• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN APERSEPSI TANYA JAWAB TERHADAP MINAT BELAJAR MURID KELAS V SD NEGERI TANETEA KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN APERSEPSI TANYA JAWAB TERHADAP MINAT BELAJAR MURID KELAS V SD NEGERI TANETEA KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA SKRIPSI"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH ASWAR SYAM NIM. 10540 8621 13

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JULI, 2017

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN

Nama : MUHAMMAD SAHRUL

NIM : 10540 8621 13

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Hubungan Apersepsi Tanya Jawab Terhadap Minat Belajar Murid Kelas V SD Negeri Tanetea, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa.

Skripsi yang saya ajukan di depan penguji adalah asli hasil karya sendiri, bukan hasil ciplakan atau dibuatkan oleh orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Agustus 2017 Yang Membuat Perjanjian

MUHAMMAD SAHRUL 10540 8621 13

iv

(5)

SURAT PERJANJIAN

Nama : ASWAR SYAM

NIM : 10540 8621 13

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Hubungan Apersepsi Tanya Jawab Terhadap Minat Belajar Murid Kelas V SD Negeri Tanetea, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa.

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini yang selalu melakukan konsultasi dengan pembimbingan yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Juli 2017 Yang Membuat Perjanjian

ASWAR SYAM 10540 8621 13

v

(6)

“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk di hari tua”

“Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah berbuat baik terhadap diri sendiri”

“orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak”

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku tercinta Syamsu Alam dan Atika, terima kasih atas segala bantuan, dukungan, dan lantunan doanya.

2. Saudara-saudaraku Arsal Syam, S.Pd, MM dan Asrul Syam yang merupakan sumber semangatku.

3. Kerabat dekat Nur Indriyani, Fatinah Purnamasari Arsal yang telah membantu dalam menyelesaikan studiku.

vi

seseorang itu adalah suatu hal keberuntungan, karena seseorang yang pintar itu belum tentu dia memiliki

kecerdasan

(7)

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Hj. Muliati Samad dan Pembimbing II Hamzah HS.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu Adakah Hubungan Apersepsi Tanya Jawab Terhadap Minat Belajar Murid Kelas V SD Negeri Tanetea Kec.

Bajeng Kab. Gowa. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang apersepsi tanya jawab SD Negeri Tanetea Kec. Bajeng Kab. Gowa dan mengetahui minat belajar murid SD Negeri Tanetea Kec. Bajeng Kab. Gowa.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid SD Negeri Tanetea Kec.

Bajeng Kab. Gowa dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 murid. Teknik yang di gunakan dalam pengambilan sampel dari populasi adalah purposive sampling, kemudian data di ambil melalui observasi, angket atau kuesioner dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa apersepsi tanya jawab terhadap minat belajar murid kelas V SD Negeri Tanetea Kec. Bajeng Kab. Gowa dengan nilai rHitung yang diperoleh 0,4238 dengan frekuensi df = 35-1= 34, pada taraf signifikansi 0,05% diperoleh rTabel= 0,3291. Jadi, rHitung>rtabel atau hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative (H1) diterima. Nilai diambil dari angket atau koesioner terhadap minat belajar murid SD Negeri Tanetea. Hal ini membuktikan bahwa apersepsi tanya jawab ada hubungan terhadap minat belajar murid kelas V SD Negeri Tanetea Kec. Bajeng Kab. Gowa.

Kata kunci: Apersepsi Tanya Jawab , Minat Belajar

vii

(8)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt., yang telah memberikan rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “pengaruh penerapan metode pembelajaran konsep penemuan (discovery) terhadap hasil belajar ipa murid kelas v sd inpres isoka kecamatan bontonompo selatankabupaten gowa”

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makasar.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide maupun pemikiran.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ayahanda syamsuddin Alam dan ibunda Kadaria yang telah mencurahkan kasih sayang dan cintanya dalam membesarkan, dan mendidik penulis serta doa restu yang tak henti-hentinya untuk keberhasilan penulis.

Dr. Syarifuddin Kune, M.Si dosen pembimbing I dan Dr.

Khaeruddin.M.Pd, dosen Pembimbing II yang selalu bijaksana memberikan bimbingan, nasihat serta waktunya selama penelitian dan penulisan skripsi ini.

Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Abdul Rahman Rahim, SE.,

viii

(9)

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Bapak dan Ibu dosen jurusan PGSD yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

Hj.Sunniati, S.Pd, kepala SD Inpres Isoka Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa yag telah memberikan izin penelitian. Guru dan Staf Karyawan SD Negeri Tanetea Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa yang telah membantu peneliti selama penelitian, serta pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penelitian ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan disisi Allah SWT sebagai amal ibadah, dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin yaa Rabbal Alamiin.

WassalamuAlaikumWarahmatullahiWabarakatuh Billahifissabililhaq FastabiqulKhaerat.

Gowa , 20 Juli 2017 Penulis,

(10)

HALAMAN PENGESAHAN... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7

A. Kajian Pustaka ... 7

1. Penelitian yang relevan... 7

2. Apersepsi ... 9

a. Pengertian Apersepsi ... 9

b. Pentingnya membangun apersepsi bagi pengajar ... 11

3. Tujuan Apersepsi ... 12

4. Memancing Apersepsi Murid ... 12

5. Kelebihan dan Kekurangan Apersepsi Tanya Jawab ... 16

a. Kelebihan apersepsi tanya jawab ... 16

x

(11)

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar ... 25

d. Fungsi minat belajar ... 26

e. Cara membangkitkan minat belajar ... 27

B. Kerangka Pikir ... 28

C. Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Rancangan Penelitian ... 31

B. Populasi dan Sampel... 32

C. Definisi Operasional Variabel... ... 34

D. Instrumen Penelitian ... ... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

B. Pembahasan ... 49

BAB V PENUTUP... 55

A. Simpulan ... 55

B. Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(12)

3.1 Jumlah Kelas dan Seluruh Populasi ... 32

3.2 Jumlah Kelas dan Besarnya Sampel ... 33

3.3 Skor untuk tiap butir pada skala likert ... 35

3.4 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi... 37

4.1 Penentuan skor Angket (kousioner) ... 40

4.2 Respon Murid Terhadap Angket Apersepsi Tanya Jawab ... 40

4.3 Nilai Rata-rata Murid kelas V SD Negeri Tanetea ... 43

4.4 Perhitungan untuk Memperoleh Koefisien Korelasi Apersepsi Tanya Jawab dengan Minat Belajar Murid ... 46

4.5 Hasil Observasi Aktivitas Murid ... 50

(13)

2.1 Bagan Kerangka Pikir ... 29 3.1 Bagan Pengaruh Variabel Penelitian... 30

(14)

b. Lembar Permohonan Izin Penelitian dari BKPMD Prov. Sul-Sel ...

c. Lembar Permohonan Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Lampiran 2 :

a. Surat Keterangan Persetujuan Penelitian ...

b. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...

c. Kontrol Pelaksanaan Penelitian...

Lampiran 3 :

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...

b. Daftar hadir Murid...

Lampiran 4 :

a. Lembar Angket...

b. Lembar Observasi...

Lampiran 5 :

a. Data Mentah Hasil Angket atau Kousioner ...

b. Perhitungan Product Moment...

c. Jumlah Kuadrat Product Moment...

d. Rincian Hasil Skor...

