Volume 14 No 2 November 2013
PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb., salam bahagia dan sejahtera bagi kita semua.
Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berbagai nikmat yang telah
dikarunikan kepada Tim Redaksi, Penulis, semua civitas akademika Fakukltas Teknik
dan semua sumber daya manusia pendukung, Jurnal Pendidikan Teknologi Kejuruan
Volume 14 No. 2 November Tahun 2013 dapat diterbitkan.
Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan tugas pokok seorang dosen. Dengan
tugas pokok ini seorang dosen wajib melakukan aksi untuk menemukan alternatif
tindakan guna menyelesaikan masalah-masalah pendidikan. Bagi dosen Fakultas
Teknik, aksi Tri Dharma Perguruan Tinggi diarahkan untuk perbaikan pendidikan
teknologi dan kejuruan, baik melalui pengajaran, pengabdian dan penelitian. Salah satu
aksi dosen dalam memasyarakatkan hasil penelitiannya adalah dengam mengirimkan
ringkasan hasil penelitian ke jurnal-jurnal penelitian.
Pada Jurnal Pendidikan Teknologi Kejuruan Volume 14 No. 2 Tahun 2013 ini
terhimpun sepuluh tulisan yang berasal dari penelitian dosen atau dosen dan
mahasiswanya dengan pendekatan penelitian yang berbeda-beda. Ada dua tulisan yang
merupakan hasil penelitian dengan pendekatan penelitian tindakan kelas, ada empat
menggunakan pendekatan korelasional, ada dua yang menggunakan pendekatan
evaluasi, dan dua menggunakan pendekatan eksperimen.
Akhirnya Tim Redaksi mengucapkan terima kasih kepada penulis yang
mengirim tulisan hasil penelitiannya dan telah dimuat pada edisi Volume 14 No. 2
Tahun 2013, dan semoga isi Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan ini dapat
bermanfaat.
Wassalam
DAFTAR ISI
Pengembangan Personal Komputer Sebagai Pengendali Peralatan Motor
Listrik
………….….
-11
Amirhud Dalimunthe, Marwan Affandi, dan Uli Basa Sidabutar
Pemilihan Busana Kerja Muslimah Pada Dosen Perempuan Di Iain Sumatera Utara
Medan
…..
-22
Devi Afrianta Pinem dan
Hotmaria Tampubolon
Perbedaan Hasil Jahitan Blus Antara Pola Leeuw Van Rees Dengan Pola M.H Wancik
Untuk Wanita Bertubuh Gemuk
.…
-27
Elvida Siregar
dan Flora Hutapea
Hubungan Penguasaan Teori Koreksi Wajah Dengan Praktek Rias Wajah Pada Siswa
Kelas Xi Smk Negeri 8 Medan
…….
.28-36
Lina Pangaribuan dan Habibah Hanim Lubis
Perbedaan Mutu Hasil Jahitan Bustier Yang Menggunakan 8 Garis Princess Dan 6 Garis
Princess Pada Wanita Bertubuh Gemuk
………. 7
-40
Anna br Ketaren dan Nurmaya Napitu
Hubungan Pengetahuan Desain Busana Dengan Hasil Menggambar Busana Kreasi Pada
Siswa Smk Negeri 8 Medan
………..
.33-40
Dame Elfrida Sianturi dan Rasita Purba
Hubungan Mata Pelajaran Kontruksi Pola Terhadap Praktek Pembuatan Busana
Rekreasi Pada Siswa Kelas Xi Smk Negeri 2 Sibolga Tahun Ajaran
2012/2013
………..
.41-49
Vivi yanti Sihombing
1dan Rosita carolina
Pengembangan model pembelajaran berbasis workshop menggunakan cd pembelajaran
untuk meningkatkan kompetensi menggulung ulang (rewinding) motor listrik pada
matakuliah Mesin listrik di jpte ft unimed
………50
-57
Salman Bintang, Mustamam
Analisis dan kebermaknaan bahan bubur pedas sebagai warisan kuliner melayu Stabat
dan tanjung balai
………..
