• Tidak ada hasil yang ditemukan

PORTOFOLIO DAN KINERJA INVESTASI DANA PENSIUN BERDASARKAN UKURAN DANA PENSIUN (ANGGOTA BADAN KERJA SAMA DANA PENSIUN KRISTEN INDONESIA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PORTOFOLIO DAN KINERJA INVESTASI DANA PENSIUN BERDASARKAN UKURAN DANA PENSIUN (ANGGOTA BADAN KERJA SAMA DANA PENSIUN KRISTEN INDONESIA)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1 PORTOFOLIO DAN KINERJA INVESTASI DANA PENSIUN

BERDASARKAN UKURAN DANA PENSIUN

(ANGGOTA BADAN KERJA SAMA DANA PENSIUN KRISTEN INDONESIA)

PENDAHULUAN

Setiap orang mempunyai keinginan untuk memiliki kesejahteraan hidup, terutama untuk hari tua. Salah satu yang dilakukan yaitu dengan bekerja, namun perlu diingat bahwa ada faktor keterbatasan usia dalam siklus hidup manusia sehingga seseorang tidak mampu bekerja seumur hidupnya dikarenakan produktifitasnya menurun untuk memenuhi kebutuhan pribadi maupun keluarganya. Oleh karena itu, diperlukan jaminan hari tua yaitu santunan berupa uang yang dibayarkan sebagian atau sekaligus pemberi kerja secara berkala kepada tenaga kerja. Wujud dari jaminan hari tua tersebut yaitu program pensiun. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang dana pensiun.

Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 mendefinisikan dana pensiun merupakan suatu program yang menjanjikan sejumlah uang dengan pembayaran secara berkala dikaitkan dengan pencapaian usia. Peserta mempunyai hak untuk mendapatkan manfaat pensiun yang pada hakikatnya manfaat pensiun didasarkan pada jenis dana pensiun dan program pensiun yang diterapkan. Jenis dana pensiun antara lain Dana Pensiun Pemberi Kerja atau disebut DPPK (dana pensiun yang ada pada perusahaan) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan atau disebut DPLK ( bank dan asuransi). Bank dan asuransi mempunyai karakteristik yang sama dalam hal pertanggungjawaban atas risiko investasi yaitu ditanggung oleh masing-masing pesertanya dan pendiri hanya menetapkan besaran iurannya saja, sedangkan untuk dana pensiun yang ada di perusahaan atau pemberi kerja lainnya, risiko investasi ditanggung oleh pendiri sehingga pendiri yang menjamin kecukupan dana. DPPK ada dua program yang diterapkan yaitu Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP), sedangkan dalam DPLK, hanya ada satu jenis program yaitu PPIP. Pada program masing-masing DPLK dan DPPK, dalam Buku Statistik Dana Pensiun dikelompokkan menjadi empat grup berdasarkan aset yang dimiliki antara lain; grup I yaitu Dana Pensiun yang mempunyai kepemilikan aset bersih sama dengan atau diatas 1 triliun;

grup II yaitu Dana Pensiun dengan aset bersih sama dengan atau lebih dari 500 miliar dan kurang dari 1 triliun; grup III yaitu Dana Pensiun dengan aset bersih sama dengan atau lebih

(2)

2 dari 100 miliar dan kurang dari 500 miliar; grup IV yaitu Dana Pensiun dengan kepemilikan aset bersih kurang dari 100 miliar.

Aset menjadi komponen penting untuk melakukan kegiatan investasi. Dalam hal ini, ada beberapa lembaga keuangan yang juga melakukan kegiatan investasi, antara lain bank, asuransi, dan dana pensiun. Bank merupakan lembaga yang menghimpun dana dan menyalurkannya kembali dengan menerima simpanan uang dari masyarakat maupun memberikan pinjaman. Asuransi merupakan perjanjian yang dilakukan dua belah pihak atas pertanggungan untuk proyeksi kerugian atau risiko yang ada di masa yang akan datang.

Sedangkan secara umum dana pensiun merupakan suatu program yang bertujuan untuk memberikan kesejahrteraan pada usia pensiun. Lembaga-lembaga keuangan tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Pada bank, penyalurannya berupa kredit, asuransi berkaitan dengan proteksi, sedangkan dana pensiun dalam bentuk persiapan pemberian manfaat pensiun pada usia pensiunan. Namun, ketiganya sama-sama melakukan penghimpunan dana dan mengelolanya untuk tujuan investasi. Seran (2017) mengatakan bahwa studi empiris tentang dana pensiun memang masih sedikit jumlahnya jika dibandingkan dengan studi-studi yang sama pada lembaga keuangan lainnya seperti bank, dana reksa, dan lainnya.

Dari sudut pandang perekonomian nasioanal, menurut Seran (2017) peranan dana pensiun sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dibuktikan pada studi E P. Davis and Hu (2008) dalam Seran mengungkapkan bahwa terdapat tiga puluh delapan negara diantaranya dua puluh negara berkembang, rasio aset pensiun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mempunyai efek positif dan signifikan terhadap output per kapita. Oleh karena itu, dalam industri dana pensiun diawasi dan diatur dengan sangat ketat oleh otoritas pemerintahan, sehingga ada tiga aspek fokus kebijakan-kebijakan pemerintah yaitu kinerja, struktur industri, dan alokasi aset/investasi (Srinivas, Whitehouse, dan Yermo, 2000). Regulasi-regulasi atas kebijakan pemerintah, secara ketat mengatur batasan kuantitatif dan kualititatif investasi pada dana pensiun yang berhubungan dengan kinerja juga mampu memberikan jaminan manfaat bagi peserta dana pensiun.

(3)

3 Tabel 1

Jumlah Dana Pensiun Tahun 2012 sampai dengan 2016 : Jenis Dana Pensiun 2012 2013 2014 2015 2016

DPPK-PPMP 201 198 194 190 180

DPPK-PPIP 43 43 48 45 44

DPLK 25 24 25 25 25

Jumlah 269 265 267 260 249

Sumber : www.ojk.go.id

Dari hasil data Otoritas Jasa Keuangan pada Tabel 1 dapat dilihat selama lima tahun terakhir, jumlah Dana Pensiun mengalami penurunan. Hal ini dikatakan dalam Buku Statistik Dana Pensiun 2016, penurunan tersebut disebabkan adanya pembubaran dana pensiun yang tercatat ada delapan DPPK-PPMP dan tiga DPPK-PPIP yang mengalami penurunan, serta dua DPPK yang beralih dari PPMP ke PPIP. Pembubaran tersebut bisa dikarenakan pendiri dana pensiun bubar atau merger atau konsolidasi, pendiri melakukan efisiensi, maupun pendiri mengalami kesulitan keuangan. Sama halnya yang ditulis dari Kontan.co.id (2018) menjelaskan jumlah penyelenggara jasa keuangan nonbank khususnya DPPK dengan program PPMP mengalami penurunan pesat. Hal yang dapat menyebabkan pembubaran dana pensiun yaitu kemampuan pendiri untuk menjaga tingkat pendanaan.