Lampiran 6 :

Dokumentasi ... …

xiv

(15)

pasangan Syamsu Alam dan Atika. Terlahir dari keluarga yang sederhana dengan pekerjaan ayah sebagai Pensiunan PNS. Memulai jenjang pendidikan dasar pada tahun 2001 di SD Negeri 148 Sanuale dan selesai pada tahun 2007.

Melanjutkan pendidikan kejenjang pendidikan berikutnya di SMP Negeri 2 Marioriwawo pada tahun 2007 dan selesai pada tahun 2010. Pada tahun 2010 kembali melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan atas di SMA Negeri 1 Marioriwawo dan selesai pada tahun 2013. Dari tiga jenjang pendidikan yang telah ditempuh Alhamdulillah memperoleh prestasi akademik yang tidak mengecewakan.

Pada bulan Agustus 2013 mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru (MABA) di salah satu perguruan tinggi swasta di Makassar yaitu Univesitas Muhammadiyah Makassar dengan pilihan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) S-1.

Terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar pada tahun 2013 serta aktif di Himpunan Mahasiswa Jurusan PGSD (HMJ-PGSD) selama 2 periode yaitu periode 2015-2016 dan 2016-2017. Penulis akan menyelesaikan masa perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan judul Skripsi :

“Hubungan Apersepsi Tanya Jawab Terhadap Minat Belajar Murid Kelas V SD Negeri Tanetea, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa”. Insya Allah akan selesai pada tahun 2017 dengan menyandang gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu kunci dan upaya pemerintah dalam mewujudkan kemajuan bangsa dan negara. Dengan bertambahnya kemajuan pada zaman terlebih pada perkembangan teknologinya, manusia dituntut untuk turut berkembang dalam banyak hal. Maka dari itu pendidikan merupakan kunci untuk manusia agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi pada saat ini.

Adapun faktor lain yang mempengaruhi rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, yaitu : (1) distribusi guru yang tidak merata serta pendayagunaan yang belum efisien belum menghasilkan kinerja guru secara optimal; (2) profesionalisme guru masih dirasakan rendah, terutama disebabkan oleh penyiapan pendidikan guru dan pengelolaan yang masih perlu ditingkatkan;

(3) kinerja guru yang berorientasi pada penguasaan teori dan hafalan; (4) menyebabkan kemampuan murid tidak dapat berkembang secara akuntabilitas publik sehingga output pendidikan belum akuntabel dan belum mencapai kualitas yang diinginkan. Hanafiah Dkk, (2009: 75)

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa:

Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

1

(17)

Kurikulum Berbasis Kompetensi yang diterapkan dalam Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) akan menjadi arah sekaligus menjadi motivator bagi guru dan murid untuk bekerja keras guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan diketahui bersama. Pada standar proses (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 ) dinyatakan bahwa : “Pembelajaran memperhatikan perbedaan individu peserta didik, maka RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan atau lingkungan peserta didik”.

Pada pelaksanaan proses kegiatan belajar dan pembelajaran, guru menggunakan pendekatan sistem prosedur pengembangannya. Prosedur pengembangan kegiatan belajar dan pembelajaran didalam kelas meliputi kegiatan pendahuluan, pengembangan materi dan penutup. Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran antara lain dilakukan dengan penyajian apersepsi, motivasi, introduksi dan revisi.

Salah satu faktor dalam keberhasilan proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang optimal adalah kesiapan peserta didik. Kesiapan peserta didik baik dipandang dari irama perkembangan mental maupun dilihat dari kesiapan belajarnya didalam kelas. Murid yang mempunyai minat belajar tinggi dalam proses pembelajaran dapat menunjang proses belajar mengajar untuk semakin baik, begitupun sebaliknya minat belajar murid yang rendah tanpa menggunakan apersepsi tanya jawab pada proses pembelajaran.

(18)

Apersepsi sering disebut “batu loncatan”, maksudnya sebelum pengajaran dimulai untuk menyajikan bahan pengajaran baru, guru diharapkan dapat menghubungkan lebih dahulu bahan pelajaran (pengajaran) sebelumnya/kemarin yang menurut guru telah dikuasai peserta didik. Apersepsi ini dapat disajikan melalui pertanyaan untuk mengetahui apakah peserta didik masih ingat/lupa, sudah dikuasai/belum, hasilnya untuk menjadi titik tolak dalam memulai pengajaran yang baru. Dalam hal ini guru dapat menempuh jalan pelajaran secara induktif.

Slameto (2003: 57) menerangkan minat adalah “Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang, Minat adalah ketertarikan atau kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan atau terlibat terhadap sesuatu hal karena menyadari pentingnya atau bernilainya hal tersebut.

Minat dalam mengikuti pembelajaran murid kelas V SD Negeri Tanetea Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa sangat kurang. Masalah yang sangat crusial adalah kebanyakan murid yang sering berbicara sendiri dalam proses belajar mengajar yang sangat mengganggu keberlangsungan proses belajar mengajar, karena dapat mengganggu murid yang ingin memperhatikan serta bagi murid yang berbicara sendiri akan tidak dapat menyerap materi lebih baik. Minat belajar mengikuti pembelajaran yang kurang disebabkan murid bosan dengan keadaan Proses Belajar Mengajar (PBM) serta kurang adanya aturan yang tegas dalam mengatur aktivitas murid. Selain itu dari pengamatan penulis, Guru yang hanya menggunakan metode ceramah mengakibatkan minat belajar murid yang rendah.

(19)

Tidak lebih dari 50% murid menunjukkan minat belajar yang tinggi. Jika masalah ini tidak segera diatasi maka akan berdampak negatif terhadap minat belajar khususnya pada apersepsi tanya jawab.

Berdasarkan observasi awal yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri Tanetea Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, ditemukan masalah yaitu Apersepsi tanya jawab tersebut penggunaannya masih kurang optimal. Hal ini karena Apersepsi tanya jawab tersebut masih kurang di gunakan sebelum proses pembelajaran di mulai. Namun, dalam penerapannya tersebut memberikan warna baru dalam proses pembelajaran salah satu unsur yang menjadi pendukung agar menggunakan apersepsi tanya jawab kepada murid yaitu mengingatkan murid dengan pelajaran sebelumnya. Oleh karena itu, dengan ditetapkannya apersepsi tanya jawab ini sekiranya mampu menjadi salah satu aspek pendukung peningkatan kualitas pembelajaran terkhusus kepada minat belajar murid. hal inilah yang menjadi landasan peneliti untuk melakukan penelitian terkait apersepsi tanya jawab terhadap minat belajar murid kelas V SD Negeri Tanetea, Kec.Bajeng, Kab.Gowa.

Berdasarkan uraian tersebut penulis terinspirasi melakukan penelitian dengan judul: ”Hubungan Apersepsi Tanya Jawab Terhadap Minat Belajar Murid Kelas V SD Negeri Tanetea Kec. Bajeng Kab. Gowa.” Hal ini dilakukan untuk memperkaya cara mengajar guru dengan menggunakan Apresepsi tanya jawab di SD Negeri Tanetea, Kec.Bajeng, Kab.Gowa, sehingga guru dapat menerapkannya pada peroses belajar mengajar.

