• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye Membangun Kebiasaan Anak untuk Membuang Sampah pada Tempatnya Sejak Dini.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye Membangun Kebiasaan Anak untuk Membuang Sampah pada Tempatnya Sejak Dini."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERANCANGAN KAMPANYE MEMBANGUN KEBIASAAN

ANAK UNTUK MEMBUANG SAMPAH

PADA TEMPATNYA SEJAK DINI

Oleh

Ria Melina Tiurma Sitanggang 1164087

Kebersihan merupakan hal yang sering terlupakan oleh masyarakat kota Bandung. Kebiasaan membuang sampah sembarangan merupakan pemicu utama dari terabaikannya kebersihan lingkungan. Berdasarkan data yang terkumpul, sampah rumah tangga di kota Bandung merupakan masalah yang belum berhasil ditanggulangi, hal ini dikarenakan sampah yang dibuang tidak berada pada tempatnya. Usia dini adalah waktu yang tepat untuk membangun kebiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya, karena anak merekam apa yang dilakukan oleh orangtua mereka. Dengan adanya kampanye ini, diharapkan masyarakat kota Bandung dapat memiliki kebiasaan baru yaitu membuang sampah pada tempatnya dan dimulai dari keluarga.

Ibu menjadi target kampanye karena permasalahan membangun kebiasaan ini harus dilakukan oleh orang terdekat dari anak usia dini karena mereka masih dalam masa pembentukan. Dengan terbangunnya kebiasaan membuang sampah pada tempatnya ini diharapkan ibu dan anak usia dini dapat mengutamakan kebersihan dimanapun mereka berada.

(2)

ABSTRACT

THE CAMPAIGN DESIGN OF CHILDREN'S HABITS NOT TO

LITTER SINCE EARLY AGE

Ria Melina Tiurma Sitanggang 1164087

Cleanliness is something Bandung people tend to ignore. Littering is the ultimate cause of cleanliness far from being ideal. Sources have it that household wastes are problems of which the solution is way far beyond finished. Thus, children, since an early age, must accustom themselves to throw away litter in the proper place since children imitate what adults and their parents do. Thus, this campaign is meant to make Bandung people realize to always dispose garbage in the garbage bin and that must start from the family.

It is parents like mother, as usually children are attached to, that a child can learn this discipline as they are still innocent and likely to be nurtured well. Once the children grasp the knowledge, they will priorities cleanliness.

The main idea of this campaign is through before-after posters that display the condition of pre and post reckless disposal. The supporting media are newspapers, tabloids, x-banner, advertisement stickers, social media, and gimmick with photography and illustration technique.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta 26

(4)

3.2.2 Analisa SWOT Pemecahan Masalah ... 27

3.2.3 Analisa STP Pemecahan Masalah ... 27

BAB IV: PEMECAHAN MASALAH ... 29

4.1 Konsep Komunikasi ... 29

4.2 Konsep Kreatif ... 29

4.2.1 Konsep Verbal ... 30

4.2.2 Konsep Judul ... 30

4.2.3 Konsep Visual ... 30

4.2.4 Konsep Logo ... 31

4.2.5 Konsep Warna ... 31

4.2.6 Konsep Tipografi ... 32

4.2.7 Konsep Layout ... 33

4.3 Konsep Media ... 33

4.4 Hasil Karya ... 34

4.4.1 Poster ... 34

4.4.2 Koran ... 37

4.4.3 Tabloid ... 40

4.4.4 X-Banner ... 41

4.4.5 Gimmick ... 42

4.4.6 Media Sosial Facebook ... 44

4.4.7 Media Sosial Instagram ... 45

4.5 Budgeting ... 47

BAB V: PENUTUP ... 48

5.1 Simpulan ... 48

5.2 Saran ... 48

(5)
(6)

