• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye Pencegahan Seksual untuk Anak Usia 4-6 Tahun di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye Pencegahan Seksual untuk Anak Usia 4-6 Tahun di Kota Bandung."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

vi

ABSTRAK

PERANCANGAN KAMPANYE PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL

UNTUK ANAK USIA 4-6 TAHUN DI KOTA BANDUNG

Oleh Fanny Mulyanus

NRP 1164077

Indonesia telah mendapatkan label darurat kekerasan seksual pada anak sejak tahun 2010, dengan jumlah kasus kekerasan seksual yang terus meningkat. Pelaku kekerasan seksual pada anak terbanyak adalah orang terdekat korban dan korbannya 82% adalah kalangan menengah bawah. Salah satu penyebab utama masalah ini adalah kurangnya pengetahuan anak dalam mencegah terjadinya kasus kekerasan seksual. Oleh karena itu, dibutuhkan peran orang tua supaya mengajarkan kepada anaknya untuk melindungi diri. Upaya tersebut dilakukan melalui sebuah perancangan kampanye.

Perancangan kampanye pencegahan kekerasan seksual pada anak untuk tugas akhir ini diberi judul "KADE" yang dalam bahasa sunda berarti hati-hati, awas, waspada. Dalam perancangan ini menggunakan tiga tahap, yaitu awareness, informing dan reminding. Konsep kampanye bertujuan memberikan pendidikan untuk orang tua dan anak agar dapat mencegah kekerasan seksual. Kampanye disampaikan dalam bentuk roadshow dengan media utama video motion graphic dan infographic. Media ini bertujuan agar sosialisasi dan penyuluhan tentang edukasi mencegah kekerasan seksual dapat diterima dengan baik dan menarik di kalangan menengah bawah. Kampanye ini dilakukan di Bandung sebagai proyek percontohan.

(2)

vii

ABSTRACT

THE CAMPAIGN DESIGN OF

SEXUAL ABUSE PREVENTION

FOR CHILDREN OF FOUR TO SIX IN BANDUNG

Submitted by Fanny Mulyanus

NRP 1164077

Indonesia has been labeled as prone to child abuse since 2010 and it keeps growing. The abuser is usually the close member of the victim and 82% of them are middle to low class people. This can happen because children are lacking in knowledge how to prevent sexual abuse. Therefore, parents' role to their children to have self-defense is obligatory, which will be carried out through the campaign design.

The campaign design is named "KADE", which means being alert. There are three steps in this design, awareness, informing and reminding. This campaign is carried out to make parents and children be prevented from sexual violence. The campaign is conducted in the form of road show and utilizes motion graphic and info graphic videos as the media. The media is to socialize and educate people about sexual violence and thus prevent it from happening. This campaign design was conducted in Bandung as specimen.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I : PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 3 3 1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.5 Skema Perancangan... 5 3 BAB II : LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Kampanye ... 6

2.2 Logo ... 9 3 2.3 Teori Warna ... 9

2.4 Motion Graphic ... 10

2.5 Infografis ... 13

2.6 Psikologi Perkembangan Manusia... 13

2.7 Kekerasan pada Anak... 17

BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH... 24

3.1 Data dan Fakta ... 24

(4)

3.1.2 Data Kekerasan Seksual pada Anak... 28

3.1.3 Tinjauan Proyek Sejenis ... 49

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Bedasarkan Fakta ... 60

BAB IV : PEMECAHAN MASALAH... 63

4.1 Konsep Komunikasi... 63

4.2 Konsep Kreatif ... 64

4.3 Konsep Media... 65

4.4 Hasil karya ... 68

4.4.1 Logo ... 68

4.4.2 Awareness... 69

4.4.3 Informing... 73

4.4.4 Reminding ... 88

BAB V : PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 89

5.2 Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

(5)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan ... 5

Gambar 2.1 Warna Harmonis ... 10

Gambar 2.2 Warna Kontras ... 10

Gambar 3.1 Logo Komisi Nasional Perlindungan Anak... 24

Gambar 3.2 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai usia responden... 29

Gambar 3.3 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai usia anak responden... 30

Gambar 3.4 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai jenis kelamin anak responden... 30

Gambar 3.5 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai pendapatan responden... 31

