vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
Information is one of the important things to investors in making investment decisions. To get profit in stock market, investors should have the information about the company’s performance that reflect the company’s future prospects. There are some informations published in capital market including stock prices. Stock prices that are too high can reduce the purchasing power of investors and potentially cause adverse effects. To anticipate these conditions, some companies may do stock split. The purpose of stock split is to keep the stock price so that it won’t be too high and give an opportunity to public to buy shares offered and place shares in the optimal trading range to increase the liquidity of shares so that the share’s distribution is becoming more widespread. This research aims to see the difference between stock returns and relative stock trading volume before and after stock split. The sample was 25 shares of companies that act stock split and listed in IDX 2011-2013 which analyzed using paired samples T-test. From the results of this research, there are no significant difference in stock returns before and after stock split action but there are significant differences in relative stock trading volume before and after stock split action.
viii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Informasi merupakan salah satu hal yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Untuk memperoleh keuntungan di pasar saham, investor harus memiliki informasi mengenai kinerja perusahaan sehingga terlihat prospek kedepan perusahaan tersebut. Beberapa informasi yang dipublikasikan di pasar modal diantaranya yakni terkait harga saham. Harga saham yang terlalu tinggi dapat mengurangi daya beli investor sehingga berpotensi menimbulkan dampak yang kurang baik. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka beberapa perusahaan dapat melakukan aktivitas pemecahan saham. Tujuan dilakukan pemecahan saham adalah untuk menjaga agar harga saham tidak terlalu tinggi sehingga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mampu membeli saham yang ditawarkan dan untuk menempatkan saham dalam trading range yang optimal untuk meningkatkan likuiditas saham sehingga distribusi saham menjadi lebih luas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara return saham dan volume perdagangan saham relatif sebelum dan sesudah stock split. Sampel penelitian ini adalah 25 saham perusahaan yang melakukan stock split dan terdaftar di BEI tahun 2011-2013 yang dianalis menggunakan uji beda paired sample T-Test. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan return saham sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock split namun terdapat perbedaan yang signifikan volume perdagangan saham relatif sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock split.
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRACT ... vii
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 11
1.3 Tujuan Penelitian ... 12
1.4 Manfaat Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 14
2.1 Kajian Pustaka ... 14
2.1.1 Bursa Efek Indonesia ... 14
x Universitas Kristen Maranatha
2.1.1.2 Visi, Misi, dan Sejarah BEI ... 15
2.1.1.3 Tata Kelola Perusahaan ... 17
2.1.2 Perusahaan ... 18
2.1.2.1 Pengertian Perusahaan ... 18
2.1.2.2 Tujuan Perusahaan ... 20
2.1.3 Investasi ... 22
2.1.3.1 Pengertian dan Tujuan Investasi ... 22
2.1.3.2 Jenis-jenis Investasi ... 23
2.1.3.3 Proses Investasi ... 24
2.1.4 Pasar Modal ... 27
2.1.4.1 Pengertian dan Fungsi Pasar Modal ... 27
2.1.4.2 Lembaga Pasar Modal ... 29
2.1.4.3 Jenis Pasar Modal ... 31
2.1.4.4 Proses Penawaran Umum ... 32
2.1.4.5 Persyaratan Pencatatan di BEI ... 34
2.1.4.6 Instrumen Pasar Modal ... 35
2.1.5 Saham ... 39
2.1.5.1 Jenis-jenis Saham ... 39
2.1.5.2 Keuntungan dan Kerugian Investasi Saham ... 40
2.1.6 Pemecahan Saham ... 42
2.1.6.1 Pengertian Pemecahan Saham ... 42
2.1.6.2 Jenis Pemecahan Saham ... 44
2.1.6.3 Teori Motivasi Pemecahan Saham ... 45
xi Universitas Kristen Maranatha
2.2 Kerangka Pemikiran ... 50
2.3 Pengembangan Hipotesis ... 52
BAB III METODE PENELITIAN ... 54
3.1 Jenis Penelitian ... 54
