KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI, KEMAMPUAN
INTELEKTUAL, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP
PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Diajukan oleh :
MOHAMAD ZAID
0713010230/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “
JAWA TIMUR
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI, KEMAMPUAN
INTELEKTUAL, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP
PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)
USULAN PENELITIAN
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur
Untuk menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi
Oleh:
MOHAMAD ZAID
0713010230/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ” VETERAN ”
JAWA TIMUR
USULAN PENELITIAN
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI, KEMAMPUAN
INTELEKTUAL, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP
PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)
Yang diajukan
Mohamad Zaid
0713010230/FE/EA
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Rina Moestika, SE.MM
Tanggal :...
Mengetahui
Ketua Progdi Akuntansi
DR. Sri Trisnaningsih MSi
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI, KEMAMPUAN
INTELEKTUAL, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP
PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)
Yang diajukan
Mohamad Zaid
0713010230/FE/EA
disetujui untuk Ujian Lisan
Pembimbing Utama
Rina Moestika, SE.MM
Tanggal :...
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
Drs Ec Saiful Anwar, Msi
SKRIPSI
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI, KEMAMPUAN
INTELEKTUAL, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP
PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)
Yang diajukan
MOHAMAD ZAID
0713010230/FE/EA
Telah dipertahankan dihadapan
dan diterima oleh Tim Penguji skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”Jawa Timur
Pada tanggal 3 September 2010
Pembimbing Utama:
Tim penguji :
Ketua
Rina moestika SE.MM
Drs. Ec. H. Munari , MM
Sekretaris
Drs.Ec. Sjarief H. SE. MM
Anggota
Rina moestika SE.MM
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “ Kemampuan
Berkomunikasi, Kemampuan Intelektual, dan Kepribadian Terhadap
Pemahaman Akuntansi”, dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di
Surabaya.
Sejak adanya ide sampai pada tahap penyelesaian skripsi ini, penulis
menyadari sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya :
1.
Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3.
Bapak Drs. Ec. H. Rachman A. Suwaidi,Ms. selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
4.
Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
5.
Rina Moestika, SE.MM, sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah
banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan,
pengarahan, dorongan, serta saram umtuk penulis.
7.
Secara khusus dengan rasa hormat menyampaikan terima kasih
sedalam-dalamnya kepada Ayah dan Ibu beserta seluruh anggota keluarga yang
telah memberikan banyak dorongan, semangat, serta doa restu baik
secara moral maupun secara materiil.
8.
Kepada Ardiyanti Purnomo, orang yang selalu memotivasi aku disaat
aku terpuruk dan selalu ada disaat aku butuhkan. Semoga dirimu segera
menyelesaikan tugas akhirmu.
9.
Kepada sahabat-sahabatku yang sudah berjuang bersamaku selama ini,
baik yang secara langsung ataupun tidak langsung telah menghiasi
hari-hariku.
Peneliti menyadari bahwa apa yang telah disajikan di dalam penelitian ini
masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan penelitian ini.
Semoga ALLAH SWT selalu melindungi, memberikan balasan dan segala
kebaikan atas semua bantuan kepada peneliti.
Akhir kata semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ekonomi. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Surabaya, Mei 2011
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar...i
Daftar Isi...iii
Daftar Tabel...viii
Daftar Gambar...x
Daftar Lampiran...xi
Abstraksi...xii
BAB I : PENDAHULUAN
...1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian... 6
1.4. Manfaat Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 8
2.2. Landasan Teori ... 10
2.2.1. Akuntansi ... 10
2.2.1.1. Pengertian Akuntansi ... 10
2.2.1.2. Bidang-bidang Akuntansi ... 11
2.2.2. Akuntansi Keperilakuan ... 14
2.2.2.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan ... 14
2.2.3.1. Pengertian Pemahaman Akuntansi...14
2.2.3.2. Tujuan Pemahaman Akuntansi ... 15
2.2.4. Komunikasi ... 16
2.2.4.1. Pengertian Komunikasi ... 16
2.2.4.2. Unsur Komunikasi ... 17
2.2.4.3. Tipe Komunikasi ... 18
2.2.4.4. Fungsi Komunikasi ... 19
2.2.4.5. Gangguan dan Rintangan Komunikasi ... 20
2.2.5. Kemampuan Intelektual ... 22
2.2.5.1. Pengertian Intelektual ... 22
2.2.5.2. Dimensi Kemampuan Intelektual ... 23
2.2.5.3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Intelektual ... 24
2.2.6. Kepribadian ... 26
2.2.6.1. Pengertian Kepribadian ... 26
2.2.6.2. Faktor-faktor Kepribadian ... 26
2.2.6.3. Teori Kepribadian ... 37
2.2.7. Kerangka Pikir ... 30
2.2.7.1. Pengaruh Komunikasi terhadap Pemahaman
Akuntansi ... 30
2.2.7.3. Pengaruh Kepribadian terhadap Pemahaman
Akuntansi ... 32
2.3. Hipotesis ... 43
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 34
3.1.1. Definisi Operasional ... 34
3.1.2. Pengukuran Variabel ... 35
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 36
3.2.1. Populasi ... 36
3.2.2. Sampel ... 36
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.3.1. Jenis Data ... 38
3.3.2. Sumber Data ... 38
3.3.3. Metode Pengumpulan Data ... 39
3.4. Uji Kualitas Data ... 39
3.4.1. Uji Validitas ... 39
3.4.2. Uji Reliabilitas ... 40
3.4.3. Uji Normalitas ... 40
3.5. Uji Asumsi Klasik ... 41
3.5.3. Autokorelasi ... 42
3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 42
3.6.1. Teknik Analisis ... 42
3.6.2. Uji Hipotesis ... 43
3.6.2.1. Uji Spesifikasi Model F ... 43
3.6.2.2. Uji t ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 46
4.1.1. Klasifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46
4.1.2. Klasifikasi Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif ... 46
4.1.3.Klasifikasi Berdasarkan Kemampuan Berkomunikasi ... 47
4.1.4. Klasifikasi Berdasarkan Kemampuan Intelektual ... 50
4.1.5. Klasifikasi Berdasarkan Kepribadian ……....…………. 53
4.1.6. Klasifikasi Berdasarkan Pemahaman Akuntansi....…….56
4.2. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 59
4.2.1. Uji Kualitas Data ... 59
4.2.1.1. Uji Validitas ... 59
4.2.1.2. Uji Reliabilitas ... 62
4.2.1.3. Uji Normalitas ... 62
4.2.2.2. Heterokedasitas ... 64
4.2.3. Analisis Regresi Berganda ... 65
4.2.4. Koefisien Determinasi ... 66
4.2.5. Uji Hipotesis ... 67
4.2.5.1. Uji Kesesuaian Model Regresi ... 67
4.2.5.1.1 Uji F ... 67
4.2.5.1.2 Uji t………...………68
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 70
4.4. Konfirmasi Hasil Penelitian dengan Tujuan dan
Manfaat Penelitian... 75
4.5. Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang .. 77
4.6. Keterbatasan Penelitian ... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan... 79
5.2. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Statistik Responden Berdasarkan jenis Kelamin ... 46
Tabel 4.2. Statistik Responden Responden berdasarkan IPK ... 46
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban
Responden Mengenai Variabel Kemampuan Berkomunikasi ... 47
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban
Responden Mengenai Variabel Kemampuan Intelektual ... 50
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban
Responden Mengenai Variabel Kepribadian ... 53
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban
Responden Mengenai Variabel Pemahaman Akuntansi ... 56
Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Berkomunikasi ... 59
Tabel 4.9. Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Intelektual ... 59
Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas Variabel Kepribadian ... 60
Tabel 4.11. Hasil Uji Validitas Variabel Pemahaman Akuntansi ... 61
Tabel 4.12. Hasil Uji Reliabilitas Masing-masing Variabel ... 62
Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas ... 62
Tabel 4.14. Hasil Uji Multikolinearitas ... 64
Tabel 4.15. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 64
Tabel 4.16. Hasil Estimasi Koefisien Regresi ... 65
Tabel 4.19. Hasil Uji t Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ... 69
DAFTAR GAMBAR
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI, KEMAMPUAN INTELEKTUAL,
DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI
MAHASISWA
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur)
Oleh :
Mohamad Zaid
Abstrak
Pendidikan tinggi akuntansi sebagai sebuah institusi yang menghasilkan
lulusan dalam bidang akuntansi dituntut tidak hanya menguasai kemampuan di
bidang akademik saja, tetapi juga kemampuan lain di bidang tertentu (
softskill)
sehingga memiliki nilai tambah dalam bersaing di dunia kerja. Dalam
melaksanakan pekerjaannya secara professional, lulusan fakultas ekonomi ini
membutuhkan pemahaman yang cukup mengenai akuntansi itu sendiri.
