali dipublikasikan kepada khalayak.

Ketertarikan untuk mengetahui lebih luas serta memahami lebih dalam mengenai potensi estetik serta fenomena karya yang dihasilkan peserta lomba lukis dalam Festival Lomba Seni Siswa (FLS2N) SMP Tingkat Jawa Barat Tahun 2010 telah mengusik penulis untuk melakukan penelitian dengan beberapa pertimbangan.

Pertama, berdasarkan penelusuran penulis, belum banyak penelitian yang

memfokuskan pada kajian/analisis estetik karya lukis siswa SMP (remaja);

Kedua, secara kasat mata karya lukis yang dihasilkan peserta lomba

memiliki bobot serta kualitas, baik yang terkandung dalam unsur instrinsik maupun ekstrinsik. Muatan karya karya tersebut dapat dianalisis melalui pendekatan dengan menggunakan teori-teori kesenirupaan terutama dari sisi estetika, periodesasi seni lukis anak dan remaja serta tipologi gaya ungkapan seni lukis anak dan remaja. Aspek-aspek yang dapat dianalisis meliputi pengungkapan ide/gagasan, penguasaan teknik, penguasaan bahan, gaya/corak, kreativitas dalam berkarya serta hal-hal yang mempengaruhi psikologi perkembangan remaja;

Ketiga, keduapuluh empat karya yang dianalisis dianggap sebagai karya

(24)

9

seni rupa yang dikembangkan di Sekolah Menengah Pertama yang berada di wilayah Provinsi Jawa Barat;

Keempat, pendekatan ”Kekayaan Warisan Budaya Bangsaku” yang

dijadikan tema dalam lomba lukis ini sangat menarik untuk dicermati di tengah-tengah arus globalisasi yang menawarkan berbagai alternatif kebudayaan yang berasal dari luar terutama dari budaya barat. Dari karya-karya para peserta, sepintas kita dapat mengetahui gambaran mengenai wawasan serta tingkat pemahaman dan apresiasi para remaja terhadap masalah kekayaan budaya bangsa yang diekspresikan secara visual ke dalam bentuk lukisan;

Kelima, sebagai seorang pendidik seni rupa, dalam keseharian penulis sering

sekali bersinggungan dengan karya seni lukis peserta didik yang semakin beragam, baik dari segi pemanfaatan media maupun teknik. Dari hal tersebut, melalui penelitian ini penulis dapat mengasah serta meningkatkan wawasan pemahaman terhadap dinamika seni lukis remaja guna meningkatkan kegiatan ekspresi dan apresiasi dalam seni lukis.

(25)

10

B. RUMUSAN MASALAH

Dengan merujuk pada latar belakang yang diuraikan di muka, penulis menjelaskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan lomba lukis pada Festival dan Lomba Seni Siswa (FLS2N) SMP Tingkat Jawa Barat Tahun 2010 ?

2. Bagaimana interpretasi peserta lomba lukis pada FLS2N SMP Tingkat Jawa Barat Tahun 2010 terhadap tema ”Kekayaan Warisan Budaya Bangsaku”? 3. Bagaimana visualisasi karya peserta lomba lukis dalam kegiatan FLS2N SMP Tingkat Jawa Barat Tahun 2010 berdasarkan tema ”Kekayaan Warisan Budaya Bangsaku”?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk memahami ekspresi karya lukis siswa Sekolah Menengah Pertama pada FLS2N berdasarkan gagasan ”Kekayaan Warisan Budaya Bangsaku”. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk:

1. Mendeskripsikan pelaksanaan lomba lukis pada Festival dan Lomba Seni Siswa (FLS2N) SMP Tingkat Jawa Barat Tahun 2010.

2. Mendapatkan gambaran tentang interpretasi peserta lomba lukis pada FLS2N SMP Tingkat Jawa Barat Tahun 2010 terhadap tema ”Kekayaan Warisan Budaya Bangsaku” .