(20)

B. Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah Penelitian

a. Apersepsi tanya jawab penggunaannya masih kurang optimal.

b. Mengingatkan murid dengan pelajaran sebelumnya.

c. Aspek pendukung peningkatan kualitas pembelajaran terkhusus kepada minat belajar murid.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan pada penelitian ini yaitu: Adakah Hubungan Apersepsi Tanya Jawab Terhadap Minat Belajar Murid Kelas V SD Negeri Tanetea Kec. Bajeng Kab.

Gowa ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini maka peneliti dapat menetapkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah: untuk memperoleh data tentang hubungan apersepsi tanya jawab terhadap minat belajar murid kelas V SD Negeri Tanetea Kec. Bajeng Kab. Gowa.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti bermanfaat untuk menentukan upaya meningkatkan minat belajar murid dalam mengikuti pembelajaran

b. Menemukan alternatif solusi untuk memperbaiki kelemahan dan meningkatkan kualitas pembelajaran

(21)

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

1) Guru dapat memperbaiki proses pembelajaran 2) Guru dapat meningkatkan kompetensi professional

3) Guru mampu mengelola kelas sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif b. Bagi Murid

1) Melalui penggunaan Apresepsi tanya jawab terhadap minat belajar, murid mempunyai minat belajar yang tinggi sehingga dapat secara optimal dalam mengikuti pembelajaran

2) Melalui penggunaan Apresepsi tanya jawab terhadap minat belajar murid yang tinggi sehingga mampu berkonsentrasi penuh dalam memahami materi c. Bagi Sekolah

1) Dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah 2) Peningkatan kompetensi professional bagi guru

3) Perbaikan proses dan minat belajar murid

d. Bagi Penelitian Berikutnya Diharapkan dapat memberi sumbangan positif bagi penelitian berikutnya untuk dapat dilanjutkan agar dapat tercipta hasil penelitian yang dapat berguna bagi proses pembelajaran di sekolah.

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka

1) Penelitian yang Relevan

Adapun hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya atas nama Dian Ikawati Ilham Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan yang positif antara keterampilan mengajar guru dengan minat belajar murid kelas V SD Negeri Segugus I Kecamatan Simpur Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian korelasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 161 murid dan sampel penelitian diambil menggunakan rumus slovin dengan error sampling 5% sebanyak 115 murid kelas V SD Negeri Segugus I Kecamatan Simpur. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk skala. Validitas instrumen menggunakan expert judgement, sedangkan uji reliabiltas dengan menggunakan teknik analisis K-R21. Hasil reliabilitas menunjukkan reliabilitas sebesar 0,92 untuk skala keterampilan mengajar guru dan 0,9 untuk skala minat belajar murid. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment. Hasil perhitungan yang diperoleh dengan teknik korelasi product moment adalah 0,864 yang menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel bersifat positif, kemudian dibandingkan dengan rtabel jumlah N=115 dan taraf signifikan 5% yaitu 0,176 terbukti hasil rhitung lebih besar dari rtabel (0,864>0,176). Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara keterampilan mengajar guru dengan minat

7

(23)

belajar murid kelas V SD Negeri Segugus I Kecamatan Simpur Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan tahun ajaran 2014/2015. 1. Besarnya sumbangan keterampilan mengajar guru terhadap minat belajar murid sebesar 74,6% dan sisanya 25,4% ditentukan oleh variabel lain. Besarnya sumbangan masing-masing indikator keterampilan mengajar guru adalah sebagai berikut:

keterampilan memberikan penguatanr 20,5%, keterampilan bertanya sebesar 16,3%, keterampilan menggunakan variasi 10,9%, keterampilan menjelaskan 11,3%, keterampilan membuka danmenutup 13,6%, keterampilan mengelola kelas 14,5%, keterampilan membimbing diskusi kelompok 11,8% dan keterampilan mengajar kelompok kecil 12,7%.

Andaranti Putry dengan judul hubungan apresepsi tanya jawab terhadap minat belajar bagi murid SD Negeri 2 Undaan Lor Kudus tahun ajaran 2012/2013.

Hal ini ditunjukkan pada nilai rata-rata untuk nilai awal atau pra siklus adalah 65,89 dengan persentase 46,45 % murid yang mendapat nilai ≥ 70 sebagai KKM.

Siklus I nilai rata-rata 70,71 dengan persentase 71,43 % murid yang mendapat nilai ≥ 70 sebagai KKM. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata 78,04 dengan persentase 89,29 % murid yang mendapat nilai ≥ 70 sebagai KKM.

Suci Fitriani dengan menggunakan “Hubungan Apresepsi tanya jawab terhadap minat belajar murid SD swasta maju bukit semarang selama tahun pembelajaran 2013/2014” menyimpulkan Apresepsi tanya jawab terhadap minat belajar sangat efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siklus I mengalami peningkatan dari hasil belajar pada kegiatan pra tindakan dengan menggunakan metode kalimat menunjukkan bukan dengan memberitahukan.

(24)

Rata-rata hasil belajar siklus I adalah 75,0. meningkat 15,9 % dari hasil belajar kegiatan pra tindakan yang hanya 59,1. Jika dilihat dari nilai rata-rata kelas sudah mencapai nilai KKM, namun hal ini perlu ditingkatkan. Sedangkan hasil belajar pada tindakan siklus II mencapai 86,5 meningkat 26,4 % dari krgiatan pra tindakan dan meningkat 11,5 % dari tindakan siklus I. Secara garis besar hasil belajar murid sudah mengalami peningkatan dan mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan.

2) Apersepsi

a. Pengertian Apersepsi

Herbert (1996: 78) menyatakan bahwa: “Apersepsi adalah menerima tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang telah ada”. Disini terjadi asosiasi tanggapan yang baru dengan yang lama. Menurut ahli-ahli psikologi modern dengan apersepsi dimaksud pengalaman dengan penuh perhatian sambil memahami serta mengolah tanggapan-tanggapan baru yang dapat dipengaruhi oleh bahan apersepsi yang telah ada. Hal ini menunjukkan bahwa manusia tidak pasif menerima, melainkan aktif mengolah setiap rangsang yang diterima. Apersepsi dalam pengajaran adalah menghubungan pelajaran lama dengan pelajaran baru, sebagai batu loncatan sejauh mana anak didik mengusai pelajaran lama sehingga dengan mudah menyerap pelajaran baru. Disaat kita akan mengajar sebuah konsep apa saja pada murid, guru sebaiknya memahami bahwa setiap murid memiliki pengalaman, sikap dan kebiasaan yang berbeda, agar dapat menggali dan menghubungkan pengalaman, sikap dan kebiasaan murid terhadap konsep yang akan kita ajarkan perlu kiranya kita kaitkan dengan apersepsi.

(25)

b. Pentingnya Membangun Apersepsi Bagi Pengajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud apersepsi adalah pengamatan secara sadar (penghayatan) tentang segala sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri yang menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk menerima ide-ide baru. Banyak ahli yang berusaha mendefinisikan arti apersepsi, namun untuk lebih mudah memahaminya, maka saya mengartikan apersepsi sebagai suatu proses menghubungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan yang baru.

Menurut E. Mulyasa (2013: 84) menyatakan bahwa: “suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal, agar mereka memusatkan diri sepenuhnya pada pelajaran yang akan disajikan”. Untuk kepentingan tersebut, guru dapat melakukan upaya- upaya sebagai berikut :

a. Menguhubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan disajikan.

b. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang akan dipelajari.

c. Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

d. Mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang disajikan.

(26)

e. Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajagi kemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.

