• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP KENYAMANAN RUANG BACA PADA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KOTA PEMATANGSIANTAR SKRIPSI OLEH :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP KENYAMANAN RUANG BACA PADA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KOTA PEMATANGSIANTAR SKRIPSI OLEH :"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP KENYAMANAN RUANG BACA PADA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KOTA

PEMATANGSIANTAR SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Informasi (S.S.I) dalam bidang Studi

Perpustakaan dan Sains Informasi

OLEH :

ANNISA YUNI INDYRA 160709053

DEPARTEMEN PERPUSTAKAAN DAN SAINS INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2020

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Desember 2020

Annisa Yuni Indyra (160709053)

(5)

ABSTRAK

Indyra, Annisa Yuni .2020. Persepsi Pengguna Terhadap Kenyamanan Ruang Baca Pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui persepsi pengguna terhadap kenyamanan pencahayaan, suhu udara, aksesibilitas, serta keamanan dan keselamatan pada ruang baca di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif, dengan menggunakan angket yang terdiri dari beberapa pernyataan- pernyataan berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pengguna terhadap kenyamanan ruang baca pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar ditinjau dari empat indikator. Pada indikator pencahayaan sudah baik melalui melihat hasil angket yang dibagikan kepada pengguna, namun pengguna beranggapan perlunya penambahan cahaya bola lampu pada ruang baca dengan membuat semua bola lampunya menyala. Pada indikator suhu udara sudah baik melalui melihat hasil angket yang dibagikan kepada pengguna, namun pengguna beranggapan perlunya penambahan kipas angin ataupun exhaust van. Pada indikator aksesibilitas sudah baik melalui melihat hasil angket yang dibagikan kepada pengguna, namun pengguna beranggapan perlunya memperhatikan keberadaan tata letak perabot (meja dan kursi) dan diusahakan agar tidak terlalu rapat antara baris satu dengan baris yang lainnya yang nantinya dapat mempersulit pengguna untuk antisipasi pada saat padat pengunjung jika terjadi keadaan yang mendesak. Pada indikator keamanan dan keselamatan sudah baik melalui melihat hasil angket yang dibagikan kepada pengguna, namun pengguna beranggapan perlunya untuk tidak hanya memperhatikan penempatan perabot rak buku nya saja tetapi juga perlunya untuk memperhatikan penempatan perabot (meja dan kursi) dalam mempermudah akses penyelamatan jika sewaktu-waktu terjadinya kebakaran.

Kata Kunci : Persepsi pengguna, kenyamanan ruang baca.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan segala karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Pengguna Terhadap Kenyamanan Ruang Baca Pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar ”, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan kelulusan Program Studi S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan rangkaian kata terindah. Peneliti ucapkan teristimewa kepada Ayahanda tercinta Yudi Hendika dan Ibunda tersayang Nur Rafiah Siagian yang telah memberikan segenap jiwa dan raga agar peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk segala curahan perhatian yang tiada pernah habis. Terima kasih telah menjadi orang tua terbaik. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Budi Agustono, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU.

2. Ibu Eva Rabita, SS.,M.Hum. selaku Ketua Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi

3. Bapak Ishak, SS.,M.Hum. selaku Sekretaris Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi

4. Ibu Hotlan Siahaan selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Irawati A.Kahar selaku Dosen Penguji I, yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Himma Dewiyana selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

7. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah mendidik dan membantu penulis selama ini.

8. Seluruh Staf Pegawai dan seluruh anggota perpustakaan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar , terima kasih atas waktunya yang telah membantu dalam memberikan data dan informasi yang dibutuhkan penulis.

9. Untuk adik ku tersayang, Kresna Wylie Andyra yang selalu memberikan semangat dan dukungan

10. Sahabat- sahabat penulis yang terbaik dan tersayang Tari, Ica, Diba, Runi, Nurul, Manna, Ila yang selalu hadir dan memberikan semangat, dukungan, dan kasih sayang.

Akhir kata, peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu peneliti menerima segala kritik dan saran

(7)

yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik. Peneliti juga berharap agar penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, September 2020 Peneliti

Annisa Yuni Indyra 160709053

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI………...iv

DAFTAR TABEL...vi

BAB I PENDAHULUAN ………...…..…...1

1.1 Latar Belakang………….………...…..1

1.2 Rumusan Masalah………….………...……..6

1.3 Tujuan Penelitian………….………...6

1.4 Manfaat Penelitian………….………...6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian………….………...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………....…….8

2.1 Persepsi………....…….8

2.1.1 Pengelompokan Persepsi………....…...9

2.1.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi………....…….9

2.2 Ruang Baca………...……..11

2.3Kenyamanan Pengguna...………....……..13

2.3.1 Pencahayaan………...13

2.3.2 Suhu Udara...………....…….15

2.3.3 Aksesibilitas...………....……..17

2.3.4 Keamanan dan Keselamatan...………....………..18

BAB III METODE PENELITIAN………...………....21

3.1 Metode Penelitian………...………21

3.2 Lokasi Penelitian ………....…….21

3.3 Populasi dan Sampel………...…...22

3.3.1 Populasi…………..………...…...22

3.3.2 Sampel………...………..22

(9)

3.4 Jenis dan Sumber Data………...……23

3.5 Teknik Pengumpulan Data……….………...….24

3.6 Instrumen Penelitian…….……….………...………….24

3.7 Teknik Analisis Data………...……..…25

3.7.1 Teknik Pengolahan Data…………..………...……25

3.7.2 Penyajian Data………...…….26

3.7.3 Interpretasi Data………...………. 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...28

4.1 Pengumpulan Data...28

4.2 Identifikasi Responden...28

4.3 Analisis Deskriptif...28

4.3.1 Pencahayaan...28

4.3.2 Suhu Udara...35

4.3.3 Aksesibilitas...38

4.3.4 Keamanan dan Keselamatan...41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...47

5.1 Kesimpulan...47

5.2 Saran...49

DAFTAR PUSTAKA………...…..50

LAMPIRAN ………..……….. Lampiran 1 Kuesioner Penelitian………...…..53

Lampiran 2 Surat Balasan Penelitian...57

Lampiran 3 Tabulasi Jawaban Responden...60

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi – kisi Angket Kenyamanan Pengguna...25 Tabel 4.1 Pencahayaan merata pada seluruh area ruang baca...28 Tabel 4.2 Cahaya matahari memadai memberikan penerangan pada siang hari...29 Tabel 4.3 Cahaya matahari menyinari ruangan tanpa terhalang...30 Tabel 4.4 Penggunaan lampu listrik saat mendung sudah memadai...30 Tabel 4.5 Pencahayaan yang dihasilkan secara alami maupun buatan tidak menimbulkan kesilauan...31 Tabel 4.6 Penempatan bola lampu sudah dapat menghasilkan pencahayaan yang optimal...32 Tabel 4.7 Terdapat cukup banyaknya cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan padajam 08.00 sampai dengan jam 16.00...32 Tabel 4.8 Suhu atau udara di dalam ruangan sudah membuat nyaman...33 Tabel 4.9 Diperlukan adanya penambahan kipas angin atau exhaust van pada ruang baca...34 Tabel 4.10 Penempatan perabotmenghalangi aliran angin dalam ruangan yang menyebabkan menjadi lebih panas atau pengap...35 Tabel 4.11 Sirkulasi udaranya kurang baik, sehingga membuat ruang baca

menjadi lebih panas atau

pengap...35 Tabel 4.12 Ruang perpustakaan dapat dicapai dengan mudah oleh pengguna ...36 Tabel 4.13 Rak penyimpanan koleksinya mudah untuk dicapai...37 Tabel 4.14 Petunjuk- petunjuk dalam ruang perpustakaan dapat dilihat dengan mudah oleh pengguna...37 Tabel 4.15 Tata letak perabot (meja dan kursi) mempersulit gerak bagi pengguna...38 Tabel 4.16 Kegiatan di ruang baca diawasi dengan baik oleh kamera CCTV untuk

(11)

Tabel 4.17 Penempatan perabot berada dalam keadaan baik, kokoh dan tidak mudah menjatuhi pengguna...40 Tabel 4.18 Perabotnya (kursi dan meja) nyaman digunakan karena tidak terdapat sudut –sudut tajam...40 Tabel 4.19 Tempat masuk dan area tangga perpustakaan tidak licin dan tidak terdapat perbedaan ketinggian lantai yang tidak wajar sehingga mengakibatkan pengguna mudah jatuh atau tergelincir...41 Tabel 4.20 Penempatan perabot mempermudah akses penyelamatan jika sewaktu – waktu.terjadi kebakaran...42

