LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 1 BAB I
P E N D A H U L U A N
A. GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN 1. Kedudukan
Kabupaten Pekalongan sebagai Daerah Otonom dari Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Tengah dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan, Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan dan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang.
Daerah Kabupaten berwenang mengurus dan mengatur kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten meliputi perencanaan dan pengendalian pembangunan; perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang; penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; penyediaan sarana dan prasarana umum; penanganan bidang kesehatan; penyelenggaraan pendidikan; penanggulangan masalah sosial; pelayanan bidang ketenaga-kerjaan; fasilitasi pengembangan koperasi; usaha kecil dan menengah; pengendalian lingkungan hidup; pelayanan pertanahan; pelayanan kependudukan dan catatan sipil; pelayanan administrasi umum pemerintahan;
pelayanan administrasi pelayanan modal; penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan urusan wajib yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan serta urusan pilihan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah.
Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan Tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Pekalongan masih berdasarkan
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 2 Undang-undang Nomor : 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. Pemerintah
Kabupaten Pekalongan telah melakukan penataan kelembagaan Perangkat Daerah melalui Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 13, 14, 15 dan 16 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pekalongan yang kemudian diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 4, 5, 6, dan 7 tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pekalongan.
Undang-undang Nomor : 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pengganti Undang – undang Nomor 2 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang – undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang – undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomr 5657).
Sekretariat Daerah adalah unsur pembantu Pimpinan Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten yang selanjutnya disebut Sekretaris DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD Kabupaten, dipimpin oleh seorang Sekretaris dewan yang secara teknis operasional berada dan bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Dinas Kabupaten merupakan unsur pelaksana otonomi daerah Kabupaten yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanankan kewenangan desentralisasi, sedangkan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten merupakan unsur pendukung tugas Kepala
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 3 Daerah yang mempunyai tugas melaksanankan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik., dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Kecamatan merupakan Perangkat Daerah sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu, dipimpin oleh Camat yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dan Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah dalam wilayah Kecamatan dipimpin oleh seorang Lurah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat.
2. Tugas dan Fungsi
Pada Daerah Kabupaten / Kota di bentuk Lembaga Perangkat Daerah untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya. Perangkat Daerah Kabupaten Pekalongan terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan.
Tugas dan Fungsi dari masing-masing lembaga perangkat daerah adalah sebagai berikut :
a. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagai Pimpinan Pemerintahan Daerah adalah implementator kebijakan publik yang mengemban tugas dan fungsi pelayanan, perlindungan dan pemberdayaan masyarakat serta mengemban fungsi manajemen pemerintahan di daerah mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai pada tingkat monitoring dan evaluasi (Surat Mendagri Nomor 120/562/S.J tanggal 3 Maret 2004 tentang Implementasi Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah). Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan Daerah Pasal 67, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah mempunyai kewajiban sebagai berikut :
1) Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 4 Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2) Menaati seluruh ketentuan peraturan perundangundangan;
3) Mengembangkan kehidupan demokrasi;
4) Menjaga etika dan norma dalam pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah;
5) Menerapkan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik;
6) Melaksanakan program strategis nasional; dan
7) Menjalin hubungan kerja dengan seluruh Instansi Vertikal di Daerah dan semua Perangkat Daerah..
b. Tugas Sekretariat Daerah adalah membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan mengoordinasikan Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Lembaga Lain Daerah, Kecamatan dan Kelurahan.dengan fungsi :
 penyusunan kebijakan pemerintahan daerah;
 pengoordinasian pelaksanaan tugas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Lembaga Lain Daerah, Kecamatan dan Kelurahan;
 pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah;
 pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah;
 pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
c. Tugas Sekretariat DPRD mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan menyediakan serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah, dengan fungsi:
 penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD;
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 5
 penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;
 penyelenggaraan rapat-rapat DPRD;
 penyediaan dan pengkoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD.
d. Tugas Dinas Daerah Kabupaten adalah melaksanakan kewenangan desentralisasi, dengan fungsi :
 perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
 Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tugasnya;
 Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang tugasnya;
 pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang tugasnya;
 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan ole Bupati sesuai denga tugas dan fungsinya.
e. Tugas Lembaga Teknis Daerah adalah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik, dengan fungsi :
 perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya ;
 pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugasnya ;
 pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya ;
 pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya
f. Tugas Kecamatan adalah membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan Pembinaan Kemasyarakatan dalam wilayah kecamatan serta melaksanakan tugas pemerintah lainnya yang tidak termasuk dalam tugas perangkat daerah dan atau instansi lainnya, dengan fungsi :
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 6 - pengkoordinasian penyelenggaraan pemerintahan di Wilayah
Kecamatan ;
- penyelenggaraan kegiatan pembinaan ideologi negara dan kesatuan bangsa;
- penyelenggaraan pelayanan masyarakat;
- pelaksanaan pemberdayaan masyarakat;
- penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan umum dan keagrariaan;
- penyelenggaraan kegiatan pembinaan pemerintahan desa;
- Pembinaan Kelurahan;
- Pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah;
- Pelaksanaan koordinasi operasional Unit Pelaksana Teknis Dinas Kabupaten;
- Penyelenggaraan kegiatan pembinaan pembangunan dan pengembangan partisipasi masyarakat;
- Penyusunan program, pembinaan administrasi, ketatausahaan dan rumah tangga;
- pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
g. Tugas Kelurahan adalah membantu Camat dalam penyelenggaraan pemerintahan kecamatan, dengan fungsi : - Pelaksanaan pelimpahan sebagaian kewenangan
pemerintahan dari Kecamatan;
- Pelayanaan penyelenggaraan pemerintahan Kelurahan;
- Koordinasi terhadap jalannya pemerintahan Kelurahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan Kemasyarakatan;
- Pelaksanaan tugas di bidang pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan yang menjadi tanggung jawabnya;
- Pelaksanaan usaha dalam rangka peningkatan partisipasi dan swadaya gotong-royong masyarakat;
- Pelaksanaan kegiatan dalam rangka pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah;
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 7 - Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan
sesuai dengan bidang tugasnya;
3. Susunan Organisasi
Susunan Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 4, 5, 6 dan 7 Tahun 2011 pada intinya adalah sebagai berikut : a. Sekretariat Daerah, terdiri dari :
- Sekretaris Daerah.
- Asisten Sekretaris Daerah, terdiri dari : 1) Asisten Pemerintahan;
2) Asisten , Pembangunan Dan Kesejahteraan Rakyat;
3) Asisten Administrasi.
