PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP KEHIDUPAN SISWA SISWA KELAS XI IPS SMAK IPEKA SUNTER
TAHUN PELAJARAN 2016-2017
Karya Ilmiah
diajukan untuk memenuhi tugas pelajaran Bahasa Indonesia
disusun oleh:
Leona Patricia (19)
Sharon (24)
Stephanie Adella (26)
KELAS XI IPS 3
SEKOLAH MENENGAH ATAS KRISTEN IPEKA SUNTER Jalan Baru Sunter Agung
i
Karya ilmiah yang berjudul
PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP KEHIDUPAN SISWA
SISWA KELAS XI IPS SMAK IPEKA SUNTER TAHUN PELAJARAN 2016-2017
telah dibaca dan disetujui pada Januari 2017
Oleh
Guru Bahasa Indonesia SMAK IPEKA SUNTER
ii
Motto:
“I’d rather die than to live without passion!”– Jungkook (BTS)
“You got something to say? Why don’t you speak it out loud, instead of living in your head?” – The 1975
“If you love something, set it free”- Abraham Lincoln
Karya ilmiah ini kami persembahkan untuk:
Ibu Christiana yang telah membimbing kami dalam pembuatan karya ilmiah ini Orangtua yang terkasih
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kuasaNya yang
besar serta penyertaanNya dalam Roh kudus, dan Yesus Kristus yang telah memimpin kami dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Media Sosial Terhadap Siswa Kelas 11 IPS”. Dalam menyusun karya ilmiah ini, kami mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak dan sumber, sehingga penyusunan karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Christiana,
selaku guru bahasa indonesia kami, keluarga, teman-teman kami yang telah memberikan
bantuan, dukungan, motivasi, dan cinta kasih, serta kepercayaan yang begitu besar sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini kami susun untuk member pengetahuan dan manfaat kepada semua
pembacanya. Agar para pembaca dapat mengetahui dampak positif dan negatif dari media
sosial, dan apa manfaat dari media sosial sendiri.
Tiada gading yang retak, demikian juga makalah ini. Oleh karena itu, kami menerima
dengan tangan terbuka setiap kritik yang membangun tentang makalah ini agar kami
kedepannya lebih baik lagi. Kami juga ingin meminta maaf sebesar-besarnya jika ada bahasa
yang kurang tepat dalam makalah ini.
Akhir kata, kelompok kami berharap agar karya ilmiah ini dapat menjadi manfaat dan
membangun hal-hal positif dalam diri semua pembacanya. Terima kasih.
Jakarta, Januari 2017
iv DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GRAFIK ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... 200
ABSTRAK... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penelitian ... 2
1.4 Manfaat Penelitian ... 2
1.5 Metode Penelitian ... 3
1.6 Hipotesis ... 3
1.7 Sistematika Penelitian ... 3
BAB 2 LANDASAN TEORI ... 5
2.1 Media Sosial ... 5
2.1.1 Definisi Media Sosial ... 5
2.1.2 Jenis-Jenis Media Sosial ... 7
2.1.3 Penyebaran Media Sosial ... 11
2.1.4 Faktor Seseorang Menggunakan Media Sosial ... 12
2.1.5 Etika-Etika dan Bahasa yang Baik di Media Sosial ... 14
2.2 Kehidupan Siswa... 20
2.2.1 Definisi Kehidupan ... 20
2.2.2 Definisi Siswa ... 22
2.2.3 Pengelompokkan Siswa ... 23
2.3 Dampak Media Sosial ... 37
v
2.3.2 Dampak Negatif Media Sosial ... 40
2.4 Langkah Cerdas Bagi Siswa Agar Tidak Kecanduan Media Sosial ... 45
2.4.1 Definisi Kecanduan Media Sosial ... 45
2.4.2 Penyebab Seseorang Kecanduan Media Sosial ... 48
2.4.3 Ciri-Ciri Orang Kecanduan Media Sosial ... 50
2.4.4 Cara Mencegah Kecanduan Media Sosial ... 53
2.4.5 Cara Mengobati Kecanduan Media Sosial ... 56
BAB 3 PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP KEHIDUPAN SISWA ... 61
3.1 Analisis Data Secara Umum ... 61
3.1.1 Analisis XI IPS 1 ... 61
3.1.2 Analisis XI IPS 2 ... 75
3.1.3 Analisis XI IPS 3 ... 90
3.1.4 Analisis Data Gabungan Siswa XI IPS Secara Umum ... 106
3.2 Analisis Data Secara Khusus ... 109
3.2.1 Analisis Data Koresponden Laki-Laki ... 109
3.2.1.1 Analisis Data Siswa Laki-Laki XI IPS 1... 109
3.2.1.2 Analisis Data Siswa Laki-Laki XI IPS 2... 121
3.2.1.3 Analisis Data Siswa Laki-Laki XI IPS 3... 133
3.2.1.4 Analisis Data Siswa Laki-Laki XI IPS ... 137
3.2.1.5 Analisis Data Gabungan Siswa Laki-Laki XI IPS Secara Khusus ... 145
3.2.2 Analisis Data Koresponden Perempuan ... 162
3.2.2.1 Analisis Data Siswa Perempuan XI IPS 1 ... 162
3.2.2.2 Analisis Data Siswa Perempuan XI IPS 2 ... 173
3.2.2.3 Analisis Data Siswa Perempuan XI IPS 3 ... 185
3.2.1.4 Analisis Data Siswa Perempuan XI IPS ... 183
vi
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN ... 209
4.1 Kesimpulan... 209
4.2 Saran ... 210
DAFTAR PUSTAKA ... 216
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Hasil Perincian Singkat Kelas XI IPS 1 ... 61
Tabel 3.2 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 1 Kelas XI IPS 1 ... 62
Tabel 3.3 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 2 Kelas XI IPS 1 ... 64
Tabel 3.4 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 3 Kelas XI IPS 1 ... 65
Tabel 3.5 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 4 Kelas XI IPS 1 ... 66
Tabel 3.6 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 5 Kelas XI IPS 1 ... 67
Tabel 3.7 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 6 Kelas XI IPS 1 ... 68
Tabel 3.8 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 7 Kelas XI IPS 1 ... 69
Tabel 3.9 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Kelas XI IPS 1 ... 71
Tabel 3.10 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 9 Kelas XI IPS 1 ... 72
Tabel 3.11 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Kelas XI IPS 1 ... 73
Tabel 3.12 Tabel Hasil Analisis Data Kelas XI IPS 1 ... 74
Tabel 3.13 Tabel Hasil Perincian Singkat kelas XI IPS 1 ... 75
Tabel 3.14 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 1 Kelas XI IPS 2 ... 77
Tabel 3.15 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 2 Kelas XI IPS 2 ... 78
Tabel 3.16 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 3 Kelas XI IPS 2 ... 79
Tabel 3.17 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 4 Kelas XI IPS 2 ... 80
Tabel 3.18 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 5 Kelas XI IPS 2 ... 82
Tabel 3.19 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 6 Kelas XI IPS 2 ... 83
Tabel 3.20 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 7 Kelas XI IPS 2 ... 84
Tabel 3.21 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Kelas XI IPS 2 ... 85
viii
Tabel 3.23 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Kelas XI IPS 2 ... 88
Tabel 3.24 Tabel Hasil Analisis Data Kelas XI IPS 2 ... 89
Tabel 3.25 Tabel Hasil Perincian Singkat Kelas XI IPS 3 ... 90
Tabel 3.26 Tabel Hasil Data Pertanyaan 1 Kelas XI IPS 3 ... 92
Tabel 3.27 Tabel Hasil Data Pertanyaan 2 Kelas XI IPS 3 ... 93
Tabel 3.28 Tabel Hasil Data Pertanyaan 3 Kelas XI IPS 3 ... 94
Tabel 3.29 Tabel Hasil Data Pertanyaan 4 Kelas XI IPS 3 ... 95
Tabel 3.30 Tabel Hasil Data Pertanyaan 5 Kelas XI IPS 3 ... 97
Tabel 3.31 Tabel Hasil Data Pertanyaan 6 Kelas XI IPS 3 ... 98
Tabel 3.32 Tabel Hasil Data Pertanyaan 7 Kelas XI IPS 3 ... 99
Tabel 3.33 Tabel Hasil Data Pertanyaan 8 Kelas XI IPS 3 ... 100
Tabel 3.34 Tabel Hasil Data Pertanyaan 9 Kelas XI IPS 3 ... 102
Tabel 3.35 Tabel Hasil Data Pertanyaan 10 Kelas XI IPS 3 ... 103
Tabel 3.36 Tabel Hasil Analisis Data Kelas XI IPS 3 ... 103
Tabel 3.37 Tabel Hasil Analisis Umum Data Gabungan Kelas XI IPS ... 106
Tabel 3.38 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 1 Siswa Laki-Laki XI IPS 1 ... 109