3). Tujuan Apersepsi

Komponen-kmponen yang berkaitan dengan membuka pelajaran meliputi:

menarik perhatian perserta didik, membangkitkan motivasi, memberi acuan, dan membuat kaitan.

Menurut E. Mulyasa (2013: 85) menyatakan bahwa:

a. Menarik perhatian peserta didik, antara lain dapat dilakukan melalui gaya mengajar guru, menggunakan media dan sumber belajar yang bervariasi, dan menggunakan pola interaksi belajar- mengajar yang bervariasi. b. Membangkitkan motivasi, paling sedikit terdapat empat cara yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik yaitu: kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan, dan memperhatikan minat belajar peserta didik. c. Memberikan acuan, untuk memberikan acuan dapat dilakukan dengan mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, mengingatkan masalah-masalah pokok yang akan dibahas, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. d. Membuat kaitan, untuk membuat kaitan dalam membuka pelajaran, guru dapat melakukannya dengan menghubungkan antara materi yang akan disampaikan dengan materi yang telah dikuasai peserta didik (pengetahuan siap).

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa apersepsi memiliki kaitan yang erat di dalam proses pembelajaran. Apersepsi harus dilakukan oleh guru ketika ingin mengajarkan materi. Dengan adanya apersepsi maka dapat memberikan dasar awal murid untuk mempelajari materi yang baru, dengan demikian maka apersepsi dapat memberikan kemudahan murid dalam belajar.

Proses belajar tidak dapat dipisahkan peristiwa-peristiwanya antara individu dengan lingkungan pengalaman murid, maka sebelum memulai pelajaran yang

(27)

baru sebagai batu loncatan, guru hendaknya berusaha menghubungkan terlebih dahulu dengan bahan pelajarannya yang telah dikuasai oleh murid-murid berupa pengetahuan yang telah diketahui dari pelajaran yang lalu atau dari pengalaman.

Proses pembelajaran akan lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan jika para guru secara cerdas dapat menggunakan persepsi (pengalaman atau bahan ajar baru dikaitkan dengan bahan ajar yang lalu atau pengalaman lama yang telah dimiliki peserta didik). Apersepsi ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi kesuksesan proses pembelajaran peserta didik. Pengalaman merupakan guru yang terbaik (Experience is The Best Teacher). Hamalik (1980 : 232) menyatakan, pengalaman-pengalaman merupakan integrasi dari tiga unsur, yaitu:

1. Kesan-kesan terdahulu (Sensory element );

2. Bayangan atau tanggapan terdahulu yang telah berasosiasi (Image);

3. Senang dan tidak senang (affective);

Keseluruhan pengalaman ini disebut perception, yang terdiri atas : 1. Foreground, yaitu objek yang diperhatikan.

2. Background, yaitu bahan-bahan yang telah diamati terdahulu.

Jiwa manusia pada dasarnya merupakan kumpulan - kumpulan bahan- bahan apersepsi atau pengalaman - pengalaman masa lampau. Bahan - bahan apersepsi ini tersimpan diruangan bawah sadar yang sewaktu - waktu muncul dalam kesadaran. Ada beberapa yang perlu diperhatikan berkaitan dengan apersepsi, yaitu sebagai berikut :

(28)

a. Pengalaman baru akan mudah diterima jika dikaitkan dengan pengalaman lama yang telah dimiliki peserta didik sehingga proses pembelajaran akan berjalan lebih efektif.

b. Pengalaman lama yang sudah dikmiliki dapat mem,berikan warna terhadap pengalaman baru sehingga suatu kesatuan yang integral dalam memodifikasi prilaku baru.

c. Apersepsi dapat menumbuhkembangkan (Interest) dan perhatian (attention)dalam belajar sehingga keterbukaan untuk menerima pengalaman baru dalam belajar lebih siap dan menyenangkan.

d. Apersepsi dapat menumbuhkembangkan motivasi belajar peserta didik sehingga memberikan input untuk terjadinya mental Revolution dan motif untuk berprestasi.

4) Memancing Apersepsi Anak Didik

Anak didik adalah mahluk individual. Anak didik adalah orang yang mempunyai kepribadian dengan cirri-ciri yang khas sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Perkembangan dan pertumbuhan anak didik mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya. Perkembangan dan pertumbuhan anak itu sendiri dipengaruhi oleh lingkungan dimana anak hidup berdampingan dengan semua orang dalam lingkup kehidupan social di masyarakat.

Kehidupan sosial dimasyarakat tidak selalu sama, tetapi ada juga perbedaanya. Perbedaan itu dapat dilihat dari aspek tingkat usia, pekerjaan, jabatan, tingkat kejayaan, pendidikan, sosiologis, geografis, profesi, dan sebagainya. Dalam sertifikasi sosial yang demikian itulah anak didik hidup dan

(29)

berinteraksi dengan lingkungannya. Sikap, prilaku dan pandangan hidup anak dipengaruhi oleh lingkungan yang membentuknya. Pengetahuan yang anak miliki sesuai dengan apa yang dia dapatkan dari lingkungan kehidupannya sebelum masuk sekolah. Anak didik yang terbiasa hidup dikota tentu lebih maju dan lebih luas pengetahuannya dari pada anak yang tinggal didesa. Karena perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih cepat menyebar dimasyarakat perkotaan dari pada di masyarakat pedesaan. Kehidupan dialam perkotaan dan dialam pedesaan yang diperbandingkan tersebut adalah dua sisi kehidupan yang berainan yang dapat melahirkan karakteristik anak yang berbeda pula. Hal itu pula yang menyebabkan perbedaan latar belakang kehidupan social anak.

Latar belakang social anak penting untuk diketahui oleh guru. Sebab dengan mengetahui darimana anak berasal, dapat membantu guru untuk memahami jiwa anak. Pengalaman apa yang telah dimiliki anak adalah hal yang sangat membantu untuk memancing perhatian anak. Anak biasanya senang membicarakan hal-hal yang menjadi kesenangannya. Dalam mengajar, pada saat yang tepat, guru dapat memanfaatkan hal-hal yang menjadi kesenangan anak untuk diselipkan dalam melengkapi isi dari bahan pelajaran yang disampaikan.

Tentu saja pemanfaatannya tidak sembarangan, tetapi harus sesuai dengan pelajaran. Pendekatan realisasi ini dirasakan keampuhannya untuk memudahkan pengertian dan pemahamn anak didik terhadap bahan pelajaran yang disajikan.

Anak mudah menyerap bahan yang bersentuhan dengan apersepsinya. Bahan

(30)

pelajaran yang belum pernah didapatkan dan masih asing baginya, mudah diserap bila penjelasannya dikaitkan dengan apersepsi anak.

Pengalaman anak mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan merupakan bahan apersepsi yang dipunyai oleh anak. Pertama kali anak menerima bahan pelajaran dari guru dalam suatu pertemuan, merupakan pengalaman pertama anak untuk menerima sesuatu yang baru, dan hal itu tetap menjadi milik anak. Itulah pengetahuan yang telah dimiliki anak untuk satu pokok bahasan dari suatu bidang studi disekolah. Pada pertemuan berikutnya, pengetahuan anak tersebut dapat dimanfaatkan untuk memancing perhatian anak terhadap bahan pelajaran yang akan diberikan, sehingga anak terpancing untuk memperhatikan penjelasan guru. Dengan demikian, usaha guru untuk menghubungkan pengetahuan yang dimiliki anak didik dengan pengetahuan yang masih relevan yang akan diberikan, merupakan teknik untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik dalam pengaran.

