2.1Hasil Penelitian Ter da hulu
Hasil penelitian terdahulu yang dapat memberikan kontribusi dan menjadi acuan dalam penyusunan ini adalah penelitian yang dilakukan oleh :
1. Nugroho Ardhi Setiawan dan I Made Bayu Dirgantara, “analisis faktor – faktor yang mempengaruhi Efektivitas iklan televisi AXIS” “Penjual Gorengan”. Sampel pada penelitian ini adalah pelanggan jasa operator selular di Semarang yang sudah melihat televisi AXIS “Penjual Gorengan”.
Dari hasil analisis regresi berganda, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dari ketiga variabel , variabel frekuensi penayangan iklan X4 memiliki
pengaruh paling besar terhadap efektivitas iklan enggan kofisien sebesar 0,345
2. Kualitas pesan iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas iklan dengan kofisien variabel sebesar 0,209 dan signifikasi 0,021
3. Kreatifitas iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas iklan variabel sebesar 0,081 dan signifikasi s0,038.
Kesimpulan : Seorang konsumen yang tergerak mungkin akan mencari informasi yang lebih banyak terhadap produk yang diinginkannya, yang dapat diperolehnya melalui pesan iklan dari berbagai sumber, seperti : media televisi, radio, majalah, surat kabar, internet dan masih banyak lagi media informasi lainnya.
Tujuan informasi ini adalah merangsang konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Dengan informasi yang diberikan melalui iklan tersebut, yang berupaya untuk mengenalkan produk yang ditawarkan, sehingga dapat mempengaruhi konsumen agar membeli produk tersebut. 2. Faela Sufa, Bambang Munas analisis pengaruh daya tarik iklan, kualitas pesan
iklan, frekuensi penayangan iklan terhadap efektivitas iklan televisi mie sedap. Kesimpulan
Daya Tarik Iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas iklan.pengaruh daya tarik iklan terhadap efektivitas iklan sebesar 0,281, hal ini berarti daya tarik iklan merupakam salah satu faktor yang dapat meningkatkan efektivitas iklan. Maka daya tarik yang baik akan meningkatkan efektivitas iklan.
koefisien sebesar 0,383,. Maka sebuah kualitas pesan iklan yang baik akan meningkatkan efektivitas iklan.
Frekuensi penayangan iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas iklan. Hal ini berarti bahwa frekuensi penayangan iklan juga merupakan faktor yang meningkatkan efektivitas iklan. Pengaruh frekuensi penayangan iklan yaitu sebesar 0,202 terhadap efektivtas iklan. 2.2 Landasan Teor i
2.2.1 Penger tian Pemasa ran
Pemasaran sebagaimana diketahui, adalah inti dari sebuah usaha. Tanpa pemasaran tidak ada namanya perusahaan akan tetapi apa yang dimaksud dengan pemasaran itu sendiri orang masih merasa rancu. Menurut Harper W (2000:4) pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan – kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran.
Sedangkan menurut Kotler (1997 : 8) adalah suatu proses sosial dan menejerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan pertukarkan produk dengan pihak lain.
disimpulkanbahwa adalah pesan yang disampaikan kepada masyarakat melalui bantuanmedia, menyinggung media promosi, promosi dapat dilakukan melalui bantuanmedia-media publik, seperti radio, televisi, dan media cetak.
2.2.3. Iklan
Periklanan merupakan salah satu dari alat yang paling umum digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat. Kotler & Armstrong, (1997) Iklan adalah segala bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang dan jasa dari suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Sedangkan menurut Rhebald Kasali, (2000) iklan adalah pesan dari produk, jasa atau ide yang disampaikan kepada masyarakat melalui media yang di arahkan untuk menarik konsumen.
2.2.4. Tujuan Ikla n
Menurut Kotler (2002:659) tujuan iklan berdasarkan sasarannya untuk menginformasikan, membujuk, atau mengingat yaitu :
1. periklanan informative 2. periklanan persuasif 3. iklan pengingat 2.2.5. J enis - J enis Iklan
Kotler (2002:659) membagi iklan kepada empat golongan:
a. Informative Advertising, digunakan oleh perusahaan disaat terjadipeluncuran produk baru, berguna untuk memberitahukan padamasyarakatataupasartentangkeberadaanprodukbaru,menginformasikank egunaan baru, perubahan harga, cara kerja,pelayanan, memperbaiki kesalahan persepsi, membangun citra merekperusahaan.
b. Persuasive Advertising, menjadi sangat vital disaat persaingan di pasarmeningkat, perusahaan bertujuan membentuk permintaan sehinggakonsumen memilih produk yang dihasilkan perusahaan dibandingkanproduk lain.
c. Comparison Advertising, adalah variasi dari iklan persuasif yang bentuknya membandingkan langsung suatu merek dengan merek lain.
Menurut Kotler (2008), pesan yang ideal adalah pesan yang dapat menarik perhatian, mempertahankan ketertarikan, membangkitkan keinginan, dan menggerakan tindakan. Keempat hal tersebut merupakan dalam dari adanya pesan iklan yang berkualitas.
Dalam memformulasikan pesan iklan harus memperhatikan apa yang akan dikatakan (isi pesan), bagaimana mengatakannya (struktur pesan), bagaimana secara simbolis (format pesan), dan siapa yang harus mengatakan (sumber pesan) (Durianto & Liana, 2004), Sebaliknya, jika kualitas pesan iklan baik maka konsumen akan menjadi tertarik dengan produk tersebut, Tak terkecuali dengan Honda Absolute Revo. Hal ini dilakukan sebagai salah satu strategi dalam bersaing dengan produk dengan kompetitor, karena semakin banyaknya bermunculan merek – merek baru yang juga ingin merebut pasar di indonesia.
dibutuhkan slogan yang berperan sebagai kunci yang membuka dan menutup daya ingat orang terhadap suatu merek. Slogan adalah sebuah kata, fase, atau kalimat yang berfungsi sebagai konstan (Sutherland, 2007).
Dalam merencanakan pesan yang baik, kata-kata iklan yang tepat akan membantu sebuah iklan untuk berkomunikasi secara jelas kepada pasar targetnya (Cannon,et al 2009). Hal ini menyangkut apa yang harus dikomunikasikan oleh iklan kepada konsumen dengan ilustrasi dan kata-katanya sehingga pesan yang disampaikan akan mudah dipahami dan menarik pemirsa.
Menurut Kotler (1996) indikator kualitas pesan iklan antara lain • menarik perhatian (attention)
• mempertahankan ketertarikan (interest) • menggerakkan tindakan (action). 2.2.6 Fr ekuensi Penayangan Iklan
utama (prime time), siang hari (day time), dan waktu tambahan (fringe time) yang masing masing mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri.
Suatu iklan akan efektif jika rata – rata tiga kali. Jika hanya satu atau dua kali dianggap belum memberikan dampak yang signifikan (Sihombing, 2010). Studi menggunakan iklan televisi memiliki efek positif pengulangan. Dimana pengulangan suatu pesan iklan merupakan suatu strategi untuk mendekati khalayak sasaran. Karena suatu pesan yang sama yang senantiasa diulang – ulang pada akhirnya akan berakibat diingatnya pesan tersebut.
Namun penayangan iklan yang berlebihan juga dapat menimbulkan efek yang merugikan yaitu sesudah jumlah tertentu pengulangan, maka pengulangan tambahan mungkin mengurangi keefektifan iklan (Indriyanti Ilhalauw, 2002) .
