• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV METODE PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

18

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Pembuatan sampel benda uji dilaksanakan di Pusat Inovasi Material Vulkanis Merapi Universitas Islam Indonesia dan pengujian di laboratorium Bahan Bangunan UGM dan laboratorium Bahan Konstruksi Teknik UII.

4.2 Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini akan dimulai dari bulan September 2017 dan berakhir bulan Januari 2018.

4.3 Benda Uji

Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini berjenis holand atau berbentuk persegi panjang ukuran 20 cm x 10 cm x 6 cm dan kemudian ada yang dibuat ukuran kubus sesuai dengan tebal paving block asli .

Gambar 4.1 Dimensi Paving Block

Gambar 4.2 Dimensi Benda Uji Kubus

Dalam penelitian ini terdapat 5 tipe persentase serat sabut kelapa yaitu sebesar 0%, 1,0%, 1,5%, 2,0%, 2,5% dari berat semen dan dilakuan 4 pengujian yaitu kuat tekan, ketahanan aus, penyerapan air, dan kuat tarik belah. Pada

(2)

pengujian kuat tekan, ketahanan aus, dan penyerapan air digunakan benda uji kubus dengan dimensi sesuai tebal paving block. Benda uji kubus berasal dari paving block yang dipotong menjadi berdimensi 6 cm x 6 cm x 6cm seperti pada Gambar 4.2, sedangkan pada pengujian kuat tarik belah digunakan benda uji berupa paving block utuh seperti pada Gambar 4.1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Sampel Pengujian Jenis Pengujian

Sampel

Bentuk Dimensi (cm)

Kuat Tekan Kubus 6 x 6 x 6

Ketahanan Aus Kubus 6 x 6 x 6

Penyerapan Air Kubus 6 x 6 x 6

Kuat Tarik Belah Paving Block utuh 20 x 10 x 6

Masing-masing pengujian dilakukan dengan 5 sampel. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Jumlah Sampel Pengujian Persentase

Serat Sabut Kelapa

Jumlah Sampel Kuat Tekan dan

Daya Serap Air

Keahanan Aus Kuat Tarik Belah

0% 5 5 5

1,0% 5 5 5

1,5% 5 5 5

2,0% 5 5 5

2,5% 5 5 5

4.4 Peralatan dan Bahan 4.4.1 Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam persiapan, pembuatan dan pengujian benda uji paving block adalah sebagai berikut:

(3)

1. Timbangan

Timbangan yang digunakan adalah timbangan dengan ketelitian 0,1 gram, berfungsi menimbang bahan penyusun paving block.

2. Ayakan

Ayakan yang digunakan ada beberapa macam. Untuk pembuatan benda uji menggunakan saringan dengan diameter 4,75 mm untuk agregat halus.

3. Sekop dan cetok

Sekop dan cetok digunakan untuk mengaduk dan memindahkan adukan kedalam cetakan paving block.

4. Cetakan paving block

Cetakan paving block berfungsi sebagai alat pencetak paving block agar sesuai dengan ukuran 20 cm x 10 cm x 6 cm.

5. Jangka sorong atau kaliper

Kaliper merupakan alat ukur dengan ketelitian 0,005 mm yang berfungsi untuk mengukur benda uji secara akurat.

6. Alat pemadat paving block

Alat yang digunakan adalah mesin pres pembuatan paving block yang dioperasikan dengan sistem hidrolik dan dilengkapi vibrator.

7. Alat uji tekan

Alat uji tekan menggunakan alat uji kuat tekandengan merek Avery-Denison type PSL.I – PH SI.21-002.

8. Alat uji tarik belah

Universal Testing Machine (UTM) digunakan uji kuat tarik belah.

9. Alat uji aus

Soiltest inc.Evanston, Ill.60202 U.S.A. Mesin digunakan untuk mengetahui nilai keausan pada paving block.

10. Oven

Oven yang digunakan dengan merk Heraeus dengan kapsitas panas 250ºC.

11. Peralatan pendukung

Seperti ember, sikat, penggaris dll.

(4)

4.4.2 Bahan

Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Serat sabut kelapa yang biasa digunakan sebagai bahan dasar sapu.

2. Semen portland merek Holcim kemasan 40 kg.

3. Agregat halus yang digunakan berupa pasir yang berasal dari merapi dan diayak lolos ayakan dengan diameter 4,75 mm.

4. Air yang digunakan dalam campuran adalah air sumur.

4.5 Pelaksanaan Penelitian 4.5.1 Persiapan Bahan

Dalam tahap ini yang dilakukan adalah mempersiakan bahan-bahan penyusun paving block, yang pertama dilakukan mempersiapkan pasir atau agregat halus yang lolos ayakan berdiameter 4,75 mm. Persiapan-persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Pasir

a. Pengujian Modulus Halus Butir Agregat Halus

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui variasi butiran pasir atau modulus halus butir agregat halus. Langkah-langkah pengujian modulus halus butir agregat halus sebagai berikut.

1) Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110 ± 5)ºC sampai berat tetap.

2) Keluarkan benda uji, lalu dinginkan pada suhu kamar selama 1-3 jam, kemudian timbang dengan ketelitian 0,5 gram.

3) Susun saringan dari paling atas diletakan : 4,75 mm, 2,36 mm, 1,18 mm, 0,6 mm, 0,3 mm, 0,15 mm. Masukan benda uji kemudian langsung diayak atau saring dengan bantuan mesin pengguncangan selama 10 menit.

4) Keluarkan benda uji pada masing-masing saringan dan masukan dalam masing-masing talam , kemudian ditimbang dan dicatat berat benda uji yang tertahan pada masing-masing. Dalam pembersihan saringan digunakan sikat lubang besar dan kuas untuk lubang halus.

(5)

5) Gradasi pasir yang diperoleh dengan menghitung kumulatif persentase butir-butir yang lolos pada masing-masing saringan. Nilai modulus halus butir pasir dihitung dengan menjumlahkan persentase kumulatif butir yang tertinggal kemudian dibagi seratus.

b. Pengujian Berat Volume Pasir

Pengujian ini bertujian untuk mengetahui berat volume dari pasir yang digunakan untuk mencari kebutuhan pasir sesuai perbandingan yang telah ditentukan. Langkah-langkah dalam pengujian berat volume pasir sebagai berikut.

1) Benda uji dimasukkan ke dalam wadah sebanyak kapasitas wadah.

Kemudian benda uji dikeringkan dengan oven selama 24 jam pada temperatur (110 ± 5)o sampai berat menjadi tetap untuk digunakan sebagai benda uji

2) Penentuan berat volume dilakukan dengan menimbang wadah pada keadaan kosong. Kemudian wadah diisi dengan benda uji secara perlahan- lahan. Setelah wadah dimasukkan benda uji, ratakan permukaan atasnya dengan menggunakan alat penumbuk. Kemudian timbang wadah yang telah dimasukkan benda uji dan hitung volume wadah.

2. Semen

Pemeriksaan terhadap semen dilakukan dengan cara semen dalam keadaan terbungkus rapat dan setelah dibuka butirannya halus tidak ada gumpalan.

Semen yang digunakan adalah semen Holcim tipe 1 dengan berat bersih 40 kg.

3. Air

Air yang digunakan adalah air yang bersih, tidak mengandung lumpur, minyak, dan garam sesuai dengan persyaratan air untuk minum.

4. Serat sabut kelapa

Serat sabut kelapa yang digunakan dibersihkan dari sisa-sisa kotoran kemudian dipotong dengan panjang ± 3 cm. Serat sabut kelapa yang sudah di potong dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut.

(6)

Gambar 4.3 Serat Sabut Kelapa 4.5.2 Pembuatan benda uji

Sesuail dengan Shackel dalam Syaiful (2012) maka digunakan perbandingan volume semen 1 : 6 volume pasir dengan fas yang digunakan 0,35 dan dengan variasi penambahan serat sabut kelapa sebesar 0%, 1,0%, 1,5%, 2,0%, 2,5% dari berat semen. Dalam proses ini termasuk proses penimbangan dan pencampuran bahan. Masing-masing bahan ditimbang sesuai dengan variasi komposisinya, kemudian semen, pasir, dan serat sabut kelapa dicampur secara manual hingga tidak terjadi gumpalan. Sedangkan air dicampur sedikit demi sedikit agar tidak terjadi gumpalan.

Pencetakan benda uji menggunakan mesin pres yang biasa digunakan dalam pembuatan paving block. Mesin ini menggunakan sistem hidrolik dan dilengkapi sistem vibrator sehingga membantu pada saat pemadatan agar agregat saling mengisi celah atau mengisi rongga. Alat cetak paving block dapat diliahat pada Gambar 4.4 berikut.

(7)

Gambar 4.4 Mesin Cetak Paving Block

Berikut ini langkah-langkah pencetakan atau proses pembuatan paving block dengan menggunakan mesin pres.

1. Alas kayu multiplek diletakkan di atas meja cetakan.

2. Mesin diatur pada posisi cetakan membuka (bagian stempel di atas bagian form) sehingga campuran bisa dimasukkan ke dalam cetakan.

3. Campuran dimasukkan ke dalam cetakan.

4. Sistem getar pada mesin dinyalakan sekitar 5 detik.

5. Isi cetakan yang turun akibat penggetaran dipenuhi kembali.

6. Tuas pengepresan ditekan sehingga bagian stempel turun dan melakukan proses pemadatan bersamaan alat getar dijalankan.