- Bagian, terdiri dari :
1) Bagian Tata Pemerintahan;
2) Bagian Humas;
3) Bagian Hukum;
4) Bagian Perekonomian ; 5) Bagian Pembangunan;
6) Bagian Kesra;
7) Bagian Organisasi Dan Kepegawaian;
8) Bagian Umum;
9) Bagian Asset.
b. Sekretariat DPRD, terdiri dari :
 Sekretaris DPRD;
 Bagian Persidangan, Risalah Dan Dokumentasi;
 Bagian Umum.
c. Dinas Daerah, terdiri dari :
 Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan;
 Dinas Pekerjaan Umum;
 Dinas Pengelolaann Sumber Daya Air, Energi Dan Sumber Daya Mineral;
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 8
 Dinas Kesehatan;
 Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah;
 Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil;
 Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah;
 Dinas Kelautan, Perikanan Dan Peternakan;
 Dinas Pertanian, Perkebunan Dan Kehutanan;
 Dinas Perhubungan, Komunikasi Dan Informatika;
 Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi;
 Dinas Pemuda, Olahraga Dan Pariwisata.
d. Lembaga Teknis, terdiri dari :
 Inspektorat;
 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
 Badan Kepegawaian Daerah;
 Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan;
 Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu;
 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan Keluarga Berencana;
 RSUD;
 Kantor Lingkungan Hidup;
 Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah;
 Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik ;.
e. Pemerintah Kecamatan, terdiri dari 19 Kecamatan, yaitu:
 Kecamatan Petungkriyono;
 Kecamatan Lebakbarang;
 Kecamatan Talun;
 Kecamatan Kandangserang;
 Kecamatan Paninggaran;
 Kecamatan Doro;
 Kecamatan Buaran;
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 9
 Kecamatan Karangdadap;
 Kecamatan Kedungwuni;
 Kecamatan Kajen;
 Kecamatan Karanganyar;
 Kecamatan Kesesi;
 Kecamatan Wonopringgo;
 Kecamatan Bojong;
 Kecamatan Wiradesa;
 Kecamatan Wonokerto;
 Kecamatan Sragi;
 Kecamatan Siwalan;
 Kecamatan Tirto.
f. Pemerintah Kelurahan, terdiri dari 13 Kelurahan, yaitu:
 Kelurahan Kedungwuni Barat;
 Kelurahan Kedungwuni Timur;
 Kelurahan Pekajangan;
 Kelurahan Sapugarut;
 Kelurahan Simbangkulon;
 Kelurahan Bligo;
 Kelurahan Bener;
 Kelurahan Pekuncen;
 Kelurahan Mayangan;
 Kelurahan Kepatihan;
 Kelurahan Gumawang;
 Kelurahan Sragi;
 Kelurahan Kajen.
4. Sumber Daya Manusia
Aparatur Pemerintah Kabupaten Pekalongan berjumlah 9.197 orang Pegawai Negeri Sipil dengan kriteria pendidikan formal ( Tabel I.I ) SD 102 orang, SLTP 313 orang , SLTA 1.807 orang, Diploma 2.390 orang, S1 4.321 orang dan S2 264 orang yang telah mengikuti pendidikan pimpinan ( Tabel I.2 ) dengan kriteria Diklatpim Tingkat I
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 10 belum ada, Diklatpim Tingkat II 22 orang, Diklatpim Tingkat III 83 orang, Diklatpim Tingkat IV 220 orang dan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan golongan ( Tabel I.3) Golongan I 185 orang, Golongan II 2.2.034 orang, Golongan III 4.165 orang, dan Golongan IV 2.813 orang, serta dibantu oleh pegawai tidak tetap berjumlah 213 orang yang tersebar pada Satuan Unit Kerja Pemerintah Kabupaten Pekalongan.
Tabel 1.1
Jumlah PNS Pemerintah Kabupaten Pekalongan menurut Pendidikan Formal
No. Jenis Pendidikan Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
SD SLTP SLTA Diploma S1/ D4 S2
102 313 1.807 2.390 4.321 264
JUMLAH 9.197
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Pekalongan Tahun 2016
Tabel 1.2
Jumlah PNS Pemerintah Kabupaten Pekalongan menurut Pendidikan Struktural
No. Pendidikan Struktural Jumlah
1.
2.
3.
4.
Diklat. Pim. Tk I Diklat. Pim. Tk II Diklat. Pim. Tk III Diklat. Pim. Tk IV
- 22 83 220
JUMLAH 325
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Pekalongan Tahun 2016.
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 11 Tabel 1.3
Jumlah PNS Pemerintah Kabupaten Pekalongan menurut Golongan
No. Golongan Jumlah
1.
2.
3.
4.
Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV
185 2.034 4.165 2.813
JUMLAH 9.197
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Pekalongan Tahun 2016.
5. Barang Inventaris Milik Daerah Tahun 2016
Tabel 1.4
Barang Inventaris Milik Daerah Tahun 2016 terdiri dari :
No. Nama Bidang Barang Jumlah
Barang *)
Ket.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Tanah
Jalan dan Jembatan Bangunan Air/ Irigasi Bangunan Gedung Monumen
Alat-alat Besar
Alat-alat Bengkel dan alat ukur Alat-alat Pertanian
Alat-alat angkutan
Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga
1.197 594 1.138 5.810 3.027 923 4.213 5.954 1.716 350.019
Bidang Km Buah
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 12 11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Alat-alat Studio dn alat komunikasi Alat-alat Kedokteran
Alat-alat Laboratorium
Alat-alat persenjataan/keamanan Instalasi
Jaringan
Buku Perpustakaan Barang Bercorak dan kesenian/Kebudayaan
Hewan, Ternak dan Tanaman Konstruksi dalam pengerjaan Aset tetap renovasi
4.275 20.115 278.546 523 169 4.978 2.333.882 14.723
7.068 30 1
Sumber : Laporan Barang Milik Daerah Tahun 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
B. LINGKUNGAN STRATEGIS
Bahwa dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah telah terjadi paradigma baru yang memberikan perubahan mendasar dalam sistem penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Desentralisasi kewenangan urusan pemerintahan yang luas, nyata dan bertanggungjawab bukan hanya sekedar peluang (oportunity), tetapi juga merupakan tantangan yang harus dihadapi secara cerdas dan bertanggung jawab oleh seluruh pihak yang terkait di dalamnya. Implementasi otonomi daerah membawa konsekuensi bagi Pemerintah Daerah untuk lebih mampu menyusun kebijakan yang dapat mengakomodir aspirasi masyarakat dan mampu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 13 Hakekat otonomi daerah harus selalu berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat berdasarkan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Disamping itu, otonomi daerah juga harus dapat mewujudkan keserasian hubungan antar daerah dan antara Daerah dengan Pemerintah (Pusat) dalam kerangka membangun kerjasama yang harmonis melalui prinsip take and give dan win win solution guna meningkatkan kesejahteraan bersama dan mengurangi kesenjangan antar daerah sehingga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat senantiasa terjaga. Dengan demikian sasaran strategis yang ingin dicapai dalam otonomi daerah dapat dimaknai sebagai upaya untuk membangun pemerintahan daerah yang demokratis, transparan dan mandiri sehingga mampu mensejahterakan masyarakat, mampu memberikan pelayanan yang prima dan mampu mewujudkan Pemerintahan Yang Bersih (Clean Government) serta Tata Kelola Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance).
Mengingat adanya kewenangan “lebih” sebagai konsekuensi pelaksanaan otonomi di Daerah berdasarkan asas desentralisasi, maka fungsi kontrol dari seluruh elemen penyelenggara pemerintahan dan masyarakat harus lebih dikedepankan. Transparansi dan akuntabilitas merupakan sesuatu hal yang harus diwujudkan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka membangun pemerintahan yang bersih (Clean Goverment) menuju Kepemerintahan yang baik (Good Governance). Sejalan dengan hal tersebut, isu strategis yang mengemuka dewasa ini dan tengah berkembang disektor publik yaitu semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap akuntabilitas publik oleh lembaga publik termasuk Pemerintahan di Daerah.