Bahan apersepsi sangat membantu anak didik dalam usaha mengolah kesan-kesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Penjelasan demi penjelasan dapat anak didik cerna secara bertahap hingga jalan pelajaran berahir.

Dengan begitu, guru jangan khawatir bahwa anak didik tidak menguasai bahan pelajaran yang diberikan. Tapi yakinlah bahwa anak didik dapat menguasai sebagaian atau seluruh bahan pelajaran yang diberikan didalam suatu pertemuan.

Akhirnya, pengetahuan guru mengenai apersepsi dapat memancing aktifitas belajar anak didik secara optimal.

(31)

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa apersepsi memiliki kaitan yang erat di dalam proses pembelajaran. Apersepsi harus dilakukan oleh guru ketika ingin mengajarkan materi. Dengan adanya apersepsi maka dapat memberikan dasar awal murid untuk mempelajari materi yang baru, dengan demikian maka apersepsi dapat memberikan kemudahan murid dalam belajar.

Proses belajar tidak dapat dipisahkan peristiwa-peristiwanya antara individu dengan lingkungan pengalaman murid, maka sebelum memulai pelajaran yang baru sebagai batu loncatan, guru hendaknya berusaha menghubungkan terlebih dahulu dengan bahan pelajarannya yang telah dikuasai oleh murid-murid berupa pengetahuan yang telah diketahui dari pelajaran yang lalu atau dari pengalaman.

5). Kelebihan dan Kekurangan Apersepsi Tanya Jawab a. Kelebihan Apersepsi Tanya Jawab

Dalam pelaksanaannya tanya jawab mempunyai kelebihan seperti kelas lebih hidup karena partisipasi murid lebih aktif dan berusaha mendengarkan pertanyaan guru dengan baik dan mencoba untuk memberikan jawaban yang tepat, sehingga murid menerima pelajaran dengan aktif berpikir, tidak pasif mendengarkan saja.

Kebaikan metode tanya jawab secara sistematis yaitu sebagai kerikut: (1) situasi kelas lebih hidup karena para murid aktif berpikir dan menyampaikan buah pikirannya melalui jawaban atas pertanyaan guru, (2) sangat positif untuk melatih anak agar berani mengemukakan pendapatnya dengan lisan secara teratur, (3) timbulnya perbedaan pendapat di antara para anak didik, membawa kelas pada situasi diskusi yang menarik, (4) murid yang segan mencurahkan perhatian,

(32)

menjadi berhati-hati dan secara sungguh-sungguh mengikuti pelajaran, (5) sekalipun pelajaran berjalan agak lamban, tetapi guru dapat melakukan kontrol terhadap pemahaman dan pengertian murid tentang masalah yang dibicarakan.

b. Kelemahan

Secara umum kelemahan metode tanya jawab adalah kelancaran jalannya pelajaran agak terhambat karena diselingi dengan tanya jawab, jawaban murid belum tentu tepat.

Menurut Sadirman (1992: 2) menyatakan bahwa:

kelemahan tanya jawab dalam proses pembelajaran antara lain: (1) murid sering merasa takut, apabila guru kurang dapat mendorong murid untuk berani dengan menciptakan suasana yang tidak tegang dan akrab, (2) tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir murid dan mudah dipahami murid, (3) waktu sering banyak terbuang, terutama apabila murid tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang, (4) guru masih tetap mendominasi proses belajar mengajar, (5) apabila jumlah murid puluhan, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap murid, (6) sering jawaban diborong oleh sejumlah kecil murid yang menguasai dan senang berbicara, sedangkan banyak murid lainnya tidak memikirkan jawabannya”.

Berdasarkan uraian diatas dapat di simpulkan bahwa, kelemahan murid dalam proses belajar mengajar apabila guru kurang menciptakan suasana kelas yang menyenangkan bagi murid, kurangnya pendekatan antar guru dan murid sehingga murid tidak memperhatikan guru dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian maka minat belajar murid merasa bosan dengan keadaan proses belajar mengajar serta kurangya aturan yang tegas dalam mengatur aktivitas murid.

(33)

6) Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar

Minat sangat besar pangaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan, jabatan, atau karir. Tidak akan mungkin orang yang tidak berminat terhadap suatu pekerjaan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik.

Menurut Tampubolon (1991: 41) mengatakan bahwa: “minat adalah suatu perpaduan keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi”.

Sedangkan menurut Djali (2008: 121) bahwa: “minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri”.

Dengan perasaan suka atau senang dari seseorang terhadap sesuatu objek.

Hal ini seperti dikemukakan oleh Slameto (2003: 180) yang menyatakan bahwa minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Minat berhubungan erat dengan motivasi. Bila murid memiliki minat maka ia akan termotivasi mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh dan bahkan senang mengikuti pelajaran. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat, sehingga tepatlah bila minat merupakan alat motivasi. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat murid agar pelajaran yang diberikan kepada murid mudah dimengerti.

(34)

Menurut R.Ibrahim dan Nana Syaodih S (1996: 26) mengatakan bahwa:

“pengajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan, sebab keduanya akan menjadi penyebab timbulnya perhatian. Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan anak, akan menarik perhatiannya, dengan demikian mereka akan bersungguh-sungguh dalam belajar”.

Minat memungkinkan terciptanya konsentrasi untuk waktu yang lama, dengan demikian minat merupakan landasan bagi konsentrasi. Minat bersifat sangat pribadi, orang lain tidak bisa menumbuhkannya dalam diri murid, tidak dapat memelihara dan mengembangkan minat itu, serta tidak mungkin berminat terhadap sesuatu hal sebagai wakil dari masing-masing murid. Minat dan perhatian dalam belajar mempunyai hubungan yang sangat erat. Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu murid melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu.

Proses ini berarti menunjukkan pada murid bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya. Bila murid menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang dianggapnya penting dan bila murid melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar murid akan berminat dan termotivasi untuk mempelajarinya. Dengan demikian perlu adanya usaha-usaha atau pemikiran yang dapat memberikan solusi terhadap peningkatan minat belajar murid.

(35)

Menurut Slameto (2003: 78) faktor-faktor yang berpengaruh di atas dapat diatasi oleh guru di sekolah dengan cara:

1. Penyajian materi yang di rancang secara sistematis, lebih praktis dan penyajianya lebih bersemi. 2. Memberikan ransangan kepada murid agar menaruh perhatian yang tinggi terhadap bidang studi yang sedang diajarkan. 3. Mengembangkan kebiasaan yang teratur, 4. Meningkatkan kondisi fisik murid 5. Mempertahankan cita-cita dan aspirasi murid.

Nurkacana (1993: 230) mengemukakan 4 pendapat tentang seorang guru mampu memelihara minat anak didiknya dengan cara-cara berikut ini:

1.Meningkatkan minat anak-anak; setiap guru mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat muridnya, 2. Memelihara minat yang timbul; apabila anak-anak menunjukan minat yang kecil, maka tugas guru untuk memelihara minat tersebut, 3.

Mencegah timbulnya minata tehadap hal-hal yang tidak baik;

sekolah merupakan lembaga yang menyiapakan peserta didik untuk hidup dalam masyarakat, maka sekolah harus mengembangkan aspek-aspek ideal agar anak menjadi anggota masyarakat yang baik, 4. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbigan kepada anak-anak tentang lanjutan studi atau pekerjaan yang sesuai baginya; minat merupakan bahan pertimbagan untuk mengetahui kesenagan anak sehingga kecenderugan minat terhadap sesuatu yang baik perlu bimbingan lebih lanjut.

