ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA SIKAP DISIPLIN BELAJAR SISWA DAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR
SISWA
Studi Kasus pada Siswa-Siswi “SMK Sanjaya Pakem” Jl. Kaliurang Km. 17 Pakem, Sleman, Yogyakarta
Yosef Wisnu Siwi Kurniawan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara: (1) sikap disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar siswa; (2) lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi belajar siswa; (3) lingkungan belajar siswa di sekolah dengan prestasi belajar siswa; (4) lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa; (5) sikap disiplin belajar siswa, lingkungan belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar siswa di sekolah, lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa-siswi SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta pada bulan Mei 2007. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMK Sanjaya Pakem. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas II berjumlah 98 siswa. Teknik penentuan sampel yaitu purposive sampling. Teknik pengumpulan data digunakan adalah kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data adalah analisis regresi ganda.
Hasil dari analisis data adalah sebagai berikut: (1) ada hubungan positif dan signifikan antara sikap disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar siswa (thitung= 2,726>ttabel=1,661); (2) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi belajar siswa (thitung= 2,337>ttabel=1,661); (3) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa di sekolah dengan prestasi belajar siswa (thitung= 2,469>ttabel=1,661); (4) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa (thitung= 2,414>ttabel=1,661); (5) ada hubungan positif dan signifikan antara sikap disiplin belajar siswa, lingkungan belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar siswa di sekolah, lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa (Fhitung= 13,897>Ftabel=2,471).
ABSTRACT
THE RELATIONSHIPS BETWEEN THE ATTITUDE OF STUDENTS’ LEARNING DICIPLINE, STUDENTS’ LEARNING ENVIRONMENT AND
STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT
A Case Study at Students of “SMK Sanjaya Pakem” Jl. Kaliurang Km. 17 Pakem, Sleman, Yogyakarta
Yosef Wisnu Siwi Kurniawan Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
The aims of this research are to know wheter there is positive relationship between: (1) the attitude of students’ learning dicipline and students’ learning achievement; (2) students’ learning enviroment at family context and students’ learning achievement; (3) students’ learning enviroment at school context and students’ learning achievement; (4) students’ learning enviroment at society context and students’ learning achievement; (5) the attitude of students’ learning dicipline, students’ learning enviroment at family context, students’ learning enviroment at school context, students’ learning enviroment at society context in relationship with students’ learning achievement.
This research was conducted at SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta in May, 2007. The researh population was the entirely of SMK Sanjaya Pakem students. The samples were 98 second year students of SMK Sanjaya Pakem. The sampling method was purposive sampling. The data analysis techique was multiple regression analysis.
The results of the data analysis were: (1) there was a positive and significant relationship between the attitude of students’ learning dicipline and students’ learning achievement (tcount=2,726>ttable=1,661); (2) there was a positive and significant relationship between students’ learning enviroment at family context and students’ learning achievement (tcount=2,337>ttable=1,661); (3) there was a positive and significant relationship between students’ learning enviroment at school context and students’ learning achievement (tcount=2,469>ttable=1,661); (4) there was a positive and significant relationship between students’ learning enviroment at society context and students’ learning achievement (tcount=2,414>ttable=1,661); (5) there was a positive and significant relationship betweenthe attitude of students’ learning dicipline, students’ learning enviroment at family context, students’ learning enviroment at school context, students’ learning enviroment at society context in relationship with students’ learning achievement (Fcount=13,897>Ftable=2,471).
HUBUNGAN ANTARA SIKAP DISIPLIN BELAJAR SISWA
DAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus Pada SMK Sanjaya Pakem Sleman Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
YOSEF WISNU SIWI KURNIAWAN NIM: 021334074
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
Motto
Sesungguhnya hidup adalah proses jatuh bangun
diantara mimpi dan kenyataan
Masa lalu adalah kenangan, masa depan
adalah misteri, dan masa sekarang adalah
paling berharga. Waktu tidak akan bisa
kembali.
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan untuk:
Allah Bapa di surga
Bapak dan Ibu
Saudara-saudarakoe
Hatikoe
Sobat-sobatkoe
Almamater
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA SIKAP DISIPLIN BELAJAR SISWA DAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR
SISWA
Studi Kasus pada Siswa-Siswi “SMK Sanjaya Pakem” Jl. Kaliurang Km. 17 Pakem, Sleman, Yogyakarta
Yosef Wisnu Siwi Kurniawan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara: (1) sikap disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar siswa; (2) lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi belajar siswa; (3) lingkungan belajar siswa di sekolah dengan prestasi belajar siswa; (4) lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa; (5) sikap disiplin belajar siswa, lingkungan belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar siswa di sekolah, lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa-siswi SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta pada bulan Mei 2007. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMK Sanjaya Pakem. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas II berjumlah 98 siswa. Teknik penentuan sampel yaitu purposive sampling. Teknik pengumpulan data digunakan adalah kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data adalah analisis regresi ganda.
Hasil dari analisis data adalah sebagai berikut: (1) ada hubungan positif dan signifikan antara sikap disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar siswa (thitung= 2,726>ttabel=1,661); (2) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi belajar siswa (thitung= 2,337>ttabel=1,661); (3) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa di sekolah dengan prestasi belajar siswa (thitung= 2,469>ttabel=1,661); (4) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa (thitung= 2,414>ttabel=1,661); (5) ada hubungan positif dan signifikan antara sikap disiplin belajar siswa, lingkungan belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar siswa di sekolah, lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa (Fhitung= 13,897>Ftabel=2,471).
ABSTRACT
THE RELATIONSHIPS BETWEEN THE ATTITUDE OF STUDENTS’ LEARNING DICIPLINE, STUDENTS’ LEARNING ENVIRONMENT AND
STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT
A Case Study at Students of “SMK Sanjaya Pakem” Jl. Kaliurang Km. 17 Pakem, Sleman, Yogyakarta
Yosef Wisnu Siwi Kurniawan Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
The aims of this research are to know wheter there is positive relationship between: (1) the attitude of students’ learning dicipline and students’ learning achievement; (2) students’ learning enviroment at family context and students’ learning achievement; (3) students’ learning enviroment at school context and students’ learning achievement; (4) students’ learning enviroment at society context and students’ learning achievement; (5) the attitude of students’ learning dicipline, students’ learning enviroment at family context, students’ learning enviroment at school context, students’ learning enviroment at society context in relationship with students’ learning achievement.
This research was conducted at SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta in May, 2007. The researh population was the entirely of SMK Sanjaya Pakem students. The samples were 98 second year students of SMK Sanjaya Pakem. The sampling method was purposive sampling. The data analysis techique was multiple regression analysis.
The results of the data analysis were: (1) there was a positive and significant relationship between the attitude of students’ learning dicipline and students’ learning achievement (tcount=2,726>ttable=1,661); (2) there was a positive and significant relationship between students’ learning enviroment at family context and students’ learning achievement (tcount=2,337>ttable=1,661); (3) there was a positive and significant relationship between students’ learning enviroment at school context and students’ learning achievement (tcount=2,469>ttable=1,661); (4) there was a positive and significant relationship between students’ learning enviroment at society context and students’ learning achievement (tcount=2,414>ttable=1,661); (5) there was a positive and significant relationship betweenthe attitude of students’ learning dicipline, students’ learning enviroment at family context, students’ learning enviroment at school context, students’ learning enviroment at society context in relationship with students’ learning achievement (Fcount=13,897>Ftable=2,471).
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas segala berkat dan
rahmat-Nya yang berlimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi yang berjudul “Hubungan antara Sikap Disiplin Belajar Siswa dan
Lingkungan Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa ”. Studi kasus pada SMK
Sanjaya Pakem Sleman.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan,
semangat dan doa dari berbagai pihak yang sangat mendukung penulis dalam
penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis ingin
menyampaiakan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan dan
Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakata.