Gambar 3.6 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai pekerjaan responden... 31

Gambar 3.7 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai pernah tidak mendengar kasus kekerasan seksual 32 Gambar 3.8 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai media digunakan untuk mendapatkan informasi... 33

Gambar 3.9 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai kegiatan anak sehari-hari... 33

Gambar 3.10 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai waktu khusus yang digunakan untuk mengobrol dengan anak ... 34

(6)

xi Gambar 3.12 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai

anak mengenai apakah anak responden memiliki kamar pribadi atau

tidak ... 35

Gambar 3.13 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai

anak mengenai lokasi anak dari responden untuk mengganti baju saat

akan berenang... 36

Gambar 3.14 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai

anak mengenai pendapat responden adanya pendidikan seks untuk

anak usia dini ... 36

Gambar 3.15 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai

anak mengenai yang seharusnya memberikan pendidikan seks.... 37

Gambar 3.16 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai

anak mengenai cara mengenalkan alat kelamin pada anak... 38

Gambar 3.17 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai

anak mengenai apa yang dilakukan responden bila anak menanyakan

hal seputar seks seperti dari mana bayi berasal... 38

Gambar 3.18 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai

anak mengenai usia anak diajarkan mandi oleh responden... 39

Gambar 3.19 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai

anak mengenai pernah tidaknya responden memberikan pendidikan

seks pada anak... 40

Gambar 3.20 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai

anak mengenai pendidikan seks yang pernah diberikan responden

pada anaknya... 40

Gambar 3.21 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai

anak mengenai pernah tidak anak mengalami kekerasan seksual.. 41

Gambar 3.22 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai

anak mengenai tindakan responden apabila anak menjadi korban

(7)

xii

Gambar 3.23 Campaign Child Abuse... 49

Gambar 3.24 Rewards untuk para donatur... 53

Gambar 3.25 Kampanye Tangkis... 54

Gambar 4.1 Logo Kampanye... 67

Gambar 4.2 Ambient Media Sticker ... 69

Gambar 4.3 Penempatan Ambient Media Sticker ... 70

Gambar 4.4 Flyer Book ... 70

Gambar 4.5 Tokoh dalam Motion Graphic...71

Gambar 4.6 Scene dalam Motion Graphic... 72

Gambar 4.7 Scene 1... 73

Gambar 4.8 Scene 2... 74

Gambar 4.9 Scene 3... 75

Gambar 4.10 Scene 4 Part 1... 76

Gambar 4.11 Scene 4 Part 2... 77

Gambar 4.12 Buku Pedoman ... 78

Gambar 4.13 Buku Pedoman halaman 1-5... 79

Gambar 4.14 Buku Pedoman halaman 6-11...80

Gambar 4.15 Buku Pedoman halaman 12-17... 81

Gambar 4.16 Buku Pedoman halaman 18-23... 82

Gambar 4.17 Buku Pedoman halaman 24-29...83

Gambar 4.18 Buku Pedoman halaman 30-35... 84

Gambar 4.19 Seragam Panita dan Name Tag... 85

Gambar 4.20 Spanduk... 85

Gambar 4.21 Desain Panggung... 86

Gambar 4.22 Roll Up Banner... 86

Gambar 4.23 Compact Disk... 87

(8)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada tahun 2010 hingga saat ini, Indonesia telah mendapat label darurat kekerasan

seksual pada anak dengan jumlah yang terus meningkat. Menurut data dari Komisi

Perlindungan Anak pada tahun 2011, tercatat laporan sebanyak 2.509 kekerasan

terhadap anak dengan 58% merupakan kejahatan seksual. Di tahun 2012 tercatat

2637 dimana 62% kejahatan seksual (Oebadidillah, 2014). Kebanyakan korban dari

kekerasan seksual adalah kalangan menengah bawah. Fakta lainnya, menurut data

dari biro Penyelidik Federal Amerika (FBI) ternyata Indonesia menempati kasus

pedofilia tertinggi nomor satu di Asia ("FBI: Kasus Paedofilia di Indonesia Tertinggi

di Asia", 2014)

Berdasarkan hasil survei, terdapat beberapa kasus yang terjadi mengenai kekerasan

seksual pada anak. Guru dan orang tua masih mengalami kebingungan bagaimana

menanggapi kasus kekerasan seksual dan cara menghimbau anaknya untuk

berhati-hati. Di satu sisi, penanganan kekerasan seksual tidak dapat hanya dari satu sisi

menyadarkan orang untuk tidak menjadi pelaku kekerasan seksual. Dengan adanya

pembekalan anak untuk melindungi diri dapat mengambil andil yang besar dalam

upaya pencegahan kekerasan seksual.