Dari uraian di atas menunjukkan Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) yang memiliki program pensiun manfaat pasti lebih banyak mengalami penurunan dibandingkan dengan DPPK dengan program pensiun iuran pasti serta DPLK. Indikator untuk DPPK yang menyelenggarakan PPMP yaitu kemampuan untuk membiayai liabilitas. Tingkat pendanaan dapat diukur dengan membandingkan jumlah aset bersih dengan kewajiban solvabilitas dan nilai kini aktuaria. Untuk dapat menjaga tingkat pendanaan pada dana pensiun maka komponen pokok dalam penyelenggaraannya yaitu investasi, karena alokasi kekayaan dana pensiun sebagian besar ditempatkan dalam bentuk investasi (Satiti 2013). Oleh karena itu, investasi sangat diperlukan dalam mengembangkan kekayaan, dengan mengelola simpanan dari para peserta dana pensiun, sehingga diperlukan proses penilaian kinerja investasi pada dana pensiun tersebut agar dapat mengetahui kinerjanya telah mencapai target sesuai dengan yang diharapkan. Studi pada dana pensiun dilakukan oleh Milind (2011) dalam Seran (2017) dengan menganalisis efisiensi teknis dana pensiun ritel di Australia dengan memakai biaya

(4)

4 operasional dan nilai kontribusi dari anggota sebagai variabel input dan nilai aset bersih tahunan serta nilai manfaat pensiun sebagai variabel output. Hasilnya menunjukkan bahwa efisiensi dana pensiun di Australia rendah, namun efisiensi terlihat berkorelasi dengan besar kecilnnya ukuran dana pensiun. Studi yang sama, dilakukan Galagedera dan Watson (2015) menemukan bahwa 11% dari 173 dana pensiun mempunyai skor efisiensi yang tinggi dengan dana pensiun ritel sebagai kelompok yang paling efisien, serta menunjukkan ukuran besar kecilnya aset yang dimiliki mempunyai relasi positif dengan kinerja. Dalam pelaksaan penilaian kinerja investasi dana pensiun perlu mengetahui kemampuan pendanaan yang dimiliki sehingga dapat melakukan pemilihan instrumen investasi yang sesuai. Oleh karena itu, ukuran dana pensiun menjadi penting untuk diperhatikan.

Beberapa penelitian terkait ukuran diantaranya dikemukakan oleh Haryanto (2016) mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan menunjukkan besarnya aset yang dimiliki suatu bank, rata-rata total penjualan, jumlah penjualan, serta rata-rata aset sehingga ukuran perusahaan menunjukkan jumlah kemampuan dan pengalaman suatu perusahaan serta tingkat risiko dalam mengelola investasi untuk meningkatkan kemakmuran investor. Hal yang sama dikemukakan oleh Atahau (2014) yang menunjukkan bahwa ukuran dapat memengaruhi tingkat pengembalian portofolio bank. Selain itu, Hendrawan dan Lestari (2016) mengatakan bahwa semakin besar ukuran bank maka semakin besar kemungkinan profit yang didapatkan.

Penelitian-penelitian sebelumnya berfokus pada perusahaan maupun bank, dan masih minimnya penelitian serupa pada industri dana pensiun, oleh karena itu penelitian ini berfokus pada ukuran dana pensiun. Ukuran dapat dilihat dari besarnya total aset yang dimiliki oleh perusahaan maupun bank. Sama halnya dengan dana pensiun yang juga mempunyai total aset untuk menjalankan kegiatannya dalam berinvestasi. Oleh karena itu, ukuran dana pensiun dapat dilihat dari seberapa besar aset yang dimiliki oleh dana pensiun.

Penelitian ini akan dilakukan pada dana pensiun anggota BKS DAPEN-KI. Badan Kerjasama Dana Pensiun Kristen Indonesia (BKS DAPEN KI), dengan jumlah anggota BKS Dapen-KI terdiri dari 15 Dana Pensiun (Lampiran 1). Berdasarkan fenomena penurunan jumlah DPPK dengan program PPMP, penulis tertarik untuk melakukan portofolio dan evaluasi kinerja investasi berdasarkan ukurannya pada anggota BKS Dapen-KI yang merupakan badan kerjasama yang sebagian besar keanggotaannya merupakan dana pensiun pemberi kerja dengan program PPMP. Oleh karena itu persoalan penelitian yaitu; 1) apakah terdapat perbedaan portofolio pada dana pensiun besar dibandingkan dengan dana pensiun kecil anggota BKS DAPEN-KI?; 2) apakah terdapat perbedaan kinerja investasi pada dana

(5)

5 pensiun besar dibandingkan dengan dana pensiun kecil anggota BKS DAPEN-KI?. Adapun tujuan penelitian ini yaitu; 1) mengetahui portofolio berdasarkan ukuran dana pensiunnya; 2) mengetahui kinerja investasi dana pensiun berdasarkan ukuran dana pensiunnya. Manfaat bagi anggota BKS Dapen-KI dapat menjadi alat bantu untuk mengetahui sejauh mana kinerja investasi yang dilakukan telah mencapai tujuan yang diharapkan untuk menjaga keberlangsungan hidup dana pensiun sehingga dapat menjadi masukan dan pertimbangan untuk kinerja diperiode selanjutnya. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi referensi bagi para pembaca maupun penelitian lainnya terkait dengan portofolio dan kinerja investasi berdasarkan ukuran dana pensiun.

TINJAUAN PUSTAKA Dana Pensiun

Dalam Undang-Undang nomor 11 Tahun 1992 tentang dana pensiun menjelaskan bahwa suatu program yang menjanjikan sejumlah uang dengan pembayaran secara berkala dikaitkan dengan pencapaian usia. Definisi lain menurut Wahab, 2001 menjelaskan dana pensiun adalah badan hukum atau lembaga dengan pengelolaan program pensiun yang bertujuan untuk memberikan kesejahteraan setelah memasuki masa pensiun. Dalam hal ini, dana pensiun dapat diartikan sebagai lembaga atau suatu badan hukum yang dengan sengaja menghimpun dana secara khusus agar dapat memberikan kesinambungan hidup untuk peserta dana pensiun saat mencapai usia yang sudah tidak produktif lagi untuk bekerja (usia pensiun).