4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang
dengan sabar dan meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan
nasehat, kritik dan saran, serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan
skripsi ini sampai selesai.
5. Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A. yang telah bersedia menyumbangkan saran
dan masukan yang sangat berarti kepada penulis dalam penyelesaian skripsi
ini dan terima kasih atas bantuannya.
6. Ibu Natalina Premastuti B, S.Pd. yang telah bersedia menyumbangkan saran
dan masukan yang sangat berarti kepada penulis dalam penyelesaian skripsi
ini.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmunya dan
mendidik saya sehingga berguna untuk masa depan saya.
8. Mba’ Aris dan Pak Wawi yang telah melayani dan membantu selama
menyelesaikan pendidikan di Univeritas Sanata Dharma Yogyakarta..
9. Bapak Y. Supriyadi, BcHk, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMK SANJAYA
PAKEM yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian di sekolah tersebut.
10.Seluruh siswa SMK SANJAYA PAKEM yang telah bersedia memberikan
waktu dan tempat untuk melakukan penelitian khususnya bagi siswa kelas II.
11.Beloved parents, Bapak dan Ibu, terima kasih atas segala-galanya hingga aku
bisa jadi sarjana. Matur nuwun nggih Pak Bu.
12.SimbokKu (Alm)... Walau cepet marah tapi punya maksud baek kepada
cucu-cucunya. Semoga tenang di Surga. Amien...
13.My Brothers M’ Gega, M’ Kresno en D, Bayu... terima kasih atas dukungan
dan dorongannya. Damai selalu...
14.My dearest... Vian, wah akhirnya ga sia-sia perjuangan qta selama ini,
thank’s atas kasihmu DEAJENG.
15.Bala Kontrakan PRINGWULUNG. Goesoer, Grandong, Pitrae, Joko Kendil,
Yoyok, Sodron, Plenthusss, Solopoxs, Anson, Kingiss...wah rame banget
kontrakane.
16.Temen-temen edan. Bangun, Yoyok Suoroso, Tongjink, Bimo Gereh, Budi,
Pelo, Jimin, Poegoeh, Sulist, Feta, Figo....dan laen-laen. Dimana sekarang
kalian. Masih podo edan ora...ayo bertobat. (HIPPIES 99 en LGZ 00).
17.Bala sepuh. Simbah Mrican, Tiong, Slamet Man 97, Ndup-Ndup. Akhire podo
sadar.
18.X-JB 02. Bule, Kobo, Memek, Katrexs, Dodiexs, Harto Ndeso, Radiexs,
Gendhel, Sipiet, Sipur, Unyil, Bayu Ponijan, Komo, Sapto...podo lali
meneh jenenge. Nek wis podo sukses ojo lali boss.
19.Temen-temen seperjuangan. Lamdos (Nuwun bantuane), Dwi D.P. (Komputer
membawa berkah neh), Lusi dan Plenthus (sori ngganggu yo en ngrepotin),
Yoyok Klaten (Malem jadi rame yo), Bowo en Boem (wah impiane terwujud).
MM (wah janjinya mana).
20.Teman-teman PAK B 02. Goris, Wiwin, Yuni, Adi, Didik, Yuni, Si Pox, Imas,
Eri, Muntari, Irma, Fanya, Kris Sum, Fera, Rena, Indri, Iin dan el-el. Ayo
kompak!!!....ojo leda-lede wae.
21.WadhaZ Crew. Panut, Trindil, Kampret, Kacung, Wedhus, Tengbret, Kuru,
Blandar. Kapan menang, nek menang pas bon-bonan.
22.Seluruh PAK 2002. ayo cepat lulus....
23.Pihak-pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terima kasih untuk
doa, dukungan, dan perhatiannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari
sempurna, sehingga masih perlu dikaji dan dikembangkan secara lebih lanjut.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
konstuktif. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, 4 Oktober 2007
Penulis
Yosef Wisnu Siwi Kurniawan
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI... xiii
DAFTAR BAGAN ... xvi
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II : TINJAUAN TEORETIK ... 9
A. Kajian Teoretik... ... 9
1. Prestasi Belajar ... 9
2. Disiplin Belajar ... 13
3. Lingkungan Belajar ... 17
a. Lingkungan Keluarga ... 18
b. Lingkungan Sekolah ... 23
c. Lingkungan Masyarakat ... 29
B. Kajian Penelitian Yang Relevan ... 32
C. Kerangka Berpikir... 33
D. Rumusan Hipotesis ... 35
BAB III : METODE PENELITIAN ... 37
A. Jenis Penelitian... 37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 37
D. Populasi dan Sampel ... 38
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ... 39
F. Teknik Pengumpulan Data ... 45
G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 46
H. Teknik Analisis Data ... 51
BAB IV : HASIL TEMUAN LAPANGAN... 57
A. Gambaran Umum Sekolahan ... 57
B. Status SMK Sanjaya Pakem ... 59
C. Visi dan Misi Sekolahan ... 60
D. Kepala Sekolah ... 61
E. Guru-Guru ... 62
F. Pegawai Tata Usaha, Kesehatan Sekolah dan Perpustakaan ... 63
G. Siswa SMK Sanjaya Pakem ... 64
H. Fasilitas Sekolah ... 64
I. Majelis Sekolah... 66
J. Implikasi dari Struktur Kurikulum Pendidikan Kejuruan.. 67
K. Ketentuan Pelaksanaan ... 68
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 70
A. Deskripsi Data... 70
B. Analisis Data ... 78
1. Uji Normalitas ... 79
2. Uji Linearitas ... 80
C. Uji Hipotesis ... 81
D. Pembahasan ... 86
BAB VI : KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN ... 95
A. Kesimpulan ... 95
B. Keterbatasan Penelitian... 96
C. Saran-saran... 97
DAFTAR PUSTAKA... 98
LAMPIRAN ... 101
DAFTAR BAGAN
Bagan III.1 Hubungan antara sikap disiplin belajar, lingkungan belajar di
keluarga, lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar
siswa... 35
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Skor Pertanyaan ... 40
Tabel III.2 Tabel Kisi-kisi kuesioner sikap disiplin belajar siswa ... 41
Tabel III.3 Tabel Kisi-kisi kuesioner lingkungan belajar siswa di keluarga ... 42
Tabel III.4 Tabel Kisi-kisi kuesioner lingkungan belajar siswa di sekolah ... 43
Tabel III.5 Tabel Kisi-kisi kuesioner lingkungan belajar siswa di masyarakat . 44
Tabel III.6 Rangkuman uji validitas sikap disiplin belajar siswa ... 48
Tabel III.7 Rangkuman uji validitas lingkungan belajar di keluarga... 48
Tabel III.8 Rangkuman uji validitas lingkungan belajar di sekolah ... 49
Tabel III.9 Rangkuman uji validitas lingkungan belajar di masyarakat ... 49
Tabel V.1 Distribusi frekuensi sikap disiplin belajar siswa... 70
Tabel V.2 Sikap disiplin belajar... 71
Tabel V.3 Distribusi frekuensi lingkungan belajar di keluarga ... 72
Tabel V.4 Lingkungan belajar di keluarga... 73
Tabel V.5 Distribusi frekuensi lingkungan belajar di sekolah... 74
Tabel V.6 lingkungan belajar di sekolah ... 75
Tabel V.7 Distribusi frekuensi lingkungan belajar di masyarakat... 75
Tabel V.8 Lingkungan belajar di masyarakat ... 76
Tabel V.9 Distribusi frekuensi prestasi belajar siswa ... 77
Tabel V.10 Prestasi belajar siswa ... 78
Tabel V.11 Hasil pengujian normalitas ... 79
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Koesioner... 100
Lampiran 2 Validitas dan Reabilitas... 105
Lampiran 3 Data induk ... 113
Lampiran 4 Linieritas dan Normalitas ... 127
Lampiran 5 Daftar Distribusi Frekuensi ... 129
Lampiran 6 Regresi Berganda ... 140
Lampiran 7 Tabel-Tabel... 142
Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian ... 146
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini pendidikan merupakan kebutuhan yang mutlak bagi
peningkatan kualitas masyarakat suatu negara. Pendidikan juga merupakan
salah satu cara untuk mencapai masa depan dan memberikan bekal kepada
seseorang agar potensinya dapat berkembang secara optimal. Pendidikan
menjadi salah satu sektor penentu keberhasilan poembangunan nasional, baik
upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia seutuhnya,
sebagai media informasi ilmu pengetahuan, budaya dan nilai-nilai yang positif
dari satu generasi selanjutnya dalam rangka kemajuan bangsa dan negara,
maupun dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasioinal.