..58-65
Sartika dan Siti Wahidah
Perbedaan Hasil Belajar Memilih Bahan Baku Busana Antara Yang Diajarkan Dengan
Metode Index Card Match Dan Metode Konvensional Siswa Kelas X Smk Negeri 8
Medan
……
.66-73
Putri Rahayu S dan Surniati Chalid
\
A. Penyerahan Naskah
Naskah yang akan diterbitkan dalam Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan, harus memenuhi ketentuan berikut :
1. Naskah diserahkan dalam dua media CD dan print out. Pengetikan naskah menggunakan Microsoft Word dan ber-extension DOC atau RTF. CD dan print out yang sudah dikirim menjadi milik Tim Redaksi
2. Naskah harus disertai dengan pernyataan penulis, bahwa naskah belum pernah diterbitkan, sedang diproses atau ditolak oleh majalah lainnya.
3. Naskah harus disertai dengan pernyataan penulis, bahwa naskah tidak plagiat. 4. Naskah diterima 2 (dua) bulan sebelum waktu penerbitan untuk dikoreksi
5. Page Setup: portrait A4, kanan 2,5 cm, kiri 3 cm, Atas 2.5 cm, bawah 3 cm. Format 2 kolom, Spacing kolom 0,5 cm
B. Penulisan Naskah
1. Judul Naskah : Kapital (Title Case), Arial 14pt (Bold), Posisi Center
2. Nama Penulis : Kapital Sesuai dengan kaidah EYD, tanpa gelar, Time New Roman 12pt (bold) center, Keterangan tentang penulis (jabatan keanggotaan) dicantumkan pada catatan kaki
3. Abstrak dan kata kunci : Abstrak Time New Roman 12pt (bold) center, isi abstrksi 10pt, justify (rata kiri-kanan) tanpa ada pemenggalan kata di akhir baris. Sedangkan kata kunci Time New Roman 10pt (bold)
C. Isi Naskah
Meliputi: Pendahuluan, Masalah, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, Analisis, Hasil Pembahasan, Kesimpulan
Sub Judul Tingkat 1 Huruf Time New Roman , 12pt bold Sub Judul Tingkat 2 Huruf Time New Roman , 10pt bold
D. Isi Paragraf
1. Penulisan simbol matematis dan kata teknik sesuai yang umum dipakai dan system yang dipakai adalah system satuan internasional (SI)
2. Naskah bahasa Indonesia diketik sesuai EYD dan kata – kata yang dipergunakan merupakan bahasa kata baku ( sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia )
3. Gambar dan tabel harus didekatkan dengan keterangan, harus diberi judul (Arial 9pt) dan diber nomor urut
E. Referensi
37
PERBEDAAN MUTU HASIL JAHITAN BUSTIER YANG
MENGGUNAKAN 8 GARIS PRINCESS DAN 6 GARIS PRINCESS
PADA WANITA BERTUBUH GEMUK
Anna br Ketaren
1)dan Nurmaya Napitu
2)Abstrak
Pendahuluan
Perkembangan zaman dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) mendorong orang untuk lebih ekstra dalam
penampilan. Orang dapat dikenal karena
penampilannya, tingkah-lakunya, suara, cara seseorang berpakaian, kesukaannya, dan lain-lain. Hal ini merupakan pribadi seseorang. Suara seseorang, cara dia berjalan, cara seseorang berpakaian merupakan ciri-ciri khas seseorang yang membedakan dirinya dari orang lain. Penampilan yang serasi dengan busana yang trendi adalah idaman setiap orang. Pilihan berbusana masa kini sangat bervariasi tetapi tidak semuanya dapat digunakan dan nyaman dipakai. Wanita gemuk merupakan wanita yang memiliki banyak masalah terhadap busana, keinginan untuk penampilan yang serasi dan menutupi kekurangan bentuk tubuh merupakan hal penting.
Mendapatkan penampilan yang sesuai dengan kesempatan harus menggunakan jenis busana yang tepat. Busana dapat digolongkan
menjadi 2 jenis, yaitu busana dalam dan busana luar. Menurut Fermina (2008) Busana dalam digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu busana yang langsung dipakai diatas kulit badan, busana yang dipakai dirumah, dan busana bayi. Bustier dapat diartikan dengan busana dalam atau busana luar karena sudah berubahnya fungsi busana tersebut. Bustier pada abab ke 19 merupakan busana dalam tapi pada tahun 1980-an bustier sudah berubah fungsi menjadi busana luar.