Tabel 3.39 Perincian Data Singkat XI IPS 1 ... 109
Tabel 3.40 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 1 Laki-laki XI IPS 1 ... 110
Tabel 3.41 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 2 Laki-laki XI IPS 1 ... 111
Tabel 3.42 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 3 Laki-laki XI IPS 1 ... 112
Tabel 3.43 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 4 Laki-laki XI IPS 1 ... 113
Tabel 3.44 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 5 Laki-laki XI IPS 1 ... 114
Tabel 3.45 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 6 Laki-laki XI IPS 1 ... 115
ix
Tabel 3.47 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Laki-laki XI IPS 1 ... 117
Tabel 3.48 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 9 Laki-Laki XI IPS 1 ... 118
Tabel 3.49 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Laki-Laki XI IPS 1 ... 119
Tabel 3.50 Tabel Hasil Data Gabungan Siswa Laki-Laki XI IPS 1 ... 120
Tabel 3.51 Tabel Perincian Data Singkat XI IPS 2 ... 121
Tabel 3.52 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 1 Laki-Laki XI IPS 2... 122
Tabel 3.53 Tabel Hasil Data Pertanyaan Nomor 2 Laki-Laki XI IPS 2... 123
Tabel 3.53 Hasil Data Pertanyaan Nomor 3 Laki-Laki XI IPS 2 ... 124
Tabel 3.54 Hasil Data Pertanyaan Nomor 4 Laki-Laki XI IPS 2 ... 125
Tabel 3.55 Hasil Data Pertanyaan Nomor 5 Laki-Laki XI IPS 2 ... 126
Tabel 3.56 Hasil Data Pertanyaan Nomor 6 Laki-Laki XI IPS 2 ... 127
Tabel 3.57 Hasil Data Pertanyaan Nomor 7 Laki-Laki XI IPS 2 ... 128
Tabel 3.58 Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Laki-Laki XI IPS 2 ... 129
Tabel 3.59 Hasil Data Pertanyaan Nomor 9 Laki-Laki XI IPS 2 ... 130
Tabel 3.60 Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Laki-Laki XI IPS 2 ... 131
Tabel 3.61 Hasil Data Gabungan Laki-Laki XI IPS 2 ... 132
Tabel 3.62 Hasil Data Perincian Singkat Laki-Laki XI IPS 3 ... 133
Tabel 3.63 Hasil Data Pertanyaan Nomor 1 Laki-Laki XI IPS 3 ... 134
Tabel 3.64 Hasil Data Pertanyaan Nomor 2 Laki-Laki XI IPS 3 ... 135
Tabel 3.65 Hasil Data Pertanyaan Nomor 3 Laki-Laki XI IPS 3 ... 136
Tabel 3.66 Hasil Data Pertanyaan Nomor 4 Laki-Laki XI IPS 3 ... 137
Tabel 3.67 Hasil Data Pertanyaan Nomor 5 Laki-Laki XI IPS 3 ... 138
Tabel 3.68 Hasil Data Pertanyaan Nomor 6 Laki-Laki XI IPS 3 ... 139
x
Tabel 3.70 Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Laki-Laki XI IPS 3 ... 141
Tabel 3.71 Hasil Data Pertanyaan Nomor 9 Laki-Laki XI IPS 3 ... 142
Tabel 3.72 Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Laki-Laki XI IPS 3 ... 143
Tabel 3.73 Hasil Data Gabungan Siswa Laki-Laki XI IPS 3 ... 144
Tabel 3.74 Hasil Data Perincian Singkat Laki-Laki XI IPS ... 145
Tabel 3.75 Hasil Data Pertanyaan Nomor 1 Laki-Laki XI IPS ... 146
Tabel 3.76 Hasil Data Pertanyaan Nomor 2 Laki-Laki XI IPS ... 147
Tabel 3.77 Hasil Data Pertanyaan Nomor 3 Laki-Laki XI IPS ... 148
Tabel 3.78 Hasil Data Pertanyaan Nomor 4 Laki-Laki XI IPS ... 149
Tabel 3.79 Hasil Data Pertanyaan Nomor 5 Laki-Laki XI IPS ... 150
Tabel 3.80 Hasil Data Pertanyaan Nomor 6 Laki-Laki XI IPS ... 151
Tabel 3.81 Hasil Data Pertanyaan Nomor 7 Laki-Laki XI IPS ... 152
Tabel 3.82 Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Laki-Laki XI IPS ... 153
Tabel 3.83 Hasil Data Pertanyaan Nomor 9 Laki-Laki XI IPS ... 154
Tabel 3.84 Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Laki-Laki XI IPS ... 155
Tabel 3.85 Tabel Hasil Data Gabungan Siswa Laki-Laki XI IPS ... 156
Tabel 3.86 Hasil Analisis Data Gabungan Secara Khusus Laki-Laki XI IPS... 159
Tabel 3.87 Hasil Data Perincian Singkat Perempuan XI IPS 1 ... 161
Tabel 3.88 Hasil Data Pertanyaan Nomor 1 Perempuan XI IPS 1 ... 162
Tabel 3.89 Hasil Data Pertanyaan Nomor 2 Perempuan XI IPS 1 ... 163
Tabel 3.90 Hasil Data Pertanyaan Nomor 3 Perempuan XI IPS 1 ... 164
Tabel 3.91 Hasil Data Pertanyaan Nomor 4 Perempuan XI IPS 1 ... 165
Tabel 3.92 Hasil Data Pertanyaan Nomor 5 Perempuan XI IPS 1 ... 166
xi
Tabel 3.94 Hasil Data Pertanyaan Nomor 7 Perempuan XI IPS 1 ... 168
Tabel 3.95 Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Perempuan XI IPS 1 ... 169
Tabel 3.96 Hasil Data Pertanyaan Nomor 9 Perempuan XI IPS 1 ... 170
Tabel 3.97 Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Perempuan XI IPS 1 ... 171
Tabel 3.98 Tabel Hasil Data Gabungan Siswa Perempuan XI IPS 1 ... 172
Tabel 3.99 Hasil Data Perincian Singkat Perempuan XI IPS 2 ... 173
Tabel 3.100 Hasil Data Pertanyaan Nomor 1 Perempuan XI IPS 2 ... 174
Tabel 3.101 Hasil Data Pertanyaan Nomor 2 Perempuan XI IPS 2 ... 175
Tabel 3.102 Hasil Data Pertanyaan Nomor 3 Perempuan XI IPS 2 ... 176
Tabel 3.103 Hasil Data Pertanyaan Nomor 4 Perempuan XI IPS 2 ... 177
Tabel 3.104 Hasil Data Pertanyaan Nomor 2 Perempuan XI IPS 2 ... 178
Tabel 3.105 Hasil Data Pertanyaan Nomor 6 Perempuan XI IPS 2 ... 179
Tabel 3.106 Hasil Data Pertanyaan Nomor 7 Perempuan XI IPS 2 ... 180
Tabel 3.107 Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Perempuan XI IPS 2 ... 181
Tabel 3.108 Hasil Data Pertanyaan Nomor 9 Perempuan XI IPS 2 ... 182
Tabel 3.109 Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Perempuan XI IPS 2 ... 183
Tabel 3.110 Hasil Data Gabungan Siswa Perempuan XI IPS 2 ... 184
Tabel 3.111 Hasil Data Perincian Singkat Perempuan XI IPS 3 ... 185
Tabel 3.112 Hasil Data Pertanyaan Nomor 1 Perempuan XI IPS 3 ... 186
Tabel 3.113 Hasil Data Pertanyaan Nomor 2 Perempuan XI IPS 3 ... 187
Tabel 3.114 Hasil Data Pertanyaan Nomor 3 Perempuan XI IPS 3 ... 188
Tabel 3.115 Hasil Data Pertanyaan Nomor 4 Perempuan XI IPS 3 ... 189
Tabel 3.116 Hasil Data Pertanyaan Nomor 5 Perempuan XI IPS 3 ... 190
xii
Tabel 3.118 Hasil Data Pertanyaan Nomor 7 Perempuan XI IPS 3 ... 192
Tabel 3.119 Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Perempuan XI IPS 3 ... 193
Tabel 3.120 Hasil Data Pertanyaan Nomor 9 Perempuan XI IPS 3 ... 194
Tabel 3.121 Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Perempuan XI IPS 3 ... 195
Tabel 3.122 Hasil Data Gabungan Siswa Perempuan XI IPS 3 ... 195
Tabel 3.123 Hasil Data Perincian Singkat Perempuan XI IPS ... 196
Tabel 3.124 Hasil Data Pertanyaan Nomor 1 Perempuan XI IPS ... 198
Tabel 3.125 Hasil Data Pertanyaan Nomor 2 Perempuan XI IPS ... 199
Tabel 3.126 Hasil Data Pertanyaan Nomor 3 Perempuan XI IPS ... 200
Tabel 3.127 Hasil Data Pertanyaan Nomor 4 Perempuan XI IPS ... 201
Tabel 3.128 Hasil Data Pertanyaan Nomor 5 Perempuan XI IPS... 202
Tabel 3.129 Hasil Data Pertanyaan Nomor 6 Perempuan XI IPS... 203
Tabel 3.130 Hasil Data Pertanyaan Nomor 7 Perempuan XI IPS... 204
Tabel 3.131 Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Perempuan XI IPS... 190
Tabel 3.132 Hasil Data Pertanyaan Nomor 9 Perempuan XI IPS ... 191
Tabel 3.133 Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Perempuan XI IPS ... 192
Tabel 3.134 Hasil Data Gabungan Siswa Perempuan XI IPS ... 208
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1 Hasil Data Pertanyaan Nomor 1 Kelas XI IPS 1 ... 63
Grafik 3.2 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 2 Kelas XI IPS 1 ... 64
Grafik 3.3 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 3 Kelas XI IPS 1 ... 65
Grafik 3.4 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 4 Kelas XI IPS 1 ... 66
Grafik 3.5 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 5 Kelas XI IPS 1 ... 67
