• Tidak ada hasil yang ditemukan

YUNITA DAMAR Mahasiswa Jurusan PG - PAUD Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Nunung Suryana Jamin, SE, M.Si ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "YUNITA DAMAR Mahasiswa Jurusan PG - PAUD Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Nunung Suryana Jamin, SE, M.Si ABSTRAK"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Yunita Damar Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo Dra. Syamsiar RivaI, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo Meningkatkan Kemampuan Mengurutkan Gambar Seri Melalui Metode

Demonstrasi pada Anak Kelompok B Di TK Cerdas Ceria Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

YUNITA DAMAR

Mahasiswa Jurusan PG - PAUD

Dra. Dajani Suleman, M. Hum,Nunung Suryana Jamin, SE, M.Si

ABSTRAK

Rumusan masalah pada penelitian ini, adalah apakah melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan mengurutkan gambar seri pada anak kelompok B di TK Cerdas Ceria Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mengurutkan gambar seri pada anak kelompok B di TK Cerdas Ceria Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara.

Dari hasil persentase rata-rata, diperoleh peningkatan rata-rata (30%) dari observasi awal. Yakni dari 30% pada observasi awal meningkat menjadi 60% pada siklus I. Peningkatan ini terjadi, adanya kerjasama antara peneliti dengan pengamat dalam merancang pembelajaran, menyiapkan media dan alat pembelajaran, dan terutama menciptakan suasana yang kondusif.

Selanjutnya pada siklus II diperoleh peningkatan rata-rata (50%) dari observasi awal. Yakni dari 30% pada observasi awal meningkat menjadi 80% pada siklus II. Peningkatan ini pula terjadi, disebabkan anak termotivasi dengan media yang digunakan guru, di mana mereka tertarik untuk mengikuti pembelajaran mengurutkan gambar seri. Selain itu didasari oleh rasa ingin tahu anak. Di samping itu anak pula dirangsang dengan metode demonstrasi yang sangat sesuai dengan karakteristik perkembangan anak TK.

(2)

Yunita Damar Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo Dra. Syamsiar RivaI, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo

(3)

Yunita Damar Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo Dra. Syamsiar RivaI, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo

Seorang guru Taman Kanak-Kanak (TK) sebelum melaksanakan program kegiatan belajar terlebih dahulu perlu memperhatikan tujuan program kegiatan belajar anak taman kanak-kanak dan ruang lingkup program kegiatan belajar anak taman kanak-kanak. Dalam rangka meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta anak didik guru perlu memahami kemampuan-kemampuan apa yang harus dikuasai anak didik. Kemampuan-kemampuan yang harus dikuasai anak TK merupakan tugas perkembangan tahap masa kanak-kanak awal yang harus diselesaikan. Menurut Havighurst (dalam Sadiman 2007: 2), tugas perkembangan merupakan tugas-tugas secara umum yang harus dikuasai anak pada usia tertentu dan dalam masyarakat tertentu agar dapat hidup bahagia dan mampu menyelesaikan tugas-tugas perkembangan berikutnya.

Mengacu dari tujuan di atas fenomena terlihat diera sekarang ini banyak dijumpai orang tua yang menginginkan anaknya menguasai berbagai keterampilan dengan cepat walaupun umurnya masih balita. Banyak diantara orang tua yang memaksakan anaknya untuk menguasai berbagai keterampilan misalnya berhitung atau membaca dengan cepat, mereka menganggap kalau anaknya sudah pandai jika sudah bisa membaca dan menulis di usia dini.

Metode demonstrasi merupakan salah satu metode dalam pembelajaran yang pelaksanaannya dilakukan melalui penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada anak suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik dalam bentuk alamiah (asli) maupun dalam bentuk buatan (tiruan), yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Melalui metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian yang baik dan sempurna. Djamarah (2010:2) menguraikan bahwa metode demonstrasi mempunyai peran, di antaranya dapat membuat pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat), anak lebih mudah memahami apa yang dipelajari, proses pembelajaran lebih menarik, anak dirangsang untuk lebih aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.