Menurut Poespo (2009) bustier merupakan bagian dari pakaian dalam yang terkenal karena variasi bentuknya sejak awal abad ke-19,
sebagian busana berpinggang ramping
terinspirasi dari sebuah bra dan kamisol. Selanjutnya dijelaskan bahwa Bustier (Irma, 2011) pakaian dalam wanita mirip korset yang ketat membentuk tubuh memperkecil pinggang sekaligus membuat payudara lebih penuh, biasa dipermanis renda, pita dan sebagainya. Dalam
perkembangan mode, bustier mengilhami
munculnya model serupa sebagai busana luar
Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui mutu hasil jahitan bustier yang menggunakan 8 garis princess pada wanita bertubuh gemuk. (2) Untuk mengetahui mutu hasil jahitan bustier yang menggunakan 6 garis princess pada wanita bertubuh gemuk. (3) Untuk mengetahui perbedaan mutu hasil jahitan bustier yang menggunakan 8 garis princess dan 6 garis princess pada wanita bertubuh gemuk. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita bertubuh gemuk dengan indeks masa tubuh > 25 (kg/ .Subjek penelitian ini mahasiswa Universitas Negeri Medan dengan ITM > 25 (kg/ . Objek penelitian adalah 10 mutu hasil jahitan bustier yang menggunakan 8 garis princess dan 10 mutu hasil jahitan bustier yang menggunakan 6 garis princess.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, untuk melihat perbedaan mutu hasil jahitan bustier hasil jahitan bustier yang menggunakan 8 garis princess dan 6 garis princess.variabel penelitian ini menggunakan dua variabel, hasil bustier dengan menggunakan 8 garis princess (X1) dan hasil bustier dengan mengunakan 6 garis princess ( X2). Instrument penelitian yang digunakan lembar penilaian yang dibagikan ke lima pengamat dengan indikator penilaian yang berisi butir-butirpernyataan yang berkaitan dengan mutu hasil jahitan bustier yang dilihat secara keseluruhan, untuk mengetahui validitas lembar pengamatan maka dilakukan uji kesepakatan. Untuk menguji normalitas data digunakan uji lilliefors yaitu Lhitung (Lo)< Ltabel yakni 0,0388< 0,258 yang artinya data ubahan hasil jahitan bustier yang menggunakan 8 garis princess pada wanita bertubuh gemuk berdistribusi normal dan Lhitung (Lo)< Ltabel yakni 0,1019 < 0,258 yang artinya data ubahan hasil jahitan bustier yang menggunakan 6 garis princess pada wanita bertubuh gemuk berdistribusi normal. Untuk menguji homogenitas dilakukan dengan kesamaan dua varians maka diperoleh Fhitung (2,42) < Ftabel (3,18). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kedua sampel yaitu hasil jahitan bustier yang menggunakan 8 garis princess dan 6 garis princess pada wanita bertubuh gemuk mempunyai varians yang sama (homogen).
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji-t diperoleh bahwa thitung sebesar 10,25 sedangkan ttabel 1,73 terlihat thitung>ttabel yaitu (10,25>1,73). Sesuai dengan kriteria penerimaan dan penolakkan hipotesis, maka hipotesis kerja (Ha) yang diajukan diterima pada taraf signifikan 5%. Dengan demikaian dinyatakan terdapat Perbedaan mutu hasil jahitan bustier yang menggunakan 8 garis princess dan 6 garis princess pada wanita bertubuh gemuk.
Perbedaan Mutu Hasil Jahitan Bustier Yang Menggunakan 8 Garis Princess Dan 6 Garis Princess Pada Wanita Bertubuh Gemuk
38
(bukan pakaian dalam). Di Indonesia bustier dikenakan sebagai busana dalam saat berkebaya dimana penampilan seseorang akan terlihat lebih elegan Mendapatkan busana dengan mutu baik dapat dilihat dari hasil penyelesaian teknik pembuatan tersebut. Dimana kita ketahui juga banyak teknik untuk menjahit suatu busana, tetapi untuk mendapatkan busana yang layak untuk digunakan memerlukan proses yang panjang juga.Dalam mutu busana hasil jahitan haruslah rapi, tidak berkerut, hasil jahitan dapat bertahan lama, tidak longgar dan tidak tertarik dibadan, memberi kenyamanan pada sipemakai dan memberi keindahan. Menurut Kaniah, seorang guru produktif di Jurusan Tata Busana di SMK Negeri 8 Medan mengatakan busana bustier yang baik adalah pada bagian dada tidak terlalu longgar atau ketat, cup harus sesuai ukuran buah dada dan dapat menopang dada. Pada bagian pinggang dapat memberi efek langsing pada bagian depan atau pada bagian belakang. Pada bagian panggul harus pas tidak longgar, tidak ketat dan tidak kepanjangan pada panggul belakang atau pada bagian depan. Sisi bustier harus terletak tegak lurus pada bagian atas maupun pada bagian bawah. Pada resleting/tutup tarik harus sesuai sebagai pengganti sisi jika diletakkan disisi dan tidak gelembung. Dan pada bagian punggung harus memberi kenyamanan, pas tidak longgar, tidak sempit, tidak keturunan dan dapat mengencangkan dada dari belakang.
