• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SHIFT SHARE 3 DAERAH DI PROVINSI JAWA TIMUR KABUPATEN ( GRESIK ,PACITAN DAN BONDOWOSO ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS SHIFT SHARE 3 DAERAH DI PROVINSI JAWA TIMUR KABUPATEN ( GRESIK ,PACITAN DAN BONDOWOSO )."

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

NORMA FAJ AR LUTFI

1011010005/FEB/EP

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWATIMUR

(2)

Disusun oleh :

NORMA FAJ AR LUTFI 1011010005/FEB/EP

Telah Dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Univer sitas Pembangunan Nasional " Veteran" J awa Timur Pada tanggal 14 maret 2014

Pembimbing : Tim Penguji

Pembimbing Utama Ketua

Dra.Ec. Wiwin Priana, MT Prof. Dr. Syamsul Huda, SE, MT

Sekretaris

Dra.Ec. Niniek Imaningsih, MP

Anggota

Dra.Ec. Wiwin Priana, MT

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional "Veteran"

Jawa Timur

(3)

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya

sehingga dengan segala keterbatasan waktu, tenaga, pikiran dan keberuntungan

yang dimiliki peneliti, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

mengambil judul “Analisis Shift Shar e 3 Daerah Di J awa Timur Kabupaten

(Gr esik,Pacitan Dan Bondowoso )” tepat waktu.

Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan maksud untuk melengkapi

persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada

jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta

pengarahan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini peneliti dengan

kerendahan hati yang tulus ikhlas mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada yang terhormat dosen pembimbing Bapak Drs. Ec. Wiwin Priana MT.

yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dan terima kasih kepada banyak pihak, yaitu :

1. Bapak Dr. Ir. Teguh Sudarto MP. Selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, ME. Selaku Dekan Fakultas

(4)

4. Bapak Drs.Ec. Wiwin Priana, MT. Selaku dosen wali yang mana telah

memberikan ilmu yang bermanfaat kepada peneliti.

5. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah

dengan ikhlas memberikan banyak ilmu pengetahuannya selama masa

perkuliahan dan pelayanan akademik bagi peneliti.

6. Terucap hormat khusus kepada kedua orang tua dan saudara-saudara kami

yang senantiasa memberikan do’a restu dan dorongan baik moril maupun

materiil yang tak terhingga.

7. Rekan – rekan angkatan 2010 Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur, atas segala bantuan dan dukungannya.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu–per satu yang telah banyak

membantu dalam penyelesaian Skripsi.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun

demikian skripsi ini diusahakan sesuai dengan kemampuan peneliti. Oleh karena

itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan semoga skripsi ini

memberikan manfaat bagi yang membutuhkan serta bagi pembaca untuk

(5)

yang berkepentingan.

Surabaya ,10 Maret 2014

(6)

iv

DAFTAR ISI

Ka ta Pengantar ... i

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... vii

Daftar Ga mbar ... viii

Daftar Lampiran ... ix

Abstr a ksi ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 7

2.2. Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 12

2.3. Landasan Teori... 13

2.3.1. Teori Lokasi ... 13

2.3.2. Perencanaan Pembangunan... 15

(7)

v

2.4.3. Produk Domestik Regional Bruto Atas

Dasar Harga Konstan... 27

2.4.4. Sektor – sektor dalam produk Domestik Regional Bruto ... 29

2.5. Analisis Shift Share... ... 38

2.6. Kerangka Pikir... .... 42

2.7 Hipotesis... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian ... 45

3.2. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 45

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 46

3.3.1. Jenis Data... ... 46

3.3.2. Sumber Data... 46

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.4.1. Studi Kepustakaan ... 46

3.4.2. Studi Lapangan ... 47

(8)

vi

4.1.2. Kondisi Umum Kabupaten Pacitan ... 50

4.1.3. Kondisi Umum Kabupaten Bondowoso ... 52

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 53

4.2.1 Perkembangan PDRB Sektoral Jawa Timur ... 53

4.2.2 Perkembangan PDRB Sektoral Kabupaten Gersik ... 54

4.2.3 Perkembangan PDRB Sektoral Kabupaten Pacitan ... 56

4.2.4 Perkembangan PDRB Sektoral Kabupaten Bondowoso 57

4.3. Hasil dan Pembahasan... 58

4.3.1. Analisis Shift ... 58

4.3.2. Analisis Shift Share untuk Potential Regional (PR) ... 59

4.3.3. Analisis Shift Share untuk Propotional Shift (PS) ... 62

4.3.4. Analisis Shift Share untuk Differential Shift (DS) ... 64

BAB V KE SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 68

5.2. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA

(9)

NORMA FAJ AR LUTFI

Abstr aksi

Pembangunan daerah adalah tujuan dari pembangunan Nasional. Karena tanpa dukungan dari daerah - daerah yang ada maka pembangunan Nasional akan sulit untuk tercapai. Pembangunan daerah adalah sub-sistem dari pembangunan nasional dan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari pembangunan nasional. Oleh karena itu pembangunan daerah di laksanakan pada berbagai aspek kehidupan, yang antara lain di upayakan dengan melaksanakan pembangunan dibidang ekonomi. Salah satu indikator tercapainya suatu pembangunan daerah yaitu pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat. Keberhasilan pembangunan daerah juga dinilai dari kemampuan daerah tersebut untuk mencukupi kebutuhan masyarakatnya dan mengembangkan segala potensi yang ada.

Penelitian ini bertujuan agar perekonomian yang ada di 3 daerah provinsi jawa timur kabupaten Gresik ,Pacitan dan Bondowoso , harus tumbuh dan berkembang lebih cepat dan mendorong kegiatan masyarakat yang akhirnya meningkatkan kesejahteraan .Hasil penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari lembaga-lembaga yang terkait. Dalam penelian ini akan ditunjukkan secara umum maupun rinci mengenai potensi dari beberapa daerah yang ada di Provinsi Jawa Timur. Dalam menganalisis sektor-sektor yang akan dijadikan unggulan agar dapat terarah pada pokok permasalahannya digunakan uji Shift - Share.

Hasil analisa menunjukkan dengan uji Shift-Share pada tiap kabupaten terdiri dari Sektor Pertanian Sektor Penggalian dan Pertambangan, Sektor Industri Pengolahan, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, Sektor Kontruksi, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Keungan, Persewaan dan Jasa Perusaan, serta Sektor Jasa-Jasa. Sehingga dapat ditentukan sektor yang dapat mendorong atau meghambat pertumbuhan di Jawa Timur, sektor yang memiliki pertumbuhan lebih cepat atau lambat di Jawa Timur, serta sektor yang tumbuhnya cepat atau mempunyai keuntungan lokasional yang baik di banding sektor yang sama di daerah lain.

(10)

1.1.Latar Belakang

Unsur utama pembangunan terletak pada usaha melakukan kombinasi

baru dalam kegiatan perekonomian yang di dalamnya terkandung berbagai

kemungkinan yang ada dalam keadaan yang berkembang dan mantap.

Kombinasi baru ini muncul dalam bentuk apa yang di sebut sebagai inovasi

(Anonim,2000:103).

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

di lakukan secara terus menerus dan meliputi seluruh aspek kehidupan

masyarakat ,bangsa dan negara . Tujuan utama dari pembangunan nasional

adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata

berdasarkan pancasila dan undang – undang Dasar 1945. Pembangunan

nasional menitik beratkan pada bidang ekonomi yang merupakan motor

penggerak utama pembangunan dan di dorong dengan pembangunan bidang

lain yang di laksanakan secara serasi dan terpadu .Jadi pada dasarnya

pembangunan ekonomi adalah :

1. Usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat ,di mana

tingkat pertumbuhan GDP melebihi tingkat pertambahan penduduk pada

suatu tahun .

2. Usaha untuk melakukan perombokan dan modernisasi dalam struktur

(11)

Indikasi dari pembagunan adalah terjadinya pertumbuhan ekonomi

(economic growth) yang di tunjukan oleh pertambahan produksi atau

pendapatan nasional.keberhasilan pembangunan akan dapat mempertinggi

kemampuan bangsa dalam perubahan di bidang lainnya salah satu tujuan

pembangunan jangka panjang di bidang petumbuhan ekonomi adalah

terciptanya stabilitas ekonomi di bidang pertanian dan indutri (Aditia,

2010:8).

