• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. Perumahan Panji Permai RT. 002, RW. 021 di Situbondo Jawa Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB V PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. Perumahan Panji Permai RT. 002, RW. 021 di Situbondo Jawa Timur."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

Pada Bab V ini berisi penyajian data dan juga menjelaskan bagaimana komunikasi antarbudaya antara masyarakat Madura dengan masyarakat Jawa di Perumahan Panji Permai RT. 002, RW. 021 di Situbondo Jawa Timur.

Pada bagian ini peneliti akan melakukan proses penyajian data berdasarkan dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan subjek penelitian tentang komunikasi antar budaya antara Etnis Jawa dan Madura di Situbondo. Peneliti akan membagi dalam beberapa sub bab untuk memudahkan penyajian data dan agar lebih fokus tentang tema tersebut.

5.1 Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini menentukan subjek penelitian, sesuai dengan keterkaitan judul penelitian, adapun kriteria subjek penelitian yang peneliti buat adalah seperti yang telah dipaparkan pada bab 3 metodologi penelitian, dan berikut adalah subjek penelitian dalam penelitian ini, antara lain:

Tabel 5.1

Data Informan Penelitian

No Nama Keterangan

1 Eni Murfiati Ningsih Umur : 54 Tahun Pendidikan : S1 Jabatan : Guru SMA Etnis : Madura 2 Darmawan Widyamoko Umur : 54 Tahun

(2)

Pendidikan : S1 Jabatan : PNS Etnis : Jawa

3 Ika Indaryani Umur : 48 Tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Etnis : Madura

4 Endang Umur : 59 Tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Etnis : Jawa

5.1.1 Komunikasi Antarbudaya Antara Etnis Jawa dan Madura di Perumahan Panji Permai Situbondo

Komunikasi yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda, pada saat itulah terjadinya proses komunikasi antar budaya. Menurut Stewart L. Tubis (2008), “mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya.” dari pernyataan tersebut, bahwa komunikasi antar budaya akan terjadi saat adanya komunikasi antara seseorang dengan orang lain yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda dan memiliki suatu tujuan dan pemikiran yang sama agar terjalin interkasi yang lancar. Definisi tersebut sesuai dengan aktifitas sehari-hari di Perumahan Panji Permai RT. 002/RW. 021 di Situbondo yang memiliki kebudayaan berbeda, mayoritas masyarakatnya berEtnis Madura dan sebagian berEtnis Jawa.

(3)

Budaya dan masyarakat merupakan satu kesatuan yang saling terikat dan tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Budaya tanpa masyarakat tidak mungkin terbentuk, begitu juga sebaliknya masyarakat tanpa budaya juga tidak mungkin. Dalam komunikasi antar budaya, masing-masing orang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, dengan begitu setiap individu harus saling memahami, mendalami, dan mempelajari dengan cara apa seseorang berkomunikasi yang memiliki kebudayaan berbeda. Komunikasi antar budaya ini jika tidak ada yang saling ,mengerti antar satu budaya ke budaya yang lain, maka komunikasi antar budaya tidak akan berjalan dengan baik dan dapat menimbulkan suatu masalah. Menurut Fajar (2009), “Dalam ilmu komunikasi antarbudaya, hal utama adalah sumber dan penerimanya berasal dari budaya yang berbeda.

Perbedaan kultur dari orang-orang yang berkomunikasi ini juga menyangkut kepercayaan, nilai, serta berperilaku kultur di lingkungan mereka.”

Dua Etnis dalam penelitian ini yang sudah sangat lama berdampingan adalah Etnis Jawa dan Madura di Perumahan Panji Permai RT. 002/RW. 021 di Situbondo, semua sumber menyatakan bahwa mereka telah berada dalam lingkungan tersebut sejak puluhan tahun, seperti yang dikatakan oleh semua subjek penelitian berikut:

Sudah dari lahir di Situbondo, berarti sudah 50 tahunan lebih (Eni Murfiati Ningsih, 20 Desember 2019)

Hal yang sama dikatakan subjek penelitian kedua bahwa telah menempati atau tinggal dilingkungan dengan dua Etnis berbeda tersebut sudah lebih , dari 25 tahun, dan tetap bisa menjaga dan menghormati satu sama lain:

(4)

Mulai tahun 1994, jadi kurang lebih 25 tahun (Wawancara dengan Darmawan Widyamoko, 20 Desember 2019)

