commit to user BAB V ANALISIS HASIL
5.1 Analisis Pengujian Metode Penelitian Menggunakan SPSS
Karena dalam penelitian ini instrument yang dipakai untuk pengumpulan datanya adalah kuesioner maka untuk mengetahui kuesioner tersebut valid dan reliable maka digunakan analisis menggunakan SPSS. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Sedangkan suatu kuesioner dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengukuran reliabilitas pada dasarnya bisa dilakukan dengan dua cara :
- Repeated measure atau ukur ulang. Disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu berbeda, dan kemudian dilihat apakah dia tetap konsisten dengan jawabannya.
- One short atau sekali saja. Di sini pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan hasil pertanyaan lain.
Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir – butir pertanyaan yang ada dalam sebuah kuesioner, apakah isi dari butir pertanyaan tersebut sudah valid dan reliable.
Hasil dari analisis pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan SPSS adalah sebagai berikut :
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 42 100.0
Excludeda 0 .0
Total 42 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
63
commit to user
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.749 18
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Pertanyaan1 3.45 .504 42
Pertanyaan2 3.17 .377 42
Pertanyaan3 3.33 .477 42
Pertanyaan4 3.17 .377 42
Pertanyaan5 3.02 .269 42
Pertanyaan6 3.43 .501 42
Pertanyaan7 3.24 .431 42
Pertanyaan8 3.07 .261 42
Pertanyaan9 3.36 .577 42
Pertanyaan10 3.02 .154 42
Pertanyaan11 3.26 .445 42
Pertanyaan12 3.05 .309 42
Pertanyaan13 3.02 .412 42
Pertanyaan14 3.14 .354 42
Pertanyaan15 3.17 .377 42
Pertanyaan16 3.12 .395 42
Pertanyaan17 3.00 .383 42
Pertanyaan18 3.60 .497 42
commit to user
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item- Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Pertanyaan1 54.17 7.947 .701 .698
Pertanyaan2 54.45 9.620 .484 .749
Pertanyaan3 54.29 8.502 .526 .718
Pertanyaan4 54.45 9.473 .549 .744
Pertanyaan5 54.60 9.808 .485 .748
Pertanyaan6 54.19 8.987 .318 .740
Pertanyaan7 54.38 9.461 .506 .749
Pertanyaan8 54.55 9.668 .582 .742
Pertanyaan9 54.26 7.954 .586 .709
Pertanyaan10 54.60 9.954 .521 .747
Pertanyaan11 54.36 8.869 .425 .729
Pertanyaan12 54.57 9.812 .448 .750
Pertanyaan13 54.60 9.174 .340 .737
Pertanyaan14 54.48 9.816 .413 .754
Pertanyaan15 54.45 9.522 .527 .746
Pertanyaan16 54.50 8.988 .443 .729
Pertanyaan17 54.62 10.095 .320 .764
Pertanyaan18 54.02 8.414 .532 .717
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
57.62 10.193 3.193 18
commit to user 5.1.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner
Langkah dalam menguji validitas butir kuesioner diatas adalah : 1. Menentukan Hipotesis
Ho : Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor H1 : Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktor
2. Menentukan nilai r tabel
Tabel 5.1. Nilai R
Nilai r tabel dilihat pada tabel r dengan df=n – 2 (n=jumlah responden/sampel).
Pada tingkat kemaknaan 5%, maka akan didapatkan angka r tabel. Dari tabel r, untuk df = jumlah kasus - 2, atau untuk kasus ini
Df = 42 – 2 = 40.
Tingkat signifikan 5% terdapat angka 0.312.
commit to user 3. Mencari r hasil
Disini r hasil untuk tiap item (variabel) bisa dilihat pada kolom Corrected Item–Total Correlation.
4. Mengambil kesimpulan
Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid.
Jika r hasil tidak positif, serta r hasil < r tabel, maka butir atau variabel tidak valid.