Grafik 3.6 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 6 Kelas XI IPS 1 ... 68
Grafik 3.7 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 7 Kelas XI IPS 1 ... 70
Grafik 3.8 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Kelas XI IPS 1 ... 71
Grafik 3.9 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 9 Kelas XI IPS 1 ... 72
Grafik 3.10 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Kelas XI IPS 1 ... 73
Grafik 3.11 Grafik Hasil Analisis Data Kelas XI IPS 1 ... 75
Grafik 3.12 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 1 Kelas XI IPS 2 ... 77
Grafik 3.13 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 2 Kelas XI IPS 2 ... 78
Grafik 3.14 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 3 Kelas XI IPS 2 ... 79
Grafik 3.15 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 4 Kelas XI IPS 2 ... 81
Grafik 3.16 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 5 Kelas XI IPS 2 ... 82
Grafik 3.17 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 6 Kelas XI IPS 2 ... 83
Grafik 3.18 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 7 Kelas XI IPS 2 ... 84
Grafik 3.19 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Kelas XI IPS 2 ... 86
Grafik 3.20 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 9 Kelas XI IPS 2 ... 87
Grafik 3.21 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Kelas XI IPS 2 ... 88
xiv
Grafik 3.23 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 1 Kelas XI IPS 3 ... 91
Grafik 3.24 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 2 Kelas XI IPS 3 ... 93
Grafik 3.25 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 3 Kelas XI IPS 3 ... 94
Grafik 3.26 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 4 Kelas XI IPS 3 ... 96
Grafik 3.27 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 5 Kelas XI IPS 3 ... 97
Grafik 3.28 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 6 Kelas XI IPS 3 ... 98
Grafik 3.29 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 7 Kelas XI IPS 3 ... 99
Grafik 3.30 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Kelas XI IPS 3 ... 101
Grafik 3.31 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 9 Kelas XI IPS 3 ... 102
Grafik 3.32 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Kelas XI IPS 3 ... 103
Grafik 3.33 Grafik Hasil Analisis Data Nomor 1 Kelas XI IPS... 105
Grafik 3.34 Grafik Hasil Analisis Umum Data Gabungan Kelas XI IPS ... 108
Grafik 3.35 Grafik Hasil Data Pertanyaan Nomor 1 Laki-laki XI IPS 1 ... 110
Grafik 3.36 Grafik Hasil Pertanyaan Nomor 2 Laki-laki XI IPS 1... 111
Grafik 3.37 Hasil Data Pertanyaan Nomor 3 XI IPS 1 ... 112
Grafik 3.38 Hasil Data Pertanyaan Nomor 4 Laki-laki XI IPS 1 ... 113
Grafik 3.39 Hasil Data Pertanyaan Nomor 5 Laki-laki XI IPS 1 ... 114
Grafik 3.40 Hasil Data Pertanyaan Nomor 6 Laki-laki XI IPS 1 ... 115
Grafik 3.41 Hasil Data Pertanyaan Nomor 7 Laki-laki XI IPS 1 ... 116
Grafik 3.42 Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Laki-Laki XI IPS 1 ... 117
Grafik 3.43 Hasil Data Pertanyaan Nomor 9 Laki-Laki XI IPS 1 ... 118
Grafik 3.44 Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Laki-Laki XI IPS 1 ... 119
Grafik 3.45 Hasil Data Gabungan Siswa Laki-Laki XI IPS 1 ... 120
xv
Grafik 3.47 Hasil Data Pertanyaan Nomor 2 Laki-Laki XI IPS 2 ... 123
Grafik 3.48 Hasil Data Pertanyaan Nomor 3 Laki-Laki XI IPS 2 ... 124
Grafik 3.49 Hasil Data Pertanyaan Nomor 4 Laki-Laki XI IPS 2 ... 125
Grafik 3.50 Hasil Data Pertanyaan Nomor 5 Laki-Laki XI IPS 2 ... 126
Grafik 3.51 Hasil Data Pertanyaan Nomor 6 Laki-Laki XI IPS 2 ... 127
Grafik 3.52 Hasil Data Pertanyaan Nomor 7 Laki-Laki XI IPS 2 ... 128
Grafik 3.53 Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Laki-Laki XI IPS 2 ... 129
Grafik 3.54 Hasil Data Pertanyaan Nomor 9 Laki-Laki XI IPS 2 ... 130
Grafik 3.55 Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Laki-Laki XI IPS 2 ... 131
Grafik 3.56 Hasil Data Gabungan Laki-Laki XI IPS 2 ... 132
Grafik 3.57 Hasil Data Pertanyaan Nomor 1 Laki-Laki XI IPS 3 ... 134
Grafik 3.58 Hasil Data Pertanyaan Nomor 2 Laki—Laki XI IPS 3 ... 135
Grafik 3.59 Hasil Data Pertanyaan Nomor 3 Laki-Laki XI IPS 3 ... 136
Grafik 3.60 Hasil Data Pertanyaan Nomor 4 Laki-Laki XI IPS 3 ... 137
Grafik 3.61 Hasil Data Pertanyaan Nomor 5 Laki-Laki XI IPS 3 ... 138
Grafik 3.62 Hasil Data Pertanyaan Nomor 6 Laki-Laki XI IPS 3 ... 139
Grafik 3.63 Hasil Data Pertanyaan Nomor 7 Laki-Laki XI IPS 3 ... 140
Grafik 3.64 Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Laki-Laki XI IPS 3 ... 141
Grafik 3.65 Hasil Data Pertanyaan Nomor 9 Laki-Laki XI IPS 3 ... 142
Grafik 3.66 Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Laki-Laki XI IPS 3 ... 143
Grafik 3.67 Hasil Data Gabungan Siswa Laki-Laki XI IPS 3 ... 144
Grafik 3.68 Hasil Data Pertanyaan Nomor 1 Laki-Laki XI IPS ... 146
Grafik 3.69 Hasil Data Pertanyaan Nomor 2 Laki-Laki XI IPS ... 147
xvi
Grafik 3.71 Hasil Data Pertanyaan Nomor 4 Laki-Laki XI IPS ... 149
Grafik 3.72 Hasil Data Pertanyaan Nomor 5 Laki-Laki XI IPS ... 150
Grafik 3.73 Hasil Data Pertanyaan Nomor 6 Laki-Laki XI IPS ... 151
Grafik 3.74 Hasil Data Pertanyaan Nomor 7 Laki-Laki XI IPS ... 152
Grafik 3.75 Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Laki-Laki XI IPS ... 153
Grafik 3.76 Hasil Data Pertanyaan Nomor 9 Laki-Laki XI IPS ... 154
Grafik 3.77 Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Laki-Laki XI IPS ... 155
Grafik 3.78 Hasil Data Gabungan Siswa Laki-Laki XI IPS ... 156
Grafik 3.79 Hasil Analisis Data Gabungan Secara Khusus Laki-Laki XI IPS ... 160
Grafik 3.80 Hasil Data Pertanyaan Nomor 1 Perempuan XI IPS 1 ... 162
Grafik 3.81 Hasil Data Pertanyaan Nomor 2 Perempuan XI IPS 1 ... 163
Grafik 3.82 Hasil Data Pertanyaan Nomor 3 Perempuan XI IPS 1 ... 164
Grafik 3.83 Hasil Data Pertanyaan Nomor 4 Perempuan XI IPS 1 ... 165
Grafik 3.84 Hasil Data Pertanyaan Nomor 5 Perempuan XI IPS 1 ... 166
Grafik 3.85 Hasil Data Pertanyaan Nomor 6 Perempuan XI IPS 1 ... 167
Grafik 3.86 Hasil Data Pertanyaan Nomor 7 Perempuan XI IPS 1 ... 168
Grafik 3.87 Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Perempuan XI IPS 1 ... 169
Grafik 3.88 Hasil Data Pertanyaan Nomor 9 Perempuan XI IPS 1 ... 170
Grafik 3.89 Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Perempuan XI IPS 1 ... 171
Grafik 3.90 Hasil Data Gabungan Siswa Perempuan XI IPS 1 ... 172
Grafik 3.91 Hasil Data Pertanyaan Nomor 1 Perempuan XI IPS 2 ... 174
Grafik 3.92 Hasil Data Pertanyaan Nomor 2 Perempuan XI IPS 2 ... 175
Grafik 3.93 Hasil Data Pertanyaan Nomor 3 Perempuan XI IPS 2 ... 176
xvii
Grafik 3.95 Hasil Data Pertanyaan Nomor 5 Perempuan XI IPS 2 ... 178
Grafik 3.96 Hasil Data Pertanyaan Nomor 6 Perempuan XI IPS 2 ... 179
Grafik 3.97 Hasil Data Pertanyaan Nomor 7 Perempuan XI IPS 2 ... 180
Grafik 3.98 Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Perempuan XI IPS 2 ... 181
Grafik 3.99 Hasil Data Pertanyaan Nomor 9 Perempuan XI IPS 2 ... 182
Grafik 3.100 Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Perempuan XI IPS 2 ... 183
Grafik 3.101 Hasil Data Gabungan Siswa Perempuan XI IPS 2 ... 184
Grafik 3.102 Hasil Data Pertanyaan Nomor 1 Perempuan XI IPS 3 ... 186
Grafik 3.103 Hasil Data Pertanyaan Nomor 2 Perempuan XI IPS 3 ... 187
Grafik 3.104 Hasil Data Pertanyaan Nomor 3 Perempuan XI IPS 3 ... 188
