• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA NON-KEUANGAN MENGGUNAKAN PERSPEKTIF PELANGGAN DARI BALANCED SCORECARD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA NON-KEUANGAN MENGGUNAKAN PERSPEKTIF PELANGGAN DARI BALANCED SCORECARD."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

2.1.2 Pengertian Penilaian Kinerja ... 13

2.1.3 Tujuan Pengukuran Kinerja ... 14

2.1.4 Manfaat Pengukuran Kinerja ... 15

2.2Balanced Scorecard ... 17

2.2.1 Pengertian Balanced Scorecard ... 17

2.2.2 Konsep Balanced Scorecard ... 18

2.2.3 Keunggulan Balanced Scorecard ... 20

2.2.4 Perspektif Pelanggan dari Balanced Scorecard ... 22

2.3Kepuasan Pelanggan ... 25

2.3.1 Pengertian Kepuasan ... 25

2.3.2 Model Konseptual Kepuasan Pelanggan ... 26

2.3.3 Pengukuran tingkat Kepuasan ... 29

2.4Penelitian Terdahulu ... 33

2.5Kerangka Pemikiran ... 35

2.6Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Desain Penelitian ... 39

3.2Operasionalisasi Variabel ... 41

3.3Populasi dan Sampel ... 42

(2)

3.6.1 Teknik Pengolahan Data ... 48

3.6.1.1Analisis Data Instrumen Penelitian ... 48

3.6.1.2Analisis Data Penelitian ... 54

3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 55

3.6.2.1 Uji Hipotesis Komparatif ... 55

3.6.2.2 Hipotesis Statistik ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 59

4.1.1 Gambaran Umum Tentang PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ... 59

4.1.1.1Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ... 59

4.1.1.2Visi dan Misi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ... 61

4.1.1.3Logo PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ... 62

4.1.1.4Tuntutan Perilaku Insan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ... 63

4.1.1.5Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Kantor Layanan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ... 64

4.1.1.6Standar Pelayanan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ... 69

4.2 Gambaran Umum Responden Penelitian ... 70

4.3 Analisa Data Penelitian... 71

4.4 Pengujian Hipotesis Komparatif ... 73

4.4.1 Pengujian Hipotesis ... 73

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 83

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Survey The Bank Service Excellence 2008 – 2012

Marketing Research Indonesia (MRI) ... 6

Tabel 1.2 Hasil Survey Kepuasan Nasabah BNI KLN UPI dan BNI KLN Ganesha Bandung ... 7

Tabel 1.3 Jumlah Nasabah Tahun 2010 – 2012 BNI KLN UPI dan BNI KLN Ganesha Bandung... 7

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 42

Tabel 3.2 Penilaian Skala Numerik ... 45

Tabel 3.3 Rekapitulasi Ukuran Kepuasan Pelanggan ... 47

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas ... 50

Tabel 3.5 Rekapitulasi Pengujian Reliabilitas ... 53

Tabel 4.1 Gambaran Umum Mengenai Responden Penelitian ... 70

Tabel 4.2 Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov ... 72

Tabel 4.3 Data Angket Responden Nasabah pada BNI KLN UPI Bandung ... 74

Tabel 4.4 Data Angket Responden Nasabah pada BNI KLN Ganesha Bandung ... 77

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Per-indikator Kepuasan Pelanggan BNI KLN UPI dan BNI KLN Ganesha ... 79

Tabel 4.6 Group Statistic... 81

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Keempat Perspektif dengan Balanced Scorecard 19

Gambar 2.2 Perspektif Konsumen dalam Balanced Scorecard ... 24

Gambar 2.3 Pembentukan Kepuasan/Ketidakpuasan Pelanggan ... 27

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran ... 37

Gambar 4.1 Logo PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ... 62

Gambar 4.2 Struktur Organisasi BNI KLN UPI Bandung ... 65

Gambar 4.3 Struktur Organisasi BNI KLN Ganesha Bandung ... 65

Gambar 4.4 Uji Normalitas di BNI KLN UPI dan BNI KLN Ganesha Bandung ... 72

Gambar 4.5 Total Skor Jawaban Responden Nasabah BNI KLN UPI Bandung ... 75

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang

semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap

strategi yang dijalankan. Bahkan perusahaan-perusahaan terus berupaya

merumuskan dan menyempurnakan strategi-strategi bisnis mereka dalam rangka

memenangkan persaingan.

Persaingan domestik dan global mengharuskan perusahaan menaruh

perhatian pada penciptaan dan pemeliharaan keunggulan bersaing melalui

penyampaian produk dan layanan yang lebih baik pada konsumen. Untuk dapat

menjamin suatu organisasi berlangsung dengan baik, maka organisasi perlu

mengadakan evaluasi terhadap kinerjanya. Dalam evaluasi tersebut diperlukan

suatu standar pengukuran kinerja yang tepat, dalam arti tidak hanya berorientasi

pada sektor keuangan saja, karena hal tersebut sangat kurang tepat dalam

menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Oleh karena itu perlu

dilengkapi dengan informasi dari sektor non keuangan, seperti kepuasan

konsumen, kualitas produk atau jasa, loyalitas karyawan dan sebagainya, sehingga

pihak manajemen perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk

kepentingan hidup perusahaan dalam jangka panjang.

Umumnya, selama ini yang umum dipergunakan dalam perusahaan adalah

pengukuran kinerja tradisional yang hanya menitikberatkan pada sektor keuangan

(6)

hanya pada keuntungan jangka pendek dan cenderung mengabaikan kelangsungan

hidup perusahaan dalam jangka panjang. Karena kurang mampu mengukur kinerja

harta-harta tak tampak (intangible assets) dan harta-harta intelektual (sumber daya

manusia) perusahaan.

