• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS KOMUNIKASI MEDIA SOSIAL DALAM MEMAHAMI PERAN ELSIMIL UNTUK MENEKAN ANGKA STUNTING DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "EFEKTIFITAS KOMUNIKASI MEDIA SOSIAL DALAM MEMAHAMI PERAN ELSIMIL UNTUK MENEKAN ANGKA STUNTING DI INDONESIA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

60

EFEKTIFITAS KOMUNIKASI MEDIA SOSIAL DALAM MEMAHAMI PERAN ELSIMIL UNTUK MENEKAN ANGKA STUNTING DI

INDONESIA

Oleh:

Rekno Sulandjari, Heru Sri Wulan, Dheasey Amboningtyas, Leonardo Budi Hasiholan

Dosen Universitas Pandanaran Semarang

Email:rekno.sulandjari@gmail.com, wulanarso76@gmail.com, dheasey@unpand.ac.id, leonardobudihas@yahoo.com

ABSTRAK

Fenomena penggunaan media sosial sebagai media edukasi stunting di masyarakat secara umum, khususnya juga bagi pasangan yang siap menikah, atau hanya sekedar informasi bagi kalangan remaja, baik laki-laki maupun perempuan.

Hal ini sangat ditunjang dengan perkembangan kemajuan teknologi digital dalam hal ini media sosial. Seiring dengan kemudahan dalam mendapatkan jaringan internet di berbagai daerah dan lokasi di seluruh wilayah Indonesia.

Sebelumnya banyak kalangan pasangan muda yang sudah menikah, maupun warga yang belum berkeinginan menikah karena belum menemukan pasangan yang sesuai, memiliki pemahaman stunting dari informasi orang-orang terdekatnya atau bahkan dari opinion leader di lingkungannya. Bisa juga diperoleh dari pengalamanya sendiri ketika diasuh dan dicukupi kebutuhan gizinya oleh orang tuanya. Namun sekarang sudah mulai bisa mendapatkan informasi tentang edukasi stunting melalui platform online.

Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotik terhadap komentar para netizen (warga net) yang secara sengaja memberikan komentarnya pada pemberitaan yang terkait dengan Elsimil pada media Instagram (IG). Dalam rangkaian narasi komentar netizen tersebut peran bahasa menjadi penting. Bahasa menjadi medium yang mengartikan atau mempresentasikan makna yang ingin dikomunikasikan oleh pelakunya.

Meskipun masyarakat mayoritas sangat mendukung program Elsimil sebagai salah satu syarat yang harus diterapkan dalam prosedur pernikahan, namun belum bisa mendapatkan hasil secara signifikan untuk efektivitasnya dalam mencegah stunting. Selain program elsimil dalam pencegahan stunting ini baru disosialisasikan di pertengahan tahun 2022 dan diimplementasikan di beberapa kota besar di akhir tahun lalu, meskipun prediksi keberhasilan dalam penvegahan stunting sangat memungkinkan.

Kata Kunci: Efektivitas, Media Sosial, Fisimil, Stunting

ABSTRACT

The phenomenon of using social media as a medium for stunting education in society in general, especially for couples who are ready to marry, or just information for teenagers, both men and women. This is greatly supported by the development of advances in digital technology, in this case, social media. Along

(2)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

61

with the ease of getting internet networks in various regions and locations throughout Indonesia.

Previously, many young married couples, as well as residents who did not wish to get married because they had not found a suitable partner, had an understanding of stunting from information from those closest to them or even from opinion leaders in their environment. It can also be obtained from his own experience when he was raised and fulfilled his nutritional needs by his parents.

However, now we are starting to be able to get information about stunting education through online platforms.

This study uses a semiotic analysis method for the comments of netizens (net citizens) who deliberately comment on news related to Elsimil on Instagram (IG) media. In this series of narrative comments by netizens, the role of language is important. Language becomes a medium that interprets or represents the meaning that the actor wants to communicate.

Even though the majority community strongly supports the Elsimil program as one of the conditions that must be applied in the marriage procedure, they have not been able to obtain significant results for its effectiveness in preventing stunting.

In addition to the ELSIMIL program in preventing stunting, it was only socialized in the middle of 2022 and implemented in several big cities at the end of last year, even though the prediction of success in preventing stunting is very possible.

Keywords: Effectiveness, Social Media, Elsimil, Stunting

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Banyaknya perkembangan media komunikasi yang bersifat konvergensi selaras dengan berkembangnya banyaknya informasi yang disampaikan melalui media internet di era global ini. Didukung dengan fenomena individualis masing-masing orang, lebih mengupayakan kegiatan pencarian informasi melalui media sosial. Di mana mayoritas masyarakat yang melek media juga sudah dengan mudah memiliki akun media sosial ini dan mengoperasikannya dengan tanpa kesulitan yang berarti.