Grafik 3.105 Hasil Data Pertanyaan Nomor 4 Perempuan XI IPS 3 ... 189
Grafik 3.106 Hasil Data Pertanyaan Nomor 5 Perempuan XI IPS 3 ... 190
Grafik 3.107 Hasil Data Pertanyaan Nomor 6 Perempuan XI IPS 3 ... 191
Grafik 3.108 Hasil Data Pertanyaan Nomor 7 Perempuan XI IPS 3 ... 192
Grafik 3.109 Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Perempuan XI IPS 3 ... 193
Grafik 3.110 Hasil Data Pertanyaan Nomor 9 Perempuan XI IPS 3 ... 194
Grafik 3.111 Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Perempuan XI IPS 3 ... 195
Grafik 3.112 Hasil Data Gabungan Siswa Perempuan XI IPS 3 ... 196
Grafik 3.113 Hasil Data Pertanyaan Nomor 1 Perempuan XI IPS ... 198
Grafik 3.114 Hasil Data Pertanyaan Nomor 2 Perempuan XI IPS ... 199
Grafik 3.115 Hasil Data Pertanyaan Nomor 3 Perempuan XI IPS ... 201
Grafik 3.116 Hasil Data Pertanyaan Nomor 4 Perempuan XI IPS ... 201
Grafik 3.117 Hasil Data Pertanyaan Nomor 5 Perempuan XI IPS ... 202
xviii
Grafik 3.119 Hasil Data Pertanyaan Nomor 7 Perempuan XI IPS ... 204
Grafik 3.120 Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Perempuan XI IPS ... 205
Grafik 3.121 Hasil Data Pertanyaan Nomor 9 Perempuan XI IPS ... 206
Grafik 3.122 Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Perempuan XI IPS ... 207
Grafik 3.123 Hasil Data Gabungan Siswa Perempuan XI IPS ... 208
xix ABSTRAK
Pada karya ilmiah ini, kelompok kami memutuskan untuk membuat sebuah karya
ilmiah tentang pengaruh media sosial terhadap kehidupan remaja. Kami memilih ini sebagai
tema utama kami karena tema ini sangat berpengaruh dengan perkembangan remaja. Pada
karya ilmiah ini kelompok kami membuat perincian tentang media sosial seperti mulai dari
pengertian media sosial, jenis-jenis media sosial, cara mengatasi kecanduan media sosial,
ciri-ciri media sosial, dll.
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah tentu saja untuk mengetahui apakah media sosial
berpengaruh terhadap kehidupan remaja. Penelitian ini secara khusus bermanfaat bagi remaja
agar para remaja dapat beretika dengan baik di media sosial, serta mengetahui
dampak-dampak media sosial.
Metode yang dipergunakan adalah dengan melakukan survei di kelas XI IPS yang
dijadikan sampel penelitian. Survei dilakukan dengan membagikan angket yang berisikan
pertanyaan-pertanyaan penting seputar kehidupan masing-masing individual, meliputi hal-hal
tentang pengaruh-pengaruh media secara umum terhadap remaja. Penulis juga melakukan
studi pustaka untuk menunjang informasi dalam karya ilmiah.
Berdasarkan hasil penelitian, ada pengaruh yang dibawa oleh media sosial baik
bersifat positif atau negatif terhadap kehidupan remaja. Semakin positif cara remaja tersebut
menanggapi hal-hal yang ada di media sosial, maka dampak yang ditimbulkan pada
kehidupan remaja tersebut juga cenderung akan semakin positif adanya. Hasil ini berlaku
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pada awalnya, teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia.
Kini teknologi telah berkembang pesat dan semakin canggih sehingga terjadi penambahan
fungsi teknologi yang semakin mempermudah hidup manusia. Contohnya adalah media
sosial.
Media sosial bagi remaja merupakan hal yang penting tidak hanya sebagai tempat
untuk memperoleh informasi yang menarik tetapi juga sudah menjadi lifestyle atau gaya
hidup. Banyak remaja yang tidak ingin di anggap jadul karena tidak memiliki akun media
sosial. Media sosial bagi remaja biasanya digunakan untuk mengekspresikan, berbagai hal
tentang dirinya kepada banyak orang terutama teman-temannya, dan juga media sosial bisa
dijadikan sebagai tempat untuk menghasilkan uang.
Kini media sosial sudah menjadi faktor penting interaksi antar manusia. Khususnya
kaum remaja. Ingat saja bagaimana sulitnya untuk berhubungan dengan orang lain di luar
kota, luar pulau, atau luar negeri beberapa tahun yang lalu. Tarif telepon yang masih mahal
atau surat yang membutuhkan waktu yang lama dalam pengiriman, membuat orang, relasi,
dan keluarga yang terpisah jauh akan sangat sulit untuk dihubungi. Namun perkembangan
teknologi yang pesat membuat berhubungan dengan orang lain meskipun terpisah ribuan
kilometer dan zona waktu yang berbeda pun menjadi semudah membalikkan telapak tangan.
Namun dengan adanya media sosial ini, menjadikan seseorang terlalu terbuka akan
dirinya di hadapan orang lain atau pun dengan orang yang belum dikenalnya, khususnya para
kaum remaja. Di tambah lagi dengan munculnya smartphone yang menyediakan kebebasan
ber-sosial media dan provider yang menyediakan murahnya layanan media sosial. Hal ini
jelas mengakibatkan remaja melupakan akan batasan-batasan pergaulan yang seharusnya
2
Maka dari itu media sosial mempunyai dampak positif dan negatif yang ada. Baik
dampak yang terlihat maupun yang tidak terlihat dan disadari maupun tidak tersadari.
Dengan menulis karya ilmiah ini diharapkan siswa dapat mengerti apa itu media sosial
dan mengerti dampak yang dihasilkan dari penggunaan media sosial yang selama ini kita
pakai.
1.2Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa itu media sosial?
2. Apa saja jenis-jenis media sosial?
3. Bagaimana penyebaran media sosial di kalangan remaja?
4. Apa saja dampak dari media sosial terhadap remaja?
5. Apa etika yang pantas di media sosial?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini untuk:
1. Semua para remaja, para pembaca dapat mengetahui dan mengerti tentang arti dari
media sosial dan jenis-jenis media sosial.
2. Serta mengetahui bagaimana penyebaran media sosial di kalangan remaja.
3. Para pembaca mengetahui cara menggunakan media sosial yang baik.
4. Mengetahui dampak dari media sosial.
1.4Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini, penulis berharap agar:
1. Siswa dapat menggunakan media sosial dengan baik dan benar
2. Siswa dapat beretika baik dalam menggunakan media sosial
3
1.5Metode Penelitian
Dalam menyusun karya ilmiah ini, maka kelompok kami memakai beberapa
metode penelitian. Salah satu metode yang kami pakai untuk karya ilmiah ini adalah:
Metode dokumentasi : dimana pengumpulan data tidak secara langsung atau primer
melainkan secara sekunder. Pengumpulan data kami diambil dari
dokumentasi-dokumentasi, meliputi buku-buku, foto-foto, dan data-data dari penelitian terdahulu.
Metode pengamatan : pengumpulan data berdasarkan pengamatan si peneliti
terhadap lingkungan sekitarnya. Pengumpulan data dengan cara akan kami lakukan di
lingkungan sekitar, seperti sekolah, tempat kursus, tempat tinggal. Metode survei : dilakukan dengan cara menyebarkan angket.
Studi pustaka : dalam metode ini penulis mendapatkan bahan- bahan untuk
karya ilmiah ini berasal dari buku- buku yang berkaitan dengan tema yang dipilih
penulis.
Jelajah internet : dalam metode ini, penulis melakukan jelajah internet untuk
mendapatkan data-data tambahan supaya karya ilmiah ini lebih lengkap dan akurat.
1.6 Hipotesis
Penelitian ilmiah ini kami lakukan dengan hipotesis atau keyakinan, antara lain
H0: tidak ada pengaruh antara pengaruh media sosial terhadap siswa kelas XI IPS
H1: ada pengaruh antara pengaruh media sosial terhadap siswa kelas XI IPS
1.7 Sistematika Penulisan
Pada karya ilmiah ini, penulis akan menjelaskan hasil penelitian lewat
pengamatan dimulai dari bab satu yang berisi pendahuluan, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, hipotesis serta sistematika penulisan.