Pendidikan adalah bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada
orang yang belum dewasa, supaya dia mencapai kedewasaan (Winkel
2004:27). Bantuan yang diberikan oleh pendidik itu berupa itu berupa
pendampingan, yang menjaga agar anak didik belajar hal-hal yang positif,
sehingga dapat mengalami perkembangan pada anak didik. Dalam proses
belajar, anak didik akan mengalami perubahan yang disebabkan oleh berbagai
faktor seperti siswa, keluarga, sekolah, masyarakat dan juga faktor yang lain
menunjang proses belajar seperti fasilitas-fasilitas di sekolah, peralatan
sekolah yang memadai dan sebagainya.
Fenomena-fenomena atau gejala-gejala yang terjadi di SMK SANJAYA
PAKEM dengan sehubungan penelitian yang akan dilakukan berdasarkan
pengamatan dan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, peneliti
menemukan berbagai permasalahan yang mempengaruhi prestasi siswa di
SMK SANJAYA PAKEM. Salah satu permasalahan adalah sikap disiplin
siswa dalam belajar baik di rumah maupun di sekolah. Sikap disiplin yang
dimiliki siswa tersebut berbeda-beda, ada yang kurang menanamkan sikap
disiplin di sekolah dan ada juga yang menanamkan sikap disiplin yang tinggi.
Siswa yang kurang menanamkan sikap disiplin di sekolah biasanya
menyebabkan kemauan untuk belajar kurang, memiliki sifat malas yang
tinggi, tidak bisa membagi waktu untuk belajar dan sebagainya. Selain itu
permasalahan lain yang timbul mempengaruhi prestasi siswa di SMK
SANJAYA PAKEM diantaranya adalah faktor lingkungan yang ada seperti
lingkungan belajar yang tidak mendukung.
Berdasarkan pengamatan peneliti dan wawancara dengan beberapa
guru, berbagai permasalahan yang timbul berkaitan dengan sikap disiplin
belajar di SMK SANJAYA PAKEM di antaranya adalah kurangnya
kesadaran dalam diri siswa untuk mengikuti pelajaran selayaknya seorang
siswa. Hal ini dapat terlihat dalam sebagian kecil dari siswa yang datang
terlambat ke sekolah, siswa kurang memusatkan perhatian dalam pelajaran,
siswa sering menomorduakan pelajaran dan menomorsatukan kegiatan yang
kurang berguna misalnya pada saat pelajaran berlangsung siswa justru pergi
kelas. Selain itu permasalahan yang lain misalnya waktu guru mengerjakan
tugas kepada siswa, siswa tersebut tidak serius dalam mengerjakan tugas,
bahkan ada beberapa siswa yang menyelesaikan tugas tersebut tidak tepat
pada waktunya.
Lingkungan belajar siswa baik itu di keluarga, sekolah maupun di
masyarakat akan sangat mempengaruhi prestasi belajar para siswa di SMK
SANJAYA PAKEM. Kondisi lingkungan belajar yang baik akan sangat
menentukan prestasi belajar siswa. Hal inilah yang sangat berpengaruh dalam
mendidik anak seperti di lingkungan keluarga. Pihak-pihak lain yang dapat
membantu mendidik siswa adalah lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat sekitar.
Melihat keadaan sekolah SMK SANJAYA PAKEM yang cukup luas
maka diharapkan para siswa dapat belajar dengan nyaman dan jauh dari
kebisingan suara, karena sekolah ini masih terletak di desa. Kemudian dapat
dilihat bahwa sarana dan prasarana yang ada cukup memadai untuk proses
belajar mengajar seperti papan tulis, meja dan kursi yang lengkap, keadaan
kelas yang rapi dan bersih. Selain itu para guru yang ada di sekolah ini juga
ramah-ramah, komunikasi yang ada antara guru dan murid terjalin cukup baik
dan komunikasi antar murid juga terjalin dengan baik. Dengan demikian
keadaan lingkungan yang seperti ini para siswa SMK SANJAYA PAKEM
akan terbantu dalam belajarnya sehingga diharapkan prestasi belajar juga akan
Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa siswa
guna mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada khususnya dalam
lingkungan keluarga. Berdasarkan wawancara, peneliti menemukan
permasalahan-permasalahan tersebut sebagian besar dari orang tua misalnya
orang tua kurang mempedulikan anaknya untuk belajar, orang tua tidak
memiliki target prestasi yang akan diperoleh anaknya, pendidikan orang tua
yang rendah sehingga tidak tahu mana yang terbaik untuk anaknya di masa
depan. Selain itu faktor ekonomi keluarga yang rendah juga dapat
mempengaruhi anak dalam belajar karena keperluan untuk belajar seperti alat
tulis tidak dapat terpenuhi secara maksimal.
Permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat
tersebut antara lain adalah masyarakat kurang memperhatikan pendidikan
anak-anaknya di sekitarnya karena sebagian besar masyarakat pendidikannya
rendah. Secara umum keadaan masyarakat yang sepi justru dapat
menyebabkan anak nyaman dalam belajar.
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi seorang peserta didik
antara lain peranan orang tua dalam menanamkan nilai disiplin, kemandirian,
perhatian orang tua, pemenuhan gisi yang baik; peranan guru dalam
memotivasi belajar siswa, sikap disiplin siswa; pengaruh lingkungan baik
teman sebaya pada umumnya, sikap disiplin dalam membagi waktu,
dukungan semangat belajar dari teman-teman sekitar dan sebagainya.
Sebagian besar kemampuan siswa dalam menunjang proses belajar
(1984:253-258), faktor-faktor tersebut berasal dari luar maupun berasal dari dalam diri
siswa. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa yang misalnya
lingkungan sosial dalam belajar, situasi kondisi keluarga, lingkungan
masyarakat sekitar. Faktor yang berasal dari diri siswa misalnya keadaan
jasmani, kesehatan dan nutrisi makanan, motivasi dan kedisiplinan siswa,
kebutuhan manusia di masa yang datang dan lain-lain.
Dengan latar belakang ini, perbedaaan lingkungan belajar di keluarga,
lingkungan belajar di sekolah dan lingkungan belajar di masyarakat tersebut,
maka peneliti ingin mengetahui hubungan antara lingkungan belajar siswa
yang ada dengan prestasi belajar siswa SMK SANJAYA PAKEM. Selain itu
juga ingin mengetahui hubungan antara sikap disiplin belajar siswa dengan
prestasi belajar siswa SMK SANJAYA PAKEM. Sehubungan dengan uraian
di atas, maka penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan
antara Sikap Disiplin Belajar Siswa dan Lingkungan Belajar Dengan
Prestasi Belajar Siswa”
B. Batasan Masalah
Banyak faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa yaitu
faktor intern dan faktor ekstern. Faktor ekstern siswa meliputi faktor
intelegensi siswa, emosi dan sikap siswa, minat siswa dan motivasi siswa,
keadaan fisik siswa dan lain-lain. Sedangkan faktor ekstern meliputi faktor
sosial dan non sosial. Namun mengingat keterbatasan peneliti dari segi
1. Faktor intern atau dari diri siswa itu sendiri yaitu dibatasi pada sikap
disiplin belajar siswa.
