• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Media

Media secara harfiah berasal dari bahasa latin medius berarti perantara atau pengantar. Menurut Arsyad (2002:3) kata media dalam bahasa arab adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Dengan demikian media dapat diartikan sebagai jalan atau jembatan menyampaikan informasi kepada penerima informasi. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Rahardjo dalam Kustandi dan Sutjipto (2013:7) bahwa media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.

Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2002:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi dan atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Kustandi dan Sutjipto (2013:7) dalam bukunya yang berjudul “Media Pembelajaran Manual dan Digital” menjelaskan bahwa secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.

2.1.2 Pengertian Media Pembelajaran

Media Pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna (Kustandi dan

(2)

Sutjipto, 2013:8). Pendapat lainnya Arsyad (2002:4) dalam bukunya juga menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah media yang membawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang membantu proses pembelajaran yang berfungsi memperjelas makna pesan dan membawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

2.1.3 Fungsi Media Pembelajaran

Asyhar (2010:134) menjelaskan bahwa media pembelajaran tidak sekedar hanya menjadi alat bantu saja, melainkan juga merupakan salah satu strategi dalam proses pembelajaran. Pendapat lainnya, Levie dan Lentz dalam Kustandi dan Sutjipto (2013:19-20) mengemukakan bahwa media pembelajaran khusunya media visual memilki empat fungsi, yaitu:

1. Fungsi atensi, yakni menarik dan mengarahkan perhatian siswa agar tetap berkontsentrasi pada pelajaran yang ditampilkan.

2. Fungsi afektif, media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (membaca) teks yang bergambar.

3. Fungsi kognitif, media visual terlihat dari temuan temuan penlitian yang mengungkapkan lambang visual atau gambar dapat memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi yang terkandung dalam gambar.

(3)

4. Fungsi kompensatoris, terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lamban menerima serta memhami maksud pelajaran yang disajikan dalam bentuk teks atau disajikan secara verbal.

2.1.4 Jenis Media Pembelajaran

Beberapa jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran menurut Tim Depdiknas (2008:6-7) adalah sebagai berikut:

1. Media Grafis atau visual: media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas, kuat dan terpadu melalui kombinasi pengungkapan kata kata dan gambar. Peran utama media ini adalah memvisualisasikan fakta dan gagasan dalam bentuk ringkas dan padat. Jenis-jenis media grafis atau visual yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran adalah gambar, foto, diagram, sketsa, charta, grafik, poster dan komik.

2. Media Audio: bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara/piringan suara) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik sehingga terjadi proses belajar. Media audio berhubungan dengan segala kegiatan untuk melatih keterampilan mendengarkan. Beberapa jenis media audio adalah radio dan alat perekam atau kaset.

3. Media Proyeksi: hampir sama dengan media grafis, hanya penyampaian pesan harus diproyeksikan dengan proyektor agar sampai pada sasaran. Media jenis ini dapat berupa media visual saja tetapi ada juga yang disertai audio.

Beberapa contohnya adalah film, televisi video dan lain-lain.

(4)

2.2 Kamus

2.2.1 Pengertian Kamus

Secara etimologis kamus berasal dari kata dalam bahasa Arab, yakni qamus.

Bahasa arab menyerap kata qamus dari kata dalam bahasa Yunani kuno okeanos yang berarti lautan. Secara singkat bahwa kata kamus memliki makna “wadah pengetahuan” yang secara khusus dimaksud pada pengetahuan bahasa yang tak terhingga dalam dan luasnya (Chaer, 2007:179). Kemudian Pusat Bahasa (2008:628) dalam bukunya menjelaskan bahwa kamus adalah sebuah buku yang didalamnya memuat daftar kosakata baku suatu bahasa secara lengkap disusun secara alfabetis yang disertai label, lafal kata serta penjelasan makna dan dilengkapi dengan contoh pemakaian entri dalam kalimat.

