6 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka
Hakikat Minat Masyarakat Pengertian Minat
Pengertian minat menurut Slameto (2010: 180) berpendapat bahwa,
“Minat merupakan rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu aktivitas maupun objek, tanpa adanya suruhan”. Sedangkan menurut Djaali (2007:
121) berpendapat bahwa, “Penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri pada dasarnya adalah minat. Semakin kuat dan dekat hubungan itu, maka secara otomatis minat juga semakin tinggi”.
Minat adalah suatu hal yang berhubungan dengan gaya gerak yang akan mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan serta dalam kata lain tertarik pada sebuah benda, orang atau kegiatan tertentu. Minat dapat diartikan sebagai kesadaran seseorang terhadap suatu hal, objek ataupun kegiatan yang memiliki hubungan dengan dirinya. Hal ini membuktikan salah satu sifat yang disadari oleh seseorang bahwa segala sesuatu yang dilakukan memiliki hubungan dengan dirinya. Dengan tidak adanya minat maka seseorang tidak mungkin melakukan suatu kegiatan secara maksimal.
Bukan hanya tidak maksimal namun seseorang juga tidak mau melakukan suatu tindakan, ketika seseorang merasa tidak tertarik terhadap suatu hal tersebut, atau dapat pula ketika seseorang melakukan suatu kegiatan namun tidak merasakan kesenangan serta kepuasan. Maka dari itu minat sangat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi suatu aktivitas, orang, benda, dan kegiatan.
Menurut Syah (2001: 136) mengatakan bahwa, “Minat merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”. Sedangkan menurut Djamarah (2002: 132) berpendapat bahwa, “Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk mengingat suatu kegiatan yang diminati seseorang serta diperhatikan secara terus-
menerus dan seseorang tersebut merasa senang”. Melalui partisipasi dalam sebuah aktivitas yang sedang dilakukan dan suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya merupakan cara seseorang dalam mengekspresikan minatnya.
Ketika seseorang memiliki minat pada suatu hal, maka akan cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap hal tersebut. Seseorang dapat memperhatikan atau melakukan suatu hal dengan sungguh-sungguh karena mendapat dorongan dari minat, karena pemusatan perhatian dipengaruhi oleh minat. Seseorang akan melakukan apa yang dia inginkan dan dia juga bebas memilih ketika seseorang tersebut memiliki minat dalam dirinya, karena minat merupakan sumber motivasi yang dapat mendorongnya. Ketika seseorang dapat melihat suatu hal itu dapat menguntungkan dan memuaskan, maka dapat dikatakan bahwa dia berminat. Sebaliknya, saat rasa keuntungan dan kepuasan seseorang berkurang maka minat seseorang tersebut juga dapat berkurang.
Minat adalah suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang, minat sangat berpengaruh besar terhadap belajar, karena tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu yang diminatinya. Minat disini memberikan pengaruh besar terhadap seseorang untuk belajar. Ketika seseorang sudah memiliki minat dalam melakukan aktivitas, maka dimanapun dan kapanpun dia akan melakukan dengan usaha yang lebih dengan tujuan untuk belajar daripada seseorang yang hanaya memiliki minat yang sedikit atau bahkan tidak memiliki minat. Karena belajar dapat memberikan pengalaman maka dari pengalamanpun dapat memberikan kesan pada seseorang, sehingga juga dapat memunculkan minat. Hal-ha tersebut dapat diasah dalam proses pembelajaran. Dapat disimpulkan di masa depan minat akan sangat berpengaruh terhadap cita-cita setiap orang.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa minat merupakan suatu kecenderungan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut memiliki rasa senang dan
tertarik, minat tersebut menjadi motivasi yang akan menuntun seseorang untuk melakukan aktivitas yang disenangi dalam jangka waktu yang relatif lama. Aspek psikis yang dimiliki oleh seseorang salah satunya adalah minat, minat dapat menimbulkan respon terhadap suatu hal, aktivitas, atau objek yang kemudian dapat menimbulkan kesenangan dan kepuasan.
Setiap orang memiliki prinsip minat yang berbeda. Contohnya ketika masyarakat yang tinggal di desa maka akan berbeda mintanya dengan masyarakat yang tinggal di kota, bahkan prinsip minat juga berbeda antara masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan dengan yang di pantai.
Dilihat dari uraian diatas ternyata minat juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitar dan faktor kebutuhan masing-masing individu. Selain itu faktor sarana dan prasarana juga memberikan pengaruh terhadap minat, apakah sarana dan prasarana itu menarik atau tidak, jika menarik maka minat akan bertambah bagi seseorang begitupun sebaliknya.Namun untuk mengetahui seberapa minatkah seseorang terhadap suatu hal tidak dapat hanya diukur atau dilihat secara langsung. Berkaitan dengan besarnya minat masyarakat untuk bersepeda, maka harus menggunakan norma atau beberapa faktor yang dapat mengungkapkan minat seseorang. Diperlukan unsur-unsur yang dapat mengungkapkan minat seseorang untuk mengukur seberapa minat seseorang.