Saya sudah 50 tahun tinggal di situbondo (Ika Indaryani, 20 Desember 2019)

Mulai tahun 1991 sekitar 28 tahun (Endang, 20 Desember 2019)

Dari semua pernyataan subjek bahwa sudah lama menempati atau tinggal di lingkungan dengan dua Etnis yang berbeda tersebut, membuktikan bahwa komunikasi yang terjadi dapat berjalan dengan lancar. Adanya perbedaan budaya tidak akan menjadi suatu halangan untuk satu sama lain dalam menjalin hubungan, yang paling penting adalah dapat saling memahami, saling beradaptasi, dan saling bertoleransi. Menurut Anugrah dan Kresnowiati (2007), “Kunci utama dari pergaulan antarbudaya adalah tidak menilai orang lain yang berbeda budaya dengan menggunakan penilaian budaya sendiri. Biarkan semua berjalan dengan latar budaya masing-masing.” Dengan adanya perbedaan budaya ini justru menjadi sebuah pelajaran bagi siapapun untuk belajar tentang budaya orang lain dengan bijak.

Terdapat perbedaan budaya tidak menjadikan suatu masalah dan menjadikan suatu pembelajaran dengan mengikuti arus dengan beradaptasi sehingga masing-masing Etnis akan mempelajari budaya yang ada. Secara lebih simpel, subjek penelitian keempat mengatakan bahwa tidak sulit menjalani kehidupan dengan Etnis berbeda yang terpenting saling menyesuaikan, terbukti setelah kurang lebih 28 tahun kehidupan yang dijalani tetap aman dan saling menghormati antara Etnis Jawa dan Madura.

(5)

Menurut saya yaa biasa, yang penting kan saling menyesuaikan adat dan bahasa (Endang, 20 Desember 2019)

Gambar 5.1

Aktivitas sehari hari Etnis Jawa dan Madura di Situbondo

Sumber : Hasil pengolahan data peneliti

Dalam menjalani kehidupan dengan Etnis dan budaya berbeda serta memiliki ciri khas yang kuat tiap masing-masing yakni Jawa dan Madura, subjek penelitian yang kedua menyatakan bahwa tidak akan merubah budaya yang telah menjadi budaya dan tradisi yang dianutnya.

Yaa sesuai dengan budaya saya Jawa, ya saya lakukan jadi saya tidak mau untuk merubah apa yang menjadi budaya dan tradisi saya. (Darmawan Widyamoko, 20 Desember 2019)

Pernyataan di atas berbeda dengan pernyataan sebelumnya, akan tetapi Jawaban dari subjek selanjutnya hampir sama dengan pernyataan subjek keempat yaitu ibu Endang, berikut Jawabannya:

Saya belajar segera dengan adaptasi, sedikit-sedikit, akhirnya dengan adaptasi kita mudah untuk bergaul, jadi kita mengikuti saja budaya disini(Eni Murfiati Ningsih, 20 Desember 2019)

(6)

Pernyataan ibu Eni Murfiati Ningsih kembali memperkuat pernyataan atau dengan pendapat dari ibu Endang sebelumnya. Jawaban dari ibu Eni Murfiati Ningsih di atas menyatakan bahwa pentingnya untuk belajar dan beradaptasi dengan budaya yang ada untuk bisa saling berinteraksi. Karena perumahan panji permai merupakan daerah yang masyarakatnya adalah Etnis Madura. Sementara Jawaban dari subjek ketiga adalah sebagai berikut:

Yaa,,saya mengikuti arus yaa jadinya harus beradaptasi, campuran ya, ada Madura ada Jawa. Jadi kalau seperti orang Madura mengikuti orang Jawa cepat bisa, tapi kalau orang Jawa ngerti tapi susah untuk mengeluarkan Bahasa Madura. (Ika Indaryani, 20 Desember 2019)

Pernyataan ibu Ika sama dengan pernyataan ibu Eni dan ibu Endang sebelumnya, hanya saja menurut ibu Ika bahasa yang digunakan bisa menjadi bahasa campuran, ada Madura dan ada Jawa. Menurutnya orang berEtnis Madura mengikuti bahasa dan adat oran berEtnis Jawa itu cepat bisa, tetapi jika orang berEtnis Jawa mengerti adat dan bahasa Madura tapi susah untuk mengeluarkan atau berbicara bahasa Madura.