Berbeda dengan pendapat beberapa ahli di atas, Puspita (2006:2) menjelaskan bahwa kamus adalah kumpulan dari berbagai kata-kata, istilah-istilah, sebutan ataupun peribahasa, baik dalam bentuk buku maupun aplikasi program yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menerangkan makna dari suatu kata. Selain menerangkan maksud suatu perkataan, kamus juga dapat digunakan sebagai pedoman bagaimana suatu kata digunakan.

Secara ringkas peneliti dapat menarik kesimpulan dari pengertian kamus dari beberapa pendapat ahli yang dikemukan bahwa kamus (1) merupakan sebuah buku yang memuat daftar kosakata dari suatu bahasa, (2) memuat berbagai istilah yang disusun secara alfabetis, dan (3) sebagai pedoman bagaimana suatu kata digunakan.

(5)

2.2.2 Komponen Kamus

Menurut Chaer (2007: 206) adapun komponen-komponen suatu kamus adalah memiliki kelengkapan lema, susunan lema, gloss yang lengkap padat dan jelas, petunjuk lafal dan ejaan, serta informasi kategori kata. Selain itu komponen kamus lainnya juga memiliki variasi data, informasi asal usul kata dan informasi bidang pemakaian.

2.2.3 Jenis Kamus

Chaer (2007:196-205) dan Kushartanti dkk (2007:224) menjelaskan bahwa adapun jenis- jenis kamus dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Berdasarkan bahasa sasaran

Berdasarkan bahasa sasaran kamus dibagi menjadi 3 jenis. Adapun ketiga jenis kamus tersebut yaitu: a). Kamus Ekabahasa adalah kamus yang bahasa sumbernya sama dengan bahasa sasarannya. Contohnya Kamus Besar Bahasa Indonesia. b).

Kamus Dwibahasa adalah kamus yang bahasa sumbernya tidak sama dengan bahasa sasarannya. Contohnya Kamus Oxford Inggris-Indonesia. c). Kamus aneka bahasa adalah kamus yang kata-kata bahasa sumber dijelaskan dengan padanannya dalam tiga bahasa atau lebih, misalnya kamus bahasa Indonesia-Inggris-Spanyol.

2. Berdasarkan banyaknya lema (entri)

Selain berdasarkan bahasa sasaran, kamus juga dikelompokkan berdasarkan banyaknya lema (entri) kata. Adapun jenis kamus tersebut yaitu: a). Unabridged Dictionary mencakup 400.000-600.000 lema. b). Semi-Unabridged Dictionary mencakup 350.000-400.000 lema. c). College dan Concise Dictionaries mencakup

(6)

160.000-250.000 lema. d). Compact Dictionary mencakup 120.000-150.000 lema.

dan e). Pocket dan Mini Dictionary mencakup 50.000-120.000 lema.

2.2.4 Fungsi Kamus

Menurut Chaer (2007:185-190) bahwa kamus berfungsi menampung konsep- konsep budaya dari masyarakat atau bangsa penutur bahasa tersebut. Selain itu, kamus juga memiliki fungsi praktis seperti halnya mengetahui makna kata, sarana mengetahui lafal dan ejaan sebuah kata, mengetahui asal usul kata serta informasi mengenai kata lainnya.

2.3 Kamus Bergambar

Menurut Lopiccolo (2013:118) bahwa kamus bergambar adalah sebuah kamus yang membantu pengajaran kata-kata baru dengan visual. Selain itu, Bhatti, dkk (2013:1) juga berpendapat bahwa kamus bergambar atau kamus berilustrasi adalah kamus yang menggunakan gambar atau lukisan untuk mengungkapkan sebuah makna. Biasanya, kamus bergambar disusun berdasarkan kesamaan topik, bukan disusun menurut kata per kata. Kamus bergambar mengandungi keterangan ringkas dari gambar yang ingin dijelaskan, sehingga mengurangi kompleksitas dari kamus tersebut.

2.4 Kamus Elektronik

Perkakas modern bagi penerjemah adalah kamus elektronik. Kamus elektronik ini dibuat mirip dengan bentuk kalkulator sehingga mudah dibawa kemana-mana.