2. Faktor ekstern atau dari luar diri siswa yaitu lingkuangan belajar yang
meliputi lingkungan belajar di keluarga, lingkungan belajar di sekolah dan
lingkungan belajar di masyarakat.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis merumuskan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan antara sikap disiplin belajar siswa dengan prestasi
siswa kelas 2 SMK SANJAYA PAKEM ?
2. Apakah ada hubungan antara lingkungan belajar siswa di keluarga dengan
prestasi siswa kelas 2 SMK SANJAYA PAKEM ?
3. Apakah ada hubungan antara lingkungan belajar siswa di sekolah dengan
prestasi siswa kelas 2 SMK SANJAYA PAKEM ?
4. Apakah ada hubungan antara lingkungan belajar siswa di masyarakat
dengan prestasi siswa kelas 2 SMK SANJAYA PAKEM ?
5. Apakah ada hubungan antara sikap disiplin belajar siswa, lingkungan
belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar siswa di sekolah, lingkungan
belajar siswa di masyarakat dengan prestasi siswa kelas 2 SMK
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara sikap disiplin
belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara lingkungan belajar
siswa di keluarga dengan prestasi belajar siswa.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara lingkungan belajar
siswa di sekolah dengan prestasi belajar siswa.
4. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara lingkungan belajar
siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa.
5. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara sikap disiplin
belajar siswa, lingkungan belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar
siswa di sekolah, lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi
belajar siswa.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk mengambil kebijakan.
2. Bagi Penulis
a. Memberikan sumbangan pikiran kepada pihak sekolah perlunya
menerapkan kedisiplinan belajar siswa dalam meningkatkan prestasi
b. Agar dapat menentukan kebijakan yang terbaik dengan kedisiplinan
belajar dengan prestasi belajar.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Agar dapat menambah bahan bacaan dengan pihak-pihak yang
membutuhkan.
BAB II
TINJAUAN TEORETIK
A. Kajian Teoretik
1. Prestasi Belajar
a. Belajar
Menurut Winkel (1991:16), belajar merupakan aktifitas mental
atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan sikap. Hal ini sejalan dengan pengertian dari
Suryabrata Sumadi (1984:253) yang menjelaskan bahwa belajar itu
membawa perubahan yang pada dasarnya akan memiliki kecakapan
atau ketrampilan yang baru yang disebabkan oleh usaha disengaja.
Dengan demikian unsur-unsur dari belajar tersebut ada hubungan
dengan orang lain yaitu pendidik dan juga dari peserta didik untuk
saling berhubungan. Seorang anak yang belajar di lingkungan belajar
seperti di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat akan
memperoleh sesuatu dari hasil belajar yaitu kecakapan atau
ketrampilan yang baru. Misalnya anak akan dapat berbicara karena
adanya bimbingan maupun didikan dari orang tua di dalam lingkungan
keluarga.
Dalam pengertian yang lain kita dapat mengidentifikasi beberapa
ciri perubahan yang merupakan perubahan perilaku belajar (Abin
Syamsudin Makmun, 2002:158) antara lain:
1) Bahwa perubahan intensional, dalam arti pengalaman atau praktik
atau latihan yang disengaja dan didasari, hal ini karena
kemantapan dan kematangan sebagai perubahan hasil belajar.
2) Bahwa perubahan itu positif, dalam arti bahwa sesuai seperti yang
diharapkan dan memiliki tingkat keberhasilan baik itu oleh siswa
dalam bakat khususnya, tugas perkembangan, dan juga dari pihak
guru dalam menuntun masyarakat orang dewasa sesuai dengan
perkembangan kultural.
3) Bahwa perubahan itu afektif, dalam arti bahwa pengaruh dan
makna tertentu bagi pelajar dapat memecahkan masalah baik
dalam ujian, ulangan, dan dapat menyesuaikan diri dalam
kehidupan sehari-hari dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
Disamping itu juga menurut Abin Syamsudin Makmun (2002:
160) menyimpulkan bahwa belajar merupakan:
1) Pertambahan materi pengetahuan yang berupa fakta, informasi,
prinsip atau kaidah atau pola kerja atau teori sistem nilai-nilai.
2) Penguasaan pola-pola perilaku kognitif (pengamatan) proses
berpikir, mengingat; perilaku afektif (perasaan, penghayatan);
3) Perubahan dalam sifat-sifat kepribadian tertentu.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam
belajar menurut Oemar Hamalik (2001:32-33) adalah sebagai berikut:
1. Faktor kegiatan yang dapat mendorong dan membantu siswa
dalam penguasaan hasil belajar seperti dalam memproleh
pengetahuan, sikap, kebiasaan dan minat siswa.
2. Adanya latihan-latihan yang dapat membantu siswa lebih
menguasai pelajaran.
3. Tingkat keberhasilan siswa dalam belajar yang sehingga
mendapatkan kepuasaan.
4. Pengalaman belajar dimasa lampau yang mendorong terhadap
manfaat belajar sekarang.
5. Faktor kesiapan belajar akan mempermudah proses belajar.
6. Faktor minat dan usaha yang dilakukan siswa.
7. Faktor-faktor fisiologis seperti kondisi badan siswa.
8. Faktor intelegensi siswa dalam menangkap pelajaran yang didapat.
c. Prestasi belajar
Menurut Winkel (1987:13) dari pengertian prestasi belajar secara
umum membuktikan usaha yang dapat dicapai atau bukti perubahan
yang terjadi pada siswa dalam bidang pengetahuan, ketrampilan dan
sikap sebagai hasil dari proses belajar. Jadi prestasi belajar merupakan
yaitu kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan
pengajaran dan hasil belajar berupa kemampuan-kemampuan kinerja
dengan perilaku-perilaku yang dimiliki siswa setelah ia berinteraksi
dengan guru di sekolah.
Prestasi belajar juga dapat dilihat dari hasil penilaian yang
tercantum dalam daftar nilai. Biasanya nilai-nilai yang diperoleh dari
hasil belajar siswa akan dicantum dalam rapor yang merupakan
perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan atau
prestasi siswa selama waktu tertentu (Sumadi Surya Brata, 1984:324).
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah
terdiri dari faktor intern dan faktor ekstern (Dimyati dan Mudjiono,
1994:235-253) adalah:
a. Faktor intern, adalah faktor yang berasal dari dalam individu
meliputi:
1) Faktor psikologis, yaitu faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejiwaan misalnya sikap dan mental, cara berpikir,
kecerdasaan, daya ingat.
2) Faktor biologis, yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan
keadaan fisik misalnya penglihatan, pendengarannya.
b. Faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan sekitar
baik itu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat sekitar. Faktor-faktor tersebut berpengaruh dalam
karena itu diupayakan supaya faktor dari ekstern dapat
meningkatkan prestasi belajar.
2. Disiplin Belajar
a. Pengertian Disiplin
Dalam pengertian disiplin ini menurut Schaefer Charles (1997:xi)
mengatakan bahwa inti dari disiplin ialah untuk mengajar seseorang
yang mengikuti ajaran dari seseorang pemimpin, sehingga dapat
terlatih dan terkontrol. Tujuan jangka lama dari disiplin adalah
perkembangan dari pengendalian diri sendiri dan pengarahan diri
sendiri yaitu dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh atau
pengendalian dari luar. Pengendalian diri berarti menguasai tingkah
laku diri sendiri dengan berpedoman dengan jelas, standar-standar dan
aturan-aturan yang menjadi milik sendiri.
Disiplin juga berarti bahwa bertindak secara suka rela berdasarkan
suatu rangkaian peraturan dan tata tertib yang membatasi perilaku itu
diterima atau tidak. Fungsi utama disiplin adalah untuk mengajar
mengendalikan diri, menghormati dan mematuhi peraturan (Alex
Sobur, 1987:67-68).