Pemahaman akuntansi merupakan pemahaman seorang mahasiswa untuk
mengerti tentang akuntansi. Disini pemahaman akuntansi diukur berdasarkan
nilai mata kuliah pengantar akuntansi, akuntansi keuangan menengah,
akuntansi keuangan lanjutan, pemeriksaan akuntansi (audit), dan teori
akuntansi.
Penelitian ini dilaksanakan secara survey yang menggunakan data primer
dari responden yang menjadi obyek penelitian. Sampel yang digunakan
sebanyak 61 Mahasiswa akuntansi tahun 2007. Skala pengukuran yang dipakai
untuk mengukur variabel X dan Y yaitu dengan menggunakan Skala Interval
yang tidak hanya mengelompokkan individu namun juga mengukur besaran
perbedaan preferensi antar individu. Sedangkan teknik penyusunan skala
menggunakan metode perbedaan semantik (
Semantik Differetial Scale
). Data
yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier
berganda dengan alat bantu komputer.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kemampuan berkomunikasi,
kemampuan intelektual, dan kepribadian berpengaruh secara tidak signifikan
terhadap pemahaman akuntansi. Sedangkan variabel kepribadin berpengaruh
secara signifikan terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa. Pemahaman
akuntansi mahasiswa S1 Akuntansi dipengaruhi oleh kemampuan komunikasi,
berpikir kritis, dan kepribadian sebesar 26,3%. Sedangkan sisanya dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan tinggi akuntansi sebagai sebuah institusi yang
menghasilkan lulusan dalam bidang akuntansi dituntut tidak hanya
menguasai kemampuan di bidang akademik saja, tetapi juga kemampuan
lain di bidang tertentu (softskill) sehingga memiliki nilai tambah dalam
bersaing di dunia kerja. Dalam melaksanakan pekerjaannya secara
professional, lulusan fakultas ekonomi sangat membutuhkan pemahaman
yang cukup mengenai akuntansi itu sendiri. Hal ini disebabkan karena
tuntutan pekerjaan itu sendiri yang mewajibkan lulusan ekonomi khususnya
di bidang akuntansi harus memahami benar mengenai ilmu yang mereka
tekuni. Pada umumnya dalam masyarakat terdapat anggapan bahwa
pendidikan tinggi merupakan persiapan untuk menghadapi kehidupan di
masa yang akan datang. Perguruan tinggi merupakan jenjang peralihan dari
masa anak-anak (siswa) berproses menjadi seorang manusia yang
mempunyai jati diri. Dengan memasuki perguruan tinggi, seorang
mahasiswa diharapkan dapat mempersiapkan diri untuk menyongsong
kehidupannya agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Menurut Afandi (2008) akuntansi merupakan kegiatan jasa yang
penganalisaan data keuangan perusahaan. Kegiatan pencatatan dan
penggolongan merupakan proses yang dilakukan secara rutin dan
berulang-ulang setiap kali terjadi transaksi keuangan. Pemahaman berasal dari kata
paham yang mempunyai arti mengerti benar, sedangkan pemahaman
merupakan proses perbuatan cara memahami (Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia
Senja, 2008 : 607-608). Tanda seorang mahasiswa memahami akuntansi
tidak hanya ditunjukkan dari nilai-nilai yang di dapatkannya dalam mata
kuliah, tetapi juga apabila mahasiswa tersebut mengerti dan dapat
menguasai konsep-konsep yang terkait. Mahasiswa dapat dikatakan
menguasai atau memahami akuntansi apabila ilmu akuntansi yang sudah di
perolehnya selama ini dapat diterapkan dalam kehidupannya bermasyarakat
atau dengan kata lain dapat dipraktikkan didunia kerja
(http://eprints.undip.ac.id/23251/1/SKRIPSI.PDF).
Tingkat pemahaman seseorang dapat ditunjang dari berbagai macam
faktor, salah satunya adalah kemampuan berkomunikasi. Komunikasi
berasal dari bahasa latin yaitu communicare yang berarti memberitahukan,
berpartisipasi, menjadikan milik bersama. Komunikasi dapat didefinisikan
sebagai kegiatan manusia untuk memberitahukan atau menyebarluaskan
informasi, berita, pesan, pengetahuan, pikiran, nilai-nilai dengan tujuan
untuk menggugah partisipasi orang yang diajak. Semakin baik kemampuan
berkomunikasi seseorang maka diharapkan tingkat pemahaman orang
hadapi menjadi semakin baik pula. Seseorang yang mampu mengutarakan
pendapatnya secara baik dan benar akan mempermudah orang lain dalam
memahami apa yang telah ia sampaikan.
Dalam dunia perkuliahan komunikasi merupakan hal yang sangat
penting, Komunikasi merupakan salah satu cara penyampaian materi dari
pengajar ke mahasiswanya. Seorang pengajar yang baik hendaknya
memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik pula. Hal ini dimasudkan
agar mahasiswanya dapat mengetahui dan memahami hal-hal yang
disampaikan oleh pengajar tersebut. Demikian pula dalam hal penyampaian
materi, agar mahasiswa dapat memahami akuntansi dengan baik, pengajar
hendaknya dapat memahami khalayak. Komunikator juga hendaknya
mempermudah bahasa yang digunakan, sehingga khalayak (dalam hal ini
adalah mahasiswa) dapat memahami penjelasan yang diberikan oleh
komunikator (pengajar) (Cangara, 2009). Hal ini juga dapat di kaitkan
dengan ilmu akuntansi, semakin baik kemampuan berkomunikasi seorang
mahasiswa maka semakin baik pula tingkat pemahaman mahasiswa tersebut
dalam menyelesaikan masalah.
Kemampuan berkomunikasi dan pemahaman seseorang tidak lepas
dari intelektualitas yang ia miliki. Kemampuan intelektual merupakan
kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan mental. Menurut
Robbin dalam Munari (2009) kemampuan intelektual memiliki beberapa
kecepatan konseptual, penalaran induktif, penalaran deduktif, visualisasi
ruangan, ingatan). Winkel dalam buku psikologi pengajaran (2005:112)
menyatakan bahwa intellectual skill adalah kemampuan untuk
berhubungkan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk
representasi, khususnya konsep dan berbagi lambang/simbol (huruf, angka,
kata, gambar). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan intelektual
merupakan kemampuan mahasiswa dalam membaca, memahami dan
menginterprestasikan setiap informasi.