Frekuensi Penayangan Iklan adalah seberapa sering pemirsa televisi melihat penayangan iklan (Indiarti&Ilhalauw, 2002) dan (Shimp, 2003). Indikator Frekuensi Penayangan Iklan antara lain :
2.2.7 Efektivitas Ikla n
Mendefinisikan yang efektif akan terasa mudah apabila kita menggunakan suatu pandangan yaitu sebuah iklan iklan di sebut efektif apabila iklan tersebut mencapai tujuan – tujuan yang ingin dicapai oleh pengiklan. Perspektif ini mendefinisikan efektivitas iklan dari sisi hasil apa saja yang telah di capai. (Shimp, 2000, p. 415). Meskipun definisi tentang periklanan yang efektif dapat dipergunakan untuk segala kegunanaan (multi purpose definition) dianggap tidak terlalu praktis karena tidak memberikan definisi yang tunggal, namun definisi tersebut bisa dianggap cukup baik karena dapat mencakup berbagai karakteristik umum.
Menurut Kotler dalam Durianto dan Liana (2004) Efektifitas iklan dapat dilihat dari sudut pandang / dampak yaitu : dalam komunikasi suatu iklan dan yang kedua adalah dampak terhadap penjualan dimana dampak ini lebih sulit untuk diukur karena penjualan dipengaruhi banyak faktor, tidak hanya oleh periklanan. Jadi dalam mengukur efektifitas suatu iklan dapat melalui beberapa indikator yang terkandung dalam iklan tersebut seperti pesan iklan, kreatifitas iklan, dampak iklan, dan lain sebagainya.
2. periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen 3. periklanan yang efektif harus persuasif
4. iklan harus menemukan cara yang unik untuk menerobos kerumunan iklan 5. iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa di
berikan
6. iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan
(Sutherland, 2007) Efektifitas tayangan iklan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1. Biaya iklan
2. Jangkauan tayangan 3. Penayangan
Efektivitas Iklan adalah seberapa besar efektif sebuah iklan yang ditayangkan mampu memepengaruhi kesadaran dan respon pemirsa televisi (AC Nielsen, 2000). Indikator efektivitas iklan antara lain :
• Emphaty (kepedulian)
• Persuasif (meyakinkan), • Impact (pengaruh)
• Communiacation (komunikasi).
2.2.8 Hubungan Kua lita s Pesan Iklan ter ha dap Efektivita s Iklan
Sebuah iklan yang efektif tidak hanya mencakup kadungan informatif atas barang yang ditawarkan saja, melainkan suatu pesan yang dapat menarik pemirsa (Wahyu, 2010). Ketika perhatian pemirsa tertuju kepada iklan tersebut maka pesan – pesan iklan yang tertuang dalam iklan yang tertuang dalam iklan tersampaikan kepada pemirsa, sehingga pemirsa dapat mengetahui produk yang ditawarkan. Ketika masyarakat mampu memahami dan merespon baik struktur pesan yang ada pada iklan yang ditayangkan maka iklan tersebut termasuk iklan yang efektif (Arifin, 2005).
terhadap kualitas pesan iklan berpengaruh positif terhadap efektivitas iklan. 2.2.9 Hubungan Fr ekuensi Penayangan Iklan ter hadap Efektivitas Iklan
Suatu iklan baru akan efektif jika dilihat rata-rata tiga kali.Jika hanya satu atau dua kali dianggap belum memberi dampak signifikan karena tingkat perhatian pemirsa masih rendah atau belum terbentuk (Sihombing, 2010).
Akan tetapi terlalu banyak pengulangan dapat menimbulkan efek yang merugikan, yaitu sesudah jumlah tertentu pengulangan maka pengulangan tambahan mungkin mengurangi keefektifan iklan (Indriyanti & Ihalauw, 2002).
Kesimpulan dari beberapa kajian diatas bahwa pengaruh frekuensi penayangan iklan terhadap efektivtas iklan bersifat positif.
2.3 Kera ngka Konseptual
Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Frekuensi
Penayangan Iklan(X2) Kualitas Pesan Iklan
(X1)
Ga mbar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
1. Diduga Kualitas Pesan Iklan (X1) bepengaruh positive terhadap Efektivitas Iklan.
3.1 Definisi Oper asional dan Pengukur a n Var iabel 3.1.1 Defnisi Oper asiona l
Untuk mempermudah pengertian maka penelitian perlu menguraikan dimensi operasional dalam penelitian ini, yaitu :
X.1 = Kualitas Pesan Ikla n
Kualitas Pesan Iklan Merupakan seperangkat simbol verbal atau non verbal yang mewakili perasaan nilai gagasan atau maksud sumber iklan (Mulyana, 2000). Dan menurut Boyd (2000) Pesan adalah penjumlahan atau sinyal yang berusaha mengungkapkan satu gagasan atau lebih. Kotler (2005) berpendapat bahwa dalam pembuatan iklan, pesan merupakan salah satu iklan yang tidak boleh dilupakan.
X1.1 Attention (menarik perhatian)
X1.2 Interrest (mempertahankan ketertarikan) X1.3 Desire (membangkitkan keinginan) X1.4 Action (menggerakkan tindakan) X.2 = Fekuensi Penayangan Iklan
Teori advetising media menyebutkan, iklan akan memberikan hasil efektif apabila disampaikan pada tingkat frekuensi efektif, kemudian menerpa
pembelian berlangsung (Sihombing, 2010). Dalam penelitiannya Ray et al (dalam Indiarto, 2006) Menemukan bahwa pengulangan meningkatkan niat beli dalam iklan low-price convenience goods tetapi tidak untuk high-price shopping goods. Namun studi menggunakan iklan televisi memiliki efek positif pengulangan.
X2.1 Intensitas muncul X2.2 Bagian hari penayangan X2.3 Pemilihan stasiun TV Y = Efektivitas Iklan (Y)
Efektivitas Iklan adalah seberapa besar efektif sebuah iklan yang ditayangkan mampu memepengaruhi kesadaran dan respon pemirsa televisi (AC Nielsen, 2000).
Y.1.1 Emphaty (Kepedulian) Y.1.2 Persuasif (Meyakinkan) Y.1.3 Impact (Pengaruh)
Y.1.4 Communiacation (Komunikasi) 3.2 Pengukur an Var iabel
1 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Keterangan :
1 = sangat tidak setuju 4 = setuju
2 = tidak setuju 5 = sangat setuju
3 = netral
3.3 Teknik Penentua n Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai salah satu semesta penelitian (Ferdinand, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang melihat iklan Honda Absolute Revo di Kecamatan Sawahan, Surabaya.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Karena itu sampel harus representative dari sebuah populasi (Sumarsono, 2002 : 45). Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah non probability sampling dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu metode Purposive
berdasarkan pertimbangan tertentu, dimana sampel diperoleh dari satu kelompok sasaran tertentu yang mampu memberikan informasi yang dikehendaki karena mereka memang memiliki informasi tersebut dan mereka memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Pada penelitian ini,sampel diambil dari masyarakat yang pernah melihat iklan Honda Absolute Revo di Kecamatan Sawahan Surabaya. Karena mampu memberikan data yang sesuai dengan kreteria yang ditentukan. Beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti :
1. Berdomisili di Kecamatan Sawahan. 2. Minimal umur 17 tahun.
3. Pemirsa iklan TV Honda Absolute Revo.
Penentuan jumlah sampel yang representatif menurut Ferdinand (2006) adalah tergantung pada jumlah indikator dikalikan 5-10.
n = jumlah indikator x 10
Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah berdasarkan pedoman pengukuran sampel menurut Ferdinand (2002:48), antara lain :
1. 100 – 200 sampel untuk teknik maximum likelihood estimation.