(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perpustakaan umum merupakan suatu bentuk pelayanan yang berfungsi untuk membantu masyarakat dalam mengumpulkan, mengatur, serta menyajikan bahan pustaka untuk masyarakat umum berupa informasi pada semua kalangan usia untuk menjadi anggota perpustakaannya. Melalui adanya pelayanan yang bebas dimanfaatkan oleh semua pihak, perpustakaan umum harusnya bisa melayani dengan maksimal serta memuaskan sehingga pengguna ataupun pengunjung betah untuk berlama – lama di perpustakaan yang diharapkan dapat menambah kunjungan bagi perpustakaan dan dapat memberikan keuntungan bagi perpustakaannya. Perpustakaan umum seharusnya juga dapat memberikan layanan yang bisa digunakan oleh semua orang melalui adanya anggaran yang dikumpulkan oleh para anggota yang bersifat bebas maupun dari pajak masyarakat, tetapi perpustakaan juga bisa mengambil dana yang berasal dari urusan administrasi. Agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik untuk pengguna, perpustakaan harus memberikan pelayanan yang memenuhi harapan penggunanya melalui disediakannya koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Dalam pemberian pelayanan, perpustakaan harus menyediakan manusia dengan kemampuan yang menjunjung tinggi profesionalitas agar dapat memberikan pelayanan yang berguna bagi pengguna.

(13)

Persepsi pengguna dalam menilai maupun memberi kesan berupa tanggapan merupakan pondasi dari keberadaan perpustakaan, karena nantinya dapat mempengaruhi kesan bagi perpustakaan tersebut melalui adanya citra positif ataupun citra negatif yang diberikan.

Dalam memberikan pelayanan kepada para penggunanya, perpustakaan umum tidak hanya harus menyediakan informasi secara cepat maupun tepat sesuai dengan kebutuhan penggunanya tetapi juga harus memberikan rasa aman dan nyaman di perpustakaan dengan tersedianya fasilitas yang harus dimiliki oleh perpustakaan agar dapat memberikan pelayanan secara maksimal sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh pengguna. Misalnya saja seperti ruang baca yang merupakan salah satu dari berbagai jenis fasilitas yang harus dimiliki oleh perpustakaan.

Selain itu, ruang baca dapat merupakan sebuah ruangan yang diperuntukkan bagi pengguna untuk membaca koleksi yang tersedia pada ruangan tersebut secara langsung, mengerjakan tugas yang membutuhkan referensi dari perpustakaan atau juga bisa digunakan untuk sekedar berinteraksi antar sesama pengguna maupun pustakawan. Dari fungsi yang dimiliki, maka ruang baca yang telah disediakan oleh perpustakaan tentunya akan sering digunakan oleh pengguna, sehingga harus diatur agar nyaman digunakan oleh pengguna dalam melaksanakan kegiatannya yang nantinya dapat memberikan kesan positif

(14)

maupun negatif setelah berkunjung ke perpustakaan. Oleh sebab itu, terdapat faktor penting yang harus diperhatikan dalam menciptakan suasana ruang baca yang nyaman dengan tersedianya intensitas pencahayaan yang cukup, ruang dengan pengudaraan yang baik, aksesibilitas, serta keamanan dan keselamatan dalam desain fasilitas kerja yang digunakan untuk mendukung kegiatan belajar bagi pengguna, agar pekerjaan dapat berlangsung dengan baik. Tujuannya, yaitu agar pustakawan yang menempati ruangan maupun pengguna dapat merasakan nyamannya ruangan yang nantinya diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja maupun produktivitas kerja. Misalnya saja seperti tingkat kenyamanan dalam bentuk fisik dan non fisik yang merupakan indikator dari berfungsinya suatu perpustakaan. Perabotan merupakan indikator berupa bentuk fisik yang menunjang fungsi perpustakaan. Sedangkan, pencahayaan maupun sirkulasi udara merupakan indikator non fisik.

Melalui penjelasan di atas, diketahui bahwa indikator fisik dan non fisik memiliki keterkaitan dalam kepuasaan pengguma.

Seperti halnya pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar, berdasarkan hasil observasi awal peneliti ditemukan bahwa ruang bacanya memiliki ukuran 20 meter x 35 meter dengan kondisi cukup memadai dengan tersedianya fasilitas berupa adanya beberapa meja dan kursi . Kendatipun begitu, terdapat hal-hal yang menurunkan minat pengunjung yang berdasar dari hasil wawancara awal dengan pustakawan dan pengguna kekurangan

(15)

dari ruang bacanya terletak pada hanya beberapa titik lampu yang menyala, sehingga memungkinkan ruang bacanya menjadi terlihat gelap pada saat hari mendung ataupun hujan. Hal ini bisa dilihat dari 7 titik lampu yang menyala tetapi menghasilkan cahaya yang sedikit dan 12 titik lampu yang tidak menyala dari total jumlah lampu sebanyak 19 buah sehingga pencahayaannya dirasa kurang nyaman untuk membaca dan melakukan aktivitas lainnya. Begitu juga dengan sirkulasi udara, yang hanya memanfaatkan 12 jendela dengan model yang tidak terbuka lebar dan 1 pintu yang terbuka, hal ini dirasa kurang nyaman apabila kondisi perpustakaan sedang ramai. Tidak adanya penyejuk udara atau kipas angin di Perpustakaaan tersebut semakin menambah rasa kurang nyaman bagi pengguna ketika siang hari dan padat pengunjung.

Sehingga, jika hal itu dibiarkan terus-menerus pengguna pun menjadi tidak betah untuk berlama-lama di perpustakaan karena adanya rasa kurang nyaman yang diberikan dari segi pencahayaan, suhu udara, aksesibilitas, serta keamanan dan keselamatan ketika berada di ruang baca yang nanti pada akhirnya dapat menurunkan citra dari perpustakaan tersebut karena tidak betahnya pengunjung untuk berlama-lama di perpustakaan dan karena perpustakaannya seolah-olah akan selalu kelihatan sepi.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Persepsi Pengguna Terhadap Kenyamanan Ruang Baca Pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar”, untuk dapat

(16)

mengetahui tingkat kepuasan pengguna berdasarkan suasana yang tercipta dalam ruang baca.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah dikemukakan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah persepsi pengguna terhadap kenyamanan ruang baca pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pengguna terhadap kenyamanan :

(1)pencahayaan (2) suhu udara (3) aksesibilitas

(4) keamanan dan keselamatan pada ruang baca di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar.

1.4 Manfaat Penelitan

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Praktis

Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada

(17)

1) Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar

dapat memberikan masukan informasi atau pertimbangan mengenai kenyamanan ruang baca melalui aspek keadaan lingkungan.

2) Pustakawan

dapat menjadi pedoman untuk memperbaiki pelayanan khususnya ruang baca.

3) Peneliti

dapat menambah wawasan dan pengetahuan terutama mengenai kenyamanan ruang baca bagi suatu perpustakaan.

2. Manfaat Teoritis

1) untuk memperkaya khasanah ilmu perpustakaan khususnya pada bidang kenyamanan ruang baca.

2) untuk peneliti selanjutnya sebagai rujukan dengan meneliti judul yang sesuai pembahasan ataupun metode lainnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini berkaitan dengan ruang baca dalam memenuhi kenyamanan pengguna yang meliputi aspek (1) pencahayaan, (2) suhu

(18)

udara, (3) aksesibilitas, serta (4) keamanan dan keselamatan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar.

(19)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai penafsiran dari objek ataupun sudut pandang melalui adanya pengalaman yang dialami oleh seseorang. Proses dalam menelaah informasi tentang sekitar melalui penggunaan panca indera juga dapat dikatakan sebagai persepsi.

Menurut Wiji Suwarno (2009:52) “Persepsi didefinisikan sebagai ransangan yang diterima dari interaksi antar peristiwa, gejala, dan objek sampai ransangan diterima kembali. Pendapat lain, menurut Walgito (2018:53) menjelaskan bahwa persepsi merupakan sebuah proses yang didahului oleh penginderaan dan kemudian diikuti oleh persepsi.

Hal ini juga sejalan dengan Nina dan Ida (2009) yang berpendapat bahwa persepsi diawali oleh penginderaan kemudian dinilai berdasarkan hal yang berkesan dari interaksi yang dilakukan.