Pembangunan daerah merupakan sub-sistem dari pembangunan

nasional dan merupakan bagian yang tidak dapatdi pisahkan dari

pembangunan nasional. Oleh karena itu pembangunan daerah di laksanakan

pada berbagai aspek kehidupan, yang antara lain di upayakan dengan

melaksanakan pembangunan dibidang ekonomi. ( Anonim ,2006 : 2 )

Sehubungan dengan keinginan untuk mewujudkan pembangunan

seperti apa yang di harapkan, ada dua kondisi yang perlu di perhatikan karena

dapat berpengaruh terhadap proses perencanaan pembangunan daerah, yaitu :

1. Tekanan yang berasal dari lingkungan dalam negeri maupung luar negeri

yang mempengaruhi kebuuhan daerah dalam proses pembagunan

perekonomian .

2. Kenyataannya bahwa perekonomian daerah dalam suatu negara di

pengaruhi oleh setiap sektor secara berbeda- beda , misalkan beberapah

daerah mengalami pertumbuhan pada sektor industrinya sedangkan daerah

(12)

masyarakat daerah mengenai arah dan makna pembangunan daerah

(Kuncoro , 2005 :47 )

Secara umum dapat di katakan bahwa regeonalisasi kegiatan ekonomi

berhubungan erat dengan pola perkembangan, jenis ekonomi dan perubahan

peranan berbagai kegiatan ekonomi itu dalam keseluruhan kegiatan ekonomi.

Berkaitan hal tersebut,maka analisis perkembangan pembangunan suatu

daerah, makin kecil suatu wilayah akan makin mudah dalam mengindetifikasi

berbagai permasalahan dalam sumber-sumber potensialnya, sehingga akan

memudahkandalam penyusunan rencana secara komprehensip(multisektoral)

dan makin mudah untuk menetapkan sasaran-sasaran yang ingin di capai.

Ada Sembilan sektor ekonomi atau kelompok lapangan usaha yang

umumnya dapat di hitung dalam PDB atau PDRB jika dalam lingkup regional

daerah . Adapung Sembilan sektor yaitu :

1.Sektor pertanian

2.Sektor pertambangan dan penggalian

3.Sektor industry pengelolahan

4.Sektor listrik, gasa dan air bersih

5.Sektor pembangunan

6.Sektor perdagangan , hotel dan restoran

7.Sektor pengangkutan dan komunikasi

8.Sektor Keuangan , persewaan dan jasa perusahaan

(13)

Dari perhitungan sektor-sektor ekonomi tersebut kondisi struktur

ekonomi dari suatu daerah atau negara dapat di tentukan.Suatu daerah di

katakana agraris bila sektor pertanian sangat dominan dalam PDRB–

nya,demikian pula sebaliknya di katakana sebagai daerah industry bila yang

lebih dominan adalah sektor industrinya.

Provinsi Jawa Timur adalah contributor terbesar dalam PDRB

setelah Jawa Barat,karena letak sumber-sumber ekonomi yang senantiasa di

pisahkan oleh spasial / ruang, maka perkembangan ekonomi suatu daerah

senantiasa berbeda dengan daerah lainnya. Demikian juga halnya dengan

permasalahan perwilayahan pembangunan di provinsi Jawa

Timur(Anonim,2004 :1).

Dalam penelitian ini daerah yang akanmenjadi objek penelitian

adalah. Di antaranya terdiri dari gabungan 3 kabupaten di Jawa Timur,

yakni Kabupaten Gresik, pacitan dan bondowoso.

Penerapan konsep pengembangan struktur wilayah Jawa Timur di

harapkan secara efektifakan memperkecil kepincangan-kepincangan

pembangunan dan perbedaan kemakmuran antar wilayah / daerah. Sehingga

kegiatan-kegiatan pembangunan lebih dapat tersebarkan ke segenap wilayah

Provinsi Jawa Timur.

Pertumbuhan ekonomi di perlukan guna menggerakan dan memacu

pembangunan di berbagai bidang sekaligus sebagai kekuatan utama

pembangunan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan

(14)

berkaitan dengan laju pertumbuhan ekonomi 3 Kabupaten di Provinsi Jawa

Timur 2010-2011 (Anonim,2011 : 50 ).

Dari ulasan mengenai laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi

Bondowoso memiliki tingkat laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi

di banding daerah lain di antara sektor -sektor lainnya(Anonim, 2011 : 70).

Dari latar belakang seperti di atas, penelitian akan menguraiakn

baik secara meneyeluruhmaupun secara terperinci,bagaimana perkembangan

ekonomi secara sektoral di daerah 3 wilayah Kabupaten Jawa Timur. Maka

judul yang di angkat dalam penelitian adalah ‘’Analisis Shift Share 3 daerah

di Provinsi Jawa Timur ( Gresik, Pacitan dan Bondowoso )’’.

1.2. Perumusan Masalah .

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka dalam penelitian

ini dapat di rumuskan pokok permasalahan :

1. Apakah terdapat sektor – sektor yang mendorong / menghambat

pertumbuhan ekonomi di 3 daerah( Gresik,Pacitan dan Bondowoso) di

Provinsi Jawa Timur ?

2. Apakah terdapat sektor-sektor yang pertumbuhannya tumbuh relatif cepat

atau lambat di masing-masing Kabupaten di 3 daerah ( Gresik,Pacitan dan

Bondowoso ) di bandingkan di tingkat Provinsi Jawa Timur ?

3. Apakah terdapat sektor di masing-masing Kabupaten yang tumbuhnya

cepat atau mempunyai keuntungan lokasional baik di banding sektor yang

sama di daerah lain dalam lingkup 3 daerah ( Gresik,Pacitan dan

(15)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak di capai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sektor mana yang mendorong/menhambat pertumbuhan

ekonomi di daerah pada 3 daerah ( Gresik, Pacitan dan Bondowoso ) di

Provinsi Jawa Timur.

2. Untuk mengetahui sektor mana yang memiliki pertumbuhan cepat / lambat

pada masing-masing Kabupaten di 3 daerah ( Gresik, Pacitan dan

Bondowoso ) di Provinsi Jawa Timur .

3. Untuk mengetahui sektor di masing-masing Kabupaten yang tumbuhnya

cepat atau mempunyai keuntungan lokasional baik di banding sektor yang

sama di daerah lain dalam lingkup 3 daerah ( Gresik,Pacitan dan

Bondowoso )

1.4 Manfaat Penelitian

Di harapkan dari penelitian ini, dapat di peroleh mamfaat sebagai berikut:

1. Sebagai referensi untuk penelitian selangjutnya agar dapat melengkapi

kekurangan-kekurangan yang ada dalam penelitian ini.

2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi instansi – instansi terkait

dalam mengambil kebijaksanaan yang berhubungan dengan

pengembangan daerah.

3. Sebagai kontribusi untuk menambah khasanah ilmu, khususnya untuk

perbendaharaan literature bagi perpustakaan di UPN’’Veteran’’Jawa

(16)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah

ekonomi regional atau mengenai analisi shift share yang pernah di sampaikan

oleh:

1. Herwindro (2000:57)

Judul Penelitian adalah “Analisis Ekonomi Regional terhadap

Perkembangan Ekonomi di Satuan Wilayah Pembangunan VII Jawa

Timur 1993-1998 )’’. Skripsi tersebut membahas tentang ekonomi regional

di Satuan Wilayah Pembangunan VII Jawa Timur yang terdiri dari 6

daerah kabupaten dan 2 daerah kotamadya yaitu kabupaten Trenggalek,

Tulungangung, Kediri, blitar, jombang ,nganjuk, dan kotamadya Kediri

serta Blitar, dengan periode penelitian selama 6 tahun yakni mulai tahun

1993-1998. Skripsi ini di dasarkan pada teori basis non basis

ekonomidengan menggunakan analsis Location Quontient untuk

membedakan sector-sektor perekonomian daerah menjadi 2, yaitu sektor

basis dan non basis. selain itu skripsi ini juga di dasarkan pada hasil

analisis shift share, di mana dengan analisis tersebut dapat diketahui

kekuatan suatu sektor bila di bandingkan dengan daerah lain, dapat di

ketahui juga kecepatan pertumbuhan suatu sektor di bandingkan daerah

(17)

acuan. Dari kedua analisis tersebut di atas, maka dapat di susun skala

prioritas pengembangan sektor terpilih di Satuan Wilayah Pembangunan

VII Jawa Timur, maupun di tiap daerah tingkat II dalam SWP VII Jawa

Timur serta penentuan lokasi pengembangan tiap-tiap sektor.