Pengertian lain disiplin menurut Alex Sobur (1987:75) adalah
setiap bimbingan, pengajaran, atau dorongan yang dilakukan oleh
orang dewasa yang dimaksudkan untuk membantu anak-anak agar
pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Disiplin pada
anak akan terlihat apabila anak memiliki pandangan serta pengertian
mengenai batas-batas kebebasan dari perbuatan-perbuatan yang boleh
dan yang tidak boleh dilakukan.
Seorang anak dapat menanamkan pendidikan disiplin apabila
mampu melakukan pengawasan diri (self control). Kemantapan
pengawasan diri sendiri akan tercapai bukan semata-mata pengawasan
dari luar (external control) oleh guru atau orang lain. Dengan
demikian seorang anak didik akan menjadi lebih dewasa dalam hal
disiplin dan mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri yang
meningkat (Bacnadib, 1986:26-27).
Dari berbagai pengertian disiplin di atas maka dapat disimpulkan
bahwa disiplin adalah perilaku yang dapat mengendalikan diri tanpa
pengaruh luar, mampu melakukan pengawasan diri (self control),
bertindak secara suka rela berdasarkan suatu rangkaian peraturan dan
tata tertib yang membatasi perilaku itu diterima atau tidak.
b. Disiplin Belajar
Sebagian besar dalam menanamkan sikap disiplin tersebut dari
keterampilan-keterampilan diperoleh dari sekolah. Melalui kerjasama,
kemauan dan adanya kesediaan untuk belajar serta kemungkinan untuk
mengambil keputusan yang sesuai, seseorang akan dapat
mengembangkan kemampuan untuk menentukan sikapnya dengan
Misalnya seseorang akan belajar walaupun situasi yang ada kurang
mendukung untuk belajar, karena seseorang akan menempuh ujian
atau tes.
Pada dasarnya disiplin merupakan pengendalian tingkah laku.
Penanaman disiplin merupakan bagian dari pendidikan peserta didik
yang dapat dilakukan oleh orang tua, oleh guru di sekolah maupun di
lingkungan sosial masyarakat yang bertujuan untuk membentuk dan
mengembangkan kepribadian peserta didik serta mempunyai tanggung
jawab yang tinggi.
Dalam mengendalikan tingkah laku dalam belajar yang dapat
dilakukan oleh peserta didik antara lain sebagai berikut: tidak
menunda-nunda waktu untuk mengerjakan tugas di sekolah maupun di
rumah, tidak melakukan hal-hal yang mengganggu kegiatan
belajar-mengajar di kelas seperti tidak mengganggu teman pada saat belajar,
tidak ramai di kelas dan sebagainya.
Untuk mendapatkan sesuatu hasil yang baik diperlukan disiplin
dan keteraturan secara berkelanjutan. Untuk mencapai hasil belajar
yang baik, maka seorang pelajar/siswa perlu menanamkan sesuatu
dengan matang dan sistematika yang baik tentang apa yang dipelajari.
Menurut The Liang Gie (1979:51) bahwa cara lain dalam belajar
yang baik adalah disiplin. Sikap disiplin dalam belajar adalah untuk
melaksanakan pedoman-pedoman yang baik dalam usaha belajar
ini dimaksudkan adalah seseorang siswa atau pelajar dapat memiliki
sikap-sikap yang dapat mendukung atau membantu dalam usaha
belajar misalnya membuat jadwal jam belajar, datang ke sekolah tepat
waktu, menaati peraturan-peraturan yang ada di sekolah.
Pelaksanaan pedoman-pedoman yang baik dalam usaha belajar
dengan disertai disiplin akan membuat peserta didik mempunyai cara
belajar yang baik. Siswa akan belajar setiap hari secara teratur hanya
mungkin dijalankan apabila peserta didik mempunyai disiplin untuk
menaati rencana kerja tertentu.
Dalam sikap disiplin belajar dapat dilakukan dengan pengawasan
diri dalam belajar. Hal ini supaya seorang siswa dapat benar-benar
melakukan tindakan belajar tanpa ada pengaruh dari luar seperti guru,
orang tua dan pihak lain. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan
oleh siswa adalah sebagai berikut mempersiapkan diri belajar untuk
hari esok, memperhatikan pelajaran di kelas dan mencatat hal-hal yang
belum dimengerti, mampu menyelesaikan tugas sekolah sendiri tanpa
orang lain.
Sikap disiplin yang dilakukan oleh siswa selain dapat memiliki
kecakapan atau ketrampilan dalam mengenai cara belajar yang baik
akan dapat melatih dalam proses ke arah pembentukan watak yang
baik sehingga terbentuk pribadi yang luhur (The Liang Gie, 1979:51).
Siswa akan dapat melakukan kebiasaan-kebiasaan sehari-hari secara
Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki
oleh setiap orang dengan cara latihan-latihan. Keteraturan dan
kedisiplinan harus ditanam dan dikembangkan dengan penuh kemauan
dan kesanggupan haruslah dapat dimiliki oleh seseorang. Dengan
demikian unsur keteraturan dan disiplin belajar tidak akan menjadi
beban yang berat selama seseorang siswa atau pelajar mengikuti
proses belajar secara teratur dan berkelanjutan.
c. Faktor yang mempengaruhi disiplin belajar
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi disiplin belajar antara lain:
1) Persiapan dan perencanaan untuk belajar.
2) Pemusatan perhatian dalam belajar.
3) Cita-cita yang diharapkan dari pelajar.
4) Tata tertib / peraturan dalam belajar.
5) Kemauan dalam belajar.
3. Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar adalah keseluruhan keadaan yang meliputi siswa
atau keadaan yang dengan kehadirannya memberi pengaruh pada
perkembangan siswa. Dalam proses belajar akan ditentukan oleh
lingkungan belajar yang ada baik itu di keluarga, di sekolah dan di
masyarakat.
Lingkungan belajar ada 3 menurut Roestiyah (1982:159-164)
a. Lingkungan Keluarga
Patterson dan Loeber (1984) seperti yang dikutip oleh Muhbbin
Syah (1995:138) mengatakan bahwa lingkungan sosial yang lebih
banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan
keluarga itu sendiri. Sifar-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga,
ketegangan dalam keluarga, letak rumah, semuanya dapat memberi
dampak yang lebih baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil
yang dicapai anak. Contoh pengelolaan keluarga yang keliru yang
diterapkan oleh orang tua yaitu kelalaian orang tua dalam memonitor
kegiatan anak dapat menimbulkan akibat buruk. Hal demikian dapat
menimbulkan akibat anak tidak mau belajar dan dapat mengakibatkan
anak berperilaku menyimpang.
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama-tama
dikenalkan kepada anak, sehingga perkembangan seorang anak di dalam
keluarga itu sangat ditentukan oleh situasi kondisi keluarga dan
pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh orang tuanya. Adapun
faktor-faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan anak dalam
belajar dalam lingkungan keluarga menurut Abu Ahmat (1982:86-87)
sebagai berikut :
1) Status sosial ekonomi keluarga
Keadaan sosial ekonomi keluarga mempunyai peranan terhadap
perkembangan anak-anak. Misalnya keluarga yang cukup akan
mengalami kesulitan dalam keperluan sekolah dan anak tidak akan
mengalami gangguan dalam mencukupi kebutuhan keluarga,
sehingga anak akan mendapat perhatian yang lebih dalam belajar.
2) Faktor keutuhan keluarga
Dalam keluarga yang utuh terdiri dari ayah, ibu dan anak yang
lengkap, harmonis maka hubungan interaksi dalam keluarga akan
mudah antara orang tua dan anak. Sehingga dalam belajar anak akan
tidak mengalami gangguan yang berarti dan orang tua akan
mendukung anaknya dalam belajar.