Jalaludin Rakhmat (2011:50) mendefinisikan “persepsi merupakan sebuah kesimpulan dari informasi yang didapat melalui interaksi dengan hal yang ditemui seperti peristiwa maupun objek.

(20)

2.1.1 Pengelompokan Persepsi

Menurut Wiji Suwarno (2009:53) persepsi terbagi atas dua, yaitu persepsi benda dan persepsi sosial. Pada persepsi benda, objeknya merupakan sesuatu yang dapat kita rasakan secara langsung melalui penginderaan kita. Sedangkan, beberapa indikasi seperti emosi maupun sikap merupakan persepsi sosial.

2.1.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Berdasarkan pendapat Nina beserta Ida (2014) persepsi terdiri atas 2 faktor yaitu

a. Faktor Eksternal (Stimulus)

Sesuatu yang dapat mengarahkan perhatian kita melalui : 1. Intensitas/ukuran.

2. Kontras / sesuatu yang baru (Novelty) 3. Repetisi / frekuensi

4. Gerakan

b. Faktor Internal (Individu yang mempengaruhi Persepsi)

Sesuatu yang dapat mempengaruhi pribadi seseorang dalam mengambil persepsi melalui beberapa faktor seperti :

1. Kebutuhan 2. Minat 3. Set

(21)

Berdasarkan pendapat para pakar diatas yang dimaksud dengan persepsi merupakan sebuah ransangan yang kita terima dan terlebih dahulu dirasakan oleh seseorang melalui indera yang dimilikinya baik itu berupa melihat, mendengar, menghayati, maupun merasakan. Sehingga, pada akhirnya kita dapat menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan yang berawal dari penginderaan kita dengan cara membuat sebuah penilaian ataupun membangun kesan terhadap berbagai macam hal. Karena itulah, indikator pada persepsi didasarkan pada hal- hal yang dapat mengarahkan perhatian kita antara kepada kebutuhan ataupun minat kita terhadap sesuatu.

2.2 Ruang Baca

Merupakan sebuah aspek bermanfaat yang disediakan khusus dalam bentuk ruangan bagi pengguna agar bisa membaca melalui bahan pustaka yang tersedia di ruang perputakaan sehingga harus tersedia di perpustakaan agar memperlancar pelaksanaan fungsi perpustakaan dalam pelayanannya melalui adanya pengaruh besar yang dihasilkan nantinya dan juga dapat memberikan citra yang positif ataupun negatif bagi perpustakaan tersebut berdasarkan pendapat para penggunanya.

Menurut Sasmito (2011:38) “Ruang baca merupakan tempat dimana pengunjung menghabiskan waktunya untuk aktifitas membaca”. Menurut Dini (2015) Ruang baca merupakan ruang yang digunakan oleh pengguna untuk membaca bahan pustaka dan juga sebagai sarana perekaman informasi dari

(22)

berbagai sumber ilmu. Pendapat lain, menurut Darmanto (2019:94) menjelaskan bahwa ruang baca merupakan salah satu ruangan utama dalam perpustakaan yang diperuntukkan bagi para pengguna yang ingin membaca bahan- bahan pustaka yang ada di perpustakaan.

Tata ruang baca harus diatur sedemikian rupa dengan tujuan yaitu : a. Ruang baca dapat terasa nyaman bagi para pengguna.

b. Pengguna lebih mudah dalam mendapatkan bahan pustaka yang diinginkan.

c. Bahan pustaka dapat diawasi dengan baik.

d. Aktivitas pelayanan perpustakaan dapat berlangsung secara lancar dan tertib.

e. Sirkulasi udara serta masuknya sinar matahari dalam ruangan akan lebih berjalan dengan lancar.

f. Pengguna perpustakaan tidak ada yang merasa terganggu jika ada perpindahan tempat atau ketika sedang belajar.

Dari pendapat para pakar diatas ditarik kesimpulan bahwasanya pengguna dapat menghabiskan waktunya di sebuah ruangan baca untuk membaca bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan sekaligus sebagai sarana perekaman informasi dari berbagai sumber ilmu. Sehingga, tata ruang baca pun harus diatur sedemikian rupa agar nantinya ruang baca dapat terasa nyaman bagi para pengguna, pengguna lebih mudah dalam mendapatkan bahan pustaka yang

(23)

diinginkan, bahan pustaka dapat diawasi dengan baik, aktivitas pelayanan perpustakaan dapat berlangsung dengan lancar dan tertib, sirkulasi udara serta masuknya sinar matahari dalam ruangan akan lebih berjalan dengan lancar, dan pengguna perpustakaan tidak ada yang merasa terganggu jika ada perpindahan tempat atau ketika sedang belajar.

Selain itu, melalui adanya tata ruang baca yang telah diatur dengan sangat baik diharapkan mampu meningkatkan kunjungan orang yang datang ke perpustakaan yang nantinya juga semakin dapat meningkatkan citra dari perpustakaan.

2.3 Kenyamanan Pengguna

Kenyamanan merupakan suatu perasaan yang dirasakan berdasarkan persepsi masing-masing individu yang memiliki tingkatan. Kenyamanan pengguna merupakan syarat penting dari sebuah perpustakaan umum agar dapat dimanfaatkan dengan baik oleh penggunanya. Berikut ini aspek yang berkaitan dengan kenyamanan pengguna yaitu :

2.3.1 Pencahayaan

Menurut Atmodiwirjo dan Yatmo (2009:36), prinsip pencahayaan pada ruang perpustakaan umum terdiri atas :

a. Diperlukan adanya pencahayaan yang merata pada seluruh area ruang baca.

b. Diperlukan adanya pencahayaan secara alami agar mendapatkan cahaya yang memadai pada siang hari.

(24)

c. Cahaya matahari yang masuk dapat menyinari ruangan tanpa terhalang.

d. Diperlukan adanya pencahayaan buatan pada saat hari mendung atau hujan.

e. Diperlukan adanya pertimbangan untuk penataan koleksi dalam ruang perpustakaan bagi cahaya yang masuk.

f. Perlunya pengaturan pencahayaan bagi ruang perpustakaan supaya tidak terdapat silau yang mengganggu kenyamanan pengguna.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002, indikator pencahayaan terdiri atas :

a. Pencahayaan alam maupun buatan diusahakan agar tidak menimbulkan kesilauan.

b. Penempatan bola lampu harus menghasilkan pencahayaan yang optimal

c. Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik harus segera diganti.

Berdasarkan SNI 03-2396-2001 pencahayaan alami dapat dikatakan baik apabila :

a. Banyak cahaya yang masuk ke dalam ruangan pada jam 08.00 – 16.00 b. Cahaya tidak menimbulkan silau yang mengganggu ketika bersinar ke

dalam ruangan.

(25)

Selain itu, menurut SNI 03-6575-2001 tingkat penerangan minimum yang direkomendasikan pada perpustakaan yaitu sebesar 300 lux.

Berdasarkan kalimat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek penting yang berpengaruh pada lingkungan perpustakaan agar aman, nyaman dan bermanfaat bagi pengguna adalah dengan tersedianya pencahayaan. Kegiatan seperti membaca buku, majalah serta memanfaatkan koleksi lainnya dapat terbantu dengan adanya penerangan yang memadai. Indikator pencahayaan terdiri atas dua yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pada pencahayaan alami, misalnya dengan memanfaatkan adanya cahaya matahari yang masuk melalui bukaan jendela agar dapat menyinari ruangan pada siang hari. Sedangkan pada pencahayaan buatan, dapat berupa adanya penggunaan bola lampu untuk dapat menyinari ruangan pada saat hari mendung ataupun hujan.

2.3.2 Suhu Udara

Menurut Atmodiwirjo dan Yatmo (2009:36), prinsip suhu udara pada ruang perpustakaan umum terdiri atas :

a. Menerapkan adanya pengudaraan buatan untuk dapat mencapai kenyamanan suhu udara bagi pengguna.

b. Mengupayakan adanya pengudaraan alami melalui bukaan jendela atau lubang.

c. Mengupayakan tersedianya kipas angin, exhaust van, ataupun AC untuk dapat membantu pertukaran udara dalam ruangan.

(26)

d. Letak perabot agar tidak menghalangi udara juga perlu dipertimbangkan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002, indikator suhu udara terdiri atas :

a. Untuk ruangan kerja yang tidak ber AC memiliki lubang ventilasi minimal 15% dari luas lantai dengan menerapkan sistem ventilasi silang.

b. Ventilasi udara secara alami diperlukan, bahkan pada ruang yang menggunakan AC.

c. Memberikan saringan udara AC dengan standar pabrik.