Seluruh instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah harus menjadi subyek pemberi informasi atas aktivitas dan kinerja kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka pemenuhan hak-hak
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 14 masyarakat, yaitu hak untuk tahu (right to know), hak untuk diberi informasi (right to be informed) dan hak untuk didengar aspirasinya (right to be heard and to be listened to). Tuntutan dilaksanakannya akuntabilitas publik mengharuskan Pemerintah Daerah untuk memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan kinerjanya. Unit kerja di lingkungan instansi pemerintah dituntut untuk tidak sekedar melakukan pelaporan kinerja kepada pemerintahan atasannya (managerial accountability), akan tetapi juga melaporkan kinerja pemerintah kepada masyarakat secara luas (public accountability).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah yang menegaskan kembali pentingnya sinergitas antara aspek keuangan dan kinerja dalam pelaksanaan tugas kepemerintahan dan pembangunan kemudian ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara untuk mempertanggunjawabkan pelaksanaan tugas, dan fungsi, dan peranannya dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan. Oleh karenanya, Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJ IP) tahun 2016 sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kinerja atas keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian visi dan misi melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang telah direncanakan oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016.
1. Letak Geografis
Kabupaten Pekalongan adalah salah satu daerah otonom yang termasuk dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 15 Pekalongan memiliki wilayah dengan luas 836,13 Km² yang terbagi menjadi 19 kecamatan, dan terdiri dari 272 desa dan 13 kelurahan. Dari total luas tersebut 30,36% (253,86 Km²) diantaranya berupa tanah basah atau sawah, dan sisanya 69,64%
( 582,27 Km²) merupakan tanah kering.
Kabupaten Pekalongan secara administratif berbatasan dengan :
• Sebelah Utara : Laut Jawa & Kota Pekalongan
• Sebelah Timur : Kabupaten Batang & Kota Pekalongan
• Sebelah Selatan : Kabupaten Banjarnegara
• Sebelah Barat : Kabupaten Pemalang
Tabel 1.5
Luas Wilayah Kabupaten Pekalongan
No Kecamatan Luas (Km2) Desa / Kelurahan
1 Kandangserang 60,55 14
2 Paninggaran 92,99 15
3 Lebakbarang 58,20 11
4 Petungkriyono 73,58 9
5 Talun 58,57 10
6 Doro 68,45 14
7 Karanganyar 63,48 15
8 Kajen 75,15 24/1
9 Kesesi 68,52 23
10 Sragi 32,40 16/1
11 Siwalan 25,91 13
12 Bojong 40,06 22
13 Wonopringgo 18,80 14
14 Kedungwuni 22,94 16/3
15 Karangdadap 20,99 11
16 Buaran 9,54 7/3
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 16 No Kecamatan Luas (Km2) Desa / Kelurahan
17 Tirto 17,39 16
18 Wiradesa 12,70 11/5
19 Wonokerto 15,91 11
Jumlah 836,13 272/13
Sumber : Kabupaten Pekalongan Dalam Angka, 2015
Secara geografis Kabupaten Pekalongan mempunyai bentuk yang memanjang dari utara ke selatan. Di bagian utara termasuk wilayah pantura dan merupakan jalur utama di Pulau Jawa. Secara astronomis letak Kabupaten ini berada di antara 6º - 7º 23’ Lintang Selatan dan antara 109º - 109º 78’ Bujur Timur. Karena sebagian wilayahnya berbatasan langsung dengan Laut Jawa maka dari 285 desa/kelurahan yang ada, terdapat 6 desa pantai.
Wilayah Kabupaten Pekalongan merupakan perpaduan antara wilayah dataran rendah di bagian utara dan dataran tinggi di bagian selatan yang termasuk dalam kawasan dataran tinggi Dieng. Kawasan dataran tinggi di kabupaten ini berada pada 1.294 meter dari permukaan laut. Secara topografis, ada 60 desa/kelurahan (20%) berada di kawasan dataran tinggi dan 225 desa/kelurahan (80%) berada di kawasan dataran rendah.
2. Kondisi Demografi
Berdasarkan proyeksi Sensus penduduk (BPS) Jumlah penduduk di Kabupaten Pekalongan tahun 2014 tercatat sejumlah 2014 Jumlah 867.573 jiwa, terdiri dari laki - laki sebanyak 431.002 jiwa dan perempuan sebanyak 436.571 jiwa. Angka ini menunjukan peningkatan pertumbuhan penduduk jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2013 jumlah Kabupaten Pekalongan 861.082 jiwa dengan jumlah laki – laki 427.815 jiwa dan perempuan 861.082 jiwa. Untuk jumlah penduduk Tahun 2015 dan 2016 belum di publish oleh BPS.
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 17 3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju pertumbuhan
Ekonomi dan Inflasi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga berlaku tahun 2016 mencapai Rp18.116 trilyun atau meningkat 7,66% dari tahun 2015 yang sebesar Rp16.728 trilyun.
Laju pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pekalongan tahun 2016 mencapai 5,03%, lebih tinggi dibandingkan pencapaian tahun 2015 yang tumbuh 4,78%. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalian, jasa kesehatan dan konstruksi.
Laju inflasi pada akhir tahun 2016 sebesar 2,96%, angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi pada tahun 2015 yang sebesar 3,42%. Secara umum, hal ini menunjukkan relatif terkendalinya inflasi di Kabupaten Pekalongan. Terjadinya inflasi di Kabupaten Pekalongan karena kenaikan harga volatile foods berupa komoditas cabai rawit, gula pasir dan bawang merah serta administered price berupa tarif tenaga listrik dan harga rokok.
4. Pelayanan Umum
Capaian pembangunan pendidikan tahun 2016 mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2015 yang dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain Angka Partisipasi Kasar (APK). Untuk APK SD/MI dari 103,73% menjadi 103,74%, SMP/MTs dari 99,85%
menjadi 99,88% dan SMA/SMK/MA dari 67,95% menjadi 67,98%.
Kemudian untuk Angka Partisipasi Murni (APM) juga mengalami peningkatan dari tahun 2015. Untuk APM SD/MI dari 92,61% menjadi 92,65%, SMP/MTs dari 81,34% menjadi 81,37% dan SMA/SMK/MA dari 46,93% menjadi 47,00%. Selanjutnya Angka Putus Sekolah (APS) tahun 2016 SD/MI mencapai 0,30% lebih rendah dari tahun 2015 sebesar 0,33%, SMP/MTs 0,18% lebih rendah dari tahun 2015
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 18 yan mencapai 0,19% serta SMA/SMK/MA mencapai 0,25% lebih rendah dari tahun 2015 yang sebesar 0,28%.
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, pengembangan sarana pelayanan kesehatan dari segi kualitas dan kuantitas menjadi prioritas utama pembangunan kesehatan. Pada tahun 2016 telah disediakan mobil ambulance di masing-masing puskesmas, dan saat kini puskesmas memiliki 2 mobil ambulance yang bisa dioperasionalkan. Selain itu juga pencapaian akreditasi di 4 puskesmas yaitu Puskesmas Wiradesa, Puskesmas Siwalan, Puskesmas Tirto I dan Puskesmas Bojong I. Pencapaian kinerja pembangunan kesehatan mengalami peningkatan, diantaranya menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Pekalongan dari 141,06 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 menjadi 115,02 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016. Namun demikian, kami menyadari pembangunan kesehatan masih terdapat tantangan yang memerlukan kerja keras semua pihak. Ini terbukti masih relatif tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2016 yang mencapai 10,99 per 1.000 kelahiran hidup lebih tinggi dari pencapaian tahun 2015 sebesar 8,07 per 1.000 kelahiran hidup.
