• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return on Equity pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Analisis Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return on Equity pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI Tahun"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

DOI : https://doi.org/10.37470/1.24.1.200

49

Analisis Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return on Equity pada Perusahaan Farmasi

yang Terdaftar di BEI Tahun 2018-2020

PINDY WIDIYA PRATIWI YENI KUNTARI

IIN INDARTI

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Manggala Semarang

Jalan Sriwijaya 32 and 36, Wonodri, Kota Semarang, Jawa Tengah 50242 Email : pindy@widyamanggala.ac.id

Diterima 15 Februari 2022; disetujui 17 Maret 2022;

Abstract. The pharmaceutical industry is a research-based industry. As time goes on, there is an increasing demand for producing medicinal products, medical devices in the health sector, of course, will have a positive impact on the growth of pharmaceutical companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Funding is one of the important factors to face competition. This funding source is also called the source of own capital funding. For investors, there are three most dominant financial ratios that are used as a reference to see the condition of a company's performance, namely the liquidity ratio (Current Ratio), solvency ratio (Debt to Equity Ratio), and profitability ratio (Return on Equity). The purpose of this study was to determine and analyze the Current Ratio, Debt to Equity Ratio, and Return on Equity of pharmaceutical companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2018-2020. Based on the calculation of the ratio value of 4 pharmaceutical companies in 2018-2020, the average CR is 273%, which means it is categorized as good in paying short-term debt. The average DER is 1.04%, which means it is very good at paying off its short-term debt and making a profit. While the ROE is 0.18%, which means that it becomes an attraction for investors to invest in these pharmaceutical companies.

Keywords : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, and Return on Equity

PENDAHULUAN

Industri farmasi merupakan industri yang berbasis riset. Salah satu hal yang tidak bisa dihindarkan adalah timbulnya persa- ingan tajam antar perusahaan farmasi. Hal ini didukung dengan perkembangan zaman yang cepat, bisnis alat kedokteran, obat- obatan, serta rumah sakit telah berkembang dengan pesat. Seiring dengan berjalannya waktu semakin banyaknya permintaan untuk memproduksi produk obat-obatan, alat kedokteran dalam bidang kesehatan tentunya akan memberikan dampak positif

bagi pertumbuhan pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena perusahaan farmasi di Indonesia dituntut untuk mampu bersaing dengan cara membuat inovasi, promosi dan sistem pema- saran yang baik, serta kualitas produk yang optimal. Pendanaan menjadi salah satu faktor penting untuk menghadapi persa- ingan.

Pendanaan diperlukan untuk mem- bangun dan menjamin kelangsungan perusa- haan. Sumber pendanaan dapat berasal dari sumber modal asing yaitu sumber dana yang didapatkan dari luar perusahaan (kreditur)

(2)

50

yang tidak ikut memiliki perusahaan tersebut seperti bank, perusahaan leasing, pemegang obligasi, dan lain sebagainya.

Sumber pendanaan dari modal asing biasanya berwujud hutang, baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.

Sumber pendanaan juga dapat berasal dari internal perusahaan yang melakukan aktivitas bisnis. Sumber pendanaan ini disebut juga sumber pendanaan modal sendiri. Sumber pendanaan modal sendiri biasanya berwujud laba ditahan dan modal saham (Susanto, 2012). Menurut Fahmi (2012) salah satu faktor utama yang menjadi pertimbangan investor atau calon investor sebelum menentukan pilihannya dalam berinvestasi adalah kinerja keuangan peru- sahaan. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi investor sebelum memutuskan untuk melakukan investasi. Jika suatu perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik maka investor akan menanamkan modalnya, karena dapat dipastikan akan memperoleh keuntungan dari penanaman modal tersebut.

Sebelum menanamkan modalnya inves- tor akan melihat kinerja perusahaan yaitu dengan melihat laporan keuangan peru- sahaan. Metode yang paling sering digunakan untuk mengukur kinerja adalah rasio keuangan yang dianalisis dari laporan keuangan. Bagi investor ada tiga rasio keuangan yang paling dominan yang dijadi- kan rujukan untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan, yaitu rasio likuiditas (liquidity ratio), rasio solvabilitas (solvability ratio), dan rasio profitabilitas (profitability ratio). Ketiga rasio ini secara umum selalu menjadi perhatian investor karena secara dasar dianggap sudah mem- presentatifkan analisis awal kondisi suatu perusahaan (Septiana, 2013).

Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo (Permatasari, 2017).

Proxy dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR). Current ratio (CR) merupakan ukuran yang digunakan untuk mengetahui

kesanggupan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka pendek dapat dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang (Prihadi, 2013). Pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh (Permatasari, 2017) menyatakan bahwa CR berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Namun bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Felita, 2018) dan (Lestari & Suryantini, 2019) yang menyatakan bahwa CR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang menunjukkan bagaimana perusahaan mam- pu untuk mengelola utangnya dalam rangka memperoleh keuntungan dan juga mampu untuk melunasi kembali utangnya (IBI, 2015). Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). DER merupakan rasio hutang terhadap modal. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan (Felita, 2018).

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Felita, 2018) dan (Permatasari, 2017) menyatakan bahwa DER berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan, rasio profita- bilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Equity (ROE) (Permatasari, 2017). Return On Equity Ratio (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dengan membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan total modal sendiri (Felita, 2018). Jika kondisi perusahaan dikate- gorikan menguntungkan atau menjanjikan keuntungan di masa mendatang maka banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham perusahaan, tentu saja mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi. Pada penelitian sebe-

(3)

51

Tabel 1

Tahun Rata-Rata Rasio

2020 273% (CR)

2019 2018

1,04% (DER) 0,18% (ROE)

lumnya yang dilakukan oleh (Permatasari, 2017) dan (Felita, 2018) menyatakan bahwa ROE berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Berda-sarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE) perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI Tahun 2018- 2020”.

TINJAUAN TEORETIS

Teori Sinyal (signaling theory).

Menurut Brigham dan Houston (2014) signaling theory merupakan suatu prilaku manajemen perusahaan dalam memberikan petunjuk untuk investor terkait pandangan manajemen pada prospek perusahaan untuk masa mendatang.

Teori sinyal atau teori pensignalan merupakan dampak dari adanya asimetri informasi. Informasi yang dibutuhkan disajikan pada laporan keuangan yang dibuat perusahaan setiap tahunnya. Sinyal diberikan oleh perusahaan berisikan mengenai kinerja perusahaan dalam aspek keuangan maupun keuangan dan pencapaian manajemen perusahaan yang telah diraih dalam merealisasikan harapan dan kepu- tusan para pemegang saham. Informasi yang diberikan oleh perusahaan umumnya berupa catatan atau gambaran mengenai kondisi perusahaan pada masa lalu, saat ini maupun keadaan dimasa yang akan datang nanti.

Pemberian informasi ini diharapkan dapat meyakinkan para pihak eksternal terkait data-data yang di sajikan perusahaan, benar adanya sesuai dengan kinerja yang dilakukan perusahaan bukan dari tindakan rekayasa/manipulasi demi memberikan hasil yang baik. (Triharto, 2015)

Current Ratio. Definisi current ratio menurut Prihadi (2013) adalah sebagai berikut: “Current ratio (CR) adalah rasio untuk mengukur seberapa jauh aset lancar perusahaan mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Aset lancar mempunyai potensi penggunaan setahun ke depan dari tanggal neraca.”

Current Ratio menurut Kasmir (2012) menyatakan bahwa rasio lancar atau (Current Ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan mem- bayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak asset lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Rumusan untuk mencari Current Ratio menurut Kasmir (2012) yaitu:

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan Current Ratio (CR) adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan melunasi hutang jangka pendek.

Dimensi dan indikator Current Ratio (CR) adalah sebagai berikut :

1. Aset lancar adalah kas dan aset lainnya yang diharapkan akan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasi normal perusahaan, tergantung mana yang paling lama.

2. Hutang lancar adalah kewajiban yang diperkirakan akan dibayar dengan menggunakan aset lancar atau menciptakan kewajiban lancar lainnya dan harus segera dilunasi dalam jangka

x 100%

(4)

52

waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasi normal perusahaan, tergantung mana yang paling lama.