Perbedaan-perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbudaya juga diungkapkan oleh subjek penelitian sebagai gambaran aktifitas komunikasi antarbudaya di Perumahan Panji Permai RT. 002/RW. 021 Situbondo, seperti yang dikatakan oleh ibu Endang sebagai berikut:

Kalau saya ya perbedaannya dari masakan ya, kan kalau saya suka masakan yang manis tapi kalau di daerah sini kan sukanya masakan yang asin. (Endang. 20 Desember 2019).

(7)

Jika subjek Penelitian diatas mengatakan perbedaan dalam komunikasi antar budaya di Perumahan Panji Permai RT. 002/RW. 021 Situbondo lebih pada makanannya. Berbeda dengan pernyataan oleh subjek ketiga yang mengatakan bahwa perbedaan aktifitas komunikasi antarbudaya lebih cenderung ke bahasanya yang berbeda, sebagai berikut:

Mm, saya kira tidak ada perbedaan, ya apa yaa,, ya ga ada perbedaannya hampir sama, Cuma cara berbicaranya saja yang beda, kalau masalah budaya saya rasa sama. (Ika Indaryani, 20 Desember 2019).

Pernyataan di atas sama dengan yang dikatakan oleh subjek penelitian Darmawan Widyamoko seperti berikut:

Jelas, budaya Jawa dengan Madura kan jelas berbeda, dan perbedaaanya cukup signifikan sehingga banyak terjadi miss komunikasi didalam pergaualan di masyarakat, seperti tentang komunikasi bahasa, bahasa Jawa dan Madura, walaupun kita paham tapi kita tidak mengerti yang dimau, ya istilahnya kita bisa merabah tapi kurang pas dalam menangkap kalimat kalimat tersebut, jadi banyak menimbulkan pertentangan dibatin jadi cenderung stag ya diam masing personal. (Darmawan Widyamoko, 20 Desember 2019).

Pernyataan di atas memperkuat pernyataan sebelumnya oleh ibu Ika Indaryani sebelumnya, bahwa perbedaan yang menjadi masalah adalah bahasa.

Menurut bapak Darmawan Widyamoko dalam melakukan interaksi antar individu yang memiliki perbedaan budaya dan bahasa, harus berhati-hati dalam menggunakan bahasa sehari-hari agar tidak terjadi miss komunikasi yang membuat kesalahpahaman antar dua Etnis tersebut. Berbeda dengan subjek pertama sebagai berikut:

(8)

Kalau saya kan dari kecil disini jadi langsung budayanya seperti itu. (Eni Murfiati Ningsih, 20 Desember 2019)

Pernyataan di atas berbeda dari pernyataan-pernyataan sebelumnya, ibu Eni mengatakan bahwa menurutnya tidak ada perbedaan karena dari kecil sudah bertempat tinggal di Perumahan Panji Permai RT. 002/RW. 021 Situbondo dan sudah terbiasa dengan budaya yang ada didaerah tersebut.

Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat pasti akan mengalami banyak perbedaan, terutama negara Indonesia dikenal dengan berbagai macam budayanya.

Dari keragaman budaya inilah yang menciptakan suatu susunan kehidupan yang unik dan menarik dari setiap kumpulan masyarakat. Nyatanya dari beranekaragam budaya ini yang semestinya dapat memperkaya kehidupan berbudaya, banyak yang berawal dari perbedaan ini sehingga menimbulkan kesalahpahaman, ketegangan-ketegangan antarsuku budaya dengan budaya yang lain. Gologan Etnis merupakan penggabungan antara dua Etnis atau lebih yang memiliki kesamaan maupun perbedaan yang telah dibandingkan saat menentukan pembentukan suatu Etnis dan akan melestarikan kebudayaan. Adanya kesamaan-kesamaan pada dua atau lebih objek yang dipersatukan akan menjadi sebuah identitas Etnis. Sebuah Etnis muncul dikarenakan adanya sebuah hubungan antara dua objek budaya yang berbeda, seperti yang terjadi di Perumahan Panji Permai RT. 002/RW. 021 Situbondo yang mayoritas berEtnis Madura dan minoritas berEtnis Jawa.