2. Yanto (2006 : 74 )

Dengan judul penelitian’’ Potensi Sektor – Sektor Ekonomi Pada

Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) VII Provinsi Jawa Timur

(Kabupaten Pacitan,Ponorogo, Madiun,Magetan,Ngawi,dan Kotamadya

Madiun). Dari penelitian yang menggunakan analisisi LQ (Location

Quentien) dapat di ketahui kabupaten di SWP VII ada 5 dari 6 kabupaten

mempunyai potensi pertanian sehingga menjadi sektor basis yaitu

Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Magetan,Kabupaten Madiun dan Ngawi.

Kotamadya madiun adalah daerah di SWP VII yang berbeda karena

sektor–sektor seperti listrik,gas,kontriksi,perdagangan,pengangkutan,

keuangan dan jasa merupakan sektor basis sehingga Kotamadya Madiun

merupakan pusat keramaian / pusat pertumbuhan di SWP VII. Wilayah

SWP VII berbatasan dengan wilayah-wilayah yang berbatasan dengan

Jawa Tengah. Sehingga pengaruh ketergantungan ekonomi lebih dekat

dengan kota-kota di Jawa Tengah Kota Surakarta ( solo ) atau Jogjakrta.

3. Zakik (2002 :5 )

Dengan judul penelitian “Analisis Kebijakan Pembangunan Regional

Di Jawa Timur dalam rangka Implementasi Otonomi Derah Tahun

(18)

Kabupaten dan kota di Jawa Timur, di lakukan dari tahun 1990 sampai

tahun 2000. penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif dengan alat

analisis berupa formul-formula yang berhubungan yaitu: Location

Quotient, Wilkinson Indeks, dan Shif Share.Dari penelitian ini di peroleh

hasil bahwa terjadinya kesenjangan pertumbuhan ekonomi antar daerah di

Jawa Timur sangat di pengaruhi letak geografis, potensi daerah, investasi

swasta, penerapan kebijaksanaan pembangunan daerah yang kurang tepat

serta tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap pemerintah pusat.

Sedangkan penerapan kebijaksanaan Otonomi daerah belum menunjukan

hasil yang signifikan terhadap pembangunan dan kemandirian daerah.

Pemerintah daerah mengalami kesulitan dalam menetapkan kebijaksanaan

daerahnya seiring dengan pelimpahan wewenang serta perimbangan dana

dari Pemerintah Pusat. Hal ini menunjukan keadaan yang sama antara

adanya kebijakan otonomi daerah ata upun tidak.

4. Ramli (2004 : 52 )

Dengan judul penelitian ‘’Analisis Pengaruh Beberapah Sektor

Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Melalui Strategi Dasar

Perencanaan Di Kabupaten Sidoarjo’’. Variabel-variable yang di gunakan

adalah pertumbuhan provinsi (N), bauran industry (M), keunggulan

kompetetif (C), laju pertumbuhan sektor wilayah teliti (rij), laju

pertumbuhan di sektor provinsi (rin), laju pertumbuhan provinsi (rn),

pendapatan sektor di wilayah teliti (Yij), pendapatan sektor di provinsim

(19)

menetukan sektor basis adalah besaran suatu kegiatan tertentu di daerah

yang di teliti (vi), besaran total seluruh kegiatan tertentu dalam daerah

yang lebih luasa (vt). Alat analisis menggunakan pendekatan analisis shift

share dengan model LQ ( Location Quentient ). Hasil analisis shift share

menunjukan bahwa pertumbuhan sektor industri pengelolahan,

perdagangan, hotel dan restoran dan sektor keuangan, sewa danjasa

perusahan, yang di pengaruhi oleh komponen pertumbuhan provinsi,

bauran industry,dan keunggulan kompetetif menunjukan tingkat perubahan

yang positif di Kabupaten Sidoarjdo .

5. Nurcholid ( 2000 : 9 )

Dengan judul penelitian ‘’Analisis Pengaruh Sektor Basis Dalam

Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Timur Dengan Menggunakan pendekatan

Export Base Model ‘’.Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis

pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur selama periode 1986-1997.Teori

yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teori Export Base Model yang

di kemukakan oleh Douglas C. North.Dalam teori tersebut di nyatakan

bahwa eksport merupakan faktor penentu dalam pertumbuhan ekonomi

daerah.Untuk itu perekonomian daerah di bagi menjadi dua sektor ,yaitu

sektor basis ( sektor ekspor ) dan sektor non basis ( sektor local ). Untuk

mengetahui suatu sektor itu termasuk sektor basis atau non basis di

gunakan metode Location Quontient ( LQ ). dari metode LQ di ketahui

bahwa yang terus menerus menjadi sektor basis ( LQ > 1 ) selama periode

(20)

gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor

jasa-jasa.Sedangkan sektor bangunan dan sektor pengangkutan dan

komunikasi menjadi sektor basi hanya pada tahun 1987-1989.Untuk

mengetahui dan menguji pengaruh eksport sektor basis terhadap

pertumbuhan ekonomi Jawa Timur, di gunakan analisis regresi sederhana

melalui dua model, yaitu model linier dan model log-ganda. Hasil analisis

menunjukan bahwa pengaruh eksport sektor basis terhadap pertumbuhan

ekonomi di Jawa Timur adalah signifikan, baik yang di bentuk secara

linier maupun non linier (model log-ganda). Selain itu hasil analisis juga

menunjukan bahwa hubungan antara eksport sektor basis dengan

pertumbuhan ekonomi Jawa Timur adalah positif.Hal ini berarti eksort

basis bener-bener berperan dalam peningkatan petumbuhan ekonomi di

Jawa Timur.

6. Arifin (2007: 48 )

Jurnal Penelitian pengembangan yang berjudul ‘’Pertumbuhan

,Sektor unggulan , Kesenjangan dan Konvergensi antar Kecamatan di

Kabupaten Sidoarjo’’ di jelaskan dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengamati pola pertumbuhan ekonomi pada tingkat kecamatan di

kabupaten sidoarjo , sektor apa saja yang bisa di kembangkan ,

menganalisis ketimpangan antar kecamatan dan di ketahui dari hasil

analisis masih adanya pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita

yang berbeda antar kecamatan di Kabupaten Sidoarjo . serta berdasarkan

(21)

miliki kecamatan belum merata, dari analisis ketimpangan dapat di hitung

indeks Williamson dan Indeks Entropi menunjukan PDRB perkapita antar

kecamatan di Kabupaten Sidoarjo 2004 – 2005 0,337 untuk indeks

Williamson dan 0,2311 indeks intropi , dan dari analisis konvergensi

terlihat bahwa di persi pertumbuhan tingkat kecamatan mengalami

peningkatan .

7. Masli (2007:14)

Jurnal penelitian yang berjudul ‘’ Analisis Faktor – Faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kesimpangan Regional antar

Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Barat ‘’ di jelaskan dalam penelitian ini

, dengan menggunakan data sekunder dan pendekatan Deskriptif untuk

analisis pertumbuhan ekonomi , Tipologi Klasen ,indeks Williamson dan

Entropi Theil maka di ketahui bahwa yang mempengaruhi laju

pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat adalah Teknologi , peningkatan

sumber daya manusia , penemuan material baru , peningkatan pendapatan

dan perubahan selera komsumen , dan berdasar pada analisis Tipologi

Klassen , Kabupaten / kota di Jawa Barat pada tahun 1993 – 2006 pada

umumnya termasuk Klasifikasi daerah tertinggal, dan penyebabnya adalah

terjadinya aliran investasi dari daerah relative miskin ke daerah relative

kaya.

2.2 Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang di lakukan oleh peneliti pada kesempatan kali ini

(22)

penelitian yang di lakukan oleh peneliti terdahulu dengan penelitian yang di

lakukan sekarang terletak pada kurung waktu, ruang lingkup, dan teknis

analisis yang di pergunakan. berdasarkan penelitian terdahulu seperti yang

telah di sebutkan di atas, yang juga merupakan dasar acuan untuk penelitian

kali ini dengan judul ‘’Analisis shift share 3 kabupaten di jawa timur‘’

dengan menggunakan dua model yakni shift share yang nantinya penelitian

ini akan mencari potensi Regional ( PR ) pergeseran proposional ( PS )

pergeseran yang berbeda ( DS ). dan di harapkan dari hasil penelitian ini akan

dapat menjawab permasalahan yang telah di rumuskan sebelumnya .