Kesimpulan :
Pertanyaan1 : 0,701 > 0,312 (valid) Pertanyaan2 : 0,484 > 0,312 (valid) Pertanyaan3 : 0,526 > 0,312 (valid) Pertanyaan4 : 0,549 > 0,312 (valid) Pertanyaan5 : 0,485 > 0,312 (valid) Pertanyaan6 : 0,318 > 0,312 (valid) Pertanyaan7 : 0,506 > 0,312 (valid) Pertanyaan8 : 0,582 > 0,312 (valid) Pertanyaan9 : 0,586 > 0,312 (valid) Pertanyaan10 : 0,521 > 0,312 (valid) Pertanyaan11 : 0,425 > 0,312 (valid) Pertanyaan12 : 0,448 > 0,312 (valid) Pertanyaan13 : 0,340 > 0,312 (valid) Pertanyaan14 : 0,413 > 0,312 (valid) Pertanyaan15 : 0,527 > 0,312 (valid) Pertanyaan16 : 0,443 > 0,312 (valid) Pertanyaan17 : 0,320 > 0,312 (valid) Pertanyaan18 : 0,532 > 0,312 (valid)
commit to user
Dari keseluruhan pertanyaan 1 sampai dengan 18 dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan dengan kuesioner tersebut valid.
5.1.2 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Langkah dalam uji reliabilitas : 1. Menentukan hipotesis
Ho = Skor butir berkorelasi positif dengan komposit faktornya H1 = Skor butir tidak berkorelasi positif dengan komposit faktornya
2. Menentukan nilai reliabilitas
Dari tabel kriteria indeks reliabilitas bisa dilihat apakah hasilnya cukup memuaskan atau tidak.
Tabel 5.2. Kriteria Indeks Reliabilitas
3. Mencari r hasil
Disini r hasil untuk masing-masing item adalah angka ALPHA (terletak di akhir output)
4. Mengambil keputusan
Dasar pengambilan keputusan:
Jika r Alpha positif dan r Alpha > 0.6, maka butir atau variabel tersebut reliabel.
Jika r Alpha positif dan r Alpha < 0.6, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel.
commit to user Keputusan:
Pertanyaan1 : 0,698 > 0,6 (valid) Pertanyaan2 : 0,749 > 0,6 (valid) Pertanyaan3 : 0,718 > 0,6 (valid) Pertanyaan4 : 0,744 > 0,6 (valid) Pertanyaan5 : 0,748 > 0,6 (valid) Pertanyaan6 : 0,740 > 0,6 (valid) Pertanyaan7 : 0,749 > 0,6 (valid) Pertanyaan8 : 0,742 > 0,6 (valid) Pertanyaan9 : 0,709 > 0,6 (valid) Pertanyaan10 : 0,747 > 0,6 (valid) Pertanyaan11 : 0,729 > 0,6 (valid) Pertanyaan12 : 0,750 > 0,6 (valid) Pertanyaan13 : 0,737 > 0,6 (valid) Pertanyaan14 : 0,754 > 0,6 (valid) Pertanyaan15 : 0,746 > 0,6 (valid) Pertanyaan16 : 0,729 > 0,6 (valid) Pertanyaan17 : 0,764 > 0,6 (valid) Pertanyaan18 : 0,717 > 0,6 (valid)
Terlihat r Alpha adalah positif dan lebih besar dari r tabel, maka butir- butir diatas adalah reliabel. Dengan demikian, data kuesioner pertanyaan 1 sampai 18 adalah valid dan reliabel.
commit to user 5.2 Analisis Hasil Kuesioner
Dari hasil rekap kuesioner yang telah diolah dalam bab IV yang ditunjukkan pada tabel 4.3 maka penerapan kriteria Malcolm Baldrige pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Paket V dapat dianalisis sesuai dengan kenyataan yang diperoleh dari hasil kuesioner di lokasi proyek pada waktu pelaksanaan kuesioner.