Selain itu pengukuran kinerja dengan cara ini juga kurang mampu

bercerita banyak mengenai masa lalu perusahaan, kurang memperhatikan sektor

eksternal, serta tidak mampu sepenuhnya menuntun perusahaan ke arah yang

lebih baik (Kaplan dan Norton, 1996:7).

Dewasa ini, disadari bahwa pengukuran kinerja keuangan yang digunakan

oleh banyak perusahaan untuk mengukur kinerja eksekutif tidak lagi memadai,

sehingga dikembangkan suatu konsep “Balanced Scorecard.” Balanced

scorecard adalah suatu konsep pengukuran kinerja bisnis yang diperkenalkan oleh

Robert S. Kaplan (Guru Besar Akuntansi di Harvard Business School) dan David

P. Norton (Presiden dari Renaissance Solutions, Inc.). Konsep ini

menyeimbangkan pengukuran atas kinerja sebuah organisasi bisnis yang selama

ini dianggap terlalu condong pada kinerja keuangan.

Dari keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan pada

akhirnya akan bermuara pada nilai yang akan diberikan oleh pelanggan mengenai

kepuasan yang dirasakan. Kepuasan merupakan tingkat perasaan dimana

seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk (jasa) yang diterima

dan yang diharapkan (Kotler, 1997).

Secara umum, terdapat empat macam kinerja bisnis yang diukur dalam

(7)

3

1. Perspektif keuangan (financial perspective)

2. Perspektif nasabah/konsumen (customer perspective)

3. Perspektif proses internal bisnis (intenal business process perspective)

4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth

perspective)

Konsep pengukuran kinerja Balanced Scorecard memiliki keistimewaan

dalam hal cakupan pengukurannya yang komprehensif, karena selain

mempertimbangkan kinerja finansial, juga mempertimbangkan pula

kinerja-kinerja non finansial. Selain itu Balanced Scorecard tidak hanya mengukur

aktivitas akhir (out come) tetapi juga aktivitas-aktivitas penentu hasil akhir

(driver). Namun dalam penelitian ini yang diteliti hanyalah satu (1) aspek yakni

perspektif pelanggan.

Balanced Scorecard dapat diterapkan pada organisasi bisnis yang

menghasilkan produk maupun jasa. Namun dalam penelitian ini yang dijadikan

sebagai objek adalah organisasi jasa yang bergerak dalam bidang keuangan, yaitu

bank. Sesuai dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan

bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Dalam era globalisasi ini, perusahaan akan selalu menyadari pentingnya

(8)

sangatlah perlu, walaupun hal tersebut tidaklah semudah mengukur berat badan

atau tinggi badan pelangggan yang bersangkutan.

Banyak manfaat yang diterima oleh perusahaan dengan tercapainya tingkat

kepuasaan pelanggan yang tinggi. Tingkat kepuasaaan pelanggan yang tinggi

dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan mencegah perputaran pelanggan,

mengurangi sensitivitas pelanggan terhadap harga, mengurangi biaya kegagalan

pemasaran, mengurangi biaya operasi yang diakibatkan oleh meningkatnya

jumlah pelanggan, meningkatkan efektivitas iklan, dan meningkatkan reputasi

bisnis (Fornell, 1992).

Berdasarkan undang-undang tersebut, lembaga keuangan bank dibedakan

menjadi dua yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Adapun kegiatan

bank di Indonesia terutama kegiatan Bank Umum adalah menghimpun dana dari

masyarakat (funding), menyalurkan dana ke masyarakat (lending), serta

memberikan jasa-jasa bank lainnya (services).

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. merupakan salah satu bank

milik pemerintah (BUMN) yang mempunyai visi “Menjadi Bank Kebanggaan

Nasional yang Unggul, Terkemuka dan Terdepan dalam Layanan dan Kinerja.”

Konsep Balanced Scorecard membantu memberikan rerangka

komprehensif untuk menerjemahkan visi ke dalam sasaran-sasaran strategik.

Berdasarkan pada sistem pengukuran kinerja Balanced Scorecard ini, Kaplan juga

mengungkapkan pentingnya melihat aspek-aspek di luar aspek keuangan dalam

rangka mencapai keseimbangan dalam pengukuran kinerja. Usaha ini berkaitan

(9)

5

ukur guna mengimbangi scorecard yang berdimensi profitabilitas, contohnya

aspek kepuasan nasabah, kualitas produk atau jasa, loyalitas karyawan dan

sebagainya.

PT. Bank BNI telah menggunakan Balanced Scorecard sejak tahun 2006

di mana manajemen Bank BNI berharap dengan adanya konsep pengukuran

kinerja yang menyeluruh tersebut Bank BNI dapat lebih terpacu untuk

ditingkatkan.

Namun, dari berbagai layanan maupun fasilitas yang diberikan Bank BNI,

serta pengukuran kinerja menggunakan balanced scorecard belum dapat

dijadikan sebagai indikator mutlak Bank BNI untuk dapat menduduki posisi

perbankan terbaik di Indonesia dalam hal pelayanan kepada nasabah.

Hal tersebut dapat dilihat dalam sebuah survey The Best Bank Service

Excellence 2008-2012 yang dilakukan oleh Marketing Research Indonesia

(MRI) . Managing Director MRI Ermina Yuliarti menjelaskan bahwa seperti pada

survei tahun sebelumnya, dalam pengukuran BSEM ini, menggunakan seorang

shopper yang bertindak sebagai nasabah. Mereka membuka rekening tabungan,

meminta informasi mengenai produk bank, melakukan berbagai transaksi

finansial, melakukan komplain mengenai transaksinya, menelepon customer

service untuk menanyakan suatu transaksi, dan menutup rekening.