5.1.2 Munculnya Identitas Budaya Antara Etnis Jawa dan Madura di Perumahan Panji Permai Situbondo

(9)

Kegiatan sosial budaya yang telah berlangsung sangat lama di Perumahan Panji Permai RT. 002/RW. 021 di Situbondo membentuk identitas kebudayaan yang kuat satu dengan yang lain dan justru tidak saling menghilangkan, yang artinya Etnis Madura dan Etnis Jawa di Perumahan panji permai RT. 002/RW. 021 di Situbondo semakin lama semakin kuat dan terus tumbuh menjadi dua identitas budaya yang sama-sama saling mempertahankan. Menurut Giddens (2009), Pentingnya identitas bagi sebuah kelompok Etnis, dikarenakan “It can provide an important thread of continuity with past and is opten kept alive through the practice of cultural traditions.” Oleh sebab itu hampir semua identitas budaya dpata dipahami dalam sebuah kaitan dengan identitas ikatan persaudaraan, ras ataupun Etnis, dibangun dalam sebuah konteks yang mengarah dengan yang lain.

Budaya dalam kehidupan masyarakat tidak muncul begitu saja, akan tetapi bila sudah muncul maka budaya tersebut sukar untuk dipadamkan. Artinya budaya akan melekat dalam diri masing-masing sesuai dengan kebudayaan yang telah dianutnya. Kebiasaan, tradisi, dan cara-cara umum yang dilakukan sebelumnya dan tingkat keberhasilan yang diperoleh dengan usaha keras tersebut. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa budaya organisasi menyangkut masalah nilai yang dipahami dan dianut bersama dalam suatu organisasi. Nilai-nilai tersebut bisa terbentuk melalui beberapa cara, diantaranya pimpinan (kepemimpinan), pendiri/pemilik, dan interaksi antar individu dalam organisasi.

Budaya yang dapat membentuk identitas disampaikan oleh subjek penelitian pertama bahwa dua unsur tersebut memiliki keterkaitan yang erat, sebagai sebuah

(10)

demikian keberadaan Etnis Jawa pun tetap bisa terlihat, seperti yang disampaikan oleh subjek penelitian kedua berikut:

Ada beberapa orang iya, dan ada beberapa orang yang tidak, ada beberapa orang Jawa yang bisa berkomunikasi dengan Madura bahkan membaur dengan Madura yang juga tetep bertahan dengan budaya yang dianutnya.(Darmawan Widyamoko, 20 Desember 2019)

Menurut pernyataan bapak Darmawan bahwa tidak semua orang memunculkan identitas budayanya masing-masing. Budaya sebagai identitas pribadi atau kelompok memang masih tergantung pada faktor historical dan jumlah individu yang menempati sebuah tempat, seperti di Perumahan Panji Permai RT 002, RW 021 Situbondo ini, karena memang Etnis Madura datang lebih awal sehingga, karakter dan identitas Etnis Madura ditempat tersebut otomatis lebih terlihat. Sama halnya dengan pernyataan subjek pertama mengatakan:

Nggak ya (memunculkan identitas budaya), semua kan Madura Jawanya sedikit, tapi Jawanya ya ngikut Madura, jadi meskipun Jawa yang ketaranya Madura, kalau ras asing sudah hidup sendiri sendiri(Eni Murfiati Ningsih, 20 Desember 2019)

Pernyataan ibu Eni hampir sama dengan pernyataan bapak Darmawan sebelumnya, bahwa tidak semua orang memunculkan identitas budayanya.

Menurut ibu Eni di Perumahan Panji Permai RT.002/RW.021 Situbondo ini kebanyakan berEtnis Madura dan beberapa Etnis Jawa, sehingga tanpa disadari Etnis Jawa mulai mengikuti Madura, yang artinya secara tidak langsung orang Jawa mulai mengikuti logat Madura. Jadi orang berEtnis Jawa tapi terlihat seperti Etnis Madura. Pernyataan yang sama disampaikan oleh subjek penelitian ketiga

(11)

begitu terlihat karena di dominasi budaya atau Etnis Madura yang menguasai, sehingga Etnis Jawa tertular dan mengikuti Etnis Maduranya.

Saya pikir nggak yaa, apalagi kalau sudah, jadi kalau orang Jawa kalau sudah ada di Situbondo ya mengikuti adat Situbondo. kalau di Madura ya mengikuti adat Madura.