2.3. Landasan Teori

2.3.1 Teori Lokasi

Terdapat beberapah lokasi yang cukup mewakili untuk

menunjang landasan teori dalam penelitian ini, di antaranya adalah :

1. Space Cost Theory

Teori ini di kemukakan oleh adam smith dari hasil studi

analisis tentang lokasi industry secara geografi dari analisisnya ia

menerapkan suatu pendekatan yang terbukti lebih praktis terhadap

berbagai rumusan tentang teori lokasi industry. Menurut Adam

Smith, lokasi yang paling menguntungkan / efisien bagi suatu

industi adalah di mana penerimaan total lebih besar dari pada biaya

total atas dasar asumsi maksimalisasi laba dan ouput konstan dan

sebaliknya bila biaya total ternayata lebih besar dari penerimaan

(23)

Analisis ini dapat di pergunakan pula untuk menentukan lokasi

industry dengan memperhitungkan antara faktor biaya dan pasar /

permintaan. Dari segi pasar / permintaan anatara lain di pengaruhi

oleh tingkat pendapatan masyarakat, letak indutri terhadap bahan

mentah, kualitas dan kuantitas tenaga kerja, sarana transportasi dan

komunikasi, faktor lingkungan dan pemerintah ( pajak dan subsidi).

2.Teori Lokasi Industr y

Weber (1990) adalah orang yang pertama menggarap teori

tentang lokasi industry secara komprehensif. Teori lokasi dari

weber ini di dasarkan dari penerapan teori Von Thunen yang

berprinsip bahwa pengusaha akan memilih lokasi yang paling kecil.

Untuk itu Weber mengemukakan factor-faktor yang mempengaruhi

lokasi industry atau terbagi dalam dua kelompok yaitu :

1. Regional Factors, yang terdiri atas biaya pengangkutan dan

tenaga kerja.

2. Local Factors, yaitu kekuatan- kekuatan aglomerasi dan

deglomerasi , terutama letak dan sifat bahan mentah

3. Teori Tempat Sentral

Teori ini di perkenalkan oleh seorang geograf Jerman yang

bernama Chirstaller pada tahun 1993.Ia mengemukakan konsep

tentang pembentukan sistem kota, dari studi empiric konsep

tersebut di kembangkan teori- teori yang sudah ada pada waktu itu

(24)

kota adalah sebagai pusat atau sentralisasi kegiatan dari daerah

sekitar yang kemudian di sebut sebagai tempat sentral, yang

menhubungkan perdagangan setempat dengan dunia luar. Sistem

ini di ciptakan di dasarkan pada dua faktor lokasi yaitu : biaya

transver dan aglomerasi ekonomi ( Bayu , 2009 : 15- 17 ).

2.3.2.Perencanaan Pembagunan

Perencanaan adalah suatu prsiapan langkah dan kegiatan yang di

susung atas pemikiran yang logis untuk mencapai tujuan yang di

tentukan (Sitanggang, 1999 :63). Menurut Albert Waterson,

perencanaan pembangunan adalah melihat ke depan dengan mengambil

pilihan berbagai alternative dan kegiatan untuk mencapai tujuan masa

depan tersebut dengan terus menerus mengikuti agar supaya

pelaksanaanya tidak menyimpang dari tujuan. ( Adisasmita, 2010:

171). Perencarana ekonomi adalah upaya pemerintah secara sengaja

untuk menkordinir pengambilan keputuan ekonomi dalam jangka

panjang serta mempengaruhi, mengatur dan dalam beberapah hal

mengontrol tingkat dan laju petumbuhan berbagai variable ekonomi

yang utama untuk mencapai tujuan pembangunan yang telah di

tentukan sebelumnya.(Todaro dan Smith, 2006 :64 ). Ada empat

elemen dasar suatu perencanaan yaitu :

1. Merencanakan berarti memilih

2. Perencanaan merupakan alat pengelokasian sumber daya

(25)

4. Perencanaan berorientasi ke masa depan.( Arsyad 1999: 9 )

Dapat di lihat dari beberapah definisi perencanaan di atas, maka

secara singkat dapat di simpulkan bahwa perencanaan adalah

menetapkan suatu tujuan dan memilih langkah-langkah yang di

perlukan untuk mencapai suatu tujuan( Anonim, 200:4 ).

Tujuan dari suatu perencanaan meneurut Hatta, adalah

mengadakan suatu perekonomian nasional yang di atur, yang di

rencanakan tujuannya dan jalannya( Arsyad,1999 :21). Sedangkan

definisi dari pembangunan dapat di lihat dua sudut pandang, yakni :

1. Bagi masyarakat adalah sebagai perubahan yang terjadi di sekitar

tempat tinggalnya (baik fisik maupung nonfisik )dan dalam segala

aspek kehidupan.

2. Bagi perencanaan pembangunan adalah usaha untuk mentrasmisikan

pengetahuan yang di anggap efektif dan efisien sekaligus

memperkenlkan dan menerapkan lembaga yang merupakan wadah

pembangunan tersebut(Anonim, 2009:2 ).

Pendapat lain dari Myrdal, mengartikan pembangunan sebagai

pergerakan ke atas dari seluruh sistem social, Ada pula yang lebih

menekankan terhadap pentingnya pertumbuhan dengan perubahan

(growth with chage), terutama perubahan nilai-nilai dan kelembagaan,

(Kuncoro,2006 :11 ). Proses pembangunan di semua masyarakat paling

(26)

a. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai barang

kebutuhan hidup yang pokok, seperti pangan;

pangan;sandang;papan;kesehatan; dan kehidupan perlindungan

keamanan.

b. Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan

pendapatan, tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan

kerja, perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan perhatian

atas nilai-nilai cultural dan kemanusiaan, yang kesemuanya itu tidak

hanya untuk memperbaiki kesejatraan materiil, melaikan juga

membuat membuatkanharga diri pribadi dan bangsa yang

bersangkutan.

c. Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan social sebagai setiap

individu serta bangsa secara keseluruhan,yakni dengan

membebaskan mereka dari belitan sikap menhambah dan

ketergantungan, bukan hanya terhadap setiap kekuatan yang

berpotensi merendahkan nilai-nilai kemanusiaan mereka.

( Todaro danSmith 2006 : 28 ).

Salah satu aspek pembangunan regional adalah pembangunan

ekonomi yang bertujuan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan

perubahan struktur ekonomi.( Hoover dan Fisher ) berpendapat bahwa

pembangunan ekonomi regional dapat melalui beberapah tahapan yang

(27)

1. Subsitensi ekonomi

Dalamtahapan ini masyarakat hanya dapat memenuhi

kebutuhannya sendiri pada tingkat cukup untuk hidup

sehari-hari.Kehidupan penduduk sebagian besar masih tergantung pada

sektor pertanian dan mengumpulkan hasil alam lainnya.

2. Pengembangan transportasi dan spesialisasi local

Pada tahap ini telah terdapat peningkatan baik dalam

prasarana maupun sarana transportasi yang berakibat pada terjadinya

spesialisasi baru di luar pertanian, di mana hasil produksi, bahan

dasar, dan pemasaraanya masih terbatas dan tergantung pada daerah

pertanian yang bersangkutan.

3. Perdagangan antar daerah

Pada tahap ini telah tejadi perkembangan perdagangan antar

daerah.Hal ini munking saja terjadi karena telah perbaikan di bidang

tarnsportasi dan perubahan di sektor kegiatan arah peningkatan

produksi jenis ekstensifikasi menjadi pertanian yang telah dititik

bertkan pada intensifikasi.

4. Indutsrialisasi

Dengan makin bertambahnya penduduk dan menrungnya

potensi produksi pertanian serta kegiatan ekstraktif lainnya, daerah

di paksa untuk mengembangkan sumber pendapatan dan lapangan

(28)

pada kegiatan-kegiatan yang menyangkut industry manufaktur serta

pertambangan dan galian.

5. Spesialisasi daerah

Pada tahap ini daerah telah sampai pada tingkat spesialisasi

kegiatan, baik barang dan jasa untuk keperluan penjualan ke daerah

lain termasuk tenaga ahli dan jasa- jasa khusus.

6. Aliran faktor produksi antar daerah

Peningkatan Infrastruktur dan arus informasi pada akhirnya

menaikan tingkat mobilisasi faktor produksi antar daerah.

( Fembyantara, 2009 :18 ).

Dengan demikian, pembangunan harus di pandang sebagai suatu

proses multidimensional yang mencangkup berbagai perubahan

mendasar atas struktur social, sikap-sikap masyrakat, institusi -institusi

nasional, di samping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi,

penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan.