DAFTAR TABEL

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak usia dini pada masa kini, banyak yang kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya termasuk daerah pribadi mereka, seperti kamar tidur mereka. Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebar, terbukti bahwa banyak anak usia dini yang sering membuang sampah sembarangan. Mereka tidak menyadari bahwa lingkungan sekitar itu perlu mereka jaga. Mereka tidak mengerti tentang apa yang menjadi dampak jika mereka tidak mencintai lingkungannya, karena berdasarkan hasil kuesioner, orangtua melarang anaknya untuk membuang sampah sembarangan karena malu. Menurut Ibu Ellen Theresia, M.Psi, orangtua dari anak usia dini harus memberi contoh nyata pada saat mengajarkan sesuatu dan jika tidak diperlihatkan secara terus-menerus anak-anak usia dini akan sulit memahami apa yang harus mereka lakukan sebagai wujud cinta mereka terhadap lingkungan. Selain itu, anak-anak usia tiga tahun sampai dengan usia enam tahun merupakan usia anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Anak-anak usia ini seringkali kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya, anak-anak usia ini juga seringkali membuang sampah plastik dimana saja tanpa memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan yang membahayakan kesehatan mereka. Hal ini terjadi karena anak-anak usia ini masih mencontoh apa yang dilakukan oleh orang sekitarnya, terlebih orangtua mereka. Maka jika tidak dibiasakan sejak dini, kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan akan sulit dirubah dan akan menjadi kebiasaan anak hingga dewasa. Kebiasaan ini harus dimulai dari keluarga.

(8)

lingkungan tapi cenderung mengimbau anak remaja dan dewasa, sedangkan anak usia dini masih terlewatkan, padahal menurut para ahli, usia tiga sampai dengan enam tahun merupakan usia yang tepat untuk orangtua mengajarkan dan menanamkan rasa cinta terhadap lingkungan. Selain itu, usia tiga tahun hingga enam tahun merupakan usia pembentukan karakter anak, oleh sebab itu, apabila ibu dari anak usia dini mengajarkan kebiasaan baik pada anak saat anak masih berusia tiga sampai dengan enam tahun.

Kaitan topik ini dengan DKV adalah didalamnya terdapat media visual yang akan digunakan untuk menyampaikan pentingnya mencintai dan melestarikan lingkungan sekitar, khususnya tempat pribadi seperti kamar tidur. Media visual yang digunakan merupakan visualisasi yang sederhana yang disesuaikan dengan karakter ibu yang memiliki anak usia tiga sampai dengan enam tahun.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Permasalahan dari topik ‘membangun kebiasaan anak untuk membuang sampah pada tempatnya sejak dini’ adalah

1. Bagaimana cara mengajak anak-anak usia dini untuk mencintai lingkungannya melalui membuang sampah pada tempatnya

2. Bagaimana cara mengajak ibu anak usia dini untuk mencintai lingkungannya melalui membuang sampah pada tempatnya

3. Bagaimana cara menyosialisasikan pentingnya membuang sampah pada tempatnya kepada ibu dari anak usia dini

Adapun batasan dari pembahasan topik yang akan diambil merupakan media visual yang mengimbau ibu dari anak-anak usia dini di kota Bandung agar tidak membuang sampah sembarangan.

1.3Tujuan Perancangan

(9)

2. Mengajak ibu dari anak-anak usia dini untuk mulai menanamkan pemahaman tentang mencintai lingkungan sekitarnya lewat membuang sampah pada tempatnya kepada anak-anak mereka.

3. Membuat media-media yang mengajak para ibu dari anak usia dini untuk menanamkan pemahaman tentang bahaya sampah yang tidak dibuang pada tempatnya.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

(10)

1.5Skema Perancangan

Gambar 1.1 Skema Perancangan (Sumber : Data Pribadi) Membangun Kebiasaan Anak untuk Membuang Sampah pada Tempatnya Sejak

Dini

Sekunder : Anak usia dini

Eksekusi Kreatif

- Gaya Bahasa

- Visual

- Media

Pemecahan Masalah

Membuat kampanye yang sifatnya persuasif melalui media-media kampanye.