Dana pensiun dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) yang dibentuk oleh suatu badan atau orang yang mempekerjakan karyawan untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) untuk kepentingan semua karyawan sebagai peserta, sedangkan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) merupakan dana pensiun yang dibentuk oleh perusahaan asuransi jiwa maupun bank dan hanya dapat menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP), dalam hal ini perusahaan asuransi jiwa maupun bank jika memenuhi ketentuan atau peraturan yang dibuat oleh pemerintah maka dapat bertindak sebagai pendiri DPLK tersebut (Bukit 2012).

(6)

6 Jenis Program Pensiun

Pada prinsipnya, produk dalam dana pensiun merupakan manfaat pensiun. Dalam hal ini, manfaat pensiun merupakan sejumlah uang yang dibayarkan kepada peserta setelah pensiun. Agar dapat memberikan manfaat pensiun kepada peserta dana pensiun, maka perlu menyelenggarakan program-program yang terdapat dalam dana pensiun. Jenis program tersebut antara lain :

1. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) merupakan program yang manfaatnya sudah ditetapkan dalam peraturan dana pensiun serta besar manfaat pensiunnya sudah dipastikan sesuai yang dijanjikan. Pada PPMP, pendiri atau pemberi kerja menjamin kecukupan pendanaan di dan pensiun tersebut, sehingga risiko investasinya ditanggung oleh pendiri serta untuk masing-masing peserta tidak mempunyai rekening pribadi karena sejak awal haknya sudah dijanjikan dalam rumus manfaat pensiun. Sedangkan risiko untuk peserta yaitu tidak bisa mendapatkan manfaat pensiun maksimum jika dana pensiun dibubarkan sebelum pensiunan habis.

2. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) merupakan program dengan dasar iurannya ditentukan dalam peraturan dana pensiun serta hasil pengembangannya maupun seluruh iuran dicatat pada rekening masing-masing peserta sebagai bentuk manfaat pensiun sehingga risiko investasi ditanggung oleh masing-masing peserta.

Dalam hal ini, pendiri hanya menetapkan besar iuran dan tidak memberikan jaminan kecukupan dana.

3. Dana Pensiun Berdasarkan Keuntungan merupakan DPPK yang menyelenggarakan PPIP dengan iuran diberikan dari pemberi kerja dan didasarkan rumus yang berkaitan dengan keuntungan pemberi kerja.

Arahan Investasi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendefinisikan arahan investasi merupakan kebijakan investasi serta strategi yang harus dijadikan pedoman oleh pengurus yang ditetapakan oleh pendiri atau yang ditetapkan oleh pendiri bersama dewan pengurus dalam melaksanakan kegiatan investasi. Adapun ikhtisar peraturan dana pensiun di Indonesia berdasarkan investasi menurut kategori peraturan, nomor serta tahun diterbitkan/ditetapkan antara lain :

(7)

7 Tabel 2

Peraturan Dana Pensiun Berdasarkan Investasi

Kategori Peraturan Nomor/Tahun Terbit Deskripsi

Investasi

KMK 511/2002 Investasi Dana Pensiun K-Ditjen-LK 2344/2003 Ped. Peny. Lap Investasi DP PMK 199/2008 Investasi Dana Pensiun

P-Bapepam-LK 1/2009 Dasar Penilaian Jenis Investasi DP P-Bapepam-LK 1/2010 Isi & Susunan Lap Investasi Th DP PMK 19/2012 Perubahan atas PMK 199/2008 P-Bapepam-LK 5/2012 Dasar Penilaian Investasi DP

POJK 1/2016 Investasi SBN bagi LKNB

SEOJK 9/2016 Dasar Penilaian Investasi DP SEOJK 23/2016 Pencabutan SEOJK 26/2015 POJK 03/POJK.05/2015 Investasi Dana Pensiun

Dalam peraturan Menteri Keuangan no 199/PMK.010/2008 pasal 2 mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang harus dicantumkan dalam arahan investasi yaitu ketetapan yang berisi kewajiban yang memadai untuk pelepasan dan penempatan investasi; batas maksimal proporsi kekayaan dana pensiun yang ditempatkan setiap jenis investasi; objek investasi yang dilarang untuk penempatan kekayaan dana pensiun; proporsi batas maksimal kekayaan dana pensiun yang ditempatkan satu pihak; sistem pelaporan dan pengawasan pelaksanaan pengelolaan investasi; pembayaran manfaat pensiun, ketentuan minimal likuiditas portofolio investasi yang menunjang pendanaan, serta operasional dana pensiun; sanksi yang ditetapkan dana pensiun kepada pengurus atas pelanggaran ketentuan investasi; serta ketentuan terkait penggunaan penasihat, jasa lainnya, lembaga keuangan serta tenaga ahli yang bekerja dalam pengelolaan investasi. Dalam arahan investasi perlu juga dicantumkan jenis instrumen- instrumen yang diperkenankan untuk kegiatan investasi.

(8)

8 Instrumen Investasi

Sesuai dengan arahan investasi pada dana pensiun, hanya ada beberapa jenis instrumen investasi yang diperkenankan. Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 3/POJK.05/2015 pasal 2 tentang Jenis Investasi Dana Pensiun mengungkapkan bahwa dana pensiun dan batasan yang diperkenankan untuk menempatkan investasi pada jenis investasi sebagai berikut :

Tabel 3

Jenis Investasi dan Batasannya

Jenis Investasi Batasan Maksimum Investasi

 Deposito

 Sertifikat Deposito

 Sertifikat Dana Reksa

Jumlah investasi per satu pihak pada saat investasi adalah 10% nilai wajar kekayaan dana pensiun.

 Saham

 Obligasi

 Efek-efek lain

a. 10% per penerbitan

b. 15% jika diterbitkan pendiri, mitra pendiri, dan terafiliasi.

c. 10% nilai wajar kekayaan. PhDP per satu pihak.

 Surat Berharga Negara (SBN) Boleh 100% dari total investasi dan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia

 Tabungan pada Bank Jumlah seluruh investasi dilarang melebihi 20% dari total investasi.

 SBPU a. 1% nilai wajar kekayaan. PhDP per

badan hukum

b. 10% nilai wajar kekayaan. PhDP per satu pihak

 Tanah dan Bangunan Tidak melebihi 20% dari total investasi Sumber: Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (2015).

(9)

9 Kinerja Investasi

Kinerja investasi merupakan penilaian untuk mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan dari hasil kegiatan investasi yang dilakukan dalam dana pensiun sudah sesuai yang diharapkan. Menurut Anggraeni (2012) agar dapat menilai kinerja suatu dana pensiun diperlukan alat ukur, salah satunya yaitu dengan Return On Investment (ROI). Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Ahmar (2012) bahwa dalam pengukuran kinerja, dapat dilakukan melalui ROI. ROI merupakan rasio dalam mengukur kemampuan perusahaan berdasarkan tingkat aset tertentu untuk menghasilkan laba bersih (Hanafi dan Halim 2007).