Selain kemampuan berkomunikasi dan intelektual, hal yang tidak
kalah penting dalam pemahaman seseorang tentang ilmu akuntansi adalah
kepribadian. Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan
individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta
menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari
dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional
yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat
dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau
belajar serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan
semakin matang dan mantap kepribadiannya (Depkes dalam Saputra, 2006).
Di UPN “Veteran” JATIM khususnya Program Studi Akuntansi,
jumlah mahasiswa reguler angkatan 2007 yang masih aktif mengikuti
merupakan jumlah terbanyak diantara progdi lain yang berada di bawah
naungan Fakultas Ekonomi. (UPT Telematika, 2010-2011)
Dari data yang diperoleh khususnya untuk angkatan 2007, tingkat
pemahaman akuntansi yang dapat diindikatorkan melalui nilai untuk bidang
kajian akuntansi adalah sebagai berikut. Untuk mata kuliah Akuntansi
Keuangan Menengah (AKM) I, total mahasiswa yang mengambil mata
kuliah ini sebanyak 155 mahasiswa. Dari total 155 mahasiswa, sebesar
54,19% mendapat nilai A sampai B-. Sisanya yaitu sebesar 45,81%
mendapat nilai dibawah B-. Sedangkan untuk mata kuliah yang lain semisal
Akuntansi Keuangan Lanjutan (AKL), total mahasiswa yang mengambil
mata kuliah ini sebanyak 137 mahasiswa. Dari total 137 mahasiwa ini,
sebesar 81,04% mendapat nilai A sampai B-. Sedangkan sisanya sebesar
18,96% mendapat nilai dibawah B-. (Biro Admik, 2010). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa akuntansi angkatan 2007
memiliki tingkat pemahaman akuntansi yang baik. Hal ini sejalan yang
dikemukakan oleh Eko Wahyu Saputro (2006) yang menyimpulkan bahwa
kepribadian berpengaruh terhadap motivasi menyelesaikan studi di Jurusan
Akuntansi.
Penelitian lain juga pernah dilakukan oleh Diah H S dan Nurjanti
(2007) menyimpulkan bahwa kemampuan berkomunikasi yang baik dapat
membantu seorang mahasiswa dalam memahami sebuah permasalahan yang
itu penelitian lain yang tidak kalah penting pernah dilakukan oleh Munari
(2009) menyimpulkan bahwa kemampuan intelektual seseorang
berpengaruh terhadap nilai pengantar akuntansi.
Namun fenomena yang terjadi saat ini, sebagian peserta didik tidak
dapat mengungkapkannya suatu kasus secara langsung kepada dosen saat
mengikuti pelajaran di kelas, sebagian mahasiswa Program Studi Akuntansi
angkatan 2007 cenderung memilih diam. Ketika ditanyakan alasannya,
subyek menjawab bahwa mereka tidak dapat berpikir jika berhadapan
langsung dengan dosen. Subyek lebih suka apabila ujian diadakan secara
tertulis, bukan lisan. Mereka beranggapan bahwa ujian secara tertulis
membuat mereka lebih tenang dalam berpikir dan menjawab soal yang
diajukan.
Dari fenomena yang ada dan beberapa penelitian sebelumnya maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Kemampuan
Berkomunikasi, Kemampuan Intelektual dan Kepribadian Terhadap
Pemahaman Akuntansi Mahasiswa”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan, sebagai berikut : “Apakah kemampuan berkomunikasi,
pemahaman akuntansi mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur?”
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris
kemampuan berkomunikasi, kemampuan intelektual dan kepribadian
terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan. Adapun pihak-pihak tersebut antara lain :
1. Bagi Akademik
Dapat menjadi salah satu sumber informasi dan bahan
pertimbangan untuk mengkaji materi-materi yang berhubungan
dengan kemampuan komunikasi, pemikiran kritis, dan
kepribadian pada mahasiswa. Sehingga akan didapat hasil yang
optimal bagi proses belajar mahasiswa
Memperoleh informasi tambahan dan pemahaman yang lebih baik
mengenai kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan
kepribadian terhadap pemahaman akuntansi.
3. Bagi Pembaca
Dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang cara
berkomunikasi yang baik dan tepat serta berpikir kritis untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Pelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini pernah
dikaji dalam beberapa skripsi senelumnya. Pada bagian ini dibahas hal-hal
yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan sehingga dapat
diketahui persamaan ataupun perbedaannya.
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah kepribadian
pernah dilakukan oleh Eko Wahyu Saputro (2006) dengan Judul “Pengaruh
Keinginan Memperoleh Gelar Akutan, Pemahaman Tentang Manfaat Gelar
Akuntan, dan Tipe Kepribadian terhadap Motivasi Menyelesaikan Studi
Tepat Waktu di Jurusan Akuntansi”. Kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian yang telah dilakukannya adalah bahwa keinginan memperoleh
gelar akuntan, pemahaman tentang manfaat gelar akuntan, dan tipe
kepribadin berpengaruh terhadap motivasi menyelesaikan studi di Jurusan
Akuntansi terbukti kebenarannya. Hipotesis yang menyatakan bahwa
Keinginan Memperoleh Gelar Akuntan, mempunyai pengaruh yang paling
dominan terhadap Motivasi Menyelesaikan Studi tidak terbukti
kebenarannya. Variabel yang terbukti berpengaruh dominan adalah
Selanjutnya penelitian lain yang berkaitan dengan kemampuan
berkomunikasi pernah di lakukan oleh Diah H S dan Nurjanti (2007) dengan
Judul “Kemampuan Mahasiswa Berkomunikasi Lisan Melalui Proses
Belajar Mengajar”. Kesimpulan yang dapat di ambil dari penilitian ini
adalah bahwa pengujian hipotesis yang menyebutkan terdapat perbedaan
tingkat ketakutan dalam berkomunikasi lisan antara mahasiswa baru dengan
mahasiswa tingkat akhir dapat diterima. Hasil mean tingkat ketakutan
berkomunikasi lisan mahasiswa baru lebih besar dari pada mahasiswa lama.
Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa baru lebih takut untuk
berkomunikasi lisan sehingga kemampuan berkomunikasi mahasiswa baru
lebih rendah dibanding mahasiswa lama.
Adapun penelitian lain yang tidak kalah penting yang berhubungan
dengan kemampuan intelektual pernah dilakukan oleh Munari (2009)
dengan Judul ” Kajian nilai pengantar akuntansi mahasiswa baru program
studi akuntansi “. Disimpulkanan berdasarkan hasil penelitian yang telah di
lakukan dapat diketahui bahwa ketiga variabel bebas yaitu kebiasaan
belajar, kemampuan dan usaha, kemampuan intelektual, hanya variabel
kemampuan dan usaha, kemampuan intelektual berpengaruh terhadap nilai
pengantar akuntansi. Sedangkan untuk kebiasaan belajar tidak bepengaruh.