(4)

Yunita Damar Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo Dra. Syamsiar RivaI, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo

Ditegaskan pula bahwa metode demonstrasi merupakan metode yang sangat membantu anak untuk meningkatkan daya khayal, daya pikir, sehingga sesuatu yang diajarkan mudah dipahami dan dimengerti. Dengan demikian, pembelajaran bagaimana pun bentuknya, anak akan lebih mudah memahami jika diajarkan melalui metode demonstrasi.Demonstrasi yang dimaksud dalam penelitia ini adalah peragaan langsung oleh guru untuk mencritakan isi gambar sebelum anak-anak mengurutkannya.

Menurut Dolman (dalam Hariyanto, 2009: 30) menyatakan bahwa anak usia dini dapat diajarkan belajar dengan menggunakan metode demonstrasi dan lebih efektif daripada anak yang memasuki usia sekolah (usia 6 tahun). Selanjutnya dijelaskan pula bahwa semakin kecil usia seorang anak, maka semakin mudah untuk diajari. Akan tetapi, dalam batas anak sudah mulai bisa berbicara.

Menurut Putra (2008:4) mengemukakan bahwa membaca atau mengurutkan gambar mendapat penekanan pada pengkoordinasian anak dan pengenalan bahan bacaan atau cerita bergambar. Belum sampai pada pemahaman yang mendalam akan materi bacaan, apalagi dituntut untuk menguasai materi. Mengurutkan gambar melalui metode demonstrasi yang menggunakan gambar keluarga, merupakan strategi yang digunakan guru agar anak mengenal kata-kata dalam gambar dan juga susunan anggota keluarga disamping agar anak lebih mengenal lingkungan keluarga yang merupakan lingkungan paling dekat dengan anak. Dengan pembelajaran ini pula anak akan benar-benar memahami makna kata yang dibaca, karena disertai gambar. Di samping kata atau kalimat yang disertai gambar, banyak memotivasi anak dalam mengurutkan gambar.

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, peneliti memfokuskan judul penelitian sebagai berikut: “ Meningkatkan Kemampuan Mengurutkan Gambar Seri Dengan Menggunakan Metode Demostrasi Pada Anak Kelompok B Di TK Cerdas Ceria Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara”.

(5)

Yunita Damar Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo Dra. Syamsiar RivaI, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo 1. Hakikat Kemampuan Anak

Kemampuan sangat erat terkait dengan anak sebagai individu yang mempunyai konsep diri, penghargaan terhadap diri sendiri (self esteem), dan mengatur diri sendiri (self regulation). Anak memahami tuntunan lingkungan terhadap dirinya, dan penyesuaian tingkah lakunya.

Dalam meningkatkan kemampuan anak terutama dalam hal mengurutkan gambar seri, peneliti menggunakan metode demonstrasi yang dibarengi dengan kegiatan bercerita. Seperti yang kita ketahui pada usia ini pula, anak mulai belajar mengembangkan kemampuan bahasa dan sosialnya melalui bercerita. Usia emas itu datang hanya sekali dan tidak dapat terulang lagi pada fase berikutnya. Oleh karena itu, masa kanak-kanak merupakan masa yang sangat penting untuk meningkatkan seluruh potensi kecerdasannya. Anak pada usia ini harus mendapatkan beragam input yang merangsangnya, utamanya pengembangan kepribadian dan potensi diri baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni sesuai dengan tahap perkembangan anak.

Bercerita bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikirannya melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa Indonesia. Pengembangan fisik/motorik untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengontrol gerakan tubuh dan kordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil.

2. Hakikat Mengurutkan Gambar

Santrock mengemukakan media gambar seri adalah urutan gambar yang mengikuti suatu percakapan dalam hal memperkenalkan atau menyajikan arti yang terdapat pada gambar. Dikatakan gambar seri karena gambar satu dengan gambar lainnya memiliki hubungan keruntutan peristiwa.

(6)

Yunita Damar Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo Dra. Syamsiar RivaI, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo

Alasan digunakannya media gambar seri adalah agar media gambar tersebut dapat membantu menyajikan suatu kejadian peristiwa yang kronologis dengan menghadirkan orang, benda, dan latar. Kronologi atau urutan kejadian yang dapat membuat anak menuangkan berbagai ide dalam kegiatan bercerita.

Gambar seri juga merupakan komponen dari media gambar sebagai alat bantu penyampaian materi pelajaran dan membantu mempercepat pemahaman atau pengertian pada siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada mengingat kemampuan dan sifat – sifat khasnya (karekteristik) media yang bersangkutan.