Evaluasi Kinerja Portofolio

Evaluasi kinerja portofolio merupakan proses tahapan yang dilakukan untuk mengetahui portofolio yang dibuat telah menghasilkan kinerja yang baik atau sebaliknya (Rini dkk 2012). Evaluasi kinerja portofolio sebagai tahap akhir dari proses manajemen investasi, yang dipandang sebagai suatu proses sistematik yang dinamis. Dengan evaluasi kinerja portofolio dapat melihat sejauh mana portofolio yang sudah dibentuk dapat memberikan kinerja yang menguntungkan investor dan mampu memberikan tingkat return yang relatif tinggi serta tingkat risk yang mampu ditanggung.

Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis

Haryanto (2016) menyatakan bahwa ukuran perusahaan menunjukkan besarnya aset yang dimiliki suatu bank, rata-rata total penjualan, jumlah penjualan, serta rata-rata aset.

Ukuran bank dapat dijadikan sebagai penentu return yang dihasilkan oleh bank. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Atahau (2014) menunjukkan bahwa ukuran (size) dapat mempengaruhi tingkat pengembalian portofolio. Hal ini dikarenakan kemampuan bank-bank dengan ukuran yang besar dapat mengambil manfaat dengan mendiversifikasi produk.

Perusahaan yang memiliki total aset yang besar dapat dikatakan sudah mencapai tahap kedewasaan sehingga memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu panjang serta lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan yang memiliki total aset kecil (Pangemanan dan Mawikere 2011).

Dana pensiun yang memiliki investasi besar dapat mencerminkan bahwa dana pensiun tersebut memiliki aset yang besar juga. Kinerja dana pensiun dapat tercermin dalam bentuk ROI, jika ROI besar maka menunjukkan tingkat kemampuan mendiversifikasi untuk mendapatkan keuntungan ekonomis sehingga dapat mengukur tingkat return-nya. Hasil penelitian Haryanto (2016) menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap

(10)

10 permodalan bank. Penelitian lainya menurut Hendrawan dan Lestari (2016) mengatakan bahwa size memiliki pengaruh terhadap profitabilitas suatu bank sehingga semakin besar ukuran bank maka semakin besar kemungkinan profit yang didapatkan. Sedangkan menurut Lipunga (2014), besar kecilnya ukuran bank, akan memengaruhi kemampuannya untuk menanggung risiko yang mungkin dapat terjadi. Dalam konteks dana pensiun ukuran dana pensiun diduga berpengaruh terhadap kemampuan untuk mendiversifikasi investasi sehingga berdampak pada hasil investasinya.

H1: Terdapat perbedaan kinerja investasi pada dana pensiun besar dengan dana pensiun kecil

METODE PENELITIAN Sampel dan Data Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam pendekatan deskriptif kuantitatif dengan mengumpulkan, menyajikan serta mengkaji data sehingga memberikan pemahaman yang jelas pada obyek teliti. Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan langsung dari obyek penelitian yang berupa laporan keuangan tahun 2010-2017.

Populasi dari penelitian ini yaitu dana pensiun yang menjadi anggota BKS Dapen-KI periode 2010-2017. Untuk menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian ini maka diperlukan kriteria yang ditetapkan dalam pemilihan dana pensiun sebagai berikut.

1. Dana Pensiun mempublikasikan laporan tahunan untuk periode 2010-2017 2. Mempunyai data yang lengkap terkait ROI.

3. Mempunyai data yang lengkap terkait total aset.

4. Tidak mengalami kerugian/keluar dari anggota BKS Dapen-KI selama periode 2010- 2017.

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel, diperoleh sampel sebanyak 13 dana pensiun dari total 15 dana pensiun yang terdaftar dalam anggota BKS Dapen-KI, sehingga total data amatan yang diperoleh selama periode 2010-2017 sebanyak 104.

(11)

11 Teknik Analisis dan Langkah Analisis

Adapun teknik dan langkah-langkah analisis yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Mengklasifikasikan ukuran dana pensiun besar dan dana pensiun kecil dengan membandingkan total aktiva dan nilai median. Jika total aktiva lebih kecil dari median maka dikategorikan dana pensiun dengan ukuran kecil dan sebaliknya.

2. Mendeskripsikan portofolio investasi dengan melihat instrumen-instrumen investasi yang dipilih dana pensiun.

3. Melakukan uji beda rata-rata untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kinerja. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji beda dengan menggunakan Independent Sampel t-Test.

Gambaran Objek Penelitian

Badan Kerjasama Dana Pensiun Kristen Indonesia (BKS DAPEN KI), bermula dari didirikannya Yayasan Dana Pensiun GKI tahun 1972 dan mendapat pengesahan dari Dapartemen Keuangan Republik Indonesia dengan nomor surat S-034/MK.6/1077 tanggal 9 Maret 1977. Kemudian tahun 1991 telah disesuaikan dengan Undang-undang Dana Pensiun menjadi Badan Hukum Dana Pensiun dan diakhir tahun 1992 melepaskan dan mengalihkan dana cadangan kepada Yayasan Kesejahteraan GKI sehingga dapat melanjutkan program kesejahteraan untuk para pesertta dan pensiunan Dana Pensiun GKI. Secara berturt-turut Dana Pensiun GKI mengalami perubahan, sehingga berakhir pada Surat Keputusan Badan Pekerja Majelis Sinode Gereja Kristen Indonesia Jawa Tengah Nomor 156/BPMSW/Isp/I/2008 tentang Peraturan Dana Pensiun serta mendapat pengesahan Menteri Keuangan RI berdasarkan keputusan Nomor KEP-162/KM.10/2008 tanggal 13 Agustus 2008, dan sampai saat ini jumlah anggota BKS Dapen-KI terdiri dari 15 Dana Pensiun.

(12)

12 HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini merupakan tabel yang merangkum statistik deskriptif dari data yang digunakan yaitu dana pensiun anggota BKS DAPEN-KI.