Pembangunan urusan pekerjaan umum di Kabupaten Pekalongan salah satunya ditujukan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, melalui kegiatan pembangunan dan pemeliharaan jalan/jembatan dan irigasi. Panjang jalan kabupaten pada tahun 2016 mengalami peningkatan, dari 573,58km di tahun 2015 menjadi 590,43 km pada tahun 2016. Jalan dalam kondisi baik sejumlah 80,13%
mengalami penurunan dibanding tahun 2015 sebesar 93,55%. Hal ini disebabkan sejumlah faktor, antara lain curah hujan yang sangat tinggi dalam satutahun, rob yang berkepanjangan, bencana alam dan juga dipengaruhi oleh mobilisasilalu lintas pembangunan jalan tol Pemalang- Batang. Berdasarkan jenis permukaannya, di Kabupaten Pekalongan terdapat 545,99 km jalan aspal, 23,43 km jalan beton, dan 4,78 km jalan paving.
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 19 Jembatan dalam kondisi baik mencapai 93,27% lebih rendah dibanding tahun 2015 sebesar 98,72%. Pada tahun 2016, prasarana jembatan di Kabupaten Pekalongan sejumlah 312 buah. Sementara untuk rasio jaringan irigasi di tahun 2016 mencapai 0,03% lebih tinggi dibanding tahun 2015 yang mencapai 0,017%.
Indikator kinerja pembangunan perumahan salah satunya ditunjukkan dengan tercukupinya kebutuhan rumah dan pada tahun 2016 Backlog kebutuhan rumah mencapai 69.490 unit capaian ini sama dengan tahun 2015. Sementara untuk membantu masyarakat kurang mampu dilaksanakan melalui fasilitasi bantuan stimulan perumahan swadaya untuk merehab rumah tidak layak huni bagi Masyarakat. Berbenghasilan Rendah (MBR) sebanyak 989 unit. Pada urusan ini juga telah dilaksanakan peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air minum melalui Kegiatan PAMSIMAS yang ditujukan untuk 15 desa.
Pembangunan penataan ruang bertujuan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang sesuai peruntukannya. Urusan penataan ruang dilaksanakan melalui berbagai program antara lain program pemanfaatan tata ruang, perencanaan tata ruang dan program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh. Kinerja makro pembangunan penataan ruang dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain persentase bangunan ber-IMB per satuan bangunan tahun 2016 mencapai 28% lebih baik dibanding pencapaian tahun 2015 sebesar 25%.
Sesuai semangat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, kita terus mengupayakan agar mekanisme perencanaan pembangunan lebih mengedepankan pendekatan perencanaan pembangunan partisipatif, aspiratif, transparan dan akuntabel yang dilaksanakan melalui musyawarah perencanaan pembangunan di semua tingkatan, mulai dari desa/kelurahan, kecamatan sampai tingkat kabupaten. Mulai tahun 2016, Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah menerapkan e-
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 20 planning dalam bentuk Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPPD).
Kinerja pembangunan urusan perhubungan dilihat dari jumlah permohonan uji kir angkutan umum yang mengalami kenaikan pada tahun 2016 mencapai 6.251 unit dibanding tahun 2015 sebesar 6.241 unit. Jumlah arus penumpang angkutan umum tahun 2016 sebanyak 1.048.920 orang, meningkat dibanding tahun tahun 2015 sebanyak 1.031.220 orang. Hal ini dikarenakan sudah mulai optimalnya penggunaan terminal Kajen dengan adanya bus-bus AKAP yang menuju ke Jakarta. Jumlah rasio ijin trayek sebesar 60% sama dengan pencapaian tahun 2015, dikarenakan tidak adanya pembukaan trayek baru. Sedangkan persentase sarana dan prasarana lalu lintas jalan raya (APILL) mencapai 45% meningkat dibanding tahun 2015 sebesar 40%.
Untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup dengan menjaga keseimbangan ekosistem diantaranya Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, Peningkatan Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER), serta Pengelolaan Limbah bagi Pengusaha Industri Kecil. Kinerja pembangunan lingkungan hidup ditunjukkan oleh Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) pada tahun 2016 sebesar 39,00 lebih rendah dibandingkan pencapaian tahun 2015 sebesar 57,87.
Penyelenggaraan urusan pertanahan bertujuan meningkatkan tertib administrasi pertanahan di Kabupaten Pekalongan, baik berkaitan dengan fasilitasi alih fungsi lahan, penetapan lokasi, tukar menukar tanah pemerintah daerah, fasilitasi pengadaan tanah untuk kepentingan umum dan kepentingan instansi pemerintah, pensertifikatan tanah milik Pemerintah Daerah serta penyelesaian permasalahan tanah lainnya. Pada tahun 2016 telah dilakukan fasilitasi antara lain permasalahan pinjam pakai kawasan hutan untuk pembangunan jalan penghubung Desa Bojongkoneng – Luragung Kecamatan Kandangserang dengan Perum Perhutani. Disamping itu telah dilaksanakan Pendaftaran Rekonstruksi tanah Land
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 21 Consolidation (LC) di Desa Gejlig Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan sebanyak 85 bidang di Kantor Pertanahan Kabupaten Pekalongan, pembinaan tertib administrasi pertanahan di 90 desa dan pendataan tanah kas desa 272 desa.
Pembangunan kependudukan dan catatan sipil diarahkan untuk mewujudkan tertib administrasi kependudukan melalui penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) sesuai yang dikembangkan oleh Kementrian Dalam Negeri. Selama tahun 2016, pembangunan urusan ini dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan pelayanan bidang kependudukan yang terdiri atas Penerbitan dokumen kependudukan (Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP) serta pembuatan Akta catatan sipil), adapun cakupan kepemilikan dokumen tahun 2016 sebanyak 84,31% lebih rendah dibanding tahun 2015 sejumlah 84,95%.
Sebagai upaya meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dilakukan melalui Pengarusutamaan Gender (PUG) yaitu dengan mengintegrasikan perspektif gender dalam kebijakan dan program pembangunan. Hal ini diwujudkan melalui advokasi pada SKPD untuk menggunakan Anggaran Responsif Gender (ARG) sehingga dalam penyusunan RKA SKPD dilengkapi dengan Pernyataan Anggaran Gender (Gender Budget Statement) sebagai bentuk jaminan atas pelaksanaan penganggaran dengan pendekatan ARG pada setiap kegiatan yang dilaksanakan SKPD. Pembangunan berperspektif gender di Kabupaten Pekalongan telah mendapat tempat yang memadai. Persoalan gender menjadi komitmen bersama dari seluruh komponen. Pada ranah kebijakan, di tahun 2014 telah ditetapkan Peraturan Daerah tentang Pengarusutamaan Gender.
Sedangkan pada tataran pelaksanaan terdapat 1 (satu) Peraturan Bupati yang mengatur pelaksanaan pengarusutamaan gender di Kabupaten Pekalongan. Perda Kabupaten Pekalongan Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Terhadap Korban Tindak Kekerasan Berbasis Gender Dan Anak dan Perbup Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pemberian Layanan
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 22 Terpadu Pada Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender Dan Anak.
Pernyataan Anggaran Gender (Gender Budget Statement) pada RKA sejumlah SKPD merupakan upaya meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan yang dilakukan melalui kegiatan Pengarusutamaan Gender (PUG). Selain itu tindak lanjut komitmen Kabupaten Pekalongan sebagai Kabupaten Layak Anak, secara kelembagaan telah dibentuk Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak (GTKLA) tingkat kabupaten dan memfasilitasi pembentukan lembaga serupa di 19 kecamatan dan 5 Desa Percontohan DLA (Desa Layak Anak). Jumlah kasus KDRT tahun 2016 sebanyak 13 kasus lebih tinggi dibanding tahun 2015 sebanyak 2 kasus.