3.2. Populasi dan Sampel ... 55
3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 55
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 57
3.5 Jenis dan Sumber Data ... 60
3.6 Metode Pengumpulan Data ... 61
3.7 Analisis Data ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64
4.1 Hasil Penelitian ... 64
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 64
4.2 Analisis Data ... 81
4.3 Pembahasan ... 90
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 93
5.1 Simpulan ... 93
5.2 Saran ... 94
DAFTAR PUSTAKA ... 97
LAMPIRAN ... 100
xii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Proses Keputusan Investasi ... 24
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel I Daftar Perusahaan yang Stock Split Tahun 2011-2013 ... 56
Tabel II Data Perusahaan, Nama Saham, Tanggal dan Split Ratio yang Melakukan Stock Split Tahun 2011-2013 ... 64 Tabel III Data Return Saham pada Periode Pengamatan ... 68
Tabel IV Data Rata-rata Return Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split pada Tahun 2011-2013 ... 71
Tabel V Data Volume Perdagangan Saham Relatif pada Periode
Pengamatan ... 74 Tabel VI Data Rata-rata Volume Perdagangan Saham Relatif pada Periode
Pengamatan ... 77 Tabel VII Uji Normalitas untuk Return Saham Sebelum dan Sesudah Stock
Split ... 81
Tabel VIII Uji Normalitas untuk Volume Perdagangan Saham Relatif Sebelum
dan Sesudah Stock Split ... 82 Tabel IX Hasil Perbandingan Uji T Rata-rata Return Saham Sebelum dan
Sesudah Stock Split ... 83
Tabel X Hasil Perbandingan Uji T Rata-rata Volume Perdagangan Saham Relatif Sebelum dan Sesudah Stock Split ... 85
Tabel XI Hasil Perbandingan Uji T Rata-rata Return Saham Per Hari
Sebelum dan Sesudah Stock Split ... 86 Tabel XII Hasil Perbandingan Uji T Rata-rata Volume Perdagangan Saham
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Data Harga Saham Perusahaan yang Melakukan Stock Split Tahun
2011-2013 (dalam Rupiah) ... 100 Lampiran B Data Volume Perdagangan Saham Perusahaan yang Melakukan
Stock
Split Tahun 2011-2013 (dalam Lembar) ... 102
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara berkembang dengan jumlah masyarakat
254.862.034 orang (berdasarkan data statistik per September 2014 yang disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi dikutip dari Sinar Harapan.Co).
Berbagai cara masyarakat untuk melipatgandakan kekayaan, salah satunya dengan melakukan investasi, baik investasi dari segi finansial atau investasi secara riil.
Investasi riil seperti investasi rumah, tanah, bangunan, dan lain-lain sementara investasi sektor finansial seperti surat-surat berharga.
Informasi merupakan salah satu hal yang penting bagi investor dalam
mengambil keputusan investasi. Sebagaimana disampaikan oleh Natalia Christanti dan Linda Ariany Mahastanti (2011) dalam jurnal “Faktor-Faktor yang
Dipertimbangkan Investor dalam Melakukan Investasi”, pengambilan keputusan
keuangan untuk kegiatan investasi, akan sangat dipengaruhi oleh informasi yang
didapat dan pengetahuan investor tentang investasi. Biasanya seorang investor akan melakukan riset sebelum memutuskan untuk melakukan investasi, seperti dengan mempelajari laporan keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, track record atau
portofolio, keadaan perekonomian, risiko, ulasan tentang keuangan dan keadaan perekonomian yang dipublikasikan di media, dan lain-lain, dengan tujuan supaya
BAB I Pendahuluan 2
Universitas Kristen Maranatha
Secara formal, menurut Suad Husnan dalam bukunya yang berjudul “Dasar
-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”, pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang
yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Pasar modal sendiri merupakan instrumen keuangan yang penting dalam suatu
perekonomian, yang memiliki fungsi utama sebagai alat untuk menyalurkan dana dari masyarakat ke sektor produktif (perusahaan). Undang-Undang Pasar Modal No.
8 tahun 1995 tentang Pasar Modal seperti yang tercantum dalam jurnal berjudul
“Analisis Dampak Stock Split Terhadap Harga, Volume dan Keputusan Investasi
Pada Saham” karangan Selamet Riyadi mendefinisikan pasar modal sebagai
“kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek”.