Tabel 3

Statistik Deskriptif (dalam persentase)

Instrumen Investasi Besar Kecil

Mean Std.Dev Mean Std.Dev Surat Berharga

Negara 7,78 6,56 5,97 5,14

Tabungan 1,35 2,05 0,58 1,13

Deposit Berjangka 29,38 19,08 43,08 18,69

Saham 6,78 7,03 10,07 10,56

Obligasi 36,82 15,49 20,08 11,90

RD Pasar Uang, Pendapatan Tetap,Saham dan

Campuran 14,08 8,13 12,10 10,09

Penempatan Langsung pada

Saham 0,73 1,01 1,31 1,99

Tanah dan

Bangunan 2,10 2,31 1,86 3,85

Sumber: Data Diolah (2018)

Dari Tabel 3, terdapat tiga instrumen investasi terbesar yang dipilih dana pensiun besar yaitu obligasi, deposito berjangka dan reksa dana pasar uang. Sedangkan tiga instrumen investasi terbesar yang dipilih oleh dana pensiun kecil yaitu deposito, obligasi dan reksa dana pesar uang. Berdasarkan tabel statistik deskriptif diatas, dapat dilihat bahwa persentase portofolio investasi obligasi (mean) pada dana pensiun besar lebih tinggi sebesar 36,82 dibandingkan dengan dana pensiun kecil sebesar 20,08. Sedangkan dari investasi deposit berjangka menunjukkan dana pensiun kecil lebih tinggi sebesar 43,08 dibandingkan dengan dana pensiun besar sebesar 29,38. Dengan menganalisis mean dan standar deviasi dari investasi obligasi dan deposit berjangka dapat dilihat bahwa dana pensiun kecil lebih fokus pada investasi deposito dibandingkan dengan dana pensiun besar. Hal yang berbeda didapatkan pada dana pensiun kecil yang menunjukkan investasi yang berhubungan dengan saham lebih rendah dibandingkan dengan dana pensiun besar.

(13)

13 Komposisi Portofolio Investasi Dana Pensiun Besar dan Dana Pensiun Kecil

Gambar 1 Portofolio investasi dana pensiun kecil (dalam persentase)

Sumber: Data Diolah (2018)

Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui bahwa instrumen investasi pada dana pensiun kecil yang mempunyai porsi terbesar pertama yaitu deposito, dengan peningkatan sebesar 10,854% tahun 2013 sampai 2014. Namun pada tahun 2015 sampai dengan 2017 mengalami penurunan. Instrumen investasi selanjutnya yang berada pada posisi kedua terbesar yaitu obligasi meskipun pada interval tahun 2010 sampai dengan 2015 menunjukkan penurunan namun terjadi peningkatan yang cukup tinggi pada tahun 2016 sampai 2017 sebesar 28,953%.

Dari hasil pembahasan, hal tersebut dapat dikatakan wajar dikarenakan jumlah pendanaan yang dimiliki dana pensiun kecil cukup terbatas, sehingga dana pensiun kecil memilih instrumen investasi yang konvensional seperti deposito sesuai dengan pendanaan yang dimiliki.

Reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, saham dan campuran menempati posisi ketiga instrumen terbesar. Terlihat dalam grafik pada dua tahun awal mengalami kenaikan dan pada tahun 2012 sampai 2015 juga 2017 terus mengalami penurunan namun pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 10,15%. Selanjutnya saham menempati posisi berikutnya, dapat dilihat pada tahun 2010 dan 2011 mengalami kenaikan 7,58% namun pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 6,26% dan pada tahun 2013 sampai dengan 2014 mulai

0 10 20 30 40 50 60

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Kecil

sbn tab dep shm obl rd lgs tb

(14)

14 0

10 20 30 40 50 60

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Besar

sbn tab dep shm obl rd lgs tb

menunjukkan kenaikan lagi, namun tahun 2015 dan seterusnya menunjukkan penurunan yang cukup tinggi yaitu sebesar 36,89%. Surat berharga negara berada pada posisi kelima, terlihat pada grafik dari tahun 2010 sampai dengan 2012 terus mengalami penurunan, namun ditahun berikutnya sampai pada tahun 2016 menempati posisi kedua tertinggi ditunjukkan dengan kenaikkan yang cukup signifikan sebesar 60,61%. Hal ini diduga berkaitan dengan peraturan POJK.05/2016 pasal 3a tentang penempatan SBN pada dana pensiun pemberi kerja paling rendah 20% dari seluruh jumlah investasi. Tanah dan bangunan, penempatan langsung pada saham serta tabungan adalah 3 instrumen investasi yang terendah.

Gambar 2 Persentase portofolio investasi dana pensiun besar

Sumber: Data Diolah (2018)

Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa instrumen investasi pada dana pensiun besar yang mempunyai porsi terbesar yaitu obligasi dengan peningkatan sebesar 8,401%

tahun 2012 sampai 2013 dan mengalami penurunan hingga tahun 2017. Instrumen investasi selanjutnya yang berada pada posisi kedua terbesar yaitu deposito dengan peningkatan pada tahun 2010 sampai 2011 sebesar 17,983%. Hal ini menunjukkan dengan jumlah pendanaan yang dimiliki dana pensiun besar cukup besar, maka lebih cenderung untuk berinvestasi pada obligasi yang memiliki nilai nominal yang tinggi.

RD pasar uang, pendapatan tetap, saham dan campuran menempati posisi ketiga instrumen terbesar. Pada grafik dapat dilihat tahun 2010 sampai 2012, 2015, 2017 mengalami kenaikan, dan terjadi penurunan pada tahun 2013 sampai 2014 serta 2016. Selanjutnya surat berharga negara menempati posisi berikutnya, dapat dilihat tahun 2010 sampai 2012 terus mengalami peningkatan, meskipun pada tahun 2013 dan 2015 mengalami penurunan, namun

(15)

15 pada tahun berikutnya menunjukkan kenaikan yang cukup pesat yaitu sebesar 64,31%.

Saham berada pada posisi kelima, dengan kenaikan yang cukup tinggi pada tahun 2012 sebesar 31,06% namun tahun 2013 mengalami penurunan drastis sebesar 21,91% dibanding tahun-tahun yang lainnya. Tanah dan bangunan, tabungan serta penempatan langsung pada saham menempati posisi 3 instrumen investasi terendah.

Kinerja Investasi Dana Pensiun : Efek Ukuran Dana Pensiun

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja investasi dana pensiun berskala besar dan kecil maka dilakukan Uji Independent t-Test dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4

Hasil Uji Independent t-Test

Variabel Kecil Besar

ROI

Mean St. Dev St. Eror Mean Mean St. Dev St. Eror Mean 9,4315 3,83525 0,53185 8,9431 4,72841 0,65571

Sig. (2-tailed) 0,564

Sumber: Data Diolah (2018)

Hasil dari pengujian yang telah dilakukan dengan menggunakan uji beda menunjukkan nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0,564 yaitu lebih besar dari nilai taraf nyata (=5%), hal ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja investasi antara dana pensiun yang mempunyai size yang besar maupun yang kecil. Hal ini dapat disebabkan karena total aset antara dana pensiun besar dan dana pensiun kecil yang ada di BKS Dapen-KI tidak berbeda (relatif sama) dengan kisaran total aset 100 milyar sampai dengan 200 milyar sehingga komposisi untuk total aset masih tergolong sama, diperkuat dengan data statistik dana pensiun yang menunjukkan dari 15 anggota BKS DAPEN-KI, sebagian besar termasuk dalam grup IV dengan kategori jumlah aset bersih yang masih kecil.