2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi.
Dalam penelitian ini sampel diambil dari masyarakat yang pernah melihat iklan Honda Absolute Revo. dengan jumlah minimal 11 indikator x 8 = 88 pengguna. Dan untuk memenuhi persyaratan uji PlS yang mengharuskan sampel sebanyak 100, maka sampel pada penelitian ini 88 pengguna .
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 J enis Data
3.4.1.1 Data pr imer
Data Primer biasanya diperoleh dengan survey lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original (Kuncoro, 2001:25). Data ini berupa informasi yang diperoleh melalui keterangan-keterangan dari karyawan yang berupa jawaban-jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner, wawancara maupun pengamatan langsung yang berkaitan dengan veriabel-variabel dalam penelitian.
3.4.1.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan di publikasikan kepada masyarakat pengguna data. Tersedianya data sekunder akan lebih mempermudah dan mempercepat jalannya penelitian (Kuncoro, 2001:25)
3.5 Metode Pengumpula n Data 1. Kuesioner
Merupakan daftar pernyataan yang dimana untuk memproleh data berupa jawaban dan responden.
2. Wawancara
Metode dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap konsumen yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dan mencatat kegiatan yang ada.
3. Dokumentasi
Merupakan data artikel-artikel yang bersumber dari media majalah dan internet.
3.6 TeknikAnalisis Data danPengujianHipotesis 3.6.1. TeknikAnalisis Data
Par tial Least Squar e
Model ini dikembangkan sebagai altrnatif untuk situasi dimana dasar teori pada perancangan model lemah atau indikator yang tidak tersedia tidak memenuhi model pengukuran refleksif. PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang belum ada landasan teorinya atau pengujian proposisi. Selain PLS, metode lain yang dapat digunakan adalah SEM (Structur Equation Modelling) tetapi dengan jumlah sampel yang besar.
PLS merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk tujuan prediksi, hal ini terutama pada kondisi dimana indikator bersifat formatif. Dengan variabel laten berupa kombinasi linier dari indikatornya, maka prediksi nilai dari variabel dapat dengan mudah diperoleh, sehingga prediksi terhadap variabel laten yang dipengaruhinya juga dapat dengan mudah dilakukan (Ghoza li,2008). Sedangkan SEM kurang cocok untuk tujuan prediksi karena indikatornya bersifat relfeksif, sehingga perubahan nilai dari suatu indikator sangat sulit untuk mengetahui perubahan nilai dari variabel laten, sehingga pelaksanaan prediksi sulit dilakukan. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan metode PLS.
1. Model refleksif dipandang secara matematis indikator seolah-olah sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel laten. Hal ini mengakibatkan bila terjadi perubahan dari suatu indikator akan berakibat pada perubahan pada indikator lainnya dengan arah yang sama.
Ciri-ciri model indikator reflektif adalah :
a. Arah hubungan kausalitas seolah-olah dari variabel laten (Y) ke indikator (X1, X2,)
b. Antra indikator diharapkan saling berkorelasi (memiliki internal consitency reliability).
c. Menghilangkan satu indikator dari model pengukuran tidak akan merubah makna dan arti variabel laten.
d. Menghitung adanya kesalahan pengukuran (error) pada tingkat indikator.
2. Model formatif dipandang secara matematis indikator seolah-olah sebagai variabel yang mempengaruhi variabel laten, jika salah satu indikator meningkat, tidak harus diikuti oleh peningkatan indikator lainnya dalam satu kontruk, tapi jelas akan meningkatkan variabel latennya.
Keunggulan PLS antara lain : 1. Fleksibilitas dari algoritma
Dimensi ukuran bukan masalah, misalnya variabelnya banyak.
2. Dapat mencocokkan data dengan komponen yang lebih sedikit (sampel data tidak harus besar).
Cara Ker ja PLS
Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga. Kategori pertama yaitu weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor atau nilai variabel laten. Kedua mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan indikatornya (loading), ketiga berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses interasi tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama menghasilkan weigh estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, tahap ketiga menghasilkan estimasi means san lokasi (konstanta).
approxomation weigth relatif terhadap proses iterasi sebelumnya kurang dari 0,01.
Model Spesifikasi PLS
PLS terdiri atas hubungan eksternal (outer model atau model pengukuran) dan hubungan internal (inner model atau model struktur). Hubungan tersebut didefinisikan sebagai dua persamaan linier, yaitu model pengukuran yang menyatakan hubungan antara peubah laten dengan sekelompok peubah penjelas dan model struktural yaitu hubungan antar peubah-peubah laten (Gefen, 2000). Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set hubungan : (1) inner model yang mengespesifikasi hubungan antar variabel laten (structural model), (2) outer model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten dengan indikator atau variabel manifestasinya (measurement model), (3) weigth relation dalam mana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi.
Penduga PLS
Prosedur penduga PLS melalui dua tahapan yang mendasar. Tahap pertama menggunakan pendugaan iterative dan didapat peubah-peubah laten sebagai kombinasi linier dari sekelompok peubah-peubah penjelasnya. Tahap kedua menggunakan pendugaan noniteratif untuk koefisien model structural dari model pengukuran (Gefen, 2000).
diperoleh dengan cara menerapkan metode kuadrat terkecil. Koefisien lintas model structural diperoleh dengan meregresikan setiap hubungan-hubungan secara parsial. Inti prosedur PLS menentukan pembobot yang digunakan untuk menduga peubah laten. Pembobot didapat dari hasil regresi dengan metode kuadrat terkecil terhadap peubah penjelas pada setiap blok. Penduga pembobotan dalam masalah ini adalah outward mode yang dapat dihitung berdasarkan regresi sederhana. Outward mode sebenarnya pendugaan pembobotan untuk peubah penjelas refleksif, yaitu peubah penjelas yang diasumsikan sebagai cerminan dari peubah laten. Chin (2000).
Evalua si PLS
stone-Geiser Q Squares test (Stone, 1974; Geisser , 1975) dan juga melihat besarnya koefisien jalur strukturnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik yang didapat lewat prosedur boostraping. Langkah-langkah Pa r tia l Least Squa r e (PLS)
Langkah-langkah pemodelan persamaan struktural PLS dengan software adalah seperti dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Ga mbar 3.2. Langkah-langkah Ana lisis PLS Merancang Model Struktural
a) Merancang inner model
Merancang model struktur (inner model) yaitu merancang hubungan antar variabel laten pada PLS dengan didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian.
b) Merancang outer model
merancang model pengukuran (outer model) yaitu merancang hubungan variabel laten dengan indikatornya.Pada SEM semua bersifat refleksif, model pengukuran tidak penting.Pada PLS perancangan outer model sangat penting, refleksif atau formatif.Dasar teori penelitian empiris sebelumnya atau rasional Estimasi: koefisien jalur, loading dan weight pendugaan parameter di dalam PLS meliputi 3 hal, yaitu :
1. Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data variabel laten. 2. Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel laten (koefisien jalur) dan antara variabel laten dengan indikatornya (loading). 3. Berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten.
Goodness of Fit
strukturalnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik yang didapat lewat prosedur bootstrapping.