Dari kuesioner telah didapatkan data lengkap mulai dari data responden yaitu mulai dari tanggal pelaksanaan kuesioner, nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, jabatan masing – masing responden dan pendidikan terakhir dari responden yang telah diselesaikan yang di jabarkan secara keseluruhan pada tabel 4.2. di bab IV. Kemudian direkap hasil – hasil skor kuesioner tiap pertanyaan yang diajukan dengan jumlah responden 42 responden, dan diperoleh jumlah skor yang berbeda – beda tiap responden. Jumlah STKO maksimum dari penilaian Malcolm Baldrige adalah 72 poin. Sedangkan dari hasil rekap kuesioner didapat seperti pada tabel 5.3. di bawah ini :
Tabel 5.3. Rekap Jumlah STKO
1 Radityo Dwi Nugraha, ST 62
2 Darmawan Adi Susanto, ST 59
3 Widi Widarto, A.Md 59
4 Hartono, ST 61
5 M. Suprayogi Ensa, ST 59
6 Agus Santoso 59
7 Ir. Dwi Hari Purwanto 63
8 Kaspari, ST 58
9 Ir. M. Makrus 58
10 M. Rahman Wicaksono, ST 59
11 Jujuk Pujo Asmoro 53
12 Ir. Arief Soebiyanto 59
13 Arif Agus Prasetyo, ST 61
14 Sumaryanto 57
15 Hardian Andreaworo, ST 61
Jumlah (STKO) No. Nama Re sponde n
commit to user Lanjutan tabel 5.3. Rekap Jumlah STKO
Dari rekap skor pada tabel 5.1. diatas maka dapat disimpulkan bahwa : Skor Total Kesiapan Organisasi (STKO)
Max = 63 poin Min = 53 poin
15 Hardian Andreaworo, ST 61
16 Freddy R. Mamusung 56
17 Dominicus Didit Trianto 56
18 Arie Purnomo, ST 58
19 Yuki Isa Putra 57
20 Partono 54
21 Arfian Triastanto, ST 62
22 Sugeng Riyantoro 55
23 Agung Suwignyo, A.Md 60
24 Mukramurrizal Eko Meydita, A.Md 60
25 Achmad Rifani 53
26 Sutopo 53
27 Arif Budiyono, A.Md 61
28 Purwanto 54
29 Hadi Sutrisno 54
30 Suyanto 63
31 Ony Sugiarto 54
32 Suparno 53
33 Yogo Pambuko 54
34 Henry Catur Wibowo, SE 54
35 Supari 54
36 Tri Indrawanto, A.Md 59
37 Dariyanto, SE 55
38 Yazid Sholikan 53
39 Sony Wijayanto, A.Md 62
40 Adi Siswanto, ST 59
41 Muhammad Ardani Afianto, ST 61
42 Teguh Budiarto, A.Md 58
commit to user
Setelah nilai dari STKO didapatkan selanjutnya dari nilai STKO dihitung jumlah Persentase Total Kesiapan Organisasi untuk mengadopsi kriteria Malcolm Baldrige. PTKO dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
PTKO = šin
Í x 100%
Contoh perhitungan :
Misalkan dengan menggunakan STKO maksimal yang didapat yaitu 63 poin.
PTKO = šin
Í x 100%
=
Í x 100%
= 88 %
Dengan menggunakan rumus PTKO tersebut digunakan untuk menghitung keseluruhan data dari 42 responden dari setiap hasil STKO yang di rekap dalam tabel 5.4 sebagai berikut :
commit to user
Tabel 5.4. Rekap Hasil PTKO dan Tingkat Kesiapan Menggunakan Kriteria Malcolm Baldrige
1 Radityo Dwi Nugraha, ST 86 TINGGI
2 Darmawan Adi Susanto, ST 82 TINGGI
3 Widi Widarto, A.Md 82 TINGGI
4 Hartono, ST 85 TINGGI
5 M. Suprayogi Ensa, ST 82 TINGGI
6 Agus Santoso 82 TINGGI
7 Ir. Dwi Hari Purwanto 88 TINGGI
8 Kaspari, ST 81 TINGGI
9 Ir. M. Makrus 81 TINGGI
10 M. Rahman Wicaksono, ST 82 TINGGI
11 Jujuk Pujo Asmoro 74 SEDANG
12 Ir. Arief Soebiyanto 82 TINGGI
13 Arif Agus Prasetyo, ST 85 TINGGI
14 Sumaryanto 79 SEDANG
15 Hardian Andreaworo, ST 85 TINGGI
16 Freddy R. Mamusung 78 SEDANG
17 Dominicus Didit Trianto 78 SEDANG
18 Arie Purnomo, ST 81 TINGGI
19 Yuki Isa Putra 79 SEDANG
20 Partono 75 SEDANG
21 Arfian Triastanto, ST 86 TINGGI
22 Sugeng Riyantoro 76 SEDANG
23 Agung Suwignyo, A.Md 83 TINGGI
24 Mukramurrizal Eko Meydita, A.Md 83 TINGGI
25 Achmad Rifani 74 SEDANG
26 Sutopo 74 SEDANG