Kekurangan jenis kamus ini adalah tidak mempunyai penjelasan yang lengkap atau contoh lainnya seperti kamus konvensional. Kelebihannya adalah penerjemah bisa

(7)

mencari kata dengan cepat. Jenis kamus modern yang lain adalah kamus yang dibuat dalam bentuk program komputer. Kamus ini sangat berguna bagi penerjemah yang biasa kerja dengan komputer. la bisa membuka program pengolah kata misalnya Microsoft Word untuk menulis hasil terjemahannya dan program kamus sekaligus (Suryawinata dan Hariyanto, 2003:29).

2.5 Adobe Flash Professional CS6

Adobe Flash merupakan program pembuat animasi yang diproduksi oleh

perusahaan peranti lunak dari Amerika Serikat yaitu Adobe System Incorporated.

Program ini sangat andal dan populer dikalangan animator, berbagai fasilitas dan fitur terbaru telah disediakan untuk kemudahan dalam pengolahan para penggunaanya.

Program terbaru Adobe Flash terbaru adalah Adobe Flash Professional CS6.

Westriningsih (2012:2) Adobe Flash Professional CS6 merupakan versi terbaru dari versi sebelumnya, Adobe Flash CS5. Program ini memiliki banyak fungsi, seperti pembuatan animasi objek, membuat presentasi, animasi iklan, game, pendukung animasi halaman web, hingga dapat digunakan untuk pembuatan film animasi.

2.5.1 Tampilan Awal Adobe Flash Professional CS6

Halaman Awal adalah halaman yang pertama kali muncul setelah program Adobe Flash Professional CS6 dijalankan. Menjalankan program tersebut terlebih

dahulu mengklik 2 kali icon Adobe Flash Professional CS6 yang terdapat pada desktop. Adapun tampilan awal Adobe Flash Professional CS6 saat pertama kali dijalankan sebagai berikut:

(8)

Gambar 2.1. Tampilan Awal Adobe Flash Professional CS6

2.5.2 Area Kerja Adobe Flash Professional CS6

Menurut Westriningsih (2012:2) sebelum menggunakan program Adobe Flash Professional CS6 Sebaiknya terlebih dahulu mengenali area kerjanya dahulu, adapun

area kerjanya:

1. Nama Dokumen, berisi nama dokumen yang sedang aktif, yang secara default diberi nama Untitled1.

2. Scale View, digunakan untuk men-zoom area kerja.

3. Menu Bar adalah barisan menu berisi kumpulan perintah yang digunakan pada Adobe Flash Professional CS6. Menu bar terdiri dari beberapa submenu yang dilengkapi dengan shortcut (jalan pintas) menggunakan kombinasi tombol keyboard.

4. Nama Panel, berisi properties dari objek yang dibuat.

5. Stage merupakan bagian dari Adobe Flash Professional CS6 yang digunakan untuk membuat atau meletakkan objek.

(9)

Gambar 2.2 Stage Adobe Flash Professional CS6

6. Panel Timeline, Timeline berisi frame-frame yang berfungsi untuk mengontrol objek yang dianimasikan. Selain itu juga digunakan untuk menentukan kapan suatu objek ditampilkan.

Gambar 2.3 Timeline Adobe Flash Professional CS6

7. Toolbox merupakan bagian dari Adobe Flash Professional CS6 yang terdiri dari berbagai tool yang berfungsi membuat gambar, memilih objek dan memanipulasi objek yang merupakan komponen dari stage.

2.6 Tinjauan Materi 2.6.1 Pengertian Genetika

Secara etimologi kata “Genetika” berasal dari kata genos dalam bahasa latin berarti asal mula kejadian. Namun, genetika bukanlah ilmu tentang asal mula kejadian meskipun pada batas-batas tertentu memang ada kaitannya. Genetika ialah ilmu yang mempelajari seluk beluk alih informasi hayati dari generasi ke generasi

timeline

Stage

Stage

(10)

(Susanto, 2011:1). Selain itu Saefuddin (2007:2) juga berpendapat bahwa Genetika adalah ilmu tentang hereditas dan variasi yang terkait didalamnya.