Karekteristik :

1. Current ratio dikatakan sangat baik jika

> 2 kali

2. Current ratio dikatakan baik jika = 2 kali 3. Current ratio dikatakan kurang baik jika

< 2 kali (Kasmir,2017)

Debt to Equity Ratio. Debt to equity ratio menurut Kasmir (2017) adalah perban- dingan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditur) dengan pemilik perusahaan.

Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Sedangkan DER menurut Hantono (2017) menyatakan bahwa sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh utang. Rasio ini juga dapat dibaca sebagai perbandingan antara dana pihak luar dengan dana pemilik perusahaan. Rumusan untuk mencari debt to equity ratio menurut Kasmir (2017) yaitu:

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dapat dibiayai oleh hutang.

Dimensi dan indikator Debt to Equity Ratio (DER) adalah sebagai berikut:

1. Hutang adalah sumber modal yang berasal dari kreditur, yang memiliki jangka waktu tertentu pada pihak perusahaan yang wajib membayar kembali atau wajib memenuhi tagihan yang berasal dari pihak luar.

2. Ekuitas adalah bagian dari hak pemilik dalam perusahaan yakni selisih antara aset dan kewajiban yang ada dan tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut.

Karakteristik dari DER adalah antara lain : Debt to Equity Ratio dikatakan kurang

baik jika nilainya kurang dari 80%, dan Debt to Equity Ratio dikatakan baik apabila melebihi nilai 80% (Kasmir, 2014).

Return On Equity. Menurut Hanafi dan Halim (2012) Return On Equity adalah rasio untuk mengukur kemampuan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu.

Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.

Sedangkan definisi ROE menurut Kasmir (2017) adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

Pengertian ROE menurut Sartono (2012) adalah pengukur kemampuan perusa- haan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang.

Rumusan untuk mencari Return On Equity menurut Kasmir (2015) yaitu:

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Return On Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk mengu- kur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.

Dimensi dan indikator Return On Equity adalah sebagai berikut :

1. Laba bersih merupakan selisih positif antara laba sebelum pajak dengan total biaya.

2. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau berasal dari pengambilan bagian, peserta atau pemilik (modal saham, modal peserta, dll).

Karekteristik :

1. Return On Equity dikatakan sangat baik jika > 40%

2. Return On Equity dikatakan baik jika = 40%

3. Return On Equity dikatakan kurang baik jika < 40%

(Kasmir,2015)

Penelitian Terdahulu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Suryantini pada tahun 2019 yang berjudul x 100%

x 100%

(5)

53

“Pengaruh CR, DER, ROA dan PER terhadap harga saham pada perusahaan farmasi di BEI” menyatakan bahwa current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan farmasi di BEI periode 2014–2016. Hal ini berarti dalam berinvestasi investor tidak memperhatikan likuiditas yang diukur current ratio pada perusahaan pharmacy periode 2014-2016.

Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan farmasi di BEI periode 2014–2016. Hal ini berarti dalam berinvestasi investor tidak memperhatikan adanya sumber dana yang tinggi yang diukur menggunakan Debt to Equity Ratio pada perusahaan Pharmacy periode 2014-2016. Return on Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan farmasi di BEI Periode 2014–2016. Hal ini berarti bahwa investor tidak memperhatikan aktiva yang berasal dari modal sendiri yang diukur menggunakan Return on Asset pada perusahan Pharmacy periode 2014-2016.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Felita pada tahun 2018 yang berjudul

“Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return on Equity (ROE) terhadap harga saham perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI 2013-2015”

menyatakan bahwa variabel CR tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan nilai koefisien sebesar 0,329 dan signifikansi sebesar 0,702. Hasil yang diperoleh menunjukkan CR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2013- 2015. Variabel DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan nilai koefisien sebesar -0,620 dan signifikansi sebesar 0,047. Hasil yang diperoleh menunjukkan DER berpengaruh negatif dan berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2013- 2015. Variabel ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan nilai koefisien sebesar 0,794 dan signifikansi sebesar 0,008. Hasil yang diperoleh menunjukkan ROE berpengaruh positif dan berpengaruh signifikan terhadap

harga saham perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2013- 2015.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Dilla Permatasari pada tahun 2017 dengan judul “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2015” menyatakan bahwa secara parsial CR berpengaruh signifikan terhadap harga saham karena signifikasi pada uji t kurang dari 0,005 (0,005<0,05).