Metodologi yang digunakan MRI adalah mystery shopping. Tahun 2012

merupakan ke-16 kalinya MRI melakukan pengukuran kualitas layanan perbankan

Bank Service Excellence Monitor (BSEM). Misi pengukurannya adalah untuk

(10)

nasabah BSEM ini juga melibatkan pengamatan pada sarana penunjang, seperti

gedung, penyediaan berbagai fasilitas dan kondisinya, seperti toilet dan ATM.

Fungsi shopper dalam pengumpulan data adalah untuk merekam apa yang mereka

amati dan alami sehingga hasilnya bersifat objektif. Oleh karena itu

parameter-parameter layanan dibuat agar bersifat tangible atau nyata, bisa diamati

pancaindera, obyektif dan menghindarkan pengamatan shopper yang bersifat

persepsi atau pendapat. Hasil survey periode 2008-2012 tersebut dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 1.1

Hasil Survey The Best Bank Service Excellence 2008-2012 Marketing Research Indonesia (MRI)

Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan oleh Marketing Research

(11)

7

menduduki posisi peringkat 1 dalam 10 perbankan terbaik, dalam pemberian

pelayanan prima kepada para nasabahnya.

BNI merupakan perusahaan perbankan yang corporate, namun dalam hal

palayanan prima setiap kantor cabang ataupun kantor layanan mempunyai

kebijakan tersendiri. Sehingga dalam pelaksanaan indikator kepuasan pelanggan,

BNI tiap cabang ataupun tiap kantor layanan berbeda.

Hal ini pun terlihat dari pencapaian kepuasan nasabah yang berbeda pada

BNI Kantor Layanan UPI Bandung dan Kantor Layanan Ganesha Bandung pada

tabel di bawah ini :

Tabel 1.2

Hasil Survey Kepuasan Nasabah BNI KLN UPI Bandung dan KLN Ganesha Bandung

Tahun Target KLN UPI KLN Ganesha

2010 88% 87.51% 91.07%

2011 89.5% 89.93% 93.28%

2012 95%

Sumber : BNI KLN UPI Bandung dan KLN Ganesha Bandung

Sedangkan jumlah nasabah tiap tahun pada BNI Kantor Layanan UPI

Bandung dan Kantor Layanan Ganesha Bandung berbanding terbalik dengan

kepuasan nasabah yang dicapai kedua KLN tersebut, yang dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 1.3

Jumlah Nasabah Tahun 2010 -2012 BNI KLN UPI Bandung dan KLN Ganesha Bandung

Tahun KLN UPI KLN Ganesha

2010 43,308 27,188

2011 50,540 29,360

2012 60,839 28,895

(12)

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merasa perlu untuk

melakukan penelitian dengan mengambil judul “Analisis Perbandingan Kinerja

Non-Keuangan Menggunakan Perspektif Pelanggan Dari Balanced Scorecard

Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Layanan UPI Bandung dan Kantor Layanan Ganesha Bandung.”

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan

masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana Kinerja Non-Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Kantor Layanan UPI Bandung dan Kantor Layanan Ganesha Bandung Bila

Diukur Menggunakan Perspektif Pelanggan Dari Balanced Scorecard (BSC).

2. Apakah ada perbedaan Kinerja Non-Keuangan PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk. Kantor Layanan UPI Bandung dan Kantor Layanan Ganesha

Bandung Bila Diukur Menggunakan Perspektif Pelanggan Dari Balanced

Scorecard (BSC).

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis secara mendalam

mengenai kinerja non keuangan menggunakan perspektif pelanggan dari Balanced

Scorecard . Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Menganalisis pengukuran Kinerja Non-Keuangan PT Bank Negara Indonesia

(13)

9

Bandung Bila Diukur Menggunakan Perspektif Pelanggan Dari Balanced

Scorecard (BSC)

2. Menganalisis perbedaan Kinerja Non-Keuangan PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk. Kantor Layanan UPI Bandung dan Kantor Layanan Ganesha

Bandung Bila Diukur Menggunakan Perspektif Pelanggan Dari Balanced

Scorecard (BSC).

1.4Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada kegunaan yang dapat diambil

bagi semua pihak yang berkepentingan. Adapun kegunaan yang dapat diperoleh

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Layanan UPI Bandung

dan Kantor Layanan Ganesha Bandung

Hasil-hasil analisis yang didapatkan dalam penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan dan mempertahankan

kinerja yang telah ada, sehingga akan dapat mendorong perusahaan ke arah

tercapainya keunggulan bersaing di masa kini dan akan datang, serta akan

membawa perusahaan ke arah yang lebih baik.

2. Bagi penulis

Dapat memberikan wawasan untuk memahami bagaimana penggunaan konsep

pengukuran kinerja non keuangan dengan analisis perspektif pelanggan dari

Balanced Scorecard, terutama pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

(14)

3. Bagi pembaca

Manfaat bagi pembaca dapat dijadikan bacaan untuk menambah wawasan

ilmu pengetahuan khususnya akuntansi manajemen dan menjadi bahan

pertimbangan bagi pihak-pihak yang mengadakan penelitian yang menyangkut

kinerja manajemen suatu perusahaan berbentuk Lembaga Keuangan

(15)

39

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian (research design) merupakan framework dari suatu

penelitian. Desain penelitian yang baik akan menentukan keberhasilan serta

kualitas dari sebuah penelitian ilmiah. Dengan menyusun suatu desain penelitian,

peneliti pada dasarnya membuat arahan tentang berbagai hal/proses yang harus

dilakukan dalam upaya melakukan suatu penelitian ilmiah.