Mm,..saya kira ga ada perbedaan, ya apa yaa,, ya ga ada perbedaannya hampir sama, Cuma cara berbicaranya aja yang beda, kalau masalah budaya saya rasa sama (Ika Indaryani, 20 Desember 2019)

Pernyataan di atas sama dengan pernyataan ibu Eni sebelumnya. Berbeda dengan pernyataan yang disampaikan oleh subjek keempat bahwa Etnis Jawa yang berada ditempat yang mayoritas Madura lebih kalem dan sabar, mengikuti aktifitas dan kebiasaan Etnis Madura di Perumahan Panji Permai RT 002, RW 21 Situbondo, ibu Endang mengatakan:

Iya kebanyakan orang Jawa agak kalem yaa. Agak sabar sedikit kayaknya begitu, menurut saya yang orang Jawa.(Endang, 20 Desember 2019)

Menurut ibu Endang kebanyakan orang yang berEtnis Jawa memiliki pribadi yang lebih kalem atau sabar, karena terlihat dari perbedaan logatnya. Kalau Jawa lebih halus, berbeda dengan Madura yang memiliki logat dan intonasi nadanya agak tinggi dan memiliki emosi yang sedikit lebih tinggi.

Rincian karakteristik serta ciri-ciri sebuah kebudayaan dalam kelompok sosial tertentu dan memiliki batasan-batasan sebagai sebuah norma atau aturan ketika dibandingkan dengan karakteristik kebudayaan yang lain disebut identitas budaya. Hal tersebut juga berguna saat seseorang ingin mengetahui dan menetapkan sebuah identitas budaya orang lain, bahwa identitas budaya tidak

(12)

hanya menentukan karakteristik atau ciri-iri fisik saja melainkan mempelajari tentang sebuah identitas budaya dengan susunan berpikir (gaya dan tujuan berpikir), perasaan (gaya merasa dan penyesuaian perasaan), dan gaya bertindak (dorongan tindakan dan tujuan tindakan). Identitas budaya dapat diartikan sebagai suatu ciri berupa budaya yang membedakan suatu bangsa atau kelompok masyarakat dengan kelompok yang lainnya.

Identitas budaya bisa bermakna sebagai suatu ciri berbentuk budaya yang membedakan dari suatu bangsa atau kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat yang lain. Setiap kelompok masyarakat atau bangsa pasti memiliki budaya tersendiri yang membedakan dengan bangsa lainnya. Dalam hal tersebut, Indonesia yang pada dasarnya memiliki beranekaragam suku bangsa juga memiliki berbagai macam budaya yang berbeda-beda. Dari setiap budaya yang dimiliki oleh masing-masing kelompok tersebut pastinya memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan kelompok masyarakat yang lain.

5.1.3 Akulturasi Budaya Etnis Jawa dan Madura

Menurut Koentjaraningrat (2015), “menjelaskan bahwa proses akulturasi adalah proses sosial yang lahir bila suatu kelompok manusia bertemu kebudayaan asing sehingga kebudayaan asing tersebut akhirnya dapat diterima tanpa menyebabkan hilangnya ciri khas asli budayanya sendiri. Menurut Koentjaraningrat (2015), “Unsur-unsur kebudayaan asing hadir dalam kebudayaan lokal, akan memberikan gambaran mengenai proses akulturasi.” Proses akulturasi kebudayaan tersebut menghasilkan sebuah bahasa, kepercayaan, organisasi sosial,

(13)

kemasyarakatan. Wujud dari akulturasi budaya, merupakan salah satu hasil aktifitas manusia dalam menjalankan proses perpaduan budaya.

Akulturasi budaya terjadi apabila beberapa kebudayaan saling berhubungan satu sama lain dalam jangka waktu yang cukup lama dan dari masing-masing kebudayaan tersebut saling menyesuaikan diri menjadi satu kesatuan kebudayaan.

Berikut adalah pernyataan dari hasil wawancara yang dilakukan mengenai akulturasi budaya komunikasi antara Etnis Jawa dan Madura. Hasil wawancara pada pernyataan mengenai bagaimana kedua Etnis tersebut bisa saling menghormati kebudayaan satu sama lain.

Kalau antar suku ya, bergaul seperti biasa, saling menghormati. Menghormati agamanya, menghormati keluarganya dan menghormati sukunya. (Eni Murfiati Ningsih, 20 Desember 2019)

Pendapat atau Jawaban dari ibu Eni di atas didukung oleh pendapat dari subjek kedua bapak Darmawan menyatakan bahwa kebudayaan Etnis Jawa dan Madura dapat terjalin baik dengan menghormati satu sama lain.