Apalagi jika dihubungkan dengan kenyataan yang ada bahwa media on line sebagai sarana komunikasi ini pun menjadi semakin pesat perkembangannya setelah internet mulai dapat diakses melalui telephone seluler yang kemudian muncul istilah telepon cerdas (smartphone). Dengan hadirnya Smartphone, fasilitas yang disediakan dalam berkomunikasipun semakin beraneka macam yang sering dikenal juga dengan sebutan media konvergensi. Mulai dari mendengarkan radio, menonton TV dan siaran langsung Youtube sekaligus juga berkirim sms, mms, chatting, email, browsing serta fasilitas sosial media lainnya yang memungkinkan untuk diakses.

Menurut Nasrullah (2015) dalam Setiadi (2016:1) media sosial merupakan sebuah wahana pada internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain membentuk ikatan sosial secara virtual. Dalam media sosial, tiga bentuk yang merujuk pada makna bersosial adalah pengenalan (cognition), komunikasi (communicate) dan kerjasama (cooperation). Tidak dapat disangkal

(3)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

62

bahwa pada saat ini sosial media telah menjadi cara baru masyarakat dalam berkomunikasi.

Hal ini berdampak pada berbagai sisi kehidupan masyarakat. Kehadiran media sosial telah membawa dampak yang sangat signifikan dalam cara melakukan komunikasi. Lembaga We Are Social dalam Nasrullah (2015) mempublikasikan hasil risetnya bahwa pengguna internet dan media sosial di Indonesia cukup tinggi.

Ada sekitar 15 persen penetrasi internet atau 38 juta lebih pengguna internet. Dari jumlah total penduduk, ada sekitar 62 juta orang yang terdaftar serta memiliki akun di media sosial Facebook dan sekitar 99,9 juta pengguna Instagram pada April 2022. Jumlah itu merupakan yang terbesar keempat di dunia, di bawah India, Amerika Serikat, dan Brasil.

Dari riset tersebut juga menunjukkan bahwa rata-rata pengguna internet di Indonesia menghabiskan waktu hampir 3 jam untuk terkoneksi dan berselancar di media sosial melalui perangkat telepon genggam. Banyaknya jumlah pengguna media sosial di Indonesia tentu saja memunculkan kesempatan untuk mengoptimalkan kehadiran media sosial sebagai media komunikasi, sehingga kemudian memunculkan pertanyaan, bagaimana penggunaan media sosial untuk mengefektifkan cara berkomunikasi di dalam masyarakat, baik dalam bidang pemasaran, bidang politik maupun dalam bidang edukasi/pembelajaran tentang segala sesuatu yang disinyalir bisa menekan angka stunting di Indonesia.

PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan usianya, 31,6% pengguna Instagram (IG) di dunia merupakan kelompok umur 25-34 tahun. Sebanyak 30,1% penguna Instagram berusia 18-24 tahun. Di Indonesia sendiri merupakan urutan keempat pengguna Instagram di dunia. Semua bentuk informasi, edukasi, hiburan dan transfer budaya sudah jamak diperoleh melalui Instagram. Selain komprehensif dan detail, platform online jenis ini juga biasanya dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik untuk dikunjungi. Dari uraian di atas, maka peneliti sangat tertarik melakukan penelitian dengan judul;

“Efektivitas Komunikasi Media Sosial Dalam Memahami Peran Elsimil Untuk Menekan Angka Stunting Di Indonesia”

KERANGKA TEORI Efektifitas Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap pendapat, atau perilaku baik secara lisan maupun tak langsung melalui media (Effendy, 2009), dalam definisi tersebut tersimpul tujuan yakni memberi tahu, atau mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion), atau perilaku (behavior). Effendy (2009) juga berpendapat bahwa proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).

