• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH QUALITY CONTROL TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK PICKLE KULIT KAMBING/DOMBA PADA PT. CARMA WIRA JATIM PASURUAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH QUALITY CONTROL TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK PICKLE KULIT KAMBING/DOMBA PADA PT. CARMA WIRA JATIM PASURUAN."

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

PASURUAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan Untuk Memperoleh Gelar Sar jana Administr asi Bisnis Pada FISIP UPN “Veteran” J awa Timur

Oleh :

RULI SADITYA FEBRIANSAH 0942010006

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

Ruli Saditya Febriansah 0942010006

Telah Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui, Pembimbing utama

Dra. Ety Dwi Susanti, M. Si NIP. 196805011994032001

Mengetahui, DEKAN

(3)

RULI SADITYA FEBRIANSAH 0942010006

Telah dipertahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi Ilmu Administr asi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univer sitas Pembangunan

Nasional “Veteran” J awa Timur Pada tanggal 11 April 2014

Menyetujui,

PEMBIMBING UTAMA

Dra. Ety Dwi Susanti, M.Si NIP. 196009241993032001

TIM PENGUJ I: 1. Ketua

Dr a. Ety Dwi Susanti, M.si NIP. 196805011994032001

(4)

iv

menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Pengar uh Quality Control Ter hada p Tingkat Ker usaka n Produk Pickle Kulit Kambing/Domba Pada PT. Car ma Wira J atim Pasur uan” . Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu kewajiban bagi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam rangka memenuhi tugas akademik guna melengkapi sebagian syarat untuk memperoleh gelar sarjana Administrasi Bisnis pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Hasil penyusunan skripsi ini bukanlah kemampuan dari penulis semata, namun terwujud karena bantuan dan bimbingan dari Ibu Dra. Ety Dwi Susanti, M.Si sebagai dosen pembimbing. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini :

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si sebagai dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(5)

v

4. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Kekasih tercinta Suci Styawan yang sudah memberi dukungan dan semangat kepada penulis.

6. Seluruh teman – teman penulis yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan tersebut dapat memberi limpahan berkat dari Allah SWT. Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Harapan penulis, semoga dengan terselesainya skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Surabaya, April 2014

(6)

LEMBAR PERSETUJ UAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJ IAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 9

2.2 Landasan Teori ... 11

2.2.1 Manajemen Produksi ... 11

2.2.1.1 Pengertian Manajemen Produksi ... 11

2.2.1.2 Pengendalian Produksi ... 15

(7)

2.2.2.4 Faktor-faktor Pengendalian Kualitas ... 22

2.2.2.5 Pendekatan Pengendalian Kualitas ... 24

2.2.3 Bahan Baku... 27

2.2.3.1 Pengertian Bahan Baku dan Fungsinya ... 27

2.2.3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bahan Baku ... 28

2.2.3.3 Pengendalian Kualitas Bahan Baku ... 30

2.2.4 Produk Akhir ... 31

2.2.4.1 Pengertian Produk Akhir ... 31

2.2.4.2 Pengendalian Kualitas Produk Akhir ... 33

2.2.5 Penentuan Kualitas Standar dan Pemeriksaan ... 33

2.2.5.1 Pengertian Penentuan Kualitas Standar ... 33

2.2.5.2 Pengertian Pemeriksaan ... 35

2.2.6 Kerusakan atau Kecacatan Produk ... 36

2.2.7 Hubungan Quality Control dengan Tingkat Kerusakan Produk ... 38

2.3 Kerangka Berpikir ... 39

2.4 Hipotesis ... 40

(8)

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.5.1 Jenis Data ... 44

3.5.2 Pengumpulan Data ... 44

3.6 Metode Analisis Data ... 44

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 44

3.6.2 Teknik Analisis Data ... 47

3.5.6.1 Regresi Linier Berganda ... 47

3.5.6.2 Uji Hipotesis ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Obyek Penelitian ... 52

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 52

4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan ... 53

4.1.3 Identitas Perusahaan ... 54

4.1.4 Visi, Misi dan Tujuan ... 56

4.1.5 Produksi ... 57

4.1.6 Struktur Organisasi ... 58

4.1.7 Pelanggan ... 79

4.1.8 Alur Produksi Pada Pickle Kulit Kambing/Domba ... 80

(9)

4.2.2 Hasil Produksi (X2) ... 88

4.2.3 Kerusakan Hasil Produksi (Y) ... 90

4.3 Analisis Data ... 91

4.3.1 Uji Asumsi klasik ... 91

4.3.1.1 Uji normalitas ... 91

4.3.1.2 Uji Multikolinieritas ... 92

4.3.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 93

4.3.1.4 Uji Autokorelasi ... 94

4.3.2 Persamaan Regresi ... 95

4.4 Uji Hipotesis ... 97

4.4.1 Pengujian Secara Simultan ... 97

4.4.2 Pengujian Secara Parsial ... 98

4.5 Pembahasan ... 101

4.5.1 Pengaruh Bahan Baku, Proses Produksi, dan Hasil Produksi Terhadap Tingkat Kerusakan Produk Secara Simultan ... 101

(10)
(11)

RULI SADITYA FEBRIANSAH 0942010006

ABSTRAKSI

Kualitas produk adalah keadaan suatu produk yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan. Dalam persaingan global yang semakin ketat ini perusahaan harus pandai-pandai melakukan strategi agar tetap bertahan dalam persaingan tersebut, salah satu dari strategi tersebut ialah meningkatkan kualitas produksi. Maka dibutuhkan kebijakan yang biasa diambil oleh perusahaan dalam menjaga dan meningkatkan kualitas produk adalah melakanakan kegiatan quality control. Quality control sangat dibutuhkan dalam perusahaan karena mampu menekan jumlah kerusakan produk. Berdasarkan penjelasan diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara bahan baku, dan hasil produksi terhadap tingkat kerusakan produk pickle kulit kambing/domba secara simultan, serta mengetahui pengaruh antara bahan baku, dan hasil produksi terhadap tingkat kerusakan produk pickle kulit kambing/domba secara parsial.

. Populasi dalam penelitian ini adalah data dari PT. Carma Wira Jatim yaitu data mengenai bahan baku, hasil produksi dan kerusakan hasil produksi penyamakan kulit terutama pada produk pickle kulit kambing/domba dengan satuan waktunya selama 36 bulan pada tahun 2011-2013. Sedangkan penentuan jumlah sample digunakan teknik purposive sampling. Untuk menjawab perumusan masalah, tujuan dan hipotesis penelitian, metode analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda,serta alat ukur yang digunakan adalah uji f dan uji t.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahan baku, dan hasil produksi berpengaruh terhadap tingkat kerusakan produk pickle kulit kambing/domba secara simultan. Serta secara parsial bahwa bahan baku berpengaruh dengan tingkat kerusakan produk pickle, dan hasil produksi tidak berpengaruh terhadap tingkat kerusakan produk pickle

Kata kunci : Quality control, bahan baku hasil produksi dan tingkat kerusakan

(12)

RULI SADITYA FEBRIANSAH 0942010006

ABSTRACT

The quality of product is a condition of product that shows its ability to fulfill the needs. Nowadays, in the fierce of global competition, companies must be very clever to carry out a strategy in order to survive in the competition. One of the strategies is improving the quality of production. Then, companies need a policy that they usually take to keep and improve the quality of the product. The policy is by doing a quality control. Quality control is needed in the company because of the ability to push the amount of the damage of the product. Based on the explanation above, the purpose of this study is to determine the effect of raw materials and production results on the level of damage of the leather goat/sheep pickle products simultaneously and partially.

The population in this study is the data from CarmaWira Company, East Java about raw maerial, production and damage of tannery leather production results, especially on the leather goat/sheep pickle products during 36 months in 2011-2013. While the determination of the number of samples used purposive sampling technique. To answer the formulation problems, purposes and hypotheses of this study, the method of analysis used is the classical assumption test and multiple linear regression analysis , as well as measuring instruments used are f test and t test

The results of this study indicate that raw materials and production results affect the level of damage of the leather goat/sheep pickle products simultaneously and partially indicate that raw materials affect the level of damage of the leather pickle products, and the production results do not affect the level of damage of the leather goat/sheep pickle products. The results of this study can be used as a basic thought, especially researcher that interested for doing further research in the production field.