Kita menghormati ya sesuai dengan apa yang diajarkan oleh agama, pada hakikatnya kan sama, budayanya ya kita menghormati saja, jadi kita sesuaikan saja (Darmawan, 20 Desember 2019)

Jawaban dari bapak Darmawan di atas memiliki kesamaan dengan Jawaban dari ibu Eni Murfiati Ningsih yang menyatakan bahwa, dari kedua Etnis tersebut dapat hidup berdampingan dengan kebudayaan yang berbeda-beda untuk saling menyesuaikan dan saling menghormati kebudayaan yang ada. Sama halnya dengan

(14)

Yaa..itu saling menjaga silaturahminya meskipun kita berbeda suku atau berbeda agama yaa.. kita harus menghormati sesama supaya tidak terjadi perbedaan (Ika Indaryani, 20 Desember 2019)

Pernyataan di atas sama dengan pernyataan sebelumnya yaitu untuk bisa saling menghormati satu sama lain, hanya saja ibu ika menambahkan Jawabannya untuk tetap menjaga hubungan yang baik dan saling menghormati dengan kebudayaan dan agama yang berbeda-beda agar tidak terjadi perbedaan. Jawaban subjek keempat sebagai berikut:

Kalau saling menghormati dan menghargai satu sama lain (Endang, 20 Desember 2019)

Dari seluruh pernyataan keempat subjek tersebut menyatakan untuk menciptakan hubungan antarbudaya yang baik dari kedua Etnis tersebut agar dapat terbentuk proses akulturasi budaya dengan cara saling menghormati kebudayaan yang ada dan menghormati perbedaan yang ada. Kebudayaan lain yang terbentuk dalam Etnis Jawa dan Madura di Perumahan Panji Permai RT.

002/RW. 021 Situbondo adalah tentang aktifitas adat istiadat atau kebiasaannya seperti yang disampaikan oleh subjek pertama sebagai berikut:

Contohnya ya, misalnya apa itu ada yang meninggal terus selamatan ada yang 7 hari, 40 hari, 100 hari, kalau ada yang melahirkan atau menikah kan mesti bawa-bawa tapi kalau disini itu dicatat, kayak harus dikembalikan, kalau lebih nggak apa-apa tapi kalau kurang ya diminta (Eni Murfiati Ningsih, 20 Desember 2019)

Pernyataan di atas menurut ibu Eni bahwa ada tradisi yang membedakan antara Etnis Jawa dan Madura di Perumahan Panji Permai RT. 002/RW. 021 Situbondo, bahwa Etnis Madura ketika mengadakan suatu acara pernikahan atau

(15)

ada warganya yang meninggal dunia, apa yang dibawa itu akan dicatat begitu sebaliknya ketika ada yang memberi juga harus dicatat untuk dikembalikan sesuai jumlah yang didapatkan atau diberikan. Berbeda dengan Jawaban subjek kedua berikut:

Kalau kita mengadu pada budaya Madura jelas beda, karena cerita budaya sumenep sendiri kan dari majapahit, karena kearifan lokal mereka ya berbeda jauh, kalau keseharian ada beberapa yang sama, kalau bahasa tingkatan tinggi kromo inggil, banyak kesamaan, jadi kita kalau bicara dengan kromo inggil tidak kesulitan (Darmawan Widyamoko, 20 Desember 2019).

Pernyataan dari subjek kedua berbeda dengan pernyataan sebelumnya yang menyatakan perbedaan yang dirasa adalah adat istiadat yang terdapat di Perumahan Panji Permai, sedangkan subjek kedua bapak Darmawan menJawab tentang perbedaan budaya yang dirasa cenderung pada kearifan lokal atau kebudayaan asli Madura yang berbeda jauh dengan kebudayaan yang dianutnya yaitu budaya Jawa. Tetapi dalam segi bahasa menurut bapak Darmawan tidak jauh berbeda ada beberapa kata yang memiliki arti yang sama dengan bahasa Madura di perumahan panji permai. Berikut Jawaban dari subjek ketiga:

Perbedaannya,,saya kira hampir mirip, yang membeda kan itu Cuma yaa itu logat bicaranya itu, kalau masalah adatnya saya kira hamper sama. Terus masalah keagamaankan yang berbeda, kalau masalah adat istiadatnya ya saya kira sama, hampir sama tidak ada perbedaan (Ika Indaryani, 20 Desember 2019)

Menurut subjek ketiga ibu Ika Indaryani menyatakan bahwa kebudayaan yang ada di Perumahan Panji Permai tidak jauh berbeda antara Etnis Jawa dan

(16)

Masyarakat dari Etnis Madura memiliki logat yang mendayu-dayu sehingga perbedaan yang nampak jelas terlihat dan dengan intonasi nada yang lebih tinggi, sedangkan masyarakat dari Etnis Jawa cenderung lebih kalem.