Proses pembuatan bustier tidaklah mudah, membutuhkan ketelitian dan kesabaran agar dapat menghasilkan bustier yang pas, kerapian dan kenyamanan dalam pemakaian. Didalam bustier memiliki bagian-bagian seperti boning, cup, interlining, interfacing, bahan utama dan bahan pendukung lainnya. Boning atau tulang merupakan salah satu bagian korset yang membentuk badan dan memberikan kekakuan
(sumber: http://en.wikipedia.
org/wiki/Bone_(corsetry).
Pembuatan bustier perlu menggunakan boning, untuk membentuk badan yang dinginkan. Pada pembuatannya, digunakan pada garis
princess yang berpengaruh dalam hasil
pembuatan bustier.
Saat peneliti mengamati kebeberapa
tempat acara pesta , terdapat contoh bustier yang menggunakan 8 garis princess dan 6 garis princess dengan menggunakan 2 boning disetiap potongannya.
Princess line (garis princess) merupakan garis pengganti (koup nat) yang memberi efek
melangsingkan tubuh (Dyahtri, 2005), hal ini sesuai dengan pendapat Isyanti (2004) princess line adalah busana dengan jahitan disepanjang bagian kiri dan kanan busana (kupnat) yang berfungsi untuk membuat siluet tubuh tampak lebih ramping.
Seseorang termasuk dalam kategori
kegemukan bila terjadi ketidak seimbangan antara tinggi badan, berat badan, dan umur. Menurut Anita (2012), orang Eropa memilki batas overweight 25 dan batas obesitas 30. Diatas 25 disebut overweight, lebih dari 30 disebut obesitas. Sementara orang Asia, 23 sudah disebut overweight, 25 disebut obesitas, batas bawah
18,5 jadi, IMT normal orang Asia adalah 18,5 –
23. Keinginan wanita gemuk untuk
berpenampilan serasi dan menutupi kekurangan, maka wanita gemuk gemuk hendaklah berbusana yang dapat menutupi kekurangan. Menurut
Fermina (2008) wanita bertubuh gemuk
sebaiknya menggunakan pakaian dengan garis vertikal atau disebut dengan princess line, maka dari kesimpulan diatas adanya persamaan fungsi bustier dan garis princess, yaitu memberi efek melangsingkan dan efek meninggikan bentuk tubuh. Banyaknya garis princess yang digunakan, maka akan memberi efek langsing dan tinggi, dan banyaknya garis princess yang digunakan pada bustier maka lebih banyak mengunakan tulang/boning.
Di masyarakat terdapat busteir yang mengunakan 8 garis princess dan 6 garis princess yang digunakan untuk memperindah dan menutupi kekurangan bentuk tubuh agar lebih indah. Maka dari pernyataan-pernyataan diatas,
peneliti terasa tertarik untuk meneliti
sejauhmana: “perbedaan mutu hasil jahitan
bustier yang menggunakan 8 garis princess dan 6
garis princess pada wanita bertubuh gemuk”.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Labotorium
Pendidikan Tata Busana Jurusan PKK
Universitas Negeri Medan (UNIMED) dan dilaksanakan pada bulan April 2013.
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Negeri Medan yang memiliki IMT >25 kg/m2.