Ciri-Ciri dan Unsur Minat
Minat memiliki ciri-ciri dan unsur tertentu yang keduanya saling berkaitan dalam penentuan minat, menurut Hurlock (2004: 215) ciri-ciri minat antara lain:
1) Perhatian kepada objek atau aktivitas secara spontan dan sadar, wajar tanpa paksaan dari orang lain atau keadaan. Perhatian ini ditunjukkan dengan perilaku seseorang yang tidak goyah terpengaruh oleh orang lain selama mencari barang atau melakukan suatu aktivitas.
2) Perasaan senang terhadap objek atau aktivitas yang menarik perhatian, ditunjukkan dengan adanya perasaan puas ketika melakukan suatu aktivitas ataupun mendapatkan barang yang dia inginkan.
3) Konsistensi terhadap objek atau aktivitas yang diminati selama objek atau aktivitas tersebut menguntungkan dan efektif bagi masyarakat.
4) Pencarian objek atau kegiatan yang diminati ditunjukkan dengan perilaku tidak putus asa untuk mengikuti trend yang diinginkan.
5) Pengalaman yang didapat selama perkembangan seseorang dan bersifat bawaan, yang bisa menjadi sebab atau akibat dari pengalaman yang terdahulu, seseorang tertarik pada sesuatu yang didinginkan karena ia memiliki pengalaman yang ia rasa menguntungkan bagi dirinya.
Menurut Slameto (2010: 180) unsur-unsur minat yang dapat mengungkapkan seberapa besar seorang individu berminat terhadap suatu hal antara lain :
1) Perhatian
Suryabrata (2010: 14) berpendapat bahwa perhatian merupakan sedikit banyaknya kesadaran seseorang yang menyertai suatu aktivitas yang ia lakukan. Seorang individu dikatakan berminat ketika adanya perhatian yang muncul dalam dirinya melalui suatu kejadian atau objek yang dapat menarik fokus seseorang sehingga perhatian yang memusat hanya tertuju pada suatu kejadian atau objek.
2) Kesenangan
Perasaan senang yang muncul terhadap suatu hal atau objek akan menimbulkan minat pada diri seseorang. Ketika seseorang merasa tertarik terhadap suatu hal atau objek maka seacara otomatis akan timbul keinginan yang ia kehendaki. Dari uraian tersebut seseorang akan berusaha untuk mempertahankan hal atau objek yang membuatnya tertarik atau merasa senang. Seseorang yang merasa senang dan merasa puas tersebut yang dapat dikatakan memiliki minat terhadap suatu hal atau objek.
Suryabrata (2010: 66) berpendapat bahwa perasaan sebagai suatu gejala psikis yang bersifat subjektif yang pada umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengalami dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf. Macam-macam
perasaan menurut Suryabrata (2010: 67-69) terbagi menjadi dua macam yaitu perasaan jasmaniah dan rohaniah. Perasaan jasmaniah terdidiri dari perasaan indriah yang berhubungan dengan panca indera seperti manis, asin, panas, dingin dan sebangainya serta perasaan vital yang berhubungan dengan keadaan jasmani seperti letih, sehat, segar, lemah dan sebagainya. Kemudian perasaan rohaniah terdiri dari perasaan intelektual, kesusilaan, keindahan, sosial, harga diri, dan keagamaan. Kesenangan dalam konteks minat masyarakat untuk bersepeda sendiri termasuk dalam dua golongan tersebut karena dalam jasmaniah termasuk dalam perasaan vital yang berhubungan dengan keadaan jasmani seseorang sedangkan dalam perasaan rohaniah dapat termasuk dalam perasaan sosial dan lain sebagainya.
3) Kemauan
Dorongan yang terararh untuk mencapai tujuan yang dikehendaki seseorang dengan akal dan pikirannya. Kemauan ini akan mendorong munculnya suatu perhatian terhadap suatu hal atau objek sehingga dapat melahirkan minat pada diri seseoarangDorongan ini akan memunculkan suatu perhatian sehingga dapat memicu munculnya minat terhadap suatu objek.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya minat pada seseorang terbagi menjadi dua antara lain:
1) Faktor Internal
Syah (2005: 151) berpendapat bahwa, “Faktor internal merupakan faktor yang muncul dari dalam diri seseorang secara alami.
Faktor internal tersebut adalah pemusatan perhatian, rasa ingin tahu, motivasi dan kebutuhan”. Faktor internal yang pertama yaitu pemusatan perhatian, dari pemusatan perhatian ini seseorang dapat terlihat apakah berminat atau tidak karena ketika seseorang memiliki fokus yang terpusat terhadap suatu hal atau objek maka akan sadar terhadap efek yang ditimbulkan yaitu merasa senang dan puas. Rasa
ingin tahu sama halnya dengan kemauan yaitu hasrat yang mendorong seseorang untuk mengetahui suatu hal atau objek secara terarah pada satu tujuan yaitu keinginan untuk menjadi lebih tau suatu hal. Motivasi merupakan dorongan bagi seseorang untuk melakukan hal tersebut.