Tidak berpengaruhnya kebiasaan belajar terhadap nilai pengantar akuntansi
menunjukkan bahwa kebiasaan belajar bukan merupakan faktor utama yang
atau meningkatnya nilai pengantar akuntansi dapat disebabkan karena
tingkat kemampuan dari masing-masing individu yang berbeda meskipun
seseorang kurang memiliki kebiasan belajar namun apabila tingkat
pemahaman kemampuan berfikir dan tingkat ingatan atas materi-materi
pelajaran yang dimiliki individu baik maka secara tidak langsung dapat
meningkatkan nilai
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Akuntansi
2.2.1.1 Pengertian Akuntansi
Ziegel dan Marconi (1989) dalam Akuntansi Keprilakuan (Ikhsan dan
Ishak, 2005 : 4) mendefinisikan sebagai suatu disiplin jasa yang mampu
memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu mengenai masalah
keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan
eksternal da;am proses pengambilan keputusan ekonomi.
Perspektif yang lebih luas ditawarkan oleh American Accounting
Association (AAA) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu proses
pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi
ekonomi yang memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan
berinformasi oleh pemakai informasi dan yang terkini (Ikhsan dan Ishak,
Accounting Principle Board (APB) Statemen No. 4 mendefinisikan
akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan
informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu
badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan
keputusan ekonomi sebagai dasar memilih diantara berbagai alternatif
(Harahap 2007 : 5)
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan suatu
proses pengindentifikasian, pengukuran dan pengkomunikasian informasi
ekomomi yang fungsinya memberikan informasi kuantitatif, umumnya
dalam ukuran uang mengenai suatu badan ekonomi untuk membantu
pemakai internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan
ekonomi.
2.2.1.2. Bidang-bidang Akuntansi
Seperti halnya bidang-bidang kegiatan yang lain, akuntansi juga memiliki
bidang – bidang khusus sebagai akibat dari perkembangan zaman.
Perkembangan ini kemudian menjadi dasar pemikiran dalam
perkembangan kurikulum pendidikan akuntansi. Materi-materi khusus
yang dipelajari dalam bidang studi akuntansi adalah :
a. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
Bidang ini berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekonomi
untuk pihak-pihak diluar perusahaan. (Soemarsono dalam Riswanti
: 18, 2010)
b. Pemeriksaan Akuntansi (Auditing)
Bidang ini berhubungan dengan audit secara bebas terhadap
laporan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan. Walaupun tujuan
utama audit adalah agar informasi akuntansi yang disajikan dapat
lebih dipercaya, namun ada tujuan-tujuan lain yang dapat dicakup.
Misalnya, memastikan ketaatan terhadap kebijakan, prosedur, atau
peraturan serta menilai efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan.
(Soemarsono dalam Riswanti : 18, 2010).
c. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Pengertian Akuntansi manajemen adalah bagian dari
pengertian akuntansi yang bertujuan membantu manajer untuk
menjalankan tiga fungsi pokoknya, yaitu perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan. Kehadiran akuntansi
manajemen atau sistem informasi manajemen dalam perusahaan
merupakan suatu sistem yang akan memberikan informasi kepada
manajemen untuk membantu pihak-pihak internal untuk mencapai
tujuan organisasi.(makalah manajemen dot com)
d. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Bidang ini menekankan pada penetapan dan kontrol atas biaya. Ia
utama akuntansi biaya adalah mengumpulkan dan menganalisis
data mengenai biaya, baik biaya yang telah maupun yang akan
terjadi. (Soemarsono dalam Riswanti : 19, 2010)
e. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)
Laporan akuntansi yang digunakan untuk tujuan perpajakan
berbeda dengan laporan untuk tujuan lain. Hal ini disebabkan oleh
berbedanya konsep tentang transaksi dan terjadinya keuangan,
metode pengukuran dan cara pelaporan. Untuk tujuan pajak,
konsep tentang transaksi dan kejadian keuangan serta bagaimana
mengukur dan melaporkannya ditetapkan oleh peraturan
perpajakan. (Soemarsono dalam Riswanti : 19, 2010).
f. Akuntansi Pemerintahan (Government Accounting)
Bidang ini mengkhususkan diri dalam pencatatan dan pelaporan
transaksi-transaksi yang terjadi di badan pemerintahan. Ia
menyediakan laporan akuntansi tentang aspek kepengurusan
(business aspect) dari administrasi keuangan Negara. (Soemarsono
dalam Riswanti : 19, 2010)
g. Sistem Akuntansi (Accounting System)
Bidang ini menyediakan informasi keuangan maupun
non-keuangan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan organisasi
secara efektif. Melalui sistem ini diproses informasi yang
kreditur, badan-badan pemerintah, pimpinan perusahaan, pegawai,
dan pihak-pihak lain. (Soemarsono dalam Riswanti : 19, 2010)
h. Akuntansi Keprilakuan (Behavioural Accounting)
Bidang ini menggunakan metodologi ilmu pengetahuan perilaku
untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan
melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis
dan hasil mereka (Ikhsan dan Ishak, 2005: 4).
2.2.2 Akuntansi Keperilakuan
2.2.2.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi merupakan suatu sistem yang mengasilkan laporan keuangan
yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan para pemakainya,
sedangkan ilmu keprilakuan adalah merupakan bagian dari ilmu sosial
yang membahas tentang perilaku manusia. Jadi akuntansi keprilakuan
dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menghubungkan manusia dengan
sistem akuntansi (Ikhsan dan Ishak, 2005 : 1 ).
2.2.2.2. Tujuan Akuntansi Keperilakuan
Tujuan dari akuntansi keperilakuan adalah untuk melakukan pengukuran
dan evaluasi tindakan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan
dan pengambilan keputusan, baik bersifat internal maupun eksternal
(Ikhsan dan Ishak, 2005 : 4 )
2.2.3.1. Pengertian Pemahaman Akuntansi
Agar seorang dosen dan mahasiswa dapat berinteraksi dengan baik
diperlukanlah suatu pemahaman. Pemahaman seorang mahasiswa
akuntansi pada dasarnya merupakan pemahaman keseluruhan
kepribadiannya dengan segala latar belakang dan interaksinya dengan
lingkungannya. Paham dalam kamus bahasa Indonesia memiliki arti
pandai atau mengerti benar, sedangkan pemahaman adalah proses, cara,
perbuatan memahami atau memahamkan. Hal ini berarti orang yang
memiliki pemahaman akuntansi merupakan orang yang pandai dan
mengerti benar akan akuntansi.
Dalam hal ini pemahaman akuntansi di ukur dengan menggunakan nilai
mata kuliah akuntansi yaitu pengantar akuntansi, akuntansi keuangan
menengah, akuntansi keuangan lanjutan, auditing, dan teori akuntansi.
Mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah yang menggambarkan
unsur-unsur akuntansi secara umum (Melandy dan Aziza, 2006).
Jadi, mahasiswa dapat dikatakan menguasai atau memahami apabila ilmu
akuntansi yang diperolehnya selama ini dapat diterapkan dalam
kehidupan bermasyarakat atau dengan kata lain dapat dipraktekkan di
dunia kerja, dan seberapa mengarti seorang mahasiswa terhadap apa yang
telah dipelajari dalam hal ini mengacu pada mata kuliah akuntansi pokok.
Tujuan pemahaman akuntansi menurut Suwardjono (1999) dalam
Praptiningsih (2009) adalah :
1. Memahamkan pengetahuan tanpa menimbulkan kekeliruan tentang
arti akuntansi, artinya jangan sampai mahasiswa mempunyai
wawasan yang sempit mengenai ruang lingkup akuntansi baik
sebagai pengetahuan maupun sebagai bidang pekerjaan.