Goodness of fit outer model reflesif meliputi convergent validity, discriminant validity, dan composite validity. Sedangkan untuk outer model formatif dievaluasi dengan signifikansi dari pembobotan (weight).
a. Inner model
- Diukur menggunakan Q-Square predictive relevance - Rumus Q-Square:
- Q2 = 1 – ( 1 – R12) ( 1 – R22 ) ... ( 1- Rp2 )
- dimana R12 , R22 ... Rp2 adalah R-square variabel endogen dalam model.
- Interpretasi Q2 sama dg koefisien determinasi total pada analisis jalur (mirip dengan R2 pada regresi)
b. Outer model
Convergent validity
Uji validitas yang dimaksud adalah pengujian terhadap indikator dalam variabel laten untuk memastikan bahwa indikator yang digunakan dalam penelitian ini benar-benar mampu dipahami dengan baik oleh responden sehingga responden tidak mengalami kesalahpahaman terhadap indikator yang digunakan.Nilai loading 0.5 sampai 0.6 dianggap cukup, untuk jumlah indikator dari variabel laten berkisar antara 3 sampai 7.
Pengukuran indikator refleksif berdasarkan cross loading dengan variabel latennya. Bilamana nilai cross loading setiap indikator pada variabel bersangkutan lebih besar dibandingkan dengan cross loading pada variabel laten lainnya maka dikatakan valid. Metode lain dengan mebandingkan nilai squre root of average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antar konstruk lainnya dalam model. Jika AVE konstruk lebih besar dari korelasi dengan seluruh konstruk lainnya maka dikatakan memiliki discriminant yang baik.
Direkomendasikan nilai AVE lebih besar dari 0.50.
Composite reliability
Composite reliability adalah indeks yang menunujukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya untuk diandalkan. Bila suatu alat dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunujukkan suatu konsistensi alat pengukur dalam gejala yang sama. Nilai reliablitas komposit (pc) dari peubah laten adalah nilai yang mengukur kestabilan dan kekonsistenan dari pengukuran reliablitas gabungan.
Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas komposit (ρc) adalah ≥ 0.7, walaupun bukan merupakan standar absolut.
3.6.2. Pengujian Hipotesis
a) Hipotesis statistik untuk outer model: H0 : λi = 0 lawan
H1 : λi ≠ 0
b) Hipotesis statistik untuk inner model: variabel laten eksogen terhadap endogen:
H0 : γi = 0 lawan H1 : γi ≠ 0
c) Hipotesis statistik untuk inner model: variabel laten endogen terhadap endogen:
H0 : βi = 0 lawan H1 : βi ≠ 0
BAB IV
HASIL PENELITIHAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskr ipsi Objek Penelitian
Responden yang dijadikan sampel penelitian ini adalah
Berdomisili di kecamatan sawahan, minimal umur 17 tahun dan pemirsa
yang melihat iklan Honda Absolute Revo. Lokasi yang digunakan sebagai
ruang sampel adalah wilayah Kec-Sawahan - Surabaya, Jumlah responden
sebanyak 88 orang.
4.2 Deskr ipsi Hasil Penelitian
4.2.1 Deskr ipsi Responden Berdasar kan Umur
Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada 88 orang
responden diperoleh gambaran responden berdasarkan umur adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan umur
No Umur Jumlah Prosentase (%)
1 17+ 40 46%
2 30+ 48 54%
Total 88 100 %
Sumber : Hasil penyebaran kuisioner
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagaian besar
responden dalam penelitian ini adalah berumur 30+ tahun yaitu sebanyak
48 orang atau sebesar 55% sedangkan responden yang berusia.17 – 30
4.2.2 Deskr ipsi Responden Berdasar kan Pendidikan Ter akhir
Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada 88 orang
responden diperoleh gambaran responden berdasarkan pendidikan terakhir
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Ter akhir
L
Berdasarkan diatas dapat diketahui bahwa sebagaian besar
responden berpendidikan SMU yaitu sebanyak 4 orang atau sebesar
4,54%, sedangkan sisanya adalah S-1 sebanyak 21 orang yaitu sebesar
23,86%, S-2 sebanyak 20 orang atau sebesar 22,73%, S-3 sebanyak 5
orang atau sebesar 5,69%, dan lain – lain sebanyak 38 orang atau sebesar
43,18%.
No Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase ( % )
1 Pelajar SMU 4 4,54 %
2 Strata – 1 21 23,86 %
3 Strata -2 20 22,73 %
4 Strata – 3 5 5,69 %
5 Lain – lain 38 43,18 %
Total 88 100 %
4.2.3 Deskr ipsi Responden Berdasar kan J enis Kelamin
Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada 88 orang
responden diperoleh gambaran responden berdasarkan jenis kelamin
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan J enis Kelamin
NO Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)
1 Laki-Laki 69 78,4 %
2 Perempuan 19 21,6 %
Total 88 100 %
Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagaian besar
responden dalam penelitian ini adalah laki - laki yaitu sebanyak 69 orang
atau sebesar 78,4%, sedangkan responden yang perempuan sebanyak 19
4.2.4 Deskr ipsi Responden Berdasakan Pekerjaan
Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasar kan pekerjaan
NO Pekerjaan Jumlah Prosentase (%)
1 Pegawai Swasta 28 31,8 %
2 Pegawai Negeri 22 25 %
3 Wirausaha 11 12,5 %
4 Lain – lain 27 30,7 %
Total 88 100 %
Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner
Berdasarkan diatas dapat diketahui bahwa sebagaian besar
responden bekerja sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 28 orang atau
sebesar 31,8%, sedangkan sisanya adalah pegawai negeri sebanyak 22
orang yaitu sebesar 25%, wirausaha 11 orang atau sebesar 12,5%, dan lain
4.2.5 Kualitas Pesan Iklan (XI)
Tabel 4.5 Hasil jawaban responden Kualitas Pesan Iklan ( X1 )
Deskripsi tabel :
a. Indikator pertama dari kualitas pesan iklan, yaitu memperhatikan
(attention), mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah
responden sebanyak 58 , kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor
5 dengan jumlah resonden 17. Artinya, sebagian besar responden
yang menjawab Setuju
b. Indikator kedua dari kualitas pesan iklan, yaitu tertarik (interrest),
mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden 53 ,
kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah
responden 13. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab
setuju
c. Indikator ketiga dari kualitas pesan iklan, yaitu keinginan (desire),
mendapat respon terbanyak skor 4 dengan jumlah 52, kemudian
terbanyak kedua terdapat skor 5 dengan jumlah responden 21. Artinya,
sebagian besar responden yang menjawab setuju.
d. Indikator ketiga dari kualitas pesan iklan, yaitu keinginan (desire),
mendapat respon terbanyak skor 4 dengan jumlah 52, kemudian
terbanyak kedua terdapat skor 5 dengan jumlah responden 21. Artinya,
4.2.6 Frekuensi Penayangan Iklan (X2)
Tabel 4.6 Hasil jawaban frekuensi penayangan iklan ( X2 )
Deskripsi Tabel :
a. Indikator pertama dari frekuensi penayangan iklan, yaitu intensitas munculnya iklan, mendapat respon terbanyak skor 4 dengan jumlah 58, kemudian terbanyak kedua terdapat skor 5 dengan jumlah responden 15. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab setuju.
b. Indikator kedua dari frekuensi penayangan iklan, yaitu artikel bagian penayangan iklan, mendapat respon terbanyak skor 4 dengan jumlah 56, kemudian terbanyak kedua terdapat skor 3 dengan jumlah responden 21. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab setuju.