Kebutuhan rasa yang timbul akibat dari keinginan untuk memenuhi suatu hal dalam diri individu, contohnya kebutuhan akan kebugaran tubuhnya.
2) Faktor Eksternal
Faktor yang muncul dari luar diri seseorang yang dapat membuat munculnya minat antara lain:
a) Faktor lingkungan
Purwanto (2017: 19) mengatakan bahwa, “Lingkungan adalah semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan, kecuali gen-gen”. Minat diperoleh dari pengalaman mereka di lingkungan dimana mereka tinggal. Lingkungan yang dimaksud bisa mempengaruhi minat seseorang biasanya adalah lingkungan keluarga dan masyarakat.
b) Faktor sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana olahraga merupakan unsur penunjang aktivitas olahraga. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:
999) dijelaskan bahwa, “Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan”. Sedangkan pengertian prasarana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 893) dijelaskan bahwa, “Prasarana adalah segala sesuatu yang dapat menjadi penunjang utama terselenggaranya suatu proses usaha, pembangunan proyek dan lain sebagainya”. Berdasarkan pengertian tersebut sarana dan prasarana merupakan suatu alat dan bangunan ataupun ruang yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan olahraga. Sarana dan prasarana juga dapat mempengaruhi tingakat partisipasi masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga.
Metode Pengukuran Minat Masyarakat
Pengukuran minat dapat dilakukan dengan berbagai cara berdasarkan indikator unsur yang menimbulkan minat masyarakat terhadap bersepeda pada masa pandemi. Nurkancana & Sumartana (1986: 227) terdapat beberapa 4 metode untuk pengukuran minat yaitu dengan observasi, interview, angket atau kuisioner, dan inventori, masing-masing metode dijelaskan dibawah ini:
1) Observasi, metode observasi ini dilaksanakan secara langsung sehingga dapat mengamati minat dalam kondisi yang wajar dan tidak dibuat-buat.
Selain secara langsung metode observasi juga dilaksanakan secara sistematik atau sesuai dengan urutan observasi. Pencatatan hasil observasi biasanya dilakukan ketika observasi sedang berlangsung.
2) Interview, metode interviev dilaksanakan dengan tata cara yang sistematik dari mulai perencanaan pertanyaan yang kemudian untuk dibuat tanya jawab dengan responden, melalui perbincangan tersebut maka akan diperoleh hasil interview mengenai kegemarannya atau semua aktivitas yang dapat menarik perhatiannya. Yang kemudian dapat disimpulkan untuk seberapa besar minat seseorang.
3) Angket atau Kuisioner, dilaksanakan dengan memberikan pertanyaan atau pernyataan kepada responden yang isinya tidak jauh berbeda dengan metode interview, namun untuk jawaban responden hanya perlu menandai dengan objek seperti lingkaran, ceklist, mengisi nomor atau objek-objek yang lain.
4) Inventori, metode inventori ini seperti kuisioner, responden menulis sendiri jawabannya yang relatif panjang sedangkan pada inventori, responden memberi jawaban dengan melingkari, menandai dengan tanda check, mengisi nomor, atau tanda-tanda lain yang berupa jawaban singkat terhadap sejumlah pertanyaan.
Aspek-Aspek Minat
Aspek minat menurut Hurlock (2004: 116) mempunyai dua aspek yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Penjelasan dari dua aspek tersebut antara lain sebagai berikut:
1) Aspek Kognitif, merupakan kejadian yang berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah seseorang pelajari di lingkungan sekitarnya. Aspek ini memiliki indikator yang ada di dalamnya seperti pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.
2) Aspek Afektif, minat disini dinyatakan dalam sikap terhadap suatu kegiatan yang ditimbulkan. Aspek afektif ini terdapat indikator di dalamnya yaitu penerimaan, menanggapi, penanaman nilai, dan karakteristik.
Minat merupakan sebuah aspek psikologis yang dipengaruhi oleh pengalaman yang berasal dari minat itu sendiri. Aspek-aspek minat yang dijelaskan oleh Pintrich dan Schunk (1996: 304) yaitu:
1) Sikap umum terhdap suatu aktivitas, perasaan suka dan tidak suka, setuju dan tidak setuju yang umumnya pada suatu aktivitas.
2) Kesadaran spesifik untuk menyukai aktivitas, seseorang dapat memutuskan untuk menyukai suatu objek atau aktivitas.
3) Merasa senang dengan aktivitas, seseorang merasakan kesenangan terhadap segala hal yang berhubungan dengan aktivitas yang ia minati.
4) Aktivitas tersebut memiliki arti penting bagi individu tersebut.
5) Adanya minat intrinsik dalam aktivitas, emosi menyenangkan dan berpusat yang muncul dalam diri seseorang pada aktivitasnya.