Gambar seri yang baik digunakan untuk sumber belajar yaitu memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

a. Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu b. Memberi kesan kuat dan menarik perhatian

c. Merangsang orang yang melihat untuk ingin mengungkapkan tentang objek – objek dalam gambar

d. Berani dan dinamis

e. Ilsutrasi tidak banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami

Sedangkan peranan gambar seri sebagai media pembelajaran yaitu : a. Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu

siswa dalam belajar.

b. Menarik perhatian anak sehingga terdorong untuk lebih giat belajar. c. Dapat membantu daya ingat siswa

Dalam kegiatan pembelajaran, secara umum media mempunyai manfaat untuk :

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat varbalistis b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya

objek benda yang telalu besar, bisa digantikan dengan gambar, film bingkai, film atau model.

c. Fungsi lain dari media adalah dapat mengatasi sikap pasif siswa. Siswa menjadi aktif karena gairah belajar meningkat.

(7)

Yunita Damar Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo Dra. Syamsiar RivaI, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo

d. Media jua memungkinkan terjainya interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan memungkinkan siswa belajar mandiri menurut kemampuan dan minatnya.

Bertolak dari yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pengalaman belajar lebih banyak diperoleh melalui indera lihat, maka dalam proses belajar-mengajar diupayakan penggunaan media visual sebagai alat bantu penyampaian materi pelajaran. Dapat dikatakan bahwa penggunaan media dalam pengajaran khususnya media gambar akan sangat membantu mempercepat pemahaman atau pengertian dari murid sebagai peserta didik.

Adapun langkah – langkah penggunaan media gambar seri sebagai alat peraga adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan tujuan mengajar dengan menggunakan alat peraga, dalam hal ini merumuskan tujuan pembelajaran

b. Persiapan guru, pada fase ini guru memilih dan menerapkan alat peraga mana yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran

c. Persiapan kelas, siswa satu kelas harus mempunyai persiapan sebelum mereka menerima pelajaran dengan menggunakan alat peraga

d. Langkah penyajian pelajaran dan peragaan. Guru harus memilih keahlian dan keterampilan yang baik dalam menggunakan alat peraga e. Langkah kegiatan belajar. Pada langkah ini hendaknya mengadakan

kegiatan belajar sehubungan dengan menggunakan alat peraga.

3. Hakikat Kemampuan Anak Mengurutkan Gambar Seri

Mengurutkan gambar terdiri dari berbagai simbol yang dapat terungkap dengan bahasa yang berupa gambar-gambar seri. Pemerolehan bahasa terjadi pada sub tahap pemikiran simbolik tahap praoperasional tersebut, sehingga menurut

Piaget, bahasa merupakan hasil dari perkembangan intelektual secara keseluruhan

dan sebagai bagian dari kerangka fungsi simbolik. Bahasa berkaitan erat dengan perkembangan kognisi anak terutama dalam hal kemampuan berpikir.

(8)

Yunita Damar Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo Dra. Syamsiar RivaI, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo Lev Vygotsky (dalam Santrock, 2002: 241) mengemukakan hubungan

antara bahasa dan pemikiran, bahwa meskipun dua hal tersebut awalnya berkembang sendiri-sendiri, tetapi pada akhirnya bersatu. Prinsip yang mempengaruhi pernyataan itu adalah: 1) semua fungsi mental memiliki asal-usul eksternal atau sosial. Anak-anak harus menggunakan bahasa dan menggunakannya pada orang lain sebelum berfokus dalam proses mental mereka sendiri. 2) anak-anak harus berkomunikasi secara eksternal menggunakan bahasa selama periode yang lama sebelum transisi kemampuan bicara eksternal ke internal berlangsung. Jadi, anak perlu belajar bahasa untuk mengasuh keterampilan mereka dalam melakukan proses mental seperti berpikir dan memecahkan masalah, karena bahasa merupakan alat berpikir. Demikian pula dengan mengurutkan gambar, yang merupakan salah satu komponen bahasa yang perlu dipelajari sejak dini.