Pikiran itu bisa berupa gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan dan sebagainya yang muncul dari lubuk hati. Agar komunikasi berlangsung secara efektif, perlu adanya strategi komunikasi yang memperhitungkan faktor pendukung dan penghambat komunikasi (Effendy, 2009). Empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam menyusun strategi komunikasi adalah:

(4)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

63

a. Menentukan Khalayak Sebelum melancarkan komunikasi, perlu dipelajari siapa- siapa yang akan menjadi sasaran komunikasi. Tentu saja hal tersebut tergantung pada tujuan komunikasi, yaitu apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui (dengan metode informatif) atau agar komunikan melakukan tindakan tertentu (metode persuasif dan instruktif).

b. Pemilihan Media Komunikasi Media komunikasi banyak jumlahnya, untuk mencapai sasaran komunikasi harus dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang hendak dicapai, pesan yang ingin disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan.

c. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi Pesan (message) komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang harus diambil, apakah teknik informasi, teknik persuasi atau teknik instruksi. Apapun tekniknya, komunikasi harus mengerti pesan komunikasi itu. Pesan komunikasi terdiri atas isi pesan (content of the message), atau lambing (symbol). Isi pesan komunikasi bisa satu, tetapi lambing yang dipergunakan bisa macam-macam.

d. Peranan Komunikator dalam Komunikasi Faktor penting pada diri komunikator bila melancarkan komunikasi, yaitu daya tarik sumber (source attractiveness) dan kredibilitas sumber (source credibility).

Definisi Media Sosial

Media sosial menurut Kurniawan (2017) dalam Nurvita Sari (2020:26) adalah sebuah media online dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, sosial network atau jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki mungkin merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

Media sosial online merupakan media yang didesain untuk memudahkan interaksi sosial bersifat interaktif dengan berbasis teknologi internet yang mengubah pola penyebaran informasi dari sebelumnya bersifat broadcast media monologue (satu ke banyak audiens) ke media sosial dialogue (banyak audiens ke banyak audiens). Jenis serta komposisi media sosial online di dunia virtual sangat beragam, antara lain jejaring sosial (Facebook, Instagram, Friendster, Linkedln, dan sebagainya), microblogging platform (Twitter, Plurk, Koprol, dan lain-lain), jejaring berbagi foto serta video (Flickr, Youtube, dan sebagainya), Podcast, Chat rooms, Message board, Forum, Mailing list, serta masih banyak lainnya

Dalam penelitian Nurvita Sari (2020:27) disebutkan bahwa berdasarkan Literasi Uses and grativication McQuail, empat tujuan berbeda dalam menggunakan media - pencarian informasi, identitas pribadi, interaksi sosial dan integrasi, dan hiburan (Kim, Sin, and He 2013). Sebagian besar platform media sosial digunakan untuk mencari informasi. Media sosial adalah medium di internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual.

Sedangkan dalam penelitian Setiadi (2017:1) menyebutkan bahwa Van Dijk dalam Nasrullah (2015) menyatakan bahwa media sosial adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktifitas maupun berkolaborasi. Karena itu media sosial dapat dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus

(5)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

64

sebuah ikatan sosial. Meike dan Young dalam Nasrullah (2015) mengartikan kata media sosial sebagai konvergensi antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi di antara individu (to be share one-to-one) dan media publik untuk berbagi kepada siapa saja tanpa ada kekhususan individu.

Menurut Boyd dalam Nasrullah (2015) media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain. Media sosial memiliki kekuatan pada user-generated content (UGC) dimana konten dihasilkan oleh pengguna, bukan oleh editor sebagaimana di instansi media massa. Pada intinya, dengan sosial media dapat dilakukan berbagai aktifitas dua arah dalam berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi, dan saling berkenalan dalam bentuk tulisan, visual maupun audiovisual. Sosial media diawali dari tiga hal, yaitu Sharing, Collaborating dan Connecting (Puntoadi, 2011).

Karakteristik Media Sosial

Karakteristik media sosial tidak jauh berbeda dengan media siber (cyber) dikarenakan media sosial merupakan salah satu platform dari media siber. Namun demikian, menurut Nasrullah (2015) dalam Setiadi (2016:2) media sosial memiliki karakter khusus, yaitu:

1. Jaringan (Network) Jaringan adalah infrasturktur yang menghubungkan antara komputer dengan perangkat keras lainnya. Koneksi ini diperlukan karena komunikasi bisa terjadi jika antar komputer terhubung, termasuk di dalamnya perpindahan data.

2. Informasi (Informations) Informasi menjadi entitas penting di media sosial karena pengguna media sosial mengkreasikan representasi identitasnya, memproduksi konten, dan melakukan interaksi berdasarkan informasi.

3. Arsip (Archive) Bagi pengguna media sosial, arsip menjadi sebuah karakter yang menjelaskan bahwa informasi telah tersimpan dan bias diakses kapanpun dan melalui perangkat apapun.

4. Interaksi (Interactivity) Media sosial membentuk jaringan antar pengguna yang tidak sekedar memperluas hubungan pertemanan atau pengikut (follower) semata, tetapi harus dibangun dengan interaksi antar pengguna tersebut.