6) Berpartisipasi dalam aktivitas, seseorang dapat memilih atau berpartisipasi dalam objek atau aktivitas yang diminatinya.
Aspek-aspek minat menimbukan ketertarikan yang dibentuk oleh aspek kognitif dan aspek afektif berupa sikap, kesadaran individual, perasaan senang, arah kepentingan, adanya ketertarikan yang muncul dalam diri seseorang, dan berpartisipasi terhadap aktivitas yang diminatinya.
Olahraga
Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial, uraian tersebut bersumber dari Peraturan Presiden (PERPRES) No. 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional. Olahraga menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi setiap individu karena unsur utama dalam olahraga adalah gerak, sedangkan dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari aktivitas gerak. Sejalan dengan hal diatas olahraga merupakan serangkaian gerak raga sistematis yang teratur dan terencana guna memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak, serta bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup individu. Hal tersebut didukung dengan pendapat Mutohir &
Maksum (2007: 14), olahraga merupakan kegiatan yang sistematis serta mampu mendorong individu atau masyarakat untuk pengembangan serta membina potensi jasmani dan rohaninya dalam bentuk permainan atau perlombaan sebagai cara pembentukan masyarakat Indonesia berdasarkan Pancasila. Olahraga sendiri memiliki banyak keuntungan ketika dilakukan dengan teratur seperti kesimpulan dari Ruseski, et al. (2014: 396) mengatakan bahwa berolahraga secara teratur memiliki dampak pengurangan risiko terkena penyakit kronis, peningkatan energi, perbaikan secara mental dan psikis, serta kepuasan tersendiri bagi yang melakukan aktivitas olahraga tersebut.
Menurut Hartmann & Kwauk (2011: 285) mengatakan bahwa, “Pada dasarnya olahraga adalah tentang partisipasi. Partisipasi disini ketika olahraga
mampu menyatukan individu dengan komunitas ataupun kelompok masyarakat.” Olahraga juga menyediakan forum untuk belajar keterampilan seperti kepercayaan diri, disiplin, dan kepemimpinan serta mengajarkan prinsip-prinsip inti seperti toleransi, kerjasama, dan rasa hormat. Banyak sekali aspek-aspek positif yang terkandung dalam olahraga yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan penjelasan dari para ahli di atas, dapat disimpulkan mengenai konsep olahraga hingga tuntas tidak akan berhasil diperoleh karena definisi olahraga sendiri terus mengalami perubahan seiring dengan adanya perubahan sosial dan pengaruh perkembangan IPTEK. Olahraga itu pada hakekatnya bersifat netral, masyarakt sendirilah yang kemudian membentuk kegiatannya dan memberi arti pada kegiatan tersebut. Oleh sebab itu, Indonesia mengenal beberapa bentuk kegiatan olahraga, seperti olahraga pendidikan yang bertujuan untuk mendidik, olahraga rekreasi yang bertujuan untuk kesenangan, dan olahraga prestasi yang tujuannya untuk mencapai kemenangan. Jadi olahraga dilakukan karena adanya berbagai alasan penting menurut orang yang melakukannya. Hal ini menyebabkan olahraga memiliki beberapa lingkup yang berbeda sesuai dengan tujuannya, mengacu dalam Peraturan Presiden (PERPRES) No. 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional menyebutkan “lingkup olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga prestasi, dan industri olahraga”. Keempat pilar olahraga tersebut dilaksanakan melalui pembinaan dan pengembangan olahraga secara terencana, sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan. Lingkup dari olahraga tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Olahraga Pendidikan
Dalam Peraturan Presiden (PERPRES) No. 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional Bab I pasal I ayat 8 mengatakan
“Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian dari proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani”. Olahraga pendidikan dapat
dilaksanakan oleh satuan pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal, biasanya dilakukan oleh satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan. Implikasi dari olahraga pendidikan ini diharapkan dalam jangka yang pendek, paling tidak siswa diarahkan memiliki kebugaran jasmani, kesenangan dalam memlakukan aktivitas fisik dan olahraga serta terbentuknya manusia yang sehat secara jasmani.
2) Olahraga Rekreasi
Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran dan kegembiraan. Sesuai dengan Peraturan Presiden (PERPRES) No. 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 9 menyebutkan bahwa “Olahraga rekreasi dilakukan untuk memperoleh kesehatan, kebugaran jasmani dan kegembiraan, membangun hubugan sosial dana tau melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah dan nasional”.
3) Olahraga Prestasi
Olahraga prestasi dalam Peraturan Presiden (PERPRES) No. 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional Bab I pasal I ayat 10 mengatakan “Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan”. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan adalah peningkatan kualitas maupun kuantitas pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaedah dari ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk peningkatan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau dapat menghasilkan tekonologi baru di bidang keolahragaan.