Jadi, pada hakekatnya pembangunan harus mencerminkan perubahan

total suatu masyarakat atau penyesuaian sitem social secara

keseluruhan, tanpa mngabaikan keragaman kebutuhan dasar dan

keinginan individual maupun kelompok-kelompok social yang ada di

dalamnya, untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang

serba lebih baik, secara material maupun spiritual( Todaro dan Smith,

(29)

2.3.3.Perencaan Pembangunan Daerah

Perencanaan pembangunan dapat diartikan sebagai: Suatu proses

perumusan alternatif-alternatif atau keputusan-keputusan yang

didasarkan pada data-data dan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai

bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian kegiatan/aktivitas

kemasyarakatan, baik yang bersifat fisik (material) maupun nonfisik

(mental dan spiritual) dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik.

Riyadi dan Bratakusumah (2004 : 7). Perencanaan Pembangunan

Ekonomi daerah bukanlah perencanaan dari suatu daerah, tetapi

perencanaan untuk suatu daerah. Perencanaan pembangunan ekonomi

daerah bias di anggap sebagai perencanaan untuk memperbaiki

penggunaan berbagai sumber daya publik yang tersedia di daerah

tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam

menciptakan nilai-nilai sumber daya swasta secara bertanggung jawab.

Melalui perencanaan pembangunan ekonomi daerah, suatu daerah di

lihat secara keseluruhan sebagai suatu unit ekonomi ( economi entity )

yang di dalamnya terdapat berbagai ungsur yang berinteraksi satu sam

yang lain. (Koncoro, 2004:46). Pembangunan ekonomi selain di lihat

dari segi sektoralnya juga di lihat dari segi perwilayahannya.

Pembanguna ekonomi daerah adaah suatu proses di mana pemerintah

daerah dan masyarakatnya mengelolah semua sumber daya yang ada

dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan

(30)

meransang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan

ekonomi) dalam wilayah tersebut, adapun tujuan utama dari

pembangunan ekonomi dearah adalahuntuk meningkatkan jumlah dan

jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah dan meransang

pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut. Sengga perlu di

perjatikan juga aspek ruang (space) atau lokasi dalam pelaksanannya,

dengan demikian pembanguan ekonomi selain bertujuan untuk

meningktkan petumbuhan juga untuk target pemerataan.(Arsyad,

1999:109 ). Menurut Blakely, ada 6 tahap dalam proses perencanaan

pembanguan daerah (lihat table1). Tahapan seperti daam tabel tersebut

yang berurutan tersebut meliputi :

1. Pengumpulan data dan analisis data

2. Pemilihan strategi dan pembangunan daerah

3. Pemelihan proyek – proyek pembangunan

4. Pembuatan renana tindakan proyek

5. Penentuam rincian proyek

6. Persiapan perencanaan secara keseluruhan dan implementai Blakely,

(31)

Tabel 3.1. Proses Per encanaan Pembanguan Daerah

Tahap Tugas

1 Pengumpulan dan analisis Data Penentuan basis ekonomi Analisis struktur tenaga kerja Evaluasi kebutuhan tenaga kerja

Analisis peluang dan kendala pembangunan Analisis kapasitas kelembangaan

2 Pemilihan Strategi Pembagunan Daerah Penentuan tujuan dan kriteria

Penentuan kemungkinan -kemungkinan tindakan Penyusunan target strategi

3 Pemilhan Proyek-Proyek Pembangunan

Identifikasi proyek potensial Penilaian kelayakan proyek

4 Pembuatan Rencana Tindakan

Pra penilaian hasil proyek Pengembangan input proyek

Penentuan alternative sumber pembiayaan Identifikasi struktur proyek

5 Penentuan Rincian Proyek

Pelaksanaan study kelyakan secara rinci Penyiapan rencana bisnis ( businis plan )

Pengembangan ,pengawasan dan penilaian program

6 Persiapan perencanaan secara keselurahan dan implementasi

Penyiapan jadwal implementasi rencana proyek Penyusunan rencana program pembangunan secara keseluruhan

Targeting dan marketing asset- asset masyarakat pemasaran kebutuhan keuangan

Sumber : Kuncoro 2004, Perencanaan Daerah hal 54.

Setidaknya ada tiga ungsur dari perencanaan pembangunan

ekonomi daerah jika di kaitkan dengan hubungan pusat dan daerah :

1. Perencanaan pembangunan ekonomi daerah yang realistic

memerlukan pemahaman tentang hubungan antar daerah dengan

(32)

darinya, keterkaitan secara mendasar antara keduanya , dan

konsekuensi akhir dari interaksi tersebut.

2. Sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk

daerah, dan sebaiknya yang baik bagi daerah belum tentu baik secara

nasional .

3. Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah

misalnya, administrasi; proses pengambilan keputusan; otoritas juga

biasanya sangat berbeda pada tingkat daerah dengan yang tersedia

pada tingkat pusat. Selain itu, derajat pengendalian kebijakan sangat

berbeda pada dua tingkat tersebut. Oleh karena itu perencanaan

daerah yang efektif harus bias membedakan apa yang seharusnya di

lakukan dan apa yang dapat di perlakukan, denagn menggunakan

berbagai sumber daya pembangunan sebaik mungkin yang bener-

bener dapat di capai, dan mengambil mamfaat dari informasi yang

lengkap dan tersedia pada tingkat daerah karena kedekatan para

perencanaanya dengan objek perencanaan. (Kuncoro , 2004 : 47 ).

4. Sasaran pembangunan daerah yang di inginkan adalah

berkembangnya otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi, dan

bertanggung jawab di titik beratkan pada daerah kabupaten / kota,

meningkatnya kemandirian dan kemampuan daerah dalam

merencanakan dan mengelolah pembangunan di daerah dan makin

terkordinasinya pembangunan antar daerah serta antar pembangunan

(33)

daerah terletak pada penekanan-penekanan kebijakan pembangunan

yang di dasarkan pada kekhasan daerah yang

bersangkutan(endegeneousdevelopment) dengan menggunakan

potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumber daya fisik,

secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarahkan pada pengambilan

inisiatif yang berasal dari daerah dalam proses pembangunan untuk

menciptakan kesempatan kerja dan meransang peningkatan kegiatan

ekonomi.

Terdapat 2 teori mengenai konsep pembangunan, yaitu :

1. Konsep pembangunan Top down planning

Timbulnya pembangunan dalam teori ini karena adanya

dorongan dari luar dan tuntutan inovasi. Dengan melalui

beberapah kelompok sektoral yang di names atau kelompok

geografis, pembangunan di harapkan dapat merembes ke

daerah-daerah sekitarnya, baik merata spontan maupung secara di

arahkan. Dengan konsep ini, memungkinkan terjadinya

pembangunan proyek-proyek besar dan padat modal (capital

intensivesystem).Konsep pembangunan dari atas ini memerlukan

penagruh dari pemerintah pusat, dan perencanaanya di lakukan

dari atas kebawah.

2. Konsep pembangunan Bottom -Up Planning

Konsep pembangunan ini di dasarkan pada mobilitas

(34)

kelembagaan yang tujuan utamanya adalah pemenuhan

kebutuhan pokok bagi masyarakat daerah itu. Adapung wujud

pembangunan adalah proyek-proyek kecil denagn sistem padat

karya ( labor intensive system ), mengguanakn teknologi tepat

guna dan potensi-potensi daerah itu sendiri, perencanaan

pembangunan itu di lakukan dari bawa( Anonim, 2009 :17 – 18).

2.4. Pr oduk Domestik Regional Bruto

2.4.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto

Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Produk

domestic regional bruto dapat di definisikan sebagai berikut :

1. Di tinjau dari segi produksi, merupakan jumlah nilai produk akhir

atau nilai tambah dri barang dan jasa yang di hasilkan oleh unit- unit

produksi yang di miliki oleh penduduk wilayah itu dalam jangka

waktu tertentu.

2. Di tinjau dari segi pendapatan, merupakan jumlah pendapatan atau

balas jasayang di terimah oleh fktor produksi yang di miliki oleh

penduduk wilayah itu yang ikut serta dalam proses produksi dalam

jangka waktu tertentu.

3. Di tinjau dari segi pengeluaran, merupakan pengeluaran komsumsi

rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari

untungkomsumsi pemerintah,pembentukan modal tetap perubahan

(35)

Definisi-definisi yang berhubungan denagn produk domestik

regional bruto menurut beberapah pendapat di antranya:

1. Produk domestik regional bruto adalah Toatl nilai produksi barang

dan jasa yang di produksikan di suatu daerah tertentu dalam waktu

tertentu biasanya dalam 1 tahun. Oleh karena itu maka produk

domestik regional bruto menunjukan kemampuan suatu daerah

tertentu dalam menhasilkan pendapatan atau jasa kepada faktor-

faktor yang ikut berperan serta dalam proses produksi di aderah

setempat. pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang tercermin dalam

produk domestic regional bruto sangat besar pengaruhnya terhadap

besar kecilnya komsumsi masyarakat.(Kuncoro, 2006:27).