Dalam pemerintahan, anak-anak sebagai bibit generasi penerus bangsa dilindungi

dalam naungan hukum. Dalam UU no. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

pasal 1 no 2 disebutkan bahwa:

"Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi."

(9)

Universitas Kristen Maranatha 2

Perlindungan ini dimaksudkan pemerintah untuk melindungi anak terhadap berbagai

kejahatan. Sampai saat ini, cara pencegahan melalui penerapan pendidikan seks pada

kurikulum masih menjadi wacana.

Anak pada usia dini merupakan usia golden age, dimana merupakan masa keemasan

dimana anak menyerap segala informasi yang diterimanya dengan pesat. Pada masa

ini, perkembangan fisik, mental dan spiritual anak mulai terbentuk. Masa

perkembangan anak mengambil penting terhadap pembentukan karakternya di masa

mendatang. Minimnya informasi yang diterima anak tentang bagaimana mencegah

kekerasan seksual menjadi salah satu penyebab anak tidak memiliki perlindungan

diri. Hal ini juga disetujui oleh Kak Seto Mulyadi selaku doktor psikologi anak

Universitas Indonesia (Sinaga, 2014). Orang tua korban kekerasan seksual cenderung

meminta hukuman yang seberat-beratnya kepada pelaku daripada memberikan

pendidikan pada anak untuk mencegahnya dan beberapa orang tua lain cenderung

menjadi bersikap overprotektif kepada anak. Jika lingkungan tidak dibuat steril,

sudah seharusnya memberikan pengetahuan kepada anak untuk melindungi dirinya,

ini adalah salah satu himbauan Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi dalam parenting

class tentang Pendidikan Seks, Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual.

Banyak orang mengatakan bahwa hal terkait seksualitas adalah hal yang bersifat tabu

untuk di bahas dan menjadikan orang tua enggan untuk memberikan informasi

mengenai pencegahan kekerasan seksual pada anak. Ilmu pada dasarnya berguna

apabila disampaikan dengan benar sesuai dengan budaya yang berlaku. Persepsi

bahwa pendidikan seks tidak perlu diberikan pada usia dini pun menjadi kendala bagi

anak untuk mendapatkan pengetahuan. Bahkan, orang tua kerapkali menutup

kesempatan anak untuk memperoleh jawaban atas hal-hal yang berkaitan dengan

seksualitas.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dibuat kampanye edukasi

pencegahan kekerasan seksual pada anak usia 4-6 tahun dengan orang tua sebagai

(10)

Universitas Kristen Maranatha 3

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dikemukakan indentifikasi masalah,

sebagai berikut:

Bagaimana cara merancang kampanye untuk mengajak orang tua berperan

aktif dalam memberikan pendidikan pencegahan kekerasan seksual sehingga

anak dapat melindungi dirinya dari kekerasan seksual melalui media visual

kepada anak usia 4-6 tahun?

1.3 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan dari permasalahan diatas adalah sebagai berikut:

Menginformasikan dan mengajak orang tua untuk mengajarkan anak tentang

pendidikan pencegahan kekerasan seksual sehingga anak dapat melindungi

dirinya dari kekerasan seksual.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan data

Berikut adalah teknik pengumpulan data:

1. Observasi

Observasi aktif dilakukan dengan mengamati perilaku anak usia dini di

lingkungan sekolah PAUD Metode observasi secara langsung bertujuan agar

penulis dapat mengetahui hal apa saja yang perlu diajarkan kepada anak

mengenai kebiasaan yang dapat memicu kekerasan seksual.

2. Wawancara

Untuk memperkuat data, dilakukan wawancara mendalam terhadap ahli

psikolog Perkembangan Anak dan Guru PAUD agar data yang didapat,

diperoleh secara jelas, dapat digunakan untuk membandingkan dari hasil

penelitian studi pustaka dan wawancara.