Untuk mendapatkan atlet olahraga yang berprestasi, selain proses latihan yang terprogram dan terencana dengan menerapkan prinsip-prinsip
latihan, juga harus memperhatikan asupan gizi para atlet, selain itu harus dibarengi dengan pengadaan kompetisi secara rutin agar atlet dapat menerapkan teknik dan taktik yang diperoleh selama latihan di area sesungguhnya agar dapat mengasah mental para atlet itu sendiri dalam menghadapi kompetisi yang sesungguhnya. Semakin banyak atlet itu mengikuti kompetisi maka semakin bertambahnya pengalaman atlet untuk menghadapi situasi yang berbubah-ubah dalam suatu kompetisi.
4) Industri Olahraga
Industri olahraga dalam Peraturan Presiden (PERPRES) No. 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional Bab I pasal I ayat 11 mengatakan “Industri olahraga adalah kegiatan bisnis bidang Olahraga dalam bentuk produk barang dan/atau jasa.” Industri yang dimaksud dalam hal ini yaitu semua industri yang berhubungan dengan olahraga termasuk juga wisata olahraga.
Olahraga Rekreasi
Kusmaedi (2002: 4) berpendapat bahwa, “Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan dengan tujuan rekreasi.” Sedangkan menurut Haryono (1978: 10) mengatakan bahwa, “Olahraga rekreasi adalah kegiatan fisik yang dilakukan pada waktu senggang berdasarkan keinginan atau kehendak yang timbul karena memberi kepuasan atau kesenangan”. Kemudian menurut Kristiyanto (2012: 6) berpendapat bahwa ”Olahraga rekreasi terkait erat dengan aktivitas waktu luang dimana orang bebas dari pekerjaan rutin. Waktu luang merupakan waktu yang tidak diwajibkan dan terbebas dari berbagai keperluan psikis dan sosial yang telah menjadi komitmennya”. Kegiatan yang biasanya dilakukan untuk rekreasi diantaranya adalah pariwisata, olahraga, permainan, dan melakukan hobi. Kegiatannya biasa dilakukan di akhir pekan.
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa olahraga rekreasi adalah kegiatan fisik yang dapat dilakukan oleh semua orang pada waktu luang berdasarkan keinginan atau kehendak yang timbul karena memberi kesenangan atau kepuasan dengan tujuan rekreasi sebagai pelepas
lelah akibat aktivitas keseharian yang berfungsi pemberi kesenangan serta pemulihan kesehatan dan kebugaran.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional, menyatakan bahwa:
Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Rekreasi adalah:
1) Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan dan diarahkan untuk memassalkan olahraga sebagai upaya mengembangkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan, kebugaran, kegembiraan, dan hubungan sosial.
2) Pembinaan dan pengembangan sebagaimana dimaksud di atas dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/ atau masyarakat dengan membangun dan memanfaatkan potensi sumber daya, prasarana dan sarana olahraga rekreasi.
3) Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi yang bersifat tradisional dilakukan dengan menggali, mengembangkan, melestarikan, dan memanfaatkan olahraga tradisional yang ada dalam masyarakat.
4) Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan berbasis masyarakat dengan memperhatikan prinsip mudah, murah, menarik, manfaat, dan massal.
5) Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan sebagai upaya menumbuhkembangkan sanggar-sanggar dan mengaktifkan perkumpulan olahraga dalam masyarakat, serta menyelenggarakan festival olahraga rekreasi yang berjenjang dan berkelanjutan pada tingkat daerah, nasional, dan internasional.
Kebijakan tersebut mengacu pada kelompok-kelompok berbagi kepentingan dalam suatu kegiatan olahraga rekreasi yang saling berinteraksi satu sama lain untuk memaksimalkan manfaat dari hubungan mereka.
Penggambaran dari kebijakan olahraga rekreasi harus memenuhi kebijakan mengenai rekreasi dan juga memenuhi kebijakan olahraga.
Olahraga rekreasi dapat dilakukan oleh setiap orang, satuan pendidikan, lembaga, perkumpulan, atau organisasi olahraga. Olahraga rekreasi dilakukan sebagai proses pemulihan kesehatan dan kebugaran dimana masyarakat sebagai input, kegiatan olahraga rekreasi sebagai proses, sedangkan kesehatan dan kebugaran sebagai hasil yang dicapai. Pada pelaksanaannya masyarakat dapat memilih beragam jenis olahraga rekreasi yang sesuai dengan kegemarannya. Olahraga rekreasi sendiri mengarah pada aktivitas gerak yang
bertujuan untuk kesenangan dan kegembiraan. Tujuan olahraga rekreasi menurut Suratmin (2018: 32) adalah sebagai berikut:
1) Pengisi waktu luang
2) Pelepas lelah, kebosanan dan kepenatan
3) Sebagai imbangan subsisten activity (kegiatan pelengkap)
4) Sebagai pemenuh fungsi sosial (fungsi ini dilakukan untuk kegiatan berkelompok serta rekreasi aktif)
5) Untuk memperoleh kesegaran jasmani dengan olahraga yang menyenangkan
6) Memperoleh kesenangan dengan cara berolahraga
7) Memperkenalkan olahraga bahwa olahraga itu menyenangkan.
