STRATEGI PENGELOLAAN KUALITAS UDARA DI
INDONESIA
DASRUL CHANIAGO
Direktur Pengendalian Pencemaran Udara
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
16 JULI 2020
Lingkungan Hidup
Kesatuan Ruang Dengan : Benda, Daya, Keadaan dan Makhluk Hidup, Termasuk Manusia serta Perlikakunya
YANG MEMPENGARUHI
Kesejahteraan Manusia
Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup
Lain
Alam
Pemansan Global
• Gas Rumah Kaca (GRK/GHG) memungkinkan radiasi sinar matahari masuk ke atmosfer bumi secara bebas.
GRK memiliki kemampuan untuk menyerap serta meradiasikan kembali dalam bentuk heat.
– Carbon Dioxide (CO2) – Methane (CH4)
– Nitrous Oxide (N20)
– Sulfur Hexafluoride (SF6) – Hydrofluorocarbons (HFCs) – Perfluorocarbons (PFCs) – Nitrogen Trifluoride (NF3)
Sumber: http://www.pc.gc.ca/
Penyebab Pemanasan Global : GRK
GREENHOUSE EFFECT
Thickest sea ice in the Arctic Ocean has lost 95% of its mass in 35 years
GHG's: FACTS!!
• Aktivitas manusia memiliki kontribusi terhadap Gas Rumah Kaca ke atmosfer
• Perubahan iklim merupakan isu global, Emisi 1 tCO
2di Indonesia = Emisi 1 tCO
2di USA
• Menaiknya tingkat GRK telah lebih dahulu berdampak terhadap perubahan iklim.
• Prediksi dengan Climate Model bahwa temperatur global akan memingkat sekitar 1,4 - 5,8 derajat pada 2100.
• Perubahan iklim akan berdampak signifikan secara
global terhadap lingkungan, ekonomi dan sosoial.
• Agrikultur dan ketahanan pangan
❑ pertanian, kebutuhan irigasi.
• Hutan
❑ produktivitas,
• Sumber daya air
❑ supply air, kualitas air.
• Area pesisir
❑ Erosi, biaya pemulihan.
• Species dan natural areas
❑ Keanekaragaman hayati, modifikasi ekosistem
• Kesehatan manusia
❑ penyakit infeksius, ketersediaan tempat tinggal, sanitasi.
Dampak Perubahan Iklim
➢ Kenaikan suhu
➢ kenaikan
permukaan laut
➢ hujan meningkat
DESKRIPSI UDARA
UDARA
EMISI AMBIEN
Sumber Tidak Bergerak Sumber
Bergerak RUANGAN LINGKUNGAN
Zat/energi yang diemisikan dari transportasi
(kendaraan bermotor, pesawat,kapal,dll)
Zat./energi yang diemisikan dari setiap kegiatan yang mengeluarkan emisi
Udara dalam
ruangan Udara bebas
dipermukaan bumi pada lapisan troposfer, yang dibutuhkan dan dapat mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya
Gangguan
Kebauan
Kebisingan
Getaran
Pemantauan Manual
Pemantauan Kontinyu (CEMS)
Fugitive Emission – Emisi yang Keluar
Dari Ruang Proses Produksi (Exhaust) – Dari kebocoran Pipa
Gas/Bahan Kimia – Pengolahan Air
Limbah
– Penyimpanan Bahan Baku/Kimia
SUMBER PENCEMARAN UDARA DAN EMISI GRK
UDARA
SUMBER
BERGERAK SUMBER TIDAK
BERGERAK
DOMESTIK INDUSTRI KEBAKARAN
HUTAN SO2, NO2, CO, PARTIKULAT, HC
IKLIM
AFOLU
WASTE
IPPU
ENERGI
PEMBANGKITAN ENERGI
TRANSPORTASI
INDUSTRI
DEPOSISI ASAM
AIR LIMBAH PEMANASAN GLOBAL
H2O, CO2, CH4, SF6, N2O, PFC s, HFC s
- Muka air laut naik - Es mencair
- negara kepulauan tenggelam
- Dampak terhadap bangunan - Dampak ekosistem perairan,
tanah, tumbuhan Dampak
terhadap kesehatan
Sumber tidak bergerak
Pemantauan Kualitas Udara Ambien
Sumber bergerak Meningkatkan
kualitas udara
Evaluasi Status Penetapan BME
Bahan Bakar Bersih
Produksi Bersih Efisiensi Energi
Menurunkan emisi/km kendaraan
Menurunkan Panjang Perjalanan
Binwas Penaatan
Baku Mutu Emisi SB
Kualitas Bhn Bakar
Jumlah kendaraan
Tata Guna Lahan Zonasi
Penataan Transportasi
Binwas Penaatan Binwas I/M
Mandatory Ex: Proper
Voluntary
Angkutan massal
GRAND DESIGN
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
B AK U M U T U E M I S I