(13)

1.1 Latar Belakang Masalah

Dunia industri saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, banyak perusahaan yang menghasilkan produk barang dan jasa yang sama, sehingga menimbulkan persaingan yang sangat ketat. Dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat tesebut, banyak perusahaan yang saling berlomba untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik sehingga mampu bertahan dalam persaingan yang ketat tersebut. Setiap usaha dalam persaingan tinggi dituntut untuk selalu berkompetisi dengan perusahaan lain di dalam industri yang sejenis. Salah satu cara agar bisa memenangkan kompetisi atau paling tidak dapat bertahan di dalam kompetisi tersebut adalah dengan memberikan perhatian penuh terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga bisa mengungguli produk yang dihasilkan oleh pesaing. Kondisi ini mendorong manajer perusahaan untuk terus menentukan strategi dalam meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaannya, melalui berbagai bentuk kebijakan.

(14)

memperhatikan kualitas produknya sama saja dengan menghilangkan harapan masa depan perusahaan tersebut. Kualitas yang baik ditandai dengan minimnya produk cacat yang dihasilkan perusahaan. Produk cacat adalah produk yang tidak sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan oleh perusahaan. Salah satu kebijakan yang biasa diambil perusahaan dalam menjaga dan meningkatkan kualitas produk adalah melaksanakan kegiatan pengawasan kualitas atau Quality

Control.

Salah satu aktifitas dalam menciptakan kualitas agar sesuai standar adalah dengan menerapkan sistem pengendalian kualitas yang tepat, mempunyai tujuan dan tahapan yang jelas, serta memberikan inovasi dalam melakukan pencegahan dan penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi perusahaan. Kegiatan pengendalian kualitas dapat membantu perusahaan mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya dengan melakukan pengendalian terhadap tingkat kerusakan produk (product defect) sampai pada tingkat kerusakan nol (zero defect).

Control atau pengawasan adalah kegiatan pemeriksaan dan pengendalian

(15)

yang sudah tinggi dan mengurangi produk rusak atau cacat.

Pengendalian kualitas penting untuk dilakukan oleh perusahaan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan maupun standar yang telah ditetapkan oleh badan lokal dan internasional yang mengelola tentang standarisasi mutu / kualitas, dan tentunya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. Pengendalian kualitas yang dilaksanakan dengan baik akan memberikan dampak terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

Tujuan utama dari suatu perusahaan pada dasarnya adalah untuk memperoleh laba yang optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Namun disamping itu, tuntutan konsumen yang senantiasa berubah menuntut perusahaan agar lebih fleksibel dalam memenuhi tuntutan konsumen yang dalam hal ini berhubungan langsung dengan seberapa baiknya kualitas produk yang diterima oleh konsumen. Hal ini menyebabkan perusahaan harus dapat mempertahankan kualitas produk yang dihasilkanya atau bahkan lebih baik lagi. Menghasilkan kualitas yang terbaik diperlukan upaya perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) terhadap kemampuan produk, manusia, proses dan lingkungan.

(16)

pengepul besar maupun kecil sudah terdapat kecacatan pada kulit mentah tersebut, yang mana kulit tersebut masih harus diproses dengan berbagai macam proses mekanis dengan menggunakan berbagai senyawa kimia didalamnya yang memungkinkan tingkat kecacatannya lebih tinggi.

Kerusakan atau cacat dapat ditimbulkan karena kurangnya pemeliharaan pada saat hewan hidup, pada saat proses pemotongan dan pengulitan, pada saat penyimpanan, maupun pada saat proses produksi. Dengan adanya kerusakan atau kecacatan sebagai akibat dari faktor-faktor penyebab kerusakan tersebut, maka hasil produksinya yang berupa pickle kulit kambing/domba ini akan dibedakan atas beberapa tingkat kualitas.

(17)

Tahun Bulan Target

(18)

di PT. Carma Wira Jatim mulai dari tahun 2011 hingga tahun 2013. Selama 3 tahun tersebut perusahan dapat merealisasi hasil produksi sebesar 6.457.959 dan terdapat produk yang mengalami cacat atau kerusakan sebesar 2.030.169. Persentase kerusakan terbesar terdapat pada bulan November tahun 2011 sebesar 4,8% dan persentse terkecil terdapat di bulan Agustus 2012 dan September tahun 2013 sebesar 1,3%.

PT. Carma Wira Jatim Pasuruan berusaha melaksanakan pengawasan mutu guna mengoptimalkan kualitas produksi yang dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Produk yang baik juga sebagai pemicu pelanggan yang sudah tetap untuk terus menggunakan jasa PT. Carma Wira Jatim Pasuruan.

Mengingat pentingnya Quality Control dalam suatu perusahaan guna mengurangi tingkat kerusakan pada suatu produk khususnya produk Pickle kulit kambing/domba yang di produksi oleh PT. Carma Wira Jatim Pasuruan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Quality

Control Ter hadap Tingkat Kerusakan Pr oduk Pickle Kulit Kambing/Domba

(19)

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh secara simultan quality control (bahan baku, dan hasil produksi) terhadap tingkat kerusakan produk pickle kulit kambing/domba pada PT. Carma Wira Jatim Pasuruan ?

2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial quality control (bahan baku, dan hasil produksi) terhadap tingkat kerusakan produk pickle kulit kambing/domba pada PT. Carma Wira Jatim Pasuruan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan antara

quality control (bahan baku, dan hasil produksi) terhadap tingkat

kerusakan produk pickle kulit kambing/domba pada PT. Carma Wira Jatim Pasuruan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial antara

quality control (bahan baku, dan hasil produksi) terhadap tingkat

(20)

1. Bagi Penulis :

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan perbandingan dalam rangka penelitian serta pengembangan lebih lanjut bagi peneliti yang hendak mengkaji tentang pengendalian kualitas (Quality

Control).

2. Bagi Perusahaan :

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi perusahaan terkait informasi tentang pentingnya pengendalian kualitas (Quality Control) dalam suatu proses produksi.

3. Bagi Universitas :

(21)

2.1 Peneltian Ter dahulu.

(22)

perawatan berkala pada mesin, memperhatikan kondisi operator pada saat bekerja, serta menyeleksi ketat material yang diterima.dari supplier. Penanggulangan tersebut diharapkan akan meningkatkan pengendalian kualitas pada perusahaan sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

(23)

Langkah selanjutnya adalah mencari faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan produk menggunakan diagram sebab akibat untuk kemudian dapat disusun sebuah rekomendasi atau usulan perbaikan kualitas. Hasil analisis peta kendali p menunjukkan bahwa proses berada dalam keadaan tidak terkendali atau masih mengalami penyimpangan. Hal ini dapat dilihat pada grafik kendali dimana titik berfluktuasi sangat tinggi dan tidak beraturan, serta banyak yang keluar dari batas kendali. Berdasarkan diagram pareto, prioritas perbaikan yang perlu dilakukan adalah untuk jenis kerusakan yang dominan yaitu warna kabur (28,31%), tidak register (19,79%) dan terpotong (19,50 %). Dari analisis diagram sebab akibat dapat diketahui faktor penyebab misdruk berasal dari faktor manusia/ pekerja, mesin produksi, metode kerja, material/ bahan baku dan lingkungan kerja, sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan pencegahan serta perbaikan untuk menekan tingkat misdruk dan meningkatkan kualitas produk.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Manajemen Produksi

2.2.1.1 Pengertian Manajemen Produksi

(24)

mengajarkan tentang proses untuk memperoleh tujuan organisasi melalui upaya bersama dengan sejumlah orang atau sumber milik organisasi.