Fungsi pasar modal sebagai lembaga perantara (intermediaries) menunjukkan
peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan cara memperjualbelikan efek. Terdapat berbagai
jenis instrumen yang diperdagangkan di pasar modal, yakni: 1. Obligasi
Obligasi merupakan salah satu jenis aset finansial dan instrumen modal (utang) yang tergolong Surat Berharga Pasar Modal dengan Pendapatan Tetap yang diperjualbelikan dalam pasar modal. Bursa Efek Indonesia (2010) seperti yang
BAB I Pendahuluan 3
Universitas Kristen Maranatha
Governance Memprediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Consumer Goods”
yang dibuat oleh
N.
Agus Sunarjanto dan Daniel Tulasi mengartikan obligasisebagai surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada
periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Sekuritas yang diperdagangkan di pasar obligasi
Indonesia adalah obligasi perusahaan, obligasi negara dan obligasi konversi. Setelah diterbitkan, obligasi dapat diperdagangkan oleh investor di BEI seperti halnya sekuritas lainnya.
2. Saham
Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau
kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Keuntungan yang diperoleh oleh pemilik saham adalah dividen yang merupakan dana yang didistribusikan dari laba bersih kepada pemegang saham, dan juga capital gain yang
merupakan kelebihan atau selisih yang berlebih antara harga jual di atas harga beli. Ada dua tipe saham yaitu:
a) Saham Biasa
Adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikkan suatu perusahaan. Pada
umumnya, dividen yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham adalah rupiah tunai yang disebut dividen tunai (cash dividend). Selain tunai, perusahaan juga dapat membagikan dividen kepada para pemegang saham dalam bentuk saham
BAB I Pendahuluan 4
Universitas Kristen Maranatha
Adalah satu jenis sekuritas ekuitas yang berbeda dalam beberapa hal dengan saham
biasa. Saham ini memiliki karakteristik gabungan (hybrid) antara saham biasa dan obligasi. Dividen pada saham preferen biasanya dibayarkan dalam jumlah tetap dan
tidak pernah berubah dari waktu ke waktu. 3. Bukti Right
Bukti right atau disebut right saja merupakan efek yang memberikan hak
kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru perusahaan pada harga yang telah ditetapkan selama periode tertentu. Dari pengertian itu, bukti right juga
dikenal dengan sebutan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Bukti right diterbitkan melalui penawaran umum terbatas (right issue). Keputusan penawaran
umum terbatas ditetapkan dalam RUPS. Dalam penawaran umum terbatas, perusahaan tidak menjual saham barunya kepada masyarakat umum melainkan menawarkannya kepada para pemegang sahamnya dengan maksud untuk menjaga
proporsi kepemilikan. 4. Waran
Waran adalah hak untuk membeli saham pada waktu dan harga yang sudah ditentukan sebelumnya. Keputusan perusahaan menjual waran ditetapkan pada waktu RUPS. Berbeda dengan bukti right yang memiliki periode perdagangan yang singkat
hanya beberapa minggu, periode perdagangan waran adalah jangka panjang, umumnya antara 3 sampai dengan 5 tahun. Bursa Efek Indonesia mengatur bahwa
waran yang diperdagangkan di bursa adalah waran yang pada saat mulai diperdagangkan memiliki masa berlaku sekurang-kurangnya 3 tahun dan pelaksanaan haknya tidak dapat dilakukan lebih cepat dari 6 bulan terhitung sejak
BAB I Pendahuluan 5
Universitas Kristen Maranatha
5. Reksa Dana
Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27 sebagaimana tercantum dalam website IDX, didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Salah satu kelebihan reksadana adalah dapat dibeli dalam bagian yang kecil. Tidak seperti
saham yang harus dibeli dalam jumlah minimum tertentu, reksadana bisa dimiliki para investor, khususnya investor yang modalnya tidak besar.
6. Opsi
Adalah suatu perjanjian yang memberi pemiliknya hak, tetapi bukan
kewajiban, untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu (tergantung pada jenis opsi) pada harga tertentu selama waktu tertentu. Pengertian call dan put adalah penting bagi opsi. Pemilik call option mempunyai hak, tetapi bukan kewajiban,
untuk membeli aset induk atau aset acuan (underlying asset) pada harga tetap selama waktu tertentu. Sedangkan pemilik put option mempunyai hak, tetapi bukan
kewajiban, untuk menjual aset induk pada harga tetap selama waktu tertentu. Harga tetap pada aset induk yang dapat dibeli atau dijual dengan sebuah kontrak opsi disebut harga pelaksanaan (strike price atau exercise price).
