• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, KUALITAS KEHIDUPAN KERJA, DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL Kepemimpinan Transformasional, Kualitas Kehidupan Kerja, dan Komitmen Organisasional Terhadap Perilaku Ekstra Peran: Studi Empiris pada Para Guru Sekolah Menengah Pertam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, KUALITAS KEHIDUPAN KERJA, DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL Kepemimpinan Transformasional, Kualitas Kehidupan Kerja, dan Komitmen Organisasional Terhadap Perilaku Ekstra Peran: Studi Empiris pada Para Guru Sekolah Menengah Pertam"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP PERILAKU EKSTRA PERAN: STUDI EMPIRIS PADA PARA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA RINTISAN

SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL DI KABUPATEN KLATEN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister dalam Ilmu Manajemen Pendidikan

Oleh

AGUNG NUGROHO JATI NIM: Q100080452

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA

(2)
(3)

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, KUALITAS KEHIDUPAN KERJA, DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP PERILAKU EKSTRA PERAN: STUDI EMPIRIS PADA

PARA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA RINTISAN SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL

DI KABUPATEN KLATEN

Agung Nugroho Jati

Fakultas Ekonomi Universitas Widya Dharma Klaten Sutama

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRACT

The aim of this study is to determine the effect of transformational leadership, quality of work life, and organizational commitment to extra role behavior of teachers of blaze the way have International Standard Junior High School in Klaten Regency in simultaneously or individually.

This type of research is causal research which aim to to test the causality. This subject of research is teachers of Junior High School have status blaze way International Standard in Klaten Regency. Population as much 73 people and use sample as much 55 respondents. Method of collecting of data use questionnaire with Likert Scale. Technique of analysis use multiple linear regression analysis.

Result of of this research shows that transformational leadership, quality of work life, and organizational commitment influences to extra role behavior in simultaneously or individually. Coefficient of determination (Adjusted R Square) as much 0,727. This matter indicate that the third independent variables (transformational leadership, quality of work life, and organizational commitment) able to explain as much 72,7% variation of variable dependen happened (extra role behavior) and other variation as much 28,3% explained by other variables which not covered in this research.

Keywords: extra role behavior, transformational leadership, quality of work life, organizational commitment

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

(4)

guru, murid dan warga sekolah lainnya. Guru merupakan salah satu kunci utama keberhasilan pendidikan terutama di tingkat sekolah. Guru yang dibutuhkan oleh sekolah adalah guru-guru yang mempunyai perilaku kerja yang baik, berkualitas, dan berkomitmen tinggi terhadap sekolah.

Perilaku yang menjadi tuntutan organisasi pada saat ini, tidak hanya perilaku yang harus dikerjakan (in-role), tetapi juga perilaku yang tidak terdeskripsikan secara formal (extra-role). Perilaku extra-role ini biasa dikenal dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB). OCB merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi perilaku karyawan sehingga dapat disebut sebagai “karyawan yang baik” (Sloat, 1999 dalam Novliadi, 2006: 42). Perilaku ini cendrung melihat seorang karyawan sebagai makhluk sosial (menjadi anggota organisasi), dibandingkan sebagai makhluk individual yang mementingkan diri sendiri.

Sekolah sebagai suatu organisasi dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang berwenang menerapkan gaya kepemimpinan tertentu demi terwujudnya tujuan sekolah. Mnurut Suyanto (2007: 1), seorang kepala sekolah perlu mengadopsi gaya kepemimpinan transformasional agar semua potensi yang ada di sekolah dapat berfungsi secara optimal.

Dewasa ini, kualitas kehidupan kerja karyawan merupakan salah satu topik yang senantiasa menarik dan dianggap penting, baik oleh ilmuwan maupun praktisi, karena kualitas kehidupan kerja dipandang dapat mempengaruhi jalannya organisasi secara keseluruhan. Hal ini merujuk pada pemikiran bahwa kualitas kehidupan kerja dipandang mampu meningkatkan peran serta dan kontribusi para anggota atau karyawan terhadap organisasi.