Follet yang dikutip oleh Wijayanti (2008: 1) mengartikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Menurut Stoner yang dikutip oleh Wijayanti (2008: 1) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya manusia organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Terry (2005: 1) memberi pengertian manajemen yaitu suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pebgarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan, menetapkan cara bagaimana melakukannya, memahami bagaimana mereka harus melakukannya dan mengukur efektivitas dari usaha-usaha yang telah dilakukan.

Manajemen sering disebut dengan pengelolaan atau tata laksana. Menurut Agus Ahyari (1998: 35), adalah merupakan proses dari perencanaan pengorganisasian, pergerakan, pengkoordiniran serta pengendalian dengan demikian unsur-unsr yang terkendali dalam manajemen adalah:

(25)

2. Pengorganisasian sering diartikan sebagai kejasaama antara 2 (dua) orang atau lebih dengan atau tanpa peralatan untuk mencapai tujuan tertentu.

3. Pergerakan yang baik akan mengikuti aspirasi dari bagiannya masing-masing.

4. Pengkoordinasian dapat berjalan dengan baik bila ada kerjasama antar bagian atau antar masing-masing pihak.

5. Pengendalian diartikan sebagai pengawasan yang sekaligus dapat mengambil beberapa tindakan perbaikan.

Dari beberapa definisi yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling).

(26)

Manajemen produksi menurut Sofjan Assauri (2004: 12), adalah kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Dengan pengertian ini, maka dalam istilah manajemen tercakup semua kegiatan atau aktivits yang menghasilkan barang atau jasa, serta kegiatan-kegiatan yang mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan barang atau jasa itu. Sehingga dengan demikian dapat disadari bahwa manajemen produksi selalu ada dan berguna bagi hampir semua organisasi seperti pabrik pengolahan atau industri manufaktur, perhotelan, perdagangan, perbengkelan, rumah sakit, perkebunan, pelayanan dan lain sebagainya.

Menururt T. Hani Handoko (2000: 3), manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan faktor-faktor produksi dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk dan jasa.

Adapun fungsi dalam manajemen produksi yaitu :

1. Proses pengolahan, yaitu menyangkut metode teknik yang digunkan untuk pengolahan faktor masukan.

(27)

3. Perencanaan yaitu penetapan keterkaitan dan pengorganisasian kegiatan operasional yang akan dilakukan dalam satu kurun waktu periode tertentu.

4. Pengendalian dan pengawasan yaitu fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuaiyang telah direncanakan, sehingga masuk dan tujuan penggunaan dan pengolahan masukan yang secara nyata dapat dilaksanakan.

Menurut Sukanto, Indriyo (1996: 2) tujuan dari manajemen produksi adalah memproduksi atau mengatur produksi barang dan jasa dalam jumlah kualitas harga, waktu serta tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan manajemen produksi adalah memproduksi atau mengatur barang dan jasa dalam jumlah kualitas, harga, waktu serta dampak yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Dari pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen produksi merupakan pengolahan secara optimal faktor-faktor produksi yang efektif dan efisien dalam memproduksi barang atau jasa yang berguna untuk mencapai tujuan perusahaan.

2.2.1.2 Pengendalian Pr oduksi

(28)

seminimal mungkin dan waktu yang secepat mungkin.Pengendalian produksi yang dilaksnakan pada perusahaan yang satu dengan yang perusahaan yang lain akan berbeda-beda terghantung pada sistem kebijaksanaan perusahaan yang digunakan. Pengendalian produksi dapat dilakaukan:

1. Order Control: Perusahaaan yang beroperasi berdasarkan pesanan dari

konsumen sehingga kegiatan operasionalnya juga tergantunmg pada pesanan tsb.

2. Follow Control: Perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan

produk standar sehingga sebagian produk merupakan produk untuk persediaan dalam jumlah besar.

Pengendalian keduanya bertujuan sama bagaimana jangka waktu arus material apakah suda sesuai dengan yang direncanakan demikian juga bagaimana transportasi dari pabrik proses produksi ke gudang dan dari gudang ke tempat penyimpanan.

2.2.2 Pengendalian Kualitas Atau Quality Control

2.2.2.1 Pengertian Pengendalian Kualitas Atau Quality Control

(29)

dengan standar kualitas yang dimiliki masing-masing. Begitu pula para ahli dalam memberikan definisi dari kualitas juga akan berbeda satu sama lain karena mereka membentuknya dalam dimensi yang berbeda. Oleh karena itu definisi kualitas dapat diartikan dari dua perspektif, yaitu dari sisi konsumen dan sisi produsen. Namun pada dasarnya konsep dari kualitas sering dianggap sebagai kesesuaian, keseluruhan ciri-ciri atau karakteristik suatu produk yang diharapkan oleh konsumen.

Menurut Suyadi Prawirosentono (2007:5), pengertian kualitas suatu produk adalah “Keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan”. Sedangkan menurut Heizer & Render (2006:253) kualitas/mutu adalah keseluruhan corak dan karakteristik dari produk atau jasa yang berkemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi.

(30)

produk yang dibeli tersebut sesuai dengan dengan keinginan, memiliki manfaat yang sesuai dengan kebutuhan dan setara dengan pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen. Apabila kualitas produk tersebut tidak dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, maka mereka akan menganggapnya sebagai produk yang berkualitas jelek.

Pengendalian merupakan alat untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai suatu perusahaan pengendalian alat untuk menjaga agar tidak terjadi suatu kesalahan. Menurut Djoko Sanjata (1998: 14), menjelaskan pengertian pengendalian adalah aktifitas pokok dalam manajemen berupa pekerjaan untuk mengerjakan sedemikian rupa-rupa agar pekerjaan tersebut terlaksana sesuai dengan rencana.

Menurut Mulyadi (1999: 38), pengendalian adalah usaha untuk mencapai suatu keadaan yang diinginkan. Sedangkan Pengendalian menurut Teguh Baroto (2002: 13-14) diungkapkan bahwa pengendalian produksi telah dinyatakan dalam berbagai istilah yang berbeda. Beberapa perusahaan menemukan departemen yang melaksanakan kegiatan pengendalian produksi ini dengan istilah departemen produksi, departemen pengawasan produksi, departemen operasi, departemen perencanaan produksi, atau departemen perencanaan dan pengawasan produksi. Pengendalian produksi adalah aktifitas bagaimana mengelola proses produk tersebut. Pengendalian merupakan tindakan manajemen yang sifatnya abstrak.

(31)

perusahaan dan semua aktifitas yang mendukung terciptanya suatu produk yang berkualitas baik. Untuk mengurangi terjadinya produk cacat maka perlu adanya pengawasan kualitas. Bila suatu produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan baik, maka perusahaan memiliki citra baik di mata konsumen serta perusahaan mendapatkan kepercayaan konsumen untuk mengkonsumsi produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, untuk menghasilkan suatu produk atau jasa yang berkualitas baik diperlukan adanya pengendalian kualitas. Dengan adanya pengendalian kualitas yang baik perusahaan dapat mengetahui adanya suatu kesalahan sedini mungkin pada proses produksi, sehingga dapat dihindari adanya produk cacat dan tidak sesuai dengan standar perusahaan.

Menurut Agus Ahyari, (1987:239) pengertian pengendalian kualitas atau

quality control adalah suatu aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar

kualitas produk ataupun jasa perusahaan tersebut bisa dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan. Dari pengertian tersebut jelas-jelas dapat dilihat bahwa usaha pengendalian kualitas ini adalah merupakan usaha penjagaan dan dilaksanakan sebelum kesalahan produk atau jasa tersebut terjadi, melainkan mengarahkan agar kesalahan kualitas tersebut tidak terjadi di dalam perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Arman Hakim Nasution (2006:301) pengendalian kualitas atau

quality control adalah usaha untuk mencegah kerugian yang lebih besar akibat

(32)

Secara garis besar pengendalian kualitas dikelompokkan menjadi :

1. Pengendalian kualitas sebelum pengolahan atau proses yaitu pengendalian kualitas yang berkenaan dengan proses yang berurutan dan teratur termasuk bahan-bahan yang akan diproses.