4.2.7 Efektivitas Iklan (Y)
Tabel 4.6 Hasil jawaban Efektivitas Iklan (Y)
Deskripsi table :
a. Indikator pertama dari efektivitas iklan, yaitu kepedulian, mendapat
respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 49 ,
kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah
resonden 22 . Artinya, sebagian besar responden yang menjawab
setuju
b. Indikator kedua dari efektivitas iklan , yaitu keyakinan, mendapat
respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 52 ,
kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah
resonden 23 . Artinya, sebagian besar responden yang menjawab
setuju
c. Indikator ketiga efektivitas iklan , yaitu terpengaruh, mendapat respon
terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 61 ,
kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 3 dengan jumlah
resonden 15 . Artinya, sebagian besar responden menjawab setuju
d. Indikator keempat efektivitas iklan , yaitu komunikasi , mendapat
respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 62 ,
kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 3 dengan jumlah
4.3 Analisis Data
4.3.1. Evaluasi Outlier
Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik
yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan
muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau
variabel kombinasi atau multivariat (Hair, 1998). Evaluasi terhadap outlier
multivariate (antar variabel) perlu dilakukan sebab walaupun data yang
dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi
observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan.
Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung dan
akan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam
sebuah ruang multidimensional (Hair.dkk, 1998; Tabachnick & Fidel,
1996). Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan
jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi
dengan menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah
variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak
Uji Outlier
Terdapat outlier apabila Mahal. Distance Maximum > Prob. & Jumlah variabel [=CHIINV(0,001;11) : dicari melalui Excel] = 31,264
Deskripsi tabel :
Nilai Mahal. Distance Maximum data yaitu 30,727 lebih kecil dari Nilai Maksimum Mahal. Distance outlier 31,264 yang berarti data tersebut tidak terdapat outlier, oleh karena itu data ini mempunyai kualitas yang baik dan dapat dilanjutkan untuk diolah lebih lanjut.
4.3.2 Intrepetasi Hasil PLS
4.3.2.1 Pengujian Model Pengukuran (Outter Model)
Langkah selanjutnya adalah menilai outer model (Measurement
Model) dengan melihat outer loading factor discriminan validity dan
composite reliability dari konstruk.
1. Outer Loading, Hasil pengujian pertama dengan PLS ini menghasilkan
Tabel 4.9 Outer Loadings
Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)
X1.1 <- KUALITAS PESAN IKLAN 0.804856 0.803121 0.045292 0.045292 17.770558
X1.2 <- KUALITAS PESAN IKLAN 0.869289 0.866467 0.032584 0.032584 26.678061
X1.3 <- KUALITAS PESAN IKLAN 0.820019 0.813245 0.042287 0.042287 19.391930
X1.4 <- KUALITAS PESAN IKLAN 0.756141 0.747768 0.056599 0.056599 13.359699
X2.1 <- FREKUENSI PENAYANGAN IKLAN
0.838279 0.835572 0.028556 0.028556 29.355717
X2.2 <- FREKUENSI PENAYANGAN IKLAN
0.850119 0.847423 0.034253 0.034253 24.818508
X2.3 <- FREKUENSI PENAYANGAN IKLAN
0.826705 0.824424 0.031630 0.031630 26.136669
Y1 <- EFEKTIVITAS IKLAN 0.802862 0.802227 0.037207 0.037207 21.578271
Y2 <- EFEKTIVITAS IKLAN 0.847734 0.842080 0.032642 0.032642 25.970426
Y3 <- EFEKTIVITAS IKLAN 0.879097 0.876778 0.027257 0.027257 32.252472
Y4 <- EFEKTIVITAS IKLAN 0.792375 0.788443 0.047325 0.047325 16.743367
Deskripsi tabel:
Indikator Validitas yaitu Nilai Factor Loading lebih besar dari 0,5
dan atau nilai T-Statistic lebih besar dari 1,645 (nilai Z pada α = 0,10).
Factor Loading merupakan korelasi antara indikator dengan variabel, jika
lebih besar dari 0,5 maka korelasi disebut valid dan jika nilai T-Statistic
lebih besar dari 1,645 maka korelasinya disebut signifikan.
Berdasarkan pada tabel outer loading di atas, maka pada variabel
dengan indikator reflektif antara lain Kualitas Pesan Iklan, Fr ekuensi
Penayangan Iklan, dan Efektivitas Iklan menunjukkan seluruh
indikator tersebut memiliki factor loading lebih besar dari 0,50 dan
nilai T-Statistic lebih dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645, dengan
demikian secara keseluruhan hasil estimasi telah memenuhi Convergen
vailidity dan validitas baik.
Average var iance extracted (AVE)
AVE
EFEKTIVITAS IKLAN 0.690977
FREKUENSI PENAYANGAN IKLAN 0.702952
KUALITAS PESAN IKLAN 0.661909
Model Pengukuran berikutnya adalah nilai Avarage Variance
Extracted (AVE) , yaitu nilai menunjukkan besarnya varian indikator yang
dikandung oleh variabel latennya. Konvergen Nilai AVE lebih besar 0,5
juga menunjukkan kecukupan validitas yang baik bagi variabel laten.
Pada variabel indikator reflektif dapat dilihat dari nilain Avarage variance
extracted (AVE) untuk setiap konstruk (variabel). Dipersyaratkan model
yang baik apabila nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,5.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai AVE untuk konstruk (variabel)
Kualitas Pesan Iklan, Fr ekuensi Penayangan Iklan, dan Efektivitas
Iklan nilainya lebih besar dari 0,5, sehingga seluruh variabel tersebut
dikatakan valid.
Composite Reliability
Composite Reliability
EFEKTIVITAS IKLAN 0.899277
FREKUENSI PENAYANGAN IKLAN 0.876520
KUALITAS PESAN IKLAN 0.886517
Sumber : Data diolah
Reliabilitas konstruk yang diukur dengan nilai composite
reliability, konstruk reliabel jika nilai composite reliability di atas 0,70
maka indikator disebut konsisten dalam mengukur variabel latennya. Hasil
nilai composite reliability lebih dari 0,70, sehingga dengan demikian
ketiga variabel tersebut dikatakan reliabel.
Analisis Model PLS
Gambar 4.1 Diagr am J alur Hasil Output PLS
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat nilai-nilai dari indikator
terhadap variabel laten, sehingga dapat diketahui indikator dari kualitas
pesan iklan adalah indikator yang paling berpengaruh terhadap variabel
laten.
4.3.2.2 Evaluasi Pengujian Str utur al Model (Inner Model)
Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk
variabel. dengan demikian, dapat disimpulkan hipotesis untuk masalah
kepuasan pelanggan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode
resampling bootstrap. Statistik uji yang digunakan adalah uji statistik uji t.
(Ghozali, 2008). Pengujian terhadap modelstruktural dilakukan dengan
melihat nilai R-Square yang merupakan uji goodness-fit model.Pengujian
inner model dapat dilihat dari nilai R-square pada persamaan antar
variabel latent. Sebagai berikut:
Tabel 4.11. Tabel R-Square
R-squar e
R Square
EFEKTIVITAS IKLAN 0.751041
FREKUENSI PENAYANGAN IKLAN
KUALITAS PESAN IKLAN
Sumber : Data diolah
Nilai R2 = 0,751041. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa model
mampu menjelaskan fenomena Efektivitas Iklan sebesar 75,10%.