2.6.2 Pengertian dan Struktur DNA

Menurut Suryo (2005: 29) DNA tersusun atas banyak nukleotida, yang bila dalam keadaan terurai terdiri dari gula, posfat dan basa yang mengandung nitrogen.

Karena banyaknya molekul nukleotida yang menyusun DNA, maka molekul DNA tersusun atas Polinukleotida. Adapun penjelasannya masing-masing adalah sebagai berikut:

1. Gula, molekul gula yang menyusun DNA adalah sebuah pentosa, yaitu deoksiribosa.

2. Posfat, molekul yang berupa P𝑂4.

3. Basa, basa nirogen yang menyusun DNA dibedakan atas;

a. Kelompok Pirimidin, terdiri atas Sitosin (S) dan timin (T).

b. Kelompok Purin, terdiri atas Adenin (A) dan Guanin (G).

2.6.3 Kromosom

Menurut Ho (2008:348) kromosom adalah unit struktural dari materi genetik yang mengandung molekul DNA terdapat di dalam inti sel. Zat penyusun suatu kromosom disebut kromatin Benda benda tersebut pertama kali diberi nama kromosom (Latin:krom = warna: soma=tubuh) oleh Waldeyer pada tahun 1888 (Suryo. 2005:6).

2.6.3.1 Ukuran dan Bentuk Kromosom

Ukuran kromosom bervariasi dari suatu spesies ke spesies lainnya. Panjang kromosom berkisar antara 0,2- 0,5 µ, diameternya 0,2-20 µ. Pada Umumnya makhluk

(11)

dengan jumlah kromosom sedikit memiliki kromosom dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan junlah kromosom yang banyak (Suryo.2005: 9)

Menurut Suryo (2005: 9) bentuk kromosom dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu:

a. Metasentrik, apabila sentromer terletak median (tengah kromosom) sehingga kromosom terbagi mennjadi dua lengan yang sama panjang dan mempunyai bentuk sperti huruf V.

b. Submetasentrik, apabila sentromer terletak submedian (dekat ujung kromosom) sehingga kromosom terbagi menjadi dua lengan tak sama panjang dan berbetuk seperti huruf J.

c. Akrosentik, apabila sentromer terletak subterminal (didekat ujung kromosom), sehingga kromosom tidak membengkok melainkan tetap lurus seperti batang. Satu lengan kromosom sangat pendek dan lengan lainnya panjang.

d. Telosentris, apabila sentromer terletak diujung kromosom sehingga kromosom hanya terdiri dari satu lengan saja.

2.6.3.2. Struktur Kromosom

Struktur kromosom menurut Suryo (2005:17) terdiri atas:

a. Kromonema, berupa pita berbentuk spiral.

b. Kronomer, adalah bahan nukleoprotein yang mengendap.

c. Sentromer, bagian dari kromosom yang menentukan bentuk kromosom.

d. Lekukan kedua, tempat terbentuknya nukleus.

(12)

e. Telomer, bagian dari ujung-ujung kromosom yang menghalangi bersambungnya kromosom satu dengan kromosom lainya.

f. Satelit, tambahan pada ujung kromosom.

2.6.3.3. Fungsi Kromosom

Menurut Nio (1990:100) bahwa kromosom berfungsi sebagai tempat melekatnya gen-gen. Selain itu kromosom juga berfungsi menyimpan informasi genetik dan mewariskannya pada keturunannya. Kemudian juga berfungsi mengendalikan perkembangan fenotip suatu organisme baik itu virus, bakteri, tumbuhan hewan dan manusia.

2.6.4 Pembelahan Sel 2.6.4.1 Pembelahan Mitosis

Pembelahan Mitosis adalah proses yang menghasilkan dua sel anak yang identik. Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel somatis secara berturut-turut (Crowder,2006:5). Menurut Suryo (1996:46) proses mitosis berlangsung dalam beberapa fase yakni Interfase, Profase, Metafase, Anafase, dan Telofase.