Pembangunan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dilaksanakan melalui Program KB yang tidak sekedar mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, akan tetapi lebih meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap keluarga yang berkualitas dan kesehatan reproduksi, yang lebih difokuskan pada peningkatan kesejahteraan dan ketahanan keluarga melalui pengendalian kelahiran, peningkatan kualitas keluarga kecil serta perlindungan terhadap hak-hak reproduksi perempuan. Sampai dengan tahun 2016, cakupan peserta KB Aktif mencapai 81,97% lebih tinggi dibanding tahun 2015 sebesar 80,22% dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 180.296.
Pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan memberikan pelayanan terhadap Penyandang Masyarakat Kesejahteraan Sosial (PMKS) sehingga diharapkan mampu mencukupi kebutuhan hidupnya secara wajar, baik jasmani, rohani maupun sosial dengan mengoptimalkan fungsi dan peran serta dari Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS), dunia usaha dan masyarakat dalam Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS).
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 23 PMKS yang sudah terlayani pada tahun 2016 sejumlah 92.693 jiwa melalui Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 86.643 jiwa, melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Perkotaan dan Perdesaan 1.602 jiwa, RTLH Perkotaan dan Pengantar LKPJ Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2016 11 Perdesaan 252 jiwa, Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) 377 jiwa dan KUBE PKK-KRSE 3.819 jiwa.
Cakupan penanganan PMKS sebesar 0,58% meningkat dibanding tahun 2015 yang mencapai 0,30%.
Pembangunan urusan ketenagakerjaan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan para pencari kerja sehingga nantinya mampu bersaing di dunia pasar kerja dan dunia usaha sebagai tenaga kerja yang siap pakai, dengan mengadakan pendidikan pelatihan ketrampilan bagi para pencari kerja yang belum bekerja dan juga memberikan pelayanan informasi penempatan tenaga kerja baik didalam maupun diluar negeri. Pada tahun 2016 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 64,80%, lebih tinggi dibanding tahun 2015 yang sebesar 64,60%. Adapun Pencari Kerja yang ditempatkan pada tahun 2015 sebesar 8,18% turun menjadi 2,81% pada tahun 2016.
Pembangunan urusan koperasi dan UKM diarahkan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan koperasi dan UMKM yang mandiri guna menciptakan lapangan kerja yang luas, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat serta kesejahteraan yang lebih baik dan merata. Sampai akhir tahun 2016, persentase koperasi aktif mencapai 65,32%
meningkat dibanding tahun 2015 sebesar 49,25%. Adapun jumlah UMKM tahun 2016 di Kabupaten Pekalongan sama dengan tahun 2015 sebanyak 44.680 unit, namun mengalami perkembangan usaha, terutama pada usaha kecil dari 7.012 unit menjadi 7.061 unit.
Kinerja pelaksanaan urusan penanaman modal ditunjukkan dengan meningkatnya investor yang masuk ke Kabupaten Pekalongan, pada tahun 2016 mencapai 16 investor PMDN dan PMA dengan nilai investasi mencapai Rp1,76 trilyun lebih rendah dibanding pencapaian
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 24 tahun 2015 sebanyak Rp3,95 trilyun, dimana pada tahun tersebut terdapat investasi jalan tol.
Pembangunan urusan kebudayaan bertujuan untuk membina dan mengembangkan seni dan budaya daerah, antara lain dilaksanakan melalui kegiatan pentas seni dan budaya setiap jumat pahing dan atraksi seni di TMII. Sedangkan berkaitan dengan benda- benda cagar budaya, dilakukan inventarisasi dan dokumentasi agar kekayaan budaya daerah dapat dilestarikan dan diapresiasi keberadaannya.
Pembangunan urusan kepemudaan dan olah raga selama tahun 2016 Pembangunan urusan kepemudaan dan olah raga selama tahun 2016 telah dilaksanakan melalui program pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda, peningkatan peran serta pemuda, pengembangan kebijakan dan manajemen olahraga, peningkatan sarana prasarana olahraga serta pembinaan dan pemasyarakatan olahraga.
Pembangunan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri diarahkan pada upaya menciptakan kondisi politik, keamanan dan ketertiban masyarakat, telah dilaksanakan kegiatan antara lain, upaya penegakan peraturan daerah dan peraturan bupati, pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat, serta koordinasi anggota Komunitas Intelijen Daerah yang terdiri dari anggota intelijen dan institusi terkait dengan kegiatan meliputi pemantauan kondisi wilayah Kabupaten Pekalongan dari berbagai aspek. Disamping hal tersebut telah dilaksanakan pula koordinasi keanggotaan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat yang anggotanya terdiri dari akademisi, tokoh agama, dan tokoh masyarakat; dilakukan pula pemantauan orang asing yang menginap dan tinggal di Kabupaten Pekalongan; serta Fasilitasi Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan baik (Good Government), maka telah dilaksanakan berbagai upaya untuk mengoptimalkan kinerja aparatur pemerintah daerah sehingga lebih
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 25 professional dan proporsional dalam penyelenggaraan pemerintahan, antara lain melalui diklat prajabatan serta pendidikan dan pelatihan.
Disamping itu guna mewujudkan birokrasi pemerintahan yang transparan dan akuntabel, maka dilakukan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah Berkaitan dengan penyelenggaraan Pemerintahan Umum Kabupaten Pekalongan pada tahun 2016 memperoleh predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian). Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah menerapkan suatu sistem pengendalian intern yang kuat untuk meyakinkan tercapainya proses dan hasil kegiatan yang diharapkan.
Pembangunan ketahanan pangan difokuskan pada peningkatan ketersediaan pangan, pemantapan distribusi pangan dan percepatan penganekaragaman pangan sesuai dengan karakteristik daerah, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat petani melalui upaya pemberdayaan kelompok pelaku usaha dan pelaku utama pada bidang agribisnis khususnya komoditas-komoditas unggulan. Produksi padi pada tahun 2016 mencapai 233.753 ton GKG mengalami kenaikan dibanding tahun 2015 sebesar 209.982 ton GKG atau naik sebesar 5,17%. Ketersediaan kebutuhan beras di Kabupaten Pekalongan masih surplus sebesar 67.145 ton meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar 67.666 ton atau 6,82%.
Dalam upaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat desa, pada tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah mengalokasikan anggaran untuk Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar Rp. 95,91 Milyar dan Dana Desa (DD) sebesar Rp. 174,53 Milyar meningkat dibanding tahun 2015 ADD sebesar Rp. 89 Milyar dan Dana Desa (DD) Rp. 77,76 Milyar. Dukungan dana ini diharapkan bisa mendorong upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat desa dan pembangunan desa.
Penyelenggaraan urusan kearsipan bertujuan untuk menjamin keselamatan dan keamanan arsip, yang dilaksanakan melalui peningkatan saranan dan prasarana kearsipan antara lain
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 26 penyempurnaan Depo Arsip sebagai tempat pengolahan, penyimpanan dan ruang pamer arsip serta pengelolaan arsip secara baku.
Keberadaan perpustakaan sebagai fasilitas publik merupakan salah satu pintu masuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pemerintah daerah telahmenyediakan sarana dan prasarana Perpustakaan Daerah dan melakukan pembinaan pada perpustakaan sekolah, desa dan Taman Bacaan Masyarakat dalam upaya meningkatkan pembangunan manusia. Selama tahun 2016 Perpustakaan Daerah selain memberikan layanan pada hari kerja, ditambah layanan pada Sabtu dan Minggu. Disamping itu juga melakukan layanan perpustakaan keliling, jambore dan bedah buku, lomba resensi buku dan melaksanakan pameran buku untuk memenuhi para pemustaka untuk mendapatkan buku dengan harga murah.