Salah satu teori membaca yang amat berpengaruh adalah teori rute ganda (Grainger, 2003: 190) yang menjelaskan bahwa mekanisme yang terjadi pada pembaca awal dalam mencoba mengatasi kata-kata yang belum dikenal. Pembaca awal akan melalui rute yang akan menentukan suatu kata akan dikenali (berhasil dibaca) atau tidak. (rute gambar), merupakan rute pengenalan yang tergantung pada pendekatan mencocokkan pola gambar, di mana anak-anak menatap jalinan gambar dan membandingkan pola itu dengan gambar yang telah mereka kenal dan pelajari sebelumnya.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli, dapat disimpulkan mengurutkan gambar merupakan kemampuan dasar yang perlu ditumbuh-kembangkan pada anak sejak usia dini. Tahap perkembangan yang memungkinkan mereka mengerti simbol-simbol dalam gambar memberi kesempatan untuk cepat belajar dan mengasah ketajaman berpikir. Selain itu, anak-anak umumnya memiliki kesadaran fonemis yang cukup baik dan sangat berguna dalam proses belajar. Karena itu, diperlukan adanya pemilihan metode yang tepat dengan harapan anak dapat belajar membaca dengan efektif, memanfaatkan segala potensinya dan merasa nyaman dalam belajar menggunakan metode yang memperhatikan kebutuhan belajar mereka.

(9)

Yunita Damar Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo Dra. Syamsiar RivaI, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo 4. Hakikat Metode Demonstrasi

Menurut Djamarah(2010:2), metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Metode demonstrasi merupakan suatu sumber metode mengajar dimana seorang guru, orang luar atau manusia sumber yang sengaja diminta atau anak menunjukkan kepada kelas suatu benda aslinya, tiruan (wakil dari benda asli) atau suatu proses, misalnya bagaimana membuat peta timbul, bagaimana cata menggunakan kamera dengan hasil yang baik dan sebagainya.

Kesimpulannya metode demonstrasi adalah suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan diikuti dengan meniru pekerjaan yang didemonstrasikan kepada peserta didik.

Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi secara umum adalah :

a. Perhatian anak dapat lebih dipusatkan

b. Proses belajar anak lebih terarah pada materi yang sedang dipelahari.

c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri anak

Di samping itu, metode demonstrasi memiliki 2 fungsi, yaitu :

a. Dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak.

b. Membantu meningkatkan daya pikir anak usia dini terutama daya pikir dalam anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen dan berpikir evaluatif.

c. Metode demonstrasi memberikan kesempatan kepada anak untuk memperkirakan apa yang akan terjadi, bagaimana hal itu dapat terjadi, dan

mengapa hal itu terjadi.

Demonstrasi merupakan satu wahana untuk memberikan pengalaman belajar agar anak dapat menguasai kemampuan yang diharapkan dengan lebih baik. Tujuan metode demonstrasi adalah peniruan terhadap model yang dapat

(10)

Yunita Damar Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo Dra. Syamsiar RivaI, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo

dilakukan dan memberikan pengalaman belajar melalui penglihatan dan pendengaran.

Kelebihan Metode demonstrasi antara lain :

a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda/peristiwa.

b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan

c. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret.

d. Perhatian anak dapat lebih terpusatkan

e. Anak dapat ikut serta aktif apabila demonstrasi langsung dilanjutkan dengan eskperimen

f. Mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi sekiranya anak hendak mencoba sendiri.

g. Beberapa persoalan yang belum dimengerti dapat ditanyakan langsung saat suatu proses ditunjukkan sehingga terjawab dengan jelas

Kelemahan metode demonstrasi antara lain :

a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda/peristiwa yang akan dipertunjukkan karena jumlah anak yang banyak dalam satu kelas atau alat yang terlalu kecil. Sehingga metode demonstrasi hanya efektif untuk sistem kelompok dan kurang efektif apabila menggunakan sistem klasikal

b. Tidak semua benda/peristiwa dapat didemonstrasikan.

c. Sukar dimengerti apabila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.

d. Apabila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada kemungkinan anak menjadi lupa, dan materi belajar tidak akan bermakna karena tidak menjadikan pengalaman belajar.