2. Pengendalian kualitas terhadap produk jadi yaitu pengendalian yang dilakukan terhadap barang hasil produksi untuk menjamin supaya produk jadi tidak mengalami kerusakan atau tingkat kerusakan produk sedikit. (Sofyan Assauri, 1993: 218). Teknik yang digunakan dalam pengendalian kualitas diantaranya dengan metode control chart. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui rata-rata kerusakan produk dan besarnya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan aktivitas/ tindakan yang terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan meingkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.

2.2.2.2 Tujuan Pengendalian Kualitas

Tujuan dari pengendalian kualitas menurut Sofjan Assauri (1998:210) adalah:

1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah ditetapkan.

(33)

3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.

4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin. Tujuan utama pengendalian kualitas adalah untuk mendapatkan jaminan bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah mungkin.

(34)

2.2.2.3 Fungsi Pengendalian Kualitas

Fungsi pengendalian kualitas mengandung pelaksanaan, pengukuran dan pola tindakan korektif yang meyakinkan tercapainya tujuan secara luas akibat pengendalian adalah :

1. Melakukan pengukuran pelaksanaan tujuan atau rencana kegiatan kebijakan yang telah diterapkan lebih dulu.

2. Untuk menganalisis pelaksanaan kegiatan, tujuan, rencana dan kebijakan untuk mencari penyebabnya.

3. Untuk mempertimbangkan alternatif atas dasar arah tindakan yang dapat diambil dapat mengoreksi semua gejala-gejala yang ada didalamnya.

4. Menilai dan melengkapi alternatif yang baik dan sesuai dengan kemampuan di dalam pengendalian kualitas yang baik tentang hasil rencana dan kebijakan tetang pengendalian yang dapat dikomunikasikan dengan baik dan lengkap.

2.2.2.4 Faktor -fakor Pengendalian Kualitas

Menurut Douglas C. Montgomery (2001:26) dan berdasarkan beberapa literatur lain menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan adalah:

1. Kemampuan proses

(35)

suatu proses dalam batas-batas yang melebihi kemampuan atau kesanggupan proses yang ada.

2. Spesifikasi yang berlaku

Spesifikasi hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat berlaku, bila Ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan konsumen yang ingin dicapai dari hasil produksi tersebut. Dalam hal ini haruslah dapat dipastikan dahulu apakah spesifikasi tersebut dapat berlaku dari kedua segi yang telah disebutkan di atas sebelum pengendalian kualitas pada proses dapat dimulai.

3. Tingkat ketidaksesuaian yang dapat diterima

Tujuan dilakukan pengendalian suatu proses adalah dapat mengurangi produk yang berada di bawah standar seminimal mungkin. Tingkat pengendalian yang diberlakukan tergantung pada banyaknya produk yang berada di bawah standar yang dapat diterima.

4. Biaya kualitas

Biaya kualitas sangat mempengaruhi tingkat pengendalian kualitas dalam menghasilkan produk dimana biaya kualitas mempunyai hubungan yang positif dengan terciptanya produk yang berkualitas. Berikut ini macam-macam biaya kualitas, antara lain:

a. Biaya Pencegahan (Prevention Cost)

(36)

b. Biaya Deteksi/ Penilaian (Detection/ Appraisal Cost)

Adalah biaya yang timbul untuk menentukan apakah produk atau jasa yang dihasilkan telah sesuai dengan persyaratan-persyaratan kualitas sehingga dapat menghindari kesalahan dan kerusakan sepanjang proses produksi.

c. Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost)

Merupakan biaya yang terjadi karena adanya ketidaksesuaian dengan persyaratan dan terdeteksi sebelum barang atau jasa tersebut dikirim ke pihak luar (pelanggan atau konsumen).

d. Biaya Kegagalan Eksternal (Eksternal Failure Cost)

Merupakan biaya yang terjadi karena produk atau jasa tidak sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang diketahui setelah produk tersebut dikirimkan kepada para pelanggan atau konsumen.

2.2.2.5 Pendekatan Pengendalian Kualitas

(37)

1. Pendekatan Bahan Baku

Bahan baku merupakan faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap kualitas produk akhir. Bahkan di dalam beberapa jenis perusahaan tertentu pengaruh kualitas bahan baku ini sedemikian besarnya, sehingga hampir seluruh kualitas produk akhir ditentukan oleh kualitas bahan baku. Meninggalkan pengendalian kualitas bahan baku. Bagi perusahaan yang memproduksi suatu barang, dimana karakteristik bahan baku langsung menjadi karakteristik produk jadi maka kualitas bahan baku ini akan sangat besar pengaruhnya bagi kualitas produk akhir perusahaan.

2. Pendekatan Proses Produksi

Proses produksi merupakan kegiatan utama di dalam perusahaan. Dalam pelaksanaan proses produksi perusahaan ini perlu mengadakan pengendalian yang cukup memadai agar produk akhir mempunyai kualitas yang baik. Pada umumnya untuk pelaksanaan pengendalian kualitas proses produksi dapat dipisahkan menjadi 3 tahapan, yaitu

a. Tahap Persiapan

Dimana pada tahap ini akan dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pengendalian kualitas proses tersebut.

b. Tahap Pengendalian Proses

(38)

berjalan. Tahap ini bertujuan untuk mencegah agar jangan sampai terjadi kesalahan-kesalahan proses yang akan dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas produk perusahaan yang bersangkutan.

c. Tahap Pemeriksaan akhir

Pada tahap ini pada umumnya merupakan pemeriksaan yang terakhir dari produk yang ada dalam proses produksi sebelum dimasukkan ke dalam gudang barang jadi atau dilempar ke pasar melalui distributor produk perusahaan.

3. Pendekatan Produk Akhir Perusahaan

(39)

2.2.3 Bahan Baku

2.2.3.1 Pengertian Bahan Baku Dan Fungsinya

Bahan baku sangat mendukung dalam segala aspek. Dalam industri baik itu industri kimia, industri tekstil, industri makanan dan minuman dan sebagainya, bahan baku merupakan faktor penting dalam proses produksinya. Bahan baku penting artinya dalam mempertinggi efisiensi pertumbuhan ekonomi.

Salah satu perusahaan yang berproduksi untuk menghasilkan suatu (atau beberapa macam) produk tertentu selalu akan memerlukan bahan baku untuk pelaksanaan proses produksinya perusahaan pada umumnya, baik dan buruknya kualitas bahan baku tersebut akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kualitas produk ditentukan oleh kualitas bahan baku yang dipergunakan tersebut.

Pengertian bahan baku menurut Cahin dan Polimeni (1996 : 73) bahwa bahan baku adalah bahan yang dapat diidentifikasikan dengan produk suatu barang jadi yang dapat dengan mudah dilacak ke produk tersebut dan hanya bahan utama.

(40)

input atau bahan didalam penyelenggaraan produksi sesuatu barang dalam perusahaan industri.

2.2.3.2 Faktor -Faktor Yang Mempengar uhi Bahan Baku Menurut Definisi Ahyari (1994 : 163), Yaitu :

1. Perkiraan pemakaian bahan baku

Sebelum kegiatan pembelian bahan baku dilakukan maka manajemen harus dapat membuat perkiraan bahan baku yang akan dipergunakan didalam proses produksi pada suatu periode perkiraan tersebut dapat diketahui dari perencanaan produksi pada periode yang bersamaan. Sedang perencanaan dapat ditelisuri dari perencanaan penjualan perusahaan berikut tingkat persediaan barang jadi yang dikehendaki manajemen.

2. Harga bahan baku

Harga bahan baku merupakan dasar penyusunan perhitungan berapa besar dana perusahaan untuk investasi persediaan bahan baku.

3. Biaya persediaan

(41)

4. Pemakaian bahan

Seberapa besar persediaan bahan baku akan mendapat dana dari perusahaan tergantung dari kebijakan pembelajaan dalam perusahaan tersebut.