2. Produk Domestik Bruto ( GDP- Gross Domestic Products ) adalah

nilai total atas segenap ouput akhir yang di hasilkan oleh suatu

perekonomian ( baik yang dilakukan oleh penduduk warga Negara

maupun orang-orang dari negara lain yang berkumin di Negara

tersebut )( Todaro dan Smith , 2004 :56 ).

3. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto menurut Badan Pusat

Statestik adalah nilai produksi barang dan jasa yang di produksi di

suatu wilayah (regional) tertentu dalam waktu satu tahun( Anonim,

2002 : 6).

2.4.2 Produk Domestik Regional Bruto per kapita

Bila produk domestic regional bruto di bagi dengan jumlah

(36)

akandi peroleh suatu penduduk Domestik Regional Brutoperkapita. dari

keterangan di atas, maka dapat di notasikan sebagai berikut :

PDRB perkapita = GNP ( Anonim, 2010 : 35 )

Jumlah penduduk

2.4.3.Pr oduk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

Angka-angka pendapata regional atas dasar harga konstan 1993

sangat penting untuk melihat perkembangan riil dari tahun ke tahun

bagi setiap agregat ekonomi yang di amati. Agregat yang di maksud

tersebut dapat merupakan produk domestic regional bruto secara

keseluruhan nilai tambah sektoral / produk domestic regional bruto

sektoral atau pun komponen penggunaan produk domestic regional

bruto.Pada dasarnya di kenal empat cara untuk memperoleh nilai

tambah sektoral atas dasar harga konstan, yaitu :

1. Revaluasi

Cara ini di lakukan denagn menilai produksi dan biaya antara

masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar 1993.

Hasilnya merupakan output biaya antara atas dasar harga konstan

1993. Selangjutnya nilai tambah bruto atas dasar konstan 1993.

Dalam praktek sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya

antara yang di gunakan,karena mencangkup komponen input yang

sangat beragam, di samping data harga yang tersediah tidak dapat

memenuhi semua kebutuhan tersebu. Oleh karena itu biaya antara

(37)

antara terhadap ouput pada tahun dasar atau denagn rasio biaya

terhadap output pada tahun berjalan.

2. Ekstrapolasi

Nilai tambah masing- masing tahun atas dasar harga konstan

1993 di peroleh dengn cara mengalihkan nilai tambah pada tahun

dasar 1993 dengan indeks kuantum produksi indeks ini bertindak

sebagai ekstrapolasi yang dapat merupakan indeks dari masing-

masing kuantum produksi yang di hasilkan ataupun indeks dari

berbagai indicator kuantum produksi lainnya seperti tenaga kerja,

jumlah peruahan yang di anggap cocok denagn jenis kegiatan yang

sedang di hitung.Ekstrapolasi dapat juga di lakukan terhadap output

atas dasar harga konstan, kemudian dengan menggunakan rasio nilai

tambah terhadap output akan di peroleh perkiraan nilai tambah atas

dasar harga konstan .

3.Deflasi

Nilai tambah atas dasar harga konstan 1993 dapat di peroleh

dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku pada

masing-masing tahun dengan indeks harganya. Indeks harga di

gunakansebagai deflator biasanya merupakan indeks harga

konsumen, Indeks harga perdagangan besar dan

sebagainya.Tergantung indeks mana yang di anggap lebih

cocok.Indeks harga tersebut dapat pula di pakai sebagai

(38)

denagn mengalihkan niali tambah atas dasar harga konstan denagn

indeks tersebut.

4. Deflasi berganda

Dalam deflasi berganda ini, yang di deflasikan adalah output

dan biaya antara, sedangkan nilai tambah di peroleh dari selisih

antara output dan biaya antara hasil pendeflasian tersebut. Indeks

harga yang di gunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks

harga produsen atau indeks harga perdagangan besar sesuai dengan

cakupan komoditinya, sedangkan indeks harga untuk biaya antara

adalah indeks harga dari komponen output besar.Dalam kentaanya,

sangat sulit melakukan deflasiterhadap biaya antara, di samping

karena komponennya terlalu banyak, juga karena sulit di cari indeks

harga yang cukup mewakili sebagai deflator.oleh karena itu di

dalam perhitungan nilai tambah atas dasar harga konstan, deflasi

berganda ini belum banyak di pakai, termasuk dalam publikasi ini.

Perhitungan komponen penggunaan produk domestic regional

bruto atas dasar harga kontans juga di lakukan dengan

menggunakan cara-cara di atas, tetapi mengingat terbatasnya data

yang tersedia maka cara deflasi dan ekstrapolasi lebih banyak di

pakai. (Aditya, 2010 : 27 -30).

2.4.4.Sektor – sektor dalam produk Domestik Regional Bruto

Dalam perhitunagn nilai PDRB menurut pendekatan produksi

(39)

lapangan usaha. Komponen-komponen yang terdapat dalam kesembilan

sektor tersebut, terdiri atas :

1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian ini terbagi menjadi lima bagian subsector yaitu :

a.Tanaman Bahan Makanan

Subsector ini mencakup komoditi bahan makanan seperti

padi , jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang

kedelai, sayur-sayuran, kentang kacang hijau, dan tanaman

pangan lainnya.

b.Tanaman Perkebunan Rakyat

Komoditi yang di cankup adalah hasil tanaman perkebunan

yang di usahakan oleh rakyat seperti jambu mete, kelapa, kopi,

kapok, kapas, tebu, tembakau, dan cengkeh. cakupan tersebut

termasuk produk ikutannya dan hasil-hasil pengelolahan

sederhana seperti minyak kelapa, temabakau olahan, kopi olahan,

dan the olahan.

c.Tanaman Perkebunan Besar

Kegiatan yang di cakup dalam subsector ini adalah kegiatan

yang memproduksi komoditi perkebunan yang di usahakan oleh

perusahan perkebunan besar seperti karet, teh,kopi, coklat,

(40)

d.Peternakan dan Hasil – Hasilnya

Subsektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil,

unggas maupun hasil-hasil ternak seperti sapi,kerbau, kuda babi,

kambing, serta hasil pemotongan ternak.Produksi ternak di

perkirakan sam dengan jumlah ternak yang di potong, di tambah

perubahan stok populasi ternak dan eksport netto ternak.

e.Kehutanan

Subsektor kehutanan mencakup penerbangankayu

,pengambilan hasil hutan-hutan lainnya dan perburuan. Kegiatan

penerbangan kayu menhasilkan kayu gelondongan, kayu bakar,

dan arang.Sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil hutan

lainnya berupa dammar, rotan, kulit kayu, kopal, akar-akaran dan

sebagainya. Hasil perburuan binatang-bintanang liar seperti babi,

rusa, penyu, buaya, ular dan sebagainya, termasuk hasil kegiatan

ini sebsektor ini.

f. Perikanan

Komoditi yang di cakup adalah semua hasil perikanan laut

,perairan umum, tambak kolam sawah, serta pengelolahan

sederhana (penggaraman dan pengeringan ikan ).

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Komoditi yang di cakup dalam sektor ini adalah minyk

mentah dan gas bumi yodium, biji besi , belerang serta segala

(41)

3. Sektor Industri Pengelolahan

Sektor ini terjadi dari tiga sub sektor yaitu subsector

industry berat / sedang, kerajinan rumah tangga dan industry

pengilangan minyak .

a. Industri berat dan sedang

Ruang lingkup dan metode perhitungan niali tambah bruto

industry besar dan sedang atas dasar harga konstan

berdasarkan survey tahunan.

b. Indusri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga

Angka-angka output dan nilai tambah subsector industry

kecil dan kerajinan ruamh tangga di peroleh dengan

pendekatan produksi yaitu dengan mengalihkan rata-rata

output pertenaga yang bekerja di subsektor industry kecil

dan kerajinan rumah tangga.

c. Industri Pengilangan Minyak

Data produksi industry pengilangan minyak seperti,

premium, minyak tanah, minyak diesel, avigas, avtur, dan

sebagainya .

4. Sektor Listrik dan Air Ber sih

Data produksi yang di sajikan adalah data dari perusahan

Listrik Negara, Produksi perubahan Negara Gas, dan

(42)

a. Listrik

Sebsektor ini mencakup semua kegiatan kelistrikan, baik

yang di usahan oleh Perusahan Listrik Negara maupun Non

Perushan Listrik Negara .

b. Gas

Komoditi yang di cankup subsektor ini adalah gas produksi

Perusahan Negara Gas Surabaya.

c. Air Bersih

Sub sektor ini mencankup air minum yang di usahakan

perusahan air minum.