Secara parsial DER berpengaruh terhadap harga saham karena signifikasi pada uji t kurang dari 0,05 (0,020<0,05).

Secara parsial ROE berpengaruh terhadap harga saham karena nilai signifikasi pada uji t lebih dari 0,05 (0,049<0,05). Sedangkan secara simultan dapat disimpulkan bahwa CR, DER, dan ROE memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian bersifat descriptive analysis dеngan pеndеkatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan melalui data perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2018-2020 yaitu PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, PT.

Indonesia Farma Tbk, PT. Kimia Farma Tbk, PT. Kalbe Farma Tbk. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, suatu pengumpulan data de- ngan cara melihat langsung sumber-sumber dokumen yang terkait.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan uraian maupun penjelasan serta perhitungan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan yang diharapkan dapat memberikan gambaran secara menyeluruh terutama yang dihubungkan dengan analisis rasio keuangan yang diterapkan pada beberapa perusahaan farmasi.

Current Ratio. Berdasarkan dari perhitungan pada bab sebelumnya nilai rasio pada PT. Sido Muncul tahun 2018-2020

(6)

54

rata-rata sebesar 402% berarti perusahaan sangat baik dalam membayar hutang jangka pendeknya. Pada PT. Indonesia Farma tahun 2018-2020 memiliki rata-rata sebesar 143%

ini berarti perusahaan cukup baik dalam membayar hutang jangka pendeknya. PT.

Kimia Farma Tbk pada tahun 2018-2020 memiliki rata-rata 108% ini berarti peru- sahaan kurang baik dalam membayar hutang jangka pendeknya. Sedangkan PT. Kalbe Farma Tbk. Pada tahun 2018-2020 memiliki rata-rata 438% yang berarti sangat baik dalam membayar hutang jangka pendeknya.

Debt to Equity Ratio. Berdasarkan dari perhitungan pada bab sebelumnya nilai rasio pada PT. Sido Muncul tahun 2018-2020 rata-rata sebesar 0,17% berarti perusahaan sangat baik dalam membayar hutang jangka panjangnya. Pada PT. Indonesia Farma tahun 2018-2020 memiliki rata-rata sebesar 2,21% ini berarti perusahaan cukup baik dalam membayar hutang jangka panjangnya.

PT. Kimia Farma Tbk pada tahun 2018-2020 memiliki rata-rata 1,56% ini berarti perusahaan baik dalam membayar hutang jangka panjangnya. Sedangkan PT. Kalbe Farma Tbk. Pada tahun 2018-2020 memiliki rata-rata 0,21% yang berarti sangat baik dalam membayar hutang jangka pendeknya dan menghasilkan laba.

Return On Equity. Berdasarkan dari perhitungan pada bab sebelumnya nilai rasio pada PT. Sido Muncul tahun 2018-2020 rata-rata sebesar 0,26%. Pada PT. Indonesia Farma tahun 2018-2020 memiliki rata-rata sebesar 0,03%. PT. Kimia Farma Tbk pada tahun 2018-2020 memiliki rata-rata 0,29%.

Sedangkan PT. Kalbe Farma Tbk. Pada tahun 2018-2020 memiliki rata-rata 0,16%.

Dari ke-4 perusahaan yang diteliti, PT.

Kimia Farma Tbk memiliki rasio yang paling tinggi dan PT. Indonesia Farma memiliki rasio yang paling rendah.

SIMPULAN

Berdasarkan dari perhitungan nilai rasio pada 4 perusahaan farmasi pada tahun 2018- 2020 menunjukkan rata-rata CR yaitu 273%

yang berarti dikategorikan baik dalam

membayar hutang jangka pendeknya. Rata- rata DER yaitu 1,04% yang berarti sangat baik dalam membayar hutang jangka pendeknya dan menghasilkan laba. Sedang- kan ROE yaitu 0,18% yang berarti menjadi daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan-perusahaan farmasi ini.

Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut

1. Perusahaan harus meningkatkan likui- ditasnya, meskipun dalam kondisi likuid akan tetapi harus tetap dijaga untuk menjaga tingkat kepercayaan pemegang saham.

2. Solvabilitas perusahaan harus dijaga agar perusahaan tidak kesulitan memba- yar hutang saat jatuh tempo.

3. Profitabilitas perusahaan harus diting- katkan agar mendapatkan kepercayaan dari investor dan dapat mengundang investor baru.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka memuat sumber-sumber yang Agustina, A., & Sumartio, F.

(2014). Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan.

Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil : Jwem, 4(1), 51–60.

Ang, Robert, 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide To Indonesian Capital Market). Jakarta : Mediasoft Indonesia.

Fahmi, Irham. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Faisal, A., Samben, R., & Pattisahusiwa, S.

(2018). Analisis Kinerja Keuangan.

Kinerja, 14(1), 6.

Https://Doi.Org/10.29264/Jkin.V14i1.24 44

Felita, Y. N. (2018). Pengaruh Current Ratio (Cr), Debt To Equity Ratio (Der), Dan Return On Equity Ratio (Roe) Terhadap Harga Saham Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2013-2015.

Fitria. (2013). No Title No Title. Journal Of Chemical Information And Modeling,

(7)

55

53(9), 1689–1699.

Geffenberger, K. (2019). No Title No Title No Title. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.

Ikatan Bankir Indonesia (Ibi) & Lspp (2017). Manajemen Risiko 2, Jakarta:

Pt. Gramedia Pustaka Utama.

Lestari, I. S. D., & Suryantini, N. P. S.

(2019). Pengaruh Cr, Der, Roa, Dan Per Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Farmasi Di Bei. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 8(3), 1844.

Https://Doi.Org/10.24843/Ejmunud.201 9.V08.I03.P24

Permatasari, D. (2017). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektok Farmasi Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2015. Jurnal Online Mahasiswa (Jom) Bidang Akuntansi, April. File:///C:/Users/Windows 10/Documents/Intenship 2/Jurnal 2.Pdf Prihadi,Toto. 2013. Analisis Laporan

Keuangan Teori Dan Aplikasi. Jakarta : Ppm

Septiana, D. (2013). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadapreturn Saham Pada Perusahaan Manufaktur. Journal Of Chemical Information And Modeling, 5, 1–21.

Susanto. (2012). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan Farmasi Di Bei.

Referensi

Dokumen terkait

Kandungan propolis yang bervariasi dari keenam jenis propolis menunjukkan bahwa propolis berasal dari lebah madu dari tumbuhan yang berbeda dan tergantung dengan lokasi

Pada Tugas Akhir ini dibuat suatu program untuk mengklasifikasi jenis tumor pada kelenjar tiroid secara otomatis dengan menggunakan software Matlab R2009a

Afiliasi Hostgator – Saya mengikuti afiliasi Hostgator karena menggunakan Hostgator untuk meng-hosting semua blog saya (kecuali blog yang digunakan untuk membacklink atau

Penggunaan bantuan sosial hibah langsung dalam negeri dalam bentuk uang digunakan hanya untuk bantuan sosial yang diberikan secara langsung kepada perseorangan, keluarga,

Keterangan: * Isilah tanda ceklis (  ) pada kolom jawaban “Ada” atau “Tidak”.. STANDAR PENGELOLAAN. 113. Tujuan program keahlian. a) Rencana kerja jangka menengah (empat

unitlink , yaitu Takaful Indonesia, MAA Assurance, Panin Life, Sun Life dan Allianz. Di saat-saat yang akan datang, sangat mungkin bila perusahaan asuransi jiwa lain ikut

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, kacangan Mucuna bracteata hanya mengeluarkanbunga dan menghasilkan biji jikaditanamdidataran tinggi &gt;1000 m dpl.Hasil

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga Penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Penulisan