(26)

11

matter, unsur visual, pengorganisasian unsur-unsur visual, teknik, dan gaya

pengungkapan berdasarkan tema ”Kekayaan Warisan Budaya Bangsaku” .

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini dapat berguna:

1. Bagi penulis dan pengajar Seni Budaya (Seni Rupa) dapat mengetahui gambaran penghayatan dan daya ungkap siswa SMP (remaja) terhadap gagasan kekayaan budaya bangsa yang diwujudkan dalam bentuk karya seni lukis, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembelajaran apresiasi dan kreasi seni lukis di sekolah. Selain itu penelitian ini dapat menambah wawasan tentang seni lukis, khususnya seni lukis siswa SMP/remaja.

2. Bagi sekolah dan lembaga pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam mengapresiasi karya lukis siswa SMP.

3. Bagi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Dinas Pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk penelitian lebih lanjut.

4. Bagi penyelenggara/panitia lomba, penelitian ini dapat menjadi gambaran yang menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan sehingga dapat di lakukan beberapa penyempurnaan dalam kegiatan berikutnya.

E. METODOLOGI PENELITIAN

(27)

12

sesuai dengan tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Dalam penelitian kualitatif, manusia berperan sebagai pengumpul data utama yang sangat menentukan sekali terhadap keberhasilan suatu penelitian.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan tesis yanng dilakukan antara lain adalah:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah yang membahas hal-hal yang mendasari fokus tesis ini; rumusan masalah yang berisi persoalan yang akan dikaji; tujuan penelitian yang menjelaskan tujuan umum penelitian dan tujuan khusus penelitian ini; signifikansi dan manfaat penelitian menjelaskan pentingnya tesis khususnya bagi penulis, Pendidik Seni (Guru) dan lembaga pendidikan. Kemudian menganalisis penelitian yang terdahulu dan menghubungkan dengan penelitian ini; metodologi penelitian menjelaskan metode penelitian yang digunakan, menentukan subyek penelitian teknik pengumpulan data dan teknik analisis data; lokasi penelitian menerangkan tempat dilakukannya penelitian ini; serta sistematika penulisan yang menguraikan secara singkat pokok-pokok bahasan setiap babnya.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

(28)

13

BAB III: METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang ditulis dalam bab 3 ini hampir sama isinya dengan yang ditulis pada proposal atau pada bab 1. Perbedaannya adalah dalam Bab 1 dibuat secara singkat, sedangkan dalam Bab 3 dibuat lebih rinci yang menggambarkan pelaksanaan penelitian. Rincian khususnya pada penulisan teknik pengumpulan data dengan mendeskripsikan waktu dan tempat serta data-data yang diperoleh, bagaimana proses pelaksanaannya, hambatan dan masalahnya di lapangan.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini mendeskripsikan hasil penelitian disertai analisis pada tiap komponen yang diteliti.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

(29)

75

BAB III

METODE PENELITIAN

A. LOKASI DAN SUBYEK POPULASI PENELITIAN

Karya-karya peserta lomba lukis sebagai subyek penelitian terdokumentasikan di sekretariat lomba, Kantor Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang beralamat di Jalan Radjiman No.6 Bandung. Adapun yang akan dijadikan sebagai subyek populasi penelitian ini adalah karya peserta lomba lukis dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) SMP Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 sebanyak 24 lukisan. Ke-24 peserta merupakan perwakilan dari tiap-tiap kabupaten/kota yang ada di Jawa Barat.

B. PENJELASAN ISTILAH

1. Kekayaan Warisan Budaya Bangsa Indonesia adalah hasil karya bangsa Indonesia dari suku bangsa manapun asalnya, yang memiliki kekhasan dan bermutu serta beraneka ragam sehingga sebagain orang Indonesia bisa mengidentifikasikan diri dan merasa bangga dengan karyanya.

(30)

76

seni rupa. Kemampuan penggarapan serta penguasaan bahan dan alat merupakan aspek yang utama di dalam melukis.