U N T U K I N D U S T R I P U P U K
PERBANDINGAN REGULASI (PermenLH No.133/2004) UREA PRODUCTION
(PermenLHKNo.17/2019) UREA PRODUCTION
SUMBER PARAMETER MAX LIMIT (mg/Nm3)
A B C
Primary reformer
NO2 600 550 300
SO2 250 200 200
Priling Tower/Granula
tion
PM 150 100 60
Amonia (NH3) 200 125 75
Gas turbine/Waste
Heat Boiler
NOx 270 250 75
Biomassa fuel
NOx 270 250 75
SUMBER PARAMETER MAX LIMIT
NO2 700 mg/Nm3
Priling
Tower/Granulation Amonia (NH3) 250 mg/Nm3 300 mg/Nm3 Gas turbine/Waste
Heat Boiler NO2 125 mg/Nm3
All Sources Opacity 20 %
Power Boiler
Total particles SO2 NO2 Opacity
230 800 1000 20 %
Note:
A : Mulai beroperasi sebelum 31
Desember, 1990 B : Mulai beroperasi antara 1 Januari, 1991 - 31 Desember, 2017 C : Mulai beroperasi setelah 1 Januari, 2018
TERBARU
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
SUMBER TIDAK BERGERAK
B AK U M U T U E M I S I
I N D U S T R I P E M B AN G K I T L I S T R I K T E N AG A T H E R M AL
PERBANDINGAN REGULASI (PermenLH No.21/2008)
St ea m Pow er Pl an t
(PermenLHKNo. 15/2019
S team Pow e r Pl a n t
PARAMETER
MAX LIMIT (mg/Nm3)
COAL OIL GAS
A B A B A B
SO2 550 200 650 350 50 25
NOx 650 200 450 250 320 100
Total Particles 100 50 75 30 10 10
Hg 0,03 0,03 - - - -
PARAMETER
MAX LIMIT (mg/Nm3)
COAL OIL GAS
A B A B A B
SO2 750 750 1500 650 150 50
NOx 850 750 800 450 400 320
Total Particles 150 100 150 100 50 30
Opacity 20% 20% 20% 20% - -
TERBARU
Note:
A : Mulai
beroperasi sejak 1 Desember, 2008
B : Mulai
beroperasi sejak 1 Januari, 2008 hingga 5 April, 2019
Note:
A : Mulai
beroperasi sejak 5 April, 2019 B : Mulai Beroperasi setelah 5 April, 2019
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
SUMBER TIDAK BERGERAK
B AK U M U T U E M I S I U N T U K I N D U S T R I S E M E N
PERBANDINGAN REGULASI (KepmenLH No.13/1995) INDUSTRI SEMEN
(PermenLHKNo.19/2017) INDUSTRI SEMEN
PARAMETER MAX LIMIT (mg/Nm3)
A B C
Total Partikel 75 70 60
SO2 650 650 650
NOx 800 800 800
Hg 0,2 0,2 0,2
PARAMETER MAX LIMIT
Partikulat 80 mg/Nm3
SO2 800 mg/Nm3
NO2 1000 mg/Nm3
Opacity 20 %
TERBARU
Note:
A : Mulai beroperasi sebelum 31 Desember, 1990
B : Mulai beroperasi antara 1 Januari, 1990 hingga 31 Desember, 2013
C : Mulai beroperasi setelah dari 1 Januari, 2014
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
SUMBER TIDAK BERGERAK
Sistem Informasi Pemantauan
Emisi Industri Kontinyu (SISPEK)
Skema Integrasi CEMS
cerobong
SISPEK data acquisition
system
CEMS Gateway
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA UNTUK SUMBER BERGERAK
Penerapan Euro 4 sesuai PermenLHK No.20/2017
Keuntungan:
1. Pabrikan mobil di Indonesia: Tidak perlu melakukan penyesuaian lebih lanjut untuk produk yang akan diekspor
2. Masyarakat: Mendapatkan kendaraan berkualitas tinggi dengan standar emisi yang lebih baik.
3. Kualitas udara perkotaan di Indonesia semakin baik. Percepatan penerapan Aplikasi Euro 4 untuk kebijakan Standar Emisi Kendaraan akan meningkatkan manfaat ekonomi nasional sebanyak Rp3.973 Trilyun (akumulasi pada tahun 2030)
PARAMETER
Aturan ambang batas emisi kendaran bermotor yang mengandung gas karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), volatile hydro carbon (VHC), dan partikel lain yang berdampak negatif pada manusia ataupun lingkungan bila melebihi ambang batas tertentu.
• Pada Euro 4 sendiri kandungan nitrogen oksida (NOx) pada kendaraan berbahan bakar bensin tidak boleh lebih dari 80 mg/km, 250 mg/km untuk mesin diesel, dan 25 mg/kg untuk diesel particulate matter.