(5)

Penelitian-penelitian yang mengaitkan kepemimpinan transformasional, kualitas kehidupan kerja, komitmen organisasi, dan perilaku peran ekstra telah dilakukan secara terpisah oleh beberapa peneliti terdahulu. Penelitian terkait dengan variabel-variabel di atas masih sedikit dilakukan pada institusi pendidikan. Di kabupaten Klaten, untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) telah ada dua SMP yang berstatus RSBI, yaitu SMP Negeri 2 Klaten dan SMP Negeri 1 Delanggu. Kedua sekolah tersebut dipersepsikan oleh masyarakat khususnya di Klaten sebagai sekolah-sekolah yang memiliki keunggulan karena lulusannya mendominasi jumlah siswa yang diterima di SMA Negeri 1 Klaten yang merupakan SMA unggulan di Klaten yang juga berstatus RSBI.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan kajian empiris mengenai pengaruh kepemimpinan transformasional, kualitas kehidupan kerja, dan komitmen organisasional terhadap perilaku ekstra peran di Sekolah Menengah Pertama (SMP) berstatus RSBI di Kabupaten Klaten.

Studi Pustaka

Perilaku Ekstra Peran

(6)

Organ (1999 dalam Susilo, 2007: 45) mengemukakan lima dimensi primer dari OCB, yaitu:altruism, civic virtue, conscientiousness, courtesy, dan sportmanhip.

Kepemimpinan Transformasional

Konsep kepemimpinan transformasional diperkenalkan pertama kali oleh Burns (1978 dalam Covey, 2007: 7) menyatakan bahwa pemimpin yang transformasional meningkatkan kebutuhan dan motivasi bawahan dan mempromosikan perubahan dramatis dalam individual, grup, dan organisasi. Bass (1998 dalam Dewi dan Herachwati, 2010: 5) mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai kepemimpinan yang melibatkan perubahan dalam organisasi. Kepemimpinan ini juga didefinisikan sebagai kepemimpinan yang membutuhkan tindakan memotivasi para bawahan agar bersedia bekerja demi sasaran-sasaran "tingkat tinggi" yang dianggap melampaui kepentingan pribadinya pada saat itu. Popper dan Zakkai (1994 dalam Dewi dan Herachwati, 2010: 5) mengatakan bahwa kepemimpinan transformasional merupakan kepemimpinan yang proaktif. Proaktif di sini berarti pemimpin melihat kondisi saat ini sebagai batu loncatan untuk pencapaian tujuan di masa depan. Sedangkan menurut Jung dan Avolio (1999 dalam Dewi dan Herachwati, 2010: 5) kepemimpinan transformasional meliputi pengembangan hubungan yang lebih dekat antara pemimpin dan pengikutnya, bukan hanya sekedar sebuah perjanjian tetapi lebih didasarkan pada kepercayaan dan komitmen. Menurut Bass (1985 dalam Dewi dan Herachwati, 2010) kepemimpinan transformasional diuraikan dalam empat ciri utama sebagai indikator, yaitu: idealized influenced, inspirational motivation, intellectual stimulation, dan individual consideration.

Kualitas Kehidupan Kerja

(7)

layaknya manusia. Kualitas kehidupan kerja (quality of work life) dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu supervisi, kondisi kerja, gaji, tunjangan, dan desain pekerjaan (Whether dan Davis, 1992). Sedangkan Riggio (2000) menyatakan bahwa kualitas kehidupan kerja ditentukan oleh kompensasi yang diterima karyawan, kesempatan untuk berpartisipasi dalam organisasi, keamanan kerja, desain kerja dan kualitas interaksi anta r anggota organisasi.