3) Sikap dan kebiasaan-kebiasaan orang tua
Sikap orang tua yang mau memperhatikan anaknya dan
membiasakan sikap-sikap yang dapat membantu anak dalam proses
belajar seperti tidak bersikap otoriter dan tidak memaksa anaknya
untuk mengikuti perintah-perintah orang tuanya, melakukan
pengawasan terhadap anak dalam segala tindakan.
Menurut Winkel (1989:108-109) keadaan sosial ekonomi
menunjuk pada taraf kemampuan keuangan keluarga yang dapat bertaraf
baik, cukup atau kurang. Dari keadaan inilah tergantung sampai berapa
jauh keluarga dapat membekali siswa dengan perlengkapan material
untuk belajar. Keadaan sosio-kultural menunjuk pada taraf kebudayaan
yang dimiliki keluarga, yang dapat tinggi, tengah atau rendah. Dari
antara oang tua dan anak serta pandangan keluarga mengenai
pendidikan sekolah.
Sikap siswa sendiri menentukan apakah kondisi intern akan
menguntungkan belajar atau menghambatnya. Misalnya pada umumnya
berlaku bahwa taraf kemampuan ekonomi keluarga yang tinggi akan
menguntungkan bagi belajar anak, karena kebutuhan anak dalam
menjaga kesehatan jasmani dan perlengkapan alat-alat belajar dapat
dipenuhi. Sebaliknya siswa yang berasal dari keluarga yang berstatus
ekonomi rendah itu akan mengalami kekurangan dalam perlengkapan
alat-alat belajar sehingga akan sulit untuk belajar secara maksimal.
Namun juga ada anak-anak yang ekonominya kurang dalan keluarga
akan terpacu untuk belajar karena adanya keinginan maju.
Namun pada dasarnya dalam lingkungan keluarga, baik itu dalam
keluarga yang ekonomi baik dan buruk bukanlah hal yang pokok dalam
mempengaruhi prestasi belajar anaknya. Disamping itu perhatian dari
pihak-pihak keluarga yang terkait dalam mendorong belajar anak
sangatlah penting, dan juga hubungan dalam keluarga yang harmonis
dan adanya komunikasi antar keluarga tersebut berpengaruh dalam
menunjang keberhasilan anak dalam belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yang
berpengaruh terhadap prestasi belajar dalam lingkungan keluarga
1) Cara mendidik
Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah anak
sekolah akan menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab dan
takut menghadapi tantangan kesulitan. Orang tua mempunyai
tanggung jawab yang besar terhadap anaknya dalam
perkembangan belajar. Untuk itu perlu adanya dorongan dan
semangat dari orang tua supaya anak dapat belajar dengan
semaksimal mungkin.
2) Suasana keluarga
Hubungan antara keluarga yang kurang harmonis
menimbulkan suasana yang kaku, kurang komunikatif di dalam
keluarga. Hal ini menyebabkan anak kurang semangat dalam
belajar. Untuk itu dalam keluarga yang menyenangkan, akrab,
dan penuh kasih sayang, anak akan termotivasi yang mendalam
pada anak dalam hal belajar.
Situasi dan kondisi dalam keluarga akan sangat
mempengaruhi kegiatan-kegiatan anak dalam belajar. Untuk itu
dalam kondisi yang ada dalam keluarga sebaiknya dapat
menciptakan suasana yang tenang pada saat anak belajar di
rumah.
3) Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua.
di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat,
orang tua wajib memberi pengertian dan dorongannya,
membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di
sekolah, memberikan kasih sayang, selalu memperhatikan
hasil-hasil belajar di sekolah. Kalau perlu menghubungi gurunya untuk
mengetahui perkembangan anaknya
4) Keadaaan sosial ekonomi keluarga
Anak belajar memerlukan sarana-sarana dalam menunjang
belajar yang kadang-kadang harganya mahal. Bila keadaan
ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan hal ini menjadi
penghambat anak dalam belajar. Namun, bila keadaan sosial
ekonomi keluarga terpenuhi, hal ini anak tidak akan mengalami
kendala-kendala dalam belajar sehingga anak akan dapat belajar
dengan senang. Selain itu anak akan merasa senang mendapatkan
uang saku dari orang tuanya sehingga anak dapat belajar lebih
semangat.
5) Latar belakang kebudayaan
Hal ini dimaksudkan adalah tingkat pendidikan dan
kebiasaan di dalam keluarga akan mempengaruhi sikap anak
dalam belajar. Seorang anak yang orang tuanya memiliki
pendidikan yang tinggi biasanya anak akan lebih cenderung
selalu menekankan anaknya dapat sekolah sesuai keinginan
orang tuanya.
b. Lingkungan Sekolah
Kemampuan belajar yang dimiliki manusia merupakan bekal yang
membuka kesempatan luas untuk memperkaya diri dalam hal
pengetahuan dan berkebudayaan. Karena manusia mampu untuk belajar
maka dia berkembang mulai dari saat lahir sampai mencapai umur tua.
Berdasarkan kesadaran tentang peranan belajar dalam kehidupan anak
didik, masyarakat telah mendirikan suatu lembaga yang mendampingi
anak dalam belajar dan menyalurkan pengalaman-pengalaman belajar
sedemikian rupa, sehingga menghasilkan corak perkembangan yang
diharapkan. Lembaga tersebut disebut sekolah (W.S Winkel,
2004:28-29).
Pendidikan di sekolah sebagai dari pemenuhan akan pentingnya
pendidikan, sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja melainkan juga
sarana dan prasarana lain yang menunjang pendidikan. Sekolah
merupakan tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah materi
pelajaran. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah yang
benar-benar dapat mendukung anak untuk belajar.
Faktor gedung sekolah dan letaknya turut menentukan tingkat
keberhasilan siswa. Letak gedung sekolah yang dekat dengan jalan raya
proses belajar siswa. Disamping itu juga dapat mempengaruhi tingkah
laku siswa. (Muhibbin Syah, 1995:138).
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi
dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang
siswa. Para guru selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik
dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam
hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi dapat menjadi daya
dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa (Muhibbin Syah
1995:138).
Terutama dalam belajar di sekolah, peranan guru dalam cara
mengajarnya merupakan hal yang penting karena bagaimana sikap dan
kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimilikinya dan
bagaimana cara mengajarkan pengetahuan atau pelajaran kepada para
siswa ini dapat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa yang
berpengaruh terhadap prestasi siswa menurut (Roestiyah, 1982:159-162)
adalah sebagai berikut:
1) Interaksi guru dan murid
Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara
menyeluruh akan menyebabkan proses belajar mengajar di kelas
kurang lancar. Hal ini juga siswa akan merasa jauh dengan gurunya
sehingga siswa akan kurang berpartisipasi secara aktif dalam
belajarnya.
Untuk itu interaksi antara guru dan muridnya sangat penting
agar dapat mudah untuk berkmunikasi. Seorang siswa tidak akan
ragu-ragu untuk bertanya pada guru apabila mengalami kesulitan.
2) Cara penyajian
Guru yang lama biasanya mengajar dengan metode ceramah
saja, sehingga siswa akan mengalami bosan, kurang simpatik, pasif,
kurang semangat. Untuk itu seorang guru harus memiliki
alternatif-alternatif yang lain yang dapat meningkatkan kegiatan belajar
mengajar dan memotivasi siswa untuk memiliki semangat belajar
sebagai berikut: guru mampu menjelaskan berbagai informasi
secara jelas, dan terang, mendorong siswa untuk berpartisipasi,
memonitoring dan mendatangi siswa, melibatkan siswa secara aktif
dalam proses belajar-mengajar di kelas.