Melalui penjabaran di atas diketahui bahwa pengudaraan yang baik pada perpustakaan semaksimal mungkin diusahakan agar nyaman bagi pengguna. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kondisi suhu udara yang baik suatu perpustakaan pun dapat memanfaatkan penggunaan pengudaraan alami dan pengudaraan buatan di ruang bacanya. Pengudaraan alami misalnya saja dengan memanfaatkan adanya bukaan jendela ataupun lubang ventilasi. Sedangkan pada pengudaraan buatan, dapat diterapkan misalnya dengan menggunakan kipas angin ataupun ac untuk dapat membantu pertukaran udara dalam ruangan.

2.3.3 Aksesibilitas

Menurut Atmodiwirjo dan Yatmo (2009:36), prinsip aksesibilitas pada ruang perpustakaan umum terdiri atas:

(27)

a. Perpustakaan harus memiliki ruang yang mudah dicapai oleh pengguna.

b. Perpustakaan harus memiliki koleksi yang mudah dicapai oleh anak- anak maupun dewasa.

c. Petunjuk- petunjuk pada ruang perpustakaan harus dapat dilihat dengan mudah oleh anak – anak maupun orang dewasa.

d. Tata letak perabot dalam perpustakaan tidak mempersulit gerak bagi pengguna perpustakaan.

2.3.4 Keamanan dan Keselamatan

Menurut Atmodiwirjo dan Yatmo (2009:36), prinsip keamanan dan keselamatan pada ruang perpustakaan umum terdiri atas :

a. Kegiatan di perpustakaan harus diawasi dengan baik oleh petugas perpustakaan.

b. Ruang perpustakaan dikunci dengan baik pada saat tidak dipergunakan.

c. Keluar masuknya pengunjung dan koleksi perpustakaan harus dapat diawasi oleh pertugas perpustakaan

d. Perabot yang ada di perpustakaan berada dalam keadaan baik dan tidak mudah menjatuhi pengguna.

e. Tempat masuk dan area tangga perpustakaan tidak mengakibatkan pengguna mudah jatuh ataupun tergelincir.

(28)

f. Diperlukan tersedianya jalur khusus ketika terjadinya bencana kebakaran.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002, indikator kemanan serta keselamatan terdiri atas :

a. Bangunan harus kuat, terpelihara, bersih, dan dapat mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan kecelakaan.

b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaaan rata dan tidak licin, serta pertemuan antara dinding dengan lantai berbentuk conus.

c. Dinding harus rata, bersih, berwarna terang, dan terbuat dari bahan yang kedap air.

d. Langit – langit harus kuat, bersih, berwarna terang, dan ketinggian minimal 3,0 m dari lantai.

e. Luas jendela, kisi-kisi atau dinding gelas kaca untuk masuknya cahaya minimal 1/6 kali luas lantai.

Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa kenyamanan ruang baca merupakan aspek-aspek yang berkaitan dengan kenyamanan pengguna ketika melakukan kegiatan di ruang baca yang berkaitan dengan lingkungan fisik pada perpustakaan tersebut dengan indikator yang meliputi pencahayaan, suhu udara, aksesibilitas, serta keamanan dan keselamatan. Aspek – aspek seperti itulah yang akan memberikan kenyamanan di lingkungan perpustakaan terutama pada ruang

(29)

baca tidak hanya bagi pustakawannya saja tetapi juga bagi pengguna perpustakaan tersebut. Sehingga, pengguna pun menjadi menjadi betah untuk berlama-lama di perpustakaan karena adanya rasa nyaman yang diberikan yang nantinya juga dapat meningkatkan citra positif bagi perpustakaan tersebut. Dengan begitu, dapat diketahui bahwa persepsi kenyamanan terhadap ruang baca merupakan suatu cara untuk menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan oleh seseorang melalui stimulus ataupun indra terhadap kenyamanan ruang baca sehingga dapat diketahui apakah suatu ruang baca tersebut sudah tergolong nyaman atau belum.

(30)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Pada penelitian deskriptif, penelitiannya pun bertujuan untuk dapat menggambarkan secara sistematis fakta, karakteristik dan juga populasi pada bidang tertentu secara factual dan juga cermat ( Jalaluddin Rahmat, 2012)

Metode pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang terdiri atas kumpulan angka - angka dalam teknik pengumpulan data untuk mennggambarkan masalah - masalah yang terjadi di perpustakaan dalam ergonomi lingkungannya dengan menggunakan persentase sebagai tolak ukur nilai yang diperoleh pada tingkat kenyamanan bagi pengguna maupun pustakawannya.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar yang beralamat di Jalan Merdeka No.3 Proklamasi Kota Pematang Siantar. Alasan memilih lokasi penelitian di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar, karena di lokasi tersebut terdapat permasalahan tentang tidak nyamannya ruang baca.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

(31)

Populasi merupakan objek atau sumber yang digunakan dalam suatu penelitian. Menurut Surjaweni dan Endrayanto (2012:13) mengatakan "populasi adalah wilayah umum yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan".

Oleh karena itu, seluruh anggota aktif perpustakaan pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematang Siantar yang berjumlah 3355 orang yang menjadi populasi dalam penelitian ini berdasarkan penjelasan di atas.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2011:81), sampel merupakan bagian yang dimiliki oleh populasi yang terdiri atas jumlah dan karakteristik. Oleh karena itu, sampel pun merupakan sebagian dari jumlah populasi untuk diteliti karakteristiknya sehingga jumlahnya nanti dapat.. mewakili.. keseluruhan.. dari.. populasi.

Mengingat jumlah populasi begitu besar, serta adanya keterbatasan dalam waktu penelitian ini, maka peneliti membatasi jumlah populasi dengan menggunakan rumus Slovin untuk dapat dijadikan sampel. nya dimana:

n = Dimana :

n =ukuran sampel N = ukuran populasi

(32)

d2 = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (10%)

Maka yang akan menjadi sampel yaitu : n =

n =

n = 97

Jadi sampel yang akan diambil yaitu berjumlah 97 orang.

Melalui rumus Slovin, ditemukan bahwa besarnya jumlah sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 97 orang. Teknik penentuan sampelnya yaitu dengan menggunakan Accidental Sampling, dimana sampel yang diambil melalui secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti di perpustakaan jika orang yang kebetulan ditemui itu dianggap cocok sebagai sumber data sehingga nantinya dapat digunakan sebagai sampel,.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data dan sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data Primer

yaitu data yang diperoleh langsung dari jawaban responden melalui pengisian angket.

2. Data Sekunder

(33)

yaitu data yang mendukung data primer yang berhubungan masalah penelitian ini yang bersumber dari buku, jurnal online, dan dokumen - dokumen lainnya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Angket

Angket merupakan daftar pernyataan dalam mendapatkan data yang objektif melalui disusun secara sistematis, kemudian disebarkan untuk dapat diisi oleh responden dimana responden yang dimaksud yaitu pengguna perpustakaan pada Dinas Kerasipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar.

2. Study Kepustakaan

Study kepustakaan merupakan cara yang dilakukan dalam memperoleh data sekunder yang berasal dari bahan pustaka yang memuat teori tentang persepsi, ruang baca, dan kenyamanan pengguna.

3.6 Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan angket pada instrumen penelitian ini untuk dapat mengukur tingkat kenyamanan ruang baca menurut persepsi pemustaka.yang disusun dalam bentuk pernyataan (multiple choice).

(34)

Tabel 3.1 Kisi – kisi Angket Kenyamanan Pengguna

Variabel Indikator No. Item

kuesioner

Jumlah

Kenyamanan Pengguna

1. Pencahayaan 1,2,3,4,5,6,7 7

2. Suhu udara 8,9,10,11 4

3. Aksesibilitas 12,13,14,15 4 4. Keamanan dan

Keselamatan

16,17,18,19,20 5

Jumlah 20

3.7Teknik Analisis Data

Pada teknik analisis data, dilakukan dengan cara menggunakan metode deskriptif melalui mengumpulkan data dari kuesioner yang telah disebarkan kemudian data yang diperoleh pun ditabulasi dengan cara menyusunnya ke dalam teks untuk kemudian dihitung persentasenya agar dapat dianalisis dan diinterpretasikan.