Komitmen Organisasional

Komitmen organisasional menyangkut tiga sikap yaitu, rasa mengidentifikasi dengan tujuan organisasi, rasa keterlibatan dengan tugas organisasi, dan rasa kesetiaan kepada organisasi (Ferris dan Aranya dalam Trisnaningsih, 2007). Komitmen organisasional menunjukkan suatu daya dari seseorang dalam mengidentifikasikan keterlibatannya dalam suatu bagian organisasi (Mowday, et al. dalam Vandenberg dan Lance., 1992). Komitmen organisasional dibangun atas dasar kepercayaan pekerja atas nilai-nilai organisasi, kerelaan pekerja membantu mewujudkan tujuan organisasi dan loyalitas untuk tetap menjadi anggota organisasi. Oleh karena itu, komitmen organisasi akan menimbulkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi pekerja terhadap organisasi. Jika pekerja merasa jiwanya terikat dengan nilai-nilai organisasional yang ada maka dia akan merasa senang dalam bekerja, sehingga kinerjanya dapat meningkat. Allen dan Meyer (1991) mengidentifikasi komitmen organisasional menjadi tiga unsur, yaitu affective commitment (komitmen afektif), continuance commitment (komitmen

kontinuan), dan normative commitment (komitmen normatif).

Rumusan Masalah

(8)

1. Apakah kepemimpinan transformasional, kualitas kehidupan kerja, dan komitmen organisasional berpengaruh secara simultan terhadap perilaku ekstra peran?

2.Apakah kepemimpinan transformasional, kualitas kehidupan kerja, dan komitmen organisasional berpengaruh secara parsial terhadap perilaku ekstra peran?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menguji kepemimpinan transformasional, kualitas kehidupan kerja, dan komitmen organisasional berpengaruh secara simultan terhadap perilaku ekstra peran.

2. Menguji kepemimpinan transformasional, kualitas kehidupan kerja, dan komitmen organisasional berpengaruh secara parsial terhadap perilaku ekstra peran.

METODE PENELITIAN Lokasi dan Subyek Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Rintisan Berstandar Internasional (RSBI) di Kabupaten Klaten. Waktu penelitian dilakukan dari Bulan Januari sampai dengan Februari 2012.

(9)

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode survei menggunakan kuesioner/angket. Uji coba instrumen dalam penelitian ini meliputi uji validitas dan reliabilitas.

Teknik Analisis Data

Sebelum uji hipotesis, dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikonieritas, dan heteroskedastisitas. Uji hipotesis dilakukan dengan analisis regesi linier berganda. Berdasarkan tujuan penelitian, model penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3X3

Keterangan:

Y = perilaku peran ekstra

X1 = kepemimpinan transformasional

X2 = kualitas kehidupan kerja

X3 = komitmen organisasional

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas dapat diketahui bahwa semua pertanyaan dari variabel kepemimpinan transformasional, kualitas kehidupan kerja, komitmen organisasional, perilaku ekstra peran dinyatakan valid dan semua variabel tersebut reliabel.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Berdasarkan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolonieritas, dan heteroskedastisitas, diketahui semuanya terpenuhi.

Analisis Regresi Uji Simultan (Uji F)

(10)
[image:10.595.121.504.148.260.2]

Tabel 1 Hasil Uji F (Simultan)

Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa tingkat signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05). Hal ini membuktikan bahwa semua variabel independen (kepemimpinan transformasional, kualitas kehidupan kerja, dan komitmen organisasional) yang digunakan dalam model secara bersama-sama (simultan) berpergaruh signifikan terhadap variabel dependen (perilaku ekstra peran).

Uji Parsial (Uji t)

Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual (parsial), maka dilanjutkan dengan uji t. Adapun hasil uji t disajikan pada tabel 2 berikut ini.

Tabel 2 Hasil Uji t (Parsial)

ANOVAb

564.009 3 188.003 48.940 .000a

195.918 51 3.842

759.927 54 Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), komit_organisasional, kep_transf ormasional, kual_kehdp_ kerja

a.