Pada bab kedua akan dibahas tentang pengaruh media sosial terhadap kehidupan
remaja. Mulai dari pengertian media sosial, jenis-jenis media sosial sampai cara beretika
4
Pada bab ketiga, penulis akan memberikan data yang diperoleh melalui metode
angket dan akan kami jabarkan secara lengkap semua jawaban dari responden.
Pada bab keempat, merupakan kesimpulan dari keseluruhan penelitian yang kami
lakukan tentang pengaruh media sosial terhadap kehidupan remaja. Bab ini akan
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Media Sosial
2.1.1 Definisi Media Sosial
Akses terhadap media telah menjadi kebutuhan primer dari setiap orang. Itu
dikarenakan adanya kebutuhan akan informasi, hiburan, pendidikan, dan akses
pengetahuan dari belahan bumi yang berbeda. Istilah ini sejajar dengan apa yang
diutarakan oleh Thomas L. Friedman sebagai the world is flat bahwa dunia semakin rata
dan setiap orang bisa mengakses apa pun dari sumber mana pun. Jika selama ini institusi
media sebagai lembaga yang mendominasi pemberitaan, kehadiran internet dan media
sosial memberikan keleluasaan bagi khalayak untuk ikut dalam berkompetisi
menyebarkan informasi atau berkompetisi menyebarkan informasi atau peristiwa yang
terjadi di sekitar mereka. Akan tetapi, apa itu media sosial?
Secara sederhana, istilah media bisa dijelaskan sebagai alat komunikasi sebagaimana
definisi yang selama ini diketahui. Namun semua definisi ada kecenderungan yang sama ketika disebutkan kata “media”, yang muncul bersamaan dengan itu adalah sarana disertai dengan teknologinya. Koran merupakan representasi dari media cetak, sementara radio
yang merupakan media audio dan televisi sebagai media audio-visual merupakan
representasi dari media elektronik, dan internet merupakan representasi dari media online
atau di dalam jaringan.
Kata “sosial” dalam media sosial secara teori semestinya didekati oleh ranah sosiologi. Dalam teori sosiologi, disebutkan bahwa media pada dasarnya adalah sosial
karena media merupakan bagian dari masyarakat dan aspek dari masyarakat yang
direpresentasikan dalam bentuk perangkat teknologi yang digunakan. Secara teori, ketika
membahas kata sosial, ada kesepahaman bahwa individu-individu yang ada di dalam
komunitas itu tidak hanya berada dalam sebuah lingkungan. Anggota komunitas harus
berkolaborasi hingga bekerja sama karena inilah karakter dari sosial itu sendiri.
Menurut Durkheim, sosial merujuk pada kenyataan sosial bahwa setiap individu
melakukan aksi yang memberikan kontribusi kepada masyarakat. Pernyataan ini
menegaskan bahwa pada kenyataannya media dan semua perangkat lunak merupakan
6
Menurut Weber, kata sosial secara sederhana merujuk pada relasi sosial. Relasi sosial
sendiri bisa dilihat dalam kategori aksi sosial dan relasi sosial. Kategori ini mampu
membawa penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan aktivitas sosial dan aktivitas
individual. Namun, diperlukan simbol-simbol yang bermakna di antara individu yang
menjadi aktor dalam relasi tersebut.
Berikut ini adalah definisi dari media sosial yang berasal dari berbagai literatur
penelitian:
1. Menurut Mandibergh (2012), media sosial adalah media yang mewadahi kerja
sama di antara pengguna yang menghasilkan konten.
2. Menurut Shirky (2008), media sosial dan perangkat lunak sosial merupakan
alat untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk berbagi, bekerja sama
di antara pengguna dan melakukan tindakan secara kolektif yang semuanya
berada di luar kerangka institusional maupun organisasi.
3. Boyd (2009), media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang
memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi,
berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain.
Media sosial memiliki kekuatan pada user-generated content (UGC) di mana
konten dihasilkan oleh pengguna bukan oleh editor sebagaimana di institusi
media massa.
4. Menurut Van Dijk (2013), media sosial adalah platform media yang
memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam
beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat dilihat
sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan hubungan
antarpengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.
5. Meike dan Young (2012) mengartikan media sosial sebagai konvergensi
antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi di antara individu dan
media publik untuk berbagi kepada siapa saja tanpa ada kekhususan individu.
7
2.1.2 Jenis-Jenis Media Sosial
Setidaknya ada enam kategori besar untuk melihat pembagian media sosial, yakni:
1. Media jejaring sosial (social networking).
2. Jurnal online (blog).
3. Jurnal online sederhana atau microblog (micro-blogging).
4. Media berbagi (media sharing).
5. Penanda sosial (social bookmarking).
6. Media konten bersama atau Wiki.
1. Social Networking
Situs jejaring sosial adalah media sosial yang paling popular. Media sosial tersebut
memungkinkan anggota untuk berinteraksi satu sama lain. Interaksi terjadi hanya tidak pada
pesan teks, tetapi juga termasuk foto dan video yang mungkin menarik perhatian pengguna
lain. Semua posting (publikasi) merupakan real time, memungkinkan anggota untuk berbagi
informasi seperti apa yang sedang terjadi.
Karakter utama dari situs jejaring sosial adalah setiap pengguna membentuk jaringan
pertemanan, baik terhadap pengguna yang sudah diketahuinya dan kemungkinan sering
bertemu di dunia nyata (offline) maupun membentuk jaringan pertemanan baru.
Gambar 2.1 Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari
simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau
organisasi) yang dijalin dengan satu atau
lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi,
8
2. Blog
Blog merupakan media sosial yang memungkinkan penggunanya untuk mengunggah
aktivitas keseharian, saling mengomentari, dan berbagi, baik tautan web lain, informasi, dan
sebagainya. Istilah blog berasal dari kata “weblog”, yang pertama kali diperkenalkan oleh
Jorn Berger pada 1997 merujuk pada jurnal pribadi online.
Karakter dari blog antara lain penggunanya adalah pribadi dan konten yang
dipublikasikan juga terkait pengguna itu sendiri. Pada awalnya, blog cenderung dikelola oleh
individu-individu, namun sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jangkauan terhadap
khalayak membuat perusahaan maupun institusi bisnis juga terjun mengelola blog. Konten
yang dibangun oleh pemilik blog atau blogger cenderung berupa user experiences atau
pengalaman pemilik. Kecuali untuk blog perusahaan, biasanya memuat aktivitas perusahaan
dengan sudut pandang orang ketiga.
Secara mekanis, jenis media sosial ini bisa dibagi menjadi dua: pertama, kategori
personal homepages, yaitu pemilik menggunakan nama domain sendiri, seperti .com atau.net;
kedua, dengan menggunakan fasilitas penyedia halaman weblog gratis, seperti Wordpress
(www.wordpress.com) atau Blogspot (www.blogspot.com)
sumber: http://www.logospike.com/blogger-logo-124/
Gambar 2.2 Logo Wordpress Gambar 2.3 Logo Blogspot.
3. Microblogging
Tidak berbeda dengan jurnal online (blog), microblogging merupakan jenis media sosial
yang memfasilitasi pengguna untuk menulis dan memublikasikan aktivitas serta atau
9
Sama seperti media sosial lainnya, di Twitter pengguna bisa menjalin jaringan dengan
pengguna lain, menyebarkan informasi, mempromosikan pendapat/pandangan pengguna lain,
sampai membahas isu terhangat (trending topic) saat itu juga dan menjadi bagian dari isu
tersebut dengan turut berkicau (tweet) menggunakan pagar (hashtag) tertentu.
Gambar 2.4 Logo Twitter.
4. Media Sharing
Media sharing adalah situs media sosial yang memungkinkan anggota untuk
menyimpan dan berbagi gambar, podcast, dan video secara online. Kebanyakan dari
media sosial ini adalah gratis meskipun beberapa juga mengenakan biaya keanggotaan,
berdasarkan fitur dan layanan yang mereka berikan.
Beberapa contoh dari media berbagi ini adalah YouTube, Flickr, Photo-bucket, atau
Snapfish.
Gambar 2.5 Logo YouTube Gambar 2.6 Logo Flickr
Gambar 2.7 Logo Photobucket Gambar 2.8 Logo Snapfish.
10
5. Social Bookmarking
Social bookmarking merupakan media sosial yang bekerja untuk mengorganisasi,
menyimpan, mengelola, dan mencari informasi atau berita tertentu secara online. Informasi
yang diberikan di media sosial ini bukanlah informasi yang utuh. Artinya, pengguna hanya
disediakan informasi, bisa teks, foto, atau video, singkat sebagai pengantar yang kemudian
pengguna akan diarahkan pada tautan sumber informasi itu berada.
Pada perkembangan selanjutnya, situs penanda sosial ini tidak hanya sekadar
menyediakan informasi. Media sosial ini bahkan memuat juga informasi berapa banyak web
yang memuat konten tersebut yang sudah diakses. Juga, komentar-komentar terkait konten
menjadi salah satu penanda yang menjadi fasilitas media sosial ini. Beberapa situs social
bookmarking yang popular adalah Delicious.com, StumbleUpon.com, Digg.com, Reddit.com.