7. Tuas ditekan untuk mengangkat kedua bagian cetakan.

4.5.3 Perawatan dan Pemotongan Benda Uji

Perawatan benda uji dilakukan setelah satu hari dari pencetakan paving block. Pada umur 1 hari atau benda uji cukup keras, dilakukan perendaman hingga mencapai umur 28 hari. Untuk kebutuhan pengujian kuat tekan, ketahanan aus, dan penyerapan air dilakukan pemotongan paving block dengan sisi 6 cm seperti pada Gambar 4.1. Proses pemotongan paving block dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut.

(8)

Gambar 4.5 Pemotongan Benda Uji 4.5.4 Pengujian Benda Uji

Proses pengujian dilakukan setelah paving block berumur 28 hari. Pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Pengujian Kuat Tekan

Langkah-langkah pengujian ini berdasarkan SNI 03-0691-1996 adalah sebagai berikut.

a. Benda uji kubus seperti pada Gambar 4.2 dibersihkan dari kotoran yang menempel.

b. Timbang benda uji menggunakan timbangan dengan ketelitian 0,5 gram.

c. Ukur dimensi benda uji dengan menggunakan kaliper atau jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm.

d. Benda uji diletakan ditempat benda uji tepat di tengah alat uji seperti pada Gambar 3.1.

e. Mesin dinyalakan dengan pemberian beban yang terus meningkat.

f. Pembebanan dilakukan sampai bebannya turun dan dicatat beban maksimum yang terjadi.

2. Pengujian Ketahanan Aus

Langkah-langkah pengujian ketahanan aus adalah sebagai berikut.

a. Benda uji kubus seperti pada Gambar 4.2 dalam keadaan kering tungku b. Timbang benda uji menggunakan timbangan dengan ketelitian 0,5 gram.

(9)

c. Ukur dimensi benda uji dengan menggunakan kaliper atau jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm.

d. Benda uji diletakan ditempat benda uji tepat di tengah alat uji.

e. Mesin dinyalakan dalam waktu 5 menit.

f. Benda uji di bersihkan dan di timbang.

3. Pengujian Daya Serap Air

Pengujian daya serap air bertujuan untuk mengetahui berapa besar kemampuan paving block menyerap air melalui pori-porinya. Menurut SNI 03-0691-1996 langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut.

a. Benda uji kubus seperti pada Gambar 4.2 direndam hingga jenuh selama 24 jam, kemudian timbang beratnya dalam keadaan basah menggunakan timbangan dengan ketelitian 0,5 gram.

b. Keringkan selama kurang lebih 24 jam pada suhu kurang lebih 105ºC sampai berat pada dua kali penimbangan selisihnya tidak lebih dari 0,2 %.

c. Timbang dalam keadaan kering oven.

4. Pengujian Kuat Tarik Belah

Langkah-langkah pengujian kuat tarik belah mengacu pada BS SN 1883 adalah sebagai berikut.

a. Bersihkan benda uji dari kotoran yang menempel.

b. Beri garis melingkar pada tengah paving block

c. Ukur dimensi benda uji dengan menggunakan kaliper atau jangka sorong.

d. Letakan benda uji sesuai pada Gambar 3.1.

e. Mesin dihidupkan dengan beban yang meningkat dengan kecepatan tertentu.

f. Pembebanan dilakukan sampai bebannya turun dan catat beban maksimum yang terjadi.

4.6 Tahap Analisis dan Pembahasan

Tahap analisis dilakukan setelah proses pengujian selesai dan telah mendapatkan hasil pengujian yang dilakukan. Pada tahap ini peneliti mengolah data yang sudah didapat hingga diketahui perubahan kinerja paving block (kuat tekan, ketahanan aus, penyerapan air, dan kuat tarik belah), kemudian peneliti membahas

(10)

efek dari penambahan serat sabut kelapa pada benda uji, dan seberapa besar perubahan kinerja paving block tersebut, baik dari segi kuat tekan, ketahanan aus, penyerapan air, dan kuat tarik belah.

4.7 Penarikan Kesimpulan

Pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan. Kesimpulan yang di ambil terkait peningkatan kinerja paving block pada kuat tekan, ketahanan aus, penyerapan air, dan kuat tarik belah . Berikut ini merupakan bagan alir atau flowchart prosedur penelitian seperti pada Gambar 4.6.