5. Simulasi Sosial (simulation of society) Media sosial memiliki karakter sebagai medium berlangsungnya masyarakat (society) di dunia virtual. Media sosial memiliki keunikan dan pola yang dalam banyak kasus berbeda dan tidak dijumpai dalam tatanan masyarakat yang real.

6. Konten oleh pengguna (user-generated content) Di Media sosial konten sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik akun. UGC merupakan relasi simbiosis dalam budaya media baru yang memberikan kesempatan dan keleluasaan pengguna untuk berpartisipasi. Hal ini berbeda dengan media lama (tradisional) dimana khalayaknya sebatas menjadi objek atau sasaran yang pasif dalam distribusi pesan.

Jenis-jenis Media Sosial

Menurut Nasullah (2015) dalam Setiadi (2016:2) setidaknya ada enam kategori besar untuk melihat pembagian media sosial, yakni:

(6)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

65

1. Media Jejaring Sosial (Social networking). Media jejaring sosial merupakan medium yang paling popular. Media ini merupakan sarana yang bias digunakan pengguna unutk melakukan hubungan sosial, termasuk konsekuensi atau efek dari hubungan sosial tersebut di dunia virtual. Karakter utama dari situs jejaring sosial adalah setiap pengguna membentuk jaringan pertemanan, baik terhadap pengguna yang sudah diketahuinya dan kemungkinan saling bertemu di dunia nyata (offline) maupu membentuk jaringan pertemanan baru. Contoh jejaring sosial yang banyak digunakan adalah facebook dan LinkedIn.

2. Jurnal online (blog). Blog merupakan media sosial yang memungkinkan penggunanya untuk mengunggah aktifitas keseharian, saling mengomentari dan berbagi, baik tautan web lain, informasi dan sebagainya. Pada awalnya blog merupakan suatu bentuk situs pribadi yang berisi kumpulan tautan ke situs lain yang dianggap menarik dan diperbarui setiap harinya. Pada perkembangan selanjutnya, blog banyak jurnal (tulisan keseharian pribadi) pemilik media dan terdapat kolom komentar yang bisa diisi oleh pengguna. Secara mekanis, jenis media sosial ini bias dibagi menjadi dua, yaitu kategori personal homepage, yaitu pemilik menggunakan nama domain sendiri seperti .com atau.net dan yang kedua dengan menggunakan failitas penyedia halaman weblog gratis, seperti wordpress atau blogspot.

3. Jurnal online sederhana atau microblog (micro-blogging). Tidak berbeda dengan jurnal online (blog), microblogging merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi pengguna untuk menulis dan memublikasikan aktifitas serta atau pendapatnya. Contoh microblogging yang paling banyak digunakan adalah Twitter.

4. Media berbagi (media sharing). Situs berbagi media merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi penggunanya untuk berbagi media, mulai dari dokumen (file), video, audio, gambar, dan sebagainya. Contoh media ini adalah: Youtube, Flickr, Photo-bucket, atau snapfish.

5. Penanda sosial (social bookmarking). Penanda sosial merupakan media sosial yang bekerja untuk mengorganisasi, menyimpan, mengelola, dan mencari informasi atau berita tertentu secara online Beberapa situs sosial bookmarking yang popular adalah delicious.com, stumbleUpon.com, Digg.com, Reddit.com, dan untuk di Indonesia ada LintasMe.

6. Media konten bersama atau wiki. Media sosial ini merupakan situs yang kontennya hasil kolaborasi dari para penggunanya. Mirip dengan kamus atau ensiklopedi, wiki menghadirkan kepada pengguna pengertian, sejarah hingga rujukan buku atau tautan tentang satu kata. Dalam prakteknya, penjelasan- penjelasan tersebut dikerjakan oleh pengunjung, artinya ada kolaborasi atau kerja sama dari semua pengunjung untuk mengisi konten dalam situs ini.

Instagram (IG)

Dalam ranah digital ini, banyak manfaat dan kemudahan bagi pengguna teknologi untuk mengakses informasi, pengetahuan, dan rujukan mereka untuk memilih media dalam satu alat, yang ada di tangan mereka, dapat memberikan manfaat dan menggabungkan berbagai platform informasi sehigga menjadi lebih mudah.

Kelebihan fitur Instagram dengan postingan photo, video live, comment, direct massage dapat dengan mudah digunakan oleh followers dalam berkomunikasi baik kepada pemilik akun atau admin atau kepada sesama followers akun Instagram.