2. Menanamkan sikap positif terhadap pengetahuan akuntansi yang
cukup luas lingkupnya, khususnya untuk mereka yang tidak
mengambil jurusan akuntansi
3. Memotivasi agar pengetahuan akuntansi dimanfaatkan dalam
praktik bisnis atau organisasi lainnya yang keberhasilannya
sebenarnya ditentukan oleh informasi keuangan.
2.2.4 Komunikasi
2.2.4.1. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang
artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua
orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata bahasa Latin
Communico, yang artinya membagi (Cherry dalam Cangara, 2009).
Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang
mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human
simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya
dengan (1) membangun hubungan antarsesama manusia; (2) melalui
pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang
lain; serta (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Cangara,
2009).
Berdasarkan berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
komunikasi merupakan interaksi antar pribadi, dimana terdapat
pertukaran informasi yang bertujuan untuk membangun hubungan antar
manusia.
2.2.4.2. Unsur Komunikasi
Aristoteles, ahli filsafat Yunani Kuno dalam bukunya Rhetorica
menyebutkan bahwa suatu proses komunikasi memerlukan tiga unsur
yang mendukungnya, yakni siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan,
dan siapa yang mendengarkan (Cangara 2009 : 22).
Menurut Cangara (2009) unsur-unsur komunikasi adalah :
1. Sumber
Sering disebut pengirim atau komunikator.
2. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu
Media merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan
dari sumber kepada penerima.
4. Penerima
Merupakan pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh
sumber.
5. Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,
dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah
menerima pesan.
6. Tanggapan Balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah
salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima.
Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur
lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada
penerima.
7. Lingkungan
Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat
memengaruhi jalannya komunikasi.
2.2.4.3. Tipe Komunikasi
Menurut Cangara (2009 : 30) tipe komunikasi dibagi menjadi empat
1. Komunikasi dengan diri sendiri
Merupakan proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu,
atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan diri sendiri.
2. Komunikasi antarpribadi
Proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih
secara tatap muka.
3. Komunikasi Publik
Merupakan suatu proses komunikasi dimana pesan-pesan
disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan
khalayak yang lebih besar.
4. Komunikasi Massa
Merupakan proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya
dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang
sifatnya msssal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti
radio, televisi, surat kabar, dan film.
2.2.4.4. Fungsi Komunikasi
Harold D. Lasswell (Cangara 2009 : 59) mengemukakan bahwa fungsi
komunikasi antara lain :
2. Beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada.
3. Melakukan transformasi warisan social kepada generasi berikutnya.
Selain itu, fungsi komunikasi juga bisa ditelusuri dari tipe komunikasi itu
sendiri yaitu :
1. Komunikasi dengan Diri sendiri berfungsi untuk mengembangkan
kreatifitas imajinasi, memahami dan mengendalikan diri serta
meningkatkan kematangan berfikir sebelum mengambil keputusan.
2. Komunikasi antar pribadi berfungsi untuk meningkatkan hubungan
insan (human relations), menghindari dan mengatasi
konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu serta berbagi
pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.
3. Komunikasi Publik berfungsi untuk menumbuhkan semangat
kebersamaan, memengaruhi orang lain, memberi informasi,
mendidik, dan meghibur.
4. Komunikasi Massa berfungsi untuk menyebarluaskan informasi,
meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan
menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang.
2.2.4.5. Gangguan dan Rintangan Komunikasi
Meski gangguan dan rintangan komunikasi dapat dibedakan, tetapi
sebenarnya rintangan komunikasi bisa juga terjadi disebabkan karena
adanya gangguan. Gangguan atau rintangan komunikasi pada dasarnya
1. Gangguan Teknis
Terjadi jika salah satu alat yang digunakan dalam berkomunikasi
mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi melalui
saluran mngalami kerusakan.
2. Gangguan Semantik dan Psikologis.
Gangguan Semantik ialah gangguan komunikasi yang disebabkan
karena kesalahan pada bahasa yang digunakan (Blake, 1979).
Gangguan semantik sering terjadi karena :
a. Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon
bahasa asing sehingga sulit imengertioleh khalayan tertentu.
b. Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa
yang digunakan oleh penerima.
c. Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya,
sehingga membingungkan penerima.
d. Latar belakang budaya yang menyebabkan salah persepsi
terhadap simbol-simbol bahasa yang digunakan.
Rintangan Psikologis terjadi karena adanya gangguan yang
disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu.
3. Rintangan Fisik
Rintangan fisik merupakan rintangan yang disebabkan karena
juga bisa diartikan karena adanya gangguan organik, yakni tidak
berfungsinya salah satu pancaindra paa penerima.
4. Rintangan Status
Rintangan status ialah rintangan yang disebabkan karena jarak
sosial di antara peserta komunikasi.
5. Rintangan Kerangka Berpikir
Rintangan kerangka berpikir ialah rintangan yang disebabkan
adanya perbedaan persepsi antara komunikator dengan khalayak
terhadap pesan yang digunakan dalam berkomunikasi. Hal ini
disebabkan karena latar belakang pengalaman dan pendidikan yang
berbeda.
6. Rintangan Budaya
Rintangan budaya ialah rintangan yang terjadi yang disebabkan
adanya perbedaan norma, kebebasan, dan nilai-nilai yang dianut
oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi.
2.2.5. Kemampuan Intelektual
2.2.5.1. Pengertian intelektual
Dalam kehidupan sehari-hari orang bekerja,berfikir menggunakan
pikiran(intelek)nya. Cepat tidaknya dan terpecahkan atau tidaknya suatu
masalah tergantung kepada kemampuaan intelegensinya. Dilihat dari
intelegensinya, kita dapat mengatakan seseorang pandai atau bodoh,
Besar Bahasa Indonesia, Intelektual berarti cerdas, berakal, dan
berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan (Depdikbud,2000:437).
Istilah intelek menurut Chaplin(1981) berasal dari kata intelek (bahasa
inggris) yang berarti : ”Proses kognitif berfikir,daya menghubungkan
serta kemampuan menilai dan mempertimbangkan dan kemampuan
mental atau intelegensi”(Soeparwoto,2005:81). Menurut Wiliam Stem,
Intelegensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada
kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai
dengan tujuan (Purwanto, 2003:52).
Wechler merumuskan intelegensi sebagai keseluruhan kemampuan
individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan
mengelola dan menguasai lingkungan secara efektif (suharto &
hartono,1991: 100). Menurut Robbins (2001 : 46) kemampuan intelektual
adalah kemampuan mental.
Berkaitan dengan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan intelektual adalah kapasitas umum dari kesadaran individu
untuk berfikir, menyesuaikan diri, memecahkan masalah yang dihadapi
secara bijaksana, cepat dan tepat baik yang dialami diri sendiri maupun
dilingkungan.
2.2.5.2. Dimensi Kemampuan Intelektual
Rubbins (2001 : 46) ,menyebutkan dimensi yang membentuk
1. Kelahiran berhitung adalah kemampuan untuk berhitung dengan
cepat dan tepat.
2. Pemahaman verbal adalah kemampuan memahami apa yang dibaca
atau didengar serta hubungan kata satu dengan yang lainnya.
3. Kecepatan konseptual adalah kemampuan mengenali kemiripan
dan beda visualn dengan cepat dan tepat.
4. Penalaran Induktif adalah kemampuan mengenali suatu urutan
logis dalam suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah itu.
5. Penalaran deduktif adalah kemampuan menggunakan logika dan
menilai implikasi dari suatu argument.