(16)

16 KESIMPULAN

Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan pemilihan instrumen investasi yang dimiliki dana pensiun besar maupun dana pensiun kecil serta membuktikan apakah dana pensiun yang memiliki size yang besar mempunyai kinerja investasi yang baik dibandingkan dengan dana pensiun yang memiliki size kecil, yang terlihat dari return on investment (ROI). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan ROI antara dana pensiun yang memiliki size besar dengan dana pensiun yang memiliki size kecil.

Hal ini dapat disebabkan karena total aset antara dana pensiun besar dan dana pensiun kecil yang ada di BKS Dapen-KI tidak relatif jauh sehingga komposisi untuk total aset masih tergolong sama. Namun demikian terdapat perbedaan pemilihan instrumen investasi antara dana pensiun besar dan dana pensiun kecil mempunyai sedikit perbedaan. Ada 2 instrumen investasi dengan porsi terbesar pada dana pensiun besar yaitu obligasi dan deposito, hal ini berbanding terbalik dengan instrumen investasi pada dana pensiun kecil yaitu deposito dan obligasi. Hal tersebut dapat dikatakan wajar dikarenakan jumlah pendanaan yang dimiliki dana pensiun kecil cukup terbatas sehingga dana pensiun kecil memilih instrumen investasi yang konvensional seperti deposito, berbeda dengan dana pensiun besar karena memiliki jumlah pendanaan yang cukup besar sehingga cenderung memilih instrumen investasi yang menghasilkan return yang tinggi seperti obligasi. Selain itu secara umum baik dana pensiun berukuran besar maupun berukuran kecil masih mengandalkan instrumen berpendapatan tetap. Hal ini akan sangat dipengaruhi dengan suku bunga nasional.

Implikasi hasil penelitian ini secara teoritis adalah menambahkan referensi mengenai skala dana pensiun dapat memengaruhi pemilihan intstrumen investasi. Implikasi praktis bagi dana pensiun agar dapat mempertimbangkan instrumen investasi yang akan dipilih dan sedapat mungkin melakukan diversifikasi investasi sehingga mampu mengurangi dampak perubahan suku bunga nasional terhadap kinerja portofolio. Hal ini dilakukan secara lebih bijaksana dalam mempertimbangkan return dan risk yang akan didapatkan.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu rentang total aset yang dimiliki dana pensiun dalam anggota BKS Dapen-KI antara dana pensiun besar dan kecil tidak relatif jauh (grup berdasarkan asetnya grup III dan grup IV ) sehingga komposisi untuk total aset masih tergolong sama. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat

(17)

17 melakukan penelitian sejenis pada dana pensiun yang memiliki komposisi total aset yang relatif jauh, misalnya dana pensiun yang masuk dalam grup I dan grup IV. Peneliti juga menyarankan untuk tidak hanya mendasarkan pada pengukuran kinerja melalui ROI saja, melainkan faktor yang lain seperti Biaya Operasional maupun demografi serta faktor lainnya.

(18)

15 DAFTAR PUSTAKA

Ahmar, N. 2012. Analisis profitabilitas sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO seri 9000: studi empiris pada perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia.

Anggraeni, K.A. 2012. Analisis kinerja keuangan dan rasio kecukupan dana pada dana pensiun pemberi kerja manfaat pasti di Indonesia. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol.1 No.11.

Atahau, A. D. R. & Cronje, T. 2014. Loan portofolio structure and performance of goverment-owned Banks in Indonesia: Does size matter?. Corporate Ownership

& Control, 11(4), 379-390, ISSN 1727-9232, Ukraine.

Dapen GKI. 2015. Sejarah Dana Pensiun GKI. Available at. https://dapengki.org.

Davis, E. P. 2002. Prudent person rules or quantitative restrictions? The regulation of long term institutional investors’ portofolios. Journal Of Pensions Economics &

Finance, 1(2), 157-191.

Galagedera, D. U. A., & Watson, J. 2015. Benchmarking superannuation funds based on relative performance. Applied Economics, 47(28), 2959-2973.

Hanafi, M.M., dan A. Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Yogyakarta:

UPP STIM YAKPN.

Haryanto, S. 2016. Determinan Permodalan Bank Melalui Profitabilitas, Risiko, Ukuran Perusahaan, Efisiensi dan Struktur Aktiva. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis. Vol.19 No.1.

Hendrawan, Y., dan Lestari. 2016. Faktor-faktor penentu profitabilitas bank umum yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa. Vol 9 No 1.

Kontan. 2018. Sebelas Dana Pensiun Pemberi Kerja di Indonesia Bubarkan Diri. Available at.

http://keuangan.kontan.co.id.

Kementerian Keuangan. 2008. Peraturan Menteri keuangan no 199/PMK.010/2008. Available at https://jdih.kemenkeu.go.id.

(19)

16 Lipunga, A. 2014. Determinants of Profitability of Listed Commercial Banks in Developing Countries : Evidence from Malawi. Reserch Journal of Finance and Accounting, Vol 5, No 6.

Otoritas Jasa Keuangan. 2015. Peraturan Dana Pensiun No. 3/POJK.05. Available at.

https://ojk.go.id.

Pangemanan, S., dan L. Mawikere. 2011. Pengaruh ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan terhadap earning per share pada industri tekstil di bursa efek Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing Goodwill. Vol.2 No.1.

Rini, S. dkk. 2012. Evaluasi Kinerja Portofolio Dengan Menggunakan Model Sharpe. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.4 No.2.

Satiti, N. R. 2013. Optimalisasi Portofolio Investasi Dana Pensiun Universitas Muhammadiyah Malang. Jurnal Manajemen Bisnis. Vol.3 No.1.

Seran, P. 2017. Dampak regulasi terhadap efisiensi investasi dan produktivitas dana pensiun Indonesia. Proposal Disertasi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Srinivas, P. S., Whitehouse, E., & Yermo, J. (2000). Regulating private pension funds’

structure, performance and investments: cross-country evidence. Discussion Paper. Social Protection Discussion Paper Series. The World Bank. Washington.

Retrieved from http://www.worldbank.org/sp.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 1994 Tentang Dana Pensiun.

Wahab, Zulaini. 2001. Dana Pensiun dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Indonesia.

Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

(20)

17 LAMPIRAN 1

15 Anggota BKS Dapen-KI 1. Dana Pensiun Baptis Indonesia, Jakarta - PPMP 2. Dana Pensiun BPK Penabur, Jakarta - PPIP 3. Dana Pensiun Galva, Jakarta - PPIP

4. Dana Pensiun GKI, Jakarta - PPMP

5. Dana PensiunGKJ, Salatiga - PPMP

6. Dana PensiunGKJW, Surabaya - PPMP 7. Dana Pensiun GPIB, Jakarta - PPMP

8. Dana Pensiun HKBP, Medan - PPMP

9. Dana Pensiun LAI, Jakarta - PPIP 10. Dana Pensiun PGI, Jakarta - PPIP 11. Dana Pensiun PPPK Petra, Surabaya - PPMP 12. Dana Pensiun Satya Wacana, Salatiga - PPMP 13. Dana Pensiun Sekolah Kristen, Salatiga - PPMP 14. Dana Pensiun Sint Carolus, Jakarta - PPMP 15. Dana Pensiun Yakklum, Yogyakarta - PPIP

(21)

18 LAMPIRAN 2

Kode DP Kode Tahun

Total Aktiva (dalam jutaan)

Size SBN TAB DEP SHM OBL RD LGS TB TOTAL ROI

1 1 94790,6 1 4,3 1,53 31,36 1,36 42,55 15,7 0,36 2,73 99,89 15,59

1 2 103586,74 1 4,68 0 32,24 1,65 40,51 15,73 0,97 3,26 99,04 15,6

1 3 115939,89 1 6,94 6,94 30,53 2,04 38,98 16,94 0,05 3,33 105,75 14,1

1 4 118552,59 1 7,42 7,42 29,61 1,99 36,03 18,15 0 4,61 105,23 7,28

1 5 133999,63 1 6,57 6,57 26,23 1,77 31,91 16,08 0 4,08 93,21 10,82

1 6 142265,74 1 5,96 0 41,49 1,95 28,24 17,03 0 4,49 99,16 9

1 7 156184,71 1 20,82 0 26,25 1,92 30,79 15,44 0 4,3 99,52 10,87

1 8 173886,4 1 38,85 0,98 21,52 2,13 15,12 17,29 0 4,13 100,02 12,4

2 1 76361 0 22 0 0 44 12 16 3,06 0 97,06 22,23

2 2 84153 0 19,12 0 3 38,68 10,73 13,76 2,17 0 87,46 1,84

2 3 87797 1 10,26 10,26 11,22 46,55 3,94 14,5 1,42 0 98,15 4,12

2 4 79162 0 3,21 3,21 26,89 31,81 24,17 4,81 1,46 0 95,56 6,99

2 5 55997 0 4,8 4,8 29,5 24,56 22,6 7,87 2,18 0 96,31 6,82

2 6 61222 0 3,9 0 46,06 10,94 20,14 5,99 0,78 0 87,81 4,44

2 7 76048 0 25,27 0 36,49 8,92 17,7 5,15 0 0 93,53 9,99

2 8 90123 1 31,54 0 26,97 8,98 14,03 6,53 0 0 88,05 8,88

3 1 106439 1 0 0 15,57 12,14 60,87 6,87 1,65 2,89 99,99 13,43

3 2 116085 1 0 0 19,5 7,53 28,6 34,23 2,03 3,34 95,23 9,76

3 3 119132 1 0 0 15,12 2,42 38,47 38,86 1,69 2,15 98,71 2,45

3 4 118719 1 9,65 9,65 8,18 1,97 58,6 17,68 1,73 2,2 109,66 1,09

3 5 140462 1 6,88 6,88 20,5 0 46,78 17,7 4,43 3,71 106,88 8,02

3 6 139331 1 9,13 0,1 13,39 2,03 43,4 23,41 0,45 8,1 100,01 1,5

3 7 152284 1 21,18 0,08 4,69 9,25 34,74 22,22 0,41 7,43 100 7,57

3 8 109989 1 34,65 0,26 0 11,59 17,81 21,36 0,58 10,56 96,81 10,72

4 1 23360 0 3,45 0 69,81 0,07 9,14 6,74 0,18 0 85,94 9,4

4 2 25063 0 3,18 0 69,62 0,15 8,43 8,81 0,17 0 90,36 9,55

4 3 27124 0 1,16 0 71,82 0,18 7,75 11,79 0,16 0 92,86 11,12

4 4 27806 0 0 0 68,87 0,23 7,83 16,76 0,15 0 86,01 8,77

4 5 30195 0 0 0 74,52 0,27 6,93 13,99 0 0 95,71 10,61

4 6 32102 0 0 0 77,66 0,24 6,56 11,48 0 0 95,94 9,9

4 7 37260 0 11,31 0 69,61 0,58 8,4 0,28 0 0 90,18 7,88

4 8 40307 0 13,69 0 55,57 0,19 16,75 0 0 9,39 95,59 7,92

5 1 46680 0 0 0 14,7 0,42 40,85 40,68 3,35 0 100 16,1

5 2 49242 0 0 0 29,68 7,1 34,57 25,4 3,25 0 100 11,58

5 3 51637 0 0 0 27,7 9,07 29,18 31,34 2,72 0 100,01 9,86

5 4 54286 0 0 0 64,37 4,52 13,7 14,15 1,41 0 98,15 1,67

5 5 59086 0 0 0 60,16 7,59 13,39 19,42 0 0 100,56 10,6

5 6 107235 1 0 0 67,2 13,46 5,44 13,9 0 0 100 3,13

5 7 128591,55 1 16,35 0 34,72 22,63 11,11 15,2 0 0 100,01 17,39

5 8 143851,12 1 14,41 0 27,98 21,01 20,07 16,52 0 0 99,99 10,8

6 1 10191,85 0 0 0 28,37 9,41 15,33 42,53 3,48 0 99,12 13,77

6 2 11139,08 0 0 0 36,74 5,1 13,95 38,71 4,78 0 99,28 1,15

6 3 12233,7 0 0 0 52,61 5,71 10,49 28,27 2,92 0 100 4,59

6 4 12672,11 0 0 0 67,53 5,66 2,91 21,23 2,67 0 100 0,32

6 5 13820,29 0 0 0 83,69 5,1 0 11,2 0 0 99,99 4,24

6 6 15753,58 0 0 0 63,03 12,08 13,02 11,86 0 0 99,99 10,04

6 7 15852,79 0 13,19 0 44,98 2,14 6,63 22,27 0 0 89,21 4,75

6 8 16904,33 0 6 0 37 2 24 23 0 0 92 5,88

7 1 78854 0 6,64 0 37,69 4,9 46,15 4,28 0,33 0 99,99 21,89

7 2 90092 1 0,99 0 28,37 4,42 58,73 7,08 0,41 0 100 9,3

7 3 102722 1 0,85 0 11,03 3,57 73,77 10,48 0,3 0 100 10,59

7 4 109679 1 0,75 0 5,86 20,67 70,08 2,64 0 0 100 2,2

7 5 140847 1 0,2 0 22,82 7,79 60,69 4,53 0 3,98 100,01 19,21

7 6 162546 1 1,93 0 25,79 11,84 52,79 4,34 0 3,15 99,84 3,53

7 7 191095 1 15,44 0 7,24 13,44 40,42 16,5 0 3,15 96,19 7,33

7 8 230602 1 16,64 0 21,24 6,94 39,61 10,44 0 2,6 97,47 11,57

(22)