3. Gagasan adalah sesuatu yang menjadi pokok untuk pemikiran selanjutnya (KBBI,1988:326).

4. Estetika adalah filsafat yang berhubungan dengan nilai-nilai keindahan. 5. Ekspresi adalah ungkapan perasaan.

6. Siswa Sekolah Menengah Pertama adalah peserta didik dengan rentang usia antara 13 – 15 tahun.

C. INSTRUMEN PENELITIAN

Dalam kegiatan penelitian ini, penulis sendiri berlaku sebagai instrumen penelitian, artinya penulis sekaligus menjadikan diri sendiri sebagai sarana dan alat. Instrumen penelitian digunakan sebagai alat mengumpulkan data penelitian, agar lebih mudah disusun dengan pola tertentu sehingga akan diperoleh hasil yang maksimal. Penulis terjun ke lapangan untuk mengumpulkan sumber data dengan berbagai metode di antaranya melalui wawancara (interviu), mengkaji dokumen dan arsip (content analysis), dan kuesioner.

(31)

77

proses analisis karya, penulis menggunakan tabel instrumen analisis yang berisi hal-hal yang berkaitan dengan variabel tujuan penelitian.

D. JENIS DATA

Data dalam penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif yang berupa gejala-gejala, kejadian ataupun peristiwa yang kemudian dianalisis dalam bentuk kategori-kategori. Menurut Sarwono dan Lubis, (2007, 98-99), data dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Data primer, berupa teks hasil wawancara yang diperoleh melalui wawancara dengan instrumen yang dijadikan sampel penelitian. Data dapat direkam atau dicatat oleh peneliti.

b. Data sekunder, berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan. Termasuk dalam kategori ini ialah:

1) Data bentuk teks, dokumen, pengumuman, surat-surat, spanduk. 2) Data bentuk gambar, animasi, billboard.

3) Data bentuk suara hasil rekaman kaset

4) Kombinasi teks, gambar dan suara film, video, iklan di televise dan lain-lain Dalam penelitian ini data utama banyak menggunakan data sekunder, yaitu data dalam bentuk teks seperti buku, majalah, katalog pameran serta dokumen (foto). Sedangkan data primer yang diperoleh melalui hasil wawancara dan kuosioner berfungsi sebagai data pelengkap.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

(32)

78

1. Wawancara

[image:32.595.114.510.247.629.2]

Kegiatan wawancara dilakukan peneliti untuk memperoleh data pelengkap terutama yang berkaitan dengan kegiatan perlombaan. Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian, yakni:

TABEL 3.1

DAFTAR RESPONDEN WAWANCARA

No Nama Usia Pekerjaan Alamat 1 Drs.H.Odin S. 53 th PNS (Panitia Lomba) Bandung 2 Ani Nurani, S.Pd 41 th Guru Seni Budaya Bandung 3 Iyan Rusyana, S.Pd 44 th Guru Seni Budaya Bandung 4 Yulia Puspita, S.Pd 36 th Dosen UPI Bandung 5 Ardiyanto, M.Sn 42 th Dosen/ Kurator Bandung

panitia penyelenggara kegiatan lomba, beberapa peserta, pembimbing (guru seni rupa), seniman dan pengamat seni lukis. Selain wawancara langsung, peneliti juga melakukan wawancara jarak jauh melalui e-mail, pengiriman angket isian kepada para peserta lomba (pelukis).

2. Kuesioner/ Angket

(33)

79

sebelum memasuki melakukan kajian/analisis yang lebih mendalam terhadap karya mereka.

3. Mengkaji Dokumen dan Arsip (content analysis)

“Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian” (Sutopo, 2002:69). Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan berbagai sumber dokumen tertulis yang meliputi: buku, majalah, makalah seminar, katalog pameran lukisan, surat kabar, juklak dan juknis kegiatan FLS2N SMP Tingkat Jawa Barat Tahun 2010 serta sumber tulisan yang berasal dari internet yang berkaitan dengan seni lukis khususnya yang membahas lukisan remaja.