Sedangkan sisanya (24,90%) dijelaskan oleh variabel lain (selain Kualitas
Pesan Iklan dan Frekuensi Penayangan Iklan) yang belum masuk ke
dalam model dan error. Artinya Variabel Efektivitas Iklan dipengaruhi
oleh Kualitas Pesan Iklan dan Frekuensi Penayangan Iklan sebesar 75,10
Iklan dan Frekuensi Penayangan Iklan. Selanjutnya dalat dilihat koefisien
path pada inner model.
Tabel. 4.12. Tabel Outter Weights
Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values)
X1.1 <- KUALITAS PESAN IKLAN 0.291952 0.293984 0.027823 0.027823 10.493304
X1.2 <- KUALITAS PESAN IKLAN 0.342534 0.344846 0.029376 0.029376 11.660408
X1.3 <- KUALITAS PESAN IKLAN 0.297029 0.296819 0.027777 0.027777 10.693461
X1.4 <- KUALITAS PESAN IKLAN 0.295831 0.296658 0.026753 0.026753 11.057655
X2.1 <- FREKUENSI PENAYANGAN
IKLAN
0.425201 0.427399 0.026003 0.026003 16.351984
X2.2 <- FREKUENSI PENAYANGAN
IKLAN
0.395314 0.395162 0.021386 0.021386 18.484518
X2.3 <- FREKUENSI PENAYANGAN
IKLAN
0.371957 0.373305 0.023625 0.023625 15.743983
Y1 <- EFEKTIVITAS IKLAN 0.283698 0.285494 0.023348 0.023348 12.150721
Y2 <- EFEKTIVITAS IKLAN 0.327966 0.327812 0.020975 0.020975 15.635898
Y3 <- EFEKTIVITAS IKLAN 0.304670 0.306540 0.016760 0.016760 18.178176
Y4 <- EFEKTIVITAS IKLAN 0.285683 0.286043 0.016909 0.016909 16.895765
4.3.2.3. Inner Model (Pengujian Model Struktural)
Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat
nilai R-Square yang merupakan uji goodness-fit model.Pengujian inner
model dapat dilihat dari nilai R-square pada persamaan antar variabel
latent.Nilai R2 menjelaskan seberapa besar variabel eksogen
(independen/bebas) pada model mampu menerangkan variabel endogen
(dependen/terikat)
4.13. Tabel Inner Weight
Results for Inner Weights
0.224072 0.227259 0.095105 0.095105 2.356041
FREKUENSI PENAYANGAN
IKLAN -> EFEKTIVITAS IKLAN
0.682115 0.680911 0.083614 0.083614 8.157940
Sumber : Data diolah
1. Kualitas Pesan Iklan berpengaruh terhadap Efektivitas Iklan dengan
koefisien path sebesar 0,224072, dapat diterima dimana nilai
T-Statistic = 2,356041 lebih besar dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 ,
2. Frekuensi Penayangan Iklan berpengaruh terhadap Efektivitas Iklan
dengan koefisien path sebesar 0,682115, dapat diterima dimana nilai
T-Statistic = 8,157940 lebih besar dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645
, maka Signifikan (positif).
4.4 Pembahasan
4.4.1 Pengaruh Kualitas Pesan Iklan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil
bahwa kualitas pesan iklan berpengaruh positif terhadap efektivtas iklan
di Honda Absolute Revo di Kec-Sawahan Surabaya, dapat diterima. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan yaitu Diduga
faktor Kualitas Pesan Iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Efektivitas Iklan terdukung dan juga sesuai dengan penelitian yang
dilakukan (Arifin, 2005) Ketika masyarakat mampu memahami dan
merespon baik struktur pesan yang ada pada iklan yang ditayangkan maka
iklan tersebut termasuk iklan yang efektif .
Menurut Kotler (2005) efektivitas iklan bergantung pada struktur
isi pesan. Suatu iklan tidak perlu secara memaksa menjejalkan banyak
pesan atau informasi mengenai suatu produk. Cukup dengan satu atau
beberapa unsur atau beberapa unsur dari iklan tersebut dirancang untuk
memberikan impact yang mendalam sehingga membuat para pemirsa
mengidentifikasi informasi – informasi lain yang ditampilkan kepada
Hal ini menyimpulkan bahwa semakin baik kualitas pesan iklan
Honda Absolute Revo maka semakin baik efektivtas iklan iklan tersebut..
Selain itu berdasarkan Outer Loading (Model Pengukuran dan Validitas
Indikator) bahwa indikator yang memiliki pengaruh lebih besar pada
variabel Kualitas Pesan Iklan yaitu ketertarikan (interrest), artinya dengan
penyampaian pesan iklan yang dapat menimbulkan ketertarikan pemirsa
pada iklan Honda Absolute Revo.
4.4.2 Pengaruh Frekuensi Penayangan Iklan terhadap Efektivtas Iklan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil
bahwa Frekuensi Penayangan Iklan terhadap Efektivtas Iklan Honda
Absolute Revo di Kec-Sawahan Surabaya. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan yaitu Diduga faktor Frekuensi
Penayangan Iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Efektivtas
Iklan terdukung dari Sihombing (2010) Suatu iklan baru akan efektif jika
dilihat rata-rata tiga kali. Jika hanya satu atau dua kali dianggap belum
memberi dampak signifikan karena tingkat perhatian pemirsa masih
rendah atau belum terbentuk.
Akan tetapi terlalu banyak pengulangan dapat menimbulkan efek
yang merugikan, yaitu sesudah jumlah tertentu pengulangan maka
pengulangan tambahan mungkin mengurangi keefektifan iklan (Indriyanti
& Ihalauw, 2002). Hal ini menyimpulkan bahwa frekuensi penayangan
iklan dengan waktu jam tayang yang sudah tepat tidak perlu ditambah
. Selain itu berdasarkan Outer Loading (Model Pengukuran dan
Validitas Indikator) bahwa indikator yang memiliki pengaruh lebih besar
pada variabel Frekuensi Penayangan Iklan yaitu Bagian penayangan iklan .
Bahwa bagian penayangan iklan Honda Absolute Revo tidak perlu
dilakukan terlalu banyak , karena semakin banyak iklan Honda Absolute
Revo yang ditayangkan dapat membuat pemirsa yang melihat menjadi
bosan akibat seringnya iklan Honda Absolute Revo ditayangkan dan dapat
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis PLS untuk menguji Pengaruh Kualitas Pesan Iklan dan Frekuensi
Penayangan Iklan Terhadap Efektivitas Iklan Honda Absolute Revo Di
Kec-Sawahan Surabaya , maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Kualitas Pesan Iklan memepengaruhi Efektivitas Iklan Honda Absolute
Revo DI Kec-Sawahan Surabaya. Karena semakin baik kualitas pesan iklan yang di berikan semakin baik pemirsa menangkap isi dari iklan Honda Absolute Revo di Kec-Sawahan Surabaya.
2. Frekuensi Penayangan Iklan mempengaruhi Efektivitas Iklan Honda Absolute Revo Di Kec-Sawahan Surabaya
5.2. Sara n
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang di berikan untuk di jadikan bahan pertimbangan oleh konsumen, antara lain : 1. Bagi perusahaan Honda hendaknya lebih memperjelas penyampaian pesan iklan agar dapat membuat pemirsa lebih tertarik untuk melihat iklan Honda Absolute Revo yang selama ini iklan tersebut dinilai kurang menarik bagi pemirsa. Sehingga pemirsa dapat menangkap iklan Honda Absolute Revo dengan baik serta bisa membuat pemirsa untuk lebih tertarik untuk melihat iklan Honda Absolute Revo selanjutnya.