(11)

Yunita Damar Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo Dra. Syamsiar RivaI, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo

Secara umum persiapan yang perlu dilakukan guru dalam merancang kegiatan demonstrasi adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan tujuan dan tema kegiatan demonstrasi

Dalam menetapkan tujuan demonstrasi guru mengidentifikasikan perbuatan-perbuatan apa yang akan diajarkan kepada anak dalam pernyataan-pernyataan yang spesifik dan operasional (teknis). Dalam menetapkan tema yang harus diperhatikan guru adalah tema yang dekat dengan kehidupan anak, menarik dan menantang aktivitas belajar anak.

b. Menetapkan bentuk demonstrasi yang dipilih

Sebelum menetapkan kegiatan, guru menentukan bentuk demonstrasi, misalnya dengan cara penjelasan, sosiodrama atau cara lainnya

c. Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan

Ada dua jenis bahan dan alat yang dibutuhkan yaitu :

a) Bahan dan alat yang diperlukan oleh guru untuk mendemonstrasikan sesuatu. b) Bahan dan alat yang diperlukan anak untuk menirukan contoh yang dilakukan

guru.

c) Menetapkan langkah kegiatan demonstrasi d) Menetapkan penilaian kegiatan demonstrasi

Di dalam kegiatan anak usia dini, banyak jenis kegiatan yang tidak cukup dimengerti oleh anak apabila hanya disampaikan dengan penjelasan verbal, tetapi perlu penjelasan dengan cara memperlihatkan suatu cara kerja berupa tindakan/gerakan. Misalnya, dalam kegiatan keterampilan yang berupa melipat, menggunting, membentuk.

Demonstrasi dapat dilakukan sebagai improvisasi maupun dirancang terlebih dahulu. Keduanya sangat efektif dalam kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Metode demonstrasi yang dipadukan dengan metode penemuan, memungkinkan guru membimbing anak menemukan hal-hal baru berdasarkan praduga atau hipotesis yang disusun oleh anak. Dari hasil pembuktian itu anak akan dapat menarik kesimpulan yang berlaku secara umum. Anak-anak membuat praduga dengan menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya dan mengujinya pada kegiatan demonstrasi tersebut.

(12)

Yunita Damar Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo Dra. Syamsiar RivaI, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo

Demonstrasi dapat pula dipadukan dengan metode ekspositorik. Dalam metode ekspositorik guru menyajikan informasi kepada anak dengan cara menjelaskan melalui buku, film atau slide. guru menjelaskan kepada anak apa yang diharapkan terjadi apabila guru melakukan tindakan tertentu.

Metode demonstrasi bisa juga dilakukan melalui dramatisasi. Dramatisasi banyak dipergunakan dalam bidang bahasa maupun sosial. Berdasarkan hasil penelitian, baik demonstrasi murni ( menjelaskan – menunjukkan - mengerjakan) maupun demonstrasi sebagai kegiatan dramatisasi merupakan kegiatan yang efektif bagi anak usia dini. Pembelajaran dikatakan efektif apabila guru dapat membimbing anak-anak memasuki situasi yang memberikan pengalaman-pengalaman yang menimbulkan kegiatan belajar pada anak. Pengalaman belajar yang diberikan guru dalam kegiatan demonstrasi harus relevan dengan kehidupan dan ada kesinambungan dengan pengalaman yang akan datang.

Melalui kegiatan demonstrasi, guru dapat meningkatkan pemahaman anak melalui penglihatan dan pendengaran. Anak diminta untuk memperhatikan dan mendengarkan baik-baik semua keterangan guru sehingga ia lebih paham tentang cara mengerjakan sesuatu. Dengan demikian, selanjutnya anak dapat meniru bagaimana caranya melakukan hal tersebut seperti yang dicontohkan gurunya.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (action research), karena penelitian ini merupakan bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan. Penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana mengembangkan kemampuan berbahasa anak melalui metode karyawiata di Kelompok B Di TK Cerdas Ceria Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara, sekaligus memperbaiki kondisi praktek pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti terlibat langsung didalam proses penelitian sejak awal sampai penyusunan laporan hasil penelitian.

(13)

Yunita Damar Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo Dra. Syamsiar RivaI, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo PEMBAHASAN

Dari hasil persentase rata-rata, diperoleh peningkatan rata-rata (30%) dari observasi awal. Yakni dari 30% pada observasi awal meningkat menjadi 60% pada siklus I. Peningkatan ini terjadi, adanya kerjasama antara peneliti dengan pengamat dalam merancang pembelajaran, menyiapkan media dan alat pembelajaran, dan terutama menciptakan suasana yang kondusif.