F. METODE DAN PENDEKATAN PENELITIAN

(34)
[image:34.595.115.512.120.617.2]

80 D. E. F. G. H.

Tabel 3.1 :Model kajian estetis pada karya seni, menurut Agus Sachari,(2005:121)

Diagram 3.1: Model Kajian Estetis pada Karya Seni, Menurut Agus Sachari (2005:121)

Penelitian ini difokuskan dalam upaya mengkaji nilai-nilai estetik karya seni visual berbentuk lukisan sebagai obyek utama penelitian sehingga hasil dari penelitian ini dapat memperluas dan memperdalam pengetahuan secara teoritis melalui pendekatan kritik intrinsik dan formalistik. “Kritik seni intrinsik yang dikemukakan oleh Jerome Stolnitz pada dasarnya sama dengan jenis kritik formalistik versi Feldman“ (Bangun, 2000:52). Kritik seni intrinsik lebih memusatkan pengkajian terhadap nilai estetik secara visual. Pengkajian karya peserta lomba dalam penelitian ini difokuskan kepada 1) Pengungkapan ide/gagasan berdasarkan tema “Kekayaan Warisan Budaya Bangsa”, 2) Pokok masalah yang diungkapkan (Subject Matter) para peserta, 3) Teknik garapan lukisan, 4) Unsur dan pengorganisasian, 5) Gaya Pengungkapan. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan metode bersifat deskriptif analitik. Pemilihan metode ini didasari oleh karakteristik metode yang sesuai

(35)

81

dengan tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Dalam penelitian kualitatif, manusia berperan sebagai pengumpul data utama yang sangat menentukan sekali terhadap keberhasilan suatu penelitian.

G. PROSEDUR PENELITIAN

1. Menyusun Rencana Penelitian.

Sejak awal perkuliahan, peneliti sudah harus mencari fokus permasalahan untuk penelitian tesis. Setelah berkonsultasi dan bertukar pikiran dengan dosen wali, penulis memutuskan untuk meneliti dan menganalisis karya lukis siswa SMP (remaja) peserta lomba lukis dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) SMP Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2010. Mengingat kegiatan tersebut telah dilaksanakan maka penulis memfokuskan pada kajian estetis dari karya lukis para peserta. Sebelum menyusun proposal penelitian, peneliti melakukan survey dan observasi untuk mengumpulkan data awal tentang kegiatan lomba serta memastikan bahwa karya lukis para peserta lomba masih ada. Setelah bertemu dengan penanggung jawab kegiatan dan penulis dipersilahkan untuk menggali berbagai informasi berkaitan dengan kegiatan lomba lukis. Selanjutnya penulis meminta izin untuk mendokumentasikan seluruh karya peserta lomba tingkat provinsi yang berjumlah 24 lukisan.

(36)

82

2. Persiapan

Tahap persiapan meliputi kegiatan-kegiatan: a. Pengajuan dosen pembimbing

b. Pengajuan permohonan izin penelitian kepada Direktur Program Pasca Sarjana UPI.

c. Meneruskan permohonan izin penelitian kepada pejabat terkait di lingkungan kantor Wilayah departemen Pendidikan Nasional Jawa Barat di Jl.Radjiman Kota Bandung.

3. Pelaksanaan

Pada tahap ini penulis mulai melaksanakan penelitian yang diawali dengan melakukan komunikasi serta bimbingan dari dosen pembimbing yang telah penulis ajukan. Dalam tahap inti, peneliti berupaya untuk melihat dan mengamati lukisan para peserta lomba. Penulis secara intens melakukan pengumpulan data mengenai lukisan dan hal-hal lain yang terkait dengan kegiatan lomba.