Perbedaan Mutu Hasil Jahitan Bustier Yang Menggunakan 8 Garis Princess Dan 6 Garis Princess Pada Wanita Bertubuh Gemuk
39
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yang dimaksud untuk melihat perbedaan mutu hasil jahitan bustier hasil jahitan bustier 4 yang menggunakan 8 garis princess dan 6 garis princess. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi yang berisi skor-skor yang berkaitan dengan hasil jahitan bustier untuk tubuh gemuk. Pengamat dilakukan oleh 5 orang observer (pengamat) yang dianggap ahli dalam bidang bustier.Dalam penelitian ini pengamat atau observer yang digunakan sebanyak 5 orang
pengamat, guna menghindari bias pada
pengukuran. Untuk penilaian apakah kelima pengamat atau observer yang digunakan untuk mengumpulkan data penilaian memiliki kualitas yang sama maka diperlukan uji kesepakatan lima orang ahli. Untuk menguji kesepakatan ini dilakukan dengan analisis varians (ANAVA) satu jalur.
Dengan prosedur penelitian seperti
dibawah ini Keterangan: = Tidak diteliti.
= Diteliti
Analisis data dilakukan untuk memberi
interpretasi terhadap hipotesis penelitian.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan rata-rata (mean), simpangan
baku dan distribusi frekuensi.
2. Mengidentifikasi tingkat kecenderungan
ubahan penelitian.
3. Melakukan uji persyaratan analisis
a. Uji Normalitas dengan uji Lilliefors
b. Uji Homogen dengan uji Homogenitas
4. Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t yaitu hasil perhitungan akan diuji pada taraf
signifikasi 5% atau α = 0,05. Ketentuan yang digunakan adalah jika to > tt(0,05) pada taraf signifikan 5%, berarti ada perbedaan hasil jahitan bustier yang menggunakan 8 garis princess dengan 6 garis princess hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan Ubahan hasil penelitian hasil jahitan bustier maka ditemukan deskripsi data. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan uji lilifors ditemukan data berdistribusi normal.
Berdasarkan Hasil uji homogen dengan menggunakan uji homogenitas ditemukan data berdistribusi normal yaitu harga Fhitung dan Ftabel (9,9) dengan taraf signifikas 5% yaitu sebesar 3,18.oleh karena diperoleh Fhitung (2,42) < Ftabel (3,18). Setelah persyaratan uji
normalitas, uji homogen terpenuhi maka
selanjutnya dilakukan uji hipotesis diatas dilakukan, dengan menggunakan rumus uji-t (uji beda rata-rata). Kriteria pengujian adalah Ho diterima jika thitung > ttabel. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung =10,25. Setelah dibandingkan dengan ttabel = 1,73 pada taraf signifikan 5 % maka thitung>ttabel = 10,25 > 1,73 . Sesuai dengan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis, maka hipotesis kerja (Ha) yang diajukan diterima pada taraf signifikan 5%, dengan demikian dinyatakan terdapat perbedaan mutu hasil jahitan bustier yang menggunakan 8 garis princess dan 6
garis princess pada wanita bertubuh gemuk
.
Pembahasan
Berdasarkan pembahasan penilaian
penelitian setiap indikator terdapat 1 atau 4,76% dari semua indikator penilaian hasil jahitan bustier terdapat bustier yang menggunakan 6 garis princess lebih baik dari bustier yang menggunakan 8 garis princess, dan terdapat 1 atau 4,76% dari semua indikator penilaian hasil
jahitan bustier terdapat bustier yang
menggunakan 8 garis princess lsama baik dengan bustier yang menggunakan 6 garis princess dan terdapat 19 atau 90.47% dari semua indikator penilaian hasil jahitan bustier terdapat bustier yang menggunakan 8 garis princess lebih baik dari bustier yang menggunakan 6 garis princess, maka secara keseluruhan hasil jahitan bustier yang mengunakan 8 garis princess lebih baik dari bustier yang menggunakan 6 garis princess.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
diuraikan, maka disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil jahitan bustier yangmenggunakan 8
garis princess cenderung tinggi. Hal ini