Lalu menurut Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) mengelompokkan lingkup olahraga rekreasi sebagai berikut:
1) Olahraga Massal
Bentuk kegiatan olahraga yang dapat dilakukan dan diikuti sekelompok atau banyak orang. Contoh untuk olahraga massal ini yaitu senam, jalan sehat, dan bersepeda.
2) Olahraga Tradisional
Permainan asli rakyat sebagai asset budaya bangsa yang memiliki unsur fisik dan tradisional. Contoh dari olahraga tradisional adalah gobak sodor, tarik tambang, egrang, betengan, dan masih banyak lagi.
3) Olahraga Khusus
Olahraga yang bersifat kekhususan dikalangan anak hingga lansia dan difable. Contoh olahraga khusus yaitu senam, berjalan kaki, berenang bagi penderita radang sendi kronik, dan menjalankan sendiri kursi roda bagi penyandang cacat.
4) Olahraga Tantangan
Olahraga yang cukup menantang serta berbahaya, olahraga ini membutuhkan keberanian yang besar karena tingkat bahaya yang tinggi dan melekat. Contoh olahraga tantangan ini yaitu parkour, skysurfing, dll.
Macam-Macam Olahraga Rekreasi
Kusmaedi (2002: 5) Olahraga rekreasi dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok menurut tempat melakukannya menjadi empat:
1) Olahraga rekreasi yang dilakukan di darat.
2) Olahraga rekreasi yang dilakukan di air.
3) Olahraga rekreasi yang dilakukan di udara.
4) Olahraga rekreasi yang dilakukan gabungan dari kedua atau ketiga tempat tersebut.
Cabang-cabang olahraga rekreasi yang dilakukan di air ada yang dilakukan di laut (layar, selam, ski air, dayung dan renang), di danau atu waduk (dayung, jek ski, renang), di sungai (arung jeram, canoe), di kolam renang (renang, loncat indah, polo air). Selain olahraga-olahraga tersebut yang sudah baku dapat diciptakan berbagai bentuk permainan olahraga air yang bersifat rekreatif. Cabang-cabang olahraga rekreasi yang dilakukan di udara seperti terjun paying, gantole dan paralayang.Berdasarkan penjabaran tersebut olahraga rekreasi sangatlah banyak. Contoh olahraga rekreasi yang belum disebutkan diatas adalah bersepeda, bersepeda termasuk kedalam olahraga rekreasi yang dilakukan di darat yang diciptakan secara spontanitas yang dilakukan di ruangan terbuka maupun tertutup.
Olahraga Rekreasi Bersepeda
Olahraga bersepeda merupakan salah satu contoh olahraga rekreasi massal yang artinya olahraga bersepeda dapat dilakukan oleh siapapun, bukan hanya untuk masyarakat menengah keatas, masyarakat menengah kebawah pun dapat melakukan olahraga ini serta dapat memberikan kesenangan bagi yang melakukan. Walaupun olahraga massal namun sepeda yang digunakan mayoritas hanya dapat memuat satu orang sehingga secara tidak langsung masyarakat yang bersepeda dapat menjaga jarak aman dengan yang lain.
Bersepeda merupakan olahraga masyarakat karena bersepeda dapat dilakukan oleh siapa saja baik anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, maupun lansia.
Menurut Carmichael & Burke (2003:6) berpendapat:
Bersepeda merupakan cara terbaik untuk berlatih selama 20-30 menit setiap hari, 3-5 hari setiap minggu agar memperoleh kesehatan dan kebugaran yang baik. Bersepeda juga dapat
memenuhi tambahan aerobik yang diperlukan bagi sistem jantung tetapi dengan tekanan yang kurang dalam tubuh.
Bersepeda sama baiknya dengan lari dan berenang untuk mendapatkan kebugaran tubuh. Selain untuk rekreasi, olahraga bersepeda juga bisa menjadi olahraga prestasi karena olahraga bersepeda banyak dipertandingkan di tingkat nasional maupun internasional. Hal tersebut menjadikan bersepeda menjadi salah satu pilihan low impact exercise, yaitu jenis olahraga yang disarankan untuk orang yang baru mulai berolahraga, obesitas, atau rentan mengalami cidera. Selain itu manfaat yang diperoleh dari bersepeda sangatlah banyak terutama untuk tubuh dilihat dari Hello Sehat (2021), apalagi ketika masa pandemi seperti ini, bersepeda dapat meningkatkan masing-masing komponen kebugaran, meliputi:
1) Komposisi Tubuh atau Mengendalikan Berat Badan
Bersepeda akan benyak membakar lemak di dalam tubuh, hal ini meningkatkan metabolisme tubuh dan dapat membantu dalam menurunkan berat badan. Mengatur dan mengontrol tekanan darah di dalam tubuh agar tetap normal. Mengontrol makanan yang dikonsumsi dan dikombinasikan dengan latihan bersepeda pada durasi, jarak, dam kecepatan yang teratur merupakan cara ideal untuk menjaga keseimbangan dalam komposisi tubuh. Bersepeda dapat memperkerjakan semua otot utama tubuh bagian bawah dan dapat menghasilkan tubuh yang berotot dan tidak berlemak.