Pendekatan Global”. Jakarta: Erlangga.
Cannon, et al 2009. Dalam jurnal Faela Sufa, 2012, “Analisi Pengaruh Daya
TarikIklan,Kualitas Pesan Iklan, dan Frekuensi Penayangan Iklan Terhadap Efektivitas iklan Mie Sedap”, h.26.
Chin, W. W. (1998), “The partial least squares approach to structural equation
modelling”, dalam Modern methods for business research, eds.Marcoulides,
Chin, W.W., 2000. Partial Least Squaresfor Researcher : An Overview and Prosentation of Recent Advances Using the PLS approach. <http://disc-nt.cba.uh.edu/chin/icis2000plstalk.pdf.
Durianto, D. Dan C. Liana (2004), “ Analisa Efektivitas Iklan Televisi Softener Soft & Fresh di Jakarta dan Sekitarnya dengan Menggunakan Consumen Decision Model.” Jurnal Ekonomi Perusahaan, 11 (1): 35-55.
Ferdinand, Agusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang : Badan Penerbit Uiversitas Diponegoro.
Gefen D. 2000. SEM and Regression: guidelines for researchpartice.Communication of AIS. Vol. 4, article 7.
Indiarto, Fidelis.2006. “Studi Mengenai Faktor Kekhawatiran dalam Proses Penyampaian Pesan Iklan”. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia. No. 3, hal 234-268.
Indrayanti,I . Satya dan J.J.O. I, Ilhalauw. 2002. Pengulangan Pesan Suatu Iklan dalam Proeses Pembelajaran Konsumen: Studi Terhadap Iklan Pasta Gigi Pepsodent. Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol.8, No. 1,pp.36-52.
Kotler, Philip and Lee, Nancy. 2005. Corporate Social Responsiblity : Doing the
Most Good for Your Company and Your Cause, New Jersey: John Wiley
& Sons, Inc.
Kotler, 1996. Dalam jurnal Faela Sufa, 2012, “Analisi Pengaruh Daya Tarik
Iklan,Kualitas Pesan Iklan, dan Frekuensi Penayangan Iklan Terhadap Efektivitas iklan Mie Sedap”, h.26.
Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Kualitatif :Teori dan Aplikas untuk Bisnis dan
Manajemen Universitas Diponegoro.
Arifin, Ali. 2005. “Seni Menjual”. Yogyakarta: Andi.
Riduan, 2004. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Shimp, 2003. Dalam jurnal Faela Sufa, 2012, “Analisi Pengaruh Daya Tarik
Iklan,Kualitas Pesan Iklan, dan Frekuensi Penayangan Iklan Terhadap Efektivitas iklan Mie Sedap”, h.22-23
Sihombing, Indra Jaya. 2010 . Frekuensi, Jumlah Audiens, dan Masa Beriklan. Suara Merdeka, 8 Mei 2010, h.1.
Sumarsono. 2002. Manajemen Koperasi Teori dan Praktek. Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sutherland, Max and Alice K. Sylvester. 2007. Advertising and The Mind of The
Consumer. Jakarta: PPM.
Stone, M. 1990. Continuum regression: cross-validated sequentially constructed
prediction embracing ordinary least squares, partial least squares and principal components regression. Journal of the Royal Statistical Society,
Series B (Methodological).
Wold, Herman 1996. System Under Indirect Observation, Part II, Nort Holland. Amsterdam.
www.topbrandindex.com.
Diajukan Oleh :
BAGUS KURNIAWAN 0912010118/FEB/EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIOANAL “VETERAN” J AWA TIMUR
IKLAN HONDA ABSOLUTE REVO
Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi J ur usan Manajemen Fakultas EkonomiUniver sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada tanggal : 24 J uli 2014
Pembimbing : Tim Penguji : Pembimbing Utama Ketua
Sugeng Pur wanto, SE, MM Dr. Prasetyohadi, MM
Dr s.Ec. Supriyono, MM Dr s.Ec. Gendut Sukarno, MS NIP. 19610626198803001
Sekr etaris
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan
berkat-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul
“Pengaruh Kualitas Pesan Iklan dan Frekuensi Penayangan Iklan Terhadap
Efektivitas Iklan Honda Absolute Revo di Kec-Sawahan Surabaya.”
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian
Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil
maupun materiil, khususnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr.Syamsul Huda. SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, MS Selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
5. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis
selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“
Jawa Timur.
6. Kepada keluarga tercinta, Bapak Jemi dan Ibu Supini, serta Kakak saya Yemi
Kurnia Wijayanti.SK, dan Adik saya Riska Lia Wahyuningtyas.SE, terima
kasih atas semua doa, kesabaran dan dukungannya dalam skripsi ini.
7. Kepada Burhan Mawaridi Akhmad SE, Deo Arda Putra SE, Ike Yulvi SE, atas
memotivasi dan kesabarannya dalam mendampingi pembuatan skripsi ini.
8. Teman – teman Manajemen angkatan tahun 2009 (NO NAME FC) : Cahyo
Hardiyanzah SE, Dwiarista Primayanto SE, Ricky Adityatama, Farid
Fakrulloh SE, Wahyu Ramadhani SE, Eko Yulianto SE, Aang Zahruddin SE,
Satriya Hadi SE, M. Arif Buchari SE, Adi Hardianto SE, Wahyudo Tri W SE,
Aldias Yoga P SE, Bonaventura Septian SE, dan Ferdy Widi A,
9. Teman – teman seperguruan manajemen 2009 Irvaq Ardiansyah, Arief
Hidayah S SE, Alif Putra Nur H SE, Edo Sheylendra SE,
10.Teman – teman Manajemen lainnya Arie Ardityo SE, Suliantono SE, Suhud
Sasongko SE, Surya Aji SE, Fuat Wijaya SE, Rizal Alfahmi, Ernest ira
SE,dan Irul Hidayatullah Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang
yang membutuhkan.
Salam hormat,
Surabaya, Januari 2014
DAFTAR ISI ... iv
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 8
2.2.8. Hubungan Kualitas Pesan Iklan Terhadap Efektivitas Iklan... 19
2.2.9. Hubungan Frekuensi Penayangan Iklan Terhadap Efektivitas Iklan ... 20
2.3. Kerangaka Konseptual ... 20
3.2. Pengukuran Variabel ... 23
5.1. Kesimpulan ... 61
5.2. Saran... 62
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 1.1. Merek – merek puncak (top brand) motor bebek tahun 2010 - 2013 ... 4
Tabel 1.2 Data penjualan Honda Absolute Revo PT.Utomo Cipta Sentosa ... 5
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 38
Tabel 4.3. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 39
Tabel 4.4. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40
Tabel 4.5. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan ... 40
Tabel 4.6. Jawaban Responden Kualitas Pesan Iklan ... 42
Tabel 4.7. Jawaban Responden Frekuensi Penayangan Iklan ... 44
Tabel 4.8. Jawaban Responden Efektivitas Iklan ... 46
Tabel 4.9. Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values) ... 51
Tabel. Average Variance Extracted ... 52
Tabel. Composite Reliability ... 53
Tabel 4.11 R- Square ... 55
Tabel 4.12. Outer Weights ... 56
Gambar 3.1. Langkah-langkah Analisis PLS ... 33
IKLAN HONDA ABSOLUTE REVO
DI K EC SAWAHAN - SURABAYA
Bagus Kur niawan 0912010118/FE /EM
Abstr aksi
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana pengaruh kualitas pesan dan frekuensi penayangan iklan terhadap evektivitas iklan Honda Absolute Revo di Surabaya, khususnya di daerah kec - Sawahan.