5. Kebijakan pembelian

Seberapa besar penyerapan persediaan bahan baku oleh proses produksi serta bagaimana hubungan dengan perkiraan pemakaiannya. 6. Waktu tunggu (lead time)

Tenggang waktu yang digunakan (yang terjadi) antara saat pemesanan bahan baku dengan datangnya bahan baku itu sendiri sangat berhubungan dengan penentuan saat pemesanan bahan baku dengan datangnya bahan baku itu sendiri sangat berhubungan dengan penentuan saat pemesanan kembali ( re order print ) untuk mengetahui saat pembelian yang tepat pula.

7. Model pembeliaan bahan

Model pembelian bahan yang dipergunakan oleh perusahaan sangat menentukan besar kecilnya persediaan bahan baku yang diselenggarakan dalam perusahaan.

8. Persediaan pengamanan

(42)

bila terjadi kekurangan bahan baku atau keterlambatan datangnya bahan baku yang dipesan perusahaan.

9. Pembelian kembali

Pembelian kembali bahan baku secara berkala yang dipergunakan perusahaan.

2.2.3.3 Pengendalian kualitas bahan baku

Dalam pendekatan bahan baku untuk pengendalian kualitas, terdapat beberapa hal yang sebaiknya dikerjakan oleh manajer agar bahan baku yang diterima perusahaan yang bersangkutan dapat dijaga kualitasnya. Beberapa hal tersebut antara lain:

a) Seleksi sumber bahan

dilakukan antara lain dengan cara melihat pada pengalaman-pengalaman perusahaan di masa lalu atau dengan mengadakan evaluasi pada perusahaan pemasok bahan baku dengan menggunakan daftar pertanyaan atau dapat lebih teliti lagi dengan jalan penelitian kualitas perusahaan pemasok tersebut.

b) Pemeriksaan dokumen pembelian

(43)

c) Pemeriksaan penerimaan bahan baku

Apabila dokumen pembelian yang disusun tersebut cukup lengkap, maka dalam pemeriksaan penerimaan bahan baku tersebut dapat didasarkan pada dokumen pembelian tersebut.

d) Penggudangan

Jangka waktu penyimpanan bahan baku di gudang antara satu dengan yang lain tidak sama. Hal ini tergantung dari beberapa faktor, misalnya mudah tidaknya bahan baku tersebut ditemukan di pasar, tinggi rendahnya bahan baku, dan besar kecilnya resiko kerusakan bahan baku dalam penyimpanan. (Ahyari, 1990:263).

2.2.4 Produk Akhir

2.2.4.1 Pengertian Produk Akhir

Secara singkat produk didefinisikan segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan pembeli atau konsumen atau segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar, agar diperhatikan , dibeli dan digunakan oleh pembelinya untuk memuaskan suatu kebutuhan (Ranupandodjo, 2007:45). Dalam hal ini yang dimaksud dengan segala sesuatu yaitu dapat berupa barang, jasa, orang, ide, tempat dan hiburan.

(44)

dengan masalah masing-masing atribut produk menurut Rismiyati dan Suratno (2007: 204-206):

a) Mutu produk.

Dalam proses perencanaan produk seorang pengusaha harus menetapkan derajat mutu tertentu bagi produknya, karena hal ini akan mempengaruhi penampilan di pasar nanti. Derajat mutu produk di pasar dapat dikelompokkan dalam 4 tingkat yaitu; rendah, rata-rata, tinggi, dan istimewa.

b) Ciri-ciri produk (product features).

Perusahaan harus mengidentifikasi mana cirri-ciri pokok produknya yang akan dipasang secara standard dan mana cirri-ciri pilihan (optional) yang lebih sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pada awalnya perusahaan dapat memperkenalkan produk dengan cirri-ciri yang standar namun kemudian produk tersebut dilengkapi dengan tambahan ciri-ciri lain sesuai dengan mode dan tren pasar.

c) Gaya atau corak produk.

(45)

2.2.4.2 Pengendalian Kualitas Produk Akhir

Pengendalian kualitas produk akhir merupakan upaya perusahaan untuk mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan dengan melihat produk akhir yang menjadi hasil dari perusahaan tersebut. dalam pengawasan produk akhir ini perlu diperhatikan dua hal yaitu:

a) Bagaimana langkah yang akan diambil oleh perusahaan untuk dapat mempertahankan produk perusahaan sesuai dengan standar kualitas yang berlaku, yakni merupakan tindakan-tindakan yang harus diambil setelah produk perusahaan tersebut selesai di produksi.

b) Bagaimana langkah yang ditempuh oleh perusahaan tersebut untuk menentukan standar kualitas yang akan diberlakukan pada perusahaan yang bersangkutan.

2.2.5 Penentuan Kualitas Standar dan Pemeriksaan 2.2.5.1 Pengertian Penentuan Kualitas Standar

(46)

Pertimbangan fakor-faktor yang mempengaruhi mutu sebelum keputusan itu diambil dalam kaitannya dengan kebijakan kualitas standar. Faktor yang menunjang penentuan kualitas menurut Sofjan Assauri (2004: 206) adalah:

1. Fungsi suatu barang

Suatu barang yang dihasilkan hendaknya memperhatikan fungsi untik apa barang tersebut digunakan, seingga barang-barang yang dihasilkan tersebut benar-benar memenuhi fungsi tersebut. Oleh karena pemenuhan fungsi tersebut mempengaruhi keputusan para konsumen, sedangkan tingkat kepuasan tertinggi tidak selamanya dapatdipenuhi, maka tingkat suatu mutu barang bergantung pada tingkat pemenuhan fungsi kepuasan penggunaan barang yang dapat dicapai. Mutu yang hendak dicapai susuai dengan fungsi untuk apa barang trsebut digunakan atau dibutuhkan, tercermin dari spesifikasi dari barang tersebut seperti kecepatan, tahan lama, mudah atau tidaknya perawatan dan kepercayaannya.

2. Wujud Luar

(47)

3. Biaya Barang

Barang dan biaya suatu barang akan sangat mempengaruhi harga barang tersebut. Hal ini terlihat dari barang-barang yang mempunyai biaya dan harga yang mahal, dapat menujukkan mutu barang tersebut relative lebih baik. Demikian pula sebaiknya, bahwa barang-barang yang mempunyai biaya atau harga yang murah, menunjukkan mutu barang tersebut relative lebih rendah. Karena untuk mendapatkan mutu yang baik dibutuhkan biaya yang leih mahal. Mengenai biaya barang-barang ini perlu kiranya disadari bahwa tidak selamanya biaya yang sebenarnya , sehingga sering terjadi inefisiensi. Jadi tidak selalu biaya atau harga dari barang lebih rendah daripada nilai barang itu, tetapi kadang-kadang terjadi bahwa biaya atau harga dari suatu barang lebih tinggi daripada nilai yang sebenarnya, karena adanya inefisiensi dalam menghasilkan barang tersebut dan tingginya keuntungan yang dapat diambil dari barang itu sendiri.

2.2.5.2 Pengertian Pemeriksaan

(48)

Adapun tujuan dari diadakannya suatu pemeriksaan dari suatu produk antara lain:

1. Mengadakan pecegahan bukan perbiaikan 2. menghentikan komponen-komponen yang rusak

3. memberitahukan kepada manajemen tdak hanya bahwa suatu barang atau produk tidak memenuhi standar, tetapi juga para manajer dapat memusatkan perhatiannya pada perbaikan.

Pemeriksaan menurut Assauri (2004: 224), yaitu :

1.Pengontrolan (control), untuk mencegah atau perbaikan pada masa proses yang sedang berjalan.

2.Pemeriksaan (acceptance), pemeriksaan yang dilakukan pada saat proses yang sedang berjalan dan produk akhir, pemeriksaan ini tujuannya produk apakah sesuai dengan standar yang telah ditentukan atau tidak.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan inspeksi adalah pemeriksaan produk untuk dilihat dan diuji apakah sesuai atau tidak dengan standar yang berlaku di perusahaan tersebut.