Perdagangan saham merupakan salah satu investasi pasar modal yang memberikan return tinggi tetapi risiko tinggi, seperti hukum ekonomi high risk high
return and low risk low return. Walaupun risiko yang tinggi tetapi perkembangan
perdagangan saham meningkat dengan bukti berdasarkan data hingga 22 Mei 2015 tercatat ada 512 perusahaan publik (emiten)/perusahaan terbuka (Tbk) yang tercatat
BAB I Pendahuluan 6
Universitas Kristen Maranatha
serta masyarakat yang awalnya ragu dengan investasi pasar saham menjadi lebih
berani. Dengan bukti lain, BEI selaku pengelola pasar saham memberikan data bahwa sampai dengan tahun 2014, tercatat 307 emiten masuk daftar efek syariah,
dimana jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun 2007 yang pada saat itu baru 127 perusahaan masuk kriteria sesuai hukum Islam. Berdasarkan data tersebut, bagi masyarakat Muslim yang ingin berinvestasi di pasar saham menjadi
lebih yakin dan berani karena ada landasan syariah yang dijamin MUI. Untuk memperoleh keuntungan di pasar saham, investor harus memiliki informasi
mengenai kinerja perusahaan sehingga terlihat prospek kedepan perusahaan tersebut. Beberapa informasi yang dipublikasikan di pasar modal diantaranya yakni terkait
harga saham. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen investasi yang sangat popular dan banyak dipilih para investor karena mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Perubahan harga saham menjadi faktor penting yang
dapat mempengaruhi investor dalam membuat keputusan untuk berinvestasi atau tidak. Apabila harga saham naik, maka saham aktif untuk diperdagangkan,
sedangkan jika harga saham turun maka akan tidak aktif untuk diperdagangkan. Harga saham yang terlalu tinggi dapat mengurangi daya beli investor sehingga berpotensi menimbulkan dampak yang kurang baik. Untuk mengantisipasi
hal tersebut maka beberapa perusahaan dapat memilih untuk melakukan aktivitas pemecahan saham (stock split). Definisi stock split menurut Simatupang (2010)
adalah pemecahan nilai nominal saham menjadi lebih kecil yang bertujuan agar harga saham dapat lebih rendah dan jumlah saham yang beredar menjadi lebih banyak, sehingga investor lebih mudah untuk melakukan pembelian atau agar
BAB I Pendahuluan 7
Universitas Kristen Maranatha
Andrefa, 2013). Stock split adalah aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan publik
untuk menaikkan jumlah saham yang beredar (Brigham dan Gapeski, 1994 dalam jurnal Slamet Lestari dan Eko Arief Sudaryono tahun 2008). Perubahan nilai nominal
tersebut hanya akan menambah jumlah lembar saham dan tidak mengubah modal yang dikeluarkan perusahaan serta tidak pula mengurangi atau menambah nilai investasi bagi pemegang saham. Pengumuman stock split merupakan informasi yang
cukup penting bagi para investor dalam rangka pengambilan keputusan, karena dengan stock split maka harga saham akan menjadi rendah dan akan terjangkau oleh
investor kecil. Hal ini akan menimbulkan permintaan saham yang meningkat dan saham akan menjadi lebih liquid.
Tujuan dilakukan pemecahan saham adalah untuk menjaga agar harga saham tidak terlalu tinggi, sehingga terjangkau dengan kemampuan daya beli masyarakat serta memberi kesempatan kepada banyak orang untuk mampu membeli saham yang
ditawarkan sebagai bentuk strategi untuk mempengaruhi transaksi saham di Bursa Efek kemudian menempatkan saham dalam trading range yang optimal untuk
meningkatkan likuiditas saham sehingga distribusi saham menjadi lebih luas. Likuiditas adalah kemampuan untuk bertransaksi dalam jumlah besar, dengan waktu yang singkat dan biaya yang rendah. Dengan melakukan stock split, harga saham
menjadi optimal bagi investor kecil dan pada akhirnya meningkatkan jumlah pemegang saham perusahaan. Sementara itu, menurut Kieso dan Weygandt (1993)
dalam jurnal berjudul “Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Perubahan Laba”
yang dibuat oleh Nurul Latifah P, tujuan perusahaan melakukan stock split adalah untuk menyesuaikan harga pasar saham perusahaan pada suatu tingkat (trading
BAB I Pendahuluan 8
Universitas Kristen Maranatha
dananya pada saham tersebut, untuk memperbanyak (calon) investor dengan
meningkatkan jumlah saham yang beredar dengan nilai pasar yang dapat dijangkau, serta untuk menguntungkan investor yang ada dengan memberi kesempatan untuk
mengambil manfaat dari suatu penyesuaian pasar yang tidak sempurna sesudah stock
split tersebut. Dalam jurnal yang sama, disampaikan pula bahwa stock split
diharapkan memberi sinyal kepada investor bahwa saham perusahaan masih
undervalue (istilah murah yang menunjuk pada sebuah angka, harga atau nilai) dan
akan menjadi peningkatan dividend yield (salah satu rasio yang dijadikan ukuran
dalam berinvestasi saham yang diperoleh dengan membagi antara nilai dividen persaham dengan harga saham di pasar) pada masa yang akan datang (Brennan dan
Hughes, 1991).