Motif adalah orientasi umum yang mempengaruhi tindakan orang untuk

(7)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

66

memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka (Study 2006). Pencarian informasi, komunikasi interpersonal (utilitas interpersonal), ekspresi diri dan motif melarikan diri diadopsi dalam studi saat ini, karena keempat motif ini adalah yang paling akrab dalam menjelaskan penggunaan situs jejaring sosial jenis Instagram.

Konsep Stunting dan Penyebabnya

Stunting bisa diartikan sebagai kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi begitu saja sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Balita pendek (stunted) dan sangat pendek (severely stunted) adalah balita dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan dengan standar baku who-mgrs (multicentre growth reference study) 2006.

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tak maksimal saat dewasa. Kemampuan kognitif para penderita juga berkurang, sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi jangka panjang bagi Indonesia.

Anak kerdil yang terjadi di Indonesia sebenarnya tidak hanya dialami oleh rumah tangga/keluarga yang miskin dan kurang mampu, karena stunting juga dialami oleh rumah tangga / keluarga yang tidak miskin / yang berada di atas 40 % tingkat kesejahteraan sosial dan ekonomi. Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi pervalensi stunting oleh karenanya perlu dilakukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari anak balita (Sutarto dkk, 2018:541)

Beberapa faktor yang menjadi penyebab stunting dapat digambarkan sebagai berikut:

1.Praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan. Beberapa fakta dan informasi yang ada menunjukkan bahwa 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif, dan 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak menerima Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI diberikan/mulai diperkenalkan ketika balita berusia diatas 6 bulan. Selain berfungsi untuk mengenalkan jenis makanan baru pada bayi, MPASI juga dapat mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh bayi yang tidak lagi dapat disokong oleh ASI, serta membentuk daya tahan tubuh dan perkembangan sistem imunologis anak terhadap makanan maupun minuman.

2.Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan), Post Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas. Informasi yang dikumpulkan dari publikasi Kemenkes dan Bank Dunia menyatakan bahwa tingkat kehadiran anak di Posyandu semakin menurun dari 79% di 2007 menjadi 64% di 2013 dan anak belum mendapat

(8)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

67

akses yang memadai ke layanan imunisasi. Fakta lain adalah 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi sumplemen zat besi yang memadai serta masih terbatasnya akses ke layanan pembelajaran dini yang berkualitas (baru 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun belum terdaftar di layanan PAUD/Pendidikan Anak Usia Dini).

3.Masih kurangnya akses rumah tangga / keluarga ke makanan bergizi.

Penyebabnya karena harga makanan bergizi di Indonesia masih tergolong mahal.

4.Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Data yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa 1 dari 5 rumah tangga di Indonesia masih buang air besar (BAB) di ruang terbuka, serta 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih.

METODOLOGI

Metodologi penelitian ini menggunakan analisis semiotik terhadap komentar para netizen (warga net) yang secara sengaja memberikan komentarnya pada pemberitaan yang terkait dengan Fesimil. Pada media Instagram (IG). Dalam rangkaian narasi komentar netizen tersebut peran bahasa menjadi penting. Bahasa menjadi medium yang mengartikan atau mempresentasikan makna yang ingin dikomunikasikan oleh pelakunya atau dalam istilah yang digunakan Hall (1997:5) untuk menyatakan hal ini, fungsi bahasa adalah sebagai tanda. Tanda mengartikan atau mempresentasikan (menghadirkan) konsep-konsep, gagasan atau perasaan sedemikian rupa yang memungkinkan seseorang “membaca‟, men-decode atau menginterpretasikan (menafsirkan) maknanya. Persoalan tanda ini secara lebih serius terangkum dalam satu disiplin yang disebut sebagai semiologi atau semiotik.

Analisis semiotika melihat pemakaian bahasa tutur dan tulisan sebagai representasi suatu makna yang diproduksi melalui konsep dalam pikiran seseorang.

Senada dengan fungsi-fungsi di atas, Halliday juga mengemukakan tiga metafungsi bahasa, yaitu fungsi ideasional (ideational function), fungsi interpersonal (interpersonal function), dan fungsi tekstual (textual function). Ketiga metafungsi ini sangat penting karena berhubungan dengan penggunaan bahasa dalam proses sosial di dalam suatu masyarakat; dan dengan demikian pula dalam kaitannya dengan analisis wacana (Eriyanto, 2008: xv).