Secara umum ada dua pendekatan dalam penelitian ilmiah yaitu

pendekatan positivism/kuantitatif dan alternative/kualitatif. Dalam penelitian ini,

pendekatan yang digunakan adalah pendekatan positivism/kuantitatif. Diadopsi

dari ilmu eksakta, positivism adalah “pendekatan yang menekankan pada

kombinasi antara logika deduktif dan penggunaan alat kuantitatif dalam

menginterprestasikan suatu fenomena atau objek”(Sujoko Efferin, Stevanus Hadi

Darinadji, dan Tan Yuliawati, 2008:35). Pendekatan ini berangkat dari keyakinan

bahwa legitimasi sebuah sains dan penelitian berangkat dari penggunakan

data-data yang terukur secara tepat yang diperoleh melalui survey /kuesioner dan

dikombinasikan dengan statistik dan pengujian hipotesis yang bebas nilai/objek.

Dengan cara ini maka suatu fenomena dapat dianalisis untuk kemudian diambil

kesimpulan.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran atau deskripsi

mengenai kinerja non-keuangan menggukan perspektif pelanggan dari Balanced

(16)

tersebut, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif. M. Nazir (2005:89) menyebutkan bahwa “penelitian deskriptif adalah

studi untuk menentukan fakta dengan interprestasi yang tepat”. Dalam studi

deskriptif ini, juga termasuk studi untuk melukiskan secara akurat sifat-sifat dari

fenomena, kelompok atau individu, dan studi untuk menentukan frekuensi

terjadinya suatu keadaan untuk meminimalisasikan bisa dan memaksimumkan

realibilitas, yang akan diperlukan untuk penelitian selanjutnya.

Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan data primer yang

langsung diperoleh dari responden yang diteliti dengan menggunakan metode

survey/kuesioner. Menurut Kerlinger (dalam Sugiyono 2005:7), penelitian survey

adalah „penelitian yang dilakukan oleh populasi besar maupun kecil, tetapi

data-data yang dipelajari adalah data-data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,

sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distributif, dan hubungan-hubungan

antar variabel sosiologis maupun psikologis. Sugiyono (2005:7) menambahkan,

“pada umumnya metode survey dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi

dari pengamatan yang tidak terlalu mendalam”.

Berkaitan dengan jenis penelitian, maka jenis penelitian ini adalah

penelitian positivism/kuantitatif dan metode yang digunakan adalah metode

deskriptif dengan pendekatan survey yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah

dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya. Dengan menggunakan metode

penelitian ini akan diketahui gambaran yang jelas mengenai variabel yang diteliti

dan kebenaran dalam sesuatu bidang yang telah ada, sehingga menghasilkan

(17)

41

3.2 Operasionalisasi Variabel

Sebelum mangadakan penilaian dan penelitian, penulis harus menentukan

operasionalisasi variabel, hal yang dimaksud agar dapat mempermudah dalam

melakukan penelitian. Sugiyono (2008:31), menerangkan bahwa :

Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator,

serta skala dari varibel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian

hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan

judul penelitian.

Penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu kinerja non keuangan

menggunakan perspektif pelanggan dari Balanced Scorecard. Perspektif

pelanggan adalah salah satu perspektif dari konsep Balanced Scorecard.

Perspektif pelanggan ini akan dianalisis dari satu dimensi yaitu kepuasan

palanggan. Dalam menganalisis perspektif pelanggan, peneliti meneliti dua objek

penelitian yang memiliki karakteristik yang sama yakni BNI KLN UPI dan BNI

KLN Ganesha.

Dalam operasionalisasi variabel ini, variabel diukur oleh instrumen

pengukur dalam bentuk kuesioner yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe

numeric scale yang disesuaikan dengan Standar Pelayanan BNI dan berpedoman

pada konsep TERRA (Tangible, Empathy, Responsiveness, Reliability,

Assurance). Skala yang digunakan dalam pengumpulan data adalah skala interval.

(18)

yang menunjukkan besar atau kecilnya suatu karakteristik/sifat tertentu. Skala

interval memberikan keuntungan yang pasti melebihi skala nominal dan ordinal

karena skala interval menunjukkan derajat sifat atau karakteristik yang

sebenarnya. Skala pengukuran ini menunjukkan jarak atau interval yang sama.

Dari pemaparan tersebut, maka operasionalisasi variabel penelitian ini

dapat ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah pada PT. Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk Kantor Layanan UPI Bandung yang berada di jalan

Setiabudhi dan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Layanan

Ganesha Bandung yang berada di jalan Tamasari. Adapun yang menjadi objek

Variabel Dimensi Indikator Skala Nomor

Item

Tingkat Kepuasan Konsumen (berdasar pada Standar Pelayanan BNI sesuai konsep TERRA) :

1. Berwujud (Tangible)

2. Empati (Empathy)

3. Keandalan (Reliability)

(19)

43

(Persero) Tbk Kantor Layanan UPI Bandung yang berjumlah 60.839 nasabah dan

Kantor Layanan Ganesha Bandung yang berjumlah 28.895 nasabah.

3.3.2 Sampel

Sedangkan sampel yang diinginkan menggunakan rumus Slovin dalam

Husein Umar (1997:74).