Dikutip dari jurnal berjudul “Pengaruh Stock Split: Analisis Likuiditas Saham
pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia dengan Memperhatikan
Pertumbuhan dan Ukuran Perusahaan”, Widayanto dan Sunarjanto (2005) dalam
penelitiannya mengenai analisis pengaruh pengumuman pemecahan saham (stock
split) terhadap harga saham, volume perdagangan saham dan likuiditas saham yang
diukur dengan bid-ask spread pada beberapa perusahaan go public di BEJ. Mengemukakan hasil bahwa stock split atau pemecahan saham mengakibatkan
perbedaan yang signifikan terhadap harga saham, volume perdagangan saham dan likuiditas saham.
Pemecahan saham yang dapat dilakukan oleh emiten dibagi menjadi dua jenis pemecahan (Ediwijaya dan Indriantoro (1999) dalam jurnal berjudul “Analisis Perbandingan Trading Volume Activity dan Abnormal Return Saham Sebelum dan
BAB I Pendahuluan 9
Universitas Kristen Maranatha
Efek Indonesia Periode 2007-2011) oleh Andi Pramana dan Wisnu Mawardi tahun
2012), yaitu:
Pemecahan naik yaitu penurunan nilai nominal saham dan menambah jumlah
saham yang beredar. Pemecahan naik dilakukan apabila harga saham terlalu
tinggi, sehingga harga saham tersebut harus diturunkan untuk mencapai kisaran harga tertentu. Misalnya, pemecahan saham dengan faktor pemecahan 1:2, 1:3, 1:4 dan 1:10.
Pemecahan turun merupakan peningkatan nilai nominal per saham dan
mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya, pemecahan saham dengan
faktor pemecahan 2:1, 3:1, dan 4:1.
Di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan publik mulai melakukan stock
split sejak tahun 1993 dan hingga saat ini stock split masih seringkali menjadi pilihan
berbagai perusahaan, terbukti setiap tahun selalu ada perusahaan yang melakukan aktivitas stock split. Hal ini mungkin disebabkan stock split dianggap berhasil
memenuhi tujuan perusahaan dalam memperbaiki likuiditas saham perusahaan. Dikutip dari jurnal milik Arifin Akhmad dan Rika Ramadiyansari (2013), likuiditas
saham merupakan salah satu indikator dari reaksi pasar terhadap suatu pengumuman, dimana likuiditas saham dapat diukur dengan Trading Volume Activity (TVA)
(Copeland, 1979, Lakonishok dan Lev, 1987, serta Lamoureux dan Ponn, 1987 dalam Mila, 2010). Marwan Asri dan Faisal (1998) dalam Mila (2010) menjelaskan
“Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan
untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter perusahaan
BAB I Pendahuluan 10
Universitas Kristen Maranatha
Pemecahan saham merupakan fenomena ekonomi yang membingungkan.