(11)

tidak

ya ya

Gambar 4.6 Bagan Alir Prosedur Penelitian Persiapan Bahan

1. Uji kadar lumpur 2. Uji MHB agregat halus 3. Berat volume pasir 4. Berat volume semen

Pembuatan Benda uji

Perawatan Benda Uji

Pengujian Benda Uji 1. Kuat tekan 2. Ketahanan aus 3. Penyerapan air 4. Kuat tarik belah

Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan Keterpenuhan

Syarat Bahan Mulai

Selesai

Gambar

Tabel 4.1 Sampel Pengujian  Jenis Pengujian
Gambar 4.3 Serat Sabut Kelapa  4.5.2  Pembuatan benda uji
Gambar 4.4 Mesin Cetak Paving Block
Gambar 4.5 Pemotongan Benda Uji  4.5.4  Pengujian Benda Uji
+2

Referensi

Dokumen terkait

Daun tunggal, duduk berselang seling, bentuk daun jantung, ujung daun runcing, pertulangan melengkung, tepi daun rata, pangkal daunnya berlekuk, berbentuk

Seperti yang dibahas pada pembentukan molekul BF3, proses perpindahan elektron dari BF3, proses perpindahan elektron dari tingkat orbital yang rendah ke yang lebih tinggi umum

Pemeriksaan agregat halus meliputi pemeriksaan kadar lumpur dan berat jenis serta modulus halus butiran, sedangkan pemeriksaan agregat kasar meliputi pemeriksaan berat jenis

Globalisasi juga memberikan dampak positif dan negatif terhadap pemakaian dan perkembangan bahasa Indonesia, telah membawa remaja dan pelajar (dari tingkat dasar sampai

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan es krim adalah lemak susu, bahan kering tanpa lemak (BKTL) yaitu ubi jalar ungu, bahan pemanis, bahan

pembanding. Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan ini dapat juga digunakan, asal kuat tekan adukan dengan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95%

Semua staff dan karyawan KSP Bangun Jaya Makmur yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penulisan Tugas Akhir ini.. Ibu Suharnanik,

Setelah guru menjelasakan materi di kelas eksperimen, kemudian siswa diberikan sesi review (pengulangan) berupa model make a match untuk mengetahui berhasil atau

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran 1 (RPP-1). Pada pertemuaan ini pembelajaran berlangsung dengan metode ceramah,

Pada kasus dengan tidak dijumpainya lesi secara makroskopis, maka harus dilakukan biopsi yang multipel dari daerah dinding lateral, superior dan posterior pada pasien dengan

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada agregat halus (pasir Merapi) didapat bahwa gradasi agregat halus termasuk dalam daerah gradasi no.2, yaitu pasir

Subjek menunjukan sikap yang baik dalam kesehariannya tidak menunjukan dampak negatif dari perceraian orang tuanya selain itu subjek juga mampu mengembangkan

Pada penelitian ini, kuat tekan menurun seiring bertambahnya kadar katalis (filler) hasil ini karena katalis mampu mengisi lebih banyak rongga yang terjadi pada waktu pemadatan

Experimental results show similar result as the simulation results demonstrating good performance of the controller for control of the system with various loading conditions.. For

Hasil analisa saringan agregat kasar dari ketiga desa yang dijadikan sampel untuk penelitian pembuatan campuran beton masing-masingnya menghasilkan modulus halus

Hasil pemeriksaan menunjukkan nilai modulus halus butir agregat halus sebesar 2.37, hal ini mengindikasikan bahwa bahan cocopeat yang akan digunakan dalam campuran

 Hasil scanning dicetak sesuai dengan permintaan/ kebutuhan  Check list diisi sesuai dengan proses scanning yang dilakukan  Prosedur pengoperasian Scanner yang di-set mode

selaku Dosen Pembimbing II atas segala kemudahan waktu dalam setiap konsultasi dan bimbingan selama penulis mengerjakan tugas akhir. Akhirnya, penulis menyadari bahwa

Untuk kepentingan teoritis, hasil ini diharapkan dapat memberikan landasan ilmiah tentang bahan ajar matematika dan untuk selanjutnya modul yang dikembangkan dapat

Kesadaran ini harus selalu tertanam dalam diri kita, karena dosa yang disertai dengan rasa bersalah lebih baik dari pada keta’atan yang dibarengi dengan kepuasan.. Ma’asyiral

Peneliti memilih PT Mustika Parahyangan, radio PRFM sebagai objek penelitian, karena PT Mustika Parahyangan, radio PRFM sudah melakukan transformasi identitas

Hal ini disebabkan karena terjadi kesalahan-kesalahan pada saat proses pembuatan campuran adukan beton seperti beton dibuat secara manual dan dibuat dengan tidak konsisten

Berdasarkan fenomena tersebut, penulis ingin mengetahui lebih jauh dan membahas tentang makna dan penafsiran al-maghdlūb dan al-dlāllīn (orang-orang yang dimurkai oleh Allah