Selanjutnya pada siklus II diperoleh peningkatan rata-rata (50%) dari observasi awal. Yakni dari 30% pada observasi awal meningkat menjadi 80% pada siklus II. Peningkatan ini pula terjadi, disebabkan anak termotivasi dengan media yang digunakan guru, di mana mereka tertarik untuk mengikuti pembelajaran mengurutkan gambar seri. Selain itu didasari oleh rasa ingin tahu anak. Di samping itu anak pula dirangsang dengan metode demonstrasi yang sangat sesuai dengan karakteristik perkembangan anak TK.

Dengan melihat hasil capaian yang ada, maka hipotesis penelitian tindakan kelas yang menyatakan: “Jika guru menggunakan metode demonstrasi, maka peningkatan kemampuan anak mengurutkan gambar seri di TK Cerdas Ceria Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo meningkat, dapat diterima”.

KESIMPULAN DAN SARAN

- Kesimpulan

Dari hasil persentase rata-rata, diperoleh peningkatan rata-rata (30%) 6 anak dari observasi awal. Yakni dari 30% (6 anak) pada observasi awal meningkat menjadi 60% (12 anak) pada siklus I. Peningkatan ini terjadi, adanya kerjasama antara peneliti dengan pengamat dalam merancang pembelajaran, menyiapkan media dan alat pembelajaran, dan terutama menciptakan suasana yang kondusif. Selanjutnya pada siklus II diperoleh peningkatan rata-rata (50%) 10 anak dari observasi awal. Yakni dari 30% (6 anak) pada observasi awal meningkat menjadi 80% (16 anak) pada siklus II. Peningkatan ini pula terjadi, disebabkan anak termotivasi dengan media yang digunakan guru, di mana mereka tertarik untuk

(14)

Yunita Damar Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo Dra. Syamsiar RivaI, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo

mengikuti pembelajaran mengurutkan gambar seri. Selain itu didasari oleh rasa ingin tahu anak. Di samping itu anak pula dirangsang dengan metode demonstrasi yang sangat sesuai dengan karakteristik perkembangan anak TK.

- Saran

Melalui kegiatan penelitian disarankan sebagai berikut:

a. Setiap guru hendaklah dapat melaksanakan penelitian tindakan kelas, sebagai koreksi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran, sehingga pencapaian mutu pendidikan dan pengajaran serta kualitas mengajar guru dapat terwujud.

b. Dalam pelaksanaan tindakan kelas, guru sebaiknya mempersiapkan diri secara fisik dan mental serta merencanakan kegiatan dengan baik agar pelaksanaannya benar-benar terarah serta mencapai hasil yang diharapkan. c. Untuk penelitian tindakan kelas ini, kiranya pihak terkait dapat memberikan perhatian dan dorongan kepada guru-guru yang hendak melaksanakannya.

d. Karyawisata perlu menjadi salah satu metode yang dapat dilaksanakan disekolah demi menunjang peningkatan kemampuan anak didik.

(15)

Yunita Damar Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo Dra. Syamsiar RivaI, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bachri. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Elisabeth B. Hurlock dalam bukunya “Perkembangan Anak Jilid I” (1997:214)

Grainger, santrock dalam http://mi1kelayu.blogspot.com/2014/01/media

gambar//normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html diakses februari 2014 Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar Dan Mengajar. Jakarta : Sinar

Baru Algesindo.

Putra dalam http://silahkanngintip.blogspot.com/2010/11/metode-pembelajaran demonstrasi-untuk.html diakses november 2013

Sadiman:2007”metodepembelajaranpadaanak”,http://sadiman2007.blogspot.com/ diakses 24 nov 2013

(16)

Yunita Damar Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo Dra. Syamsiar RivaI, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran dukungan teman sebaya dalam regulasi belajar pada siswa SMA yang berasrama, dalam

Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan 10 responden dimana ada 30 nasabah pengusaha mikro di Desa Sambi, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan ekstrak daun beluntas dan kulit manggis pada produksi telur itik asin berpengaruh nyata terhadap preferensi

Dengan pasal ini, satuan-satuan pendidikan Islam baik yang berada pada jalur sekolah maupun pada jalur luar sekolah akan tetap tumbuh dan berkembang secara terarah

Melakukan operasi pasar merupakan alternatif strategi yang paling di sukai dan menjadi prioritas oleh para responden untuk kelompok strategi peningkatan dan

Dengan kata lain pelatihan merupakan bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua khususnya pada penyusun yang telah diberikan nikmat kesehatan serta

Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyesaikan penyusunan skripsi