Secara teori, pemecahan saham tidak memiliki nilai ekonomis, namun kenyataannya peristiwa pemecahan saham seringkali membawa dampak yang signifikan, salah
satunya terhadap perubahan harga saham. Para pelaku pasar modal sangat dipengaruhi oleh perubahan harga saham tersebut. Pertanyaan tentang mengapa manajemen memutuskan memecah sahamnya merupakan sinyal yang kemudian
ditafsirkan investor mengenai informasi-informasi yang terkandung dalam pengumuman pemecahan saham tersebut. Hal tersebut akan mempengaruhi investor
dalam melakukan transaksi, baik dalam penjualan maupun pembelian saham sehingga akan menyebabkan perubahan harga saham. Saham dapat dikatakan liquid,
salah satunya jika saham tersebut tidak mengalami kesulitan dalam membeli atau menjualnya kembali. Pada kenyataannya tidak semua saham mudah ditransaksikan atau dengan kata lain ada juga yang mengalami kesulitan likuiditas. Saham yang
tidak liquid dapat dikenakan delisting atau dikeluarkan dari Bursa Efek. Menurut Haris, 2003 (dalam Nurul. L. P., 2008) minimal terdapat empat dimensi dalam
likuiditas:
a. Immediacy, adalah biaya untuk segera melakukan dalam jumlah dan tingkat harga
tertentu.
b. Width, atau market spread merupakan selisih minat jual (ask) terbaik dan minat
beli terbaik (bid), yang dapat segera dimanfaatkan oleh pelaku pasar untuk:
bertransaksi.
c. Depth, menunjukkan jumlah atau nilai transaksi yang dapat segera diserap pasar
BAB I Pendahuluan 11
Universitas Kristen Maranatha
d. Resiliency, merupakan fungsi dari waktu, yaitu seberapa cepat harga dapat
kembali pada tingkat yang semestinya (mencerminkan harga fundamentalnya), apabila pada suatu saat terdapat arus order yang tidak seimbang.
Berdasarkan hal-hal yang telah dibahas di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai dampak aktivitas stock split terhadap harga saham dan volume perdagangan saham relatif dari perusahaan-perusahaan yang listing di
BEI dan melakukan aktivitas stock split ini, yaitu tepatnya dengan judul “DAMPAK
AKTIVITAS STOCK SPLIT TERHADAP RETURN SAHAM DAN VOLUME
PERDAGANGAN SAHAM RELATIF PADA PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka pokok
permasalahan yang akan dibahas adalah:
1) Apakah terdapat perbedaan signifikan yang ditimbulkan oleh aktivitas stock
split terhadap return saham perusahaan yang terdaftar di BEI periode
2011-2013?
2) Apakah terdapat perbedaan signifikan yang ditimbulkan oleh aktivitas stock
split terhadap volume perdagangan saham relatif perusahaan yang terdaftar di
BAB I Pendahuluan 12
Universitas Kristen Maranatha
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk membahas mengenai ada atau tidaknya perbedaan yang terjadi antara sebelum dan
sesudah perusahaan melakukan aktivitas pemecahan saham serta dampak apa saja yang ditimbulkan oleh aktivitas pemecahan saham tersebut terhadap suatu perusahaan.
Tujuan penelitian ini adalah:
1) Mengetahui dan mempelajari apakah terdapat perbedaan yang ditimbulkan
dari stock split pada return saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.
2) Mengetahui dan mempelajari apakah terdapat perbedaan yang ditimbulkan dari stock split pada volume perdagangan saham relatif perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berminat dan terkait dengan permasalahan yang akan dibahas. Adapun pihak-pihak yang dimaksud antara lain:
1. Bagi para pelaku pasar modal
Diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan ketika akan
BAB I Pendahuluan 13
Universitas Kristen Maranatha
dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh peristiwa stock split
terhadap likuiditas dan return saham dalam formulasi manajemen keuangan. 2. Bagi peneliti selanjutnya
93 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap 25 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama lima hari sebelum pemecahan saham hingga
lima hari sesudah pemecahan saham periode tahun 2011-2013 dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan uji normalitas menggunakan metode uji Kolmogorof Smirnov terhadap return saham sebelum dan sesudah stock split serta volume perdagangan
saham relatif sebelum dan sesudah stock split dengan tingkat kepercayaan 95% ( =
0.05), dapat disimpulkan bahwa data dari 25 perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini memiliki distribusi normal. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi dari rata-rata return sebelum stock split sebesar 0.901 yang berada di atas alpha sebesar
0.05 dan nilai signifikansi dari rata-rata return sesudah stock split sebesar 0.315 yang juga berada di atas alpha sebesar 0.05. Selain itu, dikatakan berdistribusi normal juga
terlihat dari nilai signifikansi dari rata-rata volume perdagangan saham relatif sebelum stock split sebesar 0.053 yang berada di atas alpha sebesar 0.05 dan nilai signifikansi dari rata-rata volume perdagangan saham relatif sesudah stock split
sebesar 0.110 yang juga berada di atas alpha sebesar 0.05.
2. Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji beda Paired Samples
BAB VSimpulan dan Saran 94
Universitas Kristen Maranatha
split. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi sebesar 0.510 yang berada di atas alpha
0.05. Kesimpulan tersebut bisa dikarenakan tidak semua harga pasar saham perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini mengalami
penurunan maupun kenaikan yang sama atau seimbang setelah melakukan aktivitas
stock split.
3. Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji beda Paired Samples
T-Test dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0.05), dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan volume perdagangan saham relatif antara sebelum dan
sesudah stock split. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi sebesar 0.006 yang berada di atas alpha 0.05. Dengan meningkatnya kegiatan perdagangan berarti jumlah saham
yang diperdagangkan semakin banyak, begitu juga dengan jumlah pemegang saham. Kesimpulan ini mendukung teori yang menyatakan bahwa manajer melakukan stock
split agar tingkat perdagangan berada dalam kondisi yang lebih baik sehingga dapat
menambah daya tarik investor dan meningkatkan likuiditas perdagangan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil analisis perbedaan return saham dan volume perdagangan saham relatif sebelum dan sesudah stock split di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2011-2013, berikut adalah beberapa saran yang dapat diberikan agar dimasa yang akan datang dapat diperoleh hasil yang lebih baik, yaitu:
1. Bagi investor
Dalam melakukan keputusan investasinya, para investor sebaiknya memperhatikan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan seperti
BAB VSimpulan dan Saran 95
Universitas Kristen Maranatha
tersebut, investor dapat menggunakannya sebagai acuan untuk mengambil keputusan
investasi yang tepat guna memperoleh keuntungan ataupun meningkatkan likuiditas saham. Selain itu, investor hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor eksternal
sepeti faktor ekonomi, politik dan kondisi pasar, sebab hal tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi harga saham maupun tingkat transaksi perdagangan saham.
2. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini memberikan masukan bagi perusahaan bahwa aktivitas
pemecahan saham tidak menjamin return saham akan meningkat sesuai dengan tujuannya. Oleh karena itu, perusahaan perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang
melatarbelakangi hal tersebut seperti isu-isu terkait yang beredar di pasar atau kuatnya dominasi faktor-faktor eksternal misalnya ketidakstabilan politik dan ekonomi Indonesia daripada faktor-faktor internal yang pada akhirnya akan
berdampak pada reaksi pasar.
3. Bagi penelitian yang akan datang
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat menguji kembali variabel-variabel lain yang dipengaruhi pemecahan saham seperti dividen dan laba perusahaan. Penelitian juga dapat dilakukan dengan menggunakan jumlah sampel
perusahaan yang lebih banyak agar semakin mampu menggambarkan kondisi perusahaan yang melakukan stock split pada suatu periode. Selain itu, penelitian
BAB VSimpulan dan Saran 96
Universitas Kristen Maranatha
yang merupakan kebalikan dari stock split atau pemecahan saham apabila jumlah
97 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, A., Rika, R. (2013). Analisis Perbandingan Abnormal Return, Volume Perdagangan Saham dan Likuiditas Sebelum dan Sesudah Stock Split Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Ekonom, 16 (1) Januari, hal. 19-29.
Azhar, Al., Emrinaldi Nur DP & M Alwi Montarezi. (2013). Analisis Abnormal
Return Saham, Volume Perdagangan Saham, Likuiditas Saham, dan
Variabilitas Tingkat Keuntungan Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split.
Jurnal Akuntansi, 2 (1) Oktober, hal. 36-47.
Batlolone, V. (2014). Mendagri Pastikan Jumlah Penduduk 254 Juta. Sinar Harapan,
16 September 2014 diakses dari
http://sinarharapan.co/news/read/140916057/mendagri-pastikan-jumlah-penduduk-254-juta-span-span- pada tanggal 19 April 2015.
Christanti, Natalia., Linda. A. M. (2011). Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan Investor dalam Melakukan Investasi. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, 4 (3) Desember, hal. 37-51. 1-100-1371436410 pada tanggal 20 Juni 2015.