2.6.4.2 Pembelahan Meiosis

Pembelahan meiosis merupakan proses yang rumit mengakibatkan reduksi jumlah kromosom menjadi 1n, sehingga gamet jantan dan betina mempunyai jumlah kromosom haploid apabila terjadi pembuahan (penggabungan gamet jantan dan betina), maka diperoleh kembali keadaan 2n (Crowder,2006:10). Menurut Suryo (1996:49-50) proses meiosis berbeda dari proses mitosis dan lazimnya berlangsung dalam beberapa 2 tingkat yakni meiosis 1 dan meiosis 2.

(13)

2.6.5 Gametogenesis

Gametogenesis adalah keseluruhan proses penghasian gamet-gamet dan atau spora-spora matang dengan melalui proses pembelahan meiosis (Elrod dan Stanfield, 2002:11). Menurut Suryo (1996:51) hasil akhir dari meiosis biasanya tidak langsung berupa gamet, melainkan memerlukan sedikit waktu untuk berkembang menjadi gamet, proses ini disebut maturasi.

1) Spermatogenesis ialah gametogenesis pada hewan jantan dan orang laki-laki.

Pada spermatogenesis ini sel-sel primordial diploid di dalam testis terus membelah secara mitosis berkali-kali dan membentuk spermatogonium.

Selama pertumbuhannya, sel ini membetuk sel spermatosit primer (diploid) yang kemudian membelah secara meiosis. Hasilnya berupa dua buah sel spermatosit sekunder yang masing-masing haploid. Selanjutnya sel-sel ini mengalami pembelahan meiosis II dan menghasilkan 4 spermatid haploid.

Selama proses maturasi terbentuklah bagian seperti ekor dan tipe spermatid menjadi ganet jantan yang disebut spermatozoon (Suryo,1996:51).

2) Oogenesis ialah gametogensis pada hewan betina dan orang perempuan.

Pada oogenesis ini sel primordial diploid dalam ovarium (oogonium) mengalami pertumbuhan menjadi oosit primer (masih diploid). Pada meiosis I jumlah kromosom diparoh, kemudian sel membelah menjadi sebuah sel besar (oosit sekunder) dan sebuah sel kecil (badan kutub primer).

2.6.6 Interaksi Gen

Interaksi gen adalah peristiwa timbulnya sifat keturunan baru akibat adanya kerjasama atau saling pengaruh dari dua pasang alel atau lebih (Suryo, 1996: 35).

(14)

Selain itu Suryo (2005:140-141) juga menjelaskan adapun contoh dari interkasi gen adalah sebagai berikut:

1. Epistasi, ialah bila sebuah gen mengalahkan sebuah gen lainnya yang bukan alelnya. Epistasis dibedakan menjadi epistasis dominan dan resesif. Epistasis dominan adalah bila sebuah gen dominan mengalahkan pengaruh gen dominan lainnya. Sedangkan Epistasi resesif adalah bila gen resesif mengalahkan pengaruh gen resesif lainnya.

2. Gen Komplementer, ialah gen-gen dominan yang berlainan tetapi bila terdapat bersama-sama dalam genotip akan saling membantu dalam menentukan fenotip.

2.7 Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji kefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2013:407). Selain itu Setyosari (2010:214) penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.

Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan adalah (1) untuk mengembangkan suatu produk, (2) memvalidasi, (3) menghasilkan produk

Model pengembangan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah model ADDIE yang dikembangkan oleh Lee dan Owen (2004:3). Dipilihnya model pengembangan ini didasarkan atas beberapa alasan diantaranya adalah sifatnya deskriptif untuk menggambarkan alur atau langkah yang harus diikuti untuk mendapatkan suatu produk. Selain itu Setyosari (2010:222) juga menjelaskan bahwa

(15)

model ADDIE memuat urutan langkah-langkah yang dilakukan secara bertahap dari langkah awal sampai langkah akhir.