3. Studi Pustaka

Data akan diambil dari buku, jurnal, koran dan internet yang berhubungan

dengan psikologi anak, pencegahan kekerasan seksual pada anak, dan cara

(11)

Universitas Kristen Maranatha 4

4. Kuesioner

Kuesioner yang dibagikan adalah sebanyak 90 buah. Kuesioner disebarkan

kepada orang tua murid untuk mengetahui pandangan orang tua dan bagaimana

melakukan kampanye yang tepat sasaran. Kuesioner berupa campuran dari

kuesioner terbuka dan tertutup (kuesioner memiliki pilihan dan membuka

kesempatan responden untuk mengungkapkan pendapatnya). Kuesioner

(12)

Universitas Kristen Maranatha 5

1.5 Skema Perancangan

Latar Belakang Masalah

Banyaknya kasus kekerasan seksual pada anak

Permasalahan dan Ruang Lingkup

Bagaimana cara merancang kampanye untuk mengajak orang tua berperan aktif dalam memberikan pendidikan pencegahan kekerasan seksual sehingga anak dapat melindungi dirinya dari kekerasan seksual melalui media visual kepada anak usia 4-6 tahun?

Tujuan Perancangan

Menginformasikan dan mengajak orang tua untuk mengajarkan anak tentang pendidikan pencegahan kekerasan seksual sehingga anak dapat melindungi dirinya dari kekerasan seksual.

Target Primer:

Ibu usia 28-35 tahun yang mempunyai anak 4-6 tahun

Target sekunder: Anak usia 4-6 tahun

Konsep Media

jahat, teriak & lari ke tempat ramai edukasi pencegahan kekerasan seksual pada anak dan berperan aktif untuk membimbing anak untuk melindungi dirinya

(13)

Universitas Kristen Maranatha 89

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

KADE sebagai Kampanye Pencegahan Kekerasan Seksual untuk Anak Usia 4-6

Tahun di Kota Bandung merupakan upaya mengurangi tingginya tingkat kekerasan

seksual pada anak di Indonesia dengan meningkatkan kesadaran orang tua tentang

pentingnya mengajarkan anak untuk melindungi diri dari kekerasan seksual. Adapun

solusi dari kampanye ini adalah menciptakan roadshow di enam wilayah kota

Bandung. Salah satunya ialah menginformasikan tentang banyaknya kasus kekerasan

seksual melalui beberapa media awareness.. Melalui konsep kampanye KADE yaitu,

Kenali tubuhmu dan ada bagian yang pribadi, Ada rahasia yang baik dan buruk,

Disaat ada yang jahat, teriak dan lari ke tempat ramai dan Entah senang atau sedih

selalu cerita ke orang tua. Media Informing utama yang digunakan adalah motion

graphic dan infografis berupa buku pedoman. Pendidikan mengenai bagaimana

mencegah kekerasan seksual disampaikan melalui sesi sosialisasi pada orang tua

yang dibawakan oleh psikolog dan untuk sesi anak-anak dibawakan oleh pendongeng

sehingga acara berjalan secara interaktif dilengkapi dengan reminding pembagian pin

dan CD

5.2 Saran

Kampanye Pencegahan Kekerasan Seksual untuk anak usia 4-6 tahun perlu

dilaksanakan tidak hanya di kota Bandung, namun secara menyeluruh terutama kota

besar. Dengan pengembangan konsep seperti mendalami budaya setempat,

kampanye dapat lebih berhasil mencapai sasaran target, contohnya menggunakan

cerita rakyat. Banyak pengembangan media yang dapat dibuat untuk mendukung

(14)

90

DAFTAR PUSTAKA

Buku

B. Hurlock, Elizabeth. 1980. "Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan". Jakarta:Erlangga

Chomaria, Nurul. 2014. "Pelecehan Anak, Kenali dan Tangani!" Solo: Tinta Medina

Crain, William. 2007. "Teori Perkembangan:Konsep dan Aplikasi". Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Darmaprawira, Sulasmi W. A.. 2002. "Warna, Teori dann Kreativitas Penggunaannya ed.Ke-2". Bandung: ITB

DeVito, Joseph A. 2008. "Komunikasi Antar Manusia". Jakarta: Professional Books.