Husnan, S. (2001). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga, Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta.
Ihsan, M. (2013). Sepatu BATA Stock Split 1:100. Harian Bisnis Indonesia, 14 Juni 2013 diakses dari http://market.bisnis.com/read/20130614/190/145021/sepatu-bata-stock-split-1100 pada tanggal 20 Juni 2015.
Latifah, N, P. (2008). Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Perubahan Laba.
Fokus Ekonomi, 3 (1) Juni, hal. 48-59.
Martalena, Malinda, M. (2011). Pengantar Pasar Modal. Penerbit ANDI. Yogyakarta.
Melani, A. (2013). BEI Tiadakan Saham JRPT dengan Nilai Nominal Lama. Inilah
Daftar Pustaka 98
Universitas Kristen Maranatha
Nisaputra, R. (2013). BATA Kantongi Izin untuk Stock Split. Okezone, 14 Juni 2013 diakses dari http://economy.okezone.com/read/2013/06/14/278/822262/bata-kantongi-izin-untuk-stock-split pada tanggal 20 Juni 2015.
Pramana, A., Mawardi, W. (2012). Analisis Perbandingan Trading Volume Activity dan Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011). Diponegoro Journal Management, 1 (1) , hal. 1-9.
Rokhmatussa’dyah, A dan Suratman. (2010). Hukum Investasi dan Pasar Modal.
Sinar Grafika. Jakarta.
Rusliati, E., Esti, N. F. (2010). Pemecahan Saham Terhadap Likuiditas dan Return Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 12 (3) Desember, hal. 161-174.
S. Dina. N. J., dan Tjun, L. T. (2009). Pengaruh Kebijakan Stock Split Terhadap
Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan Go Public yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Univeritas Kristen Maranatha.
Bandung.
Selamet, R., Selvi, A. (2013). Analisis Dampak Stock Split Terhadap Harga, Volume dan Keputusan Investasi Pada Saham. e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, 1 (1) Oktober, hal. 1-24.
Slamet, L., Eko, A.S. (2008). Pengaruh Stock Split: Analisis Likuiditas Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia dengan Memperhatikan Pertumbuhan dan Ukuran Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 10 (3) Desember, hal. 139-148.
Soelistijono, B., Princess, D. L. (2011). Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Stock Split pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Spread, 1 (1) April, hal. 62-73.
Sugiartini, N. K. A. (2014). Studi Komparatif Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split Pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013. Universitas Pendidikan Ganesha, 4 (1), hal. 1-10.
Sumarni, M., John, S. (1998). Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi
Perusahaan). Penerbit Liberty Yogyakarta. Yogyakarta.
Sunariyah. (2004). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Sunarjanto, N. A., Daniel, T. (2013). Kemampuan Rasio Keuangan dan Corporate
Daftar Pustaka 99
Universitas Kristen Maranatha
Sunjoyo; R. Setiawan, V. Carolina, N. Magdalena, A. Kurniawan. (2013). Aplikasi
SPSS untuk Smart Riset. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Suntoro, D., Imam Subekti. (2003). Kandungan Informasi atas Peristiwa Stock Split.
TEMA, IV (2) September, hal. 119-132.
Sutedi, A. (2009). Segi-Segi Hukum Pasar Modal. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.
Tandelilin, E. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta.
... (2010). Portofolio dan Investasi. Edisi Pertama, Kanisius, Yogyakarta.
Umi, M., Khusfatun, K. (2011). Studi Komparatif Harga, Likuiditas, dan Risiko Saham Sebelum dan Sesudah Perusahaan Melakukan Stock Split dan Reverse Split di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009. Jurnal Riset Manajemen
Sains Indonesia (JRMSI), 2 (1), hal. 73-94.
Wistawan, I. M. A. P., A. A. G. P. Widanaputra. (2013). Dampak Pengumuman Pemecahan Saham Pada Perbedaan Abnormal Return. E-jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 5 (1), hal. 1-16.
Zein, Z. A., Novita, I., Eka, H. (2009). Pengaruh Stock Split terhadap Harga dan Likuiditas Saham. Jurnal Ekonomi,17 (2) Agustus, hal. 9-20.
kbbi.web.id/investasi
http://finance.yahoo.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Indonesia
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41006/4/Chapter%20II.pdf http://www.idx.co.id