27 Arif Budiyono, A.Md 85 TINGGI
28 Purwanto 75 SEDANG
29 Hadi Sutrisno 75 SEDANG
30 Suyanto 88 TINGGI
31 Ony Sugiarto 75 SEDANG
32 Suparno 74 SEDANG
33 Yogo Pambuko 75 SEDANG
34 Henry Catur Wibowo, SE 75 SEDANG
35 Supari 75 SEDANG
36 Tri Indrawanto, A.Md 82 TINGGI
37 Dariyanto, SE 76 SEDANG
38 Yazid Sholikan 74 SEDANG
39 Sony Wijayanto, A.Md 86 TINGGI
40 Adi Siswanto, ST 82 TINGGI
41 Muhammad Ardani Afianto, ST 85 TINGGI
42 Teguh Budiarto, A.Md 81 TINGGI
Tingkat Ke siapan Malcolm Baldrige
No. Nama Re sponde n PTKO (%)
commit to user
Dari tabel 5.4 diatas dapat dilihat Persentase Total Kesiapan Organisasinya mulai dari yg minimal sampai yang maksimal yaitu sebagai berikut :
% Max = 88 %
% Min = 74 %
Sedangkan untuk keseluruhan rata – rata PTKO dari 42 responden adalah 80,03 % Sehingga dari hasil rekap yang telah diperoleh tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
“Tingkat Kesiapan Organisasi mengadopsi Kriteria Malcolm Baldrige adalah TINGGI dengan PTKO 80,03 % “.
5.3 Masalah – Masalah yang Muncul Dalam Penerapan Manajemen Mutu.
5.3.1 Menurut Kriteria Malcolm Baldrige
Masalah – masalah yang muncul dalam penerapan manajemen mutu menurut kriteria Malcolm baldrige dapat dijabarkan satu persatu sesuai kriterianya sebagai berikut:
1. Kepemimpinan
Dalam hal kepemimpinan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. sudah cukup baik dengan keikutsertaan para pemimpin senior dalam semua aktivitas proyek mulai dari penetapan sasaran, perencanaan, peninjauan ulang hasil - hasil kinerja, menghargai karyawan, serta berpartisipasi aktif dalam mencari kesempatan - kesempatan untuk perbaikan atau peningkatan kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Yang menjadi permasalahan adalah beberapa pemimpin atau senior dari PT. Adhi Karya (persero) Tbk. terlihat kurang sering ada di lapangan karena pembagian tugas diproyek lain dari PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. sehingga waktu untuk di Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Paket V ini kurang maksimal karena waktunya terbagi.
2. Perencanaan Strategis
Proses perencanaan yang dimiliki oleh PT. Adhi Karya (Persero) Tbk telah dilakukan secara konsisten dan terus – menerus akan tetapi dalam pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Paket V perencanaan yang telah ada misalnya rencana tindakan, hal ini terdapat permasalahan yang perlu diperhatikan
commit to user
yaitu karena terhalang adanya cuaca yang kurang mendukung sehingga tindakan yang harusnya segera dilaksanakan menjadi ditunda mengingat cuaca yang kurang mendukung dan beberapa kondisi dari medan yang rusak oleh hujan. Selain itu proses perencanaan juga terhalang karena adanya item pekerjaan baru yang harus dilakukan negosiasi dahulu dengan Papenkon untuk mendapatkan kesepakatan harga satuan baru.
3. Fokus Pasar dan Pelanggan
Secara sistematik fakta – fakta tentang pengguna / pemakai jalan tol telah di kumpulkan yaitu terlihat dari daerahnya kebanyakan pemakai jalan tol nantinya adalah truk – truk container yang akan masuk dari daerah bawen yang merupakan daerah indusrti. yang menjadi permasalahannya adalah mengenai keterlibatan para masyarakat sekitar daerah pelaksanaan jalan tol yang kurang mempercepat pelaksanaan dengan cara meninngikan harga tanah yang akan dipakai untuk jalan tol sehingga pembebasan lahan semakin lama pada bulan Desember 2012.
4. Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan
Penyebaran pengetahuan yang dilakukan oleh PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
kepada seluruh pegawai PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. memang sudah baik dalam pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Paket V ini akan tetapi penyebar kepada tukang belum maksimal sehingga pada keadaan tertentu pernah terjadi miss communication sehingga mengakibatkan kesalahan antara gambar shop drawing dengan pelaksanaannya langsung di lapangan.
5. Fokus Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang dimiliki oleh PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. sudah sangat baik karena pada waktu tertentu telah ada pelatihan – pelatihan yang menunjang untuk para karyawan akan tetapi pelatihan itu biasanya hanya untuk para senior atau para karyawan yang telah lama bekerja di PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
commit to user 6. Manajemen Proses
Dalam peningkatan kinerja untuk mempercepat proses pelaksanaan telah dilaksanakan untuk mendapatkan waktu pelaksanaan yang sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Namun prose situ terhambat dengan beberapa hal yng menjadikan waktu pelaksanaan harus ditambah dan di adakan Addendum kontrak untuk perpanjangan waktu yang terhambat karena kondisi medan dan beberapa item pekerjaan baru.
7. Hasil – Hasil
Hasil – hasil dari keenam kriteria telah diterapkan dengan cukup baik dalam pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Paket V ini akan tetapi masalah – masalah yang muncul menjadi menghambat proses pelaksanaan.
Masalah – masalah tersebut bukanlah dari kinerja PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
akan tetapi masalah alam dan masalah diluar dugaan yang menyebabkan pelaksanaan proyek ini harus mengalami keterlambatan.
5.3.2 Secara Keseluruhan di Lapangan
Masalah – masalah keseluruhan yang dihadapi oleh PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. sebagai kontraktor pelaksana Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo ini adalah sebagai berikut :
1. Kondisi medan atau lapangan mengalami keadaan yang buruk karena cuaca yang tidak baik.
2. Adanya tanah clay shale yang harus ditangani pada timbunan tinggi untuk proteksi sutet dengan cara nailing sehingga memerlukan item pekerjaan baru dan harga satuan baru.
3. Pembebasan lahan yang menjadikan pekerjaan tertunda.
4. Adanya Addendum kontrak untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.
5. Untuk pekerjaan galian dan timbunan mengalami hambatan karena alat.
6. Adanya pergantian personil konsultan yang mempengaruhi pengawasan.
commit to user 5.4 Alternatif yang Disarankan
5.4.1 Menurut Kriteria Malcolm Baldrige
Secara keseluruhan kriteria Malcolm Baldrige mulai dari kriteria pertama sampai ketujuh akan diberikan alternatif untuk perbaikan yang disarankan. Alternative – lternatif tersebut adalah sebagi berikut :
1. Pemimpin – pemimpin senior harus lebih fokus pada satu proyek ini supaya target yang diinginkan tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan, selain itu juga pemimpin akan lebih fokus untuk proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Paket V ini.
2. Karena kinerja yang kurang maksimal untuk proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Paket V ini dikarenakan kondisi cuaca yang buruk maka setiap kesempatan yang memnungkinkan untuk bekerja harus dilaksanakan secara maksimal agar progresnya bisa bertambah dan tidak terjadi deviasi.
3. Sosialisai kepada warga maupun pengguna jalan tol harus diperhatikan, terrutama untuk warga sekitar yang hampir terlibat dalam pelaksanaannya karena lahan ataupun jalannya dipakai dalam pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Paket V ini. Untuk itu sosialisasi dan pengarahan perlu diperhatikan agar mendapat pengertian dari warga setempat.
4. Managemen pengetahuan perlu disebarluaskan secara menyeluruh kesetiap pegawai yang terlibat dalam pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Paket V entah itu pegawai yang jabatannya tinggi maupun yang jabatannya rendah seperti tukang agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan shop drawing yang telah ada.
commit to user
5. Pelatihan – pelatihan untuk semua pegawai dari yang jabatannya tinggi sampai rendah perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya sehingga hasil yang didapat dalam pelaksanaan lebih mempunyai nilai yang lebih dengan hasil yang lebih bagus.
6. Manajemen proses untuk waktu pelaksanaan perlu direncanakan secara benar supaya bisa selesai tepat waktu, untuk itu karena ada addendum pun harus tetap direncanakan bebar – benar pengajuan addendumnya agar kontraktor pelaksana tidak mengalami keterlambatan waktu pelaksanaan.