Untuk mewujudkan good governance salah satu upaya yang dilakukan dengan meningkatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (e-Government). Selain itu ada faktor yang tidak kalah penting dalam rangka membangun sebuah daerah yaitu, tingginya tuntutan pelayanan di bidang komunikasi dan informasi. Semakin meningkatnya kemampuan masyarakat luas dalam penguasaan teknologi komunikasi dan informasi, maka harus diimbangi pula campur tangan oleh pemerintah daerah sebagai aktor utama pelaksana pembangunan. Dalam rangka mencapai target Standar Pelayanan Minimal bidang komunikasi dan informatika di Kabupaten/kota, maka di setiap pemda harus melaksanakan kegiatan Diseminasi Informasi Nasional. Pelayanan komunikasi dan informasi antara lain melalui pelayanan pos (PT. Pos Indonesia) dan telepon (PT. Telkom, provider melalui mobile phone – dengan menara BTS).
Selain itu Kabupaten Pekalongan juga mempunya LPSE yaitu unit kerja yang dibentuk diberbagai instansi dan pemerintah daerah untuk melayani Unit Pelayanan Pengadaan (ULP) atau panitia/pokja ULP Pengadaan yang akan melaksanakan pengadaan secara elektronik.
Untuk mempermudah informasi maka pemerintah memberikan
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 27 fasilitas hotspot di 25 titik dalam area Pemda Kabupaten Pekalongan.
Sedangkan untuk pendirian menara / tower seluler 2016 nampak dari semakin meningkatnya kualitas website milik Pemerintah Kabupaten Pekalongan dan bertambahnya titik area hotspot di fasilitas ruang publik sebanyak 14 titik dari tahun sebelumnya sebanyak 7 titik, serta persentase OPD yang memiliki website sejumlah 28,89%.
Keberadaan perpustakaan sebagai fasilitas publik merupakan salah satu pintu masuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemerintah daerah telah menyediakan sarana dan prasarana Perpustakaan Daerah dan melakukan pembinaan pada perpustakaan sekolah, desa dan Taman Bacaan Masyarakat dalam upaya meningkatkan pembangunan manusia.
Jumlah buku di Perpustakaan Daerah tahun 2015 sebanyak 37.088 eksemplar naik menjadi 39.863 eksemplar pada tahun 2016 dan jumlah e-book pada tahun 2016 sebanyak 495 e-book, mengalami kenaikan 5% dari tahun 2015, dengan jumlah pengunjung pada tahun 2016 mencapai 53.819 orang naik sebesar 9,5% dari tahun sebelumnya sebesar 48.712 orang.
Pembangunan kehutanan mencakup seluruh upaya untuk memanfaatkan dan memantapkan fungsi sumber daya hutan beserta ekosistemnya, baik sebagai pelindung sistem penyangga kehidupan dan pelestari keanekaragaman hayati maupun sebagai sumber daya pembangunan. Pemerintah berperan menciptakan iklim yang sehat dalam pengelolaan hutan yang dilakukan oleh masyarakat sehingga kemandirian dan pengembangan usaha rakyat dalam bidang kehutanan tumbuh dengan baik. Secara umum Pengelolaan Sumber Daya Hutan di Kabupaten Pekalongan dilaksanakan di kawasan hutan (hutan negara) dan di luar kawasan hutan. Pengelolaan di dalam kawasan hutan Negara dilaksanakan oleh Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur. Luas hutan di Kabupaten Pekalongan sebesar 28.478,142 Ha. Menurut
fungsinya, hutan di Kabupaten Pekalongan terbagi menjadi hutan lindung terbatas seluas 1.786,69 ha, hutan produksi seluas
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 28 1.213,55 ha, hutan produksi terbatas 25.477,88 ha. Sementara itu pengembangan hutan di luar kawasan hutan negara pada tahun 2016 dilaksanakan melalui kegiatan Pembangunan Hutan Rakyat dengan berbagai jenis tanaman dan pola pengelolaan. Luas dan kerapatan hutan rakyat di Kabupaten Pekalongan tahun 2015 seluas 18.398,84 ha mengalami perluasan pada tahun 2016 menjadi 18.406,010 ha.
Pengelolaan energi dan sumber daya mineral dilakukan secara bijak dengan memperhatikan dampak lingkungan dan tingkat kemanfaatan yang efisien karena cadangannya semakin menipis dan berpotensi merusak lingkungan. Untuk itu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara terus menerus serta pengendalian perijinan.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik di wilayah yang belum terjangkau jaringan PLN, telah diupayakan pengembangan sumber energi listrik terbarukan melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan dan sampai akhir tahun 2016 terdapat 17 PLTMH yang berada di Kecamatan Doro, Petungkriyono dan Lebakbarang sehingga persentase rumah tangga yang memiliki listrik mencapai 95,00%. Disamping itu telah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) oleh pihak swasta yang ada di Kecamatan Lebakbarang dan Kandangserang yang memberikan kontribusi penyediaan listrik nasional.
Untuk mendorong peningkatan pembangunan pariwisata di Kabupaten Pekalongan dilaksanakan melalui promosi potensi wisata dan berbagai unsur pendukungnya, peningkatan sarana dan prasarana obyek wisata yang dikelola Pemerintah Kabupaten, antara lain penyempurnaan Obyek Wisata Linggoasri dan pemanfaatan Obyek Wisata Pantai Depok. 2016 jumlah kunjungan wisatawan di Obyek Wisata Linggoasri, Bumi Perkemahan Linggoasri dan Pantai Depok mencapai 115.307 pengunjung naik 8,21% dibanding tahun 2015 yang mencapai 108.261 pengunjung. Disamping obyek wisata yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten, juga dikembangkan beberapa obyek wisata yang dikelola masyarakat antara lain Lolong, Kali Paingan, Curug Bajing, Curug Muncar, Curug Lawe, Curug Bidadari, Watu Ireng,
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 29 Curug Kuwung Indah, Curug Jlarang, Curug Kembar, yang terus meningkat kunjungan wisatanya. Sejalan dengan ikhtiar Pemerintah Kabupaten Pekalongan dalam mengembangkan Petungkriyono sebagai National Heritage Cultural Park, geliat wisata di Kabupaten Pekalongan mulai terlihat. Hal ini ditunjukkan dengan atensi dan kunjungan wisata baik dari dalam maupun luar untuk berkunjung ke Petungkriyono semakin meningkat.
Pembangunan kelautan dan perikanan dilakukan melalui berbagai program antara lain : pengembangan perikanan budidaya, pengembangan perikanan tangkap, serta optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan. Capaian indikator kinerja urusan Kelautan dan Perikanan pada tahun 2016 dapat dilihat dari produksi perikanan tangkap pada tahun 2016 sejumlah 3.270,29 ton naik 3,00%
dibanding tahun 2015 sebesar 3.172,25 ton. Sementara produksi perikanan budidaya tambak mencapai 5.465,26 ton meningkat 0,50%
dibanding pencapaian tahun 2015 sebesar 5.437,82 ton.
Pembangunan perdagangan diarahkan untuk memperlancar arus barang dan jasa serta melindungi kepentingan podusen dan konsumen dalam rangka memantapkan stabilitas ekonomi melalui kegiatan antara lain pembentukan pasar tertib ukur, pengawasan kualitas barang jasa, dan fasilitasi pameran/promosi perdagangan.