berdasarkan hasil perhitungan uji
kecenderungan dimana terdapat 10 atau 100% termasuk kategori sangat memuaskan dalam
kategori memuaskan, kategori cukup
memuaskan , dan kategori kurang memuaskan tidak ada dari hasil perhitungan rata-rata hasil jahitan bustier dengan 8 garis princess pada wanita bertubuh gemuk, hal ini diperkuat dimana jumlah responden pada kategori sangat memuaskan dan memuaskan 100% >
jumlah responden berkategori cukup
Perbedaan Mutu Hasil Jahitan Bustier Yang Menggunakan 8 Garis Princess Dan 6 Garis Princess Pada Wanita Bertubuh Gemuk
40
2. Hasil jahitan bustier yang menggunakan 6
garis princess cenderung tinggi. Hal ini
berdasarkan hasil perhitungan uji
kecenderungan dimana terdapat terdapat 8
atau 80% termasuk kategori sangat
memuaskan dan 2 atau 20% dalam kategori
memuaskan sedangkan kategori cukup
memuaskan dan kurang memuaskan tidak ada dari hasil perhitungan rata-rata hasil jahitan bustier dengan 6 garis princess pada wanita bertubuh gemuk, hal ini diperkuat dimana jumlah responden pada kategori sangat memuaskan dan memuaskan 100% > jumlah responden berkategori cukup memuaskan dan
kurang memuaskan 0%, atau Mhitung > Mideal
yaitu 54,72 > 42 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil jahitan bustier dengan 6 garis princess cenderung sangat memuaskan
3. Berdasarkan hasil analisis ada uji-t diketahui bahwa terdapat perbedaanmutu hasil jahitan bustier yang menggunakan 8 garis princess dan 6 garis princess pada wanita bertubuh gemuk sebesar 10,25.
Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini disarankan antara lain; Diharapkan wanita bertubuh gemuk mengunakan bustier yang mengunakan 8 garis princess dari pada bustier yang menggunakan 6 garis princess untuk
menutpi kekurangan bentuk tubuh
.
Daftar Pustaka
Adiva. 2012. Istilah-Istilah Mode.
http://adivamode.wordpress.com/2012/03/
24/istilah-istilah-mode/
Agus. 2006. Statistik Konsep Dasar &
Aplikasinya. Jakarta: Kencana, 2006
Alfikasanah. 2012. Kamus Busana.
http://alfikasanah.blogspot.com/ (1Juli
2012)
Anita 2012. Cara Benar Diet. Yogyakarta: Solusi Distribusi Carapedia. Menhitung
Berat Badan Ideal. http://
carapedia.com/menghitung_berat_badan_i deal_inf o687. tml
Dahlia. 2011. Gaya Hidup. http://
gayahidup.inilah.com/read/detail/1195782/ tampil-seksi-denganbustier/(20 juli 2012) Dian. 2010. Kamus Mode. Jakarta: Dian Rakyat. Djati Pratiwi. 2001. Pola Dasar Pecah Pola.
Jakarta: Kanisius
Dyahtri .2005 . Pesona Kebaya Modern. Jakarta: Puspa Swara.
Fermina & Nurhayati. 2008. Pengetahuan Busana. Medan: UNIMED
Indah & meta. 2012. Kerempeng Mana Keren. Surabaya : Tribbun Media Irma & dkk . 2011. Kamus Mode Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Isyanti. 2004.Check Your Body And Make It. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Jennie. 2013.
Majalah Kebaya Edisi 019/th.II/ Mei – Juni
2013. Jakarta Kaniah. 2013. Bustier dan Garis princess (wawancara). Medan Nyoman. 2012. Metode Penelitian.Yogyakarta :
Andi Philsplaything. Lingerie Types.
http://www.philsplaythings.com/Li
ngerie-Types.php (1 Juli 2012).
Poespo . 2009 . A To Z Istilah Fashion. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Rita & dkk. 2008. 17 Alternatif Untuk Langsing. Jakarta: Niaga Swadaya.
Sangar busana Nd Gunawan. 2013. Bustier (wawancara). Medan. Shintadiharjo. 2008.
Bustier Pink.
http://shintadihardjo.blogspot.com/200811 / bustier-pinky.html (1 Juli 2012)
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiono. 2003. Metode Penelitian Administrasi . Bandung : Alfabeta
Sukardi. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Tuneeca. 2012. Princess
Line. http://www. facebook. com/tuneeca/
posts/ 1015121410428 8368 (1 Juli 2012) Ulung. 2010. All About Wendding. Jakarta: Pt
Gramedia Pustaka Utama Vanessa. Guide Tolingerie.
http://www.treasuredtemptations.com /
guide_to_lingerie.htm (1 Juli 2012).
Wikipedia. Bone (Corsetry). http://en. wikipedia.