H. TEKNIK ANALISIS DATA

1. Konsep Analisis Data

(37)

83

muncul dari data. Dengan demikian deskripsi baru yang diperlukan dapat tercapai. Teori substantif akan tercapai apabila dilakukan pengembangan.

Dalam penelitian kualitatif, analisis data tidak dilakukan di akhir penelitian tetapi sepanjang penelitian. Setelah data-data diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi dianalisis kemudian diinterpretasikan dan selanjutnya diambil kesimpulan sementara. Dalam mengolah data, penulis mengambil langkah antara lain, yakni membaca dan memahami karya lukis peserta lomba (siswa SMP), menganalisis dan menafsirkan data berdasarkan kajian teoretis/kajian pustaka, mendeskripsikan data yang mengarah pada kesimpulan. Menyusun hasil analisis secara menyeluruh kemudian disimpulkan.

2. Reduksi Data

Data yang tersedia kemudian dipelajari. Lalu pada langkah selanjutnya adalah membuat reduksi atau rangkuman dengan cara membuat abstraksi dari keseluruhan data menjadi bagian-bagian yang penting (inti), agar lebih mempermudah, jelas, dan terarah.

3. Display Data

(38)

84

4. Kesimpulan dan Verifikasi

[image:38.595.116.511.239.628.2]
(39)

228

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

1. Pelaksanaan Kegiatan Lomba Lukis dalam FLS2N SMP Tingkat Jawa

Barat Tahun 2010

Kegiatan Lomba Lukis dalam FLS2N SMP Tingkat Jawa Barat sejauh ini dianggap sebagai kegiatan resmi yang dapat menjadi sebuah alternatif dalam melakukan pembinaan sekaligus sebagai salah satu barometer keberhasilan pembinaan seni rupa (seni lukis) di tingkat SMP. Kegiatan tersebut memiliki kedudukan yang sangat penting dan strategis guna meningkatkan kreativitas, apresiasi dan kreasi di kalangan siswa sehingga dapat dilaksanakan secara berkala dengan senantiasa meningkatkan kualitas serta kuantitas dalam hal penyelenggaraannya.

2. Interpretasi Peserta Lomba Lukis dalam FLS2N terhadap tema

“Kekayaan Warisan Budaya Bangsaku”

Manusia adalah obyek yang dianggap paling kompleks dan menjadi hal yang menarik perhatian untuk di jadikan sumber gagasan dan pokok lukisan

(subject matter). Hampir seluruh peserta lomba menginterpretasikan tema

(40)

229

di dalamnya dianggap sebagai bagian terpenting yang tidak dapat dilpisahkan dari kebudayaan. Munculnya gagasan untuk memvisualisasikan keaneka-ragaman simbol serta ikon kesenian daerah setempat menunjukkan bahwa para peserta telah memiliki kesadaran untuk melestarikan kesenian daerah sebagai bagian dari kebudayaan bangsa.

3. Visualisasi Karya Peserta Lomba

Secara visual, karya yang ditampilkan peserta lomba lukis pada FLS2N SMP Tingkat Jawa Barat Tahun 2010 cenderung menunjukkan adanya keseragaman baik dari bentuk penggambaran obyek, pengaturan komposisi, penggunaan warna maupun teknik melukis. Sebagian besar karya-karya yang dihasilkan para peserta lomba sejalan dengan ciri-ciri pada periode naturalistik semu (pseudo naturalistic) yang dikemukakan Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain. Di satu sisi masih terlihat gejala visual yang lazim di temukan pada karya anak-anak (sebelum periode naturalistic semu) seperti gejala repetisi, similaritas, bahkan streotipe dalam penggambaran obyek, sementara di sisi lain beberapa peserta telah mampu memvisualisasikan obyek pada lukisan layaknya orang dewasa (telah melewati periode naturalisti semu). Hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh dari pihak luar (guru atau pembimbing sanggar) dalam hal pembinaan.

B. REKOMENDASI

(41)

230

tema, teknis dan aturan perlombaan sehingga dari kegiatan tersebut dapat menghasilkan karya-karya yang lebih beragam.