Fungsi pertama, fungsi ideasional berkaitan dengan peranan bahasa untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan isi pikiran, serta untuk merefleksikan realitas pengalaman partisipannya. Fungsi kedua, fungsi interpersonal berkaitan dengan peranan bahasa untuk membangun dan memelihara hubungan sosial, untuk mengungkapkan peranan-peranan sosial dan perananperanan komunikasi yang diciptakan oleh bahasa itu sendiri. Fungsi interpersonal ini tampak pada struktur yang melibatkan bermacam-macam modalitas dan sistem yang dibangunnya.

Fungsi ketiga, fungsi tekstual berkaitan dengan peranan bahasa untuk membentuk berbagai mata rantai kebahasan dan mata rantai unsur situasi yang memungkinkan digunakannya bahasa oleh para pemakainya baik secara lisan mau pun tertulis.

Fungsi tekstual tampak pada struktur yang melibatkan tema (theme) dan rima (rhyme), yaitu struktur tematik dan struktur informasi. Dalam hal ini, para partisipan (penutur dan mitra-tutur, pembicara dan mitra-bicara) berkomunikasi dan berinteraksi sosial melalui bahasa dalam wujud konkret berupa wacana (lisan atau tulis). Dengan demikian, bahasa berfungsi ideasional dan interpersonal; sedangkan untuk merealisasikan dan mewujudkan adanya wacana, bahasa berfungsi tekstual.

(9)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

68

Fungsi tekstual tersebut pada hakikatnya merupakan sarana bagi terlaksananya kedua fungsi lainnya, yaitu fungsi ideasional dan fungsi interpersonal.

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan penelitian ini akan terbagi menjadi 5 kategori yaitu indikator- indikator yang menunjukkan tentang fenomena program elsimil yang sudah diaplikasikan sebagai salah satu syarat pernikahan, pemahaman tentang cara mendapatkan elsimil, pemahaman akan korelasi elsimil dan stunting, dukungan adanya program elsimil dan waktu implementasi di setiap daerah/lokasi/kota.

i) Fenomena Program Elsimil yang Sudah Diaplikasikan sebagai Salah Satu Syarat Pernikahan

Adanya persyaratan elsimil bagi pasangan yang akan melakukan pernikahan sudah mulai didengungkan sejak akhir tahun 2022 yang lalu. Implementasinya sendiri juga sudah mulai diberlakukan sejak awal tahun 2023 dan sekarang sudah mulai efektif berlaku di beberapa kota besar yang ada di Indonesia. Masyarakat luas juga sudah mulai melek media dan informasi mengenai elsimil sebagai salah satu prasyarat yang diwajibkan dipenuhi oleh para pasangan calon pengantin. Sehingga mereka menyediakan waktu minimal H-3 untuk mempersiapkan pemberkasan pernikahan, salah satunya elsimil. Hal ini bisa ditunjukkan dari beberapa story dan komentar OG berikut ini;

(10)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

69

(11)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

70

(12)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

71

ii) Pemahaman Tentang Cara Mendapatkan Elsimil

Aplikasi elsimil sangat mudah mendapatkannya. Hal ini terbukti dari Ig akun nakes di sebuah lokasi yang mensosialisasikannya dengan sangat transparan dan dengan dilengapi feature yang membuat nitizen mengunjungi situsnya. Salah satunya adalah yang dilaunching oleh akun dp2kbp3a_kedirikab berikut ini ;

(13)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

72

Demikian juga masyarakat luas cukup melek akan literasi media yang menyampaikan tentang elsimil. Meskipun beberapa yang lain kurang memahami akan program elsimil. Namun mereka saling berinteraksi saling menginfoemasikan perkembangan dan kevalidan program yang hamper tidak mungkin ada permaian tidak jujur berlaku di sini. Hal ini ditunjukkan dari beberapa komentar berikut ini ;

(14)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

73

(15)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

74

iii) Pemahaman Korelasi Elsimil dan Stunting

Program elsimil sangat condong pada masyarakat luas untuk berhak mendapatkan kehudupan yang sehat, sejahtera, berkeadilan dan terjamin hidupnya. Karena selain mendapatkannya sangat mudah, gratis juga sangat realistis dan logis bagi kehidupan mendatang yang lebih baik dari sisi ekonomi, sosial, Pendidikan dan berkeadilan sosial bagi kehidupan berfbangsa dan bernegara. Hal ini ditunjukkan dari beberapa komentar masyarakat luas yang sudah mengadopsi elsimil maupun yang belum berikut ini;

(16)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

75

(17)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

76

(18)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

77

(19)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

78

iv) Dukungan Masyarakat Adanya Program Elsimil

Mayoritas masyarakat sudah memiliki tingkat pemikiran yang logis dewasa ini, sehingga mereka sangat mendukung program elsimil ini dalam menekan angka stunting yang masih cukup tinggi di Indonesia.