6. Visualisai ruang adalah kemampuan membayangkan bagaimana
suatu obyek akan tampakseandainya posisinya dalam ruang diubah.
7. Ingatan(memori)adalah kemampuan mendalam dan mengenang
kemabali pengalaman masa lalu.
Sedangkan Menurut Munzert (2003:36), indentifikasi kemampuan
intelektual yang tertuang dalam sikap intelegensi (Intelegent Behavior)
antara lain:
1. Mengenal soal pengetahuan dan informasi kepengertian yang lebih
luas.
2. Ingatan.
3. Aplikasi akan tepatnya belajar dari situasi yang berlangsung.
5. Keseluruhan tindakan menempatkan segalanya dengan seimbang
dan efisien.
2.2.5.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi intelektual
Menurut purwanto (2003 : 57) faktor-faktor yang mempengaruhi
intelektual seseorang :
1. Pembawaan
Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan cirri-ciri yang dibawa
sejak lahir . batas-batas kesanggupan kita yakni dapat tidaknya
memecahkan suatu soal pertama-pertama ditentukan oleh
pembawaan kita. Orang itu ada yang pintar dan ada yang bodoh.
Meskipun menerima latihan dan pelajaran yang sama,
perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada.
2. Kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan ,tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dilakukan
telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan
fungsinya masing-masing. Kematangan berhubungan erat dengan
umur.
3. Pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan diluar diri seseorang yang
pembentukan sengaja(seperti yang dilakukan sekolah-sekolah)dan
pembentukan tidak sengaja(pengaruh alam sekitar).
4. Minat
Minat adalah mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan
merupakan dorongan bagi perbuatan itu apa yang menarik minat
seseorang untuk menjadi guru mendorongnya untuk berbuat lebih
giat dan lebih baik.
5. Kebebasan
Kebebasan adalah bahwa manusia itu dapat memilih
metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah.
2.2.6. Kepribadian
2.2.6.1. Pengertian Kepribadian
Beberapa orang bersifat pasif dan pendiam, sementara yang lainnya ceria
dan agresif. Ketika kita menggambarkan orang dari segi karakteristiknya,
seperti pendiam, setia, ambisius, atau suka bergaul, kita mengkategorikan
mereka dari segi sifat-sifat kepribadian. Menurut Robbins (2001),
kepribadian seseorang merupakan suatu konsep dinamis yang
menggambarkan pertumbuhan dan pengembangan dari system psikologis
keseluruhan dari seseorang. Menurut Behling dan Eikel tidak ada cirri
Kepribadian menurut Gibson, dkk (1996 : 156) adalah serangkaian ciri
yang relatif mantap, kecenderngan yang sebagian besar dibentuk oleh
faktor keturunan dan faktor sosial, kebudayaan, dan lingkungan. Dalam
mendefinisikan kepribadian ada beberapa prinsip pada umumnya yang
diterima ahli psikologi, yaitu :
1. Kepribadian adalah suatu keseluruhan yang terorganisasi. Apabila
tidak demikian maka individu itu tidak akan mempunyai arti.
2. Kepribadian kelihatannya diorganisasi dalam pola-pola. Pola ini
sedikit banyak dapat diamati dan diukur.
3. Walaupun kepribadian itu mempunyai dasar biologis, tetai
perkembangan khususnya adalah hasil dari lingkungan sosial dan
kebudayaan.
4. Kepribadian memiliki segi-segi yang dangkal, seperti sentiment
atau perasaan mengenai wewenang atau etika kerja.
5. Kepribadian mencakup ciri-ciri umum dank has. Setiap orang
berbeda dari setiap orang lain dalam beberap hal, sedangkan dalam
beberapa hal serupa.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
kepribadian merupakan sesuatu yang ada dalam diri seseorang yang
dapat membedakan antara yang satu dengan yang lain.
Kepribadian seseorang dewasa sekarang umumnya dianggap terbentuk
baik dari faktor lingkungan, dalam kondisi situasional (Robbins, 2001 :
50-52).
1. Keturunan
Tiga arus riset yang berbeda memberikan beberapa kredibilitas
kepada argumen bahwa hereditas atau keturunan memainkan satu
bagian penting dalam menentukan kepribadian seseorang. Arus
pertama melihat pada tiang fondasi genetik dan perilaku dan
tempramen manusia di kalangan anak-anak kecil. Arus kedua
mengemukakan studi tentang dua anak kembar yang dipisahkan
pada saat lahir. Arus ketiga memeriksa konsistensi dalam kepuasan
jabatan sepanjang waktu dan sepanjang situasi.
2. Lingkungan
Diantara faktor-faktor yang memberikan tekanan pada informasi
kepribadian adalah budaya. Lingkungan memainkan satu peran
penting dalam membentuk kepribadian kita.
3. Situasi
Situasi mempengaruhi efek dari keturunan dan lingkungan
terhadap kepribadian. Kepribadian seorang individu, walaupun
berbeda. Permintaan yang bervariasi dari situasi yang berbeda
menimbulkan aspek yang berbeda dari kepribadian seseorang.
2.2.6.3. Teori Kepribadian
Pendekatan teoritis dalam Gibson, dkk (1996 : 157) yang banyak
memahami kepribadian dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
1. Pendekatan ciri/sifat (trait Theories)
Menurut Allport, ciri merupakan bagian yang membentuk
kepribadian, petunjuk jalan bagi tindakan, sumber keunikan
individu. Ciri (Trait) didefinisikan sebagai kecenderungan yang
dapat diduga, yang merupakan perilaku berbuat dengan cara yang
konsisten dan khas.
2. Teori Psikodinamis
Teori psikodinamis menurut Freud adalah susunan personalitas
atau kepribadian seseorang itu dapat menjelaskan dengan kerangka
ketidaksadaran. Freud percaya bahwa ada tiga hal penting yang
saling berhubungan, dan berlawanan (konflik). Ketiga hal tersebut
adalah :
a. Identitas Diri (ID)
Merupakan bagian dari kepribadian primitif dan tidak sadar,
yang menjadi gudang bagi perangsang pokok. Bagian ini
mempertimbangkan apakah hal-hal yang diinginkan itu
mungkin atau dapat diterima secara moral.
b. Superego
Adalah gudang nilai-nilai individu termasuk sikap moral
yang dibentuk oleh masyarakat. Superego dapat disamakan
dengan hati nurani.
c. Ego
Berfungsi sebagai penengah dalam pertentangan. Ego
mewakili gambaran seseorang mengenai suatu kenyataan
fisik dan sosial. Suatu gambaran mengenai apa yang akan
menimbulkan sesuatu dan hal-hal yang mungkin terjadi
dalam dunia yang dialaminya. Bagian dari tugas ego adalah
memilih tindakan yang member keputuasan kepada desakan
hati tanpa menimbulkan akibat yang tidak dikehendaki.
3. Teori Humanistik
Teori ini menekankan pentingnya cara berpersepsi terhadap
dunia mereka dan kekuatan yang mempengaruhinya.
Pendekatan Carl Rogers atas pemahaman kepribadian adalah
Humanistic atau terpusat pada orang (people centered). Ia
menasehatkan agar kita mendengarkan apa dikatakan orang
mengenai dirinya sendiri dan memperlihatkan pandangan
berkeyakinan bahwa perangsang organism manusia yang
paling mendasar adalah tertuju pada perwujudan diri, usaha
keras yang terus menerus untuk mewujudkan potensi yang
melekat pada dirinya.