Hasil Akhir

(11)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Kampanye “Bunda Apik” merupakan kampanye yang bertemakan kebersihan dan kesehatan. Kampanye ini diselenggarakan berdasarkan kebutuhan dari masyarakat masa kini yang sudah mengabaikan pentingnya kebersihan lingkungan sekitar, terutama tempat pribadi seperti kamar tidur. Kampanye ini merupakan kampanye yang bertujuan untuk membangun kebiasaan baik pada anak usia dini. Kebiasaan baik yang ingin ditanamkan adalah kebiasaan membuang sampah pada tempatnya.

Kebiasaan membuang sampah sembarangan sudah menjadi masalah yang sulit diatasi, hal ini dikarenakan kampanye-kampanye yang telah diselenggarakan sebelumnya merupakan kampanye kebersihan dengan target anak remaja dan dewasa. Pada kampanye ini, target yang dituju merupakan ibu dari anak usia dini. Target ini dipilih berdasarkan hasil riset yang menyatakan bahwa kebiasaan baik pada seseorang harus ditanamkan sejak seorang anak berada di usia dini yaitu usia tiga sampai dengan enam tahun dan ibu merupakan sosok yang paling banyak berperan pada masa perkembangan seorang anak pada usia tersebut.

Kampanye membangun kebiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya sejak dini ini bertujuan menjadikan kebersihan menjadi hal yang utama bagi anak usia dini sehingga kesehatan anak bisa terjaga. Tujuan tersebut disampaikan melalui media-media kampanye yang digunakan, yaitu poster sebagai media-media utama, sedangkan media-media pendukung yang akan digunakan adalah koran, tabloid, x-banner, gimmick, dan iklan media sosial Facebook dan Instagram.

5.2 Saran

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Casofa, Fachmy dan Alib Isa. 2013. Gerbang Kreativitas: Jagat Desain Grafis. Jakarta: PT Bumi Aksara

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Online). (kbbi.web.id, diakses 2014)

Moerwanto, Arie Setiadi. 2007. Harmonisasi dengan Sampah Perkotaan. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

Pikiran Rakyat. 22 Februari 2015. “Gaya Hidup Minim Sampah”, hlm. 1

Ruslan, Rosady. 2005. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT Rajawali Persada

Teach For Indonesia. “Gerakan YukBuang Sampah pada Tempatnya”.(Online).

(www.teachforindonesia.org, diakses 28 April 2013)

Gambar

Gambar 1.1   Skema Perancangan....................................................................
Gambar  1.1 Skema Perancangan (Sumber : Data Pribadi)

Referensi

Dokumen terkait

Kampanye dirancang dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran anak muda bahwa diabetes tipe 2 dapat menyerang sejak usia muda, sekaligus memberikan pengetahuan

Penanaman karakter tidak dapat dilihat secara instan hasilnya sehingga penanaman minat baca perlu ditanamkan sejak dini sehingga dalam jangka panjang dapat

Hasil yang didapat dari pengkajian pustaka stimulasi keterampilan sosial untuk Anak Usia Dini adalah : Anak Usia Dini merupakan seorang anak yang berada di usia

Pembentukan moral sejak usia dini sangat penting untuk mempersiapkan saat mereka kelak menjadi anak dewasa agar mereka tumbuh menjadi anak yang bermoral sesuai dengan

Pendidikan sejak dini menempati kedudukan yang sangat tinggi dan memperlihatkan aktivitas di rumah dan keluarga. Bimbingan dan didikan yang sangat efektif dan

Pendidikan karakter yang ditanamkan pada anak sejak usia dini, tidak dapat dilaksanakan oleh guru di lembaga pendidikan anak usia dini saja, tetapi orang tua

Dengan adanya penelitian efektifitas metode story telling dalam pembudayaan kebiasaan cuci tangan pada anak usia dini diharapkan agar anak usia dini dengan mudah memahami cuci

Menanamkan Motivasi Dan Membangun Jiwa Wirausaha Sejak Dini Pada Anak-Anak Di Sekolah Dasar pembelajaran motivasi usaha, yang terintegrasi dalam mata pelajar lain.. Keberadaan SD