Pada tahun 2016 telah dilaksanakan peningkatan sarana dan prasarana pasar tradisional antara lain renovasi Pasar Desa Kandangserang, Pasar Karanganyar, Pasar Kesesi dan Pasar Wiradesa. Disamping itu juga melaksanakan penyempurnaan pembangunan Pasar Bojong dan Pasar Sragi.
Untuk nilai ekspor di Kabupaten Pekalongan mengalami penurunan pada tahun 2016 ini, dari sebesar US$ 30.165.000 pada tahun 2015 menjadi US$ 16.659.000 pada tahun 2016. Hal ini disebabkan karena adanya konflik timur tengah yang berkepanjangan dan penurunan jumlah perusahaan yang melakukan ekspor secara
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 30 langsung dari 7 perusahaan menjadi 6 perusahaan. Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB mencapai 13,48%.
Pembangunan industri diarahkan untuk meningkatkan peran industri kecil menengah dalam struktur industri melalui pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif IKM dan peningkatan kapasitas IPTEK sistem produksi. Jumlah Industri di kabupaten Pekalongan mengalami pertumbuhan 0,08% atau sebanyak 27 unit usaha pada tahun 2016. Peningkatan jumlah industri tersebut menyerap tenaga kerja dari 184.456 orang pada tahun 2015 menjadi 184.595 orang pada tahun 2016. Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB Kabupaten Pekalongan tahun 2016 mencapai 31,55%
meningkat dibanding tahun 2015 sebesar 31,38%.
Urusan ketransmigrasian dilaksanakan melalui kegiatan pengiriman transmigran dari Kabupaten Pekalongan ke lokasi transmigrasi di Kabupaten Pohuwato Gorontalo. Jumlah KK yang bertransmigrasi pada tahun 2016 sebanyak 2 KK, menurun dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak 5 KK..
5. Pendapatan perkapita, Upah Minimum Kabupaten, angka kemiskinan, IPM dan Penggannguran
Pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Pekalongan tahun 2016 memperlihatkan pertumbuhan yang cukup baik, yaitu sebesar 7,01% dari Rp. 19,14 juta pada tahun 2015 menjadi Rp 20.58 juta. Upah Minimum Kabupaten (UMK) tahun 2016 sebesar Rp1.463.000,00 lebih tinggi dari angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang sebesar Rp1.411.533,48. Angka kemiskinan tahun 2015 sebesar 12,84%, sedangkan target tahun 2016 sebesar 11,89%.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Pekalongan mencapai 67,40, sedangkan tahun 2016 ditargetkan sebesar 67,55.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di kabupaten Pekalongan sebesar 5,10%, sedangkan pada tahun 2016 TPT ditargetkan sebesar 4,80%. Capaian-capaian indikator pembangunan sebagaimana digambarkan di atas tentu harus kita syukuri bersama, selain
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 31 memberikan motivasi juga menjadi tantangan bagi kita semua untuk terus bekerja keras dalam upaya peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat, dan sebagai inspirasi untuk terus berkreasi dan berinovasi dalam merencanakan kegiatan percepatan pembangunan yang tepat sasaran dan berkelanjutan.
6. Agama
Tempat peribadatan tahun 2016 tidak berbeda dengan Tahun sebelumnya tercatat 633 Masjid, 14 Gereja, 3 Pura dan 2.285 Mushola. Dan pada tahun 2011 tercatat 560 Masjid, Gereja Kristen 10 unit dan Gereja Katolik 3 unit, 3 Pura dan 2.064 Mushola yang tersebar di 19 kecamatan. Banyaknya jumlah Masjid dan Mushola karena mayoritas penduduknya beragama Islam.
C. ISU – ISU STRATEGIS
Berbagai permasalahan yang dihadapi kabupaten Pekalongan dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal yang terjadi sebagai dampak interaksi dan dinamika perkembangan berbagai sector baik pada skala lokal kabupaten, provinsi maupun nasional. Permasalahan–
permasalahan tersebut timbul karena kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, adanya kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi.
1. Angka Kemiskinan,
Persentase penduduk miskin di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2014 sebesar 12,57 %, masih berada di bawah rata rata Jawa Tengah yaitu 13,58%. Namun rata rata penurunan persentase penduduk miskin Kabupaten Pekalongan pada tahun 2011-2014 sebesar 0,81%
masih lebih rendah dari capaian Provinsi Jawa Tengah yaitu 0,88%.
Pengangguran dan Lapangan Kerja, Tingkat penganggguran terbuka dari tahun 2011-2015 bersifat fluktuatif.
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 32 2. Akses pelayanan pendidikan, kesehatan dan jaminan kesejahteraan
social.
pembangunan pendidikan di Kabupaten Pekalongan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan di masa depan.
Pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Pekalongan adalah pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
3. Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pekalongan tahun 2015 mencapai 4,78 persen, lebih lambat dibandingkan tahun 2014 dengan pertumbuhan 4,92 persen. Inflasi yang terjadi terutama disebabkan naiknya harga-harga atau indeks pada kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau karena kenaikan harga komoditas beras dan sayur-sayuran serta makanan jadi dan minuman, Walaupun laju inflasi menurun di Tahun 2015 sebesar 3,42% perlu mengupayakan langkah-langkah strategis sebagai antisipasi laju inflasi tidak kembali tinggi.
4. Infrastruktur dan Perhubungan
Persentase panjang jalan yang menjadi kewenangan Kabupaten
Pekalongan dalam kondisi baik di Tahun 2015 sebesar 93,55 % naik dari Tahun 2014 sebesar 90,38%. Sedangkan jembatan dalam kondisi baik di Tahun 2015 sebesar 98,72 % naik dari Tahun 2014 sebesar 98,37 %. Untuk Luas irigasi Kabupaten Pekalongan dalam kondisi baik di Tahun 2015 sebesar 23.849 m2/Ha sama dengan pencapaian di Tahun 2014
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 33 5. Banjir dan Rob
memerlukan penanganan secara serius dan komprehensif dengan kerjasama antar pemerintah daerah, dibantu provinsi dan pusat. Selain itu area letak lokasi yang terendam rob menyambung dengan Kota Pekalongan, sehingga penyelesaiannya harus koordinasi, ada sinergitas antardaerah. Terdapat 3 (tiga) kecamatan di Kabupaten Pekalongan yang terkena dampak dari banjir dan rob ini yaitu : Kecamatan Tirto, Siwalan dan Wonokerto dengan wilayah yang terkena dampak sebagai berikut :
a. Kecamatan Tirto meliputi: Desa Jeruksari, Desa Tegaldowo, Desa Karangjompo dan Desa Mulyorejo;
b. Kecamatan Wonokerto meliputi : Desa Pecakaran, Desa Wonokerto Wetan, Desa Api-Api dan Desa Pesanggrahan;
c. Kecamatan Siwalan meliputi : Desa Blacanan, Desa Depok dan Desa Boyoteluk.
6. Perumahan dan Permukiman Kumuh
Sesuai dengan ketentuan Pasal 95 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman menguraikan bahwa setiap orang berhak untuk menempati, menikmati dan/atau memiliki tempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang laik dan sehat. Berdasarkan hal ini, Pemerintah Kabupaten Pekalongan terus mengupayakan pengendalian, pengawasan dan pemberdayaan masyarakat terhadap perumahan dan permukiman kumuh guna meningkatkan kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuninya.