3.7.1 Teknik Pengolahan Data

Pada teknik pengolahan data, peneliti melakukan cara- cara sebagai berikut untuk dapat mengelola datanya yang diterima dari responden yaitu :

1. Menghitung pilihan jawaban responden dari setiap pernyataan.

2. Menggabungkan ataupun melakukan persentase dari setiap jawaban responden dengan menggunakan rumus persentase menurut Arikunto (2000, 349) dimana :

(35)

P = x 100%

Keterangan : P = Persentase

f = Jumlah jawaban yang diperoleh n = Sampel (jumlah responden)

3. Membuat kesimpulan dari hasil analisis berdasarkan analisis dan persentase tertinggi yang telah dilakukan sebelumnya .

3.7.2 Penyajian Data

Dalam menyajikan data yang diperoleh dari jawaban responden, peneliti menyajikannya ke dalam bentuk tabel untuk dapat melihat hasil persentase jawaban responden pada setiap indikator angket sehingga nantinya dapat diketahui bagaimana tanggapan responden terhadap setiap indikator angket dan berapa hasil persentase yang didapat sebelum di interpretasikan.

3.7.3 Interpretasi Data

Dalam menginterpretasikan persentasi data yang didapat dari tabulasi data, peneliti menggunakan metode Arikunto (2005 : 57) sebagai acuan interpretasinya dimana interpretasi yang dikemukakan yaitu :

1. 1-25 % : Sebagian kecil 2. 26-49 % : Hampir setengah 3. 50% : Setengah

4. 51-75% : Sebagian besar

(36)

5. 76-99% : Pada umumnya 6. 100% : Seluruhnya

(37)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti melakukannya dengan cara menyebarkan angket yang ditujukan bagi pengguna Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar sebanyak 97 orang responden sehingga nantinya dapat mengetahui bagaimana kenyamanan pengguna terhadap ruang baca.

4.2 Analisis Deskriptif

Pada analisis deskriptif, didasarkan melalui indikator – indikator yang diukur antara lain (1) Pencahayaan, (2) Suhu udara, (3) Aksesibilitas, (4) Keamanan dan keselamatan.

4.2.1 Pencahayaan

Indikator pencahayaan terdiri atas 7 item pernyataan yaitu :

Tabel 4.1 Pencahayaan merata pada seluruh area ruang baca

No Pernyataan Pilihan Jawaban %

1 Pencahayaan yang merata pada seluruh area ruang baca

Sangat Setuju 21 22

Setuju 37 38

Kurang Setuju 38 39 Tidak setuju 1 1 Jumlah 97 100

(38)

Melalui Tabel 4.1 diketahui bahwa 21 (22 % ) responden menyatakan sangat setuju terhadap pencahayaan yang merata pada seluruh area ruang baca, 37 (38%) menyatakan setuju, 38 (39%) menyatakan kurang setuju, sedangkan sebanyak 1 orang (1%) menyatakan tidak setuju.

Sehubungan dengan data di atas, rata-rata..responden..menyatakan bahwa pencahayaan yang terdapat pada seluruh area ruang baca tidak merata. Sangat disayangkan pencahayaan yang terdapat pada ruang bacanya masih tergolong tidak merata, padahal pencahayaan adalah salah satu faktor penting bagi kenyamanan pengguna di perpustakaan terutama pada area ruang baca.

Tabel 4.2 Cahaya matahari memadai memberikan penerangan pada siang hari

No Pernyataan Pilihan Jawaban %

2 Cahaya matahari memadai untuk memberikan penerangan pada siang hari

Sangat Setuju 18 19

Setuju 64 66

Kurang Setuju 9 9 Tidak setuju 6 6 Jumlah 97 100

Melalui Tabel 4.2 diketahui bahwa 18 (19%) responden menyatakan sangat setuju terhadap cahaya matahari memadai memberikan penerangan pada siang hari, 64 (66%) menyatakan setuju, 9 (9%) menyatakan kurang setuju, sedangkan sebanyak 6 orang (6%) menyatakan tidak setuju.

(39)

Sehubungan dengan data di atas, rata-rata responden menyatakan bahwa cahaya matahari memadai untuk dapat memberikan penerangan pada siang hari, sehingga pengguna pun merasa puas ketika membaca pada ruang baca diperpustakannya.

Tabel 4.3 Cahaya matahari menyinari ruangan tanpa terhalang

No Pernyataan Pilihan Jawaban %

3 Cahaya matahari dapat menyinari ruangan tanpa terhalang

Sangat Setuju 12 12

Setuju 56 58

Kurang Setuju 22 23 Tidak setuju 7 7 Jumlah 97 100

Melalui Tabel 4.3 diketahui bahwa 12 (12%) responden menyatakan sangat setuju terhadap cahaya matahari yang masuk dapat menyinari ruangan tanpa terhalang, 56 (58 %) menyatakan setuju, 22 (23 %) menyatakan kurang setuju, sedangkan sebanyak 7 orang (7%) menyatakan tidak setuju.

Sehubungan dengan data di atas, rata-rata responden menyatakan bahwa cahaya matahari yang masuk dapat menyinari ruangan tanpa terhalang yang membuat pengguna menjadi merasa tidak terganggu ketika membaca di ruang bacanya

Tabel 4.4 Penggunaan lampu listrik saat mendung sudah memadai

No Pernyataan Pilihan Jawaban %

4 Penggunaan lampu listrik pada Sangat Setuju 13 14

(40)

saat mendung sudah memadai Setuju 40 41 Kurang Setuju 41 42 Tidak setuju 3 3 Jumlah 97 100

Melalui Tabel 4.4 diketahui bahwa 13 (14%) responden menyatakan sangat setuju terhadap penggunaan lampu listrik pada saat mendung sudah memadai, 40 (41%) menyatakan setuju, 41 (42%) menyatakan kurang setuju, sedangkan sebanyak 3 orang (3%) menyatakan tidak setuju.

Sehubungan dengan data di atas, rata-rata responden menyatakan bahwa penggunaan lampu listrik pada saat mendung belum memadai, sehingga membuat pengguna menjadi merasa kegelapan ketika membaca pada ruang baca di perpustakannya.

Tabel 4.5 Pencahayaan yang dihasilkan secara alami maupun buatan tidak menimbulkan kesilauan

No Pernyataan Pilihan Jawaban %

5 Pencahayaan yang dihasilkan baik secara alami (cahaya matahari) maupun buatan (lampu) tidak menimbulkan kesilauan

Sangat Setuju 26 27

Setuju 59 61

Kurang Setuju 11 11 Tidak setuju 1 1 Jumlah 97 100

Melalui Tabel 4.5 diketahui bahwa 26 (27%) responden menyatakan

(41)

buatan tidak menimbulkan kesilauan, 59 (61%) menyatakan setuju, 11 ( 11%) menyatakan kurang setuju, sedangkan sebanyak 1 orang (1%) menyatakan tidak setuju.

Sehubungan dengan data di atas, rata-rata responden menyatakan bahwa pencahayaan yang dihasilkan baik secara alami maupun buatan tidak menimbulkan kesilauan yang membuat pengguna menjadi merasa tidak terganggu dengan adanya cahaya menyilaukan yang tidak menyenangkan (discomfort glare) dan juga silau yang mengganggu (disability glare).

Tabel 4.6 Penempatan bola lampu sudah dapat menghasilkan pencahayaan yang optimal

No Pernyataan Pilihan Jawaban %

6 Penempatan bola lampunya sudah baik, sehingga dapat menghasilkan pencahayaan yang optimal

Sangat Setuju 23 24

Setuju 65 67

Kurang Setuju 9 9 Tidak setuju 0 0

Jumlah 97 100

Melalui Tabel 4.6 diketahui bahwa 23 (24%) responden menyatakan sangat setuju terhadap penempatan bola lampu sudah dapat menghasilkan pencahayaan yang optimal, 65 (67%) menyatakan setuju, sedangkan sebanyak 9 orang (9%) menyatakan kurang setuju.

(42)

Sehubungan dengan data di atas, rata-rata responden menyatakan bahwa penempatan bola lampu nya sudah dapat menghasilkan pencahayaan yang optimal yang dapat membuat pengguna merasakan nyaman ketika membaca pada ruang baca di perpustakannya.

Tabel 4.7 Terdapat cukup banyaknya cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan padajam 08.00 sampai dengan jam 16.00

No Pernyataan Pilihan Jawaban %

7 Terdapat cukup banyaknya cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan padajam 08.00 sampai dengan jam 16.00

Sangat Setuju 21 22

Setuju 58 60

Kurang Setuju 17 17 Tidak setuju 1 1

Jumlah 97 100

Melalui Tabel 4.7 diketahui bahwa 21 (22%) responden menyatakan sangat setuju terhadap cukupnya cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan pada jam 08.00 -jam 16.00, 58 (60%) menyatakan setuju, 17 (17%) menyatakan kurang setuju, sedangkan sebanyak 1 orang (1%) menyatakan tidak setuju.