2.2.6 Kerusakan atau Kecacatan Produk

(49)

kaitannya dengan teknologi, manajemen program produksi, dan analisis secara keseluruhan.

Produk yang tidak sesuai dapat dikatakan sebagai produk cacat. Produk ini mempunyai kriteria yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen sehingga konsumen merasa tidak puas. Produk cacat merupakan produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar kualitas yang sudah ditentukan. Untuk mengatasi produk cacat yang dihasilkan, produsen hanya dapat melakukan pencegahan terhadap terjadinya cacat produk. Untuk melakukan perbaikan sangat sulit dikarenakan memperbaiki produk yang cacat tetapi tidak pada proses produksinya sama saja akan menambah biaya. Produsen sebaiknya melakukan pencegahan terjadinya produk cacat dengan cara menyelidiki apakah terjadi kesalahan dalam proses produksinya sehingga dapat didapatkan penyebab produk cacat itu terjadi.

Menurut Pieter Chang M.K (2002: 59), penyebab terjadinya cacat produk berkaitan sebagai berikut, masalah mesin, teknologi, manajemen bahan baku dan sebagainya. Tetapi pada, kondisi dilapangan harus brsikap obyektif cara berfikirnya dan mengandalkan manajemen serta teknologi.

(50)

2.2.7 Hubungan Quality Control dengan Tingkat Kerusakan Pr oduk Menurut Agus Ahyari, (1987:239) pengertian pengendalian kualitas atau

quality control adalah suatu aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar

kualitas produk atau jasa perusahaan tersebut bisa dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan. Dari pengertian yang telah disebutkan diatas, bisa dilihat pada dasarnya pengendalian kualitas ini adalah usaha penjagaan dan dilaksanakan sebelum kesalahan produk atau jasa tersebut terjadi, melainkan mengarahkan agar kesalahan kualitas tersebut tidak terjadi di dalam perusahaan yang bersangkutan.

Proses produksi merupakan proses perubahan dari bahan mentah menjadi barang jadi, produk akhir dari proses produksi ada 2 macam yaitu barang yang sesuai standar, dan barang yang tidak sesuai standar. Barang yang tidak sessuai standar bisa disebut produk cacat. Menurut Pieter Chang MK. (2002:59) Penyebab terjadinya cacat produk biasanya berkaitan dengan masalah teknologi mesin, manajemen bahan baku dan sebagainya.

(51)

2.3 Kerangka Berpikir

Gambar 2.1

Pengaruh antara Quality Control terhadap Tingkat Kerusakan Pr oduk

Keterangan kerangka berpikir

Kerangka berpikir ini menjelaskan pengaruh bahan baku, dan hasil produksi terhadap tingkat kerusakan produk kedua variabel bebas terebut dilakukan dengan quality control . Sedangkan tingkat keruskan produksi disini sebagai variabel terikat yang merupakan perbandingan. Untuk mengetahui apakah variabel bebas berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap variabel terikat, maka dapat menggunakan teknik analisis linier berganda, sehingga diharapkan dengan teknik tersebut selain dapat variabel bebas terhadap variabel terikat juga dapat mengetahui pengaruh langsung atau pengaruh tidak langsung dari variabel-variabel yang bersangkutan.

Bahan Baku X1

Produk Akhir X3

Tingkat Kerusakan Produk

(52)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan pada permasalahan diatas maka perlu diberikan suatu jawaban sementara yang kebenarannya masih perlu diuji lebih lanjut. Dari adanya jawaban sementara ini nantinya diharapkan akan mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan ini. Adapun hipotesanya adalah :

1. Diduga bahan baku, dan hasil produksi mempunyai pengaruh terhadap jumlah kerusakan hasil produksi buku secara simultan.

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam rangka memperoleh dan mengumpulkan bahan-bahan keterangan yang mempunyai kegunaan mengelola sampai dengan pemberian kesimpulan dalam penelitian skripsi ini, maka diperlukan suatu penelitian secara nyata. Maksud dari pada penelitian ini adalah untuk memperoleh data guna memadukan kebenaran dan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang arti dan makna sebenarnya, variabel yang akan digunakan dalam penelitian sehingga tidak terjadi kesalah pahaman ataupun salah penafsiran.

Penentuan variabel penelitian tergantung pada obyek yang diteliti landasan teori dan metode yang digunakan. Berdasarkan identifikasi variabel, diperoleh variabel-veriabel yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel-vaiabel tersebut terdiri sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (X) a. Bahan Baku (X1)

(54)

b. Pr oduk Akhir (X2)

Hasil akhir proses produksi yang telah dilakukan oleh perusahaan. hasil yang mencapai target dan standar yang telah ditentukan oleh perusahaan.Variabel ini diukur dengan jumlah produk yang memenuhi standar setiap bulannya adalah lembar/bulan.

2. Variabel Terikat (Y)

a. Tingkat Kerusakan Pr oduk (Y1)

Variabel terikat pada penelitian ini yaitu tingkat kerusakan produk (Y1) yang merupakan suatu hasil akhir pada proses produksi yang tidak sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan oleh PT. Carma Wira Jatim Pasuran. Variabel ini diukur dengan indikator tingkat kerusakan produk.

3.2 Populasi

(55)

3.3 Sampel

Sampel menurut Sugiono (2004 : 73) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah data dari PT. Carma Wira Jatim yaitu data mengenai bahan baku, hasil produksi dan kerusakan hasil produksi penyamakan kulit terutama pada produk

pickle kulit kambing/dombadengan satuan waktunya per bulan selama 36 bulan pada tahun 2011-2013.

3.4 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling secara nonprobabilitas yaitu dengan cara purposive sampling. Purposive

Sampling atau judgmental sampling yaitu penarikan sampel yang dilakukan

dengan memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti. Teknik ini didasarkan dengan tujuan untuk mendapatkan data aktual (valid dan terbaru) pada PT. Carama Wira Jatim Pasuruan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 (Sugiono : 2004)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

(56)

3.5.1 J enis Data a. Data Sekunder

Dalam melakukan penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dan didapat dari perusahaan yang berkaitan dengan penelitian yaitu PT. Carma Wira Jatim Pasuruan.

b. Sumber Data

Sumber data yang didapat adalah data intern dari bulan januari sampai desember selama 36 pada tahun 2011-2013 yang bersal dari perusahaan yang berkaitan yaitu PT. Carma Wira Jatim Pasuruan.

3.5.2 Pengumpulan Data a. Dokumentasi

Cara yang dilakukan untuk memperoleh data dengan mempelajari dan mencatat dokumen-dokumen penting yang ada sehingga obyek penelitian yang kemudian dapat dihimpun, diolah serta dianalisis guna perubahan lebih lanjut.

3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Uji Asumsi Klasik

(57)

dilakukan menjadi tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan kesimpulan yang diperoleh.

Tujuan utama penggunaan uji asumsi klasik adalah mendapatkan koefisien regresi linear yang terbaik dan tidak biasa, sehingga harus memenuhi asumsi-asumsi klasik dengan menghindari :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya metode kolmogorov smirnov.

a. Hipotesis

Ho : data distribusi normal H1 : data tidak distribusi normal b. Daerah keputusan

Tingkat signifikas > 5% maka Ho diterima dan H1 ditolak Tingkat signifikan < 5% maka Ho ditolak dan H1 diterima

2. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier diantara variabel-variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya ridak terjadi korelasi diantara variabel bebas.

(58)

a. Nilai koefisien determinan berganda (Rsquare) tinggi.Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikonieritas.

b. Menghitung nilai tolerance dan VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Apabila VIF lebih besar dari 10 hal ini berarti terdapat multikolonier pada persamaan regresi linear.

3. Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas diantaranya dengan menghitung kerelasi Rank Spearmen antara nilai residual dengan seluruh variabel bebas. Jika nilai signifikan koefisien korelasi Rank

Spearman untuk semua variabel bebas terhadap nilai mutlak dari residual lebih

besar 5% maka tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

(59)

suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap uji Durbin Watson (uji DW). Dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Durbin Watson

3.6.2 Teknik Analisis Data

3.6.2.1 Regresi Linier Berganda

Dalam rangka uji hipotesis menggunakan metode analisi regresi linier berganda ialah untuk mengetahui pengaruh jumlah Bahan Baku (X1), dan Hasil

(60)

3.6.2.2 Uji Hipotesis

a. Pengujian Secara Simultan

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat secara simultan digunakan uji F dengan rumus :

1. Fhitung

Dimana : JK Reg = Jumlah Regresi JKg = Jumlah Kuadrat Galat K = Jumlah Variabel Bebas

n = Jumlah Sampel

Untuk menghitung R2 digunakan rumus :

( Sudjana,1996 : 383)

dimana : R2 = Koefisien Determinasi

JK = Jumlah Kuadrat

2. Hipotesis

Ho : b1 = b2 = 0, maka tidak ada pengaruh nyata antara variable bebas dan variable terikat.

JK Regresi Fhitung =

JKg/(n/k-1)

JK Regresi R2 =

(61)

Ho : b1 ≠ b 2 ≠ 0, maka ada pengaruuh nyata antara variable bebas dan variable terikat. 3. Kriteria Pengujian

Ho diterima jika Fhit ≤ F tab, Artinya secara simultan tidak ada pengaruh antara variabel bebas dan variable terikat.

Ho ditolak jika Fhit ≥ F tab, artinya secara simultan ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat:

Gambar 3.1 Kur va Uji f

HO ditolak

HO diterima Ftabel

4. Dengan level of significant 0,05 DF = n - k – 1

b. Pengujian Secara Parsial

(62)

proses produksi dan pengawasan mutu produk, secara sendiri-sendiri terhadap jumlah kerusakan hasil produksi. Dengan rumus :

(sudjana, 1996 : 111)

Dimana : thit = t hasil perhitungan

b1 = koefisien regresi

Se = standar error

2. Merumuskan Hipotesis

Ho : b1 = 0, maka tidak ada pengaruh nyata antara variabel

bebas dan variabel terikat.

Ho : b1 ≠ 0, maka ada pengaruh nyata antara variabel bebas

dan variabel terikat

3. Kriteria pengujian

a. Bila –ttabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti secara parsial variable bebas (X) tidak berpengaruh signifikan terhadap variable terikat (Y).

b. Bila -thitung < ttabel atau thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti secara parsial variable bebas (X) berpengaruh signifikan terhadap variable terikat (Y).

b1

thit =

(63)

Gambar 3.2 Kur va Uji t

4. Dengan level of significant 0,05 DF = n – k - 1

Daerah Penerimaan Ho

(64)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambar an Obyek Penelitian 4.1.1 Sejar ah Singkat Perusahaan

PT. Carma Wira Jatim merupakan anak perusahaan dari PT. Panca Wira Usaha Jatim, yang terdiri dari 3 unit usaha :

1. Pabrik Kulit Wonocolo - Surabaya (relokasi ke pasuruan)

2. Pabrik Kulit Gajah - Pasuruan

3. Pabrik Kulit Carma Yasa – Magetan

Pabrik Kulit Wonocolo dan Pabrik Kulit Gajah Surabaya didirikan oleh belanda masing-masing pada tahun 1912 dan 1932. Dan pada tahun 1956 nasionalisasi oleh pemerintah Indonesia. Sedangkan pabrik kulit Carma Yasa Magetan didirikan pada tahun 1956 oleh PNPR Carma Yasa sebagai tempat penyuluhan bagi industri kecil. Pada 1984 ketiga pabrik kulit tersebut tergabung dalam Perusahaan Daerah Aneka Usaha Propinsi Daerah Tingkat I Jatim.

(65)

digabung menjadi satu dan menjadi salah satu unit usaha PT. PWU dengan nama Pabrik Kulit Carma. Kemudian didalam perkembangannya, tahun 2002 pabrik kulit carma mengalami perubahan status badan hukum yaitu dari unit usaha menjadi Anak Perusahaan dibawah manajemen holding company PT. Panca Wira Usaha Jawa timur, dan berubah nama menjadi PT. Carma Wira Jatim.

4.1.2 Gambar an Umum Perusahaan

PT. Carma Wira Jatim merupakan salah satu Anak Perusahaan PT. Panca Wira Usaha Jatim, BUMD milik Propinsi Jawa Timur. PT. Carma Wira Jatim pada awalnya didirikan berdasarkan Akte nomor : 9 tanggal 1 April 2002 oleh Wachid Hasyim, SH notaris di Surabaya yang disahkan melalui Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 9 Agustus 2002 nomor : C-14885 HT.01.01.TH 2002 dan Akte Perubahan Nomor : 10, tanggal 08 Mei 2009 oleh Evie Mardina Hidayah, SH notaris di Surabaya yang disahkan melalui keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 5 Juni 2009 nomor : AHU-24902.AH.01.02.TH 2009.

(66)

4.1.3 Identitas Perusahaan

PT. Carma Wira Jatim mempunyai identitas-identitas seperti perusahaan-perusahan pada umumnya, beberapa identitas dari perusahaan ini antara lain :

1. Logo :

2. Nama Usaha : PT. CARMA WIRA JATIM

3. Badan Hukum : Perseroan Terbatas (PT) akte nomor : 9 tanggal 1 April 2002 oleh Wachid Hasyim, SH notaris di Surabaya yang disahkan melalui Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 9 Agustus 2002 nomor : C-14885 HT.01.01.TH 2002.

Akte Perubahan Nomor : 10, tanggal 08 Mei 2009 oleh Evie Mardina Hidayah, SH notaris di Surabaya yang disahkan melalui keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 5 Juni 2009 nomor : AHU-24902.AH.01.02.TH 2009

(67)

5. Kontak : - Telepon : 0343-421714

- Faximile : 0343-420905

- E-Mail : Carma.wira@yahoo.co.id

6. Unit Kerja : Pabrik Kulit Carma Magetan JL. Teuku Umar No.4 Magetan - Telepon : 0351-895034 – Faximile : 0351-892415

7. Bidang Usaha :

a) PT. Carma Wira Jatim adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa proses Beam House, yaitu proses yang dimulai dari non material, kulit mentah garaman Kambing/Domba dan Sapi, yang setelah melalui proses produksi menjadi barang setengah jadi berupa Wet Pickle Kulit Kambing/Domba dan Wet

Blue Kulit Sapi, yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku

oleh industri barang jadi kulit.

b) PT. Carma Wira Jatim merupakan perusahaan jasa proses yang keberadaannya adalah untuk memenuhi kebutuhan pengusaha kulit pabrikan yang tidak memiliki proses Beam House maupun pengusaha non pabrikan, agar tetap bisa mengelola bisnisnya tanpa harus memiliki tempat produksi sendiri.

8. Produksi Jasa :

a) Pickle Kulit Kambing/Domba

(68)

c) Jasa Mesin : Walls, Buffing, Emboshing

Produk jasa yang menjadi unggulan adalah proses pickle kulit kambing/domba dan wet blue kulit sapi, terutama adalah proses pickle kulit kambing/domba.

9. Kapasitas Produksi :

a) Pickle Kulit Kambing/Domba sekitar 3.500.000lembar per tahun

b) Wet Blue Kulit Sapi sekitar 18.000 lembar per tahun

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, perusahaan telah mampu memproduksi Pickle kulit kambing/domba sebanyak 14.500.00 juta lembar.

4.1.4 Visi, Misi, dan Tujuan Visi :

Menjadi industri penyamakan kulit yang mandiri, kompetitif dan mampu bersaing serta dikenal luas didalam bisnis perkulitan, baik regional maupun nasional.

Misi :

1. Menghasilkan produk kulit khususnya Pickle kulit kambing/domba dan Wet Blue kulit sapi dengan kualitas standar export, sehingga bisa diterima oleh pasar regional, nasional, maupun internasional.