Dobson, James C. 1982. "dr.Dobson Menjawab Pertanyaan-Pertanyaan Anda Mengenai Masalah Membesarkan Anak". Bandung : Yayasan Kalam Hidup

Faried, mitakh & Hartono, Soesanti H. 2014. "Kumpulan Artikel Psikologi Anak 3". Jakarta: PT Gramedia

Gunarsa, Singgih D & Gunarsa, Y. Singgih D. 1991. "Psikologi Praktis: Anak dan Remaja". Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia

Healay, Matthew. 2010. "What is Branding". Singapura: Roto Vision SA

Lankow, Ritchie, Crooks. 2014. "Infografis Kedasyatan Bercerita Visual". Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Nevid, Jeffrey S.. 2005. "Psikologi Abnormal, Edisi V jilid 1". Jakarta:Erlangga

Ruslan, Rosady. 1997. "Kampanye Public Relations", Jakarta: PT Grasindo Persada

Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2005. "Dasar-dasar Tata Rupa & Desain". Yogyakarta: Arti Bumi Intaran.

Solomon & Elnora. 2003. "Strategi Pemasaran". Jakarta: Kelompok Gramedia

Venus, Antar. 2012. "Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi". Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Internet

_______. FBI: Kasus Paedofilia di Indonesia Tertinggi di Asia. (2014, Mei 18). Liputan Info Psikologi. (n.d.). Apa itu Pelecehan/ Kekerasan Seksual pada Anak dan Apa

(15)

91 Sinaga, Yuri A. (2014, Mei 4). Kak Seto: Pendidikan Seks sejak anak usia 2,5 tahun.

Antaranews

Lainnya

_______. (2014). "Parenting: Bagaimana Mengajarkan Anak Usia 0-5 Tahun Berdaya

Mencegah Kekerasan Seksual". Indonesia: SEMAI Production

Franer, Josh. (2013). "My Body Belongs to Me". United States: Josh Franer, Brick Wall Management http://brickwallmgmt.com/, Jill Starishevsky

Pifania, Ruth (2014). "Edukasi Seks pada Anak". Indonesia: AYAHBUNDA magz production

Mini, Rose (2014). "Parenting Class - Pendidikan Seks, Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual Part2". Indonesia: drtiwitv production

Sukarno, Iman. 2014. "Perancangan Motion Graphic Ilustratif Mengenai Majapahit untuk Pemuda-Pemudi". jurnal-s1.fsrd.itb.ac.id/index.php/viscom/article/download/428/371

Gambar

Gambar 1.1 Skema Perancangan (Sumber: Penulis, 2015)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil-hasil ini disimpulkan bahwa, pemuatan bahan bakar 6 g dengan pengkayaan 233 U 8 % dapat dipilih untuk dipertimbangkan dalam desain teras RGTT200K lebih detail

Menurut KBBI meminimalkan merupakan menjadikan minimal, sedangkan efisiensi biaya menurut Muchodoro (1997:180) adalah tingkat kehematan dan pengorbanan ekonomi

Efisiensi penurunan konsentrasi berbeda-beda dapat dikarenakan faktor lingkungan yang mempengaruhi metabolisme rumput teki dengan media tanah TPA dalam reaktor

Pengaruh temperatur terhadap konversi gliserol produk samping biodiesel menjadi solketal dipelajari pada perbandingan mol gliserol-aseton sebesar 1:4 dan jumlah katalis

meliputi unit gawat darurat (UGD) 24 jam, rawat inap, rawat jalan, persalinan 24 jam, praktek dokter spesialis, laboratorium klinik, rontgen, dan ambulan. Rumah

Dengan tetap mengacu pada kondisi existing Exchange Server 2010 akan ditempatkan dengan menggunakan konsep multiple site, berikut ini adalah gambaran design yang

biota kecuali nitrat dan laju sedimen berpengaruh negatif terhadap tutupan karang 5 Laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup karang Acropora formosa Joni, Irawan

Stasiun II Sungai Pakil dan Sungai Pembalu terletak pada bagian tengah sungai, dimana stasiun II Sungai Pakil hanya didapatkan 66 individu dari 9 jenis, sedangkan Stasiun