Gambar 2.9 Logo website del.icio.us Gambar 2.10 Logo StumbleUpon.com
Gambar 2.11 Logo Digg.com Gambar 2.12 Logo Reddit.com
6. Wiki
Kata “wiki” merujuk pada media sosial Wikipedia yang popular sebagai media kolaborasi konten bersama. Situs wiki hanya menyediakan perangkat lunak yang bisa dimasuki oleh
11
Wiki merupakan media atau situs web yang secara program memungkinkan para
penggunanya berkolaborasi untuk membangun konten secara bersama. Dengan wiki, setiap
pengguna melalui perambah web biasa dapat menyunting sebuah konten yang telah
terpublikasi, bahkan turut membantu konten yang sudah dikreasikan atau disunting oleh
pengguna lain yang telah berkontribusi.
Dari perkembangan kategori keterbukaan wiki, Saxena (2014) membagi dua jenis media
sosial ini, yakni publik dan privasi, Wikipedia merupakan gambaran wiki publik di mana
konten bisa diakses oleh pengguna secara bebas. Sementara wiki adalah jenis media sosial
yang bersifat privasi atau terbatas yang hanya bisa disunting dan dikolaborasi dengan
terbatas. Biasanya ada moderator atau pengelola yang bisa memberi akses kepada siapa yang
diinginkan.
Gambar 2.13 Logo Wikipedia.org
2.1.3 Penyebaran Media Sosial
Maksud dari pengembangan ini adalah konten yang ada mendapatkan, misalnya,
komen-komen yang tidak sekadar opini, tetapi juga data atau fakta terbaru.
Penyebaran ini terjadi dalam dua jenis. Pertama, melalui konten. Di media sosial, konten
tidak hanya diproduksi oleh khalayak pengguna, tetapi juga didistribusikan secara manual
oleh pengguna lain. Ada beberapa alasan mengapa karakter penyebaran menjadi penting
untuk media sosial, di antaranya:
1. Upaya membagi informasi yang dianggap penting kepada anggota komunitas (media)
12
2. Menunjukkan posisi atau keberpihakan khalayak terhadap sebuah isu atau informasi
yang disebarkan.
3. Konten yang disebarkan merupakan sarana untuk menambah informasi atau data baru
lainnya sehingga konten menjadi semakin lebih lengkap (crowdsourcing).
Kedua, melalui perangkat. Penyebaran melalui perangkat bisa dilihat bagaimana
teknologi menyediakan fasilitas untuk memperluas jangkauan konten. Penyebaran ini tidak
terbatas pada penyediaan teknologi semata, tetapi juga menjadi semacam budaya yang ada di
media sosial. Praktiknya ada semacam kesadaran konten yang disebar itu patut atau layak
diketahui oleh pengguna lain dengan harapan ada konsekuensi yang muncul, seperti aspek
hukum, politik, edukasi masyarakat maupun perbincangan sosial.
2.1.4 Faktor Seseorang Menggunakan Media Sosial
Dengan kemudahan yang ditawarkan internet, seseorang atau kelompok dapat
berkomunikasi dengan siapapun secara bebas tanpa ada batasan ruang dan waktu.
Munculnya berbagai macam jejaring sosial ini membuat banyak orang tertarik untuk
menggunakannya, dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Namun, remaja cenderung
menjadi pengguna yang paling aktif dalam menggunakan jejaring sosial. Bahkan, seringkali
remaja memposting terlalu banyak hal di jejaring sosial, dari mulai kegiatan sehari-hari
hingga cerita pribadi mereka. Itulah mungkin salah satu mengapa buku diary mulai
ditinggalkan.
Mereka lebih memilih untuk menuliskan cerita hidupnya di jejaring sosial, dan
mereka tidak lagi menyembunyikannya, mereka dengan sengaja membiarkan orang-orang
membaca atau mengunjungi jejaring sosial miliknya. Dalam artikel ini kami akan membahas
lebih lanjut mengenai penggunaan jejaring sosial di kalangan remaja menjadi sebuah bagian
13
Hal-hal di bawah ini merupakan beberapa faktor yang menyebabkan remaja
menggunakan jejaring sosial sebagai salah satu gaya hidup :
Eksistensi.
Setiap manusia butuh diakui keberadaannya, terutama para remaja
yang sedang mencari jati diri tentu butuh diakui lebih keberadannya. Dengan
aktif di sosial media remaja dapat dengan mudah diakui keberadaannya.
Perhatian.
Setiap manusia membutuhkan perhatian baik secara langsung maupun
tidak langsung. Perhatian dapat diberikan dalam bentuk kata-kata maupun
tindakan. Perhatian yang paling sederhana dan mudah adalah melalui
kata-kata. Oleh karena itu para remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan
menuju dewasa yang tentunya membutuhkan perhatian lebih cenderung ingin
mendapatkan perhatan secara instan dan terus menerus memilih sosial media
sebagai sarana mendapatkan perhatian.
Pendapat.
Pendapat adalah pikiran orang lain mengenai suatu hal. Pendapat
merupakan persepsi seseorang dan pendapat setiap orang dapat berbeda-beda.
Pendapat dibutuhkan dalam kehidupan seseorang, baik untuk memperluas
sudut pandang, memilih sesuatu, atau mendapatkan pemikiran-pemikiran
positif untuk menyelesaikan suatu masalah. Oleh karena itu para remaja kerap
menggunakan media online dan menggunakan fitur chatting untuk saling
bertukar pendapat.
Menumbuhkan citra.
Setiap orang ingin mendapatkan citra baik. Terutama para remaja yang
cenderung labil dan ingin dilihat setiap orang menginginkan pencitraan yang
baik. Melalui sosial media remaja dapat dengan mudah menunjukan kelebihan
mereka untuk mendapatkan pencitraan yang instan.
Komunikasi dan Sosialisasi.
Setiap menusia membutuhkan hubungan dengan manusia lainnya baik
secara verbal maupun non verbal. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut para
remaja cenderung mencari jalan pintas untuk dapat terus berhubungan dengan
14
Ajang untuk Berprestasi.
Selain untuk hiburan semata media sosial juga banyak menyediakan
berbagai perlombaan online. Bagi remaja yang masih giat berkarya dan
memiliki bakat di bidang teknologi, mereka membutuhkan media social untuk
bisa mengasah kemampuannya melalui ajang tersebut. Contohnya saja
perlombaan membuat blog, menulis cerpen, dan lain sebagainya, yang tidak
jarang publikasinya melalui social media.
Menambah Wawasan.
Tidak sedikit akun-akun contohnya saja di twitter yang berisikan
tentang wawasan umum, seperti tempat – tempat bersejarah, peristiwa – peristiwa penting, hal – hal unik dan lain-lain. Bagi remaja yang pada dasarnya menyukai hal – hal yang baru dan belum ia ketahui sebelumnya, hal tersebut juga bisa menjadi jalan pintas untuk mereka bisa mengetahuinya.
Mengeluarkan Apa yang Dirasakan.
Terkadang seseorang hanya ingin menyampaikannya tanpa mendapat
komentar dari lawan bicaranya. Apalagi dalam usia remaja, sisi sensitif dan
mudah tersinggung terlihat sedang mendominasi diri. Oleh sebab itulah
mereka memilih media sosial untuk mencurahkan apa yang mereka rasakan,
karena jika di dunia maya mereka bebas mengutarakan apa yang mereka
rasakan karena memang itu lah dunia yang mereka buat sendiri. Terlepas dari
apa tanggapan orang yang membacanya nanti.
2.1.5 Etika – etika dan bahasa yang baik di Media Sosial
Etika di internet atau netiquette, merupakan sebuah konvensi atas norma-norma yang
secara filosofi digunakan sebagai panduan bagi aturan atau standar dalam proses komunikasi
di internet atau merupaan etika berinternet sekaligus perilaku sosial yang berlaku di media
15
Terdapat beberapa alasan mengapa di internet, khususnya media sosial, memerlukan
etika, diantaranya adalah:
Pertama, latar belakang maupun lingkungan media sosial yang heterogen dan
berbeda-beda.
Kedua, komunikasi yang terjadi di media sosial cenderung lebih didominasi
oleh teks semata.
Ketiga, media sosial tidak serta-merta dianggap sebagai media yang berbeda
dengan dunia nyata.
Keempat, pada beberapa kasus, media sosial merupakan media yang berjalan
tidak hanya memfasilitasi pengguna, tetapi juga merupakan institusi bisnis.
Sementara itu ada beberapa etika yang baik dilakukan dalam bersosialisasi di media
sosial, yaitu:
Jangan mengumbar informasi pribadi anda
Dalam menggunakan sosial media ada baiknya kita sebagai pengguna
harus bijak dalam menginformasikan privasi / kehidupan pribadi. Mengumbar
hal-hal pribadi dalam sosial media adalah sebuah pintu masuk bagi seseorang
untuk memberikan informasi bagi mereka yang ingin berniat jahat kepada kita.