Di mana:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Prosentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan

sample yang masih dapat ditolelir yaitu 10% (karena populasi

termasuk besar)

Dengan demikian diperoleh hasil perhitungan untuk nasabah BNI Kantor

Layanan UPI Bandung sebagai berikut:

n = 60,839

1 + 60,839(10%)2

n = 99,6723 dibulatkan 100 sampel nasabah BNI KLN UPI

Sedangkan untuk perhitungan sampel nasabah BNI KLN Ganesha

Bandung diperoleh hasil sebagai berikut :

n = 28,895

1 + 28,895(10%)2

n = 99.6551 (dibulatkan 100 sampel nasabah BNI KLN Ganesha)

n = N

(20)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Mengumpulkan data merupakan suatu langkah yang penting dalam

melakukan penelitian.

3.4.1 Angket

Menurut Sugiyono (2009:148) “pada prinsipnya meneliti adalah

melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam

penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian”. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket), yaitu “sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui” (Suharsimi Arikunto, 2006:15).

Penggunaan teknik ini sangat membantu penulisan untuk mengetahui dan

mengukur pendapat atau opini responden. Kuesioner untuk nasabah bertujuan

untuk mengetahui derajat kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak bank.

Kuesioner diambil dari Standar Layanan Bank BNI yang disesuaikan

dengan konsep TERRA (Tangible, Empathy, Responsiveness, Reliability,

Assurance ) yang dipopulerkan oleh Frontier Consultan.

Untuk memperoleh data mengenai minat berwirausaha dibuat beberapa

pernyataan yang disusun dalam bentuk Skala Numerik (numerical scale). Skala

Numerik sama dengan Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena atau gejala

sosial yang terjadi.

Perbedaannya adalah jika Skala Numerik pilihan jawabannya unipolar

(21)

45

skalanya ordinal. Skala Numerik menggunakan angka-angka pada pilihan

jawabannya. Pilihan jawaban yang diberikan berupa angka-angka yang dimulai

dari angka 1 sampai dengan 5, dari yang terendah hingga yang tertinggi. Skala ini

mempunyai lima buah opsi dan subyek diminta untuk menentukan responnya

dengan mencantumkan nilai dengan angka numerik diantara lima opsi tersebut.

Tabel 3.2

Penilaian Skala Numerik

No. Item Pernyataan

Skor

5 4 3 2 1

Keterangan :

 Angka 5 dinyatakan untuk pernyataan positif tertinggi.

 Angka 4 dinyatakan untuk pernyataan positif tinggi.

 Angka 3 dinyatakan untuk pernyataan positif sedang .

 Angka 2 dinyatakan untuk pernyataan positif rendah.

 Angka 1 dinyatakan untuk pernyataan positif paling rendah.

Dalam penelitian ini, instrumen utama yang akan digunakan untuk

pengumpulan data adalah angket. Prosedur yang dilakukan dalam penyusunan

angket dan pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Langkah-langkah penyusunan angket

a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan angket.

b. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran angket.

(22)

d. Membuat format.

Format angket harus dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan

responden dalam mengisinya.

e. Membuat petunjuk pengisian.

Petunjuk pengisian dibuat sesuai dengan format yang mencerminkan cara

mengisi angket.

2. Langkah selanjutnya adalah langkah uji coba setelah angket sudah tersusun.

Uji coba ini dilakukan karena angket yang telah disusun belum merupakan

angket yang baku. Uji coba ini dimaksudkan untuk mendapatkan angket

yang valid dan reliabel agar hasil yang diperoleh dalam penelitian ini

mendekati kebenaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto

(2006 : 168) yakni “ instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan

penting yaitu valid dan reliabel.”

3.5 Analisis Deskriptif Angket

Untuk mengetahui gambaran umum mengenai kepuasan pelanggan pada

BNI KLN UPI dan BNI KLN Ganesha Bandung, maka dibuatkan rekapitulasi

(23)

47

Tabel 3.3

Rekapitulasi Ukuran Kepuasan Pelanggan

No Indikator Skor Frekuensi Persentase

Total

3 Kehandalan (Reliability)

5

diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Menghitung frekuensi untuk setiap skor dari setiap indikator

b. Jumlahkan frekuensi yang didapat dari skor 5,4,3,2, dan 1

c. Untuk perhitungan presentase, frekuensi

(24)

d. Setelah angka presentase didapat, maka cari kepuasan pelanggan per

indikator dengan rumus :

e. Setelah didapat maka bandingkan dengan target BNI

Semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen, berarti menunjukkan semakin

baik kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan

3.6Teknik Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis

3.6.1 Teknik Pengolahan Data

3.6.1.1Analisis Data Instrumen Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah keuangan. Data

non-keuangan berupa dokumen perusahaan dan jawaban responden dari

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan merupakan suatu hal terpenting dalam penelitian ini,

karena data yang dikumpulkan melalui kuesioner. Keabsahan dari suatu hasil

penelitian sangat ditentukan oleh alat pengukur yang digunakan untuk mengukur

variabel yang diteliti. Oleh karena itu, suatu alat ukur yang berupa instrumen perlu

diuji dengan pengujian Validitas (tingkat kesahihan) dan reabilitas (tingkat

keandalan)

= ℎ ℎ

(25)

49

a. Uji Validitas

Menurut Suharsimi (2009:64) validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu

instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi sedangkan instrumen

yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Dalam penelitian ini untuk

mengetahui validitas instrumen, peneliti menggunakan rumus korelasi Product

Moment Pearson sebagai berikut:

=

�∑ − ∑ ∑

�∑ 2− ∑ 2 �∑ 2− ∑ 2

Keterangan:

rxy : koefesien korelasi antara variabel X dan Y

X : jumlah skor item

Y : jumlah skor total item

N : Jumlah responden uji coba

Kaidah keputusan : Jika > berarti valid

≤ berarti tidak valid

Perhitungan merupakan perhitungan setiap item, hasil perhitungan

tersebut kemudian dikonsultasikan kedalam tabel harga product moment dengan

taraf signifikansi atau kepercayaan 95%.