5. Sektor Kontruksi

Sektor kontruksi mencakup semua kegiatan pembangunan

fisik kontruksi baik berupa gedung, jalan, jembatan, terminal

pelabuhan, dan irigasi maupun jaringan listrik, dan gas air

minum, telepon, dan sebagainya

6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restor an

Sektor ini mencakup tiga subsector yang akan di uraikan

sebagai berikut di bawah ini :

a. Perdagangan besar dan eceran

Perhitungna niali tambah subsector perdagangan

dilakukan dengan pendekatan arus barang (commodity

(43)

pertanian, pertambangan, dan penggalian, industry serta

komoditi import yang di perdagangkan .

b. Hotel

Kegiatan subsektor ini mencakup semua hotel, baik

berbintang maupun tidak serta berbagai jenis penginapan

lainya .

c. Restoran

Karena belum tersedia data restoran secara lengkap,

maka output dari dari subsector ini di peroleh dari

perkalian antara jumlah tenaga kerja yang bekerja di

restoran dari hasil sensus penduduk tahun 1980 dan survey

penduduk antar sensus 1985 ( SUPAS 1985 ) beserta

pertumbuhannya denagn output pertenaga kerja dari hasil

survey khusus pendapatan regional .

7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor ini mencangkup kegiatan pengangkutan umum

untuk barang dan penumpang, baik memalui darat,laut, sungai/

danau, dan udara.Sektor ini mencakup pula jasa penunjang

angkutan dan komunikasi.

a. Angkutan Kereta Api

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku di hitung

berdasarkan data yang di peroleh dari laporan tahunan

(44)

b. Angkutan Jalan Raya .

Subsektor ini meliputi kegiatan pengangkutan barang

dan penumpang yang di lakukan oleh perusahaan angkutan

umu baik bermotor seperti bus, truk, becak, taksi, dokar

dan sebagainya .

c. Angkutan Laut / Air

Subsektor angkutan laut /air meliputi kegiatan

pengangkutan penumpang dan barang dengan

menggunakan kapal yang di usahakan oleh perusahan

pelayanan milik nasional.baik yang melakukan trayek

dalam negeri maupun internasional.

d. Angkutan Udara

Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan

penumpang barang dan kegiatan lain yang berkaitan

dengan penerbangan yang di lakukan oleh penerbangan

milik nasional .

e. Jasa Penunjang Angkutan

Meliputi kegiatan pemberian jasa dan peneyediaan

fasilitas yang sifatnya menunjang dan berkaitan dengan

kegiatan pengangkutan seperti terminal dan parker,

ekspedisi, dan bongkar muat, penyimpangan dan

(45)

1) Terminal dan Perparkiran

Mencankup kegiatan pemberian pelayanan dan

pengaturan lalu lintas kendaraan / armada yang

membongkar atau mengisi muatan baik barang maupun

penumpang, seperti kegiatan terminal, dan parker,

pelabuhan laut dan pelabuhan udara .

2) Bongkar / Muat

Kegiatan bongkar / muat mencakup pemberian

pelayan bongkar muat angkutan barang melalui laut

dan darat .

f. Komunikasi

1) Pos dan Giro

Kegiatan yang di cankup adalah jasa pos dan giro

seperti pengiriman surat, wesel, paket, jasa giro, jasa

tabungan, dan sebagainya .

2) Telekomunikasi

Kegiatan ini mencakup pemberian jasa dalam hal

pemakaian hubungan telepon, telegrap, dan teleks.

3) Jasa Penunjang Komunikasi

Kegiatan sebsektor ini mencakup pemberian jasa

dan penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang

kegiatan komunikasi, seperti wesel, warpostel, radio

(46)

8. Sektor Keuangan , Persewaan dan J asa Perusahan

Sektor ini meliputi kegiatan perbankan, lembaga keuangan

bukanbank , jasa penunjang keuangan, sewa bangunan dan jasa

perusahaan.

1) Bank

Angka nilai tambah bruto subsector bank atas dasar

harga berlaku di peroleh dari Bank Indonesia.

2) Lembaga Keuangan Bukan Bank

Kegiatan Lembaga keuangan bukan bank meliputi

kegiatan asuransi, koperasi, yayasan dana pension,

pengadaian .

3) Jasa Penunjang Keuangan

Kegiatan jasa penunjang keuangan meliputi berbagai

kegiatan ekonomi antara lain: Bursa Efek Surabaya ( BES

), perdagangan valuta asing, perusahan anjak piutang dan

modal ventura.

4) Sewa Bangunan

Subsektor ini mencakup semua kegiatan jasa atau

penggunaan rumah bangunan sebagai tempat tinggal,

tampa memperhatikan apakah bangunan itu milik sendiri

(47)

5) Jasa Perusahan

Subsektor ini mencankup semua kegiatan jasa

pengacara, jasa akuntan, biro arsitektur, jasa pengelolahan

data, jasa perikanan dan sebagainya .

9. Sektor J asa -J asa

Sektor jasa – jasa di bagi lagi menjadi beberapa subsektor,

yaitu :

1) Jasa Pemerintah Umum

Nilai tambah bruto subsector ini terdiri dari upah dan

gaji rutin pegawai pemerintah pusat daerah.

2) Jasa Sosial dan Kemasyarakatan

Subsektor ini mencakup jasa pendidikan, jasa

kesehatan, serta jasa kemasyarakatan lainnya seperti jasa

penelitian, jasa palang merah, panti asuhan, yayasan

pemeliharaan anak cacat, dan ruamh ibadah.( Anonim,

2004 : 12 – 17 ).

2.5.Analisis Shift Shar e

Analisis Shift Share di gunakan untuk menganalisa dan mengetahui

pergeseran dan peranan perekonomian di daerah. Metode ini di pakai untuk

mengamati stuktur perekonomian dan pergeserannya dengan cara

menekankan pertumbuhan sektor di daerah, yang di bandingkan dengan

sektor yang sama pada tingkat daerah yang lebih tinggi atau nasional.Analisis

(48)

daerah dalam kaitannya dengan peningkatan perekonomian daerah yang

bertingkat lebih tinggi. Perekonomian daerah yang di dominasi oleh sektor

yang lambat pertumbuhannya akan tumbuh di bawah tingkat pertumbuhan

perekonomian daerah di atasnya. Data yang biasa di gunakan dalam analisis

Shift -Share adalah pendapatan perkapita ( Y / P ), PDRB (Y) atau tenaga

kerja (e) dengan tahun pengamatan pada rentang waktu tertentu .

1. Provical Share (Sp), yang di gunakan untuk mengetahui pertumbuhan atau

pergeseran stuktur perekonomian suatu daerah ( kabupaten / kota ) dengan

melihat nilai PDRB daerah pengamatan pada periode awal yang di

pengaruhi oleh pergeseran pertumbuhan perekonomian daerah yang lebih

tinggi ( provinsi). Hasil perhitungan tersebut akan mengambarkan peranan

wilayah propinsi yang mempengaruhi pertumbuhan perekononomian

daerah kabupaten. Jika pertumbuhan kabupaten sama dengan pertumbuhan

provinsi maka perananannya terhadap propinsi tetap.

2. Proportional ( Industry-Mix ) Share adalah pertumbuhan nilai tambah

bruto suatu sektor I di bandingkan total ektor di tingkat propinsi .

3. Differntial share( DS ), adalah perbedaan antara pertumbuhan ekonomi

daerah ( kabupaten ) dan nilai tambah bruto sektor yang sam di tingkat

propinsi.

Suatu daerah dapat saja memiliki keunggulan bandingkan daerah

lainnya karena lingkungan dapat mendorong sektor tertentu untuk tumbuh

lebih cepat. Teknik analisis ini di awali dengan perubahan PDRB suatu sektor

(49)

Rumus : ∆ = −

Dimana ∆ = Perubahan PDRB sektor Kabupaten

= PDRB Kabupaten sektor tahun t

PDRB Kabupaten sektor tahun dasa

1. Potensi Regional ( PR )

2. Pergeseran Proporsional / Propotional Share (PS)

Rumus :

3. Pergeseran yang berbeda / Differential Share (DS)

Rumus :

= PDRB Provinsi Jawa Timur periode tahun t

= PDRB Provinsi Jawa Timur pada periode tahun dasar

= PDRB Provinsi Jawa Timur sektor i pada tahun dasar t

= PDRB Provinsi Jawa timur sektor i pada tahun dasar

(50)

0 ij

Q = PDRB Propinsi sector i pada tahun dasar

Setelah di lakukan perhitungan seperti di atas, dapat di tarik

beberapa kesimpulan :

1. PS < 0

Maka sektor tersebut tumbuh relatif lambat di tingkat kabupaten

2. PS > 0

Maka sektor tersebut tumbuh reltif cepat di tingkat kabupaten

3. DS < 0

Maka sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lebih lambat di

bandingkan sektor yang sam di daerah lain atau dengan kata lain

sektor tersebut tidak mempunyai keuntungan lokasional yang baik.