2) Kebugaran Jantung
Kebugaran jantung dapat diukur dengan kapasitas aerobik, yaitu kemampuan untuk melakukan latihan otot besar dan seluruh badan pada tingkat intensitas yang menengah sampai tinggi untuk periode waktu yang cukup lama. Karena bersepeda melibatkan bekerjanya otot-otot kaki, pinggul, dan bagian atas tubuh. Bersepeda juga meningkatkan proses oksidasi otot-otot tersebut sehingga dapat meningkatkan kebugaran jantung. Aktivitas tersebut dikatakan latihan aerobik yang dapat memperkuat jantung. Dengan kata lain bersepeda dapat memperlancar
denyut jantung, dan membuatnya sehat sehinggad dapat mengurangi resiko terserang penyakit jantung. Di Denmark juga telah dilakukan penelitian tentang manfaat bersepeda, hasilnya bersepeda mampu mengurangi 40 % resiko kematian, baik wanita maupun laki-laki.
3) Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh
Bersepeda dapat memperlancar peredaran darah dan sirkulasi oksigen dalam tubuh menjadi lebih baik, kedua pernyataan tersebut dapat membantu membersihkan paru-paru dan dapat terhindar dari virus, sehingga hal tersebut dapat mencegah risiko tertularnya virus Covid-19 pada saat pandemic seperti ini.
4) Fleksibelitas
Fleksibelitas merupakan kemampuan untuk menggerakkan otot dan anggota badan melalui rentang gerak yang penuh. Bersepeda berperan penting dalam menggerakkan otot tersebut yang dapat membuat perbedaan nyata bagi kesehatan dan kelentukan tubuh dalam jangka waktu yang relatif lama.
5) Kebugaran Otot
Kebugaran otot mencakup ketahanan dan kekuatan otot.
Ketahanan otot merupakan berapa kali atau berapa lama seseorang dapat mengangkat atau menahan obyek. Kekuatan otot merupakan berapa banyak berat yang dapat seseorang angkat. Bersepeda dapat meningkatkan ketahanan dan kekuatan otot terutama otot bagian bawah tubuh. Menurut Carmichael, C. & Burke, E.R. (2003: 9) Pada umumnya, bersepeda jarak jauh dengan intensitas rendah dapat meningkatkan ketahanan otot.
6. Bersepeda pada Masa Pandemi di Kabupaten Sukoharjo
Berdasarkan informasi dari surat edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia nomor PK.02.01/B.VI/839/2020 menurut WHO (World Health Organization) telah menetapkan Covid-19 (Coronavirus Disease 2019) sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (Public Health Emergency of International Concern) yang berisiko terjadinya penularan antar negara. Tercatat sudah banyak negara yang
terpapar covid-19 termasuk Indonesia. Akibat munculnya virus ini, jutaan masyarakat Indonesia terpapar virus ini, dan puluhan ribu masyarakat menjadi korban meninggal.
Dilansir dari data Worldometer, jumlah kasus di Indonesia untuk kasus positif covid-19 per Maret 2021 terkonfirmasi sebanyak 1.511.712 orang. Dari angka tersebut sebanyak 40.858 orang meninggal dunia dan sebanyak 1.348.330 pasien sembuh. Selain kerugian tersebut masih banyak juga kerugian yang ditimbulkan dari adanya pandemi covid-19 di Indonesia. Kerugian tersebut meliputi di bidang kesehatan, ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
Berdasarkan dampak kerugian tersebut, pemerintah harus berfikir keras untuk mengantisipasi perseberan virus tersebut, termasuk juga pemerintah diwilayah Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Sukoharjo yang memiliki 12 kecamatan. Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu daerah di Indonesia yang terdampak oleh virus covid-19. Dilansir dari satlinmas.simasjateng.id jumlah kasus covid-19 di Kabupaten Sukoharjo per Maret 2021 terkonfirmasi positif sebanyak 4.920, dengan rincian sembuh menjadi 4.215 orang, meninggal 333 orang, dan kasus potitif aktif masih 372 orang. Oleh sebab itu pemerintah Kabupaten Sukoharjo juga melakukan instruksi yang diberikan oleh pemerintah pusat untuk mengantisipasi penyebaran virus covid-19.
Pemerintah memberlakukan kebijakan social distancing dan work from home.