7. Secara keseluruhan kriteria harus benar – benar diperhatikan supaya proses pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Paket V berjalan dengan baik dan sesuai kontrak.
5.4.2 Menurut Masalah yang Muncul 5.4.2.1 Pada Saat Pelaksanaan Kuesioner
Pada saat pelaksanaan kuesioner terdapat beberapa hambatan sehingga dalam pengumpulannya memerlukan waktu yang relatif lama untuk itu alternatif yang disarankan agar tidak menghambat pelaksanaan survei wawancaranya adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan survei wawancara untuk kuesioner dilaksanakan pada waktu istirahat.
2. Sebelum pelaksanaan survei atau pengisian blangko kuesioner lebih baiknya diadakan sosialisasi mengenai maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini.
3. Lembar kuesioner harus dijelaskan satu persatu agar para responden lebih mengerti tentang maksud dari setiap butir pertanyaannya.
4. Membuat jadwal dengan karyawan yang tingkat jabatannya tinggi sehingga tidak mengganggu kerja para pimpinan senior.
commit to user 5.4.2.2 Secara Keseluruhan di Lapangan
Alternatif yang diperlukan supaya pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Paket V ini berjalan dengan lancar maka perlu silakukan saran – saran sebagai berikut :
1. Dengan kondisi medan atau lapangan mengalami keadaan yang buruk karena cuaca yang tidak baik, maka perlu dimaksimalkan pekerjaan pada saat cuaca cerah dengan penambahan pekerjaan – pekerjaan yang tertunda maupun pekerjaan yang bisa didahulukan. Sehingga dapat meminimalisasikan keterlambatan pekerjaan.
2. Karena adanya tanah clay shale yang tidak terduga pada saat pengalian timbunan tinggi di daerah proteksi sutet yang dulu direncanakan menggunakan bore pile tetapi setelah adanya tanah clay shale ini tidak bisa diterapkan karena tanah yang mengembang atau pecah pada saat terkena udara maka direncanakan akan menggunakan soil nailing untuk proteksi sutet ini sehingga perlu penambahan item pekerjan baru pada RAB yang telah dibuat sebelumnya. Untuk itu perlu adanya negosiasi harga yang perlu dipercepat agar terjadi kesepakanan antara kontraktor pelaksana dengan Papenkon sehingga pekerjaan bisa cepat dilaksanakan.
3. Pembebasan lahan yang selama ini menjadi salah satu penghambat pelaksanaan juga harus diselesaikan, sehingga pada bulan Desember telah diadakan eksekusi lahan warga yang belum bebas sebelumnya.
4. Waktu pelaksanaan yang akan berakhir pada tanggal 24 Maret 2013 sesuai dengan kontrak kerja awal telah di lakukan Addendum 02 untuk menambah waktu pelaksanan selain itu karena adanya hambatan dari proses pelaksanaan maka sedang direncanakan proses Addendum 03 dikarenakan waktu yang telah disepakati dalam Addendum 02 pun belum tentu bisa menyelesaikan semua pekerjaan. Untuk itu proses untuk Addendum 03 supaya dipercepat.
5. Untuk pekerjaan galian dan timbunan ini sangat mengalami kesulitan berhubung pembebasan lahan baru selesai bulan Desember 2012 maka
commit to user
pekerjaan galian dan timbunanpun sedikit terhambat selain karena pembebasan lahan tersebut, hal yang menjadi penghambat lainnya adalah mengenai kondisi yang tidak memungkinkan untuk di lakukan pekerjaan karena hujan yang selalu membuat tanah menjadi rusak, walaupun sudah ditimbun karena curah hujan yang padat maka tanah menjadi rusak kembali. Untuk itu saran yang perlu di lakukan adalah dengan memaksimalkan pada waktu kondisi cuaca cerah selain itu juga peralatan tanah harus ditambah untuk mempercepat kinerja serta monitoring peralatan yang harus selalu dipantau.
6. Karena adanya pergantian personil konsultan yang mempengaruhi pengawasan, maka pengwasan dilapangan sedikit terganggu untuk itu perlu adanya ketegasan dari pemilik proyek PT. Trans Marga Jateng untuk peneguran kepada konsultan pengawas supaya lebih meningkatkan kinerjanya.