2.8 Penelitian Yang Relevan

Penelitian tentang kamus elektronik berbasis flash pernah dilakukan oleh Astutik (2012:4) mengenai “Pengembangan Media Pembelajaran Membaca Aksara Jawa Berbasis Macromedia Flash Untuk Siswa Kelas VII SMP” Menunjukkan hasil berdasarkan hasil penilaian ahli media dari 9 aspek penilaian diketahui bahwa 3 aspek penilaian masuk dalam kategori valid yang bernilai 100%, dan 6 aspek penilaian dikategorikan cukup valid/ yang bernilai 75%. Sedangkan hasil penilaian ahli materi, dari 9 aspek penilaian diketahui bahwa 5 aspek penilaian masuk dalam ketegori valid/

yang bernilai 88% dan 100%, dan 4 aspek penilaian dikategorikan cukup valid yang bernilai 75% dan 63%. Berdasarkan hasil uji coba lapangan yang telah dilakukan kepada siswa kelas VII SMP Negeri 19 Malang diperoleh hasil persentase penilaian 84%.

Penelitian lainnya, Amirah (2014:7) yang berjudul “Pengembangan Kamus Trilingual Elektronik Dalam Mata Kuliah Struktur Tumbuhan Pada Materi Bunga Untuk Mahasiswa S1 Pendidikan Biologi” menunjukkan bahwa hasil validasi oleh ahli materi dan ahli media didapatkan skor 72,5% (baik) dan 87,5% (sangat baik).

Selain itu hasil ujicoba pada 15 orang mahasiswa pendidikan biologi PGMIPAU, reguler dan mandiri didapatkan skor 80,8% (sangat baik). Hal ini menandakan bahwa media kamus layak digunakan sebagai media pembelajaran.

(16)

Murviza, dkk (2014:29) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Kamus Fisika Bergambar Untuk Materi Fisika MTSS Plus Balimbing Kelas VIII”

menyatakan bahwa hasil uji validitas yang telah dilakukan oleh 4 orang pakar terhadap kamus fisika bergambar menunjukkan media tergolong valid dengan persentase 77,96%. Selain itu hasil validasi kamus oleh respoden menunjukkan media juga tergolong valid dengan persentase 73,75%. Dengan demikian media kamus fisika bergambar telah memenuhi kriteria praktikalitas yaitu dapat dipakai dan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

Gambar

Gambar 2.1. Tampilan Awal Adobe Flash Professional CS6
Gambar 2.3 Timeline Adobe Flash Professional CS6

Referensi

Dokumen terkait

Banyaknya mahasiswa yang mengalami kesalahan tersebut sungguh di luar dugaan mengingat sebelum tes diberikan mereka sudah mendiskusikan konsep aksi-reaksi pada hukum

Kegiatan penyusunan Rencana Penyelenggaraan Infrastruktur PU Dan Per mukiman dilakukan untuk kawasan strategis terpilih yang terdapat di Kawasan strategis Nasional, kawasan

Walaupun sama-sama melakukan penelitian di bidang Public Relations khususnya Marketing Public Relations dan obyek lokasi sama- sama di hotel, tetapi adanya perbedaan

Untuk itu dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian dan penentuan kondisi optimum operasi boiler pipa api menggunakan campuran bahan bakar biodiesel minyak solar pada

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk menentukan seberapa besar kadar Zn dan Cd yang terdapat dalam air sungai di sekitar industri tekstil Gumpang

Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata Yunani, yaitu semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu yang berdasar

Buku Statistik Sumber Daya Alam di Lampung Tahun 2009 yang diterbitkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Lampung merupakan publikasi lanjutan dari buku statistik Balai

Tahun ini PT. Astra Graphia Menetapkan arahan bisnis “meningkatkan kapasitas bisnis dan mengendalikan margin laba operasi” dan didukung oleh langkah-langkah inisiatif. Astra