Perbedaannya ya bahasanya dan logatnya, dari tata bahasanya. Tapi ya sudah mulai bisa mengikuti bahasa Madura (Endang, 20 Desember 2019).

Pernyataan di atas hampir sama dengan pernyataan sebelumnya dari ibu Ika Indaryani yang membedakan ialah dari segi logatnya yang dimiliki tiap masing-masing Etnis Jawa dan Madura di Perumahan Panji Permai Situbondo.

Wujud akulturasi budaya juga dapat terlihat dari hasil wawancara dengan pertanyaan mengenai bahasa yang digunakan apabila antara Etnis Jawa dan Madura saling berkomunikasi.

Kalau dengan orang Madura ya bahasa Madura, kalau yang Jawa ya pakai bahasa Jawa, jadi menyesuaikan dan bisa juga dengan bahasa Indonesia (Eni Murfiati Ningsih, 20 Desember 2019).

Perbedaan budaya tidak menjadi halangan untuk satu sama lain menjalin hubungan (relationship), yang terpenting adalah saling memahami (understanding),saling beradaptasi (adaptation) dan saling bertoleransi (tolerance). Kunci utama dari pergaulan antarbudaya adalah tidak menilai orang lain yang berbeda budaya dengan menggunakan penilaian budaya sendiri. Biarkan semua berjalan dengan latar budaya masing-masing. Justru perbedaan budaya adalah ladang untuk siapapun belajar budaya orang lain dengan arif dan bijak (wise) (Anugrah dan Kresnowiati, 2007:3). Dalam menjalani kehidupan di dalam masyarakat Etnis Jawa dan Madura di perumahan panji permai RT 002/RW 021

(17)

Situbondo mengalami banyak-banyak perbedaan, apalagi Indonesia dikenal dengan keanekeragaman budayanya. Dari keanekaragaman inilah tercipta suatu tatanan kehidupan yang unik dan menarik dari setiap kelompok.

5.1.4 Dominasi Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya

Budaya dominan adalah sebuah kebudayaan yang sangat menonjol dalam suatu masyarakat. Dalam komunikasi antarbudaya terdapat perbedaan dalam cara berkomunikasi antara orang yang satu dengan yang lainnya. Misalnya, perbedaan ketika berkomunikasi dengan teman tertentu akan berbeda ketika berkomunikasi dengan orang yang lebih tua dari kita atau lebih muda. Hal inilah yang dinamakan dengan konteks dalam komunikasi. Perbedaan cara berkomunikasi itu adalah hal yang sangat wajar dikarenakan situasi psikologis dan sosial.

Meskipun berada di daerah mayoritas memiliki kebudayaan Madura yang kuat, kebanyakan atau hampir keseluruhan masyarakat di Perumahan Panji Permai RT 002/RW 021 Situbondo saling menghormati satu dengan lainnya agar keutuhan masyarakat didaerah tersebut tetap terjaga. Seperti yang disampaikan oleh subjek penelitian kedua berikut:

Kita menghormati ya sesuai dengan apa yang diajarkan oleh agama, pada hakikatnya kan sama, budayanya ya kita menghormati saja, jadi kita sesuaikan saja. Kalau kita mengadu pada budaya. (Darmawan Widyamoko, 20 Desember 2019)

Jika ditanya mengenai kebudayaan yang mendominasi di Perumahan Panji Permai RT 002/RW 021 Situbondo, subjek pertama mengatakan:

(18)

Yaa ada, ya Madura, situbondo kan Jawa aslinya tapi penduduknya kan Madura, nah versi bahasanya lebih ke Sumenep. (Eni Murfiati Ningsih, 20 Desember 2019)

Pernyataan di atas menjelaskan bahwa Etnis yang mendominasi adalah Etnis Madura, walaupun juga ada yang Jawa tetapi dari segi bahasa cenderung ke bahasa Madura daerah Sumenep. Pernyataan yang sama diutarakan oleh subjek kedua:

Jelas, mayoritas pasti akan mendominasi, tapi didalam lingkungan perumahan ini lebih ada kecendrungan menggunakan bahasa Jawa, walau bahasa Jawanya adalah Jawa campuran Madura, Madurapun berbahasa Jawa meskipun bahasa Jawanya tingat rendah. (Darmawan Widyamoko, 20 Desember 2019)

Menurut bapak Darmawan Widyamoko, walaupun Etnis Madura yang mendominasi di Perumahan Panji Permai RT 002/RW 021 Situbondo, tetapi bahasa yang digunakan cenderung menggunakan bahasa Jawa, walau bahasa Jawa yang digunakan ialah Jawa campuran dengan bahasa Madura. Sementara Jawaban dari subjek ketiga mengatakan:

Ada..kan ada yang menetapkan disini, tapi ya yang mendominasi ya dari Jawa. Kalau Situbondo itu ya sudah campuran tapi kebanyakanya Jawa. (Ika Indaryani, 20 Desember 2019)

Pernyataan di atas berbeda dengan pernyataan sebelumnya, menurut ibu Ika Indaryani bahwa yang mendominasi yaitu Etnis Jawa, menurutnya Etnis Jawa pun sudah banyak yang menetap cukup lama di Perumahan Panji Permai RT 02/RW 021. Karena penduduk asli di Perumahan Panji Permai sudah bercampur dengan Etnis yang ada di perumahan panji permai.

Nggak ada ya yang mendominasi rata-rata sudah membaur semua. (Endang, 20 Desember 2019)

(19)

Pernyataan di atas hampir sama dengan pernyataan sebelumnya yang menyatakan bahwa, tidak terlalu terlihat Etnis yang mendominasi karena menurut ibu Endang Etnis yang mendominasi pun sudah banyak yang membaur satu sama lain sehingga dari segi bahasa dan budaya telah menjadi satu kesatuan.

Gambar 5.2

Dominasi budaya yang melebur

Sumber : Hasil pengolahan data peneliti

Bagi banyak orang, kebudayaan adalah akumulasi dari keseluruhan kepercayaan dan keyakinan, norma-norma, kegiatan, institusi, maupun pola-pola komunikasi dari sekelompok orang. Kebudayaan juga mengajarkan kita untuk menghasilkan, memilih dan menjadi saluran informasi. Jadi sebenarnya tidak ada komunitas tanpa kebudayaan atau tanpa masyarakat, dan juga tidak akan ada masyarakat tanpa pembagian kerja atau masyarakat dan kebudayaan tanpa komunikasi. Ini menjelaskan bahwa setiap individu ada didalam masyarakat dan setiap masyarakat memiliki kebudayaan. Kehidupan dan dinamika sebuah masyarakat serta kebudayaan ditentukan oleh komunikasi antara anggota masyarakat dan anggota budaya.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, penelitian tentang penerapan konsep Produksi Bersih di industri keramik Kota Probolinggo ini dilaksanakan dengan tujuan untukmengidentifikasikan jenis keluaran

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris apakah anggaran penjualan, kapasitas mesin, tenaga kerja, stabilitas bahan baku, modal kerja dan

Promosi merupakan suatu kegiatan penting untuk terus menarik wisatawan agar mau menginap dan membeli setiap produk yang ditawarkan, dalam melakukan suatu kegiatan promosi

• Aerasi & agitasi merupakan hal yg penting dlm memproduksi sel-sel khamir dan bakteri. • u/ pertumbuhan secara aerobik, suplai oksigen merupakan faktor terpenting

Permasalahan yang dihadapi guru di Indonesia sangatlah komplek khususnya pada kepuasan kerja yang dirasa kurang bagi para guru sekarang ini, ketidak hadiran guru

Hasil uji mutu hedonik Nata de banana skin pada tabel 4.3 dapat dilihat penilaian terhadap aroma yang diberikan oleh panelis yaitu 2,3-4,7 (berbau menyengat hingga

Mengurutkan gambar melalui metode demonstrasi yang menggunakan gambar keluarga, merupakan strategi yang digunakan guru agar anak mengenal kata-kata dalam gambar dan juga

Penilaian hubungan jumlah pohon aren yang dimiliki dengan pendapatan pengrajin gula merah (Koefisien korelasi Pearson). Berdasarkan hasil pengolahan data dengan