Sedangkan untuk Bensin kandungan maksimum sulfur 50 ppm
PERMEN LHK NOMOR: P.20/Menlhk-Setjen/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
PERMENLHK NO.20 TAHUN 2017
EURO 4
A MBA N G BA T A S EMISI G A S BU A N G KEN DA RA AN BERMOT OR
Cetus api (bensin)
Kompresi
(diesel) LPG CNG
PERMEN LH NOMOR 04 TAHUN
2009
• RON
minimal 95
• kandungan sulfur
minimal 500 ppm
• Cetane Number minimal 51
• kandunga n sulfur minimal 500 ppm
• RON
minimal 98
• kandungan sulfur maksimal 100 ppm
• C1+C2 minimal 62%
vol, relative density pada suhu 28°C minimal 0,56.
PERMEN LHK NOMOR 20 TAHUN
2017
• RON minimal 91
• kandungan sulfur
maksimal 50 ppm
• Cetane Number minimal 51
• kandunga n sulfur maksimal 50 ppm
• RON
minimal 95
• kandungan sulfur maksimal 50 ppm
• C1+C2 minimal 62%
vol, relative density pada suhu 28°C minimal 0,56
Pemantauan Kualitas Udara Ambien
20
Alur Data AQMS KLHK
Jaringan Pemantauan Kualitas Udara
PM2,5
PM10 CO HC
O3 SO2
NO2
Metrologi:
• Kecepatan & Arah Angin
• Radiasi sinar matahari
• Suhu, Tekanan udara, Kelembaban dan Curah hujan
PM2,5
Penyediaan Informasi Kualitas Udara Realtime Mobile dan fixed station
Peralatan Pemantauan Kualitas Udara yang dilmiliki KLHK (30 Unit):
- Fixed Station: 26 unit - Mobile Station: 4 unit
1.Jambi
2.Palembang 3.Palangkaraya 4.Pekanbaru 5.Padang 6.Pontianak 7.Banjarmasin
8.Jakarta Pusat (GBK)
9.Mataram 10.Makassar 11.Manado 12.Batam
13.Banda Aceh
14. Medan 15. Bengkulu 16. Lampung 17. Depok 18. Bekasi 19. Bandung 20. Semarang
21. DI. Yogyakarta 22. Surabaya
23. Malang 24. Denpasar 25. Kupang 26. Jayapura
AUTOMATIC AIR QUALITY MONITORING SYSTEM (AQMS)
LOCATION
WORLD AIR QUALITY –
Update : 18 November 2019Source :AQICN.ORG
World Asia
Indonesia
WORLD AIR QUALITY –
Update : 13 Juli2020Source :AQICN.ORG
World Asia
Indonesia
Update : 18 November 2019
Update : 13 Juli2020
Data Kualitas Udara di Indonesia dalam Bentuk ISPU
Website: http://iku.menlhk.go.id/aqms/
Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Melalui
Pembangunan Sekat Kanal
PENEGAKAN HUKUM
SANKSI ADMINISTRATIF
• Teguran
• Paksaan Pemerintah
• Pembekuan Izin Lingkungan
• Pencabutan Izin Lingkungan
Menteri Gubernur Bupati/Walikota
Pelanggaran terhadap Izin
Lingkungan
Penegakan Hukum
Penyelesaian Sengketa Lingkungan
Bentuk & besarnya ganti rugi
Tindakan pemulihan
Tindakan tertentu
Tindakan pencegahan
Melalui pengadilan
• Class action
• Legal standing
• Strict liability
• Hak gugat Pemerintah
Di luar pengadilan
• Mediasi
• Arbitrasi
Penyidik
Penyidik POLRI
Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS)
Tindak pidana korporasi → tuntutan
& sanksi pidana dijatuhkan kepada:
Badan usaha; dan/atau
Orang yang memberi perintah
atau yang memimpin
• Perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana;
• Penutupan seluruh atau sebagian tempat usaha dan/atau kegiatan;
• Perbaikan akibat tindak pidana;
• Pewajiban mengerjakan apa yang dilalaikan tanpa hak;
dan/atau;
• Penetapan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 (tiga) tahun.
Terhadap badan usaha dapat
dikenakan pidana
tambahan atau
tindakan tata
tertib berupa:
Pembuktian Pasal 96
Alat bukti yang sah dalam tuntutan tindak pidana lingkungan hidup terdiri atas :
a.Keterangan saksi;
b.Keterangan ahli;
c.Surat;
d.Petunjuk;
e.Keterangan terdakwa; dan/atau
f.Alat bukti lain, termasuk alat bukti yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan;
Ketentuan Pidana
Pasal 97
Tindak pidana dalam undang-undang ini
merupakan kejahatan
Pasal 98
(1)Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien , baku mutu air, baku mutu air laut , atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp. 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
(2)Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka dan/atau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan denda paling sedikit Rp. 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) dan paling banyak Rp. 12.000.000.000,00 ( dua belas miliar rupiah).
(3)Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka berat atau mati, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling banyak Rp.
15.000.000.000,00 ( lima belas miliar rupiah).