Tak hanya memberikan alasan yang cukup empiris, mereka juga bahkan membandingkan dengan kehidupan pernikahan dengan negara tetangga.

Sehingga terkadang komentar mereka dalam menyikapi sisi positif program elsimil mendapatkan puluhan “like” yang mengartikan sebagai tanda persetujuan pembaca lain di komentarnya tersebut. Berikut lebih rincinya ;

(20)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

79

(21)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

80

(22)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

81

(23)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

82

v) Waktu Implementasi Elsimil Sebagai Salah Satu Syarat Pendaftaran Pernikahan di KUA di setiap daerah/lokasi/kota.

Implementasi elsimil secara massif belum terlaksanakan secara maksimal.

Kemungkinan hal ini membutuhkan akomodasi dan persiapan yang sangat matang, dikarenakan masing-masing daerah tidaklah sama dalam mensikapi elsimil sebagai kewajiban yang harus dipenuhi pasangan pengantin. Peran opinion leader sangatlah besar untuk membantu ikut serta mensosialisasikannya di kalangan masyarakat luas. Tokoh masyarakat, tokoh agama, pendidik, tenaga Kesehatan, RT, RW dan aparat petugas pemerintah tingkat kelurahan dan desa juga sangatlah berarti peran sertanya dalam sosialisasinya. Berikut komentar warga net yang menunjukkan jika elsimil belum secara merata terimplementasi di setiap kota/daerah;

(24)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

83

(25)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

84 PENUTUP

Simpulan

Fenomena kehadiran media sosial sebagai dampak dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memang luar biasa. Dengan berbagai layanan yang dapat digunakan, media sosial telah merubah cara berkomunikasi dalam masyarakat.

Kehadiran media sosial bahkan membawa dampak dalam cara berkomunikasi di segala bidang, seperti halnya dalam mensosialisasikan elsimil sebagai salah satu prasyarat pendaftaran pernikahan di KUA. Melaluinya juga bisa disampaikan tata cara mendapatkan elsimil dengan sangat mudah tak dikenai biaya sepeserpun.

Dengan diawali mendaftarkan Riwayat Kesehatan secara gratis dengan fasilitas BPJS melalui puskesmas/klinik atau disebut FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama). Dan memasukkan hasilnya, dengan lebih dulu mendownload aplikasi elsimil. Dalam beberapa saat hasil elsimil sudah bisa didapatkan.

Meskipun masyarakat mayoritas sangat mendukung program elsimil sebagai salah satu syarat yang harus diterapkan dalam prosedur pernikahan, namun belum bisa mendapatkan hasil secara signifikan untuk efektivitasnya dalam

(26)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

85

mencegah stunting. Selain program elsimil dalam pencegahan stunting ini baru disosialisasikan di pertengahan tahun 2022 dan diimplementasikan di beberapa kota besar di akhir tahun lalu, meski demikian prediksi keberhasilan dalam penvegahan stunting sangat memungkinkan. Efektif tidaknya program elsimil ini bisa dilakukan dengan keberadaan sertifikat elsimil keluar dan diaplikasikan ke semua catin.

Kemudian ditunggu beberapa waktu sampai pasangan pengantin tersebut hamil dan mlahirkan dan anaknya tumbuh berkembang sesuai harapan. Baru kemudian bisa terlacak apakah angka stunting turun ataukah sebaliknya. Jika hasilnya menunjukkna angka stunting turun berarti dapat disimpulkan terdapat efektivitas peran elsimil bagi pemahaman dan bahkan penurunan angka stunting di Indonesia.

Rekomendasi

Jika dilihat dari programnya sendiri elsimil memiliki peluang cukup efektif dalam pencegahan stunting di Indonesia. Karena elsimil menjadi syarat mendaftarkan pernikahannya di KUA, otomatis semua catin wajib mendownload dan mencermati setiap detail informasi tentang stunting dan elsimil sehingga setidaknya sudah memiliki sedikit ilmu mengenai tumbuh kembang janin, balita, stunting, pncegahan dan lain sebagainya.