Mengupload foto anak misalnya, mungkin pemikiran sebagian orang
mengupload foto adalah adalah hal yang biasa dalam bersosial media. Tapi
terlepas dari itu ada bahaya yang mengancam, ketika seseorang yang sudah
lama mengincar anda bisa saja akan menyimpan informasi tentang anak yang
sering anda upload di media sosial. Hal seperti ini pun sama dengan
informasi-informasi lainnya yang menyangkut data privasi anda. Bijaklah dalam
16 Etika dalam berkomunikasi
Dalam melakukan komunikasi antar sesama pada situs jejaring sosial
media, biasanya kita melupakan etika dalam berkomunikasi. Sangat banyak
kita temukan kata-kata kasar yang muncul dalam percakapan antar sesama di
media sosial, baik itu secara sengaja ataupun tidak sengaja. Sebaiknya dalam
melakukan komunikasi kita menggunakan kata-kata yang layak dan sopan
pada akun-akun sosial media yang kita miliki.
Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Saat menyebarkan informasi baik itu berupa tulisan, foto atau video
milik orang lain, ada baiknya kita mencantumkan sumber informasi sebagai
bentuk penghargaan untuk hasil karya seseorang. tidak serta merta mengcopy
paste tanpa memberikan sumber informasi tersebut.
Hindari Penyebaran SARA Dan Pornografi
Ada baiknya anda tidak menyebarkan informasi yang berhubungan
dengan pornografi dan SARA di sosial media. Sebarkanlah hal-hal yang
berguna yang tidak menyebabkan konflik antar sesama pada situs jejaring
tersebut.
Gambar 2.14 SARA adalah berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan pada sentimen identitas yang
17 Kroscek Kebenaran Berita
Berita yang menjelekkan orang lain sangat sering kita jumpai di sosial
media. Hal tersebut kadang bertujuan untuk menjatuhkan nama pesaing
dengan berita-berita yang direkayasa.
Untuk kasus ini pengguna sosial media dituntut untuk cerdas dalam
menangkap sebuah informasi, bila ingin ikut menyebarkan informasi tersebut,
ada baiknya kita melakukan kroscek akan kebenaran informasi terlebih
dahulu.
Jangan menilai berita dari judulnya saja
Ini merupakan sebuah fenomena baru dalam jejaring sosial media,
ketika melihat judul berita media nasional yang berbau provokasi, biasanya
kita langsung menyebarkan dan mengomentari tanpa melihat isi berita terlebih
dahulu. Ada baiknya baca dulu isi berita, jangan hanya melihat berita dari
judulnya saja
Opini Berdasarkan Fakta dan Data
Dalam bersosial media mengeluarkan opini terhadap hal-hal yang ingin
dikomentari merupakan hal yang tidak dilarang, asalkan kita beropini
berdasarkan fakta dan data yang ada. Hati-hati dalam hal ini bila beropini
negatif pada seseorang kemungkin saja anda dapat dilaporkan dengan UU ITE
Pasal 27 ayat 3 tentang pencemaran nama baik di dunia maya.
Jangan Ikut-ikutan Berkomentar
Kadang kita ikutan mengomentari hal-hal yang sedang ramai
dibicarakan di media sosial tanpa mencari tahu kebenaran informasi itu
terlebih dahulu. Bila hal tersebut berhubungan dengan nama besar atau brand,
bukan tidak mungkin kita dapat dikenakan UU ITE pasal 27 ayat 3 tentang
18
Hindari sosial media bila Anda sedang emosi
Ketika anda sedang jengkel atau mendapatkan sebuah masalah, secara
tidak sadar kadang kita mengupdate akun sosial media kita dengan kata-kata
makian dan kasar karena emosi. Sekiranya hal tersebut tidak perlu anda
lakukan dalam media sosial.
Bahasa dalam media sosial
Ada dua term yang bisa digunakan untuk mendekati bagaimana bahasa di media siber “Netspeak” dan “Netlingo”. Netspeak diartikan pembicaraan yang seolah-olah penulisan dan Netlingo sebagai penulisan teks seolah-olah sedang berbicara, sebagaimana dijelaskan
berikut:
1. Netspeak
Bahasa dalam internet dan di media siber mengalami perubahan yang dalam pandangan David Crystal (2001) bahasa internet atau “internet languange” merupakan
medium keempat setelah bahasa tulis (writing), bahasa bicara (speaking), dan bahasa tanda
(signing). Netspeak terjadi tatkala para pengguna melakukan interaksi langsung
(synchronous) seperti di dalam MUDs, online chat, atau instant messaging (Thurlow dkk.,
2004:125).
19
Misalnya dalam penggunaan YM, fasilitas ini digunakan sebagai media untuk
melakukan obrolan (chat) secara langsung dengan mediasi teks. Obrolan itu merupakan
duplikasi dari obrolan yang terjadi di dunia nyata, teks yang ditulis di ruang media siber YM
mewakili bahasa bicara. Oleh karena itu, teks yang muncul di YM diimajinasikan seolah-olah
sedang berbicara. Tipografi teks yang muncul serta berkembang di media siber ada kalanya
pada kata-kata (morphemes), huruf (graphemes), maupun tanda baca serta penggunaan
simbol-simbol atau gambar tertentu. Beberapa contoh seperti di bawah ini:
Penggunaan singkatan \ penggunaan tanda
baca \ ikon emosi
akronim, dan gabungan keduanya
OIC oh I see
CYL8R see you all later
Kudet kurang update
g4k bi54 gak bisa
Serius!!!!!! menunjukkan kondisi marah atau teriak
Cemungudh semangat
:) atau J,:( atau L senyum/bahagia, kecewa
2. Netlingo
Kebalikan dengan netspeak, netlingo merupakan penulisan dalam media siber yang
seolah-oleh tulisan itu adalah berbicara. Media siber dan komunikasi yang mengandalkan
teks juga tidak bergeser dari sekadar bahasa teks baku menjadi bahasa teks yang seolah-olah
mewakili ungkapan ketika berbicara. Salah satu alasan mengapa bahasa baku yang
melibatkan prasyarat penulisan seringkali dilanggar dalam media siber dikarenakan adanya
aktivitas pengguna media siber yang, misalnya tidak memiliki banyak waktu, hingga karena
pengaruh perangkat teknologi itu sendiri, misalnya perangkat telepon genggam yang
20
Misalnya dalam kaidah dasar di surat biasanya menggunakan kata “Dengan Hormat”, tetapi di surat elektronik penggunaan kata “Hi” atau dalam bahasa Indonesia “Hai” menggantikan kata formal sebelumnya. Thurlow dkk juga mencontohkan bahwa kesalahan
ketik, kesalahan penggunaan huruf kapital, hingga penggunaan tanda baca merupakan
kelumrahan dalam netlingo karena teks sedang berbicara dan ketika berbicara standar
penulisan dan atau tata bahasa tidak menjadi penting atau mengurangi pesan yang ingin
disampaikan.
Gambar 2.16 NetLingo menjelaskan ribuan istilah yang mendefinisikan hidup kita secara online, termasuk daftar terbesar dari obrolan singkatan.
2.2 Kehidupan Siswa
2.2.1 Definisi Kehidupan
Kehidupan adalah ciri yang membedakan objek yang memiliki isyarat dan proses
penopang diri (organisme hidup) dengan objek yang tidak memilikinya, baik karena
fungsi-fungsi tersebut telah mati atau karena mereka tidak memiliki fungsi-fungsi tersebut dan
diklasifikasikan sebagai benda mati.
Untuk mendefinisikan "kehidupan" dalam istilah yang tegas masih merupakan
tantangan bagi para ilmuwan dan filsuf. Mendefinisikan "kehidupan" adalah hal yang sulit,
karena hidup adalah sebuah proses, bukan substansi murni. Definisi apapun harus cukup luas
untuk mencakup seluruh kehidupan yang dikenal, dan definisi tersebut harus cukup umum,
sehingga, dengan itu, ilmuwan tidak akan melewatkan kehidupan yang mungkin secara
21
Berikut ini adalah pengertian dan definisi kehidupan:
I KETUT GEDE YUDANTARA
Kehidupan merupakan anugerah dan amanah sebagai ciptaan Tuhan.
Kehidupan merupakan cobaan hidup yang selalu dirundung suatu
permasalahan. Kehidupan merupakan penebus dosa serta merupakan suatu
proses reinkarnasi.
CAMPBELL, REECE, MITCHELL
Kehidupan merupakan suatu hirarki, dimana setiap tingkat sruktur
biologis merupakan pengembangan dari tingkatan di bawahnya. SAYYID QUTHB
Kehidupan merupakan rangkaian pengaturan sehingga kita sampai
kepada adanya air dan kehidupan.
NISTIAN ODOP
Kehidupan adalah guru yang sesungguhnya. SUHAIRI AWANG
Kehidupan merupakan suatu kisah yang penuh berliku.
Kelangsungannya senantiasa berputar – putar di ruang lingkup yang serupa dari satu generasi sejak mula manusia diciptakan hinggalah menjejak kepada
waktu yang paling hampir dan kisahnya selalu berulang – ulang. PAULUS WAHANA
Kehidupan merupakan suatu fakta, yang tidak dengan sendirinya
terkait dengan nilai. ALEXANDER PAULUS
Kehidupan adalah sebuah pendakian. MITCH AXELRO
Kehidupan merupakan sebuah perjalanan untuk dijalani dan dinikmati.