2. Bagi pihak sekolah khususnya guru mata pelajaran seni budaya (seni rupa), dapat mengembangkan suatu model pembelajaran dalam bidang seni lukis khususnya bagi siswa-siswa yang memiliki minat serta bakat yang tinggi dalam seni lukis. Format kegiatan dapat terintegrasi melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan tersebut sekaligus dapat dijadikan sebagai persiapan dalam rangka mengikuti kegiatan lomba yang telah menjadi agenda rutin tahunan.

3. Penelitian ini hanya bersifat awal sehingga dapat di lakukan penelitian lanjutan mengenai strategi pembelajaran seni lukis yang di lakukan guru di sekolah sehingga dapat mencapai standar yang di harapkan dalam FLS2N Tingkat Jawa Barat.

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, Chaedar. (2009). Pokoknya Kualitatif. Pustaka Jaya, Jakarta. Bangun, Sem C. (2000). Kritik Seni Rupa. Penerbit ITB. Bandung. Damajanti, Irma.(2006). Psikologi Seni. Kiblat Bandung.

Davison, Julian. (1998). Indonesian Heritage Volume VII. Archipelago Press. Singapore.

Departemen Pendidikan Nasional. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta.

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. (2010). Panduan Pelaksanaan Festival

dan Lomba Seni Siswa (FLS2N) SMP Tingkat Jawa Barat Tahun 2010.

Garha, Oho.(1987). Memahami Dunia Kesenirupaan Anak-anak. Bina Cipta Kartika, S.Dharsono.dan Gandaprawira, Nanang (2004). Pengantar Estetika.

Rekayasa Sains. Bandung

(2007 a) Budaya Nusantara. Rekayasa Sains. Bandung. (2007 b) Estetika. Rekayasa Sains. Bandung

(2004) Seni Rupa Modern. Rekayasa Sains. Bandung.

Koentjaraningrat.(1983). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Gramedia, Jakarta.

Kusumohamidjojo, Budiono. (2009). Filsafat Kebudayaan. Jalasutra, Yogyakarta.

Mamannor. (2002). Wacana Kritik Seni Rupa di Indonesia. Nuansa, Bandung. Moleong, Lexy. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosda Karya.

Bandung.

Mulyana, Deddy. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.

Munandar, S.C.U. (1987). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak

(43)

Nasution, (1992). Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif. Tarsito, Bandung.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2009). Universitas Pendidikan Indonesia.

Rohidi, Tjetjep Rohendi. (2000). Kesenian Dalam Pendekatan Kebudayaan. STISI Press, Bandung.

Saidi, Acep Iwan. (2008). Narasi Simbolik Seni Rupa Kontemporer Indonesia. Isacbook, Yogyakarta.

Sachari, Agus. (1986). Seni, Desain dan Teknologi. Pustaka, Bandung.

(2005). Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Erlangga, Bandung.

Sahman, Humar. (1993). Mengenali Dunia Seni Rupa. IKIP Semarang Press. Sanyoto, Sadjiman Ebdi. (2009). Nirmana, Dasar-dasar Seni dan Desain.

Jalasutra, Yogyakarta.

Sobandi, Bandi. (2006). Mengenal Periodesasi Perkembangan Seni Rupa Anak-anak dalam Tocharman, Maman et.al. (2006). UPI Press. Bandung.

Soehardjo,A.J. (2005). Pendidikan Seni, dari Konsep Sampai Program. Penerbit Balai Kajian Seni dan Desain Universitas Negeri Malang.

Sp. Soedarso. (1990). Tinjauan Seni, Sebuah Pengantar untuk Apresiasi Seni. Penerbit Saku Dayar Sana. Yogyakarta.

(2000 a). Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern. CV. Studio Delapan Puluh ISI Jogjakarta.

(2000 b). Seni, Arti dan Problematikanya. Duta Wacana University Press. Salatiga.