Sehubungan dengan data di atas, rata-rata responden menyatakan bahwa cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan pada jam 08.00 - jam 16.00 sudah cukup, sehingga pengguna merasa terbantu untuk dapat membaca pada ruang baca di perpustakaannya pada saat lampu sedang mati.

4.3.2 Suhu Udara

Indikator suhu udara terdiri atas 4 item pernyataan yaitu :

Tabel 4.8 Suhu atau udara di dalam ruangan sudah membuat nyaman

(43)

No Pernyataan Pilihan Jawaban % 8 Suhu atau udara di dalam ruangan

sudah membuat nyaman

Sangat Setuju 25 26

Setuju 43 44

Kurang Setuju 29 30 Tidak setuju 0 0 Jumlah 97 100

Melalui Tabel 4.8 diketahui bahwa 25 (26%) responden menyatakan sangat setuju terhadap suhu atau udara di dalam ruangan sudah membuat nyaman, 43 (44%) menyatakan setuju, sedangkan sebanyak 29 orang (30%) menyatakan kurang setuju.

Sehubungan dengan data di atas, rata-rata responden menyatakan bahwa sudah terciptanya suhu ataupun udara yang nyaman di dalam ruangan yang dapat membuat pengguna merasa nyaman untuk berlama-lama berada pada ruang baca di perpustakaannya.

Tabel 4.9 Diperlukan adanya penambahan kipas angin atau exhaust van pada ruang baca

No Pernyataan Pilihan Jawaban %

9 Diperlukan adanya penambahan kipas angin atau exhaust van pada ruang baca

Sangat Setuju 32 33

Setuju 49 51

Kurang Setuju 11 11 Tidak setuju 5 5 Jumlah 97 100

(44)

Melalui Tabel 4.9 diketahui bahwa 32 (33%) responden menyatakan sangat setuju terhadap adanya penambahan kipas angin atau exhaust van pada ruang baca, 49 (51%) menyatakan setuju, 11 (11%) menyatakan kurang setuju, sedangkan sebanyak 5 orang (5%) menyatakan tidak setuju.

Sehubungan dengan data di atas, rata-rata responden menyatakan bahwa diperlukan adanya penambahan kipas angin atau exhaust van pada ruang baca, sehingga pengguna dibuat semakin merasa nyaman ketika membaca pada ruang bacanya.

Tabel 4.10 Penempatan perabotmenghalangi aliran angin dalam ruangan yang menyebabkan menjadi lebih panas atau pengap

No Pernyataan Pilihan Jawaban %

10 Penempatan perabotmenghalangi aliran angin dalam ruangan yang menyebabkan menjadi lebih panas atau pengap

Sangat Setuju 4 4

Setuju 32 33

Kurang Setuju 49 51 Tidak setuju 12 12

Jumlah 97 100

Melalui Tabel 4.10 diketahui bahwa 4 (4%) responden menyatakan sangat setuju terhadap penempatan perabot menghalangi aliran angin dalam ruangan yang menyebabkan menjadi lebih panas atau pengap, 32 (33%) menyatakan setuju, 49 (51%) menyatakan kurang setuju, sedangkan sebanyak 12 orang (12%) menyatakan tidak setuju.

(45)

Sehubungan dengan data di atas, rata-rata responden menyatakan bahwa penempatan perabot tidak menghalangi aliran angin dalam ruangan yang menyebabkan menjadi lebih panas atau pengap ketika sedang membaca di ruang bacanya.

Tabel 4.11 Sirkulasi udaranya kurang baik, sehingga membuat ruang baca menjadi lebih panas atau pengap

No Pernyataan Pilihan Jawaban %

11 Sirkulasi udaranya kurang baik, sehingga membuat ruang baca menjadi lebih panas atau pengap

Sangat Setuju 8 8

Setuju 28 29

Kurang Setuju 44 45 Tidak setuju 17 18 Jumlah 97 100 Melalui Tabel 4.11 diketahui bahwa 8 (8%) responden menyatakan sangat setuju terhadap sirkulasi udaranya kurang baik sehingga membuat ruang baca menjadi lebih panas atau pengap, 28 (29%) menyatakan setuju, 44 (45%) menyatakan kurang setuju, sedangkan sebanyak 17 orang (18%) menyatakan tidak setuju.

Sehubungan dengan data di atas, rata-rata responden menyatakan bahwa kurang setuju sirkulasi udaranya kurang baik yang dapat membuat ruang bacanya menjadi lebih panas atau pengap.

4.3.3 Aksesibilitas

Indikator aksesibilitas terdiri atas 4 item pernyataan yaitu :

Tabel 4.12 Ruang perpustakaan dapat dicapai dengan mudah oleh pengguna

No Pernyataan Pilihan Jawaban %

12 Ruang perpustakaan dapat dicapai Sangat Setuju 26 27

(46)

dengan mudah oleh pengguna Setuju 65 66 Kurang Setuju 7 7

Tidak setuju 0 0 Jumlah 97 100

Melalui Tabel 4.12 diketahui bahwa 26 (27%) responden menyatakan sangat setuju terhadap ruang perpustakaan dapat dicapai dengan mudah oleh pengguna, 65 (66%) menyatakan setuju, sedangkan sebanyak 7 orang (7%) menyatakan kurang setuju.

Sehubungan dengan data di atas, rata-rata pengguna menyatakan sudah setuju bahwa ruang perpustakaan sudah dapat dicapai dengan mudah.

Tabel 4.13 Rak penyimpanan koleksinya mudah untuk dicapai

No Pernyataan Pilihan Jawaban %

13 Rak penyimpanan koleksinya mudah untuk dicapai

Sangat Setuju 21 22

Setuju 61 63

Kurang Setuju 15 15 Tidak setuju 0 0 Jumlah 97 100

Melalui Tabel 4.13 diketahui bahwa 21 (22%) responden menyatakan sangat setuju terhadap ruang perpustakaan dapat dicapai dengan mudah oleh pengguna, 61 (63%) menyatakan setuju, sedangkan sebanyak 15 orang (15%) menyatakan kurang setuju.

Sehubungan dengan data di atas, rata-rata pengguna menyatakan sudah setuju bahwa rak penyimpanan koleksinya sudah dapat dicapai dengan mudah

(47)

oleh pengguna sehingga pengguna nantinya tidak akan kesulitan untuk dapat mengambil bahan pustaka yang dia dibutuhkan .

Tabel 4.14 Petunjuk- petunjuk dalam ruang perpustakaan dapat dilihat dengan mudah oleh pengguna

No Pernyataan Pilihan Jawaban %

14 Petunjuk- petunjuk yang terdapat dalam ruang perpustakaan dapat dilihat dengan mudah oleh pengguna

Sangat Setuju 19 20

Setuju 61 63

Kurang Setuju 17 17 Tidak setuju 0 0

Jumlah 97 100

Melalui Tabel 4.14 diketahui bahwa 19 (20%) responden menyatakan sangat setuju terhadap petunjuk- petunjuk dalam ruang perpustakaan dapat dilihat dengan mudah oleh pengguna, 61 (63%) menyatakan setuju, sedangkan sebanyak 7 orang (17%) menyatakan kurang setuju.

Sehubungan dengan data di atas, rata-rata pengguna menyatakan sudah setuju bahwa petunjuk-petunjuk dalam ruang perpustakaan sudah dapat dilihat dengan mudah..

Tabel 4.15 Tata letak perabot (meja dan kursi) mempersulit gerak bagi pengguna

No Pernyataan Pilihan Jawaban %

15 Tata letak perabot (meja dan kursi) mempersulit gerak bagi pengguna

Sangat Setuju 8 9

Setuju 19 20

Kurang Setuju 34 36

(48)

Tidak setuju 33 35 Jumlah 97 100

Melalui Tabel 4.15 diketahui bahwa 8 (9%) responden menyatakan sangat setuju terhadap tata letak perabot (meja dan kursi) mempersulit gerak bagi pengguna, 19 (20%) menyatakan setuju, 34 (36%) menyatakan kurang setuju, sedangkan sebanyak 33 orang (35%) menyatakan tidak setuju.