Dalam penelitian ini terlebih dahulu akan dilakukan uji coba angket

(26)

valid, reliabel atau tidaknya pertanyaan yang akan diajukan kepada responden.

Setelah pertanyaan yang diujikan valid dan reliabel, selanjutnya pertanyaan akan

diujikan kepada sampel. Dalam penelitian ini, untuk menguji validitas soal

peneliti menggunakan program Microsoft office Excel 2007.

Berikut hasil perhitungan uji validitas dari setiap item :

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas

No Item

�� Keterangan

1. 0,434 0,361 Valid

2. 0,564 0,361 Valid

3. 0,376 0,361 Valid

4. 0,720 0,361 Valid

5. 0,513 0,361 Valid

6. 0,826 0,361 Valid

7. 0,704 0,361 Valid

8. 0,757 0,361 Valid

9. 0,559 0,361 Valid

10. 0,580 0,361 Valid

11. 0,844 0,361 Valid

12. 0,428 0,361 Valid

13. 0,752 0,361 Valid

14. 0,732 0,361 Valid

15. 0,631 0,361 Valid

Berdasarkan tabel 3.4, diketahui bahwa dalam angket penelitian yang

mengukur kepuasan pelanggan seluruh item pertanyaan valid dan akan digunakan

(27)

51

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data

tersebut menunjukan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan atau

konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu

walaupun dilaksakan pada waktu yang berbeda. Pengujian reliabilitas dalam

penelitian ini menggunakan rumus Alpha yaitu:

11 =

1(1−

∑ 2 2 )

(Riduwan, 2004 : 125-126)

Keterangan :

11 = Nilai Reliabilitas

2

= Jumlah varian skor tiap-tiap item

2 = Varians total

K = Jumlah item

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode alpha sebagai

berikut:

Langkah 1 : Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus :

=

∑�

(∑�)² �

(28)

Dimana :

Si = Varians skor tiap-tiap item

∑Xi2 = Jumlah kuadrat item

(∑Xi)² = Jumlah item dikuadratkan

N = Jumlah responden

Langkah 2 : Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:

=

1

+

2

+

3

...

Dimana :

=

Jumlah varians semua item

1 + 2 + 3... = Varians item ke 1, 2, 3...n

Langkah 3 : Menghitung Varians total dengan rumus :

= ∑�

(∑� )²

� �

Dimana :

= Varians total

∑Xt2 = Jumlah kuadrat X total

(∑Xt)² = Jumlah X total dikuadratkan

(29)

53

Langkah 4 : Masukan nilai alpha dengan rumus :

11 =

−1(1−

∑ 2 2 )

Hasil 11 ini dikonsultasikan dengan nilai Tabel r Product Moment

dengan signifikansi 5%.

Keputusan dengan membandingkan 11 dengan

Kaidah keputusan : Jika 11 > berarti reliabel

11 ≤ berarti tidak reliabel

Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.5

Rakapitulasi Pengujian Reliabilitas

Variabel

�� Keterangan

Kepuasan

Pelanggan

0,858 0,361 Reliabel

Berdasarkan tabel 3.5 , dapat diketahui bahwa reliabilitas instrumen

penelitian angket kepuasan pelanggan diperoleh nilai = 0,858, sedangkan

(30)

3.6.1.2 Analisis Data Penelitian

1. Uji Normalitas

Sugiyono (2007:172) mengemukakan bahwa “dalam menggunakan

statistik parametris, mensyaratkan data setiap variabel yang akan dianalisis harus

berdistribusi normal.” Oleh karena itu, sebelum melakuakan analisis data terlebih

dahulu dilakukan pengujian normalitas data.

Uji normalitas dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai

normal atau tidaknya distribusi skor angket yang diperoleh oleh nasabah. Hal ini

menentukan jenis statistika apa yang akan digunakan, dan jika data tidak

berdistribusi normal maka analisis non-parametiklah yang akan digunakan,

Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dapat

digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan keputusan adalah

berdasarkan probabilitas , jika probabilitas lebih besar dari 0.05 maka dapat

disimpulkan data tersebut berdistribusi normal dan jika sebaliknya maka data

tersebut tidak berdistribusi normal.

Selain itu uji normalitas juga dapat dilihat dari grafik plot linear dan

histogram dengan bantuan software SPSS 20.0 for windows. dengan

menggunakan program ini dapat terlihat grafik Q-Q plot yang dihasilkan dimana

jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arak garis diagonal,

maka dapat disimpulkan bahwa model memmenuhi asumsi normalitas.

Sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah

garis diagonal maka dapat disimpulkan bahwa model tidak memenuhi asumsi

(31)

55

3.6.2.1Pengujian Hipotesis

Menurut Hasan, M.I (2002:54) “pengujian hipotesis adalah suatu prosedur

yang akan menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan menerima atau

menolak hipotesis ini”. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan

dengan kinerja non-keuangan menggunakan perspektif pelanggan dari Balanced

Scorecard pada BNI Kantor Layanan UPI Bandung dan Kantor Layanan Ganesha

Bandung, adalah sebagai berikut :

 BNI Kantor Layanan UPI Bandung memiliki kinerja non keuangan yang

diukur menggunakan perspektif pelanggan Balanced Scorecard yang berbeda

dengan Kantor Layanan Ganesha Bandung

3.6.2.2Uji Hipotesis Komparatif

Dalam pengujian hipotesis komparatif, penelitian menggunakan uji beda

(t-test). Menurut Sugiyono (2009:119), “Statistik parametris yang digunakan

untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata dua sampel bila datanya berbentuk

interval atau rasio adalah menggunakan t-test”. Pengujian ini dilakukan untuk

menguji parameter khusus dari populasi yang berbentuk perbandingan atau untuk

menguji kemampuan generalisasi (signifikasi hasil penelitian) yang berupa

perbandingan keadaan variabel dari dua kelompok sampel.