Dependent Variable: per_peran_ekstra b.

Coefficientsa

-2.872 4.909 -.585 .561

.363 .110 .281 3.306 .002

.250 .104 .209 2.407 .020

.995 .167 .539 5.955 .000

(Constant) kep_transf ormasional kual_kehdp_kerja komit_organisasional Model 1

B Std. Error Unstandardized Coeff icients Beta Standardized Coeff icients t Sig.

[image:10.595.163.515.550.650.2]
(11)
[image:11.595.220.496.169.247.2]

Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 3 Koefisien Determinasi

Dari tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,727 atau 72,7 %. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga variabel independen (kepemimpinan transformasional, kualitas kehidupan kerja, dan komitmen organisasional) yang digunakan dalam model mampu menjelaskan 72,7% variasi yang terjadi pada variabel dependen (perilaku peran ekstra). Sementara, variasi lainnya yaitu sebesar 28,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak tercakup dalam penelitian ini.

Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional, kualitas kehidupan kerja, dan komitmen organisasional berpengaruh signifikan terhadap perilaku ekstra peran para guru SMP RSBI di Kabupaten Klaten, baik secara simultan maupun parsial. Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Boerner, et al., (2007) dan Al-Taneiji (2006) bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kinerja dan perilaku ekstra peran; penelitian Asgari, et al. (2012) bahwa ada hubungan yang signifikan antara Quality of Working Life dengan Organizational Citizenship Behavior, serta penelitian Yilmaz dan Bokeoglu (2008), Noor (2009), Ross dan Gray (2006), Huang dan You (2011) bahwa ada hubungan positif antara Organizational Citizenship Behaviors dengan Organizational Commitment.

Model Summary

.862a .742 .727 1.960

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), komit_organisasional, kep_ transf ormasional, kual_kehdp_kerja

(12)

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat dirumuskan simpulan sebagai berikut.

1.Kepemimpinan transformasional berpengaruh, baik secara simultan dan parsial terhadap perilaku peran ekstra pada guru-guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Rintisan Sekolah Berstandar Internasional di Kabupaten Klaten.

2.Ketiga variabel independen (kepemimpinan transformasional, kualitas kehidupan kerja, dan komitmen organisasional) yang digunakan dalam model mampu menjelaskan 72,7% variasi yang terjadi pada variabel dependen (perilaku peran ekstra). Sementara, variasi lainnya yaitu sebesar 28,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak tercakup dalam penelitian ini.

Implikasi

Implikasi hasil penelitian ini adalah kontribusi literatur yang secara empiris. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah, kualitas kehidupan kerja, dan komitmen organisasional di lingkungan pendidikan sangat penting untuk diperhatikan oleh pihak-pihak yang terkait karena berpengaruh terhadap kesediaan para guru untuk melakukan ekstra peran.

Saran

(13)

2.Saran untuk penelitian selanjutnya adalah perlunya dilakukan pengembangan penelitian ini dengan lingkup yang lebih luas. Di samping itu, perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan variabel -variabel lain yang diduga mempengaruhi perilaku ekstra peran para guru.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, N.J. dan J.P. Meyer. 1991. The Measurement and Antecedents of Affective, Continuance and Normative Commitment to the Organizational. Journal of Occupational Psychology. 63 (1): 1-18.

Alotaibi, A.G. 2001. Antecedents of Organizational Citizenship Behavior: A study of public personnel in Kuwait. Journal Public Personnel Management. Vol. 30 No. 3. pp. 363-376.

Al-Taneiji, S. 2006. Transformational Leadership and Teacher Learning in Model Schools. Journal of Faculty of Education. No. 23: 21-36.

Asgari, M.H., M. Taleghani,. Dan S. Abadikhah. 2012. The orking Life with Organizational Citizenship Behavior of Office of Education Staff in Rash City. Journal of Basic and Applied Scientific Research.