Sarwono, J. Dan Lubis, H. (2007). Metode Riset untuk Desain Komunikasi

Visual. Penerbit Andi. Yogyakarta.

(44)

Sumardjo, Jakob. (2000). Filsafat Seni. Penerbit ITB.Bandung.

Sulasmi.(2002). Warna, Teori dan Kreativitas Penggunaannya. Penerbit ITB. Sulastianto, Harry. (2006). Seni Budaya untuk Kelas VIII SMP. Grafindo Media

Pratama. Bandung.

Suryahadi, Agung. (2008). Seni Rupa Untuk Sekolah Kejuruan. Direktorat Pembinaan Sekolah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional

Susanto, Mikke. (2003). Membongkar Seni Rupa. Penerbit Jendela, Yogyakarta

Sutopo, H.B. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sebelas Maret University Press. Semarang.

Tabrani, Primadi. (2000). Proses Kreasi, Apresiasi, Belajar. Penerbit ITB. Bandung.

(2005). Bahasa Rupa. Kelir, Bandung.

Tarjo, Enday dan Nanang Gandaprawira,. (2009). Konsep dan Strategi

Pembelajaran Seni Rupa. Bintang Warli Artika, Bandung.

The Liang, Gie. (1975). Garis Besar Estetika. Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Tocharman, Maman et.al. (2006). Pendidikan Seni Rupa. UPI Press. Bandung. Yusuf L.N, Syamsu. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Rosda

Karya, Bandung.

Jurnal

Martono. Estetika Kerajinan. Diksi Vol.8 No.19 Januari 2001.

Katalog Pameran

Kompetisi Karya Pelukis Muda Indonesia ’89 Dalam Rangka Memperingati 200

(45)

Wisetromo, Suwarno. (1998). Katalog Pameran Lukisan. Yayasan Seni Rupa Indonesia-Philip Morris Indonesia Art Awards V.

Internet

http://www.artinthepicture.com/paintings/Pablo Picasso/Guernica http://www.flickr.com/photos/sunbirdxp2/3086300255

http://www.galeri-nasional.or.id/Colection.php.subaction=showfull&id http://gardenofpraise.com/art32.htm.

Gambar

Tabel 2.1.
Gambar 4.85 Penggambaran obyek dari sudut atas ..............................................224
TABEL 3.1 DAFTAR RESPONDEN WAWANCARA
Tabel  3.1  :Model kajian estetis pada karya seni, menurut Agus Sachari,(2005:121)
+2

Referensi

Dokumen terkait

(4) Pangkat untuk masing-masing jenjang Jabatan Fungsional Asisten Pengelola Produksi Perikanan Tangkap sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berdasarkan jumlah angka

Berdasarkan hasil penelitian terhadap karyawan di PT Bank Central Asia Tbk cabang Asia yang menunjukkan kejadian rata-rata burnout yang cenderung rendah dengan

AGUS BUDI SANTOSO S,Pd SUYONO MELAI RAHMAWATI. DIREKTUR

Tugas Akhir Ini Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Teknik Komputer.. FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS BINA

Ragam hias yang ada di rumah gadang memiliki tataletak yang sudah diatur dan berpedoman juga pada ukuran “jangko” dalam adat. “ Patutsenteang” tidak boleh dalam,

Tahun 1984, Milstein dan Kohler mendapatkan Nobel untuk jasanya dalam menemukan cara memproduksi antibody monoclonal 1984, interferon hewan diijinkan penggunaannya dalam

gugatan para Penggugat, jawaban para Tergugat, alat-alat bukti yang diajukan pihak-pihak berperkara kemuka persidangan, berita acara persidangan, pendapat,

Zakat pensiunan BNI dan keluarga BNI lainnya (Dana Pensiun BNI, YDD Swadharma, Yayasan Kesejahteraan Pegawai dan Koperasi Pegawai Swadharma) serta pegawai perusahaan anak