Dalam menggunakan statistik parametris harus memenuhi asumsi bahwa

variabel yang dianalisis berdistribusi normal dan homogency. Dalam t-test

(32)

Sugiyono (2009:196) merumuskan rumus t-test beserta pedoman penggunaannya

sebagai berikut :

1. Bila jumlah anggota sampel n1 = n2, dan varian homogen �12 = �22 , maka

dapat digunakan rumus t-test baik untuk separated , maupun bentuk pooled

varian . untuk melihat harga t tabel digunakan dk = n1 + n2 – 2

2. Bila n1 ≠ n2, dan varian homogen �12 = �22 , maka dapat digunakan rumus

t-test dengan pooled varian. Derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2

3. Bila n1 = n2, dan varian tidak homogen �12 ≠ �22 , maka dapat digunakan

rumus t-test dengan separated dan pooled varian. Dengan dk = n1 – 1 atau

n2 – 1. Jadi dk bukan n1 + n2 – 2.

4. Bila n1 ≠ n2, dan varian tidak homogen �12 ≠ �22 , maka dapat digunakan

rumus t-test dengan separated varian. Harga t sebagai pengganti t tabel

dihitung dari selisih harga t tabel dengan (dk) = (n1 – 1) atau (n2 – 1) dibagi

dua, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil.

5. Bila sampel berkorelasi/berpasangan sebelum dan sesudah treatment atau

perlakuan, atau membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok

eksperimen digunakn t-test sampel related.

Rumus – rumus uji t (t-test) :

= 1− 2

12 1+

22 2

(33)

57

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengujian komparatif t-test

independent sample dengan bantuan software SPSS v.20.

3.6.2.3Hipotesis Statistik

Sebelum diadakan pengambilan keputusan apakah hipotesis diterima atau

ditolak, maka terlebih dahulu hipotesis nol dan hipotesis alternatif diformulasikan

dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara kelompok sampel

yang diteliti. Hipotesis nol (Ho) yaitu hipotesis yang menjelaskan tentang tidak

adanya perbedaan antara kedua kelompok sampel, sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) merupakan hipotesis standar. Adapun hipotesis tersebut adalah :

Ho: µ1 = µ1 = BNI KLN UPI Bandung tidak memiliki perbedaan kinerja

non-keuangan menggunakan perspektif pelanggan Balanced Scorecard dengan BNI

(34)

Ha: µ1 ≠ µ1 = BNI KLN UPI Bandung memiliki perbedaan kinerja non

-keuangan menggunakan perspektif pelanggan Balanced Scorecard dengan BNI

KLN Ganesha Bandung.

Berdasarkan kaidah pengujian hipotesis statistik yang diajukan, apabila

nilai perhitungan menunjukkan µ1 = µ1 maka Ho diterima, dan apabila nilai

perhitungan menunjukkan µ1 ≠ µ1 maka Ho ditolak yang artinya Ha diterima.

Melalui pengujian hipotesis tersebut, maka akan diketahui bagaimana hasil

penelitian yang kita lakukan. Hasil dari pengajuan hipotesis statistik tersebut

(35)

87

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis penelitian mengenai perbandingan kinerja non keuangan

menggunakan perspektif Balanced Scorecard pada BNI KLN UPI dan BNI KLN

Ganesha Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengukuran Kinerja Non Keuangan menggunakan perspektif pelanggan

Balanced Scorecard , yaitu melalui pengukuran kepuasan pelanggan. Untuk

kepuasan pelanggan pada BNI KLN UPI maupun BNI KLN Ganesha

Bandung tidak mencapai target yang ditetapkan oleh BNI cabang. Untuk

target kepuasan pelanggan tahun 2012 adalah 95% namun untuk kepuasan

pelanggan yang dicapai oleh BNI KLN UPI dan BNI KLN Ganesha Bandung

masing-masing 79,05% dan 75,48%.

2. Dari hasil analisis perbandingan yang telah dilakukan yakni untuk

membuktikan perbedaan Kinerja Non Keuangan menggunakan perspektif

pelanggan Balanced Scorecard pada BNI KLN UPI dan BNI KLN Ganesha

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

kepuasan pelanggan pada BNI KLN UPI dengan kepuasan pelanggan BNI

(36)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis penelitian mengenai perbandingan kinerja non

keuangan menggunakan perspektif Balanced Scorecard pada BNI KLN UPI dan

BNI KLN Ganesha Bandung, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Dalam indikator tangible, BNI perlu memperhatikan kenyamanan nasabah

ketika berada di BNI. Salah satunya adalah dengan cara meningkatkan

fasilitas yang sudah tersedia, misal ruang tunggu pelayanan dan loket

pelayanan didesain senyaman mungkin. Selain itu juga grooming atau

penampilan petugas perlu diperhatikan sesuai dengan SOP yang ditetapkan

oleh BNI. Jika terdapat penyimpangan dalam penampilan, sebaiknya perlu

ditindaklanjuti oleh pimpinan BNI.

2. Dalam indikator empathy, petugas BNI diharapkan untuk lebih intens dalam

memberikan perhatian dan keramahan kepada nasabah sehingga mereka

merasa tidak diabaikan ketika berada disana. Dan perlakuan tersebut

merupakan bukti kepedulian petugas BNI terhadap nasabahnya.