(69)

Tujuan :

1. Memperoleh laba

2. Mampu memenuhi kepentingan-kepentingan pemilik, pemegang saham serta people in the organization.

3. Survive dalam situasi dan kondisi perekonomian yang bagaimanapun.

4.1.5 Produksi

PT. Carma Wira Jatim adalah perusahaan Industri jasa penyamakan kulit dari Raw Material kulit garaman mentah kambing/domba dan sapi yang setelah melalui proses produksi atau proses penyamakan menjadi barang setengah jadi dan selanjutnya dipakai sebagai bahan baku oleh industri barang jadi kulit.

1) Macam-macam produk yang dihasilkan:

- Pickle Kulit Kambing/Domba

- Wet Blue Kulit Sapi

- Jasa Mesin : Emboshing, Walls, Buffing 2) Distribusi Produk

(70)

produksi dari PT. Carma Wira Jatim adalah untuk konsumsi dalam negeri.

4.1.6 Struktur Organisasi

Job Description PT. Carma Wira Jatim Pasuruan:

A.Kepala Unit

Dipimpin oleh seorang manajer dengan tugas dan tanggung jawab membantu direktur yang meliput:

1. Membuat usulan untuk pengembangan dan peningkatan kegiatan usaha

2. Menyusun standar proses, mutu, dan biaya yang dipakai dalam kegiatan kerja (produksi)

3. Mengkoordinir dan mengarahkan kegiatan usaha untuk mencapai target laba perusahaan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien

4. Memimpin dan memotivasi seluruh karyawan, agar tercipta ketenangan dan kepuasan dalam bekerja dengan MOTTO dan PEDOMAN KERJA yang telah ditetapkan

5. Menjaga disiplin kerja karyawan, serta meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan untuk kelancaran pelaksanaan tugas secara berkesinambungan dan menjamin ketertiban dan keamana unit 6. Mengadakan pengawasan dan pengendalian yang meliputi:

(71)

- Efisiensi/rendemen - Mutu/waktu

7. Menciptakan kerjasama yang baik dengan mitra usaha dan pelanggan serta instansi setempat yang terkait, dan berpartisipasi dengan lingkungan setempat

8. Menyusun laporan pertanggung jawaban pengelolaan kepada direktur secara teratur sesuai sistim dan prosedur yang ada

9. Menyusun Rencana Program Kerja dan Anggaran Perusahaan (RPKAP) dengan berpedoman pada ketentuan yang telah ditetapkan 10. Melaksanakan tugas-tugas lain atas perintah direktur

Dalam melaksanakan tugasnya, dibantu oleh:

a) Kepala Urusan Administrasi/Keuangan Melakukan tugas pekerjaan yang meliputi:

1. Menyelenggarakan kegiatan umum/kesekretariatan 2. Menyelenggarakan tata usaha personalia

3. Menyelenggarakan administrasi pembukuan 4. Menyelenggarakan tata usaha keuangan 5. Menyelenggarakan administrasi penjualan 6. Menyusun laporan keuangan secara periodik

7. Menyusun rencana program kerja dan anggaran perusahaan

b) Kasir/Pajak

(72)

a. Melaksanakan pembuatan buku harian kas dan pabrik

b. Melaksanakan hubungan dengan bank dan lembaga keuangan lainnya

c. Menghimpun bukti-bukti kas dan bank secara periodik

d. Melaksanakan pembayaran gaji/upah dan hak-hak karyawan lainnya e. Melaksanakan pembayaran pembelian barang-barang kebuthan

pabrik dan hutang kepada pemasok f. Menyusun laporan kas dan bank

c) Personalia/Umum

Melakukan tugas pekerjaan yang meliputi:

a. Membuat daftar gaji/upah/lembur dan sejenisnya

b. Melaksanakan pengurusan JAMSOSTEK dan Pajak Penghasilan (PPh Ps 21)

c. Membuat laporan kegiatan yang menyangkut urusan personalia setiap bulan, triwulan dan tahunan

d. Melaksanakan administrasi surat masuk dan keluar, pengetikan surat-surat dan penyimpanan dokumen

(73)

d) Gudang

Melakukan tugas pekerjaan yang meliputi:

a. Mengisi kartu administrasi persediaan gudang (APG)

b. Membuat bon pesanan, bukti barang masuk (BBM), bukti barang keluar (BBK) dan bon pemakaian

c. Melayani permintaan chemicals dan alat teksi dari seksi produksi membuat laporan mutasi chemicals/teknik setiap hari

e) Pembelian

Melakukan tugas pekerjaan yang meliputi:

a. Melaksanakan pembelian/pengadaan bahan baku/bahan pembantu, suku cadang keperluan teknik, serta material untuk keperluan rehabilitasi bangunan dan sarana produksi lainnya, sesuai pesanan dari gudang

b. Melaksanakan pembuatan surat penetapan pembelian dan surat penetapan order kepada pemasok

c. Melaksanakan pembuatan buku pembelian dan daftar/kartu hutang dagang

d. Melaksanakan pembuatan laporan pembelian setiap bulan

f) Kepala Urusan Produksi/Teknik

(74)

a. Melaksanakan pembelian/pengadaan bahan baku/bahan pembantu, suku cadang kepeluan teknik, serta material untuk keperluan rehabilitasi bangunan dan sarana produksi lainnya, sesuai pesanan dari gudang

b. Melaksanakan pembuatan surat penetapan pembelian dan surat penetapan order kepada pemasok

c. Melaksanakan pembuatan buku pembelian dan daftar/kartu hutang dagang

d. Melaksanakan pembuatan laporan pembelian setiap bulan

g) Persiapan

Meliputi tugas pekerjaan sebagai berikut:

a. Pengambilan kulit mentah kambing/domba/sapi dari gudang bahan baku

b. Melakukan proses soaking (perendaman) dan liming (pengapuran) c. Melakukan fleshing (buang daging), melaksanakan splitting

(pebelahan kulit)

d. Melaksanakan pembuangan limbah fleshing dan splitting ketempat penampungan yang telah disediakan

e. Membuat laporan pelaksanaan kerja tiap hari

h) Penyamakan

(75)

a. Melaksanakan proses deliming sampai dengan pickle untuk kulit kambing/domba

b. Melaksanakan proses deliming sampai dengan tanning untuk kulit

wet blue sapi

c. Membuat laporan pelaksanaan setiap hari

i) Finishing

Meliputi tugas pekerjaan sebagai berikut: a. ... b. ... c. ...

j) Bengkel

Melakukan tugas pekerjaan sebagai berikut :

a. Mengatur pelaksanaan perbaikan mesin-mesin dan sarana produksi lainnya

b. Melaksanakan fungsi pemeliharaan yang mencakup preventive

maintenance, untuk menjamin kelancaran produksi, efisiensi

produksi, bahan, mesin, waktu, dan energi

(76)

k) IPAL

Meliputi tugas pekerjaan sebagai berikut:

a. Melaksanakan pengelolaan limbah cair, operasional instalasi pengolahan air limbah (IPAL) setiap hari dengan cara dan prosedur yang telah disepakati

b. Melaksanakan pengelolaan limbah padat, pembuangan limbah yang tercampur didalam limbah cair ketempat pembuangan/peampungan yang telah disediakan

c. Merawat dan memelihara alat-alat pengolah limbah, sehingga selalu siap untuk dioperasionalkan

B.Manager Pr oduksi

Dipimpin oleh seorang manager dengan tugas dan tanggung jawab membantu direktur yang meliputi :

1. Menyusun dan melaksanakan rencana produksi yang telah ditentukan

2. Membuat pra kalkulasi terhadap order yang masuk

3. Mengatur dan merencanakan pemeliharaan danperbaikan sarana produksi

4. Mengadakan pengawasan dan pencatatan proses secara terus menerus

Gambar

Gambar 2.1
Tabel 3.1  Durbin Watson
Gambar 3.1 Kurva Uji f
Gambar 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa pelayanan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Tujuan utama inspeksi ini adalah untuk