Oleh karenanya, jika memungkinkan implementasi elsimil ini bisa secara massif disegerakan berlaku di setiap kota yang memiliki kantor KUA. Karena sampai dengan awal Maret 2023 hanya di beberapa daerah elsimil berlaku sebagai syarat pernikakhan. Sehingga pemahaman bagi masyarakat secara luas khususnya pasangan muda penyebab stunting salah satunya kekurangan gizi pada anak dalam 1000 hari kehidupan. Sehingga sang ibu hamil menyadari arti penting nilai asupan gizi bagi anak yang dikandungnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Leon Andretti. 2014. Social Media as Political Party Campaign in Indonesia. Jurnal Ilmiah MATRIK Vol.16 No.1, April 2014

Agromedicine, Volume 5 Nomor 1 Juni 2018. Lampung.Lampung:Unila Berumah Tangga. Jakarta: Pustaka Tunggal

Edukasi Parenting. PERSEPSI: Communication Journal Vol 3No. 1, 2020, 23-36 DOI: 10.30596/persepsi.v%vi%i.4428. e-ISSN 2623-2669. Jakarta:

Universitas Mercu Buana

Effendy, Onong Uchyjana. 2009. Komunikasi; Teori dan Praktek. Bandung:

Remaja Rosdakarya. Husain, Chaidar. 2014. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran di SMA Muhammadiyah Tarakan Husain. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Volume 2, Nomor 2, Juli 2014; 184-192 ISSN: 2337-7623; EISSN: 2337- 7615

Humaniora Universitas Bina Sarana Informatika CAKRAWALA.Vol.16 No.2.P- ISSN :1411-8628, E-ISSN:2579-3314

Morisson. 2007. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Ramdina Perkasa.

(27)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

86

Nasrullah, Rulli. 2014. Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Jakarta : Kencana Prenadamedia Group. Nasrullah, Rulli. 2015. Media Sosial;

Persfektif Komunikasi, Budaya, danSosioteknologi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Prisgunanto, Ilham. 2014. Komunikasi Pemasaran Era Digital. Jakarta: Prisani Cendikia.

Puntoadi, Danis. 2011. Menciptakan Penjualan Melalui Social Media. Jakarta: Elex Media Komputindo

Sandra, Lidya Joyce. 2013. Political Branding Jokowi Selama Masa Kampanye Pemilu Gubernur DKI Jakarta 2012 di Media Sosial Twitter. Jurnal EKomunikasi Vol I. NO.2 Tahun 2013

Sari,Dian Nurvita, Abdul Basit. (2020). Media Sosial Instagram Sebagai Media Informasi

Setiadi, Ahmad.(2016). Pemanfaatan Media Sosial Untuk Efektifitas Komunikasi.

Jurnal

Setiadi, N, J. 2003. Perilaku Konsumen; Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran Terpadu. Jakarta: Prenada Medai Group

Siswanto, Tito. 2013. Optimalisasi Sosial Media sebagai Meda Pemasaran Usaha Kecil Menengah. Jurnal Liquidity, Vol. 2, No. 1, JanuaryJuni 2013, hlm 80- 86.

Sulandjari, Rekno.(2018). Kekuatan Perempuan Melalui Confession Dalam Kehidupan

Supradono, Bambang dan Hanum, Ayu Noviani. 2011. Peran Sosial Media untuk Manajemen Hubungan dengan Pelanggan pada Layanan ECommerce. Jurnal VALUE ADDED, Vol. 7 , No.2, Maret 2011 – Agustus 2011.

Sutarto., Diana Mayasari., Reni Indriyani.(2018).Stunting, Faktor Resiko dan Pencegahannya, Jurnal

Referensi

Dokumen terkait

Media sosial dalam hal ini adalah media berbasis jaringan internet yang memungkinkan penggunanya membuat akun, melihat daftar akun pengguna lain, serta mengundang

Media sosial merupakan situs yang berbasis 2.0 yang dapat membuat pengguna web untuk saling berinteraksi dan kolaborasi satu sama lain dalam dialog media sosial sebagai

Sedangkan penelitian terdahulu yang kedua dilakukan oleh Permatasari Gita (2016). Efektivitas Media Sosial Instagram Sebagai Media Promosi Produk Olahan Pertanian

Penggunaan media sosial memiliki dampak negatif pada komunikasi interpersonal pada remaja pengguna sosial media dalam kehidupan sehari-hari mereka lebih cenderung untuk

Pengertian instagram menurut Atmoko (2012) adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya

Situs jejaring sosial sebagai media komunikasi saat ini mengindikasi bahwa internet memiliki potensi yang besar untuk menjaring pertemanan sekaligus menandakan

Dapat disimpulkan bahwa media sosial adalah suatu medium dalam teknologi internet yang memungkinkan para penggunanya saling berinteraksi, bekerja sama, berbagi dan

Social networking merupakan jenis media sosial yang paling banyak diminati oleh masyarakat, media sosial jenis ini memungkinkan pengguna untuk tetap terhubung antara satu sama lain