Beberapa langkah untuk menimbulkan minat belajar menurut Sudarnoto, (1994: 32) yaitu :

1. Mengarahkan perhatian pada tujuan yang hendak dicapai. 2.

Mengenai unsur-unsur permainan dalam aktivitas belajar. 3.

Merencanakan aktivitas belajar dan mengikuti rencana itu. 4.

Pastikan tujuan belajar saat itu misalnya; menyelesaikan PR atau laporan.5. Dapatkan kepuasan setelah menyelesaikan jadwal belajar. 6. Bersikaplah positif di dalam menghadapi kegiatan belajar.7. Melatih kebebasan emosi selama belajar.

Minat merupakan moment dari kecendrungan jiwa yang terarah secara intensif kepada suatu objek yang dianggap paling efektif (perasaan,emosional) yang di dalamnya terdapat elemen-element efektif (emosional) yang di dalamnya

(36)

terdapat element-element efektif (emosi) yang kuat. Minat juga berkaitan dengan keperibadian. Jadi pada minat terdapat unsur-unsur pengenalan kognitif, emosi, efektif dan kemampuan kognitif untuk mencapai suatu objek, seorang suatu soal atau suatu situasi yang bersangkutan dengan diri pribadi. Minat merupakan kecendrungan hati yang tinggi tehadap suatu yang timbul karena kebutuhan yang di rasa atau tidak dirasakan atau keinginaan akan hal tertentu. Minat dapat diartikan kecendrungan untuk dapat tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau keinginaan dalam bidang-bidang tertentu.

Minat merupakan kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan-kegiatan yang di minati seseorang, di perhatikan terus menerus yang di sertai dengan rasa senang jadi berbeda dengan perhatian karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu di ikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasaan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat murid, murid tidak akan belajar dengan sebaik- baiknya karna tidak ada daya tarik baginya, ia segan-segan untuk belajar ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu, bahan pelajaran yang menarik murid lebih mudah dipelajari dan di simpan karena minat menambah kegiatan belajar.

Hardjana (1994: 78) menyatakan bahwa: “Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Karena itu minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman.”

(37)

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu murid melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada murid bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan- kebutuhannya. Bila murid menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting dan bila murid melihat bahwa dari hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar murid akan berminat dan bermotivasi untuk mempelajarinya.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu murid melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada murid bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan- kebutuhannya. Bila murid menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting dan bila murid melihat bahwa dari hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar murid akan berminat dan bermotivasi untuk mempelajarinya.

(38)

b. Indikator Minat Belajar

Slameto (2003: 180) menyatakan bahwa: “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minat. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa murid lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Murid yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu.

Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan indikator minat belajar yaitu rasa suka/senang dalam aktivitas belajar, rasa ketertarikan untuk belajar, adanya kesadaran untuk belajar tanpa disuruh, berpartisipasi dalam aktivitas belajar, memberikan perhatian yang besar dalam belajar.Ada beberapa indikator yang mempengaruhi minat belajar murid antara lain :

1) Rasa tertarik 2) Perasaan senang 3) Perhatian

4) Partisipasi

5) Keinginan/kesadaran (Safari dalam Herlina, 2010:20)

Indikator-indikator tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Rasa tertarik

(39)

Tertarik adalah merupakan awal dari individu menaruh minat, sehingga seseorang yang menaruh minat akan tertarik terlebih dahulu terhadap sesuatu.

Ketertarikan yang dimaksud adalah ketertarikan terhadap pelajaran di kelas.

2) Perasaan senang

Perasaan merupakan unsur yang tak kalah penting bagi anak didik terhadap pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Seorang murid yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu matapelajaran, maka murid tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada murid untuk mempelajari bidang tersebut.

3) Perhatian

Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka murid harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian murid , maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih tinggi. Maka dari itu sebagai seorang guru harus selalu berusaha untuk menarik perhatian anak didiknya sehingga mereka mempunyai minat terhadap pelajaran yang diajarkan. Murid yang menaruh minat pada suatu mata pelajaran akan memberikan perhatian yang besar. Ia akan menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk belajar mata pelajaran yang diminatinya. Murid tersebut pasti akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan belajar.

4) Partisipasi

(40)

Partisipasi merupakan keikutsertaan murid dalam proses pembelajaran.

Murid yang mempunyai minat terhadap suatu pelajaran akan melibatkan dirinya dan berpartisipasi aktif dalam hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang diminatinya. Partisipasi murid dalam proses pembelajaran bisa dilihat dari sikap murid yang partisipatif. Murid rajin bertanya dan mengemukakan

pendapatnya.Selain itu murid selalu berusaha terlibat atau mengambil andil dalam setiap kegiatan.

5) Keinginan/kesadaran

Murid yang mempunyai minat terhadap suatu pelajaran akan berusaha belajar dengan baik. Murid mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan mempunyai kesadaran untuk belajar tanpa ada yang menyuruh dan memaksa.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Minat seseorang tidak timbul secara tiba-tiba. Minat tersebut ada karena pengaruh dari dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Kedua minat tersebut sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah sesuatu yang membuat murid berminat, yang berasal dari dalam diri sendiri. Faktor internal tersebut antara lain pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.

b. Faktor Eksternal

(41)

Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat murid berminat yang datangnya dari luar diri, seperti: dorongan dari orang tua, dorongan dari guru, tersedianya sarana dan prasarana atau fasilitas, dan keadaan lingkungan.

d. Fungsi Minat Belajar

Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih, serius, dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang murid memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat mengerti dan mengingatnya.

Elizabeth B. Hurlock menulis tentang fungsi minat bagi kehidupan anak (2005: 109-110) sebagai berikut:

1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita sebagai contoh, anak yang berminat pada olahraga maka cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan fisiknya, maka cita- citanya menjadi dokter.

2) Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang hujan.

3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran yang sama, antara satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap mereka dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas mereka.

(42)

4) Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan Minat menjadi guru yang telah terbentuk sejak kecil sebagai misal akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud maka semua suka duka menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan dengan penuh sukarela. Dan apabila minat ini tidak terwujud maka bisa menjadi obsesi yang akan dibawa sampai mati. Minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat murid, maka murid tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya.

Sedangkan bila bahan pelajaran itu menarik minat murid, maka pelajaran itu akan mudah dipelajari dan disimpan karena adanya minat sehingga menambah kegiatan belajar. Murid yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan murid yang sikapnya hanya menerima pelajaran. Mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun karena tidak ada pendorongnya.

e. Cara Membangkitkan Minat Belajar

Menurut E. Mulyasa (2013: 88) menyatakan bahwa:

a. Mengajukan pertanyaan apersepsi, b. Mengulas sepintas garis besar isi pelajaran yang telah lalu, c. Mengaitkan materi yang diajarkan dengan lingkungan peserta didik, d. Menghubung- hubungkan baha pelajaran yang sejenis dan berurutan, misalnya itik, ayam, burung, dapat dihubungkan satu sama lain untuk mengajarkan tentang unggas.