7. Reformasi Birokrasi
Abdi negara atau yang sekarang dikenal dengan nama Aparatur Sipil Negara (ASN) pada hakikatnya merupakan pelayan masyarakat. Sesuai dengan apa yang dicita-citakan dan digariskan oleh UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, maka keberadaan ASN (Pegawai Negeri Sipil maupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) yang memiliki integritas, profesional, netral
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 34 dan bebas dari intervensi politik, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat mutlak diperlukan.
C. TUJUAN DAN MANFAAT LKjIP
Tujuan penyusunan Laporan Kinerja Instnasi Pemerintah Kabupaten Pekalongan adalah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai unsur penyelenggara Pemerintah dengan kewenangan yang diberikan dalam pengelolaan sumber daya yang ada dalam rangka mewujudkan suatu kepemerintahan yang baik (good governance).
Sesuai dengan Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan LAKIP dan yang kemudian disempurnakan lagi dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tetang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai pengganti Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Pemerintah Kabupaten Pekalongan diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1) Mendorong Bupati untuk menyelenggarakan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku, kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
2) Menjadikan Instansi Pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif, transparan dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya.
3) Menjadikan masukan dan umpan balik dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pekalongan.
4) Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah Kabupaten Pekalongan.
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 35 D. SISTEMATIKA PENYAJIAN LKjIP.
Pada dasarnya Laporan Kinerja ini mengkomunikasikan pencapain kinerja Pemerintah Kabupaten Pekalongan selama Tahun 2016. Capaian Kinerja 2016 tersebut diukur dan dinilai berdasarkan rencana kinerja tahun 2016 yang disusun pada awal tahun anggaran.
Rencana kinerja tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Pekalongan berdasarkan Repetada Tahun 2016 dan LKjIP Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Pekalongan.
Sistematika penyajian Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Instansi Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 sesuai dengan yang kemudian disempurnakan lagi dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tetang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai pengganti Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). dapat disajikan sebagai berikut :
1. BAB I : Pendahuluan
2. BAB II : Perencanaan Kinerja 3. BAB III : Akuntabilitas Kinerja 4. BAB IV : Penutup
5. Lampiran-lampiran :
I. Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten pekalongan Tahun 2016.
II. Matrik Capaian Kinerja III. SK Tim Penyusunan KljIP
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 36 BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD).
Sesuai tugas dan kewenangannya, Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu lima tahun, yang termuat dalam RPJMD Kab. Pekalongan periode 2011 – 2016 dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pekalongan yang mencakup visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi pencapainan sasaran akan diuraikan dalam bab ini. Sedangkan uraian sasaran target kinerja yang ingin dicapai dalam tahun 2015 berikut program dan kegiatan pendukungnya akan dijelaskan dalam rencana kinerja tahun 2015.
1. Visi Pemerintah Kabupaten Pekalongan
Visi Pemerintah Kabupaten Pekalongan adalah :
”Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pekalongan yang Sejahtera dan Bermartabat Berbasis pada Kearifan Lokal”
Rumusan visi tersebut terdiri dari 3 unsur frasa kalimat sebagai berikut:
1. Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pekalongan yang Sejahtera.
2. Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pekalongan yang Bermartabat.
3. Kearifan Lokal sebagai Basis Tercapainya Masyarakat Sejahtera dan Bermartabat.
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 37 Pengertian masing-masing unsur frasa visi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pekalongan yang Sejahtera, yang dimaksud adalah kondisi masyarakat Kabupaten Pekalongan yang dapat terpenuhi kebutuhan dasar meliputi sandang, pangan, papan, dan memperoleh pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan secara layak serta terbukanya kesempatan kerja yang luas dan mampu menyerap tenaga kerja dengan penghasilan memadai.
2. Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pekalongan yang Bermartabat, yang dimaksud adalah kondisi Kabupaten Pekalongan yang masyarakatnya berahlak mulia, aparaturnya bersih dan berwibawa, serta diperhitungkan, dihargai dan dihormati dalam pergaulan di lingkungan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.
3. Kearifan Lokal sebagai Basis Tercapainya Masyarakat Sejahtera dan Bermartabat, yang dimaksud adalah Kabupaten Pekalongan memiliki potensi sumberdaya lokal yang bisa dikembangkan dengan optimal, menjadi modal dalam mencapai Kabupaten Pekalongan yang sejahtera dan bermartabat.
Sumberdaya lokal dimaksud antara lain adalah potensi industri kerajinan batik, tenun dan produk tekstil lainya, potensi sumberdaya alam serta potensi sistem sosial budaya masyarakat dengan ciri religiusitas yang menonjol.
2. Pernyataan Misi
Suatu organisasi harus memastikan agar misi masa depan sesuai dan selaras dengan perubahan yang harus dilakukan, sehingga organisasi akan efektif dan efisien dalam pencapaian misi.
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 38 Visi dan Misi akan mendorong alokasi sumber daya diseluruh unsur organisasi sehingga keduanya harus selaras.
Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu melalui penetapan strategi yang dipilih. Proses perumusan misi harus memperhatikan masukan pihak-pihak yang berkepentingan (stake holders) dan memberi peluang untuk perubahan/penyesuaian dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategik.
Suatu pernyataan misi secara eksplisit menyatakan apa yang harus dicapai oleh suatu organisasi pemerintah dan kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan dalam pencapaian hal tersebut dan harus memperhatikan secara jelas apa yang penting buat organisasi dan apa bidang usaha organisasi itu.
Misi Pemerintah Kabupaten Pekalongan adalah : 1. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan baik.
2. Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berbasis pada pemerataan wilayah dan berwawasan lingkungan.
3. Memantapkan kondisi sosial budaya yang berbasis kearifan lokal.
4. Fasilitasi pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis pada UMKM, pertanian, peternakan dan perikanan.
5. Mendorong iklim investasi yang berbasis potensi dan budaya daerah.
6. Mewujudkan rasa aman dan adil pada masyarakat.
7. Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan.
3. Tujuan
Tujuan organisasi merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus menunjukan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang.
LKjIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 Page 39 Dalam rangka pencapaian misi organisasi, maka perlu disusun tujuan organisasi Pemerintah Kabupaten Pekalongan sebagai berikut:
1. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah kabupaten Pekalongan yang mencakup unsur sistem, kelembagaan dan individu atau aparat.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur secara di seluruh wilayah Kabupaten Pekalongan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi.
3. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan derajat kesehatan masyarakat.
4. Meningkatkan pemerataan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan dan keterjaminan pelayanan pendidikan.
5. Mengoptimalkan penanggulangan kemiskinan dan penanganan Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial (PMKS).
6. Mengoptimalkan dan menggali kearifan lokal dalam rangka meningkatkan ketahanan nilai-nilai budaya dan pelestarian peninggalan sejarah serta aset kesenian dan budaya lokal.
7. Mengoptimalkan pengurangan resiko pada masyarakat di daerah rawan bencana.
8. Mengoptimalkan fasilitasi dan pembinaan dalam rangka peningkatan kinerja koperasi, industri kecil dan menengah, serta Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
9. Meningkatkan produktivitas pertanian, perikanan dan peternakan dengan memperhatikan pelestarian sumberdaya pertanian, perikanan dan peternakan.
10. Menciptakan iklim investasi yang kondusif dengan mengandalkan pada potensi dan budaya daerah.
11. Menciptakan rasa aman yang berkeadilan dalam masyarakat dan mewujudkan iklim yang kondusif bagi masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas.
12. Membuka dan mengembangkan peran serta masyarakat secara aktif dalam bidang politik, pembangunan ekonomi, sosial maupun budaya.