4. DS > 0

Maka sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lebih cepat di

bandingkan sektor yang sam di daerah lain atau denagn kata lain

sektor tersebut mempunyai keuntungan lokasional yang baik.

5. PR <∆

Maka pertumbuhan produksi di daerah tersebut cenderung

akanmendorong pertumbuhan kabupaten.

6. PR >∆

Maka pertumbuhan produksi di daerah tersebut cenderung akan

(51)

Keunggulan Analisis Shift Shar e

1. Memberikan gambaran mengenai perubahan struktur ekonomi yang

terjadi, walau analisis shift share tergolong sederhana.

2. Memunkingkan seseorang pemula mempelajari struktur

perekonomian dengan cepat.

3. Memberikan gambaran pertumbuhan ekonomi dan perubahan

struktur dengan cukup akurat.

Kelemahan Analisis Shift share

1. Hanya dapat di gunakan untuk analisis ex –post.

2. Masalahkbenchmark berkenaan dengan homothetic chage, apakah t

atau ( t + 1 ) tidak dpat di jelaskan dengan baik .

3. Ada data periode waktu tertentu di tengan tahun pengamatan yang

tidak terungkap.

4. Analisis ini sangat berbahaya sebagai alat peramalan, mengingat

bahwa regional shift tidak konstan dari suatu periode lainnya.

5. Tidak dapat di pakai untuk melihat keterkaitan antar sektor.

6. Tidak ada keterkaitan antar daerah.

2.6.Kerangka Pikir

Dalam Peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah merupakan

serangkaian usaha kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja, meratakan

distribusi pendapatan, meningkatkan hubungan ekonomi antar wilayah

(52)

sektoral maupun antar lintas sektoral yang lebih menguntungkan didukung

dengan strategi peningkatan sumber daya manusia Indonesia. Dalam analisis

Shift Share ini terdapat 3 daerah di kabupaten Jawa Timur Gresik pacitan dan

Bondowoso , disini terdapat sektor yang mendorong / menhambat

pertumbuhan di Jawa Timur .

Gambar 2.1 Sektor – Sektor PDRB

Sumber : Peneliti

2.7.Hipotetis

Berdasarkan permasalahan yang ada dalam penelitian ini, melihat dari

latar belakang, hasil- hasil penelitian terdahulu dan juga landasan teori yang

telah di jelaskan seperti di atas, Maka dapat di tarik beberapa hipotetis dari

penelitian ini, sebagai berikut :

1. Diduga ada pertumbuhan produksi sektoral di 3 daerah ( Gresik, Pacitan

dan Bondowoso) tersebut yang cnderung mendorong atau menhambat

pertumbuhan di Provinsi Jawa Timur.

Gresik , Pacitan ,Bondowoso

Analisis Shift Share

1. Sektor mendorong atau menghambat 2. Sektor tumbuh cepat atau lambat

3. Sektor tumbuh cepat atau lambat di lihat dari lokasionalnya

(53)

2. Di duga ada sector-sektor di masing-masing kabupaten ( Gresik,

Pacitan,dan Bondowoso) yang tumbuh lebih cepat atau lambat di

bandingkan di tingkat Provinsi Jawa Timur.

3. Di duga ada sektor masing-masing kabupaten yang tumbuhnya cepat

mempunyai keuntungan lokasional baik di banding sektor yang sama di

(54)

3.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian di lakukan dengan pendekatan deskripstif. pendekatan ini di

lakukan dengan menganalisa secara kuantitatif untuk mengetahui secara jelas

perkembangan perekonomian dalam 3 daerah ( kabupaten Gresik, Pacitan dan

Bondowoso ) di Provinsi jawaTimur. Data yang di peroleh kemudian di

masukan ke dalam rumus-rumus matematis sederhana yang telah ada. Dari

hasil pengelolahan data -data tersebut yang munking pertumbuhannya

tergolong lambat agar dapat di prioritaskan dalam pembangunan dengan

mengembangkan sektor – sektor ekonomi yang potensial supaya lebih

mempercepat pertumbuhan daerah, sehingga dapat menunjang perekonomian

nasional.

3.2.Devinisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Devisi operasional dan pengukuran adalah pernyataan tetag definisi dan

pengukuran variable-variabel penelitian secara operasional berdasarkan teori

yang ada maupun pengalaman-pengalaman empiris.Hal ini maksudkan agar

tidak terjadi salah pengetikan terhadap variabel yang di batasi serta

memudahkan dalam penerapan data yang di gunakan.

Untuk memeperjelas terhadap masing-masing variabel di amati, maka

pengukuran terhadap variable-variabel tersebut dapat di uraikan sebagai

(55)

1. Analisis Shift Share

Didalam analisis ini di pergunakan beberapah data dari Produk

Domestik Regonal Bruto ( PDRB ) Provinsi Jawa Timur, Dan PDRB per

sektor . Selain itu di pergunakan PDRB dari masing-masing di kabupaten

tersebut per sektor.PDRB di nyatakan dalam satuan jutaan rupiah.

3.3. J enis dan Sumber Data

3.3.1 J enis Data

Data yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah data

Sekunder, berupa data time series yang di ambil dari tahun 2010 sampai

dengan 2011

3.3.2 Sumber Data

Sumber data di peroleh dari Kantor Badan Pusat Statestik

Propinsi Jawa Timur, dan perpustakaan-perpustakaan lainnya baik itu

milik lembaga pendidikan ataupun pemerintah daerah Jawa Timur.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dengan dua cara ,

diantaranya yaitu :

3.4.1Studi Kepustakaan

Pengumpulan data yang di lakukan dengan membaca buku-buku

literature sebagai bahan pustaka yang hubungannya dengan penelitian

(56)

3.4.2 Studi Lapangan

Penelitian lapangan ini di maksudkan untuk mendapatkan

data-data sekunder yang di perlikan untuk penulisan skripsi, data-data-data-data

laporan, catatan-catatan yang behubungan dengan masalah yang di

bahas pada lembaga -lembaga yang telah di sebutka di atas.

3.5 Tenik Analisis Pengelolahan Data

Data yang berhubungan dengan obyek penelitian di susun untuk

selanjutnya di olah dengan menggunakan alat analisis matematis berupa

Analisis Shift Share yang kemudian di lakukan pengamatan selama kurung

waktu tertentu. Notasi yang di gunakan dalam kedua teknik analisis dari

= PDRB Provinsi Jawa Timur periode tahun t

= PDRB Provinsi Jawa Timur pada periode tahun dasar

Gambar

Tabel 3.1. Proses Perencanaan Pembanguan Daerah
Gambar 2.1 Sektor – Sektor PDRB
Tabel 4.1 : Produk Domestik Regioanl Bruto Jawa Timur Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010-2011(dalam juta rupiah)
Tabel 4.2 : Produk Domestik Regioanl Bruto Gresik Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010-2011(dalam juta rupiah)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berguna untuk melengkapi prosdur riset penelitian yang berjudul “Tanggungjawab Hukum Rumah Sakit yang Memperkerjakan Bidan tanpa Surat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pajak daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah terhadap kinerja keuangan pada Pemerintah

Penulisan ilmiah ini membahas tentang pembuatan aplikasi messenger menggunakan software bahasa pemrograman Java2 dan menggunakan text editor Edit Plus2. Aplikasi messenger yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan tanaman lidah buaya dan buah tomat sebagai bahan baku minuman fungsional, mengetahui pengaruh perbandingan sari lidah

Hasil kajian mendapati bahawa ciri-ciri individu ( umur, jantina, pendidikan dan pengalaman) dan ciri-ciri isi rumah ( bilangan tangungan, perbelanjaan ke atas

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan pemungutan, tingkat efektivitas beserta faktor-faktor saja yang dapat menentukan efektivitas, dan kontribusi pajak hotel

Pertama, mengalami pertobatan yang sejati “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” (Ma r. Kebenaran a gung yang dikhotbahkan Kri stus adalah waktunya telah genap; Kerajaan Al