Berdasarkan keputusan pemerintah tersebut membuat masyarakat mengurangi aktifitas diluar rumah. Ketika masyarakat melakukan aktivitas diluar rumah maka mereka juga harus menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun atau menggunakan handsanitizer, dan menjaga jarak. Adanya aturan-aturan tersebut dapat mengubah gaya hidup dan perilaku seseorang dalam bersosialisasi. Rasa takut akan terpapar virus covid-19 membuat tingkat kecemasan seseorang meningkat. Menurut Casagrande, et al. (2020) mengatakan bahwa, “Kondisi psikologis yang terktekan tidak hanya terjadi pada populasi yang terdampak virus secara langsung, tetapi juga terhadap populasi umum”. Namun yang terjadi pada masyarakat justru mencari aktivitas diluar rumah untuk sekedar
refreshing ataupun berolahraga demi menjaga daya imun tubuh masyarakat tersebut.
Masyarakat saat ini mengenal olahraga bersepeda sebagai olahraga yang menyenangkan, santai dan jauh dari kesan bahaya serta dapat menerapkan protokol kesehatan pada masa pandemi Covid-19. Awal mula trend bersepeda mulai dari bulan Maret tahun 2020. Olahraga bersepeda identik dengan aktivitas outdoor dimana masyarakat biasanya bersepeda berkeliling taman atau perumahan itu untuk masyarakat perkotaan. Beda halnya dengan masyarakat pedesaan mereka biasanya bersepeda menuju tempat-tempat wisata alam ataupun tempat rekreasi. Seiring dengan berkembangnya jaman, sepeda bukan hanya dijadikan sebagai alat transportasi sederhana saja. Namun pada kenyataannya aktivitas bersepeda dapat dijadikan sebagai olahraga.
Kabupaten Sukoharjo, salah satu kawasan yang menunjukkan adanya peningkatan pesepeda, walaupun masyarakat yang bersepeda bukan hanya berasal dari Kabupaten Sukoharjo saja melainkan berasal dari berbagai wilayah di Solo Raya. Terlihat ketika hari Minggu pagi atau sore banyak sekali pesepeda yang berlalu-lalang di jalan menuju tempat-tempat wisata di kawasan Kabupaten Sukoharjo, contohnya Waduk Mulur di Kecamatan Bendosari yang memiliki luas layanan sebesar 43 ha.
B. Kerangka Berpikir
Pandemi Covid-19 sampai sekarang masih menjadi permasalahan di banyak negara, termasuk Indonesia. Pemerintah harus berfikir keras untuk mengantisipasi persebaran virus tersebut, termasuk juga pemerintah di wilayah Jawa Tengah.
Sudah banyak sekali kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan untuk mengantisipasi persebaran virus ini. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah antara lain memberlakukan Work from Home, Social Distancing, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan tidak lupa penerapan protokol kesehatan dengan memakai masker ketika beraktivitas, mencuci tangan dengan sabun dan lain sebagainya.
Berdasarkan kebijakan tersebut masyarakat dihimbau untuk mengurangi aktivitas diluar rumah. Jika melakukan aktivitas diluar rumah masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan yang ada. Semua kebijakan tersebut juga diterapkan pada masyarakat Kabupaten Sukoharjo. Sosialisasi kebijakan tersebut telah digencarkan oleh pemerintah Kabupaten Sukoharjo dengan berbagai cara.
Namun kenyataan yang terjadi di Kabupaten Sukoharjo banyak masyarakat yang mencari aktivitas diluar rumah karena sudah merasa bosan dan merasa memiliki waktu luang yang lebih untuk melakukan aktivitas lain pada masa pandemi, beberapa aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat seperti bersepeda, berlari atau sekedar jalan-jalan. Perubahan yang paling terlihat di kawasan Kabupaten Sukoharjo adalah banyaknya masyarakat yang bersepeda, bersepeda tidak memandang umur, dari anak-anak hingga orang tua. Dengan adanya fenomena tersebut akan memunculkan pertanyaan seberapa besar minat masyarakat untuk bersepeda di Kawasan Waduk Mulur Kabupaten Sukoharjo dalam memilih olahraga rekreasi bersepeda pada masa pandemi seperti ini. Untuk mengukur seberapa besar minat masyarakat dalam melakukan bersepeda pada masa pandemi Covid-19 ini dapat dilihat dari faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi minat tersebut.
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir Kebijakan pemerintah
tentang Social Distancing dan Work from Home di Kabupaten Sukoharjo
Pelaksanaan kebijakan membuat masyarakat merasa bosan dan memiliki waktu luang yang lebih
Olahraga bersepeda di Kawasan Waduk Mulur Kabupaten Sukoharjo pada Pandemi Covid-19
Minat masyarakat dalam melakukan olahraga bersepeda pada masa Pandemi Covid-19
Besarnya minat masyarakat dalam melakukan olahraga bersepeda pada masa Pandemi Covid-19 di Kawasan Waduk Mulur Kabupaten Sukoharjo Faktor Internal yang
mempengaruhi minat masyarakat dalam melakukan olahraga bersepeda pada masa pandemi Covid-19 di Kawasan Waduk Mulur Kabupaten Sukoharjo
Faktor Eksternal yang mempengaruhi minat masyarakat dalam melakukan olahraga bersepeda pada masa Pandemi Covid-19 di Kawasan Waduk Mulur Kabupaten Sukoharjo