• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Petra"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan (Prof. Dr.

P. J. A. Adriani). Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban dan peran serta Wajib Pajak (WP) untuk melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan sosial.

Sistem perpajakan yang dianut di Indonesia adalah sistem Self Assessment System, di mana Wajib Pajak diberikan kepercayaan dan tanggung jawab untuk berinisiatif mendaftarkan dirinya untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), serta menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak terutangnya. Menghitung berarti Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk menghitung sendiri pajak penghasilan (PPh) yang terutang.

Memperhitungkan berarti Wajib Pajak berhak memperhitungkan pajak yang telah dibayar, baik yang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak sendiri maupun pajak yang dipotong atau dipungut oleh pihak lain. Membayar berarti Wajib Pajak membayar PPh yang kurang bayar, dan melaporkan yaitu Wajib Pajak memiliki tanggung jawab untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, serta harta maupun kewajiban sesuai dengan peraturan undang-undang perpajakan yang berlaku.

Sesuai dengan fungsi utamanya yaitu fungsi budgetair, pajak merupakan sumber penerimaan terbesar bagi setiap negara, tidak terkecuali di Indonesia.

Target penerimaan pajak dalam APBN-P 2011 mencapai sekitar Rp 878,7 triliun, atau 75,4% dari total penerimaan negara sekitar Rp 1.165,3 triliun (Suara Pembaruan, 2011). Dari total target penerimaan pajak tersebut pajak penghasilan, yang diatur dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2008, masih menjadi penyumbang terbesar, yaitu mencapai Rp 431,97 triliun dan

(2)

sisanya disumbang oleh pajak-pajak yang lain. Penerimaan negara yang bersumber dari PPh tersebut ditargetkan dapat diterima mayoritas dari WP Badan.

Apabila dilihat dari data pembagian sektor usaha berdasarkan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha tahun 2011 (Badan Pusat Statistik), dari total PDB tahun 2011 sebesar Rp 7.427 miliar, terdapat sembilan jenis sektor usaha dalam perputaran bisnis di Indonesia, yaitu meliputi:

a. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perikanan, menyumbang 14,7% dari total PDB 2011 (Rp 1.093 miliar)

b. Pertambangan dan Penggalian, menyumbang 11,9% dari total PDB 2011 (Rp 886.243 miliar)

c. Industri Pengolahan, menyumbang 24,3% dari total PDB 2011 (Rp 1.083 miliar)

d. Listrik, Gas, dan Air Bersih, menyumbang 0,8% dari total PDB 2011 (Rp 55.700 miliar)

e. Konstruksi, menyumbang 10,2% dari total PDB 2011 (Rp 756.537 miliar) f. Perdagangan, Hotel, dan Restoran, menyumbang 13,8% dari total PDB 2011

(Rp 1.022 miliar)

g. Pengangkutan dan Komunikasi, menyumbang 6,6% dari total PDB 2011 (Rp 491.240 miliar)

h. Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan, menyumbang 7,2% dari total PDB 2011 (Rp 534.975 miliar)

i. Jasa-jasa, menyumbang 10,5% dari total PDB 2011 (Rp 783.330 miliar).

Dalam kenyataannya, tidak semua Wajib Pajak melakukan kewajiban perpajakannya dengan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku, atau ada faktor-faktor lain seperti perencanaan pajak (tax planning) yang menyebabkan kewajiban pajak Wajib Pajak tidak sesuai dengan yang semestinya. Oleh karena itu, Direktur Jenderal Pajak melakukan benchmarking terhadap rasio-rasio perusahaan untuk membantu menilai kepatuhan Wajib Pajak. Penyajian sektoral di atas menjadi isu penting dalam penerimaan pajak mengingat otoritas pajak telah mengeluarkan Surat Edaran Jenderal Pajak (SE DJP) Nomor SE-96/PJ/2009

(3)

tentang Rasio Total Benchmarking dan Petunjuk Pemanfaatannya serta didukung dengan SE DJP Nomor SE-11/PJ/2010 tentang Penetapan Rasio Total Benchmarking Tahap II, SE-68/PJ/2010 tentang Penetapan Rasio Total Benchmarking Tahap III, SE-105/PJ/2010 tentang Penetapan Rasio Total Benchmarking Tahap IV, dan SE-139/PJ/2010 tentang Penetapan Rasio Total Benchmarking Tahap V. Dalam peraturan tersebut, pemerintah menggunakan rasio total benchmarking per sektor tersebut agar dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menilai kewajaran kinerja keuangan dan pemenuhan kewajiban perpajakan oleh WP.

Walaupun otoritas pajak telah menegaskan bahwa total benchmarking tersebut hanya merupakan suatu alat bantu (supporting tools) yang dapat digunakan oleh aparat pajak dalam membina wajib pajak dan menilai kepatuhan perpajakannya serta tidak dapat digunakan secara langsung sebagai dasar penerbitan surat ketetapan pajak (SKP), setiap perusahaan yang tergolong dalam sektor tertentu harus mulai memperhatikan informasi keuangan terkait sektor tersebut. Setiap informasi sektoral tersebut nantinya akan dievaluasi oleh otoritas pajak untuk menentukan kewajaran penerimaan pajak dari perusahaan apabila dibandingkan dengan di mana sektor usaha tersebut digolongkan. Otoritas pajak pada akhirnya juga akan menggunakan informasi benchmarking tersebut untuk menentukan sektor mana sajakah yang memberikan sumbangan PPh terbesar.