(43)

Untuk memupuk dan meningkatkan minat belajar anak dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Perubahan dalam lingkungan, kontak, bacaan, hobbi dan olahraga, pergi berlibur ke lokasi yang berbeda-beda. Mengikuti pertemuan yang dihadiri oleh orang-orang yang harus dikenal, membaca artikel yang belum pernah dibaca dan membawa hobbi dan olahraga yang beraneka ragam, hal ini akan membuat lebih berminat.

2. Latihan dan praktek sederhana dengan cara memikirkan pemecahan- pemecahan masalah khusus agar menjadi lebih berminat dalam memecahkan masalah khusus agar menjadi lebih berminat dalam memecahkan persoalan- persoalan.

3. Membuat orang lain supaya lebih mengembangkan diri yang pada hakekatnya mengembangkan diri sendiri.

B. Kerangka Pikir

Sering ditemukan di lapangan bahwa guru menguasai suatu materi pelajaran dengan baik, tetapi tidak dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Hal ini terjadi, karena kegiatan tersebut tidak didasarkan pada Apersepsi tanya jawab dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran sehingga Minat belajar yang diperoleh murid masih rendah. Ada dua faktor penyebabnya yaitu faktor dari guru dan murid. Faktor dari guru adalah Kurangnya Apersepsi tanya jawab yang digunakan masih monoton, sehingga kurang melibatkan murid dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan faktor dari murid kurangnya minat belajar pada saat proses pembelajaran berlangsung tetapi

(44)

tidak menggunakan apersepsi tanya jawab. Berdasarkan faktor tersebut guru menggunakan Apersepsi tanya jawab terhadap minat belajar murid kelas V SD Negeri Tanetea Kec. Bajeng Kab. Gowa.

Minat berkaitan dengan apersepsi tanya jawab. Di antara faktor yang berpengaruh apersepsi tanya jawab adalah faktor internal maupun ekstenal. Faktor internal berkaitan dengan murid itu sendiri misalnya bakat, minat, intelegensi dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal berkaitan dengan hasil belajar. Minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seorang murid dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di sekolah. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Murid yang berminat terhadap mata pelajaran tertentu akan mempelajari dengan sungguh-sungguh.

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Murid Guru

Apersepsi Tanya Jawab

Analisis

Ada Hubungan

Minat Belajar

Tidak Ada Hubungan

(45)

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah dan tujuan penelitian serta kerangka pikir, maka hipotesis penelitian ini yaitu: Ada hubungan antara penggunaan apersepsi tanya jawab terhadap minat belajar murid kelas V SD Negeri Tanetea Kec. Bajeng Kab. Gowa ?

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan penelitian 1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto dengan tujuan untuk mengetahui hubungan apersepsi tanya jawab terhadap minat belajar murid. Dalam penelitian ini harus terdapat dua variabel utama yang dikaji, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Masalah dan kajian yang umumnya dilakukan dalam metode ini antara lain melihat bagaimana pengaruh antara varibel (X) dan variabel (Y).

Variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis penelitian. Arikunto (2002: 94) menyatakan bahwa “variable adalah gejala yang bervariasi, gejala yang dimaksud adalah objek penelitian yang dijadikan label dalam suatu penelitian tersebut, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif”.

Penelitian ini menggunakan variable ganda, yaitu variable bebas yaitu apersepsi Tanya jawab (X) dan variable terikat yaitu minat belajar murid dengan simbol (Y). Adapun tata hubungan antara variabe penelitian digambarkan dengan skema sebagai berikut.

Gambar 3.1 Bagan Hubungan variabel penelitian Keteraangan :

X = Apersepsi Tanya jawab Y = Minat belajar murid

31

X Y

(47)

2. Variabel Penelitian

Sugiyono (2010: 61) menyatakan bahwa “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”.

Penelitian yang berjudul “Hubungan Apersepsi Tanya Jawab Terhadap Minat Belajar Murid Kelas V SD Negeri Tanetea Kec. Bajeng Kab. Gowa”.

Adapun jenis variabel yang akan diteliti antara lain:

a. Variabel X : Hubungan Apersepsi Tanya Jawab

b. Variabel Y : Minat Belajar Murid SD Negeri Tanetea Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sugiyono (2015: 61) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemuadian ditarik kesimpulannya”.

Jadi, populasi penelitian dapat disimpulkan sebagai subjek penelitian yang mengenainya dapat diperoleh dari data yang dipermasalahkan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid SD Negeri Tanetea Kec. Bajeng Kab. Gowa.

(48)

Tabel 3.1 Jumlah Kelas dan Seluruh Populasi

No Nama Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah

L P

1. Kelas 1. A 10 10 20

Kelas 1. B 12 8 20

2. Kelas 2. A 17 8 25

Kelas 2. B 14 8 22

3. Kelas 3 21 13 34

4. Kelas 4 24 19 43

5. Kelas 5 20 15 35

6. Kelas 6 12 23 35

Jumlah 130 104 234

(Sumber data: Papan potensi SD Negeri Tanetea Kec. Bajeng Kab. Gowa TA.

2017/2018).

2. Sampel

Sugiyono (2015: 62) menyatakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Namun dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu dengan cara purporsive sampling yatiu seluruh murid kelas V SD Negeri Tanetea Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa yang berjumlah 35 murid.

(49)

Tabel : 3.2. Jumlah Kelas dan Besarnya Sampel

No. Kelas Jumlah Peserta didik

Jumlah Laki-Laki Perempuan

1. V 20 15 35

Jumlah keseluruhan Peserta didik Kelas V 35 (Sumber data: Papan potensi SD Negeri Tanetea Kec. Bajeng Kab. Gowa TA.

2017/2018).

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional digunakan untuk menyamakan persepsi antara peneliti dengan pembaca terhadap variabel yang digunakan dalam penelitian, sehingga diharapkan dapat menghindari kekeliruan maksud dan tujuan yang ingin dicapai.

a. Apersepsi Tanya Jawab (X)

Apersepsi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memancing rasa ingin tahu dan ketertarikan murid untuk lebih fokus dalam memperhatikan pelajaran inti yang akan disampaikan oleh guru, dengan cara menghubungkan pengalaman murid dengan materi yang akan diajarkan. Sehingga murid mudah memahami materi yang diajarkan.

b. Minat Belajar (Y)

Minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya murid dengan segenap kegiatan pembelajaran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di sekolah, melalui pemberian apersepsi oleh guru sehingga minat murid meningkat dalam mengikuti pembelajaran.

(50)

D. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2014: 305) terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen nontes. Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara dan angket atau kuesioner.

1. Angket (koesioner)

Menurut Asra et al (2014: 134) menyatakan bahwa: dalam angket hanya dipergunakan untuk mengukur sebuah variabel, sehingga kalau di inginkan untuk mengukur beberapa variabel maka diperlukan beberapa angket”. Angket digunakan untuk mengumpulkan data minat dalam belajar murid kelas V SD Negeri Tanetea, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk checklist dengan tingkatan-tingkatan nilai untuk setiap alternatif jawaban menggunakan skala likert. Responden disuruh untuk memberi tanda centang (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Keterangan mengenai alternatif jawaban tersebut sebagai berikut:

(1) Jika jawaban Selalu (SL), nilai yang diberikan 4.

(2) Jika jawaban Sering (SR), nilai yang diberikan 3.

(3) Jika jawaban Kadang-kadang (KD), nilai yang diberikan 2.

(4) Jika jawaban Tidak pernah (TP), nilai yang diberikan 1.