19

8 1 53623,48 0 0 0 25,22 24,68 33,04 5,59 1,52 9,95 100 15,57

8 2 57051,74 0 0 0 29,58 24,61 28,13 7,27 1,24 9,17 100 2,85

8 3 63860,28 0 0 0 28,68 38,92 17,64 4,9 1,54 8,32 100 8,15

8 4 66094,11 0 0 0 33 29,65 14,73 6,44 1,44 14,75 100,01 6,61

8 5 68087,93 0 8 0 39,42 30,6 4,07 8,01 1,39 14,35 105,84 6,23

8 6 67333 0 0 0 40,26 20,33 6,67 12,92 0,83 1,37 82,38 5,67

8 7 78602 0 12,42 0 24,39 19,58 7,36 32,74 0,76 1,26 98,51 13,08

8 8 89282,12 1 8,59 0,22 18,32 10,81 15,41 30,59 0,42 13,38 97,74 8,5

9 1 80055 0 0 0 44,37 4,51 43,81 3,78 3,53 0 100 15,97

9 2 88721 1 0 0 40,63 3,79 40,79 11,56 3,22 0 99,99 12,34

9 3 98125 1 0 0,59 24,08 3,48 48,25 20,75 2,84 0 99,99 11,04

9 4 102126 1 0 0,14 30,28 3,06 43,25 20,49 2,75 0 99,97 11,04

9 5 119933 1 0 0,03 30,28 2,63 39,12 25,85 2,09 0 100 11,29

9 6 126414 1 8,7 4,78 18,8 0 44,71 27,76 1,97 0 106,72 8,66

9 7 146017 1 28,72 0,82 0 2,8 45,44 0 1,72 0 79,5 8,49

9 8 163973 1 0 3,24 0 2,6 43,19 21,33 1,55 0 71,91 12,2

10 1 62839,61 0 3,53 1,58 29,8 1,99 56,6 1,96 0,23 0 95,69 11,72

10 2 68937,51 0 3,1 2,02 32,46 3,46 49,58 5,35 0,26 0 96,23 11,72

10 3 73710,7 0 2,73 1,29 38,71 3,12 46,48 6,75 0,18 0 99,26 9,14

10 4 76514,34 0 0 0,94 46,18 3,24 40,71 8,12 0,18 0 99,37 5,9

10 5 84743,38 1 0 1,82 61,91 2,36 24,9 9,01 0 0 100 11,04

10 6 89079,97 1 0 0,78 66,57 3,74 21,08 7,83 0 0 100 6,35

10 7 98008,01 1 9,86 0,64 60,85 2,87 17,18 8,6 0 0 100 10,41

10 8 102173,96 1 21,06 0,47 52,09 3,12 17,13 5,12 0 0 98,99 5,69

11 1 66076,12 0 12,57 0 42,81 14,46 18,66 2,31 0 0 90,81 9,92

11 2 68214,74 0 7,58 1,76 43 8,82 17,8 9,57 0,04 0 88,57 9,89

11 3 66766,41 0 6,24 8,18 40,42 9,49 18,6 3,15 0,04 0 86,12 9,01

11 4 66556,49 0 5,85 1,41 45,15 9,99 18,94 5,51 0,04 0 86,89 9,19

11 5 71808,15 0 5,62 1,57 50,02 9,22 17,84 4,88 0 0 89,15 8,95

11 6 70609,74 0 5,57 1,2 49,87 9,37 17,69 5,53 10,78 0 100,01 8,63

11 7 76867,41 0 10,62 0,52 35,92 9,14 25,16 3,31 11,53 2,48 87,15 7,46

11 8 77517,97 0 13,06 0,98 28,67 8,97 30,31 3,26 0 2,37 87,62 8,75

12 1 84010,62 0 23,64 0 12,37 13,78 43,07 7,14 0 0 100 17,37

12 2 89478 1 23,23 0 13,29 11,93 41,42 10,13 0 0 100 10,67

12 3 90954 1 21,23 0 14,52 8,94 44,6 6,74 0 0 96,03 9,14

12 4 81950 0 11,73 0 9,68 9,19 47,53 10,87 0 0 89 2,01

12 5 86610 1 15,92 0 33,88 3,44 40,08 4,5 0 0 97,82 13,92

12 6 83854,09 0 11,95 0 18,91 5,03 34,08 14,66 0 6,66 91,29 4,18

12 7 85444,91 1 14,12 0 14,44 13,35 32,96 14,6 0 6,56 96,03 9,74

12 8 85931,94 1 17,62 0 17,84 7,74 28,6 13,75 0 6,67 92,22 11,41

13 1 83264 0 1,33 0,11 57,8 0,49 15,76 13,07 0,46 10,98 100 14,9

13 2 94454 1 1,23 0,06 68,5 2,93 11,37 13,84 0,41 1,66 100 8,74

13 3 106188 1 0 0,06 64,07 4,48 19,25 10,43 0,25 1,11 99,65 8,64

13 4 116631 1 0 0,16 68,05 5,05 17,96 8,56 0,22 0 100 5,64

13 5 134551 1 0 0,01 65,07 4,13 19,79 10,64 0 0 99,64 11,94

13 6 150712 1 1,35 0,76 60,27 4,6 22,33 10,69 0 0 100 7,46

13 7 173126 1 15,94 1 40,14 5,84 22,33 8,25 0 0 93,5 9,09

13 8 200498 1 16,9 0,59 37,25 2,65 33,28 8,83 0 0 99,5 10,26

Referensi

Dokumen terkait

2014-2016 belum stabil setiap tahunnya berubah ubah. Kata Kunci: Analisis Rasio Lukuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas pada PT Mandom Indonesia Tbk Tahun 2014

Kekuatan dan keunikan organisasi yang sehat adalah mempunyai cara untuk menjadikan organisasi atau perusahaannya menjadi lebih sehat, lebih mampu menghadapi

Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi audio visual yang dibuat berdasarkan asa sinematografi yang direkam pada pita seluloid, pita video dan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan pada Bab I pasal 1 ayat 14 bahwa Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya

Pada Tabel 5.2 diterangkan bahwa kemunculan serangga hama, predator dan parasitoid tertinggi pada lahan sawah yang tidak di tanami tanaman refugia dan lahan sawah

[r]

pada pasien pre operasi dalam tahap penelitian yang akan.

b) Dalam melaksanakan pembelajaran di SMK berbasis pertanian, pihak SMK bekerjasama dengan pihak Du/Di bidang pertanian. c) Pembelajaran di SMK berbasis pertanian selama