J. C. MICHAELS
Kehidupan adalah perjalanan luar biasa menuju wilayah tak dikenal,
22
2.2.2 Definisi Siswa
Siswa/siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan menengah pertama dan
menengah atas. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya
diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari
berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis, dan pendekatan
edukatif/pedagogis.
Siswa merupakan pelajar yang duduk dimeja belajar setara sekolah dasar maupun menengah pertama (SMP), sekolah menengah keatas (SMA). Siswa-siswa tersebut belajar
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan untuk mencapai pemahaman ilmu yang telah
didapat dunia pendidikan. Siswa atau pesetra didik adalah mereka yang secara khusus
diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di
sekolah, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, berketrampilan,
berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia, dan mandiri (Kompas,1985).
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap
perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya,
akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak
selalu sama. hal yang sama siswa juga dapat dikatakan sebagai sekelompok orang dengan
usia tertentu yang belajar baik secara kelompok atau perorangan. Siswa juga dapat dikatan
sebagai murid atau pelajar, ketika berbicara siswa maka fikiran kita akan tertuju kepada
lingkungan sekolah, baik sekolah dasar maupun menengah (Jawa pos, 1949).
Pengertian yang sama diambil dari (Kompas Gramedia, 2005) Siswa adalah komponen masukan dalam system pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses
pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan siswa dapat ditinjau dan berbagi pendekatan
antara lain:
1. Pendekatan sosial, siswa adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk
menjadi anggota masyarakat yang lebih baik.
2. Pendekatan psikologi, siswa adalah suatu organism yang sedang tumbuh dan
23
3. Pendekatan edukatif, pendekatan pendidikan menempatkan siswa sebagai unsur
penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka system pendidikan
menyeluruh dan terpadu. Siswa sekolah dasar masalah-masalah yang mncul belum
begitu banyak, tetapi ketika memasuku lingkungan sekolah menengah maka banyak
masalah yang muncul karena anak atau siswa sudah memasuku usia remaja. Selain itu
juga siswa sudah mulai berfikir tentang dirinya, bagaimana kluarganya, teman-teman
pergaulannya. Pada masa ini seakan mereka menjadi manusia dewasayang bisa
segalanya dan terkadang tidak memikirkan akibatnya. Hal ini yang harus diperhatikan
oleh orang tua, keluarga dan tentu saja pihak sekolah (Jawa pos,2013).
2.2.3 Pengelompokan Siswa
Jenis-Jenis Pengelompokan Peserta Didik
Ada banyak jenis pengelompokan peserta didik yang dikemukakan oleh para ahli.
Mitchun ( Ali Imron, 1995: 74) mengemukakan dua jenis pengelompokan peserta didik.
Yang pertama, ia namai dengan ability grouping, sedangkan yang kedua ia namai dengan
sub-grouping with in the class. Yang dimaksud ability grouping adalah pengelompokan
berdasarkan kemampuan di dalam setting sekolah. Sedangkan sub- grouping with in the class
adalah pengelompokan dalam setting kelas.
Pengelompokan yang didasarkan atas kemapuan adalah suatu pengelompokan di
mana peserta didik yang pandai dikumpulkan dengan yang pandai, yang kurang pandai
dikumpulkan dengan yang kurang pandai. Sementara pengelompokan dalam setting kelas
adalah suatu pengelompokan di mana peserta didik pada masing-masing kelas, dibagi lagi
menjadi beberapa kelompok kecil. Pengelompokan ini juga memberi kesempatan kepada
masing-masing individu untuk masuk ke dalam lebih dari satu kelompok.
Pengelompokan berdasarkan kemampuan dalam setting sekolah meliputi:
1. Pengelompokan dalam kelas-kelas
Agar proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik, peserta didik yang berjumlah
besar perlu dibagi-bagi- menjadi kelompok-kelompok yang disebut kelas. Banyaknya kelas
disesuaikan dengan jumlah peserta didik yang baru diterima, sedangkan jumlah peserta didik
24
Sebagai pedoman dibawah ini:
a. untuk tingkat Sekolah Dasar besar kelas jangan sampai melebihi 50 orang siswa.
b. Untuk tingkat Sekolah Menengah Umum besar kelas sekitar 40 orang siswa.
c. Untuk Sekolah Menengah Kejuruan besar kelas lebih baik kurang dari 40 orang siswa.
Dalam menentukan berapa besar kelas ini, berlaku prinsip semakin kecil kelas
semakin baik. Karena, dengan demikian guru akan bisa lebih memperhatikan peserta
didiknya secara teliti.
2. Pengelompokan berdasarkan bidang studi
Pengelompokan berdasar bidang studi yang lazim disebut juga dengan istilah
penjurusan, ialah pengelompokan siswa yang disesuaikan dengan minat dan bakatnya.
Pengukuran minat dan bakat ini didasarkan pada hasil prestasi belajar (angka-angka) yang
dicapai dalam mata pelajaran-mata pelajaran yang diikuti. Berdasarkan hasil yang telah
dicapai dalam berbagai mata pelajaran itulah seorang siswa diarahkan pada jurusan dimana ia
memperoleh nilai-nilai baik pada mata pelajaran untuk jurusan tersebut. Contohnya: kalau di
Sekolah Menengah Atas seperti penjurusan IPA, IPS, bahasa dan lain sebagainya.
3. Pengelompokan berdasarkan spesialisasi
Pengelompokan berdasarkan spesialisasi (pengkhususan) terdapat pada
Sekolah-Sekolah Menengah Kejuruan. Pengelompokkan berdasar spesialisasi pada hakekatnya sama
dengan penjurusan, namun penjurusannya lebih mengkhususkan pada bidang studi, misalnya
penjurusan di Sekolah Menengah Kejuruan seperti jurusan kecantikan, tata boga, dan
lain-lain.
4. Pengelompokan dalam sistem kredit
Pengajaran sistem kredit ialah sistem pengajaran yang menggunakan ukuran satuan
kredit untuk memberikan bobot bagi setiap mata pelajaran. Bobot satu kredit, lengkapnya
satu satuan kredit semester (1 sks). Di Perguruan Tinggi, pengajaran sistem kredit bisa
dilaksanakan dengan dua cara, yaitu sistem kredit dengan sistem paket dan sistem kredit
25
Dalam sistem kredit dengan sistem paket, untuk tiap semester telah ditentukan mata
kuliah-mata kuliah apa saja yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik. Sehingga
pengelompokan ini tidak ada bedanya dengan pengajaran biasa (bukan sistem kredit). Sistem
kredit dengan sistem pilihan pada semester I (permulaan mahasiswa baru mengikuti
perkuliahan) dilakukan sistem paket. Seluruh mahasiswa harus mengikuti sejumlah mata
kuliah yang disajikan pada semester I yang pada umumnya adalah mata kuliah dasar umum
dan mata kuliah prasyarat. Sistem paket mungkin bisa diteruskan sampai semester II. Tapi
juga bisa sejak semester II sudah dimulai dengan sistem pilihan. Setiap mahasiswa diberi
kebebasan untuk memprogram dan memilih mata kuliah yang disajikan. Inilah yang disebut
dengan sistem kredit dengan sistem pilihan. Dengan demikian pengelompokkan mahasiswa
didasarkan pada peserta mata kuliah, atau disebut juga dengan pengelompokkan berdasar
mata kuliah. Jika kelompok peserta mata kuliah terlalu besar jumlahnya, bisa dibagi menjadi
kelompok-kelompok kecil. Yang masing-masing berukuran 30 atau 40 mahasiswa.
5. Pengelompokan berdasarkan kemampuan
Pengelompokan berdasarkan kemampuan (ability grouping) pernah dilakukan di
Sekoalah Dasar Laboratorium Universitas Negeri Malang. Pada setiap awal tahun ajaran diadakan “pemeriksaan” terhadap tingkat kemampuan belajar. Pemeriksaan dilakukan dengan memberikan tes-tes keberhasilan belajar (achievement test). Berdasarkan hasil/ prestasi yang
dicapai, siswa-siswa dalam kelas dikelompokkan dalam tiga golongan yaitu: kelompok cepat,
kelompok sedang, kelompok lambat. Materi pelajaran yang diberikan sesuai dengan
kelompok-kelompok tersebut. Demikian seorang guru dalam mengajar harus menyiapkan
materi untuk tiga kelompok dan melayani ketiga kelompok tersebut. Pengelompokan ini disebut “achievement grouping”. Pembagian siswa dalam kelompok di atas, untuk setiap mata pelajaran bisa berbeda.
Contoh: Amir, untuk pelajaran matematika termasuk kelompok cepat. Untuk bahasa
Indonesia bisa masuk kelompok sedang, dan mata pelajaran lain untuk mata pelajaran lain.
Namun, status kelompok ini sifatnya tidak permanen. Seorang yang termasuk kelompok
sedang, suatu saat karena prestasinya naik bisa dipindahkan ke kelompok cepat begitu