Boerner, S.A. Eisenbeiss, dan D. Gisser. 2007. Follower Behavior and Organizational Performance: The Impact of Transformational Leaders. Journal of Leadership and Organizational Studies. Vol. 13 N0.4.

Covey, S. 2007. The Transformastional Leadership Report. Diakses dari http://www.transformationalleadership.net tanggal 24 Maret 2011

Dewi, I.C., N. dan Herachwati. 2010. Analisis Dampak Kepemimpinan Transaksionl dan Transformasional Terhadap Pembelajaran Organisasi pada PT Bangun Satya Wacana Surabaya. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan. No. 3, Desember.

(14)

Husnawati, A. 2006. Analisis Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan dengan Komitmen dan Kepuasan Kerja Sebagai Intervening Variabel (Studi pada Perum Pegadaian Kanwil VI Semarang). Tesis. Pascasarjana UNDIP Semarang.

Noor, A. 2009. Examining Organizational Citizenship Behvior as the Outcome of Organizational Commitment: A Study of Universities Teachers of Pakistan. Proceedings 2nd CBRC, Lahore, Pakistan. November.

Novliadi. 2006. Organiztional Citizenship Behavior Karyawan Ditinjau dari Persepsi Terhadap Kualitas Interaksi Atasan-Bawahan dan Persepsi Terhadap Dukungan Organisasional. USU Respiratory.

Riggio, R.E. 2000. Introduction to Industrial/Organizational Psychology. Illinois: Scott, Foresman, and Company.

Ross, J.A. dan P, Gray. 2006. Transformational Leadership and Teacher Commitment to Organizational Values: The mediating effects of collective teacher efficacy. School Effectiveness and School Improvement. Vol. 17, No. 2: 179-199.

Susilo. 2007. Hubungan antara Iklim Organisasi dan Perilaku di Luar Peran Kerja pada Dosen Politeknik Semarang. Skripsi Fakultas Psikologi UNDIP Semarang.

Suyanto. 2007. Kepemimpinan Kepala Sekolah di Era Otonomi Pendidikan. Diakses dari http://pakguruonline.pendidikan.net/ kepemimpinan_kepsek.html.

Trisnanigsih. 2007. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Auditor: Motivasi Sebagai variabel Intervening (Studi Empiris pada kantor Akuntan Publik di Jawa Timur). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 6 No. 2 hal. 199-216.

Vandenberg, R.J., & Lance, C.E. 1992. Examining the Causal Order of Job Satisfaction and Organizational Commitment. Journal of Management. 18: 153-167.

(15)

Werther W.B., dan Keith Davis. 1992. Human Resources and Personnel Management. Fourth Edition. Singapore: McGrawHill Book Co.

Gambar

Tabel 1 Hasil Uji F (Simultan)
Tabel 3 Koefisien Determinasi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa musik keroncong yang telah diaransemen atau disesuaikan dengan nada dan irama sama dengan musik klasik terbukti

hubungannya dengan latency (waktu tunda), yaitu total waktu yang diperlukan oleh sebuah paket data untuk berpindah dari dari sumber ke tujuannya. Tinggi rendahnya latency

Like any other sustainable city, Dhaka needs a huge stock of open spaces for urban services or utilities and circulation besides space needed for different

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN PETA KONSEP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Tidak terdapat hubungan yang linear antara peningkatan dosis fraksi air ekstrak etanol daun teh hijau [Camellia sinensis (L.) O.K.] dengan peningkatan efek penurunan

Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) tidak adanya pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas ( current ratio dan quick

Dan dari keseluruhan jenis-jenis ikan yang tertangkap, ada dua jenis ikan yang tertangkap dalam jumlah yang lebih banyak daripada jenis-jenis ikan lainnya yaitu jenis Stolephorus

Kelas yang tersedia sudah mampu digunakan untuk mengakses file dalam bentuk file binary, file text maupun file kompresi zip.. Untuk menghubungkan file yang tersimpan dalam