Sehubungan dengan data di atas, rata-rata responden menyatakan bahwa tata letak perabotnya (meja dan kursi) tidak mempersulit gerak bagi pengguna ketika berada pada ruang bacanya.

4.3.4 Keamanan dan Keselamatan

Indikator keamanan dan keselamatan terdiri atas 5 item pernyataan yaitu : Tabel 4.16 Kegiatan di ruang baca diawasi dengan baik oleh kamera CCTV

untuk keamanan pengguna perpustakaan

No Pernyataan Pilihan Jawaban %

16 Kegiatan di ruang baca diawasi dengan baik oleh kamera CCTV untuk keamanan pengguna perpustakaan

Sangat Setuju 35 36

Setuju 57 59

Kurang Setuju 4 4 Tidak setuju 1 1

Jumlah 97 100

Melalui Tabel 4.16 diketahui bahwa 35 (36%) responden menyatakan sangat setuju terhadap kegiatan di ruang baca diawasi dengan baik oleh kamera CCTV untuk keamanan pengguna perpustakaan, 57 (59%) menyatakan setuju, 4

(49)

(4%) menyatakan kurang setuju, sedangkan sebanyak 1 orang (1%) menyatakan tidak setuju.

Sehubungan dengan data di atas, rata-rata responden menyatakan bahwa sudah setuju kegiatan di ruang baca diawasi dengan baik oleh kamera CCTV untuk keamanan pengguna perpustakaan, agar nantinya dapat mencegah timbulnya hal – hal yang tidak diinginkan ketika sedang berada di ruang baca.

Tabel 4.17 Penempatan perabot berada dalam keadaan baik, kokoh dan tidak mudah menjatuhi pengguna

No Pernyataan Pilihan Jawaban %

17 Penempatan perabot berada dalam keadaan baik, kokoh dan tidak mudah menjatuhi pengguna

Sangat Setuju 28 29

Setuju 63 65

Kurang Setuju 6 6 Tidak setuju 0 0 Jumlah 97 100

Melalui Tabel 4.17 diketahui bahwa 28 (29%) responden menyatakan

sangat setuju terhadap penempatan perabot

berada..dalam..keadaan..baik,..kokoh..dan...tidak..mudah.. menjatuhi..pengguna, 63 (65%) menyatakan setuju, sedangkan sebanyak 6 orang (6%) menyatakan kurang setuju.

Sehubungan dengan data di atas, rata-rata pengguna menyatakan bahwa sudah setuju penempatan perabot berada.. dalam.. keadaan.. baik,.. kokoh.. dan..

tidak..mudah.. menjatuhi.. pengguna.

Tabel 4.18 Perabotnya (kursi dan meja) nyaman digunakan karena tidak terdapat sudut –sudut tajam

No Pernyataan Pilihan Jawaban %

(50)

18 Perabotnya (kursi dan meja) nyaman digunakan karena tidak terdapat sudut –sudut tajam

Sangat Setuju 30 31

Setuju 60 62

Kurang Setuju 6 6 Tidak setuju 1 1 Jumlah 97 100

Melalui Tabel 4.18 diketahui bahwa 30 (31%) responden menyatakan sangat setuju terhadap perabotnya (kursi dan meja) nyaman digunakan karena tidak terdapat sudut –sudut tajam, 60 (62%) menyatakan setuju, 6 (6%) menyatakan kurang setuju, sedangkan sebanyak 1 orang (1%) menyatakan tidak setuju.

Sehubungan dengan data di atas, rata-rata pengguna menyatakan sudah setuju bahwa perabotnya (kursi dan meja) nyaman digunakan karena tidak terdapat sudut –sudut tajam, sehingga dapat membuat pengguna merasa aman dan nyaman pada saat menggunakan perabotnya.

Tabel 4.19 Tempat masuk dan area tangga perpustakaantidak licin dan tidak terdapat perbedaan ketinggian lantai yang tidak wajar sehingga

mengakibatkan pengguna mudah jatuh atau tergelincir

No Pernyataan Pilihan Jawaban %

19 Tempat masuk dan area tangga perpustakaantidak licin dan tidak terdapat perbedaan ketinggian lantai yang tidak wajar sehingga mengakibatkan pengguna mudah jatuh atau tergelincir

Sangat Setuju 19 20

Setuju 57 59

Kurang Setuju 11 12 Tidak setuju 9 9

(51)

Jumlah 97 100 Melalui Tabel 4.19 diketahui bahwa 19 (20%) responden menyatakan sangat setuju terhadap tempat masuk dan area tangga perpustakaan tidak mengakibatkan pengguna mudah jatuh ataupun tergelincir , 57 (59%) menyatakan setuju, 11 (12%) menyatakan kurang setuju, sedangkan sebanyak 9 orang (9%) menyatakan tidak setuju.

Sehubungan dengan data di atas, rata-rata pengguna menyatakan sudah setuju bahwa tempat masuk dan area tangga perpustakaan tidak mengakibatkan pengguna mudah jatuh ataupun tergelincir yang dapat membuat pengguna mengalami cedera nantinya.

Tabel 4.20 Penempatan perabot mempermudah akses penyelamatan jika sewaktu – waktu.terjadi kebakaran

No Pernyataan Pilihan Jawaban %

20 Penempatan perabot

mempermudah akses

penyelamatan jika sewaktu – waktu.terjadi kebakaran

Sangat Setuju 21 22

Setuju 59 61

Kurang Setuju 13 13 Tidak setuju 4 4 Jumlah 97 100

Melalui Tabel 4.20 diketahui bahwa 21 (22%) responden menyatakan sangat setuju terhadap penempatan perabot mempermudah akses penyelamatan jika sewaktu – waktu.terjadi kebakaran, 59 (61%) menyatakan setuju, 13 (13%) menyatakan kurang setuju, sedangkan sebanyak 4 orang (4%) menyatakan tidak setuju.

Sehubungan dengan data di atas, rata-rata responden menyatakan sudah setuju bahwa penempatan perabot mempermudah akses penyelamatan jika sewaktu – waktu.terjadi kebakaran.

(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab IV sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ini :

1. Pencahayaan

Pada pencahayaan, untuk cahaya matahari sudah memadai dalam memberikan penerangan pada siang hari, dapat menyinari ruangan tanpa terhalang, dan juga terdapat cukup banyaknya cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan pada jam 08.00 sampai dengan jam 16.00.

Selain itu, penempatan bola lampunya pun sudah baik sehingga dapat menghasilkan pencahayaan yang optimal dan pencahayaan yang dihasilkan baik secara alami (cahaya matahari) maupun buatan (lampu) tidak menimbulkan kesilauan.

Namun, meskipun penempatan bola lampu nya sudah baik tetap tidak akan menghasilkan pencahayaan yang optimal jika pencahayaan yang dihasilkan tidak merata pada seluruh area ruang bacanya dan menyebabkan penggunaan lampu listrik pada saat mendung pun tidak dapat memadai.

(53)

Oleh karena itu, pencahayaan yang dihasilkan oleh bola lampunya pun harus dibuat merata sehingga dapat memadai dalam memberikan penerangan pada saat mendung.

Dengan begitu, pengguna pun tidak merasa kegelapan pada saat membaca di ruang bacanya karena tidak meratanya cahaya yang dihasilkan di area ruang bacanya pada saat mendung.

2. Suhu Udara

Pada suhu udara, sudah dapat membuat nyaman di dalam ruangan. Selain itu, penempatan perabot dan sirkulasi udaranya pun sudah baik sehingga tidak membuat ruang baca menjadi lebih panas ataupun pengap.

Namun demikian, masih diperlukan adanya penambahan kipas angin ataupun exhaust van pada ruang bacanya. Karena, tidak bisanya hanya mengandalkan penempatan perabot dan sirkulasi udara yang baik ketika siang hari dan padat pengunjung yang justru membuat pengguna merasa tidak nyaman karena ruang bacanya menjadi terasa panas ataupun pengap yang disebabkan oleh faktor ketika banyaknya pengunjung yang datang ke perpustakaan apalagi pada saat siang hari.

3. Aksesibilitas

(54)

Pada aksesibilitas, ruang perpustakaannya sudah dapat dicapai dengan mudah oleh pengguna. Selain itu, rak penyimpanan koleksinya pun mudah untuk dicapai dan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam ruang perpustakaan dapat dilihat dengan mudah oleh pengguna.