3) Hubungan antar murid
Hubungan antar murid sangat penting dalam mendukung
kegiatan belajar mengajar di kelas. Untuk itu diperlukan suasana
kelas yang kondusif dari antara murid supaya dapat belajar
bersama-sama dan dapat mewujudkan suasana yang tenang, tenteram dan
dapat hidup bergotong-royong dalam belajar bersama di kelas
maupun di luar kelas sebagai contoh dengan membentuk kelompok
4) Media pendidikan
Siswa sangat memerlukan alat-alat yang membantu
memperlancar proses belajar mengajar di sekolah seperti buku-buku
yang ada di perpustakaan, laboratorium, OHP (Overhead Projector)
dan sebagainya. Kebanyakan sekolah-sekolah yang kurang memiliki
media pendidikan menyebabkan kualitas sekolah juga kurang
berkualitas.
5) Kurikulum
Kurikulum dalam arti luas adalah program pendidikan nasional,
program kerja sekolah, silabi untuk masing-masing bidang studi,
petunjuk pelaksanaan pengajaran dan evaluasi belajar. Pengertian
dalam arti yang lebih terbatas yaitu program kerja sekolah dan silabi
pengajaran untuk masing-masing bidang studi (Winkel
1987:127-128).
Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar
mengajar yang mementingkan kebutuhan anak oleh karena itu guru
perlu mendalami siswa dengan baik seperti membuat perancanaan
yang detail agar dapat melayani atau mempersiapkan anak dalam
belajar secara menyeluruh. Selain itu kurikulum dapat
mempersiapkan guru dalam mengajar secara matang.
6) Waktu sekolah
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah dalam
dimana pikiran anak masih segar dan kondisi anak masih baik.
Selain itu anak diberi jam waktu untuk istirahat agar dapat
memulihkan pikiran dan tenaganya kembali.
7) Pelaksanaan disiplin
Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin masih kurang
sehingga mempengaruhi anak dalam belajar. Sekolah kurang
memilki rasa tanggung jawab terhadap tata tertib yang ada di
sekolah. Untuk itu pihak sekolah harus mengawasi pelaksanaan
peraturan-peraturan sekolah agar ditaati oleh para siswa dan
memiliki rasa disiplin yang kuat.
8) Keadaan gedung
Sebaiknya sekolah dalam pembangunan gedung harus memenuhi
syarat-syarat sekolah yang baik seperti luas kelas, kebersihan dan
penerangan yang cukup agar dalam proses belajar mengajar di kelas
nyaman.
9) Metode belajar
Banyak metode belajar yang digunakan di kelas dalam
menyampaikan materi pelajaran terhadap para siswa. Supaya
mengena dalam proses belajar-mengajar, maka metode pembelajaran
perlu dipilih dengan tepat dan bervariasi. Tidak semua metode
pembelajaran tepat untuk semua waktu, kondisi dan bidang. Untuk
itu dalam proses belajar belajar-mengajar dalam kelas, seorang guru
supaya siswa dapat belajar dengan semangat dan tidak
membosankan, siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar di
kelas. Metode belajar yang lazim dipakai di sekolah sebagi berikut:
metode ceramah, metode demontrasi, metode diskusi, metode
kelompok, metode studi kasus, metode permainan dan sebagainya
(Davies 1987:233-247).
10)Tugas rumah
Guru memberikan tugas di rumah kepada muridnya tujuannya
adalah agar murid dapat belajar mandiri di rumah.
Proses belajar mengajar di sekolah juga tidak lepas cukup tidaknya
alat-alat pelajaran yang tersedia di sekolah. Sekolah yang cukup
memiliki peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar
yang kemudian ditambah dengan cara mengajar yang baik oleh
guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu akan
mempermudahkan dan mempercepat belajar anak (Ngalim Purwanto,
1990:104).
Hal lain yang mempengaruhi hasil belajar di sekolah adalah
lingkungan kelas yang di mana hubungan antar teman tercipta secara
harmonis dan dapat mendukung proses belajar para siswa. Selain itu
dalam lingkungan kelas harus mampu memenuhi persyaratan kelas yang
ideal seperti: kebersihan, ruangan yang luas dan nyaman, penerangan
c. Lingkungan Masyarakat
Siswa hidup di masyarakat, hal ini dikarenakan siswa merupakan
bagian dari warga masyarakat sekitar tempat tinggal. Oleh karena itu
siswa menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yanng lainnya.
Hubungan tersebut terjadi dengan teman sebaya, orang yang lebih tua
maupun orang lebih muda. Menurut Roestiyah (1982:162). Anak perlu
bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan sosialisasinya. Tetapi
perlu dijaga jangan sampai mendapat teman yang bergaul yang buruk
dalam bergaul di masyarakat. Perbuatan yang tidak baik mudah menular
pada orang lain, maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul.
Siswa banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.
Lingkungan keluarga itu sendiri merupakan bagian dari masyarakat.
Komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya dapat memberi
pengaruh yang baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa. Pergaulan
yang salah dapat mengakibatkan siswa lupa atas tanggung jawabnya
sendiri sebagai seorang pelajar. Hal demikian ditegaskan oleh Muhibbin
Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru
(1995:138) yang mengatakan bahwa kondisi masyarakat di lingkungan
yang kumuh dan serba kekurangan dan terdapat anak-anak penganggur
dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Dalam kondisi masyarakat
yang demikian jika anak tidak berhati-hati dalam pergaulannya anak
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa yang
berpengaruh terhadap prestasi siswa menurut (Roestiyah, 1982:159-162)
adalah sebagai berikut:
1) Mass Media
Banyak bacaan berupa buku-buku, novel, majalah yang
kurang dipertanggungjawabkan secara pendidikan kadang-kadang
membuat anak asyik membaca buku bukan buku pelajaran
sehingga anak akan lupa tugas belajarnya. Selain itu semakin
maraknya perkembangan teknologi yang semakin modern seperti
televisi, radio, internet yang kurang menguntungkan dalam dunia
pendidikan membuat anak berkurang dalam belajar.
Selain itu adanya media massa juga dapat memberikan
pengetahuan dan wawasan yang luas terhadap anak sebagai
pelajar, sehingga anak dapat mengikuti kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2) Teman bergaul
Anak memang perlu bergaul dengan anak yang lain di
lingkungan masyarakat sekitar untuk mengembangkan
sosialisasinya tetapi dalam pergaulannya perlu dijaga supaya
dalam pergaulan dengan temannya dapat membatasi dan
mengontrol dengan siapa mereka bergaul sehingga tidak
3) Kegiatan lain
Disamping belajar di rumah anak mempunyai
kegiatan-kegiatan di luar sekolah seperti olah raga, bermain drama, kumpul
bersama teman-teman dan sebagainya. Hal itu perlu diawasi dan
dibatasi agar jangan sampai anak melupakan kewajiban untuk
belajar.
4) Cara hidup lingkungan
Cara hidup bertetangga di sekitar rumah dimana anak itu
tinggal, besar pengaruhnya pada pertumbuhan anak, misalnya di
lingkungan sekitar memiliki jam belajar malam maka secara
otomatis anak tersebut akan dapat belajar sesuai jam belajar
masyarakat. Selain itu suasana di lingkungan masyarakat dapat
mendukung anak rajin belajar maka anak tersebut memiliki
kesadaran untuk belajar sendiri.
Sementara itu di masyarakat yang lingkungan anak-anaknya
rajin belajar dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lain untuk
belajar. Hal demikian ditegaskan oleh Roestiyah (1982:163) yang
mengatakan bahwa di lingkungan yang anak-anakya rajin belajar,
kemungkinan besar anak akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa
disuruh. Anak akan merasa malu jika mendapat prestasi rendah terhadap
teman-teman di sekitar mendapatkan prestasi yang tinggi yang
anaknya. Oleh karena itu anak akan berusaha untuk bersaing dengan
belajar yang rajin agar tidak ketinggalan dengan teman-temannya.