2.2.7. Kerangka Pikir
2.2.7.1. Pengaruh Komunikasi terhadap Pemahaman Akuntansi
Komunikasi merupakan salah satu cara penyampaian materi dari
pengajar ke mahasiswanya. Seorang pengajar yang baik hendaknya
memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Hal ini dimasudkan agar
mahasiswanya dapat mengetahui dan memahami hal-hal yang
disampaikan oleh pengajar. Demikian pula dalam hal penyampaian
materi. Agar mahasiswa dapat memahami akuntansi dengan baik,
pengajar hendaknya dapat memahami khalayak. Komunikator juga
hendaknya mempermudah bahasa yang digunakan, sehingga khalayak
(dalam hal ini adalah mahasiswa) dapat memahami penjelasan yang
diberikan oleh komunikator (pengajar) (Cangara, 2009).
Menurut Teori Analisis Transaksional yang dikemukakan oleh Eric
Berne, dalam konteks komunikasi, Analisis Transaksional dapat diartikan
sebagai mengurai secara sistematis proses pertukaran pesan yang bersifat
timbal balik di antara perilaku komunikasi. Dalam Analisis
Transaksional, akan diketahui apa yang sesungguhnya terjadi dalam diri
kita mengidentifikasi, memahami, dan mengendalikan aspek-aspek yang
terkait dengan komunikasi yang sedang berlangsung (Santoso dan
Setianingsih, 2010).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pemahaman setiap
individu, sehingga dapat dikatakan pula bahwa kemampuan komunikasi
juga berpengaruh tehadap pemahaman akuntansi yang dimiliki oleh
setiap mahasiswa.
2.2.7.2. Pengaruh Kemampuan Intelektual Terhadap Pemahaman Akuntansi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Intelektual berarti cerdas,
berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan
(Depdikbud,2000:437). Wechler merumuskan intelegensi sebagai
keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara
terarah serta kemampuan mengelola dan menguasai lingkungan secara
efektif (suharto & hartono,1991: 100). Menurut Robbins (2001 : 46)
kemampuan intelektual adalah kemampuan mental.
Berkaitan dengan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan intelektual adalah kapasitas umum dari kesadaran individu
untuk berfikir, menyesuaikan diri, memecahkan masalah yang dihadapi
secara bijaksana, cepat dan tepat baik yang dialami diri sendiri maupun
dilingkungan. Sehingga semakin tinggi kemampuan intelektual seseorang
dapatkan. Dalam kasus ini, kemampuan intelektual akan sangat
berpengaruh khususnya dalam bidang pemahaman akuntansi.
2.2.7.3. Pengaruh Kepribadian terhadap Pemahaman Akuntansi
Menurut Teori Humanistik yang ditentukan oleh Freud, kepribadian
disebabkan oleh karena orang-orang yang menghadapi rangsangan
fundamental, sebuah pertempuran berkelanjutan antara kedua bagian dari
kepribadian yakni apa yang dinamakan dengan The ID dan Superego
yang dimoderasi oleh ego (Gibson, dkk, 1996). Menurut teori ini,
pengajar harus memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami
dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah
perilakunya, pengajar harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan
siswa yang ada.
Combs dalam Anonim (2009) berpendapat bahwa yang penting ialah
bagaimana membuat siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari
materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya.
Dari kerangka pikir yang ada, maka dapat di gambarkan sebuah bagan
kerangka pikir sebagai berikut :
Gambar 2.1
[image:50.612.171.509.258.518.2]Regresi Linier Berganda
2.3. Hipotesis
Hipotesis atau dugaan sementara yang dapat di asumsikan dalam
penelitian ini adalah “Kemampuan komunikasi, kemampuan intelektual,
dan kepribadian mempunyai pengaruh terhadap pemahaman akuntansi
mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.”
BAB III
METODE PENELITIAN
Pemahaman Akuntansi (Y)
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1 Definisi Operasional
Definisi Operasional untuk masing-masing variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas (X)
a. Kemampuan Komunikasi (X1)
Kemampuan komunikasi tidak hanya mengacu pada cara
dimana kita berkomunikasi dengan orang lain. Tetapi
meliputi banyak hal seperti bagaimana cara kita menanggapi
lawan bicara, gerakan tubuh, serta mimik muka, nada suara
kita dan banyak hal lainnya.
b. Kemampuan Intelektual (X2)
Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang
diperlukan untuk menjalankan kegiatan mental. Selain itu
kemampuan intelektual merupakan kemampuan mahasiswa
dalam membaca, memahami dan menginterprestasikan setiap
informasi khususnya yang berkaitan dengan Akuntansi
Keuangan dan tidak menutup kemungkinan informasi yang
berkaitan dengan akuntansi secara keseluruhan.
Kepribadian merupakan cirri khas seseorang atau
karakteristik individu yang membedakan orang tersebut
dengan orang lain.
2. Variabel Terikat (Y)
Pemahaman Akuntansi
Mengacu pada pengertian dan pemahaman mahasiswa tentang
akuntansi. Dalam hal ini, seberapa mengerti seorang mahasiswa
terhadap ilmu akuntansi yang telah dipelajari diukur dari
pemahaman dalam mata kuliah akuntansi pokok.
3.1.2. Pengukuran Variabel
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner untuk Variabel Bebas (X) dan Variabel Terikat (Y) yang
digunakan pernah dikembangkan oleh beberapa peneliti sebelumnya.
Untuk Kemampuan Berkomunikasi (X1) Kuesioner dikembangkan dari
penelitian Diah H S dan Nurjanti (2007), Kemampuan Intelektual (X2)
dikembangkan dari penelitian Munari (2009) dan Kepribadian (X3)
diambil dari penelitian Eko Wahyu Saputro (2006). Sedangkan Variabel
Terikat (Y) yaitu Pemahaman Akuntansi, Kuesioner dikembangkan dari
penelitian Riswanti (2010).
Teknik pengukuran skalanya menggunakan Semantik Differetial yaitu
positif terletak di sebelah kanan (angka 7), dan jawaban sangat negatif
terletak di sebelah kiri (angka 1).
Tidak
paham sangat paham
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak paham dengan
pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat
tidak paham dengan paham. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1
sampai 3 cenderung sangat tidak paham dengan pertanyaan yang
diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung paham dengan
pertanyaan yang di berikan. Adapun skala data yang digunakan adalah
interval.
3.2. Teknik Penentuan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur kelas pagi
tahun ajaran 2007 yang masih aktif mengikuti perkuliahan yaitu
sebanyak 154 orang (UPT Telematika, 2010/2011).
3.2.2. Sampel
Pengertian sampel menurut Sumarsono dalam Riswanti (2009 : 48 )
adalah bagian darisebuah populasi, yang mempunyai ciri dan
karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah
sampel harus merupakan representatif dari sebuah populasi.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
simple random sampling yaitu tehnik pengambilan sampel anggota
populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi itu (Sugiono:2003:57). Ukuran sampel yang
dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus
Slovin:
Rumus
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi (154 mahasiswa angkatan 2007)
e = Presentase kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang dapat diinginkan, yaitu 10%
Responden ini mewakili populasi kriteria mahasiswa akuntansi kelas
reguler angkatan 2007 yang telah tercatat sebagai mahasiswa yang masih
aktif pada tahun ajaran 2010/2011, sehingga jumlah sampel yang
dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 61 orang atau responden.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.2. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama
baik dari individu ataupun perseorangan (Umar, 2009 : 42). Data
primer dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh secara
langsung dari jawaban responden melalui penyebaran kuesioner.
2. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih
lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau
pihak lain. Data ini digunakan untuk proses lebih lanjut (Umar,
2009 : 42). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari UPT
Telematika dan biro admik UPN “Veteran” Jawa Timur berupa
data jumlah mahasiswa reguler angkatan 2007 beserta nilai
rata-rata mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I dan Akuntansi
Keuangan Lanjutan masing-masing mahasiwa.
Sumber data merupakan asal mula pengambilan data. Sumber data dalam
penelitian ini diambil dari pengisian kuesioner pada mahasiswa Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur angkatan 2007 kelas pagi yang masih aktif.
3.3.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data untuk
keperluan penelitian (Nazir, 2005:174). Metode pengumpulan data dibagi
atas beberapa kelompok, yaitu :
a. Observasi langsung
Yaitu mengadakan pengamatan langsung di UPN “Veteran” Jawa
Timur untuk mengetahui gambaran yang nyata mengenai data yang
didapat dari wawancara atau kuesioner.
b. Wawancara
Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab secara langsung dengan responden yang
diteliti untuk mendapat keterangan.
c. Kuesioner
Adalah daftar pernyataan tertulis yang ditujukan kepada responden
yang menyangkut dengan masalah penelitian. Dari jawaban
yang mengisi kuesioner adalah para mahasiswa Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
3.4. Uji Kualitas Data
3.4.1. Uji Validitas
Uji validitas (Soemarsono, 2004: 31) dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan.Valid
atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasi antara
skor total yang diperoleh pada masing-masing butir pernyataan, apabila
kolerasi antara skor total dengan skor masing-masing pertanyaan
signifikan, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut
mempunyai validitas.Ukuran untuk menentukan validitas adalah:
Jika t hasil positif, serta t hasil hitung > t tabel berarti pernyataan
valid
Jika t hasil tidak positif, serta t hasil hitung < t tabel berarti
pernyataan tidak valid (Ghozali, 2004 : 110).
3.4.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang
diberikan oleh responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan
(Sumarsono, 2004 : 34). Pengukuran reliabilitas menggunakan tehnik
cronbach alpha, (Ghozali, 2006:44) dengan kriteria pengujian sebagai
Jika alpha > 0,6 (reliabilitas minimum) maka butir atau butir
variabel tersebut reliabel.
Jika alpha < 0,6 (reliabilitas minimum) maka butir atau variabel
tersebut tidak reliabel.
3.4.3. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti
sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut
mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode
diantaranya adalah metode kolmogorov Smirnov (Sumarsono, 2004 : 40).
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data
mengikuti distribusi normal adalah :
Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%
maka distribusi adalah tidak normal.
Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya lebih besar dari 5%
maka distribusi adalah normal (Sumarsono, 2004 : 43)
3.5. Uji Asumsi Klasik
Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu dilakukan
penelusuran terhadap uji asumsi klasik yang meliputi asumsi
multikoliniearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji asumsi
klasik menyatakan bahwa persamaan regresi tersebut harus bersifat
BLUE (Best Linier Unbiased Estimation) artinya pengambilan keputusan
3.5.1. Multikolinearitas
Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi linier antar variable independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas.
Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
multikolinearitas yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation
Factor (VIF). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas. Deteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat
dari besaran VIF, yaitu :
Jika besaran VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.
Jika besaran VIF >10, maka terjadi multikolinearitas. (Ghozali,
2006 : 95-96).
3.5.2. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas (Ghozali,
2006:105). Hal ini bisa diidentifikasi dengan menghitung korelasi Rank
Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dimana nilai
probabilitas yang diperoleh harus lebih besar dari 0,05.
Autokorelasi adalah hubungan yang muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali
2006:99) Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji autokorelasi karena
data dari serangkaian pengamatan tidak tersusun dalam rangkaian waktu
(time series data).
3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.6.1. Teknik Analisis
Berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian di atas, maka tehnik analisis
yang digunakan adalah regresi linier berganda, dengan alasan bahwa
metode ini dapat digunakan sebagai model prediksi terhadap satu
variabel dependen (Y) dengan tiga variabel independen (X1, X2 dan X3).
Adapun model persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah
sebagai berikut (Nazir, 2005 : 463) :
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e
Keterangan :
Y = Pemahaman Akuntansi
X1 = Kemampuan Komunikasi
X2 = Kemampuan Intelektual
X3 = Kepribadian
a = Konstanta
e = Standart error
3.6.2. Uji Hipotesis
3.6.2.1. Uji Spesifikasi Model F
Pengujian hipotesis spesifikasi model untuk model regresi yang
digunakan dengan variabel X1, X2 dan X3 terhadap Y (menurut Anonim,
2009; L-22) digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut :
H0 : bj = 0 (model regresi yang dihasilkan tidak cocok untuk
mengetahui pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y).
H1 : bj ≠ 0 (model regresi yang dihasilkan cocok untuk mengetahui
pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y)
Dimana j = 1,2,3,....,k : variabel ke J sampai ke K
Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat
bebas [n-k] dimana:
n : jumlah pengamatan
k : jumlah variabel
Kriteria kesimpulan :
H0 diterima jika nilai probabilitas ≥ 0,05 H0 ditolak jika nilai probabilitas < 0,05
Dengan nilai F hitung :
(Anonim, 2009 : L-22)
Kriteria pengujian yang digunakan dalam uji F adalah :
Ho ditolak jika Fhit≥ Ftab
3.6.2.2. Uji t
Uji keberartian koefisien dilakukan dengan statistik t. Uji dilakukan
untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap
Y (Menurut Anonim, 2009; L-21) :
1. H0 : bj = 0 (tidak terdapat pengaruh yang nyata diantara X1, X2 atau
X3 terhadap Y)
H1 : bj ≠ 0 (terdapat pengaruh yang nyata X1, X2 atau X3 terhadap
Y)
Dimana j = 1,2,3,....,k : variabel ke J sampai ke K
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 derajat
bebas [n-k] Dimana:
n : jumlah pengamatan
k : jumlah variable
Kriteria kesimpulan :
H0 diterima jika nilai probabilitas ≥ 0,05
H0 ditolak jika nilai probabilitas < 0,05
3. Dengan nilai t hitung :
bj = Koefisien Regresi
se(bj) = Standart eror
4. Daerah kritis H0 melalui kurva distribusi t student dua sisi.
H0 diterima jika – ttab≤ thit≤ ttab H0 ditolak jika thit < - ttab atau thit > ttab
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian.
Hasil yang didapat dari kuesioner yang disebarkan kepada 61
responden adalah sebagai berikut :
[image:64.612.133.508.202.536.2]4.1.1. Klasifikasi berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.1
Statistik Responden Berdasarkan jenis Kelamin
Jenis
Kelamin Jumlah %
Laki – Laki 28 45,9%
Perempuan 33 54,1%
Total 61 100%
Dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa jumlah responden
laki-laki sebanyak 28 mahasiswa (45,9%). Sedangkan untuk jumlah
responden perempuan adalah sebanyak 33 mahasisiwi (54,1%).
[image:65.612.139.511.211.554.2]4.1.2. Klasifikasi berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
Tabel 4.2
Statistik Responden berdasarkan IPK
IPK Jumlah %
2,00 - 2,50 0 0%
2,51 - 3,00 21 34,4%
3,01 - 3,50 39 64%
3,51 – 4,00 1 1,6%
Juml