Populasi dalam penelitian ini yaitu di Surabya khususnya yang berada didaerah Sawahan. Metode pengambilan sampelnya adalah dengan menggunakan non probability sampling yaitu dengan teknik purposive sampling. Sampel yang diambil adalah sebesar 88 responden. Data yang dipergunakan adalah data primer yaitu data yang berdasarkan kuesioner hasil jawaban responden dan data sekunder yaitu data pendukung yang diperoleh dari Top Beand Index 2010 dan 2014. Sedangkan analisis yang dipergunakan adalah
Partial Least Square.
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa kualitas pesan iklan dan frekuensi penayangan iklan memberikan kontribusi terhadap peningkatan evektivitas iklan produk Honda Absolute revo.
Keywords : Kualitas Pesan Iklan, Frekuensi Penayangan Iklan, dan
1.1 Lata r Belakang
Perkembangan perekenomian di era globalisasi seperti sekarang ini memaksa suatu perusahaan menghadapi kompetisi bisnis yang sangat ketat dan dinamis. Hal ini memicu munculnya berbagai macam produk dan layanan jasa yang beredar. Menurut Kotler, (2008) persaingan baru bukanlah antara apa yang di produksi berbagai perusahaan dalam suatu pabrik, tetapi antara apa yang ditambahkan pada hasil pabrik tersebut dalam bentuk pengemasan, pelayanan, iklan, konsultasi bagi pelanggan, pendanaan, pengaturan pengiriman, pergudangan, dan hal lain yang dianggap bernilai. Persaingan antar produk mendorong produsen gencar berpromosi untuk menarik perhatian konsumen.
Hal ini membuktikan bahwa sebagai perusahaan, iklan media elektronik (televisi) dinilai sebagai alternatif media periklanan paling menarik dan efektif karena secara geografis, iklan televisi memiliki jangkauan yang lebih luas.dan dapat meraih konsumen dalam jumlah besar. Unsur hibungan yang terkandung dalam iklan televisi akan menciptkan persepsi tersendiri bagi konsumen.
Menurut Kotler (2008), Pesan yang ideal adalah pesan yang dapat menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan (interrest), membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakan tindakan (action). Keempat hal tersebut merupakan dalam dari adanya pesan iklan yang berkualitas. Dalam merencanakan pesan yang baik, kata – kata iklan yang tepat membantu untuk berkomunikasi secara jelas kepada konsumen. Sehingga konsumen dapat menegerti bahasa iklan yang disampaikan iklan tersebut secara jelas.
Saat ini, PT Astra Honda Motor memiliki 3 fasilitas pabrik perakitan. Pabrik pertama berlokasi di Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara yang juga berfungsi sebagai kantor pusat. Pabrik kedua berlokasi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara serta pabrik ketiga yang sekaligus pabrik paling mutakhir berlokasi di kawasan MM 2100 Cikarang Barat, Bekasi. Pabrik ketiga ini merupakan fasilitas pabrik perakitan terbaru yang mulai beroperasi sejak tahun 2005.
Untuk memeperkenalkan produknya, Honda memunculkan iklan di berbagai media untuk memperkenalankan Honda Absolute Revo kepada massyarakat. Dengan promosi melalui Iklan massyarakat dapat menilai produk secara baik. Penayangan iklan secara berulang – ulang dan penyampaian iklan yang baik, massyarakat dapat menangkap pesan yang disampaikan oleh iklan Honda Absolute Revo.
Informasi di atas produk baru lebih terbatas, dibanding produk yang lebih dahulu muncul sehingga konsumen merasa enggan untuk mencoba menggunakan produk yang masih baru.
Berikut data top indeks merek mengenai sepeda motor bebek di Indonesia yaitu:
Tabel 1.1
Mer ek-MerekPuncak (Top Br and) Kategor iSepeda Motor Bebek Tahun 2010 - 2013
No Mer ek 2010 2011 2012 2013
1 Honda Supra 32,1 % 32,9 % 19,6 % 22,1 %
2 Yamaha Jupiter Z 31,1 % 25,6 % 14,2% 18,9 %
3 Yamaha Vega 11,8 % 12,6 % 13,6 % 15,1 %
4 Honda Absolute Revo 16,2 % 14,4 % 13,6 % 13,5 %
Tabel 1.1 Tentang Top Brand Index yang menunjukkan kekuatan merek, Banyak sekali merek-merek yang tadinya popular kemudian lambat laun turun bahkan hilang dari peredaran menghiasi hasil Top Brand Index. Dinamika merek-merek di pasar menunjukkan bahwa kompetisi antar merek di pasar semakin tinggi
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa Honda Absolute Revo di bawah merek sepeda motor bebek Yamaha Vega. Bahwa Honda Absolute Revo pada tahun 2010 – 2013 indeksnya mengalami penurunan dari 16,2 % menjadi 13,5 % dan pada tahun 2013 posisi Honda Absolute Revo mengalami penurunan menjadi posisi keempat di Top Brand Index.
Tabel 1.2 Data penjualan motor Honda Absolute Revo PT. Utomo Cipta Sentosa.
Sumber: PT.Utomo Cipta Sentosa (Utomo Motor)
Adanya data penjualan yang menurun pada produk motor Honda Absolute Revo di PT.Utomo Cipta Sentosa (Utomo Motor) maka bisa digambarkan mengalami penurunan, sehingga mengindikasikan terjadinya penjualan yang kurang efektif di perusahaan tersebut. Diduga strategi pemasarannya belum maksimal dalam mempromosikan Honda Absolte Revo, sehingga penjualannya menurun.
Endang Sulistya Rini dan Dina Widya Astuti ( 2012 : 1-12 ) Menyatakan bahwa Pertumbuhan dan perubahan ekonomi serta kegiatan bisnis yang semakin pesat menuntut perusahaan mengembangkan strategi pemasarannya untuk menarik dan mempertahankan konsumen. Perusahaan perlu cepat tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di pasar, sehingga dapat cepat mengetahui peluang pasar yang dimiliki untuk berkembang Salah satu cara yang dilakukan perusahaan dalam meningkatkan penjualan agar lebih cepat direspon oleh konsumen adalah dengan membuat penyampaian pesan iklan kepada konsumen lebih baik.
1.2 Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah kualitas pesan iklan berpengaruh terhadap efektivitas iklan? 2. Apakah frekuensi penayangan iklan berpengaruh terhadap efektivitas
iklan?
1.3 TujuanPenelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk menganalisis kualitas pesan iklan terhadap efektivas iklan
2. Untuk menganalisis frekuensi penayangan iklan terhadap efektivitas iklan pada motor Honda Absolute Revo
1.4Ma nfa at Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapatmemberikan manfaat antara lain : a) Bagi peneliti
Menjadi masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan disiplin ilmu ekonomi khususnya Manajemen Pemasaran.
b) Bagi Perusahaan
c) Bagi peneliti lain
Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang berminat untuk mengembangkan penelitian semula lebih lanjut