3. Dalam indikator reliability, petugas BNI diharapkan lebih menguasai

informasi dasar (basic information) mengenai prosedur dan teknis pelayanan

perbankan.

4. Dalam indikator responsiveness, petugas BNI diharapkan lebih cepat tanggap

terhadap keluhan yang disampaikan oleh nasabah. Sehingga nasabah tidak

(37)

89

5. Dalam indikator assurance, petugas BNI diharapkan dapat memunculkan

kepercayaan dari nasabah BNI. Hal ini dapat terwujud apabila petugas BNI

memiliki keterampilan dalam teknis pelayanan kepada nasabah.

Apabila semua indikator tersebut dilakukan dengan baik dan tepat, maka

dapat dipastikan nasabah akan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh

pihak BNI. Dengan demikian target kepuasan nasabah yang diharapkan dapat

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Ali, Lukman. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud dan Balai Pustaka.

---.(1995). ). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud dan Balai Pustaka.

Amin Widjaja Tunggal.(2001). Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard. Jakarta: Harvinda.

Berry dan Zeithaml, dikutip oleh Handi Irawan,( 2003), Manajemen Pemasaran, Bandung.

Drucker, Peter F. (1982). Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.

Fandy Tjiptono, 2000, Strategi Pemasaran, Andi Offset, Yogyakarta.

---. (2005). Prinsip-Prinsip Total Quality Service (TQS). Yogyakarta : Andi.

J. Supranto,M.A.,APU. (2011). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta : Rineka Cipta.

Kaplan, Robert S, Norton, David P. (1996) The Balanced Scorecard, Translating Strategy into Action, Harvard Business Press, Boston.

Kaplan Robert S. and David P. Norton., (2001). Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Kasmir, SE, MM, (2003), Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Enam., Jakarta: PT Raja Grafindo Persada .

Mulyadi. (2001). Alat Manajemen Konteporer untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan Balanced Scorecard.Jakarta:Salemba Empat.

Mulyadi dan Jhony Setiawan. (2001). Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta : Salemba Empat.

Malayu S.P. Hasibuan. (2009). Dasar-Dasar Perbankan.Jakarta: Bumi Aksara

(39)

91

Nina Rahmayanti. (2010). Manajemen Pelayanan Prima. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Pendidikan Akuntansi. (2007). Pedoman Operaasional Penyusunan Skripsi (POPS). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Riduwan. (2008). Dasar-Dasar Statistika. Bandung;: Alfabeta.

Riduwan. (2004), Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Bandung.: Alfabeta.

---. (2010). Metode dan Tehnik Menyususn Tesis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, Prof. Dr. (1999). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

---. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

---. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung : Alfabeta.

---.(2007). Metode Penelitan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

---. (2008), Metode Penelitian Bisnis.Bandung : Alfabeta.

---. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Tangkilan, Hessel Nogi. S. (2003). Manajemen Modern untuk Sektor Publik:Strategic Management, Total Quality, Balanced Scorecard, Scenario Planning. Yogyakarta : Balairung & Company.

Umar, Husein, (2004), Evaluasi Kinerja Perusahaan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Yuwono, Sony dan kawan-kawan. (2003). Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi.

Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Zeinhaml, Valerie A,Mary Jo Bitner, Dyayne. D. Gremler. (2009). Service Marketing (Integrating Customer Focus Accros the Firm).

(40)

.

Internet:

Wheelen and Hunger, (2000). Kinerja Perusahaan Diukur dengan Balanced Scorecard [Online]. Tersedia : http://www.balancedscorecard.com. [28 Maret 2012].

Willie and Shirley, (1997). Kinerja Perusahaan Diukur dengan Balanced

Scorecard Scorecard [Online]. Tersedia :

http://www.balancedscorecard.com. [28 Maret 2012].

Hasil Survey The Best Bank Service Excellence 2008-2012 Marketing Research Indonesia (MRI) [online]. Tersedia : http://www.infobanknews.com. [28 Maret 2012].

Suhendra, Maman, (2004), Evaluasi Atas Penerapan Balanced Scorecard

Sebagai Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan, [Online] Tersedia : http://www.balancedscorecard.com. [28 Maret 2012].

`

Sumber Lainnya :

Rosyati dan Hidayati, (2004), Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Magelang).Tidak Diterbitkan.

Lestari,U.P dan Darmawati Dwita, (2003), Penilaian Kinerja Organisasi melalui Pendekatan Balanced Scorecard (studi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto).Tidak Diterbitkan.

Gambar

Tabel 1.1 The Best Bank Service Excellence
tabel di bawah ini :
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Penilaian Skala Numerik
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Di Pangururan komunikasi antara orang tua dan anak di dalam rumah tidak hanya menggunakan bahasa etnis orang tua (bahasa daerah) begitu juga dengan komunikasi anak dan

Program proyek akhir arsitektur ini yang berjudul “ Rumah Retret Kristen

Pengetahuan tentang ilmu mekanika, ilmu bahan bangunan, ilmu manajemen konstruksi untuk pengendalian proyek, serta ilmu lainnya yang berkaitan dengan perancangan struktur

[r]

Adalah data yang berhubungann langsung dengan perencanaan struktur gedung bank seperti data tanah, bahan bangunan yang digunakan, data beban rencana yang bekerja dan

Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, karena untuk memperoleh informasi yang relevan dan mengetahui data yang valid dan reliable..

Isolat tunggal yang diperoleh kemudian diinokulasikan pada media agar miring TSA untuk dilakukan uji fisiologis berupa uji indol, MR-VP, simmon sitrat, urease,