Berdasarkan kondisi yang disebutkan di atas, dapat kita lihat bahwa sektor industri Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perikanan, sektor industri Pengolahan, dan sektor industri Perdagangan, Hotel, dan Restoran merupakan tiga jenis sektor usaha yang menyumbang paling besar bagi PDB di Indonesia. Dari fakta tersebut, penelitian ini mencoba untuk menganalisa benchmark yang ditetapkan DJP dengan benchmark perusahaan-perusahaan di ketiga sektor tersebut yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)/go public.

1.1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

(4)

1. Adakah perbedaan atau Median Gross Profit Margin, Operating Tax Profit Margin, Pretax Profit Margin, Corporate Tax To Turn Over Ratio, Net Profit Margin, Dividend Payout Ratio, rasio PPN, rasio gaji/penjualan, rasio bunga/penjualan, rasio sewa/penjualan, rasio penyusutan/penjualan, rasio penghasilan di luar usaha/penjualan, rasio biaya di luar usaha/penjualan, rasio input lainnya/penjualan yang ditetapkan otoritas pajak dengan sektor industri Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perikanan, sektor industri Pengolahan, dan sektor industri Perdagangan, Hotel, dan Restoran yang terdaftar di BEI relatif tidak sama?

1.2. Batasan Penelitian

Batasan penelitian yang akan diteliti adalah laporan keuangan komersial perusahaan sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perikanan sub-sektor Penanaman, sektor Industri Pengolahan sub-sektor Makanan, Minuman, dan Tembakau, dan sektor industri Perdagangan, Hotel, dan Restoran sub sektor Perdagangan Eceran go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011.

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan atau Median Gross Profit Margin, Operating Tax Profit Margin, Pretax Profit Margin, Corporate Tax To Turn Over Ratio, Net Profit Margin, Dividend Payout Ratio, rasio gaji/penjualan, rasio bunga/penjualan, rasio sewa/penjualan, rasio penyusutan/penjualan, rasio penghasilan di luar usaha/penjualan, rasio biaya di luar usaha/penjualan, rasio input lainnya/penjualan yang ditetapkan otoritas pajak dengan sektor industri Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perikanan, sektor industri Pengolahan, dan sektor industri Perdagangan, Hotel, dan Restoran yang terdaftar di BEI relatif tidak sama.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dengan dilakukannya penelitian analisa benchmarking terhadap sektor industri Pertanian, Peternakan, Kehutanan,

(5)

Perikanan, sektor industri Pengolahan, dan sektor industri Perdagangan, Hotel, dan Restoran yang terdaftar di BEI yaitu :

1. Manfaat bagi penulis adalah untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan tentang penerimaan pajak penghasilan di tiga sektor yang memberikan kontribusi paling besar dalam PDB dan mengetahui apakah ada perbedaan benchmark dengan yang ditetapkan DJP.

2. Manfaat bagi perusahaan adalah memberikan informasi bagi perusahaan tentang benchmarking agar perusahaan yang terrkait lebih memperhatikan informasi keuangan yang dilaporkan.

3. Manfaat bagi aparat perpajakan adalah untuk menilai kewajaran penerimaan pajak dari perusahaan apabila dibandingkan dengan di mana sektor usaha tersebut digolongkan (benchmark DJP).

1.5. Sistematika Penulisan

Agar dapat mempermudah pembaca dalam memahami pembahasan penulisan skripsi ini, maka akan dijabarkan sistematika penulisan sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Pada bagian ini mengemukakan tentang latar belakang dilakukannya penelitian ini, rumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian yang diharapkan tercapai melalui penyusunan penelitian ini.

2. Landasan Teori

Bagian ini berisi tentang penjelasan atas teori-teori yang mendasari penelitian ini. Yang terdiri dari penjelasan mengenai benchmarking, total benchmarking serta tujuan dan manfaatnya, rasio-rasio benchmarking, aspek perpajakan yang meliputi pajak penghasilan, tarif pajak penghasilan, kajian penelitian terdahulu, serta hipotesa penelitian.

3. Metode Penelitian

Di bagian ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang digunakan, meliputi model analisis, definisi operasional variabel, skala pengukuran, jenis dan sumber data, instrumen dan pengumpulan data, populasi, unit analisis, dan teknik analisis data.

4. Analisis dan Pembahasan

(6)

Pada bagian ini akan diuraikan secara detail hasil penelitian berupa analisis dan pembahasan masalah yang ada dalam penelitian ini.

5. Kesimpulan dan Saran

Bagian ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, serta saran-saran yang diberikan penulis untuk pihak-pihak terkait.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan gangguan jaringan Berdasarkan Pengumuman Gangguan Sistem/gangguan agregasi data penyedia melalui portal/website INAPROC LPSE.LKPP dan Hasil konfirmasi

Perbedaan kemunculan ini disebut perbedaan fasa yang untuk kapasitor besarnya adalah 90 o ; jadi arus mendahului tegangan dengan beda fasa sebesar 90 o.. Kurva daya bervariasi

Didalam skala Quality of Work Life dan Keterlibatan Kerja akan terdapat empat buah alternatif jawaban yang akan digunakan dalam dua skala di atas. Sebaliknya, skor yang

ekonomi Provinsi Lampung tahun 2014, Pertanian, Kehutanan dan Perikanan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,12 persen, diikuti Industri Pengolahan

Investments in the capital of banking, finan - cial and insurance entities that are outside the scope of regulatory consolidation, net of eligible short positions, where the bank

[r]

Hasil penelitian menunjukkan tidak dilibatkannya Indonesia di dalam ACTA tidak menimbulkan konsekuensi hukum yang signifikan bagi Indonesia, akan tetapi Indonesia

Adapun yang menjadi tujuan penelitian penulis Disini adalah untuk mengetahui “Upaya Pemerintahan Desa Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani ( civil society ) Di Desa