Biasanya dalam lingkungan masyarakat yang aman damai dan tidak
ada gangguan yang yang berarti dalam proses belajar di masyarakat
akan mendukung siswa untuk belajar secara optimal yang memperoleh
prestasi belajar siswa tinggi pula. Sebagai contoh diberlakukannya jam
belajar masyarakat secara menyeluruh ke setiap masyarakat ini akan
membuat para pelajar akan merasa memiliki kewajiban sebagai pelajar
untuk belajar sesuai dengan jam belajar malam di masyarakat. Hal ini
akan mendorong agar selama jam belajar di masyarakat, para pelajar
tidak main-main dan tidak menyia-nyiakan waktu. Jam belajar
masyarakat tersebut harus didukung penuh oleh setiap anggota
masyarakat, keluarga dan juga dari pihak para pelajar yang ada dalam
masyarakat.
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Menurut Indrawati dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan antara
Motivasi Belajar, Disiplin Belajar dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi
Belajar Mahasiswa”, menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan
signifikan antara motivasi belajar dan disiplin belajar secara bersama-sama
dengan prestasi belajar mahasiswa di program studi pendidikan akutansi
Menurut Mintarti dalam skripsinya yang berjudul “ Hubungan antara
Motivasi Belajar Siswa dan Lingkungan Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar
Ekonomi”, menyimpulkan motivasi belajar siswa dan lingkungan belajar
siswa memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar
ekonomi, sehingga apabila motivasi belajar siswa dan lingkungan belajar
semakin baik maka prestasi belajar ekonomi juga meningkat (Mintarti,
2003:67).
C. Kerangka Berpikir
1. Hubungan sikap disiplin belajar dengan prestasi belajar
Disiplin belajar sangat penting dalam proses belajar mengajar
karena sikap disiplin belajar mempengaruhi prestasi belajar. Seseorang
yang teratur dalam belajar maka seseorang tersebut akan mempunyai sifat
yang positif dan merasa senang dengan kesadaran tinggi untuk belajar
sehingga prestasi belajar akan meningkat. Sebaliknya apabila seseorang
yang tidak menerapkan disiplin belajar dalam dirinya maka timbul sikap
yang negatif dan merasa tidak tertarik untuk belajar secara maksimal
sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar mereka. Maka dapat
disimpulkan bahwa sikap disiplin belajar yang tinggi dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa menjadi lebih meningkat.
2. Hubungan lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar
Adanya lingkungan keluarga yang baik akan sangat membantu
belajar siswa sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar. Dengan
belajar yang dilakukan anaknya sebagai peserta didik akan membuat
anaknya merasa terdorong dan merasa senang untuk belajar secara
optimal. Dengan demikian dari lingkungan keluarga yang mendukung
dalam belajar anaknya akan mempengaruhi prestasi belajar.
3. Hubungan lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar siswa
Dalam lingkungan sekolah yang baik seperti pihak guru,
teman-teman sekolah dan pihak pihak yang terkait dengan proses
belajar-mengajar di sekolah akan sangat membantu siswa dalam menunjang
belajarnya sehingga para siswa dapat belajar dengan baik. Adanya
hubungan baik dalam lingkungan sekolah dengan para siswa ini sangat
mempengaruhi dari proses belajar sehingga dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Dengan demikian dengan lingkungan di sekolah akan dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa
4. Hubungan lingkungan belajar di masyarakat sekitar dengan prestasi
belajar siswa
Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan yang dapat
mempengaruhi para pelajar dalam proses belajar di lingkungan
masyarakat sekitar. Di dalam masyarakat yang mungkin banyak sekali
orang-orang yang memiliki perbedaaan dalam ekonomi, keadaan sosial
masyarakat, kebudayaan, pandangan dan lain-lain ini akan membuat para
pelajar merasa terdorong maupun terhambat dalam proses belajar di
lingkungannya. Selain itu dalam pergaulan di masyarakat khususnya
dalam lingkungan masyarakat tersebut baik, aman dan mau
memperhatikan kewajiban para pelajar akan membantu dalam proses
belajar. Dengan demikian dalam lingkungan masyarakat akan
mempengaruhi prestasi belajar siswa
Bagan II.1
Hubungan antara Sikap Disiplin Belajar, Lingkungan Belajar di Keluarga,
Lingkungan Belajar di Sekolah dan Lingkungan Belajar di Masyarakat
dengan Prestasi Belajar Siswa
D. Rumusan Hipotesis
1. Adanya hubungan positif dan signifikan antara sikap disiplin siswa
dengan prestasi belajar siswa.
2. Adanya hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar di
keluarga dengan prestasi belajar siswa. SIKAP DISIPLIN BELAJAR
LINGKUNGAN BELAJAR
DI KELUARGA
LINGKUNGAN BELAJAR
DI SEKOLAH
LINGKUNGAN BELAJAR
DI MASYARAKAT
PRESTASI BELAJAR
3. Adanya hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar di
sekolah dengan prestasi belajar siswa.
4. Adanya hubungan antara positif dan signifikan lingkungan belajar di
masyarakat dengan prestasi belajar siswa.
5. Adanya hubungan positif dan signifikan antara sikap disiplin belajar
siswa, lingkungan belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar siswa di
sekolah, lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian menggunakan metoda studi kasus (case study) karena
penelitian ini dibatasi pada lokasi SMK SANJAYA PAKEM dimana hasil
atau kesimpulan yang ditarik dari penelitian tidak bisa direalisasikan di
tempat lain. Studi kasus yaitu penelitian dengan karakteristik masalah yang
berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang
diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian : SMK SANJAYA PAKEM
2. Waktu Penelitian : Mei 2007
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMK SANJAYA PAKEM,
Yogyakarta
2. Obyek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah:
a. Sikap disiplin belajar siswa
b. Lingkungan belajar siswa di keluarga
c. Lingkungan belajar siswa di sekolah
d. Lingkungan belajar siswa di masyarakat
e. Prestasi belajar siswa
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan objek penelitian yang dapat terdiri dari
manusia, benda, hewan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber
data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.
Sesuai masalah yang akan diteliti yaitu hubungan antara sikap
disiplin belajar, lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa, maka
populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMK SANJAYA
PAKEM.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 2 SMK SANJAYA PAKEM.
Dalam menentukan besar kecilnya sampel, tidak ada ketergantungan
mutlak, dalam bukunya Suharsimi Arikunto mengatakan “apabila
subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga
penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya bila jumlah
subyeknya besar dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih
tenaga, dan biaya; b) sempit luasnya pengamatan setiap subyek, karena hal
itu menyangkut banyak sedikitnya data”.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive
sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2005:61). Pertimbangan-pertimbangan-pertimbangan
melakukan penelitian siswa kelas 2 SMK SANJAYA PAKEM yang
dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut siswa kelas 1 belum
dianggap mampu untuk beradaptasi dengan situasi lingkungan sekolah,
siswa kelas 3 mempersiapkan untuk belajar menghadapi Ujian Akhir
Nasional, keterbatasan waktu dalam penelitian karena mendekati ujian
akhir sekolah sehingga guru pendamping hanya mengizinkan untuk
melakukan penelitian di kelas 2.
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
=
1
X Sikap disiplin belajar siswa
=
2
X Lingkungan belajar siswa di keluarga
=
3
X Lingkungan belajar siswa di sekolah
=
4
X Lingkungan belajar siswa di masyarakat
b. Variabel Terikat
2. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel penelitian yang penulis lakukan adalah:
a. Variabel Bebas
Data mengenai variabel bebas diperoleh melalui jawaban
kuesioner yang berupa daftar pertanyaan. Kuesioner berbentuk
pertanyaan tertutup, dimana responden hanya memilih jawaban yang
disediakan. Pengukuran sikap disiplin belajar siswa, lingkungan
belajar di keluarga, l