(51)

Jumlah pertanyaan atau soal sebanyak 20 buah dan sumber datanya adalah murid kelas V SD Negeri Tanetea, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa.

Dalam menginterpretasi data, peneliti menggunakan skor pada setiap item pernyataan. Skor untuk setiap item pernyataan dalam angket dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3.Skor untuk tiap butir pada skala likert

Jawaban Skor

Pertanyaan Positif

Skor

Pertanyaan Negatif

SL (Selalu) 4 1

SR (sering) 3 2

KD (Kadang-kadang) 2 3

TP (Tidak pernah) 1 4

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah paling penting dalam penelitian untuk menguji hipotesis. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang utama dalam penelitian (Sugiyono, 2014: 308). Berikut penjelasan teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Observasi

Pada metode ini peneliti hanya mengamati apa yang terjadi. Metode ini banyak dilakukan untuk melihat atau mengamati perilaku murid disekolah.Para responden ini tidak dalam kendali pepeneliti atau tidak di kondisikan oleh peneliti. Mereka bebas melakukan aktivitas apa saja seperti biasa yang mereka lakukan.

(52)

2. Angket (Koesioner)

Sugiyono (2014: 192) mengemukakan bahwa: “angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup yang disajikan dalam bentuk pernyataan. Responden disuruh untuk memilih kategori jawaban yang telah diatur oleh peneliti dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah informasi yang disimpan baik yang bersifat surat- surat, laporan, foto, nilai murid, dan sebagainya sebagai bahan dokumen. Teknik ini digunakan untuk melengkapi data-data dan menjadi bukti teori yang relevan mengenai kegiatan guru, murid dan peneliti pada saat proses penelitian berlangsung.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu korelasi product moment. Selanjutnya untuk mengetahui adanya hubungan apersepsi Tanya jawab terhadap minat belajar murid dengan menggunakan analisis inferensial assosiatif yang diuji dengan korelasi product moment

(53)

Rumus korelasi product moment :

= ∑

∑ ∑

(Sugiyono, 2014 :183) Keterangan :

rxy= korelasi product moment person item dengan total N = Jumlah responden

xy= jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

x = jumlah seluruh skor X

xy=Jumlah seluruh skor Y

Table 3.4 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00-0.199 Sanagat Rendah

0.20-0.399 Rendah

0.40-0.599 Sedang

0.60-0.799 Kuat

0.80-1.000 Sangat Kuat

Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara penggunaan apersepsi tanya jawab terhadap minat belajar murid, maka peneliti menggunakan uji Paired Sample t Test. Berikut adalah aturan penerimaan hipotesis dalam penelitian ini:

(54)

“Ada hubungan yang signifikan antara penggunaan apersepsi tanya jawab terhadap minat belajar murid kelas V SD Negeri Tanetea Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa.”

Jika nilai rhitung > rtabel, maka ada hubungan yang signifikan antara penggunaan apersepsi tanya jawab terhadap minat belajar murid kelas V SD Negeri Tanetea Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa.

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian

1. Hasil Analisis Deskriftif

Hasil penelitian menunjukkan tentang karakteristik hubungan apersepsi tanya jawab terhadap minat belajar murid kelas V SD Negeri Tanetea Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam hal ini tidak terbatas dengan menganalisis dengan data-data namun juga dengan cara observasi langsung di kelas. Dalam penelitian ini jumlah sampel sebanyak 35 murid yang terdiri dari 1 kelas. Dalam observasi yang dilakukan di kelas menunjukkan kecenderungan guru kurang menerapkan apersepsi tanya jawab pada awal pembelajaran, sehingga minat belajar murid menjadi rendah.

Selain itu guru masih monoton dan kurang mengembangkan kegiatan apersepsi tanya jawab pada awal pembelajaran.

a. Data Apersepsi Tanya Jawab

Langkah pertama yang peneliti lakukan sebelum menganalisis data, terlebih dahulu peneliti menentukan data yang akan dianalisis. Data pertama adalah skor angket yang di isi oleh 35 murid sebagai responden, dan data yang kedua adalah minat belajar murid berdasakan 3 mata pelajaran ini yaitu Bahasa Indonesia, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada tahun ajaran 2017/2018, sehubungan dengan keadaan yang ada bahwa tahun ajaran 2017/2018 baru saja dimulai dan berjalan sekitar beberapa hari maka hasil belajar murid hanya dapat dinilai dari nilai tugas harian, kemudian di rata-

40

(56)

ratakan untuk diolah menjadi data minat belajar murid kelas V SD Negeri Tanetea. Proses pengumpulan data dan analisis data ini menjadi jawaban atas masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Untuk data pertama nilai alternatif jawaban per item untuk angket adalah sebagai berikut:

Table 4.1 penentuan skor angket (kuesioner)

PILIHAN SKOR

SELALU (SL) 4

SERING (SR) 3

KADANG-KADANG (KD) 2

TIDAK PERNAH (TP) 1

Untuk analisis data, peneliti menguraikan terlebih dahulu rekapitulasi nilai hasil pengisian angket tentang Apersepsi tanya jawab yang terdiri dari beberapa tabel yang berhubungan dengan analisis data sebagai berikut :

Table 4.2 Respon Murid terhadap Angket Apersepsi tanya jawab No Kode Sampel SL (4) SR (3) KD (2) TP (1) Jumlah

Aspek

Jumlah Skor

1 SJ 10 5 5 0 20 65

2 FZ 18 2 0 0 20 78

3 YA 15 4 1 0 20 74

4 AM 15 2 3 0 20 72

5 AL 9 4 6 1 20 61

6 FH 10 4 4 2 20 62

7 MA 11 3 3 3 20 62

8 RN 13 3 4 0 20 69

9 IA 20 0 0 0 20 80

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir MuridGuruApersepsi TanyaJawabAnalisisAda Hubungan Minat BelajarTidak AdaHubungan
Gambar 3.1 Bagan Hubungan variabel penelitian Keteraangan :
Tabel 3.1 Jumlah Kelas dan Seluruh Populasi No Nama Kelas Jenis Kelamin JumlahLP 1. Kelas 1
Tabel : 3.2. Jumlah Kelas dan Besarnya Sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapang tentang Teknik

Sarkoidosis juga dapat diartikan sebagai retikulosis granulomatosa sistemik yang kronik progresif tanpa sebab yang jelas, ditandai dengan tuberkel keras pada hampir semua organ atau

Data yang tersedia pada Dinas Koperasi, Perindus- trian dan Perdagangan (Diskopindag) Kabupaten Aceh Tengah per 1 Maret 2013 menunjukkan jum- lah koperasi dalam berbagai

Pada saat penurunan dosis kortikosteroid sistemik dapat timbul miliaria kristalina yang sering diduga sebagai lesi baru, penanganan yang dilakukan ialah dosis kortikosteroid

[r]

Perbedaan gangguan jiwa (neurose) dan penyakit jiwa (psikose) yaitu neurose kepribadiannya tidak jauh dari realitas dan masih hidup dalam alam kenyataan. Orang yang

a) Ketepatan pengucapan atau pelafalan bunyi. Pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa dengan tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan berlatih mengucapkan

Tiket Masuk direncanakan bisa menjadi kenang-kenangan dari berkunjung ke tempat wisata tersebut. Konsep desain : Headline pada tiket masuk adalah ”Obyek Wisata