Selain itu juga, tata letak perabot (meja dan kursi) nya pun memang tidak mempersulit gerak bagi pengguna. Namun, tata letak perabot (meja dan kursinya) diusahakan agar tidak terlalu rapat antara baris satu dengan baris yang lainnya yang nantinya dapat mempersulit pengguna untuk antisipasi pada saat padat pengunjung untuk mencari jalan keluar jika terjadinya keadaan yang mendesak.

4. Keamanan dan Keselamatan

Pada keamanan dan keselamatan, kegiatan di ruang bacanya sudah dapat diawasi dengan baik oleh kamera CCTV untuk keamanan pengguna perpustakaan.

Penempatan perabotnya (kursi dan meja) pun sudah nyaman digunakan karena tidak terdapatnya sudut-sudut tajam.

Untuk tempat masuk dan area tangga perpustakaan pun sudah baik karena tidak licin dan tidak terdapatnya perbedaan ketinggian lantai yang tidak

(55)

wajar yang dapat mengakibatkan pengguna mudah jatuh ataupun tergelincir.

Selain itu, penempatan perabotnya pun sudah berada dalam keadaan baik, kokoh dan tidak mudah menjatuhi pengguna serta mempermudah akses penyelamatan jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran. Namun demikian, diperlukan juga untuk tidak hanya memperhatikan penempatan perabot rak buku nya saja tetapi juga perlunya untuk memperhatikan penempatan perabot (meja dan kursi) nya dalam mempermudahnya akses penyelamatan jika sewaktu-waktu terjadinya kebakaran.

5.2 Saran

Dari kesimpulan di atas, saran yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Diperlukan adanya pencahayaan yang merata pada seluruh area ruang

bacanya, dengan misalnya membuat semua titik lampunya menyala dan jangan sampai ada yang tidak menyala. Sehingga, pengguna tidak merasa kegelapan ketika membaca di ruang bacanya pada saat hari sedang mendung.

2. Diperlukan adanya penambahan kipas angin atau exhaust van untuk dapat memberikan rasa yang lebih nyaman kepada pengguna, sehingga mereka tidak merasa kepanasan atau pengap pada saat siang hari ataupun padat pengunjung ketika berada di ruang baca nya.

(56)

3. Perlunya bagi pengelola tbm untuk memperhatikan keberadaan tata letak perabot (meja dan kursi) dan diusahakan agar tidak terlalu rapat antara baris satu dengan baris yang lainnya yang nantinya dapat mempersulit pengguna untuk antisipasi pada saat padat pengunjung untuk mencari jalan keluar jika terjadinya keadaan yang mendesak.

4. Perlunya bagi pengelola tbm untuk tidak hanya memperhatikan penempatan perabot rak buku nya saja tetapi juga perlunya untuk memperhatikan penempatan perabot (meja dan kursi) dalam mempermudah akses penyelamatan jika sewaktu-waktu terjadinya kebakaran.

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2000. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV. Jakarta:Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi.2005. Manajemen Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta

Badan Standardisasi Nasional. Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami pada Bangunan Gedung.SNI 03-2396-2001

Badan Standardisasi Nasional. Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan pada Bangunan Gedung.SNI 03-6575-2001

Bungin, Burhan.2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif: komunikasi, ekonomi dan kebijakan publik serta ilmu – ilmu sosial lainnya.

Jakarta:Kencana Prenada Media Group

Darmanto, Priyono. 2019.Manajemen Perpustakaan. Jakarta : Bumi Aksara Dini, 2014. Studi Kelayakan Mengenai Ruang Baca Fakultas Ekonomi

Universitas Jember. (Laporan Penelitian). Jember:Universitas Jember Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/

SK/XI/2002. (2002). Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, Kementrian Kesehatan RI,Jakarta.

Kurniawati, Trisna.2018.”Pengaruh Ketersediaan Ruang Baca Terhadap Pemanfaatan Koleksi di Perpustakaan Pusat Dokumentai Dan Informasi Aceh (PDIA)”. Banda Aceh: Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.

<https://repository.arraniry.ac.id/id/eprint/8130/1/Trisna%20Kurniawa ti%20%281%29.pdf>

(58)

Nina; Ida(2014) Psikologi Perpustakaan. Universitas Terbuka, Jakarta.

Muhriani.2016. Fungsi Ruang Baca Di Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara.

<http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/article/download/1631 /1184>

Paramita Atmodiwirjo ; Yandi Andri Yatmo, Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan Umum, Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2009

Rakhmat, Jalaluddin.2012. Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Rakhmat, Jalaluddin.2011. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Saputra, Cahyo Agung.2018. Persepsi Mahasiswa Terhadap Kenyamanan Ruang

Perpustakaan Universitas Negeri

Padang.<http://103.216.87.80/index.php/cived/article/download/1024 91/101000>

Sasmito, Eko.2009. “Tanggapan Pengguna Terhadap Desain Interior Ruang Baca Umum Perpustakaan Daerah Kabupaten Bantul Yogyakarta”.

Yogyakarta: Fakultas Adab Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

<http://digilib.uin-suka.ac.id/3381/1/BAB%20I%2C%20V.pdf>

Sugiono.2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.

Bandung:Alfabeta

Sugiono.2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta

Suwarno, Wiji.2009. Psikologi Perpustakaan. Cet I.Jakarta:Sagung Seto

(59)

Undang – Undang Perpustakaan Nomor 43 Tahun 2007

Walgito, Bimo.2018. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta:ANDI

Yudiansyah, Choeroh.2013.”Analisis Kenyamanan Ruang Perpustakaan Universitas Negeri Semarang Berdasarkan Persepsi Mahasiswa (Studi Kasus:Ruang Baca Koleksi Skripsi Perpustakaan Universitas Negeri Semarang”. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

<https://lib.unnes.ac.id/19103/1/5101407012.pdf>

(60)

LAMPIRAN 1.

ANGKET PENELITIAN

Dengan segala kerendahan hati, saya mohon bantuan Bapak/Ibu/Sdr/I untuk mengisi kuesioner ini dengan sejujurnya, untuk keperluan penelitian saya mengenai : Persepsi Pengguna Terhadap Kenyamanan Ruang Baca Pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar”. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I saya ucapkan terima kasih.

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

1. Cantumkan identitas Bapak/Ibu/Sdr/I pada tempat yang disediakan 2. Berilah tanda (X) pada jawaban Bapak/Ibu/Sdr/i

IDENTITAS RESPONDEN

a. Umum : ………

b. Mahasiswa/I : ………

c. Pelajar SMA : ………

ANGKET KENYAMANAN PENGGUNA A. PENCAHAYAAN

1. Pencahayaan yang merata pada seluruh area ruang baca a. Sangat setuju c. Kurang setuju

b. Setuju d. Tidak setuju

2. Cahaya matahari memadai untuk memberikan penerangan pada siang hari

a. Sangat setuju c. Kurang setuju b. Setuju d. Tidak setuju

3. Cahaya matahari dapat menyinari ruangan tanpa terhalang

(61)

a. Sangat setuju c. Kurang setuju b. Setuju d. Tidak setuju

4. Penggunaan lampu listrik pada saat mendung sudah memadai a. Sangat setuju c. Kurang setuju

b. Setuju d. Tidak setuju

5. Pencahayaan yang dihasilkan baik secara alami (cahaya matahari) maupun buatan (lampu) tidak menimbulkan kesilauan

a. Sangat setuju c. Kurang setuju b. Setuju d. Tidak setuju

6. Penempatan bola lampunya sudah baik, sehingga dapat menghasilkan pencahayaan yang optimal

a. Sangat setuju c. Kurang setuju b. Setuju d. Tidak setuju

7. Terdapat cukup banyaknyacahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan padajam 08.00 sampai dengan jam 16.00

a. Sangat setuju c. Kurang setuju b. Setuju d. Tidak setuju

B. PENGUDARAAN

8. Suhu atau udara di dalam ruangan sudah membuat nyaman a. Sangat setuju c. Kurang setuju

b. Setuju d. Tidak setuju

9. Diperlukan adanya penambahan kipas angin atau exhaust van pada ruang baca

a. Sangat setuju c. Kurang setuju

Gambar

Tabel 3.1 Kisi – kisi Angket Kenyamanan Pengguna
Tabel 4.1 Pencahayaan merata pada seluruh area ruang baca
Tabel 4.2 Cahaya matahari memadai memberikan penerangan pada siang  hari
Tabel 4.3 Cahaya matahari menyinari ruangan tanpa terhalang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tabel data tentang pemanfaatan media sosial facebook dan minat baca para pemustaka Badan Arsip Perpustakaan dan Dokumentasi kota Palembang. No Nama X